Upload
wansaf9880
View
34
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PENDAHULUAN
ALAT KONTRASEPSI IUD (INTRA UTERUN DEVICE)
A. PENGERTIAN
1. Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti
melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah
pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan
sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan.
Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah
terjadinyakehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel
telur yang matang dengan sel sperma tersebut (Sarwono,
2005)
2. Alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)
IUD(Intra Uterin Device) adalah alat kecil terdiri
dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam
rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan
selama periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi
jangka panjang (Prawiroharjo, 2005).
IUD adalah salah satu alat kontrasepsi modern yang
telah dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran,
bahan dan masa aktif fungsi kontrasepsinya) yang
diletakkan dalam cavum uteri sebagai usaha kontrasepsi.
AKDR adalah bahan inert sintetik (dengan atau tanpa
unsur tambahan untuk sinergi efektifitas) dengan berbagai
bentuk, yang dipasangkan ke dalam rahim untuk
menghasilkan efek kontraseptif.
AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke
dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari
plastic (polyethylene). Ada yang dililit tembaga , ada
yang dililit tembaga bercampur , dan yang berisi hormone
progesterone.
B. JENIS – JENIS AKDR
1. Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya
seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan
kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop
terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang
bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru),
tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm
(benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk
tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang
rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini
ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau
penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Yang
banyak dipergunakan dalam program KB masional adalah IUD
jenis ini.
2. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di
mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga
halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek
antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD
bentuk T yang baru. IUD ini melepaskan lenovorgegestrel
dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun.
Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi
dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun
perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah
tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.
3. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk
memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran
diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan
kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2,
fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada
jenis Copper-T.
4. Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene)
dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang
fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm.
Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas
permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah
efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar,
small (kecil), dan mini.
C. CARA KERJA
1. AKDR non hormonal (IUD)
a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba
falopii.
b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum
uteri
c) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum
bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke
dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma
untuk fertilisasi.
2. AKDR hormonal (mirena)
cara kerja mirena ini adalah dengan mengeluarkan
hormon progestin sintetis bernama levonorgestrel
sebanyak 20 mikrogram setiap harinya. Hormon ini
selanjutnya akan memberikan pengaruh terhadap lendir
rahim sehingga lebih kental. Akibatnya sel sperma yang
masuk ke dalam rahim akan mengalami kesulitan untuk
bergerak karena suasana lendir rahim yang lebih mampat.
Hal ini lebih mirip seperti cara kerja implant yang juga
sama-sama mempengaruhi suasana lendir rahim menjadi
lebih kental.
D. MEKANISME KERJA AKDR
Bagaimana mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan
pasti, tetapi kerjanya bersifat lokal.
a. AKDR merupakan benda asing dalam rahim sehingga
menimbulkan reaksi benda asing dengan timbunan leokosit,
makrofag, dan limposit.
b. AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan,
prostaglandin, yang menghalangi kapasitas spermatozoa.
c. Pemadatan endometrium oleh leukosit, makrofag, dan
limfosit menyebabkan blastokis mungkin dirusak oleh
makrofag dan blastokis tidak mampu melaksanakan nidasi.
d. Ion Cu yang dikeluarkan AKDR dengan Cupper menyebabkan
gangguan gerak spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan
untuk melaksanakan konsepsi.
E. INDIKASI
a. Usia reproduktif
b. Keadaan nulipara
c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
d. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan
kontrasepsi
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya
infeksi
g. Risiko rendah dari IMS
h. Tidak menghendaki metoda hormonal
i. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
k. Gemuk ataupun kurus
F. KONTRAINDIKASI
a. Belum pernah melahirkan
b. Adanya perkiraan hamil
c. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan
yang tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di
leher rahim, dan kanker rahim.
d. Perdarahan vagina yang tidak diketahui
e. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis,
servisitis)
f. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering
menderita PRP atau abortus septic.
g. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak
rahim yangdapat mempengaruhi kavum uteri.
h. Penyakit trofoblas yang ganas.
i. Diketahui menderita TBC pelvic.
j. Kanker alat genital
k. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
G. KEUNTUNGAN
1. AKDR non hormonal
a. Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan
dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170
kehamilan). Pencegah kehamilan jangka panjang yang
AMPUH, paling tidak 10 tahun
b. IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
c. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-
380A dan tidak perlu diganti)
d. Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim
jadi lebih nyaman karena rasa aman terhadap risiko
kehamilan
e. Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
f. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman
untuk ibu menyusui – tidak mengganggu kualitas dan
kuantitas ASI
g. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus
(apabila tidak terjadi infeksi)
h. Dapat digunakan sampai menopause
i. Tidak ada interaksi dengan obat-obat
j. Membantu mencegah kehamilan ektopik
k. Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur
2. AKDR hormonal
a. Mengurangi volume darah haid dan mengurangi
disminorrhoe.
b. Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh
synechiae (Asherman’s Syndrome).
c. Umumnya hanya memerlukan satu kali pemasangan
d. Pemasangan tidak memerlukan medis teknis yang sulit
e. Kontrol medis yang ringan
f. Tidak menimbulkan efek sistemik
g. Alat ekonomis
h. Efektivitas cukup tinggi
i. Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung
baik (reversibel).
H. KERUGIAN
1. AKDR Non hormonal
a. Mengurangi volume darah haid dan mengurangi
disminorrhoe.
b. Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh
synechiae (Asherman’s Syndrome).
2. AKDR hormonal
a. Perubahan siklus haid.
b. Haid lebih lama dan banyak.
c. Perdarahan (spotting) antar menstruasi.
d. Disaat haid lebih sakit.
I. EFEK SAMPING
1. Spotting
Keluarnya bercak-bercak darah diantara siklus
menstruasi, spoting akan muncul jika capek dan stress.
Perempuan yang aktif sering mengalami spotting jika
menggunakan kontrasepsi AKDR.
2. Perubahan siklus menstruasi
Setelah pemasangan AKDR siklus menstruasi menjadi
lebih pendek. Siklus menstruasi yang muncul lebih cepat
dari siklus normal rata-rata yaitu 28 hari dengan lama
haid 3-7 hari, biasanya siklus haid berubah menjadi 21
hari.
3. Amenore
Tidak didapat tanda haid selama 3 bulan atau lebih.
4. Dismenore
Munculnya rasa nyeri saat menstruasi.
5. Menorrhagea
Perdarahan berat secara eksesif selama masa haid atau
haid yang lebih banyak.
6. Fluor albus
Penggunaan AKDR akan memicu rekurensi vaginosis
bacterial yaitu keadaan abnormal pada ekosistem vagina
yang disebabkan bertambahnya pertumbuhan flora vagina
bakteri anaerob menggantikan Lactobacillus yang
mempunyai konsentrasi tinggi sebagai flora normal
vagina.
7. Pendarahan Post seksual
Pendarahan post seksual ini disebabkan karena posisi
benang AKDR yang menggesek mulut rahim atau dinding
vagina sehingga menimbulkan pendarahan.
J. PEMASANGAN AKDR
AKDR dapat dipasang dalam keadaan berikut:
a. Sewaktu haid sedang berlangsung
Pemasangan AKDR pada waktu ini dapat dilakukan pada
hari-hari pertama atau pada hari-hari terakhir haid.
Keuntungan pemasangan AKDR pada waktu ini antara lain
ialah:
1. Pemasangan lebih mudah oleh karena serviks pada waktu
itu agak terbuka dan lembek.
2. Rasa nyeri tidak seberapa keras
3. Perdarahan yang timbul sebagai akibat pemasangan
tidak seberapa dirasakan
4. Kemungkinan pemasangan AKDR pada uterus yang asedang
hamil tidak ada.
b. Sewaktu postpartum
1. Secara dini (immediate insertion) yaitu AKDR dipasang
pada wanita yang melahirkan sebelum dipulangkan dari
rumah sakit.
2. Secara langsung(directinsertion)yaitu AKDR dipasang
dalam masa tiga bulan setelah partus atau abortus.
3. Secara tidak langsung (indirect insertion) yaitu AKDR
dipasang sesudah masa 3 bulan setelah partus atau
abortus atau pemasangan AKDR dilakukan pada saat
yang tidak ada hubungan sama sekali dengan partus
atau abortus.Bila pemasangan AKDR tidak dilakukan
dalam waktu seminggu setelah bersalin,menurut
beberapa sarjana,sebaiknya AKDR ditangguhkan sampai
6-8 minggu postpartum oleh karena jika pemasangan
AKDR dilakukan antara minggu kedua ,dan keenam
setelah partus,bahaya perforasi atau ekspulsi lebih
besar.
c. Sewaktu post abortum
Sebaiknya AKDR dipasang segera setelah abortus oleh
karena dari segi fisiologi dan psikologi waktu itu
adalah paling ideal.Tetapi septic abortion merupakan
kontraindikasi.
d. Beberapa hari setelah haid terakhir
Dalam hal yang terkhir ini wanita yang bersangkutan
dilarang untuk bersenggama sebelum AKDR dipasang.
Sebelum pemasangan AKDR tersebut tertletak dalam uterus
setelah terpasang.Perlu dijelaskan kemungkinan
terjadinya efek sampingan seperti perdarahan rasa
sakit,AKDR keluar sendiri.
Untuk memilih AKDR yang akan dipasang,terlebih
dahulu ditentukan panjangnya rongga uterus yang sebesar
mungkin oleh karena dengan memakai AKDR yang mempunyai
ukuran besar,kegagalan dan kecenderungan untuk ekspulsi
akan berkurang. Sebaliknya,ukuran yang lebih kecil
sebaiknya dipasang pada akseptor yang mengalami banyak
pertdarahan dan rasa sakit.
K. TEKNIK PEMASANGAN AKDR
Karena dalam program keluarga berencana di Indonesia
digunakan AKDR jenis lippes loop,disini diterangkan cara
pemakaian AKDR itu. Setelah kandung kencing
dikosongkan,akseptor dibaringkan diatas meja ginekologik
dalm posisi litotomi.Kemudian dilakukan pemeriksaan
bimanual untuk mengetahui letak,bentuk,dan besar
uterus.Spekuylum dimasukkan kedalam vagina,dan servik uteri
dibersihkan dengan larutan antiseptik (sol,betadin,atau
tingtura jodii)sekarang dengan cunam servik dijepit
bibir .depan porsio uteri dan dimasukkan sonde kedalm
uterus untuk menentukan arah
L. UPAYA BIDAN DALAM MENANGGULANGI EFEK SAMPING
1. Jika permasalahan ringan, dianjurkan agar dilakukan
konseling.
2. Jika terjadi terdapat infeksi maupun gejalanya segera
dibawa ke rumah sakit terdekat.
3. Pada efek samping amenore, periksa apakah sedang hamil
atau tidak, Apabila tidak, AKDR tidak dilepas. Memberi
konseling dan menyelidiki penyebab amenorea apabila
dikehendaki. Apabila hamil, dijelaskan dan disarankan
untuk melepas AKDR apabila talinya terlihat dan
kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang tidak
terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR
tidak dilepas. Apabila klien sedang hamil dan ingin
mempertahankan kehamilan tanpa melepas AKDR maka
dijelaskan adanya resiko kemungkinan terjadinya
kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan
kehamilan harus lebih diamati dan diperhatikan.
4. Untuk penanganan dismenore yaitu memastikan dan
menegaskan adanya penyakit radang panggul (PRP) dan
penyebab lain dari kekejangan.
a. Menanggulangi penyebabnya apabila ditemukan.
b. Apabila tidak ditemukan penyebabnya diberi analgesik
untuk sedikit meringankan. Apabila klien mengalami
kejang yang berat, AKDR dilepas dan membantu klien
menentukan metode kontrasepsi yang lain.
5. Pada perdarahan hebat yaitu :
a. Apabila tidak ada kelainan patologis, perdarahan
bekelanjutan serta perdarahan hebat, melakukan
konseling dan pemantauan.
b. Memberi Ibuprofen (800mg, 3 x sehari selama 1 minggu)
untuk mengurangi perdarahan dan memberikan tablet
besi (1 tablet setiap hari selama 1-3 bulan).
c. AKDR memungkinkan dilepas apabila klien menghendaki.
Apabila klien telah memakai AKDR selama lebih dari 3
bulan dan diketahui menderita anemi (Hb <7g%)
dianjurkan untuk melepas AKDR dan membantu memilih
metode lain yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham,dkk. 2006. Obstetri Williams. Jakarta: EGC
Hanaf, Hartanto. 2002. Keluarga dan Kontrasepsi. Jakarta:
Pustaka Bina Harapan
Manuaba, IBG. 2001. Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2000. Ilmu Kandungan. Jakarta:
YBP-SP
Syaifudin, AB Dk. 2003. Buku Panduan Praktek Pelayanan
Kontrasepsi. Jakarta: YBP-SP
http://febri0708.blogspot.com/2013/04/makalah-alat-
kontrasepsi-dalam-rahim.html