104
LIMBAH PAKAN TERNAK PROF. DR. IR. I GST. NYM. GDE BIDURA, MS FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2017

LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

  • Upload
    others

  • View
    26

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

LIMBAH PAKAN

TERNAK

PROF. DR. IR. I GST. NYM. GDE BIDURA, MS

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2017

Page 2: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

i

BUKU AJAR

LIMBAH PAKAN TERNAK

PROF. DR. IR. I GST. NYM. GDE BIDURA, MS

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2017

Page 3: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

ii

PRAKATA

Terjadinya krisis ekonomi secara berkepanjangan di Indonesia membuat kita

sadar bahwa selama ini kita terlalu banyak berkiblat ke luar negeri, dan mempunyai

ketergantungan yang cukup besar terhadap komponen bahan pakan impor. Pada saat

itu, banyak peternak yang mengalami kebangkrutan karena tidak mampu membeli

ransum. Pelajaran berharga tersebut menjadikan kita harus mencari alternatif bahan

makanan yang bersifat inkonvensional yang tidak bersaing dengan kebutuhan manusia,

harganya murah, bersifat lokal, tetapi mempunyai kandungan nutrisi yang memadai

untuk ternak.

Beberapa bahan pakan, seperti pakan limbah dan yang bersifat inkonvensional

mempunyai potensi untuk dikembangkan ditinjau dari segi ketersediaannya, walaupun

kadang-kadang ditemukan faktor pembatas dalam penggunaannya. Misalnya,

kandungan serat kasar dan karbohidrat bukan pati (“Non Starch Polysacharides” = NSP)

dalam pakan akan berpengaruh negatif terhadap kecernaan ransum pada ternak

monogastrik. Demikian juga halnya dengan kandungan asam fitat dan taninya yang

tinggi menjadi faktor pembatas penggunaannya dalam ransum, khususnya ransum untuk

ternak unggas.

Dalam Buku Ajar ini, dikupas ihwal klasifikasi pakan limbah, limbah industri

pertanian, limbah perkebunan, limbah perikanan dan peternakan, jerami, dan hasil-hasil

penelitian mengenai pengaruh ransum berbasis limbah terhadap kuantitas dan kualitas

produksi ternak. Dengan demikian, bahan ajar ini akan sangat berguna dan membantu

sekali dalam pemahaman mengenai kuantitas dan kualitas bahan pakan limbah maupun

pakan inkonvensionil. Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang

tepat pada ternak akan dapat memberikan hasil yang optimal.

Page 4: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

iii

Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat

sarjana untuk menunjang Mata Kuliah “Limbah Untuk Pakan Ternak (MKB 7056)”

maupun mahasiswa pascasarjana di bidang peternakan dan yang terkait dengannya.

Selain itu, buku ini juga akan bermanfaat bagi mereka yang berkecimpung atau

setidaknya menaruh minat di bidang peternakan, karena dalam buku ini juga diberikan

beberapa hasil penelitian dan pemanfaatan berbagai macam limbah, baik dengan

maupun tanpa sentuhan teknologi.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Dekan

Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, atas waktu dan dorongan yang diberikan

sehingga penyusunan buku ajar ini dapat terselesaikan. Penerbitan buku ini pun akan

sulit terwujud bila tidak ada kesempatan dan bimbingan dari bapak Prof. Ir. Dewa Ketut

Harya Putra, M.Sc. Ph.D. Karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih yang tulus kepada beliau. Ucapan yang sama juga disampaikan kepada teman-

teman sejawat yang banyak membantu dalam penulisan Buku Ajar ini

Akhirnya, penulis berharap semoga buku ajar ini berguna untuk menambah

pengetahuan dan menjadi rujukan dalam penyusunan ransum ternak dengan

memperhitungkan prinsip-prinsip ekonomi, sehingga produktivitas ternak dapat

ditingkatkan. Buku ajar yang sederhana ini tidak akan sempurna bila tidak ada kritik

saran dari pembaca. Oleh karena itu, segala kritik dan saran untuk kesempurnaan buku

ajar ini sangat kami harapkan.

Denpasar, Maret 2017

Hormat kami,

Penyusun

Page 5: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

iv

DAFTAR ISI

halaman

PRAKATA ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi

I. RANSUM UNTUK TERNAK ………………………………….................. 1

1.1 Unsur Nutrisi pada Pakan …...………………………………………... 1

1.2 Pengertian Ransum untuk Ternak …………………………………….. 2

1.3 Pengertian Limbah .............................. ……………………………….. 4

1.4 AntiNutrisi Pakan Limbah …………………………………................. 5

1.5 Jenis Pakan Limbah untuk Ternak ……………………………………. 7

1.6 Pertimbangan Teknis dan Ekonomis ………………………………….. 9

II. KLASIFIKASI PAKAN LIMBAH ………………………………………. 12

2.1 Pakan Limbah Sumber Protein ….…………………………………….. 12

2.2 Pakan Limbah Sumber Energi ………………………………………… 12

2.3 Pakan Limbah Sumber Lemak ………………………………………... 17

2.4 Pakan Limbah Berserat ………………..……………………………… 20

2.4.1. Jerami ........................................................................................... 22

2.4.2 Jerami Sebagai Pakan Ternak ....................................................... 24

2.5 Pakan Limbah Sumber Mineral ……………………………………….. 29

2.6 Pakan Limbah Sumber Vitamin ………………………………………. 31

2.7 Pakan Limbah Sumber Enzim ………………………………………… 32

2.7.1. Produksi Enzim Hewani ………………………………………... 32

2.7.2. Produksi Enzim Tanaman ……………………………………… 34

2.7.3. Produksi Enzim Mikroba ………………………………………. 35

2.7.4. Isolasi Enzim …………………………………………………… 37

2.8 Pakan Limbah Sumber Hormon ………………………………………. 40

III. LIMBAH INDUSTRI PERTANIAN …………………………………….. 42

3.1 Potensi Limbah Kulit Biji ...................................................................... 42

3.1.1. Kulit Biji Kacang Kedelai …………………………………... 43

3.1.2. Bungkil Kacang Kedelai……………………………………… 44

3.2 Ampas Tahu…………………………………………………………… 45

3.3 Pollard ………………………………………………………………… 48

Page 6: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

v

3.4 Dedak Padi…………………………………………………………….. 51

3.5 Bungkil Kelapa ………………………………………………………... 53

3.6 Onggok ………………………………………………………………... 54

IV. LIMBAH PERKEBUNAN ………………………………………………… 58

4.1 Kulit Cokelat (Theobroma cacao)…………………………………….. 58

4.2 Bungkil Inti Kelapa Sawit ……………………………………………. 61

4.3 Pelapah Sawit …………………………………………………………. 63

4.4 Batang Pisang (Musa paradisica) …………………………………….. 66

V. LIMBAH PERIKANAN DAN PETERNAKAN .……………………… 68

5.1 Limbah Ikan dan Udang ……………………………………………… 68

5.2 Tepung Darah …………………..……………………………………... 69

5.3 Kotoran Ayam…………………………………………………………. 69

5.4 Bulu Ayam…………………………………………………………….. 73

5.5 Isi Rumen……………………………………………………………… 77

VI. BAGIAN PENUTUP ………………………………………………………. 81

6.1 Limbah Pakan Ternak Alternatif ……………………………………… 81

6.2 Pertimbangan Teknis dan Ekonomis ………………………………….. 81

6.3 Aplikasi Produk Bioteknologi ………………………………………… 84

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 86

Page 7: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

vi

DAFTAR TABEL

Tabel teks Halaman

2.1. Kandungan protein dari beberapa bahan pakan asal hewan .................... 13

2.2. Pencapaian berat badan akhir, pertambahan berat badan dan

prosentase karkas dari itik yang mengkonsumsi ransum dengan

penggunaan lemak sapi sebagai pengganti sebagian energi jagung ( 0-7

minggu ) ..................................................................................................

18

2.3. Bilangan iodium dari beberapa bahan pakan untuk ternak ..................... 19

2.4. Tabel 2.4. Jenis jerami dengan kandungan nutrisinya ............................. 24

2.5. Tabel 2.5. Pengaruh penggunaan zeolit dalam ransum terhadap nilai

cerna dan laju aliran ransum pada ayam broiler .....................................

30

2.6. Enzim yang terdapat dan dapat diekstrak dari hewan dan tanaman ....... 33

2.7. Beberapa jenis mikroba yang menghasilkan enzim yang diproduksi

untuk tujuan komersial ............................................................................

36

3.1. Komposisi kimia kacang kedelai dan kulit ari kacang kedelai, yang

dipeoleh lewat perebusan (cara A) dan perebusan-perendaman (cara B)

43

3.2. Tabel 3.2. Pengaruh penambahan enzim cairan rumen pada wheat

pollard terhadap persentase polisakarida, oligosakarida, dan energi

termatabolis wheat pollard pada broiler .................................................

49

3.3. Perubahan kadar gula, polisakarida, oligosakarida, dan energi

termetabolis wheat pollard yang diberi enzim rumen .............................

50

3.4. Komposisi kimia berbagai jenis dedak padi ............................................ 52

3.5. Tingkat penggunaan dedak padi dalam ransum unggas dan babi ........... 53

3.6. Perubahan zat gizi onggok sebelum dan sesudah difermentasi dengan

kapang Aspergillus niger .........................................................................

56

4.1. Pengaruh penggunaan pod kakao yang disuplementasi ragi tape dalam

ransum terhadap distribusi lemak tubuh (% berat potong) itik Bali

jantan umur 8 minggu ..............................................................................

61

5.1. Pengaruh penggunaan kotoran ayam ras petelur dalam ransum terhadap

produksi telur dan efisiensi penggunaan ransum pada ayam Lohmann

Brown fase peneluran pertama ................................................................

70

5.2. Kandungan zat makanan pada kotoran ayam ras .................................... 71

5.3. Kandungan zat makanan dari isi rumen sapi, kerbau, dan domba .......... 78

Page 8: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

vii

DAFTAR GAMBAR

No teks Halaman

2.1. Sistem penyimpanan jerami tanpa menerapkan teknologi .......................... 27

3.1. Bagan pembuatan tepung tempe ampas tahu terfermentasi (Mahfudz

2006) ............................................................................................................

46

3.2. Onggok merupakan ampas hasil pemerasan ubi kayu dalam proses

pembuatan tapioka .......................................................................................

55

4.1. Pod kakao tanpa perlakuan (a) dan pod kakao yang telah mengalami

fermentasi dengan kapang (b) (Erika, 1998) ..............................................

60

4.2. Proses pembuatan produk fermentasi lumpur sawit (“Ferlawit”) ............... 63

4.3. Pelepah kelapa sawit yang direcah dapat digunakan sebagai pengganti

rumput gajah ................................................................................................

65

4.4. Batang pisang sebelum diberikan pada ternak, terlebih dahulu haris di

iris-iris tipis (kanan) ....................................................................................

66

5.1. Bulu ayam broiler sebagai sumber protein .................................................. 74

Page 9: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

1

I. PAKAN UNTUK RANSUM TERNAK

1.1 Kandungan Nutrisi Pakan

Setiap bahan pakan atau pakan ternak, baik yang sengaja kita berikan kepada

ternak maupun yang diperolehnya sendiri, mengandung unsur-unsur nutrisi yang

konsentrasinya sangat bervariasi, tergantung pada jenis, macam dan keadaan bahan

pakan tersebut yang secara kompak akan mempengaruhi tekstur dan strukturnya.

Unsur nutrisi yang terkandung dalam bahan pakan secara umum terdiri atas

air, mineral, protein, lemak, karbohidrat, dan vitamin. Setelah dikonsumsi oleh

ternak, setiap unsur nutrisi berperan sesuai dengan fungsinya terhadap tubuh ternak

untuk mempertahankan hidup dan berproduksi secara normal. Unsur nutrisi tersebut

dapat diketahui melalui proses analisis terhadap bahan pakan, yang dilakukan di

laboratorium. Analisis itu dikenal dengan istilah “analisis proksimat”.

Pengetahuan tentang komposisi kimia atau nutrien dari berbagai bahan pakan

yang akan digunakan dalam penyusunan ransum juga mesti harus diketahui oleh para

penyusunan ransum. Komposisi kimia dari beberapa macam pakan yang sering

digunakan dalam penyusunan ransum unggas juga sudah tersaji dalam bentuk tabel

yang mudah digunakan. Oleh karena itu, untuk dapat menyusun ransum, dibutuhkan

tabel kebutuhan akan zat makanan dari ternak beserta tabel komposisi bahan pakan

yang akan disusun menjadi sebuah ransum.

Pakan pemacu merupakan sejenis pakan yang berperan sebagai pemacu

pertumbuhan dan peningkat populasi mikroba di dalam rumen, sehingga dapat

merangsang penambahan jumlah konsumsi serat kasar yang akan meningkatkan

produksi.

1

Page 10: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

2

Molases sebagai bahan dasar pakan pemacu merupakan bahan pakan yang

dapat difermentasi dan mengandung beberapa mineral penting. Penambahannya

dapat memperbaiki formula ransum menjadi lebih kompak, mengandung energi

cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan palatabilitas serta citarasa.

Urea merupakan bahan pakan sumber nitrogen yang dapat difermentasi.

Setiap kilogram urea mempunyai nilai yang setara dengan 2,88 kg protein kasar

(6,25 x 46%). Dalam proporsi tertentu, bahan itu mempu

1.2 Pengertian Ransum untuk Ternak

Ransum atau ration adalah sejumlah bahan pakan atau campuran beberapa

bahan pakan yang dijatahkan untuk ternak dalam sehari yang disusun sedemikian

rupa sesuai dengan kebutuhan ternak yang bersangkutan berdasarkan fase

pertumbuhan, umur, berat badan, dan status fisiologis dari ternak bersangkutan.

Ransum biasanya berupa campuran beberapa jenis bahan pakan.

Ransum umumnya mempunyai kepadatan (density) 0,58 g/cm3. Apabila

energi ransum dikurangi sampai di bawah tingkat keperluan pemeliharaan dan

berfungsinya organ tubuh yang penting, bobot badan ayam akan menurun dan

akhirnya mati. Dalam keadaan kekurangan energi, simpanan energi tubuh yang

digunakan untuk mempertahankan hidup berturut-turut: (1) simpanan glikogen

tubuh, (2) simpanan lemak tubuh, dan (3) jaringan protein tubuh.

Menurut Parakkasi (l983), yang dimaksud dengan ransum adalah makanan

yang diberikan kepada ternak selama 24 jam di mana pemberiannya dapat dilakukan

sekali atau beberapa kali selama 24 jam tersebut. Ada dua macam istilah tentang

ransum, yaitu “ransum sempurna” dan “ransum-sempurna-ekonomis”. Ransum

sempurna adalah kombinasi beberapa bahan pakan yang bila dikonsumsi secara

Page 11: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

3

normal dapat mensuplai zat makanan kepada ternak dalam perbandingan, jumlah,

dan bentuk sedemikian rupa sehingga berbagai fungsi fisiologis dalam tubuh dapat

berjalan normal.

Ransum seimbang adalah porsi makanan sehari-hari dari ternak yang disusun

sedemikian rupa agar mengandung bagian zat makanan yang cocok untuk kesehatan,

pertumbuhan, reproduksi, dan produksi. Kandungan energi dalam ransum

mempengaruhi banyaknya ransum yang dikonsumsi oleh ayam. Apabila ayam yang

sedang tumbuh atau bertelur diberi ransum dengan zat makanan yang seimbang,

maka ayam tersebut akan mengkonsumsi energi dalam jumlah yang tetap per

harinya.

Pakan penguat konsentrat yang berbentuk seperti tepung adalah sejenis pakan

komplet yang dibuat khusus untuk meningkatkan produksi dan berperan sebagai

penguat. Pakan itu mudah dicerna, karena terbuat dari campuran beberapa bahan

pakan sumber energi (biji-bijian, sumber protein jenis bungkil, kacang-kacangan,

vitamin dan mineral).

Khusus untuk penggunaan bahan pakan yang bersifat aditif (penggunaannya

di bawah 0,5% dari total ransum), sebelum dicampurkan dalam ransum, terlebih

dahulu bahan tersebut dicampurkan dengan bahan pakan lain seperti dedak padi.

Setelah semua bahan disebarkan sesuai dengan urutan, selanjutnya lingkaran tersebut

di bagi empat. Masing-masing bagian dicampur rata dan setelah rata betul kemudian

keempat bagian tersebut digabung menjadi satu dan kembali diaduk sehomogen

mungkin. Akhirnya ransum sudah siap diberikan pada ternak.

Beberapa hal perlu diperhatikan dalam pembuatan pakan penguat, yaitu (1)

beberapa bahan pakan mudah diperoleh di suatu daerah, dengan harga bervariasi,

Page 12: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

4

sedang di beberapa daerah lain sulit didapat. Harga per unit bahan pakan sangat

berbeda antara satu daerah dan daerah lain, sehingga keseragaman harga per unit

nutrisi (bukan harga per unit berat) perlu dihitung terlebih dahulu dan (2) kualitas

pakan penguat dinyatakan dengan nilai nutrisi yang dikandungnya terutama

kandungan energi dan potein. Sebagai pedoman, setiap kilogram pakan penguat

harus mengandung minimal 2500 kkal energi, 17% protein, dan serat kasar 12%.

Zat makanan adalah penyusun atau sekelompok penyusun bahan makanan

dan umumnya mempunyai komposisi kimia yang serupa ataupun sama seperti yang

diperlukan untuk hidup. Protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin adalah zat-

zat makanan yang telah umum diketahui.

Konsentrat adalah campuran pakan yang mengandung serat kasar kurang dari

18% dan biasanya kaya akan protein atau energi. Konsentrat protein adalah

campuran dari beberapa macam bahan pakan dengan kandungan protein di atas 20%.

Apabila kandungan proteinnya di bawah 20%, maka disebut dengan konsentrat

energi.

Tidak ada sumber bahan pakan, baik itu murni dihasilkan untuk pakan ternak

maupun hasil sampingannya mengandung semua unsur nutrisi. Kekurangan

kandungan unsur nutrisi dapat ditutupi/diatasi dengan penambahan berbagai sumber

bahan pakan yang lain ke dalam bahan pakan tersebut sehingga terjadi substitusi

(saling melengkapi).

1.3 Pengertian Limbah untuk Pakan ternak

Bila dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (l998), pengertian limbah

secara harfiah didefinisikan sebagai sisa proses produksi dan air buangan pabrik.

Pengertian sisa di sini harus diartikan sebagai bahan sampingan yang tersisa setelah

Page 13: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

5

proses produksi utama selesai. Winarno (l985) mendefinisikan secara khusus limbah

pertanian, yaitu bahan yang merupakan buangan dari proses perlakuan atau

pengolahan untuk memperoleh hasil utama dan hasil sampingan.

Mastika (l991) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan limbah pertanian

adalah hasil sampingan yang dihasilkan dari pertanian dan belum termanfaatkan

secara maksimal. Dalam bidang pertanian, industri, perkebunan, peternakan, dan

perikanan, maka pengertian limbah akan lebih luas lagi termasuk bahan sampingan

(“by product”), bahan terbuang, dan bahan tidak terpakai (“waste product”).

Apabila limbah tersebut dapat dimanfaatkan secara tepat dan optimal, akan

dapat diperoleh pakan yang murah dan bermutu, sehingga itu akan dapat

meningkatkan pendapatan peternak, mendukung upaya peningkatan populasi dan

produktivitas ternak, dan membuka peluang usaha, yang sekaligus dapat mengatasi

pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh produksi limbah yang tidak ditangani

dengan baik.

1.4 Keterbatasan Nutrisi Pakan Limbah

Pakan limbah untuk ternak ruminansia maupun nonruminansia sebagiaan

tidak dapat dicerna dan proporsi yang tidak tercerna tersebut cukup besar (protein,

karbohidrat, dan mineral). Pada ternak monogastrik termasuk unggas, serat kasar

dapat dikatakan tidak dapat dicerna, sedangkan protein hampir 50% terbuang sebagai

feses. Walaupun ternak ruminansia memiliki rumen untuk membantu mencerna serat

kasar, pada kenyataannya kecernaan hijauan hanya mencapai 50-60%.

Keterbatasan nutrisi lainnya pada pakan limbah asal nabati adalah kandungan

serat kasarnya yang relatif lebih tinggi daripada bahan pakan asal hewani. Ternak

unggas hanya mampu mencerna serat kasar lebih kurang 20-30% dan itu berlangsung

Page 14: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

6

di bagian sekum dan kolon. Namun, serat kasar pada ransum ternak unggas ternyata

mempunyai fungsi yang sangat penting, khususnya dalam upaya mengatasi kanker

saluran pencernaan dan mengurangi kegemukan pada ayam petelur.

Rendahnya availabilitas zat makanan yang terkandung dalam limbah

merupakan kendala utama dalam usaha memanfaatkan limbah untuk makanan

ternak. Keadaan tersebut di atas merupakan sifat umum daripada limbah.

Umumnya limbah mempunyai sifat “bulky” (“volumeneous = amba”) yang

disebabkan karena tingginya kandungan serat kasar di dalam limbah tersebut.

Misalnya, limbah yang bersumber dari proses penggilingan dedak padi mempunyai

density yang bervariasi, yaitu berkisar antara 0,24-0,30 g/cm3 (BoGohl, 1975).

Limbah yang berasal dari proses ekstraksi minyak, seperti bungkil kelapa, bungkil

kacang kedelai, dan bungkil kacang tanah mempunyai density berkisar antara 0,40-

0,60, sedangkan limbah yang bersumber dari hewan/ikan, seperti tepung daging dan

tepung ikan mempunyai angka density yang paling tinggi, yaitu berkisar antara 0,45-

0,64 g/cm3. Adanya sifat “bulky” tersebut menyebabkan konsumsi pakan akan

terbatas khususnya pada ternak unggas. Namun, hal tersebut dapat diatasi dengan

proses pelleting.

Bahan pakan limbah nabati umumnya tidak mempunyai kandungan asam

amino cukup seimbang, sehingga dalam penyusunan ransum hendaknya

menggunakan lebih dari satu bahan pakan asal nabati dengan tujuan untuk saling

melengkapi kelebihan dan kekurangan asam amino. Dengan demikian, bahan pakan

limbah asal hewani hanya sebagai pelengkap saja, mengingat harganya lebih mahal

jika dibandingkan dengan pakan nabati.

Page 15: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

7

Tinggi rendahnya penggunaan bahan pakan asal tanaman dalam penyusunan

ransum erat kaitannya dengan harga dan kandungan nutrisi dari ransum yang dibuat.

Kandungan asam amino asal protein nabati umumnya rendah, tidak seimbang, dan

juga tidak lengkap. Bungkil kacang kedelai misalnya, sangat baik digunakan dalam

penyusunan ransum, tetapi kandungan metioninnya rendah. Demikian juga halnya

dengan bungkil kacang tanah; kandungan asam amino lysinnya rendah. Hal yang

sama juga terjadi pada bungkil kelapa; asam amino lysin dan metioninnya rendah.

Tidak ada sumber bahan pakan, baik yang murni dihasilkan untuk pakan

ternak maupun hasil sampingannya mengandung semua unsur nutrisi. Kekurangan

kandungan unsur nutrisi dapat ditingkatkan dengan penambahan berbagai sumber

bahan pakan yang lain ke dalam bahan pakan tersebut sehingga terjadi substitusi

(saling melengkapi).

1.5 Jenis Pakan Limbah untuk Ternak

Bahan pakan limbah untuk ternak terbagi atas bahan pakan asal nabati atau

yang bersumber dari produk pertanian, bahan pakan asal hewani atau bahan pakan

asal produk perikanan, dan pakan limbah pelengkap yang umumnya buatan pabrik,

yang biasanya digunakan untuk menutupi atau menyempurnakan keseimbangan

nutrisi. Pakan limbah nabati mempunyai porsi 90 – 94% dari total formulasi ransum

ternak nonruminansia (Rasyaf, 2005). Hal tersebut disebabkan karena bahan pakan

nabati umumnya sebagai sumber energi yang harus selalu terpenuhi dalam

penyusunan ransum.

Karena demikian beragamnya jenis limbah yang ada, maka ada baiknya

limbah tersebut diklasifikasikan menjadi beberapa jenis limbah, antara lain sebagai

berikut ini :

Page 16: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

8

1. Limbah pertanian: yang termasuk limbah pertanian di sini meliputi

jerami padi, jerami jagung, jerami kacang-kacangan, jerami kacang

kedelai, jerami kacang tanah, daun singkong, pucuk tebu, dan sebagainya.

2. Limbah industri pertanian atau “agro-industrial-by-product”, seperti

dedak padi, dedak jagung, bungkil kelapa, bungkil kedelai, dan bungkil

kacang tanah.

3. Limbah peternakan, seperti kotoran ayam, isi rumen, bulu ayam, lemak

telo, tulang, dan darah.

4. Limbah perikanan yang meliputi beberapa jenis ikan yang merupakan

hasil sampingan pada penangkapan udang dan limbah pada unit

pembekuan dan pengolahan/pengalengan ikan seperti bagian kepala, sirip,

ekor, dan isi perut.

5. Limbah perkebunan, yaitu meliputi semua hasil ikutan dalam usaha

tanaman perkebunan tertentu yang menghasilkan produk utama yang

menjadi tujuan pengusaha. Limbah perkebunan yang umumnya

digunakan sebagai pakan ternak, antara lain pucuk tebu dan daun tebu,

gulma hasil penyiangan, limbah rumput pengolahan antara lain tetes

(molasis), ampas kelapa sawit, ampas tebu (bagase), onggok, dan bagian

sampah seperti kulit kopi, kulit coklat, serta air buangan sawit.

6. Limbah tata boga yang meliputi limbah hasil restauran, hotel, rumah

tangga, dan pasar. Limbah tersebut berupa sisa dapur, hotel, dan sisa

sayuran di pasar yang merupakan limbah pasar yang cukup banyak serta

dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak babi dan ruminansia.

Page 17: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

9

1.6 Pertimbangan Teknis dan Ekonomis

Bahan pakan yang akan digunakan harus tersedia dalam waktu yang lama

atau ketersediaannya harus kontinyu. Bahan pakan yang sudah tersedia pada suatu

saat dan kemudian hilang (tidak tersedia) harus dihindarkan penggunaannya.

Masalah ketersediaan ini erat kaitannya dengan produksi.

Padi yang diproduksi secara masal dan nasional menyebabkan ketersediaan

dedak padi dan bekatul untuk ternak juga akan berlimpah. Lain halnya dengan bahan

pakan yang diproduksi secara terbatas akan menghasilkan bahan pakan yang terbatas

pula ketersediaannya. Karena masalah ketersediaan inilah, beberapa bahan pakan

inkonvensional tidak dapat digunakan dalam pembuatan ransum oleh pabrik

makanan ternak pada umumnya.

Beberapa contoh bahan pakan inkonvensional yang sering digunakan sebagai

bahan pakan oleh peternak tradisional adalah tepung daun singkong, tepung ubi

kayu, tepung sisa rumah potong, limbah tempe, kulit biji kacang kedelai, kulit

cokelat, dan lain-lain. Walaupun dari segi nutrisi bahan pakan tersebut dapat

dimanfaatkan oleh ternak, ketersediaannya yang terbatas dan tidak

berkesinambungan menjadikan bahan tersebut tidak layak digunakan sebagai bahan

utama penyusun ransum ternak. Contoh spesifik untuk di Indonesia adalah ubi kayu.

Ubi kayu produksinya cukup banyak, tetapi karena bahan ini masih banyak

digunakan untuk industri dan pangan manusia, serta kandungan nutrisinya yang

rendah maka ubi kayu tidak layak digunakan dalam penyusunan ransum ternak.

Produksi pertanian yang besar tentu akan menghasilkan banyak bahan pakan

untuk ternak. Indonesia yang mengutamakan produksi padi akan banyak

menghasilkan dedak dan bekatul. Karena itu, dedak padi selalu digunakan dalam

Page 18: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

10

penyusunan ransum ternak. Selanjutnya, karena buah kelapa dan kelapa sawit banyak

dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan minyak goreng, maka hasil samping

pembuatan minyak goreng itu dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, seperti

bungkil kelapa dan bungkil sawit. Dapat dikatakan bahwa bahan pakan yang banyak

diproduksi akan menjamin ketersediaannya, sehingga terjamin pula kontinyuitas

penggunaannya dalam penyusunan ransum ternak.

Bahan pakan untuk ternak tidak boleh bersaing dengan manusia. Apabila

manusia lebih banyak membutuhkannya, maka bahan pakan tersebut tidak boleh

diberikan pada ternak, misalnya kacang kedelai. Namun demikian, bungkil kacang

kedelai dapat diberikan pada ternak.

Pertimbangan lainnya, harga bahan pakan itu sendiri. Walaupun dapat

digunakan sebagai bahan pakan, apabila harganya mahal, maka penggunaan bahan

atau peran bahan pakan itu sebagai bahan pakan ternak akan tersisihkan. Murah

ataupun mahalnya suatu bahan pakan harus dinilai dari manfaat bahan pakan itu

sendiri, yang merupakan cermin dari kualitasnya dan hasil yang diperoleh. Tepung

ikan misalnya, harganya memang mahal, tetapi bila dibandingkan dengan kandungan

proteinnya yang tinggi dan kelengkapan asam aminonya serta manfaat yang

diperoleh, maka penggunaan tepung ikan sebagai bahan pakan sumber protein

menjadi murah.

Walaupun harga absolut suatu bahan pakan murah, ketersediaannya banyak

dan berkesinambungan, tetapi bila kandungan gizinya rendah atau mengecewakan,

maka bahan pakan tersebut tidak dapat digunakan sebagai bahan pakan unggas. Bagi

ternak monogastrik, batasannya adalah kandungan serat kasar suatu bahan. Semakin

Page 19: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

11

tinggi kandungan serat kasarnya, akan semakin berkurang perannya dalam

penyusunan ransum nonruminansia (monogastrik dan unggas).

Kelengkapan asam amino, vitamin, mineral, dan energi yang terkandung di

dalamnya memegang peran penting untuk menentukan apakah bahan pakan tersebut

berperan atau tidak. Bahan pakan limbah yang mudah membentuk racun atau mudah

cemar juga tidak dapat digunakan sebagai bahan pakan. Bungkil kelapa misalnya,

meskipun masih tetap digunakan karena kandungan minyaknya masih tinggi, ransum

yang mengandung bungkil kelapa dalam proporsi tinggi akan mudah tengik. Karena

itu, beberapa pabrik makanan ternak mulai meninggalkan penggunaan bungkil

kelapa dalam penyusunan ransum.

Page 20: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

12

II. KLASIFIKASI PAKAN LIMBAH

2.1 Pakan Limbah Sumber Protein

Umumnya pakan limbah sebagai sumber protein ini sangat sulit didapat. Ada

saja faktor pembatas penggunaannya sebagai sumber protein. Misalnya, tepung bulu

ayam kandungan protein kasarnya tinggi dan dapat mencapai 75%. Akan tetapi,

karena nilai cerna proteinnya rendah yang disebabkan oleh adanya proses keratinisasi

pada bulu ayam tersebut, menyebabkan pakan limbah ini masih jarang digunakan

sebagai sumber protein pengganti tepung ikan yang harganya mahal.

Klasifikasi bahan pakan sebagai sumber protein adalah: (1) kandungan

protein kasarnya harus di atas 20%, (2) kandungan serat kasarnya di bawah 18%, dan

(3) nilai cerna bahan tersebut di atas 75%. Berdasarkan kriteria tersebut, sangat sulit

untuk mendapatkan pakan limbah sumber protein yang umumnya mempunyai

kecernaan rendah serta mengandung serat kasar yang tinggi. Namun demikian,

produk fermentasi dari pakan limbah tersebut akan dapat mengatasi semua hal

tersebut di atas.

Dalam proses pembuatan tepung ikan, sering dilakukan manipulasi melalui

penambahan urea yang apabila dianalisis akan memberikan kandungan protein kasar

yang tinggi. Hal lain yang ditakutkan adalah bahwa dalam proses pembuatan tepung

ikan di kapal yang berlangsung terlalu lama dan menerima panas yang terlalu tinggi,

dapat terbentuk racun yang bila dikonsumsi dapat menimbulkan penyakit muntah

hitam (Gizzerosin) yang menyerang dinding gizzard dan dapat menyebabkan

kematian yang mendadak pada ternak unggas.

Tepung ikan yang umumnya digunakan di Indonesia adalah yang bersumber

dari hasil samping pengolahan ikan, sehingga kualitasnya masih rendah. Namun

12

Page 21: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

13

demikian, kandungan protein kasarnya berkisar antara 50-58% dan merupakan

sumber utama asam amino lysin dan metionin serta sebagai sumber mineral fosfor

(P) dan kalsium (Ca).

Pada Tabel 2.1, tersaji kandungan protein dan energi termetabolis beberapa

bahan pakan yang bersumber dari hewan yang umumnya digunakan dalam

penyusunan ransum.

Tabel 2.1. Kandungan protein dari beberapa bahan pakan asal hewan

Bahan Pakan Protein (%) ME (Kkal/kg) Keterangan

Sisa rumah

potong

50 1980 Metionin dan sistin sebagai faktor

kendala. Kualitas protein beragam

Tepung ikan 60 - 70 2640 - 3190 Sumber protein dan asam amino

yg baik, serta sumber mineral Ca

dan P

Tepung bulu

terhidrolisis

84 2310 Kualitas protein sangat rendah.

Miskin akan metionin, lysin,

histidin, triptofan

Tepung darah 80 2850 Rendah isoleusin dan kurang baik

digunakan dalam ransum

Sumber : Rasyaf (2002)

Keterbatasan lain dari pakan limbah sumber protein adalah adanya antinutrisi

(antitripsin) pada pakan limbah biji-bijian, yang dapat menurunkan kecernaan dalam

bahan tersebut terutama dari tanaman legum, sehingga menurunkan kecernaan

protein, karbohidrat, serta menghambat penggunaan mineral dan vitamin.

Penambahan enzim protease akan memperbaiki kecernaan dan ketersediaan asam

amino dari pakan limbah tersebut (Rooke et al., 1996; Beal et al., 1999).

Umumnya ada dua asam amino yang menjadi masalah (kekurangan) pada

pakan limbah yang bersumber dari biji-bijian, yaitu asam amino metionin dan lysin.

Page 22: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

14

Masalah tersebut dapat diatasi dengan melakukan penambahan dengan asam amino

sintetis yang sudah banyak beredar di pasaran, yaitu DL-Metionin yang mangandung

metionin sekitar 98 – 99% dan L- lysine mengandung 60 – 99% lysin.

Penggunaan asam amino sintetis seperti L-lysine dalam dunia industri

peternakan sudah banyak dilakukan. Akan tetapi, harga asam amino tersebut sangat

mahal sehingga perlu dilakukan analisis ekonomisnya sebelum bahan tersebut

dipakai. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Shin et al. (l992) melaporkan bahwa

suplementasi L-lysine ke dalam ransum ternyata dapat meningkatkan efisiensi

penggunaan lemak, total karbohidrat, dan retensi nitrogen.

Termasuk ke dalam kelompok pakan limbah sumber protein adalah bungkil

kacang kedelai, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, ampas tahu, tepung bulu

ayam, tepung darah, dan tepung limbah ikan.

2.2 Pakan Limbah Sumber Energi

Kriteria utama pakan limbah sumber energi ini antara lain (1) kandungan

protein kasarnya di bawah 20% dan (2) kandungan serat kasarnya lebih rendah dari

18%. Serat kasar untuk ternak ruminansia digunakan untuk sumber energi karena

adanya mikroorganisme dalam rumen. Akan tetapi, untuk ternak nonruminansia,

serat kasar tersebut tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan. Namun,

keberadaannya dalam saluran pencernaan ternak nonruminansia penting artinya,

khususnya dalam usaha meningkatkan kualitas produksi (Sutardi, l997).

Umumnya pakan limbah yang sering digunakan sebagai sumber energi adalah

lemak hewan yang bersumber dari sapi. Kandungan energi termetabolis dari lemak

sapi (tallow) sebesar 7700 kkal/kg. Lemak hewan mengandung lemak kasar sebesar

99,40% dan kandungan vitamin E sebesar 7,9 mg/kg.

Page 23: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

15

Kandungan energi yang tinggi inilah yang menyebabkan lemak hewani

banyak digunakan untuk ransum unggas pedaging. Hal ini logis karena pertumbuhan

ayam pedaging sangat cepat dan kebutuhan akan energi termetabolisnya sangat

tinggi, yaitu berkisar antara 3.000-3.200 kkal/kg, dan akan sangat sulit dicapai kalau

hanya mengandalkan jagung kuning sebagai sumber energi dalam penyusunan

ransum.

Penggunaan minyak atau lemak dalam penyusunan ransum untuk ternak

nonruminansia mempunyai fungsi antara lain :

1. meningkatkan palatabilitas atau cita rasa ransum,

2. mengurangi sifat berdebu ransum, khususnya ransum yang berbentuk tepung

atau mash,

3. dapat memenuhi kebutuhan akan energi dalam ransum, karena lemak atau

minyak memberikan dua perempat kali lebih banyak energi daripada

karbohidrat dalam berat yang sama,

4. meningkatkan penyerapan vitamin A dan zat warna karoten, untuk

meningkatkan warna kuning pada kulit, kaki, dan kuning telur,

5. membantu penyerapan mineral tertentu, khususnya kalsium,

6. sebagai sumber vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, dan K), dan

7. sebagai sumber asam lemak esensial yang sangat dibutuhkan oleh ternak

nonruminansia (unggas), yaitu asam linoleat, linolenat, dan arakidonat.

Menurut Lloyd et al. (l978), di antara komponen lemak yang paling penting

adalah asam lemak. Asam lemak digolongkan menjadi dua, yaitu asam lemak jenuh

dan tidak jenuh. Asam lemak jenuh antara lain asam laurat, miristat, palmitat, dan

Page 24: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

16

stearat, sedangkan asam lemak jenuh meliputi asam palmitoleat, oleat, linoleat, dan

arakidonat.

Pemecahan lemak ransum menjadi asam lemak, monogliserida, kholin, dan

lain-lain hampir semuanya terjadi di dalam duodenum dan jejunum. Di dalam kedua

organ ini terdapat garam empedu dan lipase pankreas. Di dalam duodenum, garam

empedu mengemulsikan lemak, kemudian dengan gerakan peristaltik terdipresi

menjadi butiran yang lebih kecil yang selanjutnya diikuti dengan masuknya lipase

(Tillman et al., 1998).

Lipida yang sudah tercerna dan sebagian larut dalam air membentuk misel

yang stabil. Misel tersebut terdiri atas asam lemak rantai panjang, monogliserida,

dan asam empedu yang terdifusi ke permukaan sel mukosa, selanjutnya diserap

(Anggorodi, 1985). Hampir semua lemak disimpan dalam jaringan lemak atau

daging dalam bentuk trigliserida. Ternak yang dalam keadaan puasa atau bila

glukosa di dalam ransum tidak cukup, trigliserida akan dirombak kembali sebagai

energi (Yasin, 1988).

Sifat dari lemak tubuh ternyata sangat dipengaruhi oleh sifat lemak dari

sumber bahan pakan yang diberikan. Hal ini sangat penting karena derajat kekerasan

lemak tubuh tersebut adalah suatu faktor yang menarik dalam nilai pemasaran dari

karkas daging ternak (Anggorodi, 1980). Pada ternak unggas, apabila ransumnya

mengandung kadar lemak yang tinggi, maka macam lemak dalam bahan makanan itu

akan sangat berpengaruh terhadap sifat lemak yang dibentuk di dalam tubuh unggas.

Lemak cadangan dalam tubuh tidak hanya terbentuk dari lemak yang

dimakan, tetapi berasal pula dari karbohidrat dan ada kalanya dari protein. Lebih

kurang 50 persen dari jaringan lemak terdapat di bawah kulit dan sisanya ada di

Page 25: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

17

sekeliling alat-alat tubuh tertentu, utamanya ginjal, dalam membran sekeliling usus,

dalam urat daging, dan di tempat lainnya di dalam tubuh. Asam lemak dalam lemak

bahan pakan yang digunakan dalam penyusunan ransum akan disimpan dalam tubuh

dengan tidak mengalami perubahan.

Apabila ransum mengandung banyak bungkil kacang kedelai atau bungkil

kacang tanah, maka daging akan menjadi begitu lunak sehingga mutunya rendah.

Sebaliknya, bungkil kelapa akan menghasilkan daging yang keras.

Pakan limbah yang termasuk golongan sumber energi antara lain : dedak

padi, pollard, onggok, limbah roti, limbah hotel, dan lain sebagainya. Hampir semua

hijauan dari kelompok non leguminosa merupakan bahan pakan sumber energi.

Demikian juga halnya dengan kelompok jerami, seperti jerami padi, jerami jagung,

jerami tebu, jerami eceng gondok, dan lain sebagainya.

2.3 Pakan Limbah Sumber Lemak

Lemak sapi (beef tallow) merupakan bahan pakan alternatif yang dapat

dicoba, khususnya karena merupakan sumber energi yang sangat potensial, yaitu

dengan energi metabolis 7010 kkal/kg (Scott et al., 1982). Lemak sapi juga

merupakan sumber asam lemak esensial. Pemanfaatan lemak sapi sebagai pengganti

sebagian energi jagung secara ekonomis menguntungkan, karena harga lemak sapi

setiap satuan energi lebih murah jika dibandingkan dengan jagung.

Pemanfaatan lemak sapi pada dasarnya dimaksudkan untuk menggantikan

sebagian karbohidrat jagung sebagai sumber energi dengan memanfaatkan fenomena

extra caloric effect, yaitu sampai batas-batas tertentu dapat saling menggantikan

sebagai sumber energi. Pemanfaatan lemak sebagai sumber energi lebih

Page 26: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

18

menguntungkan karena lebih kecil panas yang terbuang dalam proses metabolisme

(specific dynamic effect) ( French et al., 1974 ).

Pada Tabel 2.2, tersaji hasil penelitian Udayana (2005) yang menunjukkan

bahwa tidak ada masalah dengan penggantian energi jagung dengan energi lemak

sapi hingga batas tertentu. Penggantian energi jagung dengan energi lemak sapi

hingga 30% tidak berpengaruh terhadap pencapaian berat badan akhir dan

pertambahan berat badan itik. Pengaruhnya menjadi nyata ketika penggantian itu

ditingkatkan menjadi 40% dan 50%.

Tabel 2.2. Pencapaian berat badan akhir, pertambahan berat badan dan prosentase

karkas dari itik yang mengkonsumsi ransum dengan penggunaan lemak sapi

sebagai pengganti sebagian energi jagung ( 0-7 minggu )

Lemak

(%)

Berat

Badan

Awal

(g/ekor)

Berat Badan

Akhir

(g/ekor)

Pertambahan

Berat Badan

(g/ekor/7 mg)

Karkas

(%)

40,38 a* 998,92 a* 958,54 a* 48,38 a*

0 40,58 a 1069,89 a 1023,31 a 50,51 ac

10 40,90 a 1035,82 a 994,92 a 49,84 ab

20 40,83 a 1075,70 a 1034,87 a 53,27 a

30 40,88 a 1002,78 ab 961,90 ab 47,11 ab

40 40,97a 939,59 b 898,62 b 46,05 bc

50 40,95 a 921,17 b 880,22 b 43,89 b

Sumber : Udayana (2005)

* Huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata (P<0,05)

Konsekuensi logis pemanfaatan lemak sapi dalam ransum unggas adalah

berubahnya kecernaan ransum itu sendiri yang secara langsung berpengaruh pada

penyediaan zat makanan bagi penampilan ternak itu sendiri. Unggas mempunyai

Page 27: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

19

kemampuan yang sangat terbatas dalam mencerna lemak, terutama pada periode

awal dari pertumbuhannya (Scott et al., 1982 ). Kondisi seperti ini akan berpengaruh

terhadap berkurangnya pertambahan berat badan, lebih rendahnya berat badan akhir

dan prosentase karkas yang dihasilkan.

Umumnya ternak yang diberi ransum berkadar lemak tidak jenuh yang tinggi

lemak tubuhnya akan lunak. Jadi, semakin tinggi derajat ketidakjenuhan dari lemak,

maka semakin tinggi pula bilangan iodiumnya dan semakin lunak pula lemaknya.

Pengukuran derajat ketidakjenuhan dari lemak dapat dilihat pada nilai bilangan

iodiumnya. Semakin tinggi nilai bilangan iodiumnya, semakin tinggi pula kandungan

lemak tidak jenuhnya.

Pada Tabel 2.3, tersaji nilai bilangan iodium dari beberapa bahan pakan yang

umum digunakan dalam penyusunan ransum ternak.

Tabel 2.3. Bilangan iodium dari beberapa bahan pakan untuk ternak

Lemak Bahan Pakan Bilangan Iodium dari

Lemak Bahan Pakan

Bilangan Iodium dari

Lemak Tubuh

Minyak Kacang kedelai 132 123

Minyak jagung 124 114

Minyak biji kapas 108 107

Minyak kacang tanah 102 98

Lemak babi 63 72

Lemak mentega 36 56

Minyak kelapa 8 35

Sumber : Anggorodi (1980)

Penimbunan lemak lunak dalam tubuh dapat diatur dengan mengubah

ransum. Apabila setelah beberapa lama bahan makanan yang kaya akan lemak tidak

Page 28: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

20

jenuh diberikan, kemudian diganti dengan ransum yang akan menghasilkan lemak

keras, maka lemak yang ditimbun lama kelamaan akan menjadi keras.

2.4 Pakan Limbah Berserat

Beberapa produk limbah pertanian ataupun agro-industri pertanian

mengandung serat kasar yang tinggi. Serat kasar merupakan komponen dinding sel

tanaman yang sulit dicerna oleh ternak nonruminansia dan tidak mengandung nilai

nutrisi.

Serat adalah bagian dari makanan yang tidak dapat dicerna secara enzimatis

(enzim yang dikeluarkan oleh unggas) sehingga tidak digolongkan sebagai sumber

zat makanan (Linder, 1985). Menurut Chot dan Annison (1990), serat kasar

merupakan bagian dari karbohidrat setelah dikurangi bahan ekstrak tanpa nitrogen

(BETN).

Dalam ilmu pangan, serat sering dibedakan berdasarkan kelarutannya dalam

air, sehingga dikenal serat yang tidak larut dan yang larut dalam air. Serat yang tidak

larut dalam air adalah komponen struktural tanaman, sedangkan yang larut adalah

komponen nonstruktural. Serat yang tidak larut dalam air banyak terdapat pada kulit

gandum, sayur-mayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian (Harianto, 1996).

Penggunaan serat terlarut dalam ransum, seperti agar dan keragenan yang

banyak terdapat pada rumput laut ternyata dapat berfungsi sebagai :

1. penyerap air dan membentuk massa atau gumpalan yang merangsang gerakan

usus;

2. mempercepat laju aliran ransum dan memperkecil timbulnya pertumbuhan sel

ganas kanker;

3. menurunkan kadar kolesterol darah; dan

Page 29: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

21

4. mengontrol berat badan (Abu Bakar, 2001) dan menjaga keseimbangan

mikroflora saluran pencernaan, seperti Lactobacilli dan Bifidobacteria (Bao-

Ming Shi et al., 2001).

Selain serat kasar adanya polisakarida bukan pati menyebabkan ketersediaan

pati rendah. Salah satu dari polisakarida bukan pati yang dapat mengganggu

kecernaan lemak, protein, dan bahan kering adalah arabinoxylan (Ward dan

Marquardt, 1987) sehingga arabinoxylan sering disebut antinutrisi, karena kerekatan

susunan dengan yang lain dalam polisakarida (Chot dan Annison, 1990; Chot, 2001).

Kelompok pakan yang tinggi fraksi seratnya memerlukan pengolahan terlebih

dahulu sebelum diberikan kepada ternak untuk meningkatkan fermentabilitasnya.

Hal ini dimaksudkan untuk memutuskan ikatan lignoselulosa yang sulit dicerna oleh

mikroba atau enzim pencernaan. Penambahan enzim arabinoxylanase dalam ransum

dapat mendepolimerisasi polisakarida bukan pati yang larut ataupun tak larut ke

dalam bentuk polimer yang lebih kecil (Pack dan Bedford, 1997), dan mampu

meningkatkan ketersediaan energi (Chot, 2001).

Basyir (l999) melaporkan bahwa arti penting serat kasar bagi ternak unggas

antara lain sebagai pemelihara struktur dan fungsi normal dari saluran pencernaan.

Pengaruh positif serat kasar pada ternak monogastrik dapat dibedakan menjadi tiga.

1. Serat kasar dapat mengurangi populasi sel goblet pada epitel usus.

Berkurangnya sel goblet ini menyebabkan jumlah lendir yang

dihasilkannyapun berkurang. Akibatnya, proses penyerapan zat makanan

oleh usus meningkat karena lendir dari sel goblet tersebut dalam saluran

pencernaan akan menghambat bagi proses absorpsi nutrisi, serta saluran

pencernaan menjadi lebih panjang.

Page 30: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

22

2. Serat kasar dalam jangka lama dengan jumlah yang moderat berpengaruh

positif terhadap penyerapan mineral makanan. Hal ini terbukti dari hasil

penelitian yang menggunakan kulit gandum sebagai sumber serat dalam

waktu yang lama ternyata dapat meningkatkan retensi mineral sodium dan

potasium. Demikian juga halnya, penggunaan kulit kacang kedelai dalam

ransum ternyata dapat meningkatkan retensi mineral copper (Co) dan besi

(Fe).

3. Serat kasar yang tinggi dalam ransum dan diberikan dalam waktu yang lama

dapat mencegah kanibalisme pada ayam.

2.4.1. Jerami

Indonesia merupakan salah satu negara tropis terbesar di dunia. Posisi

Indonesia terletak pada garis khatulistiwa sebagai kumpulan dari ribuan pulau-pulau

kecil (archipelago). Keadaan alam seperti ini menghasilkan iklim yang sangat

mendukung bagi kelangsungan hidup berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Kondisi

tersebut telah menjadikan Indonesia sebagai negara agraris dan maritim yang sangat

subur. Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi yang sangat besar dalam

sektor pertanian. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih menjadikan pertanian

sebagai komoditas usaha dan profesi. Kebutuhan akan pangan dalam negeri dapat

dipenuhi sebagian oleh sektor pertanian. Produktivitas pertanian tanaman pangan di

Indonesia setiap tahunnya.

Terkait dengan itu, setiap panen raya pertanian tanaman pangan di Indonesia

ini selalu membawa hasil sampingan atau limbah pertanian yang cukup besar pula.

Setiap tahunnya dihasilkan limbah pertanian yang sangat berlimpah hingga mencapai

jutaan ton. Limbah pertanian ini terdiri atas jerami padi, daun jagung, batang jagung,

Page 31: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

23

daun kedelai, daun kacang tanah, dan ubi kayu. Jerami padi merupakan limbah

pertanian terbesar dengan jumlah sekitar 20 juta ton per tahun. Sebagian besar

jerami padi tidak dimanfaatkan, karena selalu dibakar setelah proses pemanenan. Di

lain pihak, sektor peternakan membutuhkan makanan ternak (pakan) yang harus

tersedia sepanjang waktu.

Jerami sudah tak asing lagi bagi petani peternak di Indonesia. Hal ini karena

ketersediaannya cukup melimpah sepanjang tahun, terutama pada saat panen raya

padi tiba. Jerami tersebut dimanfaatkan sebagai campuran atau makanan ternak jika

persediaan hijauan segar sudah tak mencukupi kebutuhan untuk konsumsi ternak.

Kendala keterbatasan jerami sebagai pakan adalah minimnya kandungan

nutrisi dari limbah pertanian tersebut. Berdasarkan realita yang ada, jerami umumnya

mengandung energi netto yang rendah per satuan berat. Kadar seratnya tinggi, yaitu

dalam keadaan kering mengandung serat kasar lebih dari 10% sehingga nilai hayati

jerami padi sangat rendah. Daya cernanya sekitar 40%, jumlah konsumsinya di

bawah 2% bobot badan ternak, dan kadar proteinnya 3 – 5%. Namun, untuk hidup

ternak ruminansia dibutuhkan bahan hijauan pakan dengan nilai kecernaan minimal

50 – 55% dan kandungan protein kasar sekitar 8% (Djajanegara, 1983).

Jenis jerami dan kandungan nutrisi yang terdapat di dalamnya tersaji pada

Tabel 2.4. Apabila dilihat dari kandungan protein kasarnya, maka jerami kacang

kedelai, kacang tanah, kacang hijau, dan kacang otok sangat bagus digunakan

sebagai sumber protein untuk ternak ruminansia.

Page 32: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

24

Tabel 2.4. Jenis jerami dengan kandungan nutrisinya

Nama Bahan Nutrien

BK (%) PK (%) LK (%) SK (%) TDN (%)

Jerami Padi

Jerami Kacang Kedelai

Jerami Kacang Tanah

Jerami Kacang Hijau

Jerami Kacang Panjang

Jerami Kacang Otok

Jerami Kulit Kedelai

Jerami Jagung Segar

31,867

30,389

29,084

21,934

28,395

15,516

61,933

21,685

5,211

14,097

11,314

15,319

6,941

16,058

7,998

9,660

1,166

3,542

3,319

3,593

3,334

3,925

5,071

2,209

26,779

20,966

16,616

26,899

33,491

38,080

38,672

26,300

51,496

61,592

64,504

55,522

55,280

48,313

56,129

60,237

Sumber : Analisis Proksimat Lab. Lolit Sapi Potong Grati Pasuruan.

Rendahnya tingkat kecernaan jerami padi, karena ikatan yang terjadi pada

jerami padi (selulosa dan hemiselulosa) ini sulit dipecah oleh mikroba rumen. Karena

itu, jerami yang dikonsumsi ini pun sulit dicerna dan banyak yang tidak

dimanfaatkan oleh pencernaan ruminansia. Dengan melihat komposisi zat nutrisi

jerami yang tergolong marginal itu, maka untuk mencapai hasil optimal dalam

penggemukan ternak ruminansia, perlu juga ditambahkan makanan penguat

(konsentrat).

2.4.2. Jerami Sebagai Pakan Ternak

Selama ini di Bali ternak terutama jenis ruminansia dipelihara hanya dengan

diberi pakan berupa rumput dan hijauan segar saja. Namun, dengan semakin

terbatasnya lahan, persoalan pakan ternak menjadi sebuah kendala dalam

pemenuhannya.

Berdasarkan data dari Dinas Peternakan Provinsi Bali tahun 2004, luas areal

sawah (luas tanam) tahun 2004 adalah seluas 153.121 ha. Luas panen tanaman padi

Page 33: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

25

selama satu tahun dari bulan Januari sampai Desember tahun 2004 adalah sebesar

144.146 ha. Tiap hektar tanaman padi dapat menghasilkan 3,86 ton bahan kering

jerami padi atau setara dengan 9,65 ton jerami segar. Dengan demikian, dalam satu

tahunnya Bali menghasilkan kira-kira 1.340.999,25 ton jerami segar/tahun. Kalau

dikonversikan dengan kebutuhan ternak terutama sapi dengan konsumsi berat kering

sebanyak 10 kg/ekor/hari atau 25 kg segar/ekor/hari, maka hal ini akan dapat

memenuhi kebutuhan sekitar 152.438,27 ekor ternak sapi.

Keadaan tersebut baru menggambarkan ketersediaan salah satu jenis jerami

saja, yaitu jerami padi. Bagaimana halnya dengan jenis jerami yang lainnya yang

jumlahnya juga cukup besar. Kalau potensi tersebut dapat dimanfaatkan secara

optimal, maka akan dapat diperoleh kontribusi yang besar terhadap pengembangan

ternak ke depannya. Dengan memanfaatkan jerami sebagai pakan ternak, akan dapat

ditingkatkan daya tampung ternak, serta ditingkatkan efisiensi usaha, karena tidak

diperlukan investasi berupa lahan untuk penanaman hijauan pakan ternak.

Jerami padi (Oriza sativa) adalah salah satu contoh limbah pertanian yang

berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pakan hijauan untuk ternak ruminansia.

Jerami padi merupakan limbah pertanian yang paling banyak, yaitu sekitar 43% dari

seluruh produksi limbah pertanian (Soejono, 1996), sehingga mempunyai potensi

yang sangat besar dalam memenuhi kebutuhan akan hijauan pakan di Indonesia

terutama sebagai sumber energi.

Jerami padi adalah limbah dari pemanenan tanaman padi yang berupa daun

atau batang tanaman padi setelah dipanen atau diambil gabahnya. Yang dimaksud

dengan jerami padi adalah bagian batang tumbuh yang setelah diambil bulir-bulir

Page 34: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

26

buah bersama atau tidak dengan tangkainya dikuranggi dengan akar dan bagian

batang yang tertinggal setelah disabit kurang lebih 10 - 20 cm di atas tanah.

Pemanfaatan jerami padi sebagai pakan ternak masih sangat terbatas, yaitu

sekitar 35%. Produksi jerami padi secara nasional di tahun 1991 adalah sebanyak

39.069.772 ton bahan kering. Apabila jerami padi tersebut dimanfaatkan dengan

baik dan tepat, maka akan dapat memenuhi kebutuhan pakan bagi ternak ruminansia

sebanyak 13-14 juta unit ternak (UT). Menurut Komar (l984), pemanfaatan jerami

padi sebagai pakan ternak di Indonesia baru berkisar antara 31-39%, sedangkan yang

dibakar atau yang dikembalikan ke tanah sebagai pupuk sebesar 36-62%, dan sekitar

7 - 16 % digunakan untuk keperluan industri.

Jumlah produksi jerami padi di Bali mencapai 4,66 ton bahan kering per

hektar (BPS Propinsi Bali, 2000). Jerami padi yang dihasilkan selama ini sebagian

besar dibakar dan sebagian kecil dikembalikan ke dalam tanah dalam bentuk

kompos. Pada musim kemarau di daerah tertentu di Bali, jerami padi dimanfaatkan

sebagai pakan ternak.

Dari data limbah pertanian di Jawa dan Bali, diperoleh limbah pertanian

rata-rata 28,7 ton/tahun, dan sebanyak 67,20% berupa jerami padi (Anon., 2002).

Walaupun jumlahnya berlimpah, pemanfaatan jerami padi untuk pakan ternak masih

sangat terbatas, karena nilai gizinya rendah.

Anon. (2005) menyatakan bahwa kandungan protein kasar jerami padi

adalah sebesar 4,5%, lemak kasar 1,3%, bahan ekstrak tanpa nitrogen 42%, abu

16,50%, dan bahan keringnya 80%. Selain itu, kecernaan jerami padi juga rendah,

yaitu berkisar antara 30 – 40% yang disebabkan karena dinding sel jerami padi sudah

mengalami lignifikasi bertaraf lanjut. Di samping itu, juga sudah terjadi ikatan

Page 35: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

27

kompleks antara selulosa dan hemiselulosa dengan lignin menjadi lignoselulosa dan

lignohemiselulosa yang sangat sulit dicerna oleh mikroba rumen. Dilaporkan juga

bahwa kandungan selulosa jerami padi adalah sebesar 33% dan hemiselulosanya

26% yang dapat dimanfaatkan oleh ternak ruminansia sebagai sumber energi, tetapi

dengan adanya ikatan tersebut menjadi sulit dicerna oleh mikroba rumen.

Di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia, penerapan

bioteknologi pada pakan serat bermutu rendah, seperti jerami misalnya, belum begitu

populer. Menurut Rachim (2003), produksi jerami padi di Bali sangat tinggi, yaitu

berkisar antara 320 – 400 ribu ton jerami padi per musim panen. Dapat dibayangkan

berapa ribu ton ketersediaan jerami padi di Bali khususnya per tahun apabila dalam

setahunnya ada tiga kali musim panen. Pada Gambar 2.1, tersaji cara petani

peternak menyimpan jerami untuk pakan ternak tanpa sentuhan bioteknologi.

Gambar 2.1. Sistem penyimpanan jerami tanpa menerapkan teknologi

Jerami umumnya dibakar atau disimpan begitu saja di bawah pohon tanpa

perlakuan apa pun juga. Padahal, dengan sedikit sentuhan teknologi, jerami yang

Page 36: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

28

merupakan pakan serat bermutu rendah akan meningkat nilai gunanya bagi

peningkatan produksi ternak.

Sebagai bahan pakan, jerami padi memiliki beberapa kelemahan, di

antaranya: tingginya kadar komponen serat (selulosa, hemiselulosa, dan lignin) dan

silika. Di samping itu, kandungan protein kasarnya hanya berkisar antara 3 – 5% dari

bahan kering, kandungan mineral kalsium dan fosfornya masing-masing 0,41% dan

0,29%, padahal pemberian yang aman untuk ternak ruminansia sekitar 1,0% Ca dan

0,75% P dari bahan kering ransum (Sutrisno, 1988).

Selain itu, jerami padi memiliki sifat voluminous dan memakan tempat

(“bulky”), tingkat konsumsi (voluntary feed intake) rendah, dan nilai nutrisinya juga

rendah, karena kadar lignin dan silikanya tinggi dalam dinding sel sehingga sulit

dicerna oleh mikroba rumen, serta kandungan nitrogen dan energi termetabolismenya

rendah (Van Soest, 1985).

Jakson (1978) menyatakan bahwa serat kasar pada jerami padi mengandung

silika dalam gugus organik sebanyak 12 - 16% dari bahan kering. Silika merupakan

kristal yang terdapat dalam dinding sel dan mengisi ruang antarsel. Kristal silika ini

tidak larut dalam cairan rumen, sehingga menjadi hambatan bagi mikroba rumen dan

enzim yang dihasilkan untuk mencerna jerami padi (Sutrisno, 1988). Lebih lanjut,

dijelaskan bahwa faktor lain yang menghambat daya cerna jerami padi adalah adanya

kandungan lignin yang cukup tinggi yang tidak dapat dihancurkan oleh mikroba

rumen.

Page 37: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

29

2.5 Pakan Limbah Sumber Mineral

Pakan limbah sumber mineral yang paling banyak digunakan dalam

penyusunan ransum ternak, khususnya untuk ternak yang sedang menyusui, bertelur,

dan sedang tumbuh adalah sebagai berikut ini.

Tepung tulang. Bahan ini mengandung mineral kalsium (Ca) 24% dan

fosfor (P) 12%. Penggunaan tepung tulang mulai jarang ditemukan semenjak

sudah banyak ditemukannya sumber mineral sintetis yang diproduksi oleh

pabarik pakan maupun farmasi.

Tepung Kulit Kerang. Bahan ini merupakan sumber mineral Ca yang sangat

baik, dan kandungan kalsiumnya 38%, sering digunakan sebagai grit untuk

membantu pencernaan di bagian gizzard.

Kapur. Yang sering digunakan adalah kalsium karbonat, sering juga dikenal

dengan nama heavy. Kandungan kalsium (Ca) pada kapur hampir sama

dengan kulit kerang, yaitu 38%.

Garam dapur. Garam yang paling umum digunakan dalam penyusunan

ransum unggas adalah garam dapur, yang mengandung Iodium 30 – 100 ppm.

Garam dapur (NaCl) merupakan sumber mineral Na dan Cl. Penggunaannya

dibatasi sampai 0,25%. Bila berlebihan, sering terjadi pengeluaran kotoran

yang basah dan dalam jumlah banyak, sehingga litter menjadi basah. Hal ini

akan dapat mengganggu kenyamanan ayam.

Zeolit. Zeolit merupakan batuan vulkanik yang sebagian besar merupakan

mineral aluminosilikat terhidrat dengan struktur tiga dimensi dan mempunyai

kemampuan sebagai penukar kation, serta struktur kristal yang membangun

mineral tersebut mempunyai banyak rongga kecil yang dapat menyimpan air

Page 38: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

30

dan kation (Mumpton dan Fishman, 1977). Sifat zeolit tersebut diduga dapat

berfungsi sebagai "carrier" zat makanan atau dapat menahan laju aliran

ransum dalam saluran pencernaan ternak nonruminansia sehingga peluang

untuk penyerapan zat makanan dapat lebih banyak (Soejono dan Santoso,

1990).

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan zeolit dalam

ransum ternyata dapat meningkatkan penggunaan bahan organik, kalsium, dan

nitrogen ransum (Evans, 1989), serta dapat meningkatkan pertambahan berat dan

efisiensi penggunaan ransum (Nakaue et al. , l98l). Adanya kemampuan zeolit dalam

meningkatkan nilai cerna ransum telah dibuktikan oleh Bidura (l997) yang

mendapatkan bahwa penggunaan 2-6% zeolit dalam ransum secara nyata dapat

meningkatkan koefisien cerna bahan kering (KCBK) dan bahan organik (KCBO)

pada broiler umur 0-6 minggu. Untuk lebih jelasnya, hasil penelitian tersebut tersaji

pada Tabel 2.5. Di samping itu, penggunaan zeolit dalam ransom ternyata dapat

menghambat laju aliran digesta dalam saluran pencernaan ayam sehingga peluang

untuk penyerapan zat makanan menjadi lebih lama.

Tabel 2.5. Pengaruh penggunaan zeolit dalam ransum terhadap nilai cerna dan laju

aliran ransum pada ayam broiler

Variabel Tingkat Zeolit dalam Ransum

0% 2% 4% 6%

Koefisien cerna bahan kering (%) 68,64 71,64 72,43 68,77

Koefisien cerna bahan organik (%) 74,77 75,39 77,51 75,01

Rate of Passage (menit) 168,4 169,80 172,80 170,80

Sumber : Bidura (l997)

Page 39: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

31

Hasil penelitian yang dilakukan Harmiati (2004) melaporkan bahwa

penggunaan 2% zeolit dalam ransum nyata meningkatkan berat telur, tebal kulit

telur, berat jenis telur, dan nilai warna kuning telur ayam petelur Lohmann Brown.

2.6 Pakan Limbah Sumber Vitamin

Hampir semua vitamin terdapat dalam bahan pakan dari sumber nabati

maupun hewani. Umumnya pakan limbah berlemak banyak mengandung vitamin A,

D, E, dan K, sedangkan pakan limbah yang bersumber dari biji-bijian dan hijauan

banyak mengandung vitamin yang larut dalam air.

Vitamin digolongkan menjadi dua, yaitu (1) vitamin yang larut dalam lemak

dan (2) vitamin yang larut dalam air. Yang pertama dapat diekstrak dari bahan pakan

dengan larutan lemak dan yang kedua dengan air. Vitamin yang larut dalam lemak

termasuk vitamin A, D, E, dan K serta mengandung karbon, hidrogen, dan oksigen.

Vitamin yang larut dalam air terdiri atas : asam askorbat (vitamin C) dan B-kompleks

(tiamin, riboflavin, asam nikotin, asam folik, biotin, asam pantotenat, piridoxin, dan

vitamin B12). Zat tersebut mengandung karbon, hidrogen, dan oksigen dan dapat

pula mengandung nitrogen, sulfur, atau kobalt.

Kekurangan vitamin menyebabkan gangguan pertumbuhan, menurunnya

reproduksi dan produksi. Tidak jarang kekurangan vitamin menyebabkan kematian

pada ternak dewasa dan menurunnya mortalitas. Gejala defisiensi yang sering

dijumpai pada ternak, khususnya ternak unggas yang menderita kekurangan vitamin,

adalah sebagai berikut ini.

1. Anorexia, yaitu hilangnya nafsu makan ayam yang diakibatkan oleh

kekurangan vitamin A. Apabila gejala ini berlanjut, dapat terjadi kematian.

Page 40: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

32

2. Ataxia, yaitu hilangnya keseimbangan ayam. Juga sering dijumpai hilangnya

warna kuning pada sisik kaki dan paruh. Berjalan beberapa langkah, terus

duduk memakai lutut (hock). Gejala ini timbul akibat kekurangan vitamin A

dan D.

3. Xeroptalmia, yaitu terjadinya pelepuhan di bagian atas saluran pencernaan

(glandula mukosa). Ditemukan adanya pustula putih kecil pada saluran

pernafasan, mulut, esofagus, faring, dan tembolok. Apabila butir-butir

tersebut pecah, dapat terjadi infeksi bakteri pada ayam. Gejala ini timbul

karena kekurangan vitamin A.

4. Enchephalomalacia adalah suatu keadaan di mana ayam mengalami ataxia

yang disebabkan karena terjadinya pendarahan dan oedema dalam molekul

dan lapisan granular dari otak, sebagai akibat ayam mengalami kekurangan

vitamin E.

5. Exudative diathesis, yaitu sejenis oedema yang disebabkan karena sangat

meningkatnya permeabilitas kapiler. Gejala ini timbul akibat defisiensi

vitamin E dan berhubungan erat dengan mineral selenium (Se).

2.7 Pakan Limbah Sumber Enzim

2.7.1. Produksi Enzim Hewani

Enzim komersial dari produk hewan biasanya diperoleh dalam bentuk ekstrak

kasar. Cara produksinya tergantung kepada jenis sumber. Berbagai enzim disintesis

dalam bentuk proenzim, sehingga harus diubah menjadi bentuk aktifnya dengan

menambahkan tripsin atau cairan duodenum (yang mengandung tripsin). Cairan

enzim yang diperoleh dipekatkan. Apabila terdapat banyak pekatan lendir, cairan

tersebut selanjutnya dapat diekstrak dengan metode ekstraksi protein biasa melalui

Page 41: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

33

pengendapan protein oleh aseton atau ammonium sulfat yang selanjutnya diikuti

dengan pengeringan.

Berbagai pakan limbah lainnya seperti limbah pengolahan ikan dan putih

telur banyak dimanfaatkan sebagai sumber enzim protease dan lisozim. Katalase

yang berguna untuk menguraikan hydrogen peroksida (H2O2) dalam susu banyak

diperoleh dari hati ayam. Beberapa jenis enzim yang dapat diekstrak dari hewan dan

tanaman tersaji pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6. Enzim yang terdapat dan dapat diekstrak dari hewan dan tanaman

Enzim Sumber

Hewan Tanaman

Alfa-Amilase, Tripsin, dan

Khimotripsin

Kelenjar Pankreas Kecambah Barley

Beta-Amilase - Barley, ubi jalar, kac.

kedelai, gandum

R – Enzim Lipoksigenase - Kacang-kacangan,

kentang

Endo Beta-glukonase - Kecambah barley

Papain - Pepaya

Bromelin - Nenas

Pepsin Lambung

Renin Abomasum anak sapi

Esterase Kelenjar pankreas

Glukosa oksidase dan katalase Hati

Protease pankreas umumnya digunakan sebagai campuran preparat komersial

pengempuk daging. Komponen protease yang bekerja secara nyata adalah tripsin,

khimotripsin, kolagenase, elastase, dan pepsin. Tripsin memotong sisi karboksil lisin

Page 42: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

34

dan arginin, sedangkan khimotripsin bekerja pada sisi karboksil triptofan, fenilalanin,

leusin, dan metionin. Elastase bekerja pada sisi karboksilalanin, dan kolagenase

bekerja pada sisi amino glisin. Substrat kolagen sendiri kaya akan glisin dan prolin.

2.7.2. Produksi Enzim Tanaman

Berbeda dengan enzim dari hewan yang umumnya diperoleh sebagai produk

samping, tanaman tertentu secara khusus dipelihara untuk menghasilkan enzim.

Contoh yang paling nyata adalah pohon pepaya untuk memproduksi papain. Papain

dari pepaya dan enzim amilolitik dari kecambah barley merupakan contoh enzim asal

tanaman yang dimanfaatkan dalam skala besar, khususnya dalam industri roti.

Enzim amilolitik dari malt atau kecambah barley bekerja dalam bentuk sel

asli (bentuk kecambah) dan tidak diekstrak seperti halnya dengan papain. Papain

terdapat dalam getah pohon, terutama getah buah papaya muda. Getah ini biasanya

dipanen dari pohon yang masih muda pada musim panas di pagi hari, sebab waktu

panen sangat mempengaruhi jumlah getah yang dihasilkan.

Papain dalam getah sangat sensitif terhadap adanya logam Oleh karena itu,

sebaiknya digunakan batang kayu atau kaca untuk menoreh buah dan bukan pisau

logam. Getah tersebut dikumpulkan dalam wadah non logam seperti mangkok

plastik atau dapat diambil langsung apabila getah dalam buah tidak menetes dan

sudah berkoagulasi di permukaan buah.

Pemanenan dapat dilakukan berulang-ulang pada buah papaya yang masih

muda. Mula-mula getah papaya yang baru diambil akan berbentuk cair, selanjutnya

mengental, dan terakhir menggumpal. Secara sederhana, papain dapat dijual sebagai

getah (lateks) yang sudah dikeringkan. Dari 1 kg getah papaya segar, akan diperoleh

200 g lateks (papain) kering. Pengeringan dapat dilakukan di bawah sinar matahari

Page 43: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

35

atau oven bersuhu rendah. Senyawa bisulfit dapat ditambahkan untuk

mempertahankan stabilitas enzim selama pengeringan dan penyimpanan.

Pengeringan secara vakum lebih populer karena enzim yang dihasilkan lebih awet.

Papain merupakan enzim proteolitik, yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi

hidrolisis suatu substrat protein. Hasil hidrolisis enzimatik protein adalah suatu

hidrolisat yang mengandung peptida dengan berat molekul rendah dan asam amino

bebas. Produk hidroklisat umumnya mempunyai kelarutan yang tinggi dalam air,

kapasitas emulsinya baik, kemampuan mengembangnya besar, serta mudah diserap

oleh tubuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi enzim papain pada

ransum ayam petelur dapat meningkatkan konsumsi pakan (Sasongko, 1993).

Dalam produksi papain (crude papain) secara tradisional, getah hasil

penyadapan buah dikeringkan dengan bantuan sinar matahari. Papain yang diperoleh

dengan cara ini mempunyai aktivitas proteolitik yang lebih rendah daripada papain

yang dikeringkan dengan pengering semprot (spray drier) (Muhidin, 2003). Daun

pepaya yang layu sampai kering masih mengandung enzim, walaupun aktivitas

proteolitiknya rendah.

2.7.3. Produksi Enzim Mikroba

Produksi enzim dari mikroba menunjukkan keuntungan yang lebih besar jika

dibandingkan dengan produksi enzim dari sumber nonmikroba. Produksi enzim

mikroba dapat ditingkatkan pada skala besar dalam ruang yang relatif terbatas.

Teknik budidaya mikroba jauh lebih canggih bila dibandingkan dengan produksi

enzim dari hewan atau tanaman. Selain itu, pengembangbiakannya memerlukan

waktu yang relatif singkat, yaitu sekitar 2 – 10 hari dalam “batch”

Page 44: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

36

Spesies Aspergillus menunjukkan peranan yang sejajar dengan Bacillus

dalam memproduksi enzim. Golongan ini tersebar luas dan sangat beragam, serta

hanya beberapa spesies yang bersifat patogenik seperti Aspergillus plavus, A.

fumigatus, dan A. parasiticus. Golongan A. flavus membahayakan karena organisme

ini menghasilkan zat racun aflatoksin yang sangat toksik. Di antara golongan

Aspergillus, maka Aspergillus niger dan Aspergillus oryzae yang paling banyak

digunakan dalam meningkatkan nilai nutrisi pakan (Maggy, 1989). Kapang

Aspergillus oryzae dan A. niger merupakan kapang penghasil amylase, glukoamilase,

protease, dan pektinase.

Tabel 2.7. Beberapa jenis mikroba yang menghasilkan enzim yang diproduksi untuk

tujuan komersial

Mikroba Golongan Enzim Komersial

Mucor miehei, Mucor pusillus Bakteri Renet

Endothia parasitica Bakteri Renet

Trichoderma viride dan T. reesei Kapang Selulase

Micrococcus lysodeikticus Bakteri Katalase

Bacillus licheniformis Bakteri Amilase, Protease

Rhizopus sp. Kapang Amilase, Glukoamilase,

Pektinase, Lipase, dan Protease

Streptomyces sp. Bakteri Glukosa isomerase

Streptococcus sp. Bakteri Streptokinase

Clostridium histoliticum Bakteri Kolagenase

Sumber : Maggy (1989)

Di antara sekian banyak mikroba penghasil enzim, kapang dari jenis

Aspergillus niger, A. oryzae, Saccharomyces, dan bakteri Bacillus subtillis termasuk

Page 45: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

37

ke dalam golongan yang dipandang aman bagi kesehatan manusia maupun ternak.

Beberapa jenis mikroba penghasil enzim tersaji pada Tabel 2.7.

Species Bacillus sangat cocok untuk produksi enzim. Mikroba jenis Bacillus

merupakan golongan saprofit yang tidak menghasilkan toksin. Golongan ini mudah

ditumbuhkan dan tidak memerlukan substrat mahal. Beberapa Bacillus mampu

menghasilkan antibiotika polipeptida, misalnya B. licheniformis yang memproduksi

Bacitracin.

Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, utamanya substrat, suhu,

keasaman, kofaktor, dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat

keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat

mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH

yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan

mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama

sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh kofaktor dan inhibitor. Dewasa ini, enzim

adalah senyawa umum yang digunakan dalam proses produksi. Enzim yang

digunakan pada umumnya berasal dari enzim yang diisolasi dari bakteri.

Penggunaan enzim dalam proses produksi dapat meningkatkan efisiensi yang

kemudian akan meningkatkan jumlah produksi.

2.7.4. Isolasi Enzim

Enzim sebenarnya dengan mudah dapat diisolasi dari sumbernya. Contohnya

enzim papain yang dapat diisolasi dari tanaman papaya. Metode sederhana untuk

mendapatkan enzim papain dari tanaman papaya, dapat diuraikan sebagai berikut ini

(Tarwiyah, 2001).

Page 46: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

38

1. Penyadapan: (i) Penyadapan dilakukan terhadap buah muda dengan diameter

6 – 7 cm. Kulit buah ditoreh sedalam 0,5cm dari atas ke bawah. Torehan

tersebut dibuat sebanyak 4 buah untuk setiap buah papaya; (ii) Dari torehan,

akan menetes getah buah. Tetesan getah ditampung dengan mangkok.

Mangkok tersebut diletakkan pada penyangga dan penyangga tersebut

diikatkan 10 cm di bawah getah terendah; (iii) Bagian dalam mangkok dapat

dilapisi dengan kain blacu yang terbuat dari katun. Pelapisan ini berguna

untuk mencegah terperciknya getah keluar mangkok dan memudahkan pada

waktu melepaskan getah dari mangkok. Getah dapat dilepaskan dengan

menarik kain blacu; (iv) Penorehan dapat dilakukan setiap 2 atau 3 hari.

Paling sedikit penorehan dilakukan sekali seminggu. Perlu diusahakan agar

penorehan baru berjarak 2 cm dari penorehan sebelumnya (v) Biasanya

tetesan getah akan terhenti setelah 1 jam penorehan. Setelah tidak ada getah

yang menetes, getah dikeluarkan dari mangkok. Getah menempel kuat pada

mangkok. Oleh karena itu, perlu dikerok-kerok untuk melepaskannya dari

mangkok. Apabila mangkok dilapisi kain blacu, getah lebih mudah

dilepaskan dari mangkok, yaitu dengan menarik kain pelapis mangkok.

2. Reduksi molekul Pro-papain menjadi Papain : Molekul papain pada getah

papain merupakan pro-papain yang mempunyai ikatan disulfida. Bila ikatan

disulfida ini direduksi (diputus), maka dihasilkan molekul papain yang aktif

(dapat mengkatalisis pemutusan ikatan peptida). Senyawa pereduksi yang

digunakan adalah senyawa sulfit dalam bentuk Natrium bisulfit. Caranya

secara berturutan adalah sebagai berikut ini. (1) Natrium bisulfit dan NaCl

dilarutkan di dalam air. Setiap 1 liter air memerlukan 14 gram Natrium

Page 47: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

39

Bisulfit dan 3 gram NaCl. Campuran ini diaduk sehingga diperoleh larutan

yang homogen. Larutan ini disebut larutan pengaktif; (2) Larutan pengaktif

dicampur dengan getah papaya. Tiap 1 kg getah papaya dicampur dengan 1

liter larutan pengaktif. Campuran diaduk sampai rata sehingga berupa bubur;

(3) Bubur tersebut disaring dengan kain saring untuk membuang kotoran

yang mungkin ada.

3. Pengeringan getah: Getah papaya perlu dikeringkan sesegera mungkin.

Apabila langit berawan, sebaikya getah dikeringkan dengan alat pengering

pada suhu 55 – 60 0C. Getah yang tidak segera dikeringkan atau tidak tersedia

panas yang mencukupi selama pengeringan akan berwarna sawo matang dan

berbau busuk. Getah yang sudah mongering disebut dengan konsentrat

papain. Kadar air konsentrat ini sebaiknya maksimum 9 %.

4. Hasil: Rata-rata setiap pohon dapat menghasilkan 0,25 – 0,35 kg getah kering

per tahun. Pohon sehat dapat disadap selama 3 tahun, mulai umur 1 – 3

tahun. Semakin tua tanaman, semakin turun produksi getahnya. Dalam setiap

hektar kebun papaya, dapat dihasilkan getah kering sebesar 67 – 135 kg per

tahun.

5. Penggilingan: Konsentrat papain yang telah cukup kering kemudian digiling

sampai halus. Jika jumlahnya tidak banyak, penggilingan dapat dilakukan

dengan menggunakan blender.

6. Pengemasan: tepung konsentrat papain harus disimpan pada wadah tertutup,

dan wadah yang dapat digunakan adalah botol kaca berwarna gelap, botol

plastik yang tidak bening, kantung plastik berlapis aluminium, dan kantung

kertas yang dimasukkan ke dalam plastik polietilin.

Page 48: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

40

Enzim lainnya adalah Bromelin biasanya diperoleh dari limbah kulit, batang,

daun, atau bagian lain yang merupakan buangan tanaman nenas. Tanaman Ficus

carica menghasilkan fisin yang terdapat pada bagian getahnya (lateksnya). Tanaman

kacang tanah (Arachis hipogea) juga memproduksi protease arachin pada bijinya.

Waluh atau labu (Cucurbita pepo) memproduksi protease pada bagian bunganya,

dan buah semangka (Curcumis melon) dilaporkan juga mengandung protease.

2.8 Pakan Limbah Sumber Hormon

Pakan limbah sumber hormon yang paling mudah didapat adalah melalui

pengambilan kelenjar hipofisa ternak (sapi, kerbau, kambing, dan domba) dari kepala

ternak tersebut. Ketersediaan kelenjar hipofisa sapi cukup banyak, khususnya di

daerah perkotaan. Kelenjar hipofisa merupakan kelenjar sistem endokrin yang

terletak di bawah dasar otak dan terlindung dalam sebuah bentukan dari tulang di

bawah hipotalamus yang disebut dengan sella turcica (Djojosoebagio, 1990).

Kelenjar hipofisa ini merupakan organ yang relatif kecil ukurannya jika

dibandingkan dengan ukuran tubuh; misalnya pada sapi ukuran 1.988 + 0,49 mg

(Oka, 1992). Hormon yang dihasilkan mempunyai pengaruh pada sejumlah proses

vital dalam tubuh manusia maupun hewan. Pengaruh yang luas dari kelenjar hipofisa

di dalam tubuh disebabkan oleh kerja hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa

tersebut.

Umumnya, kepala ternak besar (sapi, kerbau, kambing, dan domba) setelah

diambil bagian otak, kulit, lidah, dan kuping, maka yang tertinggal adalah bagian

tulang. Kelenjar hopofisa yang tersembunyi di bagian dasar otak, biasanya tidak ikut

terambil. Oleh karena itu, akan sangat ekonomis sekali bila diambil untuk diekstrak

Page 49: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

41

atau diambil hormonnya. Hormon yang terkandung di dalamnya dapat digunakan

untuk memacu pertumbuhan dan menurunkan akumulasi lemak dalam tubuh ternak.

Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa sudah banyak diketahui

sebagai salah satu hormon yang berperan dalam metabolisme zat makanan seperti

karbohidrat, lemak, dan protein. Menurut Partodihardjo (1987), hormon yang

dihasilkan oleh kelenjar hipofisa ada sembilan macam, yaitu: ACTH

(Adrenocorticotrope hormone), TSH (Thyroid stimulating hormone), FSH (Follicle

stimulating hormone), LH (Luteinizing hormone), STH (Somatrotropin hormone),

MSH, Prolaktin, Vasopresin, dan Oksitosin.

Hormon merupakan substansi organik yang disekresikan oleh kelenjar

endokrin langsung ke dalam sirkulasi darah, yang kemudian diteruskan ke organ

sasarannya. Dalam jumlah yang relatif sangat sedikit, hormon tersebut sudah mampu

memberikan perubahan fisiologis yang cukup besar pada organ sasarannya. Hormon

sangat berperan dalam mengatur fungsi fisiologis organ tubuh sehingga sering

dicobakan sebagai zat perangsang pertumbuhan pada ternak seperti hormon

testosteron, tiroksin, dan kortison.

Page 50: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

42

III. LIMBAH INDUSTRI PERTANIAN

3.1 Potensi Limbah Kulit Biji

Kulit dari beberapa jenis biji-bijian ataupun leguminosa merupakan limbah

pertanian yang mempunyai potensi cukup besar untuk dimanfaatkan sebagai sumber

energi pakan ternak. Selain potensinya sebagai sumber energi, kulit biji-bijian juga

mempunyai keunggulan dalam menurunkan kadar kolesterol dan komponen lemak

tubuh pada ternak (Piliang, 1997).

Lundin et al. (l993) melaporkan bahwa marmot yang diberi ransum dengan

kandungan serat kasar tinggi (12%) yang bersumber dari kulit kacang kedelai dan

dedak gandum ternyata meningkatkan densitas volume epitel dan vilus di daerah

jejunum, ileum serta di bagian proksimal dan distal usus halusnya. Dilaporkan juga

oleh Rhein et al. (l992) bahwa pemberian 8% kulit kacang kedelai atau kulit kacang

tanah yang diberi tambahan ragi tape sebanyak 0,75% ternyata dapat meningkatkan

efisiensi penggunaan ransum dan tidak berpengaruh terhadap pertambahan berat

badan babi lepas sapih.

Piliang et al. (l996) menyatakan bahwa suplementasi kulit kacang kedelai ke

dalam ransum primata (Macaca fascicularis) dapat menurunkan kadar kolesterol,

kadar trigliserida, dan kadar LDL darah. Dilaporkan juga oleh Bakhit et al. (l994)

bahwa konsumsi kulit kacang kedelai mampu menurunkan kadar lemak darah.

Yalcin et al. (l990) melaporkan bahwa penggunaan kulit kacang hazel dengan

kisaran 2 - 6 % tidak berpengaruh pada produksi telur dan FCR, tetapi meningkatkan

warna kuning telur.

42

Page 51: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

43

3.1.1. Kulit Biji Kacang Kedelai

Lebih dari 90 % tempe diproduksi oleh perusahaan rumah tangga yang

jumlahnya di Indonesia mencapai sekitar 10 ribu buah dan jumlah kacang kedelai

yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut adalah sekitar 5000 ton/hari (Subekti,

1982). Kulit biji/ari yang dihasilkan adalah 15 – 20 % dari biji kacang kedelai.

Rata-rata konsumsi tempe per orang per hari di pulau Jawa berkisar antara

30–120 gram per hari. Hal tersebut disebabkan karena tempe berfungsi sebagai

sumber protein pengganti daging dengan harga relatif murah (Winarno, 1979). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ternyata kandungan nutrisi dari kulit ari kacang

kedelai yang diperoleh lewat perebusan dan perebusan menunjukkan adanya

perbedaan. Uraian lebih rinci tersaji pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Komposisi kimia kacang kedelai dan kulit ari kacang kedelai, yang

dipeoleh lewat perebusan (cara A) dan perebusan-perendaman (cara B)

Zat Makanan Kacang Kedelai Kulit Biji Kacang

Kedelai/Ampas Tempe

Cara A Cara B Cara A Cara B

Bahan Kering (%) 90.0 91,20 19,50 20,50

Protein kasar (%) 38,60 35,70 17,20 13,00

Energi (MJ/kg) 23,50 23,70 18.00 18,20

Serat Kasar (%) 14,80 15,10 64,00 70,20

Ca (%) 0,30 0,30 0,40 0,40

Fosfor (%) 0,60 0,60 0,20 0,20

Abu (%) 5,30 5,30 2,90 2,30

Sumber : Bakrie et al. (1990)

Ampas tempe atau kulit ari kacang kedelai yang dihasilkan terdiri atas “tista”

atau kulit ari (87,70-92,90%), pecahan cutiledon (6,1-10,50%) dan tunas atau

Page 52: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

44

hipokotil (1,0-1,80%). Koefisien cerna bahan keringnya secara in vitro tinggi, yaitu

berkisar antara 73,20-81,60% (Bakrie et al., 1990).

3.1.2. Bungkil Kacang Kedelai

Penggunaan kacang kedelai mentah dalam pembuatan ransum masih sangat

jarang. Hal ini disebabkan karena kacang kedelai masih digunakan dalam pembuatan

tahu dan tempe, serta masih mengandung zat penghambat pertumbuhan yang sering

dikenal dengan istilah antitripsin. Antitripsin baru dapat dihilangkan dengan proses

pemanasan.

Bungkil kacang kedelai merupakan hasil samping pembuatan minyak kedelai;

merupakan sumber protein dan sering digunakan dalam penyusunan ransum untuk

mendampingi tepung ikan. Kandungan proteinnya cukup tinggi, yaitu berkisar antara

42-50%, dan energi termetabolisnya berkisar antara 2825 – 2890 kkal/kg. Faktor

pembatas penggunaannya sebagai sumber protein dalam ransum adalah asam

aminonya yang tidak seimbang dan defisien akan methionin. Namun, itu dapat

diatasi, mengingat sudah ada asam amino sintetis (metionin sintetis). Kandungan

seratnya tidak terlalu tinggi, yaitu sekitar 6%.

Penggunaan bungkil kacang kedelai dalam ransum unggas adalah :

untuk ayam ras petelur dan pedaging : 0- 30%,

itik petelur : 0 – 40%, dan

entog atau sejenisnya : 0 – 45%.

Khomsan (1999) menyatakan bahwa dalam kedelai terkandung zat yang

disebut beta-sitosterol yang mempunyai efek hipokolesterolemik (menurunkan kadar

kolesterol). Di samping itu, penggunaan ragi dalam proses fermentasi kacang kedelai

menjadi tempe juga akan menekan kadar kolesterol. Hal ini disebabkan karena

Page 53: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

45

proses peragian tersebut dapat meningkatkan niasin dari 9 mg dalam kacang kedelai

menjadi 60 mg dalam tempe per 100 g bahan. Niasin dapat menurunkan kadar

kolesterol total dan kolesterol jahat (LDL) serta menaikkan kadar kolesterol baik

(HDL). Dalam tempe ditemukan juga isoflavon yang merupakan enzim paling

penting dalam tempe. Isoflavon dapat membersihkan berbagai radikal (zat beracun)

yang berada dalam darah dan mengikis endapan kolesterol pada dinding pembuluh

darah koroner yang mengalami proses pengapuran.

3.2 Ampas Tahu

Ampas tahu merupakan limbah pembuatan tahu dan masih mengandung

protein dengan asam amino lysin dan metionin serta kalsium yang cukup tinggi.

Akan tetapi, kandungan serat kasar dan air pada ampas tahu tinggi, sehingga menjadi

faktor pembatas penggunaannya dalam penyusunan ransum. Oleh karena itu, untuk

memberdayagunakan ampas tahu, perlu diberikan perlakuan dan salah satunya

adalah dengan fermentasi (Mahfudz, 2006).

Mahfudz (2006) melaporkan bahwa ampas tahu, sebelum dipakai sebagai

bahan penyusun ransum, terlebih dahulu difermentasi dengan ragi yang mengandung

kapang Rhyzopus oligosporus dan R. oryzae. Ada tiga tahap pembuatan ampas tahu

terfermentasi, yaitu (1) persiapan ampas tahu, meliputi pencucian, pengepresan, dan

pengukusan; (2) inokulasi dengan kapang, pencetakan, dan inkubasi selama 40 jam,

dan (3) pembuatan tepung yang dimulai dengan mengiris tipis ampas tahu tersebut

(“germbus”), menjemur, dan menggiling. Uraiannya secara lebih rinci tersaji pada

Gambar 3.1.

Page 54: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

46

Ampas Tahu

Pemeraman selama 24 jam (suhu kamar)

Pencucian dengan air mengalir sampai air jernih

Pengepresan untuk mengurangi kadar air

Pengukusan selama 60 menit

Pendinginan sampai suhu kamar (dengan diangin-anginkan)

Inokulasi dengan 1% ragi tempe (mengandung kapang R. oligosporus dan R. oryzae)

Pencetakan

Inkubasi 40 Jam

Tempe ampas tahu dipotong tipis agar mudah kering

Dijemur matahari

Digiling dan diayak

Tepung tempe ampas tahu

Gambar 3.1. Bagan pembuatan tepung tempe ampas tahu terfermentasi (Mahfudz

2006)

Mahfudz et al. (l997) menyatakan bahwa tempe ampas tahu memiliki

kandungan protein kasar 21,66%, Serat kasar 20,26%, Lemak kasar 2,73%, abu

3,68%, dan kadar air 11,18%, Ca 1,09 %; P 0,88% dan energi termatabolisnya 2.830

Page 55: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

47

kkal/kg bahan. Duldjaman (2005) melaporkan bahwa ampas tahu mengandung

protein kasar 23,62%, BETN (Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen) 41,98%, serat kasar

22,65%, dan lemak kasar 7,78%.

Penggunaan ampas tahu terfermentasi pada level 10% tidak berpengaruh

nyata terhadap berat karkas dan persentase karkas. Akan tetapi, pada level 15% dan

20% secara nyata meningkat. Peningkatan pemberian ampas tahu secara nyata

meningkatkan bobot karkas dan luas otot mata rusuk (cm2). Hampir semua

komponen karkas domba (otot, lemak, jaringan ikat, dan tulang) meningkat dengan

semakin meningkatnya pemberian ampas tahu (100-300 g/ekor/hari (Duldjaman,

2005). Penggunaan ampas tahu terfermentasi dengan ragi oncom pada level 10%,

15%, dan 20% dalam ransum ayam pedaging nyata meningkatkan konsumsi ransum,

pertambahan berat badan, dan efisiensi penggunaan ransum.

Mahfudz et al. (l996) menyatakan bahwa meningkatnya nafsu makan dengan

adanya penggunaan ampas tahu terfermentasi dalam ransum disebabkan karena

proses fermentasi dapat meningkatkan kandungan asam glutamat yang dapat

meningkatkan nafsu makan ayam. Proses fermentasi akan memecah protein dan

karbohidrat menjadi asam amino, N, dan karbon terlarut, yang diperlukan untuk

sintesis protein (Rahayu et al., l989). Meningkatnya kecernaan protein juga

mempermudah metabolisme protein, sehingga secara langsung juga meningkatkan

sintesis protein daging (Suparno, 1982)

Proses fermentasi dengan menggunakan ragi yang mengandung kapang

Rhizopus oligosporus dan R. oryzae akan menyederhanakan partikel bahan pakan,

sehingga akan meningkatkan nilai gizinya. Fermentasi ampas tahu dengan ragi akan

Page 56: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

48

mengubah protein menjadi asam amino dan secara tidak langsung akan menurunkan

kadar serat kasarnya.

Proses fermentasi yang tidak sempurna tampaknya menyebabkan

berkembangnya bakteri lain yang bersifat patogen yang menimbulkan gangguan

kesehatan dan kematian ternak penelitian.

3.3 Pollard

Gandum (Triticum aestinum) adalah termasuk jenis tanaman rumput-

rumputan (gramineae) yang ditanam untuk produksi biji. Di negara-negara penghasil

gandum (Kanada, USA, Eropa, dan Australia), biji gandum dimanfaatkan sebagian

besar untuk makanan manusia dan sebagian kecil merupakan sumber energi untuk

pakan ternak.

Menurut Mc.Donald et al. (1978), biji gandum terdiri atas 85% endosperma,

13% dedak dengan kulit biji, serta 2% germ (embrio dan lembaga). Banyaknya

tepung yang dihasilkan bervariasi. Sebagai contoh, di Inggris tepung yang dihasilkan

± 72% dan sisa yang 28% terdiri atas : wheat germ (embrio) yang mengandung

protein 22-32%, bran (straight run bran) campuran dedak dengan kandungan serat

kasar 8,5 – 12%, dan protein kasar 12,5 – 16%.

Pollard merupakan limbah dari pengolahan gandum. Kandungan nutrisinya

cukup baik, yaitu mengandung energi termetabolis 1140 kkal/kg, protein 11,80%,

serat kasar 11,20%, dan lemak kasar 3,0% (Wawan, 2003). Menurut Scott et al.

(l982), pollard mengandung energi termetabolis 1300 kkal/kg, protein kasar 15%,

lemak kasar 4,0%, dan serat kasar 10%. Lebih jauh, NRC (l984) melaporkan bahwa

pollard mengandung energi termetabolis 1300 kkal/kg; protein 15,70%; lemak kasar

3,0%; dan serat kasar 11 %.

Page 57: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

49

Wheat pollard merupakan bahan pakan alternatif sebagai pengganti jagung.

Kelemahan utama wheat pollard sebagai bahan pakan ternak adalah tingginya

kandungan polisakarida non-pati, yaitu arabinoxilan. Selain itu, penggunaan yang

tinggi dalam ransum ternak monogastrik, khususnya ternak unggas dapat berperan

sebagai antinutrisi, yaitu dapat menghalang-halangi penyerapan asam amino dan

mineral dalam saluran pencernaan (Vranjes dan Wenk, l995). Selain itu, pemberian

wheat pollard yang tinggi pada unggas akan dapat menekan pertumbuhan. Karena

itu, sampai saat ini pemakaian wheat pollard pada unggas belum optimal dan

penggunaan pada ransum tidak boleh melebihi 15%.

Tingginya kandungan polisakarida non-pati pada wheat pollard dapat diatasi

dengan menambahkan enzim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan

enzim yang bersumber dari cairan rumen pada tingkat 620 – 1240 U/kg wheat

pollard ternyata dapat meurunkan kandungan polisakarida dan sebaliknya dapat

meningkatkan oligosakarida serta kandungan energi metabolis wheat pollard. Uraian

lebih jelasnya tersaji pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Pengaruh penambahan enzim cairan rumen pada wheat pollard terhadap

persentase polisakarida, oligosakarida, dan energi termatabolis wheat

pollard pada broiler

Perlakuan Polisakarida

(%)

Oligosakarida

(%)

Energi

Termetabolis

(MJ/kg)

Kontrol 26,32 73,68 6,176

620 U/kg Enzim Rumen 22,24 77,76 6,248

1240 U/kg Enzim Rumen 22,38 77,62 7,548

Bahan sampingan wheat (wheat by products) merupakan hasil sisa dari

produk gandum yang dapat dimanfaatkan untuk penelitian karena manfaat utama

Page 58: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

50

yang berupa tepung gandum telah diperuntukkan untuk manusia. Bahan sampingan

yang potensial untuk dimanfaatkan baik untuk ternak maupun untuk manusia adalah

dedak gandum. Dedak gandum yang merupakan 13% bagian biji ini sangat baik

untuk sumber protein pada pakan ternak dan pakan suplemen manusia karena

kandungan serat kasarnya yang cukup tinggi (8,5 – 12 %). Serat kasar, yang sebagian

besar adalah selulosa dan lignin hampir semuanya tidak tercerna oleh ternak

monogastrik termasuk manusia (Ensminger et al., 1990).

Pollard yang beredar di pasaran umumnya ada dua macam, yaitu pollard

halus dan pollard kasar. Hasil analisis di laboratorium menunjukkan bahwa

kandungan serat kasar pollard tersebut masing-masing 15,34% dan 26,42%.

Tingginya kandungan serat kasar pada pollard menjadi faktor pembatas

penggunaannya dalam ransum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan

pollard di atas 15% pada ayam menyebabkan pertumbuhan dan efisiensi penggunaan

ransum menurun.

Tabel 3.3. Perubahan kadar gula, polisakarida, oligosakarida, dan energi termetabolis

wheat pollard yang diberi enzim rumen

Perlakuan Gula Total (mg/g) Prosentase (%) Energi

Termetabolis

(MJ/kg) Sebelum

dialisis

Setelah

dialisis

Polisa

karida

Oligosa

karida

Tanpa Enzim 175,79 46,28 26,32 73,68 6,176 ± 0,37

Enzim 620 U/kg 186,83 41,55 22,24 77,76 6,248 ± 0,19

Enzim 1.240 U/kg 154,33 34,55 22,38 77,62 7,548 ± 0,27

Sumbe : Pantaya (2005)

Pada Tabel 3.3, terlihat prosentase penurunan polisakarida antara wheat

pollard tanpa enzim dan wheat pollard dengan penambahan enzim 620 dan 1.240

Page 59: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

51

U/kg masing-masing sebesar 4% dan 3,9%. Wheat pollard tanpa enzim mengandung

polisakarida yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang diberi enzim. Rataan

energi termetabolis memperlihatkan bahwa penambahan enzim akan meningkatkan

energi termetabolisme wheat pollard.

3.4 Dedak Padi

Dedak padi merupakan pakan limbah yang paling banyak digunakan dalam

penyusunan ransum. Dedak padi merupakan limbah dari proses pengolahan gabah

dan tidak dikonsumsi oleh manusia. Kelemahan utama dedak padi adalah kandungan

serat kasarnya yang cukup tinggi, yaitu 13,0%. Serat kasar yang tinggi tersebut

merupakan faktor pembatas penggunaannya dalam penyusunan ransum ternak

nonruminansia. Namun, kandungan proteinnya yang berkisar antara 12 – 13,5% dan

energi termetabolis berkisar antara 1640 – 1890 kkal/kg, menjadikan bahan pakan

ini sangat diperhitungkan dalam penyusunan ransum ternak nonruminansia.

Kelemahan lain dari dedak padi adalah kandungan asam aminonya yang

rendah, demikian juga halnya dengan vitamin dan mineral. Pada Tabel 3.4, tersaji

data komposisi kimia dari dedak padi kasar, dedak halus yang bersumber dari pabrik

dan kampung, serta bekatul yang mempunyai nilai nutrisi yang paling bagus di antara

dedak padi lainnya.

Dari Tabel 3.4 tersebut, ternyata kandungan nutrien dedak padi yang

bersumber dari pabrik masih lebih baik jika dibandingkan dengan dedak padi

kampung. Umumnya, dedak padi yang beredar di pasaran hampir semuanya

bersumber dari pabrik. Oleh karena itu, ketelitian dalam pemilihan dedak padi sangat

penting artinya, karena perbedaan kandungan nutrien cukup signifikan.

Page 60: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

52

Kandungan protein dedak padi umumnya disebut oryzem, dan protein ini

memiliki nilai gizi yang tinggi karena banyak mengandung asam amino esensial.

Dedak padi mengandung minyak sekitar 10 – 30%, dan asam lemak tidak jenuh yang

cukup tinggi, yaitu berkisar antara 75 – 80%. Kandungan karbohidrat pada dedak

padi dapat mencapai 40 – 49% dan sebagian besar dalam bentuk pati.

Tabel 3.4. Komposisi kimia berbagai jenis dedak padi

Komponen

(%)

Dedak Kasar Dedak Halus Bekatul

Pabrik Kampung

Air 10,50 10,90 11,70 12,55

Protein kasar 6,10 13,60 10,10 10,80

Lemak kasar 2,30 6,20 4,90 2,90

Ether extract 38,80 - - -

Serat kasar 26,80 8,00 15,30 4,90

Nitrogen - 50,80 48,10 61,30

Abu 15,50 8,50 9.90 7,55

Dedak padi merupakan selaput antara beras dengan sekam padi dengan berat

lebih kurang 8,50% dari berat padi. Dedak dihasilkan dari penggilingan padi

menjadi beras (Sulistya, 1987). Dedak dapat dihasilkan dari penyosohan beras pecah

kulit menjadi beras, termasuk di dalamnya lapisan kutikula dan sebagian kecil

lembaga.

Penggunaan dedak padi dalam ransum ada batasnya, yaitu 0-15% untuk ayam

petelur fase starter; 0-20% untuk ayam petelur fase grower; dan 0-20% untuk

ayam petelur fase layer. Untuk ayam broiler, penggunaannya berkisar antara 5-20%,

Page 61: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

53

dan tidak lebih dari 20% karena akan dapat menurunkan produktivitas ayam. Pada

Tabel 3.5, tersaji batas penggunaan dedak padi dalam penyusunan ransum ternak.

Tabel 3.5. Tingkat penggunaan dedak padi dalam ransum unggas dan babi

Jenis Hewan Level Penggunaan

Starter Grower Finiser/Layer

Ayam ras petelur 0 – 15 0 – 20 0 – 20

Broiler 5 – 20 5 – 20 5 – 20

Kalkun 5 – 8 10 – 20 10 – 25

Itik 5 – 10 5 – 15 5 – 25

Entog 5 – 10 10 – 25 10 – 30

Babi 1 – 20 10 – 30 20 – 40

Hasil penelitian Rianto et al. (2006) menunjukkan bahwa semakin tinggi

pemberian dedak padi dalam ransum berbasis rumput gajah, semakin meningkat

pertambahan berat badan harian (g/ekor/hari) domba. Selain itu, juga terjadi

peningkatan yang signifikan pada berat daging dan lemak karkas.

3.5 Bungkil Kelapa

Bungkil kelapa merupakan limbah dari proses pembuatan minyak kelapa.

Kalau proses pembuatan minyak kelapa cukup baik, maka kandungan lemak bungkil

kelapanya akan rendah (dapat disimpan lama). Namun, bila proses pembuatan

minyak tidak sempurna, bungkil kelapa masih banyak mengandung lemak. Hal inilah

yang menjadi kendala penggunaannya dalam penyusunan ransum unggas karena

bahan tersebut mudah tengik. Namun, kendala tersebut dapat diatasi dengan

penambahan zat anti jamur dan antioksidan.

Page 62: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

54

Kandungan protein kasarnya cukup tinggi, yaitu berkisar antara 20 – 26 %

tergantung pada proses pembuatannya. Demikian juga, kandungan energi

termetabolisnya rendah 1640 kkal/kg dan tergantung pada proses pembuatannya.

Namun, yang dapat dimanfaatkan oleh ternak unggas khususnya berkisar antara 53 –

81 %. Akan tetapi, karena proses pembuatan bungkil kelapa tersebut melalui proses

pemanasan, asam amino lysin mudah rusak, sehingga dapat dikatakan bahwa bungkil

kelapa kandungan asam amino lysinnya masih perlu disuplementasi dengan asam

amino lysin sintetis di samping metionin.

Penggunaan bungkil kelapa dalam penyusunan ransum unggas adalah :

untuk ayam ras petelur : 0 – 25%,

ayam ras pedaging : 0- 15%,

ayam buras : 0 – 35%,

itik : 10 -35%,

entog/itik manila : 10 – 20%, dan

angsa : 10 – 30%.

Teknologi fermentasi dapat meningkatkan kualitas dari bahan pakan

khususnya yang memiliki serat kasar dan antinutrisi yang tinggi. Fermentasi dapat

meningkatkan kecernaan bahan pakan melalui penyederhanaan zat yang terkandung

dalam bahan pakan oleh enzim yang diproduksi oleh fermentor (mikroba).

3.6 Onggok

Penggunaan ubi kayu dalam ransum unggas dan dalam keadaan mentah

kurang memuaskan karena mengandung racun, yaitu asam sianida (HCN). Namun,

penjemuran, perebusan, atau pemanasan bahan tersebut dapat menurunkan atau

menghilangkan racun tersebut.

Page 63: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

55

Kelebihan utama ubi kayu adalah kandungan energi termetabolisnya yang

cukup tinggi, yaitu 2970 kkal/kg. Namun, kandungan protein kasarnya rendah,

berkisar antara 0,18 – 2,50%, serat kasarnya 0,77 – 0,97%, dan lemak kasarnya 0,94

– 0,95%. Kandungan protein kasar ubi kayu sangat beragam tergantung pada

varietas tanamannya.

Gambar 3.2. Onggok merupakan ampas hasil pemerasan ubi kayu dalam proses

pembuatan tapioka.

Onggok (Gambar 3.2) adalah limbah padat atau ampas yang merupakan hasil

pemerasan ubi kayu dalam proses pengolahan pati (tapioka). Onggok umumnya

masih mengandung karbohidrat yang cukup tinggi, yaitu 45–69% dengan kandungan

serat kasarnya berkisar antara 8 – 11%.

Ubi kayu (Manihot carthagenesi) kandungan protein kasarnya dapat

mencapai 15,4%. Pemanasan ubi kayu di dalam oven dapat mengurangi HCN bebas

dan menghancurkan enzim linamarin, yaitu enzim yang dibutuhkan untuk hidrolisis

glukosida dalam bentuk HCN bebas.

Lebih rinci perubahan kandungan nutrisi pada onggok sebelum dan sesudah

difermentasi dengan A. niger tersaji pada Tabel 3.6. Dari hasil fermentasi tersebut,

Page 64: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

56

peningkatan yang paling tinggi nampaknya terjadi pada kandungan protein kasar,

yaitu dari 0,44 % menjadi 23,96 %.

Tabel 3.6. Perubahan zat gizi onggok sebelum dan sesudah difermentasi dengan

kapang Aspergillus niger

Zat Gizi (%) Onggok Onggok fermentasi

Protein kasar 0,44 23,96

Serat kasar 10,53 14,56

Abu 2,40 2,60

Kalsium 0,09 0,25

Fosfor 0,03 0,26

Treonin - 0,29

Alanin - 0,39

Glisin - 0,29

Valin - 0,36

Metionin - 0,10

Isoleusin - 0,26

Leusin - 0,42

Fenilalanin - 0,27

Lisin - 0,25

Arginin - 0,32

Sumber : Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor (2004)

Hasil penelitian Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor (2004) melaporkan

bahwa penggunaan onggok terfermentasi dalam ransum ternak ternyata

meningkatkan produktivitas ternak. Proses fermentasi dengan menggunakan kapang

Aspergillus niger ternyata dapat meningkatkan daya cerna bahan kering dan protein

Page 65: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

57

kasar onggok. Dengan penambahan campuran mineral tertentu ke dalam onggok,

dapat ditingkatkan kandungan protein onggok, karena ativitas kapang yang mampu

mengubah nitrogen anorganik menjadi protein.

Batas penggunaan onggok terfermentasi dalam ransum adalah sebagai

berikut:

pada ayam buras : 10%,

ayam broiler : 7,50% ,

ayam/itik petelur : 10%, dan

sapi perah : 25%.

Tingginya kandungan karbohidrat pada onggok menyebabkan onggok cocok

digunakan sebagai sumber karbon dalam fermentasi padat maupun cair. Namun

demikian, penggunaan onggok sebagai bahan pakan alternatif jarang dilakukan

karena kandungan protein kasarnya yang rendah, yaitu 0,44 %.

Page 66: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

58

IV. LIMBAH PERKEBUNAN

4.1 Kulit Cokelat (Theobroma cacao)

Tanaman kakao (Theobroma cacao) merupakan salah satu tanaman

perkebunan, yang saat ini penanamannya berkembang dengan pesat, khususnya di

pulau Jawa dan Bali. Tujuan utama produksi kakao adalah untuk mendapatkan

bijinya (bean) yang menjadi salah satu devisa andalan Indonesia. Dalam proses

tersebut pengeluaran biji tersebut, dihasilkan limbah yang jumlahnya jauh lebih

banyak. Buah kakao terdiri atas 73% cangkang buah atau pod dan 27% isi buah

yang terdiri atas biji beserta musilase (Wong et al., l986).

Wong et al. (l986) menyatakan bahwa kulit cokelat atau cangkang kakao

mengandung theobromine (3,7-dimethyl-xanthine). Konsentrasi yang tertinggi

terdapat pada isi biji (nib), pada kulit biji sekitar 1,8-2,1%, dan pada cangkang kakao

sekitar 0,17-0,20%. Lebih lanjut, dilaporkan juga oleh Sutardi (l99l) bahwa konsumsi

theobromine dalam jumlah banyak oleh unggas dapat mengganggu pertumbuhan,

produksi telur, terjadi lisis pada usus halus, dan apabila terlalu banyak dapat

menimbulkan kematian.

Umumnya, buah kakao (Theobroma cacao) setelah dipanen, buah dikupas di

kebun dan isinya (27%) diangkut ke pabrik untuk diolah, sedangkan bagian

cangkangnya/pod (73%) biasanya disebarkan di sekitar tanaman. Penyebaran di

sekitar tanaman dapat mengundang infeksi jamur Phytopthora palmivora pada buah,

yang dikenal dengan nama “black pod disease”.

Menurut Sutardi (l99l), berdasarkan hasil analisis proksimat bahan kering

cangkang kakao terdiri atas : 12,6% abu; 8,9% protein kasar; 0,90% lemak kasar;

58

Page 67: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

59

34,50% serat kasar; dan energi metabolisnya 1746 kka/kg bahan kering. Smith

(l984) menyatakan bahwa fraksi karbohidrat (BETN) pada cangkang kakao sangat

mudah dicerna, tetapi kecernaan serat kasarnya rendah. Hal ini disebabkan karena

kadar NDF (Neutral Detergent Fibre) pada cangkang kakao tinggi, yaitu 66,30 %,

ADFnya (Acid Detergent Fibre) 65,10%, dan lignin 28,0%, serta kadar silikanya

rendah yaitu 0,17%.

Biofermentasi pod kakao dengan kapang Phanerochaete chrysosporium

ternyata dapat melunakkan dan memecah dinding serat pod kakao dan juga mampu

melepaskan pita-pita serat mikrofibrilnya, sehingga struktur serat menjadi rapuh dan

lebih terbuka. Kapang tersebut bekerja secara bertahap dalam memecah komponen

dinding sel. Melalui benang fibril hifanya, kapang Phanerochaete chrysosporium

mengeluarkan enzim peroksidase ekstraseluler. Enzim peroksidase ekstraseluler

tersebut bekerja secara aktif pada aktivitas lignolisis sehingga ikatan lignoselulosa

putus, dan fraksi lignin terurai menjadi CO2 dan selulosa dapat dimanfaatkan oleh

mikroba rumen. Fermentasi cangkang coklat dengan inokulan EM-4 dapat

meningkatkan kandungan fosfornya (Arsyad et al., 2001); demikian juga halnya

dengan kandungan protein dan koefisien cernanya (Bidura et al., 2002).

Proses biofermentasi pada pod kakao akan merombak struktur jaringan kimia

dinding sel, pemutusan ikatan lignoselulosa dan lignin, sehingga ransum mudah

dicerna. Pada saat berada di dalam saluran pencernaan ayam, mikroba fermenter ini

akan mampu bekerja sebagai probiotik. Probiotik dalam saluran pencernaan dapat

meningkatkan kecernaan zat makanan (Jin et al., 1997), dapat meningkatkan retensi

protein, mineral Ca, Co, P, dan Mn (Nahashon et al., 1994).

Page 68: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

60

Perubahan struktur jaringan serat pod kakao sebagai akibat difermentasi oleh

kapang secara visual dengan menggunakan mikroskop elektron (SEM) tersaji pada

Gambar 4.1. Pada gambar tampak penampang dinding serat pod kakao sebelum

difermentasi (kiri) dan sesudah difermentasi oleh kapang (kanan). Biofermentasi pod

kakao dengan kapang Phanerochaete chrysosporium ternyata dapat melunakkan dan

memecah dinding serat pod kakao.

(a) (b)

Gambar 4.1. Pod kakao tanpa perlakuan (a) dan pod kakao yang telah mengalami

fermentasi dengan kapang (b) (Erika, 1998).

Kapang mampu melepaskan pita-pita serat mikrofibrilnya, sehingga struktur

serat menjadi rapuh dan lebih terbuka (Gambar 4.1b). Kapang tersebut bekerja

secara bertahap dalam memecah komponen dinding sel. Melalui benang fibril

hifanya, kapang Phanerochaete chrysosporium mengeluarkan enzim peroksidase

ekstraseluler. Enzim peroksidase ekstraseluler tersebut bekerja secara aktif pada

aktivitas lignolisis sehingga ikatan lignoselulosa putus, dan fraksi lignin terurai

menjadi CO2 dan selulosa dapat dimanfaatkan oleh mikroba rumen.

Page 69: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

61

Hasil penelitian Mariani dan Suryani (2004) menunjukkan bahwa

penggunaan 15 – 30% pod kakao dalam ransum nyata menurunkan berat potong itik

Bali jantan, akan tetapi dengan adanya suplementasi 0,50% ragi tape (perlakuan C

dan D), berat potong yang dihasilkan sama dengan kontrol (tanpa pod kakao) dan

nyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan tanpa ragi tape (perlakuan B dan C).

Hasil yang lebih rinci tersaji pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Pengaruh penggunaan pod kakao yang disuplementasi ragi tape dalam

ransum terhadap distribusi lemak tubuh (% berat potong) itik Bali jantan

umur 8 minggu

Variabel Perlakuan1)

A B C D E

Berat Potong (g) 1316,67bc3) 1350,00b 1171,67d 1443,33a 1295,83c

Pad-fat (%) 0,33a3)

0,33a 0,25b 0,22b 0,22b

Lemak abdomen (%) 0,83a 0,83a 0,74ab 0,72ab 0,70b

Kolesterol daging

(mg/100g)

70,88a 71.05a 67,76b 69,72a 66,66b

Keterangan : Sumber (Mariani dan Suryani, 2004)

1. Ransum tanpa pod kakao dan ragi sebagai kontrol (A), ransum dengan 15%

pod kakao (B), ransum dengan 30% pod kakao (C), ransum dengan 15% pod

kakao + 0,50% ragi tape (D), dan ransum dengan 30% pod kakao + 0,50%

ragi tape (E).

2. Nilai dengan huruf yang berbeda pada baris yang sama, menunjukkan

perbedaan nyata (P<0,05)

4.2 Bungkil Inti Kelapa Sawit

Bungkil inti kelapa sawit merupakan hasil ikutan proses pemisahan minyak

inti sawit. Produksi bungkil inti sawit sebagai pakan ternak dapat diduga jumlahnya,

yaitu 2,20% dari total tandan buah sawit.

Page 70: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

62

Kandungan nutrisi bungkil inti kelapa swait adalah 85 – 91% bahan kering,

12,5 – 21,30% protein kasar, 12,50 – 21,30% lemak kasar, 11,90 – 20,80% serat

kasar, 0,20 – 0,40% Ca, 0,30 – 0,70% P, 41,0 – 55,30% BETN, dan kandungan

energi termetabolisnya berkisar antara 1600 – 2900 kkal/kg bahan (Aritonang,

1985). Menurut Hartadi et al. (l986), kandungan nutrien bungkil ini kelapa sawit

adalah 14,0% air; 12,90 % protein kasar; 9,40% lemak kasar; 16,90 % serat kasar;

0,21% Ca; 0,53 % P; dan 41,20% BETN.

Bungkil inti kelapa sawit mengandung cukup asam amino metionin dan

sistin, tetapi kekurangan lysin. Struktur serat kasar pada bungkil inti kelapa sawit

tersusun sedemikian rupa, sehingga menjaring protein di dalamnya dan struktur ini

tahan terhadap pencernaan enzim dan bakteri saluran pencernaan ternak

monogastrik. Penggunaan bungkil inti kelapa sawit dalam ransum babi dapat sampai

30%, karena belum berpengaruh nyata bila dibandingkan dengan ransum tanpa

mengandung bungkil inti kelapa sawit. Hasil penelitian Putri (1994) melaporkan

bahwa penggunaan 22% bungkil inti kelapa sawit dalam ransum babi ternyata tidak

berpengaruh terhadap pertambahan berat badan dan efisiensi penggunaan ransum,

tetapi secara nyata dapat menyebabkan menipisnya tebal lemak punggung dan

menurunkan kadar kolesterol pada daging loin babi perlakuan.

Lumpur sawit, yaitu hasil sampingan proses pengolahan minyak sawit

(“crude palm oil”), cocok digunakan sebagai bahan pakan alternatif untuk ternak

monogastrik maupun ternak ruminansia sebagai sumber energi. Hasil kajian Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2004) melaporkan bahwa lumpur sawit

mengandung bahan kering 84-93 %; protein kasar 9-14 %; lemak kasar 10-13%;

BETN 39 – 46 %; dan energi termetabolisnya 2900 – 3100 kkal/kg bahan.

Page 71: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

63

Lumpur Sawit

+ Air dan Campuran

Mineral

Dikukus Selama 30 Menit

+ Inokulum A. Niger

Inkubasi Aerob 3 Hari

Inkubasi Enzimatis 2 hari

Dikeringkan

Digiling

Ferlawit

Gambar 4.2. Proses pembuatan produk fermentasi lumpur sawit (“Ferlawit”)

Page 72: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

64

Balai Penelitian Ternak Ciawi Bogor (2004) telah menerapkan bioteknologi

fermentasi pada lumpur sawit dengan menggunakan kapang Aspergillus niger.

Produk fermentasi tersebut diberi nama “Ferlawit” merupakan singkatan dari

“Fermentasi lumpur sawit”. Produk fermentasi tersebut ternyata dapat meningkatkan

kandungan protein dan asam amino pada lumpur sawit. Lebih rinci, tahapan proses

produksi “Ferlawit” tersaji pada Gambar 4.2.

Mula-mula lumpur sawit ditambahi larutan mineral secukupnya, selanjutnya

dikukus dengan drum. Setelah dingin, kemudian ditambahkan inokulan Aspergillus

niger yang bertujuan untuk meningkatkan kandungan protein pada lumpur sawit.

Tahapan berikutnya adalah inkubasi selama lima hari atau satu minggu, setelah itu di

keringkan dengan sinar matahari. Tahap terakhir adalah proses pembuatan tepung

“Ferlawit”. Pada proses ini diperlukan tenaga tambahan apabila tidak ada mesin

penggiling. Namun demikian, sebaiknya proses penghancuran “Ferlawit” tersebut

dilakukan pada saat sebelum dikeringkan.

Lumpur sawit yang sudah terolah dapat diberikan sebagai suplemen tunggal

atau komponen konsentrat sebanyak 15 – 30 %. Hasil percobaan pada kambing dan

domba ternyata pemberiannya mampu memberikan pertambahan bobot badan

masing-masing 70 g dan 80 g per ekor per hari.

Pada Gambar 4.2, tersaji bentuk fisik dari “Ferlawit” yang ukurannya masih

menyerupai gumpalan tanah liat saja. Untuk ternak ruminansia, hal tersebut tidak

menjadi masalah, namun untuk ternak nonruminansia khususnya unggas, ukuran

“Ferlawit” tersebut hendaknya seperti tepung, sehingga lebih mudah dicampurkan

dengan bahan pakan lainnya.

Page 73: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

65

4.3 Pelapah Sawit

Hasil kajian pemanfaatan pohon kelapa sawit sebagai pakan ternak, yang

dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2004) di Sumatera

Utara, menunjukkan bahwa sebelum dihasilkan buah sawit, ternyata pelepah daun

kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif untuk ternak ruminansia

(sapi dan kambing). Umumnya pelepah kelapa sawit secara rutin dipangkas untuk

mendapatkan buah tandan yang banyak. Sebelum diberikan pada ternak kambing

atau sapi, terlebih dahulu pelepah tandan tersebut dikupas, selanjutnya dicacah dan

dapat diberikan langsung pada ternak dalam keadaan segar atau dicampur dengan

konsentrat. Untuk lebih jelasnya, lihat Gambar 4.3.

Gambar 4.3. Pelepah kelapa sawit yang direcah dapat digunakan sebagai pengganti

rumput gajah

Kandungan nutrien pelepah kelapa sawit adalah sebagai berikut: bahan kering

80-85%; protein kasar 7-11%; selulosa 30-34%; hemiselulosa 34-36%; dan lignin

16-18%. Pemberian pada ternak dapat dicampurkan langsung dengan konsentrat atau

diberikan segar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata pelepah kelapa sawit

Page 74: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

66

yang sudah dicacah dapat mengganti penggunaan rumput sampai level 80 % tanpa

berpengaruh buruk pada penampilan kambing.

4.4 Batang Pisang (Musa paradisica)

Tanaman pisang (Musa paradisica) merupakan tanaman tropis dan subtropis

yang banyak tumbuh di Indonesia. Selain buahnya, ternyata batangnya sudah banyak

dimanfaatkan sebagai campuran pakan babi, kuda, dan ternak ruminansia lainnya.

Batang pisang merupakan batang semu karena dibentuk oleh pelepah daun yang

memanjang dan saling menutupi.

Umumnya, batang pisang yang digunakan oleh peternak sebagai pakan ternak

babi adalah batang pisang yang sudah diambil buahnya. Sebelum diberikan pada

babi, terlebih batang pisang tersebut diiris tipis-tipis dan dihancurkan.

Untuk lebih jelasnya, lihat Gambar 4.4.

(a) (b) Gambar 4.4. Batang pisang sebelum diberikan pada ternak, terlebih dahulu haris

di iris-iris tipis (kanan)

Batang pisang sebagai pakan ternak mengandung 92,50% air; 0,35% protein

kasar, 4,60% karbohidrat, dan kaya akan mineral, antara lain mengandung fosfor 135

Page 75: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

67

mg, kalsium 122 mg, kalium 213 mg; dan zat besi 0,70 mg. Kandungan mineral

utama yang terkandung pada batang pisang dan diharapkan akan paling banyak

perannya adalah mineral Zn yang berkisar antara 37-163 ppm. Mineral Zn akan

mempengaruhi kualitas karkas melalui peningkatan metabolisme protein.

Hasil penelitian Wibawa (l997) melaporkan bahwa penggunaan 4 % batang

pisang dalam ransum babi dapat direkomendasikan karena belum berpengaruh

terhadap penampilan babi. Akan tetapi, pemberian pada level 8 % dan 12 % dalam

ransum nyata menurunkan berat potong, berat karkas, dan persentase karkas babi.

Sebaliknya, pemberiannya secara nyata menurunkan persentase lemak karkas babi.

Page 76: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

68

V. LIMBAH PERIKANAN DAN PETERNAKAN

5.1 Limbah Ikan dan Udang

Dalam industri pengolahan ikan, hanya 40% daging yang dapat dimakan dan

60% sebagai limbah (kepala, tulang, kulit, dan jeroan). Pembusukan ikan/limbah

ikan disebabkan oleh aktivitas bakteri pembusuk, aktivitas enzim endogenus, dan

reaksi kimia (oksidasi). Pembusukan kebanyakan disebabkan oleh aktivitas bakteri

Bacillus, Micrococcus, dan Coryneform. Jumlah ikan yang hilang sebagai akibat

pembusukan oleh aktivitas mikroba diperkirakan lebih dari 10% dari total jumlah

ikan yang ditangkap di dunia.

Ikan atau limbah ikan sangat kaya akan protein dan lipida, tetapi memiliki

gula bebas (ribosa, glukosa, dan fruktosa) yang sangat rendah yang tersedia untuk

fermentasi oleh bakteri. Sumber energi untuk pertumbuhan bakteri pada ikan adalah

asam-asam amino bebas yang konsentrasinya meningkat sebagai hasil dari proteolisis

pada ikan pascapanen. Bakteri pembusuk memanfaatkan asam-asam amino sebagai

sumber energi, sedangkan bakteri asam laktat mempunyai kemampuan yang terbatas

untuk mendekomposisi asam amino, apabila tidak tersedia cukup glukosa.

Limbah industri udang adalah berupa kulit pembungkus dan kepala udang itu

sendiri, yang selanjutnya dikeringkan dan digiling halus. Pengeringan limbah udang

dapat dilakukan dengan uap panas, udara panas, atau sinar matahari. Bagian tubuh

udang yang menjadi limbah sangat menentukan kualitas dari limbah udang tersebut.

Kandungan proteinnya berkisar antara 35 – 45%. Penggunaannya pada ayam petelur

sebaiknya di bawah 7 %, sedangkan pada unggas pedaging berkisar antara 8 – 14%

68

Page 77: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

69

5.2 Tepung Darah

Limbah pemotongan hewan yang jarang mendapat perhatian adalah darah.

Tepung darah sangat tinggi kandungan proteinnya, yaitu 80%. Namun, daya serap

unggas terhadap protein darah tersebut sangat rendah, sehingga penggunaannya

dalam ransum dibatasi maksimum 2%. Selain kaya akan protein, tepung darah juga

kaya akan asam amino lysin, arginin, metionin, sistin, dan leusin. Akan tetapi,

kandungan asam amino isoleusin dan argininnya rendah serta nilai biologis dari

protein tepung darah rendah. Ini berarti bahwa walaupun kandungan protein tepung

darah tinggi, yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh atau yang dapat dicerna rendah.

Darah yang akan dijadikan tepung darah dapat diambil dari RPA (rumah

potong ayam) setempat dengan cara yang higienis, kemudian direbus dalam wajan

tertutup dengan tekanan yang tinggi. Selanjutnya, bahan ditiriskan, diiris tipis, dan

dikeringkan. Setelah kering, irisan darah selanjutnya digiling untuk dijadikan tepung.

5.3 Kotoran Ayam

Kegiatan peternakan ayam menyebabkan terjadinya peningkatan produksi

kotoran ayam yang disebabkan oleh tingginya jumlah populasi ayam. Di lain pihak,

keuntungan yang diperoleh peternak kurang memadai sebagai akibat mahalnya harga

bahan pakan konvensional.

Kedua permasalahan tersebut dapat dipecahkan dengan cara menggunakan

kotoran ayam tersebut sebagai bahan pakan. Kotoran ayam masih mempunyai nilai

gizi yang berasal dari bahan pakan yang tidak dicerna, mikroorganisme, pakan yang

terbuang, dan bahan organik sisa lainnya. Namun, kotoran yang tidak diproses dapat

mengganggu kesehatan ternak (Laconi, 1992). Untuk itu, kotoran perlu proses untuk

Page 78: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

70

meningkatkan nilai gizinya dan untuk menghilangkan sesuatu yang berpengaruh

negatif seperti mikroorgnisme patogen, residu obat, logam berat, dan lain-lain.

Kotoran ayam sebelum digunakan terlebih dahulu dibersihkan dari berbagai

unsur yang membahayakan, selanjutnya dikeringkan, dan digiling halus. Faktor

pembatas penggunaannya adalah nilai cerna proteinnya yang rendah dan kandungan

serat kasarnya yang tinggi (14,9 – 18,60%).

Bau kotoran ayam sebagai bahan pakan dalam penyusunan ransum unggas

menyebabkan konsumsi akan menurun. Oleh karena itu, sebelum diberikan terlebih

dahulu dikeringkan dan didiamkan beberapa hari. Tujuan pengeringan, disamping

untuk menghilangkan bau juga untuk menghilangkan bakteri salmonela. Ransum

yang menggunakan kotoran ayam sebaiknya disajikan dalam bentuk crumble atau

pellet.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muller (l980) menunjukkan bahwa

penggunaan kotoran ayam ras petelur pada tingkat 12,5 % dalam ransum ternyata

dapat meningkatkan produksi telur dan efisiensi penggunaan ransum (Tabel 5.1).

Tabel 5.1. Pengaruh penggunaan kotoran ayam ras petelur dalam ransum terhadap

produksi telur dan efisiensi penggunaan ransum pada ayam Lohmann

Brown fase peneluran pertama

Variabel Kotoran Ayam Dalam

Ransum

0 % 12,5 % 25,0 %

Hen-day Production (%) 64,40 67,80 65,00

Konsumsi Ransum (gr/ekor/hari) 96,40 95,10 107,80

Feed Conversion Ratio (ransum/berat telur) 2,41 2,22 3,00

Sumber : Muller (l980)

Page 79: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

71

Apabila dalam proses pengolahan kotoran ayam baik, dan di dalam

penyusunan ransum dikombinasikan dengan bahan lain yang cukup baik kandungan

nutrisinya, maka penggunaan kotoran ayam dalam ransum unggas dapat mencapai

30% dari total ransum.

Hasil penelitian yang dilakukan Santoso et al. (2004) melaporkan bahwa

peningkatan energi dan BETN kotoran ayam disebabkan karena pembentukan gula

yang berasal dari pemecahan serat kasar. Selain itu, penurunan kadar protein dalam

kotoran mungkin juga menyediakan sejumlah substrat untuk mensintesis karbohidrat.

Ini merupakan hasil yang mengejutkan, sebab biasanya proses fermentasi

menurunkan kadar energi bahan pakan (Hanafiah, 1995; Susanawati, 1998).

Tabel 5.2, menyajikan kandungan nutrisi dari kotoran ayam yang berasal dari

lantai “cage” dan kotoran ayam yang berasal dari lantai “litter”.

Tabel 5.2. Kandungan zat makanan pada kotoran ayam ras

Nutrisi Tinja Ayam

Cage Litter

Protein kasar % 28,70 25,30

Lemak kasar % 1,70 2,30

Serat Kasar % 14,90 18,60

Ca % 2,70 2,50

P total % 2,20 1,60

Metionin % 0,12 0,13

Lysin % 0,39 0,49

Triptofan % 0,53 -

Leusin % 0,80 0,70

Arginin % 0,38 0,43

Fenilalanin % 0,35 0,49

Sumber : Rasyaf (2002)

Page 80: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

72

Komponen nitrogen dalam kotoran ayam terutama dalam bentuk asam urat

dan amoniak (Santoso et al., 1999). Untuk meningkatkan nilai senyawa nitrogen

dalam kotoran, maka senyawa tersebut harus diubah menjadi asam amino atau

protein mikroba.

Penurunan kadar protein menunjukkan bahwa EM4 (yang terutama

mengandung Lactobacillus sp.) kurang efektif untuk mensintesis protein mikroba

dari senyawa nitrogen dalam kotoran. Fakta ini menunjukkan bahwa terdapat

pelepasan nitrogen selama fermentasi. Telah diketahui bahwa fermentasi oleh bakteri

asam laktat menurunkan kadar protein bahan pakan (Ohshima et al.,1997). Untuk

memperbaiki kadar protein kotoran, EM4 sebaiknya dikombinasikan dengan

mikroorganisme efektif lainnya. Handayani (1997) menemukan bahwa fermentasi

kotoran ayam pedaging dengan ragi tape meningkatkan kadar protein kotoran.

EM4 sangat efektif untuk memecah serat kasar dalam kotoran ayam. EM4

diduga menghasilkan sejumlah besar enzim yang mampu memecah serat kasar

terutama selulase. Keuntungan penggunaan Lactobacillus untuk memecah serat kasar

adalah bahwa bakteri tidak menghasilkan serat kasar dalam aktivitasnya, sehingga

mereka lebih efektif dalam menurunkan kadar serat kasar bahan pakan jika

dibandingkan dengan ragi atau kapang (Hanifah, 1995; Pasaribu et al., 1998).

Kadar lemak yang lebih tinggi diduga disebabkan oleh meningkatnya sintesis

asam lemak. Penurunan serat kasar dan protein diduga meningkatkan ketersediaan

substrat untuk merangsang sintesis asam lemak. Peningkatan sintesis asam lemak

merupakan faktor utama peningkatan kadar lemak suatu bahan (Scorve et al.,1993).

Pada Gambar 12, tersaji sistem pemeliharaan ayam dengan lantai “cage”

sehingga kotoran ayam yang terkumpul di bawahnya lebih mudah digunakan sebagai

Page 81: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

73

pakan ayam. Berbeda halnya dengan kotoran ayam yang berasal dari lantai “litter”;

kotoran ayam bercampur dengan bahan penyusun “litter’ itu sendiri yang umumnya

bersumber dari sekam padi.

Teknologi pengolahan limbah merupakan salah satu alternatif dalam

penyediaan pakan dan bermanfaat pula dalam mengurangi pencemaran lingkungan.

Peningkatan mutu pakan dengan menggunakan kotoran ayam dapat dilakukan

dengan metode “wastelage”, yaitu proses pembuatan silase dengan

memfermentasikan limbah pertanian (“by-product”) yang ditambahi limbah ternak.

Sutrisno et al. (2006) menyatakan bahwa cara pengeringan ternyata menurunkan

daya hidup mikroba kotoran ayam (pengeringan dengan oven lebih baik daripada

matahari).

5.4 Bulu Ayam

Bulu ayam merupakan hasil ikutan usaha pemotongan ayam. Tepung bulu

komersial diolah dengan proses hidrolisis dengan pemanasan dan tekanan uap dan

merupakan sumber protein yang baik dengan kuantitas protein dan energi relatif

tinggi. Bulu ayam tersedia cukup banyak, yang bersumber dari rumah potong ayam.

Namun, penggunaannya secara penuh belum begitu banyak.

Tepung bulu ayam mudah didapat, tersedia dalam jumlah yang cukup

banyak, berkesinambungan, dan sebagai bahan pakan ternak harganya relatif murah,

tetapi penggunaannya sebagai bahan pakan penyusun pakan ternak belum banyak

dimanfaatkan. Padahal, kandungan protein bulu ayam sangat tinggi, yaitu 85,60%

(Ochetim, 1993). Hal tersebut disebabkan karena rendahnya kecernaan protein pada

bulu ayam yang disebabkan oleh adanya proses keratinisasi dan daya cernanya

rendah (Han dan Parson, 1991). Kandungan keratinnya sebanyak 8,8% dari

Page 82: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

74

kandungan proteinnya (Scott et al., 1982) dan kandungan asam amino lysin,

metionin, histidin, dan triptofannya rendah (William et al., 1982).

Komposisi zat makanan pada bulu ayam menurut Ochetim (l993) adalah

85,60% protein kasar, dengan komposisi asam amino glisin 4,20%; leusin 5,43%;

sistin 6,40%; histidin 0,53%; lisin 2,26%; arginin 4,40%; isoleusin 3,00%; metionin

0,32%; fenilalanin 3,18%; prolin 6,81%; serin 5,72%; treonin 2,47%; tirosin

1,79%; valin 4,13%; asam aspartat 3,42%; dan asam glutamat 6,90%.

Gambar 5.1. Bulu ayam broiler sebagai sumber protein

Menurut Fenita (2002) yang dikutip oleh Chaniago (2002), tepung bulu ayam

mengandung 64,10% protein kasar; 1,31% lemak kasar; 1,09% serat kasar; 0,21%

Ca; 0,20% P. Kandungan asam aminonya secara berturutan adalah 4,73% arginin;

2,03% isoleusin; 5,47% leusin; 1,46% lysin; 0,37% metionin; 3,30% penilalanin;

3,63% treonin; 4,27% valin; dan 2,21% sistein. Kelemahan utama tepung bulu ayam

sebagai pakan (Gambar 5.1), yaitu rendahnya kandungan metionin sehingga perlu

adanya suplementasi metionin sintetis. Kelemahan lain tepung bulu ayam adalah

Page 83: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

75

ketidakseimbangan asam aminonya (Moran et al., 1966 dalam Ochetim, 1993).

Menurut Sutradi (1979), ketidakseimbangan beberapa asam amino akan mengubah

pola konsentrasi asam amino dalam tubuh. Apabila konsentrasi asam amino berubah,

maka selera makan menurun. Akibatnya, konsumsi pakan menurun.

Nuraini et al. (2002) melaporkan bahwa tepung bulu ayam mengandung

bahan kering 92,34%, protein kasar 80,42%, lemak kasar 7,79%, serat kasar 0,88%,

dan abu 2,63%. Agar kandungan zat-zat makanan pada tepung bulu ayam menyamai

tepung ikan, maka harus ditambahkan dengan 25% minyak kelapa (75 : 25).

Dilaporkan juga bahwa penggunaan tepung bulu ayam (75% tepung bulu ayam +

25% minyak kelapa) pada level 2,5%, 5%, dan 7,5% sebagai pengganti penggunaan

tepung ikan dalam ransum secara nyata dapat menurunkan konsumsi ransum,

pertambahan berat badan, efisiensi penggunaan ransum, persentase karkas, dan

persentase lemak abdominal ayam. Akan tetapi, penambahan enzim papain dalam

ransum (0,03 – 0,06%) ternyata dapat memberikan hasil yang sama dengan kontrol.

Ada kecendrungan terjadi peningkatan efisiensi penggunaan ransum dan penurunan

jumlah lemak abdominal bila dibandingkan dengan kontrol

Lin et al. (2001) melaporkan bahwa mikroorganisme Streptomyces fradiae

ternyata dapat menghidrolisis bulu ayam sehingga lebih mudah dicerna oleh enzim

pencernaan. Beberapa peneliti melaporkan bahwa keratinisasi pada bulu ayam dapat

diatasi dengan teknologi fermentasi. Menurut Koh et al. (l963), enzim keratinolitik

ternyata dapat diproduksi oleh strain Aspergillus. Dilaporkan juga oleh Shih dan Lee

(l993) dalam Lin et al. (2001) bahwa tepung bulu ayam terfermentasi dengan

Bacillus licheniformis ternyata dapat meningkatkan kecernaan tepung bulu ayam

sehingga dapat digunakan dalam ransum sebagai pengganti bungkil kedelai.

Page 84: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

76

Tingginya kandungan asam amino sistin pada bulu ayam dapat menutupi

kekurangan asam amino metionin. Menurut Sugahara dan Kubo (l992), ransum yang

mengandung asam amino arginin dan asam amino yang mengandung sulfur tinggi

ternyata dapat menurunkan retensi energi sebagai lemak, sehingga karkas yang

dihasilkan akan mengandung lemak rendah. Wessel (l992) melaporkan bahwa

pengukusan bulu ayam yang terlalu lama ternyata dapat menurunkan kandungan

asam amino metionin, histidin, lisin, dan triptofan.

Nuraini at al. (2002) menyatakan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan

penggunaan tepung bulu ayam adalah penggunaan enzim dalam pakan yang

bertujuan antara lain untuk meningkatkan nilai gizi dari pakan tersebut. Penggunaan

enzim papain sebagai enzim proteolitik diketahui mampu memutuskan rantai peptida

kompleks menjadi asam-asam amino yang lebih sederhana pada kondisi yang sesuai

dengan fisiologi ayam.

Penggunaan enzim papain diharapkan dapat meningkatkan daya cerna protein

pakan dan mengoptimalkan kerja sistem pencernaan serta absorpsi zat makanan

dalam saluran pencernaan ayam. Dilaporkan bahwa penambahan 0,03% dan 0,06%

enzim papain dalam ransum secara nyata dapat meningkatkan konsumsi ransum,

persentase karkas, pertambahan berat badan, dan efisiensi penggunaan ransum ayam.

Persentase lemak abdominal ayam meningkat secara tidak nyata dengan semakin

meningkat kandungan enzim papain dalam ransum.

Papain sebagai enzim protease akan dapat mengkatalisis molekul protein

menjadi fragmen yang lebih kecil, di mana peptidase menghidrolisis fragmen

polipeptida menjadi asam-asam amino sehingga dalam tubuh ayam akan lebih mudah

dicerna.

Page 85: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

77

5.5 Isi Rumen

Salah satu limbah yang dihasilkan dari rumah potong hewan (RPH) adalah isi

rumen. Sebagai hasil buangan, volume isi rumen mencapai 10 – 12 % dari berat

hidup ternak. Pada prinsipnya, isi rumen adalah bahan pakan yang tercerna dan tidak

tercerna yang belum sempat diserap oleh usus serta masih tercampur dengan getah

lambung, enzim-enzim pencernaan, dan mikroba rumen.

Cairan rumen yang diperoleh dari rumah potong hewan kaya akan kandungan

enzim pendegradasi serat dan vitamin. Cairan rumen mengandung enzim -amilase,

galaktosidase, hemiselulase, selulase, dan xilanase (Williams dan Withers, 1992).

Rumen diakui sebagai sumber enzim pendegradasi polisakarida. Polisakarida

dihidrolisis dalam rumen disebabkan karena pengaruh sinergis dan interaksi dari

kompleks mikroorganisme, terutama selulase dan xilanase ( Trinci et al., 1994). Isi

rumen yang merupakan limbah rumah potong hewan apabila tidak ditangani dengan

baik dapat mencemari lingkungan. Sebaliknya, isi rumen berpotensi sebagai feed

additive. Cairan rumen telah digunakan sebagai sumber inokulan dalam pengelolaan

silase jerami padi. Lebih lanjut, cairan rumen pada onggok sebagai bahan baku

penyusun ransum komplit dapat meningkatkan kandungan VFA (volatile fatty acids)

(Hardiyanto, 2001).

Hasil penelitian Nitis (l987) menunjukkan bahwa penggunaan campuran isi

rumen dengan tepung limbah ikan dengan perbandingan 37% : 63% sebagai sumber

protein konsentrat pada ransum ayam petelur pada level 15-35% ternyata

menurunkan produksi telur. Hal ini duduga karena tingginya kandungan serat kasar

dan zat makanan yang tidak tercerna. Kandungan zat makanan pada isi rumen dari

ternak sapi, kerbau, dan domba tersaji pada Tabel 5.3.

Page 86: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

78

Tabel 53. Kandungan zat makanan dari isi rumen sapi, kerbau, dan domba

Zat Makanan (%) Isi Rumen

Sapi Kerbau Domba

Air 8,80 – 14,63 7,52 8,28

Protein kasar 7,11 – 9,63 7,37 13,38 – 14,41

Serat kasar 24,80 – 35,71 23,10 24,38 – 33,98

Lemak kasar 1,23 – 2,62 1,72 3,59- 4,35

BETN 26,43 – 38,40 36,10 20,31 – 32,97

Kalsium 0,20 – 1,22 0,62 0,68

Fosfor 0,29 – 0,54 0,58 0,80 – 1,08

Energi (GE kkal/kg) 3118 - 3380 - 3577 – 3650

Sumber : Nitis (l987)

Isi rumen kaya akan zat makanan berupa asam-asam amino, vitamin B-

kompleks, serta mineral yang sangat bermanfaat bagi ternak. Selain itu, isi rumen

mengandung serat kasar yang tinggi, lignin, silika, dan energi termetabolisnya

rendah. Kadang-kadang ditemukan juga senyawa antinutrisi. Oleh karena itu,

pemakaian isi rumen sebagai pakan ternak sangat terbatas.

Salah satu bakteri yang terkandung dalam cairan rumen adalah bakteri

selulolitik. Isolasi bakteri selulolitik dari cairan rumen dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut (Purnomohadi, 2006).

Untuk mendapatkan bakteri selulolitik, dilakukan pemurnian bahan dari

cairan rumen dari ternak yang baru disembelih.

Bakteri yang dominan terpilih dari proses ini adalah enam macam isolat dari

genus bakteri selulolitik yang bersifat fakultatif (anaerob), yaitu

Page 87: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

79

Cellulomonas, Cytophaga, Bacillus, Lactobacillus, Acidothermus, dan

Cellvibrio.

Keenam genus bakteri tersebut kemudian dikembangkan untuk digunakan

sebagai inokulum.

Cara pembuatan inokulum adalah stok bakteri pada media miring ditambahi

aquadest steril 5 ml, divorteks selama 1 menit untuk membuat suspensi

bakteri dari media miring tabung untuk selanjutnya dituang pada 45 ml media

cair Czapek Modification.

Inkubasi dengan suhu kamar pada sacker selama 2 hari.

Suspensi bakteri 50 ml pada media cair Czapek Modification dimasukkan ke

dalam 450 ml cairan carboxil metil cellulose (CMC) yang telah ditambah

malt ekstrak.

Inkubasi dengan suhu kamar selama 2 hari.

Suspensi siap diinokulasikan pada bahan pakan (jerami padi)

5.6 Limbah Ternak Lainnya

Bahan lain yang berpotensi untuk digunakan sebagai pakan ternak adalah

limbah rumah pemotongan ternak berupa campuran tulang dan sisa daging yang

masih melekat (meat and bone meal). Untuk produk luar negeri, kandungan protein

kasar bahan pakan ini dapat mencapai 55 – 60%. Bahan pakan ini sangat bagus

untuk sumber mineral kalsium dan fosfor. Penggunaannya dalam ransum unggas

umumnya berkisar antara 2,5 – 10%.

Dalam suatu usaha breeding penetasan yang kapasitas setiap minggunya

dapat mencapai 10.000 butir telur, akan banyak sekali limbah penetasan yang

dihasilkan. Limbah penetasan ini dapat berupa telur yang tidak ada tunasnya (setelah

Page 88: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

80

tiga hari seleksi), telur dengan tunas tetapi gagal menetas, dan kulit telur itu sendiri.

Umumnya limbah penetasan telur ini dijadikan tepung dan sangat bagus sebagai

bahan pakan sumber mineral kalsium dan fosfor.

Page 89: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

81

VI. PENUTUP

6.1 Limbah Pakan Ternak Alternatif

Seiring dengan makin menyempitnya lahan untuk menanam hijauan, maka

pemanfaatan limbah untuk pakan akan terus meningkat. Nilai pakan limbah sangat

tergantung pada jenis limbah, kandungan nutrisi limbah, dan ada tidaknya senyawa

antinutrisi pada limbah tersebut. Faktor pembatas pemanfaatan limbah sebagai pakan

ternak umumnya kandungan nutrisinya rendah dan kurang disukai oleh ternak. Atas

dasar pertimbangan itu, perlu ditemukan upaya meningkatkan pendayagunaan limbah

untuk pakan ternak secara berkelanjutan.

Onggok yang difermentasi oleh Aspergillus niger menghasilkan produk

dengan kecernaan bahan kering dan protein yang lebih tinggi. Produk yang

dihasilkan memiliki kandungan protein kasar berkisar antara 35 – 40%. Karena itu,

ubi kayu yang semula sebagai sumber energi berubah menjadi sumber protein bagi

unggas.

6.2 Pertimbangan Teknis dan Ekonomis

Sebelum digunakan sebagai pakan ternak, sebaiknya perlu dilakukan analisis

teknis dan ekonomis terhadap pakan limbah tersebut. Pakan limbah yang akan

digunakan harus tersedia dalam waktu yang cukup lama atau ketersediaannya harus

kontinyu. Bahan pakan yang sudah tersedia pada suatu saat, kemudian hilang (tidak

tersedia) harus dihindarkan penggunaannya. Padi yang diproduksi secara masal dan

nasional menyebabkan ketersediaan dedak padi dan bekatul untuk ternak juga akan

berlimpah. Lain halnya dengan bahan pakan yang diproduksi secara terbatas akan

menghasilkan bahan pakan yang terbatas pula ketersediaannya.

81

Page 90: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

82

Produksi pertanian yang besar tentu akan menghasilkan banyak bahan pakan

untuk ternak. Indonesia yang mengutamakan produksi padi akan banyak

menghasilkan dedak dan bekatul. Karena itu, dedak padi selalu digunakan dalam

penyusunan ransum ternak. Selanjutnya, buah kelapa dan kelapa sawit banyak

dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan minyak goreng, maka hasil samping

pembuatan minyak goreng itu dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, seperti

bungkil kelapa dan bungkil sawit.

Pertimbangan lainnya, yaitu bahan pakan untuk ternak tidak boleh bersaing

dengan manusia. Apabila manusia lebih banyak membutuhkannya, maka bahan

pakan tersebut tidak boleh diberikan pada ternak, misalnya kacang kedelai. Namun

demikian, bungkil kacang kedelai dapat diberikan pada ternak.

Pertimbangan selanjutnya, yaitu harga bahan pakan itu sendiri. Walaupun

dapat digunakan sebagai bahan pakan, apabila harganya mahal, maka penggunaan

bahan atau peran bahan pakan itu sebagai bahan pakan ternak akan tersisihkan.

Murah ataupun mahalnya suatu bahan pakan harus dinilai dari manfaat bahan pakan

itu sendiri, yang merupakan cermin dari kualitasnya dan hasil yang diperoleh.

Tepung ikan misalnya, harganya memang mahal, tetapi bila dibandingkan dengan

kandungan proteinnya yang tinggi dan kelengkapan asam aminonya serta manfaat

yang diperoleh, maka penggunaan tepung ikan sebagai bahan pakan sumber protein

menjadi murah.

Kelengkapan asam amino, vitamin, mineral, dan energi yang terkandung di

dalam pakan limbah memegang peranan penting untuk menentukan apakah bahan

pakan tersebut berperan atau tidak. Bahan pakan limbah yang mudah membentuk

racun atau mudah cemar juga tidak dapat digunakan sebagai bahan pakan. Bungkil

Page 91: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

83

kelapa misalnya, meskipun masih tetap digunakan, karena kandungan minyaknya

masih tinggi, maka ransum yang mengandung bungkil kelapa dalam proporsi tinggi

akan mudah tengik. Karena itu, beberapa pabrik makanan ternak mulai

meninggalkan penggunaan bungkil kelapa dalam penyusunan ransum.

Pengolahan pakan limbah sebagai pakan ternak pada prinsipnya ditujukan

untuk memecah selulosa, hemiselulosa, dan lignin, sehingga dapat dihasilkan pakan

yang lebih mudah dicerna serta meningkatkan kandungan nutrisinya. Pemanfaatan

limbah (jerami) yang difermentasi akan dapat memberikan beberapa keuntungan

antara lain: (i) mengurangi biaya pakan, khususnya dalam penyediaan hijauan

sebagai pakan utama ternak ruminansia, (ii) meningkatkan daya dukung lahan

pertanian, karena pemeliharaan ternak ruminansia tidak harus menyediakan lahan

sebagai tempat tanaman hijauan makanan ternak, dan (iii) dapat memberikan nilai

tambah bagi petani, apabila suatu saat nanti petani telah dapat melihat peluang

tersebut, yang artinya jerami tidak lagi sebagai limbah yang mengganggu proses

produksi, melainkan sebagai produk yang menguntungkan.

Aplikasi bioteknologi pada ternak monogastrik adalah melalui pemanfaatan

mikroorganisme tertentu untuk memperbaiki efisiensi penggunaan pakan,

pemanfaatan enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme, penciptaan bahan kimia

seperti zat gizi, antibiotik, dan pemacu pertumbuhan yang ditambahkan ke dalam

pakan monogastrik, baik bahan tersebut dari hasil fermentasi ataupun lainnya.

Misalnya, cairan rumen yang diperoleh dari rumah potong hewan kaya akan

kandungan enzim pendegradasi serat dan vitamin. Cairan rumen mengandung

enzim -amilase, galaktosidase, hemiselulase, selulase, dan xilanase (Williams dan

Withers, 1992).

Page 92: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

84

Pemberian enzim phitase pada ransum unggas dapat mengatasi problema

yang disebabkan oleh senyawa fitat, yaitu senyawa yang dapat mengikat fosfor.

Dengan adanya phytase, ternyata fosfor dapat dimanfaatkan lebih banyak.

Penambahan Aspergillus niger ke dalam ransum ternyata dapat meningkatkan

kecernaan fosfor, dan pada sorghum ternyata dapat menurunkan kandungan

tanninnya.

6.3 Aplikasi Produk Bioteknologi

Di Negara yang sudah maju, usaha peningkatan kualitas ternak terus

dilakukan. Beberapa penelitian terakhir memperlihatkan bahwa suplemen enzim

dalam pakan ternak untuk hewan monogastrik, berpotensi meningkatkan nilai nutrisi

pakan limbah (Graham et al., 1988; Annison, 1992; Wenk et al., 1993).

Dalam saluran pencernaan ternak monogastrik, proses pencernaan terjadi

secara enzimatis. Oleh karena itu, beberapa peneliti telah mencoba menambahkan

enzim dalam pakan untuk melihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan. Menurut

Sterling et al. (1998), pemberian enzim dapat menurunkan kekenyalan (viskositas) isi

usus hingga 20 % dibandingkan dengan makanan standarnya (biji-bijian tanpa

enzim). Dengan demikian, proses pencernaan makanan di usus menjadi lebih mudah.

Penambahan enzim protease ke dalam pakan dapat berperan dalam pemecahan

protein menjadi asam amino. Asam amino selanjutnya diserap ke dalam tubuh dan

selanjutnya diubah menjadi protein tubuh (Wahju, 1992).

Penambahan enzim dapat menguraikan komponen dinding sel tanaman yang

terdiri atas selulosa, hemiselulosa, xylanosa, dan pektin. Enzim akan mengurangi

kandungan serat detergen netral (NDF) dan “acid detergent fibre” (ADF) sehingga

akan meningkatkan kecernaan pakan. Juga akan meningkatkan pelepasan bagian

Page 93: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

85

karbohidrat yang terlarut yang dapat dimanfaatkan oleh bakteri penghasil asam laktat

untuk menurunkan pH.

Guna mendapatkan enzim protease yang berpotensi dalam meningkatkan

nilai nutrisi pakan, maka enzim tersebut harus memiliki aktivitas biologis saat

mencapai saluran pencernaan (Spring et al., 1995). Saluran pencernaan ternak

unggas mempunyai pH asam (4 - 5). Oleh karena itu, seleksi mikroorganisme yang

akan digunakan harus diisolasi dari mikroorganisme yang hidup di dalam saluran

pencernaan ternak unggas dengan menggunakan medium yang bersifat asam.

Page 94: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

86

DAFTAR PUSTAKA

Al-Batshan, H. A. and E. O. S. Hussein. l999. Performance and Carcass

Composition of Broiler under Heat Stress : 1. The Effects of Dietary Energy

and Protein. Asian-Aus. J. Anim. Sci. 12 (6) : 914 – 922

Andajani, R. l997. Peran Probiotik dalam Meningkatkan Produksi Unggas. Poultry

Indonesia nomor 26/April l997 Hal : 19-20

Anggorodi, R. l979. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia, Jakarta

Anggorodi, R. l985. Kemajuan Mutakhir dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas.

Universitas Indonesia Press., Jakarta.

Annison, G. 1992. Commercial Enzyme Supplementation of Wheat-based diets

Raises Ileal Glycanase Activities and Improves Apparent Metabolisable

Energy, Starch and Pentosan Digestible in Broiler Chickens. Anim. Feed Sci.

Technol. 38:105-212

Anonymous. 1990. Potensi Zeolit Dalam Agroindustri. Makalah seminar Zeo

Agroindustri 90. Kerjsama PPSKI - HKTI - UNPA, Bandung.

Anonymous. 2002. Amoniasi, Jerami Pakan Bermutu. http://A/Harian Umum Suara

Merdeka, 30 September 2002

Anonymus. 2004. Pelatihan Integrated Farming Sistem. Lembah Hijau

Multifarm.Solo. Indonesia.

Anonymous. 2005. The Use of Fibrous Residues in South East Asia.

http://www.edu/unu press/food/unu 06/cap 5.htm.

Bakrie, B., T. Panggabean, T. Sitompul, M. Winogroho, dan N. G. Yates. 1990.

Analisa Kualitas Ampas Tempe Sebagai Makanan ternak Ruminansia. Ilmu

dan Peternakan 4 (3) : 319 – 321

Ballard, F. J., R. J. Johnson, P.C. Owens, G. L. Francis, F. M. Upton, J. P. McMurtry

and J. C. Wallace. 1990. Chicken Insuline Like Growth Factor-1 : Amino

Acid Squence, Radio Immunoassay, and Plasma Levels Between Strains and

During Growth. Gen. Comp. Endocrinology 79 : 459 – 468.

Barrow, P. A. l992. Probiotics for Chickens. In. Probiotics The Scientific Basis (By :

R. Fuller). First Ed. Chapman and Hall, London. Hal : 225 - 250.

Bidura, I. G. N. G. 1993. Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum Terhadap

Pertambahan Berat Badan Ayam Umur 0 - 6 minggu. Laporan Penelitian,

Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar.

86

Page 95: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

87

Bidura, I. G. N. G. 1998. Pengaruh Aras Protein Ransum terhadap Nitrogen dan

Energi Termetabolis pada itik Bali. Majalah Ilmiah Peternakan, Fapet Unud 1

(1) : 12-19

Bidura, I. G. N. G. 1998. Pengaruh Aras Serat Kasar Ransum terhadap Produksi

Telur Ayam Lohmann Brown. Majalah Ilmiah Peternakan, Fapet Unud 1 (2) :

23-27

Bidura, I. G. N .G. 2002. Pengaruh Penggunaan Pod Kakao dalam Ransum yang

Disuplementasi Ragi Tape Terhadap Penampilan Itik Bali Umur 2 – 8

Minggu. Laporan Penelitian Dosen Muda, Fakultas Peternakan, Universitas

Udayana, Denpasar.

Bidura, I. G. N. G. 2005. Bioteknologi Pakan dan Aplikasinya. Buku Ajar. Fakultas

Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar.

Bidura, I. G. N. G. 2007. Aplikasi Produk Bioteknologi Pakan Ternak. UPT Penerbit

Universitas Udayana, Denpasar.

Bidura, I. G. N. G. dan A. W. Puger. 2003. Pengaruh Penggunaan Tepung Daun

Duckweed dalam Ransum terhadap Penampilan Itik Bali Jantan Umur 0 – 8

Minggu. Laporan Penelitian, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana,

Denpasar.

Bidura, I. G. N. G dan I. W. Wirawan. 2007. Pemanfaatan Pollard yang

Disuplementasi dengan Kultur Campuran sebagai Upaya Tingkatkan

Penampilan dan Turunkan Kolesterol Tubuh Itik. Laporan Penelitian, fak.

Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar.

Bidura, I. G. N. G., I.D. G. A. Udayana, I M. Suasta dan T. G. B. Yadnya. l996.

Pengaruh Tingkat Serat Kasar Ransum Terhadap Produksi dan Kadar

Kolesterol Telur Ayam. Laporan Penelitian Fakultas Peternakan, Unud.,

Denpasar.

Bidura, I. G. N. G. dan I. G. P. B. Suastina. 2002. Pengaruh Suplementasi Ragi Tape

dalam Ransum terhadap Efisiensi Penggunaan Ransum. Majalah Ilmiah

Peternakan 5 (1) : 06 – 11.

Bidura, I. G. N. G. dan I. M. Suasta. 2003. Pengaruh Penggunaan Tepung Bulu

Ayam Terfermentasi dalam Ransum terhadap Penampilan Ayam Broiler

Umur 2 – 6 Minggu. Laporan Penelitian, Fakultas peternakan, Universitas

Udayana, Denpasar.

Bidura, I G. N. G. dan I. N. Suwidjayana. 2000. Pemanfaatan Pod Kakao yang

Disuplementasi Probiotik dalam Ransum terhadap Produksi dan Kadar

Kolesterol Telur Ayam. Laporan Penelitian Dosen Muda. Ditbinlitabmas,

Dikti, Fakultas Peternakan, Unud, Denpasar.

Page 96: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

88

Bidura, I. G. N. G. dan I. W. Sudiastra. 2002. Suplementasi Ragi Tape dalam

Ransum yang Mengandung Kulit Kacang Kedelai terhadap Penampilan dan

Distribusi Lemak Tubuh Broiler. Laporan Penelitian Fakultas Peternakan,

Unud., Denpasar.

Bidura, I. G. N .G. dan I. W. Sudiastra. 2002. Pengaruh Penggunaan Pod Kakao

dalam Ransum yang Disuplementasi Ragi Tape Terhadap Penampilan Itik

Bali Umur 2 – 8 Minggu. Laporan Penelitian Dosen Muda, Fakultas

Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar.

Bidura, I. G. N. G dan I. W. Sudiastra. 2003. Pengaruh Pemberian Ransum

Terfermentasi dengan Ragi terhadap Penampilan Broiler Umur 2 – 6 Minggu.

Laporan Penelitian, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar.

Bidura, I. G. N. G. dan I.W. Wirawan. 2007. Pemanfaatan Pollard yang

Difermentasi dengan Kultur Campuran sebagai Upaya Tingkatkan

Penampilan dan Turunkan Kolesterol Tubuh Itik. Laporan Penelitian,

Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar

Bidura, I. G. N. G., I. M. Suasta, dan F, Hildha. 2004. Pengaruh Suplementasi

Enzim Kompleks dalam Ransum Berprotein Rendah terhadap Penampilan

Ayam Jantan Tipe Petelur. Laporan Penelitian Program SP-4 Jurusan Nutrisi

dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar

Bidura, I. G. N. G., I. W. Sudiastra, I. K. Purna, I. K. Ramia, dan I. D. G. Alit

Udayana. 1993. Suplementasi Zeolit dalam Ransum Komersial Terhadap

Pertambahan Bobot Badan dan Efisiensi Penggunaan Ransum Ayam Broiler.

Laporan Penelitian Fakultas Peternakan, Universitas Udayana Denpasar.

Bumpuss, J. A. and S. D. Aust. 1987. Biodegradation of Environmental Pollutans by

The White Rot Fungus Phanerochaete chrysosporium : Involvement of The

Lignin Degrading System. Biossyas 6 : 166 – 170

Candrawati, D. P. M. A. 1999. Pendugaan Kebutuhan Energi dan protein Ayam

Kampung Umur 0 – 8 Minggu. Tesis Program Pascasarjana, IPB, Bogor.

Candrawati, D. P. M. A., N. M. Witariadi, I. G. N. G. Bidura, dan M. Dewantari.

2006. Pengaruh Suplementasi Enzim Phylazim dalam Ransum yang

Menggunakan 30% Dedak Padi terhadap Penampilan Broiler. Majalah Ilmiah

Peternakan (9) 3 : 73 - 77

Chen, C., A. M. Pearson, T. H. Coleman, J. J. Pestka and S. D. Aust. 1984. Tissue

deposition and clearance of aflatoxin from broiler chikens fed a contaminated

diet. Food Chem. Toxic. 22 : 447 - 451.

Chiang, S. H. and W. M. Hsieh. l995. Effect of Direct Feed Microorganisms on

Broiler Growth Performance and Litter Ammonia Level. Asian-Aus. J. Anim.

Sci. 8 : 159 – 162

Page 97: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

89

Choct, M. 1997. Feed enzymes; current and future aplication. In 11th annual Asia

Pacific Lecture Tour. 73-82.

Djajanegara, A. 1983. Tinjauan Ulang Mengenai Evaluasi Suplement pada Jerami

Padi. Prosiding Seminar Pemanfaatan Limbah Pangan dan Limbah Pertanian

untuk Makanan Ternak. Ed. A.T. Karoceri. LIPI, p. 192-197.

Doyle, P. T., C. Davendra and G. R. Pearce. 1986. Rice straw as a Feed for Ruminants.

International Development Program of Australian Universities and Colleges

Ltd., Cambera, p.54-89.

Evans, M. 1989. Zeolites-Do They Have a Role In Poultry Production ?. In Recent

Advances In Animal Nutrition (Ed. Farel, D.J.). University of England

Armidale, NSW 2351 Australia.

Ferket, P. R., and T. Middelton. 1999. Antinutritive in Feedstuffs. Poultry

International, March, 1999. 38 (3) : 46 – 55

Fuller, R. l989. History and Development of Probiotics, in : Probiotics the Scientific

Basis. Ed. Fuller, R. First Ed. Chapmann and Hall, London, Hal : 1 – 10

Graham, H., W. Loewgren, D. Petterson, and P. Aman. 1988. Effect of Enzyme

Supplementation on Digestion of Barley Pollard-Based Pig Diet. Nutr. Rep.

Int. 38: 1073-1139

Guntoro, S. 2004. Pemanfaatan Limbah dalam Integrasi Perkebunan dan ternak.

Balai pengkajian Teknologi Pertanian bali, Denpasar.

Hadioetomo, R. S. 1990. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Penerbit PT Gramedia

Jakarta.

Hagino, A., E. Inomata, K. Katoh, S. Oda, Y. Sasaki, and Y. Obara. 2000. Effects

of Dietary Starch and Protein Supplement on GH, IGF-1 and Insulin

Secretion in Sheep. In. Animal Production for a Consuming World, Vol. C.

(Ed. G.M. Stone). A Supplement of the Asian-Aus. J. Anim. Sci. 13 : 265

Ha, J. S. S., S. W. Lee, W. Kim, I. K. Han, K. Ushida and K. J. Kang. 2001.

Degradation of Rice Straw by Rumen Fungi and Cellulolytic Bacteria through

Mono, Co or Sequential Culture. School of Agric. Biotech. Seoul National

Univ. Korea.

Han, Y. and D. H. Baker. 1994. Digestible Lysine Requirement of Male and Female

Broiler Chicks During the Period Three to Six Weeks Posthatching. Poult.

Sci. 73 : 1739 – 1745

Hanafi, N. D. 2001. Enzim sebagai Alternatif baru dalam Peningkatan Kualitas

Pakan untuk Ternak. Program pascasarjana, IPB, Bogor.

Page 98: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

90

Handriani, H. 1992. Pemakaian Zeolit dalam Ransum Ayam Petelur Tipe Medium

Fase Produksi II terhadap Bobot Telur dan Kualitas Telur. Skripsi Fakultas

Peternakan, IPB. Bogor.

Harianto. l996. Manfaat Serat Makanan. Sadar Pangan dan Gizi Vol. 5 (2) : 4-5

Harmiati, A.A.I. 2004. Pengaruh Suplementasi Zeolit dalam Ransum Berprotein

Rendah rterhadap Kualitas telur Ayam Lohmann Brown. Majalah Ilmiah

peternakan Vol 7 Vol 1 : 34 - 42

Hartanto, R. 1990 Pengaruh Jenis kapang dan Lama fermentasi terhadap Mutu dan

daya simpan tempe Limbah Jamur Merang. Skripsi fak. Teknologi pertanian,

IPB, Bogor.

Hidayatullah, Gunawan, Koeswardono, Mudikdjo, dan Erlisa, 2005. Pengelolaan

Limbah Cair Usaha Peternakan Sapi Perah Melalui Penerapan Konsep

Produksi Bersih. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.

Vol 8. No.1 : 124-136

Hickling, D., W. Guenter, and M. E. Jackson. 1990. The Effect of Dietary

Methionine and Lysine on Broiler Chickens Performance and Breast Meat

Yield. Can. J. Anim. Sci. 70 : 673 – 678

Islam, K.M.S., M. Shahjalal, A.M.M. Tareque, and M.A.R. Howlider. 1997.

Complete Replecement of Dietary Fish Meal by Duckweed and Soybean

Meal on The Performance of Broiler. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 10 (6) : 629 –

634.

Jin, L.Z., Y.W. Ho, N. Abdullah and S. Jalaludin. l997. Probiotics in Poultry :

Modes of Action. Worlds Poultry Sci. J. 53 (4) : 351-368

Kataren, P. P., A. P. Sinurat, D. Zainuddin, T. Purwadarta, dan I. P. Kompiang.

1999. Bungkil Inti Sawit dan Produk Fermentasinya Sebagai Pakan Ayam

Pedaging. Journal Ilmu ternak dan Veteriner 4 (2) : 107 – 112

Khomsan, A. 1999. Kiat Sehat Menurunkan Kolesterol. Harian Swara No. 29 Hal. 7,

Jakarta

Koh, W., A. Santto and R. Messing. 1963. Keratinolytic Enzymes from Aspergillus

flavus and A. niger. Bacteriol. Proc. 38 : 18 – 24.

Kubena, L.F., J.W. Deaton, F.C. Chen and F.N. Reece. l974. Factors Influencing The

Quality af Abdominal Fat in Broilers. 2. Cage Versus Floor Rearing. Poultry

Sci. 53 : 574 – 576

Linder, M.C. 1985. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Ed. II. Penterjemah A.

Parakkasi. Penerbit UI., Jakarta.

Page 99: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

91

Lloyd, L.E., B.E. McDonald and E.W. Crampton. l978. The Carbohidrates and

Their Metabolism. In : Fundamental of Nutrition. 2 nd Ed. W.H. Freman and

Co., San Francisco.

Mahardika, I. G. 1990. Penggunaan Lemak Sapi atau Minyak Kelapa Sebagai

Sumber Energi Pengganti Jagung Untuk Ayam Broiler. Thesis Fakultas

Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Mahfudz, L. D. 2006. Efektifitas Oncom Ampas Tahu sebagai Bahan Pakan Ayam.

Jurnal Produksi Ternak Vol. 8 (2) : 108 – 114

Mahfudz, L. D., K. Hayashi, M. Hamada, A. Ohtsuka, and Y. Tomita. 1996. The

Effective Use of Shochu Ditellery By-Product as Growth Promoting Factor

for Broiler Chicken. Japanese Poult. Sci. 33 (1) : 1 – 7

Mahfudz, L. D., K. Hayashi, K. Nakashima, A. Ohtsuka, and Y. Tomita. 1997. A

Growth Promoting Factor for Primary Chicks Muscle Cell Culture From

Shochu Distillery By-Product. Biosecience, Biotechnology and Biochemistry,

December 58 : 715 – 720

Mahfudz, L. D. 2006. Ampas Tahu Fermentasi sebagai Bahan Pakan Ayam

Pedaging. Caraka Tani, Jurnal Ilmu-Ilmu pertanian Vol 21 (1) : 39 – 45.

Maksudi. 2000. Quantitative Oxidation on Nutrients In Broiler Treated with -

agonist L-644,969. Bulletin of Animal Sci. 24 (3) : 94 – 102

Mariani, N. P. dan N. N. Suryani. 2004. Pengaruh penggunaan pod kakao yang

disuplementasi ragi tape dalam ransum terhadap jumlah pad-fat dan kadar

kolesterol daging itik Bali. Majalah Ilmiah peternakan Vol 7 (2) : 87 – 93

Mastika, I. M. 2001. Ilmu Gizi Ternak Unggas. Buku Ajar. UPT Penerbit,

Universitas Udayana, Denpasar

Mastika, I. M. 1991. Potensi Limbah Pertanian dan Industri Pertanian serta

Pemanfaatannya untuk Makanan Ternak. Pidato Pengukuhan GuruBesar

Tetap dalam Ilmu Nutrisi Makanan Ternak. Fakultas Peternakan, Universitas

Udayana, Denpasar.

McDonald, P., R. A. Edwards, J. F. D. Greenhalgh, and C. A. Morgan. 1995.

Animal Nutrition. Jhon Wiley and Sons, New York.

Menge, H., L.H. Littlefield, L.T. Frobish and B.T. Weinland. 1974. Effect of

Cellulose and Cholesterol on Blood and Yolk Lipids and Reproductive

Effiency of The Hen. J. Nutr. 104 : 1554 – 1566

Mohan, B., R. Kadirvel, M. Bhaskaran and A. Natarajan. l995. Effect of Probiotic

Suplementation on Serum and Yolk Kolesterol and Egg Shell Thicness In

Layers. British Poultry Sci. 36 : 799 – 803

Page 100: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

92

Nuraini, E., Koentjoko, dan Soehardjono. 2002. Pengaruh Penggunaan Tepung Bulu

Ayam dan Papain dalam Pakan terhadap Penampilan Ayam Pedaging.

Biosain Vol. 2 (1) : 14 – 19.

Ochetim, S. 1993. The Effects of Partial Replacement of Soybean Meal with Boiled

Fether Meal on The Performance of Broiler Chickens. AJAS. 6 (4) : 597 –

600

Oka, A. A. 1992. Studi Anatomi Perbandingan Letak Kelenjar Hipofisa Ternak Sapi,

Kerbau dan Domba Serta Pengaruh Ekstraknya Terhadap Spermiasi dan Mani

Ikan Mas (Cyprinus carpio L.). Thesis, Program Pascasarjana, IPB, Bogor.

Owing, W. J., D. L. Reynolds, R. J. Hasiak and P. R. Ferket. l990. Influence of

Dietary Suplementation with Streptococcus faecium M-74 on Broiler Body

Weight, Feed Conversion, Carcass Characteristics and Intestinal Microbial

Colonization. Poultry Sci. 69 : 1257 – 1264

Pantaya, D. 2005. Penambahan Enzim CairanRumen untuk Terhadap kandungan

Energi Metabolis Wheat Pollard. Majalah Ilmiah Peternakan Vol. 8 (1) : 12 –

18

Pantaya, D. 2005. Penambahan Enzim dari Cairan Rumen untuk Peningkatan

kandungan Energi metabolis Wheat Pollard. Majalah Ilmiah Peternakan 8 (1)

: 14 – 19

Parakkasi, A. 1983. Ilmu Gizi dan Makanan Ternak Monogastrik. Penerbit Angkasa,

Bandung.

Park, H. Y., I. K. Han and K. N. Heo. l994. Effects of Suplemention of Single Cell

Protein and Yeast Culture on Growth Performance in Broiler Chicks. Kor. J.

Anim. Nutr. Feed 18 (5) : 346-351

Piao, X.S ., I. K. Han, J. H. Kim, W. T. Cho, Y. H. Kim and C. Liang. l999. Effects

of Kemzyme, Phytase and Yeast Suplementation on The Growth Performance

and Pollution Reduction of Broiler Chicks. AJAS 12 (1) : 36-41

Piliang, W. G. 1997. Strategi Penyediaan Pakan Ternak Berkelanjutan Melalui

Pemanfaatan Energi Alternatif. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Nutrisi,

Fapet IPB, Bogor

Plummer, D.T. l977. An Introduction to Practical Biochemestry. McGraw-Hill Book

Co., Ltd. New Delhi.

Pluske, J. R. 1997. Defining the future role of enzymes within the Asia Pacific

region. . In 11th annual Asia Pacific Lecture Tour. 45-64.

Page 101: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

93

Purnomohadi, M. 2006. Peranan Bakteri Selulolitik Cairan Rumen pada Fermentasi

Jerami Padi terhadap Mutu Pakan. Protein. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu

Peternakan dan Perikanan Vol 13 (2) : 108 – 112

Rasyaf, M. l994. Beternak Ayam Pedaging. Cetakan ke 8 PT. Penebar Swadaya,

Jakarta.

Rasyaf, M. 2002. Bahan Makanan Unggas di Indonesia. Cetakan ke 9, Penerbit

Kanisius, Yogyakarta

Rianto, E., E. Lindasari, dan E. Purbowati. 2006. Pertumbuhan dan Komponen Fisik

Karkas Domba Ekor Tipis Jantan yang Mendapat Dedak Padi dengan Aras

Berbeda. Animal Production. Jurnal Produksi Ternak Vo.8 (1) : 28-33

Said, C. 1996. Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Kelapa sawit. Trubus

Agriwidya, Ungaran.

Santoso, U., D. Kurniawati, dan J. Setianto. Perubahan Komposisi Nutrisi Kotoran

Ayam Petelur yang Difermentasi dengan Mikroorganisme Efektif. Majalah

Ilmiah peternakan Vol. 7 (3) : 145 – 151

Schute, J.B., and J. de Jong . 1996. Effect of a dietary protease enzyme preparation

(vegpro) supplementation on broiler chick performance. In Lyons, T.P. and

K.A. Jacques. Biotechnology in the feed Industry. Proc. Alltech’s Twelfth

Annual Symposium. 233-240.

Scott, M. L., M. C. Neisheim and R. J. Young. l982. Nutrition of The Chickens. 2nd

Ed. Publishing by : M.L. Scott and Assoc. Ithaca, New York.

Seaton, K. W., O. P. Thomas, R. M. Gous and E. H. Bossard. l978. The Effect of

Diet on Liver Glycogen and Body Composition in The Chick. Poult. Sci. 57 :

692-697

Shin, H. Y., I. K. Han, and Y. J. Choi. 1992. Studies on Potassium-Lysine

Interrelationship in Broiler Chiks. I. Effect of Potassium-Lysine

Interrelationships on Growth Performance and Nutrient Utilizability. AJAS 5

(1) : 139 – 144

Sibbald, I. R., and M. S. Wolynetz. l986. Effects of Dietary Lysine and Feed Intake

on Energy Utilization and Tissue Synthesis by Broiler Chicks. Poult. Sci. 65 :

98 – 105

Sillence, M. N., Q. Liu, G. Chen, and G. H. Zhou. 2000. Effects of Combined

Somatotropin and Clenbuterol Treatment on Growth and Body Composition

in Pigs. In. Animal Production for a Consuming World, Vol. C. (Ed. G.M.

Stone). A

Siregar, S. B. 2005. Penggemukkan Sapi. Penebar Swadaya. Cetakan XI, Jakarta

Page 102: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

94

Soehadji, 1992. Kebijaksanaan Pemerintah dalam Pengembangan Industri Peternakan

dan Penanganan Limbah Peternakan. Makalah Seminar. Direktorat Jenderal

Peternakan. Departemen Pertanian, Jakarta.

Sterling, K. G., J. M. Harter-Dennis, M. J. Estienne, and K.V. McElwain. 1998.

Effect of Enzyme Addition in Pelleted vs. Mash Barley Based Diets for

Broilers. Abstract American Society of Animal Science Northeast Section.

76: 81

Suasta, I. M. 2004. Pengaruh Penggunaan Tepung bulu ayam terfermentasi dalam

ransum terhadap penampilan ayam broiler umur 2 – 6 minggu. Majalah

Ilmiah Peternakan Vol. 7 (3) : 238 – 145

Suasta, I. M. Dan I G. N. G. Bidura. 2001. Pengaruh Penggantian Jagung Kuning

dengan Campuran Limbah Roti dan Tepung Jerami Bawang Putih terhadap

Produksi Telur Ayam Lohmann Brown Umur 42 – 50 Minggu. Laporan

Penelitian, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar

Subekti. 1982. Meningkatkan Citra Tempe sebagai makanan hari Depan. Harian

Sinar harapan 25 Maret 1982, Jakarta.

Sudiastra, I W. dan I M. Suasta. l997. Pemanfaatan Limbah Roti untuk Makanan

Ternak Babi. Laporan Penelitian Dosen Muda, Ditbinlitabmas, Dirjen Dikti.,

Fapet. Unud., Denpasar.

Suharsono, 1991. Probiotik Alternatif Pengganti Antibiotik dalam Bidang

Peternakan. Fak. Peternakan UNPAD. Bandung.

Suhendra, P. l992. Menurunkan Kolesterol Telur Melalui Ransum. Poultry

Indonesia Nomor 151/September l992 Hal : 15 – 17

Sukada, I. K., I. G. N. G. Bidura, dan D. A. Warmadewi. 2007. Pengaruh

Penggunaan Pollard, Kulit Kacang Kedelai, dan Pod Kakao Terfermentasi

dengan Ragi Tape terhadap Karkas dan Kadar Kolesterol Daging Itik Bali

Jantan. Majalah Ilmiah peternakan (10) 2 : 53 – 59

Susila, T. G. O. Dan I. B. G. Partama. 2005. Penggunaan Nitrogen pada sapi bali

Penggemukkan yang Diberi Ransum Berbasis jerami Padi dengan Amoniasi

Urea dan Suplementasi Mineral. Majalah Ilmiah Peternakan Vol 8 (1) : 24 –

30.

Sutrisno, C. I., B. W. H. F. Prasetyono, dan E. Ali. 2006. Pemanfaatan Kotoran

Ayam untuk Meningkatkan Kualitas Pucuk tebu sebagai pakan Ruminansia.

Caraka Tani, Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol. 21 (1) : 33 – 38

Page 103: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

95

Tanaka, K., B. S. Youn, U. Santoso, S. Ohtani, and M. Sakaida. 1992. Effects of

Fermented Feed Products From Chub Mackerel Extract on Growth and

Carcass Composition, Hepatic Lipogenesis and on Contents of Various Lipid

Fraction in The Liver and The Thigh Muscle of Broiler. Anim. Sci. Technol.

63 : 32 – 37

Tarwiyah, Kemal. 2001. Konsentrat Papain. Teknologi Tepat Guna Agroindustri

Kecil, Sumatera Barat, Hasbullah. Dewan Ilmu Pengetahuan, Tekonologi dan

Industri Sumatera Barat.

Tie Tze. 2002. Terapi Pepaya. PT. Prestasi Pustaka raya, Jakarta Sudjatinah, C. H.,

Wibowo, dan P. Widiyaningrum. 2005. Pengaruh Pemberian Ekstrak daun

Pepaya terhadap Tampilan Produksi Ayam Broiler. J. Indon. Trop. Agric. 30

(4) : 224 -229

Trotter, D. C. 1990. Biotechnology in The Pulp Paper Industry. A Review Part 1. J.

Tappi. 198 – 202

Udayana, I. D. G. A. 2005. Pengaruh penggunaan lemak sapi sebagai pengganti

sebagian energi jagung terhadap berat badan akhir dan prosentase karkas pada

itik bali. Majalah Ilmiah peternakan Vol 8 (1) : 12 – 19

Utama, C. S., I. Estiningdriati, V. D. Yunianto, dan W. Murningsih. 2006. Pengaruh

Penambahan Aras Mineral pada fermentasi Sorghum dengan Ragi Tempe

terhadap Kecernaan Zat Pakan pada Ayam Petelur. Protein, Jurnal Ilmiah

Ilmu-Ilmu Peternakan dan Perikanan Vol 13 (2) : 103 – 109

Vallie, K., J. Barry, Brock, K. Dinesh, and J. H. Michael. 1992. Degradation of 2.4

toluen by the Lignin-Degrading Fungi Phanerochaete chrysosporium. J. Appl.

And Env. Microbiol. 8 : 221 - 228

Van-der-Heiden, D. 1994. The Hormonal Regulation of Energy Metabolism. In.

Energy Metabolism of Farm Animals (J.F. Aquilera, Ed.) Proc. Of the 13th

Symposium Mojocar, Spain 18 – 24 Sept 1994. EAAP Publication No. 76,

1994. P. 11 – 15.

Vranjes, V. And C. Wenk. 1995. The Influences of Extruded vs Untreated Barley in

The Feed with and without dietary Enzyme Supplement on Broiler

Performance. Anim. Feed Sci. And tech. 54 : 21 – 32.

Wahju, 1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Wawan, M. I. W. 2003. Membuat Pakan Ayam ras Pedaging. Cetakan Pertama,

Penerbit PT. AgroMedia Pustaka,Jakarta.

Page 104: LIMBAH PAKAN TERNAK - UNUD · Pemanfaatan teknologi serta level pemberian pakan limbah yang ... Sasaran utama pengguna buku ajar ini adalah mahasiswa peternakan tingkat sarjana untuk

96

Wenk, C., R. Koelliker, and R. Messikommer. 1993. Whole Maize Plants in Diets for

Growing Pig: Effects of Three Different Enzymes on the Feet Utilization.

Pages 165-169 in : Prosiding of The First Symposium of Enzymes in Animal

Nutrition. Kartause Ittingen, Switzerland.

Wihandoyo. 1985. Memanfaatkan Ubi Jalar Buangan sebagai Sumber Energi dalam

Pakan Ayam Pedaging. Lembaga Penelitian UGM, Gadjah Mada University

Press, Yogyakarta

William, C. M., C. G. Lee, J. D. Garlich, and J. C. H. Shih. 1991. Evaluation of a

Bacterial Feather Fermentation Product, Feather Lysate, as a Feed Protein.

Poult. Sci. 70 : 85 - 93).

Winarno, F.G. 1995. Enzim Pangan. Gramedia, Jakarta.

Wessels, J. P. N. 1992. A Study of The Protein Quality of Different Feather Meals.

Poult. Sci. 51 : 537 – 541