Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    1/33

    MAKALAH SEMINAR UMUM

    PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK CAIR PADA BUDIDAYA TANAMAN

    TOMAT (Solanum lycopersicumL.)

    Disusun Oleh:

    HELENA LEOVINI

    09/281775/PN/11596

    Program Studi: Agronomi

    Hari/Tanggal Presentasi : Rabu/12 Desember 2012

    Dosen Pembimbing : Erlina Ambarwati, S.P., M.P.

    JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    YOGYAKARTA

    2012

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    2/33

    HALAMAN PENGESAHAN

    PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK CAIR PADA BUDIDAYA TANAMAN

    TOMAT (Solanum lycopersicumL.)

    Disusun oleh:

    Nama : Helena Leovini

    NIM : 09/281775/PN/11596

    Makalah Seminar ini telah disahkan dan disetujui sebagai kelengkapan mata kuliah

    pada semester I tahun ajaran 2012/2013 di Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada.

    Menyetujui: Tanda Tangan Tanggal

    Dosen Pembimbing

    Erlina Ambarwati, S.P., M.P. ..

    Mengetahui :

    Komisi Seminar

    Jurusan Budidaya Pertanian

    Ir. Sri Muhartini, M.S. ..

    Mengetahui :

    Ketua Jurusan

    Budidaya Pertanian

    Dr. Ir. Taryono, M. Sc. .. .

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    3/33

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. i

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

    DAFTAR GAMBAR iii

    DAFTAR TABEL ..... iv

    INTISARI ............................................................................................................. 1

    I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

    B. Tujuan ........................................................................................................ 2

    II. SYARAT TUMBUH DAN KEBUTUHAN UNSUR TANAMAN TOMAT .. 3

    A. Asal dan Penyebaran Tanaman Tomat ....... 3

    B. Ciri Morfologi Tanaman Tomat ................................................................. 3

    C. Syarat Tumbuh Tanaman Tomat 5

    D. Unsur-Unsur yang Dibutuhkan Tanaman Tomat ... 6

    III. PUPUK ORGANIK CAIR DAN PEMANFAATANNYA ............................ 14

    A. Pengertian Pupuk Organik Cair dan Pemupukan .... 14

    B. Macam dan Cara Aplikasi Pupuk Organik Cair .. 14

    C. Kelebihan Pupuk Organik Cair Dibandingkan Pupuk Lainnya .. 16

    D. Kendala Penggunaan Pupuk Organik Cair .. 16

    E. Upaya Mengatasi Kendala pada Penggunaan Pupuk Organik Cair . 17

    F. Manfaat Pupuk Organik Cair pada Budidaya Tanaman Tomat .. 17

    IV. PENUTUP....................................................................................................... 23

    A. Kesimpulan.................................................................................................. 23

    B. Saran ........................................................................................................... 23

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... . 24

    LAMPIRAN .. 26

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    4/33

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. Grafik Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair terhadap

    Tinggi Tanaman Tomat ...................................................................... 19

    Gambar 2. Grafik Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair terhadap

    Berat Kering Tanaman Tomat ............................................................ 20

    Gambar 3. Grafik Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair terhadap

    Jumlah Buah Tomat per Tanaman ...................................................... 20

    Gambar 4. Grafik Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair terhadap

    Bobot Buah Tomat per Tanaman ........................................................ 21

    Gambar 5. a) Buah Tomat Kualitas Baik .............................................................. 22

    b) Buah Tomat Kualitas Rendah ......................................................... 22

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    5/33

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    6/33

    PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK CAIR PADA BUDIDAYA TANAMAN

    TOMAT (Solanum lycopersicumL.)

    INTISARI

    Tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) merupakan salah satu

    komoditas hortikultura yang penting dalam memenuhi kebutuhan pasar

    dan mayarakat. Produktivitas tomat dapat ditingkatkan dengan

    menggunakan pupuk organik cair secara tepat dosis, tepat cara, dan tepat

    waktu sehingga unsur-unsur hara yang tersusun dalam pupuk tersebut

    dapat dimanfaatkan oleh tanaman tomat secara optimal. Pupuk organik

    cair berperan penting dalam pertumbuhan akar, tunas, bunga, dan bakal

    buah, serta meningkatkan daya tahan terhadap hama, patogen terhadap

    penyakit, dan juga cekaman lingkungan.

    Kata kunci: tomat, pupuk organik cair

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Tomat (Solanum lycopersicum L.) memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.

    Hal ini dapat dilihat pada keunggulan-keunggulannya dalam memenuhi beberapa fungsi

    penting kehidupan. Fungsi-fungsi tersebut, antara lain fungsi pemenuhan kebutuhan

    pangan, fungsi pemenuhan kebutuhan ekonomi, fungsi kesehatan, dan fungsi estetika.

    Selain itu, tomat juga memiliki keunggulan pada jangkauan persebarannya. Tanaman ini

    dapat tumbuh di daerah tropis hingga daerah sub-tropis tanpa harus bergantung pada

    musim tanam.

    Dari tahun ke tahun, permintaan pasar terhadap tomat semakin meningkat,

    sedangkan produktivitas tomat belum mampu menyeimbangkan peningkatan tersebut.

    Produktivitas tomat perlu lebih ditingkatkan lagi guna memenuhi kebutuhan dalam

    negeri maupun ekspor. Banyak hal yang dapat dilakukan guna meningkatkan

    produktivitas tomat, mulai dari perbaikan teknis budidaya tomat hingga perlakuan

    pascapanen. Salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam perbaikan teknik

    budidaya tomat ialah ketersediaan hara yang cukup sebagai bahan makanan tanaman

    untuk tumbuh dan berkembang sehingga mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil

    tomat. Ketersediaan hara ini berkaitan dengan mineral-mineral yang disediakan oleh

    tanah ataupun media tanam. Semakin banyak unsur yang disediakan oleh media tanam

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    7/33

    untuk mencukupi kebutuhan tanaman, maka semakin baik media tanam tersebut dan

    hasil tanaman pun akan semakin baik pula. Tidak semua media tanam memiliki tingkat

    kesuburan yang sama. Oleh sebab itu, dibutuhkan pemasukkan unsur-unsur hara dari

    luar, contohnya dengan cara pemberian pupuk.

    Pemupukan sangat menentukan dalam peningkatkan produktivitas tanaman.

    Petani sayuran dalam teknik pemupukan saat ini sering kali melebihi dosis anjuran. Hal

    ini dikhawatirkan dalam jangka panjang dapat merusak sifat fisik, kimia, dan biologi

    tanah (Wahyunindyawati et al., 2012). Untuk menanggulangi hal tersebut, diperlukan

    suatu sistem pemupukan yang ramah terhadap lingkungan dan aman bagi tanaman.

    Pupuk organik dapat menjadi salah satu alternatif yang tepat dalam mengatasi

    permasalahan tersebut karena fungsinya yang dapat memberikan tambahan bahan

    organik, hara, memperbaiki sifat fisik tanah, serta mengembalikan hara yang terangkut

    oleh hasil panen.

    Penggunaan pupuk organik diharapkan dapat memperbaiki kesuburan tanah

    sekaligus menyediakan unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman tomat. Pupuk

    organik cair adalah salah satu jenis pupuk yang dapat digunakan untuk meningkatkan

    produktivitas tomat. Hal ini didukung karena pupuk organik cair mengandung unsur

    hara makro dan mikro yang cukup tinggi sebagai hasil senyawa organik bahan alami

    yang mengandung sel-sel hidup aktif dan aman terhadap lingkungan serta pemakai.

    Bentuk pupuk organik cair yang berupa cairan dapat mempermudah tanaman

    dalam menyerap unsur-unsur hara yang terkandung di dalamnya dibandingkan dengan

    pupuk lainnya yang berbentuk padat. Dalam pengaplikasiannya, selain diberikan

    melalui tanah yang kemudian diserap oleh akar tanaman, pupuk organik cair juga dapat

    diaplikasikan melalui daun tanaman tomat guna mendukung penyerapan unsur hara

    secara optimal. Hal ini diharapkan dapat memberikan pertumbuhan, hasil, dan mutu

    tanaman tomat yang lebih baik.

    B. Tujuan

    Untuk mengetahui manfaat pupuk organik cair pada budidaya tanaman tomat

    (Solanum lycopersicumL.).

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    8/33

    II. SYARAT TUMBUH DAN KEBUTUHAN UNSUR TANAMAN TOMAT

    A. Asal dan Penyebaran Tanaman Tomat

    Kata tomat berasal dari bahasa Aztek, salah satu suku Indian yaitu xitomateatau

    xitotomate. Tomat berasal dari Amerika Latin dan merupakan tumbuhan asli Amerika

    Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru (Desmarina, 2009). Tanaman ini

    pertama kali ditemukan di Amerika Latin, tepatnya di sekitar Peru, Equador. Kemudian

    tanaman ini menyebar ke seluruh bagian daerah tropis Amerika. Tidak lama setelah itu,

    orang Meksiko mulai membudidayakan tanaman ini. Pada awal abad ke-16, tanaman

    tomat ini mulai masuk ke Eropa, sedangkan penyebarannya ke benua Asia dimulai dari

    Filipina melewati jalur Amerika Selatan. Tanaman ini sudah muncul di Malaysia sekitar

    tahun 1650.

    Penyebaran buah tomat di Benua Afrika dilakukan oleh para pedagang Portugis

    yang mendarat di Mesir atau Sudan. Kemudian, penyebaran tersebut terus berlanjut

    hingga ke wilayah Afrika Barat. Orang Amerika Serikat terlambat mengenal tanaman

    ini, meskipun nenek moyang buah tomat berasal dari Benua Amerika. Sekitar abad ke-

    18, mereka baru mengenal tanaman ini karena sebelumnya tanaman ini kurang

    mendapat sambutan yang hangat ketika mulai masuk Amerika Serikat. Hal ini karena

    orang Amerika Serikat mengganggap tomat sebagai cendawan beracun sehingga mereka

    mengabaikan tanaman ini, bahkan takut untuk memakannya. Saat ini daerah penanaman

    tomat sudah cukup luas hampir meliputi seluruh daerah tropis, mulai dari daerah tropis

    Asia seperti India, Malaysia, dan Filipina hingga mencapai daerah tengah, timur, dan

    barat Afrika, serta daerah tropis Amerika dan daerah Karibia (Trinidal, Haiti, dan Puerto

    Rico) (Tim Penulis Penebar Swadaya, 2009).

    B. Ciri Morfologi Tanaman Tomat

    Berikut ini merupakan klasifikasi tanamn tomat (Plantamor, 2012).

    Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

    Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

    Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

    Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

    Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

    Sub Kelas : Asteridae

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    9/33

    Ordo : Solanales

    Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)

    Genus : Solanum

    Spesies : Solanum lycopersicumL.

    Tanaman tomat berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2 meter.

    Tanaman ini termasuk tanaman semusim (annual) yang berarti memiliki siklus hidup

    yang singkat dan umurnya hanya untuk satu kali periode panen, yaitu sekitar 4 bulan.

    Tanaman ini akan mati setelah berproduksi (Tim Penulis Penebar Swadaya, 2009).

    Tomat mempunyai akar tunggang tumbuh menembus ke dalam tanah dan akar serabut

    menyebar ke arah samping tetapi dangkal. Batang tanaman tomat berbentuk persegi

    empat hingga bulat, menebal pada buku-bukunya, berbatang lunak sedikit berkayu

    tetapi cukup kuat, berbulu atau berambut halus warnanya hijau keputihan dan diantara

    bulu-bulu tersebut terdapat rambut kelenjar, batang tanaman tomat dapat bercabang.

    Bentuk daun tanaman tomat adalah oval dan letaknya berseling. Bagian ujung daun

    berbentuk runcing, namun pangkalnya membulat. Bagian tepi daun bergerigi dan

    membentuk celah-celah yang menyirip serta agak melengkung ke dalam. Daun

    berwarna hijau merupakan daun majemuk ganjil, yaitu antara 5-7 helai. Di sela-sela

    daun terdapat 1-2 pasang daun kecil. Tomat mempunyai bunga majemuk yang tumbuh

    dari batang (cabang) yang masih muda, berkumpul dalam rangkaian berupa tandan dan

    membentuk jurai yang terdiri atas dua baris bunga. Tiap-tiap jurai terdiri atas 5 hingga

    12 bunga. Mahkota bunganya berbentuk bintang, berjumlah enam, dan berwarna kuning

    muda. Bakal buahnya ada yang membulat panjang, ada yang berbentuk bola, dan ada

    yang berbentuk jorong melintang. Bunganya merupakan hermafrodit berjenis kelamin

    dua yang melakukan penyerbukan sendiri dengan garis tengah 2 cm. Benang sari

    tanaman tomat berjumlah enam dan berwarna kuning cerah. Benang sari mengelilingi

    putik bunga. Kelopak bunga berjumlah enam dan letaknya menggantung (Pracaya,

    1998; Rosalina, 2008).

    Buah tomat berdaging, kulitnya tipis licin mengkilap, beragam dalam bentuk

    maupun ukurannya, biasanya berbentuk bulat agak lonjong atau bulat telur, dan

    warnanya kuning atau merah. Buah ini banyak mengandung biji lunak yang pipih

    berwarna kekuning-kuningan yang tersusun berkelopak dan dibatasi oleh daging buah.

    Tomat merupakan bentuk hasil buah segar. Sifat- sifat fisik buah tomat merupakan salah

    satu aspek mutu yang sangat penting diperhatikan, karena hal tersebut dapat

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    10/33

    mempengaruhi besarnya harga jual buah tomat (Desmarina, 2009; Balai Penelitian

    Tanaman Sayur, 1997).

    C. Syarat Tumbuh Tanaman Tomat

    a. Iklim

    a)Tanaman tomat dapat tumbuh di daerah tropis maupun sub-tropis. Curah hujan

    yang dikehendaki dalam pelaksanaan budidaya tomat ini ialah sekitar 750-1.250

    mm/tahun. Keadaan tersebut berhubungan erat dengan ketersediaan air tanah bagi

    tanaman, terutama di daerah yang tidak terdapat irigasi teknis. Curah hujan yang

    tinggi (banyak hujan) juga dapat menghambat persarian.

    b)Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan tanaman tomat mudah terserang

    penyakit, baik parasit maupun non-parasit. Sinar matahari berintensitas tinggi

    akan menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi.

    Penyerapan unsur hara yang maksimal oleh tanaman tomat akan dicapai apabila

    pencahayaan selama 12-14 jam/hari, sedangkan intensitas cahaya yang

    dikehendaki adalah 0,25 mj/m2per jam (Didit, 2010).

    b. Suhu

    Anomsari dan Prayudi (2012) menyatakan bahwa kisaran temperatur yang baik

    untuk pertumbuhan tomat ialah antara 20-27C. Jika temperatur berada lebih dari

    30C atau kurang dari 10C, maka akan mengakibatkan terhambatnya pembentukan

    buah tomat. Di negara-negara yang mempunyai empat musim, biasanya digunakan

    pemanas (heater) untuk mengatur udara ketika musim dingin, udara panas dari

    heaterdisalurkan ke dalamgreen housemelalui saluran fleksibel warna putih.

    c. Kelembaban

    Kelembaban relatif yang baik untuk pertumbuhan tanaman tomat ialah 25 %.

    Keadaan ini akan merangsang pertumbuhan untuk tanaman tomat yang masih muda

    karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih

    banyak. Akan tetapi, kelembaban relatif yang tinggi juga dapat merangsang

    mikroorganisme pengganggu tanaman.

    d.

    Media Tanam

    Secara umum, tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai dari tanah

    pasir sampai tanah lempung berpasir yang subur, gembur, berporus, banyak

    mengandung bahan organik dan unsur hara, serta mudah merembeskan air. Tingkat

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    11/33

    kemasaman tanah (pH) yang sesuai untuk budidaya tomat ialah berkisar 5,0-7,0.

    Akar tanaman tomat rentan terhadap kekurangan oksigen. Oleh karena itu, tanaman

    tomat tidak boleh tergenangi oleh air. Dalam pembudidayaan tanaman tomat,

    sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya datar sehingga tidak perlu dibuat

    teras-teras dan tanggul.

    e. Ketinggian Tempat

    Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat, baik di dataran tinggi

    maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya. Tanaman tomat yang sesuai untuk

    ditanam di dataran tinggi, misalnya varietas Kada, sedangkan varietas yang sesuai

    ditanam di dataran rendah, misalnya varietas Intan, varietas Ratna, varietas LV, dan

    varietas CLN. Selain itu, ada varietas tanaman tomat yang cocok ditanam di dataran

    rendah maupun di dataran tinggi, antara lain varietas tomat GH 2, varietas tomat GH

    4, varietas Berlian, dan varietas Mutiara (Didit, 2010).

    D. Unsur-Unsur yang Dibutuhkan Tanaman Tomat

    Tanaman tomat membutuhkan unsur hara makro dan mikro untuk memenuhi

    kebutuhan makanannya. Unsur hara makro yang diperlukan terdiri dari unsur karbon

    (C), hidrogen (H), oksigen (O), natrium (N), fosfat (P), kalium (K), sulfur (S),

    magnesium (Mg), dan kalsium (Ca), sedangkan

    unsur hara mikro yang diperlukan,

    antara lain molibdenium (Mo), tembaga (Cu), boron (B), seng (Zn), besi (Fe), klor (Cl),

    dan mangan (Mn). Unsur-unsur tersebut di atas dapat diperoleh melalui beberapa

    sumber, seperti udara, air, mineral-mineral dalam media tanam, dan pupuk.

    Serapan unsur hara esensial pada tanaman tomat dalam buah tomat disajikan pada

    Tabel 1 sebagai berikut.

    Tabel 1. Serapan Unsur Hara Esensial pada Buah Tanaman Tomat

    dalam Bobot Buah 22,40 ton/haNo Unsur Hara Serapan (kg/ha)

    1. Nitrogen (N) 134,50

    2. Fosfor (P) 20,20

    3. Kalium (K) 149,10

    4. Kalsium (Ca) 7,80

    5. Magnesium (Mg) 12,30

    6. Sulfur (S) 15,70

    7. Mangan (Mn) 0,146

    8. Seng (Zn) 0,179

    Sumber: Madjid (2009)

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    12/33

    Tabel 2. Kadar Unsur Hara Esensial Makro dan Mikro pada Tanaman

    Tomat Berdasarkan Perbandingan Bobot Kering

    No Nama Unsur Hara Kadar

    1. Karbon (C) 45 %

    2. Hidrogen (H) 45 %

    3. Oksigen (O) 6 %4. Nitrogen (N) 1,5 %

    5. Kalium (K) 1,0 %

    6. Kalsium (Ca) 0,5 %

    7. Fosfor (P) 0,2 %

    8. Magnesium (Mg) 0,2 %

    9. Sulfur (S) 0,1 %

    10. Klor (Cl) 100 mg/kg

    11. Besi (Fe) 100 mg/kg

    12. Boron (B) 50 mg/kg

    13. Mangan (Mn) 20 mg/kg14. Seng (Zn) 20 mg/kg

    15. Tembaga (Cu) 6 mg/kg

    16. Molibdenum (Mo) 0,1 mg/kg

    Sumber: Hanafiah (2005)

    Peranan-peranan unsur hara bagi tanaman tomat dapat dilihat sebagai berikut (Klinik

    Tani Organik, 2012).

    a.

    Karbon (C)

    Sumber: Unsur karbon yang diperlukan tanaman tomat dapat diserap dari udara

    (CO2) dan dari dalam tanah (kemungkinan HCO3-). Unsur ini diasimilasi

    oleh tanaman sebagai CO2. Proses ini dinamakan karboksilasi yang

    memfiksasi CO2untuk fotosintesis.

    Unsur karbon berperan sebagai pembangun bahan organik karena sebagian besar

    bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik.

    Gejala kekurangan: Proses fotosontesis akan terganggu sehingga terjadi kesulitan

    dalam menghasilkan unsur organik.

    b.

    Hidrogen (H)

    Sumber: Unsur hidrogen ini diambil oleh tanaman tomat dalam bentuk air (H2O) dan

    urin ternak. Unsur ini diserap dalam bentuk air dari larutan tanah atau dari

    udara jika kondisinya humid.

    Unsur hidrogen berperan sebagai elemen pokok pembangun bahan organik.

    Gejala kekurangan: Terjadi kesulitan dalam menghasilkan molekul organik.

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    13/33

    c.

    Oksigen (O)

    Sumber: Unsur oksigen ini diambil oleh tanaman tomat dalam bentuk oksigen bebas

    (O2) atau dapat juga diperoleh dari air (H2O).

    Unsur oksigen berperan sebagai pembangun bahan organik, respirasi, dan pembakar

    energi.

    Gejala kekurangan: Terjadi kesulitan dalam memperoleh zat organik.

    d.

    Nitrogen (N)

    Sumber: Unsur nitrogen diserap dalam bentuk NH4+atau NO3

    -dari larutan tanah atau

    gas NH3 dan N2 dari udara. Unsur ini biasanya tersedia dalam kotoran

    ternak, urin ternak, dan seresah daun jenis kacang-kacangan.

    Unsur nitrogen berperan dalam:

    1.

    Membantu pembentukan sel baru.

    2. Mengganti sel-sel yang rusak.

    3. Membantu dalam pembentukan klorofil dalam fotosintesis.

    4. Mendukung pembentukan vitamin dan protein.

    5. Mempercepat pertumbuhan tanaman muda.

    6. Meningkatkan penyerapan unsur hara lainya, seperti fosfor dan kalium.

    Gejala kekurangan: Tanaman menjadi layu, menguning, dan kekurangan zat hijau

    daun.

    Gejala kelebihan: Bunga dan buah terhambat karena pertumbuhan vegetatif

    meningkat, pematangan buah terhambat, ukuran buah kecil, dan

    tidak tahan terhadap penyakit.

    e. Fosfor (P)

    Sumber: Unsur fosfat diserap oleh tanaman dalam bentuk ion H2PO4- dan HPO4

    2.

    Unsur ini biasanya tersedia dalam batuan fosfat atau fosfat alam, kotoran

    ternak, urin ternak, dan air kelapa..

    Unsur fosfor berperan dalam:

    1. Membantu pembentukan akar.

    2. Mendukung pertumbuhan generatif.

    3.

    Meningkatkan daya tahan terhadap penyakit.

    4. Mempercepat proses pematangan.

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    14/33

    Gejala kekurangan: Perakaran tanaman tidak sempurna, tanaman kerdil dan kurus,

    daun menjadi mongering, dan warnanya menjadi kemerah-

    merahan dan coklat.

    f.

    Kalium (K)

    Sumber: Unsur kalium tersedia bagi tanaman dalam bentuk kation K+. Unsur ini

    biasanya tersedia dalam kotoran ternak, urin ternak, dan rumput gajah.

    Unsur kalium berperan dalam:

    1. Membantu pembentukan zat karbohidrat.

    2.

    Merangsang pembentukan hijau daun dan bunga.

    3. Meningkatkan daya serap akar.

    4. Meningkatkan daya tahan terhadap penyakit.

    5.

    Mengatur kesetimbangan pupuk nitrogen dan fosfat.

    6. Meningkatkan kadar gula, lemak, dan rasa pada buah.

    Gejala kekurangan: Pembentukan lamban dan tanaman menjadi kerdil, pucuk daun

    menguning seperti terbakar pada tepi-tepinya, kematian pucuk

    akar dan akar rambut, serta penyerapan unsur hara terganggu.

    g. Sulfur (S)

    Sumber: Unsur sulfur diserap dari larutan tanah dalam bentuk SO42- dan dapat

    diserap dari udara sebagai SO2. Fraksi organik S dapat tersedia untuk

    tanaman melalui proses mineralisasi yang dilakukan oleh mikrobia.

    Tanaman dapat pula memanfaatkan SO2 sebagai bagian dari pasokan S.

    Senyawa SO2 diadsorpsi melalui stomata dan didistribusikan ke seluruh

    tubuh tanaman sehingga menjadi bagian dari protein S, asam amino S, dan

    sulfat S. Unsur ini biasanya tersedia dalam kotoran ternak dan air kelapa.

    Unsur sulfur berperan dalam:

    1. Membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun menjadi lebih hijau.

    2. Menambah kandungan protein dan vitamin hasil panen.

    3. Mendukung proses pembulatan zat gula.

    4. Memperbaiki kualitas dan meningkatkan produksi serta nilai gizi hasil panen

    karena peningkatan kadar protein, gula, lemak, dan vitamin.

    5. Memperbaiki rasa dan warna hasil panen.

    6. Menjaga tanaman agar lebih sehat dan lebih tahan terhadap hama, penyakit, dan

    kekeringan.

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    15/33

    Gejala kekurangan: Daun berwarna hijau kekuning-kuningan, pertumbuhannya

    terhambat dan kerdil, dan batang berdiameter kecil.

    h. Magnesium (Mg)

    Sumber: Unsur ini biasanya tersedia dalam kotoran ternak dan air kelapa.

    Unsur magnesium berperan dalam:

    1. Sebagai unsur yang esensial dalam sintesis klorofil.

    2.

    Terlibat dalam fungsi beberapa kerja enzim pada proses fotosintesis, respirasi, dan

    reproduksi.

    Gejala kekurangan: Warna daun tua berubah menjadi kuning dan bercak-bercak

    merah coklat, sedangkan tulang daun biasanya tetap hijau,

    batang menjadi kurus dan terdapat garis-garis berwarna hijau

    kekuningan, kuning muda atau putih pada seluruh permukaan

    daun, pembakaran oleh sinar matahari mudah terjadi karena

    daun tidak mempunyai lapisan lilin, dan daya tumbuh biji

    kurang.

    i. Kalsium (Ca)

    Sumber: Unsur ini biasanya tersedia dalam kotoran ternak, urin ternak, dan air

    kelapa.

    Unsur kalsium berperan dalam:

    1. Merangsang pembentukan bulu-bulu akar.

    2. Merangsang pembentukan biji-bijian.

    3. Memperkokoh struktur dinding sel tanaman.

    4. Memperlancar transportasi sel dan retensi unsur-unsur lainnya dalam tanaman.

    5. Mencegah efek garam, alkali, dan asam organik.

    Gejala kekurangan: Daun-daun muda dan ujung-ujung dari titik tumbuh keriput dan

    akhirnya mengering, daun-daun yang lebih tua nampak

    berkeriput, daun di beberapa tempat mati, kuncup-kuncup yang

    tumbuh kembali akan mati, dan tanaman menjadi lemah.

    j. Molibdenum (Mo)

    Sumber: Unsur ini biasanya tersedia dalam kotoran ternak.

    Unsur molibdenum berperan dalam:

    1. Mendukung terjadinya sintesis protein.

    2.

    Menyusun beberapa enzim penting.

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    16/33

    3.

    Mendukung proses fotosintesis.

    Gejala kekurangan: Pertumbuhan tanaman terhambat, daun menjadi pucat dan mati,

    serta pembentukan bunga terlambat.

    k.

    Tembaga (Cu)

    Sumber: Unsur ini biasanya tersedia dalam kotoran ternak dan air kelapa.

    Unsur tembaga berperan:

    1.

    Sebagai unsur yang esensial yang dibutuhkan untuk mengaktifkan beberapa enzim

    yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman.

    2.

    Mendukung terjadinya proses fotosintesis sehingga meningkatkan pemanfaatan

    energi.

    3. Terlibat dalam memproduksi lignin untuk dinding sel, biji, dan perkembangan

    buah.

    4. Meningkatkan resistensi terhadap penyakit tanaman.

    Gejala kekurangan: Pembuahan terganggu, warna daun muda kuning dan kerdil,

    daun-daun lemah, layu, dan pucuk mengering serta batang dan

    tangkai daun lemah.

    l. Boron (B)

    Sumber: Unsur boron biasanya berasosiasi dengan bahan organik. Tanah dengan

    kandungan bahan organik yang tinggi biasanya mengandung boron dalam

    jumlah yang cukup untuk pertumbuhan tanaman. Di dalam tanah dan di

    dalam larutan tanah ada dalam bentuk H3BO3ataupun B(OH)4-.

    Unsur boron berperan:

    1. Sebagai unsur yang esensial bagi ujung akar, tabung serbuk sari, dan pertumbuhan

    tunas.

    2. Mendukung terjadinya sintesis DNA dan RNA.

    Gejala kekurangan: Pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik (pucuk

    akar), tanaman mati pucuk (die back), mobilitas rendah, dan

    buah yang sedang berkembang sangat rentan terserang penyakit.

    m.Seng (Zn)

    Sumber: Unsur ini biasanya tersedia dalam kotoran ternak.

    Unsur seng berperan dalam:

    1. Mengaktifkan sebagian besar enzim yang terlibat dalam pertumbuhan dan

    reproduksi tanaman.

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    17/33

    2.

    Mendukung terjadinya sintesis dan merangsang terbentuknya klorofil.

    3. Terlibat dalam sistem hormon dan bertindak sebagai katalis untuk pengatur

    pertumbuhan tanaman, auksin.

    Gejala kekurangan: Tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek, daun mengecil

    dan mengumpul, klorosis pada daun-daun muda dan

    intermedier, serta adanya nekrosis.

    n.

    Besi (Fe)

    Sumber: Unsur ini biasanya tersedia dalam kotoran ternak dan air kelapa.

    Unsur besi berperan:

    1. Sebagai unsur esensial bagi sintesis klorofil.

    2. Terlibat dalam aktivasi enzim yang digunakan pada proses fotosintesis dan

    respirasi.

    Gejala kekurangan: Pada daun muda, mula-mula daun berwarna hijau pucat dan

    hijau kekuningan, tulang daun terjadi klorosis. Daun yang

    semula berwarna hijau berubah menjadi warna kuning dan ada

    pula yang menjadi warna putih.

    o. Klor (Cl)

    Sumber: Unsur klor ini diambil atau diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Cl-oleh

    akar tanaman dan dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian

    atas tanaman, misalnya daun. Sumber unsur ini sering berasal dari air hujan.

    Unsur klor berperan:

    1. Sebagai pemindah hara tanaman.

    2. Meningkatkan osmose sel.

    3. Mencegah kehilangan air yang tidak seimbang.

    4. Memperbaiki penyerapan ion lain.

    Gejala kekurangan: Pola percabangan akar abnormal, gejala wilting (daun lemah dan

    layu), dan warna keemasan (bronzing) pada daun.

    p. Mangan (Mn)

    Sumber: Unsur mangan terlarut berada dalam bentuk Mn2+, tetapi 80-90 % dari Mn

    di dalam larutan tanah berda dalam kompleks dengan bahan organik.

    Ketersediaan Mn di lapangan sukar untuk diprediksi karena kelarutan Mn

    berhubungan dengan reaksi oksidasi-reduksi di dalam tanah. Ketersediaan

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    18/33

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    19/33

    III. PUPUK ORGANIK CAIR DAN PEMANFAATANNYA DALAM BUDIDAYA

    TANAMAN TOMAT

    A. Pengertian Pupuk Organik Cair dan Pemupukan

    Secara umum, pupuk merupakan suatu bahan yang digunakan untuk menambah

    hara tanah dan menambah kesuburan tanah sehingga tanaman yang ditanam pada media

    tersebut dapat memperoleh cukup hara guna memenuhi kebutuhan untuk tumbuh dan

    berkembang secara optimal. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan

    organik yang ramah terhadap lingkungan, seperti tumbuhan, hewan, ataupun limbah

    organik lainnya, sedangkan pupuk organik cair merupakan pupuk organik yang

    memiliki wujud berupa cairan sehingga pupuk ini mudah larut saat digunakan.

    Secara luas, pemupukan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pemberian bahan

    kepada tanah dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah. Secara

    khusus, pemupukan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pemberian bahan yang

    dimaksudkan untuk menambah hara tanaman pada tanah. Pemberian pupuk harus

    disesuaikan dengan bentuk pupuk, jenis pupuk, kondisi lahan dan tanaman, sistem

    perakaran tanaman, dan daya serap tanaman serta tanah terhadap unsur hara agar

    pemupukan dapat lebih efektif dan efisien.

    B. Macam dan Cara Aplikasi Pupuk Organik Cair

    Berdasarkan teknik pembuatannya, pupuk organik cair terbagi menjadi 2 macam,

    antara lain:

    1. Pupuk organik cair secara sederhana

    Pupuk organik cair ini dibuat dengan cara yang sederhana, yaitu menggunakan

    bahan-bahan yang mudah didapatkan, seperti limbah peternakan, limbah pertanian,

    dan beberapa bahan organik lain yang dibutuhkan.

    a.

    Pupuk organik cair berbahan dasar limbah peternakan

    Beberapa bahan yang berasal dari limbah peternakan dapat dimanfaatkan menjadi

    pupuk organik cair, seperti urin hewan ternak, kotoran ternak, susu basi, dan

    limbah peternakan lainnya. Urin sapi merupakan suatu bahan organik yang

    mengikat zat pembangun berupa unsur fosfor secara baik. Pupuk ini dapat

    diaplikasikan melalui akar tanaman dengan cara menyiramkannya ke media

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    20/33

    tanam. Selain itu, pupuk ini juga dapat diaplikasikan melalui daun dengan cara

    menyemprotkannya ke permukaan daun.

    b. Pupuk organik cair berbahan dasar limbah pertanian

    Beberapa bahan yang berasal dari limbah pertanian dapat dimanfaatkan menjadi

    pupuk organik cair, seperti dedaunan, buah-buahan yang sudah busuk, air kelapa,

    dan limbah pertanian lainnya. Rangga et al.(2008) menyatakan bahwa air kelapa

    mengandung unsur kalium cukup banyak. Selain kaya mineral, air kelapa juga

    mengandung gula dan protein. Mineral lain yang terkandung dalam air kelapa,

    antara lain natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), besi (Fe), tembaga (Cu),

    fosfor (P) dan sulfur (S). Disamping itu, air kelapa juga mengandung berbagai

    macam vitamin, seperti asam sitrat, asam nikotinat, asam pantotenal, asam folat,

    niacin, riboflavin, dan thiamin. Pupuk ini dapat diaplikasikan melalui akar

    tanaman dengan cara menyiramkannya ke media tanam. Selain itu, pupuk ini juga

    dapat diaplikasikan melalui daun dengan cara menyemprotkannya ke permukaan

    daun.

    2. Pupuk organik cair hasil industri

    Pupuk organik cair ini diproduksi secara industrial sehingga menghasilkan

    bermacam-macam merek dagang yang komersial dan memiliki spesifikasi tertentu.

    Biasanya pupuk organik ini mencantumkan komposisi unsur hara yang terkandung

    secara jelas. Contoh pupuk organik cair ini, antara lain: Elang Biru, Promo,

    Superbiota Plus, Organik RI 1, Super A1, Super Boy, Sitto, Nutrisi Saputra, dan

    Biokultur.

    Aplikasi pupuk organik cair dapat dilakukan dengan 2 cara, antara lain: aplikasi

    melalui akar tanaman dan aplikasi melalui daun tanaman.

    1. Aplikasi melalui akar tanaman

    Cara ini biasanya dilakukan dengan mengaplikasikan pupuk secara langsung ke

    media tanam, seperti tanah. Taufika (2011) menyatakan bahwa tanaman akan mudah

    mengatur penyerapan komposisi pupuk yang dibutuhkan jika terjadi kelebihan

    kapasitas pupuk organik cair yang diberikan pada tanah karena bentuknya yang cair.

    Pupuk organik cair dalam pemupukan jelas lebih merata, tidak akan terjadi

    penumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat. Hal ini disebabkan pupuk organik

    cair 100 % larut.

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    21/33

    2.

    Aplikasi melalui daun tanaman

    Aplikasi pupuk melalui daun tanaman ini biasa dikenal dengan nama foliar

    application. Pupuk disemprotkan pada permukaan daun. Hal ini dilakukan sebagai

    cara untuk melengkapi pemberian pupuk melalui tanah untuk meminimalisir gejala

    kekahatan yang mungkin muncul, terutama hara mikro dan hara yang immobil dalam

    tubuh tanaman. Hara masuk ke dalam tubuh tanaman melalui mulut stomata secara

    difusi atau osmosis. Pupuk disemprotkan langsung kepada daun dengan alat

    penyemprot biasa (hand sprayer).

    Aplikasi pupuk ini disesuaikan juga dengan dosis atau takaran dan waktu aplikasi yang

    dianjurkan agar pertumbuhan dan hasil tanaman dapat optimal.

    C. Kelebihan Pupuk Organik Cair Dibandingkan Pupuk Lainnya

    1. Pupuk organik cair memiliki jumlah kandungan nitrogen, fosfor, kalium, dan air

    yang lebih banyak jika dibandingkan dengan pupuk organik padat yang berbahan

    dasar kotoran sapi padat.

    2. Bentuk pupuk organik cair yang berupa cairan mempermudah tanaman dalam

    menyerap unsur-unsur hara yang terkandung di dalamnya.

    3.

    Pupuk organik cair mengandung zat perangsang tumbuh yang dapat digunakan

    sebagai pengatur tumbuh tanaman (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2012).

    4. Pada pupuk organik cair yang berbahan dasar urin hewan ternak, aroma atau bau

    yang dihasilkan sangat khas sehingga dapat mencegah datangnya berbagai hama

    tanaman.

    5. Jika dibandingkan dengan pupuk anorganik, pupuk organik cair ini memiliki sifat

    yang aman bagi kesehatan dan ramah terhadap lingkungan.

    D. Kendala Penggunaan Pupuk Organik Cair

    Berikut ini adalah kendala-kendala yang sering dihadapi dalam penggunaan

    pupuk organik cair.

    1. Respon yang ditunjukkan oleh penggunaan pupuk organik cair terhadap produksi

    tanaman tidak secepat seperti menggunakan pupuk anorganik (kimia buatan).

    2. Membutuhkan banyak tenaga kerja untuk mengaplikasikan pupuk pada masing-

    masing tanaman.

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    22/33

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    23/33

    menyerap hara sehingga ada manfaatnya apabila pupuk cair tidak hanya diberikan di

    sekitar tanaman saja, tapi juga di atas daun-daun. Penggunaan pupuk cair lebih

    memudahkan pekerjaan, dan penggunaan pupuk cair berarti dapat melakukan tiga

    macam proses dalam sekali pekerjaan, yaitu memupuk tanaman, menyiram tanaman,

    dan mengobati tanaman (Anonim, 2008).

    Adapun beberapa manfaat yang dimiliki oleh pupuk organik cair dalam

    mendukung pertumbuhan dan perkembangan serta hasil tomat, antara lain:

    1. Dengan menggunakan pupuk organik cair, tanaman tomat dapat memperoleh unsur-

    unsur hara yang diperlukan untuk mendukung pembentukan klorofil sehingga dapat

    meningkatkan terjadinya proses fotosintesis.

    2. Beberapa unsur esensial yang terkandung di dalam pupuk organik cair dapat

    merangsang pembentukan bunga dan buah serta pertumbuhan akar dan tunas.

    3. Aplikasi pupuk organik cair dapat mengurangi terjadinya pengguguran daun, bunga,

    dan bakal buah.

    4. Adapun unsur-unsur tertentu yang mengaktivasi beberapa enzim yang berkaitan

    dengan pertumbuhan tanaman tomat, seperti merangsang pertumbuhan cabang

    produksi tanaman tomat.

    5.

    Pupuk organik cair ini juga bermanfaat memperkuat struktur dinding sel tanaman

    tomat dan memperkokoh tanaman serta meningkatkan resistensi tanaman terhadap

    hama, patogen penyebab penyakit, dan cekaman lingkungan (cekaman kekeringan

    dan cekaman cuaca).

    Manfaat-manfaat tersebut di atas akan terlihat secara nyata jika di dukung dengan

    aplikasi dosis pupuk organik cair, cara aplikasi, dan waktu yang tepat. Dosis pupuk

    organik cair yang tepat ini merupakan suatu besaran yang digunakan pada saat aplikasi

    pupuk guna menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman yang optimal. Apabila dosis

    pupuk yang diberikan kurang dari kebutuhan hara tanaman tomat, maka hasil yang

    diperoleh pun tidak optimal karena jumlah unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh

    tanaman tidak terpenuhi secara baik sehingga metabolisme dalam tubuh tanaman tidak

    berlangsung baik. Begitu pula sebaliknya, jika dosis pupuk organik cair melebihi batas

    toleransi tanaman tomat, maka pertumbuhan tanaman tomat akan terhambat sehingga

    hasil yang diperoleh pun tidak optimal. Hal ini disebabkan oleh berlebihnya unsur-unsur

    hara yang diberikan yang dapat menyebabkan terganggunya sistem metabolisme dalam

    tubuh tanaman dan dapat mengakibatkan keracunan. Selain itu, sistem penyerapan air

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    24/33

    dan unsur-unsur hara oleh akar di dalam tanah secara osmosis dapat terganggu karena

    adanya perbedaan konsentrasi yang cukup tinggi antara tanah dan akar tanaman.

    Pekatnya pupuk organik cair yang digunakan akan meningkatkan konsentrasi larutan

    pada tanah. Keadaan ini juga akan mengakibatkan penyusutan pada protoplasma sel

    akar sehingga akan mengganggu sistem penyerapan air dan unsur-unsur hara, bahkan

    air akan ikut keluar jika tekanan di dalam sel akar lebih rendah dibandingkan tekanan di

    sekitar sel. Hal ini akan berlangsung hingga mencapai keseimbangan tekanan antara

    keduanya. Fenomena tersebut sejalan dengan penelitian Lestari (2012) bahwa

    konsentrasi pupuk organik cair sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil

    tanaman tomat. Pertumbuhan dan hasil tersebut dapat dilihat dari grafik-grafik di bawah

    ini tentang pengaruh konsentrasi pupuk organik cair Nutrisi Saputra terhadap tinggi

    tanaman tomat, berat kering tanaman tomat, jumlah buah tomat per tanaman, dan bobot

    buah tomat per tanaman.

    Gambar 1 menunjukkan pengaruh konsentrasi pupuk organik cair terhadap tinggi

    tanaman tomat. Perlakuan tanpa pupuk organik cair pada tanaman tomat memberikan

    hasil tinggi tanaman yang paling rendah. Peningkatan tinggi tanaman terus berlangsung

    ketika konsentrasi pupuk organik cair dinaikkan hingga konsentrasi pupuk mencapai

    6000 ppm. Pupuk organik cair dengan konsentrasi 6000 ppm menghasilkan tinggi

    tanaman yang paling baik. Peningkatan konsentrasi pupuk organik cair lebih dari 6000

    ppm menunjukkan penurunan pada tinggi tanaman tomat.

    Gambar 1. Grafik Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik

    Cair terhadap Tinggi Tanaman Tomat

    Sumber: Lestari (2012)

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    25/33

    Gambar 2 menunjukkan pengaruh konsentrasi pupuk organik cair terhadap berat

    kering tanaman tomat. Perlakuan tanpa pupuk organik cair pada tanaman tomat

    memberikan hasil berat kering tanaman yang paling rendah. Peningkatan berat kering

    tanaman terus berlangsung ketika konsentrasi pupuk organik cair dinaikkan hingga

    konsentrasi pupuk mencapai 6000 ppm. Pupuk organik cair dengan konsentrasi 6000

    ppm menghasilkan berat kering tanaman yang paling tinggi. Peningkatan konsentrasi

    pupuk organik cair lebih dari 6000 ppm menunjukkan penurunan pada berat kering

    tanaman tomat.

    Gambar 3 menunjukkan pengaruh konsentrasi pupuk organik cair terhadap jumlah

    buah tomat per tanaman. Perlakuan tanpa pupuk organik cair pada tanaman tomat

    memberikan hasil buah tomat yang paling sedikit per tanaman. Pertambahan jumlah

    buah tomat terus berlangsung ketika konsentrasi pupuk organik cair dinaikkan hingga

    Gambar 3. Grafik Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik

    Cair terhadap Jumlah Buah Tomat per

    Tanaman

    Sumber: Lestari (2012)

    Gambar 2. Grafik Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik

    Cair terhadap Berat Kering Tanaman Tomat

    Sumber: Lestari 2012

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    26/33

    konsentrasi pupuk mencapai 6000 ppm. Pupuk organik cair dengan konsentrasi 6000

    ppm menghasilkan jumlah buah tomat per tanaman yang paling banyak. Peningkatan

    konsentrasi pupuk organik cair lebih dari 6000 ppm menunjukkan penurunan pada

    jumlah buah tomat per tanaman.

    Gambar 4 menunjukkan pengaruh konsentrasi pupuk organik cair terhadap bobot

    buah tomat per tanaman. Perlakuan tanpa pupuk organik cair pada tanaman tomat

    memberikan hasil buah tomat yang paling sedikit per tanaman. Peningkatan bobot buah

    tomat terus berlangsung ketika konsentrasi pupuk organik cair dinaikkan hingga

    konsentrasi pupuk mencapai 6000 ppm. Pupuk organik cair dengan konsentrasi 6000

    ppm menghasilkan bobot buah tomat per tanaman yang paling tinggi. Peningkatan

    konsentrasi pupuk organik cair lebih dari 6000 ppm menunjukkan penurunan pada

    bobot buah tomat per tanaman.

    Manfaat yang diperoleh dari penggunaan pupuk organik cair tidak hanya sampai

    pada hasil buah. Mutu buah yang dihasilkan juga dapat diperhatikan. Hal ini penting

    karena hasil tomat yang dipasarkan adalah buahnya. Berdasarkan Standarisasi Nasional

    Indonesia (SNI), grading pada komoditas tomat dapat dibedakan menjadi tiga kelas,

    yaitu: kelas A dengan ukuran buah spesial besar besar (> 150 gram), kelas B dengan

    ukuran buah menengah (100-150 gram), dan kelas C dengan ukuran buah kecil (

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    27/33

    maksimal 1 %, sedangkan Mutu II, meliputi: varietas seragam, tidak terlalu matang,

    tidak lunak, ukuran buah seragam, kotoran maksimal 10 %, dan busuk maksimal 1 %

    (Adiyoga et al., 2004).

    Gambar 5 menunjukan perbedaan kualitas buah tomat yang dihasilkan. Hal ini

    dapat terjadi oleh beberapa hal, salah satunya adalah kebutuhan hara. Buah yang busuk

    dapat diakibatkan oleh serangan hama dan patogen penyebab penyakit. Serangan ini

    memperlihatkan ketahanan tanaman tomat yang kurang baik. Ketahanan tanaman tomat

    terhadap serangan organisme pengganggu tersebut dapat dicegah dengan memenuhi

    unsur P, K, S, Ca, Cu, dan Mn yang berperan dalam meningkatkan resistensi terhadap

    serangan organisme pengganggu tanaman dan membentuk dinding sel yang kokoh

    sebagai antisipasi serangan tersebut.

    a) b)

    Sumber: Didit (2010)

    Gambar 5. a) Buah Tomat Kualitas Baik, b) Buah

    Tomat Kualitas Rendah

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    28/33

    IV. PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Pupuk organik cair memiliki manfaat yang baik bagi pertumbuhan dan hasil

    tanaman tomat bila diaplikasikan dengan cara, waktu, dan dosis yang tepat. Manfaat ini

    dapat dilihat secara nyata pada pertumbuhan dan hasil tanaman tomat, seperti

    merangsang pertumbuhan akar, tunas, bunga, dan bakal buah, serta meningkatkan daya

    tahan terhadap hama, patogen terhadap penyakit, dan juga cekaman lingkungan

    sehingga hasil tanaman tomat menjadi optimal.

    B. Saran

    Dalam aplikasi pupuk organik cair, perlu dilakukan tinjauan terhadap aspek-aspek

    lingkungan untuk lebih mengoptimalkan manfaat dari pupuk organik cair tersebut.

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    29/33

    DAFTAR PUSTAKA

    Adiyoga, W., R. Suherman, T. A. Soetiarso, B. Jaya, B. K. Udiarto, R. Rosliani, dan D.

    Mussadad. 2004. Laporan Akhir Profil Komoditas Tomat. Proyek/Bagian Proyek

    Pengkajian Teknologi Pertanian Partisipatif (PPATP), Pusat Penelitian dan

    Pengembangan Hortikultura, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,Departemen Pertanian.

    Anonim. 2008. Pupuk Alami. . Diakses pada tanggal 21 November 2012.

    Anomsari, S. D. dan B. Prayudi. 2012. Budidaya Tomat. Balai Pengkajian Teknologi

    Pertanian Jawa Tengah, Semarang.

    Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2005. Pengembangan Model Permintaan

    dan Penawaran Komoditas Pertanian Utama. Pusat Penelitian dan PengembanganSosial Ekonomi Pertanian, Departemen Pertanian, Jakarta.

    Balai Penelitian Tanaman Sayur. 1997. Teknologi Produksi Tomat. Penebar Swadaya,

    Jakarta.

    Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. 2012. Pembuatan Pupuk Organik Cair.

    .

    Diakses pada tanggal 2 Desember 2012.

    Desmarina, R. 2009. Respon tanaman tomat terhadap frekuensi dan taraf pemberian air.

    Skripsi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.

    Didit. 2010. Cara Budidaya Tomat (Lycopersicon esculentum Mill).

    . Diakses pada tanggal 9 Desember 2012.

    Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

    Klinik Tani Organik. 2012. Kebutuhan Tanaman terhadap Unsur Hara Mikro.

    . Diakses pada tanggal 21 November2012.

    Lestari, A. P. 2011. Pengaruh pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman

    tomat (Lycopersicum esculentumMill.). Jurnal Agroqua 9 : 1-7.

    Madjid, A. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. . Diakses pada tanggal 9

    Desember 2012.

    Plantamor. 2012. Informasi Spesies Tomat. . Diakses pada tanggal 21 November 2012.

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    30/33

    Pracaya. 1998. Bertanam Tomat. Kanisius, Yogyakarta.

    Rosalina, R. 2008. Pengaruh konsentrasi dan frekuensi penyiraman air limbah tempe

    sebagai pupuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil tomat (Lycopersicum

    esculentumMill.). Skripsi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri

    Malang, Malang.

    Rangga, M. F., H. Kifli, I. M. Ridha, P. P. Lestari, dan H. Wulandari. 2008. Kombinasi

    limbah pertanian dan peternakan sebagai alternatif pembuatan pupuk organik cair

    melalui proses fermentasi anaerob. Prosiding Seminar Nasional Teknoin Bidang

    Teknik Kimia.

    Taufika, R. 2011. Pengujian beberapa dosis pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan

    hasil tanaman wortel (Daucus carotaL.). Jurnal Tanaman Hortikultura.

    Tim Penulis Penebar Swadaya. 2009. Budidaya Tomat Secara Komersial. Penerbar

    Swadaya.

    Wahyunindyawati, F. Kasijadi, dan Abu. 2012. Pengaruh pemberian pupuk organik

    Biogreen Granul terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah.

    Journal Basic Science And Technology 1 : 21-25.

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    31/33

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    32/33

    Jawaban:

    a. Apabila aplikasi melalui akar, air kelapa dapat disiramkan secara langsung ke media

    tanam, sedangkan bila aplikasi melalui daun, air kelapa dapat disemprotkan secara

    langsung ke permukaan daun.

    b. Air kelapa yang baik digunakan sebagai pupuk ialah air kelapa muda karena masih

    mengandung banyak unsur yang dibutuhkan tanaman dan hormon tumbuh, seperti

    auksin, giberillin, dan sitokinin. Pada kelapa tua, unsur-unsur yang dibutuhkan

    tanaman sudah banyak dimanfaatkan untuk pembentukan endosperma sehingga

    kurang efektif untuk digunakan sebagai pupuk.

    c. Secara umum, pupuk yang berasal dari limbah pertanian dan peternakan memiliki

    kemiripan, seperti urin sapi dengan air kelapa. Keduanya memiliki unsur-unsur hara

    penting yang dibutuhkan oleh tanaman.

    3. Ahmad Irfan S. (10852)

    Pertanyaan:

    Tanah yang cocok bagi pertanaman tomat adalah tanah yang berporositas baik, tetapi

    tidak baik pada kondisi tergenang. Bagaimana dengan penggunaan pupuk organik cair?

    Apakah ada perhitungan khusus dalam menentukan dosis di suatu media tanam?

    Jawaban:

    Penggunaan pupuk organik cair tentunya diaplikasikan sesuai dengan dosis dan tidak

    sampai tergenang. Untuk perhitungan dalam menentukan dosis pupuk, dapat dilakukan

    dengan cara pengenceran sesuai dengan kebutuhan tanaman.

    4. Mariana Susilowati (11571)

    Pertanyaan:

    Kapankah waktu yang tepat untuk pengaplikasian pupuk organik cair pada tanaman

    tomat? Berapakah dosis yang tepat dalam pengaplikasian tersebut?

    Jawaban:

    Pupuk organik cair dapat diaplikasikan sebagai pupuk dasar pada awal masa tanam dan

    juga dapat diaplikasikan sebagai pupuk susulan. Dosis yang tepat dapat disesuaikan

    dengan macam pupuk yang digunakan. Khusus untuk pupuk hasil industri, biasanya

    memiliki spsifikasi masing-masing dalam menentukan dosis aplikasi.

  • 8/10/2019 Leovini, Helena. 2012. Pemanfaatana Pupuk Organik Cair Pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.).

    33/33