23
MAKALAH LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN PERILAKU KEKERASAN Di buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa Dosen pengampu : YESSY PRAMITA WIDODO, S.Kep, Ns. Di susun Oleh : 1. AENA NI’MATUS S 2. CASRI 3. DEVITA PERMATA SARI 4. LULU YUNIARSIH 5. MOHAMMAD NAWVAL 6. NUR FEBRI 7. NUR MUBIN 8. WIKA RISKI K

Lp Dan Sp Kasus Perilaku Kekerasan (4)

  • Upload
    idemjari

  • View
    1.369

  • Download
    234

Embed Size (px)

DESCRIPTION

askep jiwa

Citation preview

Page 1: Lp Dan Sp Kasus Perilaku Kekerasan (4)

MAKALAH

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI

PELAKSANAAN PERILAKU KEKERASAN

Di buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa

Dosen pengampu : YESSY PRAMITA WIDODO, S.Kep, Ns.

Di susun Oleh :

1. AENA NI’MATUS S

2. CASRI

3. DEVITA PERMATA SARI

4. LULU YUNIARSIH

5. MOHAMMAD NAWVAL

6. NUR FEBRI

7. NUR MUBIN

8. WIKA RISKI K

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI MANDALA HUSADA

(STIKES BHAMADA )

PROGRAM PROFESI NERS

Jalan. Cut Nyak Dhien No. 16 Kalisapu Slawi

2013 / 2014

Page 2: Lp Dan Sp Kasus Perilaku Kekerasan (4)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik dan

Inayah kepada semua hambaNya. Salawat dan salam selalu tercurah kepada

junjungan kita Nabi Muhammad saw beserta keluarga, sahabat dan kerabat beliau

hingga akhir jaman. Alhamdulillah karena berkat Rahmat Allah-lah kami dapat

menyelesaikan penulisan makalah ini yang berkaitan dengan “ Laporan

Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Perilaku Kekerasan ” sebagai tugas

berstruktur mata kuliah Keperawatan Jiwa.

Selama penyusunan makalah ini kami selaku penulis telah banyak

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, terutama dari YESSY PRAMITA

WIDODO, S.Kep, Ns. selaku dosen pengampu mata kuliah ini. Ucapan terima

kasih tak lupa kami persembahkan kepada teman-teman yang telah memberikan

dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Dan semua pihak yang telah ikut

andil dan terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam membantu

penulisan makalah ini, yang mana tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari adanya kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini,

oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi

kesempurnaan makalah ini. Akhirnya kami hanya berharap semoga makalah ini

dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi kita semua, khususnya

di bidang Keperawatan.

Slawi, 10 Desember 2014

Penulis

2

Page 3: Lp Dan Sp Kasus Perilaku Kekerasan (4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang

bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis

(Berkowitz,1993 dalam Depkes, 2000). Marah merupakan perasaan jengkel

yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan, kebutuhan yang tidak

terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman ( Stuart dan Sunden, 1997 ).

Keberhasilan individu dalam berespon terhadap kemarahan dapat

menimbulkan respon asertif. Respon menyesuaikan dan menyelesaikan

merupakan respon adaptif. Kemarahan atau rasa tidak setuju yang dinyatakan

atau diungkapkan tanpa menyakiti orang lain akan memberi kelegaan pada

individu dan tidak akan menimbulkan masalah. Kegagalan yang menimbulkan

frustasi dapat menimbulkan respon pasif dan melarikan diri atau respon

melawan dan menantang. Respon melawan dan menantang merupakan respon

yang maladaptif yaitu agresif–kekerasan. Frustasi adalah respon yang terjadi

akibat gagal mencapai tujuan. Dalam keadaan ini tidak ditemukan alternatif

lain.Pasif adalah suatu keadaan dimana individu tidak mampu untuk

mengungkapkan perasaan yang sedang dialami untuk menghindari suatu

tuntutan nyata. Agresif adalah perilaku yang menyertai marah dan merupakan

dorongan untuk bertindak dalam bentuk destruktif dan masih terkontrol.

Amuk atau kekerasan adalah perasaan marah dan bermusuhan yang kuat

disertai kehilangan kontrol diri. Individu dapat merusak diri sendiri, orang

lain, dan lingkungan (Stuart and Sundeen, 1997 dalam Depkes, 2001).

Faktor predisposisi dan faktor presipitasi dari perilaku kekerasan (Keliat,

2002) adalah :

3

Page 4: Lp Dan Sp Kasus Perilaku Kekerasan (4)

a. Faktor Predisposisi

Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor

predisposisi, artinya mungkin terjadi/mu ngkin tidak terjadi perilaku

kekerasan

jika faktor berikut dialami oleh individu:

1. Psikologis, kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang

kemudian dapat timbul agresif atau amuk. Masa kanak - kanak yang

tidak

menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiaya atau sanksi

penganiayaan.

2. Perilaku, reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan,

sering mengobservasi kekerasan di rumah atau diluar rumah, semua

aspek

ini mestimulasi individu mengadopsi perilaku kerasan.

3. Sosial budaya, budaya tertutup dan membahas secara diam (pasif

agresif)

dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan

menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan diterima ( permisive)

4. Bioneurologis, banyak pendapat bahwa kerusakan sistim limbik, lobus

frontal,

lobus temporal dan ketidakseimbangan neurotransmiter turut berperan

dalam terjadinya perilaku kekerasan.

b. Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi

dengan orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit fisik),

keputusasaan, ketidakberdayaan, percaya diri yang kurang dapat menjadi

penyebab perilaku kekerasan. Demikian pula dengan situasi lingkungan

yang ribut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan, kehilangan

orang yang dicintai atau pekerjaan, dan kekerasan merupakan faktor

penyebab yang lain.

4

Page 5: Lp Dan Sp Kasus Perilaku Kekerasan (4)

B. TUJUAN

1. Mengetahui konsep dasar perilaku kekerasan

2. Mengetahui cara pembuatan laporan pendahuluan dan strategi pelaksanaan

perilaku kekerasan

5

Page 6: Lp Dan Sp Kasus Perilaku Kekerasan (4)

BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Masalah utama

Perilaku kekerasan

2. Proses terjadinya masalah

a.) Pengertian

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang

melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik

terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut

dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak

konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995).

Perilaku kekerasan (agresif) adalah suatu bentuk perilaku yang

diarahkan pada tujuan menyakiti atau melukai orang lain yang

dimotivasi menghindari perilaku tersebut (Kaplan dan Sadock, 1997).

Perilaku kekerasan adalah keadaan dimana individu mengalami

perilaku yang dapat membahayakan secara fisik baik pada diri sendiri

maupun orang lain.

Tanda dan Gejala :

1) Muka merah

2) Pandangan tajam

3) Otot tegang

4) Nada suara tinggi

5) Berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak

6) Memukul jika tidak senang

6

Page 7: Lp Dan Sp Kasus Perilaku Kekerasan (4)

b.) Penyebab

Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri:

harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang

pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai

dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan

sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri,

merasa gagal mencapai keinginan. (Budiana Keliat, 1999)

Tanda dan gejala :

1) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan

terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)

2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri

sendiri)

3) Gangguan hubungan sosial (menarik diri)

4) Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)

5) Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan

yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.

c.) Akibat

Klien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko tinggi

mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai

merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai/

membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.

Tanda dan Gejala :

1) Memperlihatkan permusuhan

2) Mendekati orang lain dengan ancaman

3) Memberikan kata-kata ancaman dengan rencana melukai

4) Menyentuh orang lain dengan cara yang menakutkan

5) Mempunyai rencana untuk melukai

7

Page 8: Lp Dan Sp Kasus Perilaku Kekerasan (4)

3. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan A

CP

Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah P

4. Masalah keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji

a.) Masalah keperawatan:

1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

2. Perilaku kekerasan

3. Gangguan harga diri : harga diri rendah

b.) Data yang Perlu Dikaji

1.) Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

` Data subjektif

1. Klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang lain, ingin

membunuh, ingin membakar atau mengacak-acak

lingkungannya.

Data objektif

1. Klien mengamuk, merusak dan melempar barang-barang,

melakukan tindakan kekerasan pada orang-orang disekitarnya.

2.) Perilaku kekerasan

Data Subjektif

1. Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.

2. Klien suka membentak dan menyerang orang yang

mengusiknya jika sedang kesal atau marah.

3. Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.

8

Perilaku Kekerasan

Page 9: Lp Dan Sp Kasus Perilaku Kekerasan (4)

Data Objektif

1. Mata merah, wajah agak merah.

2. Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.

3. Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.

4. Merusak dan melempar barang barang.

3.) Gangguan harga diri : harga diri rendah

Data subyektif

Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-

apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu

terhadap diri sendiri.

Data objektif

Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih

alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.

5. Diagnosa Keperawatan

1.) Perilaku Kekerasan

2.) Harga Diri Rendah

6. Rencana Keperawatan

Diagnosa 1 : Perilaku kekerasan

SP 1 : Melatih nafas dalam

Tujuan khusus :

1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan

3) Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah

dilakukannya

4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang

dilakukannya

5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku

kekerasannya

9

Page 10: Lp Dan Sp Kasus Perilaku Kekerasan (4)

6) Membantu pasien mempraktekan latihan cara mengontrol fisik 1 (nafas

dalam)

7) Menganjurkan pasien untuk memasukan dalam kegiatan harian

SP 2 : Memukul bantal

Tujuan Khusus :

1) Mengevaluaasi jadwal kegiatan harian pasien (cara 1)

2) Melatih pasien menngontrol PK dengan cara fisik 2 (pukul kasur&bantal)

3) Menganjurkan pasien untuk memasukan dalam kegiatan harian

SP 3 : Verbal

Tujuan Khusus :

1) Mengevaluaasi jadwal kegiatan harian pasien (cara 1&2)

2) Melatih pasien menngontrol PK dengan cara 3 (verbal : menolak dengan

baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik)

3) Menganjurkan pasien untuk memasukan dalam kegiatan harian

SP 4 : Spiritual

Tujuan khusus :

1) Mendiskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik

dan sosial/verbal

2) Melatih pasien menngontrol PK dengan cara spiritual (sholat/berdoa)

3) Diskusikan dengan klien jadwal sholat dan berdo’a

SP 5 : Minum obat

Tujuan khusus :

1) Evaluasi jadwal kegiatan harian dengan pasien untuk cara mencegah

marah yang sudah dilatih

2) Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar

nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu

minum obat, dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna obat dan akibat

berhenti minum obat

10

Page 11: Lp Dan Sp Kasus Perilaku Kekerasan (4)

3) Diskusikan dengan klien jadwal minum obat secara teratur

Diagnosa 2 : Harga diri rendah

SP 1 : Memiliki konsep diri yang positif

Tujuan Khusus :

1) Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien

2) Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan

3) Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih

4) Melatih kemampuan yang sudah dipilih

5) Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien

6) Menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam

rencana harian

SP 2 : Melatih kemampuan kedua dan memasukan jadwal

Tujuan khusus :

1) Mengevaluasi jawal kegiatan harian pasien

2) Melatih kemampuan kedua yang dipilih klien

3) Menganjurkan pasien memasukan dalam kegiatan harian (Latihan dapat

dilanjutkan untuk kemampuan lain sampai semua kemampuan dilatih.

Setiap kemampuan yang dimiliki akan menambah harga diri pasien)

7. Daftar Pustaka

Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC,

1999

Keliat Budi Ana, Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999

Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr.

Amino Gonohutomo, 2003

Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung,

RSJP Bandung, 2005

11

Page 12: Lp Dan Sp Kasus Perilaku Kekerasan (4)

STRATEGI PELAKSANAAN

1. Masalah Utama : Perilaku Kekerasan

Nama Pasien : Ny. Y

Tanggal SP : 10 Desember 2013

Pertemuan : Pertama

Kondisi Pasien : Klien tampak tegang saat bercerita, Pembicaraan

klien kasar jika dia menceritakan marahnya,

Mata melotot, pandangan tajam, Mengancam

secara verbal dan fisik, Tangan mengepal,

Berteriak/menjerit dan Memukul

2. Diagnosa keperawatan :Perilaku kekerasan

3. Tujuan

a. SP 1 : Menarik nafas dalam

b. Tujuan khusus :

1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan

3) Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah

dilakukannya

4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang

dilakukannya

5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku

kekerasannya

6) Membantu pasien mempraktekan latihan cara mengontrol fisik 1

(nafas dalam)

7) Menganjurkan pasien untuk memasukan dalam kegiatan harian

12

Page 13: Lp Dan Sp Kasus Perilaku Kekerasan (4)

4. Strategi Pelaksanaan

1.) Fase orientasi

a. Salam terapeutik

Selamat pagi mbak perkenalkan nama saya Sinta Damayanti.

Saya biasa dipanggil Sinta, saya dinas pagi dari jam 07.00

sampai siang nanti jam 14.00. Kalau boleh kenalan nama mba

siapa ? Suka dipanggil apa ? Wah bagus sekali namanya.

b. Evaluasi / Validasi

Sudah berapa lama Mbak Y di sini ? Apakah Mbak Y masih

ingat siapa yang membawa kesini ? bagaimana perasaan Mbak

Y saat ini? Masih ada perasaan kesal atau marah ?

c. Kontrak

Baik sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan

marah dengan latihan fisik untuk cara yang lain ? Seperti

latihan nafas dalam. Mbak Y mintanya ngobrol berapa menit ?

bagaimana kalau 10 menit ? Di mana kita ngobrolnya ?

Bagaimana kalau duduk di kursi itu ?

2.) Fase kerja

Apa yang menyebabkan Mba Y marah?. Saat Mba Y sedang

marah apa yang akan Mba rasakan? Apakah dada Mba berdebar-

debar lebih kencang? Atau Mata melotot?. Saat Mba Y marah apa

yang Mba lakukan?. Apakah dengnan cara itu marah / kesal Mba

dapat terselesaikan?. Ya tentu tidak, apa kerugian yang Mba Y

alami? Betul Mba jadi masuk ke ruang Isolasi. Pertama mari kita

coba melakukan latihan tarik napas dalam. Sekarang Mba Y bisa

berdiri atau duduk rilex’s, lalu tarik napas dalam dari hidung tahan

sebentar, lalu keluarkan perlahan-lahan melalui mulut. Ini dilakukan

sebanyak 5 kali ya Mba?. Sekarang coba Mba lakukan bagaimana

latihan napas dalam? Pertam tarik napas melalui hidung, ya seperti

itu Mba bagus, kemudian hembuskan melalui mulut. Ini dilakukan

selam 5 kali ya Mba. Ayo sekarang lakukan kembali, tarik napas

dalam-dalam melalui hidung, Mba Y rasakan betapa sejuknya udara

13

Page 14: Lp Dan Sp Kasus Perilaku Kekerasan (4)

bersih yang masuk ke paru-paru kita, kemudian hembuskan pelan-

pelan melalui mulut, ya seperti itu Mba, Bagus. Nah...Mba Y tadi

telah melakukan latiahan teknik relaksasi napas dalam, bagaimana

kalau latihan ini kita buat jadwal kegiatan sehari-hari Mba? Baik kita

masukkan ya ke jadwal kegiatan sehari-hari Mba? Kapan waktu yang

Mba Y inginkan untuk melakukan latihan ini? Bagaimana kalau

setiap jam 09.00 pagi?

3.) Fase Terminasi

a. Evaluasi subyektif

Bagaimana perasaan Mba Y setelah latihan nafas dalam tadi ?

b. Evaluasi obyektif

Mba Y tadi sudah melakukan latihan mengendalikan marah

dengan cara fisik pertama (nafas dalam) coba Mba Y lakukan

latihan lagi saya mau lihat.

c. Rencana tindak lanjut

Mba, jika Mba Y ingin merasa marah lagi pada saat saya tidak

ada, Mba dapat melakukan sendiri teknik relaksasi napas dalam

yang telah saya ajarkan tadi, atau jika dengan teknik ini rasa

marah Mba Y tidak berkurang Mba bisa memanggil perawat

yang ada di sini.

d. Kontrak

Baik Mba Y kita sudah selesai berbincang-bincangnya,

bagaimana kalau besok pagi jam 08.00 saya datang dan kita

latihan cara fisik yang kedua pukul kasur dan bantal untuk

mencegah atau mengontrol marah, Mbak Y mau ngobrolnya di

mana ? Bagaimana kalau di sini saja ?

14

Page 15: Lp Dan Sp Kasus Perilaku Kekerasan (4)

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri

rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan

menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana

gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri

sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.

15

Page 16: Lp Dan Sp Kasus Perilaku Kekerasan (4)

DAFTAR PUSTAKA

Stuart, G.W dan Sundeen, S.J., 1998, Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan),

EGC, Jakarta.

Carpenito, L.J. (2000), Diagnosa Keperawatan: Aplikasi pada Praktek Klinik,

Keliat, B.A. (2005). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 2 Jakarta:

EGC

Anonymous. Darsana, nurse jiwa. Laporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan. Web

08 Oktober 2009. www.blogspot.com

Anonymous. Therizkikeperawatan . Laoran Pendahuluan Perilaku Kekerasan.

Web 09 Oktober 2009. www.blogspot.com

Anonymous. Keperawatan, Gun. Askep Perilaku Kekerasan. Web 16 Juni 2008.

www.blogspot.com

16