Upload
yanis-kurnia
View
236
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
fiswan
Citation preview
LKM SISTEM OSMOREGULASI
1. Apa yang dimaksud dengan lingkungan internal dan lingkungan eksternal suatu
organisme?
Jawab :
Lingkungan eksternal adalah lingkungan dimana tubuh organisme hidup atau dapat
dikatakan segala sesuatu yang berada di luar tubuh organisme. Lingkungan internal adalah
lingkungan di luar sel namun berada di dalam tubuh. Berbagai sistem tubuh melakukan
pertukaran antara lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Demikian juga, sistem
pernapasan memindahkan O2 dari lingkungan eksternal ke dalam plasma. Sistem sirkulasi
mendistribusikan zat-zat gizi dan O2 keseluruh tubuh. Zat-zat sisa yang dihasilkan oleh sel
dikeluarkan kedalam cairan interstitial, diserap oleh plasma dan dislurkan ke organ-organ
yang khusus, berfungsi membuang zat-zat sisa ini dari lingkungan internal ke lingkungan
eksternal.
2. Dibandingkan dengan tekanan osmotik lingkungan luarnya,lingkungan internal
organisme dapat bersifat isoosmotik, hipoosmotik dan hiperosmotik. Jelaskan !
Jawab :
Lingkungan internal organisme yang bersifat isoosmotis seperti yang terjadi pada ikan
hag fish. Elasmobranchi dan katak pemakan kepiting merupakan organisme yang memiliki
konsentrasi osmotik yang sama antara lingkungan luar (air laut) dan lingkungan dalam.
Sehingga mereka tidak memiliki masalah dalam mengatur keseimbangan air, sebab cairan di
dalam dan di luar tubuh konsentrasinya sama, tidak ada aliran air osmotik. Sedangkan
lingkungan yang bersifat hipoosmotik merupakan organisme yang memiliki konsentrasi
cairan dalam tubuhnya yang lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi cairan
lingkungannya atau konsentrasi dari air laut. Dan untuk organisme yang bersifat hiperosmotik
merupakan individu yang memiliki konsentrasi cairan tubuh lebih tinggi dari konsentrasi
lingkungannya, seperti pada ikan air tawar.
3. Jelaskan mekanisme regulasi hipoosmotik dan regulasi hiperosmotik !
Jawab :
Regulasi Hipertonik atau Hiperosmotik, yaitu pengaturan aktif konsentrasi cairan tubuh
yang lebih tinggi dari konsentrasi lingkungan. Maka secara fisika untuk menjaga
kestabilan lingkungan internalnya (cairan tubuh) hewan tersebut mempunyai
kecendrungan untuk :
- Mengurangi masuknya air kedalam tubuh dengan meningkatkan impermeabilitas
dinding tubuh atau dengan cara mengeluarkan kelebihan air yang ada dari dalam
tubuh.
- Memasukkan garam-garam kedalam tubuhnya dengan cara makan dan minum untuk
menjaga ksabilan zat-zat yang terlarut dalam cairan tubuhnya. Misalnya pada
petadrom (Ikan air tawar)
Regulasi Hipoosmotik. Pada hewan-hewan yang hidup dilaut pada umumnya dimana
konsentrasi pelarut dalam tubuh hewan lebih tinggi dari pada lingkunganya, maka untuk
menjaga kestabilan cairan tubuhnya hewan tersebut akan:
- Menghambat/mencegah keluarnya air dari dalam tubuh ke lingkungannya.
- Mencegah masuknya garam kedalam tubuh atau mengeluarkan kelebihan garam dari
dalam tubuhnya.
4. Bagaimana ikan bertulang rawan mempertahankan tekanan osmotik lingkungan
internalnya?
Jawab:
Ikan tulang rawan (misalnya hiu dan pari) mempertahankan urea (limbah metabolic
biasanya di eksresikan dalam urin) dalam jaringan dan darah. Perilaku hiu dan pari,
mengkondisikan osmolaritas darah hiu sama dengan air laut, sehingga terjadi keseimbangan
air. Hiu memiliki osmolaritas internal yang sama dengan lingkungannya sehingga tidak ada
tendensi untuk memperoleh atau kehilangan air. Organisme tersebut memiliki konsentrasi zat
terlarut dalam cairan tubuhnya yang sama dengan konsentrasi zat terlarut dari lingkungannya
sekitarnya (air laut). Cara ikan tersebut untuk mempertahankan diri terhadap lingkungannya
adalah menyamakan tekanan osmotic tubuhnya dengan tekanan luarnya (air laut) meskipun
tidak pernah dapat mencapai mencapai kesamaan. Namun tekanan pada ikan tersebut hamper
sama. Ikan hiu dalam melakukan sistem osmokonfomer tersebut tidak membuang urinnya
keluar supaya tkanan osmotiknya tetap terjaga. Dari cara tersebut menyebabkan daging ikan
hiu menjadi bau seperti urin
5. Jelaskan perubahan mekanisme osmoregulasi ikan yang bermigrasi dari air laut ke air
tawar ?
Jawab :
Ikan salmon dewasa hidup di laut dengan kadar salinitas tinggi. Dimana ikan salmon
akan meminum banyak air laut untuk mengatur kadar garam tubuh dan mengekskresikan
kelebihan garam dari insang. Peranan ginjal dalam ekskresi garam sangatlah besar melalui
kelenjar rektal yang nantinya akan mengekskresikan natrium klorida untuk menyeimbangkan
konsentrasi garam internal tubuh yang lebih rendah dari konsentrasi garam air laut. Dan
ketika ikan salmon akan bereproduksi menuju ke arah hulu sungai, disini akan terjadi
perubahan osmoregulasi tubuh dari air laut ke air tawar (hypoosmosis ke hyperosmosis).
Ketika migrasi ke air tawar untuk memijah, ikan salmon itu akan berhenti atau sedikit minum
dan insangnya akan mulai mengambil garam dari lingkungan yang konsentrasinya tidak
pekat. Ikan salmon ini akan menyeimbangkan perolehan air dengan banyak mengeluarkan
urin.
6. Apakah organisme osmokonformer selalu eurihalin dan organisme osmoregulator selalu
stenohalin ? Jelaskan !
Jawab :
Osmokonformer merupakan organisme yang dapat menyesuaikan osmoregulasi dalam
tubuh mereka dengan lingkungannya baik secara aktif maupun pasif. Osmoregulator
merupakan organisme yang keadaan tubuhnya selalu konstan (tidak menyesuaikan diri
dengan lingkungannya). Organisme yang merupakan osmokonformer tidak selalu eurihalin
dikarenakan ada beberapa spesies hewan laut yang merupakan organisme stenohaline yang
hanya dapat bertahan dalam kondisi salinitas yang relatif tidak berubah. Namun ada juga
organisme osmokonformer yang dapat diklasifikasikan sebagai eurihaline dikarenakan
organisme-organisme tersebut dapat bertahan hidup pada kondisi salinitas yang ekstrim.
Sedangkan untuk organisme osmoregulator hanya terdapat organisme yang stenohalin.
7. Jelaskan mengapa nelayan yang kehausan di laut tidak beraani minum air laut sedangkan
burung laut meminum air laut ?
Jawab :
Manusia tidak dilengkapi dengan organ untuk mengekskresikan air laut. Ginjal manusia
mampu memindah sampai sekitar 6 gr Na+ dari aliran darah/liter urin yang diproduksi. Air
laut mengandung sekitar 12 gr/liter Na+. Jadi minum air laut dapat menyebabkan manusia
mengakumulasi garam tanpa penambahan air yang eqivalen secara fisiologis. Dengan kata
lain, untuk mengekskresikan garam yang ditelan bersama sejumlah air laut, ginjal manusia
memerlukan jumlah air lebih banyak dari pada yang terkandung dalam air laut yang
diminum, jadi minum air laut akan diikuti dehidrasi secara cepat. Sedangkan pada burung
laut yang memperoleh makanan dari laut menghadapi masalah berupa pemasukan garam
yang berlebihan.
Hal ini berarti bahwa burung tersebut harus berusaha mengeluarkan kelebihan garam dari
tubuhnya. Burung mengeluarkan kelebihan garam tersebut melalui kelenjar garam (kelenjar
nasal), yang terdapat pada cekungan dangkal dikepala bagian atas, disebelah atas setiap
matanya, didekat hidung. Apabila burung laut menghadapi kelebihan garam didalam
tubuhnya, hewan itu akan menyekresikan cairan pekat yang banyak mengandung NaCl.
Kelenjar garam ini hanya aktif pada saat tubuh burung dijenuhkan oleh garam