178
GAMBARAN PERILAKU PENGENDARA DALAM MEMAKAIKAN HELM PADA PENUMPANG ANAK SEKOLAH DASAR DI SDN 03 CIPINANG MELAYU JAKARTA TIMUR TAHUN 2017 SKRIPSI Disusun Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M) Rizqi Suryaramadhanty 1113101000041 PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

LEMBAR PERSETUJUAN

GAMBARAN PERILAKU PENGENDARA DALAM MEMAKAIKAN

HELM PADA PENUMPANG ANAK SEKOLAH DASAR DI SDN 03

CIPINANG MELAYU JAKARTA TIMUR TAHUN 2017

SKRIPSI

Disusun Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat (S.K.M)

Rizqi Suryaramadhanty

1113101000041

PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2018

Page 2: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi

GAMBARAN PERILAKU PENGENDARA DALAM MEMAKAIKAN

HELM PADA PENUMPANG ANAK SEKOLAH DASAR DI SDN

CIPINANG MELAYU 03 JAKARTA TIMUR TAHUN 2017

Telah disetujui, diperiksa, dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program

Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Tangerang Selatan, 4 Januari 2018

Oleh :

Rizqi Suryaramadhanty

1113101000041

Mengetahui,

Pembimbing Skripsi

Siti Rahmah Hidayatullah Lubis, S.KM, M.KKK

PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1439 H / 2018 M

Page 3: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

iii

LEMBAR PENGESAHAN

PANITIA SIDANG SKRIPSI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

RIZQI SURYARAMADHANTY

NIM : 1113101000041

Tangerang Selatan, 4 Januari 2018

Penguji I,

Dewi Utami Iriani, M. Kes, Ph.D

NIP. 19750316 200710 2 001

Penguji II,

Dr. M. Farid Hamzens, M.Si

NIP. 19630621 199403 1 001

Penguji III,

Ir. Rulyenzi Rasyid, M.KKK

Page 4: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi dengan judul “Gambaran Perilaku Pengendara dalam Memakaikan

Helm pada Penumpang Anak Sekolah Dasar di SDN Cipinang Melayu 03

Jakarta Timur Tahun 2017” ini merupakan hasil karya saya yang diajukan

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1)

Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tangerang Selatan, 4 Januari 2018

Page 5: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

v

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Skripsi, Januari 2018

Rizqi Suryaramadhanty, NIM : 1113101000041

Gambaran Perilaku Pengendara dalam Memakaikan Helm pada

Penumpang Anak Sekolah Dasar di SDN Cipinang Melayu 03 Jakarta Timur

Tahun 2017

(xix + 159 halaman, 3 tabel, 7 gambar, 3 bagan, 13 lampiran)

ABSTRAK

Pemakaian helm pada penumpang anak merupakan suatu kewajiban

mengacu pada UU No. 22 tahun 2009. Selain itu terdapat tiga faktor utama

penumpang anak dipakaikan helm : kefatalan, belum dapat mengambil keputusan

sendiri, dan usia yang tepat diajarkan dasar-dasar keselamatan berlalu linats.

Berdasarkan studi pendahuluan di SDN Cipinang Melayu 03, sepuluh dari sebelas

pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun

memiliki pandangan bahwa helm penting untuk menjaga keselamatan anak ketika

akan melintasi jalan raya atau jarak tempuh yang dilalui jauh.

Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui gambaran

perilaku pengendara dalam memakaikan helm pada penumpang anak ditinjau

menggunakan theory of planned behavior. Penelitian ini dilakukan sejak April

hingga Desember 2017. Metode pengambilan informan yang digunakan adalah

accidental sampling dengan total informan dua belas informan (4 pengendara, 4

siswa, 1 satpam, 2 petugas kepolisian, 1 kepala sekolah). Pengumpulan data

dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi. Analisis yang dilakukan

adalah analisis Miles dan Huberman.

Hasil penelitian pada aspek sikap menunjukkan pengendara memiliki

pandangan bahwa pemakaian helm pada penumpang anak penting ketika melintasi

jalan raya atau berjarak tempuh jauh. Pada aspek norma subyektif pengendara

hanya menganggap memiliki pengaruh dari adanya pihak kepolisian. Pada aspek

persepsi kontrol perilaku, pengendara menganggap hal yang memudahkan

mereka untuk berperilaku adalah apabila memiliki informasi adanya pihak

kepolisian yang berjaga. Pengendara hanya memiliki niat untuk memakaikan helm

pada penumpang anak jika akan melintasi jalan raya atau mendapatkan informasi

adanya kepolisian yang berjaga di daerah tertentu. Pengendara memiliki

kecenderungan perilaku untuk tidak memakaikan helm pada penumpang anak jika

hanya melintasi jalan pintas/jarak tempuhnya dekat.

Saran yang dapat diberikan adalah diperlukan pengetatan penerapan

peraturan hukum bagi pengendara yang tidak memakaikan helm untuk

penumpang anak sehingga diharapkan kecenderungan perilaku pengendara

menjadi lebih baik dan tidak tergantung dengan keberadaan polisi dan persepsi

risiko kecelakaan yang lebih rendah di nonjalan raya.

Daftar bacaan : 47 (1972 - 2017)

Kata kunci : Perilaku pengendara, helm anak, penumpang anak, SDN

Cipinang Melayu 03

Page 6: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

vi

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM

OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH

Undergraduate thesis, January 2018

Rizqi Suryaramadhanty, NIM : 1113101000041

Description of Motorcycle Rider’s Behavior on The Use of Children Helmet

to Their Children Pillion Passengers in SDN Cipinang Melayu 03 Jakarta

Timur 2017

(xix + 159 pages, 3 tabel, 7 pictures, 3 schematics, 13 attachments)

ABSTRACT

The use of children’s helmet for children pillion passengers is an

obligation refers to Law regulation of Indonesia No. 22 2009. Based on

preliminary study, it is known that ten form eleven riders (90,9%) did not gave

helmet for their children pillion passengers but believe that the use of helmet is

important to ensure their safety in a main street.

This was a qualitative descriptive research which had an objective to

describe how motorcycle rider’s behavior in the term of the use of children’s

helmet to their children pillion passengers in SDN Cipinang Melayu 03 Jakarta

Timur 2017 using a concept form theory of planned behavior. This research was

started from April and ended on December 2017. Accidental sampling was used

as the method of informan sampling and the total of informan were 12 informans

(4 riders, 4 children, 1 security, 2 police officer, 1 headmaster). Primary data were

collected by indepth interview and observation process. Analysis method that

used in this research was Miles and Huberman analysis.

The results for the attitude of the riders showed that they thought that the

use of children’s pillion passengers was important only when they were cross the

main street. For the subjective norm the results showed that the only motivation to

behave nicely was the presence of police officer on the street they would passed.

For perceived behavioral control the results showed that the most facilitate factor

to the riders was the information about the presence of the police officer. The

rider’s intention to give helmet to their pillion passengers only existed when they

were passed the main street and had an information about the presence of police

officer. Based on this results, it can be said that riders had a tendency to give

helmet to their pillion passengers if they were just passed through main street or

for the long trip.

The suggestion that can be given from the researcher is with more

cooperation and also the improvement of the implementation of the regulation

about using helmet for pillion riders, it is expected to improve riders behavior in

the future and not depend on the existence of the police officer or their

perceptions of distance (short distance does not mean saver from risk).

Reference : 47 (1972 - 2017)

Key words : Rider’s behavior, children pillion passengers, children’s helmet,

SDN Cipinang Melayu 03

Page 7: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Diri

Nama : Rizqi Suryaramadhanty

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Februari 1995

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jalan Padjajaran VII Blok L no. 8,

Pondok Jatimurni, RT 05 RW 07,

Pondok Gede, Bekasi 17431

Nomor HP : +62 858-8359-7218

Email : [email protected]

Pendidikan Formal

2001 – 2006 : SDN Jatimurni 3 Bekasi

2006 – 2007 : SDN Setu 03 Petang

2007 – 2010 : SMPN 81 Jakarta

2010 – 2013 : SMAN 48 Jakarta

2013 – sekarang : Mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan (FKIK), Program Studi Kesehatan Masyarakat,

Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Page 8: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran

Perilaku Pengendara dalam Memakaikan Helm pada Penumpang Anak

Sekolah Dasar di SDN Cipinang Melayu 03 Jakarta Timur Tahun 2017”.

Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang atas

izin Allah SWT menyebarkan kebaikan dan mengajarkan umatnya untuk terus

menggali ilmu pengetahuan yang akan bermanfaat bagi sesama umat manusia.

Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan studi Strata I Kesehatan

Masyarakat, Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis banyak

mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Keluarga penulis, yaitu orang tua dan kakak tercinta karena atas doa dan

dukungan yang diberikan penulis dapat memperoleh pendidikan yang tinggi

hingga jenjang universitas dan selalu merasa mampu menjalani setiap proses

penyelesaian skripsi demi mendapatkan gelar untuk mendapatkan masa depan

yang lebih baik.

2. Dr. H. Arif Sumantri S.K.M, M. Kes. selaku Dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 9: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

ix

3. Ibu Fajar Ariyanti, Ph.D selaku ketua program studi Kesehatan Masyarakat

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sebagai dosen pembimbing

akademik yang selalu memberikan arahan dan semangat dalam penyelesaian

skripsi ini.

4. Ibu Siti Rahmah Hidayatullah Lubis, S.K.M, M.KKK selaku dosen

pembimbing yang selalu sabar membimbing penulis dengan segala arahan

dan ilmunya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Ibu dr. Iting Shofwati S.T, M.KKK selaku dosen penanggung jawab

peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan sebagai dosen penguji

II pada saat seminar proposal dan seminar hasil.

6. Bapak Dr. M. Farid Hamzens, M.Si, ibu Dewi Utami Iriani, M.Kes, Ph.D,

dan bapak Rulyenzi Rasyid, M.KKK selaku para penguji sidang skripsi yang

telah memberikan kritik, saran, dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh informan dalam penelitian ini yaitu orang tua, siswa, dan satpam

sekolah SDN Cipinang Melayu 03.

8. Bapak H. Memen, S.Pd selaku kepala sekolah SDN Cipinang Melayu 03

yang telah membantu penulis dalam hal pemberian izin tempat penelitian.

9. DIKYASA POLDA Metro Jaya dan DIKYASA Satlantas Jakarta Timur yang

telah dengan terbuka membantu penulis dalam hal pengumpulan data dengan

proses wawancara.

10. Keluarga tante penulis tersayang, keluarga Ibu Wita Suryakanti dan Ika

Suryaningrum yang telah mendukung penulis baik dalam bentuk dukungan

moral maupun materiil dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

x

11. Seluruh teman dekat penulis, Mayang Pramudita Yusuf, Hilmi Abdul Aziz,

Rhedylla Dwi Poetra atas kekonyolannya yang menghibur penulis selama

penyelesaian skripsi ini dan dukungannya untuk selalu semangat dan bisa

mendapatkan gelar seperti yang sudah mereka dapatkan ; beberapa anggota

Katigabelas yang walaupun sudah tahu baik dan buruknya penulis tetap

dengan senang hati terus memberikan semangat dan bantuan untuk penulis ;

selalu berlima-nya penulis, Ana Muslima, Wihdaturrahmah, Avita Falahdina,

dan Dinda Apriliani yang selalu mewarnai hari-hari penulis dan saling

mendukung dari semester awal perkuliahan hingga semester akhir titik darah

penghabisan ; dan kakak kelas yang tidak dapat penulis sebutkan namanya,

terima kasih atas segala dukungan, perhatian, dan kesediaannya

mendengarkan segala keluh kesah penulis selama ini. Terima kasih.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, dengan segala doa dan harapan

semoga semua kebaikan yang mereka berikan dapat bermanfaat bagi penulis.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak terdapat

kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun agar kelak dapat menjadi lebih baik. Semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat sehingga dapat mengembangkan ilmu Keselamatan dan

Kesehatan Kerja dan bermanfaat bagi seluruh pembaca. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Tangerang Selatan, Januari 2018

Rizqi Suryaramadhanty

Page 11: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iv

ABSTRAK .......................................................................................................... v

ABSTRACT ...................................................................................................... vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii

DAFTAR ISTILAH ........................................................................................ xix

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4

1.3 Pertanyaan Penelitian ................................................................................. 5

1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6

1.4.1 Tujuan Umum ..................................................................................... 6

1.4.2 Tujuan Khusus .................................................................................... 6

1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7

1.5.1 Bagi Pengendara Sepeda Motor ........................................................... 7

1.5.2 Bagi SDN Cipinang Melayu 03 Jakarta Timur ..................................... 7

Page 12: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

xii

1.5.3 Bagi Kepolisian RI .............................................................................. 7

1.5.4 Bagi Peneliti ........................................................................................ 8

1.6 Ruang Lingkup ........................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 9

2.1 Perilaku ...................................................................................................... 9

2.1.1 Theory of Reasoned Action ............................................................. 9

2.1.2 Theory of Planned Behavior .............................................................. 11

2.1.4 Perbandingan Teori Perilaku .............................................................. 14

2.1.5 Perilaku Aman Berkendara ............................................................... 15

2.2 Helm Sebagai Pelindung Kepala Pengendara dan Penumpang Saat

Berkendara ..................................................................................................... 24

2.2.1 Definisi Helm .................................................................................... 24

2.2.2 Jenis-Jenis Helm ................................................................................ 24

2.2.3 Bagian-Bagian Helm ......................................................................... 25

2.2.4 Cara Kerja Helm ................................................................................ 26

2.2.5 Kriteria Memilih Helm yang Baik dan Benar ..................................... 28

2.2.6 Regulasi Penggunaan Helm ............................................................... 28

2.3 Aman Berkendara Bagi Penumpang Anak ................................................ 30

2.3.1 Definisi Penumpang dan Anak........................................................... 30

2.3.2 Pentingnya Keselamatan Anak Sebagai Penumpang .......................... 30

2.3.3 Helm Sebagai Alat Pelindung Diri Bagi Penumpang Anak ................ 32

2.4 Definisi Jalan Raya................................................................................... 34

2.5 Perilaku Pengendara dalam Memakaikan Helm pada Penumpang Anak ... 35

2.5 Kerangka Teori ........................................................................................ 40

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN DEFINISI ISTILAH ..................... 42

3.1 Kerangka Berpikir .................................................................................... 42

Page 13: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

xiii

3. 2 Definisi Istilah ......................................................................................... 43

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 46

4.1 Jenis Penelitian ......................................................................................... 46

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 46

4.3 Populasi dan Informan Penelitian ............................................................. 46

4.3.1 Populasi ............................................................................................. 46

4.3.2 Informan ............................................................................................ 47

4.4 Sumber Data ............................................................................................ 49

4.5 Metode Pengumpulan Data....................................................................... 49

4.6 Instrumen Penelitian ................................................................................. 51

4.7 Analisis Data ............................................................................................ 52

4.8 Keabsahan Data........................................................................................ 53

4.9 Penyajian Data ......................................................................................... 56

BAB V HASIL PENELITIAN ......................................................................... 57

5.1 Profil Sekolah Dasar Negeri Cipinang Melayu 03..................................... 57

5.2 Gambaran Sikap Pengendara dalam Memakaikan Helm pada Penumpang

Anak .............................................................................................................. 58

5.3 Gambaran Norma Subyektif Pengendara dalam Memakaikan Helm pada

Penumpang Anak ........................................................................................... 61

5.4 Gambaran Persepsi Kontrol Perilaku Pengendara dalam Memakaikan Helm

pada Penumpang Anak ................................................................................... 65

5.5 Gambaran Niat Pengendara dalam Memakaikan Helm pada Penumpang

Anak .............................................................................................................. 68

5.6 Gambaran Perilaku Pengendara dalam Memakaikan Helm pada Penumpang

Anak .............................................................................................................. 69

5.7 Keterkaitan Antardomain dengan Perilaku Pengendara dalam Memakaikan

Helm pada Penumpang Anak ......................................................................... 72

Page 14: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

xiv

BAB VI PEMBAHASAN PENELITIAN ........................................................ 74

6.1 Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 74

6.2 Pembahasan Penelitian .............................................................................. 75

6.2.1 Sikap Pengendara dalam Memakaikan Helm pada Penumpang Anak..... 75

6.2.2 Norma Subyektif Pengendara dalam Memakaikan Helm pada Penumpang

Anak .............................................................................................................. 78

6.2.3 Persepsi Kontrol Perilaku Pengendara dalam Memakaikan Helm pada

Penumpang Anak ........................................................................................... 82

6.2.4 Niat Pengendara dalam Memakaikan Helm pada Penumpang Anak ....... 88

6.2.5 Perilaku Pengendara dalam Memakaikan Helm pada Penumpang Anak 91

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 94

7.1 Simpulan ............................................................................................. 94

7.2 Saran ........................................................................................................ 95

7.2.1 Bagi Pengendara Sepeda Motor .................................................... 95

7.2.2 Bagi SDN Cipinang Melayu 03 ......................................................... 95

7.2.3 Bagi Kepolisian RI ....................................................................... 95

7.2.4 Bagi Penelitian Selanjutnya .......................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 97

Page 15: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Theory of Reasoned Action……………………………………………………. 11

Gambar 2.2 Theory of Planned Behavior……………………………………………………. 14

Gambar 2.3 Konstruksi dan Bagian-Bagian Helm Standard Tertutup SNI 1811-2007... 26

Gambar 2.4 Konstruksi dan Bagian-Bagian Helm Standard Terbuka SNI 1811-2007... 26

Gambar 2.5 Komponen Dasar Helm Sebagai Pelindung Kepala ………........................ 27

Gambar 2.6 Helm Khusus Penumpang Anak di Vietnam dan Thailand ……………… 33

Gambar 5.1 Hasil Observasi Helm Khusus Penumpang Anak…………........................ 70

Page 16: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori Berdasarkan Theory of Planned Behavior (Ajzen,

1985)……………………………………………………………………………

41

Bagan 3.1 Kerangka Berpikir Berdasarkan Theory of Planned Behavior

(Ajzen, 1985)………………………………………………………………….

42

Bagan 5.1 Kontribusi Sikap, Norma Subyektif, Persepsi Kontrol Perilaku, dan

Niat Terhadap Perilaku Pemakaian Helm pada Penumpang Anak…………..

73

Page 17: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Perbandingan Teori Perilaku…….…………………………… 15

Tabel 4.1 Karakteristik Informan dalam Penelitian Perilaku Pengendara di

SDN Cipinang Melayu 03 Tahun 2017………………………………………..

47

Tabel 4.2 Triangulasi Metode dan Triangulasi Sumber Penelitian…………… 54

Page 18: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Informed Consent…………………………………………………… 101

Lampiran II Pedoman Wawancara Informan Utama……………………………. 102

Lampiran III Pedoman Wawancara Informan Pendukung……………………… 103

Lampiran IV Pedoman Wawancara Informan Kunci…………………………… 104

Lampiran V Hasil Observasi Pemakaian Helm pada Penumpang Anak……. 105

Lampiran VI Hasil Observasi Sikap Pengendara………………….…….…… 106

Lampiran VII Hasil Observasi Lingkungan Teman Sebaya Pengendara………. 108

Lampiran VIII Hasil Observasi Persepsi Kontrol Perilaku Pengendara………. 109

Lampiran IX Matriks Hasil Wawancara Mendalam Informan Utama………….. 111

Lampiran X Matriks Hasil Wawancara Mendalam Informan Pendukung ……... 117

Lampiran XI Matriks Hasil Wawancara Mendalam Informan Kunci………….. 118

Lampiran XII Matriks Hasil Penelitian…………………………………………. 121

Lampiran XIII Transkrip Wawancara Mendalam……………………………….. 127

Page 19: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

xix

DAFTAR ISTILAH

BSN Badan Standardisasi Nasional

Ditlantas Polda Metro Jaya Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Metropolitan

Jakarta Raya

PBC Perceived behavioral control

POLRI Kepolisian Republik Indonesia

PP Peraturan pemerintah

SDN Sekolah Dasar Negeri

SNI Standard Nasional Indonesia

TPB Theory of planned behavior

TRA Theory reasoned action

UU Undang-undang

WHO World Health Organization

Page 20: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

1

BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan berkendara menjadi suatu hal yang penting mengingat

sistem transportasi di dunia berkembang semakin pesat termasuk

perkembangan sepeda motor dari segi kuantitas. Kecelakaan lalu lintas dan

kematian di jalan raya menjadi hal yang serius dan darurat untuk diperhatikan

di hampir pada seluruh bagian di wilayah Asia Tenggara (Mohan, 2010).

Sepeda motor merupakan alat transportasi yang paling populer pada

mayoritas negara Asia dan negara berkembang (Zamani-Alavijeh dkk., 2011).

Enam puluh persen dari kematian di jalan di Malaysia merupakan pengguna

kendaraan bermotor roda dua dan sebesar 70 – 90% di Thailand (WHO,

2014).

Berdasarkan data WHO (2014), Indonesia merupakan negara kelima

dengan jumlah kematian akibat kecelakaan terbanyak di dunia. Di Indonesia,

kecelakaan lalu lintas menjadi pembunuh terbesar ketiga, setelah penyakit

jantung dan tuberkulosis. Jumlah korban jiwa yang disebabkan karena

kecelakaan masih sangat tinggi (Priliawito & Budiawati, 2014 dalam

Cahyawan dkk. 2014). Dalam data Ditjen Perhubungan Darat disebutkan

bahwa kecelakaan lalu lintas di Indonesia masih meningkat dari tahun

ketahun. Pada 2009 jumlah kecelakaan mencapai 62.960 kasus, menjadi

109.319 kasus pada 2010, dan naik menjadi 109.776 pada 2011. Total korban

kecelakaan pada 2011 mencapai 176.763 orang, dengan rincian 31.185

Page 21: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

2

meninggal dunia, 36.767 luka berat dan 108.811 menderita luka ringan

(Ditjen Hubdat, 2008-2012 dalam Asdar dkk.2013).

Proporsi kematian pengemudi sepeda motor adalah yang terbesar di

Indonesia, yaitu 36% dibandingkan dengan seluruh korban tewas akibat

kecelakaan lalu lintas berdasarkan data dari Kepolisian Republik Indonesia

(2015). Kontribusi sepeda motor dalam kecelakaan di Jakarta adalah sebesar

59,2% (POLRI, 2015). Menurut penelitian Kashani dkk. (2014) sepeda motor

adalah penyebab kecelakaan terfatal yang menyebabkan kematian.

Berkaitan dengan data kecelakaan sepeda motor di atas, dapat

dikatakan bahwa selain pengendara penumpang juga harus diperhatikan

keselamatannya. Sebagaimana pengendara, penumpang sepeda motor juga

diwajibkan untuk dilindungi keselamatannya dengan menggunakan helm

sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 22 tahun 2009 dan PP No. 80

tahun 2012. Salah satu penumpang sepeda motor yang penting diperhatikan

adalah penumpang anak. Penumpang anak belum dapat mengambil keputusan

secara mandiri terkait keselamatannya dalam berlalu lintas sehingga peran

pengendara sangat dibutuhkan untuk menjamin keselamatan anak dengan

cara pemakaian helm. Pentingnya penggunaan helm pada penumpang anak

didasari pula oleh rentannya anak dalam mengalami cedera kepala

dibandingkan dengan orang dewasa yang morfologi dan kekuatan tempurung

kepalanya lebih kuat. Selain itu, kefatalan kecelakaan pada bagian kepada

anak akan lebih sulit disembuhkan dan dapat berefek pada gangguan kognitif

yang permanen (Robertson dkk., 2014). Di Vietnam, persentase penggunaan

helm pada anak sebagai penumpang masih terbilang kecil. Di kota Hanoi,

Page 22: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

3

anak berusia kurang dari tujuh tahun menggunakan helm sebesar 34,3% dan

untuk yang berusia 8 – 14 tahun menggunakan helm sebesar 23,3% (Pervin

dkk., 2009). Di Indonesia, pada tahun 2004, kecelakaan lalu lintas dengan

korban penumpang anak terdapat 955 kasus kematian (Mohan, 2010).

Sedangkan kecelakaan lalu lintas dengan korban anak pada tahun 2013

mencapai 25.553 kasus kecelakaan (POLRI, 2013). Jumlah kecelakaan dan

kematian tersebut dapat disebabkan oleh pelanggaran yang dilakukan oleh

pengendara baik terhadap dirinya maupun penumpang. Sebagaimana yang

tercantum dalam data Laporan Pelanggaran Lalu Lintas Ditlantas Polda Metro

Jaya tahun 2016, terdapat 3.692 kasus pelanggaran terkait helm pada

sepanjang tahun 2016.

Penggunaan helm menjadi suatu hal yang penting karena dengan

menggunakan helm, kefatalan akibat suatu kecelakaan saat berkendara dapat

diminimalkan. Sebagaimana fungsi helm yaitu sebagai pelindung kepala,

helm terbukti dapat menyelamatkan jiwa penggunanya. Menurut NHTSA

(2007) helm menyelamatkan jiwa 1.784 pengendara motor pada tahun 2007

di China. Selanjutnya, berdasarkan penelitian Xuequn dkk. (2011) helm dapat

mengurangi cedera kepala akibat kecelakaan sebesar 70% dan mengurangi

risiko kematian hingga 40%.

Berdasarkan data dari Kepala Bagian Pembinaan dan Operasional

Ditlantas Polda Metro Jaya, wilayah Jakarta Timur merupakan daerah dengan

titik rawan kecelakaan terbanyak kedua, yaitu sebanyak empat belas titik.

Pada tahun 2012 terdapat 4.094 kasus kecelakaan di Jakarta Timur. Jalan

Raya Kalimalang merupakan satu diantara titik lokasi kecelakaan tersebut

Page 23: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

4

(Asril, 2012). Di wilayah tersebut terdapat satu sekolah dasar yang letaknya

terdekat dengan lokasi rawan kecelakaan, yaitu SDN Cipinang Melayu 03.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan sepuluh dari sebelas pengendara

(90,9%) tidak membawa helm untuk penumpang anak namun seluruh

pengendara memiliki anggapan bahwa helm untuk penumpang anak adalah

suatu hal yang penting ketika berkendara. Berdasarkan ketidaksesuaian

tersebut serta mempertimbangkan adanya unsur kewajiban bagi pihak

pengendara untuk turut serta mempertanggungjawabkan keselamatan

penumpang dengan memakaikan helm dan efek yang dapat terjadi apabila

penumpang anak tidak diberikan helm saat berkendara maka peneliti merasa

perlu mengkaji lebih dalam dengan melakukan penelitian mengenai perilaku

pengendara dalam memakaikan helm pada penumpang anak di SDN Cipinang

Melayu 03 Jakarta Timur yang ditinjau berdasarkan aspek sikap, norma

subyektif, persepsi kontrol perilaku, dan niat pengendara.

1.2 Rumusan Masalah

Terdapat landasan hukum mengenai keselamatan berkendara yang

berlaku di Indonesia, yaitu Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 106 ayat 8 berbunyi “Setiap orang yang

mengemudikan sepeda motor dan penumpang sepeda motor wajib

mengenakan helm yang memenuhi Standar Nasional Indonesia”. Selain itu,

pada Peraturan Pemerintah No. 80 tahun 2012 mengenai tata cara

pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan dan penindakan pelanggaran lalu

lintas dan angkutan jalan pasal 6 ayat 2C juga menjelaskan hal serupa dimana

penumpang sepeda motor juga wajib mengenakan helm. Namun berdasarkan

Page 24: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

5

hasil studi pendahuluan, terdapat kesenjangan antara penerapan peraturan

tersebut dengan keadaan aktual di lapangan, bahwa sepuluh dari sebelas

pengendara tidak memakaikan helm pada penumpang anaknya. Hal tersebut

menjadi penting untuk ditindaklanjuti karena anak menjadi golongan umur

yang penting diperhatikan keselamatannya. Selain sebagai penerus keturunan,

usia anak juga merupakan usia mendasar untuk diajarkan peduli terhadap

keselamatan diri sendiri. Keselamatan penumpang anak menjadi hal yang

serius mengingat penumpang anak belum dapat menjaga keselamatannya

sendiri sehingga pengendara lah yang seharusnya menjamin keselamatannya

termasuk pemakaian helm saat berlalu lintas menggunakan sepeda motor.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan juga didapatkan informasi bahwa

seluruh pengendara mengatakan bahwa helm penting untuk menjaga

keselamatan penumpang anak. Namun hal tersebut tidak mereka terapkan

dalam berkendara dengan penumpang anak dari dan menuju sekolah,

sehingga penelitian ini ingin menggali sikap, norma subyektif, persepsi

kontrol perilaku, dan niat terhadap perilaku pengendara dalam memakaikan

helm pada penumpang anak.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran sikap pengendara terhadap perilaku dalam

memakaikan helm pada penumpang anak di SDN Cipinang Melayu 03

Jakarta Timur tahun 2017?

2. Bagaimana gambaran norma subyektif pengendara terhadap perilaku

dalam memakaikan helm pada penumpang anak di SDN Cipinang Melayu

03 Jakarta Timur tahun 2017?

Page 25: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

6

3. Bagaimana gambaran persepsi kontrol perilaku pengendara terhadap

perilaku dalam memakaikan helm pada penumpang anak di SDN Cipinang

Melayu 03 Jakarta Timur tahun 2017?

4. Bagaimana gambaran niat pengendara terhadap perilaku dalam

memakaikan helm pada penumpang anak di SDN Cipinang Melayu 03

Jakarta Timur tahun 2017?

5. Bagaimana gambaran perilaku pengendara dalam memakaikan helm pada

penumpang anak di SDN Cipinang Melayu 03 Jakarta Timur tahun 2017?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran perilaku pengendara dalam memakaikan

helm pada penumpang anak berdasarkan komponen sikap, norma

subyektif, persepsi kontrol perilaku, da niat pengendara di SDN Cipinang

Melayu 03 Jakarta Timur tahun 2017.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran sikap pengendara terhadap perilaku dalam

memakaikan helm pada penumpang anak di SDN Cipinang Melayu

03 Jakarta Timur tahun 2017.

2. Diketahuinya gambaran norma subyektif pengendara terhadap

perilaku dalam memakaikan helm pada penumpang anak di SDN

Cipinang Melayu 03 Jakarta Timur tahun 2017.

3. Diketahuinya gambaran persepsi kontrol perilaku pengendara

terhadap perilaku dalam memakaikan helm pada penumpang anak di

SDN Cipinang Melayu 03 Jakarta Timur tahun 2017.

Page 26: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

7

4. Diketahuinya gambaran niat pengendara terhadap perilaku dalam

memakaikan helm pada penumpang anak di SDN Cipinang Melayu

03 Jakarta Timur tahun 2017.

5. Diketahuinya gambaran perilaku pengendara dalam memakaikan

helm pada penumpang anak di SDN Cipinang Melayu 03 Jakarta

Timur tahun 2017.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian terbagi menjadi empat bagian yaitu manfaat

penelitian bagi pengendara sepeda motor, bagi SDN Cipinang Melayu 03,

bagi kepolisian RI, dan bagi peneliti.

1.5.1 Bagi Pengendara Sepeda Motor

Penelitian ini diharapkan dapat menambah kewaspadaan dan

kepatuhan bagi pengendara sepeda motor supaya lebih memperhatikan

aspek keselamatan berkendara khususnya penggunaan helm pada

penumpang anak.

1.5.2 Bagi SDN Cipinang Melayu 03 Jakarta Timur

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk pihak

sekolah untuk turut serta dengan pihak kepolisian bersama-sama dapat

meningkatkan aspek keselamatan bagi anak sekolah dasar terutama dalam

hal penggunaan helm bagi penumpang anak.

1.5.3 Bagi Kepolisian RI

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi jajaran

kepolisian, khususnya dalam aspek keselamatan berkendara dalam

penggunaan helm pada penumpang anak. Diharapkan agar kepolisian dapat

Page 27: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

8

terus meningkatkan upaya-upaya keselamatan, khususnya penggunaan helm

pada penumpang anak.

1.5.4 Bagi Peneliti

Penelitian diharapkan dapat menambah pengalaman peneliti dalam

melakukan penelitian dan dapat mengaplikasikan ilmu K3 yang telah

dipelajari dalam masa perkuliahan khususnya mengenai keselamatan

berkendara.

1.6 Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku pengendara dalam

memakaikan helm pada penumpang anak sekolah dasar di SDN Cipinang

Melayu 03 Jakarta Timur tahun 2017. Penelitian ini dilakukan pada bulan

April - Desember 2017. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

Informan penelitian adalah pengendara motor, penumpang anak, penjaga

sekolah setempat, kepala sekolah, dan pihak kepolisian. Metode pemilihan

informan adalah dengan menggunakan accidental sampling. Dalam penelitian

ini dilakukan pengambilan data primer melalui wawancara mendalam

menggunakan pedoman wawancara mendalam dan observasi menggunakan

lembar observasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis data Miles

dan Huberman.

Page 28: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku

Perilaku merupakan suatu aspek yang tidak dapat dipisahkan dari

dalam diri manusia. Manusia berperilaku untuk menjalankan kegiatannya

sehari-hari dan untuk berinteraksi satu sama lain. Perilaku dapat menjadi suatu

hal yang abstrak (tidak terlihat) dan dapat pula menjadi suatu tindakan yang

terlihat dan dapat diamati.

Perilaku yang dibahas dalam penelitian ini adalah perilaku pengendara

sepeda motor dalam pemakaian helm pada penumpang anak yang bersifat

kualitatif. Diantara teori-teori perilaku yang lain, terdapat dua teori yang

dianggap paling cocok dengan penelitian ini, yaitu theory reasoned action

(TRA) dan theory of planned behavior (TPB). Theory reasoned action

merupakan dasar pembentukan teori perilaku terencana (TPB) dimana terdapat

domain niat yang menjadi hal yang berbeda untuk diteliti dibandingkan

dengan teori lainnya.

2.1.1 Theory of Reasoned Action

Theory of reasoned action (TRA) adalah teori yang dikemukakan

oleh Fishbein dan Ajzen pada tahun 1975. Pada teori tersebut dijelaskan

bahwa perilaku dipengaruhi oleh beberapa aspek internal dan eksternal

dalam diri manusia, yaitu sikap terhadap perilaku dan norma subyektif

yang dapat membentuk niat yang kemudian niat tersebut akan terwujud

dalam suatu bentuk perilaku.

Page 29: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

10

Tujuan utama dibuatnya TRA adalah untuk menjelaskan perilaku

yang terbentuk akibat adanya kehendak dari seseorang (volitional

behaviors). Dalam TRA prediktor utama pembentuk perilaku adalah niat.

Niat tersebut adalah hasil dari interaksi antara faktor dalam diri seseorang

dan pengaruh norma subyektif dari lingkungan sekitar seseorang.

Berdasarkan gambar 2.1 sikap terbentuk dari kekuatan keyakinan

dan evaluasi terhadap keyakinan tersebut. Yang dimaksud dengan

kekuatan keyakinan (belief strenght) adalah seberapa besar seseorang

memiliki keyakinan positif atau negatif terhadap suatu hal. Sedangkan

evaluasi terhadap keyakinan (belief evaluation) adalah seberapa besar

seseorang merasa akan melakukan suatu hal dilihat dari outcome yang

akan ditimbulkannya, apakah outcome positif atau negatif.

Sedangkan norma subyektif terbentuk oleh normative belief dan

motivasi untuk memenuhi normative belief tersebut (motivation to

comply). Normative believe merupakah persepsi seseorang dalam

menanggapi pengaruh orang lain yang dianggap penting bagi dirinya

dalam melakukan suatu perilaku. Sedangkan motivation to comply adalah

tekanan yang dirasakan oleh seseorang mengenai apakah tindakan atau

perilaku yang seharusnya dilakukan akibat pengaruh dari orang yang

dianggap penting tersebut penting untuk diwujudkan, apakah diperlukan

untuk memenuhi ekspektasi orang lain terhadap perilaku yang akan

dimunculkan.

Page 30: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

11

Sumber : Ajzen, Icek (1975) dalam Hale, Jerold L. dkk, (2014)

Gambar 2.1

Theory of Reasoned Action

2.1.2 Theory of Planned Behavior

Theory of planned behavior (TPB) atau dapat disebut juga dengan

teori perilaku terencana merupakan hasil pengembangan dan

penyempurnaan dari theory reasoned action (TRA). Sama halnya dengan

theory of reasoned action, teori perilaku terencana menjelaskan aspek

internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi seseorang dalam

berperilaku. Satu hal yang membedakan TPB dengan TRA adalah di

dalam TPB terdapat faktor kontrol perilaku (perceived of behavioral

control) yang dapat mempengaruhi niat dan perilaku seseorang (Ajzen,

1985). Perbedaan tersebut dapat dilihat pada gambar 2.2.

Menurut Fishben dan Ajzen (1975), sama seperti ada theory

reasoned action, terdapat faktor sikap dan norma subyektif terhadap niat

yang dapat mempengaruhi seseorang dalam berperilaku. Sebagai

tambahan, terdapat faktor perceived behavioral control yang kemudian

disebut sebagai PBC. Perceived behavioral control atau disebut dengan

Page 31: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

12

kontrol perilaku adalah persepsi seseorang terhadap kontrol yang

dimilikinya sehubungan dengan perilaku tertentu apakah seseorang merasa

mudah atau sulit untuk melakukan tingkah laku tertentu. Ajzen (2005)

menyatakan perceived behavioral control menjalankan fungsi control

beliefs mengenai ada atau tidak adanya faktor yang mendorong atau

menghambat individu untuk melakukan sebuah perilaku. Kepercayaan

dalam kontrol ini didasarkan pada pengalaman terdahulu individu tentang

suatu perilaku, informasi yang dimiliki individu tentang suatu perilaku

yang diperoleh dengan melakukan observasi pada pengetahuan yang

dimiliki diri maupun orang lain yang dikenal individu, dan juga oleh

berbagai faktor lain yang dapat meningkatkan ataupun menurunkan

perasaan individu mengenai tingkat kesulitan dalam melakukan suatu

perilaku.

Faktor kontrol perilaku merupakan suatu keadaan dimana

seseorang bisa mengatur kemampuan/ketidakmampuannya dalam

melakukan suatu perilaku (dipengaruhi oleh faktor eksternal) sehingga

akhirnya dia memutuskan untuk berperilaku atau tidak, yang kemudian

disebut juga dengan nonvolitional behaviors (perilaku diluar kehendak).

Faktor nonvolitional behaviors ini pula yang membedakan TPB dengan

TRA, dimana dalam TRA hanya dibahas mengenai volitional behaviors.

Ajzen (1985) dan Ajzen (2005) menjelaskan bahwa dalam di

dalam kontrol perilaku terdapat faktor internal dan eksternal yang dapat

mempengaruhi, yaitu dijelaskan sebagai berikut.

a. Faktor Internal

Page 32: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

13

Terdapat beberapa faktor internal yang dapat mempengaruhi

kontrol perilaku yang kemudian mempengaruhi niat untuk

berperilaku, diantaranya :

1. Informasi, keahlian, dan kemampuan dan kemauan.

2. Keadaan emosi dan paksaan (emotions and compulsions).

Faktor internal memiliki peranan untuk membentuk persepsi

kontrol perilaku dan keberhasilan timbulnya niat terhadap perilaku.

Faktor internal ini merupakan kumpulan dari fungsi kognitif seseorang

dan segala sesuatu yang terdapat dalam diri seseorang tersebut

termasuk keadaan mental.

b. Faktor Eksternal

Sama halnya dengan faktor internal, faktor eksternal juga

memiliki peranan untuk mempengaruhi kontrol perilaku yang

kemudian mempengaruhi niat terhadap perilaku seseorang, yang

dijelaskan sebagai berikut.

1. Ketersediaan Waktu.

Kurangnya waktu dapat mempengaruhi seseorang untuk

dapat mengontrol perilakunya sesuai yang diharapkan. Umumnya,

kejadian seperti ini adalah faktor yang tidak terduga. Perilaku yang

sudah direncanakan sebelumnya dapat menjadi tidak terlaksana

akibat satu dan lain hal yang berhubungan dengan waktu.

Waktu dapat mengubah niat seseorang. Seseorang yang

semakin lama semakin memperoleh banyak informasi cenderung

dapat mengubah niatnya untuk melakukan sesuatu. Misalnya,

Page 33: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

14

seseorang yang awalnya patuh untuk memakaikan helm pada

penumpang anak dikarenakan terdapat informasi razia kepolisian

menjadi tidak patuh ketika mendapat informasi bahwa razia

kepolisian sudah tidak dilakukan lagi.

2. Ketergantungan terhadap Orang Lain.

Menurut Ajzen (1985), suatu niat terhadap perilaku tidak

dapat terwujud jika orang lain yang berhubungan dengan perilaku

tersebut tidak memberikan dukungan ke arah yang sama. Sehingga

dapat dikatakan bahwa keinginan seseorang untuk mewujudkan

niat terhadap perilaku dipengaruhi oleh peran dari orang lain.

Sebagai contoh, perilaku orang tua saat memakaikan helm pada

penumpang anak tidak akan terwujud jika anak tersebut menolak

untuk memakai helm karena satu dan lain alasan.

Gambar 2.2

Theory of Planned Behavior

2.1.4 Perbandingan Teori Perilaku

Berdasarkan kedua teori perilaku yang telah dijelaskan, berikut ini

adalah tabel hasil perbandingan kedua teori perilaku tersebut.

Page 34: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

15

Tabel 2.1 Tabel Perbandingan Teori Perilaku

Theory of Reasoned Action Theory of Planned Behavior

Perilaku dapat terbentuk dari

prediktor utama berupa niat

(volitional behavior)

Terdapat faktor nonvolitional

behavior sehingga aktualisasi

perilaku tidak hanya dilihat

berdasarkan niat tetapi juga dilihat

dari aspek persepsi kontrol perilaku.

Berdasarkan tabel 2.1 diketahui bahwa dalam TRA, niat

merupakan prediktor utama dalam membentuk perilaku karena niat

merupakan volitional behavior (perilaku terbentuk sesuai dengan

kehendak). Sedangkan dalam TPB, terdapat nonvolitional behavior yaitu

adanya persepsi kontrol perilaku, dimana memungkinkan perilaku yang

terealisasi tidak sesuai dengan kehendak (niat). Karena persepsi kontrol

perilaku dapat langsung mempengaruhi perilaku. Sehingga memungkinkan

situasi dimana niat yang tinggi tidak sejalan dengan perilaku yang terjadi

akibat adanya nonvolitional behavior. Keberhasilan perilaku dalam TPB

tergantung dari bagaimana seseorang menanggapi persepsi kontrol

perilaku mereka, apakah dianggap menjadi suatu penghalang atau

pendorong untuk berperilaku.

2.1.5 Perilaku Aman Berkendara

2.1.5.1 Definisi

Safety riding menjadi suatu hal yang penting mengingat pengguna

jalan raya tidak hanya sebatas pada pengguna kendaraan bermotor

melainkan juga menyangkut pengguna jalan lain seperti pesepeda dan

Page 35: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

16

pejalan kaki. Safety riding atau perilaku aman berkendara memiliki

definisi yang beragam. Menurut Utari (2009), safety riding merupakan

suatu upaya yang dilakukan pengendara untuk memperkecil kemungkinan

terjadinya celaka dan memperbesar tingkat keamanan dalam berkendara.

Tidak hanya itu, safety riding juga meliputi kesadaran pengendara

terhadap bahaya di sekitarnya. Sedangkan menurut Kusmagi (2010) safety

riding adalah bagaimana pengendara sepeda motor dapat berkendara

dengan aman, mengikuti aturan dan regulasi yang berlaku dengan tujuan

terjaminnya keselamatan pengendara maupun pengguna jalan lain.

Selanjutnya menurut Sumiyanto dkk. (2014) safety riding adalah suatu

bentuk perilaku pengendara yang memperhatikan aspek keselamatan

dengan tujuan tidak celaka dalam berlalu lintas. Selain itu, safety riding

juga digunakan sebagai pengingat pengendara untuk selalu mengantisipasi

segala hal yang dapat terjadi saat berlalu lintas, baik hal negatif maupun

hal positif.

2.1.5.2 Perilaku Aman Sebelum Berkendara

Perilaku aman sebelum berkendara penting untuk diperhatikan oleh

pengendara karena dengan mempersiapkan segala sesuatunya sebelum

mengemudikan kendaraan, hal-hal yang tidak diinginkan dapat terhindar.

Berdasarkan peraturam pada Motorcycle Safety Foundation, terdapat

empat langkah sebagai persiapan berkendara yaitu memastikan ukuran

tubuh sesuai dengan ukuran sepeda motor, memeriksa kelengkapan sepeda

motor, menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, dan pengendara

memiliki kesehatan mental yang baik sehingga keselamatannya dapat

Page 36: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

17

terjaga (Motorcycle Safety Foundation, 2014). Sedangkan menurut

Kusmagi (2010) perilaku yang aman sebelum berkendara adalah sebagai

berikut.

a. Memeriksa kelengkapan memastikan semua peralatan di sepeda motor

berfungsi dengan baik, seperti lampu depan, lampu belakang, lampu

sein, dan juga rem.

b. Membawa SIM dan STNK sebagai identitas diri dan sebagai penunjuk

bahwa pengendara adalah orang yang berhak membawa kendaraan

serta mencegah tuduhan membawa kendaraan secara tidak sah.

c. Memakai alat-alat pelindung keselamatan diri, seperti jaket, helm,

sarung tangan, dan sepatu yang bisa melindungi jika terjadi

kecelakaan.

d. Memeriksa kondisi ban dari kondisi yang dapat menyebabkan celaka

seperti pecah ban karena tekanan terlalu tinggi atau kehabisan angin.

e. Mengatur posisi spion baik kiri dan kanan supaya dapat mengamati

kondisi lalu lintas di belakang dengan baik (jika terdapat penumpang

jangan sampai terhalang).

f. Memperhatikan batas maksimum kemampuan motor untuk

menampung beban barang bawaan.

g. Memperhatikan kondisi fisik sebelum mengemudikan kendaraan. Jika

diperlukan, rencanakan kapan harus berhenti dan beristirahat.

h. Jika berkendara dengan anak, sebaiknya tidak ditempatkan di bangku

depan karena membahayakan proses mengontrol laju motor.

Page 37: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

18

i. Anak sebagai penumpang sebaiknya diberikan helm dan peralatan

kelengkapan berkendara yang sesuai dengan ukurannya. Pemakaian

helm yang tidak sesuai dengan ukuran kepala anak tidak dianjurkan

karena tidak dapat melindungi secara maksimal.

j. Memberitahukan segala sesuatu yang mungkin terjadi di jalan kepada

penumpang yang jarang atau tidak pernah naik motor sebelumnya

sehingga penumpang dapat mempersiapkan diri dan tidak

menimbulkan celaka.

Selain itu, berdasarkan Buku Petunjuk Tata Cara Bersepeda

Motor di Indonesia, terdapat dua hal utama yang harus dipersiapkan

sebelum berkendara yaitu keselamatan pengendara dan persiapan

kendaraan yang akan digunakan (Dirjen Perhubungan Darat, 2008) yaitu

sebagai berikut.

1) Keselamatan Pengendara

a. Helm

1. Menggunakan helm yang berada dalam kondisi baik, jangan

membeli helm bekas.

2. Memeriksa helm secara berkala. Masa pakai helm dapat

berkurang setiap kali dipakai. Periksa apakah terdapat retak,

periksa kondisi lapisan dalam helm, periksa apakah ada bahan

material yang terlepas.

3. Mengikat helm dengan benar karena helm yang longgar sama

bahayanya dengan tidak memakainya sama sekali.

Page 38: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

19

4. Menggunakan helm yang mudah terlihat seperti warna putih,

merah, kuning atau jingga.

5. Membersihkan helm dengan air dan sabun yang lembut supaya

terhindar dari kerusakan. Tidak dianjurkan menggunakan

bensin dan bahan kimia sebagai pembersih helm, serta tidak

mengecat atau memasang stiker pada helm.

b. Pelindung Mata dan Wajah

1. Memenuhi persyaratan standar yang berlaku.

2. Memeriksa kelayakan pelindung mata dan wajah seperti tidak

ada goresan, tidak membatasi pandangan dari berbagai arah,

dan dapat diikat erat sehingga tidak mudah bergeser.

3. Pengendara berkacamata harus memastikan kacamata yang

digunakan sosok untuk berkendara, jangan menggunakan

kacamata dengan daya redam silau pada malam hari karena

menghalau masuknya cahaya dan dapat membahayakan

pengendara dan pengguna jalan lain.

c. Pakaian Pelindung

1. Jaket dan celana harus menutup seluruh lengan dan kaki

bahkan pada cuaca panas, melekat erat pada leher, pergelangan

tangan, pinggang saat anda berkendara, membuat tubuh hangat

dan tetap kering, dan gunakanlah pakaian berwarna cerah.

2. Sarung tangan harus didesain untuk berkendara sepeda motor,

melindungi tangan dan memakaikan kemampuan

menggenggam setir motor dengan baik dan tetap mampu

Page 39: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

20

mengendalikan sepeda motor, pas melekat pada tangan dengan

baik dan terdapat lubang sirkulasi, memiliki ruang yang cukup

untuk jari anda agar anda mudah menekuk tangan saat

mengoperasikan sepeda motor, dan melindungi tangan dari

angin dan hujan.

3. Sepatu harus didesain untuk berkendara sepeda motor dan

terbuat dari kulit atau bahan sintetis kuat lainnya, melindungi

pergelangan kaki, memiliki alas sepatu yang mampu menapak

dengan baik dan memiliki bagian yang diperkuat sebagai

perlindungan tambahan, tidak memiliki tali-tali atau sisi yang

elastis karena dapat menimbulkan kecelakaan jika tersangkut

pada rantai motor.

d. Menggunakan Sepeda motor yang Tepat Sesuai Tujuannya

1. Sepeda Motor Harian

Sepeda motor ini didesain untuk berjalan di jalan raya. Bannya

dibuat agar mampu menapak dengan baik di jalan raya.

2. Sepeda Motor Trail

Sepeda motor ini biasanya digunakan untuk berkendara di

jalan aspal dan nonaspal. Sepeda motor ini dilengkapi dengan

lampu sehingga dapat digunakan di jalan raya.

3. Sepeda Motor Off-road

Sepeda motor ini didesain untuk kegiatan rekreasi seperti

motokros dan bertualang. Jenis ini tidak dapat digunakan di

Page 40: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

21

jalan raya. Jenis ini juga biasanya tidak dilengkapi dengan

surat dan lampu serta indikator.

4. Sepeda Motor Roda Tiga

Jenis ini lebih kepada sepeda motor dengan tiga roda, tetapi

bukan sepeda motor dengan tambahan kereta tempel di bagian

sisinya.

2) Persiapan Kendaraan

Selain mempersiapkan diri demi aspek keselamatan, persiapan

kendaraan juga menjadi hal yang penting yang perlu diperhatikan

berkaitan pula dengan aspek keselamatan di jalan raya. Keselamatan

pengendara tidak hanya ditinjau dari aspek manusianya tetapi juga

aspek kendaraan sebagai tools dalam berkendara. Adapun yang harus

dipersiapkan adalah sebagai berikut.

a. Memeriksa Alat Kendali

1. Rem depan dan belakang pada saat bersamaan harus dapat

berfungsi.

2. Kopling dan gas keduanya harus dapat berfungsi dengan

halus dan gas harus segera berbalik ketika dilepas.

3. Memastikan semua kabel dan tali dalam kondisi baik,

berfungsi secara halus dan dan tidak terdapat kabel yang

kusut dan dalam keadaan terurai.

b. Memeriksa Ban

1. Memeriksa tekanan ban (khususnya saat ketika kondisi ban

masih dingin) karena berpengaruh pada pengendalian motor.

Page 41: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

22

2. Memeriksa tapak ban karena ban dengan permukaan yang

tidak rata merupakan hal yang dapat membahayakan saat

berkendara, khususnya pada saat melintas di jalan yang licin.

3. Memeriksa apakah terdapat kerusakan seperti terdapat

pecahan pada tapak ban, paku, ataupun potongan benda tajam

lainnya.

c. Memeriksa Lampu dan Sein

1. Memastikan bahwa semua lampu utama dan sein dapat

bekerja dengan baik.

2. Memastikan lampu indikator bekerja dengan baik seperti

berkedip dan menyala terang.

3. Memeriksa lampu utama dengan menaruh tangan di depan

lampu utama saat lampu dalam keadaan menyala untuk

memastikan bahwa lampu bekerja dengan baik.

4. Memeriksa lampu dim untuk memastikan bahwa lampu jauh

dan dekat dapat bekerja dengan baik pula.

5. Memastikan lampu rem bekerja dengan baik dengan cara

mencoba semua tuas rem dan melihat nyala lampunya pada

dinding atau dengan menggunakan tangan.

6. Memeriksa klakson dapat berbunyi dengan baik dan

terdengar.

d. Memeriksa Spion

Membersihkan dan menyetel posisi spion sebelum mulai

berkendara.

Page 42: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

23

e. Memeriksa Pengoprasian Teknis Bahan Bakar dan Oli

Mengecek oli dan bahan bakar sebelum mulai berkendara.

f. Memeriksa Rantai

Memastikan apakah rantai sepeda motor telah dilumasi dan

setelannya telah tepat dan memastikan terdapat pelindung rantai

pada motor.

2.1.5.3 Perilaku Aman Saat Berkendara

Selain tahap persiapan sebelum berkendara, perilaku aman saat

berkendara juga menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan karena

celaka atau tidak celakanya pengendara juga besar dipengaruhi pada

tahap saat berkendara di jalan raya. Menurut Kusmagi (2010), perilaku

aman saat berkendara meliputi :

a. Mematuhi rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan yang ada.

b. Menghormati pengguna jalan lain dan berkendara dengan tertib

karena jalan raya adalah fasilitas umum yang dipakai oleh semua

masyarakat.

c. Memiliki pandangan ke depan dan ke belakang dengan jelas dan

menghindari titik buta dimana pengendara tidak dapat melihat

dengan jelas seperti menyalip kendaraan dari sebelah kiri sehingga

tidak dapat melihat penyeberang jalan atau kendaraan lain dari arah

sebelah kanan.

d. Memastikan lampu sepeda motor menyala dengan baik pada malam

hari.

e. Selalu menggunakan lajur sebelah kiri.

Page 43: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

24

f. Mengurangi kecepatan saat sedang hujan atau jalanan licin.

g. Memastikan dapat terlihat oleh pengguna jalan lainnya terlebih jika

cuaca sedang hujan sebaiknya menepi.

h. Melindungi penglihatan dengan menggunakan helm full face atau

pelindung mata lainnya, sehingga konsentrasi tidak terganggu akibat

masuknya benda-benda asing ke dalam mata.

2.2 Helm Sebagai Pelindung Kepala Pengendara dan Penumpang Saat

Berkendara

2.2.1 Definisi Helm

Helm merupakan salah satu alat pelindung diri dalam keselamatan

berlalu lintas. Helm menjadi alat pelindung diri utama yang sangat penting

untuk digunakan mengingat fungsi helm adalah melindungi organ yang vital

yaitu kepala yang apabila menjadi organ target kecelakaan dampak yang

ditimbulkan dapat berkembang menjadi dampak yang serius bahkan dapat

menyebabkan kematian. Ditinjau dari segi bahasa, helm berasal dari bahasa

Belanda yang artinya adalah alat pelindung tubuh yang dikenakan di kepala

(Kusmagi, 2010). Berdasarkan BSN (2007) definisi helm adalah bagian dari

perlengkapan kendaraan bermotor berbentuk topi pelindung kepala yang

berfungsi melindungi kepala pemakainya apabila terjadi benturan.

2.2.2 Jenis-Jenis Helm

Berdasarkan regulasi yang berlaku di Indonesia yaitu SNI 1811-

2007 (BSN, 2007), terdapat dua jenis helm yang umum digunakan saat

berkendara di jalan raya yaitu helm standar terbuka (open face) dan helm

standar tertutup (full face). Helm standar terbuka adalah jenis helm yang

Page 44: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

25

menutupi kepala, leher dan bagian telinga. Sedangkan helm standar

tertutup adalah helm yang menutup kepala, leher hingga bagian mulut.

2.2.3 Bagian-Bagian Helm

Menurut Kusmagi (2010) helm terdiri dari empat bagian utama,

yaitu lapisan luar yang keras, lapisan tebal bagian dalam, lapisan lunak

bagian dalam, dan tali pengikat. Sedangkan berdasarkan SNI 1811-2007

(BSN, 2007), bagian-bagian helm adalah sebagai berikut.

a. Tempurung sebagai bagian terluar dari helm.

b. Lapisan pelindung sebagai penyerap energi saat terjadi benturan.

c. Pelindung muka sebagai pelindung bagian muka baik sebagian ataupun

keseluruhan terbuat dari lapisan bening yang tembus pandang.

d. Bantalan kenyamanan sebagai pemberi rasa nyaman saat dipakai.

e. Lapisan pengaman sebagai pelindung kepala yang terletak di bagian

paling dalam dari helm.

f. Alat penahan sebagai penahan posisi helm saat digunakan.

g. Tali pemegang sebagai pengikat helm yang berupa tali dengan kunci

pengikat.

h. Tutup dagu sebagai bagian dari tali pemegang yang menutupi rahang

bawah saat tali pemegang dalam keadaan terkunci.

i. Lubang ventilasi sebagai jalur pertukaran udara di dalam helm.

j. Lubang pendengaran sebagai jalur masuknya suara sehingga pengguna

tetap dapat mendengar walaupun menggunakan helm.

k. Jaring helm yang bersentuhan langsung dengan kepala saat digunakan.

Page 45: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

26

Gambar 2.3

Konstruksi dan Bagian-Bagian Helm Standard Tertutup SNI 1811-2007

Gambar 2.4

Konstruksi dan Bagian-Bagian Helm Standard Terbuka SNI 1811-2007

2.2.4 Cara Kerja Helm

Berdasarkan Motorcycle Safety Foundation, terdapat empat cara

kerja dasar helm untuk melindungi kepala. Cara kerja tersebut adalah

sebagai berikut (Motorcycle Safety Foundation, 2014).

a. Tempurung terluar helm (an outer shell)

Page 46: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

27

Tempurung helm terbuat dari bahan yang kuat dan keras yang disebut

dengan polikarbonat. Komponen ini didesain untuk menahan benturan dari

benda apapun yang keras. Tempurung helm meredam kekuatan benturan

hingga sampai ke dalam kepala.

b. Penyerap benturan (impact-absorbing liner)

Di dalam tempurung terdapat penyerap benturan yang umumnya

terbuat dari polistirene atau dikenal dengan sebuat sterofoam. Lapisan ini

menjadi bantalan dan penyerap terhadap guncangan atau benturan.

c. Lapisan dalam yang nyaman (comfort padding)

Lapisan ini terbuat dari busa yang lembut yang membuat nyaman saat

digunakan dan sesuai dengan ukuran kepala ketika digunakan. Pada beberapa

helm, padding dapat dikeluarkan untuk tujuan dibersihkan dengan mudah.

d. Sistem retensi yang baik

Pengunci di bagian dagu pada helm (chin strap) merupakan

komponen yang penting untuk memastikan helm akan tetap terpakai di kepala

dalam keadaan apapun. Strap ini langsung terhubung dengan tempurung.

Gambar 2.5

Komponen Dasar Helm Sebagai Pelindung Kepala

Page 47: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

28

2.2.5 Kriteria Memilih Helm yang Baik dan Benar

Adapun kriteria pemilihan helm yang baik dan benar adalah

sebagai berikut (Kusmagi, 2010).

a) Menggunakan helm terstandardisasi berlogo SNI.

b) Memilih helm sesuai ukuran kepala dan memperhatikan aspek

kenyamanan. Ciri bahwa helm yang dipilih telah sesuai dengan ukuran

kepala adalah tidak mudah dilepas, sedikit menekan pada bagian pipi

dan rahang serta bagian atas kepala.

c) Menggunakan helm yang melindungi seluruh bagian kepala.

d) Menggunakan helm dengan fasilitas double visor lebih baik karena

memiliki dua kaca, kaca bening digunakan saat malam hari dan kaca

gelap saat terik siang hari.

e) Memilih helm dengan keadaan ventilasi yang baik supaya tidak

berembun saat dingin dan tidak meninggalkan bakteri akibat keringat

yang menguap di siang hari.

f) Memilih helm berwarna cerah demi aspek keamanan, terlihat oleh

pengendara lain saat berlalu lintas.

2.2.6 Regulasi Penggunaan Helm

Penggunaan helm saat berkendara merupakan suatu hal yang telah

diatur dalam regulasi Republik Indonesia yaitu dalam pasal 57 UU No 22

Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) ayat 1 “setiap

kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan wajib dilengkapi dengan

perlengkapan kendaraan bermotor” dan ayat 2 “perlengkapan sebagaimana

Page 48: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

29

dimaksud pada ayat (1) bagi sepeda motor berupa helm standar nasional

Indonesia”.

Selain pengendara motor, penumpang sepeda motor pun juga

diwajibkan untuk menggunakan helm. Sebagaimana yang tercantum dalam

undang-undang yang sama, UU No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ pasal 106

ayat 8 “setiap orang yang mengemudikan sepeda motor dan penumpang

sepeda motor wajib mengenakan helm yang memenuhi standar nasional

Indonesia.” Selain itu, pada PP No. 80 tahun 2012 juga dikatakan bahwa

penumpang juga diwajibkan memakai helm, tidak hanya terbatas pada

pengendara (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2012).

Setiap peraturan yang berhubungan dengan keselamatan berkendara

dibuat untuk dipatuhi demi ketertiban dan keselamatan saat berlalu lintas di

jalan raya. Terdapat sanksi bagi pihak-pihak yang melanggar peraturan

tersebut. Sebagai mana pada pasal 291 UU No. 22 tahun 2009 tentang LLAJ

ayat 1 “setiap orang yang mengemudikan sepeda motor tidak mengenakan

helm standar nasional Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106

ayat (8) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau

denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).”

dan ayat 2 “setiap orang yang mengemudikan sepeda motor yang

membiarkan penumpangnya tidak mengenakan helm sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 106 ayat (8) dipidana dengan pidana kurungan

paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua

ratus lima puluh ribu rupiah).”

Page 49: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

30

2.3 Aman Berkendara Bagi Penumpang Anak

2.3.1 Definisi Penumpang dan Anak

Menurut Government of Western Australia Department of

Transport. (2016) penumpang didefinisikan sebagai orang yang

menumpang di bangku sepeda motor yang terletak di belakang pengendara.

Sedangkan definisi penumpang berdasarkan UULLAJ adalah orang yang

berada di kendaraan selain pengendara. Berdasarkan beberapa regulasi di

berbagai negara, salah satunya di Australia Barat, penumpang sepeda motor

paling tidak berusia delapan tahun dan mampu menginjakkan kakinya pada

pijakan motor demi alasan keselamatan.

Mengacu pada standar WHO, definisi anak adalah seseorang yang

berusia dibawah lima belas tahun. Anak-anak menjadi kelompok umur yang

penting untuk diperhatikan keselamatannya sebagai penumpang sepeda

motor mengingat pada usia tersebut, anak belum dapat mempertimbangkan

aspek keselamatan dirinya sehingga peran orang dewasa dan lingkungan

sosialnya sangat penting untuk menjaga keselamatan anak sebagai

penumpang saat berkendara (WHO, 2015).

2.3.2 Pentingnya Keselamatan Anak Sebagai Penumpang

Kondisi fisik dan psikis anak usia sekolah yaitu antara usia 6 hingga

15 tahun (anak – remaja) berada pada tahap berkembang yang cukup pesat.

Pada usia ini, mereka memiliki pengembangan keterampilan yang beragam

dan cepat mempelajari sesuatu yang baru, seperti mengendarai sepeda

bahkan mengendarai sepeda motor atau sekadar menjadi penumpang. Pada

Page 50: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

31

usia ini pula mereka belum bisa membedakan mana hal yang positif dan

mana hal negatif yang dapat mendatangkan bahaya (WHO, 2015).

Pada usia sekolah, anak mengalami perubahan kognitif sehingga

mereka memahami kondisi “jika dan kapan” mereka dapat melakukan

sesuatu. Pada usia ini, anak juga sudah dapat diajarkan mengenai hak dan

kewajiban yang harus mereka lakukan. Kedisiplinan sebaiknya mulai

dibangun untuk membentuk karakter yang memahami bahwa segala sesuatu

memiliki konsekuensi jika dilakukan. Peran orang tua, teman, dan

lingkungan sekitarnya sangat mempengaruhi kepatuhan anak terhadap suatu

aturan, termasuk aturan dalam berkendara walaupun hanya sebagai

penumpang. Anak akan patuh pada suatu hal berdasarkan hasil observasi

yang mereka lakukan pada kehidupan sehari-hari (WHO, 2015).

Menurut Santrock (2008), anak usia sekolah menengah hingga akhir

(6 – 12 tahun), mengalami perubahan pada otak. Volume total pada otak

stabil pada usia sekitar 12 tahun namun mengalami perubahan yang

signifikan pada beberapa struktur dan bagian yang terus berkembang.

Bagian tersebut adalah prefortal cortex, yang mempengaruhi anak menjadi

lebih berkembang dalam hal memperhatikan suatu hal, dapat membuat

alasan, dan lebih mengontrol fungsi kognisinya.

Menurut Weiner dan Elkind (1972), proses pembelajaran terhadap

aturan pada anak usia sekolah (6 – 12 tahun) adalah yang dominan untuk

diajarkan pada usia tersebut. Proses pembelajaran terhadap aturan baru

membutuhkan waktu yang cukup lama mengingat anak seringkali lupa

untuk menerapkannya atau tidak sempurna dalam penerapannya, namun

Page 51: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

32

pada usia tersebut adalah usia paling tepat untuk diajarkan menaati suatu

peraturan baru karena pada usia tersebut secara kognitif anak dinilai sudah

mampu untuk belajar memahami dan menaati peraturan. Weiner dan Elkind

(1972) juga menambahkan bahwa anak usia sekolah (6 – 12 tahun) telah

memiliki kemampuan mengidentifikasi hubungan sebab akibat dengan lebih

baik sehingga dalam konteks penelitian yang dilakukan, anak telah dapat

memahami konsekuensi yang dapat terjadi jika tidak menggunakan helm

saat berada di sepeda motor.

Anak merupakan aset orang tua dan keluarga yang paling berharga

mengingat peran mereka sangat penting sebagai penerus keluarga dan

negara di masa yang akan datang. Kecelakaan yang terjadi pada anak

sebagai penumpang sejatinya dapat dicegah jika pihak-pihak primer yang

terdekat dengan anak mengupayakan usaha keselamatan yang seharusnya

dilakukan. Ketika usaha keselamatan yang dilakukan telah maksimal, angka

kematian, kecacatan, maupun kesakitan pada anak sebagai penumpang

seharusnya bisa menurun.

Hal yang membahayakan ketika terjadi kecelakaan pada anak

sebagai penumpang adalah bahwa organ tubuh pada anak belum terbentuk

sesempurna yang dimiliki orang dewasa sehingga peluang mereka untuk

bertahan hidup menjadi lebih kecil dan sangat rentan untuk mengalami

masalah kesehatan yang serius (WHO, 2015).

2.3.3 Helm Sebagai Alat Pelindung Diri Bagi Penumpang Anak

Alat pelindung diri saat berkendara tidak hanya diperuntukkan bagi

pengendara kendaraan tetapi juga diwajibkan bagi penumpang termasuk

Page 52: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

33

penumpang anak. Dengan digunakannya alat pelindung diri saat berkendara

kemungkinan terjadinya luka maupun kecacatan akibat kecelakaan dapat

direduksi. Adapun alat pelindung diri yang utama bagi penumpang anak

adalah helm, pakaian, dan alas kaki.

Helm merupakan alat pelindung diri utama yang dianjurkan bagi

penumpang anak (Haworth dkk., 1994). Helm tersebut adalah helm yang

sesuai dengan ukuran kepalanya, tidak terlalu besar maupun terlalu kecil

sehingga tidak dibenarkan jika anak diberikan helm berukuran untuk orang

dewasa. Di Indonesia, tidak terdapat peraturan khusus mengenai jenis helm

yang diwajibkan untuk penumpang anak tetapi hanya dianjurkan untuk

mengenakan helm sesuai ukuran kepalanya agar memakaikan proteksi yang

maksimal (WHO, 2015). Lain halnya dengan Thailand dan Vietnam yang

sudah memiliki standar helm untuk anak usia lima tahun kebawah seperti

pada gambar 2.5.

Gambar 2.6

Helm Khusus Penumpang Anak di Vietnam dan Thailand

Page 53: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

34

2.4 Definisi Jalan Raya

Berdasarkan Undang-Undang No 38 tahun 2004 dan PP No.34 tahun

2006, diketahui bahwa jalan dapat dikelompokkan berdasarkan status dan

fungsinya. Berdasarkan status, jalan dikelompokkan menjadi jalan nasional,

jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa. Sedangkan jalan

berdasarkan fungsinya dikelompokkan menjadi jalan arteri, jalan kolektor,

jalan lokal, dan jalan lingkungan.

Yang dimaksud dengan jalan nasional adalah terdiri dari jalan arteri

primer, jalan kolektor primer yang menggabungkan antarprovinsi, jalan tol,

dan jalan strategis nasional. Yang dimaksud dengan jalan provinsi adalah

terdiri dari jalan kolektor primer yang menghubungkan ibukota provinsi

dengan ibukota kabupaten atau kota, jalan kolektor primer yang

menghubungkan antaribukota kabupaten atau kota, jalan strategis provinsi,

dan jalan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, kecuali jalan nasional. Yang

dimaksud dengan jalan kabupaten adalah terdiri dari jalan kolektor primer

yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan provinsi, jalan lokal primer yang

menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, ibukota

kabupaten dengan pusat desa, antaribukota kecamatan, ibukota kecamatan

dengan desa, dan antardesa, jalan sekunder yang tidak termasuk jalan provinsi

dan jalan sekunder dalam kota, dan jalan strategis kabupaten. Yang dimaksud

jalan kota adalah jalan umum pada jaringan jalan sekunder di dalam kota.

Dan yang dimaksud jalan desa adalah jalan lingkungan primer dan jalan lokal

primer yang tidak termasukjalan kabupaten di dalam kawasan perdesaan, dan

Page 54: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

35

merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau

antarpermukiman di dalam desa.

Dalam konteks penelitian ini, yang dimaksud dengan jalan raya adalah

Jalan Raya Kalimalang yaitu berstatus jalan kabupaten yang memiliki fungsi

jalan kolektor primer, yaitu jalan umum yang melayani angkutan pengumpul

atau pembagi dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata

sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi, dan juga memiliki fungsi

menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan nasional dengan

pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan wilayah, atau antara pusat kegiatan

wilayah dengan pusat kegiatan lokal.

2.5 Perilaku Pengendara dalam Memakaikan Helm pada Penumpang Anak

Perilaku dipengaruhi oleh banyak faktor seperti yang telah

dikemukakan pada poin 2.1 mengenai teori perilaku. Secara umum terdapat

dua faktor utama yang mempengaruhi perilaku yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Berdasarkan hasil analisis, teori yang akan diterapkan dalam

penelitian ini adalah teori perilaku terencana (TPB). Pemilihan TPB sebagai

dasar teori penelitian adalah dengan penggunaan TPB dapat diketahui faktor

niat sebagai prediktor utama pembentuk perilaku dimana tidak terdapat dalam

teori lainnya. Selain itu dalam TPB telah dimasukkan aspek kontrol perilaku

yang tidak terdapat pada TRA.

1. Perilaku

Ajzen (1985) menyatakan bahwa perilaku adalah suatu aktivitas

yang dapat diprediksi dari niat, dimana niat itu sendiri dibentuk dari tiga

komponen utama yaitu sikap, norma subyektif, dan kontrol perilaku.

Page 55: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

36

Oleh karena itu, untuk mengetahui gambaran perilaku dalam konteks

penelitian, peneliti harus dapat menggali informasi tentang bagaimana

sikap seseorang yang bisa ditinjau dari tingkatannya, bagaimana norma

subyektif dapat mempengaruhi dirinya, dan bagaimana seseorang

mengontrol perilakunya sehingga dapat terbentuk perilaku yang

diinginkan. Kemudian setelah ketiga komponen tersebut terbentuk, niat

seseorang dapat tergambarkan, yaitu mengenai bagaimana sebenarnya

seseorang ingin berperilaku walaupun niat tersebut tidak selalu berakhir

pada realisasi yang sesuai. Dalam konteks penelitian ini, perilaku yang

diharapkan (pemakaian helm pada penumpang anak) dapat diprediksi

melalui besaran niat. Semakin positifnya komponen sikap, norma

subyektif, dan kontrol perilaku maka akan semakin positif pula niat

yang terbentuk sehingga perilaku yang positif pun dapat ditimbulkan.

2. Sikap

Sikap merupakan merupakan hasil evaluasi positif atau negatif

seseorang terhadap outcome yang mungkin ditimbulkan (Ajzen, 1985).

Sikap dapat digambarkan melalui tingkatan-tingkatan sebagai berikut

(Notoatmodjo, 2010).

a. Menerima, yaitu responden mampu menerima rangsangan dari luar

yang dapat mempengaruhi perilakunya, seperti contohnya seorang

pengendara mau memakaikan helm untuk penumpang anak.

b. Menanggapi, yaitu responden dapat menanggapi pertanyaan seputar

perilaku yang dilakukannya, seperti menanggapi ketika ditanyakan

pendapatnya mengenai pentingnya helm untuk penumpang anak.

Page 56: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

37

c. Menghargai, yaitu responden dapat memakaikan suatu makna

positif dari perilaku yang dilakukannya, misalnya dengan mengajak

orang lain untuk memakaikan helm pada penumpang anak.

d. Bertanggung jawab, yaitu merupakan tingkatan tertinggi dari sikap.

Responden akan merasa tetap akan bersikap sesuai yang dianutnya

walaupun orang lain meresponnya dengan negatif, misal seorang

pengendara tetap memakaikan helm pada penumpang anak

walaupun jaraknya dekat dan dicemooh orang lain.

Dalam konteks penelitian ini, sikap yang positif dapat diartikan

sebagai pandangan penggunaan helm sebagai sesuatu yang bermanfaat

dan dapat mengurangi dampak akibat suatu kecelakaan, sedangkan

sikap negative adalah sebaliknya. Seperti dalam penelitian Yogatama

(2013), sikap dapat dilihat dari bagaimana pegendara meyakini dan

menilai secara baik bahwa helm dapat menjadi penyelamat dan

menghindari cedera parah di bagian kepala. Selain itu, penelitian Trinh

dan Le (2016), sikap dapat dibentuk dan dilihat melalui kebiasaan,

misalnya dengan orang tua menggunakan helm, akan membentuk

perilaku anak juga untuk menggunakan helm. Selain kebiasaan, sikap

juga dapat dibentuk melalui media-media tertentu. Penelitian Trinh

tersebut juga menunjukkan bahwa orang tua dengan paparan media

tertentu mengenai penggunaan helm akan menghasilkan perilaku

penggunaan helm untuk anak yang lebih baik untuk waktu yang akan

datang.

3. Norma Subyektif

Page 57: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

38

Norma subyektif dapat membentuk niat dan mempengaruhi

perilaku. Norma subyektif merupakan seberapa besar dorongan dari

orang-orang yang dianggap berpengaruh bagi dirinya (dorongan yang

bersifat subyektif) menekan seseorang untuk melakukan sesuatu (Ajzen,

1985). Robertson dkk. (2014) menyatakan bahwa norma subyektif

dapat mempengaruhi pengendara memakaikan helm pada anak.

Dukungan maupun dorongan tersebut yang ada di sekitar orang tua

sebagai pengendara akan meningkatkan perilaku orang tua untuk

memakaikan helm kepada anaknya sebagai penumpang. Zamani-

Alavijeh dkk. (2011) menambahkan bahwa dorongan dari keluarga

memiliki pengaruh yang cukup besar dalam perilaku penggunaan helm.

Norma subyektif juga dapat berkaitan dengan orang-orang yang

disegani seperti penegak hukum seperti pada penelitian (Zamani-

Alavijeh dkk. (2011)) menyatakan bahwa pada orang dewasa sebagai

pengendara pun sukarela untuk memakai helm jika ada petugas lalu

lintas yaitu hanya dua dari total 29 informan yang diteliti.

Dalam konteks penelitian ini, norma subyektif dapat digali dengan

mengetahui informasi mengenai siapa saja dalam lingkup sosial yang

mempengaruhi seseorang, seperti teman sebaya, keluarga, maupun

orang lain yang disegani. Hal tersebut perlu dipastikan pada saat

penelitian mengingat variasi usia pengendara yang cukup beragam

sehingga norma subyektif yang mempengaruhi juga dapat beragam.

Selain mengetahui siapa saja orang-orang yang berpengaruh, perlu

diketahui pula mengenai seberapa besar dorongan dari tiap-tiap orang

Page 58: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

39

yang berpengaruh tersebut terhadap perilaku yang akan ditimbulkan.

Seperti misalnya, seorang pengendara berusia 18 tahun ternyata lebih

dipengaruhi oleh teman sebayanya dalam hal memakaikan helm pada

penumpang anak (misal, adiknya) dibandingkan pengaruh oleh orang

tuanya.

4. Kontrol Perilaku (Perceived Behavioral Control)

Kontrol perilaku menurut Ajzen (1985) adalah bagaimana persepsi

seseorang terhadap kontrol yang dimilikinya sehubungan dengan

perilaku tertentu apakah seseorang merasa mudah atau sulit untuk

melakukan tingkah laku tertentu. Kontrol perilaku tersebut dipengaruhi

oleh faktor internal (Informasi, keahlian, dan kemampuan ; keinginan

(power of will) ; dan keadaan emosi serta paksaan (emotions and

compulsions)) dan faktor eksternal (waktu dan ketergantungan terhadap

orang lain). Sehingga untuk menggali informasi mengenai kontrol

perilaku faktor internal dan eksternal tersebut perlu diketahui.

Seperti pada penelitian Robertson dkk. (2014), pemakaian helm

pada penumpang anak dipengaruhi oleh persepsi pengendara terhadap

kondisi bahaya dan juga lokasi saat berkendara. Kondisi berbahaya

yang dimaksud adalah apabila berkendara dengan kecepatan tertentu,

dampak apa yang mungkin akan timbul, dan lain sebagainya.

Sedangkan lokasi saat berkendara berkaitan dengan kondisi berbahaya

yang mungkin akan ditimbulkan juga, misalnya lokasi dengan lalu

lintas yang ramai. Hal tersebut berkaitan dengan keahlian dan

Page 59: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

40

kemampuan yang dimiliki seseorang dalam upaya mengontrol bahaya

yang diprediksi (faktor internal).

5. Niat

Niat menurut Ajzen (1985) adalah hasil interaksi dari ketiga

komponen pembentuknya yaitu sikap, norma subyektif, dan juga

kontrol perilaku. Pada penelitian Gravetter & Wallnau (2004) dalam

Robertson dkk. (2014) menujukkan bahwa variabel sikap, norma

subyektif, serta kontrol perilaku memiliki hubungan yang signifikan

intensi. Nilai pengaruh tersebut tergolong efek yang besar. Selain itu,

dalam penelitian Trinh dan Le (2016) niat orang tua sebagai pengendara

dapat mempengaruhi perilakunya dalam berkendara termasuk dalam

memakaikan helm kepada anak sebagai penumpang dan dapat

dikatakan terdapat korelasi yang kuat antara niat dengan perilaku (Trinh

dan Le, 2016).

Seperti yang telah dijelaskan, niat dalam TPB adalah prediktor

utama dalam menentukan perilaku. Semakin positif sifat tiap

pembentuknya (sikap tertinggi tingkatannya, pengaruh norma subyektif

yang baik dan juga besarnya pengaruh tersebut, dan kontrol perilaku

yang baik) maka intensi akan semakin positif pula sehingga perilaku

dapat terlihat sesuai dengan intensi yang ada.

2.5 Kerangka Teori

Berdasarkan teori yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa

terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pengendara dalam

memakaikan helm pada penumpang anak dengan mengacu pada theory of

Page 60: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

41

planned behavior oleh Ajzen (1985). Adapun kerangka teori penelitian

dapat dilihat pada bagan 2.1.

Bagan 2.1 Kerangka Teori Berdasarkan Theory of Planned Behavior

(Ajzen, 1985)

Page 61: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

42

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN DEFINISI ISTILAH

KERANGKA BERPIKIR DAN DEFINISI ISTILAH

3.1 Kerangka Berpikir

Penelitian ini akan melihat gambaran perilaku pengendara dalam

memakaikan helm pada penumpang anak. Kerangka berpikir dalam penelitian

ini didasarkan pada theory of planned behavior oleh Ajzen (1985). Dalam

theory of planned behaviour, perilaku seseorang dipengaruhi oleh niat,

dimana niat ini dilatarbelakangi oleh sikap individu, norma subjektif, dan

perceived of behavioural control yang dapat dilihat pada bagan 3.1.

Bagan 3.1 Kerangka Berpikir Berdasarkan Theory of Planned Behavior

(Ajzen, 1985)

Page 62: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

43

3. 2 Definisi Istilah

No Domain Definisi Istilah Metode Instrumen Triangulasi Hasil Pengambilan Data

1 Perilaku

pengendara

dalam

memakaikan

helm pada

penumpang

anak

Suatu bentuk kecenderungan

pengendara dalam bertindak yang

dapat diamati selama wawancara dan

observasi berlangsung yaitu berupa

perilaku memakaikan helm pada

penumpang anak.

Wawancara

mendalam

dan observasi

Pedoman

wawancara

mendalam

dan

pedoman

observasi

Triangulasi

sumber dan

triangulasi

metode

- gambaran pemakaian helm pada

penumpang anak

- gambaran jenis helm yang

dipakai penumpang anak

- gambaran alasan

memakaikan/tidak memakaikan

helm pada penumpang anak

2 Niat

pengendara

Intensi awal pengendara motor untuk

memakaikan helm pada penumpang

anak tanpa dipengaruhi oleh situasi

dan kondisi apapun.

Wawancara

mendalam

dan observasi

Pedoman

wawancara

mendalam

dan lembar

observasi

Triangulasi

metode

- gambaran niat pengendara dalam

memakaikan helm pada

penumpang anak yang ditinjau

berdasarkan sikap, norma

subyektif, dan persepsi kontrol

perilakunya

Page 63: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

44

No Domain Definisi Istilah Metode Instrumen Triangulasi Hasil Pengambilan Data

3 Sikap

pengendara

Tanggapan pengendara mengenai

pemakaian helm pada penumpang

anak yang dapat dilihat melalui

tingkatan sikap (menerima,

menanggapi, menghargai,

bertanggung jawab)

Wawancara

mendalam

dan observasi

Pedoman

wawancara

mendalam

Triangulasi

metode

- gambaran sikap pengendara

mengenai pemakaian helm pada

penumpang anak berdasarkan

tingkatan sikap.

4 Norma

Subyektif

pengendara

Keyakinan pengendara tentang orang

atau pihak lain yang dianggap

penting dalam membentuk

perilakunya untuk memakaikan helm

pada penumpang anak.

Wawancara

mendalam

dan observasi

Pedoman

wawancara

mendalam

Triangulasi

sumber dan

triangulasi

metode

- gambaran orang-orang yang

berpengaruh secara subyektif bagi

pengendara sehingga pengendara

memakaikan helm pada

penumpang anak

5 Persepsi

Kontrol

perilaku

pengendara

Keyakinan pengendara tentang

kemudahan atau kesulitan

pengendara dalam memakaikan helm

pada penumpang anak yang dapat

dinilai melalui komponen internalnya

(informasi, keahlian, dan

Wawancara

mendalam

dan observasi

Pedoman

wawancara

mendalam

Triangulasi

metode

- gambaran persepsi pengendara

terkait faktor-faktor yang

mendorong pengendara untuk

berperilaku memakaikan helm

pada penumpang anak

-gambaran persepsi pengendara

Page 64: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

45

No Domain Definisi Istilah Metode Instrumen Triangulasi Hasil Pengambilan Data

kemampuan ; keinginan (power of

will) ; dan keadaan emosi serta

paksaan (emotions and

compulsions)) dan juga komponen

eksternalnya (waktu dan

ketergantungan terhadap orang lain).

terkait faktor-faktor yang

menghambat pengendara untuk

berperilaku memakaikan helm

pada penumpang anak

Page 65: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

46

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa teks, naratif, kata-kata baik secara

tertulis maupun lisan dari informan serta perilaku yang diamati (Sugiyono,

2009). Tujuan penggunaan pendekatan kualitatif adalah untuk memahami

fenomena yag dialami oleh informan penelitian secara menyeluruh dan

mendalam. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara

mendalam dan observasi. Melalui jenis penelitian kualitatif diharapkan dapat

menggali dan mendapatkan informasi secara mendalam tentang hal-hal yang

berkaitan dengan gambaran faktor determinan perilaku pengendara dalam

memakaikan helm pada penumpang anak sekolah dasar di SDN Cipinang

Melayu 03 Jakarta Timur tahun 2017.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan April – Desember 2017 di

SDN Cipinang Melayu 03 Jakarta Timur 2017.

4.3 Populasi dan Informan Penelitian

4.3.1 Populasi

Dalam penelitian kualitatif istilah yang digunakan bukanlah populasi

melainkan situasi sosial. Di dalam situasi sosial tersebut terdapat komponen

yang akan diketahui melalui penelitian seperti tempat, pelaku, dan juga

aktivitas di dalamnya. Dalam penelitian kualitatif hasil penelitian tidak

dapat digeneralisasi ke dalam suatu populasi tetapi dapat menggambarkan

Page 66: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

47

kondisi untuk tempat-tempat dengan kondisi situasi sosial yang serupa.

Sehingga situasi sosial dalam penelitian ini adalah situasi sosial dalam

lingkungan sekolah dasar khususnya di SDN Cipinang Melayu 03 Jakarta

Timur (Sugiyono, 2009).

4.3.2 Informan

Informan dalam penelitian ini adalah ditentukan dengan

menggunakan metode accidental sampling. Metode ini merupakan teknik

pengambilan sampel sumber data dengan prinsip “ketidaksengajaan” yang

dapat menjadi prinsip kemudahan pada kondisi yang terjadi pada saat

pengambilan data dengan mempertimbangkan kemauan dan kebersediaan

informan (Herdiansyah, 2015).

Informan yang menjadi narasumber pengumpulan data primer pada

penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1 Karakteristik Informan dalam Penelitian Perilaku

Pengendara di SDN Cipinang Melayu 03 Tahun 2017

No Nama Usia Kategori

Informan

Hubungan

dengan

Penumpang

Anak

Pengambilan Data

1 Ibu

DAH

45 Informan

utama

Orang tua anak Wawancara mendalam

dan observasi

2 Bapak

HR

45 Informan

utama

Orang tua anak Wawancara mendalam

dan observasi

3 Ibu

WW

35 Informan

utama

Orang tua anak Wawancara mendalam

dan observasi

4 Ibu

ODP

42 Informan

utama

Pengantar dan

penjemput (ojek)

Wawancara mendalam

dan observasi

5 Siswa

FT

12 Informan

pendukung

Kelas 6, anak ibu

DAH

Wawancara mendalam

dan observasi

6 Siswa

RK

7 Informan

pendukung

Kelas 2, anak ibu

WW

Wawancara mendalam

dan observasi

7 Siswa

DR

6 Informan

pendukung

Kelas 1, anak

bapak HR

Wawancara mendalam

dan observasi

Page 67: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

48

No Nama Usia Kategori

Informan

Hubungan

dengan

Penumpang

Anak

Pengambilan Data

8 Siswa

FZA

12 Informan

pendukung

Kelas 6, yang

diantar-jemput ibu

ODP

Wawancara mendalam

dan observasi

9 Bapak

ST

53 Informan

pendukung

Satpam SDN

Cipinang Melayu

03

Wawancara mendalam

10 Bapak

HM

50 Informan

kunci

Kepala Seksi

Pendidikan

Masyarakat

(KASIDIKMAS)

unit DIKYASA

(pendidikan dan

rekayasa) POLDA

Metro Jaya

Wawancara mendalam

11 Bapak

MM

53 Informan

kunci

Kepala Sekolah

SDN Cipinang

Melayu 03

Wawancara mendalam

12 Bapak

WD

56 Informan

kunci

Staff bagian

DIKYASA

Satlantas Jakarta

Timur

Wawancara mendalam

Sumber : data primer terolah.

Informan dipilih berdasarkan tiga jenis, yaitu informan utama, informan

key person, dan informan yang mendukung validasi sumber data. Informan

utama adalah informan yang menjadi sumber data primer utama dalam

penelitian ini, yang ingin digali secara mendalam, yaitu pengendara motor

dengan penumpang anak. Informan key person adalah informan yang

dianggap mengetahui bagaimana keadaan sebenarnya perilaku pengendara di

tempat penelitian, bagaimana koordinasi sekolah dengan kepolisian, dan

bagaimana seharusnya perilaku pengendara terhadap penumpang anak dalam

hal keselamatannya berlalu lintas khususnya tentang penggunaan helm pada

penumpang sehingga informan kunci dalam penelitian ini yaitu kepala

Page 68: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

49

sekolah dan pihak kepolisian. Sedangkan informan pendukung adalah

penumpang anak dan satpam sekolah dasar di SDN Cipinang Melayu 03

Jakarta Timur.

Berdasarkan tabel 4.1 wawancara mendalam dan observasi yang

dilakukan kepada informan utama dilakukan di SDN Cipinang Melayu 03

dengan rentang waktu mulai dari 8 Juni 2017 – 20 Juli 2017. Sedangkan

wawancara mendalam dengan informan kunci dilakukan di POLDA Metro

Jaya unit DIKYASA, Tebet, pada 8 Agustus 2017, di unit DIKYASA

Satlantas Jakarta Timur pada 29 November 2017, dan kepada kepala seklah

SDN Cipinang Melayu 03 pada 29 November 2017.

4.4 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data

primer. Sumber data primer diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap

seluruh informan dan melalui observasi yang dilakukan terhadap pengendara

sepeda motor terkait perilaku memakaikan helm pada penumpang anak.

4.5 Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara Mendalam

Wawacara mendalam dilakukan kepada seluruh informan

penelitian. Wawancara mendalam khususnya dilakukan terhadap

pengendara sepeda motor dan penumpang anak dengan aspek pertanyaan

berupa pertanyaan yang menggali alasan yang menggambarkan

pengendara motor dalam berperilaku, bagaimana gambaran niat

pengendara motor dalam berperilaku, gambaran sikap berdasarkan

tingkatannya, gambaran norma subyektif yang berpengaruh terhadap

Page 69: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

50

perilaku pengendara, serta gambaran persepsi kontrol perilaku pengendara

motor terhadap perilaku memakaikan helm pada penumpang anak.

Selanjutnya, wawancara mendalam terhadap pihak kepolisian adalah untuk

melengkapi data terkait perilaku sebenarnya pengendara motor di jalan

saat berlalu lintas, mengenai kebiasaannya dan kepatuhannya serta

landasan hukum yang berlaku. Wawancara mendalam dengan kepala

sekolah dilakukan dengan alasan untuk mengetahui apakah ada program

kepolisian yang sudah terlaksana mengenai pentingnya penggunaan helm

bagi penumpang anak di SDN Cipinang Melayu. Sedangkan wawancara

mendalam terhadap satpam dan penumpang anak adalah wawancara yang

dilakukan untuk memastikan apakah informasi yang didapatkan dari

informan utama dan informan kunci (pengendara sepeda motor) adalah

valid dan sebagai pemberi informasi pendukung, seperti meggali informasi

apakah penumpang anak benar-benar menggunakan helm yang diberikan

oleh pengendara dan menggali informasi alasan mengapa penumpang anak

meggunakan atau tidak menggunakan helm yang diberikan oleh

pengendara sepeda motor.

2. Observasi

Observasi dilakukan untuk melihat perilaku pengendara motor

mengenai pemakaian helm pada penumpang anak. Observasi yang

dilakukan adalah dengan :

a) melihat apakah pengendara memakaikan helm untuk penumpang

anak.

Page 70: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

51

b) melihat jenis helm yang dibawa untuk penumpang anak, apakah sesuai

dengan ukuran kepala anak dan berstandard SNI.

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Pedoman wawancara mendalam

Berisikan daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada informan.

Pedoman wawancara mendalam dibuat berdasarkan teori yang dijadikan

acuan dalam penelitian dan dengan berdasarkan tujuan penelitian yang

ingin diketahui. Pedoman wawancara mendalam digunakan untuk

menggali informasi secara mendalam untuk mendapatkan bagaimana

gambaran perilaku, niat, sikap, norma subyektif, dan kontrol perilaku

pada informan utama dan informan pendukung

2. Lembar observasi

Pedoman observasi digunakan untuk memastikan validitas perilaku yang

dilakukan oleh informan utama yang berupa kumpulan pernyataan yang

menggambarkan perilaku pengendara sepeda motor dalam memakaikan

helm pada penumpang anak. Lembar observasi berisikan poin-poin

tertentu mengenai helm khusus penumpang anak.

3. Buku catatan dan alat tulis

Digunakan untuk mencatat poin-poin penting selama kegiatan

wawancara mendalam dan observasi berlangsung.

4. Kamera

Digunakan untuk mendokumentasikan gambar yang berhubungan dengan

penelitian.

Page 71: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

52

5. Alat perekam

Digunakan untuk mendokumentasikan percakapan selama kegiatan

wawancara mendalam berlangsung.

4.7 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

Model Miles dan Huberman. Analisis model ini dilakukan secara terus

menerus sampai data menjadi jenuh, tidak ada variasi lagi. Tahapan dalam

analisis model Miles dan Huberman yaitu (Sugiyono, 2009) :

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Tahap reduksi merupakan tahap perangkuman data-data yang telah

diperoleh di lapangan dengan mencari fokus pokok dari data tersebut

sehingga lebih jelas dipahami dan pengumpulan data selanjutnya menjadi

lebih mudah.

Pada saat penelitian, reduksi data dilakukan setelah pengambilan

data. Data dirangkum sehingga dapat ditemukan inti dari data tersebut.

Kemudian dapat diketahui data apa yang masih harus dikumpulkan

dikemudian harinya jika dirasa kurang lengkap untuk melengkapi

kekurangan tersebut. Selain itu, data yang direduksi tidak terbatas pada

satu sumber data saja melainkan dari semua sumber dan semua teknik

pengumpulan data.

2. Data Display (Penyajian Data)

Tahap penyajian data merupakan tahap menyajikan data dalam

bentuk-bentuk yang dipahami sehingga maksud dari suatu data dapat

tersampaikan. Pada proses analisis penelitian, setelah direduksi data

Page 72: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

53

disajikan dalam bentuk narasi atau pun bentuk lain disesuaikan dengan

kebutuhan penelitian.

3. Conclution Drawing / Verification (Penarikan Kesimpulan)

Kesimpulan dapat ditetapkan apabila penyajian data didukung

dengan data-data lainnya sehingga menjadi kredibel. Kesimpulan dapat

menjawab masalah penelitian dan merupakan hasil temuan yang baru yang

belum pernah ada. Temuan tersebut dapat dijadikan kesimpulan ketika

setelah diteliti gambaran suatu objek menjadi lebih jelas yang dapat berupa

hubungan sebab akibat.

Pada proses analisis penelitian, penarikan kesimpulan awal ini

dibentuk berdasarkan pola jawaban informan yang sama. Pola yang sama

tersebut kemudian dijadikan kesimpulan awal dan dapat dijadikan

kesimpulan akhir bila pola tersebut tidak berubah, ada data tambahan

sebagai penguat, dan tidak ada data lain yang bersifat antagonis dengan

data yang sudah dikumpulkan.

4.8 Keabsahan Data

Untuk mendapatkan data yang valid, maka dilakukan pengecekan

keabsahan data (Herdiansyah, 2015), yaitu dilakukan dengan :

1. Triangulasi sumber, yaitu triangulasi yang dilakukan dengan cara cross

check data dengan informasi dan fakta dari informan lainnya yang

terkait dengan penelitian untuk menggali topik yang sama. Triangulasi

sumber dilakukan terhadap pihak kepolisian setempat, pengendara

motor, penumpang anak, kepala sekolah, dan juga satpam sekolah di

SDN Cipinang Melayu 03 Jakarta Timur.

Page 73: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

54

2. Triangulasi metode, yaitu triangulasi ini dilakukan dengan

menggunakan metode pengumpulan data berbeda-beda untuk

mendapatkan data, diantaranya wawancara mendalam dan observasi.

Tabel 4.2 Triangulasi Metode dan Triangulasi Sumber dalam

Penelitian Perilaku Pengendara di SDN Cipinang Melayu 03

Tahun 2017

No Informasi

Teknik Pengumpulan Data

Informan Wawancara

Mendalam Observasi

Komponen Perilaku

1 Memakaikan helm

pada penumpang anak ✓ ✓ - pengendara

- penumpang

anak

- satpam

- kepolisian

- kepala

sekolah

Komponen Niat

2 Niat yang diamati

berdasarkan sikap,

norma subyektif, dan

persepsi kontrol

perilaku pengendara

✓ ✓

pengendara

Komponen Sikap

6 Menerima (memiliki

kemauan untuk

menerima informasi

dari pihak luar terkait

penggunaan helm pada

penumpang anak)

Observasi

dilakukan

untuk melihat

kebiasaan dan

pandangan

pengendara

dalam

memakaikan

helm untuk

penumpang

anak

pengendara

7 Menanggapi (dapat

menjelaskan

pentingnya helm untuk

penumpang anak)

8 Menghargai (dapat

mengajak orang lain

untuk turut serta

menjaga keselamatan

anak dengan

memakaikan helm

pada penumpang anak)

9 Bertanggung jawab ✓

Page 74: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

55

No Informasi

Teknik Pengumpulan Data

Informan Wawancara

Mendalam Observasi

(merasa memiliki andil

penuh dalam

keselamatan

penumpang anak dan

selalu merasa wajib

memakaikan helm

dalam keadaan

apapun)

Komponen Norma Subyektif

10 Keyakinan pengendara

mengenai siapa saja

pihak-pihak yang

memiliki dorongan

terhadap timbulnya

perilaku memakaikan

helm pada penumpang

anak

Observasi

dilakukan

dengan melihat

adanya

pengaruh dari

lingkungan

sebaya

pengendara

- pengendara

- penumpang

anak

- kepolisian 11 Seberasa besar

dorongan dari orang-

orang tersebut

mempengaruhi

pengendara dalam

memakaikan helm

pada penumpang anak

(penilaian subyektif)

Komponen Kontrol Perilaku

12 Bagaimana tanggapan

pengendara dalam hal

memakaikan helm

pada penumpang anak

jika mengetahui suatu

informasi tertentu

✓ Observasi

lingkungan

yang dilalui

pengendara

pengendara

13 Bagaimana tanggapan

pengendara mengenai

keahlian yang mereka

miliki selama

berkendara memiliki

terhadap timbulnya

perilaku untuk

memakaikan helm

pada penumpang anak

✓ Observasi

keahlian

pengendara

dalam

mengendarai

sepeda motor

14 Bagaimana tanggapan

pengendara dalam hal

kemampuan untuk

memiliki helm untuk

✓ Observasi

kemampuan

menyediakan

helm

Page 75: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

56

No Informasi

Teknik Pengumpulan Data

Informan Wawancara

Mendalam Observasi

penumpang anak

15 Bagaimana tanggapan

pengendara mengenai

faktor emosi dan

keterpaksaan memiliki

pengaruh untuk

memakaikan helm

pada penumpang anak

✓ -

16 Bagaimana tanggapan

pengendara terkait

kondisi waktu

terhadap timbulnya

perilaku untuk

memakaikan helm

pada penumpang anak

✓ Observasi pada

saat pagi hari

17 Bagaimana tanggapan

pengendara mengenai

siapa saja pihak-pihak

yang berperan dalam

keberhasilan

pemakaian helm pada

penumpang anak

✓ -

4.9 Penyajian Data

Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk narasi dan

dilengkapi dengan tabel hasil wawancara mendalam yang dapat menjelaskan

gambaran perilaku pengendara dalam memakaikan helm pada penumpang

anak. Penyajian data juga akan didukung dengan hasil observasi lapangan.

Page 76: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

57

BAB V HASIL PENELITIAN

HASIL PENELITIAN

5.1 Profil Sekolah Dasar Negeri Cipinang Melayu 03

SDN Cipinang Melayu 03 Pagi terletak di jalan Kartika Eka Paksi,

Komplek Kodam Jatiwaringin RT. 10 RW. 06, Kelurahan Cipinang Melayu,

Kecamatan Makasar Kota Administrasi Jakarta Timur. SDN Cipinang

Melayu 03 Pagi telah dibangun sejak 1980. Terletak dekat dengan jalan

utama Kalimalang, berdekatan dengan SMP 109 Jakarta dan SMA 81 Jakarta.

SDN Cipinang Melayu 03 Pagi memiliki visi “terwujudnya lulusan

siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pintar,

benar, tegar, dalam menjalankan tugas sehari-hari”. Sedangkan misinya

adalah :

1. Menanamkan dasar-dasar agama.

2. Menumbuhkan dasar-dasar membaca, menulis, dan berhitung.

3. Mengembangkan kemampuan intelektual, memecahkan masalah

yang dihadapi.

4. Menanamkan dasar-dasar keterampilan kegiatan kepramukaan.

5. Menanamkan rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air

Indonesia.

Sampai dengan tahun ajaran 2014/2015 jumlah siswa SDN Cipinang

Melayu 03 berjumlah 603 siswa. Jumlah tersebut bervariatif setiap tahunnya

dikarenakan adanya peningkatan kualitas dan jumlah rasio kelas yang mulai

dibatasi yaitu berjumlah 32 siswa per kelas.

Page 77: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

58

Keadaan sosial ekonomi dan pendidikan orag tua murid sangat

bervariasi dan mayoritas tempat tinggal siswa-siswi adalah berdomisili di

sekitar lingkungan sekolah yaitu di Komplek Kodam Jatiwaringin dan

wilayah perbatasan DKI Jakarta dan Jawa Barat seperti daerah Pondok Gede.

Transportasi yang digunakan siswa-siswi pun beragam mulai dari jemputan

sekolah, ojek, atau diantar orang tua mengggunakan kendaraan pribadi

(mayoritas).

5.2 Gambaran Sikap Pengendara dalam Memakaikan Helm pada

Penumpang Anak

Dalam aspek sikap, hal-hal yang ditanyakan pada saat wawancara

meliputi empat tingkatan sikap pengendara dalam hal memakaikan helm pada

penumpang anak, yaitu menerima (mau dan mampu menerima masukan atau

informasi dari pihak luar terkait pemakaian helm untuk penumpang anak),

menanggapi (dapat memberikan respon mengenai pentingnya helm khusus

anak), menghargai (dapat mengajak pihak lain untuk melakukan hal positif,

dalam konteks penelitian ini adalah mengajak orang lain untuk memakaikan

helm untuk penumpang anak), dan bertanggung jawab (mau dan mampu

mempertahankan hal yang diyakini benar dan mengubah atau

memperbaikinya di masa mendatang). Sedangkan observasi dilakukan untuk

melihat keseharian pengendara dalam memakaikan helm pada penumpang

anak kemudian ditanyakan kembali mengenai pandangan sesungguhnya yang

berkaitan dengan helm anak.

Untuk tingkatan sikap menerima, sosialisasi dari pihak kepolisian di

sekolah dianggap lebih penting untuk anak dibandingkan untuk pengendara

Page 78: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

59

sebagai orang tua maupun ojek karena menurut pengendara sosialisasi yang

dilakukan di sekolah jika sasarannya untuk orang tua atau ojek pengantar atau

penjemput dirasa kurang efektif, lebih efektif ketika sosialisasi diadakan dari

rumah ke rumah atau per daerah yang memang dikhususkan untuk orang tua

atau pengendara motor yang lebih tua (bukan usia anak). Pengendara

menambahkan bahwa sosialisasi penggunaan helm di sekolah lebih tepat guna

jika ditujukan ke anak langsung karena dianggap dapat menanamkan rasa

kepedulian atas keselamatannya sejak dini. Adapun kutipan wawancara dapat

dilihat di lampiran XIII dengan kode INU-DA-W2.6 ; INU-HR-W2.8 ; INU-

WW-W2.10 ; INU-ODP-W2.8.

Untuk tingkatan sikap menanggapi, pengendara beranggapan bahwa

pemakaian helm pada penumpang anak tidaklah penting jika tidak melintasi

jalan raya maupun jika jarak tempuhnya dekat walaupun pengendara

memahami pentingnya helm untuk menjaga keselamatan penumpang anak.

Hal tersebut terjadi karena pengendara beranggapan bahwa dengan tidak

melintasi jalan raya, tidak ada polisi yang bertugas dan kemungkinan tertilang

lebih kecil (jika penumpang tidak menggunakan helm, surat-surat kurang

lengkap, dan sebagainya) dan jika jarak tempuhnya dekat pengendara

beranggapan bahwa risiko kecelakaan yang dialami lebih kecil dibandingkan

dengan ketika jarak tempuhnya jauh. Adapun kutipan wawancara dapat

dilihat di lampiran XIII dengan kode INU-DAH –W1.8 ; INU-HR-W1.48 ;

INU-WW-W1.14 ; INU-ODP-W1.28.

Untuk tingkatan sikap menghargai, pengendara memiliki sikap kurang

peduli dengan keselamatan orang lain yang terbukti dengan tidak adanya rasa

Page 79: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

60

ingin mengingatkan pengendara lain untuk memakaikan helm pada

penumpang anaknya. Informan merasa tidak perlu turut serta menjamin

keselamatan orang lain. Informan merasa lebih perlu untuk mengingatkan

orang lain untuk memakaikan helm pada penumpang anak hanya jika

penumpang anak yang dibawa adalah anaknya sendiri dan hal tersebut pun

berlaku hanya jika akan melintasi jalan raya. Adapun kutipan wawancara

dapat dilihat di lampiran XIII dengan kode INU-DAH-W1.24,26 ; INU-HR-

W1.60 ; INU-WW-W1.28 ; INU-ODP-W1.30.

Untuk tingkatan sikap bertanggung jawab, informan sebagai

pengendara memiliki rasa tanggung jawab yang tergantung keadaan dan

terbatas. Rasa tanggung jawab informan sebagai pengendara ketika sehari-

hari dari dan menuju sekolah hanya bermodalkan keahlian yang dimilikinya

(menjamin keselamatan penumpang anak dengan keahlian berkendara yang

telah dimiliki selama ini) serta fasilitas yang dimiliki juga (helm khusus

anak), dengan mempertimbangkan jenis jalan dan jarak tempuh yang akan

dilalui (hanya memberikan helm ketika melalui jalan raya atau jarak

tempuhnya jauh). Adapun kutipan wawancara dapat dilihat di lampiran XIII

dengan kode INU-DAH-W1.70 ; INU-HR-W1.104 ; INU-WW-W1.32,50 ;

INU-ODP-W1.32,44.

Berdasarkan hasil observasi pada lampiran VI, diketahui bahwa

selama observasi dilakukan, informan sebagai pengendara memiliki rutinitas

yang sama dalam hal memakaikan helm untuk penumpang anak. Ibu DAH

lebih memilih untuk mengendarai mobil jika anak memiliki jadwal les

daripada membawanya dengan menggunakan motor karena alasan di jalan

Page 80: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

61

raya lebih aman jika menggunakan mobil (aman dari tilang polisi maupun

risiko kecelakaan) sedangkan informan lainnya memiliki pola yang sama

setiap harinya saat observasi, yaitu ibu WW dan bapak HR selalu tidak

memakaikan helm, dan ibu ODP selalu memakaikan helm pada penumpang

anaknya. Setelah ditanyakan lebih lanjut, ternyata informan sebagai

pengendara memiliki anggapan yang sama yaitu memakaikan helm pada

penumpang anak menjadi penting hanya jika akan melintasi jalan raya atau

jarak tempuh yang akan dilalui jauh.

5.3 Gambaran Norma Subyektif Pengendara dalam Memakaikan Helm pada

Penumpang Anak

Dalam aspek norma subyektif, hal-hal yang ditanyakan pada saat

wawancara meliputi keyakinan pengendara mengenai siapa saja orang yang

memiliki pengaruh terhadap pengendara dalam memakaikan helm pada

penumpang anak dan bagaimana orang-orang tersebut dapat mempengaruhi

pengendara. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa norma subyektif

yang berkaitan dengan pengendara dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu

dorongan dari keluarga, dorongan dari teman sebaya, dan dorongan dari pihak-

pihak yang disegani, dalam hal penelitian ini adalah kepolisian.

Informan sebagai pengendara menyatakan bahwa keluarga memberikan

dorongan pada pengendara ketika membawa penumpang anak yang hanya

terbatas pada kondisi jalan yang akan dilalui pula sehingga dinilai kurang

efektif dalam memberikan dorongan pengendara untuk berperilaku baik, yaitu

memakaikan helm pada penumpang anak. Adapun kutipan wawancara dapat

Page 81: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

62

dilihat di lampiran XIII dengan kode INU-DAH-W1.36,W.2.8 ; INU-HR-

W1.72, W2.10 ; INU-WW-W1.36,W2.12 ; INU-ODP-W1.36, W2.12.

Selanjutnya informan sebagai pengendara menyatakan bahwa teman

sebaya tidaklah membawa suatu dorongan yang penting bagi pengendara untuk

kemudian memakaikan helm pada penumpang anak. Menurut pengendara,

urusan keselamatan menjadi tanggung jawab masing-masing pengendara

sehingga apabila ada lingkungan teman sebaya di sekolah misalnya orang tua

murid lain yang tidak memakaikan helm untuk penumpang anaknya, tidak serta

merta membuat informan akan bertindak sama. Perilaku yang dimunculkan

oleh pengendara tergantung dengan kebutuhan pengendara tanpa terpengaruh

oleh lingkungan teman sebayanya. Hal ini sesuai dengan hasil observasi yang

telah dilakukan (lampiran VII), bahwa pengendara tidak terpengaruh dengan

lingkungan teman sebayanya dalam konteks penelitian ini adalah orang tua

murid lainnya, karena tetap tidak akan memakaikan helm pada penumpang

anak jika tidak melintasi jalan raya atau jarak yang dilalui dekat. Adapun

kutipan wawancara dapat dilihat di lampiran XIII dengan kode INU-DAH-

W2.10 ; INU-HR-W2.12 ; INU-WW-W2.14 ; INU-ODP-W2.14.

Keberadaan polisi menjadi pendorong utama untuk memakaikan helm

pada penumpang anak yang dilakukan oleh informan sebagai pengendara.

Polisi merupakan pihak yang disegani dan ditakuti dalam hal adanya operasi

kelengkapan berkendara di jalan raya khususnya pemakaian helm pada

penumpang anak. Dengan adanya polisi di suatu daerah yang akan dilalui

pengendara maka pengendara akan merasa wajib untuk memakaikan helm pada

penumpang anak karena alasan takut ditilang. Adapun kutipan wawancara

Page 82: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

63

dapat dilihat di lampiran XIII dengan kode INU-DAH-W1.42 ; INU-HR-

W1.86 ; INU-WW-W1.40 ; INU-ODP-W1.34.

Hal-hal tersebut di atas yaitu wawancara pada pengendara sebagai

informan utama mengenai aspek norma subyektif yang dimiliki pengendara

sesuai dengan hasil wawancara terhadap penumpang anak, yaitu FT

menyatakan hanya ibunya yang menghimbau dirinya untuk memakai helm. DR

menyatakan bapaknya yang lebih sering mengingatkan untuk memakai helm

(ibunya terkadang), terutama di jalan raya karena adanya polisi. Begitu juga

dengan RK yang lebih sering diingatkan ibunya untuk memakai helm, terutama

di jalan raya karena adanya polisi. Sedangkan FZA mengaku dorongan terbesar

adalah dari ibunya yang selalu mengingatkan dan sudah membiasakan sejak

kecil sehingga ada atau tidak adanya polisi, selama melewati jalan raya, dirinya

sudah terbiasa memakai helm, kecuali hanya melintasi jalan pintas (bukan jalan

raya).

Selanjutnya KASIDIKMAS unit DIKYASA Polda Metro Jaya juga

menambahkan bahwa pemakaian helm pada penumpang anak yang dilakukan

oleh pengendara adalah suatu bentuk peran orang tua untuk membiasakan

dirinya dan anaknya untuk memakai helm. Tidak ditilang bukan berarti

dibenarkan, sehingga pola pikir yang demikian harus diubah dan jangan hanya

terbatas pada adanya polisi yang bertugas. Anggota unit DIKYASA Satlantas

Jakarta Timur juga menyampaikan hal serupa, bahwa sebaiknya orang tua

paham pentingnya helm bagi penumpang anak dan menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari, anak-anak perlu dibiasakan baik untuk jarak dekat atau

tidak lewat jalan raya sekalipun. Selain itu, kebiasaan tidak ditilang yang dapat

Page 83: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

64

membentuk sikap pengendara menjadi tidak perlu memakaikan helm pada anak

juga harus diubah karena lambat laun penerapan sanksi tilang untuk semua

jenis pelanggaran lalu lintas jika diulangi terus akan dilakukan tindak lanjut di

kemudian hari sehingga diharapkan pola pikir pengendara dapat diubah, bahwa

pemakaian helm untuk penumpang tidak hanya karena takut ditilang tetapi

untuk menjaga keselamatan penumpang anak.

Berdasarkan hasil wawancara pula, pihak kepolisian memiliki tanggung

jawab terkait pemakaian helm pada penumpang anak. Hal tersebut tertuang

dalam poin-poin kecil di program polisi sahabat anak dan juga penyuluhan ke

masyarakat, sebagaimana yang dikemukakan oleh anggota unit DIKYASA

Satlantas Jakarta Timur, bahwa terdapat dua jenis sosialisasi tentang safety

riding yaitu dengan sasaran anak-anak di sekolah dan sasaran masyarakat

umum termasuk orang dewasa di rumah-rumah atau wilayah tertentu namun

pelaksanaannya belum maksimal, termasuk SDN Cipinang Melayu 03 yang

belum terjamah sosialisasi tersebut dan baru sedikit wilayah yang terjamah

karena ada kendala koordinasi dengan bimbingan masyarakat setempat.

Mengubah perilaku pengendara menjadi taat seluruh peraturan lalu lintas

adalah suatu hal yang sangat sulit jika tidak diiringi dengan kesadaran dan

kemauan pengendara itu sendiri sehingga diharapkan kedepannya masyarakat

dapat lebih menerima dan dapat berkoordinasi untuk mengikuti sosialisasi yang

berkaitan dengan penggunaan helm baik untuk pengendara dan penumpang.

Page 84: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

65

5.4 Gambaran Persepsi Kontrol Perilaku Pengendara dalam Memakaikan

Helm pada Penumpang Anak

Dalam aspek persepsi kontrol perilaku, hal-hal yang ditanyakan pada

saat wawancara meliputi bagaimana kemudahan atau kesulitan pengendara

dalam memakaikan helm pada penumpang anak yang dapat dinilai melalui

komponen internalnya (informasi, keahlian, dan kemampuan ; keinginan

(power of will) ; dan keadaan emosi serta paksaan (emotions and compulsions))

dan juga komponen eksternalnya (waktu dan ketergantungan terhadap orang

lain). Sedangkan observasi dilakukan pada seluruh poin kecuali, keadaan emosi

dan ketergantungan terhadap orang lain.

Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa ketersediaan informasi

mengenai adanya petugas kepolisian yang berjaga di tempat yang akan dilalui

mempengaruhi ibu DAH dan Ibu WW dalam hal memakaikan helm (karena

jarak dekat kadang tidak pakai helm), sedangkan untuk bapak HR dan ibu ODP

mengaku tidak terpengaruh karena selalu memakaikan helm pada penumpang

anaknya (saat melewati jalan raya), namun akan terpengaruh juga untuk

memakaikan helm pada penumpang anak bila mendapat info penjagaan dari

kepolisian terdapat di jalan pintas yang biasa mereka lewati. Berdasarkan hasil

observasi (lampiran VIII) , ketiga informan sebagai pengendara tidak melintasi

jalan raya kecuali Ibu ODP sehingga dalam hal penerapan pemakaian helm

pada penumpang anak hanya dilakukan oleh Ibu ODP. Sehingga dapat

dikatakan bahwa ketersediaan informasi mengenai petugas kepolisian yang

berjaga hanya mempengaruhi pengendara ketika mereka akan melintasi jalan

raya sedangkan ketika informasi yang didapatkan adalah polisi berjaga di

Page 85: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

66

daerah-daerah yang tidak lazim (jalan kecil atau jalan pintas) mereka meyakini

bahwa hal tersebut tidaklah mungkin sehingga tetap tidak akan memakaikan

helm pada penumpang anak. Adapun kutipan wawancara dapat dilihat di

lampiran XIII dengan kode INU-DAH-W1.54 ; INU-HR-W1.96 ; INU-WW-

W1.40 ; INU-ODP-W1.40.

Berdasarkan hasil wawancara, informan sebagai pengendara memiliki

keahlian yang cukup baik dalam hal keyakinan untuk dapat menjaga

keselamatan penumpang anak karena pengalaman mengendarai motor yang

dimiliki seluruh informan sudah cukup lama dan akan selalu berhati-hati

dengan kondisi jalan dan lingkungan tertentu yang dilewati. Berdasarkan hasil

observasi (lampiran VIII), pengendara telah memiliki kemampuan standard

untuk mengendarai motor yaitu memiliki keseimbangan yang baik dan paham

menggunakan fitur-fitur sepeda motor seperti lampu sein. Adapun kutipan

wawancara dapat dilihat di lampiran XIII dengan kode INU-DAH-W1.58,62 ;

INU-HR-W1.100,102 ; INU-WW-W1.44,46,48 ; INU-ODP-W1.40,42,44,46.

Pada komponen keahlian dalam aspek persepsi kontrol perilaku

diketahui bahwa keahlian pengendara, dalam keadaan normal, dapat secara

langsung membentuk perilaku pengendara dalam memakaikan helm pada

penumpang anak, namun menjadi tidak dapat langsung membentuk perilaku

ketika dihadapkan dengan kondisi tertentu yaitu kondisi jalan dan jarak tempuh

yang dilalui karena dapat menimbulkan persepsi risiko keselamatan yang

mungkin terjadi di jalan yang akhirnya mempengaruhi apakah risiko tersebut

merupakan dorongan atau hambatan bagi pengendara untuk memakaikan helm

pada penumpang anak. Pengendara mengatakan bahwa melintasi jalan pintas

Page 86: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

67

(non jalan raya) memiliki risiko keselamatan yang lebih kecil ditambah lagi

dengan keahlian dan pengalaman berkendara yang dimiliki pengendara,

mereka merasa lebih bisa menjamin keselamatan penumpang anak walaupun

tidak memakai helm. Namun keyakinan terhadap keahlian pengendara dapat

berubah tergantung dari jenis jalan yang akan dilalui. Pengendara menjadi

sangat yakin untuk dapat menjaga keselamatan anak jika tidak melewati jalan

raya sedangkan menjadi kurang yakin ketika melintasi jalan raya, hal tersebut

berkaitan dengan risiko keselamatan yang mungkin terjadi lebih besar dan

adanya petugas kepolisian yang berjaga di jalan raya.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai aspek ketersediaan fasilitas,

keadaan emosi dan paksaan, serta ketersediaan waktu, informan sebagai

pengendara menyatakan bahwa hal-hal tersebut tidak mempengaruhi informan

untuk memakaikan helm pada penumpang anak. Walaupun informan sebagai

pengendara memiliki helm khusus anak, walaupun dalam keadaan emosi

sekalipun, dan walaupun dalam keadaan terdesak (terlambat datang ke

sekolah), informan menyatakan tetap akan berperilaku sebagai mana bisanya

(memakaikan atau tidak memakaikan) tergantung pada jenis jalan dan jarak

yang akan dilalui. Hal tersebut sesuai dengan hasil observasi (lampiran VIII)

bahwa ketika pengendara memiliki helm khusus anak, mereka tetap tidak

memakaikan helm pada penumpang anak (ibu WW dan ibu DAH) setiap

harinya dan ketika datang agak terlambat mereka tetap tidak memakaikan helm

pada penumpang anaknya (ibu DAH, ibu WW, dan Bapak HR). Begitu pula

dengan ibu ODP walaupun dalam keadaan agak terlambat tetap memakaikan

helm pada penumpang anak.

Page 87: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

68

Berdasarkan hasil wawancara mengenai aspek ketergantungan terhadap

orang lain, diketahui bahwa ibu DAH dan ibu WW menyatakan anaknya lah

yang paling menentukan helm akhirnya dipakai atau tidak, namun jika di jalan

raya mereka dapat mengatasi penolakan dari penumpang anak tersebut.

Sedangkan bapak HR dan ibu ODP menyatakan tidak ada ketergantungan

terhadap orang lain karena penumpang anak yang sudah dibiasakan untuk

memakai helm tanpa memerlukan usaha yang lebih (tidak perlu diingatkan atau

dibujuk).

Ada kalanya penumpang anak menolak untuk dipakaikan helm,

terlebih lagi jika jalan yang dilalui bukan jalan raya. Alasan penumpang anak

menolak adalah alasan ketidaknyamanan (RK dan FT) dan pengaruh teman

(FT). Sedangkan siswa DR menyatakan dirinya memang selalu disediakan

helm oleh ayahnya, tidak pernah menolak, namun memang ayahnya sendiri

yang tidak memakaikan helm jika jarak yang ditempuh dekat dan di dalam

komplek. Siswa FZA mengaku juga selalu disediakan helm oleh pengendara

dan selama menjadi penumpang anak FZA mengaku tidak pernah menolak

untuk memakai helm bila melintasi jalan raya, sedangkan untuk jalan pintas

atau komplek FZA memang tidak menggunakan helm karena merasa lebih

aman.

5.5 Gambaran Niat Pengendara dalam Memakaikan Helm pada Penumpang

Anak

Untuk mendapatkan hasil penelitian mengenai aspek niat adalah

berdasarkan penyimpulan wawancara mendalam pada aspek sikap, norma

subyektif, dan persepsi kontrol perilaku. Mengacu pada hasil wawancara

Page 88: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

69

untuk aspek sikap, diketahui bahwa informan sebagai pengendara

menganggap pemakaian helm pada anak menjadi penting hanya ketika akan

melintasi jalan raya atau jarak tempuh yang jauh (subyektif). Berdasarkan

hasil wawancara aspek norma subyektif, informan hanya menganggap

penting dorongan norma subyektif dari pihak kepolisian yang berjaga di

daerah yang akan dilewatinya. Dan berdasarkan hasil wawancara aspek

persepsi kontrol perilaku, diketahui bahwa satu-satunya faktor pendorong

pengendara untuk memakaikan helm pada penumpang anak adalah adanya

informasi mengenai polisi yang berjaga pada daerah tertentu yang akan

dilewati oleh pengendara. Berdasarkan hasil-hasil tersebut dapat dikatakan

bahwa niat pengendara hanya terbentuk ketika pengendara akan melintasi

jalan raya dan memiliki informasi adanya polisi yang berjaga di daerah yang

akan dilewatinya.

5.6 Gambaran Perilaku Pengendara dalam Memakaikan Helm pada

Penumpang Anak

Dalam aspek perilaku, hal-hal yang ditanyakan pada saat wawancara

meliputi kepemilikan helm khusus anak dan alasan mengapa memakaikan

atau tidak memakaikan helm khusus anak. Berdasarkan hasil wawancara

diketahui bahwa ibu DAH, bapak HR, dan ibu WW tidak memakaikan helm

pada penumpang anak. Adapun alasan pengendara tidak memakaikan helm

pada penumpang anak adalah karena saat mengendarai motor tidak melintasi

jalan raya sedangkan ketika melalui jalan raya ketiga pengendara tersebut

menyatakan selalu memakaikan helm pada penumpang anak. Selain itu ibu

DAH dan ibu WW mengemukakan alasan lainnya yaitu dikarenakan

Page 89: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

70

penumpang anak menolak untuk memakai helm. Selanjutnya ibu ODP

memakaikan helm pada penumpang anak dengan alasan karena pengendara

merasa harus lebih bertanggung jawab untuk berhati-hati karena penumpang

anak bukanlah anaknya sendiri.

Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi (lampiran V), ibu DAH,

bapak HR, dan ibu WW tidak memakaikan helm pada penumpang anak.

Namun ibu DAH, ibu WW, dan ibu ODP memiliki helm khusus anak sesuai

dengan ukuran kepalanya, berstandard SNI, dan masih layak pakai sedangkan

bapak HR hanya memakaikan helm standard SNI ukuran dewasa kepada

anaknya.

Helm anak siswa RK

Helm dewasa siswa DR

Helm anak siswa FT

Helm anak siswa FZA

Gambar 5.1

Hasil Observasi Helm Khusus Penumpang Anak

Page 90: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

71

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan keempat siswa

sekolah dasar sebagai penumpang anak, siswa FT, DR, dan RK mengaku

tidak menggunakan helm saat menjadi penumpang dalam perjalanan ke

sekolah. Alasan mereka adalah karena tidak melintasi jalan raya. Siswa FT

mengemukakan alasan lain tidak mau menggunakan helm adalah karena

faktor ketidaknyamanan saat menggunakan helm dan pengaruh teman sebaya

lain yang tidak menggunakan helm saat naik motor. Siswa RK juga memiliki

alasan lain yaitu perihal tidak adanya polisi di jalan yang selalu ia lintasi

ketika menuju ke sekolah dan alasan ketidaknyamanan. Sedangkan siswa

FZA mengaku selalu menggunakan helm saat menjadi penumpang anak

karena selalu dibiasakan oleh orang tuanya.

Selain melalui observasi dan wawancara mendalam terhadap

pengendara dan penumpang anak, dilakukan juga wawancara mendalam

terhadap satpam SDN Cipinang Melayu 03 sebagai orang yang paling sering

melihat pengendara setiap harinya. Beliau mengemukakan mayoritas

pengendara di lingkungan sekolah tersebut tidak memakaikan helm pada

penumpang anaknya. Berikut adalah kutipan wawancaranya :

“kebanyakan enggak, soalnya pada lewat jalan dalem, kalo ada yang

pake biasanya yg lewat jalan raya, itu juga dikit banget dan jarang, kadang-

kadang aja”. (IPN – T – W.2)

Selain satpam, terdapat informasi tambahan mengenai perilaku

pengendara oleh KASIDIKMAS unit DIKYASA Polda Metro Jaya dan

DIKYASA Satlantas Jakarta Timur, yaitu bahwa program sosialisasi

penggunaan helm untuk anak belum dilakukan di SDN Cipinang Melayu 03

dan bahwa perilaku pengendara dalam memakaikan helm untuk penumpang

Page 91: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

72

anak masih kurang baik, tidak hanya wilayah Jakarta Timur saja. Berikut

adalah kutipan wawancaranya :

“Belum ya kalau tidak salah…belum ada, karena kan memang ada

alur kerja samanya dulu, kesana itu belum, untuk Polsana belum terlalu

banyak juga” (IKU – WD –W.10)

“Selama saya bertugas memang mayoritas dimana-mana jarang

sekali yang memakaikan helm pada anaknya, alasannya paling sering adalah

jarak yang memang dekat, pengendaranya juga sering kali tidak memakai,

harus lebih digencarkan lagi memang.”(IKU – HM – W.8)

Kepala sekolah SDN Cipinang Melayu 03 juga mengonfirmasi bahwa

program sosialisasi dari kepolisian terkait penggunaan helm untuk anak

belum dilakukan di SDN Cipinang Melayu 03, berikut kutipan

wawancaranya:

“Selama saya disini sih belum ada ya, saya disini baru dua setengah

tahun. Kalau dulu di sekolah sd sebelum ini pernah, di 09” (IKU – MM –

W.10)

“Isinya tentang pemberitahuan bahaya narkoba, dasar-dasar lalu

lintas, nah di dalemnya ada dibahas sedikit tentang helm tapi gak khusus”

(IKU – MM – W.12)

5.7 Keterkaitan Antardomain dengan Perilaku Pengendara dalam

Memakaikan Helm pada Penumpang Anak

Berdasarkan uraian pada sub-bab hasil penelitian, maka kontribusi sikap,

norma subyektif, persepsi kontrol perilaku, dan niat terhadap perilaku dapat

dilihat pada bagan 5.1.

Page 92: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

73

Bagan 5.1 Kontribusi Sikap, Norma Subyektif, Persepsi Kontrol Perilaku, dan Niat Terhadap Perilaku Memakaikan Helm

pada Penumpang Anak di SDN Cipinang Melayu 03 Tahun 2017

SIKAP

Pengendara memiliki pandangan bahwa pemakaian

helm pada penumpang anak adalah penting ketika

akan melintasi jalan raya atau ketika jarak

tempuhnya jauh.

NORMA SUBYEKTIF

Pihak yang paling berpengaruh terhadap perilaku

memakaikan helm pada penumpang anak adalah

adanya pihak kepolisian yang berjaga di daerah

yang akan dilalui pengendara.

PERSEPSI KONTROL PERILAKU

Informasi keberadaan polisi menjadi faktor

pendorong bagi pengendara dalam hal memakaikan

helm pada penumpang anak.

PERILAKU

Pengendara cenderung akan

memakaikan helm pada

penumpang anak hanya jika

akan melintasi jalan raya

karena adanya polisi yang

bertugas dan takut terkena

sanksi tilang.

NIAT

Pengendara memiliki niat untuk

memakaikan helm pada

penumpang anak hanya ketika

akan melintasi jalan raya, jarak

tempuh yang jauh, dan memiliki

informasi adanya polisi yang

berjaga di daerah tertentu

Page 93: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

74

BAB VI PEMBAHASAN PENELITIAN

PEMBAHASAN PENELITIAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan, antara lain :

1. Tidak dapat melakukan observasi secara langsung dalam hal jenis helm

untuk anak dan apakah berstandard SNI serta cara pemakaiannya (bagi

informan yang tidak memakaikan helm pada penumpang anak), sehingga

observasi hanya dapat dilakukan melalui foto helm khusus anak yang

dikirimkan oleh informan utama (pengendara) yang memungkinkan

terjadinya bias informasi.

2. Situasi dan kondisi saat berlangsungnya wawancara mendalam kurang

kondusif (sedikit bising dan panas) yang memungkinkan mempengaruhi

jawaban informan sehingga pada saat wawancara dilakukan peneliti harus

mengarahkan informan ke tempat yang lebih kondusif.

3. Penelitian ini bersifat kualitatif sehingga tidak mengukur seberapa besar

kekuatan masing-masing variabel (sikap, norma subyektif, persepsi

kontrol perilaku, dan niat) yang dapat menentukan perilaku aktual

pengendara dalam memakaikan helm pada penumpang anak secara

objektif.

4. Domain niat dan sub-domain keadaan emosi tidak dapat dilakukan

triangulasi metode maupun triangulasi sumber dikarenakan niat dan

keadaan emosi seseorang merupakan suatu hal yang bersifat kognitif dari

pengendara dan hanya pengendara yang dapat mengetahui secara pasti

bagaimana niat dan keadaan emosi mereka ketika akan berkendara dengan

Page 94: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

75

penumpang anak yang berkaitan dengan penggunaan helm anak sehingga

peneliti hanya dapat menjelaskan domain niat pengendara berdasarkan

hasil wawancara mendalam.

6.2 Pembahasan Penelitian

6.2.1 Sikap Pengendara dalam Memakaikan Helm pada Penumpang Anak

Berdasarkan hasil penelitian pada sub-bab 5.2, diketahui bahwa

sikap pengendara dibedakan menjadi empat tingkatan yaitu menerima,

menganggapi, menghargai, dan bertanggung jawab.

Dalam tingkatan menerima memiliki makna bahwa sebenarnya

penyuluhan atau sosialisasi dari pihak kepolisian tentang pemakaian helm

pada penumpang anak tidaklah begitu penting jika dilakukan di sekolah,

lebih cocok ditujukan untuk penumpang anak. Sedangkan penyuluhan atau

sosialisasi untuk orang dewasa sebagai pengendara lebih cocok dilakukan di

suatu daerah terpusat, misal di kelurahan atau di suatu acara tertentu.

Dalam tingkatan menanggapi pengendara beranggapan bahwa helm

penting hanya sebatas penilaian normatif karena pada kenyataannya

berbanding terbalik dengan apa yang disampaikan. Pemakaian helm pada

penumpang anak menjadi hal yang penting hanya ketika akan melintasi

jalan raya atau jaraknya jauh. Hal tersebut sejalan dengan penelitian

O’Callaghan (2006) bahwa pengendara motor meyakini bahwa mereka akan

lebih aman saat berkendara jika menggunakan helm terutama jika terjadi

kecelakaan.

Selanjutnya untuk tingkatan menghargai, pengendara

mengungkapkan bahwa mereka tidak begitu perduli dengan keselamatan

Page 95: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

76

orang lain terutama terkait pemakaian helm pada penumpang anak. Hal

tersebut dinilai informan merupakan kewajiban dan tanggung jawab

masing-masing pengendara sehingga informan merasa tidak perlu

mengingatkan.

Sedangkan untuk tingkatan tanggung jawab, informan sebagai

pengendara menyatakan bahwa mereka merasa dapat lebih menjamin untuk

menjaga keselamatan penumpang anak ketika tidak melintasi jalan raya dan

lebih khawatir ketika melintasi jalan raya sehingga akan lebih bertanggung

jawab memakaikan helm pada penumpang anak hanya jika akan melintasi

jalan raya.

Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa evaluasi

pengendara mengenai pentingnya penggunaan helm untuk penumpang anak

bersifat kurang baik. Sebagaimana dalam theory of planned behavior, sikap

merupakan hasil evaluasi positif atau negatif seseorang terhadap outcome

yang mungkin ditimbulkan. Dalam konteks penelitian ini, pengendara

memahami bahwa pemakaian helm dapat mereduksi akibat kecelakaan pada

penumpang anak (behavioral belief positif) namun tidak menganggap itu

sebagai suatu hal yang penting ketika berkendara di nonjalan raya

(evaluation outcome negatif) (Yogatama, 2013).

Informan akan memiliki evaluasi yang bersikap positif jika mereka

melintasi jalan raya sehingga menganggap penggunaan helm pada

penumpang anak adalah suatu hal yang penting, untuk menghindari risiko

kecelakaan yang lebih besar dan untuk mencegah penilangan dari pihak

kepolisian. Akan tetapi, evaluasi akan menjadi negatif ketika mereka tidak

Page 96: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

77

melewati jalan raya karena menganggap pemakaian helm pada penumpang

anak ketika tidak melewati jalan raya adalah suatu hal yang tidak penting,

informan tidak merasa memiliki ancaman yang berarti sehingga sikap akhir

yang dimunculkan pun negatif. Sehingga sebagaimana yang diketahui dalam

teori perilaku terencana, sikap bukanlah satu-satunya komponen pembentuk

niat terhadap perilaku melainkan ada pengaruh norma subyektif dan juga

kontrol perilaku di dalamnya.

Pada penelitian Hung (2008), diketahui bahwa terdapat faktor

penghambat pemakaian helm saat berkendara motor. Sikap yang negatif

dapat menjadi faktor penghambat tersebut, seperti 72% responden meyakini

bahwa helm seharusnya tidak diwajibkan di semua area jalan (hanya jalan

raya saja) dan 92,5% responden meyakini bahwa penggunaan helm tidak

diperlukan jika jarak tempuhnya pendek. Penelitian tersebut sesuai dengan

hasil penelitian ini, walaupun informan menyadari bahwa helm itu penting,

baik untuk pengendara dan penumpang, namun seluruh informan memiliki

pandangan pengecualian dalam hal pemakaian helm bagi penumpang anak

jika tidak melintasi jalan raya sehingga tidak memakaikan helm pada

penumpang anak ketika tidak melintasi jalan raya atau jika jaraknya dekat.

Komponen sikap dalam teori perilaku terencana tidak dapat menjadi

faktor penentu niat terhadap perilaku seseorang jika berdiri sendiri. Selain

diperlukan sikap yang positif, keberadaan norma subyektif yang positif dan

persepsi kontrol perilaku yang baik juga dibutuhkan sehingga dapat

membentuk niat terhadap perilaku yang positif. Namun, sikap yang positif

tetap perlu dibangun untuk membentuk suatu hal yang bersifat kebiasaan

Page 97: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

78

sehingga pada akhirnya tidak ada pengecualian dalam hal apapun termasuk

dalam hal penggunaan helm pada penumpang anak karena telah menjadi

suatu hal yang menjadi kebiasaan pengendara.

6.2.2 Norma Subyektif Pengendara dalam Memakaikan Helm pada

Penumpang Anak

Berdasarkan hasil penelitian pada sub-bab 5.3 diketahui bahwa

norma subyektif yang diterima pengendara dibedakan menjadi tiga, yaitu

pihak keluarga, lingkungan teman sebaya (orang tua lain di area sekolah),

dan pihak yang disegani yaitu pihak kepolisian. Berdasarkan hasil penelitian

tersebut diketahui bahwa pengendara tidak menganggap dorongan dari

pihak keluarga yaitu berupa peringatan untuk memakaikan helm pada

penumpang anak adalah suatu hal yang penting untuk dilakukan. Selain itu

lingkungan teman sebaya juga dianggap oleh pengendara sebagai suatu hal

yang tidak penting karena tidak mempengaruhi dirinya sehingga menjadi

memakaikan helm pada penumpang anak. Sedangkan pihak yang disegani

dalam hal ini adalah pihak kepolisian, menjadi satu-satunya aspek yang

dapat mendorong pengendara untuk memakaikan helm pada penumpang

anak ketika berkendara.

Dorongan pihak kepolisian untuk pengendara tersebut sesuai dengan

pandangan Geller (2000) bahwa pada dasarnya manusia memiliki

penghalang untuk berperilaku selamat (human barriers to safety).

Penghalang tersebut antara lain adalah pengaruh faktor-faktor interpersonal

dan kekuatan dari orang-orang yang memiliki otoritas. Kekuatan dorongan

dari sisi interpersonal pengendara dianggap tidak penting dalam hal

Page 98: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

79

pemakaian helm untuk penumpang anak bagi pengendara. Sedangkan orang

yang memiliki otoritas, orang yang disegani, yaitu kepolisian dianggap

perannya sangat penting sehingga motivation to comply dari pengendara

tersebut menjadi sangat tinggi. Adapun alasan pemenuhan perilaku

pemakaian helm ditinjau melalui norma subyektif ini adalah karena

khawatir akan tertilang jika tidak berperilaku sebagaimana seharusnya.

Dalam membentuk perilaku seseorang, diperlukan hal yang

mendorong untuk mencetuskan perilaku tersebut agar menjadi suatu hal

yang bersifat kebiasaan. Dalam aspek norma subyektif, pada dasarnya

perilaku yang sudah menjadi kebiasaan cenderung lebih sulit untuk diubah.

Norma subyektif hanya sebagai faktor pendorong supaya perilaku dapat

terwujud. Menanamkan kebiasaan berperilaku memakaikan helm pada

penumpang anak bagi pengendara adalah suatu hal yang cukup sulit karena

sudah menjadi kebiasaan mereka untuk tidak memakaikan helm pada

penumpang anak. Salah satu cara untuk mendorong timbulnya perubahan

perilaku adalah dengan melakukan sosialisasi. Sebagaimana menurut Trinh

(2016) bahwa dengan menerima sosialisasi tertentu, pengendara sebagai

orang tuacenderung mengubah perilakunya jika terpapar informasi secara

kontinyu dan mereka memastikan dapat mengubah perilaku anak di masa

depan jika sosialisasi itu diterapkan dengan baik sehingga menjadi sebuah

kebiasaan. Selain sosialisasi, aturan hukum yang berlaku juga menjadi

acuan untuk mengubah perilaku seseorang. Sebagaimana menurut Hothem,

dkk (2016) bahwa dengan ketatnya penerapan hukum di wilayah tertentu

akan meningkatkan pengendara untuk selalu menggunakan helm ketika

Page 99: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

80

berkendara. Hal tersebut karena adanya sanksi yang berlaku sehingga

diharapkan pengendara memiliki kebiasaan yang baik ketika berkendara.

Ditinjau dari aspek penumpang yaitu anak, mereka memiliki alasan

tersendiri hingga pada akhirnya terkadang tidak mau dipakaikan helm saat

berkendara. Alasan tersebut antara lain adanya pengaruh dari teman

sebayanya yang juga tidak menggunakan helm. Hal tersebut sejalan dengan

pendapat Geller (2000) di atas, bahwa terdapat pengaruh dari faktor

interpersonal teman sebaya dalam hal pelaksanaan perilaku selamat, dalam

penelitian ini yaitu pemakaian helm bagi penumpang anak. Selain itu,

Coppens, dkk (1995) juga mengemukakan bahwa pada usia anak (terutama

pada usia kelas 6) pengaruh teman sebaya adalah yang terbesar dalam hal

perilaku penggunaan helm. Anak yang mendapat cemoohan dari teman

sebayanya akan cenderung tidak memakai helm lagi di kemudian hari.

Selain adanya pengaruh teman sebaya terhadap pemakaian helm bagi

penumpang anak, terdapat fakta menarik dari hasil wawancara mendalam

terhadap penumpang anak (DR dan FZA) yang mengaku telah terbiasa

menggunakan helm. Namun, terdapat perbedaan spesifik berkaitan dengan

kesadaran masing-masing penumpang yang dapat disebabkan karena

perbedaan umur. Siswa FZA berusia 12 tahun (kelas 6 SD) dan siswa DR

berusia 6 tahun (kelas 1 SD) memiliki perbedaan perilaku dalam hal

tanggung jawab kesadaran menggunakan helm. Siswa FZA mengaku selalu

siap sedia meminta helm kepada orang tuanya dan kadang menyiapkannya

sendiri pula ketika hendak menjadi penumpang sepeda motor khususnya

saat melintasi jalan raya. Sedangkan siswa DR lebih mengarah pada

Page 100: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

81

perilaku yang hanya sekadar “menerima” saat diberikan helm oleh orang

tuanya, tidak seperti kedua penumpang lainnya yang sering menolak

dikarenakan alasan pengaruh teman maupun kondisi ketidaknyamanan saat

menggunakan helm. Perbedaan perilaku dalam kesadaran memakai helm

pada anak tersebut dapat dijelaskan melalui pendapat Santrock (2008)

dimana anak usia 12 tahun memiliki kemampuan otak yang sudah lebih

matang perkembangannya dibandingkan dengan yang berusia lebih muda

sehingga telah dapat menyadari untuk memakai helm secara mandiri,

ditambah lagi sudah terbentuk kebiasaannya sejak kecil.

Terbiasanya kedua siswa tersebut dalam hal menggunakan helm

disebabkan oleh sudah dibiasakan oleh orang tuanya sejak kecil. Siswa FZA

dibiasakan memakai helm sejak kelas 2 SD sedangkan siswa DR dibiasakan

sejak duduk di bangku Taman Kanak-Kanak. Hal tersebut sejalan dengan

teori Geller (2000) dan Jewett (2012) di atas, bahwa pengaruh interpersonal

dalam hal ini adalah orang tua memiliki peranan untuk menjamin perilaku

selamat pada anaknya saat menjadi penumpang. Selain itu, menurut

Puspitasari, dkk (2013) keluarga memiliki peranan yang besar dan utama

dalam membentuk kepribadian anak. Pribadi yang baik dapat terbentuk

tergantung seberapa besar kemampuan suatu keluarga untuk

membentuknya, termasuk di dalamnya bagaimana keluarga dapat

membentuk pribadi anak untuk peduli terhadap keselamatannya saat

menjadi penumpang sepeda motor.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, terdapat suatu fenomena dalam

memakaikan helm pada penumpang anak, bahwa selain dari faktor norma

Page 101: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

82

subyektif pengendara terdapat faktor norma subyektif dari sisi penumpang

anak yang pada akhirnya dapat mempengaruhi pemakaian helm pada

penumpang anak. Pada initinya, dorongan terbesar norma subyektif

pengendara dan penumpang anak sehingga penumpang anak memakai helm

adalah adanya dorongan dari pihak kepolisian yang bertugas dan tidak

memperdulikan dorongan-dorongan dari pihak lain (keluarga dan teman

sebaya). Dibutuhkan kesadaran dan dukungan dari pihak orang tua sejak

dini untuk memupuk kebiasaan penggunaan helm bagi anak. Namun

diperlukan juga kesadaran bagi pihak pengendara dalam hal membiasakan

untuk memakaikan helm pada penumpang anak terlepas dari ada atau tidak

adanya polisi sebagai faktor yang menentukan pemakaian helm tersebut.

6.2.3 Persepsi Kontrol Perilaku Pengendara dalam Memakaikan Helm pada

Penumpang Anak

Persepsi kontrol perilaku merupakan suatu keadaan dimana perilaku

seseorang ditentukan dari bagaimana seseorang memandang besarnya

kontrol terhadap perilaku yang dimilikinya (akan mewujudkan atau tidak

mewujudkan perilaku tertentu) dan juga seberapa yakin seseorang terhadap

kemampuan mewujudkan suatu perilaku tersebut yang dipengaruhi oleh

faktor-faktor internal (informasi yang didapatkan, keahlian, kemampuan

menyediakan helm, keadaan emosi) dan eksternal (ketersediaan waktu dan

ketergantungan dengan orang lain) (Francis, dkk., 2004).

Berdasarkan hasil penelitian pada sub-bab 5.4, diketahui bahwa

informasi adanya pihak kepolisian yang berjaga menjadi faktor paling

mendorong (memudahkan) terbentuknya niat terhadap perilaku yang akan

Page 102: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

83

muncul dalam memakaikan helm pada penumpang anak. Dengan adanya

polisi, maka perilaku pemakaian helm pada penumpang anak menjadi lebih

mudah untuk diwujudkan. Pengendara mengganggap bahwa pemakaian

helm untuk penumpang anak adalah suatu hal yang wajib bila melintasi

jalan raya dan sebaliknya ketika tidak melintasi jalan raya. Hal tersebut

dikarenakan di jalan raya lebih sering terdapat polisi yang berjaga. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa adanya informasi yang diterima

pengendara mengenai polisi yang berjaga di daerah tertentu menjadi faktor

yang memudahkan pengendara untuk memakaikan helm pada penumpang

anak. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Xuequn, dkk. (2011) bahwa

pemakaian helm baik bagi pengendara dan penumpang lebih rendah

persentasenya ketika tidak melalui jalanan kota (jalan utama). Pengendara

dan penumpang cenderung lebih melanggar untuk tidak memakai helm

ketika melalui jalanan nonkota (jalan desa) atau jalan pintas di tepi kota

(peripheral city area). Tingkat keketatan pelaksanaan peraturan lalu lintas

dinilai lebih ketat di area perkotaan dibandingkan pinggiran kota menjadi

alasan utama pengendara dan penumpang menjadi lebih taat aturan ketika

berkendara di area perkotaan. Berdasarkan hasil observasi mengenai aspek

informasi keberadaan polisi yang diterima pengendara, diketahui bahwa

pengendara yang tidak melintasi jalan raya selalu tidak memakaikan helm

pada penumpang anak (ibu DAH, bapak HR, dan ibu WW) dan tetap tidak

akan memakaikan helm pada penumpang anak jika mengetahui ada polisi di

jalan-jalan pintas atau nonjalan raya. Hal tersebut terjadi karena pengendara

meyakini bahwa operasi lalu lintas selalu dilakukan di jalan-jalan raya atau

Page 103: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

84

utama dan ketika polisi berada di jalan pintas hanya sebatas pengawasan

sehingga penindakan pelanggaran lalu lintas berupa tilang sangat kecil

dilakukan di nonjalan raya.

Faktor lainnya yang dapat membentuk persepsi kontrol perilaku

pengendara adalah keahlian pengendara yang berkaitan dengan persepsi

pengendara terhadap risiko keselamatan yang lebih tinggi jika melintasi

jalan raya. Walaupun pengendara sudah merasa ahli karena telah

mengendarai sepeda motor dalam waktu yang cukup lama, namun seluruh

pengendara menyadari bahwa risiko keselamatan di jalan raya lebih besar

dibandingkan dengan jalan pintas. Pengendara merasa lebih bisa menjaga

keselamatan penumpang anak ketika melintasi jalan pintas tanpa perlu

dipakaikan helm berdasarkan keahlian yang mereka miliki. Berdasarkan

hasil observasi, pengendara memiliki kemampuan yang baik saat bersepeda

motor dilihat dari keseimbangan dan penggunaan fitur-fitur sepeda motor

seperti lampu sein. Seseorang dapat berperilaku tidak aman dalam hal ini

adalah tidak memakaikan helm pada penumpang anak karena mereka

meyakini bahwa selama ini mereka cukup ahli dan dapat menjaga

keselamatan penumpang anak karena belum pernah celaka ketika

berkendara dengan penumpang anak, terutama saat melintasi jalanan non

jalan raya (Cooper, 2001). Dengan kata lain, keahlian yang dimiliki

pengendara yang berkaitan dengan persepsi risikonya menjadi faktor yang

dapat menghambat munculnya perilaku pemberian helm pada penumpang

anak.

Page 104: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

85

Ditinjau dari aspek kemampuan dalam menyediakan fasilitas,

pengendara merasa mampu untuk menyediakan fasilitas berupa helm khusus

penumpang anak. Walaupun terdapat satu pengendara yang pada

kenyataannya tidak memiliki helm khusus anak, pengendara mengatakan

jika memang suatu saat dibutuhkan akan segera membeli helm khusus anak

atau paling tidak meminjam dari orang lain. Kemampuan pengendara untuk

menyediakan helm khusus anak seharusnya menjadi faktor pendorong untuk

berperilaku baik yaitu memakaikan helm pada penumpang anak. Namun

kenyataannya berdasarkan hasil observasi hanya satu pengendara yang mau

dan mampu benar-benar merealisasikan pemakaian helm pada penumpang

anak. Hal tersebut terjadi karena pandangan pengendara mengenai tidak

adanya polisi yang bertugas selain di jalan raya dan dianggap lebih aman

dari risiko kecelakaan jika hanya melintasi jalan pintas. Sehingga

kemampuan pengendara dalam menyediakan helm tidak memiliki pengaruh

apapun terhadap pemakaian helm pada penumpang anak.

Pengendara mengatakan tidak ada pengaruh dari keadaan emosi dan

paksaan terhadap pemakaian helm pada penumpang anak. Faktor yang

menentukan apakah helm untuk anak akan diberikan atau tidak sepenuhnya

ditentukan oleh diri pengendara sendiri, terlepas dari adanya dukungan dari

orang lain. Seluruh pengendara juga mengatakan bahwa tidak ada pengaruh

dari keadaan emosional dalam hal pemakaian helm pada penumpang anak

karena merasa bisa mengendalikan keadaan tersebut. Keadaan emosional

dan keterpaksaan pada dasarnya dapat menjadi faktor pendorong ataupun

penghambat dalam perilaku pengendara dalam pemakaian helm pada

Page 105: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

86

penumpang anak. Dapat menjadi faktor pendorong ketika seseorang tidak

dapat mengatasi rasa keterpaksaannya dari pihak luar untuk memakaikan

helm pada penumpang anak, misalnya dorongan yang kuat dari keluarga.

Sedangkan menjadi faktor penghambat ketika pengendara sedang merasa

marah atau keadaan apapun yang membuat mental pengendara tidak stabil

sehingga cenderung berperilaku tidak baik yaitu tidak memberikan helm

pada penumpang anak. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Bogdan, dkk. (2016) bahwa terdapat korelasi positif antara kondisi

emosional terganggu (marah) dengan perilaku agresif saat mengemudi.

Sebagaimana hasil wawancara pada aspek persepsi kontrol perilaku,

diketahui bahwa keadaan waktu yang dimiliki pengendara tidak

mempengaruhi pengendara untuk memakaikan helm pada penumpang anak.

Berdasarkan hasil observasi, pada pagi hari dimana beberapa hari

pengendara sempat agak terlambat ketika mengantar anak, mereka tetap

berperilaku sebagaimana biasanya (ibu DAH, bapak HR, ibu WW tetap

tidak memakaikan helm dan ibu ODP selalu memakaikan helm). Dengan

kata lain, walaupun waktu yang dimiliki sedikit atau dalam keadaan

terdesak sekalipun pengendara tetap akan memakaikan helm untuk

penumpang anak, ketika jarak tempuhnya jauh atau ketika melintasi jalan

raya. Sebaliknya, pengendara tetap tidak akan memakaikan helm pada

penumpang anak walaupun dalam keadaan terdesak jika jika melintasi jalan

raya.

Berdasarkan hasil wawancara, dua pengendara menyatakan bahwa

terkadang keberhasilan pemakaian helm tergantung pula dari penumpang

Page 106: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

87

anak. Tak jarang penumpang anak menolak karena alasan ketidaknyamanan.

Siswa FT dan RK mengaku terkadang merasa tidak nyaman memakai helm

terutama jika cuaca sedang panas. Hal tersebut sejalan dengan penelitian

Ledesma, dkk. (2015) yang menyatakan bahwa semakin tinggi persepsi

ketidaknyamanan seseorang maka niat terhadap perilaku yang ditimbulkan

menjadi semakin negatif. Namun semua pengendara mengatakan hal

tersebut tidak masalah ketika tidak melewati jalan raya sedangkan menjadi

suatu kewajiban jika melintasi jalan raya dan penumpang anak tidak

menolak, sudah paham pentingnya pemakaian helm di jalan raya.

Ketergantungan terhadap anak dapat menjadi faktor penghambat

terealisasinya perilaku pengendara dalam pemakaian helm penumpang anak

namun pada kenyataannya ketika melintasi jalan raya hal tersebut bukanlah

suatu hambatan lagi karena anak telah paham pentingnya pemakaian helm di

jalan raya.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, diketahui bahwa informasi

adanya polisi yang berjaga di daerah tertentu menjadi faktor yang paling

menentukan atau paling mendorong/memudahkan pengendara untuk

mewujudkan niat terhadap perilaku memakaikan helm pada penumpang

anak. Sehingga hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah bagaimana

upaya yang harus dilakukan, baik dari sisi pengendara maupun sisi

kepolisian, untuk dapat mengubah persepsi pengendara bahwa risiko

kecelakaan dapat terjadi di mana saja, tidak tergantung jenis jalan yang

dilalui. Risiko kecelakaan mungkin lebih tinggi di jalan raya namun bukan

berarti di jalan pintas atau jalan nonkota tidak dapat terjadi kecelakaan.

Page 107: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

88

Sehingga apabila persepsi mengenai risiko kecelakaan ini telah berubah,

diharapkan pemakaian helm bagi penumpang anak dapat terwujud

dimanapun terlepas dari segi jalanan mana yang anak dilewati.

6.2.4 Niat Pengendara dalam Memakaikan Helm pada Penumpang Anak

Berdasarkan hasil penelitian pada 5.5 diketahui bahwa informan

hanya memiliki niat untuk memakaikan helm pada penumpang anak ketika

akan melintasi jalan raya dan memiliki informasi adanya petugas kepolisian

yang berjaga pada daerah tertentu. Berdasarkan teori perilaku terencana

(theory of planned behavior), niat dapat terbentuk dari adanya tiga

komponen utama yaitu sikap, norma subyektif, dan persepsi atas kontrol

perilaku seseorang (Ajzen, 2005). Pengendara memiliki belief positif

mengenai konsekuensi jika penumpang anak diberikan helm. Namun

berdasarkan hasil penelitian, pada kenyataannya tingkatan sikap menjadi

tidak berlaku bagi informan sebagai pengendara motor ketika mereka

memiliki pemikiran “pemakaian helm bagi penumpang anak tidak

diperlukan jika tidak melintasi jalan raya atau ketika jaraknya dekat”

setinggi apapun tingakatan sikap yang mereka miliki.

Norma subyektif juga memiliki perannya dalam membentuk suatu

niat yang kemudian terealisasikan dalam bentuk perilaku. Berdasarkan teori,

pengendara dengan dorongan norma subyektif yang kurang baik cenderung

tidak memakaikan helm pada penumpang anak dan sebaliknya pengendara

dengan dorongan norma subyektif yang baik cenderung memakaikan helm

pada penumpang anak. Hal tersebut dapat terjadi karena seseorang dengan

dorongan norma subyektif yang baik mendapatkan lebih banyak motivasi

Page 108: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

89

untuk berperilaku baik. Namun berdasarkan hasil penelitian, pada

kenyataannya pengendara yang memiliki dorongan dari pihak keluarga tetap

tidak memakaikan helm pada penumpang anak jika tidak melintasi jalan

raya sehingga norma subyektif yang paling berpengaruh adalah keberadaan

polisi yang bertugas di daerah yang akan mereka lintasi. Sehingga dapat

dikatakan dorongan norma subyektif dari pihak keluarga kurang dapat

membentuk niat terhadap perilaku untuk memakaikan helm pada penumpag

anak tetapi norma subyektif dari adanya kepolisian lah yang dapat

membentuk niat terhadap perilaku tersebut.

Selain kedua komponen di atas, persepsi atas kontrol perilaku juga

mendorong seseorang untuk berperilaku. Berdasarkan hasil wawancara,

diketahui bahwa adanya informasi polisi yang berjaga adalah hal yang

paling dapat mengubah niat terhadap perilaku seseorang, sedangkan aspek

keahlian dapat langsung menghambat timbulnya perilaku tertentu. Hal

tersebut dikarenakan pengendara memiliki persepsi bahwa keahlian yang

dimilikinya dapat menjadi modal untuk pengendara dalam menjaga

keselamatan penumpang anak sehingga dapat meminimalkan risiko

terjadinya kecelakaan terutama di jalan pintas sehingga bukanlah suatu

masalah ketika pengendara tersebut tidak memakaikan helm pada

penumpang anak. Sehingga keahlian berkendara dapat dikatakan menjadi

faktor penghambat timbulnya perilaku memakaikan helm pada penumpang

anak.

Berdasarkan ketiga aspek pembentuk niat tersebut, diketahui bahwa

pengendara hanya memiliki niat untuk memakaikan helm pada penumpang

Page 109: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

90

anak ketika akan melintasi jalan raya, jarak tempuh yang jauh, dan memiliki

informasi adanya kepolisian yang berjaga. Walaupun informan mengatakan

bahwa alasan memakaikan helm pada penumpang anak di jalan raya adalah

karena faktor risiko keselamatan di jalan raya yang lebih besar, pada

kenyataannya informan tidak begitu memperdulikan risiko keselamatan

tersebut ketika tidak ada polisi yang berjaga di daerah tersebut. Sehingga

dapat dikatakan bahwa informan sebagai pengendara memakaikan helm

untuk penumpang anak adalah karena takut dengan sanksi penilangan dan

bukan karena faktor keselamatan. Hal tersebut terbukti berdasarkan hasil

wawancara yang menyatakan bahwa informan tetap tidak memakaikan helm

pada penumpang anak ketika melewati jalan raya ketika mendapatkan

informasi bahwa di jalan raya tersebut tidak terdapat polisi yang berjaga.

Sehingga masalah dalam aspek niat dalam memakaikan helm pada

penumpang anak yang harus diperbaiki adalah dengan mencoba mengubah

pandangan pengendara mengenai sikap yang dimilikinya bahwa pemakaian

helm ada suatu hal yang wajib tanpa ada pengecualian. Selain itu diperlukan

dorongan dari pihak keluarga yang lebih besar lagi agar pemakaian helm

pada penumpang anak menjadi suatu hal yang bersifat kebiasaan di

kemudian hari, dan berusaha pula untuk mengubah cara berpikir pengendara

bahwa kecelakaan bisa terjadi dimana saja tanpa memandang jarak yang

dekat, jenis jalan yang dilewati, atau adanya polisi atau tidak. Salah satu

upaya yang bisa dilakukan adalah dengan terus melakukan sosialisasi dan

pengetatan penerapan tertib berkendara termasuk penggunaan helm bagi

Page 110: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

91

penumpang anak sehingga apabila diajarkan sejak dini akan menjadi suatu

kebiasaan yang baik di masa yang akan datang.

6.2.5 Perilaku Pengendara dalam Memakaikan Helm pada Penumpang Anak

Berdasarkan hasil penelitian aspek perilaku pada sub-bab 5.6,

pengendara cenderung tidak memakaikan helm pada penumpang anak

ketika menuju dan pulang dari sekolah. Namun melalui wawancara

diketahui bahwa pengendara memiliki helm untuk penumpang anak tersebut

(ibu DAH, ibu WW, ibu ODP). Alasan utama tidak memakaikan helm untuk

penumpang anak adalah jarak yang dekat dan melalui jalan pintas. Hal

tersebut bertentangan dengan yang tertera pada UU no 22 tahun 2009

tentang lalu lintas dan angkutan jalan, pasal 106 ayat 8 bahwa setiap orang

yang mengemudikan sepeda motor dan penumpang sepeda motor wajib

mengenakan helm yang memenuhi Standar Nasional Indonesia.

Menurut Ghasemzadeh, dkk. (2017) norma subyektif dan persepsi

kontrol perilaku adalah komponen dalam teori perilaku terencana yang

paling menentukan niat terhadap perilaku. Sedangkan komponen sikap

adalah yang terlemah korelasinya dengan niat terhadap perilaku, tergantung

pada situasi aktifitas yang dilakukan. Untuk suatu aktifitas yang bersifat

kebiasaan sikap yang muncul menjadi negatif (tidak sebagaimana

seharusnya) sedangkan untuk hal-hal yang bersifat temporer atau dilakukan

sewaktu-waktu sikap yang muncul adalah sikap positif. Sebagaimana

penelitian ini, berkendara motor dengan penumpang anak dengan tidak

melewati jalan raya adalah hal yang biasa dilakukan oleh pengendara motor

oleh karena itu pengendara cenderung berani untuk tidak memakaikan helm

Page 111: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

92

pada penumpang anak dikarenakan kebiasaannya selama ini tidak

membuahkan hasil yang tidak diinginkan (tidak pernah tertilang, tidak

pernah kecelakaan). Lain halnya dengan saat pengendara melintasi jalan

raya dengan membawa penumpang anak, seluruh pengendara mengatakan

selalu memakaikan helm pada penumpang anak, namun tidak setiap hari

mereka melewati jalan raya (bukan suatu kebiasaan).

Perilaku memakaikan helm pada penumpang anak terbukti sesuai

dengan teori perilaku terencana, dimana niat memang menjadi prediktor

utama untuk berperilaku. Pengendara yang akan melintasi jalan raya,

melintasi jalan yang jarak tempuhnya jauh, dan memiliki informasi adanya

keberadaan polisi, akan memiliki niat untuk memakaikan helm pada

penumpang anak. Sehingga dapat dikatakan kecenderungan perilaku

pengendara dalam memakaikan helm untuk penumpang anak di masa

mendatang masih tetap bergantung pada jenis jalan dan jarak tempuh yang

akan dilalui jika persepsi pengendara tidak diubah.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku

pengendara dalam pemakaian helm bagi penumpang anak ditinjau

menggunakan teori perilaku terencana, tidak dapat hanya ditentukan dari

masing-masing domain, tetapi memerlukan kombinasi dari ketiganya untuk

membentuk kecenderungan perilaku. Penelitian sebelumnya menyatakan

bahwa sikap, norma subyektif, persepsi kontrol perilaku, dan niat yang baik

tidak dapat memunculkan perilaku yang baik pula jika suatu perilaku

tersebut adalah suatu hal yang merupakan kebiasaan seseorang. Mengantar

penumpang anak menggunakan sepeda motor tanpa memakaikan helm pada

Page 112: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

93

mereka adalah suatu hal yang biasa atau sehari-hari dilakukan oleh seluruh

informan. Mereka melakukan hal tersebut karena beberapa faktor yang

mencetus untuk berbuat demikian, antara lain tidak melintasi jalan raya

dianggap aman karena tidak ada polisi dan selama ini belum pernah celaka

jika tidak melintasi jalan raya, dan adanya faktor penolakan dari penumpang

anak yang juga seringkali “di-iya-kan” oleh pengendara motor. Pencetus-

pencetus tersebut lah yang perlu diperbaiki. Walaupun tidak memakaikan

helm pada penumpang anak ketika tidak melintasi jalan raya adalah suatu

hal yang menjadi kebiasaan, dengan harapan dengan diatasinya faktor-faktor

pencetus perilaku tersebut maka kedepannya kebiasaan seseorang dapat

diubah secara perlahan.

Page 113: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

94

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, diketahui bahwa :

a. Dalam aspek sikap, pengendara menganggap bahwa pemakaian helm bagi

penumpang anak SDN Cipinang Melayu 03 penting hanya ketika akan

melintasi jalan raya atau ketika jarak tempuhnya dekat.

b. Dorongan norma subyektif dalam memakaikan helm pada penumpang

anak di SDN Cipinang Melayu 03 yang paling mempengaruhi pengendara

adalah dorongan dari ada/tidaknya pihak kepolisian yang berjaga.

c. Komponen adanya informasi mengenai polisi yang berjaga yang dimiliki

pengendara menjadi hal yang paling memudahkan/mendorong pengendara

untuk mewujudkan niat terhadap perilaku memakaikan helm pada

penumpang anak di SDN Cipinang Melayu 03.

d. Informan memiliki niat untuk memakaikan helm pada penumpang anak

hanya ketika akan melintasi jalan raya atau jarak tempuh yang jauh dan

jika memiliki informasi adanya polisi yang bertugas di daerah tertentu.

e. Pengendara memiliki kecenderungan untuk tidak memakaikan helm pada

penumpang anak ketika tidak melintasi jalan raya atau jarak dekat.

Pemakaian helm khusus anak dilakukan bukan karena faktor keselamatan

melainkan faktor takut ditilang polisi jika melintasi jalan raya dan tidak

memakai helm.

Page 114: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

95

7.2 Saran

7.2.1 Bagi Pengendara Sepeda Motor

1. Untuk dapat lebih meningkatkan tanggung jawabnya sebagai

pengendara dalam hal pemakaian helm pada penumpang anak, dengan

atau tanpa adanya pengawasan dari pihak kepolisian.

2. Untuk dapat menerima informasi yang disampaikan oleh pihak

kepolisian yang bertugas baik itu di sekolah maupun penyuluhan di

masyarakat sehingga di kemudian hari cara pikir pengendara dapat

berubah, bahwa kecelakaan dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.

7.2.2 Bagi SDN Cipinang Melayu 03

Pihak sekolah dapat turut bekerja sama dengan pihak kepolisian

melalui pemasangan poster atau plang yang bertuliskan area wajib

menggunakan helm bagi penumpang anak.

7.2.3 Bagi Kepolisian RI

1. Untuk dapat membuat media promosi keselamatan khususnya

pentingnya helm khusus anak misalnya melalui media visual berupa

iklan layanan masyarakat dengan kemasan yang dibuat terkesan

menakutkan bagi pengendara, misalnya dengan menampilkan

banyaknya kasus penumpang anak yang meninggal akibat kecelakaan

lalu lintas.

2. Untuk dapat menyelenggarakan sosialisasi pemakaian helm khusus

anak dalam bentuk acara yang menarik, misalnya bekerja sama

dengan kelurahan dan lembaga kesehatan setempat membuat acara

pemeriksaan kesehatan gratis ataupun acara lainnya.

Page 115: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

96

3. Untuk dapat mengarahkan bimbingan masyarakat setempat daerah

sekolah melakukan pengawasan dan pelaporan adanya tindak

pelanggaran dan memberlakukan sanksi tegas bagi orang tua sebagai

pengendara yang melanggar.

7.2.4 Bagi Penelitian Selanjutnya

a. Diharapkan dapat meneliti seberapa besar kekuatan masing-masing

variabel/domain yang dapat berhubungan dengan kekuatan niat dan

aktualisasinya terhadap perilaku.

Page 116: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

97

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I. 1985. “From intentions to action: a theory of planned behavior”. In J.

Huhl, & J. Beckman (Eds.), Will; performance; control (psychology);

motivation (psychology)

Ajzen, I. 2005. “Attitudes, Personality, and Behavior”. New York : Open

University Press

Asdar, Muhammad. Rismayanti. Sidik, Dian. 2013. “Perilaku Safety Riding pada

Siswa SMA di Kabupaten Pangkep”. Makassar : Universitas Hasanuddin

Asril, Sabrina.2012. “Ini Lokasi Rawan Kecelakaan di Jakarta dan Sekitarnya”.

Jakarta : Kompas

Bogdan, Smaranda Raluca. Mairean, Cornelia. Havarneanu, Corneliu-Eugen.

2016. “A meta-analysis of the association between anger and aggressive

driving”. Romania : Elsevier, Journal of Tansportation Research Part F :

Traffic Psychology and Behavior

BSN. 2007. “Helm Pengendara Kendaraan Bermotor Roda Dua”

Cahyawan, William. Sarlita, Manuella. Pernama, Kanti. dkk. 2014. “Peran Media

Dalam Menumbuhkan Intensi Remaja Pengendara Motor Untuk

Menggunakan Helm”. Jakarta : Universitas Atma Jaya

Cooper, Dominic. 2001. Improving Safety Culture : A Practical Guide. London :

John Wiley & Sons Ltd

Coppens, Nina M. McCabe, Beth Mandeville. dkk. 1995. “Original Article

Promoting Children’s Use of Bicycle Helmtes”. Journal of Pediatriac Health

Care

Ditlantas Polda Metro Jaya. 2016. Laporan Pelanggaran Lalu Lintas Ditinjau

dari Jenis Pelanggarannya

Dirjen Perhubungan Darat. 2008. “Buku Petunjuk Tata Cara Bersepeda Motor di

Indonesia”.

Geller, E. Scott. 2000. The Psychology of Safety Handbook. Washington : Lewis

Publisher

Ghasemzadeh, Sadegh. Babazadeh, Towid. Allahverdipour, Hamid. Dkk. 2017.

“Cognitive-behavioral determinants of using helmet by motorcyclists in a

rural community”. Iran : Elsevier Journal of Transport & Health

Page 117: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

98

Government of Western Australia Department of Transport. 2016. “Ride Safe

Handbook for Westerns Australian Road Users”. Australia : Road Safety

Council

Hale, Jerold L. Householder, Brian J. Greene, Kathryn L. 2014. “The Theory of

Reasoned Action”. Diakses dari http://eclipse.rutgers.edu/wp-

content/uploads/sites/51/2014/pdf/TRAbkch-02.pdf pada 14 Mei 2017

Haworth, Narelle. Smith, Joan Ozanne. Fox, Barbara. dkk. 1994. “Motorcycle

Related injuries To Children and Adolescents”. Australia : Australian road

Research Board

Herdiansyah, Haris. 2015. Metodologi Penelitian kualitatif untuk Ilmu Psikologi.

Jakarta : Salemba Humanika

Hothem, Zachary. Simon, Robert. Dkk. 2016. “Effects of repealing the motorcycle

helmet law in Michigan”. United States : Elsevier The American Journal of

Surgery

Hung, Dang Viet. Stevenson, Mark R. Ivers, Rebecca Q. 2008. “Barriers to, and

factors associated, with observed motorcycle helmet use in Vietnam”.

Australia : Elsevier Accident Analysisi Prevention

Jewett, Amy. Beck, Laurie F. Taylor, Christopher. 2012. “Bicycle helmet use

among persons 5 years and older in the United States, 2012”. United States

: Elsevier Journal of Safety Research

Kashani, Ali Tavakoli. Rabieyan, Rahim. Besharati, Mohammad Mehdi. 2014. “A

data mining approach to investigate the factors influencing the crash

severity of motorcycle pillion passengers”. Iran : Journal of Safety Research

Kusmagi, Marye Agung. 2010. Selamat Berkendara di Jalan Raya. Depok : Raih

Asa Sukses (Penebar Swadaya Grup)

Ledesma, Ruben D. Tosi, Jeremias. Poo, Fernando M. dkk. 2015. “Implicit

attitudes and road safety behaviors. The helmet-use case”. Argentina :

Elsevier

Mohan, Dinesh. 2010. “Safety of Children as Motorcycle Passenger”. India :

Indian Institute of Technology Delhi, WHO Collaborating Centre

Motorcycle Safety Foundation. 2014. “The Motorcycle Safety Foundation Basic

Riderscourse rider Handbook”

Page 118: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

99

NHTSA. 2007. “Traffic Safety Facts Overview”. Washington DC : National

Center for Statistics and Analysis

Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka

Cipta

O’Callaghan, Frances O. Nausbaum, Sarah. 2006. “Predicting Bicycle Helmet

Wearing Intentions and Behavior among Adolescents”. Australia :

Pergamon Journal of Safety Research

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. 2012. “ Tata Cara Pemeriksaan

Kendaraan Bermotor di Jalan dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan”.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34 tahun 2006 tentang Jalan

Pervin, Aaron. Passmore, Jonathon. Sidik, Mirjam. 2009. “Viet Nam’s mandatory

motorcycle helmet law and its impact on children”. Vietnam : Childhood

Injuries and Violence Journal

POLRI. 2013. “Polantas dalam Angka 2013”. Jakarta : Markas Besar Kepolisian

Negara Republik Indonesia KORPS Lalu Lintas

POLRI. 2015. “Keselamatan Berlalu Lintas. Disampaikan pada Seminar Profesi

Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan tema “Peduli Keselamatan

Berkendara: Aku dan Ojek Online Tertib Berlalu Lintas” Ciputat 16

November 2015”. Tangerang Selatan : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Puspitasari, Ayu Dwi. Hendrati, Lucia Yovita. 2013. Hubungan antara Faktor

Pengemudi dan Faktor Lingkungan dengan Kepatuhan Mengendarai Sepeda

Motor. Surabaya : Jurnal Berkala Epidemiologi

Robertson, Daniel W. Lang, Brittany D. Schaefer, Joelle M. dkk. 2014. “Parental

attitudes and behaviours concerning helmet use in childhood activities:

Rural focus group interviews”. Canada: Accident Analysis & Prevention

Journal

Santrock, John W. 2008. Children. New York : McGraw-Hill Companies, Inc.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.

Bandung: Penerbit Alfabeta

Sumiyanto, Andi. Mahawati, Eni. Hartini, Eko. 2014. “Pengaruh Sikap Individu

dan Perilaku Teman Sebaya terhadap Praktik Safety Riding pada Remaja”.

Page 119: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

100

Semarang : Jurnal Visikes

Trinh, Tu Anh. Le, Phuong Linh. 2016. “Motorcycle Helmet Usage among

Children Passengers: Role of Parents as Promoter”. Vietnam : Procedia

Engineering

Utari, Gineung Cynthia. 2009. “Hubungan Pengetahuan, Sikap, Persepsi, dan

Keterampilan Mengendara Mahasiswa Terhadap Perilaku Keselamatan

Berkendara (Safety Riding) di Universitas Gunadarma Bekasi”. Tangerang

Selatan : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

UULLAJ. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009

Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Undang-Undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan

Weiner, Irving B. Elkind, David. 1972. Child Development : A Core Approach.

Canada : John Wiley & Sons, Inc.

WHO. 2014. “Helm : Manual keselamatan jalan untuk pengambil keputusan dan

praktisi“. Jakarta : Global Road Safety Partnership – Indonesia

WHO. 2015. “Children Development and Motorcycle Safety”. India : WHO

Xuequn, Yu. Ke, Liang. Ivers, Rebecca. 2011. “Prevalence rates of helmet use

among motorcycle riders in a developed region in China”. Australia :

Accident Analysis & Prevention Journal

Yogatama, Leo Agung Manggala. 2013. “Analisis Pengaruh Attitude, Subjective

Norm, Perceived Behavior Control Terhadap Intensi Penggunaan Helm Saat

Mengendarai Motor Pada Remaja dan Dewasa Muda di Jakarta Selatan”.

Jakarta: Universitas Atma Jaya

Zamani-Alavijeh, F. Bazargan, M. Shafiei, A. dkk. 2011. “The frequency and

predictors of helmet use among Iranian motorcyclists: A quantitative and

qualitative study”. USA : Accident Analysis & Prevention Journal

Page 120: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

101

LAMPIRAN I

INFORMED CONSENT

Assalamu’alaikum wr.wb.

Saya Rizqi

Suryaramadhanty, mahasiswa

semester VIII Peminatan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Jurusan Kesehatan Masyarakat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta sedang

melakukan penelitian dalam rangka

menyelesaikan skripsi dengan judul

“Gambaran Perilaku Pengendara

dalam Memakaikan Helm Pada

Penumpang Anak Sekolah Dasar

di SDN Cipinang Melayu 03

Jakarta Timur Tahun 2017”.

Sehubungan dengan hal ini, saya

memohon kesediaan Anda untuk

menjawab pertanyaan selama

wawancara berlangsung dengan

sebenar-benarnya tanpa pengaruh

dari pihak manapun. Semua jawaban

akan saya jaga kerahasiaannya dan

tidak memakaikan dampak negatif

bagi Anda. Atas kesediaan Anda

meluangkan waktu untuk menjadi

responden, saya ucapkan terima

kasih.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Kesediaan Menjadi Informan

Penelitian

Dengan ini,

Nama :

Nomor Telepon :

Jenis Kelamin :

Umur :

Alamat :

Menyatakan bersedia untuk

menjadi informan/narasumber

penelitian dengan judul “Gambaran

Perilaku Pengendara dalam

Memakaikan Helm Pada

Penumpang Anak Sekolah Dasar

di SDN Cipinang Melayu 03

Jakarta Timur Tahun 2017” dan

bersedia memakaikan jawaban

dengan sebenar-benarnya tanpa

pengaruh dari pihak manapun.

Jakarta,_______________ 2017

Informan,

Page 121: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

102

LAMPIRAN II

PEDOMAN WAWANCARA

INFORMAN UTAMA

PENGENDARA

Berikut ini adalah poin-poin inti pertanyaan kepada pengendara sebagai

informan utama.

1. Kepemilikan helm khusus anak.

2. Lokasi tempat tinggal dan jalan yang dilalui.

3. Hubungan dengan penumpang anak

4. Bagaimana tanggapan pengendara mengenai pemakaian helm pada anak.

5. Siapa saja dan bagaimana pengaruh orang-orang tertentu dalam

memakaikan helm pada penumpang anak?

6. Apa saja faktor yang mendukung dan yang menghambat diri pengendara

dalam memakaikan helm pada penumpang anak.

7. Bagaimana niat pengendara dalam memakaikan helm pada penumpang

anak.

Page 122: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

103

LAMPIRAN III

PEDOMAN WAWANCARA

INFORMAN PENDUKUNG

ANAK

Berikut ini adalah poin-poin inti pertanyaan kepada penumpang anak

sebagai informan pendukung.

1. Bagaimana selama ini menjadi penumpang sepeda motor dalam hal

pemakaian helm.

2. Siapa dan bagaimana pengaruh orang-orang tertentu dalam pemakaian

helm tersebut.

PEDOMAN WAWANCARA

INFORMAN PENDUKUNG

SATPAM

Berikut ini adalah poin-poin inti pertanyaan kepada satpam sekolah sebagai

informan pendukung.

1. Pernahkah ada kegiatan sosialisasi dari kepolisian ke SDN 03 Cipinang

Melayu.

2. Bagaimana selama ini pengendara memakaikan helm pada penumpang

anak.

Page 123: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

104

LAMPIRAN IV

PEDOMAN WAWANCARA

INFORMAN KUNCI

KEPOLISIAN

Berikut ini adalah poin-poin inti pertanyaan kepada unit DIKYASA POLDA

Metro Jaya sebagai informan kunci.

a) Gambaran kasus kecelakaan sepeda motor khususnya pada penumpang

anak di Jakarta Timur.

b) Standar helm untuk penumpang anak.

c) Sosialisasi terkait pemakaian helm pada penumpang anak.

d) Realita di lapangan mengenai pemakaian helm pada penumpang anak.

e) Upaya yang dilakukan pihak kepolisian selain sosialisasi.

PEDOMAN WAWANCARA

INFORMAN KUNCI

KEPALA SEKOLAH

Berikut ini adalah poin-poin inti pertanyaan kepada Kepala Sekolah SDN

Cipinang Melayu 03 sebagai informan kunci.

a) Demografi keluarga siswa-siswi SDN Cipinang Melayu 03

b) Perilaku pengendara dalam memakaikan helm sehari-hari

c) Bentuk kerja sama kepolisian dan sekolah

d) Tanggapan kepala sekolah tentang program sosialisasi helm anak

Page 124: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

105

LAMPIRAN V

Hasil Observasi Pemakaian Helm pada Penumpang Anak

8 Juni – 20 Juli 2017

1. Ibu DAH

No Aspek yang Dilihat Ceklis Keterangan

1 Penumpang anak menggunakan

helm

X Tidak memberikan

namun memiliki helm

khusus anak

2 Helm yang diberikan sesuai

ukuran kepala anak

V

Sesuai, berdasarkan

observasi melalui foto 3 Helm berstandar SNI V

4 Helm masih layak pakai V

2. Bapak HR

No Aspek yang Dilihat Ceklis Keterangan

1 Penumpang anak menggunakan

helm

X Tidak memberikan dan

tidak memiliki helm

khusus anak

2 Helm yang diberikan sesuai

ukuran kepala anak

X Hanya memiliki helm

khusus orang dewasa

berstandard SNI dan

masih layak pakai

(observasi melalui foto)

3 Helm berstandar SNI V

4 Helm masih layak pakai V

3. Ibu WW

No Aspek yang Dilihat Ceklis Keterangan

1 Penumpang anak menggunakan

helm

X Tidak memberikan

namun memiliki helm

khusus anak

2 Helm yang diberikan sesuai

ukuran kepala anak

V

Sesuai, berdasarkan

observasi melalui foto 3 Helm berstandar SNI V

4 Helm masih layak pakai V

4. Ibu ODP

No Aspek yang Dilihat Ceklis Keterangan

1 Penumpang anak menggunakan

helm

V

Sesuai dengan ukuran

kepala, berstandard SNI,

dan masih layak pakai

(observasi langsung)

2 Helm yang diberikan sesuai

ukuran kepala anak

V

3 Helm berstandar SNI V

4 Helm masih layak pakai V

Page 125: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

106

LAMPIRAN VI

Hasil Observasi Sikap Pengendara

8 Juni – 20 Juli 2017 & 19 – 20 Desember 2017

Tanggal Hasil Observasi

Ibu DAH Bapak HR Ibu WW Ibu ODP

8 Juni

Tidak

memakaikan

helm, tidak ke

jalan raya

Tidak memakaikan

helm, pulangnya ke

komplek KODAM,

dari KODAM

kerumah baru pakai

helm

Tidak memakaikan

helm, tidak ke jalan

raya

Memakaikan

helm, lewat

perempatan

Galaxy, harus

pakai helm

12 Juni

Tidak naik

motor, mau les

diantar naik

mobil

Tidak memakaikan

helm, pulangnya ke

komplek KODAM,

dari KODAM

kerumah baru pakai

helm

Tidak memakaikan

helm, tidak ke jalan

raya

Memakaikan

helm, lewat

perempatan

Galaxy, harus

pakai helm

16 Juni

Tidak

memakaikan

helm, tidak ke

jalan raya

Tidak memakaikan

helm, pulangnya ke

komplek KODAM,

dari KODAM

kerumah baru pakai

helm

Tidak memakaikan

helm, tidak ke jalan

raya

Memakaikan

helm, lewat

perempatan

Galaxy, harus

pakai helm

11 Juli

Tidak

memakaikan

helm, tidak ke

jalan raya

Tidak memakaikan

helm, pulangnya ke

komplek KODAM,

dari KODAM

kerumah baru pakai

helm

Tidak memakaikan

helm, tidak ke jalan

raya

Memakaikan

helm, lewat

perempatan

Galaxy, harus

pakai helm

13 Juli

Tidak

memakaikan

helm, tidak ke

jalan raya

Tidak memakaikan

helm, pulangnya ke

komplek KODAM,

dari KODAM

kerumah baru pakai

helm

Tidak memakaikan

helm, tidak ke jalan

raya

Memakaikan

helm, lewat

perempatan

Galaxy, harus

pakai helm

18 Juli

Tidak

memakaikan

helm, tidak ke

jalan raya

Tidak memakaikan

helm, pulangnya ke

komplek KODAM,

dari KODAM

kerumah baru pakai

helm

Tidak memakaikan

helm, tidak ke jalan

raya

Memakaikan

helm, lewat

perempatan

Galaxy, harus

pakai helm

20 Juli

Tidak

memakaikan

helm, tidak ke

jalan raya

Tidak memakaikan

helm, pulangnya ke

komplek KODAM,

dari KODAM

kerumah baru pakai

Tidak memakaikan

helm, tidak ke jalan

raya

Memakaikan

helm, lewat

perempatan

Galaxy, harus

pakai helm

Page 126: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

107

Tanggal Hasil Observasi

Ibu DAH Bapak HR Ibu WW Ibu ODP

helm

19

Desember

Tidak

memakaikan

helm, tidak ke

jalan raya

Tidak memakaikan

helm, pulangnya ke

komplek KODAM,

dari KODAM

kerumah baru pakai

helm

Tidak memakaikan

helm, tidak ke jalan

raya

Memakaikan

helm, lewat

perempatan

Galaxy, harus

pakai helm

20

Desember

Tidak

memakaikan

helm, tidak ke

jalan raya

Tidak memakaikan

helm, pulangnya ke

komplek KODAM,

dari KODAM

kerumah baru pakai

helm

Tidak memakaikan

helm, tidak ke jalan

raya

Memakaikan

helm, lewat

perempatan

Galaxy, harus

pakai helm

Page 127: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

108

LAMPIRAN VII

Hasil Observasi Lingkungan Teman Sebaya Pengendara

8 Juni – 20 Juli 2017 & 19 – 20 Desember 2017

Tanggal Hasil Observasi

Ibu DAH Bapak HR Ibu WW Ibu ODP

8 Juni Selama proses

observasi

berlangsung, ibu

DAH adalah yang

paling sering

bersosialisasi dengan

pengendara lainnya

(orang tua murid

lain). Di lingkungan

tersebut ada yang

memakaikan helm

untuk anaknya ada

juga yang tidak.

Namun hal tersebut

tidak mempengaruhi

ibu DAH untuk

berubah menjadi

memakaikan helm

untuk anak, karena

disesuaikan lagi

dengan kebutuhan

(jenis jalan yang

dilalui dan jarak

tempuhnya)

Selama proses

observasi

berlangsung,

bapak HR lebih

sering

menyendiri

dibandingkan

berkumpul

dengan orang

tua murid

lainnya,

mengobrol juga

seperlunya saja

sehingga tidak

terpengaruh

dengan

lingkungan

teman

sebayanya

tersebut yang

memakaikan

helm pada

penumpang

anaknya.

Selama proses

observasi

berlangsung,

ibu WW lebih

sering

menyendiri

dibandingkan

berkumpul

dengan orang

tua murid

lainnya,

mengobrol

juga

seperlunya saja

sehingga tidak

terpengaruh

dengan

lingkungan

teman

sebayanya

tersebut yang

memakaikan

helm pada

penumpang

anaknya.

Selama proses

observasi

berlangsung,

ibu ODP lebih

sering

menyendiri

dibandingkan

berkumpul

dengan orang

tua murid

lainnya,

mengobrol

juga

seperlunya saja

sehingga tidak

terpengaruh

dengan

lingkungan

teman

sebayanya

tersebut yang

tidak

memakaikan

helm pada

penumpang

anaknya

12 Juni

16 Juni

11 Juli

13 Juli

18 Juli

20 Juli

19

Desember

20

Desember

Page 128: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

109

LAMPIRAN VIII

Hasil Observasi Persepsi Kontrol Perilaku Pengendara

8 Juni – 20 Juli 2017 & 19 – 20 Desember 2017

Tanggal Hasil Observasi

Ibu DAH Bapak HR Ibu WW Ibu ODP

8 Juni

Tidak melintasi jalan raya, cara mengendarai motor cukup

stabil dan menggunakan lampu sein sebagaimana mestinya,

tidak menyediakan helm namun memiliki helm khusus

anak, tidak terpengaruh ada keterpaksaan dan emosi yang

mengganggu kecuali akan melintasi jalan raya (terpaksa

membawa helm), di pagi hari tidak terpengaruh untuk

memakaikan helm (jika tidak lewat jalan raya),

ketergantungan terhadap anak jika tidak melintasi jalan

raya (penolakan dari anak)

Tidak melintasi jalan

raya, cara

mengendarai motor

cukup stabil dan

menggunakan lampu

sein sebagaimana

mestinya, tidak

menyediakan helm

dan tidak memiliki

helm khusus anak,

tidak terpengaruh ada

keterpaksaan dan

emosi yang

mengganggu kecuali

akan melintasi jalan

Tidak melintasi

jalan raya, cara

mengendarai motor

cukup stabil dan

menggunakan

lampu sein

sebagaimana

mestinya, tidak

menyediakan helm

namun memiliki

helm khusus anak,

tidak terpengaruh

ada keterpaksaan

dan emosi yang

mengganggu

Melintasi jalan raya,

cara mengendarai

motor cukup stabil

dan menggunakan

lampu sein

sebagaimana

mestinya, tidak

menyediakan helm

karena penumpang

membawa helm

sendiri, tidak

terpengaruh ada

keterpaksaan dan

emosi yang

mengganggu kecuali

12 Juni

Tidak melintasi jalan raya, mengendarai mobil karena anak

akan les, tidak menyediakan helm karena naik mobil, tidak

terpengaruh ada keterpaksaan dan emosi yang

mengganggu,, di pagi hari tidak terpengaruh untuk

memakaikan helm karena naik mobil, tidak ketergantungan

terhadap anak karena naik mobil.

Page 129: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

110

Tanggal Hasil Observasi

Ibu DAH Bapak HR Ibu WW Ibu ODP

16 Juni

Tidak melintasi jalan raya, cara mengendarai motor cukup

stabil dan menggunakan lampu sein sebagaimana mestinya,

tidak menyediakan helm namun memiliki helm khusus

anak, tidak terpengaruh ada keterpaksaan dan emosi yang

mengganggu kecuali akan melintasi jalan raya (terpaksa

membawa helm), di pagi hari tidak terpengaruh untuk

memakaikan helm (jika tidak lewat jalan raya),

ketergantungan terhadap anak jika tidak melintasi jalan

raya (penolakan dari anak)

raya (terpaksa

membawa helm), di

pagi hari tidak

terpengaruh untuk

memakaikan helm

(jika tidak lewat jalan

raya), tidak ada

ketergantungan

terhadap anak dalam

kondisi apapun.

kecuali akan

melintasi jalan raya

(terpaksa

membawa helm),

di pagi hari tidak

terpengaruh untuk

memakaikan helm

(jika tidak lewat

jalan raya),

ketergantungan

terhadap anak jika

tidak melintasi

jalan raya

(penolakan dari

anak)

akan melintasi jalan

raya (terpaksa

membawa helm), di

pagi hari tidak

terpengaruh untuk

memakaikan helm

(jika tidak lewat

jalan raya), tidak

ketergantungan

terhadap anak karena

anak sudah paham

pentingnya memakai

helm.

Tidak melintasi jalan raya, mengendarai mobil karena anak

akan les, tidak menyediakan helm karena naik mobil, tidak

terpengaruh ada keterpaksaan dan emosi yang

mengganggu,, di pagi hari tidak terpengaruh untuk

memakaikan helm karena naik mobil, tidak ketergantungan

terhadap anak karena naik mobil.

11 Juli Tidak melintasi jalan raya, cara mengendarai motor cukup

stabil dan menggunakan lampu sein sebagaimana mestinya,

tidak menyediakan helm namun memiliki helm khusus

anak, tidak terpengaruh ada keterpaksaan dan emosi yang

mengganggu kecuali akan melintasi jalan raya (terpaksa

membawa helm), di pagi hari tidak terpengaruh untuk

memakaikan helm (jika tidak lewat jalan raya),

ketergantungan terhadap anak jika tidak melintasi jalan

raya (penolakan dari anak)

13 Juli

18 Juli

20 Juli

19

Desemb

er

20

Desemb

er

Page 130: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

111

LAMPIRAN IX

MATRIKS HASIL WAWANCARA MENDALAM INFORMAN UTAMA

No Aspek Jawaban

Kesimpulan Ibu DAH Bapak HR Ibu WW Ibu ODP

1 Kecenderungan Perilaku Pengendara

a. punya helm khusus

untuk anak? Dibawa?

Punya, tidak bawa Punya, tidak bawa Punya, tidak

bawa

Punya, bawa Pengendara memiliki

kecenderungan untuk

memakaikan helm pada

penumpang anak hanya jika

akan melintasi jalan raya atau

perjalanan yang cukup jauh.

b. alasan tidak bawa

atau bawa helm

khusus anak?

Dulu sering,

sekarang tidak

karena tidak lewat

jalan raya dan

anaknya menolak

(faktor cuaca dan

pengaruh teman)

Jarak dekat dan

sudah tidak lewat

jalan raya

Tidak lewat

jalan raya

Selalu

dibawakan oleh

orang tua anak

dan memang

lewat jalan raya

2 Niat Pengendara

Analisis niat didapatkan melalui hasil analisi sikap, norma subyektif, dan persepsi kontrol perilaku

pengendara

Pengendara memiliki niat

untuk memakaikan helm pada

penumpang anak hanya

ketika akan melintasi jalan

raya, jarak tempuh yang jauh,

dan memiliki informasi

adanya pihak kepolisian yang

berjaga.

3 Sikap Pengendara

a. menerima

(bagaimana tanggapan

Mau

mendengarkan

Mau

mendengarkan

Tidak mau

mendengarkan,

Mau

mendengarkan

Pengendara beranggapan

bahwa helm tidak penting

Page 131: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

112

No Aspek Jawaban

Kesimpulan Ibu DAH Bapak HR Ibu WW Ibu ODP

ketika ada pihak

kepolisian ada

penyuluhan tentang

safety riding)

adanya sosialisasi

tersebut jika

dilakukan diluar

sekolah

walaupun terburu-

buru (sebentar)

tapi kalau di

sekolah rasanya

kurang pas untuk

orang dewasa

lebih memilih

jalan saja

menjalani

urusannya.

adanya

sosialisasi

tersebut,

introspeksi diri

terkait safety

riding namun

lebih tepat jika

dilakukan diluar

sekolah

(sasarannya

masyarakat

umum)

jika tidak melintasi jalan raya

atau jika jaraknya dekat dan

memiliki anggapan bahwa

sosialisasi dari polisi ke

sekolah tidaklah terlalu

penting untuk dirinya, lebih

mengarah ke anak sekolah

saja. Sehingga memakaikan

helm pada penumpang anak

hanyalah suatu hal yang

bersifat normatif.

b. menanggapi

(bagaimana tanggapan

pengendara tentang

pentingnya helm

untuk penumpang

anak)

Helm itu penting,

untuk

mengantisipasi

dampak

kecelakaan

Helm itu penting

untuk

keselamatan jika

terjadi kecelakaan

Helm penting

untuk

keselamatan

Helm penting

untuk

melindungi

kepala anak

c. menghargai

(bagaimana tanggapan

pengendara mengenai

apakah mereka

menyebarkan

informasi atau

mengingatkan orang

lain untuk

Tidak

mengingatkan

orang lain atau

orang terdekat

untuk

memakaikan helm

pada penumpang

anaknya kecuali

Tidak

mengingatkan

orang lain kecuali

lewat jalan raya

Tidak

mengingatkan

karena jaraknya

dekat dan lewat

jalan pintas

sehingga lebih

aman

Tidak

mengingatkan

orang lain kalau

lewat jalan

pintas dan

karena selalu

saya yang siap

sedia

Page 132: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

113

No Aspek Jawaban

Kesimpulan Ibu DAH Bapak HR Ibu WW Ibu ODP

memakaikan helm

pada penumpang

anak)

jaraknya jauh menyediakan

helm

d. bertanggung jawab

(upaya apa yang

dilakukan pengendara

untuk menjamin

keselamatan

penumpang anak

kedepannya)

Lebih memilih

untuk tidak

berkendara

menggunakan

motor dengan

anak jika tidak

ada helm untuk

anak

Lebih memilih

untuk tidak

mengajak anak

naik motor jika

tidak ada helm

khusus untuk

anak, jika

terdesak akan

pinjam dulu.

Kedepannya

akan

mengusahakan

jika tidak punya,

paling tidak

minjam ke orang

lain

Selalu

menyediakan

helm, jika

sedang tidak

punya,

mengusahakan

untuk pinjam

4 Norma Subyektif Pengendara

a. siapa saja yang

berpengaruh?

Orang terdekat

tidak ada yang

mempengaaruhi,

lebih kepada

pengaruh

kepolisian

Ada istri yang

mengingatkan.

Selain istri paling

besar dorongan

pihak kepolisian

Suami

mengingatkan

kadang-kadang,

tapi lebih sering

kesadaran

sendiri

Suami

mengingatkan,

sering

Adanya dorongan dari pihak

keluarga maupun orang tua

lain dalam hal memakaikan

helm untuk anak tidak

diperdulikan oleh pengendara

dan dianggap kurang penting,

karena hanya bergantung dari

dorongan adanya pihak

kepolisian yang berjaga di

daerah tertentu yang akan

dilewati.

b. adakah pengaruh

dari orang tua

lainnya?

Tidak

terpengaruh, tetap

tidak memberikan

helm (jika tidak

lewat jalan raya)

bagaimanapun

keadaan orang

Tidak

terpengaruh, tetap

tidak memberikan

helm saat

jaraknya dekat

Kadang

terpengaruh, tapi

lebih

terpengaruh

dengan kondisi

jalan yang akan

dilalui

Tidak

terpengaruh,

tetap

memberikan

selama melewati

jalan raya

Page 133: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

114

No Aspek Jawaban

Kesimpulan Ibu DAH Bapak HR Ibu WW Ibu ODP

lain

c. seberapa besar

pengaruh pihak

tersebut?

Paling besar

pengaruh polisi,

lebih memilih

naik mobil untuk

daerah-daerah

rawan polisi

Faktor paling

besar

memakaikan helm

untuk anak adalah

adanya polisi,

takut tertilang

Pakai helm

untuk anak

karena faktor

polisi

Pakai helm

karena takut

tertilang polisi

walaupun

jaraknya dekat,

kalau lewat jalan

raya tetap pakai

helm untuk anak

5 Persepsi Kontrol Perilaku Pengendara

a. ketersediaan

informasi adanya

polisi

Mempengaruhi

pemakaian helm,

kalau tahu ada

polisi lebih

memilih naik

mobil

Tidak

terpengaruh,

karena selalu

pakai helm saat

lewat jalan raya

Mempengaruhi

pemakaian

helm, kalau tahu

ada polisi akan

memakaikan

helm pada anak

Tidak

terpengaruh

karena selalu

pakai helm

(selama

melintasi jalan

raya)

Faktor pendorong terbesar

yang dirasakan pengendara

terkait pemakaian helm untuk

penumpang anaknya adalah

ketersediaan informasi

adanya pihak kepolisian yang

berjaga di daerah tertentu.

Sedangkan faktor lainnya

dianggap tidak menjadi

pendorong karena tergantung

dengan jenis jalan dan jarak

tempuh yang akan dilalui.

b. keahlian berkendara Sudah 13 tahun

mengendarai

motor, yakin anak

aman karena tidak

lewat jalan raya,

yang penting

berhati-hati selalu

Sudah sejak SMA

bisa mengendarai

motor, yakin anak

akan aman karena

di jalan raya

memakai helm

dan walaupun

tidak pakai helm

di nonjalan raya

Sudah 9 tahun

bisa

mengendarai

motor, yakin

anak aman,

karena merasa

sudah cukup

pengalaman

membawa

Sudah 15 tahun

bisa

mengendarai

motor, merasa

anak aman

karena selalu

pakai helm di

jalan raya,

karena sudah

Page 134: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

115

No Aspek Jawaban

Kesimpulan Ibu DAH Bapak HR Ibu WW Ibu ODP

risikonya lebih

kecil, yang

penting berhati-

hati dan lengkap

surat-surat

penting

motor, sudah

berhati-hati, dan

tidak lewat jalan

raya

memastikan

kondisi motor

baik, dan merasa

yakin dengan

diri sendiri

c. kemampuan

menyediakan fasilitas

Kalau tidak punya

helm khusus anak

lebih memilih

naik mobil

Kalau tidak punya

helm untuk anak,

akan pinjam

orang lain ketika

terdesak

Kalau tidak

punya helm

untuk anak,

akan pinjam

orang lain ketika

terdesak

Kalau tidak

punya helm

untuk anak,

akan pinjam

orang lain ketika

terdesak

d. keadaan emosi serta

paksaan dari pihak

luar

Tidak dipengaruhi

emosi atau

terpaksa oleh hal

apapun

Tidak dipengaruhi

emosi atau

paksaan dari hal

apapun

Tidak

dipengaruhi

emosi atau

paksaan dari hal

apapun

Tidak

dipengaruhi

emosi atau

paksaan dari hal

apapun

e. ketersediaan waktu Tidak terpengaruh

waktu (telat atau

tidak, tidak

mempengaruhi

pemakaian helm

pada anak)

Tidak terpengaruh

waktu (telat atau

tidak, tidak

mempengaruhi

pemakaian helm

pada anak)

Ada pengaruh

tapi kecil, tapi

tergantung juga

dengan jarak

yang akan

ditempuh (telat

tapi jauh dan

lewat jalan raya

tetap pakai

Tidak

terpengaruh

waktu (telat atau

tidak, tidak

mempengaruhi

pemakaian helm

pada anak)

Page 135: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

116

No Aspek Jawaban

Kesimpulan Ibu DAH Bapak HR Ibu WW Ibu ODP

helm)

f. ketergantungan

terhadap orang lain

Tergantung anak

kadang merasa

tidak nyaman dan

ingin ikut

temannya yang

tidak pakai helm

juga (ketika lewat

jalan raya anak

bisa dibujuk

untuk pakai helm)

Tidak ada

ketergantungan

pihak manapun

Tergantung anak

kadang merasa

tidak nyaman

(anak bisa

dibujuk untuk

pakai helm

ketika lewat

jalan raya)

Tidak

tergantung

anaknya, karena

anak yang

diantar sudah

sadar

pentingnya

pemakaian

helm, sudah

dibiasakan sejak

kecil.

Page 136: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

117

LAMPIRAN X

MATRIKS HASIL WAWANCARA MENDALAM INFORMAN PENDUKUNG (PENUMPANG ANAK)

No Aspek Pertanyaan Jawaban

Kesimpulan FT DR RK FZA

1 Perilaku Pengendara

1. apakah kamu selalu

diberikan helm saat

naik motor?

Alasannya?

Tidak selalu,

karena lewat jalan

pintas

Kalau lewat jalan

raya selalu, kalau

di komplek tidak

Kalau lewat

jalan raya selalu,

kalau lewat jalan

pintas tidak

Selalu, sudah

dibiasakan

orang tua,

rumah jauh,

lewat jalan raya

Pengendara cenderung tidak

memakaikan helm pada

penumpang anak ketika tidak

melewati jalan raya walaupun

memiliki helm khusus anak.

2. helm seperti apa

yang biasanya kamu

pakai?

Helm khusus

kepala anak

Helm apa saja Helm khusus

kepala anak

Helm khusus

kepala anak

2 Norma Subyektif Pengendara

siapa yang paling

bawel mengingatkan

pengendara dan kamu

untuk selalu pakai

helm?

Tidak ada orang

lain, hanya mama.

Lebih sering takut

polisi

Ibu suka ingetin

bapak kalo jalan

jauh saja dan

lewat jalan raya.

Bapak selalu

ingetin untuk

pakai helm, tapi

karena takut sama

polisi juga

Bapak kadang

ingetin mama

tapi kadang-

kadang. Mama

paling bawel.

Sama takut

polisi juga

Mama yang

paling sering

ingetin, dulu,

tapi sekarang

tanpa diingatkan

sudah kesadaran

sendiri

Pihak keluarga dianggap

tidak terlalu penting perannya

bagi pengendara dalam

mewujudkan perilaku

pemakaian helm pada

penumpang anak.

Page 137: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

118

LAMPIRAN XI

MATRIKS HASIL WAWANCARA MENDALAM INFORMAN KUNCI

No Aspek Pertanyaan

Jawaban

Kesimpulan Kepala Sekolah DIKYASA POLDA

METRO JAYA

DIKYASA

SATLANTAS Jakarta

Timur

1 Perilaku Pengendara

Gambaran perilaku

pengendara tentang

pemakaian helm pada

penumpang anak di

sekolah dan di daerah

Jakarta Timur

Karea mayoritas

domisili siswa tidak

terlalu jauh, yang

jauh lewat jalan raya

tidak sampai 50%

jadi lebih banyak

yang tidak pakai

helm untuk

penumpang anak,

karena jarak tempuh

yang dekat dan tidak

lewat jalan raya

Pemakaian helm bagi

penumpang anak adalah

sebuah hal yang sulit

untuk dilakukan

pengendara motor,

jangankan untuk

penumpang, untuk

dirinya sendiri sebagai

pengendara saja masih

banyak yang sering kali

tidak menggunakan

helm.

Memang masih banyak

yang belum memakaikan

helm pada penumpang

anak dari atau menuju

sekolah karena alasan

jarak dekat, tidak lewat

jalan raya, tidak ada

polisi, dan sebagainya.

Mayoritas pengendara dengan

penumpang anak di SDN

Cipinang Melayu tidak

memakaikan helm pada

penumpang anak karena

tempat tinggal yang lokasinya

dekat dengan sekolah dan

jarang melintasi jalan raya.

Belum ada kegiatan

sosialisasi keselamatan

berkendara di SDN Cipinang

Melayu 03. Sasaran pihak

kepolisian ada dua, yaitu

penyuluhan keselamatan

berkendara sejak dini dan

penyuluhan di masyarakat

tentang keselamatan

berkendara termasuk

penggunaan helm pada

penumpang anak supaya lebih

Bentuk kerja sama

antara sekolah dengan

kepolisian

Belum ada

sosialisasi dari

kepolisian, biasanya

kerja sama dengan

dinas pendidikan

dulu, baru turun ke

sekolah-sekolah

Belum dilaksanakan di

SDN Cipinang Melayu

03

Belum dilaksanakan di

SDN Cipinang Melayu

03 namun sudah

dilaksanakan di beberapa

daerah di Jakarta Timur

seperti Ceger, Bambu

Apus, dan Gempol.

Selain itu ada juga

Page 138: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

119

No Aspek Pertanyaan

Jawaban

Kesimpulan Kepala Sekolah DIKYASA POLDA

METRO JAYA

DIKYASA

SATLANTAS Jakarta

Timur

sosialisasi aman

berkendara ini ke TOGA

TOMAS di kelurahan

tertentu, by request dari

DIKYASA ke

Bimmassetempat, lalu

diaturkan jadwal.

tepat guna, namun diperlukan

kerjasama lintas sektor

dengan bimmas setempat

yang masih sulit

koordinasinya.

2 Norma Subyektif Pengendara

Peraturan yang

berlaku mengenai

pemakaian helm anak

- Diatur, tetap ada sanksi,

sesuai UU No.22 tahun

2009, standar SNI sama

dengan dewasa hanya

beda di ukuran helm,

namun dilapangan

sudah terlalu banyak

untuk diberikan tilang,

terlalu banyak yang

melanggar sehingga

yang dibutuhkan

masyarakat bukan

penilangan melainkan

pendidikan dan

sosialisasi.

Tetap harus pakai helm

khusus anak, ada

peraturannya. Tidak

ditegur bukan berarti

sudah benar, tapi

penindakan tidak hanya

sebatas tilang, peneguran

sudah termasuk juga,

semakin sering dilanggar

lama-lama akan ditilang.

Selain itu kondisi pagi

hari macet,

dikhawatirkan

menambah keparahan

kemacetan. Dibutuhkan

upaya pendidikan dan

Cara berpikir pengendara

perlu diubah sehingga

memakai helm pada

penumpang anak tidak hanya

di jalan raya atau saat ada

polisi yang bertugas saja.

Selain itu peran keluarga

sangat penting untuk

membentuk sikap anak sejak

dini tentang keselamatan

berkendara.

Page 139: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

120

No Aspek Pertanyaan

Jawaban

Kesimpulan Kepala Sekolah DIKYASA POLDA

METRO JAYA

DIKYASA

SATLANTAS Jakarta

Timur

sosialisasi, bukan hanya

sekadar penilangan yang

terus menerus diulangi

oleh pengendara.

Peran keluarga dan

masyarakat.

- Cara berpikir

pengendara harus

diubah, kecelakaan bisa

terjadi di mana saja,

kembali lagi ke orang

tua untuk selalu sadar

keselamatan anaknya.

Jika dibiasakan sejak

kecil maka di waktu

dewasa pasti sudah taat

aturan.

Cara berpikir pengendara

harus diubah, caranya

lewat sosialisasi dan

penyuluhan. Selain orang

tuanya yang diedukasi,

anaknya juga harus

diedukasi, oleh karena itu

penyuluhan safety riding

sudah ada dari TK. Di

jenjang TK dan SD

fokusnya memang ke

pemakaian helm, taat

rambu lalu lintas, mau

pakai helm, karena belum

dapat mengendarai

sepeda motor, supaya

anak-anak ini mampu

menegur orang tuanya

jika salah dan tidak taat

aturan

Page 140: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

121

LAMPIRAN XII

MATRIKS HASIL PENELITIAN

No Aspek

Wawancara

Observasi Kesimpulan Informan Utama

Pengendara

Informan

Pendukung

Penumpang

Anak

Informan

Pendukung

Satpam

Informan Kunci

1 Perilaku

Pengendara

Pengendara memiliki

kecenderungan untuk

memakaikan helm pada

penumpang anak hanya

jika akan melintasi

jalan raya atau

perjalanan yang cukup

jauh.

Pengendara

cenderung

tidak

memakaikan

helm pada

penumpang

anak ketika

tidak

melewati

jalan raya

walaupun

memiliki

helm khusus

anak.

Berdasarkan

pengalaman

menjaga

sekolah

sejak tahun

2001,

sedikit

sekali

pengendara

yang

membawak

an helm

untuk

penumpang

anak.

Mayoritas

tidak

membawak

an helm

untuk

Pengendara

dengan

penumpang anak

di SDN Cipinang

Melayu tidak

memakaikan helm

pada penumpang

anak karena

tempat tinggal

yang lokasinya

dekat dengan

sekolah dan

jarang melintasi

jalan raya. Belum

ada kegiatan

sosialisasi

keselamatan

berkendara di

SDN Cipinang

Melayu 03.

Pengendara tidak

memakaikan helm

pada penumpang

anak jika tidak

melintasi jalan raya

walaupun memiliki

helm khusus anak.

Pengendara cenderung

tidak memakaikan helm

pada penumpang anak

ketikatidak melintasi jalan

raya (rumah dekat, lewat

jalan pintas) walaupun

memiliki helm khusus

penumpang anak.

Page 141: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

122

No Aspek

Wawancara

Observasi Kesimpulan Informan Utama

Pengendara

Informan

Pendukung

Penumpang

Anak

Informan

Pendukung

Satpam

Informan Kunci

penumpang

anak.

Sasaran pihak

kepolisian ada

dua, yaitu

penyuluhan

keselamatan

berkendara sejak

dini dan

penyuluhan di

masyarakat

tentang

keselamatan

berkendara

termasuk

penggunaan helm

pada penumpang

anak supaya lebih

tepat guna, namun

diperlukan

kerjasama lintas

sektor dengan

bimmas setempat

yang masih sulit

koordinasinya.

Page 142: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

123

No Aspek

Wawancara

Observasi Kesimpulan Informan Utama

Pengendara

Informan

Pendukung

Penumpang

Anak

Informan

Pendukung

Satpam

Informan Kunci

2 Niat

Pengendara

Pengendara memiliki

niat untuk memakaikan

helm pada penumpang

anak hanya ketika akan

melintasi jalan raya,

jarak tempuh yang jauh,

dan memiliki informasi

adanya pihak kepolisian

yang berjaga.

-

- - - Pengendara memiliki niat

untuk memakaikan helm

pada penumpang anak

hanya ketika akan

melintasi jalan raya, jarak

tempuh yang jauh, dan

memiliki informasi adanya

pihak kepolisian yang

berjaga.

3

Sikap

Pengendara

Pengendara

beranggapan bahwa

helm tidak penting jika

tidak melintasi jalan

raya atau jika jaraknya

dekat dan memiliki

anggapan bahwa

sosialisasi dari polisi ke

sekolah tidaklah terlalu

penting untuk dirinya,

lebih mengarah ke anak

sekolah saja. Sehingga

memakaikan helm pada

penumpang anak

- - - Walaupun

memiliki

pandangan bahwa

helm itu penting,

pada realisasinya

pengendara tetap

tidak memakaikan

helm pada

penumpang anak

karena dianggap

tidak penting ketika

hanya melintasi

jalan pintas/jarak

dekat.

Pengendara memandang

pentingnya helm hanya

sebatas ketika akan

melintasi jalan raya atau

jarak tempuhnya jauh.

Page 143: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

124

No Aspek

Wawancara

Observasi Kesimpulan Informan Utama

Pengendara

Informan

Pendukung

Penumpang

Anak

Informan

Pendukung

Satpam

Informan Kunci

hanyalah suatu hal yang

bersifat normatif.

4 Norma

Subyektif

Pengendara

Adanya dorongan dari

pihak keluarga maupun

orang tua lain dalam hal

memakaikan helm

untuk anak tidak

diperdulikan oleh

pengendara dan

dianggap kurang

penting, karena hanya

bergantung dari

dorongan adanya pihak

kepolisian yang berjaga

di daerah tertentu yang

akan dilewati.

Pihak

keluarga

dianggap

tidak terlalu

penting

perannya

bagi

pengendara

dalam

mewujudkan

perilaku

pemakaian

helm pada

penumpang

anak.

- Cara berpikir

pengendara perlu

diubah sehingga

memakai helm

pada penumpang

anak tidak hanya

di jalan raya atau

saat ada polisi

yang bertugas

saja. Selain itu

peran keluarga

sangat penting

untuk membentuk

sikap anak sejak

dini tentang

keselamatan

berkendara.

adanya lingkungan

teman sebaya tidak

mempengaruhi

pengendara untuk

mengubah

perilakunya

(dianggap tidak

penting)

Motivasi terbesar untuk

berperilaku memakaikan

helm pada penumpang

anak adalah dorongan

subyektif dari pihak

kepolisian sedangkan

dorongan dari keluarga

dan lingkungan teman

sebaya dianggap tidak

penting.

5 Persepsi

Kontrol

Perilaku

Pengendara

Faktor pendorong

terbesar yang dirasakan

pengendara terkait

pemakaian helm untuk

- - - Pengendara

melewati rute yang

sama setiap hari

(DAH, WW, HR

Informasi adanya pihak

kepolisian yang berjaga

menjadi faktor paling

menentukan niat dan

Page 144: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

125

No Aspek

Wawancara

Observasi Kesimpulan Informan Utama

Pengendara

Informan

Pendukung

Penumpang

Anak

Informan

Pendukung

Satpam

Informan Kunci

penumpang anaknya

adalah ketersediaan

informasi adanya pihak

kepolisian yang berjaga

di daerah tertentu.

Sedangkan faktor

lainnya dianggap tidak

menjadi pendorong

karena tergantung

dengan jenis jalan dan

jarak tempuh yang akan

dilalui.

tidak lewat jalan

raya, ODP lewat

jalan raya)

sehingga walaupun

menerima

informasi ada razia

ketika di jalan

pintas yang biasa,

mereka tetap tidak

memakaikan helm

pada penumpang

anak (meyakini di

jalan pintas tidak

ada razia).

Pengendara

memiliki

keseimbangan dan

penggunaan fitur-

fitur sepeda motor

dengan baik.

Memiliki helm

khusus anak namun

tetap tidak

perilaku yang akan muncul

dalam memakaikan helm

pada penumpang anak.

Dengan adanya polisi,

maka perilaku

memakaikan helm pada

penumpang anak menjadi

lebih mudah untuk

diwujudkan. Komponen-

komponen lain di dalam

aspek persepsi kontrol

perilaku tergantung

dengan jenis dan kondisi

jalan yang dilalui.

Page 145: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

126

No Aspek

Wawancara

Observasi Kesimpulan Informan Utama

Pengendara

Informan

Pendukung

Penumpang

Anak

Informan

Pendukung

Satpam

Informan Kunci

memakaikan helm

tersebut jika tidak

melintasi jalan

raya. Di pagi hari

walaupun agak

terlambat tetap

berperilaku seperti

biasa.

Page 146: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

127

Lampiran XIII

TRANSKRIP WAWANCARA MENDALAM

Keterangan :

P = peneliti

N = narasumber

INU = informan utama

IPN = informan pendukung

IKU = informan kunci

INFORMAN UTAMA

1. INU – DA ( Ibu Dwi Ayu)

Tanggal : 8 Juni 2017

Tempat : SDN Cipinang Melayu 03

Wawancara I (W1)

1 P : Eee.. jadi dimulai dari ini tante, eee..sebenernya tante, tante sekarang

bawa helm gak buat anaknya?

2 N : Nggak.. aku gak bawa

3 P : Nggak, gak bawa?

4 N : Gak bawa

5 P : Tapi, sebenernya seberapa sering sih tante eee, ngebawain helm

khususnya kalo ke sekolah?

6 N : Sebenernya dari awal, dari TK, SD kelas 1, kelas 2, itu selalu pakai

helm, pake masker, karena ingin safety ya, sayanya juga pake, tapi

lama-lama kayaknya tuh anak-anak gak betah aja, karena mungkin

jarak gak terlalu jauh, trus dia tidak lewat jalan raya kan, tapi kalau

lewat jalan raya tuh saya suka wajibin pake helm, soalnya lewat jalur

besar tuh yang jalan raya. Tapi kalo kayak gini kan lewat komplek ke

komplek ya, jadi gak..dia juga ngeliat temen kalo anak saya modelnya

gitu, walaupun kalo saya kan membiasakan tertib, kalo pake pake nak,

bunda selalu bawain tapi memang anaknya gakmau, karena perkara

mungkin dia ngeliat temen, “itu dia gak pake, kenapa aku pake?” udah

gitu mungkin gak nyaman gerah ya, kalo pake helm kan suka gerah,

jaraknya juga gak jauh, jadi ya mulai dari situ lah anak mulai gak pake,

masker aja dia sekarang gak mau pake, “masker lah nak,”, kan polusi

saya kan mikirnya kesitu, kalau saya selalu harus bunda harus pake ,

“bunda bawain, kamu pake” , “nggak ah gabisa napas” lah apalah

alesannya gitu anak-anak gitu. Helm aja udah gak mau, masker tambah

gakmau lagi. Sedih bunda dek sebenernya, saya sampe kesitu, karena

ini udara kamu liatnya keliatan gak ada apa-apa, tapi udara kotor loh

nak, polusi, liat jumlah mobil, apalagi kalo udah lewat tol kan,

jembatan tol itukan, mobil tuh jumlahnya berapa ratus, di langit, asep-

asep tuh keluar dari situ, itu ya emang anaknya yang gakmau, jadi ya

lama-lama saya gak bawa, cuman kadang saya suka wajib bawa, kalo

gak cuma pake masker kacamata, karena ya kesekolah aja kan deket

ini, kecuali ada niat mau ke jalan raya.

Page 147: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

128

7 P : Kalo misalnya yang ke jalan raya gitu, anaknya gak protes tante?

dipakein helm dia..

8 N : Harus pake, kalo saya. Penting ya helm sebenernya. Karena kan jalan

umum, bisa ada polisi dan lain-lain kan, paling nggak takutnya sama

polisi ya, hehehe, pikiran saya kan cari aman, misalnya sejelek-

jeleknya ada jatuh atau apa, kepala kan gak kebentur kan gitu, saya kan

berpikirnya kesitu Cuma kan anaknya itu suka susah dibilangin, kalo

sekolah gini jadi gakmau pake. Karena lewat jalan dalem kan ya,

jadinya lebih aman gitu gak banyak kendaraan lain dan risiko.

9 P : Hemmm, emang akses untuk kesininya gak lewat jalan raya ya?

10 N : Nggaak, tidak lewat jalan raya, kecuali kalo memang harus les, lewat

jalan raya, saya bawa mbak, Cuma memang kadang anaknya gakmau

pake, gitu. apalagi kalo ada temennya lagi nebeng, sebenernya saya

berpikir, ini risiko buat saya, saya bawa anak dua gak pake helm, gitu

kaan, mau gak mau saya paksa pakai helm, kalo ada apa-apa risiko

soalnya

11 P : Tapi tante selama ini, selama….apa namanya, bawa anak naik motor,

pernah ini nggak..kasarnya ketilang lah sama polisi?

12 N : Nggak, karena memang saya gak pernah keluar

13 P : Kalo misalnya di jalan raya pun, misalnya ada polisi, selalu dipakein

helm, gak pernah ada kejadian di stop sama polisi?

14 N : Nggak sih mbak. sebenernya kan saya gak punya SIM C, jadi kalo saya

keluyuran kemana-mana saya pake mobil, jadi memang motor

istilahnya untuk akses tidak diluar, di jalan raya, kecuali langsung les,

lewat jalan Jatiwaringin tuuuh..kan itu jalan besar harus pake helm, ya

cuman anaknya gakmau harus dipaksa, kalau saya wajib udah.

15 P : Tapi tante tau gak, sebenernya kepolisian itu punya program semacem

penyuluhan gitu untuk keselamatan berkendara, tante pernah denger

atau pernah dapet nggak?

16 N : Pernah denger dari adik saya, karena dia orang motor,

17 P : Maksudnya orang motor?

18 N : Klub gitu, klub tiger, apa tuh namanya…?

19 P : Perkumpulan..? komunitas..?

20 N : Iyaa, komunitas. jadi ada info dari situ, kadang-kadang acara polisi kan

mereka diundang tuh, ada komunitas motor, suka dapet helm, dia

pernah dapet trus mungkin gakmau dipake, jadi dikasih ke saya

21 P : Trus tante, kalo misalnya di jalan nih, atau dimana gitu, ketemu kayak

polisi lagi ngadain sosialisasi gitu, menurut tante, respon tante kayak

gimana? maksudnya, ya kalo misalnya lagi ada acara sosialisasi atau

penyuluhan dari pihak kepolisian di sekolah,

22 N : ya gapapa ya malah bagus ya, malah bagus, biar ngerti semua gitu,

kalo saya termasuk orang yang patuh, jadi dengerin aja kalo ada

sosialisasi seperti itu, biar patuh aturan lalu lintas lah ya. Tapi kalau

dipikir-pikir sosialisasi di sekolah lebih cocok untuk anak ya daripada

untuk orang tuanya, karena kan orang tua juga gak banyak, sering ada

kegiatan jadi dengerinnya gak fokus

23 P : Trus tante selama ini tante kalo anak emang tante sendiri yang anter

jemput, atau pernah ada misalnya ayahnya

Page 148: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

129

24 N : Pernah sih ayahnya yang anter

25 P : Itu gimana? maksudnya tante tetep mewajibkan juga anaknya harus

pake helm atau tergantung jaraknya juga?

26 N : tapi kan anaknya tetap gakmau pake helm kalo deket, jadi ya gak

nyuruh-nyuruh lagi, kalo jauh wajib

27 P : Jadi kembali lagi ke anaknya ya tante?

28 N : Ho-oh..selain itu kan saya pikir, udah lah emang jalurnya juga jalur

yang gak jalur umum, gak terlalu rame, jadi ya, paling minimal jadi

topi, karena panas, gitu aja

29 P : Kalo misalnya temen tante nih ada mungkin yang bawa helm buat

anaknya, ada juga yang nggak, iya kan. kalo dari tante sendiri pernah

gak sih mencoba untuk ee..istilah kasarnya nyuruh lah, kok anaknya

gak dibawain, pakein dong, gitu, pernah gak tante kayak gitu?

30 N : Kebetulan, temen-temen memang jalurnya sama sih mbaak, jadi dia,

kecuali misalnya mungkin agak jauh, ohh..saya ada temen, tetangga

misalnya, ini dia mau pulang dari apa, komplek situ ya, dari situ dia

mau pulang ke arah, kranggan gitu, ada anaknya di depan, anak umur

tiga empat tahun, itu gak pake apa-apa, “nan, itu anak gak dikasi

masker, dikasi apa kek penutup,” maksud saya supaya anaknya aman

gitu, helm aja nggak, kalo saya anak saya dari kecil saya pakein ini

*menirukan cara memakaikan masker* diiket rapi, kalo ada lagi

dititipin ponakan juga saya pakein helm anaknya walaupun helmnya

gambar kartun juga hehehe, ada penutupnya masker pake, jaket selalu

pake, karena memang berisiko kita dijalan, kan melindungi diri juga ya

mbak

31 P : Trus tante berarti kalo misalnya dari tante pribadi, memang balik lagi

ke jarak ya tante, maksudnya jarak dan kondisi sekitar tempat tante

lewat gitu ya?

32 N : Iya…iyaa, kalo saya anggap masih aman kan speed nya kan gak

kenceng jadi yasudahlah, dulu saya biasakan pake helm, tapi lama-

lama gakmau, terasa panas, gerah, pake masker juga gakmau, “bunda

takut kamu sakit, rata-rata anak-anak sekarang sakit paru-paru,” saya

selalu alasannya gitu, yang ilmiah, biar ngerti, paling ntar dijalan

“debu, debu, debu, tutup idungnya” gitu paling saya, “liat tuh debu”

33 P : Tapi tante kalo misalnya selama ini, kan tadi tante bilang kan banyak

yang suka lewat jalan belakang-belakang sini kan, maksudnya kalo

emang lewat sana selalu aman ya tante? maksudnya gak pernah ada

kejadian atau berita apa gitu maksudnya?

34 N : Sebenernya ada..ini mama rati pernah ditabrak sama anak SMP yang

bawa motor, kena lah kakinya, bukan kecelakaan yang artinya dalam

kecepatan yang tinggi, karena memang jalannya jalan dalem sih ya,

gak kenceng-kenceng, kecerobohan anak orang aja

35 P : Trus tante kalo misalnya di rumah, atau temen, atau tetangga, apa

namanya, yang mempengaruhi tante sendiri untuk ngasih helm ke anak

ada gak, misalnya suami tante, atau emang dari tantenya sendiri?

36 N : Dari saya nya sendiri, suami saya malah gak mikir itu anaknya dikasih

apa gitu, alah udahlah deket gitu. “gak, kalo pergi jauh harus”.

misalnya dibawa main ke Jatiasih, dijalan ada angkot kan, pake jaket

Page 149: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

130

kacamata, itu udah minimal. Orang tua lain juga gak ngaruh sih, balik

ke pribadi masing-masing aja

37 P : Tapi tante kalo selain dari diri tante sendiri gitu ada gak sih kayak

ngerasa “wah kayaknya saya perlu ngasih helm” tapi selain dari diri

tante sendiri gitu, karena keadaan kayak gimana gitu, apa sebates ada

polisi aja atau maksudnya, diluar selain diri tante ya, berarti kan tadi

maksudnya gak ada tuh suami ngingetin atau temen, berarti hanya

sebates dari..

38 N : Dari saya..

39 P : Berarti kalo misalnya ada atau nggaknya polisi ngaruh gak ke

pemikiran tante gitu, karena gak ada polisi jadi kayak gak usah

dipakein, atau karena ada polisi jadi dipakein karena takut ditilang

40 N : Kan memang, biasanya kan memang polisi adanya kan di jalur-jalur

lalu lintas ya, jadi saya berpikirnya karena memang tidak lewat jalur-

jalur seperti itu, saya anggap gak jadi masalah kalo gak pake, jadi anak

gakmau yaudah, pake yang minimal untuk melindungi dirinya sendiri,

dari polusi kan nutup idung, kalo kadang suka kelilipan ya pake lah

kacamata, itu aja, jaket, jaket tutup kepala supaya gak kepanasan, kalo

gerimis juga lumayan lah ya buat apatuh, he-eh, menghalangi air

41 P : Tapi kalo lewat jalan raya..

42 N : Harus pakee. biasanya saya bawain, karena saya berpikirnya itu

terutama, ya risiko ya, kalo ada apa-apa kan, misalnya jatuh,

kecelakaan, ya bayangan jelek aja kan kadang-kadang tu muncul,

disamping itu polisi juga kan, yang gapake helm udah pasti distop,

43 P : Ini juga tante, apa namanya, eeeh, kalo misalnya ada temen yang gak

bawa helm buat anaknya itu mempengaruhi tante gak sih kayak

misalnya “dia aja gak bawa” gitu “apa gak usah aja ya”, selain dari

karena jarak tadi ya tante

44 N : Misalnya di jalan umum gitu?

45 P : Iya

46 N : Oh iya saya komentar diri sendiri ya, artinya, karena saya gak kenal

jadi saya gak tegur gitu, paling biasanya dari dulu saya suka mikir gini,

kadang saya bawa mobil, saya liat orang naik motor bawa anak gak

dipakein jaket, gak dipakein helm, biasanya saya mikir “tu tega banget

orang tua anaknya gak dipakein pelindung” gitu loh buat anaknya

sendiri, kalo jatuh gimana. jadi ya ini sendiri sih ya, karena saya

gakenal sama orang itu, jadi kalo mau negur juga saya gak enak.

kecuali temen mungkin ya, kalo temen paling apa ya, “itu anak lu, kaga

dipakein helm” apa gimana lah gitu bahasa-bahasa kita sama temen

gitu lah ya, paling gitu

47 P : Iya tante, maksudku gini, misalnya eee, akses dari rumah ke sekolah

misalnya lewat jalan raya nih, ho-oh, nah trus temen-temen tante disini,

banyak yang gak bawain helm buat anaknya, padahal lewat jalan raya

juga, nah kira-kira dengan banyaknya temen-temen yang gak bawa

helm, sikap tante tuh gimana? maksudku tante terpengaruh gak sama

mereka? atau tetep bawain helm buat anak, gitu

48 N : Rasanya sih saya tetep ya, karena lewat jalur jalan raya gitu kan, kalo

saya tetep, mungkin kembali ke anaknya nih, anaknya terpengaruh gak

Page 150: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

131

sama temennya, “itu dia gak pake, ngapain sih bun aku pake?” gitu,

jadinya kan saya dianggap anak terlalu ketakutan atau kenapa gitu,

nggak, yang melindungi diri kita kan ya diri kita sendiri, bukan orang

lain, kalo orang lain biarin aja terserah mereka, jadi saya mikirnya gitu,

kalo orang lain biarin aja gitu urusan mereka lah gitu, kalo ngomong ke

anak ya kayak gitu,

49 P : Iya tante, terus, hmm, oh iya tante, misalnya, misalnya nih, eeh, akan

diadakan razia, di sekitar, maksudnya di jalan-jalan kecil ternyata ada

operasi kecil dari kepolisian, trus tante dapet info itu misalnya dari

mulut ke mulut gitu nah kira-kira itu mempengaruhi tante gak jadi “ah

katanya ada razia tuh disitu”, kira-kira besokannya tante ngasih helm

gak ke anaknya?

50 N : Pasti ngasih kalo saya punya sim ya, tapi kalo saya ga punya sim kan

saya gaberani lewat situ, karena razianya sim

51 P : Kalo razianya bukan sim, kayak..

52 N : Ohhh pake, karena memang kan jalur-jalur resmi gitu kan, jalur lalu

lintas, tertib lalu lintas, itu pasti pake,

53 P : Razianya bukan SIM tante, dan di jalan kecil maksud aku

54 N : Oh, biasanya kan kalo polisi razia nya SIM dan surat-surat ya, kalo

memang ada razia seperti itu di jalan pintas, kan saya gapunya SIM ya,

mending saya naik mobil aja kalo udah tau ada razia begitu, daripada

sanksinya dobel kan, SIM gak ada, anak gak pake helm pula

55 P : Oh iya tante, sebelumnya udah berapa lama bisa bawa motor?

56 N : Saya bisa bawa motor dari kelas 6 SD

57 P : Oh, udah lama banget ya

58 N : Udah, tapi setelah itu puluhan tahun gak bawa motor, baru aktif bawa

motor itu setelah punya anak, terpaksa saya harus anter, anak saya

umurnya sudah 12, ya berarti sudah sekitar 13 tahun,

59 P : Kelas 6 ya tante?

60 N : He-eh kelas 6

61 P : Jadi kalo misalnya kutanya, sebenernya dari pribadi tante sendiri tante

merasa yakin gak sih kalo dijalan kayak, “anak gue pasti selamat nih

sama gue” kasarnya kayak gitu, maksudnya tante persentasenya kira-

kira seberapa besar keyakinannya dan gimana kalau terjadi sesuatu

sama anaknya yang tidak diinginkan?

62 N : Ya Insya Allah ya, namanya ibu kan, anak deket dia ya pasti rasanya

aman-aman aja, dulu malah saya bawa anak dua duanya saya bawa,

digendong, rapet lah gitu naik motor, kalo lewat jalan raya abangnya

harus pake, kalo lewat jatiwaringin, harus les gitu kan, saya harus

pakein helm, kalo jalan raya aja pokoknya, soalnya kan lebih berisiko

gitu, lebih banyak mobil, belum lagi yang ngebut-ngebut, kalau

komplek atau jalan dalem kan lebih aman, kendaraan dikit jalannya

pelan. Rasanya pasti menyesal dan akan berusaha memperbaiki

kedepannya, mudah-mudahan gak sampai terjadi ya, tapi selama ini

memang saya selalu mewajibkan untuk pakai helm ke jalan raya

63 P : Trus tante kalo misalnya kondisi jalannya disini misalnya jalannya

rusak, atau jalannya istilahnya yang membahayakan lah misalnya ada

Page 151: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

132

jalan yang kayak, gimana ya, ya gitu, ada jalan yang rusak atau

tikungannya terlalu tajam, jadi kan kadang kalo mau belok juga

takutnya nabrak sama orang yang dari arah sana, dengan kondisi jalan

yang kayak gitu sebenernya mempengaruhi tante gak sih kayak takut

keselamatannya terganggu kah atau kayak gimana?

64 N : Pasti lah, kita harus hati-hati hati-hatinya ya mungkin dengan cara

speednya dikurangin, klakson misalnya gak keliatan ya ada tikungan,

ya pasti kita yang harus hati-hati, saya gitu, jadi pelan-pelan, kadang

kita udah hati-hati ada aja kan orang yang ceroboh, ya gitu aja sih,

pengaruh lah pastijaga speednya trus motor juga harus fit lah ya kalo

remnya bermasalah mendingan cepet-cepet beresin masalahnya kan

fatal banget

65 P : Trus tante, eeeh, apa namanya, yang biasa tante pakein helm buat anak

memang helm khusus untuk ukuran kepala dia kah atau yang penting

helm aja gitu?

66 N : Ada memang ukuran dia, untuk dia sendiri

67 P : Trus tante, kalo nih misalnya, tante mau lewat jalan raya, tapi kondisi

tante saat itu gak punya helm untuk anaknya,

68 N : Gak berani saya,

69 P : Oh berarti gak jalan?

70 N : Nggak jalan mendingan kalau gak helm untuk anak. Mending naik

mobil aja. Kalau gak punya helm tapi butuh untuk jalan, saya lebih

baik gak jalan naik motor, naik mobil aja, daripada risiko kan

71 P : Oh..

72 N : Hehehe. daripada nekat, saya gakmau risiko, itu temen saya ada begitu

berani, saya gak berani, berisiko, mendingan gak usah

73 P : Ada rasa terpaksa gak sih tan, kalo misalnya keadaan lagi emosi atau

gimana, tetep ngasih helm kah?

74 N : Selama lewat jalan raya, misalnya anter anak les, pasti saya kasih, gak

ada rasa terpaksa dalam keadaan apapun, emang dari saya sendiri,

karena udah tau peraturannya kan, kita udah tau peraturannya, tapi kalo

udah dilanggar kan sanksinya berat

75 P : Trus tante biasanya kalo misalnya lagi telat atau kayak gimana

nganterin anak sekolah itu ngaruh gak sih kayak eeh misalnya tadinya

mau makein helm nih buat anaknya, tapi karena udah terlambat jadi

karena cepet-cepet yaudah deh jadinya gak usah dipakein helm, itu

ngaruh gak tante?

76 N : Nggak sih, saya kudu wajib tetep, karena itu memang wajib ya, ya

pake, biar terlambat daripada gak selamat, hehehe, berisiko

77 P : Trus tante berarti istilahnya kalo keberhasilan tante ngasih helm ke

anak berarti yang paling ngaruh selain dari diri tante ya anaknya itu

sendiri ya tante?

78 N : Iya dong, anak sendiri yang paling menentukan, tapi tetep kalau

dijalan raya harus

79 P : Kalo dia gakmau, karena emang jaraknya deket ya, tante ngalah ya

jadinya

80 N : Iyaa, abis gimana,gakmau pake, nanti jadinya ngambek. Tapi kalau

lewat jalan raya dia ngerti saya paksa, jadi bisa diakali, kalau gak lewat

Page 152: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

133

jalan raya baru saya biarkan

81 P : Tapi tante kalo misalnya sebenernya nih selain dari alasan karna deket,

sebenernya ada gak sih niat dari tante gitu, tapi sebenernya ada gak niat

pengen untuk selalu ngasih kemanapun walaupun itu deket ataupun

jauh gitu

82 N : Ya deketnya itu kan ada ini lah, ada..ada jarak ya dulu kan saya

membiasakan, rumah saya kan jaraknya…arah gamprit trus kesini tuh,

buat saya dulu lumayan ya, itu anak saya selalu saya pakein, dari awal

sekolah pokoknya, karena dulunya saya bawa mobil, baru-baru itu

pake motor jadi pengennya selalu safety, terpaksa saya harus bermotor

ria karena kondisi jalan kan macet, motor tuh lebih simpel, cepet, irit

waktu, eehh apa tadi?

83 P : Niat tante…

84 N : Oh iyaa ada niat mah, tapi karena sekarang-sekarang anaknya juga

gakmau, dan lebih aman lah ya jalan dalem, jadi jarang dipakein

85 P : Jadi tan, kalau ditanya seberapa besar persentasenya keberhasilan

merealisasikan niat seberapa besar?

86 N : 80% kayaknya ya, karena aku kalau lewat dalem gapernah kasih helm,

tapi kalo lewat jalan raya selalu pakein helm untuk anak saya.

Page 153: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

134

2. INU – DA ( Ibu Dwi Ayu)

Tanggal : 19 Desember 2017

Tempat : SDN Cipinang Melayu 03

Wawancara II (W2)

1 P Tante maaf aku mau tanya-tanya lagi nih..

2 N Iya gak papa eeeh silahkan aja

3 P Waktu itu aku sempat nanya tante, tentang pentingya sosialisasi helm

anak di sekolah, menurut tante bagaimana? Penting nggak?

4 N Ehm, kalau sosialisasi di sekolah berarti sasarannya ke anak ya,

penting sih

5 P Kalau sosialisasinya sekalian untuk orang tuanya gimana menurut

tante?

6 N Wah, kalau menurut saya kurang efektif ya, lebih pas langsung ke

anaknya gitu, takutnya kalau buat orang dewasa malah nggak fokus,

mendingan di rumah-rumah atau di kelurahan gitu, sekalian sama adain

acara apa, menurutku lebih pas

7 P Oh iya tante mau nanya lagi, kalau misalnya diingetin sama suami, jadi

suka makein helm sama anaknya nggak?

8 N Jarang banget mbak, apalagi tau ke sekolah deket, malah sayanya yang

kadang malas pakeinnya walaupun diingetin, udah gitu juga anaknya

gamau kan kalo deket doang mah

9 P Kalo ibu-ibu lain tante, pernah ada yang negur gak untuk pakein helm

ke anak?

10 N Nggak sih ya, udah pada tau rumah saya gak begitu jauh, trus juga ya

terserah mereka sih mau komen apa yang penting aku bisa jagain anak

saya aja hahaha, ga ikut-ikutan ibu-ibu lain sih saya mah

11 P Sekian dulu tante yang aku tanyakan, nanti kalau ada perlu lagi aku

tanya-tanya lagi ya tante?

12 N Oh iyaa gapapa silahkan aja

Page 154: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

135

3. INU – HR (Pak Heri)

Tanggal : Selasa 18 Juli 2017

Tempat : SDN Cipinang Melayu 03

Wawancara I (W1)

1 P : Sebelumnya bapak rumahnya di mana Pak?

2 N : Eee, di Kodam

3 P : Sehari-hari kalo nganter anak sekolah emang naik motor?

4 N : Iya

5 P : Selalu bapak yang anter atau gimana?

6 N : Saya sendiri

7 P : Oh selalu ya pak?

8 N : He-eh

9 P : Eee, anaknya selain yang kelas ini, ada lagi gak yang dianterin bapak

naik motor?

10 N : Eee, nggak ini aja masalahnya yang itu naik ojek dia

11 P : Oh, sendiri ya?

12 N : Iya sendiri

13 P : Oh iya, sebelumnya bapak kalo nganterin anak ke sekolah dipakein

helm gak pak anaknya?

14 N : Hmmm, pake

15 P : Pake?

16 N : Pake

17 P : Helmnya helm khusus ukurannya dia atau yang penting helm?

18 N : Khusus, ukuran dia

19 P : Kalo boleh tau sekarang bapak bawa nggak?

20 N : Gak dibawa..

21 P : Oh gak dibawa, tapi biasanya dipakein?

22 N : Pake, pakein

23 P : Mau itu ke sekolah atau ke jalan raya gitu pak?

24 N : Iya, pake

25 P : Hari ini kalo boleh tau kenapa pak gak dibawain?

26 N : Karena kan rumah saya di pondok kelapa nih, disini rumah mbah nya

27 P : Ohh yang di Kodam rumah mbahnya?

28 N : He-eh, jadi udah sampe situ dilepas semua helmnya

29 P : Oh dilepasnya di..

30 N : Iya di Kodam sinii

31 P : Oh dari Kodam kesininya gak pake helm?

32 N : Gak pake helm

33 P : Trus pak yang mau saya tanyain, yang bapak tau eeeh, yang bapak tau

tentang helm buat anak tuh apa aja sih pak? (misalnya mulai dari

manfaatnya apa, dan lain sebagainya yang bapak tau, helm seputar

anak tuh kayak gimana?) trus helmnya sesuai ukuran kepalanya atau

nggak pak?

34 N : Ya manfaatnya untuk keselamatan aja yakan..Cuma pake helm biasa

aja, gak punya helm khusus anak, yang penting ada helm, biar gak

ketilang

35 P : Trus menurut bapak helm untuk anak ada standarnya gak sih menurut

Page 155: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

136

bapak yang kayak gimana gitu

36 N : Ya pokoknya si SNI aja

37 P : Oh gitu

38 N : Iiiyaa

39 P : Trus pak mau nanya lagi nih kalo misalnya nih dijalan, entah dijalan,

entah disini atau dimanapun, bapak ngeliat ada pihak kepolisian

misalnya lagi ngadain eee, kegiatan sosialisasi safety riding,

sebelumnya bapak tau kan ya safety riding itu apa?

40 N : He-eh, he-eh..

41 P : Bapak ada ini gak sih, kayak pengen tau gitu itu lagi ada sosialisasi apa

sih, misalnya gitu, ada keinginan gak dari bapak ya kayak misalnya

berenti atau nanya bentar sama orang, itu lagi ada apaan sih? atau

lewat aja apa gimana?

42 N : Saya kalo itu paling nanya bentar itu ada apaan..rame-rame gitu

43 P : Trus kalo udah tau lagi ngomongin safety riding bapak ngedengerin

apa lanjut aja?

44 N : Paling dengerin sebentar aja, kalo emang buru-buru kan lanjuuut, tapi

kalo lagi lowong saya dengerin

45 P : Eeeh, trus pak, nah kalo misalnya udah dapet info tentang safety riding

nya kedepannya kira-kira bapak gimana kalo udah tau info-info kayak

gitu? (maksudnya memperbaiki perilaku bapak kah atau tetep..)

46 N : Ya memperbaiki yakalo udah tau mah, manfaat dari safety riding itu

aja, kita iniin…lakukan

47 P : Trus pak menurut bapak, helm untuk anak tuh penting gak sih pak?

48 N : Ya penting, namanya kita pake motor penting, pake, terutama di jalan

raya ya, kalau jalan kecil mah gausah gapapa

49 P : Pentingnya untuk apa pak?

50 N : Ya buat keselametan intinya, salah satunya, ye kan?

51 P : Spesifik keselamatannya apa aja pak kira-kira?

52 N : Ya paling keselametan untuk masalah kecelakaan ya, kita kan aman ya

kalo itu kan, jadi gaterlalu parah kalo berbenturan kan, ada aman, ye

kan, ada pelindungnya ye kan kepala

53 P : Trus pak, eeeh, pernah gak sih yang anter anak bapak sekarang nih

bukan bapak? (maksudnya orang lain gitu, misalnya bapak lagi

gakbisa, apa selama ini selalu bapak yang anter?)

54 N : Selalu saya

55 P : Ohhh selalu bapak yang anter ya?

56 N : Iya iya…

57 P : Kalo misalnya, misalnya niiih, suatu hari bapak gak bisa nganterin, eeh

anak bapak, misalnya bapak minta tolong sama tetangga atau mungkin

ibunya, tantenya, atau siapapun bapak maintain tolong, kira-kira bapak

ini gak, eeeh, ngasihtau ke orang itu gak “anak saya jangan lupa

dipakein helm” gitu, apa terserah orangnya?

58 N : Ya namanya kalo kita kan, tetep disuruh pake helm, memang lewat

jalan rayaaa, ye kan

59 P : Kalo yang dari pondok kelapa itu ya pak? Kalau dari kodam gimana

pak?

60 N: Gausah gapapa itu mah, udah dalem komplek, lebih aman, deket juga

Page 156: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

137

soalnya

61 P : Eeh, trus pak, nah ini pak, misalnya, amit-amitnya kalo misalnya lagi

sama bapak nih, tiba-tiba dijalan terjadi suatu hal yang tidak

diinginkan, misalnya kecelakaan atau gimana, trus itu ada dampaknya

sama anak bapak, mau itu anak bapak pake helm atau gak pake helm,

nah tanggapan bapak tuh gimana? (apa bapak merasa bersalah banget

atau kayak gimana, bisa dijelasin gak pak?)

62 N: Ya gimana ya, masalahnya kita kan kalo kejadian kayak gitu kan

gimana juga kan, kit amah yakin aman dijalan, tapi kalo emang udah

takdir ya gimana, yang penting kita udah lengkap aja, pake helm

semua, iya..kalo itu mah tinggal kitanya sendiri kan, bawa motornya

gimana kan, iyaa..

63 P : Berarti bapak kalo misalnya ngasih helm ke anak bapak, rasa tanggung

jawab bapak itu sebesar apa sih? (maksudnya emang harus selalu wajib

ya pak kalo misalnya jalan tuh)

64 N: Iya wajib, masalahnya di jalan raya kan wajib, pake, takutnya entar

kenapa-napakan, biarpun kitanya udah hati-hati tapi kan ditabrak dari

belakang kan, naaah..iya, iyaa

65 P : Trus pak kalo misalnya kan tadi bapak bilang bapak selalu ya pak

ngasih helm ke anaknya, itu hal-hal apasih yang membuat bapak

merasa “helm tuh penting buat anak saya” gitu?

66 N: Ya penting untuk keselamatan aja udaaah, yak an juga namanya

kewajiban kan, pake motor harus pake helm,

67 P : Nah misalnya bapak dijalan ngeliat kecelakaan nih, bukan terhadap

bapak tapi sama orang lain yang mungkin melibatkan anak kecil, nah

tanggapan bapak itu gimana? (ngaruh ke tindakan bapak kedepannya

gak, “wah berarti saya harus lebih hati-hati”, atau seperti apa gitu)

68 N: Ya berarti kalo emang lagi kejadian kayak gitu harus lebih hati-hati aja

ye kan, namanya takut kejadian begitu kan, iyaaa, hati-hati aja

pokoknya intinyaa..

69 P : Kalo dari bapak sendiri, misalnya lingkungan keluarga bapak, emang

ada gak sih, yang mendukung bapak, kayak “jangan lupa ya anaknya

dipakein helm” gitu, ada gak omongan kayak gitu?

70 N: Ada sih, kalo misalnya saya gapake helm disuruh pake helm

71 P : Siapa tuh pak?

72 N: Istri sayaa

73 P : Selalu diingetin?

74 N: Iyyaa..

75 P : Trus pak, dari Kodam kesini kenapa gak pake helm anaknya?

76 N: Eh? udah deket, Cuma berapa ini doang, rumah, ye kan, apalagi di

komplek.

77 P : Bapak sendiri pake helm gak? yang dari kodam kesini?

78 N: Enggaaak..

79 P : Tapi kalo dari pondok kelapa?

80 N: Oh pakeeee

81 P : Dua-duanya pake?

82 N: Iya pakee

83 P : Itu seberapa besar dorongan istri bapak berarti seberapa besar tuh pak,

Page 157: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

138

kalo misalkan mau jalan ngingetin pake helm seberapa besar?

84 N: Besar juga sih, namanya kita udah mau jalan kalo gak pake ya disuruh

pakee, biar kata helm udah dicantelin tetep disuruh pakee

85 P : Trus pak selain dari keluarga ada gak sih yang buat bapak merasa “oh

saya harus makein helm nih” karena misalnya dijalan takut ketilang

kah, atau gimana gitu, ada gak pak perasaan kayak gitu?

86 N: Ada sih, ya namanya orang gak pake helm pasti takut ketilang kan,

iyaa

87 P : Jadi dorongan dari pihak berwajib juga ada ya pak?

88 N: Iyaaa, namanya ke jalan raya kita sih selalu pake helm gak pernah

nggak

89 P : Sebelumnya bapak lengkap pak surat-surat semuanya, sim?

90 N: Lengkap..

91 P : Berarti aman ya pak dijalan

92 N: Iyaa, makanya tinggal make helm atau nggaknya aja dijalan ye kan..

93 P : Kemarin-kemarin kan saya juga udah nanya-nanya sama orang-orang

disini, banyak juga yang gak pakein helm buat anaknya walaupun

jaraknya agak jauh, nah itu mempengaruhi bapak ga sih kayak “oh dia

aja gak pake, “ (maksudnya bapak kebawa gak sih karena orang-orang

juga gak pake)

94 N: Oh, gak, saya mah enggak, gak kebawa, ya namanya jalan raya ya kan

wajib, dimana-mana udah polisi terus kan

95 P : Trus pak mau nanya lagi nih, kalo misalnya bapak yang dari pondok

kelapa ke kodam berarti kan lewat jalan raya besar kan ya pak,

misalnya bapak dapet info, ada razia misalnya, pada hari tertentu, itu

bikin bapak jadi lebih waspada gak sih? (“wah ada razia” gitu)

96 N: Nggak sih nggak, gak pengaruh, karena udah pake helm kan, lewat

jalan raya saya selalu pake helm, kalo razia kan biasanya di jalan besar

ya, jalan kecil mah gak ada, jadi gapapa gak pake helm juga, tapi kalo

ternyata ada ya pasti pake

97 P : Bapak sebelumnya, bawa motor udah berapa lama kalo saya boleh tau?

98 N: Udah lama banget..

99 P : Kira-kira dari bapak umur berapa?

100 N: SMA lah kira-kira

101 P : Kan bapak udah lama nih bisa bawa motor, kalo misalnya ada kondisi

jalan yang rusak, atau terlalu berbahaya misalnya tikungannya terlalu

tajam jadi gak keliatan motor dari arah berlawanan, bapak merasa

kesulitan nggak untuk mengatasi hal tersebut?

102 N: Nggak sih, udah biasa aja, palingan yang kesulitan itu yang belum

pernah kita lewatin kan, jadinya ati-ati, takutnya banyak lobang kan,

apalagi kalo malem, kalo belum pernah kita lewatin palingan pelan-

pelan

103 P : Tadi kan bapak bilang bapak punya helm ya untuk anaknya, nah kalau

misalnya keadaannya bapak gak punya helm untuk anaknya tapi

diperlukan untuk lewat jalan tertentu, kira-kira apa yang bapak lakuin,

beli helm kah, atau pinjam, atau bagaimana?

104 N: Ya paling kalo misalnya dirumah emang gak ada helm ya gak akan

pergi, gak akan ajak anak, kalo lupa bawa helm pasti beli atau paling

Page 158: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

139

nggak pinjem tetangga kalo butuh banget

105 P : Bapak ngasih helm ke anak dipengaruhi sama orang tertentu gak?

(misalkan istri bapak, ada rasa terpaksa atau tidak)

106 N: Nggak sih, terpaksa mah enggak, kan wajib

107 P : Kalau pagi-pagi telat nganter anak sekolah, tetep dikasih helm?

108 N: Oh nggak sih, nggak nggak ngaruh, tetep pake helm, takut makin repot

nanti udah gak pake helm, terus ada polisi malah makin lama

109 P : Anak bapak kalau dipakein helm responnya gimana pak?

110 N: Enggak sih, dia tau, mau pergi lewat jalan raya, mau pake helm dia,

udah paham, takut ada polisi dia

111 P : Dibiasain pake helm dari umur berapa pak?

112 N: Tk kayaknya udah dibiasain, sebelum TK kan paling dibonceng

duduknya di tengah, kan ada istri

113 P : Dipengaruhi atau nggak sama orang lain, bapak selalu ada niatan untuk

ngasih helm untuk anak?

114 N: Iya, selalu, harus biar dibiasain tertib lalu lintas

115 P : Pernah gak sih pak, udah niat mau ngasih helm, trus akhirnya gak jadi

dikasihin?

116 N: Gak pernah sih, pasti pake helm, namanya tau mau jalannya kemana,

kalo cuman di komplek-komplek gini aja sih gausah pake helm, saya

juga gak pake

117 P : Kenapa pak emangnya kalau di komplek doang?

118 N: Ya kan deket, deket doang gitu, masa pake helm, ya gitu aja hahaha

119 P : Jadi pak seberapa sering niat bapak terealisasikan kira-kira? (dalam

pemberian helm)

120 N: Yaa, 90% sih selalu dikasih, kecuali di komplek pokoknya

Page 159: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

140

4. INU – HR (Pak Heri)

Tanggal : 19 Desember 2017

Tempat : SDN Cipinang Melayu 03

Wawancara II (W2)

1 P Bapak, maaf nih saya ganggu lagi, masih ada yang harus saya tanyakan

pak

2 N Iya, gapapa, eeeeh, tanya aja

3 P Gini pak, waktu itu kan saya nanyanya bagaimana tanggapan bapak kalau

misalkan ada sosialisasi safety riding gitu kan ya pak?

4 N He-eh

5 P Nah, kalo misalkan sosialisasinya adanya di sekolahan buat anaknya

langsung menurut bapak gimana?

6 N Lah malah bagus ya, jadi tepat sasaran gitu, gak Cuma dari

pengendaranya aja

7 P Tapi pak kalau dibarengin sama sosialisasi buat orang tuanya juga gimana

menurut bapak?

8 N Ehhhm, menurut saya kurang ya, kurang efektif gitu, lagian kan gak

semua orang tua nungguin anaknya kayak saya, mendingan khusus aja

kalo buat orang dewasa mah, malah jadi gak fokus kalo di sekolah,

berisik, udah gitu pengen pergi takutnya kan

9 P Pak, waktu itu kan saya pernah nanya, kalo diingetin sama istri suruh

makein helm buat anak gimana pak?

10 N Yaa, kalo jauh saya pakein, kalo deket mah nggak, aman kan soalnya,

tergantung lewat jalan apanya soalnya

11 P Pernah gak sih pak terpengaruh sama orang lain yang makein anaknya

helm?

12 N Nggak sih ya, kalo say amah selagi deket saya insya Allah yakin aja bakal

aman, biarin aja orang lain mau pakein apa nggak, gak terlalu mentingin

13 P Sekian dulu pak yang saya tanyain, kalo mau nanya-nanya lagi apa boleh

pak nanti?

14 N Iya gapapa, tanya aja, ini juga saya mau pulang sih..

15 P Baik pak hati-hati dijalan..

Page 160: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

141

5. INU – WW (Ibu Wiwin)

Tempat : SDN Cipinang Melayu 03

Tanggal : 18 Juli 2017

Wawancara I (W1)

1 P : Sebelumnya mohon maaf ibu, hubungannya dengan anak (yang dijemput)

apa ya?

2 N : Saya ibunya

3 P : Kalau akses ke sekolah lewat mana bu biasanya?

4 N : Rumah saya di Kemang Raya, tapi akses ke sekolahnya lewat Kodam

5 P : Lewat jalan raya besar nggak bu?

6 N : Nggak..

7 P : Sekarang ibu gak bawa helm ya bu untuk anaknya?

8 N : Iya, gak bawa

9 P : Tapi punya helm khusus untuk anaknya gak bu?

10 N : Iya punya

11 P : Helmnya khusus untuk ukuran kepala anak atau yang biasa bu?

12 N : Iya, memang ukuran kepala dia, memang untuk dia, kalo di jalan raya dia

pake hehe

13 P : Oh jadi dipakainya kalau di jalan raya aja bu?

14 N : Iya..

15 P : Menurut ibu yang ibu ketahui seputar helm untuk anak apa aja bu?

16 N : Yaaa lebih ke karakter anak-anak ya..kartun ya, gitu..lucu-lucu ya hehe

17 P : Tapi kalo misalnya standar nya seperti apa ibu tau nggak?

18 N : Standarnya? Ehm, ya paling Cuma ini, yang ada kliknya sama kacanya

aja, bentuknya standar lah kayak dewasa

19 P : Misalnya kalau dijalan ketemu polisi atau pihak berwajib lagi adain

sosialisasi penyuluhan tentang safety riding, ibu ada keinginan gak untuk

dengerin atau berhenti sebentar?

20 N : Jalan aja, jujur ya, jalan aja saya mah hehe, Kalo polisi paling gak,

pikirannya dia lagi menghadang, gitu aja, hahaha, kalo aku memang gak

bermasalah ya jalan aja

21 P : Menurut ibu seberapa penting helm untuk anak?

22 N : Aku sih lebih ke keselamatan yah, kalo polisi sih aku pikir, anak-anak

masih kecil masa iya mau ditilang, jadi ya emang lebih ke keselamatan

aja

23 P : Kalau jenis jalan mempengaruhi ibu untuk ngasih helm ke anak? (karna

lewat jalan dalam jadi gak ngasih helm ke anaknya)

24 N : Kadang aku sih untuk pembiasaan aku maunya dia pake, tapi kadang

anaknya gakmau, katanya berat lah, gerah lah, jujurnya begitu

25 P : Ini selalu ibu yang anter anak sekolah atau pernah diantar orang lain?

26 N : Aku terus

27 P : Kalo misalnya suatu saat bukan ibu yang mengantar, misalnya ojek atau

tetangga, ada pesan gak untuk memakaikan helm untuk anak ibu?

28 N : Nggak, hehe nggak, soalnya deket dan lewat jalan dalem, aku pikir lebih

aman ya, kendaraan lebih sedikit

29 P : Misalnya nih bu, amit-amitnya, terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

dijalan, kejadian anak ibu lagi gak pakai helm, itu tanggapan ibu gimana?

Page 161: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

142

30 N : Ya perasaannya bersalah, bersalah emang, karna harusnya pakai helm kan

31 P : Trus di masa yang akan datangnya gimana bu?

32 N : Lebih hati-hati, disuruh pake helm. Sebenernya aku, sendiri pribadi tuh

pembiasaan suka pakein helm, aku suruh-suruh pake helm terus, karena

debu juga kan dijalan, tapi ya anaknya gakmau, apa karena anak usia

segitu belum tau juga bahayanya ya..

33 P : Selain jarak ada hal lain gak yang pada akhirnya ibu gak ngasih helm ke

anak?

34 N : Alesan dia, kata dia gerah dan berat gitu

35 P : Dirumah ibu ada yang suka mengingatkan untuk ngasih helm ke anak?

Misalnya suami ibu atau orang tua ibu?

36 N : Nggak ada…memang dari saya sendiri aja, ada sih kadang suami, pakein

aja helm, debu, gitu

37 P : Dorongan dari suami pengaruhnya seberapa besar bu? (kadang-kadang

aja atau bagaimana?)

38 N : Tergantung keadaan ka, kita mau kemana, gitu…kalo yang deket udah

pasti nggak, tapi kalo jalan raya walaupun deket aku pakein, apalagi kalo

yang jauh ya pake, gitu doang sih paling

39 P : Kalo dijalan yang akan ibu laluin, ibu tau ada polisi disitu, ngaruh untuk

pemberian helm ke anak nggak? Trus kalau ada razia di jalan yang mau

ibu lewatin, di jalan pintas ini, ibu gimana?

40 N : Ngaruh, hehehe, jadi dikasihin karena ada rasa takut, hehehe, kalo ke

jalan raya aku wajibin banget, apalagi kalo ada razia, trus lebih takut

kecelakaan kalo di jalan raya serem-serem kendaraannya walaupun udah

tinggi jam terbang tapi tetep aja ada rasa takutya, kalo jalan kecil ada

razia, ya pakein sih pasti, takut ketilang kan

41 P : Ibu-ibu lain disini juga kan banyak yang gak ngasih helm untuk anaknya,

itu juga mempengaruhi ibu untuk gak ngasih helm ke anak nggak bu?

42 N : Ada, ada..dia aja nggak make, gapapa lah saya juga gausah

43 P : Ibu udah berapa lama bisa naik motor?

44 N : Kurang lebih 9 tahunan kalo gasalah

45 P : Saat dijalan, dengan pengalaman bawa motor yang udah cukup lama, ibu

merasa yakin gak kalau anak ibu akan selalu aman sama ibu?

46 N : Yakin, kalo aku karena jam terbangku ya, hehehehe, tapi kalo namanya

musibah kan gak tau ya

47 P : Kalau kondisi jalan misalnya berlubang atau jalan yang belum pernah ibu

lewatin sebelumnya, mempengaruhi ibu untuk lebih hati-hati dan ngasih

helm untuk anak gak bu?

48 N : Oh ada, ada, kita kalo lewat jalan tuh selalu kita tuh prinsipnya baca

jalan, kalo udah biasa kan kita tau dimana lobang, kayak gitu, kalo itu aku

selalu waspada sih

49 P : Kalo ibu lagi ada di kondisi gak punya helm untuk anak, tapi ibu butuh

karena misalnya mau lewat jalan raya, itu gimana bu?

50 N : Kalo darurat pinjem dulu baru beli, aku tetep mengusahakan terutama

untuk di jalan raya

51 P : Selama ngasih helm untuk anak ada paksaan dari pihak luar gak sih bu?

52 N : Oh, kemauan aku, gak ngaruh emosi atau paksaan, karena kita kan liat-

liat mau kemana gitu, kalo deket aku nggak, eh tergantung deketnya jalan

Page 162: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

143

raya aku tetep kasih, kalo aku kan biasanya lewat jalan tikus ya makanya

nggak, kalo akunya sih selalu pake helm, walaupun jalan tikus juga, tapi

ya itu kalo anakku gakmau kalo lewat dalem-dalem gitu, nomer satu sih

kalo aku karena debunya

53 P : Kalau lagi terlambat pagi-pagi antar anak, mempengaruhi ibu jadinya gak

ngasih helm nggak?

54 N : Ngaruh sih, ada perasaan begitu, tapi tergantung kemananya tadi, kalo

kesini mah gapapa gak pake helm

55 P : Memangnya anak ibu sering menolak untuk pake helm?

56 N : Ya itu tadi tergantung jarak ya, kan deket mah gapapa gausah, kalo jauh

dia sendiri sadar pake, katanya ada polisi, dia tau tempat-tempat yang

mau kita laluin gitu

57 P : Seberapa sih niat atau keinginan ibu untuk ngasih helm ke anak?

58 N : Niat sih selalu ada ya, tapi ya anaknya itu, makanya aku pengen nih, coba

polisi itu apa istilahnya ada omongan ke anak-anak ayo dong pake helm

59 P : Kalau di persentasiin kira-kira berapa persen bu keberhasilan ngasih helm

ke anak?

60 N : Kira-kira Cuma 80% ya, karena itu anaknya gakmau gitu, jadi aku kalah

kan, usianya juga belum bisa dipaksa

Page 163: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

144

6. INU – WW (Ibu Wiwin)

Tanggal : 19 Desember 2017

Tempat : SDN Cipinang Melayu 03

Wawancara II (W2)

1 P tante, maaf nih saya ganggu lagi gapapa? masih pengen tanya-tanya hehehe

2 N Iya boleh, gapapa sih , si Rizki keluarnya juga bentar lagi tapi

3 P Jadi gini tante,, waktu itu kan aku nanyanya bagaimana tanggapan tante

kalau misalkan ada sosialisasi safety riding gitu kan ya tan?

4 N Iya, trus kan aku jawab aku jalan aja ya? Hahahah iya aku mah jujur aja,

suka males dengerin, dan gak salah juga dong kalo aku jalan aja

5 P Hahahahah iya sih tan, hak tante memang, tapi kalo misalkan sosialisasinya

adanya di sekolahan buat anaknya langsung gimana tan?

6 N Oh, kalo langsung di sekolah buat anaknya gapapa, kadang aku geregetan

juga malah gimana caranya si rizki mau pake kalo gak dijalan raya, biar dia

tau gitu, ya bagus he-ehh

7 P Tapi kalau sosialisasinya dibarengin buat orang tuanya juga gimana menurut

tante?

8 N Duh, gimana ya, kalau aku pribadi jujur memang agak males, tapi kalau di

tempat begitu mungkin mau dengerin sebentar aja kali ya, kurang efektif

menurut aku, mendingan buat anaknya aja, kan berisik juga soalnya kan

9 P Yang efektif menurut tante gimana?

10 N Mungkin ya misalnya dibarengin sama acara apa gitu, yang ada hadiahnya,

dibuat menarik, hahaha pasti deh orang-orang mau dengerin, aku juga mau

hahahah

11 P Tante, kalo diingetin suaminya suruh pakein rizki helm gimana reaksinya?

12 N Ya kadang aku pakein, kalo jauh tapi wajib, kalo sekolah sih lebih sering

nggak, kan deket, jadi ya aku bilangnya “gak usah ya, kan deket…hehe”

13 P Hemmm, trust ante, kalo ada orang tua lain yang gapakein helm atau pakein

helm buat anaknya, suka jadi ikut-ikutan nggak?

14 N Ya, kadang ada sih…Cuma memang balik lagi ke jarak, kalau jauh aku tetep

pakein, walaupun orang tua lain gak makein, tergantung menurut aku aja

penting nggaknya berdasarkan kondisi

15 P Tante sekian dulu nih kayaknya, kalo aku nanti mau nanya lagi boleh?

16 N Iya, janjian ada dulu ya via whats app, insyaa Allah bisa

Page 164: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

145

7. INU – ODP (Ibu Oktarina Dwi Putri)

Tempat : SDN Cipinang Melayu 03

Tanggal : 20 Juli 2017

Wawancara I (W1)

1 P : Hubungannya dengan anak yang dijemput apa ya bu?

2 N : Aku temen mamanya

3 P : Akses kesekolah lewat mana bu kalau boleh tau?

4 N : Lewat dalem komplek

5 P : Yang dijemput emang rumahnya dimana bu?

6 N : Pondok Gede, Jati Kramat

7 P : Punya helm untuk anaknya gak bu? Dibawa?

8 N : Dibawain, itu yang warna abu-abu

9 P : Boleh saya liat?

10 N : Itu tuh yang warna abu-abu

11 P : Itu memang selalu dibawain setiap naik motor sama ibu apa gimana? Dia

yang bawa atau ibu yang bawa?

12 N : Dia yang dibawain sama orang tuanya.

13 P : Kalau anak yang ibu anter jemput ini gak bawa helm gimana?

14 N : Dibawain kali ya, hehe soalnya kan anak temenku sendiri, jadi lebih hati-

hati, tapi selama ini dia memang selalu bawa sendiri. Soalnya kalau anak

lain yang aku antar jemput aku bawain helm kalau mereka gak ada

15 P : Yang ibu tau seputar helm untuk anak apa aja bu?

16 N : Yang jelas helm itu harus pas untuk ukuran kepalanya, kadang-kadang buat

menarik anak supaya mau pake helm dibuat yang menarik warnanya,

nyaman.

17 P : Kalo misalnya dijalan lagi ada kepolisian bertugas, atau penyuluhan, atau

acara dari kepolisian yang menyebabkan keramaian dijalan, ibu suka

pengen tau nggak, nanya sama orang dan berhenti untuk tau itu lagi ada

apa? Atau jalan aja gitu?

18 N : Nggak sih ya, jalan aja..

19 P : Kalo misalnya dijalan sedang ada sosialisasi tentang safety riding atau hal

lainnya, ibu mau dengerin apa nggak?

20 N : Mau dong kalo itu

21 P : Trus kalo udah dengerin, gimana bu reaksinya?

22 N : Introspeksi, apa yang kurang, kalo saya belum jadi safety rider yaa berarti

harus diperbaiki

23 P : Menurut ibu sendiri helm untuk anak itu penting nggak sih?

24 N : Penting lah, kan kepalanya sama-sama empuknya heheheh, kecuali kepala

dia lebih keras gitu haha

25 P : Ini kan memang anaknya sendiri yang dibawakan helm oleh orang tuanya,

kalo misalnya dari ibu sendiri, misalnya nganter anak ibu sendiri gimana?

Dipakein helm juga atau gimana?

26 N : Pake dong, pake.

27 P : Seberapa sering ibu ngasih helm ke anak?

28 N : Setiap kali pergi ke jalan raya hahahaha, kalo di komplek aja nggak hehehe

29 P : Misalnya ibu nggak bisa nganter anak ke sekolah, trus minta tolong sama

orang lain, ada pesan nggak ke orang itu supaya dia makein helm untuk

Page 165: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

146

anak itu?

30 N : Nggak, karena biasanya saya yang bawain, “pake helm ya, bawa helm gak?

Kalo nggak bawa sendiri”, gitu

31 P : Kalo dijalan misalnya amit-amit nya lagi sama ibu, anak yang dianter,

terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misal kecelakaan, dan lagi gak pake

helm, tanggapan ibu ginana?

32 N : Eeeeh, yang pertama harus lebih hati-hati lagi, jangan sampai terjadi

kecelakaan gitu kan, eeeeh, kedepannya ya hati-hati lagi dan pake helm

juga

33 P : Selain karena jarak ada lagi nggak yang mempengaruhi ibu hingga

akhirnya gak ngasih helm ke anak?

34 N : Alasannya….belum pernah sih ya, intinya kalo lewat jalan raya meskipun

jaraknya Cuma kayak nyebrang doang, tetep dipakein helm gitu, karena

diperempatan galaxy (nama daerah) banyak polisi, jadi pake helm bukan

karna keselamatan, karena polisi hahahahha takut ditilang

35 P : Kalo dirumah selain ibu sendiri ada nggak yang ngingetin ibu untuk selalu

ngasih helm ke anak? Atau misalnya sekarang lagi anter anaknya temen,

ada yang ngingetin gak?

36 N : Dirumah saya sendiri? Ada lah, suami, terus anak saya sendiri juga “bawa

helm bun?

“, gitu, “pake helm kah bun?”, “iyadong pake”

37 P : Beberapa orang tua disini jarang banget bawain helm untuk anaknya, hal

itu mempengaruhi ibu gak, jadi ikutan gak ngasih helm ke anak?

38 N : Oh nggak lah, gak terpengaruh karena kan sendiri-sendiri ya, masuk surga

aja sendiri-sendiri hehehehe

39 P : Tadi ibu sempet menyinggung pake helm lebih karena takut sama polisi

kan ya, berarti kalo misalnya ibu dapat info kalo jalur yang mau ibu lewatin

ada polisinya, mempengaruhi ibu nggak untuk ngasih helm ke anak?

40 N : Nggak, jadi gini loh, kalo saya lebih kearah ada razia gak ada razia, ada

polisi gak ada polisi, kalo lewat nyeberang lampu merah sekalipun saya

suruh pake helm, gituuu, selain memang daripada ngapain juga sih gak

pake helm nyeberang lampu merah, ada polisi juga gitu loh, kan daripada

urusan mendingan yaudah lah pake helm aja, apa susahnya si gitu. Trus

juga selain karena polisi ya memang risiko di jalan raya lebih besar ya,

daripada penumpang saya kenapa-napa, mending pakai helm,

alhamdulillahnya selama ini gak kesulitan makein helm ke penumpang

saya, pada ngerti gitu, tapi kalo di jalan pintas saya bolehin gak pake helm,

mungkin dia gerah atau ga nyaman pake helmnya, trus lebih sedikit juga

risikonya di jalan dalem, tapi pas ke jalan raya saya paksa harus pake hehe

41 P : Ibu bisa bawa motor udah berapa lama?

42 N : Berapa lama ya? Baru sebentar, baru 15 tahun lah

43 P : Itu udah lama bu hehe kirain say amah baru berapa bulan gitu sebentarnya.

Melihat lamanya ibu bisa bawa motor, kan udah 15 tahunan udah lumayan

lama, kalo saya tanya seberapa yakin ibu untuk menjamin keselamatan

penumpang ibu, seberapa yakin bu?

44 N : Pertama kita harus yakin dulu sama motornya, bahwa motor kita layak

jalan gitu, jadi saya pasti gelisah kalo, jangankan kondisi mesin yang gak

fit, saya kalo ga ada spionnya aja atau ga ada sen nya pasti gelisah, jadi gak

Page 166: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

147

tenang gitu, bingung sendiri, jadi ya pertama pastiin motornya layak jalan,

jadi kita bisa yakin sama diri kita. Kalo dipersentasekan gitu ya, 99% saya

yakin, 1% nya Allah yang punya, bisa juga berbalik kan? hehe

45 P : Nah tadi kan dari kondisi motornya bu, kalo dari kondisi jalannya sendiri

gimana bu?

46 N : Oh iya, saya tuh orang yang selalu seneng menghafal, jadi saya selalu

hafalin, disini ada lubang, disana ada gajlukan, jadi gak akan kejeblos gitu,

jadi kita udah siap-siap duluan, ngerem, jangan sampe ngeremnya dadakan,

kalo ngerem dadakan juga kalo jalannya bagus, kalo berpasir kan bisa

jatoh, nyerosot gitu

47 P : Kalo kondisinya ibu gak punya helm untuk anak, tapi merasa harus

memakaikan helm untuk anak karena hal-hal tertentu, apa yang akan ibu

lakuin?

48 N : Pinjem, hee-eh

49 P : Kedepannya kira-kira akan beli gak bu?

50 N : Kalo misalkan gakpunya? Beli sih

51 P : Kalo beli helm untuk anak gitu ada pertimbangan khusus gak sih bu?

52 N : Sebetulnya sih ada ya, karena sebetulnya helm itu ada standarnya, gak bisa

yang penting helm aja, salah satunya kan harus bisa mengantisipasi kalau

terjadi benturan, misalkan helm itu harus pas jadi kalo ada benturan dia gak

malah copot gitu kan, gitu, harusnya sih ada standarnya, Cuma ya itu

memang muahal

53 P : Tadi ibu bilang dalam hal ngasih helm memang dari diri ibu sendiri, pernah

ada paksaan dari pihak luar gak sih bu?

54 N : Gak ada sih, sadar diri aja saya mah

55 P : Misalnya pagi-pagi nganter anak ke sekolah, tapi terlambat, jadinya buru-

buru, mempengaruhi ibu akhirnya gak ngasih helm nggak?

56 N : Nggak lah, ga ada hubungannya, hahahaha, kalo udah telat tuh motornya

aja suruh keluarin sayap biar terbang hahaha

57 P : Keberhasilan dipakaikan helm tergantung sama apa aja sih bu selama ini

ibu bawa motor dengan penumpang anak?

58 N : Oh, iya iya, tergantung anaknya juga, terutama anak saya suka protes

alasannya kerudungnya berantakan, anak saya yang kedua alasannya

jambulnya berantakan, jadi dia gakmau, jadi biasanya dipegang dulu

helmnya, kalo udah sampe deket jalan raya baru deh terpaksa mereka pake

hahaha. Kalo gak dipake helmnya, saya berhenti, saya gak jalan lagi. Kalau

si ini yang saya anter jemput sih gapernah protes selalu pake memang karna

udah kebiasaan

59 P : Kalo ditanya tentang niat, seberapa besar sih niat ibu untuk selalu kasih

helm ke anak?

60 N : Niat banget sih

61 P : Kalo ditanya antara niat dan realisasinya seberapa besar bu?

62 N : Yaa, hampir sama ya, 98% lah, hampir selalu pake helm

63 P : Ada hal yang akhirnya membatalkan gajadi dipakaikan helm gak bu

anaknya?

64 N : Gak sih, gak ada, palingan kalau lewat jalan dalem pokoknya dan deket,

baru gak pake

Page 167: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

148

8. INU – ODP (Ibu Oktarina Dwi Putri)

Tanggal : 19 Desember 2017

Tempat : SDN Cipinang Melayu 03

Wawancara II (W2)

1 P ibuuu, maaf ya aku gangguin mulu, mau aku tanya-tanyain lag boleh bu?

2 N Iyaa, santai aja, sini duduk dulu.

3 P Hehe iya bu, jadi gini waktu itu kan aku nanya gimana tanggapan ibu kalau

misalkan ada sosialisasi safety riding gitu kan ya bu?

4 N Iya, kan udah saya jawab yaa, penting

5 P Iya buu, yang mau aku tanyain itu, gimana kalo misalkan sosialisasinya

adanya di sekolahan buat anaknya langsung? Menurut ibu gimana?

6 N Hemmmm, penting juga kok, biar anaknya juga paham, pakai helm itu

penting, jadi lama-lama kebiasaan pakai sendiri tanpa harus diingetin dulu

sama pengendaranya…gitu kalau menurut saya yaa

7 P Tapi kalau sosialisasinya dibarengin buat orang tuanya juga gimana menurut

ibu?

8 N Saya sih mau dengerin kalo emang ditujukannya buat saya, tapi kalo di

sekolah rasanya kurang efektif gitu ya…berisik aja trus memang harusnya

difokuskan ke anak sekolahnya aja, untuk orang tuanya mah bisa di forum lain

yang memang khusus masyarakat

9 P Yang efektif menurut tante gimana?

10 N Mungkin ya misalnya dibarengin sama acara apa gitu, yang ada hadiahnya,

dibuat menarik, hahaha pasti deh orang-orang mau dengerin, aku juga mau

hahahah

11 P Ibu, kalo diingetin sama suaminya, jadi lebih sering ngasih helm gak ke anak?

12 N Kalo aku gak diingetin pun udah tau kewajibannya ya mbak, asal lewat jalan

raya pasti aku kasih, gaperlu diingetin, kalo lewat jalan dalem sih gapake, gak

diingetin juga soalnya kana man ya

13 P Trus bu, pernah gak ngerasa ikut-ikutan orang jadi gak makein helm buat

anaknya? Terutama orang tua murid lainnya sih

14 N Nggak sih ya mba, karna kan keselamatan anak yang aku angkut tergantung

sama aku dan helmnya, jadi kalau jauh udah pasti pake, bodo amat orang lain

mau makein atau nggak, urusannya mereka, kasarnya gitu, hehehe

15 P Bu, aku udahan dulu nih nanyanya, tapi nanti kalo ada yang kurang, aku

tanya-tanya lagi ya?

16 N Iya gapapa mbak, tapi hubungin aku dulu ya biar janjian gitu, soalnya kadang

kan gak selalu disekolah..

17 P Oke ibuu

Page 168: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

149

INFORMAN PENDUKUNG

1. IPN – T (Pak Tikno)

Tanggal : 8 Juni 2017

Tempat : SDN Cipinang Melayu 03

1 P : Ini pak kemarin kan aku sempet nanya-nanya sama tante novi, sama tante dwi

ayu juga, kalo yang selama ini bapak liat, selama ini yang nganter jemput

kebanyakan ngasih helm gak sih pak buat anaknya?

2 N : Jarang sih, kebanyakan enggak, soalnya pada lewat jalan dalem, kalo ada yg

pake biasanya yg lewat jalan raya, itu juga dikit banget dan jarang, kadang-

kadang aja

3 P : Trus pak, disini jadi satpam udah berapa lama?

4 N : Dari Juni 2001

5 P : Udah lama ya pak berarti

6 N : Ya, 16 tahun berarti

7 P : Selama bapak disini pernah ini nggak, ada kepolisian, dating kesini, kayak

ngasih penyuluhan tentang keselamatan berkendara gitu pernah gak pak?

8 N : Belum, belum

9 P : Belum pernah ya? tapi kalo misalnya yang di jalan-jalan utama sana suka ada

razia gak sih pak?

10 N : Kalo dijalan sana sering ibu-ibu bilang ada razia, trus kapan aku masuk tipinya

nih?

11 P : Hahaha, nggak pak gak bakal masuk tipi, say amah dari mahasiswa

12 N : Trus apalagi?

13 P : Trus bapak sebagai satpam pernah gak negor, misalnya ada ibu-ibu gak

makein helm buat anaknya, “bu anaknya gak dihelm-in”

14 N : Nggak, nggak, susah kalo negor negor mah, biasa aja

15 P : Udah sih pak paling mau nanya itu doang, Cuma pengen tau aja kebiasaan

orang tua disini ternyata jarang ngasih helm sama anaknya ya pak

16 N : He-eh

17 P : Ya udah makasih ya pak yaa,

18 N : Karena lingkungannya deket sihh, gak jauh-jauh jadi gak pake helm

19 P : Kemarin juga ditanyain rata-rata kayak gitu

20 N : Nah iya

Page 169: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

150

2. IPN – FT

Tempat : SDN Cipinang Melayu 03

Tanggal : 18 Juli 2017

1 P : Selama ini kalo naik motor sama mama selalu dikasih helm nggak?

2 N : Dulu aku dikasih helm sering sama mama, tapikarena akunya gakmau jadi

jarang sekarang, wajib pake kalau jalan raya besar aku selalu dikasih dan

pake kan ada polisi

3 P : Kenapa?

4 N : Rambutnya gatell, ga ada alasan lain sih

5 P : Bener gak ada? Kata mama suka ikutan temen?

6 N : Iyasih kadang kalo ngeliat temen gapake pengen gak pake juga, lagian kan

deket

7 P : Kalo ke jalan raya pake helmnya gak?

8 N : Kalo kesekolah jarang dibawain, tapi kalo ke jalan raya pake

9 P : Kalo ke jalan raya kenapa pake?

10 N : Yaa..takut nabrak gitu, takut ada kecelakaan juga

11 P : Yang paling bawel ngingetin pake helm siapa?

12 N : Mama doang sih selain itu nggak ada

13 P : Kalo lagi dijalan trus gapake helm suka ada rasa takut gak?

14 N : Kadang ada kadang nggak. Adanya ya takut aja gitu kenapa-napa, suka takut

nabrak atau kenapa gitu, nggaknya ya gak ngerasa kenapa-napa aja, biasa

aja.

15 P : Ada rasa takut karna ada polisi nggak?

16 N : Nggak sih soalnya jarang diajak jauh-jauh sama mama , tapi kalo jalan raya

takut juga takut ketilang

Page 170: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

151

3. IPN – DR

Tempat : SDN Cipinang Melayu 03

Tanggal : 18 Juli 2017

1 P : Kamu kalo kalo dianterin sama bapak suka dipakein helm gak?

2 N : Iya, pake. Selalu dikasih, selalu dipake (kalau dari Pondok Kelapa ke Kodam,

dari Kodam ke sekolah tidak pakai helm)

3 P : Dari rumah kesini pake helm gak?

4 N : Pake

5 P : Kalo dari Kodam, rumah mbah kesini, pake helm gak?

6 N : Nggak

7 P : Kenapa gak pake?

8 N : Karena udah deket, lewat dalem jadinya aku gak pake, kalo jauh selalu pake,

kata bapak ada polisi,

9 P : Kamu kalo dipakein helm sama bapak protes gak?

10 N : Nggak, mau aja aku, trus aku sih soalnya disuruh sama bapak, aku nurut dari

TK

11 P : Yang suka nyuruh pake helm selain bapak ada gak?

12 N : Nggak, bapak aja yang sering mah, ibu juga kadang-kadang

13 P : Kenapa kamu mau pake helm?

14 N : Panas, aku pake helm biar gak panas, aku suka pake helm kalo naik motor

15 P : Suka takut karena ada polisi nggak?

16 N : Aku sih nggak takut, aku soalnya selalu nurut pake helm kalo dikasih aku

selalu pake, kalo nggak dikasih ya gapake

Page 171: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

152

4. IPN - RK

Tempat : SDN Cipinang Melayu 03

Tanggal : 18 Juli 2017

1 P : Kamu kalau naik motor selalu dikasih helm gak sama mama?

2 N : Iya, sering dikasih, akunya gakmau, karna kan deket gak ada polisi, aku takut

kalo ada polisi

3 P : Trus kamu pake gak?

4 N : Kalo deket gak pake, kalau jauh pake

5 P : Kenapa, kok gitu?

6 N : Kalo deket kan gak banyak polisi, kalo jauh ada polisi, aku takut dipenjara,

terus gerah berat

7 P : Hahaha, selain mama ada lagi gak yang ingetin pake helm?

8 N : Gak ada, mama aja

9 P : Kalo gapake helm emangnya gak takut kenapa-napa?

10 N : Nggak, aku takutnya sama polisi aja kalo jalannya jauh

Page 172: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

153

5. IPN – FZA

Tempat : SDN Cipinang Melayu 03

Tanggal : 20 Juli 2017

1 P : Kalo naik motor dianter gini, ke sekolah memang selalu pakai helm?

2 N : Selalu, disuruh soalnya sama mama, selalu dibawain helm sama, dibawain

helmnya sama tante

3 P : Gak pernah protes atau apa gitu?

4 N : Nggak sih, soalnya kan buat aman juga

5 P : Kamu mulai biasa pake helm sejak kapan?

6 N : Dari kelas 2 SD dibiasain sama mama

7 P : Helmnya pas dikepala kamu, atau kebesaran/kekecilan?

8 N : Pas pas aja sih,

9 P : Kliknya masih berfungsi gak?

10 N : Oh, iya masih masih

11 P : Kacanya ada nggak itu?

12 N : Kaca? Ada sebenernya Cuma terlalu kegedean (cembung) jadi gak dipasang,

dilepas

13 P : Pernah nolak gak kalo disuruh sama orang tua pake helm tapi kamu gakmau?

14 N : Gak pernah laah

15 P : Kalo ngeliat temen lain yang dibonceng naik motor tapi gapake helm kamu

terpengaruh gak, jadi gakmau juga atau gimana gitu?

16 N : Gak pernah lah, diemin aja, aku selalu pake, tetep pake, dan respon mereka

juga biasa aja, gak ada yang mempengaruhi atau gimana

17 P : Dirumah yang paling sering bawelin kamu pake helm siapa?

18 N : Udah gak ada yang bawel soalnya udah biasa make sendiri, hehe

19 P : Kalo telat ngaruh gak?

20 N : Tetep pake ajaa hehehehe

21 P : Ada hal apa gitu yang membuat kamu pake helm?

22 N : Dijalan takut kenapa-napa sih, kejadian apa, dan emang udah biasa aja

23 P : Ada polisi atau nggak pengaruh gak?

24 N : Nggak ngaruh ada polisi atau nggak, tetep pake helm

25 P : Kalau di dalam komplek atau jalan dalem tetep pake helm?

26 N : Aku selalu pake kalo ke jalan raya, walaupun deket, takut ada polisi

soalnya,tapi kalo di jalan dalem atau komplek aja sih nggak pake hehe

Page 173: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

154

INFORMAN KUNCI

1. IKU – HM (Bapak Herman – Kasidikmas DIKYASA POLDA Metro

Jaya)

Tempat : POLDA Metro Jaya (Unit DIKYASA), Tebet

Tanggal : 8 Agustus 2017

1 P : Iya pak, jadi kedatangan saya kemari, mungkin sudah dijelaskan ya sedikit

sama pak Aris, untuk mengambil data, baik itu wawancara maupun dokumen,

yang berhubungan dengan safety riding, khususnya pemberian helm pada

penumpang anak, jadi yang saya tanyakan adalah pengendaranya mengenai

bagaimana perilaku mereka dalam memberikan helm pada penumpang anak

usia sekolah dasar.

2 N : Oh, iya baik-baik, kemarin sudah dijelaskan memang sedikit oleh dek Aris.

Saya suka sekali dengan temanya, sangat bagus, mengingat memang safety

riding adalah salah satu program andalan dari tim kepolisian kita di POLDA

Metro Jaya memang. Jadi apa saja yang ingin ditanyakan?

3 P : Iya pak, terkait data kecelakaan yang khususnya anak usia sekolah dasar

bagaimana ya pak?

4 N : Untuk segala macam data, baik laka lantas dari segi umur dan lain-lain bisa

disiapkan nanti oleh dek Aris, dan memang sedang gencar-gencarnya juga

kepolisian selalu menghimbau masyakarat tentang safety riding di seluruh

jenjang pendidikan, mulai dari TK, SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi

5 P : Sebenarnya untuk penumpang anak sendiri, ada kekhususan helm tidak pak?

Terkait standardnya?

6 N : Oh, untuk standar ada, yaitu standar SNI yang dipakai, jangan yang dimodif-

modif, kebanyakan sekarang motor juga sudah tidak standard, lampunya

diganti putih, spionnya, catnya tidak berstandard keselamatan, knalpotnya, dan

lain-lain sehingga ya membahayakan pengendara dan penumpangnya

7 P : Berdasarkan hasil wawancara di sd tempat saya penelitian, banyak orang tua

mengaku bahwa jarang diberhentikan oleh polisi ketika anaknya tidak pakai

helm, apa benar pak ada pengecualian?

8 N : Oh, tidak ada pengecualian, sebenarnya tetap harus ditilang sesuai dengan

undang-undangnya, dikenakan sanksi tilang juga, apalagi jika anaknya yang

mengendarai dan tidak pakai helm. Nah ini yang perlu diubah mind set anak

sejak dini, jangan sampai sudah SMP SMA moralnya tidak terbentuk, peran

orang tua dan keluarga sangat penting terkait safety riding ini termasuk

penggunaan helm, jangan sampai karena tidak ditilang dilanjutkan melanggar,

jangan sampai terbiasa karena dekat dan lain sebagainya, ini yang harus

diubah. Selama saya bertugas memang mayoritas dimana-mana jarang sekali

yang memberikan helm pada anaknya, alasannya paling sering adalah jarak

yang memang dekat, pengendaranya juga sering kali tidak memakai, harus

lebih digencarkan lagi memang.

9 P : Program nya apa saja pak memangnya?

10 N : Untuk program nanti kamu juga bisa minta tolong dek Aris untuk

dokumennya, tapi untuk program diantaranya ada polisi sahabat anak, cara

aman ke sekolah, patrol keamanan sekolah, dan police goes to campus untuk

yang perguruan tinggi. Di sekolah sd lebih sering mengenai cara aman

Page 174: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

155

kesekolah kami dibantu oleh ibu polwan, dan untuk polisi sahabat anak lebih

kepada sosialisasi seperti cara menyeberang, lalu jika ada kejahatan harus

melapor kemana, atau ada kekerasan dan tindak kriminal, dan sebagainya

11 P : Jadi pak untuk safety ridingnya sendiri memang di dalamnya pemakaian helm

untuk penumpang anak ada di dalamnya?

12 N : Iya ada di dalamnya, intinya safety riding itu bagaimana pengendara memiliki

keterampilan dan memenuhi formalitas legalitas yang ada, seperti punya SIM,

kelengkapan surat, pakai helm standar, dan lain sebagainya serta cukup umur

juga, memang terkait penumpang diperlukan kesadaran dan tanggung jawab

lebih pada pengendara, sehingga pengendara pun harus memahami hal-hal

yang menyangkut keselamatan penumpangnya, salah satunya adalah

pemakaian helm tadi

13 P : Untuk mengetahui sekolah mana saja yang sudah dikunjungi kepolisian

bagaimana pak terkait program safety riding di sekolah?

14 N : Bisa dibantu dek Aris nanti ya. Oh iya kepolisian juga sedang merencanakan

penyuluhan ke masyarakat mengenai keamanan dan keselamatan juga, di

dalamnya juga ada terkait safety riding, yang dikhususkan untuk RT dan RW

sehingga diharapkan kewaspadaan dan kepatuhan masyarakat meningkat. Ada

lagi yang ditanyakan?

15 P : Sampai segini cukup dulu pak, paling nanti tinggal pendokumentasian

dokumennya saja, trimakasih banyak ya pa katas waktu dan informasinya,

mungkin nanti kalau ada yang kurang saya bisa hubungi bapak lagi kan?

16 N : Iya, boleh silahkan koordinasi saja dengan dek Aris, nanti kita janjian lagi

Terima kasih juga atas dukungan dan partisipasi adek, sudah mengambil tema

ini, semoga sukses, dan jadi masukan juga untuk pihak kepolisian.

Page 175: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

156

2. IKU – MM (Bapak Memen, Kepala Sekolah SDN Cipinang Melayu 03)

Tempat : SDN Cipinang Melayu 03

Tanggal : 29 November 2017

1 P : Assalamu’alaikum pak, selamat pagi, sesuai dengan yang saya sampaikan di

chat,ada yang ingin saya tanyakan lagi apa bisa?

2 N : Iya, silahkan aja

3 P : Begini pak, intinya saya nanya ke bapak untuk memastikan apakah yang

selama ini saya tanyakan sama pengendara motor disini itu benar-benar sesuai

dengan keadaan sebenarnya. Mengingat bapak kan kepala sekolah disini

mungkin sedikit banyak lebih tau kan ya pak, hehe

4 N : Oh, iya iya silahkan…

5 P : Pertama pak, untuk domisili siswa disini itu bagaimana ya pak? Apakah

terpusat di satu daerah atau bagaimana?

6 N : Untuk sekarang, mayoritas sudah dekat dengan area sekolah, tapi tiga tahun

lalu masih banyak juga yang jauh-jauh. Sekarang dekat karena ada sistem

zonasi (PPDB) sehingga bisa sekolah disini kalau kartu keluarganya memang

tercatat disini. Sekarang sistemnya jalur umum 35% diterima dari Jakarta

manapun, 5% dari luar Jakarta, dan 60% dari kelurahan cipinang melayu. Nah

yang 5% itu yang masih ada dari wilayah Bekasi dan sekitarnya yang agak

jauh..tapi mayoritas memang dekat

7 P : Oh begitu ya pak, untuk pekerjaan dan kendaraan antar jemput disini apa ya

pak?

8 N : Pekerjaan mayoritas wiraswasta, mayoritas kendaraan pribadi, motor, lebih

efisien karena macet ya, tapi yang pake mobil juga ada

9 P : Nah masuk ke topik inti yang mau saya tanyakan ya pak, selama ini di

cipinang melayu 03 pernah ada sosialisasi dari kepolisian tentang pemakaian

helm untuk anak gak pak?

10 N : Selama saya disini sih belum ada ya, saya disini baru dua setengah tahun.

Kalau dulu di sekolah sd sebelum ini pernah, di 09

11 P : Nah waktu itu isi sosialisasinya apa pak kalau boleh tau?

12 N : Isinya tentang pemberitahuan bahaya narkoba, dasar-dasar lalu lintas, nah di

dalemnya ada dibahas sedikit tentang helm tapi gak khusus

13 P : Menurut bapak sendiri sebenarnya pemakaian helm untuk anak penting gak

ya?

14 N : Ya penting, penting banget, Cuma ya itu ya kalau saya lihat karena mayoritas

deket rumahnya jadi pada gak pakein helm, kan takutnya sama polisi doang di

jalan raya, jadi lebih ke takut sama polisi, bukan keselamatan

15 P : Untuk tanggung jawab pihak sekolah sendiri sebenarnya ada gaksih pak SOP

nya yang mengatur kalau guru atau petugas di sekolah mengingatkan untuk

keselamatan siswanya termasuk masalah pakai helm ini?

16 N : Oh tidak ada, gak sampai sana, sudah bukan tanggung jawab kita karena kita

pikir itu sudah tanggung jawab orang tua masing-masing, sekolah hanya

mengawasi kegiatan belajar mengajar dan keamanan..

17 P : Oh gitu ya pak…terus pak kalau kedepannya misalnya mau ada polisi yang

sosialisasi disini bagaimana tanggapan bapak?

18 N : Oh ya tidak apa-apa, bersedia aja tapi paling memang kerja samanya sama

dinas pendidikan dulu, yang kedudukannya tertinggi, soalnya sekolah tidak

Page 176: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

157

secara khusus ada program seperti itu..(kerja sama)

19 P: Baik pak, terima kasih atas waktu dan informasinya, nanti kalau ada yang

kurang saya boleh tanya-tanya lagi ya pak? Hehe

20 N : Oh iya baik, silahkan saja…

Page 177: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

158

3. IKU – WD (Bapak Widodo, DIKYASA Satlantas Jakarta Timur)

Tempat : Satlantas Jakarta Timur unit DIKYASA

Tanggal : 29 November 2017

1 P : Selamat siang pak, ada yang ingin saya tanyakan mengenai pemakaian helm

pada penumpang anak pak, skripsi saya tentang perilaku pengendara terhadap

pemakaian helm pada penumpang anak di SDN Cipinang melayu 03

pak..maaf ya pak kalau diganggu waktunya

2 N : Oh iya iya baik, ya sudah mau tanya apa? Oh tidak apa-apa, tugas kami disini

adalah melayani masyarakat, jangankan mahasiswa, tukang pun kesini kami

layani kok

3 P : Hehe, iya pak hehe..langsung saja ya pak, waktu kemarin saya dapat kontak

bapak kesini dari abrigadir aris, berdasarkan hasil wawancara disana, ada

program yang berhubungan dengan pemakaian helm pada penumpang anak,

khususnya di sekolah dasar, kalau tidak salah namanya polsana ya pak…?

4 N : Oh iya benar, tapi sebenarnya kalau menyesuaikan dengan yang kamu

maksud, bentuk sosialisasi yang lebih tepat sasaran yang kami lakukan adalah

penyuluhan di masyarakat mengenai safety riding ini, jadi sasarannya

langsung kepada yang orang dewasa, karena kan anak SD belum paham betul

pentingnya helm, diajarkan bisa, memang di dalam polsana itu ada disinggung

tentang helm, tapi lebih ke bagaimana supaya anak tidak takut polisi dan

paham dasar-dasar lalu lintas..kepana diajarkan ke masyarakat umum,

diharapkan para orangtua anak-anak ini paham dulu betul pentingnya helm

sehingga apabila mereka sudah terbiasa maka perilaku anaknya dikemudian

hari juga akan menyesuaikan orang tuanya

5 P : Selama ini sudah terlaksana dimana saja pak untuk penyuluhan di masyarakat

ini?

6 N : Baru sedikit sih memang, eeeh, baru di Bambu Apus, Ceger, dan eeeehh

Gempol Jaya kalau gak salah

7 P : Bentuk sosialisasinya seperti apa pak?

8 N : Selama ini biasanya kami kerja sama dengan Bimmas setempat, kegiatan

sosialisasinya biasanya berbarengan dengan acara jumantik dengan sasaran

ibu-ibu PKK dan di kelurahan. Lalu juga ada penyuluhan ke ojek-ojek

pangkalan di kelurahan Cipinang Melayu.

9 P : Kalau untuk polsana di cipinang melayu 03 apa sudah pak?

10 N : Belum ya kalau tidak salah…belum ada, karena kan memang ada alur kerja

samanya dulu, kesana itu belum, untuk polsana belum terlalu banyak juga

11 P : Jadi sebenarnya untuk safety riding pemakaian helm ini dimulai dari tingkatan

sekolah mana pak?

12 N : Tetap dari TK sudah ada hingga ke SMA, Cuma untuk TK dan SD itu

fokusnya adalah pengenalan profesi kepolisian, menjelaskan kalau anak kecil

gak perlu takut polisi, bagaimana memahami rambu lalu lintas di jalan raya.

Sedangkan mulai dari SMP hingga SMA barulah masuk ke safety riding

intinya, tapi untuk helm ya sudah dari TK sih, diajarkan supaya tegur orang

tuanya kalau gak dikasihkan helm, bilang jangan jalan, contohnya begitu…

13 P : Berdasarkan hasil wawancara sama pengendara di SD cipinang melayu 03,

ada yang bilang kalau di daerah sana penilangan itu tidak ketat, lebih sering

dibiarkan kalau anaknya gak pake helm dan ada yang bilang kalau memang

Page 178: LEMBAR PERSETUJUAN GAMBARAN PERILAKU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37344...pengendara (90,9%) tidak memakaikan helm pada penumpang anak namun memiliki pandangan

159

ada pengecualian untuk anak sekolah sd, apa benar demikian pak?

14 N : Tetap ada sanksinya, yang dimaksud penumpang itu kan tidak ada batas

umurnya, seharusnya memang ditilang, tapi kan keadaan tidak selalu

memungkinkan, palagi pagi hari, macet, kalau banyak penilangan pasti akan

tambah macet. Jadi selama ini kami diam bukan berarti dibenarkan, tapi

diawasi dulu, ditegur, ada kok yang kami tegur, baru kemudian ditilang jika

berkelanjutan..

15 P : Selama ini bagaimana memang pak selama bapak mengawas di daerah Jakarta

timur ini khususya di cipinang melayu tentang helm penumpang anak?

16 N : Jangankan cipinang melayu, hampir di setiap daerah untuk pemakaian helm

ini agak sulit diperbaiki, mikirnya kan gak ada polisi, atau ya kayak tadi, “ah

gak ditilang ini, gausah pake aja” pikiran-pikiran begitu memang yang harus

diubah dari sekarang..

17 P : Untuk kerjasamanya dengan sekolah atau masyarakat seperti apa pak?

18 N : Seperti yang saya bilang tadi, dengan Bimmas setempat, jadi sistemnya itu

kami dari kepolisian yang request hari dan jam, bukan sekolah atau

masyarakatnya yang minta, nah disitu kesulitan menyocokkan jadwal

makanya realisasinya masih rendah, kami lebih banyak penyuluhan-

penyuluhan di tempat training dan sebagainya

19 P : Programnya tiap kapan pak?

20 N : Nah, yaitu tadi, tidak tetap, karena tergantung koordinasi dan tidak ada acuan

disekolah ini atau kelurahan ini berapa kali, tidak ada

21 P : Oh baik pak kalau begitu, sekian dulu, mungkin nanti kalau ada yang kurang

saya kesini lagi ya paak

22 N : Silahkan silahkan, kami disini terbuka lebar untuk melayani masyarakat..