87
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi berjudul PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DAN METODE PEMBELAJARAN PORTOFOLIO DALAM MATA PELAJARAN KIMIA, yang disusun oleh: Baejuri, NIM: 102016023880, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Pendidikan Kimia telah melalui bimbingan dinyatakan syah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosyah sesuai ketentuan yang ditetapkan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Jakarta, 01 September 2010 Yang Mengesahkan, Pembimbing (I) Pembimbing (II) Dra. Etty Sofyatiningrum, M.Ed Dedi Irwandi, M.Si NIP. 19600422 198812 2 001 NIP. 19710528 200003 1 002

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

  • Upload
    buikien

  • View
    215

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DAN

METODE PEMBELAJARAN PORTOFOLIO DALAM MATA PELAJARAN

KIMIA, yang disusun oleh: Baejuri, NIM: 102016023880, Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Pendidikan Kimia telah melalui

bimbingan dinyatakan syah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada

sidang munaqosyah sesuai ketentuan yang ditetapkan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan.

Jakarta, 01 September 2010

Yang Mengesahkan,

Pembimbing (I) Pembimbing (II)

Dra. Etty Sofyatiningrum, M.Ed Dedi Irwandi, M.Si NIP. 19600422 198812 2 001 NIP. 19710528 200003 1 002

Page 2: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul “PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DAN METODE PEMBELAJARAN PORTOFOLIO DALAM MATA PELAJARAN KIMIA”, disusun oleh Baejuri, NIM 102016023880, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 31 Agustus 2010 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Program Studi Pendidikan Kimia.

Jakarta, 31 Agustus 2010

Pada Ujian Munaqasyah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Prodi Pendidikan Kimia) Dedi Irwandi, M.Si .............. ...................... NIP. 19710528 200003 1 002 Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA) Nengsih Juanengsih, M.Pd .............. ...................... NIP. 19790510 200604 2 001 Penguji I Prof. Dr. Hj. Zurinal Z .............. ...................... NIP. 19490801 197611 2 001 Penguji II Tonih Feronika, M.Pd .............. ...................... NIP. 19760107 200501 1 007

Mengetahui: Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A NIP. 19571005 198703 1 003

Page 3: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Page 4: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

i

ABSTRAK

BAEJURI. PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DAN

METODE PEMBELAJARAN PORTOFOLIO DALAM MATA

PELAJARAN KIMIA. Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan tentang pengaruh

pembelajaran berbasis portofolio terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem

periodik unsur dan ikatan kimia. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN I Pondok

Aren Tangerang (SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan) pada tanggal 22

Agustus s.d 25 Oktober 2006. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

eksperimen. Sampel diambil sebanyak 80 siswa secara random sampling dan

dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen

penelitian yang digunakan adalah instrumen hasil belajar kemudian hasil diuji

melalui statistik uji-t. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 3,44

sedangkan untuk ttabel pada taraf signifikansi 0,05 (5%) sebesar 1,99 atau thitung >

ttabel. Dapat disimpulkan bahwa Ha yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan

hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional dan

metode pembelajaran portofolio.

Page 5: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

ii

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Assalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, hidayah, dan inayah kepada penulis karena dengan karunia-Nya

tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Dalam penyusunan skripsi ini penulis

mengetengahkan judul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan menggunakan

Metode Pembelajaran Konvensional dan Metode Pembelajaran Portofolio

dalam Mata Pelajaran Kimia.”

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam

penyelesaian skripsi ini, telah banyak bimbingan dan bantuan yang penulis terima

dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Dekan FITK Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam dan Ibu Nengsih Junaengsih, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Alam.

3. Ibu Etty Sofyatiningrum, M.Ed, selaku pembimbing I dan selaku pembimbing II

Bapak Dedi Irwandi. M.Si, yang telah memberikan pengarahan serta meluangkan

waktu, tenaga dan pikiran di sela-sela kesibukannya untuk memberikan

bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak/Ibu Dosen dan staf Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan dan

dukungannya.

5. Bapak Drs. Dedi Hidayat selaku Kepala SMAN 1 Pondok Aren Tangerang (SMA

Negeri 5 Kota Tangerang Selatan), dewan Guru khususnya Ibu Hiliasih, S.Pd dan

Page 6: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

iii

staf di SMAN Pondok Aren Tangerang (SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan)

yang telah banyak membantu Penulis selama penelitian.

6. Ayahku tercinta, Ibuku tersayang, kakak dan adik-adikku serta seluruh keluarga

besarku yang telah memberikan bantuan baik secara materil maupun moril kepada

penulis.

7. Rekan-rekan sesama anak bimbingan Ibu Etty Sofyatiningrum, M.Ed dan Bapak

Dedi Irwandi, M.Si yang telah memberikan dorongan dan semangat serta

bantuannya kepada penulis.

8. Muhammad Yusuf S.Pd, Islahul Karim, S.Pd, dan Yahya, S.Pd serta teman-teman

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam angkatan 2002.

9. Keluarga Besar Yayasan Pendidikan Risalatul Ummah, SMP Syekh Abdurrauf

dan SMK Bina Karya Insan Kota Tangerang Selatan yang merupakan lembaga

yang berperan aktif untuk mengangkat penulis menjadi manusia pembelajar sejati.

10. KH. Muhammad Syafii Hadzami (Alm), KH. Benyamin, Drs. KH. Saifudin

Amsir, Drs. KH. Sofwan Nizhomi, KH. Muhammad Abrais serta KH. Bahrudin,

S.Ag selaku Pimpinan Pesantren Daar el-Hikam yang semuanya telah

memberikan pendidikan agama sehingga penulis berusaha menjadi hamba Allah

yang religius dan muttaqiin.

11. Habib Saggaf bin Mahdi bin Syekh Abi Bakar bin Salim selaku pimpinan Pondok

Pesantren al-Ashriyyah Nurul Iman desa Waru Jaya Parung Bogor yang setiap

detik selalu mendoakan penulis.

12. Keluarga Besar Pondok Pesantren Daar El-Hikam sebagai tempat mengeksplorasi

ilmu-ilmu Agama Islam.

13. Keluarga Besar Bimbel Primagama Kampung Utan dan Smart Ciledug yang

selalu memberikan motivasi kepada penulis.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu penulisan skripsi ini.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan imbalan atas jasa dan segala

pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis. Dalam sains kimia sang

penyumbang mendapat nilai positif dan stabil dalam sifat kimiawi, bernilai negatif

Page 7: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

iv

bagi sang duafa (penerima) karena konsekuensi ketidakmampuan keluar dari sifat

meminta adalah patologi sosial kemasyarakatan. Berdasarkan prinsip hari ini harus

lebih baik dari hari kemarin, akhirnya segala kekurangan yang ada, penulis berharap

laporan ini dapat bermanfaat, baik kepada penulis sendiri maupun kepada seluruh

pembaca.

Wassalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 31 Januari 2011

Penulis

Page 8: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR ................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 6

D. Perumusan Masalah ............................................................................ 7

E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis ............................................................................. 9

1. Hakikat Pembelajaran dan Metode Pembelajaran ........................ 9

2. Hakikat Pembelajaran Portofolio................................................. 12

a. Pembelajaran Portofolio ........................................................ 12

b. Jenis – jenis Portofolio .......................................................... 15

c. Isi Portofolio ......................................................................... 16

d. Manfaat Portofolio ................................................................ 17

e. Penilaian Portofolio.................................................................. 18

f. Prinsip Penilaian Portofolio..................................................... 19

g. Karakteristik Pembelajaran Portofolio..................................... 21

Page 9: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

vi

h. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Portofolio dan

Pembelajaran Konvensional..................................................... 22

i. Langkah-langkah Pembelajaran Portofolio.............................. 25

j. Pelaksanaan atau langkah-langkah Penilaian Portofolio.......... 28

k. Sistem Periodik Unsur dan Ikatan Kimia................................. 30

3. Hakikat Pembelajaran Ekspository .............................................. 34

4. Definisi Hasil Belajar .................................................................. 36

5. Tes Hasil Belajar ........................................................................ 39

6. Pembelajaran Kimia....................................................................... 40

B. Hasil Penelitian yang Relevan............................................................. 43

C. Kerangka Pikir.................................................................................. 43

D. Pengajuan Hipotesis Penelitian ......................................................... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian ........................................................................... 46

B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 46

C. Variabel Penelitian ....................................................................... 46

D. Metode dan Desain Penelitian ........................................................ 47

1. Metode Penelitian .................................................................... 47

2. Desain Penelitian ..................................................................... 47

E. Populasi dan Sampel ...................................................................... 48

1. Populasi....................................................................................... 48

2. Sampel......................................................................................... 49

F. Teknik Pengambilan Sampel.......................................................... 49

G. Instrumen Pengumpulan Data........................................... ............... 49

H. Tekhnik Pengumpul Data .............................................................. 50

1. Validitas Instrumen .................................................................. 50

2. Realibilitas Instrumen .............................................................. 53

I. Teknik Analisis Data ..................................................................... 53

Page 10: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

vii

1. Pengujian Prasyarat Penelitian ................................................. 53

2. Pengujian Hipotesis dengan Uji-t ............................................ 55

J. Hipotesis Statistik.............................................................................. 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ............................................................................... 56

B. Analisis Data..................................................................................... 58

1. Pengujian Prasyarat Penelitian................................................... 58

2. Pengujian Hipotesis dengan Uji-t............................................... 59

C. Interpretasi Data ............................................................................ 64

D. Pembahasan ................................................................................... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...................................................................................... 68

B. Saran ................................................................................................ 68

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Portofolio ....................... 23

Tabel 2.2. Golongan Sistem Periodik Unsur ....................................................... 31

Tabel 3.1. Desain Penelitian ............................................................................... 48

Tabel 4.1. Distribusi frekuensi hasil belajar kelas eksperimen ............................ 56

Tabel 4.2. Distribusi frekuensi hasil belajar kelas kontrol ................................... 57

Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen ......................... 58

Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol ................................ 59

Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Hipotesa dengan Uji-t ............................................ 60

Tabel 4.6. Hasil Penilaian Artikel Portofolio Kelas Eksperimen ......................... 60

Tabel 4.7. Hasil Penilaian Artikel Portofolio Kelas Kontrol ................................ 62

Tabel 5. Skenario Pembelajaran .......................................................................... 144

Tabel 6. Kisi-kisi Instrumen Penelitian............................................................... 154

Tabel 7. Analisis Butir Instrumen ....................................................................... 162

Tabel 8. Perhitungan Uji Validitas ..................................................................... 165

Tabel 9. Perhitungan Tingkat Taraf Kesukaran .................................................. 168

Tabel 10. Perhitungan Daya Pembeda ................................................................ 170

Tabel 11.Daftar Validitas Soal, Tingkat Kesukaran Soal, dan Daya Pembeda..... 171

Tabel 12.Skor Hasil Belajar Kimia Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol........... 180

Tabel 13.Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol........................................... 186

Tabel 14.Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen ................................... 188

Tabel 15.Perhitungan Uji-t ................................................................................ 191

Page 12: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

x

DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR

Gambar 4.1. Histogram Hasil Belajar Kimia Siswa menggunakan

Pembelajaran Portofolio .............................................................. 56

Gambar 4.2. Histogram Hasil Belajar Kimia Siswa tanpa menggunakan

Pembelajaran Portofolio ............................................................ 57

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir .................................................................. 118

Page 13: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan pendidikan nasional yang terdapat dalam Undang- undang

Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 Tahun 2003 yang tercantum

pada pasal 3 secara lengkap berbunyi:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.1

UNESCO mengemukakan dua prinsip pendidikan yang sangat relevan

dengan makna yang terkandung dalam ideologi pancasila. Pertama;

pendidikan haruslah diletakkan pada lima pilar, yaitu belajar mengetahui

(learning to know), belajar melakukan (learning to do), pembelajaran yang

lebih diarahkan dalam upaya membentuk kepribadian untuk memahami

mengenai keanekaragaman (pluralitas) sehingga terbentuk sikap dan perilaku

positif dalam melakukan respon terhadap perbedaan dan keanekaragaman

(learning to live together), belajar menjadi diri sendiri (learning to be), belajar

bagaimana belajar yang baik, efektif dan efisien (learning how to learn).

Kedua; Belajar seumur hidup (life long to learning).2 Dua prinsip pendidikan

tersebut harus dikembangkan pada pembangunan sistem pendidikan nasional,

salah satunya dalam pembelajaran kimia.

1 Permin silaban, dkk. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional , (Jakarta: PT. Kloang Klede Putra Timur dan DEPDAGRI, 2005), h.6

2 Puskur, Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Sekolah Menengah Tingkat Atas, (Jakarta: Depdiknas, 2001), h.77

Page 14: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

2

Pelajaran kimia merupakan salah satu pelajaran yang dipelajari siswa

sekolah formal dari SMP hingga SMA dan bahkan sampai ke perguruan

tinggi. Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan

berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa,

dan bagaimana gejala-gejala alam; khususnya yang berkaitan dengan

komposisi, struktur, dan sifat, transformasi, dinamika, dan energetika zat.

Oleh karena itu mata pelajaran kimia di SMA mempelajari segala sesuatu

tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika

dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ilmu kimia

merupakan produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, teori, prinsip,

hukum) temuan saintis dan proses kerja ilmiah. Oleh sebab itu, dalam

penilaian dan pembelajaran kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu

kimia sebagai produk dan proses.3

Di samping itu pembelajaran kimia di SMA bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan membentuk sikap positif terhadap kimia dengan

menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran

Tuhan Yang Maha Esa; memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif , terbuka,

ulet, kritis, dan dapat bekerjasama dengan orang lain; memperoleh

pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau

eksperimen, di mana peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan

merancang percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan,

pengolahan, dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara

lisan dan tertulis; meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat

bermanfaat dan juga merugikan bagi individu, masyarakat dan lingkungan

serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi

kesejahteraan masyarakat; memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia

serta saling keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah

dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi.

3 Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional; Standar

Kompetensi Mata Pelajaran Kimia SMA dan MA, (Jakarta: Pusat Kurikulum, balitbang Depdiknas, 2003), Cet.ke-4, h. 7

Page 15: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

3

Kondisi yang terjadi dalam pembelajaran kimia saat ini antara lain

pembelajaran kimia hanya menitikberatkan pada aspek kognitif dan belum

maksimal merambah pada aspek afektif dan psikomotorik. Untuk mendukung

hal ini maka dalam pembelajaran kimia perlu menggunakan model

pembelajaran portofolio yang mencakup pendekatan dan metode

pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan adalah Portofolio Kerja

Harian (working portofolio) dan Portofolio Dokumentasi (documentacy

Portofolio) Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan berbagai upaya

peningkatan komponen yang terdapat di dalamnya .

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berperan dalam upaya

mencerdaskan kehidupan bangsa. Peningkatan kualitas pendidikan tentunya

tak terlepas dari upaya peningkatan komponen-komponen yang terdapat di

dalamnya. Di antara komponen itu antara lain adalah metode pembelajaran

dan guru.

Di sekolah tentunya berlangsung kegiatan belajar mengajar. Agar

kegiatan tersebut dapat terwujud dengan baik, maka dibutuhkan sumber daya

manusia guru yang baik dan professional. E. T. Ruseffendi (1988:73)

mengatakan bahwa terdapat sepuluh faktor yang dapat mempengaruhi

keberhasilan siswa dalam belajar. Diantara faktor itu hampir separuhnya

tergantung siswa, yaitu faktor kecerdasan anak, kesiapan anak, dan bakat

anak. Sedangkan faktor penyebab yang lain tergantung pada guru, yaitu

kemampuan kompetensi guru, suasana belajar dan kepribadian guru serta

kondisi masyarakat.

Kompetensi guru mencakup penguasaan metodologi (cara mengajar)

yang akan membuat suasana pembelajaran menjadi lebih sistematik,

penguasaan konsep (materi) sebagai salah satu bukti profesionalisme seorang

guru, penguasaan sosial yang akan membuat interaksi positif antara kedua

stake holder (guru dan murid) dalam pembelajaran. Kompetensi terakhir

adalah penguasaan kepribadian (personal) yang akan menjadi tolak ukur siswa

untuk meneladani sikap dan tingkahlaku seorang guru dalam proses

pembelajaran.

Page 16: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

4

Dari beberapa faktor yang telah dijabarkan di atas, guru merupakan

salah satu faktor penyebab dari keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu

seorang guru harus mampu menciptakan situasi dan kondisi yang membantu

meningkatkan efisiensi dan efektifitas pada proses belajar mengajar. Di

samping itu juga guru harus membuat strategi dan metode mengajar dengan

tepat serta memberikan motivasi kepada siswa agar dapat

menumbuhkembangkan semangat dan minat siswa dalam belajar sehingga

diperoleh hasil belajar yang diinginkan.

Berdasarkan pengaruh guru terhadap keberhasilan belajar siswa di atas

maka dalam proses belajar mengajar diperlukan suatu metode mengajar yang

tepat sehingga dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih giat. Metode ini

pula yang akan mengantarkan siswa mencapai kompetensi, yakni perpaduan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang terefleksikan dalam kehidupan

sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pengertian kompetensi yang dikemukakan

McAshan dalam Mulyasa bahwa kompetensi itu adalah “...a knowledge, skills,

and abilities or capabilities that a person achieves, which become part of his

or her being to the exent he or she can satisfactorily perform particular

cognitive, afective, and psychomotor behaviors”. Menurut McAshan,

kompetensi itu adalah suatu pengetahuan, keterampilan dan kemampuan atau

kapabilitas yang dimiliki oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari

dirinya sehingga mewarnai perilaku kognitif, afektif, dan psikomotoriknya.4

Kondisi yang terjadi saat ini dalam pelajaran kimia pada materi pokok sistem

periodik unsur dan ikatan kimia tidak mudah dicerna dan diterima oleh siswa.

Beberapa penyebab kesulitan tersebut antara lain siswa beranggapan

bahwasanya pelajaran kimia bersifat abstrak, memerlukan hafalan, serta

menjadi pelajaran yang ditakuti oleh siswa. Banyak siswa yang kurang

menyukai pelajaran kimia dan menganggap pelajaran ini sulit. Anggapan sulit

ini karena telah tertanam dalam benak mereka bahwasanya pembelajaran

kimia hanya didominasi oleh aspek kognitif belaka. Di samping itu telah

4 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi; Konsep, Karakteristik, dan Implementasi

(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2003), Cet.Ke-8.,h. 38

Page 17: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

5

tertanam dalam jiwa mereka bahwasanya guru kimia umumnya sering

menggunakan metode mengajar yang kurang menarik, pembelajaran berpusat

kepada guru (teacher oriented), monoton, serta membosankan.

Di sini penulis akan mengemukakan salah satu solusi bagaimana

materi pelajaran diharapkan mudah diterima siswa dan agar tujuan

pembelajaran itu tercapai dengan baik. Penulis akan mengambil salah satu

metode pembelajaran yang diharapkan dapat mempengaruhi hasil belajar

siswa secara positif sehingga animo siswa terhadap pelajaran kimia menjadi

semakin meningkat. Pembelajaran tersebut yakni pembelajaran berbasis

portofolio. Pembelajaran yang tercakup dalam portofolio yang digunakan

adalah seluruh peserta didik dilibatkan untuk membuat artikel kimia selama

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung. Di samping itu tes formatif,

tes sumatif dan ulangan remedial dan tugas-tugas lainnya menjadi seluruh

rangkaian penilaian yang menjadi bahan pembelajaran dalam portofolio

Pembelajaran ini mengacu pada sejumlah prinsip dasar pembelajaran,

diantaranya prinsip belajar kooperatif, belajar siswa aktif, pembelajaran

partisipatorik dan mengajar yang reaktif.5

Menurut Paulson (1991:69) portofolio sebagai kumpulan pekerjaan

siswa yang menunjukkan usaha, perkembangan dan kecakapan siswa dalam

satu bidang atau lebih. Kumpulan ini harus mencakup partisipasi siswa dalam

seleksi isi, kriteria seleksi, kriteria penilaian, dan bukti refleksi diri.

Pembelajaran berbasis portofolio termasuk dalam Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) yang merupakan inovasi dalam pendidikan dan

improvisasi pembelajaran. Melalui pendekatan ini siswa tidak hanya belajar di

dalam kelas, tetapi juga belajar dari luar kelas seperti lingkungan masyarakat,

ahli suatu bidang atau ilmuwan, media cetak maupun elektronika serta sarana-

sarana yang tersedia.

Secara umum, portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa atau

catatan mengenai siswa yang didokumentasikan secara baik dan teratur.

5 Dasim Budimansyah, Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio,

(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002), h. 8

Page 18: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

6

Portofolio dapat berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban siswa

atas pertanyaan guru, catatan hasil observasi guru, catatan hasil wawancara

guru dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan atau jurnal yang

dibuat siswa.

Mengingat begitu banyaknya jenis portofolio, guru dapat

mengumpulkannya melalui berbagai macam cara. Cara yang akan dipakai

disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, tingkatan siswa dan jenis

kegiatan yang dilakukan siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan masalah yang telah disebutkan di atas, maka dapat

diidentifikasi masalah-masalah berikut ini:

1. Kondisi pembelajaran kimia yang terjadi bersifat monoton, pembelajaran

berpusat pada pengajar/guru (teacher oriented), metode pembelajaran

yang kurang menarik dan membosankan.

2. Pembelajaran kimia adalah pembelajaran yang abstrak dan hal ini telah

tertanam dalam benak siswa bahwasanya pembelajaran kimia di kelas

hanya mengeksplorasi aspek kognitif saja tidak merefleksikan diri sebagai

pengamalan dari aspek afektif dan aspek psikomotorik.

C. Pembatasan Masalah

Dari masalah yang telah diidentifikasi di atas, peneliti akan membatasi

ruang lingkup masalah, agar pemecahannya terfokus dengan jelas.

Masalah yang akan diteliti adalah mengenai Perbedaan Hasil Belajar

Siswa dengan menggunakan Metode Pembelajaran Konvensional dan

Metode Pembelajaran Portofolio dalam Mata Pelajaran Kimia. Apakah

dengan digunakannya kedua jenis pembelajaran tersebut akan menghasilkan

perbedaan hasil belajar.

Maksud dari pembelajaran berbasis portofolio di sini adalah

pembelajaran yang mengacu kepada penilaian portofolio. Portofolio yang

digunakan di dalam penelitian ini meliputi:

Page 19: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

7

1. Portofolio Kerja Harian (Working Portofolio)

Portofolio jenis ini merupakan koleksi bahan bukti pembelajaran

yang dikumpulkan dalam satu jangka waktu (satu semester/satu tahun) dan

bahan atau materi dipilih oleh peserta didik.

2. Portofolio Dokumentasi (Documentacy Portofolio)

Portofolio jenis ini mempunyai bahan bukti pembelajaran yang

dikumpul secara selaras, relevan, dan objektif. Bisa juga disebut sebagai

hasil pembelajaran untuk tugas tertentu (task based). Proses menghasilkan

bahan tugasan perlu ditunjukkan dengan jelas. Penilaian jenis ini meliputi

penilaian secara formatif dan penilaian sumatif.

Metode pembelajaran konvensional yang digunakan adalah

metode pembelajaran expository learning yakni pengajaran dengan sistem

menyampaikan materi melalui metode ceramah.

Hasil belajar kimia siswa yang dimaksud pada penelitian ini

selain dibatasi pada aspek kognitif tetapi juga ditambah dengan penilaian

portofolio. Dan untuk lebih memfokuskan pembahasan dalam penulisan

skripsi ini, penelitian ini dibatasi pada siswa kelas X SMA Negeri I

Pondok Aren (SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan) Tahun Pelajaran

2006/2007.

Mata Pelajaran kimia dibatasi pada bab Sistem Periodik Unsur

dan Ikatan Kimia.

D. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah: Apakah terdapat Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan

Menggunakan Metode Pembelajaran Konvensional dan Metode Pembelajaran

Portofolio?

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

Page 20: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

8

1. Untuk mengembangkan kurikulum kimia, sehingga dapat membantu para

guru atau calon guru MIPA dalam melakukan penilaian hasil belajar siswa.

2. Sebagai sumbangan kepada dunia pendidikan mengenai hasil belajar siswa

atau peserta didik yang dikembangkan lewat pembelajaran ini.

3. Sebagai bahan perbandingan bagi sekolah-sekolah yang belum

melaksanakan metode pembelajaran berbasis portofolio.

4. Untuk Pihak terkait yakni Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan . Hasil

penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai input dalam menyusun

program peningkatan kualitas dan mutu sekolah sekolah.

Page 21: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

9

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR,

DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori

1. Hakikat Pembelajaran dan Metode Pembelajaran

Pembahasan tentang pembelajaran tidak terlepas dari belajar dan

proses belajar. Belajar dan proses belajar adalah suatu sistem yang tidak

bisa saling terpisah, keduanya saling berhubungan erat. Karena proses

belajar tidak akan terjadi apabila tidak ada yang mengajar, begitu juga

sebaliknya apabila tidak ada yang belajar maka tidak ada yang mengajar.

Dalam proses belajar mengajar sebenarnya yang mengajar dan belajar

pada kondisi yang unik, karena sedikit tidak sengaja masing-masing pihak

berada dalam suasana belajar. Jadi sebenarnya secara tidak langsung,

seorang pengajar juga melakukan kegiatan belajar.

Belajar mengandung pengertian yang sangat kompleks, sehingga

banyak ahli yang menemukan pengertian belajar dengan ungkapan dan

pandangan yang berbeda. Secara umum belajar diartikan sebagai proses

perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Belajar

merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan

belajar manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu

sehingga tingkah lakunya berkembang, dan belajar adalah suatu proses,

bukan suatu hasil. Oleh karena itu belajar berlangsung secara aktif dan

integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk

mencapai suatu tujuan.

Kaitannya dengan belajar, proses belajar serta pembelajaran, ada

beberapa definisi belajar, antara lain sebagai berikut:

1) Chaplin dalam Dictionary of Phsycology membatasi belajar dengan

dua macam rumusan. Pertama belajar diartikan sebagai perolehan

perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan

Page 22: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

10

pengalaman. Kedua belajar adalah proses memperoleh respon-respon

sebagai akibat adanya latihan khusus

2) Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Barow dalam bukunya

Educational Phsycology: The Teaching Learning Process, bahwa

belajar seperti yang dikutip oleh Muhibin Syah dalam bukunya

Psikologi Belajar adalah: “Suatu proses adaptasi yang berlangsung

secara progresif”

3) Biggs dalam bukunya Teaching for Learning: The few from cognitive

Phsycology mendefinisikan belajar dalam tiga rumusan, yaitu:

Rumusan kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti suatu

kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan

fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dipandang dari sudut berapa

banyak materi yang dikuasai oleh siswa.

Rumusan institusional (tujuan kelembagaan), belajar dipandang

sebagai proses validasi (pengabsahan) terhadap penguasaan siswa atas

materi-materi yang telah dipelajari. Ukurannya adalah semakin baik

mutu mengajar yang dilakukan guru, maka semakin baik pula mutu

perolehan siswa yang dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai.

Rumusan kuantitatif (tinjauan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti

pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia sekeliling siswa.1

Hakikat belajar sebenarnya adalah proses pengajaran yaitu proses

berubahnya tingkah laku siswa melalui berbagai pengalaman yang

dilaluinya. Proses belajar atau proses berubahnya tingkah laku tersebut

dapat berjalan dengan efektif dan efisien apabila didukung oleh faktor-

faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

Reigeluth dan Merill berpendapat bahwa pembelajaran sebaiknya

didasarkan pada teori pembelajaran yang bersifat preskiptif, yaitu teori

yang memberikan resep untuk mengatasi masalah belajar. Teori

1 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 64-67

Page 23: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

11

pembelajaran yang preskiptif itu harus memperhatikan tiga variabel, yaitu

variabel kondisi, metode, dan hasil.2

Menurut Joyse dan Weil “ ada banyak cara untuk belajar, sehingga

dibutuhkan metode pembelajaran yang berbeda pula. Dengan banyaknya

variasi metode pembelajaran yang ada telah membuktikan bahwasanya

masing-masing metode memiliki kelemahan dan keunggulan. Oleh karena

itu ketepatan dalam memilih metode pembelajaran memainkan peranan

penting dan signifikan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa”.3

Menurut Soeparman, metode pembelajaran berfungsi sebagai cara

dalam menyajikan (menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan)

isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Sejalan dengan

pendapat tersebut Surachmad mengemukakan bahwa metode adalah cara

yang dalam fungsinya merupakan salah satu untuk mencapai suatu tujuan.

Hal ini berlaku bagi guru (metode mengajar) maupun bagi murid (metode

belajar).

Metode pembelajaran harus mengandung rumusan

pengorganisasian bahan pelajaran, strategi penyampaian, dan pengelolaan

kegiatan dengan memperhatikan faktor tujuan belajar, karakteristik siswa

agar dapat diperoleh efektifitas, efisiensi dan daya tarik pembelajaran.

Makin baik metode itu maka pencapaian tujuan akan makin efektif.

Dengan demikian, pembelajaran merupakan proses belajar

mengajar yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas

dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif

untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik

antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya

proses belajar mengajar. Bukan hanya penyampaian pesan berupa materi

2 Yusuf Hadimiarso, Strategi Pembelajaran, Jurnal Pendidikan, Menyemai Benih

Teknologi Pendidikan Pustekom dan Informasi Pustek Diknas, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 529

3 M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009), Cet Ke-23, h. 4

Page 24: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

12

pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang

sedang belajar.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pencapaian tujuan pembelajaran didasarkan kepada metode dalam proses

pembelajaran. Salah satu alat untuk mencapai suatu tujuan dalam proses

pembelajaran disebut dengan metode

2. Hakikat Pembelajaran Portofolio

a. Pembelajaran Portofolio

Pembelajaran berbasis portofolio merupakan pembelajaran yang

melaksanakan empat pilar pendidikan yang dicanangkan UNESCO,

yaitu: “learning to know, learning to be, leaning to do, and learning to

live together”, yang merupakan salah satu pendekatan di kelas.

Pembelajaran tidak seharusnya memposisikan siswa sebagai pendengar

ceramah dari guru, bagaikan botol kosong yang diisi dengan ilmu

pengetahuan. Siswa harus diberdayakan agar mau dan mampu berbuat

untuk memperkaya pengalaman belajarnya (learning to do) dengan

meningkatkan interaksinya terhadap lingkungan fisik dan sosialnya

sehingga mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya terhadap

dunia di sekitarnya (learning to know). Diharapkan hasil interaksi

dengan lingkungannya dapat membangun pengetahuan dan kepercayaan

diri (learning to be). Kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu

atau kelompok individu yang bervariasi akan membentuk

kepribadiannya untuk memahami kemajemukan dan melahirkan sikap-

sikap positif dan toleran terhadap keanekaragaman dan perbedaan hidup

(learning to live together).4 Pembelajaran portofolio merupakan satu

bentuk perubahan pola pikir tersebut, yaitu suatu inovasi pembelajaran

yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami teori secara

mendalam melalui pengalaman belajar praktik empirik. Pembelajaran ini

4 Arnie Fajar, Portofolio dalam Pembelajaran IPS, (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2005), Cet ke-4, h. 89

Page 25: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

13

dapat menjadi program pendidikan yang mendorong kompetensi,

tanggung jawab, dan partisipasi peserta didik, belajar menilai dan

mempengaruhi kebijakan umum (public policy), memberanikan diri

untuk berperan serta dalam kegiatan antar siswa, antar sekolah, dan antar

anggota masyarakat.

Selain perubahan pola pikir dalam hal pembelajaran maka pola

pikir penilaian pun perlu diubah. Penilain tidak dilakukan hanya sesaat.

Penilaian harus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. Bukan

hanya menaksir sesuatu secara parsial melainkan harus menaksir sesuatu

secara menyeluruh yang meliputi proses dan hasil pertumbuhan dan

perkembangan wawasan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

dicapai oleh warga belajar. Pembelajaran portofolio pada umumnya

mengacu pada prinsip-prinsip dasar tesebut.

Namun secara khusus, portofolio sebenarnya dapat diartikan

sebagai wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis.

Sebagai suatu proses sosial pedagogis, portofolio adalah collection of

learning experience (kumpulan pengalaman belajar) yang terdapat di

dalam pikiran peserta didik, baik yang berwujud pengetahuan (kognitif),

keterampilan (skill), maupun nilai dan sikap (afektif).5 Adapun sebagai

suatu adjective, portofolio memberi keragaman bentuk. Banyak para ahli

memberi batasan tentang definisi portofolio; Menurut Paulson

mendefinisikan portofolio sebagai kumpulan pekerjaan siswa yang

menunjukkan usaha, perkembangan, dan kecakapan mereka dalam satu

bidang atau lebih. Kumpulan ini harus mencakup partisipasi siswa dalam

seleksi isi, kriteria seleksi, kriteria penilaian, dan bukti refleksi diri.6

Menurut Grounlund, portofolio mencakup contoh pekerjaan siswa yang

tergantung pada kelulusan tujuan, apa yang harus tergantung kepada

5 Dasim Budimansyah, Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio,

(Bandung: PT. Genesindo, 2002), h. 1 6 Elin Rusoni, Portofolio dan Paradigma Baru dalam Penilaian Matematika,

http://www.depdiknas.go.id/publikasi/buletin/Pppg tertulis/082001/Portofolio & Paradigma Baru. htm, 24 April 2004

Page 26: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

14

subjek dan tujuan penggunaan portofolio. Contoh pekerjaan ini

memberikan dasar bagi perkembangan kemajuan belajarnya dan dapat

dikomunikasikan kepada siswa, orang tua, serta pihak lain yang

berkepentingan atau terkait. Ketiga; portofolio merupakan strategi yang

menghasilkan bukti belajar tuntas pengembangan kompetensi dan

aktualisasi diri peserta didik tingkat sekolah menengah atau kompetensi

rekayasa sosial untuk mahasiswa.7

Portofolio adalah suatu kaidah yang digunakan oleh guru untuk

mengumpulkan dan merekap bukti pencapaian belajar dalam jangka

waktu tertentu. Pendapat lain mengatakan bahwa Portofolio berbentuk

dokumentasi yang berstruktur. Di samping itu portofolio memerlukan

perancangan, pelaksanaan, dan penilaian yang teliti. Proses pembelajaran

dijalankan secara kolaboratif untuk mencapai kepahaman dan

mendokumentasikan pemikiran secara kritis dan kreatif serta pemilihan

fakta dari awal hingga akhir.8

Portofolio dapat digunakan untuk mendokumentasikan

perkembangan siswa. Karena menyadari proses belajar sangat penting

untuk keberhasilan hidup. Portofolio dapat digunakan oleh siswa untuk

melihat kemajuan mereka sendiri terutama dalam hal perkembangan,

sikap, keterampilan, dan ekspresinya terhadap sesuatu.

Di samping itu portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa

yang didokumentasikan secara baik dan teratur. Portofolio dapat

berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa, catatan hasil observasi

guru, catatan hasil wawancara guru dengan siswa, laporan kegiatan

siswa dan karangan atau jurnal yang dibuat siswa.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini

para siswa membuat artikel tentang sistem periodik unsur dan ikatan

kimia yang proses dan hasilnya dijadikan sebagai bahan portofolio.

7 Dadan Supratman, Menyikapi Perubahan Pendidikan, http://www.Suara

Merdeka.com/harian/0312/015/kha 1. htm, 24 Maret 2004 8 http://mahirkmm.tripod.com/taksir 1. htm h. 1, 07 agustus 2004

Page 27: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

15

Dengan demikian terjadilah suatu pembelajaran yang dikenal

pembelajaran berbasis portofolio.

b. Jenis-jenis Portofolio

Berikut ini adalah jenis portofolio, diantaranya:9

1) Portofolio Kerja Harian (working portofolio)

Portofolio jenis ini merupakan koleksi bahan bukti

pembelajaran yang dikumpulkan dalam satu jangka waktu (satu

semester/satu tahun) dan bahan atau materi dipilih oleh peserta

didik.

2) Portofolio Dokumentasi (documentacy portofolio)

Portofolio jenis ini mempunyai bahan bukti pembelajaran

yang dikumpul secara selaras, relevan, dan objektif. Bisa juga

disebut sebagai hasil pembelajaran untuk tugas tertentu (task

based). Proses menghasilkan bahan tugasan perlu ditunjukkan

dengan jelas. Penilaian jenis ini meliputi penilaian secara formatif

dan penilaian sumatif.

3) Portofolio Hasil Terbaik (show portofolio)

Portofolio jenis ini merupakan bahan bukti pembelajaran

yang dipilih dari hasil yang terbaik dalam portofolio kerja harian.

Penilaian adalah penilaian sumatif. Dalam portofolio jenis ini

menghasilkan tugasan tidak penting. Yang terpenting adalah hasil

akhir yang terbaik yang kemudian akan disajikan ke khalayak

ramai atau peserta didik lainnya untuk dipresentasikan.

Dari uraian di atas yang digunakan penulis dalam

pembelajaran portofolio adalah portofolio dokumentasi dan

portofolio Kerja Harian. Penilaian yang meliputi penilaian secara

formatif dan penilaian sumatif serta penilaian yang merupakan

bahan bukti pembelajaran yang dikumpulkan dalam jangka wktu

tertentu.

9 Dasim Budimansyah, Model Pembelajaran ..., h. 2

Page 28: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

16

c. Isi Portofolio

Portofolio dapat memuat kumpulan hasil karya atau hasil

belajar siswa seperti tugas-tugas atau catatan-catatan, ide-ide siswa,

karangan siswa, rangkuman materi yang disajikan dalam berbagai

bentuk (tabel, diagram), karya seni dan lain sebagainya. Setiap

portofolio harus memuat bahan-bahan yang merupakan usaha terbaik

siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya serta

mencakup pertimbangan terbaiknya tentang bahan-bahan mana yang

paling penting untuk ditampilkan. Tampilan portofolio berupa

tampilan visual dan audio yang tersusun sistematis serta melukiskan

proses berpikir yang didukung oleh data yang relevan, dan secara utuh

melukiskan “integrated learning experiences” atau pengalaman

belajar yang terpadu dan dialami siswa dalam kelas sebagai suatu

kesatuan.

Johnson and Johnson mengemukakan butir-butir yang relevan

untuk portofolio, yakni:10

1) pekerjaan rumah lengkap, tugas-tugas di kelas.

2) tes (buatan guru, curriculum supplied).

3) komposisi (essay, laporan, cerita).

4) presentasi (rekaman, observasi).

5) investigasi, penemuan, proyek.

6) buku harian atau jurnal.

7) ceklis observasi (guru, teman sekelas).

8) seni visual (mengambar, melukis, memahat, puisi).

9) refleksi diri dan ceklis (analysis check list).

10) hasil-hasil kelompok.

11) bukti kecakapan sosial.

12) bukti kebiasaan dan sikap kerja.

13) catatan anekdot, laporan naratif.

10 T.G. Ratumanan, Penilaian Portofolio (Portofolio Assesment) dalam Penilaian

Berbasis Kelas, Jurnal Pendidikan dan Humaniora, Vol. 2. No. 1. SSN 1412-5706. h. 172

Page 29: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

17

14) hasil-hasil tes baku.

15) foto, sketsa, otobiografi.

16) kinerja (menari, thespian activities).

d. Manfaat Portofolio

Penilaian portofolio digunakan untuk berbagai keperluan,

misalnya seperti yang dikemukakan oleh Berenson dan Certer berikut

ini:11

1) Mendokumentasikan kemajuan siswa selama kurun waktu tertentu

2) Mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki

3) Membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar

4) Mendorong tanggung jawab siswa untuk belajar

Sedangkan menurut Grounlund, portofolio memiliki beberapa

keuntungan antara lain sebagai berikut:12

1) Kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas

2) Penekanan pada hasil pekerjaan terbaik siswa memberikan

pengaruh positif dalam belajar

3) Membandingkan pekerjaan sekarang dengan pekerjaan yang lalu

serta memberikan motivasi yang lebih besar dari pada

membandingkan dengan milik orang lain

4) Keterampilan asesmen sendiri dikembangkan mengarah pada

seleksi contoh pekerjaan dan menentukan pilihan terbaik

5) Memberikan kesempatan siswa bekerja sesuai dengan perbedaan

individu (misalnya siswa menulis sesuai tingkat level mereka tapi

sama-sama menuju tujuan umum)

6) Dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar

siswa bagi siswa itu sendiri, orang tua, dan lainnya.

11Elin Rusoni, Portofolio dan Paradigma Baru dalam Penilaian Matematika,

http://www.depdiknas.go.id/publikasi/buletin/Pppg tertulis/082001/Portofolio & Paradigma Baru. htm, 24 April 2004

12 http://www.depdiknas.go.id/publikasi/buletin/Pppg tertulis/082001/Portofolio & Paradigma Baru. htm

Page 30: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

18

Portofolio meliputi koleksi kemajuan siswa dalam kurun waktu

tertentu, dapat dalam satu semester, satu tahun. Portofolio sangat

berguna bagi siswa dalam mengembangkan keahliannya untuk menilai

diri sendiri dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan

introspeksi diri dan refleksi pengembangan dirinya.

e. Penilaian Portofolio

Penilaian merupakan salah satu kegiatan utama yang harus

dilakukan oleh seorang guru dalam kegiatan pembelajaran. Dengan

penilaian guru akan mengetahui perkembangan hasil belajar,

intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan

kepribadian siswa atau peserta didik. Menurut Arrend istilah penilaian

(assessment) biasanya mengacu pada pengumpulan informasi dengan

sistematis oleh guru mengenai siswa dan kelasnya. Informasi dapat

dikumpulkan pada siswa dengan cara informal seperti melalui

observasi dan percakapan. Informasi juga dapat dikumpulkan secara

formal seperti melalui pekerjaan rumah, tes, dan laporan tertulis.

Johnson dan Johnson mengemukakan bahwa informasi yang

diperoleh melalui penilaian dapat digunakan untuk mengevaluasi

diantaranya:13

1) siswa, yakni tingkatan, penghargaan, dan lulusan yang sesuai

dengan kriteria

2) guru, apakah program pembelajaran efektif? Dan apakah guru

berhak mendapat pengakuan dan peningkatan pendapatan

3) sekolah dan distrik, yakni untuk menentukan efektifitas sekolah

dan distrik

Penilaian portofolio ini menempatkan kegiatan penilaian yang

terjalin erat dengan kegiatan pembelajaran. Artinya pembelajaran dan

penilaian berlangsung pada saat yang sama. Karena meliputi penilaian

terhadap proses dan hasil karya, maka model penilaian portofolio ini

13 T.G. Ratumanan, Penilaian Portofolio ..., h. 169

Page 31: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

19

dapat berfungsi sebagai penilaian formatif dan penilaian sumatif.

Penilaian formatif berlangsung pada saat terjadinya proses

pembelajaran dengan dimaksudkan memberikan umpan balik (feed

back) kepada siswa dalam rangka pengembangan portofolionya.

Sasaran pengamatan guru dalam penilaian formatif ini adalah apakah

siswa telah belajar secara maksimal dan efisien. Bila hasil pengamatan

guru menunjukkan gejala positif, maka kegiatan pembelajaran

dilangsungkan terus dan bila sebaliknya pengamatan guru

menunjukkan gejala negatif, maka kegiatan pembelajaran mungkin

perlu dimodifikasi. Pada penilaian formatif ini, siswa perlu

diinformasikan mengenai kemajuan yang dicapainya serta dimotivasi

untuk menggairahkan kegiatannya.

Penilaian sumatif dilakukan pada akhir semester, akhir tahun,

atau program. Maksudnya adalah untuk memberikan penilaian akhir

terhadap hasil belajar siswa dalam kaitannya dengan perbandingan

antara seorang siswa dengan siswa lainnya, perbandingan antara hasil

yang dicapai oleh siswa sebelum dan setelah melewati proses belajar.

Lebih jauh, hasil penilaian sumatif dapat dijadikan sebagai masukan

untuk memberikan penilaian yang komprehensif terhadap kesuksesan

program atau kurikulum.

f. Prinsip Penilaian Portofolio

Berbeda dengan penilai lainnya, keterlibatan peserta didik

dalam penilaian portofolio merupakan sesuatu yang harus dikerjakan.

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman

dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah, antara lain:14

1) Saling percaya

Dalam penilaian portofolio guru dan peserta didik ataupun

antar peserta didik dengan peserta didik lainnya harus memiliki

14 Sumarna Surapranata & Muhammad Hatta, Penilaian Portofolio Implementasi

Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004), h. 77-80

Page 32: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

20

rasa saling mempercayai. Mereka harus merasa sebagai pihak-

pihak yang saling memerlukan dan memiliki semangat untuk saling

membantu. Oleh karena itu semua pihak harus saling terbuka dan

jujur satu sama lain

2) Kerahasiaan bersama

Kerahasiaan objek penilaian peserta didik merupakan hal

yang amat penting dalam portofolio. Hasil pekerjaan peserta didik

secara individu atau kelompok sebaiknya tidak diperlihatkan

kepada peserta didik lain, sebelum diadakan pameran.

3) Milik bersama

Semua pihak, guru maupun peserta didik harus

menganggap bahwa semua objek penilaian merupakan milik

bersama yang harus dijaga bersama-sama pula sehingga akan

menumbuhkan rasa tanggung jawab pada diri mereka

4) Kepuasan dan kesesuaian

Hasil akhir portofolio adalah ketercapaian standar

kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator. Kepuasan semua

pihak terletak pada tercapai atau tidaknya standar kompetensi,

kompetensi dasar atau indikator tersebut yang dimanifestasikan

melalui objek penilaian peseta didik

5) Penciptaan budaya mengajar

Sebagian orang berpendapat bahwa portofolio adalah

metode pengajaran, sedangkan yang lainnya menganggap sebagai

salah satu alat penilaian. Sebenarnya antara penilaian dan

pengajaran portofolio tidak dapat dipisahkan. Penilaian portofolio

hanya dapat dilakukan jika pengajarannya menggunakan metode

atau pendekatan portofolio. Jika dalam pembelajaran guru hanya

menuntut peserta didik untuk menghafal fakta atau pengetahuan

pada taraf yang rendah, maka penilaian portofolio menjadi tidak

bermakna. Penilaian portofolio akan efektif jika pengajarannya

menuntut peserta didik untuk menunjukkan kemampuan yang

Page 33: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

21

nyata serta menggambarkan pengembangan aspek pengetahuan,

sikap, dan keterampilan pada taraf yang lebih tinggi.

6) Refleksi bersama

Penilaian portofolio memberikan kesempatan untuk

melakukan refleksi bersama-sama, di mana peserta didik dapat

merefleksikan tentang proses berpikir mereka sendiri yang meliputi

pemahaman, pemecahan masalah dan pengalaman belajar peserta

didik.

7) Proses dan hasil

Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil.

Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan perilaku

harian peserta didik (anecdot) mengenai sikapnya dalam belajar,

antusi tidaknya dalam mengikuti pelajaran dan sebagainya. Aspek

lain dari penilaian portofolio adalah peniaian hasil, yaitu menilai

hasil akhir suatu tugas yang diberikan oleh guru.

g. Karakteristik Pembelajaran portofolio

Menurut Barton & Collin seperti dikutip oleh Sumarna

Surapranata dalam bukunya yang berjudul Penilaian Portofolio

(Implementasi Kurikulum 2004) terdapat beberapa karakteristik

esensial dalam pennembangan berbagai bentuk portofolio, yaitu:

1) Multisumber, artinya portofolio memungkinkan untuk menilai

berbagai macam objek penilaian mencakup orang, foto, rancangan,

jurnal, audio, dan video tape

2) Authentic, artinya objek penilaian ditinjau dari konteks maupun

fakta harus saling berkaitan satu sama lain

3) Dinamis, artinya portofolio mencakup perkembangan dan

perubahan dari waktu ke waktu

4) Eksplisit, artinya portofolio harus jelas dalam arti semua tujuan

pembelajaran berupa kompetensi dasar dan indikator harus

dinyatakan secara jelas

Page 34: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

22

5) Integrasi, artinya portofolio senantiasa berkaitan antara program

yang dilakukan peserta didik di kelas dengan kehidupan nyata

sehingga peserta didik tidak jauh dari apa yang mereka alami

6) Kepemilikan, artinya peserta didik harus merasa memiliki semua

objek penilaian yang mereka hasilkan

7) Beragam tujuan, dengan menggunakan proses pembelajaran

berbasis portofolio dapat dilihat keefektifan suatu program dan

pada saat yang sama mengevaluasi perkembangan individu atau

kelompok sebagai komunitas peserta didik.

h. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Portofolio dan

pembelajaran konvensional

P. Slamet Widodo berpendapat bahwa pembelajaran

berbasis portofolio memungkinkan siswa untuk:15

1) Berlatih memadukan konsep yang diberikan guru atau buku sumber

2) Mempunyai kesempatan dan kebebasan mencari informasi di luar

kelas

3) Memiliki kemampuan dalam memutuskan sesuatu bersama teman

4) Membuat alternatif untuk mengatasi masalah/objek yang dikaji

5) Berlatih merumuskan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk

mengatasi masalah dan mencegah timbulnya masalah yang

berkaitan dengan topik yang dibahas.

Kelemahan penilaian portofolio dapat berasal dari kondisi

guru atau bahkan lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK)

dan peserta didik yang belum mengenal penilaian portofolio dan

adanya kebiasan guru dalam menggunakan tes sebagai alat penilaian

yang mendarah daging, derajat reliabilitasnya kurang karena penilaian

melibatkan siswa dalam menilai diri mereka sendiri (self assesment),

15 P. Slamet Widodo, Mengajarkan Mata Pelajaran Kewarganegaraan Materi

Kebijakan Publik dengan Metode Portofolio Tampilan (Show Case), http://www.bpk penabur.or.id/jurnal/05/015-028. pdf 26 Januari 2007

Page 35: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

23

memerlukan ketekunan, kesabaran, dan keterampilan guru serta

keterbatasan waktu dan fasilitas.

Dalam pembelajaran konvensional guru merasa lebih puas

karena dapat menuntasan materi pelajaran dalam waktu singkat.

Namun dibalik kepuasan guru tersebut terdapat hal-hal yang

merugikan siswa antara lain materi tidak terkuasai semua karena akibat

dijelaskan terburu-buru. Di samping itu kompetensi siswa tidak

terkembangkan terutama konsep mengemukakan pendapat,

menyanggah, bertanya, berargumentasi dan lainnya karena guru terlalu

mendominasi kegiatan pembelajaran. Dan siswa tidak merasa leluasa

serta kurang berani.

Tabel 2.1 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Portofolio

No Keunggulan Kelemahan

1 Dalam kurikulum baru, diharapkan

topik materi pembelajaran tidak

terlalu banyak, namun dimuat satu

sampai 2 topik atau materi pelajaran

per semester, sehingga model

pembelajaran portofolio dapat

dilaksanakan tanpa kekurangan

waktu atau menyalahi apa yang telah

digariskan dalam kurikulum. Model

ini dapat dilakukan satu tahun satu

kali;

Diperlukan waktu yang cukup

banyak, bahkan diperlukan waktu

di luar jam pembelajaran di

sekolah, sehingga untuk

menuntaskan satu studi kasus atau

suatu kebijakan publik diperlukan

lebih dari 20 jam pelajaran seperti

yang telah ditentukan dalam

jadwal;

2 Hak otonomi mengajar pada

guru dalam mengembangkan

kemampuan, kemauan, daya nalar,

serta fungsi perannya sebagai

fasilitator, mediator, motivator, dan

Kurangnya pengetahuan/daya

nalar guru yang bersangkutan

Page 36: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

24

Berdasarkan keunggulan dan kelemahan pembelajaran portofolio dan

pembelajaran konvensional dapat disimpulkan kelebihan pembelajaran

portofolio antara lain :

1) Pembelajaran portofolio mengembangkan kemampuan, kemauan, daya

nalar serta berperan sebagai fasilitator, mediator, motivator dan

rekonstruktor pembelajaran didalam kelas

2) Pembelajaran portofolio mengembangkan tukar pendapat, tukar

informasi pengetahuan

3) Pembelajaran portofolio meningkatkan aspek kerjasama atau

kolaborasi yang terbingkai dalam pembelajaran kooperatif

rekonstruktor pembelajaran di dalam

kelas;

3 Tukar pendapat, informasi,

pengetahuan untuk meningkatkan

daya nalar dan pengetahuan dengan

rekan guru pada MGMP setempat;

Kurang kesadaran guru dalam

mengembangkan kemampuan dan

kemauan dalam melaksanakan

fungsi perannya;

4 Siswa dapat mengunjungi

instansi/lembaga pemerintah yang

terkait untuk mencari atau

memperoleh informasi yang

dibutuhkan.

Kurangnya jalinan komunikasi

antara pihak sekolah, keluarga,

dan masyarakat khususnya para

birokrat/instansi yang dikunjungi

oleh para siswa untuk dimintai

keterangannya; dan

5 Kerjasama/kolaborasi antara Kepala

Sekolah dan pihak Dewan

Sekolah/Komite Sekolah untuk

menangani masalah pendanaan;

Tidak ada dukungan moril serta

bantuan dana dari pihak sekolah;

Page 37: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

25

4) Pembelajaran portofolio mendorong siswa untuk lebih aktif dalam

pembelajaran . hal ini berkaitan dengan pendekatan belajar aktif.

i. Langkah-langkah Pembelajaran Portofolio16

1) Mengidentifikasi masalah.

Salah satu warga negara yang baik adalah peka terhadap

masalah-masalah yang terjadi di lingkungannya. Untuk meningkatkan

kepekaan siswa tersebut tiada pilihan lain guru hendaknya menjadikan

masalah-masalah tersebut sebagai sumber belajar. Hal yang pertama

dilakukan adalah:

a) Kegiatan Kelompok Kecil

Untuk mengidentifikasi masalah, perlu diawali dengan

diskusi kelas guna berbagai pengetahuan tentang maslah-maslah

yang terjadi dimasyarakat. Di sini guru membagi siswa ke dalam

kelompok-kelompok kecil (5-6 orang). Maslah yang dikaji adalah

masalah yang berasal dari kaitan mata pelajaran kimia khususnya

materi sistem periodik unsur dan ikatan kimia yang berkembang di

masyarakat selain polusi tanah, air dan udara. Di sini penulis

menjadikan artikel yang berjudul ‘Betapa signifikanya air dan Ada

Apa dengan Ikatan’untuk dijadikan bahan kajian.

b) Pekerjaan Rumah

Untuk mengidentifikasi lebih mendalam mengenai masalah

masalah yang dikaji maka siwa melanjutkan diskusi mereka di

rumah.

2) Memilih Masalah untuk kajian kelas

Apabila kelas menganggap telah memiliki cukup informasi,

maka kelas harus memastikan memilih satu masalah yang akan dikaji.

Masalah yang telah dipilih adalah artikel berjudul Betapa

Signifikannya air dan artikel yang berjudul Ada apa dengan Ikatan

16 Dasim Budimansyah, Model Pembelajaran ..., h. 14

Page 38: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

26

3) Mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji oleh kelas

Mencari informasi lebih banyak adalah hal yang harus

dilakukan berikutnya. Kemudian sumber-sumber informasi yang mana

yang akan dijadikan rujukan. Di sini Penulis menjadikan majalah,

koran, internet, buku pelajaran (pustaka) sebagai sumber informasi

4) Mengembangkan Portofolio Kelas

Portofolio ini meliputi penayangan dan dokumentasi.

Dalam penelitian ini portofolio yang digunakan adalah portofolio

dokumentasi yang merupakan kumpulan dokumen atau bukti

penelitian yakni berupa artikel, pembuatan artikel sendiri dan lainnya.

5) Penyajian Portofolio

Setelah mengembangkan portofolio kelas, kemudian

dilakukan gelar kasus (show case). Penulis di sini menjadikan siswa

sebagai juri yang akan menilai karya masing-masing dengan penyajian

lisan dan tanya jawab antar kelompok.

6) Kriteria dan format penilaian

Kriteria portofolio meliputi:17

a) Kejelasan

(1) Apakah portofolio disusun dengan baik?

(2) Apakah portofolio ditulis dengan jelas sesuai dengan kaidah

tata bahasa, dan menurut ejaan yang benar?

(3) Apakah hal-hal pokok dan argumen-argumen mudah untuk

dipahami

b) Informasi

(1) Apakah informasi akurat?

(2) Apakah informasi mencakup fakta utama dan konsep-konsep

penting?

(3) Apakah informasi yang dimasukkan penting untuk memahami

masalah kajian kelas?

c) Kelengkapan

17 Dasim Budimansyah, Model Pembelajaran ..., h. 74-76

Page 39: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

27

(1) Apakah setiap siswa telah memasukkan lebih dari yang

diperlukan?

d) Dukungan

(1) Apakah portofolio memuat contoh-contoh untuk menjelaskan

atau mendukung hal-hal pokok?

(2) Apakah portofolio memuat penjelasan yang mendalam untuk

hal-hal pokok?

e) Koordinasi

(1) Apakah setiap paragraf dalam artikel portofolio saling

berkaitan antara satu dan lainnya?

(2) Apakah portofolio dokumentasi memberikan bukti untuk

artikel portofolio?

f) Persuasif

(1) Apakah artikel portofolio yang disusun mengarah kepada

masalah?

(2) Apakah isi portofolio yang disusun mendapat dukungan

publik?

(3) Apakah portofolio yang disusun mengajak kepada kebijakan

positif?

g) Refleksi

(1) Apakah bagian refleksi dan evaluasi pembuatan portofolio

menunjukkan bahwa para siswa telah memikirkan secara

cermat tentang pengalaman belajarnya?

(2) Apakah para siswa memperlihatkan bahwa dirinya telah belajar

dari pengalaman membuat portofolio?

Format penilaian dengan memberikan skor kepada bagian

portofolio dengan skala 1-5. Skor 1 = rendah, skor 2 = cukup, skor

3 = rata-rata, skor 4 = di atas rata-rata, dan skor 5 = istimewa.

Format penilaian terlampir.

Page 40: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

28

7) Refleksi pengalaman belajar

Refleksi merupakan satu cara untuk belajar, yaitu belajar

untuk menghindari kesalahan di masa datang dan untuk meningkatkan

kinerja. Merefleksi pada pengalaman belajar dalam rangka

mengerjakan tugas portofolio merupakan prose dan upaya kelas yang

bersifat kooperatif. Diantara nilai itu adalah bertanggung jawab

mengatasi masalah, menyelesaikan masalah dan mengambil kebijakan

terhadap suatu masalah.

j. Pelaksanaan atau Langkah-langkah Penilaian Portofolio

Pelaksanaan penilaian portofolio mensyaratkan kejujuran siswa

dalam melaporkan hasil belajarnya dan sikap guru dalam menilai siswa

sesuai dengan kriteria yang telah disepakati. Guru harus mampu

menunjukkan urgensi laporan yang jelas dari siswa. Hal ini terlihat jelas

pada tahap pelaksanaan berikut ini:18

1) Tahap orientasi

Tahap orientasi ini biasanya berupa pemberian informasi

mengenai portofolio yang diharapkan untuk dihasilkan siswa setelah

selesai mengikuti pelajaran untuk jangka waktu satu semester, satu

tahun, atau tiga tahun. Informasi yang perlu disampaikan pada tahap

orientasi ini adalah: (1) jadwal yang mencakup uraian tentang waktu

pelaksanaan untuk setiap tugas, (2) beban tugas yang menggambarkan

beberapa buah tugas yang harus diwujudkan dalam bentuk karya

siswa, (3) tema untuk setiap tugas, (4) hasil kerja yang perlu tercakup

pada portofolio. Termasuk didalamnya adalah karya final beserta

unsur-unsur pendukungnya seperti sket, komponen, bahan referensi,

berbagai eksperimen media, catatan-catatan dan komentar sumber dan

siswa mengenai karyanya.

18 Dasim Budimansyah, Model Pembelajaran ..., h. 117

Page 41: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

29

2) Tahap penilaian formatif

Tahap penilaian formatif seiring dengan langkah-langkah

siswa dalam memecahkan masalah artistik akan mengikuti tahap: (1)

studi pendahuluan untuk mendalami masalah, (2) pembuatan beberapa

alternatif pemecahan masalah dalam bentuk sket kasar, (3) pembuatan

karya berdasarkan salah satu karya yang terpilih.

Selama proses penciptaan karya ini berlangsung, guru

memberikan umpan balik kepada siswa berdasarkan pengamatan

terhadap apa yang dilakukan atau apa yang dibuatnya. Fokus

pengamatan guru terarah pada dua hal yakni ide siswa dan bagaimana

ide tersebut dinyatakan dalam kegiatan pencarian sumber-sumber

nantinya. Dari kegiatan tersebut terjadi diskusi dalam proses

pembelajaran dalam rangka menemukan tema atau topik yang hendak

dijadikan hasil karya nanti, diskusi ini memungkinkan seorang guru

untuk menilai tiga aspek yakni: (1) argumentasi tentang tema yang

dipilih, (2) gambaran mengenai pemilihan tema, (3) mengambil

keputusan bersama-sama untuk hasil karya yang akan dibuat. Dalam

penelitian ini aspek yang digunakan adalah kebenaran konsep, logika

berpikir, keserasian antar paragraf, keserasian antar kalimat,

penggunaan tanda baca, kualitas dan kuantitas tulisan, dan kerapihan

tulisan.

3) Tahap penilaian sumatif

Tahap penilaian sumatif dilakukan pada akhir semester,

tahun, atau program setelah portofolio sebagaimana yang telah

ditugaskan pada tahap orientasi yag telah dirampungkan siswa.

Penilaian sumatif diberikan untuk menunjukkan prestasi hasil belajar

siwa yang tercermin dalam portofolio yang dikembangkannya.Dalam

pelaksanaannnya guru dapat memberikan penilaian terhadap prestasi

belajar siswa dengan cara:

a) Membandingkan antara prestasi seorang siswa dengan siswa

lainnya dengan pendekatan referensi

Page 42: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

30

b) Membandingkan antara prestasi siswa dengan standar kualitas

artistik yang ditetapkan berdasarkan pendekatan referensi kriteria

c) Membandingkan antara prestasi belajar siswa antara masa sebelum

belajar dan masa sesudah belajar.

Dalam penelitian ini Penulis membandingkan antar artikel.

Penulis membandingkan antar artikel kesatu, kedua, dan artikel ketiga

dari tiap siswa.

k. Sistem Periodik Unsur dan Ikatan Kimia

1. Sistem Periodik19

1) Perkembangan penggolongan unsur

(a). Penggolongan berdasarkan sifat logam dan non logam

(b). Triad Dobereiner

J.W Dobereiner mengolongkan unsur-unsur yang

memiliki kesamaan sifat. Masing-masing kelompok terdiri atas

tiga unsur yang disebut Triad. Dalam suatu Triad massa atom

unsur yang terletak di tengah meupakan harga rata-rata massa

atom unsur pertama dengan unsur ketiga.

(c). Oktaf Newlands

Jhon Newland menyusun unsur-unsur berdasarkan

kenaikan massa atom relative, yang kemudian disebut dengan

hukum oktaf.

(d). Sistem Periodik Mendeleyev

Lothar Meyer dan Mendeleyev dengan

menggunakan prinsip dari Newlands melakukan penggolongan

unsur-unsur berdasarkan massa atom dan sifat-sifat unsur.

Menurut Mendeleyev sifat-sifat unsur merupakan fungsi

periodik dari massa atom relatifnya.

(e). Sistem Periodik Modern (Sistem Periodik Panjang)

19 Rokhmad, Kimia Strategi Tembus Perguruan Tinggi Favorit,

(Yogyakarta: Andi, 2005), h. 7-15

Page 43: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

31

Hendry Moseley melakukan eksperimen dan

menyimpulkan bahwa sifat dasar atom adalah nomor atom

bukan massa atom relativ. Dengan penemuan ini maka hukum

periodik modern dengan sifat-sifat unsur merupakan fungsi

periodik dari nomor atomnya.

(2). Periode dan Golongan

Periode adalah jumlah kulit dari suatu unsur-unsur.

Unsur-unsur yang sama jumlah kulitnya ditempatkan pada

periode (baris) yang sama.

Golongan adalah jumlah elektron valensi dari suatu unsur-

unsur. Unsur-unsur yang memiliki jumlah elektron valensi

sama ditempatkan pada golongan (kolom) yang sama.

Golongan terbagi atas golongan utama dan golongan transisi.

Adapun golongan utama terbagi atas delapan golongan,

sebagaimana tercantum pada tabel berikut:

Tabel 2.2 Golongan Sistem Periodik Unsur

Golongan Nama Golongan Elektron valensi

I A

II A

III A

IV A

V A

VI A

VII A

VII A

Alkali

Alkali tanah

Boron

Karbon

Nitrogen

Oksigen

Halogen

Gas Mulia

1

2

3

4

5

6

7

8

(3). Sifat-sifat Periodik

Sifat-sifat periodik adalah sifat yang hubungannya

dengan letak unsur pada sistem periodik. Sifat-sifat ini berubah

secara periodik sesuai dengan perubahan nomor atom dan

Page 44: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

32

konfigurasi elektron. Beberapa sifat periodik diantaranya

adalah:

1). Jari-jari atom

Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai ke

elektron yang terluar. Semakin besar nomor atom unsur-

unsur semakin banyak pula jumlah kulit elektronnya,

sehingga semakin besar pula jari-jari atomnya. Dalam suatu

periode dari kiri ke kanan nomor atom bertambah berarti

semakin bertambahnya muatan inti, sedangkan jumlah kulit

elektron tetap yang menyebabkan semakin kecilnya jari-jari

atom.

2). Energi ionisasi

Energi ionisasi adalah energi minimum yang

diperlukan atom netral dalam bentuk gas untuk melepaskan

satu elektron membentuk ion bermuatan + 1. Dalam satu

periode dari kanan ke kiri, semakin kuat daya tarik inti

terhadap elektron terluar mengakibatkan elektron semakin

sukar dilepaskan, sehingga energi ionisasinya bertambah.

Dalam satu golongan dari atas ke bawah energi ionisasi

akan berkurang, yang diakibatkan bertambahnya jari-jari

atom dan menyebabkan gaya tarik menarik inti atom

semakin lemah.

3). Keelektronegatifan

Keelektronegatifan adalah suatu ukuran kemampuan

atom untuk menarik elektron dalam suatu ikatan kimia.

Dalam satu periode, keelektronegatifan semakin bertambah

dari kiri ke kanan . Hal ini menyebabkan gaya tarik menarik

antar inti terhadap elektron semakin kuat. Akibatnya

kemampuan atom untuk menarik elektron menjadi semakin

besar. Adapun dalam satu golongan, keelektronegatifan

berkurang dari atas ke bawah.

Page 45: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

33

4). Afinitas elektron

Afinitas elektron adalah energi yang terlibat jika

suatu atom atau ion dalam fase gas menerima satu elektron

membentuk ion negatif. Dalam satu periode, afinitas

elektron cenderung berkurang dari kiri ke kanan. Adapun

dalam satu golongan, afinitas elektron akan bertambah dari

atas ke bawah.

2. Ikatan Kimia

1). Pengertian ikatan kimia

Ikatan kimia adalah ikatan yang terbentuk karena unsur-

unsur ingin memiliki struktur elektron stabil (Golongan). Agar

dapat mencapai struktur elektron seperti gas mulia, antara unsur

mengadakan hal-hal berikut:

a) Perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain (serah

terima elektron). Atom yang melepaskan elektron akan

membentuk ion positif, sedangkan atom yang menerima

elektron akan berubah menjadi ion negatif sehingga terjadi

gaya elektrostatik atau tarik-menarik antara kedua ion yang

berbeda muatan. Ikatan ini disebut ikatan ion.

b) Pemakaian bersama pasangan elektron oleh dua atom

sehingga terbentuk ikatan kovalen. Selain itu dikenal juga

adanya ikatan lain seperti ikatan logam, ikatan hidrogen,

ikatan Vanderwaalls

2) Jenis-jenis ikatan kimia

a) Ikatan ion

Ikatan ion adalah ikatan yang terbentuk sebagai

akibat adanya gaya tarik-menarik antara ion positif dan ion

negatif. Ikatan ion terbentuk antara:

(1) ion positif dengan ion negatif,

Page 46: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

34

(2) atom-atom berenergi potensial ionisasi kecil dengan

atom-atom berafinitas elektron besar (Atom-atom unsur

golongan IA, II A dengan atom-atom unsur golongan

VIA, VIIA),

(3) atom-atom dengan keelektronegatifan kecil dengan

atom -atom yang memiliki keelektronegtaifan besar.

b) Ikatan kovalen

Ikatan Kovalen adalah ikatan yang terjadi antara

unsur non logam dengan unsur non logam yang lain dengan

cara pemakaian bersama pasangan elektron. Berdasarkan

pemakaian elektron, ikatan kovalen dibagi menjadi 3:

1) Ikatan kovalen tunggal

2) Ikatan kovalen rangkap

3) Ikatan kovalen rangkap tiga

Berdasarkan kepolaran, ikatan kovalen terbagai

menjadi:

1) ikatan kovalen polar

2) ikatan kovalen non polar

3) ikatan kovalen semi polar (ikatan kovalen koordinasi)

Ikatan kovalen yang lain seperti ikatan hidrogen,

ikatan logam, ikatan vanderwaals.

3. Hakikat Pembelajaran Expository

Pembelajaran dengan metode exspository adalah pengajaran

dengan sistem menyampaikan materi dengan metode ceramah. Guru

terlebih dahulu menyajikan bahan dalam bentuk yang telah dipersiapkan

secara rapih, sistematik dan lengkap sehinga peserta didik dipersilakan

untuk menyimak dan mencernanya saja secara tertatur dan tertib.

Prosedur pembelajaran expository ialah sebagai berikut:20

20 Syaiful Bahri Diamarah, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2004), h. 62

Page 47: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

35

(a) Preparasi: Guru menyiapkan bahan selengkapnya secara sistematis dan

rapih

(b) Apersepsi: Guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk

mengarahkan perhatian peserta didik pada materi yang akan diajarkan

(c) Presentasi: Guru menyajikan bahan dengan cara memberikan ceramah

atau memerintahkan peserta didik membaca bahan yang telah

dipersiapkan dari teks tertentu atau ditulis oleh guru.

(d) Resitasi: guru bertanya dan peserta didik menjawab sesuai dengan

bahan yang dipelajari atau peserta didik diperintahkan untuk

menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri mengenai pokok-pokok

bahasan yang telah dipelajari (lisan atau tertulis).

Metode pembelajaran expository merupakan pendekatan yang

seringkali guru gunakan. Hal ini telah menjadi kebiasaan berahun-tahun.

Guru merasa belum puas dan belum mengajar bila tidak banyak

menyajikan informasi mengenai suatu mata pelajaran. Pola interaksi dalam

proses belajar mengajar dengan pendekatan tersebut memang banyak

didominasi oleh guru atau dikenal dengan istilah “teacher centered”.

Pendekatan tersebut hanya membuat siswa menjadi menerima informasi

materi pelajaran yang baik. Rasa bosan, jenuh, serta berkurangnya

kepuasan belajar pada diri siswa merupakan situasi yang menekan emosi

siswa. Perasaan-perasaan demikian akan mempengaruhi proses belajar

pada diri siswa. Hal-hal tersebut perlu dipertimbangkan oleh para guru

karena penggunaan pendekatan atau metode pembelajaran tersebut

setidaknya dapat merugikan pengetahuan dan hasil belajar siswa.

Namun demikian bukan berarti pendekatan atau metode

expository tidak baik sama sekali. Ada beberapa keunggulan yang

dimiliknya, antara lain: pendekatan ini mudah dilakukan guru karena

hanya menyampaikan informasi mengenai materi pelajaran saja. Waktu

yang digunakan lebih singkat, guru dapat menguasai kelas dan

pengorganisasian kelaspun lebih sederhana.

Page 48: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

36

Dalam penelitian ini guru menjelaskan materi pada konsep

sistem periodik unsur dan ikatan kimia tanpa disertai pembelajaran yang

lain. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran portofolio yang

mengandung penilaian portofolio.

4. Definisi Hasil Belajar

Secara kodrati manusia memiliki potensi dasar yang secara

esensial membedakan manusia dengan hewan, yaitu pikiran, perasaan, dan

kehendak. Sekalipun demikian, potensi dasar yang dimiliki manusia itu

tidaklah sama bagi masing-masing manusia. Untuk mencapai

perkembangan yang optimal diperlukan belajar.21

Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada

diri individu berkat adanya interaksi antar individu dan individu dengan

lingkunganya. Burton menyatakan “Learning is a change in the individual

due to instruction of that individual and his environment, which feel a

need and make him more capable of dealing adeguately with his

environment.” Dalam ungkapan di atas terdapat kata “change” atau

perubahan yang berarti bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar

akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya,

keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Misalnya dari tak bisa menjadi

bisa, dan tidak mengerti menjadi mengerti, dari ragu-ragu menjadi yakin,

dari tidak sopan menjadi sopan. Kriteria keberhasilan dalam belajar

ditandai dengan terjadinya perubahan tingkah laku individu yang belajar.22

Menurut Gonbach, belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan

mengalami, dan dengan mengalami itu si pelajar menggunakan panca

inderanya. Sedangkan menurut Hilgard, belajar merupakan proses

perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan

21 H. Sunarto & Agung hartono, Perkembangan Peseta Didik, (Jakarta: Rineka Cipta,

2002), Cet Ke-2, h. 170 22 M. Uzer Usman, Menjadi Guru ..., Cet. Ke-8, h. 5

Page 49: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

37

perubahan yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan

oleh yang lainnya.23

Abdurrahman Abror membuat definisi belajar dengan tiga

kriteria, yaitu:24

(1) Bahwa belajar menimbulkan suatu perubahan (dalam arti tingkah laku,

kapasitas) yang relatif tetap.

(2) Bahwa perubahan itu pada pokoknya membedakan antara keadaan

sebelum individu berada dalam situasi belajar dan setelah melakukan

belajar.

(3) Bahwa perubahan itu dilakukan melalui kegiatan, usaha, atau praktik

yang disengaja atau diperbuat.

Suatu proses belajar akan menghasilkan hasil belajar. Hasil

belajar ini nyata terlihat dari apa yang dilakukan oleh siswa yang

sebelumnya tidak dapat dilakukannya. Dalam hal ini terjadi perubahan

tingkah laku yang dapat diamati dan dapat dibuktikan dengan perbuatan.

Hal ini sesuai dengan pernyataan S. Nasution yang mendefinisikan hasil

belajar sebagai suatu perbuatan yang terjadi pada individu yang belajar,

bukan saja perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga pengetahuan

untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penguasaaan,

dan penghargaan dalam diri pribadi individu yang belajar.25

Belajar pada dasarnya adalah perubahan tingkah laku yang

relatif menetap dan dapat diperoleh melalui pengalaman. Pengalaman

dapat berupa interaksi dengan lingkungan eksternal dan melibatkan proses

yang tidak nampak. Belajar juga merupakan perilaku aktif siswa dalam

menghadapi lingkungan untuk mendapatkan pengalaman, pengetahuan,

pemahaman, dan makna. Menurut Wortman, Loftus, dan Marshall, belajar

merupakan kegiatan mental individu yang kompleks dan biasanya

menghasilkan perubahan tingkah laku dan pola pikir pelajar, sehingga

23 Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993),

Cet. Ke-4, h. 66 24 Abd. Rachman Abror, Psikologi ..., h. 67 25 S. Nasution, Didaktik Azas-azas Mengajar, (Bandung: Jemars, 1982), h. 25

Page 50: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

38

dengan adanya perubahan maka dapat dikatakan bahwa kegiatan belajar

(learning) telah terjadi.

Menurut Gagne, hasil belajar dapat dikaitkan dengan terjadinya

perubahan kepandaian, kecakapan, atau kemampuan seseorang yang

terjadi secara bertahap. Hasil belajar diwujudkan dalam lima kemampuan,

yaitu keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal,

keterampilan motorik, dan sikap.26 Pendapat di atas sama dengan pendapat

Bloom yang menyatakan bahwa ada tiga dimensi hasil belajar yaitu

dimensi kognitif, dimensi afektif, dan dimensi psikomotorik. Dimensi

kognitif adalah kemampuan yang berhubungan dengan berpikir,

mengetahui, dan memecahkan masalah seperti pengetahuan komprehensif,

aplikatif, sintesis, analisis, dan pengetahuan evaluatif. Dimensi afektif

adalah kemampuan yang berhubungan dengan sikap, nilai, minat, dan

apresiasi. Sedangkan dimensi psikomotorik adalah kemampuan yang

berhubungan dengan keterampilan motorik.27 Hasil belajar akan lebih baik

apabila peserta didik memiliki hasrat atau tekad untuk mempelajari

sesuatu. Tentu kuatnya tekad itu bergantung pada beberapa faktor antara

lain nilai tujuan pelajaran itu bagi peserta didik.

Berbeda dengan ilmu-ilmu teoritis yang berlandaskan

matematika, di mana perkembangannya didasarkan atas cara deduktif,

maka bagi ilmu-ilmu yang berlandaskan pengamatan dan eksperimen

seperti kimia perkembangannya didasarkan atas cara induktif. Langkah

pertama adalah pengumpulan data yang diperoleh melalui pengamatan dan

eksperimen. Mengingat pengumpulan data adalah langkah pertama, maka

kecermatan dan keobjektifan dari pengamatan ini sangat menentukan

makna data tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut perlu dilakukan

usaha untuk mendapatkan cara yang cermat dan objektif tadi.

26 Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (bandung: PT. Remaja

Rosda karya, 2008) Cet. Ke-11, h. 22 27 H. Veitthzai Riva’I, Prestasi Hasil Belajar Peserta Program MM,

(http://www.depdiknas.co.id, 2004), Jurnal Pendidikan

Page 51: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

39

Hal terpenting dalam kaitannya dengan pengajaran kimia

adalah menyebarluaskan kemampuan untuk dapat memahami adanya

keragaman sifat zat di alam serta kemampuan untuk menemukan

keteraturan di antara keragaman tersebut. Melalui pengamatan tentang

adanya berbagai keteraturan dalam sifat ini, dimungkinkan untuk

melakukan pengubahan sifat zat yang satu menjadi sifat zat yang lain. Hal

ini akan membuka jalan bagi penjelajahan lebih lanjut tentang sifat-sifat

zat di alam. Dengan demikian hasil belajar kimia dapat diartikan sebagai

hasil perubahan tingkah laku yang disengaja sebagai hasil belajar kimia

yang ditunjukkan oleh adanya perubahan dari tidak bisa menjadi bisa, atau

peningkatan pengetahuan tentang kimia, pemahaman, sikap, dan tingkah

laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek

lain yang ada pada diri siswa yang bersangkutan setelah menerima

pelajaran terutama pelajaran sains kimia.

5. Tes Hasil Belajar

Tes terambil dari kata testum, suatu pengertian dalam bahasa

Perancis kuno yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia.

Dalam bahasa Inggris ditulis test yang dalam bahasa Indonesia

diterjemahkan dengan tes, ujian atau percobaan.

Seperti yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dari Amir Daien

Indrakusuma dikatakan bahwa “tes” adalah suatu alat atau prosedur yang

sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-

keterangan yang diinginkan seseorang dengan cepat dan tepat. Sedangkan

dilihat dari wujud fisiknya tes adalah sekumpulan pertanyaan yang harus

dijawab atau yang harus dikerjakan yang akan memberikan informasi

mengenai aspek kognitif tertentu berdasarkan jawaban terhadap

pertanyaan-pertanyaan atau cara dan hasil subjek dalam melakukan tugas-

tugas tersebut.

Perlu diketahui bahwa evaluasi sangat penting dilakukan untuk

mengetahui apakah proses belajar mengajar tersebut telah mencapai tujuan

Page 52: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

40

pengajaran yang telah ditetapkan atau tidak, dan juga untuk memberikan

umpan balik bagi siswa maupun bagi bagi guru berdasarkan hasil evaluasi

tersebut.

6. Pembelajaran Kimia

Dalam kamus besar bahasa Indonesia kimia diartikan sebagai ilmu

tentang susunan sifat, dan reaksi suatu unsur atau zat kimia. Kimia juga

dibagi menjadi kimia analisis; cabang ilmu kimia yang berkaitan dengan

penentuan macam dan kadar suatu zat, kimia anorganik; cabang kimia

yang mempelajari tentang unsur dan senyawa yang meliputi air, gas,

logam, asam, basa, dan mineral, kecuali karbon, kimia farmasi; cabang

kimia tentang susunan pembuatan, dan pengujian obat-obatan, kimia

fisika; cabang kimia yang mempelajari tentang aspek teori partikel materi

dan hukumnya seperti dirumuskan oleh fisika, kimia inti; cabang kimia

yang mempelajari tentang reaksi inti dan sifat jenis inti yang dibentuk,

kimia listrik; kimia tentang proses terjadinya energi kimia menjadi energi

listrik dan sebaliknya serta penggunaannya, kimia organik dan ilmu kimia

yang lainnya.

Pembelajaran kimia berkaitan dengan pembelajaran sains. Sains

berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis

sehingga sains bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-

fakta ataupun konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan sains di sekolah menengah

diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri

sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam

penerapannya di kehidupan sehari-hari.

Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman

langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu

menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah. Pendidikan sains

diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa

untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Page 53: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

41

Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan

berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa,

mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam; khususnya yang berkaitan

dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dan dinamika serta

energetika zat. Ilmu kimia merupakan produk (pengetahuan kimia yang

berupa fakta, teori, prinsip, dan hukum) temuan saintis dan proses (kerja

ilmiah). Oleh sebab itu dalam penilaian dan pembelajaran kimia harus

memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai produk dan proses.

Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia.

Belajar adalah suatu proses bukan sekedar pengalaman seperti

dikemukakan oleh James O. Whitaker bahwa “Belajar dapat didefinisikan

sebagai proses di mana tinglah laku ditimbulkan atau diubah melalui

latihan atau pengalaman.” Sedangkan Chaplin dalam Dictionary of

Phscycology membatasi belajar dengan dua macam rumusan, yaitu:

1) Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap

sebagai akibat latihan dan pengalaman

2) Belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat

adanya latihan khusus.

Sedangkan konsep pembelajaran merujuk kepada penataan

lingkungan (fisik, sosial, cultural, dan psikologis atau spiritual) yang

memberi suasana bagi tumbuh dan berkembangnya proses belajar. Jadi

dilihat dari individu yang belajar (siswa), proses belajar bersifat internal

dan unik, sedangkan proses pembelajaran bersifat eksternal adalah proses

pembelajaran yang sengaja dirancang dan bersifat rekayasa.

Karena pembelajaran bersifat rekayasa, yakni rekayasa perilaku

akan proses tersebut terkait tujuan. Atas dasar itu maka terjadinya proses

belajar adalah kriteria dasar dari proses pembelajaran. Dengan kata lain

proses pembelajaran dinilai berhasil bila siswa dapat belajar sesuai dengan

tujuan yang dirancang sebelumnya. Belajar karena proses pembelajaran

akan lebih terarah dan terkendali dari pada belajar karena pengalaman

semata-mata.

Page 54: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

42

Proses pembelajaran secara keseluruhan dari awal sampai akhir

kegiatan harus dapat membangkitkan aktivitas siswa sebagai objek

sekaligus sebagai subjek dalam pembelajaran. Proses pembelajaran sangat

dipengaruhi oleh kegiatan awal atau pendahuluan dalam pembelajaran.

Oleh sebab itu kegiatan pembelajaran harus direncanakan dan

dilaksanakan secara sistematis, fleksibel, efektif, dan efisien.

Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses

komunikasi antara siswa dan guru serta antara siswa dengan siswa dalam

rangka perubahan sikap. Karena itu baik konseptual maupun operasional

konsep-konsep komunikasi dan perubahan sikap akan selalu melekat

dalam pembelajaran.

Proses komunikasi pembelajaran melibatkan dua pihak, yakni

guru dan siswa yang lebih dari satu orang. Dalam ukuran kelas normal

berjumlah 35-40 orang. Guru memegang peran utama sebagai

komunikator dan siswa memegang peran utama sebagai komunikan.

Masing-masing pihak pada giliranya bertukar peran menjadi pemberi dan

penerima informasi. Dengan adanya komunikasi siswa akan mendapatkan

kemudahan untuk dapat melakukan proses belajar. Makin tinggi intensitas

proses belajar yang terjadi sebagai dampak dari komunikasi maka proses

pembelajaran akan semakin baik pula.

Alport menjelaskan antara komunikasi dengan perubahan sikap

sebagai berikut:

1) Sikap merupakan satu kecenderungan dalam diri individu yang

diwujudkan dalam bentuk kesiapan mental dan kesiapan fisik

2) Sikap terwujudkan dalam bentuk respon atau tanggapan individu

terhadap suatu atau sejumlah objek dan situasi yang dihadapi.

3) Sikap berfungsi pemberi arah dan langkah kepada individu yang

diwujudkan dalam bentuk respon terhadap objek sikap.

Dari penjelasan di atas sikap memiliki tiga unsur yakni kognisi,

perasaan, dan kecenderungan bertindak. Untuk dapat merancang dan

melaksanakan pembelajaran yang baik seorang guru seharusnya

Page 55: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

43

menerapkan konsep psikologi perkembangan anak. Ketiga teori tersebut

seyogyanya melandasi para pengajar dalam merancang dan melaksanakan

kegiatan pembelajaran.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang dijadikan bahan perbandingan dalam penulisan

skripsi ini adalah hasil penelitian yang berjudul “Pengaruh Model

Pembelajaran Berbasis Portofolio terhadap Motivasi Belajar Biologi Siswa

Semester Genap Tahun 2005” dan “Pengaruh penilaian portofolio terhadap

kemampuan keterampilan proses sains pada konsep laju reaksi kimia”.

Penelitian tersebut terbukti bahwa motivasi belajar biologi siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio lebih baik dari

motivasi belajar biologi yang diajar dengan menggunakan metode

pembelajaran konvensional, sehingga pembelajaran portofolio ini memberikan

pengaruh yang positif untuk menambah motivasi belajar biologi siswa.

C. Kerangka Pikir

Pembelajaran portofolio akan berhasil apabila proses pembelajaran

yang dialami siswa sesuai dengan karakteristik siswa itu sendiri, yaitu dengan

melibatkan intelektual siswa secara optimal serta dengan memperhatikan

pengembangan emosi positif dan keterampilan. Proses pembelajaran akan

berjalan secara optimal apabila pembelajaran dapat dikelola dengan sebaik-

baiknya sehingga siswa yang terlibat dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM) menjadi senang dan merasa nyaman.

Keberhasilan belajar erat kaitannya dengan kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran. Kemampuan guru tersebut dapat memotivasi potensi

siswa serta mampu membawa siswa untuk mengevaluasi diri melalui tugas-

tugas portofolio yang diberikan oleh guru. Diharapkan metode yang

digunakan guru dalam pembelajaran membawa siswa belajar lebih aktif,

kreatif, dan kritis sehingga hasil belajar dapat dicapai dengan optimal.

Page 56: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

44

Pendekatan tradisional dalam pembelajaran yang didominasi ceramah

satu arah dari guru sebaiknya dikurangi tidak dapat menghasilkan beragam

bentuk hasil kerja siswa sebagai produk proses belajar mengajar. Jika dalam

pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah, tanya jawab singkat,

dan penugasan menjawab soal pemahaman bacaan pada akhir bab buku

pelajaran maka bentuk hasil kerja siswa sangat jauh dari yang diharapkan.

Pendekatan belajar aktif dalam pembelajaran menekankan agar anak

mendapatkan pengalaman belajar, terutama melalui berbuat atau melakukan

kegiatan. “Successful learning comes from doing” (Wyatt & Looper). Suatu

kegiatan belajar cenderung sukses jika siswa berbuat atau melakukan kegiatan

nyata dalam kegiatan belajar tersebut. Selain itu pendekatan pembelajaran

aktif menekankan adanya pengalaman belajar yang menghasilkan produk atau

hasil karya siswa berdasarkan mata pelajaran yang relevan.

Di samping itu proses belajar mengajar berciri pendekatan belajar aktif

memiliki urutan kegiatan belajar mengajar yang bervariasi antara kegiatan

seluruh kelas, individual, pasangan dan kelompok. Dalam pembelajaran

portofolio agar hasil kerja siswa dapat dikoleksi dan diseleksi maka kegiatan

individual perlu ditingkatkan dan lebih divariasikan. Misalnya untuk materi

pokok sistem periodik unsur dan ikatan kimia guru dapat memberikan tugas

yang bervariasi kepada siswa melalui tugas portofolio. Diharapkan hasil kerja

tiap siswa bisa bervariasi, sehingga dapat menambah wawasan dan membuat

pembelajaran lebih menarik.

Guru juga dapat memberikan tugas yang sama kepada tiap individu,

namun hasil kerja individu lebih bervariasi, sesuai dengan kesenangan

masing-masing siswa. Misalnya guru menugaskan tulisan tentang jari-jari

atom dalam sistem periodik unsur. Siswa boleh memilih untuk membuat

grafik, deskripsi, gambar, puisi, peta konsep, atau tugas lainnya. Hasilnya

dapat ditelaah dan dikomentari oleh temannya atau dipresentasikan kemudian

siswa sendiri harus memperbaiki sesuai ide masukan dari teman atau gurunya.

Dengan digunakannya metode pembelajaran berbasis portofolio

sebagai metode pembelajaran yang mengaktifkan siswa pada mata pelajaran

Page 57: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

45

kimia diharapkan bisa meningkatkan hasil belajar kimia siswa sehingga

diduga adanya perbedaaan hasil belajar kimia antara siswa yang diajarkan

dengan menggunakan metode pembelajaran portofolio dengan siswa yang

diberi pengajaran yang menggunakan metode pembelajaran konvensional.

Dengan demikian metode cukup menarik dan siswa termotivasi untuk belajar

dengan baik dan proses pembelajaran terlaksana dengan baik pula maka hasil

belajar pun meningkat (lihat lampiran 4).

D. Pengajuan Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi dan kerangka pikir di atas, maka peneliti

mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ho: Tidak ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang menggunakan

metode pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran portofolio.

Ha: Ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang menggunakan metode

pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran portofolio

Page 58: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

46

Page 59: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh bukti empiris tentang

perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional dan

metode pembelajaran portofolio pada mata pelajaran kimia di SMA Negeri 5 Kota

Tangerang Selatan (SMA Negeri I Pondok Aren Tangerang) .

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan (SMA Negeri I

Pondok Aren Tangerang). Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian adalah semester ganjil

tahun ajaran 2006/2007 yaitu pada tanggal 22 Agustus sampai tanggal 22 Oktober 2006.

C. Variabel Penelitian

Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek,

yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek

yang lain.1 Variabel adalah suatu sifat benda atau kemampuan manusia yang dapat kita ukur

atau amati secara langsung.

Kerlinger menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang

akan dipelajari. Diberikan contoh misalnya, tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status

sosial, jenis kelamin, golongan gaji, produktivitas kerja, dan lain-lain. Selanjutnya Kidder

menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas (qualities) di mana peneliti mempelajari

dan menarik kesimpulan darinya. Dengan demikian variabel itu merupakan suatu yang

bervariasi berupa kondisi-kondisi yang dimanipulasi, dikontrol atau diobservasi dalam suatu

penelitian. Jadi variabel penelitian adalah obyek penelitian yang bervariasi.2

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan di sini bahwa

variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: CV. Alfabeta, 2006), Cet. Ke-2, h. 60

2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Yogyakarta: Rineka Cipta, 1993), Cet. Ke-9, h. 89

Page 60: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

47

yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpuannya.Adapun secara rinci variabel penelitian dijelaskan sebagai berikut:

Variabel bebas (X) : Metode Pembelajaran Konvensional

dan Metode Pembelajaran Portofolio

Variabel Terikat (Y) : Hasil Belajar Siswa

D. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode quasi eksperimen yaitu

eksperimen yang belum seperti apa adanya atau tidak murni. Penulis mencoba

melaksanakan pembelajaran kimia dengan menerapkan metode pembelajaran portofolio

dan melihat seberapa besar perbedaannya terhadap hasil belajar kimia siswa.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pre experimental

design. Desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat

variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel terikat. Jadi hasil

eksperimen yang merupakan variabel terikat itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh

variabel bebas.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan desain penelitian postes, bentuk desain

penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Pemilihan Sampel Perlakuan Postes

Kelas X A

Kelas X B

XA

XB

OA

OB

Keterangan: XA = Pembelajaran dengan cara konvensional

XB = Pembelajaran dengan pembelajaran portofolio

OA = Nilai yang didapat tanpa diterapkan pembelajaran portofolio

Page 61: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

48

OB = Nilai yang didapat dengan diterapkan pembelajaran portofolio

Desain penelitian:

1. Pemilihan sampel dari populasi terjangkau.

2. Pembelajaran tentang Sistem periodik unsur dan ikatan kimia. Dalam hal ini

Pembelajaran dipisah menjadi dua perlakuan.

3. Perlakuan pertama yaitu pembelajaran tanpa menggunakan pembelajaran portofolio

yang diterapkan pada kelas kontrol (XA).

4. Perlakuan kedua yaitu pembelajaran dengan menggunakan portofolio yang diterapkan

pada kelas eksperimen (XB). Dalam hal ini siswa diberikan lembar portofolio yang

wajib diisi di setiap akhir pelajaran. Dan mengumpulkan hasil karyanya ke dalam

sebuah amplop berdasarkan urutan hari belajar.

5. Memberikan posttest (O) kepada siswa untuk mengukur variabel terikat.

6. Menghitung perbedaan hasil post test kelas kontrol dengan kelas eksperimen.

7. Mengaitkan tes statistik yang cocok dengan desain penelitian ini untuk menentukan

apakah perbedaan dalam skor ini signifikan atau tidak, yaitu apakah perbedaan yang

dihasilkan dapat menolak hipotesis nol.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek pendidikan. Menurut Aminudin Rasyad

populasi adalah sejumlah massa (baik manusia atau bukan) yang terdapat di suatu

kawasan tertentu atau berada dalam suatu unit kesatuan.3 Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh siswa/I

SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan (SMA Negeri I Pondok Aren Tangerang).

Populasi terjangkaunya adalah siswa-siswi kelas X (Sepuluh) yang berjumlah lima (5)

kelas.

2. Sampel

3 Aminudin Arsyad, Metode Riset Pendidikan, (Jakarta: Fakultas tarbiyah, IAIN Jakarta, 1987), Jilid I, h. 62

Page 62: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

49

Sampel yang diambil sebanyak dua kelas. Satu kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Sampel menurut Drs. Mardalis adalah sebagian dari seluruh individu yang

menjadi objek penelitian dengan tujuan memperoleh keterangan mengenai objek

penelitian dengan cara mengamati sebagian dari populasi-populasi.4 Adapun sampel

dalam penelitian ini adalah kelas X A dan X B yang berjumlah 80 orang.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Metode atau teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

purpossive sampling, yaitu teknik yang dipakai apabila peneliti ingin menentukan sampel

sesuai tujuan yang diinginkan yaitu untuk mengetahui adanya pengaruh metode pembelajaran

berbasis portofolio terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok sistem periodik unsur dan

ikatan kimia.

G. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen atau alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif

tentang variasi karakteristik secara objektif adalah tes formatif, tes sumatif, format penilaian

portofolio untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa yang terdiri dari 40 soal pilihan

ganda, setiap jawaban betul diberi nilai 1 (satu) dan jawaban salah diberi nilai 0. Sebelum

instrumen tes dibuat, peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi instrumen tes. Kisi-kisi

adalah suatu format berbentuk matriks yang memuat informasi untuk dijadikan pedoman

dalam membuat dan menyusun soal menjadi tes.

Tes formatif ini terdiri dari pretes atau tes uji coba soal yang berfungsi untuk

mengetahui apakah instrumen tes tersebut dapat memenuhi syarat validitas dan reliabilitas

atau tidak, dan posttes yang berfungsi untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa

siswa setelah diterapkannya pembelajaran portofolio.

Sedangkan tes sumatif terdiri dari penilaian dalam ulangan akhir semester. Untuk

penilaian portofolio adalah penilaian hasil karya yang disusun berdasarkan penilaian

kebenaran konsep, logika berpikr, keseasin paragraf, keserasian antar kalimat, penggunaan

tanda baca, kualitas dan kuantitas tulisan, serta kerapihan tulisan.

4 Mardalih, Metode Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002), Edisi I. Cet. Ke-5, h. 55

Page 63: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

50

H. Teknik Pengumpul Data

Penelitian yang bersifat ilmiah harus menggunakan alat ukur yang valid dan reliabel.

Untuk itu sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu dilaksanakan uji coba terhadap alat

ukur yang akan digunakan. Apakah instrumen tersebut dapat memenuhi syarat validitas dan

reliabilitas atau tidak. Uji coba instrumen ini dimaksudkan untuk melihat tingkat kesukaran,

daya beda, pengecoh, validitas, dan reliabilitas instrumen.

1. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan

dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

a. Tingkat Kesukaran (difficulty index)

Tingkat kesukaran adalah bilangan yang merupakan hasil perbandingan antara

jawaban benar yang diperoleh dengan jawaban benar yang seharusnya diperoleh dari

suatu item. Tingkat kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyak siswa yang

menjawab benar.5

Rumus:

Ketentuan: P = 0.00 – 0,25 (Sukar)

P = 0,26 – 0,75 ( Sedang)

P = 0,76 – 1,00 (Mudah)

Tingkat kesukaran yang baik adalah P = 0, 5 atau 0,5<P<0,75

b. Daya Beda (descriminating power)

Daya beda suatu item adalah taraf sampai dimana jumlah jawaban benar dari

siswa-siswa yang tergolong kelompok atas (pandai = upper group) berbeda dari siswa-

siswa yang tergolong kelompok bawah (bodoh = lower group).6

Rumus:

Keterangan: Ba = Jumlah benar kelompok atas

5 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001), h.

137 6 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 390

siswajumlahbenarjawaban

P

0,5N)B(BD ba

Page 64: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

51

Bb = Jumlah benar kelompok bawah

N = Jumlah peserta tes

Daya beda yang baik adalah D > 0,30

c. Pengecoh (distractor)

Dari pola jawaban soal dapat ditentukan apakah pengecoh berfungsi sebagai

pengecoh dengan baik atau tidak. Pengecoh yang tidak dipilih sama sekali oleh peserta

tes berarti bahwa pengecoh itu jelek, terlalu mencolok dan menyesatkan. Sebaliknya

sebuah pengecoh dapat dikatakan berfungsi dengan baik apabila pengecoh tersebut

mempunyai daya tarik yang besar bagi peserta tes yang kurang memahami konsep atau

materi.

Untuk soal pilihan ganda, alternatif jawaban harus homogen dan logis sehingga

setiap pilihan dapat berfungsi. Suatu pengecoh dapat dikatakan berfungsi baik jika paling

sedikit dipilih oleh 5% peserta tes.

d. Validitas Butir Soal

Untuk mengukur validitas soal dalam penelitian ini digunakan beberapa langkah

di bawah ini, yaitu : 7

1) Mencari Proporsi menjawab benar (p) setiap butir soal (no. 1)

, dimana :

2) Mencari q setiap butir soal (no. 1)

3) Mencari Rerata skor peserta tes (Mp) setiap butir soal (no. 1)

4) Mencari Mean Total

5) Mencari Standar Deviasi Total

7 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 258-261

Nxp a

siswajumlahNa.nosoalbenarjumlahx

kesukarantingkatp

a

p1q

benarmenjawabyangtespesertajumlahbenarmenjawabyangtestotalskorjumlahMp

NxtMt

22

Nxt

NxtSDt

Page 65: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

52

6)Mencari angka indeks korelasi poin biserial (untuk menguji validitas soal)

Jika rpbi > rtabel, maka soal dikatakan valid

Keterangan : rpbi = angka indeks korelasi poin biserial

Mp = rata-rata skor yang dicapai oleh peserta tes yang menjawab betul,

yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan

Mt = mean skor total

SDt = standar deviasi total (standar deviasi dari skor total)

p = proporsi peserta tes yang menjawab betul terhadap butir soal yang

sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan

2. Reliabilitas

Reliabilitas dalam suatu pengukuran memiliki maksud bahwa sejauh mana alat

yang digunakan dalam penelitian memberikan suatu keajegan pengukuran sesuai dengan

yang akan diukur dan dimaksud. Untuk mengukur reliabilitas soal dalam penelitian ini,

penulis menggunakan rumus KR. 20 (Kuder Richardson):8

dimana,

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t, yakni tes

statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang

menyatakan bahwa diantara dua buah mean sampel yang diambil dari populasi yang sama

tidak terdapat perbedaan yang signifikan.9 Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan

pengujian awal, yaitu :

8 Fo’aroata T, Pengolahan Data Penelitian Perbandingan dan Hubungan, (Jakarta: UKI, 2005), h. 22 9 Anas Sudijono, Pengantar Statistik ..., h. 278

qp

SDMM

rt

tppbi

2

2

1 StqpSt

)1n(nr

totaliansvarStp1q

itemnomorpadamenjawabyangsubjekbanyaknyaproporsip

instrumendalamitemjumlahn

2

Page 66: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

53

1. Pengujian Prasyarat Penelitian

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi

sampel yang diteliti. Uji normalitas yang digunakan yaitu uji Liliefors dengan

langkah-langkah sebagai berikut:10

1. Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar

2. Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data berikut dengan rumus:

Zi = S

Keterangan:

Zi = skor baku

X = nilai rata-rata

X = skor data

SDt = standar deviasi total

3. Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi berdasarkan tabel Zi

sebutkan dengan F (Zi) dengan aturan jika Zi > 0, maka F (Zi) = 0,5 + nilai tabel,

jika Zi < 0, maka F (Zi) = 1- (0,5 + nilai tabel).

4. Selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2... Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi.

Jika, proporsi dinyatakan oleh S (Zi), maka:

S (Zi) = n

Ζnyang...Ζ..Ζ, Ζbanyaknya 21

5. Hitung selisih F (Zi) – S (Zi), kemudian tentukan harga mutlak.

6. Ambil nilai terbesar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut, nilai ini

dinamakan Lo.

7. Memberi interpretasi Lo dengan membandingkan dengan Lt, Lt adalah harga

yang ambil dari tabel harga kritis uji liliefors.

8. Mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lo dan Lt yang telah didapat, apabila

Lo < Lt maka sampel berasal dari distribusi normal.

b. Uji Homogenitas

10 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: C.V Alfabeta, 2007), Cet. Ke-12, h. 75-82

Page 67: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

54

Pengujian dilakukan dengan uji homogenitas dua varians, rumus uji

homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, yaitu :11

F = 22

21

SS

S2 =

1nnΧΧn 22

Keterangan : F = homogenitas

S12 = varians terbesar atau data pertama

S22 = varians terkecil atau data kedua

Fhitung < Ftabel = sampel homogen

Fhitung > Ftabel = sampel tidak homogen

2. Pengujian Hipotesis dengan Uji-t

Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan rumus:12

2M1M

21o SE

MMt

SEMI-M2 = 22M

2MI SESE

SEM1 = 1N

SD1

SEM2 = 1N

SD2

Keterangan:

to = t hasil perhitungan

M1 = rata-rata skor, sampel dengan menggunakan pembelajaran portofolio

M2 = rata-rata skor, sampel tanpa menggunakan pembelajaran portofolio

SD1 = simpangan baku, sampel dengan menggunakan pembelajaran portofolio

SD2 = simpangan baku, sampel tanpa menggunakan pembelajaran portofolio

11 Sugiyono, Statistika untuk ..., Cet. Ke-12, h. 140

12 Anas Sudijono, Pengantar Statistik ..., h. 324

Page 68: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

55

SEM1 = standar eror mean sampel dengan menggunakan pembelajaran portofolio

SEM2 = standar eror mean sampel tanpa menggunakan pembelajaran portofolio

SEM1- M2 = standar eror mean sampel gabungan

J. Hipotesis Statistik

Secara statistik hipotesis dinyatakan sebagai berikut:

Ho : XA ═ XB

Ha : XA ≠ XB

Keterangan:

Ho = Hipotesis nihil

Ha = Hipotesis alternatif

XA = Nilai siswa dengan pembelajaran konvensional.

XB = Nilai siswa dengan pembelajaran portofolio

Page 69: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

56

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Hasil Belajar Kimia Kelas Eksperimen dengan Menggunakan

Pembelajaran Berbasis Portofolio

Dari data skor tes hasil belajar siswa terhadap pelajaran kimia

dengan menggunakan pembelajaran berbasis portofolio diperoleh nilai

tertinggi (95) dan nilai terendah (55) (lihat lampiran 20) dengan skor rata-

rata (77,78) sedangkan untuk median (72) dan modus (79) (lihat lampiran

21). Maka penyajian dalam bentuk distribusi frekuensi dapat dilihat pada

tabel 4.1.

Tabel 4.1. Data Distribusi frekuensi Kelas eksperimen

No Interval Kelas

Nilai Nyata

Nilai Tengah

(X)

Frekuensi Fk(a) Fk(b) Absolut Relatif

1. 2. 3. 4. 5. 6.

55 – 61 62 – 68 69 – 75 76 – 82 83 – 89 90 – 96

54,5 – 61,5 61,5 – 68,5 68,5 – 75,5 75,5 – 82,5 82,5 – 89,5 89,5 – 96,5

62 67 72 77 82 87

7 3 6 8 9 7

17,5 7,5 15 20

22,5 17,5

7 10 16 24 33 40

7 16 26 30 33 40

Dari data distribusi frekuensi pada tabel dapat dibuat histogram, seperti

dapat dilihat pada gambar

Gambar 4.1. Histogram Hasil Belajar Kimia Siswa Menggunakan

Pembelajaran Portofolio

02468

10

Frekuensi Relatif

61,5 68,5 75,5 82,5 89,5 96,5

Batas Nyata

Page 70: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

57

2. Hasil Belajar kimia kelas kontrol tanpa menggunakan Metode

Pembelajaran Portofolio.

Dari data skor tes hasil belajar siswa terhadap pelajaran kimia

dengan mengunakan metode konvensional diperoleh nilai tertinggi (90)

dan nilai terendah (50) (lihat lampiran 20) dengan skor rata-rata (68,58)

sedangkan untuk median (67,79) dan modus (72,17) (lihat lampiran 22).

Maka penyajian dalam bentuk distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel

4.2.

Tabel 4.2. Data Distribusi frekuensi Kelas kontrol

No Interval Kelas

Nilai Nyata

Nilai Tengah

(X)

Frekuensi Fk(a) Fk(b) Absolut Relatif

1. 2. 3. 4. 5. 6.

50 – 56 57 – 63 64 – 70 71 – 77 78 – 84 85 – 91

49,5 – 56,5 56,5 – 63,5 63,5 – 70,5 70,5 – 77,5 77,5 – 84,5 84,5 – 91,5

53 60 67 74 81 88

7 7 7 8 6 5

17,5 17,5 17,5 20 15

12,5

7 14 21 29 35 40

5 11 19 26 33 40

Dari data distribusi frekuensi pada tabel dapat dibuat histogram, seperti

dapat dilihat pada gambar

Gambar 4.2. Histogram Hasil Belajar Kimia Siswa Tanpa Menggunakan

Pembelajaran Portofolio

012345678

Frekuensi Relatif

56,5 63,5 70,5 77,5 84,5 91,5

Batas Nyata

Page 71: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

58

B. Analisis Data

Berdasarkan data yang telah dikemukakan di atas, dapat dilihat bahwa

hasil belajar kimia kelas eksperimen pada materi pokok sistem periodik unsur

dan ikatan kimia dengan menggunakan metode pembelajaran portofolio

berbeda dengan hasil belajar kelas kontrol dengan menggunakan metode

pembelajaran konvensional. Kelas eksperimen mempunyai skor rata-rata

sebesar 77,78 sedangkan kelas kontrol mempunyai skor rata-rata sebesar

68,58.

Hal ini belum dapat menjawab hipotesis yang diajukan, karena itu

untuk mengetahui perbedaan hasil belajar, perlu dilakukan analisis dengan

menggunakan uji-t untuk memperoleh kejelasan dan kepastian (secara

matematis). Sebelum dilakukan pengujian hipotesis perlu pemeriksaan terlebih

dahulu terhadap data penelitian yang meliputi uji normalitas dan uji

homogenitas.

1. Pengujian Prasyarat Penelitian

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan uji

lilifors. Hasil yang didapat untuk uji normalitas kelas eksperimen

yang menggunakan metode pembelajaran portofolio pada materi pokok

sistem periodik unsur dan ikatan kimia adalah sebagai berikut:

Dengan hipotesis:

Ha = Data Berdistribusi Normal

Ho = Data Berdistribusi Tidak Normal

Oleh karena Lo < Lt, maka hipotesis nol (Ho) diterima, maka

kelas eksperimen berdistribusi normal. Hasil yang didapat untuk uji

normalitas kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran

portofolio pada materi pokok sistem periodik unsur dan ikatan kimia

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Uji Normalitas

A Lo Kelas Eksperimen Lt Keputusan

0,05 0,1179 0,14 Terima Ho

Page 72: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

59

Oleh karena Lo < Lt, maka hipotesis nol (Ho) diterima, maka kelas

eksperimen berdistribusi normal (lihat lampiran 24)

Hasil yang didapat untuk uji normalitas kelas kontrol yang

menggunakan metode pembelajaran konvensional pada materi pokok

sistem periodik unsur dan ikatan kimia adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Uji Normalitas

A Lo Kelas kontrol Lt Keputusan

0,05 0,1080 0,14 Terima Ho

Oleh karena Lo < Lt, maka hipotesis nol (Ho) diterima, maka kelas

eksperimen berdistribusi normal (lihat lampiran 23).

b. Uji Homogenitas

Dalam penelitian ini digunakan uji homogenitas dengan

mengunakan distribusi F. Hasil uji homogenitas kelas eksperimen

yang menggunakan metode pembelajaran portofolio dan kelas kontrol

yang menggunakan metode konvensional pada materi pokok sistem

periodik unsur dan ikatan kimia didapat data sebagai berikut:

Ha = data berdistribusi homogen

Ho = data berdistribusi tidak homogen

Fhitung = 1,09

F0,05(40,38) = 1,72

Oleh karena F hitung < F tabel , maka dapat disimpulkan bahwa kedua

sample tersebut berdistribusi homogen (lihat lampiran 25).

2. Pengujian Hipotesis dengan Uji-t

Setelah diketahui bahwa data hasil penelitian ini berdistribusi

normal dan homogen maka perbedaan mean kedua kelas tersebut

selanjutnya dianalisa dengan uji-t. Dalam pengujian diperoleh

pengujian hipotesis sebagai berikut:

Dengan hipotesis:

Page 73: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

60

Ha = Ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang menggunakan

metode pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran

portofolio

Ho = Tidak ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang

menggunakan pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran

portofolio.

Hasil perhitungan uji-t kelas eksperimen yang mengunakan metode

pembelajaran portofolio dan kelas kontrol yang menggunakan metode

konvensional pada materi pokok sistem periodik unsur dan ikatan

kimia didapat data sebagai berikut:

Tabel 4.5. Hasil perhitungan pengujian hipotesa dengan uji-t

Kelas N X thitung ttabel Keputusan

X1

X2

N = 40

N = 40

77,78

68,58

3,442 2,75 Tolak Ho

Oleh karena thitung > t tabel maka hipotesis nol (Ho) ditolak. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar

yang signifikan antara siswa yang menggunakan metode pembelajaran

konvensional dengan siswa yang menggunakan metode pembelajaran

portofolio (lihat lampiran 26).

Di samping hasil belajar siswa, namun secara terpisah terdapat

penilaian dalam pembelajaran portofolio (artikel siswa) secara

keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6. Hasil Penilaian Artikel Portofolio Kelas Eksperimen (X1)

No

Nama Siswa

Nilai

Rata-rata Artikel

1

Artikel

2

Artikel

3

1. A 71 86 100 86

2. B 60 77 97 78

3. C 83 74 97 85

Page 74: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

61

4. D 51 74 91 72

5. E 80 89 100 90

6. F 77 71 100 83

7. G 74 80 89 81

8. H 74 94 94 87

9. I 74 94 94 87

10. J 66 66 91 74

11. K 80 94 89 88

12. L 66 66 86 73

13. M 66 77 86 76

14. N 60 66 77 68

15. O 60 66 74 67

16. P 66 71 91 76

17. Q 63 63 74 67

18. R 63 63 77 68

19. S 66 60 69 65

20. T 66 71 69 69

21. U 51 74 86 70

22. V 54 71 83 69

23. W 77 71 69 72

24. X 69 71 80 73

25. Y 63 71 89 74

26. Z 66 71 86 74

27. AA 63 69 77 70

28. AB 77 71 89 79

29. AC 63 63 71 66

30. AD 63 63 71 66

31. AE 60 60 71 64

32. AF 63 63 71 66

33. AG 63 71 89 74

Page 75: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

62

34. AH 80 89 100 90

35. AI 63 63 71 66

36. AJ 63 69 77 70

37. AK 63 71 89 74

38. AL 63 63 71 66

39. AM 54 71 83 69

40. AN 80 94 89 88

JUMLAH TOTAL 2980

RATA-RATA TOTAL 75

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Artikel Portofolio Kelas Kontrol (X2)

No

Nama Siswa

Nilai

Rata-rata Artikel

1

Artikel

2

Artikel

3

1. BA 70 65 70 68

2. BB 50 60 50 40

3. BC 65 60 60 62

4. BD 50 50 50 50

5. BE 60 65 60 62

6. BF 70 55 70 72

7. BG 65 60 60 62

8. BH 50 55 50 52

9. BI 60 55 50 55

10. BJ 70 60 50 60

11. BK 60 60 60 60

12. BL 55 60 60 58

13. BM 50 50 50 50

14. BN 65 50 55 57

15. BO 55 55 55 55

16. BP 75 60 60 65

Page 76: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

63

17. BQ 60 60 55 58

18. BR 70 70 70 70

19. BS 65 65 65 65

20. BT 55 55 50 53

21. BU 50 50 50 50

22. BV 60 55 50 55

23. BW 70 60 50 60

24. BX 70 70 70 70

25. BY 55 60 60 58

26. BZ 50 50 50 50

27. CA 60 60 60 60

28. CB 70 70 50 63

29. CC 60 50 50 53

30. CD 65 65 65 65

31. CE 70 70 50 63

32. CF 55 55 55 55

33. CG 50 55 60 55

34. CH 70 50 50 56

35. CI 60 60 55 58

36. CJ 60 60 60 60

37. CK 65 60 60 62

38. CL 55 60 60 58

39. CM 60 60 60 60

40. CN 70 70 75 72

JUMLAH TOTAL 2357

RATA-RATA TOTAL 59

Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwasanya terdapat

perbedaan hasil belajar yang signifikan (berarti) antara siswa yang

menggunakan metode metode pembelajaran konvensional dengan

Page 77: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

64

siswa yang menggunakan metode pembelajaran portofolio (lihat

lampiran 27).

C. Interpretasi Data

Dari hasil perhitungan uji normalitas kelas eksperimen yang

menggunakan metode pembelajaran portofolio pada materi pokok sistem

periodik unsur dan ikatan kimia didapat Lo sebesar 0,1179 dan Lt sebesar

0,14. Oleh karena Lo < Lt, maka hipotesis nol diterima. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa sampel pada kelas eksperimen berdistribusi normal.

Dari hasil data skor tes hasil belajar kelompok konvensional diperoleh

nilai tertinggi (90) dan nilai terendah (50) dengan skor rata-rata (68,58)

sedangkan unuk median (71,37) dan modus (81,26). Sedangkan untuk skor tes

hasil belajar kelompok eksperimen diperoleh nilai tertinggi (95) dan nilai

terendah (55) dengan skor rata-rata (77,78) sedangkan untuk median (72) dan

modus (79).

Kemudian dianalisis dengan menggunkan uji-t. Dari hasil perhitungan

uji-t kelas eksperimen yang mengunakan pembelajaran berbasis portofolio

dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional diperoleh harga thitung

sebesar 3,00. Setelah dibandingkan dengan harga t dalam tabel pada taraf

signifikansi α = 0,05 (5%) dan derajat kebebasan 98, ternyata harga t hasil

perhitungan lebih besar dari pada harga t dalam tabel. Dengan demikian maka

thitung; 3,442 > ttabel; 2,75 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol

ditolak.

Sedangkan pada penilaian artikel siswa didapatkan rata-rata nilai

artikel siswa tertinggi sebesar 90 dan rata-rata nilai artikel siswa terendah

sebesar 64. Sedangkan jumlah rata-rata keseluruhan sebesar 75. Hanya

terdapat 4 siswa yang tidak mengalami peningkatan secara bertahap.

Hal ini dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang

signifikan pada kelas kontrol dengan menggunakan metode pembelajaran

konvensional dan metode pembelajaran portofolio pada kelas eksperimen.

Page 78: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

65

D. Pembahasan

Analisis data membuktikan bahwa hasil belajar siswa pada materi pokok

sistem periodik unsur dan ikatan kimia yang diajarkan dengan pembelajaran

berbasis portofolio lebih baik dari pada siswa yang diajarkan dengan

mengunakan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Hal ini terlihat

dari skor rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dengan metode portofolio

sebesar 77,78 dan kelas kontrol sebesar 68,58.

Hasil ini membuktikan bahwa dengan pembelajaran berbasis portofolio

hasil belajar yang didapat oleh siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari

hasil belajar kelas kontrol . Hal ini membuktikan bahwa potensi siswa kelas

eksperimen lebih berkembang sehingga siswa kelas eksperimen dapat

menguasai tujuan pembelajaran dengan baik.

Pengujian hipotesa melalui uji-t pada taraf signifikansi α = 0,05 (5%)

memperlihatkan secara signifikan bahwa menunjukkan adanya perbedaan

yang sangat signifikan (t-hitung = 3,442 > t-tabel = 2,75) antara metode

pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran berbasis portofolio

terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan

memiliki nilai yang lebih tinggi dari pada siswa pada kelas kontrol pada

materi pokok materi sistem periodik unsur dan ikatan kimia. Salah satu

peningkatan yang terlihat adalah kualitas hasil rata-rata belajar siswa.

Sedangkan pada penilaian artikel berbasis pembelajaran portofolio dapat

disimpulkan bahwasanya hampir seluruh siswa memperoleh hasil refleksi

kegiatan belajarnya yang menggambarkan proses belajar yang selama ini

dilakukan. Nilai artikel yang mereka dapat adalah meningkat secara

keseluruhan. Hal ini membuktikan bahwasanya terdapat perbedaan hasil

belajar akibat dari metode pembelajaran berbasis portofolio. Namun di satu

sisi upaya yang dilakukan terhadap kepuasan hasil belajar adalah perlu

perbaikan hasil belajar dengan cara memperbaiki proses kegiatan belajarnya.

Siswa yang diajar dengan menggunakan suasana pembelajaran metode

portofolio dirasakan lebih kondusif karena faktor kognitif, afektif serta

psikomotorik siswa lebih dioptimalkan secara maksimal. Suasana interaksi

Page 79: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

66

antar siswa di kelas sebagai penghantar dalam rangka menciptakan perbedaan

signifikan mengenai hasil belajar siswa di kelas.

Dengan demikian siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode

pembelajaran berbasis portofolio mendapatkan hasil belajar yang lebih tinggi.

Hal ini diindikasikan ketika siswa menguasai tujuan pembelajaran baik dari

segi kualitas maupun kuantitasnya sehingga hasil belajar siswa eksperimen

menjadi lebih tinggi dari siswa kontrol.

Kemajuan hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran

portofolio sangat berbeda dengan hasil belajar siswa dengan metode

konvensional. Hal ini dikarenakan metode pembelajaran portofolio mendidik

siswa memiliki kemampuan merefleksi pengalaman belajarnya sehingga siswa

termotivasi untuk beljar lebih baik dari yang sudah mereka lakukan dan

meningkatkan dan mengembangkan wawasan siswa mengenai isu atau

masalah-masalah kemasyarakatan atau lingkungannya sehingga memiliki rasa

peduli atau peka terhadap lingkungan.1 Namun metode pembelajaran

portofolio ini uga tak terepas dari beberapa kelemahannya seperti yang

diungkapkan oleh Arnie fajar dalam bukunya yang berjudul Portofolio dalam

Pelajaran IPS antara lain metode pembelajaran ini mengunakan waktu yang

relatif lama; memerlukan ketekunan, kesabaran, dan keterampilan guru;

memerlukan biaya; serta memerlukan adanya jaringan komunikasi yang erat

antara siswa, guru, sekolah, keluarga, masyarakat dan lembaga atau instansi

pemerintah atau swasta.

Kesimpulan dari hal di atas membuktikan bahwa terdapat perbedaan

hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan metode

pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran portofolio. Hal ini

diperkuat dengan hasil pengujian hipotesis dengan uji “t” di peroleh thitung > t

tabel yaitu 3,442 > 2,750 sehingga terdapat perbedaan hasil belajar yang

signifikan dari populasi yang sama antara metode pembelajaran konvensional

dan metode pembelajaran portofolio. Namun faktor kelemahan suatu metode

1 Arnie Fajar, Portofolio dalam Pelajaran IPS, (Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 2005),

Cet. Ke-4, h. 98

Page 80: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

67

menjadi bahan pertimbangan untuk lebih mengembangkan metode tersebut

menjadi lebih baik, sebagaimana diharapkan oleh para stake holder

pendidikan.

Page 81: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisa data dan pengujian hipotesis pada bab sebelumnya, maka

penulis dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil

belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional dengan

hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran portofolio. Hal

ini dapat terlihat jelas dari hasil belajar siswa pada konsep sistem periodik

unsur dan ikatan kimia setelah pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran portofolio lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa

setelah pembelajaran tanpa menggunakan metode pembelajaran portofolio

atau metode konvensional. Dengan demikian, hasil penelitian yang dilakukan

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan (thitung >

ttabel yaitu 3,442 > 2,750) antara siswa yang menggunakan metode

pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran portofolio dalam mata

pelajaran kimia pada konsep sistem periodik unsur dan ikatan kimia.

B. Saran

Berdasarkan data dan analisis penelitian serta kesimpulan di atas maka dapat

penulis sarankan:

1. Guru diharapkan mampu memilih metode pembelajaran yang tepat dan

sesuai dengan materi yang diajarkan

2. Dalam memberikan tugas hendaknya dijadikan fokus perhatian bagi guru

untuk lebih meningkatkan kekonsistensian dalam meningkatkan kualitas

hasil belajar siswa

3. Bila terjadi ketidaksesuaian dalam hasil yang diperoleh setiap siswa maka

perlu diadakan evaluasi bersama yang melibatkan siswa dan guru untuk

mendapatkan solusi (cara pemecahan) bagaimana cara meningkatkan

kualitas hasil belajar.

Page 82: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

69

4. Agar terjadi suasana yang lebih kondusif, sebaiknya guru menjadi

mediator yang baik serta lebih meyakinkan siswa untuk lebih bertanggung

jawab terhadap keputusan yang diambil

5. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah metode

pembelajaran portofolio dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa

pada materi pelajaran kimia dengan materi pokok yang berbeda.

Page 83: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Portofolio Semester ........................................................... 75

Lampiran 2. Lembar Portofolio Harian dan Portofolio Dokumentasi .................. 116

Lampiran 3. Tabel Lembar Penilaian Portofolio Artikel ..................................... 126

Lampiran 4. Bagan Kerangka Pikir .................................................................... 128

Lampiran 5. Silabus dan Sistem Penilaian .......................................................... 129

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................... 138

Lampiran 7. Skenario Pembelajaran Menggunakan Pembelajaran Portofolio ..... 154

Lampiran 8. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ........................................................ 164

Lampiran 9. Tabel Analisis Butir Instrumen ........................................................ 172

Lampiran 10. Perhitungan Uji validitas Soal Uji Coba Tes .................................. 173

Lampiran 11. Tabel Perhitungan Uji Validitas.................................................... 175

Lampiran 12. Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba Tes .................................. 176

Lampiran 13. Perhitungan Tingkat Taraf Kesukaran .......................................... 177

Lampiran 14. Tabel Perhitungan Tingkat Taraf Kesukaran .................................. 178

Lampiran 15. Perhitungan Daya Pembeda .......................................................... 179

Lampiran 16. Tabel Perhitungan Daya Pembeda ................................................ 180

Lampiran 17.Tabel Daftar validitas soal, Tingkat Kesukaran Soal, dan Daya

Beda .............................................................................................. 181

Lampiran 18. Soal Uji Coba Tes Hasil Belajar ................................................... 182

Lampiran 19. Soal Tes Hasil Belajar ....................................... 187

Lampiran 20.Tabel Skor Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..... 190

Lampiran 21. Perhitungan Daftar Distribusi Kelas Eksperimen .......................... 191

Lampiran 22. Perhitungan Daftar Distribusi Kelas Kontrol ................................ 193

Lampiran 23. Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol ................................... 195

Lampiran 24. Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen ............................. 197

Lampiran 25. Perhitungan Uji Homogenitas ....................................................... 199

Lampiran 26. Perhitungan Uji-t .......................................................................... 201

Lampiran 27. Perhitungan Penilaian Artikel Portofolio ...................................... 203

Page 84: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

70

DAFTAR PUSTAKA

Abror, Abd. Rachman., Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Tiara Wacana, Cet. IV, 1993.

Arifin, H.M., Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, Jakarta: Rineka Cipta,

1995.

Arikunto, Suharsimi., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta. Cet. XII, 2002. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, Kegiatan

Belajar Mengajar yang Efektif, Jakarta: Pusat Kurikulum, Cet. IV, 2003.

Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, Stándar

Kompetensi Mata Pelajaran Kimia SMA dan MA, Jakarta: Pusat Kurikulum, Cet. IV, 2003.

Belen, S., Pendekatan Multi Kecerdasan, Jakarta: Pusat Kurikulum, 2005.

Belen, S., Penilaian Menurut KBK dengan Beragam Contoh Alat Penilaian,

Jakarta: Pusat Kurikulum, 2004.

Belen, S., Portofolio dan Penilaian dalam Pelaksanaan KBK dan Multigrade Teaching dalam Pendidikan Agama, Jakarta: Pusat Kurikulum, 2004.

Budimansyah, Dasim, Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio,

Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002.

Departement of National Education Directorate General of Primary and Secondary Education Directorate of Kindergarten and Primary School. Portofolio Asessment in Evaluation, USA: Websites Collection, 2003.

Djaali, H., Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet. II, 2008.

Page 85: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

71

Fajar, Arnie, Portofolio dalam Pelajaran IPS, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, Cet. II, 2002.

Hamalik, Oemar, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya, Cet. II, 2007.

http://mahirkmm.tripod.com/taksir 1. htm h. 1, 07 agustus 2004

Mulyasa, E., Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Romaja Rosda Karya, Cet.

. VII, 2008. Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan

Implementasi, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, Cet. II, 2003.

Munir, Abdullah, Pendidikan Karakter, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, Cet.

I, 2010. Nasution, S., Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta:

PT. Bumi Aksara, Cet. VII, 2000.

Nasution, S., Didaktik Azas-azas Mengajar, Bandung: Jemars, 1982

Popham, James, Classroom Asessment: What Teacher Need to Know, Boston:

Allyn and Bacon, 1995 Rasyad, Aminudin, Metode Riset Pendidikan, Jakarta: Fakultas Tarbiyah, IAIN

Jakarta, 1987.

Ratumanan, T.G., Penilaian Portofolio (portofolio assesment) dalam Penilaian

Berbasis Kelas, Jurnal Pendidikan dan Humaniora, Vol. 2. No. 1. SSN 1412-5706

Riva’i Veitthzai, H., Prestasi Hasil belajar Peserta Program MM, Google,

http://www.depdiknas.com.id, 2004, Jurnal Pendidikan

Page 86: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

72

Rusoni, Elin, Portofolio dan Paradigma Baru dalam Penilaian matematika, http://www.depdiknas.go.id/publikasi/buletin/Pppg tertulis/082001/portofolio & Paradigma Baru. htm, 24 April 2004

Sanjaya, Wina, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, Cet. I, 2009. Sekarwinahyu, Mestika, Dina Mustafa, Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat

Pembelajaran Kimia di Perguruan Tinggi, Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka, Cet. Ke-1

Shirran, Alex, Mengevaluasi Siswa, Jakarta: PT. Grasindo, 2008.

Sudjana, Nana, Penilaian Hasl Proses Belajar Mengajar, Bandung: Rosda Karya,

1995.

Sudjiono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2007. Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2006

Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Bandung: CV. Alfabetha, Cet. XII, 2007.

Sunarto, H & Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Rineka

Cipta, Cet. II, 2002. Surapranata, Sumarna, Panduan Tertulis Tes Tertulis Implementasi Kurikulum

2004, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, Cet. III, 2004.

Surapranata, Sumarna dan Muhammad Hatta, Penilaian Portofolio Implementasi

Kurikulum 2004, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, Cet. I, 2004.

Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Remaja Rosda Karya, 2008.

Page 87: LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21539/1/BAEJURI... · Skripsi jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

73

Usman, M. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosda Karya, Cet. VIII, 1997.

Winarto SS. Penilaian dalam KBK. http://suaramerdeka.com/harian/0411/04/kot14.htm 4 November 2004

Wycoff, Joyce, Menjadi Super Kreatif melalui Metode Pemetaan Pikiran.

Bandung: Kaifa, Cet. IV, 2003.