18
LAPORAN PENDAHULUAN ALAT KONTRASEPSI IUD (INTRA UTERUN DEVICE) A. PENGERTIAN 1. Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinyakehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut (Sarwono, 2005) 2. Alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) IUD(Intra Uterin Device) adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang (Prawiroharjo, 2005).

Lp Akseptor Iud

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Lp Akseptor Iud

LAPORAN PENDAHULUAN

ALAT KONTRASEPSI IUD (INTRA UTERUN DEVICE)

A. PENGERTIAN

1. Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti

melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah

pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan

sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan.

Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah

terjadinyakehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel

telur yang matang dengan sel sperma tersebut (Sarwono,

2005)

2. Alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)

IUD(Intra Uterin Device) adalah alat kecil terdiri

dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam

rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan

selama periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi

jangka panjang (Prawiroharjo, 2005).

IUD adalah salah satu alat kontrasepsi modern yang

telah dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran,

bahan dan masa aktif fungsi kontrasepsinya) yang

diletakkan dalam cavum uteri sebagai usaha kontrasepsi.

Page 2: Lp Akseptor Iud

AKDR adalah bahan inert sintetik (dengan atau tanpa

unsur tambahan untuk sinergi efektifitas) dengan berbagai

bentuk, yang dipasangkan ke dalam rahim untuk

menghasilkan efek kontraseptif.

AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke

dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari

plastic (polyethylene). Ada yang dililit tembaga , ada

yang dililit tembaga bercampur , dan yang berisi hormone

progesterone.

B. JENIS – JENIS AKDR

1. Lippes Loop

IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya

seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan

kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop

terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang

bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru),

tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm

(benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk

tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang

rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini

ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau

penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Yang

banyak dipergunakan dalam program KB masional adalah IUD

jenis ini.

Page 3: Lp Akseptor Iud

2. Copper-T

IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di

mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga

halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek

antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD

bentuk T yang baru. IUD ini melepaskan lenovorgegestrel

dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun.

Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi

dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun

perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah

tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.

3. Copper-7

IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk

memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran

diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan

kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2,

fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada

jenis Copper-T.

4. Multi Load

IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene)

dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang

fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm.

Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas

permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah

Page 4: Lp Akseptor Iud

efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar,

small (kecil), dan mini.

C. CARA KERJA

1. AKDR non hormonal (IUD)

a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba

falopii.

b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum

uteri

c) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum

bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke

dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma

untuk fertilisasi.

2. AKDR hormonal (mirena)

cara kerja mirena ini adalah dengan mengeluarkan

hormon progestin sintetis bernama levonorgestrel

sebanyak 20 mikrogram setiap harinya. Hormon ini

selanjutnya akan memberikan pengaruh terhadap lendir

rahim sehingga lebih kental. Akibatnya sel sperma yang

masuk ke dalam rahim akan mengalami kesulitan untuk

bergerak karena suasana lendir rahim yang lebih mampat.

Hal ini lebih mirip seperti cara kerja implant yang juga

sama-sama mempengaruhi suasana lendir rahim menjadi

lebih kental.

Page 5: Lp Akseptor Iud

D. MEKANISME KERJA AKDR

Bagaimana mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan

pasti, tetapi kerjanya bersifat lokal.

a. AKDR merupakan benda asing dalam rahim sehingga

menimbulkan reaksi benda asing dengan timbunan leokosit,

makrofag, dan limposit.

b. AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan,

prostaglandin, yang menghalangi kapasitas spermatozoa.

c. Pemadatan endometrium oleh leukosit, makrofag, dan

limfosit menyebabkan blastokis mungkin dirusak oleh

makrofag dan blastokis tidak mampu melaksanakan nidasi.

d. Ion Cu yang dikeluarkan AKDR dengan Cupper menyebabkan

gangguan gerak spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan

untuk melaksanakan konsepsi.

E. INDIKASI

a. Usia reproduktif

b. Keadaan nulipara

c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

d. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan

kontrasepsi

e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui

f. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya

infeksi

g. Risiko rendah dari IMS

Page 6: Lp Akseptor Iud

h. Tidak menghendaki metoda hormonal

i. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari

j. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama

k. Gemuk ataupun kurus

F. KONTRAINDIKASI

a. Belum pernah melahirkan

b. Adanya perkiraan hamil

c. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan

yang tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di

leher rahim, dan kanker rahim.

d. Perdarahan vagina yang tidak diketahui

e. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis,

servisitis)

f. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering

menderita PRP atau abortus septic.

g. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak

rahim yangdapat mempengaruhi kavum uteri.

h. Penyakit trofoblas yang ganas.

i. Diketahui menderita TBC pelvic.

j. Kanker alat genital

k. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

Page 7: Lp Akseptor Iud

G. KEUNTUNGAN

1. AKDR non hormonal

a. Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan

dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170

kehamilan). Pencegah kehamilan jangka panjang yang

AMPUH, paling tidak 10 tahun

b. IUD dapat efektif segera setelah pemasangan

c. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-

380A dan tidak perlu diganti)

d. Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim

jadi lebih nyaman karena rasa aman terhadap risiko

kehamilan

e. Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A

f. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman

untuk ibu menyusui – tidak mengganggu kualitas dan

kuantitas ASI

g. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus

(apabila tidak terjadi infeksi)

h. Dapat digunakan sampai menopause

i. Tidak ada interaksi dengan obat-obat

j. Membantu mencegah kehamilan ektopik

k. Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur

Page 8: Lp Akseptor Iud

2. AKDR hormonal

a. Mengurangi volume darah haid dan mengurangi

disminorrhoe.

b. Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh

synechiae (Asherman’s Syndrome).

c. Umumnya hanya memerlukan satu kali pemasangan

d. Pemasangan tidak memerlukan medis teknis yang sulit

e. Kontrol medis yang ringan

f. Tidak menimbulkan efek sistemik

g. Alat ekonomis

h. Efektivitas cukup tinggi

i. Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung

baik (reversibel).

H. KERUGIAN

1. AKDR Non hormonal

a. Mengurangi volume darah haid dan mengurangi

disminorrhoe.

b. Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh

synechiae (Asherman’s Syndrome).

2. AKDR hormonal

a. Perubahan siklus haid.

b. Haid lebih lama dan banyak.

c. Perdarahan (spotting) antar menstruasi.

d. Disaat haid lebih sakit.

Page 9: Lp Akseptor Iud

I. EFEK SAMPING

1. Spotting

Keluarnya bercak-bercak darah diantara siklus

menstruasi, spoting akan muncul jika capek dan stress.

Perempuan yang aktif sering mengalami spotting jika

menggunakan kontrasepsi AKDR.

2. Perubahan siklus menstruasi

Setelah pemasangan AKDR siklus menstruasi menjadi

lebih pendek. Siklus menstruasi yang muncul lebih cepat

dari siklus normal rata-rata yaitu 28 hari dengan lama

haid 3-7 hari, biasanya siklus haid berubah menjadi 21

hari.

3. Amenore

Tidak didapat tanda haid selama 3 bulan atau lebih.

4. Dismenore

Munculnya rasa nyeri saat menstruasi.

5. Menorrhagea

Perdarahan berat secara eksesif selama masa haid atau

haid yang lebih banyak.

6. Fluor albus

Penggunaan AKDR akan memicu rekurensi vaginosis

bacterial yaitu keadaan abnormal pada ekosistem vagina

yang disebabkan bertambahnya pertumbuhan flora vagina

bakteri anaerob menggantikan Lactobacillus yang

Page 10: Lp Akseptor Iud

mempunyai konsentrasi tinggi sebagai flora normal

vagina.

7. Pendarahan Post seksual

Pendarahan post seksual ini disebabkan karena posisi

benang AKDR yang menggesek mulut rahim atau dinding

vagina sehingga menimbulkan pendarahan.

J. PEMASANGAN AKDR

AKDR dapat dipasang dalam keadaan berikut:

a. Sewaktu haid sedang berlangsung

Pemasangan AKDR pada waktu ini dapat dilakukan pada

hari-hari pertama atau pada hari-hari terakhir haid.

Keuntungan pemasangan AKDR pada waktu ini antara lain

ialah:

1. Pemasangan lebih mudah oleh karena serviks pada waktu

itu  agak terbuka dan lembek.

2. Rasa nyeri tidak seberapa keras

3. Perdarahan yang timbul sebagai akibat pemasangan

tidak seberapa dirasakan

4. Kemungkinan pemasangan AKDR pada uterus yang asedang

hamil tidak ada.

b. Sewaktu postpartum

1. Secara dini (immediate insertion) yaitu AKDR dipasang

pada wanita yang melahirkan sebelum dipulangkan dari

rumah sakit.

Page 11: Lp Akseptor Iud

2. Secara langsung(directinsertion)yaitu AKDR dipasang

dalam masa tiga bulan setelah partus atau abortus.

3. Secara tidak langsung (indirect insertion) yaitu AKDR

dipasang sesudah masa 3 bulan setelah partus atau

abortus atau  pemasangan AKDR dilakukan pada saat

yang tidak ada hubungan sama sekali dengan partus

atau abortus.Bila pemasangan AKDR tidak dilakukan

dalam waktu seminggu setelah bersalin,menurut

beberapa sarjana,sebaiknya AKDR ditangguhkan sampai

6-8 minggu postpartum oleh karena jika pemasangan

AKDR dilakukan antara minggu kedua ,dan keenam

setelah partus,bahaya perforasi atau ekspulsi lebih

besar.

c. Sewaktu post abortum

Sebaiknya AKDR dipasang segera setelah abortus oleh

karena dari segi fisiologi dan psikologi waktu itu

adalah paling ideal.Tetapi septic abortion merupakan

kontraindikasi.

d. Beberapa hari setelah haid terakhir

Dalam hal yang terkhir ini wanita yang bersangkutan

dilarang untuk bersenggama sebelum AKDR dipasang.

Sebelum pemasangan AKDR tersebut tertletak dalam uterus

setelah terpasang.Perlu dijelaskan kemungkinan

Page 12: Lp Akseptor Iud

terjadinya efek sampingan seperti perdarahan rasa

sakit,AKDR keluar sendiri.

Untuk memilih AKDR yang akan dipasang,terlebih

dahulu ditentukan panjangnya rongga uterus yang sebesar

mungkin oleh karena dengan memakai AKDR yang mempunyai

ukuran besar,kegagalan dan kecenderungan untuk ekspulsi

akan berkurang. Sebaliknya,ukuran yang lebih kecil

sebaiknya dipasang pada akseptor yang mengalami banyak

pertdarahan dan rasa sakit.

K. TEKNIK PEMASANGAN AKDR

Karena dalam program keluarga berencana di Indonesia

digunakan AKDR jenis lippes loop,disini diterangkan cara

pemakaian AKDR itu. Setelah kandung kencing

dikosongkan,akseptor dibaringkan diatas meja ginekologik

dalm posisi litotomi.Kemudian dilakukan pemeriksaan

bimanual untuk mengetahui letak,bentuk,dan besar

uterus.Spekuylum dimasukkan kedalam vagina,dan servik uteri

dibersihkan dengan larutan antiseptik (sol,betadin,atau

tingtura jodii)sekarang dengan cunam servik dijepit

bibir .depan porsio uteri dan dimasukkan sonde kedalm

uterus untuk menentukan arah

L. UPAYA BIDAN DALAM MENANGGULANGI EFEK SAMPING

1. Jika permasalahan ringan, dianjurkan agar dilakukan

konseling.

Page 13: Lp Akseptor Iud

2. Jika terjadi terdapat infeksi maupun gejalanya segera

dibawa ke rumah sakit terdekat.

3. Pada efek samping amenore, periksa apakah sedang hamil

atau tidak, Apabila tidak, AKDR tidak dilepas. Memberi

konseling dan menyelidiki penyebab amenorea apabila

dikehendaki. Apabila hamil, dijelaskan dan disarankan

untuk melepas AKDR apabila talinya terlihat dan

kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang tidak

terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR

tidak dilepas. Apabila klien sedang hamil dan ingin

mempertahankan kehamilan tanpa melepas AKDR maka

dijelaskan adanya resiko kemungkinan terjadinya

kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan

kehamilan harus lebih diamati dan diperhatikan.

4. Untuk penanganan dismenore yaitu memastikan dan

menegaskan adanya penyakit radang panggul (PRP) dan

penyebab lain dari kekejangan.

a. Menanggulangi penyebabnya apabila ditemukan.

b. Apabila tidak ditemukan penyebabnya diberi analgesik

untuk sedikit meringankan. Apabila klien mengalami

kejang yang berat, AKDR dilepas dan membantu klien

menentukan metode kontrasepsi yang lain.

5. Pada perdarahan hebat yaitu :

Page 14: Lp Akseptor Iud

a. Apabila tidak ada kelainan patologis, perdarahan

bekelanjutan serta perdarahan hebat, melakukan

konseling dan pemantauan.

b. Memberi Ibuprofen (800mg, 3 x sehari selama 1 minggu)

untuk mengurangi perdarahan dan memberikan tablet

besi (1 tablet setiap hari selama 1-3 bulan).

c. AKDR memungkinkan dilepas apabila klien menghendaki.

Apabila klien telah memakai AKDR selama lebih dari 3

bulan dan diketahui menderita anemi (Hb <7g%)

dianjurkan untuk melepas AKDR dan membantu memilih

metode lain yang sesuai.

Page 15: Lp Akseptor Iud

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham,dkk. 2006. Obstetri Williams. Jakarta: EGC

Hanaf, Hartanto. 2002. Keluarga dan Kontrasepsi. Jakarta:

Pustaka Bina Harapan

Manuaba, IBG. 2001. Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan dan

Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.

Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2000. Ilmu Kandungan. Jakarta:

YBP-SP

Syaifudin, AB Dk. 2003. Buku Panduan Praktek Pelayanan

Kontrasepsi. Jakarta: YBP-SP

http://febri0708.blogspot.com/2013/04/makalah-alat-

kontrasepsi-dalam-rahim.html