19
 LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN PTEREGIUM OLEH : Ni Putu Manik Suari Widanti PO7120010033 II.2 Reguler  JRS!N "E PER ! W ! # !N POL#E""ES "EMEN"ES $ENP!S!R 2012

LP, Askep n Pathway Pterygium

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium

    1/19

    LAPORAN PENDAHULUAN

    PADA PASIEN DENGAN PTEREGIUM

    OLEH :

    Ni Putu Manik Suari Widanti

    PO7120010033

    II.2 Reguler

    JRS!N "EPER!W!#!N

    POL#E""ES "EMEN"ES $ENP!S!R

    2012

  • 5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium

    2/19

    LAPORAN PENDAHULUAN

    PADA PASIEN DENGAN PTERIGIUM

    I. KONSEP DASAR

    A. Pengertian

    Pterigium adalah suatu timbunan atau benjolan pada selaput lendir atau

    konjungtiva yang bentuknya seperti segitiga dengan puncak berada di arah kornea.

    Timbunan atau benjolan ini membuat penderitanya agak kurang nyaman karena

    biasanya akan berkembang dan semakin membesar dan mengarah ke daerah kornea,

    sehingga bisa menjadi menutup kornea dari arah nasal dan sampai ke pupil, jika

    sampai menutup pupil maka penglihatan kita akan terganggu. Suatu pterygium

    merupakan massa ocular eksternal superficial yang mengalami elevasi yang sering

    kali terbentuk diatas konjungtiva perilimbal dan akan meluas ke permukaan kornea.

    Pterygia ini bisa sangat bervariasi, mulai dari yang kecil, jejas atrofik yang tidak

    begitu jelas sampai yang besar sekali, dan juga jejas fibrofaskular yang tumbuhnya

    sangat cepat yang bisa merusakkan topografi kornea dan dalam kasus yang sudah

    lanjut, jejas ini kadangkala bisa menutupi pusat optik dari kornea.

    Kondisi pterygium akan terlihat dengan pembesaran bagian putih mata, menjadi

    merah dan meradang. Dalam beberapa kasus, pertumbuhan bisa mengganggu proses

    cairan mata atau yang disebut dry eye syndrome. Sekalipun jarang terjadi, namun

    pada kondisi lanjut atau apabila kelainan ini didiamkan lama akan menyebabkan

    hilangnya penglihatan si penderita. Evakuasi medis dari dokter mata akan menentukan

    tindakan medis yang maksimal dari setiap kasus, tergantung dari banyaknya

    pembesaran pterygium. Dokter juga akan memastikan baha tidak ada efek samping

    dari pengobatan dan peraatan yang diberikan.

    B. Etiologi

    Penyebab pterigium belum dapat dipahami secara jelas, diduga merupakan suatu

    neoplasma radang dan degenerasi. !amun, pterigium banyak terjadi pada mereka

    yang banyak menghabiskan aktu di luar rumah dan banyak terkena panas terik

  • 5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium

    3/19

    matahari. "aktor resiko terjadinya pterigium adalah tinggal di daerah yang banyak

    terkena sinar matahari, daerah yang berdebu, berpasir atau anginnya besar. Penyebab

    paling umum adalah e#posure atau sorotan berlebihan dari sinar matahari yang

    diterima oleh mata. $ltraviolet, baik $%& ataupun $%', dan angin (udara panas)

    yang mengenai konjungtiva bulbi berperan penting dalam hal ini. Selain itu dapat pula

    dipengaruhi oleh faktor* lain seperti +at allegen, kimia dan +at pengiritasi lainnya.

    Pterigium Sering ditemukan pada petani, nelayan dan orangorang yang tinggal di

    dekat daerah khatulistia. -arang menyerang anakanak.

    C. Patofisiologi

    Patofisiologi pterygium ditandai dengan degenerasi elastotik kolagen dan

    ploriferasi fibrovaskular, dengan permukaan yang menutupi epithelium, istopatologi

    kolagen abnormal pada daerah degenerasi elastotik menunjukkan basofilia bila dicat

    dengan hematoksin dan eosin. -aringan ini juga bisa dicat dengan cat untuk jaringan

    elastic akan tetapi bukan jaringan elastic yang sebenarnya, oleh karena jaringan ini

    tidak bisa dihancurkan oleh elastase.

    Secara histopalogis ditemukan epitel konjungtiva irrekuler kadangkadang

    berubah menjadi gepeng. Pada puncak pteregium, epitel kornea menarik dan pada

    daerah ini membran bauman menghilang. Terdapat degenerasi stauma yang

    berfoliferasi sebagai jaringan granulasi yang penuh pembulih darah. Degenerasi ini

    menekan kedalam kornea serta merusak membran bauman dan stoma kornea bagian

    atas.

    PATA!S

    Sinar $ltra %iolet &ngin &sap Debu

  • 5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium

    4/19

    Semua alergi menuju ke bagian nasal orbita

    /eatus nasi inferior

    Tenjadi iritasi

    Penebalan dan pertumbuhan

    Konjungtiva bulbi

    /enjalar ke kornea

    Perubahan rasa nyaman /enutupi kornea

    (0asa kemeng di mata,

    Sensasi benda asing)

    Pandangan kabur

    Dilakukan tindakan operatif

    Terjadi trauma jaringan (luka)

    D. Manifestasi Klinis

    1. /ata iritatatif, merah, gatal, dan mungkin menimbulkan astigmatisme.

    *. Kemunduran tajam penglihatan akibat pteregium yang meluas ke kornea (2one

    3ptic).

    Risi"o #i$era

    Per%&a'an rasa n(a)an

    *sensasi &en$a asing $i

    )ata+ Per%&a'an

    ,erse,si sensori

    Ansietas

    N(eri

    Risi"o Infe"siPer%&a'an ,erse,si

    sensori

    Risi"o Ci$era

  • 5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium

    5/19

    4. Dapat diserati keratitis Pungtata, delen (Penipisan kornea akibat kering) dan garis

    besi yang terletak di ujung pteregium.

    E. Klasifi"asi Dan Gra$e

    1. Klasifikasi Pterygium5

    a. Pterygium Simpleks6 jika terjadi hanya di nasal7 temporal saja.

    b. Pterygium Dupleks6 jika terjadi di nasal dan temporal.

    *. 8rade pada Pterygium 5

    a.8rade 15

    Tipis (pembuluh darah konjungtiva yang menebal dan konjungtiva sklera

    masih dapat dibedakan), pembuluh darah sklera masih dapat dilihat.b.8rade *5

    Pembuluh darah sklera masih dapat dilihat.

    c.8rade 45

    0esiko kambuh, hiperemis, pada orang muda (*949 tahun), mudah kambuh.

    d.8rade :5

    -ika pertumbuhan pterigium sudah meleati pupil sehingga mengganggu

    penglihatan.

    -. Pe)eri"saan Dan Penega"an Diagnosti"

    1. &namnesis/enanyakan pasien tentang keluhan yang diderita, durasi keluhan, faktor risiko

    seperti pekerjaan, paparan sinar matahari dan lainlain.

    2. Pemeriksaan "isik

    /elihat kedua mata pasien untuk morfologi pterygium, serta memeriksa visus

    pasien. Diagnosa dapat didirikan tanpa pemeriksaan lanjut. &namnesa positif

    terhadap faktor risiko dan paparan serta pemeriksaan fisik yang menunjang

    anamneses cukup untuk membuat suatu diagnosa pterygium.

    3. Pemeriksaan Slit Lamp

    -ika perlu, dokter akan melakukan Pemeriksaan Slit Lamp untuk memastikan

    baha lesi adalah pterygium dan untuk menyingkirkannya dari diagnosa banding

    lain. Pemeriksaan slit lamp dilakukan dengan menggunakan alat yang terdiri dari

    lensa pembesar dan lampu sehingga pemeriksa dapat melihat bagian luar bola

    mata dengan magnifikasi dan pantulan cahaya memungkinkan seluruh bagian luar

    untuk terlihat dengan jelas.

    G. Penatala"sanaan

  • 5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium

    6/19

    Pterygium sering bersifat rekuren, terutama pada pasien yang masih muda. 'ila

    pterygium meradang dapat diberikan steroid atau suatu tetes mata dekongestan.

    Pengobatan pterygium adalah dengan sikap konservatif atau dilakukan pembedahan

    bila terjadi gangguan penglihatan akibat terjadinya astigmatisme ireguler atau

    pterygium yang telah menutupi media penglihatan.

    ;indungi mata dengan pterygium dari sinar matahari, debu dan udara kering

    dengan kacamata pelindung. 'ila terdapat tanda radang berikan air mata buatan dan

    bila perlu dapat diberi steroid. 'ila terdapat delen (lekukan kornea) beri air mata

    buatan dalam bentuk salep. 'ila diberi vasokontriktor (prednisone asetat) maka perlu

    kontrol * minggu dan bila terdapat perbaikkan maka pengobatan dihentikan.

    Tindakan 3peratif 5

    Tindakan pembedahan adalah suatu tindak bedah plastik yang dilakukan bila

    pterygium telah mengganggu penglihatan. Pterygium dapat tumbuh menutupi seluruh

    permukaan kornea atau bola mata.

    Tindakan operasi, biasanya bedah kosmetik, akan dilakukan untuk mengangkat

    pterygium yang membesar ini apabila mengganggu fungsi penglihatan atau secara

    tetap meradang dan teriritasi. Paska operasi biasanya akan diberikan terapi lanjut

    seperti penggunaan sinar radiasi ' atau terapi lainnya.

    H. Ko),li"asi

    Komplikasi dari pterygium meliputi sebagai berikut5

    1. Penyimpangan atau pengurangan pusat penglihatan

    *. Kemerahan

    4.

  • 5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium

    7/19

    pembedahan. Pada pasien dengan pterygia yang sudah diangkat, terjadi pengeringan

    focal kornea mata akan tetapi sangat jarang terjadi.

    Komplikasi postooperasi pterygium meliputi5

    1. . =orneal scarring

    ?. Komplikasi yang jarang terjadi meliputi perforasi bola mata perdarahan

    vitreous, atau retinal detachment.

    Komplikasi akibat terlambat dilakukan operasi dengan radiasi beta pada pterygium

    adalah terjadinya pengenceran sclera dan kornea. Sebagian dari kasus ini dapat

    memiliki tingkat kesulitan untuk mengatur.

    II. ASUHAN KEPERAATAN

    A. Peng"aian

    Pengkajian yang dapat dilakukan pada klien dengan pterygium adalah 5

    1.

  • 5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium

    8/19

    /erupakan penjelasan dari keluhan utama. /isalnya yang sering terjadi pada

    pasien dengan pterygium adalah penurunan ketajaman penglihatan. Sejak kapan

    dirasakan, sudah berapa lama, gambaran gejala apa yang dialami, apa yang

    memperburuk atau memperingan, apa yang dilakukan untuk menyembuhkan

    gejala.

    :. 0iayat penyakit dahulu

    &danya riayat penyakit sistemik yang di miliki oleh pasien seperti D/,

    hipertensi, pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit metabolik lainnya

    memicu resiko pterygium.

    >. 0iayat penyakit keluarga

    &da atau tidak keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama seperti

    pasien.

    ?. Data 'io @ Psiko @ Sosial @ Spiritual

    a. &ktifitas istirahat

    8ejala yang terjadi pada aktifitas istirahat yakni perubahan aktifitas biasanya

    atau hobi yang berhubungan dengan gangguan penglihatan.

    b. !eurosensori8ejala yang terjadi pada neurosensori adalah gangguan penglihatan kabur 7

    tidak jelas.

    c. !yeri 7 kenyamanan

    8ejalanya yaitu ketidaknyamanan ringan mata menjadi merah sekali,

    pembengkakan mata, mata gatal, iritasi, dan pandangan kabur.

    d. 0asa &man

    Aang harus dikaji adalah kecemasan pasien akan penyakitnya maumun

    tindakan operatif yang akan dijalaninya.

    e. Pembelajaran 7 pengajaran

    Pada pengkajian klien dengan gangguan mata ( pterigium ) kaji riayat

    keluarga apakah ada riayat diabetes atau gangguan sistem vaskuler, kaji

    riayat stress, alergi, gangguan vasomotor seperti peningkatan tekanan vena,

    ketidakseimbangan endokrin dan diabetes, serta riayat terpajan pada radiasi,

    steroid 7 toksisitas fenotia+in.

    B. Pemeriksaan fisik

    a. Status kesehatan umum 5 keadaan umum , tanda vital, kesadaran.

  • 5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium

    9/19

    b. Pemeriksaan fisik data fokus pada mata 5 adanya jaringan yang tumbuh

    abnormal pada mata biasanya tumbuh menuju ke kornea.

    B. Diagnosa Ke,era/atan

    Pre operasi

    1. Perubahan rasa nyaman (sensasi benda asing) berhubungan dengan adanya

    penebalan konjungtiva bulbi yang menjalar ke kornea.

    *. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan trauma okuler

    4. 0isiko terjadi cedera berhubungan dengan keterbatasan pengelihatan.

    :. &nsietas berhubungan dengan tindakan operatif yang akan dijalani.

    Post 3perasi

    1. Perubahan kenyamanan (nyeri akut) berhubungan dengan diskontinuitas jaringan

    akibat pembedahan.

    *. 0isiko infeksi berhubungan dengan port de entry sebagai akibat diskontinuitas

    jaringan.

    4. Perubahan dalam presepsi sensori (perseptual) sehubungan dengan luka post

    operasi.

    :. 0isiko terjadi cedera berhubungan dengan keterbatasan pengelihatan.

    >. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai

    peraatan diri dan penatalaksanaan di rumah.

    C. Peren#anaan

    Pre 3perasi

    1. Perubahan rasa nyaman (rasa kemeng, sensasi benda asing) berhubungan dengan

    adanya penebalan konjungtifa bulbi yang menjalar ke kornea.

    a. Tujuan 5

    setelah diberikan asuhan keperaatan diharapkan pasien merasa nyaman, dan

    dapat memahami penjelasan peraat.

    b. Kriteria asil 5

    Pasien merasa nyaman.

    Pasien dapat rileks

  • 5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium

    10/19

    membantu pasien agar merasa lebih

    nyaman seperti5 memakai kaca mata

    gelap pada siang hari, beerusaha

    memperkecil kemunginan kontakdengan angin, asap, debu, dan sinar

    matahari.

    :) Sarankan kepada pasien agar segera

    berkonsultasi dengan dokter bila

    terjadi perubahan yang signifikan

    pada matanya.

    >) Sarankan kepada pasien untuk

    memakai obat yang telah diresepkan

    oleh dokter.

    ?) Kolaborasi dalam pelaksanaan

    eksterpasi pterygium.

    4) $ntuk mengurangi pemaparan sunar

    ultraviolet maupun debu pada mata.

    :) $ntuk mengetahui perkembangan

    penyakit mata yang pasien alami.

    >) $ntuk mempercepat proses

    penyembuhan.

    *. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan trauma okuler

    a. Tujuan 5 /eningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu,

    mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.

    b. Kriteria asil 5

    /engenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.

    /engidentifikasi7memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan

  • 5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium

    11/19

    4. 0esiko terjadi cedera berhubungan dengan keterbatasan pengelihatan.

    a.Tujuan5 Setelah diberikan asuhan keperaatan diharapkan pasien tidak

    mengalami cedera.

    b.Kriteria asil5

    Pasien melaporkan tidak mengalami cedera (jatuh, tergores, tertusuk, dsb).

    ) ;ibatkan keluarga dalam

    pengaasan pasien seharihari.

    ?) &njurkan untuk menjauhkan

    bendabenda yang berbahaya di

    sekitar lingkungan pasien.

    B) &njurkan untuk menghindari

    pasien melintasi lantai licin.

    1) &gar pasien terbiasa dan hafal

    dengan situasi disekelilingnya.

    *) /encegah terjadinya risiko cidera

    pada pasien.

    4) &gar pasien merasa aman dan

    mencegah terjadinya cidera pada

    pasien.

    :) $ntuk menghindari risiko cidera, dan

    lebih memperjelas penglihatan

    pasien.

    >) /encegah terjadinya cidera pada

    pasien.

    ?) /encegah terjadinya cidera pada

    pasien.

    B) /encegah terjadinya cidera7jatuh

    pada pasien.

    :. &nsietas berhubungan dengan tindakan operatif yang akan dijalani.

    a. Tujuan 5 setelah diberikan askep diharapkan kecemasan pasien

    berkurang.

    b. Kriteria Evaluasi Pasien tidak cemas

    Pasien tampak rileks

  • 5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium

    12/19

    *) 'erikan informasi yang akurat dan

    jujur. Diskusikan kemungkinan

    baha pengaasan dan pengobatan

    dapat mencegah kehilanganpenglihatan tambahan.

    4) Dorong pasien untuk mengakui

    masalah dan mengekspresikan

    perasaan.

    :) -elaskan dengan jujur mengenai

    prosedur tindakan operatif yang

    akan dijalaninya.

    >)

  • 5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium

    13/19

    oleh klien.

    4) 'erikan posisi yang nyaman.

    :) &jarkan kepada klien tekhnik

    distraksi 7 relaksasi.

    >) &njurkan pasien untuk tidak

    melakukan aktifitas yang dapat

    meningkatkan vasokontraksi,

    seperti mengedan dan batuk

    beruntun.

    ?) =iptakan tempat tidur yang

    nyaman.

    B) Kolaborasi dengan tim medis

    untuk pemberian analgetik

    pasien.

    4) /embantu pasien untuk rileks.

    :) $ntuk mengurangi rasa nyeri.

    >) %asokontraksi dapat

    meningkatkan tekanan bola mata

    sehinggan dapat meningkatkan

    nyeri yang dirasakan.

    ?) /emberikan kenyamanan pada

    pasien

    B) /engurangi nyeri secara

    farmakokinetik.

    *. 0isiko terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur (invasif) bedah.

    a. Tujuan5 setelah diberikan askep diharapkan tidak terjadi infeksi pada pasien.

    b. Kriteria hasil5

    Tidak ada tandatanda infeksi pada pasien5 kalor, dolor, rubor, tumor,

    fungsiolaesa.

  • 5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium

    14/19

    4) 'eri tahu klien tentang

    pentingnya kebersihan dan cara

    mencuci tangan yang baik. Aaitu

    cuci tangan dibaah air mengalir dan gunakan ? langkah

    cuci tangan yang baik dan benar.

    ) Kolaborasi dalam pemberian

    antibiotika.

    4) /encegah terjadinya infeksi.

    'ila tangan yang menyentuh

    daerah mata kotor maka akan

    mempermudah jalan masuknyamikrooorganisme pathogen ke

    dalam luka.

    :) &ir hangathangat kuku dapatmembunuh beberapa jenis

    mikroorganisme pathogen

    >) /embantu membunuh

    mikroorganisme patogen.

    4. Perubahan dalam pesepsi sensori (perseptual) sehubungan dengan luka post

    operasi.

    a. Tujuan 5 /eningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu,

    mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.

    b. Kriteria asil 5

    /engenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan. /engidentifikasi7memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan

  • 5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium

    15/19

    sekitar.

    4) ;etakkan barang yang sering

    diperlukan dalam jangkauan .

    :) &njurkan klien untuk

    mengkonsumsi nutrisi yang

    bergi+i, misalnya buahbuahan

    yang berarna kuning, seperti

    pepaya, ortel dan lainlain.

    >) 'erikan obatobatan sesuai terapi.

    4) /emudahkan pasien

    mengambil barangbarang yang

    sering digunakan.

    :) 'uahbuahan yang berarna

    kuning memiliki kandungan

    vit. & yang tinggi dan baik

    untuk mata. Dan asupan nutrisi

    yang baik dapat mempercepat

    proses penyembuhan luka.

    >) /empercepat penyembuhan

    secara farmakokinetik.

    :. 0isiko terjadi cedera berhubungan dengan keterbatasan pengelihatan.

    c.Tujuan5 Setelah diberikan asuhan keperaatan diharapkan pasien tidak

    mengalami cedera.

    d.Kriteria asil5

    Pasien melaporkan tidak mengalami cedera (jatuh, tergores, tertusuk, dsb).

  • 5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium

    16/19

    menunduk, mengedan, dan batuk

    beruntun.

    >) &njurkan pasien agar tidak miring

    kearah mata yang sakit7 luka pada

    saat tidur.

    ?) &njurkan pasien untuk makan

    makanan tinggi serat (sayursayuran

    dan buahbuahan) agar pencernaan

    menjadi lancar.

    B) ;ibatkan keluarga dalam

    pengaasan pasien dan membantu

    pasien memenuhi kebutuhan sehari

    hari.

    C) &njurkan keluarga untuk

    menciptakan lingkungan yang aman

    bagi pasien misalnya menjauhkan

    bendabenda yang berbahaya di

    sekitar lingkungan pasien dan

    gunakan tempat tidur yang rendahdengan pagar pengaman di tepi

    tempat tidur untuk pasien.

    ) &njurkan untuk menghindari pasien

    melintasi lantai licin

    luka.

    >) Tidur kearah mata yang sakit dapat

    menyebabkan meningkatnya tekanan

    pada bola mata yang sakit, sehingga

    berisiko menyebabkan cidera7

    pendarahan pada luka.

    ?) Pencernaan yang lancar mengurangi

    kemungkinan pasien mengedan saat

    '&', sehingga mengurangi risiko

    cidera.

    B) /encegah terjadinya cidera pada

    pasien.

    C) /encegah terjadinya cidera pada

    pasien.

    ) /encegah terjadinya cidera7jatuh

    pada pasien

    >. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai

    peraatan diri dan penatalaksanaan di rumah.

    a. Tujuan5 setelah diberikan askep diharapkan pasien mengetahui tentang

    penyakitnya.

    b. Kriteria hasil5 pasien dan keluarga mengerti tentang penyakitnya dan cara

    peraatannya.

  • 5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium

    17/19

    kondisi penyakit, proses

    sebelumnya dan sesudah dilakukan

    pembedahan.

    *) -elaskan dan ajarkan peraatan

    secara teratur di pelayanan

    kesehatan terdekat.

    4) ;ibatkan orang terdekat klien dalam

    melaksanakan aktivitas kehidupan

    seharihari.

    tentang penyakitnya.

    *) /enambah pengetahuan pasien

    tentang cara peraatannya.

    4) /emudahkan dalam membantu

    pasien dalam melakukan &D;.

    D. IMPLEMENTASI

  • 5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium

    18/19

    DA-TAR PUSTAKA

    =arpenito ;ynda -uall (*999),Diagnosa Keperawatan5Aplikasi Pada Praktek Klinik,

    Penerbit 'uku Kedokteran E8=, -akarta

    Doenges marilynn (*999), 0encana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk

    Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Penerbit 'uku Kedokteran

    E8=, -akarta.

    8uyton and all (1B),uku A!ar: "isiologi Kedokteran, Penerbit 'uku Kedokteran

    E8=, -akarta.

    Salim S &nissa (*99>), Asuhan Keperawatan pada Pasien Pterigium#

    .google.com,

    http://www.google.com/http://www.google.com/
  • 5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium

    19/19

    LEMBAR PENGESAHAN

    /engetahui

    Pembimbing Praktik,

    !