23
LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH Oleh : Nur Aini Rufaida NIM :2012.02.081 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI 2015

LP Dan SP Harga Diri Rendah

  • Upload
    defit

  • View
    3.873

  • Download
    646

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Pendahuluan keperawatan jiwa. Harga Diri Rendah

Citation preview

Page 1: LP Dan SP Harga Diri Rendah

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

Oleh :

Nur Aini RufaidaNIM :2012.02.081

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BANYUWANGI2015

Page 2: LP Dan SP Harga Diri Rendah

A. Pengertian

Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau

kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung

diekspresikan ( Townsend, 1998 ).

Menurut Schult & Videbeck ( 1998 ), gangguan harga diri rendah adalah

penilaian negatif seseorang terhadap diiri dan kemampuan, yang diekspresikan secara

langsung maupun tidak langsung

Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap

diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai

keinginan. (Budi Ana Keliat, 1999).

Jadi dapat disimpulkan bahwa Harga Diri Rendah adalah perasaan negatif

terhadap diri sendiri yang dapat diekspresikan secara langsung dan tak langsung.

B. Penyebab Harga Diri Rendah

Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari harga diri

rendah situasional yang tidak diselesaikan. Atau dapat juga terjadi karena individu tidak

pernah mendapat feed back dari lingkungan tentang perilaku klien sebelumnya bahkan

mungkin kecenderungan lingkungan yang selalu memberi respon negatif mendorong

individu menjadi harga diri rendah.

Harga diri rendah kronis terjadi disebabkan banyak faktor. Awalnya individu

berada pada suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis), individu berusaha

menyelesaikan krisis tetapi tidak tuntas sehingga timbul pikiran bahwa diri tidak mampu

atau merasa gagal menjalankan fungsi dan peran. Penilaian individu terhadap diri sendiri

karena kegagalan menjalankan fungsi dan peran adalah kondisi harga diri rendah

situasional, jika lingkungan tidak memberi dukungan positif atau justru menyalahkan

individu dan terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan individu mengalami harga

diri rendah kronis.

Terjadinya gangguan konsep diri harga diri rendah kronis juga di pengaruhi

beberapa faktor predisposisi seperti faktor biologis, psikologis, sosial dan kultural.

Faktor biologis biasanya karena ada kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi

kerja hormon secara umum, yang dapat pula berdampak pada keseimbangan

neurotransmitter di otak, contoh kadar serotonin yang menurun dapat mengakibatkan

Page 3: LP Dan SP Harga Diri Rendah

klien mengalami depresi dan pada pasien depresi kecenderungan harga diri rendah kronis

semakin besar karena klien lebih dikuasai oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak berdaya.

Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada kasus harga diri rendah

kronis adalah:

System Limbic yaitu pusat emosi, dilihat dari emosi pada klien dengan harga diri

rendah yang kadang berubah seperti sedih, dan terus merasa tidak berguna atau gagal

terus menerus.

Berdasarkan faktor psikologis , harga diri rendah konis sangat berhubungan

dengan pola asuh dan kemampuan individu menjalankan peran dan fungsi. Hal-hal yang

dapat mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis meliputi  penolakan

orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis, orang tua yang tidak percaya pada anak,

tekanan teman sebaya, peran yang tidak sesuai dengan jenis kelamin dan peran dalam

pekerjaan

Faktor sosial: secara sosial status ekonomi sangat mempengaruhi proses

terjadinya harga diri rendah kronis, antara lain kemiskinan, tempat tinggal didaerah

kumuh dan rawan, kultur social yang berubah misal ukuran keberhasilan individu.

Faktor kultural: tuntutan peran sesuai kebudayaan sering meningkatkan kejadian

harga diri rendah kronis antara lain : wanita sudah harus menikah jika umur mencapai

duapuluhan, perubahan kultur kearah gaya hidup individualisme.

Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor pada ketiga

unsur itu yang terus menerus saling mempengaruhi, yaitu :

1. Faktor-faktor somatik (somatogenik)

a. Neuroanatomi

b. Neurofisiologi

c. Neurokimia

d. Tingkat kematangan dan perkembangan organik

e. Faktor-faktor pre dan peri – natal

2. Faktor-faktor psikologik ( psikogenik) :

Interaksi ibu –anak : normal (rasa percaya dan rasa aman) atau abnormal

berdasarkan kekurangan, distorsi dan keadaan yang terputus (perasaan tak percaya

dan kebimbangan)

a. Peranan ayah

Page 4: LP Dan SP Harga Diri Rendah

b. Persaingan antara saudara kandung

c. Inteligensi

d. Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat

e. Kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa

salah

f. Konsep diri : pengertian identitas diri sendiri versus peran yang tidak

menentu

g. Keterampilan, bakat dan kreativitas

h. Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya

i. Tingkat perkembangan emosi

3. Faktor-faktor sosio-budaya (sosiogenik)

a. Kestabilan keluarga

b. Pola mengasuh anak

c. Tingkat ekonomi

d. Perumahan : perkotaan lawan pedesaan

e. Masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka dan fasilitas kesehatan,

pendidikan dan kesejahteraan yang tidak memadai

f. Pengaruh rasial dan keagamaan

g. Nilai-nilai

C. Pohon Masalah

RisikO Tinggi Perilaku Kekerasan

Effect Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi

Isolasi Sosial

Core Problem Harga Diri Rendah Kronis

Causa Koping Individu Tidak Efektif

Page 5: LP Dan SP Harga Diri Rendah

D. Psikodinamika

1. Etiologi

Gangguan harga diri rendah dapat terjadi secara situasional dan kronik

dikatakan situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya dioperasi,

kecelakaam, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu

kerena terjadi sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dan dipenjara secara tiba-

tiba). Dan dikatakan kronik yaitu perasaan negative terhadap diri telah berlangsung

lama. Klien ini mempunyai perasaan negative. Kejadian sakit atau dirawat akan

menambah persepsi negative terhadap dirinya.

2. Proses terjadinya masalah

Harga diri terjadi karena perasaan dicintai dan mendapatkan pujian dari

orang lain. Harga diri akan menjadi rendah ketika tidak ada lagi cinta dan ketika

adanya kegagalan, tidak mendapatkan pengakuan dari orang lain, merasa tidak

berharga, gangguan citra tubuh akibat suatu penyakit sehingga akan menimbulkan

suatu gambaran individu yang berperasaan negative terhadap diri sendiri.

3. Komplikasi

Individu mengalami gangguan konsep diri: harga diri rendah pertama kali

akan merasa cemas dan takut. Individu akan takut ditolak, takut gagal, dan takut

dipermalukan. Akhirnya cenderung untuk menarik diri, akan mengisolasi diri, yang

pada akhirnya individu akan mengalami gangguan realita. Komplikasi yang

berbahaya individu mempunyai keinginan untuk meciderai dirinya.

E. Rentang Respon Konsep Diri

1. Respon adaftif

Adalah pernyataan dimana klien jika menghadapi suatu masalah akan dapat

memecahkan masalah tersebut.

a. Aktualisasi diri

Page 6: LP Dan SP Harga Diri Rendah

Adalah pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang

pengalaman yang sukses dan dapat diterima.

b. Konsep diri positf

Adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam

beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negative dari dirinya

2. Respon maladaftif

Adalah keadaan klien dalam menghadapi suatu masalah tidak dapat

memecahkan masalah tersebut.

a. Harga Diri Rendah

Adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan merasa lebih

rendah dari orang lain

b. Identitas Kacau

Adalah kegagalan individu untuk mengintegritas aspek-aspek idintitas masa

kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikososial keperibadian masa dewasa

yang harmonis.

c. Depersonallisasi

Adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang

berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak membedakan dirinya

dengan orang lain. Menurut Suliswati Dkk komponen konsep diri ada lima yaitu

terdiri dari:

Citra tubuh

Adalah sikap individu terhadap tubuhnya baik disadari atau tidak

disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan

bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh.

Ideal diri

Adalah persepsi individu tentang bagaimana seharusnya bertingkah

laku berdasarkan standar peribadi.

Harga diri

Adalah penilaian peribadi terhadap hasil yang dicapai dengan

menganalisa berapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya.

Peran

Adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang

diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi idividu di dalam

kelompok sosialnya.

Page 7: LP Dan SP Harga Diri Rendah

Identitas diri

Adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu

dari observasi dan penilaian terhadap dirinya, menyadari bahawa dirinya

berbeda dengan orang lain.

F. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian keperawatan

a. Factor Predisposisi

1) Factor predisposisi citra tubuh

a) Kehilangan atau kerusakan organ tubuh (anatomi dan fungsi)

b) Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh

c) Proses patalogik penyakit dan dampaknya terhadap struktur maupun fungsi

tubuh

d) Prosedur pengobatan seperti radiasi, kemoterapi dan transpantasi

2) Factor predisposisi harga diri

a) Penolakan dari orang lain

b) Kurang penghargaan

c) Pola asuh yang salah yaitu terlalu dilarang , terlalu dikontrol, terlalu diturut,

terlalu dituntut dan tidak konsisten

3) Faktor predisposisi peran

a) Transisi peran yang sering terjadi pada proses perkembangan, perubahan situai

dan sehat-sakit

b) Ketegangan peran, ketika individu menghadapi dua harapan yang bertentangan

secara terus menerus yang tidak terpenuhi.

c) Keraguan peran, ketika individu kurang pengetahuannya tentang harapan peran

yang spesifik dan bingung tentang tingkah laku yang sesuai

d) Peran yang terlalu banyak

4) Factor predisposisi identitas diri

a) Ketidak percayaan orang tua dan anak

b) Tekanan dari teman sebaya

c) Perubahan dari struktur sosial

b. Factor Presipitasi

1) Trauma

Page 8: LP Dan SP Harga Diri Rendah

Masalah spesifik sehubungan dengan konsep diri situasi yang membuat

individu sulit menyesuaikan diri atau tidak dat menerima khususnya trauma

emosi seperti penganiayaan fisik, seksual, dan psikologis pada masa anak-anak

atau merasa terancam kehidupannya atau menyaksikan kejadian berupa tindakan

kejahatan.

2) Ketegangan peran

Pada perjalanan hidup individu sering menghadapi Transisi peran yang

beragam, transisi peran yang sering terjadi adalah perkembangan, situasi, dan

sehat sakit.

c. Manifestasi klinik

1) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap

penyakit

2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri

3) Merendahkan martabat

4) Gangguan hubungan social

5) Percaya diri kurang

6) Mencederai diri

d. Mekanisme koping

1) Koping jangka pendek

Aktivitas yang dapat memberikan kesempatan lari sementara dari krisis,

misalnya menonton TV, dan olah raga.

Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara, misalnya ikut

kegiatan social politik dan agama.

Aktivitas yang memberikan kekuatan atau dukungan sementara terhadap

konsep diri, misalnya aktivitas yang berkompetensi yaitu pencapaian akademik

atau olah raga.

Aktivitas yang mewakili jarak pendek untuk membuat masalah identitas

menjadi kurng berarti dalam kehidupan, misalnya penyalahgunaan zat.

2) Koping jangka panjang

Penutupan identitas

Page 9: LP Dan SP Harga Diri Rendah

Adopsi identitas premature yang diinginkan oleh orang yang penting

bagi individu tampa memperhatikan keinginan aspirasi dan potensi individu.

Identitas negative

Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat di terima oleh nilai-nilai

dan harapan masyarkat.

e. Test diagnostic

1) Test psikologik: test keperibadian

2) EEG: ganguan jiwa yang disebabkan oleh neorologis

3) Pemeriksaan sinar X: mengetahui kelainan anatomi

4) Pemeriksaan laboratorim kromosom: ginetik

f. Penatalaksanaan medis

1) Psikofarmaka

2) Elektro convulsive therapy

3) Psikoterapy

4) Therapy okupasi

5) Therapy modalitas

Terapi keluarga

Terapi lingkungan

Terapi perilaku

Terapi kognitif

Terapi aktivitas kelompok

g. Pohon masalah

Isolasi Social : Menarik Diri

2. Diagnosa keperawatan

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah.

3. Rencana tindakan keperawatan

a. Diagnosa

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Tujuan Umum

Klien memiliki konsep diri yang positif

1) Tujuan khusus 1

Page 10: LP Dan SP Harga Diri Rendah

Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

b. Kriteria hasil

Klien menunjukkan ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa

senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebut nama, mau

menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau

mengutarakan masalah yang dihadapi.

b. Rencana tindakan

(1)Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal.

(2)Perkenalkan diri dengan sopan.

(3)Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien

(4)Jelaskan tujuan pertemuan

(5)Jujur dan menepati janji

(6)Tunjukkan sifat empati dan menerima klien apa adanya.

(7)Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien

2) Tujuan khusus 2

Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

a. Kriteria hasil

Dengan menggunakan komunikasi therapeutik diharapkan klien dapat

menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

b. Rencana tindakan

(1). Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki (tubuh,

intelektual, dan keluarga) oleh klien diluar perubahan yang terjadi.

(2). Beri pujian atas aspek positif dan kemampuan yang masih dimiliki

klien.

3) Tujuan khusus 3

Klien dapat Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan.

a. Kriteria hasil

Klien menyebutkan kemampuan yang dapat dilaksanakan.

b. Rencana tindakan

(1) Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan dan

digunakan selama sakit

(2) Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilanjutkan pelaksanaannya

setelah klien pulang dengan kondisinya saat ini.

Page 11: LP Dan SP Harga Diri Rendah

4) Tujuan khusus 4

Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

a) Kriteria hasil

Dengan menggunakan komunikasi theraupetik diharapkan klien dapat

menyusun rencana kegiatan harian.

b) Rencana tindakan

(1) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari

sesuai kemampuan klien.

(2) Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien.

(3) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.

5) Tujuan khusus 5

Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat.

b) Kriteria hasil

Dengan menggunakan komunikasi theraupetik diharapkan klien

dapat melakukan kegiatan sesuai jadwal yang dibuat.

b) Rencana tindakan

(1) Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakn

(2) Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien.

(3) Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien.

(4) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang.

6) Tujuan khusus 6

Klien dapat memanfaatkan sitem pendukung

a. Kriteria Hasil

Klien mampu memand=faatkan sistem pendukung yang ada di keluarga

b. Recana Tindakan

(1) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien

dengan harga diri rendah.

(2) Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat

(3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah.

4. Evaluasi

Page 12: LP Dan SP Harga Diri Rendah

Adapun hal – hal yang dievaluasikan pada klien dengan gangguan konsep diri :

harga diri rendah adalah :

a) Klien dapat membina hubungan saling percaya.

b) Klien dapat mengindentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

c) Klien dapat menilai kemampuan yang dapat dilakukan dirumah sakiy.

d) Klien dapat membuat jadwal kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

e) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan kemampuannya.

f) Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: LP Dan SP Harga Diri Rendah

Wong L. Donna, 1993, “Essentials of Pediatric Nursing”, 4th, Mosby Year Book,

Toronto.

Effendy, Nasrul, Drs., 1995 “Perawatan Kesehatan Masyarakat”, EGC, Jakarta.

Keliat, A.B, 1991, “Tingkah Laku Bunuh Dirí, Arcan, Jakarta.

Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition.

Lippincott- Raven Publisher: philadelphia

Townsend. (1995). Nursing Diagnosis in Psychiatric Nursing a Pocket Guide for Care

Plan Construction. Edisi 3.Jakarta : EGC

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATANKLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH

Page 14: LP Dan SP Harga Diri Rendah

(PERTEMUAN PERTAMA)

A. PROSES KEPERAWATAN1. Kondisi Klien

S : Klien mengatakan bahwa dirinya sudah tidak berarti lagiO : klien tampak sering melamun, tidak bersemangat, lebih suka menyendiri, tampak

sedih, tidak menatap lawan bicara, bicara lambat, dan nada suara lemah2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan Konsep Diri – Harga Diri Rendah3. Tujuan Keperawatan :

a. Membina hubungan saling percaya dengan klienb. Mengidentifikasi dan membantu klien meningkatkan kesadaran tentang hubungan

positif antara harga diri dan pemecahan masalah yang efektif.4. Tindakan Keperawatan:

Bina hubungan saling percaya dengan klien SP 1:

1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien2) Bantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan3) Bantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih4) Latih kemampuan yang sudah dipilih 5) Anjurkan pasien untuk menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang

telah dilatih dalam rencana harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

FASE ORIENTASI : 1. Salam terapeutik : “Selamat pagi, Perkenalkan nama saya Devi, saya yang akan

merawat bapak selama di sini, nama Bapak siapa? Suka dipanggil siapa?”2. Evaluasi/ valodasi : “Bagaimana keadaan bapak hari ini? Apa yang terjadi di rumah

sehingga bapak dibawa kesini??”3. Kontrak :

Topik : ”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah bapak lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat bapak dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih?”

Waktu : “Berapa lama kita akan bercakap-cakap? bagaimana kalau 20 menit? ” Tempat : “Dimana kita akan bercakap-cakap pak? Bagaimana kalau disini saja?”

FASE KERJA : ”Bapak, apa saja kemampuan yang bapak miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat

daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa bapak lakukan? Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci piring..............dst.”. “ Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang bapak miliki “.

”Bapak dari lima kegiatan/ kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah sakit? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini.

Page 15: LP Dan SP Harga Diri Rendah

”Sekarang, coba bapak pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini”.” O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur? Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur bapak”. Mari kita lihat tempat tidur bapak. Coba lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?”

”Bapak sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ”

“ Coba bapak lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau bapak lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan.

FASE TERMINASI : 1. Evaluasi Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

Evaluasi klien subyektif : “Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang?”

Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : “Tolong bapaknceritakan ulang apa yang sudah kita bicarakan tadi?“

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan) : “Bapak tadi praktekkan dengan baik sekali. Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. Bapak Mau berapa kali sehari merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00”

3. Kontrak yang akan datang :a. Topik : “Kita akan berbincang-bincang lagi tentang kegiatan apalagi yang bisa

bapak lakukan. Ya bagus, kalau begitu besok kita akan berlatih mencuci piring”.

b. Waktu : “Bagaimana kalau besok jam 8 pagi setelah makan pagi?”c. Tempat : “Bagaimana kalau di dapur?”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATANKLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH

(PERTEMUAN KEDUA)

A. PROSES KEPERAWATAN1. Kondisi Klien

S : Klien masih mengatakan bahwa dirinya tidak berarti O : klien tampak sering melamun, tidak bersemangat, lebih suka menyendiri, tampak

sedih, tidak menatap lawan bicara, bicara lambat, dan nada suara lemah2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan Konsep Diri – Harga Diri Rendah3. Tujuan Keperawatan :

a. Membina hubungan saling percaya dengan klienb. Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan pasien

4. Tindakan Keperawatan: Bina hubungan saling percaya dengan klien SP 1:

1) Latih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan pasien.

2) Anjurkan pasien untuk menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Page 16: LP Dan SP Harga Diri Rendah

FASE ORIENTASI : 1. Salam terapeutik : “Selamat pagi pak, masih ingat dengan saya? Pagi ini bapak

terlihat segar”.2. Evaluasi/ valodasi : “Bagaimana perasaan bapak hari ini? sudah dicoba merapikan

tempat tidur sore kemarin/ tadi pagi? Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi, sekarang kita akan latihan kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu t?”

3. Kontrak : Topik : ”Sesuai rencana kita kemarin, hari ini kita akan berlatih mencuci piring ya

pak?” Waktu : “Berapa lama? bagaimana kalau 15 menit? ” Tempat : “Dimana kita akan berlatih? Bagaimana kalau di dapur?”

FASE KERJA : “Bapak sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu

sabut/ tapes untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air untuk membilas. Bapak bisa menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya jangan lupa sediakan tempat sampah untuk membuang sisa-makanan”.

“Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya” “Setelah semuanya perlengkapan tersedia, Bapak ambil satu piring kotor, lalu buang

dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian Bapak bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut/tapes yang sudah diberikan sabun pencuci piring. Setelah selesai disabuni, bilas dengan air bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu Bapak bisa mengeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai…

“Sekarang coba Bapak yang melakukan…” “Bagus sekali, Bapak dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik. Sekarang dilap

tangannya

FASE TERMINASI : 1. Evaluasi Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

Evaluasi klien subyektif : “Bagaimana perasaan bapak setelah kita berlatih mencuci piring?”

Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : “Tolong bapak ceritakan ulang apa yang sudah kita pelajari tadi?“

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan) : “Bapak tadi praktekkan dengan baik sekali. Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. Bapak Mau berapa kali sehari merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00”

3. Kontrak yang akan datang :a. Topik : “Kita akan berbincang-bincang lagi tentang kegiatan apalagi yang bisa

bapak lakukan selain mencuci piring dan merapikan tempat tidur”.b. Waktu : “Jam berapa besok? Bagaimana kalau jam 8 pagi?”c. Tempat : “Bagaimana kalau di ruang tamu? Sampa jumpa lagi pak”