4
MODEL STUDIModel studi adalah model mulut yang dibuat untuk mempelajari morfologi kasus,mendirikan diagnosis, mengatur rencana perawatan, dan merencanakan perawatan potesa atauortodonsi. (kamus kedokteran gigi oleh F.J Harty dan R. Ogston). Model studi adalah model mulut yang dibuat untuk mempelajari morfologi kasus,mendirikan diagnosis, mengatur rencana perawatan dan merencanakan perawatan pasien atauortodonsi. Model studi penting untuk mempelajari sisa geligi tulang rahang dan hubunganrahang atas dan rahang bawah. Model rahang atas dan rahang bawah yang dipasang dan modelmalam dengan penyusunan percobaan dari gigi, akan membantu untuk mendapat gambaran letak implan yang tepat. Hal ini penting, jangan sampai terjadi implan berada diluar lengkung gigisehingga mengganggu estetik. (Hartono, R., dkk. Estetik dan Prostetik Mutakhir. EGC)dari pustaka.unpad.ac.id:Model studi sebagai salah satu komponen penting dalam perawatan ortodonti dibuatdengan beberapa tujuan dan kegunaan, yaitu sebagai titik awal dimulainya perawatan, untuk kepentingan presentasi, dan sebagai data tambahan untuk mendukung hasil pemeriksaanklinis. Para praktisi menggunakan model studi bukan hanya untuk merekam keadaan geligidan mulut pasien sebelum perawatan tetapi juga untuk menentukan adanya perbedaan ukuran, bentuk, dan kedudukan gigi geligi pada masing-masing rahang serta hubungan antar gigigeligi rahang atas dengan rahang bawah. Data yang lengkap mengenai keadaan tersebut lebihmemungkinkan jika dilakukan analisis pada model studi. Pengertian Analisis Model Studi Analisis model studi adalah penilaian tiga dimensi terhadap gigi geligi pada rahangatas maupun rahang bawah, serta penilaian terhadap hubungan oklusalnya.

Li Lbm4 Blok14

  • Upload
    azi370

  • View
    22

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LI

Citation preview

MODEL STUDIModel studi adalah model mulut yang dibuat untuk mempelajari morfologi kasus,mendirikan diagnosis, mengatur rencana perawatan, dan merencanakan perawatan potesa atauortodonsi. (kamus kedokteran gigi oleh F.J Harty dan R. Ogston).

Model studi adalah model mulut yang dibuat untuk mempelajari morfologi kasus,mendirikan diagnosis, mengatur rencana perawatan dan merencanakan perawatan pasien atauortodonsi.

Model studi penting untuk mempelajari sisa geligi tulang rahang dan hubunganrahang atas dan rahang bawah. Model rahang atas dan rahang bawah yang dipasang dan modelmalam dengan penyusunan percobaan dari gigi, akan membantu untuk mendapat gambaran letakimplan yang tepat. Hal ini penting, jangan sampai terjadi implan berada diluar lengkung gigisehingga mengganggu estetik. (Hartono, R.,dkk. Estetik dan Prostetik Mutakhir. EGC)dari pustaka.unpad.ac.id:Model studi sebagai salah satu komponenpenting dalam perawatan ortodonti dibuatdengan beberapa tujuan dan kegunaan, yaitu sebagai titik awal dimulainya perawatan, untukkepentingan presentasi, dan sebagai data tambahan untuk mendukung hasil pemeriksaanklinis.

Para praktisi menggunakan model studi bukan hanya untuk merekam keadaan geligidan mulut pasien sebelum perawatan tetapi juga untuk menentukan adanya perbedaan ukuran,bentuk, dan kedudukan gigi geligi pada masing-masing rahang serta hubungan antar gigigeligi rahang atas dengan rahang bawah. Data yang lengkap mengenai keadaan tersebut lebihmemungkinkan jika dilakukan analisis pada model studi.

Pengertian Analisis Model StudiAnalisis model studi adalah penilaian tiga dimensi terhadap gigi geligi pada rahangatas maupun rahang bawah, serta penilaian terhadap hubungan oklusalnya.

Model kerja' adalah hasil tuangan dari cetakan permukaan gigi danbagian rahang untuk saranapembuatan restorasi gigi diluar mulut penderita

Penyebab dari asimetri tersebut sangat beragam dan berbeda pada tiap individu. Pada beberapa pasien disebabkan karena erupsi gigi yang tidak normal, gigi sulung yang tanggal terlalu dini, atau akibat pencabutan gigi permanen. Pada pasien yang lain dapat disebabkan kelainan skeletal yang meliputi maksila atau mandibula.5 Meskipun penyebabnya sangat beragam, kelainan-kelainan tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu defek perkembangan, trauma, patologi.Asimetri dental dapat terjadi karena ketidakseimbangan antara jumlah gigi dengan lengkung gigi yang tersedia, ketidakseimbangan antara jumlah gigi rahang atas dan bawah pada segmen yang sama, ketidakseimbangan antara lengkung gigi rahang atas dan bawah secara keseluruhan atau sebagian.2 Deviasi garis tengah merupakan hal yang umum dan sering ditemui oleh ortodontis. Hal ini terdapat pada seluruh tipe kasus tapi yang paling sering adalah pada maloklusi klas II. Penyebab deviasi garis tengah dapat berupa: gigitan silang posterior karena pergeseran mandibula, pergerakan gigi anterior atas atau bawah, pergeseran ke lateral mandibula (tidak terdapat gigitan silang), asimetri lengkung gigi, atau kombinasi keempat faktor diatas.

a.Indikasi1.Jika dirasakan perlu bagi subjek untuk mendapat posisi postural adaptasi mandibula2.Jika ada gerak menutup translokasi mandibula dari posisi istirahat atau dari postural adaptasi ke posisi interkuspal3.Jika posisi gigi sedemikian rupa sehingga terbentuk mekanisme refleks yang merugikan selama fungsi oklusal dari mandibula4.Jika gigi-gigi menyebabkan kerusakan jaringan lunak5.Jika gigi berjejal dan tidak teratur menyebabkan faktor predisposisi dari penyakit periodontal/penyakit gigi6.Jika penampilan pribadi kurang baik akibat posisi gigi7.Jika posisi gigi menghalangi proses bicara yang normal

b.Kontra Indikasi1.Jika prognosa dari hasil perawatan tersebut jelek sebab pasien kurang/tidak kooperatif2.Jika perawatan hanya untuk memperpanjang waktu saja (jika perawatan ditunda sampai gigi bercampur/gigi permanen) hasilnya sama saja3.Jika perawatan akan mengakibatkan perubahan bentuk gigi4.Jika perawatan akan mengganggu proses erupsi gigi permanen

Indikasi dan kontra indikasiIndikasi1.Untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi hambatan sosial yangdisebabkan oleh penampilan wajah atau dentalyang tidak dapat diterima.

2.Meningkatkan estetika penampilan wajah dan dentalyang sudah diterima, tapidia menginginkan agar penampilannya tampak lebih cantik

3.Mempertahankan prosesperkembangan normalsebisa mungkin

4.Memperbaiki fungsi rahang dan mengkoreksi masalah yang berhubungandengan gangguan fungsional

5.Mengurangi pengaruh trauma oklusi

6.Memudahkan perawatan dental yang lain, misalnya dalam perawatanorthodonti

Kontra indikasi1.spasing akibat bad habit atau postur lidah yang tidak normal tanpamengeliminasiakibatpokoknya.2.OH buruk3.Kelainan atau ada masalah periodontal4.Pasien-pasien yang kurang kooperatif