Upload
azrhul-drifter-ii
View
39
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Logam Tembaga
Tembaga bewarna coklat keabu – abuan dan mempunyai struktur kristal FCC.
Bijih – bijih tembaga dapat di klasifikasikan atas 3 golongan :
1. Bijih Sulfida
2. Bijih Oksida
3. Bijih Murni ( native )
Bijih tembaga yang penting :
Mineral Rumus Kimia Kandungan Tembaga (%)
Chalcopyrite Cu FeS2 34,6
Chalcocite 5 Cu S Fe2 S3 55,65
Bornite Cu S 68,5
Malachite Cu CO3Cu 57,4
Nattive Cupper Cu 99,99
Heterogenite 2Cu O3CuO H2O
Proses pemurnian bijih tembaga dapat dilakukan dengan 2 cara :
1. Proses Pirometalurgy
Proses ini menggunakan temperatur tinggi yang di peroleh dari pembakaran
bahan bakar. Bijih tembaga yang telah dipisahkan dari kotoran – kotoran
( tailing ) di panggang untuk menghilangkan asam belerang dan selanjutnya
bijih di lebur.
2. Proses Hydrometalurgy
Metode ini dilakukan dengan cara melarutkan bijih – bijih tembaga
( leaching ) ke dalam suatu larutan tertentu, kemudian tembaga di pisahkan
dari bahan ikutan lainnya ( kotoran ).
Sifat – sifat tembaga :
Rapat massa relatif : 8,9 gr/cm3
Titik lebur : 1070 – 1093 oC ( tergantung kadar pemurniannya )
Sifat – sifat : Tembaga murni adalah lunak, kuat dan
malkabel.
Konduktivitas panas dan litrik sangat tinggi.
Penggunaannya : Tembaga banyak digunakan untuk konduktor
listrik, alat solder, pipa spiral pendingin, kerajinan
tangan, sebagai bahan dasar pembuatan kuningan
dan perunggu, dll.
Kekuatan tarik : 200 – 300 N/mm2
Aplikasi pada komponen – komponen sebagai bahan untuk sruktur di bidang
otomotif, yaitu radiator pendingin, kondenser, dll.
Aluminium
Bijih Aluminium dapat di klasifikasikan menjadi beberapa golongan :
Bauksit ; bijih ini di dapat dalam bentuk batu – batuan bewarna merah atau
coklat. Bauksit setelah di pisahkan dari kotoran – kotoran penghantar di
dapat kaolin ( Al2O3. 2SiO2. H2O ), Bochimite diapore ( Al2 H2O ), gibbsite
( Al2O3. O3. 3H2O ).
Nepheline ( (Nak)2O Al2O3. SiO2 )
Alunite ( (K2SO4)3. 4 Al (OH)3 )
Sianite ( Al2O3Si. O2 ), bijih ini tidak di produksi untuk aluminium, tetapi di
produksi untuk peleburan langsung paduan aluminium silikon.
Metode proses pemurnian Aluminium dapat di klasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu
:
1. Proses Elektrothermis
Pada proses ini bijih – bijih di cairkan / di reduksi dalam dapur listrik sehingga
di peroleh cairan aluminium. Proses ini jarang di gunakan karena di perlukan
energi listrik yang sangat besar.
2. Proses Asam
Pada proses ini bijih – bijih aluminum di larutkan dalam larutan asam (H2SO4,
HCl, dsb). Dari reaksi ini di dapatkan garam Al2(SO4)3, Al2Cl3, dsb. Sehingga
unsur – unsur penghantar dapat di pisahkan. Setelah garam terpisah dari
penghantarnya, kemudian logam dan garam tersebut di pisahkan. Proses ini
dalam industri digunakan dalam batas – batas tertentu, karena dibutuhkan
peralatan tahan asam yang sangat mahal.
3. Proses Alkaline
Proses ini adalah efek dari reaksi bauksit dengan NaOH atau Na2CO3 dengan
bahan tambahan kapur /batu kapur. Dari hasil ini akan di dapatkan Sodium
Aluminate. Pada proses ini, unsur – unsur oksida besi, titanium, dan calsium
dapat dipisahkan dan silisium yang ada dalam bijih – bijih yang bereaksi akan
mengotori aluminium yang akan dihasilkan. Oleh karenanya metode alkaline
sering digunakan pada bijih – bijih dengan kandungan silika rendah.
Sifat – sifat Aluminium :
Rapat massa relatif : 2,7 gr/cm3
Titik lebur : 660 oC
Sifat – sifat : Paling ringan diantara logam – logam yang
sering digunakan.
Penghantar panas dan listrik yang tinggi.
Lunak, ulet, dan kekuatan tariknya yang rendah.
Tahan terhadap korosi.
Penggunaannya : Karena sifatnya yang ringan, maka banyak
digunakan pada pembuatan kapal terbang,
rangka khusus untuk kapal laut modern,
kendaraan dan bangunan industri.
Karena ringan dan penghantar panas, maka
banyak dipakai untuk keperluan alat – alat
masak. Banyak dipakai kabel – kabel listrik
karena konduksivitas listriknya tinggi dan relatif
lebih murah di bandingkan dengan tembaga.
Aluminium tuang dibuat jika di kehendaki
konstruksi yang ringan, dengan kekuatan yang
tidak terlalu besar.
Kekuatan tarik : Di tuang : 90 – 120 N/mm2
Di annealing : 70 N/mm2
Di roll : 130 – 200 N/mm2
Aplikasi pada komponen – komponen sebagai bahan untuk sruktur di bidang
otomotif, yaitu
Logam Nikel
Bijih – bijih Nikel dapat di klasifikasikan menjadi 2 golongan :
1. Bijih Sulfida : bijih ini mengandung :
0,5 – 5,6 % Ni
34 – 52 % Fe
2 – 22 % SiO2
4 – 6 % Al2O3
0,8 – 1,8 % Cu
21 – 28 % S
1,9 – 7 % CaO
2,25% MgO
2. Bijih Silika : bijih ini mengandung :
0,9 – 1,6 % Ni
12 – 14 % Fe
34 – 42 % SiO2
1 % Al2O3
0,01 % Si
0,1 – 1,5 % CaO
5,1 – 22 % MgO
Setelah bijih – bijih mengalami proses pendahuluan yang meliputi crushing –
drying, sintering, kemudian bijih di proses lebih lanjut secara :
Proses Pyrometalurgy.
Proses Hydrometalurgy.
Sifat – sifat Nikel:
Rapat massa relatif : 8,9 gr/cm3
Titik lebur : 1450 oC
Kekerasan : 80 – 90 Brinnel
Sifat – sifat : Kuat, liat, tahan korosi digunakan secara luas
sebagai unsur paduan.
Penggunaannya : Digunakan sebagai pelapis logam.
Digunakan sebagai unsur paduan, untuk
meningkatkan kekuatan dan sifat – sifat mekanik
lainnya.
Kekuatan tarik : Di annealing : 400 - 500 N/mm2
Di roll : 700 – 800 N/mm2
Aplikasi pada komponen – komponen sebagai bahan untuk sruktur di bidang
otomotif, yaitu
Logam Magnesium
Bijih magnesium yang banyak dikenal adalah magnesit ( magnesium karbonat ) Mg
CO3, Dolomite CaCO3, MgCO3, Carolite Mg Cl2 K Cl2 H2O.
Proses pemurnian bijih tembaga dapat dilakukan dengan 2 cara :
1. Proses Thermal
Proses Thermal adalah di dasarkan pada reduksi magnesium oksida dengan
karbon, silicon, atau unsur – unsur lain pada temperatur dan vakum yang
tinggi. Penyediaan unsur – unsur pengurang dan sumber – sumber bahan
thermal. Proses ini terdiri dari :
Reduksi pendahuluan bijih –bijih.
Reduksi penguapan dan pengembunan uap magnesium.
Peleburan kristal ( condesat cristal ) menjadi magnesium kasar.
2. Proses Electrolisa
Proses ini terdiri dari beberapa tingkat, yang prinsipnya adalah pengerjaan
pendahuluan dari garam magnesium anhidrous murni, electrolisa dalam
kondisi lebur. Masing – masing proses ini di bedakan menurut bijih yang
digunakan dan cara pengejaan pendahuluannya. Electrolisa larutan garam
magnesium dalam teknik tidak digunakan lagi karena magnesium lebih
electronegatif dibanding dengan ion hidrogen pada katoda dan tidak ada cara
untuk memperbaiki teknik tersebut.
Sifat – sifat Magnesium :
Rapat massa relatif : 1,74 gr/cm3
Titik lebur : 657 oC
Sifat – sifat : Lunak dan kekuatan tariknya redah.
Tahan terhadap korosi.
Penggunaan : Magnesium umumnya dipadu dengan unsur –
unsur lain untuk memperoleh bahan – bahan
structural terutama digunakan untuk roda
pesawat terbang, panel – panel pesawat.
Penggunaan lain adalah untuk pyrotechnic,
eksplosive technics, dan flass lights
Aplikasi pada komponen – komponen sebagai bahan untuk sruktur di bidang
otomotif, yaitu
Logam Seng
Jenis – jenis bijih seng dalam bentuk mineral adalah :
Hemomorphite ( Zn2SiO4H2O )
Smith Souite ( ZnCO3 )
Proses pemurnian seng dapat dilakukan dengan metode :
Destilasi ( Pyrometallurgy )
Metode Electrolisa ( Hydrometalurgy )
Sebelum proses destilasi, konsentrat di panggang, sementara untuk proses
electrolisa konsentrat di dahului dengan proses leaching :
1. Pemanggangan
Bertujuan untuk memisahkan seng dari belerang, prinsipnya :
2 ZnS + 5 O2 2 ZnO + 2 SO4
Tinggi temperatur pemanggangan tergantung pada jenis bijih dan besar
butirannya.
2. Leaching
Bertujuan untuk mengubah seng oksida menjadi larutan seng sulfat ( ZnSO4 )
ZnO + H2SO4 ZnSO4 + H20
3. Destilasi
Dalam proses ini konsentrat dan batu bara di bakar dalam dapur sehingga
temperatur mencapai 1400 oC. Pada dapur ini seng di reduksi menjadi uap,
reaksinya adalah :
ZnO + CO Zn uap + CO2
4. Hydrometallurgy
Pada proses hydrometallurgy, konsentrat yang telah dipanggang di leaching
dengan asam belerang. Seng sulfat yang di dapat dari leaching tersebut di
pisahkan dan kemudian di electrolisa.
Sifat – sifat Seng :
Rapat massa relatif : 7,1 gr/cm3
Titik lebur : 420 oC
Sifat – sifat : Lunak, ulet dan kekuatan tariknya rendah
Tahan terhadap korosi
Jenis Penggunaan : Banyak digunakan melapisi pelat baja untuk
mendapatkan galvanis iron
Dasar dari paduan penuangan cetak
Sebagai unsur paduan pembuatan kuningan
Kekuatan tarik : Di tuang : 30 N/mm2
Di press/di tekan : 140 N/mm2
Aplikasi pada komponen – komponen sebagai bahan untuk sruktur di bidang
otomotif, yaitu
Logam Timbel
Timbel di produksi dari bijih timbel atau hasil sampingan dari biijih logam lain.
Bijih timbel di dapatkan dalam bentuk berbagai mineral antara lain Galena PbS,
Cerusoite PbCu3 dan Anglisite PbSO4. Kadang – kadang bijih timah hitam lebih banyak
mengandung seng dari pada seng, sehingga disebut bijih timbel.
Proses pemurnian Timbel dapat di lakukan menjadi 3 macam :
1. Reduksi bijih timbel dengan besi sulfit
Metode ini merupakan dasar peleburan ( smelting proces ). Disini di hasilkan
timbel dan mate sulfida. Untuk mendapatkan timbel murni dapat dilakukan
dengan metode lain. Metode ini jarang digunakan karena cukup mahal dan
cukup rumit.
2. Reduksi antara timbel sulfida dan timbel sulfate/oxide
Reduksi udara atau reduksi pemanggangan menghasilkan bentuk timbel
oksida belerang.
Sistem ini merupakan dasar peleburan (ore – hearth – smelting) yang
digunakan sejak zaman dahulu.
3. Reduksi oksida timbel dengan karbon atau karbon monoksida
Dalam proses ini meliputi pengerjaan pendahuluan oksida timbel, timbel
silikat atau senyawa oksida lainnya dengan cara pemanggangan sintering.
Sifat – sifat Timbel :
Rapat massa relatif : 11,3 gr/cm3
Titik lebur : 328 oC
Sifat – sifat : Lunak, ulet dan kekuatan tariknya rendah
Tahan sekali terhadap korosi
Jenis Penggunaan : Pelindung kabel listrik
Kisi – kisi pelat aki