11
A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian BPH Istilah hipertrofi sebenarnya kurang tepat karena yang terjadi adalah hiperplasia kelenjar periuretra yang mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi kapsul bedah. (Anonim FK UI 1995). Prostat adalah jaringan fibromuskuler dan jaringan kelenjar yang terlihat persis di inferior dari kandung kencing. Prostat normal beratnya + 20 gr, didalamnya berjalan uretra posterior + 2,5 cm. Pada bagian anterior difiksasi oleh ligamentum puboprostatikum dan sebelah inferior oleh diafragma urogenitale. Pada prostat bagian posterior bermuara duktus ejakulatoris yang berjalan miring dan berakhir pada verumontanum pada dasar uretra prostatika tepat proksimal dari spingter uretra eksterna. 2. Patofisiologi Proses pembesaran prostat terjadi secara perlahan-lahan sehingga perubahan pada saluran kemih juga terjadi secara perlahan-lahan. Pada tahap awal setelah terjadinya pembesaran prostat, resistensi pada leher buli-buli dan daerah prostat meningkat, serta otot destrusor menebal dan merenggang sehingga timbul sakulasi atau divertikel. Fase penebalan destrusor ini disebut fase kompensasi. Apabila keadaan berlanjut, 1

LP BPH Dg Prostatektomi Yang Benar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BPH ADALAH KEGANASAN PADA PROSTAT

Citation preview

Page 1: LP BPH Dg Prostatektomi Yang Benar

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian BPH

Istilah hipertrofi sebenarnya kurang tepat karena yang terjadi adalah

hiperplasia kelenjar periuretra yang mendesak jaringan prostat yang asli ke

perifer dan menjadi kapsul bedah. (Anonim FK UI 1995).

Prostat adalah jaringan fibromuskuler dan jaringan kelenjar yang terlihat

persis di inferior dari kandung kencing. Prostat normal beratnya + 20 gr,

didalamnya berjalan uretra posterior + 2,5 cm.

Pada bagian anterior difiksasi oleh ligamentum puboprostatikum dan

sebelah inferior oleh diafragma urogenitale. Pada prostat bagian posterior

bermuara duktus ejakulatoris yang berjalan miring dan berakhir pada

verumontanum pada dasar uretra prostatika tepat proksimal dari spingter uretra

eksterna.

2. Patofisiologi

Proses pembesaran prostat terjadi secara perlahan-lahan sehingga

perubahan pada saluran kemih juga terjadi secara perlahan-lahan. Pada tahap

awal setelah terjadinya pembesaran prostat, resistensi pada leher buli-buli dan

daerah prostat meningkat, serta otot destrusor menebal dan merenggang sehingga

timbul sakulasi atau divertikel. Fase penebalan destrusor ini disebut fase

kompensasi. Apabila keadaan berlanjut, maka destrusor menjadi lelah dan

akhirnya mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk berkontraksi

sehingga terjadi retensio urin yang selanjutnya dapat menyebabkan hidronefrosis

dan disfungsi saluran kemih atas.

3. Etiologi

Penyebab secara pasti belum diketahui, namun terdapat faktor resiko

umur dan hormon androgen (Anonim,FK UI,1995). Pada umur diatas 50 tahun,

pada orang laki-laki akan timbul mikronodule dari kelenjar prostatnya.

1

Page 2: LP BPH Dg Prostatektomi Yang Benar

4. Gambaran klinis

Gejala-gejala pembesaran prostat jinak dikenal sebagai Lower Urinary

Tract Symptoms (LUTS),yang dibedakan menjadi:

1). Gejala iritatif, yaitu sering miksi (frekuensi), terbangun pada malam hari

untuk miksi (nokturia),perasaan ingin miksi yang sangat mendesak

(urgensi),dan nyeri pada saat miksi (disuria).

2). Gejala obstruktif adalah pancaran melemah, rasa tidak puas setelah miksi,

kalau mau miksi harus menunggu lama, harus mengedan,kencing terputus-

putus,dan waktu miksi memanjang yang akhirnya menjadi retensi urin dan

inkontinen karena overflow. (Anonim,FK UI,1995).

5. Pemeriksaan penunjang

1). Pemeriksaan laboratorium

Analisis urin dan pemeriksaan mikroskopik urin, elektrolit, kadar ureum

kreatinin. Bila perlu Prostate Spesific Antigen (PSA), untuk dasar penentuan

biopsi.

2). Pemeriksaan radiologis

Foto polos abdomen, USG, BNO-IVP, Systocopy, dan Cystografi.

6. Penatalaksanaan

1) Terapi medikamentosa

a) Penghambat andrenergik , misalnya prazosin, doxazosin, alfluzosin atau

1a (tamsulosin).

b) Penghambat enzim 5--reduktase, misalnya finasteride (Poscar)

c) Fitoterapi, misalnya eviprostat

2) Terapi bedah

Waktu penanganan untuk tiap pasien bervariasi tergantung beratnya gejala

dan komplikasi. Indikasi terapi bedah yaitu :

a) Retensio urin berulang

b) Hematuria

c) Tanda penurunan fungsi ginjal

d) Infeksi saluran kencing berulang

2

Page 3: LP BPH Dg Prostatektomi Yang Benar

e) Tanda-tanda obstruksi berat yaitu divertikel,hidroureter, dan

hidronefrosis.

f) Ada batu saluran kemih.

7. Prostatektomi

Ada berbagai macam prostatektomi yang dapat dilakukan yang masing –

masing mempunyai kelebihan dan kekurangan antara lain :

a. Prostatektomi Supra pubis.

Adalah salah satu metode mengangkat kelenjar melalui insisi abdomen. Yaitu

suatu insisi yang dibuat kedalam kandung kemih dan kelenjar prostat

diangkat dari atas. Pendekatan ini dilakukan untuk kelenjar dengan berbagai

ukuran dan beberapa komplikasi dapat terjadi seperti kehilangan darah lebih

banyak dibanding metode yang lain. Kerugian lainnya adalah insisi abdomen

akan disertai bahaya dari semua prosedur bedah abdomen mayor, seperti

kontrol perdarahan lebih sulit, urin dapat bocor disekitar tuba suprapubis,

serta pemulihan lebih lama dan tidak nyaman. Keuntungan yang lain dari

metode ini adalah secara teknis sederhana, memberika area eksplorasi lebih

luas, memungkinkan eksplorasi untuk nodus limfe kankerosa, pengangkatan

kelenjar pengobstruksi lebih komplit, serta pengobatan lesi kandung kemih

yang berkaitan.

b. Prostatektomi Perineal.

Adalah mengangkat kelenjar melalui suatu insisi dalam perineum. Cara ini

lebih praktis dibanding cara yang lain, dan sangat berguna untuk biopsi

terbuka. Keuntungan yang lain memberikan pendekatan anatomis langsung,

drainage oleh bantuan gravitasi, efektif untuk terapi kanker radikal,

hemostatik di bawah penglihatan langsung,angka mortalitas rendah, insiden

syok lebih rendah, serta ideal bagi pasien dengan prostat yang besar, resiko

bedah buruk bagi pasien sangat tua dan ringkih. Pada pasca operasi luka

bedah mudah terkontaminasi karena insisi dilakukan dekat dengan rektal.

Lebih jauh lagi inkontinensia, impotensi, atau cedera rectal dapat mungkin

terjadi dari cara ini. Kerugian lain adalah kemungkinan kerusakan pada

rectum dan spingter eksternal serta bidang operatif terbatas.

3

Page 4: LP BPH Dg Prostatektomi Yang Benar

c. Prostatektomi retropubik.

Adalah suatu teknik yang lebih umum dibanding pendekatan suprapubik

dimana insisi abdomen lebih rendah mendekati kelenjar prostat, yaitu antara

arkus pubis dan kandung kemih tanpa tanpa memasuki kandung kemih.

Prosedur ini cocok untuk kelenjar besar yang terletak tinggi dalam pubis.

Meskipun darah yang keluar dapat dikontrol dengan baik dan letak bedah

labih mudah untuk dilihat, infeksi dapat cepat terjadi dalam ruang retropubis.

Kelemahan lainnya adalah tidak dapat mengobati penyakit kandung kemih

yang berkaitan serta insiden hemorargi akibat pleksus venosa prostat

meningkat juga osteitis pubis. Keuntungan yang lain adalah periode

pemulihan lebih singkat serta kerusakan spingter kandung kemih lebih

sedikit.

8. Insisi Prostat Transuretral ( TUIP )

Yaitu suatu prosedur menangani BPH dengan cara memasukkan

instrumen melalui uretra. Satu atau dua buah insisi dibuat pada prostat dan kapsul

prostat untuk mengurangi tekanan prostat pada uretra dan mengurangi kontriksi

uretral. Cara ini diindikasikan ketika kelenjar prostat berukuran kecil ( 30

gram/kurang ) dan efektif dalam mengobati banyak kasus BPH. Cara ini dapat

dilakukan di klinik rawat jalan dan mempunyai angka komplikasi lebih rendah di

banding cara lainnya.

9. TURP ( Trans Uretral Reseksi Prostat )

TURP adalah suatu operasi pengangkatan jaringan prostat lewat uretra

menggunakan resektroskop, dimana resektroskop merupakan endoskop dengan

tabung 10-3-F untuk pembedahan uretra yang dilengkapi dengan alat pemotong

dan counter yang disambungkan dengan arus listrik. Tindakan ini memerlukan

pembiusan umum maupun spinal dan merupakan tindakan invasive yang masih

dianggap aman dan tingkat morbiditas minimal.

TURP merupakan operasi tertutup tanpa insisi serta tidak mempunyai

efek merugikan terhadap potensi kesembuhan. Operasi ini dilakukan pada prostat

yang mengalami pembesaran antara 30-60 gram, kemudian dilakukan reseksi.

Cairan irigasi digunakan secara terus-menerus dengan cairan isotonis selama

4

Page 5: LP BPH Dg Prostatektomi Yang Benar

prosedur. Setelah dilakukan reseksi, penyembuhan terjadi dengan granulasi dan

reepitelisasi uretra pars prostatika (Anonim,FK UI,1995).

Setelah dilakukan TURP, dipasang kateter Foley tiga saluran no. 24

yang dilengkapi balon 30 ml, untuk memperlancar pembuangan gumpalan darah

dari kandung kemih. Irigasi kanding kemih yang konstan dilakukan setelah 24

jam bila tidak keluar bekuan darah lagi. Kemudian kateter dibilas tiap 4 jam

sampai cairan jernih. Kateter dingkat setelah 3-5 hari setelah operasi dan pasien

harus sudah dapat berkemih dengan lancar.

TURP masih merupakan standar emas. Indikasi TURP ialah gejala-gejala

dari sedang sampai berat, volume prostat kurang dari 60 gram dan pasien cukup

sehat untuk menjalani operasi. Komplikasi TURP jangka pendek adalah

perdarahan, infeksi, hiponatremia atau retensio oleh karena bekuan darah.

Sedangkan komplikasi jangka panjang adalah striktura uretra, ejakulasi retrograd

(50-90%), impotensi (4-40%). Karena pembedahan tidak mengobati penyebab

BPH, maka biasanya penyakit ini akan timbul kembali 8-10 tahun kemudian.

10. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi adalah perdarahan, pembentukan bekuan,

obstruksi kateter serta disfungsi seksual tergantung dari jenis pembedahan.

Kebanyakan prostatektomi tidak menyebabkan impotensi meskipun aktifitas

seksual dapat dilakukan kembali setelah 6-8 minggu karena fossa prostatik sudah

sembuh. Komplikasi yang lain yaitu perubahan anatomis pada uretra posterior

menyebabkan ejakulasi retrogard yaitu setelah ejakulasi cairan seminal mengalir

kedalam kandung kemih dan diekskresikan bersama urin. Selain itu vasektomi

mungkin dilakukan untuk mencegah penyebaran infeksi dari uretra prostatik

melalui vas deference dan ke dalam epidedemis.

Setelah prostatektomi total ( biasanya untuk kanker ) hampir selalu

terjadi impotensi. Bagi pasien yang tak mau kehilangan aktifitas seksualnya,

implant prostetik penis mungkin digunakan untuk membuat penis menjadi kaku

guna keperluan hubungan seksual.

5

Page 6: LP BPH Dg Prostatektomi Yang Benar

B. ASUHAN KEPERAWATAN.

Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien BPH dengan

menggunakan diagnosa NANDA antara lain adalah:

1) Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan

2) Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer yang tidak adekuat.

3) Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

4) Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan pemahaman tentang

proses penyakit.

6

Page 7: LP BPH Dg Prostatektomi Yang Benar

DAFTAR PUSTAKA

Barbara, CL., 1996, Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan proses keperawatan), Bandung.

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.

Sabiston, David C, 1994, Buku Ajar Bedah, EGC, Jakarta.

Wim De Jong, 2005, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta

7

Page 8: LP BPH Dg Prostatektomi Yang Benar

8