22
LAPORAN PENDAHULUAN PERUBAHAN ISI PIKIR : WAHAM Oleh : Nur Aini Rufaida NIM :2012.02.081 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI 2015

LP dan SP Waham

  • Upload
    defit

  • View
    756

  • Download
    165

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Asuhan Keperawatan Jiwa. Waham

Citation preview

Page 1: LP dan SP Waham

LAPORAN PENDAHULUAN

PERUBAHAN ISI PIKIR : WAHAM

Oleh :

Nur Aini RufaidaNIM :2012.02.081

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BANYUWANGI2015

1. Masalah Utama

Perubahan isi pikir : waham

Page 2: LP dan SP Waham

2. Proses Terjadinya Masalah

a. Pengertian

Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang

salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang

budaya klien.

Gangguan isi pikir dapat diidentifikasi dengan adanya waham. Waham atau

delusi adalah ide yang salah dan bertentangan atau berlawanan dengan semua

kenyataan dan tidak ada kaitannya degan latar belakang budaya (Keliat, 2009)

Tanda dan gejala :

Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,

kebesaran, curiga, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan

tetapi tidak sesuai dengan kenyataan

Klien tampak tidak mempercayai orang lain, curiga, bermusuhan

Takut, kadang panik

Tidak tepat menilai lingkungan / realitas

Ekspresi tegang, mudah tersinggung

b. Faktor Predisposisi dan Presipitasi

1) Faktor predisposisi

a) Klien

Beberapa gangguan mental dan fisik : waham, paranopid, skizofrenia,

, keracunan zat tertentu pada otak dan gangguan pada pendenagran

Faktor sosial budaya : proses tumbuh kembang yang tidak tuntas,

misalnya rasa saling percaya yang tiadak terbina, kegagalan dalam

mengungkapkan perasaan dan pikiran, proses kehilangan yang

berkepanjangan

b) Lingkungan yang tidak terapeutik

Sering diancam, tidak dihargai atas jerih payah, kehilangan

pekerjaan, support sistem yang kurang, tidak mempunyai teman dekat,

atau tidak mempunyai orang dipercaya.

c) Interaksi

Provokasi : sikap orang lain yang terlalu menguasai, curiga, kaku,

tidak toleran terhadap klien

Page 3: LP dan SP Waham

Anatisipasi : perhatian, penampilan, persepsi dan isi mpikir

Konflik : fantasi yang tidak terselesaikan, sudah dapat memfokuskan

pikiran dan sudah dapat mengorganisasikan pikiran terhadap suatu

permasalahan.

2) Faktor presipitasi

a) Internal

Merasa gagal, kehilangan sesuatu yang sangat bermakna secara

berulang, ketakutan karena adanya penyakit fisik

b) Eksternal

Adanya serangan fisik, kehilangan hubungan yang penting dengan

orang lain , adanya keritikan dari orang lain.

c. Tipe-tipe Waham

Ada beberapa tipe waham yang ditemukan pada kasus, yaitu kasus

kebesaran, agama adanya curiga. Menurut W.F.Maramis

a) Waham kejadian

Mempunyai psaien yaitu bahwa ada orang lain atau komplotan yang

sedang mengganggu bahkan sedang ditipu, dimata-matai atau kejelekannya

sedang diancam oleh orang lain

b) Waham kebesaran

Yaitu bahwa ia punya kekuatan, pendidikan, kepandaian atau kekerasan

yang luas biasa, diantaranya bahwa dia ratu adil, dapat membaca pikiran orang

lain, mempunyai puluhan rumah atau mobil

c) Waham keagamaan

Waham dengan tema keagamaan, misalnya : dia mengaku sebagai dari

sejuta umat

d) Waham somatik

Klien yaitu tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang penyakit,

diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan

e) Waham curiga

Klien yakin bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan

atau mencederai diri sendiri, diucapkan berulang kali tapi tidak sesuai dengan

kenyataan.

f) Waham nihilistik

Page 4: LP dan SP Waham

Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada lagi didunia / meninggal,

diucapkan berulang kali teetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

2. Pohon Masalah

3. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji

a. Masalah keperawatan :

Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Kerusakan komunikasi : verbal

Perubahan isi pikir : waham

Gangguan konsep diri : harga diri rendah.

b. Data yang perlu dikaji :

Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

- Data subjektif

Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada

seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya

jika sedang kesal, atau marah, melukai / merusak barang-barang dan tidak

mampu mengendalikan diri

- Data objektif

Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara

menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan melempar

barang-barang.

Kerusakan komunikasi : verbal

- Data subjektif

Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik

- Data objektif

Kerusakan komunikasiKerusakan komunikasi verbal verbal

Resiko tinggi mencederai diri, orangResiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkunganlain dan lingkungan

Perubahan isi pikir:Perubahan isi pikir: wahamwaham

Gangguan konsep diri:Gangguan konsep diri: harga diriharga diri rendah rendah

Core problemCore problem

Page 5: LP dan SP Waham

Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar

dan kontak mata kurang

Perubahan isi pikir : waham ( ………….)

- Data subjektif :

Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama, kebesaran,

kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak

sesuai kenyataan.

- Data objektif :

Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak

(diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak

tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah

tersinggung.

Gangguan konsep diri: harga diri rendah

- Data subjektif

Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,

mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri

- Data objektif

Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternative

tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup

4. Diagnosa Keperawatan

Kerusakan komunikasi verbal

Perubahan isi pikir : waham

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

5. Rencana Tindakan Keperawatan

- Diagnosa I : Perubahan isi pikir : waham

Tujuan umum : Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal

Tujuan khusus :

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

Tindakan :

Page 6: LP dan SP Waham

- Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri,

jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak

yang jelas topik, waktu, tempat).

- Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan perawat

menerima keyakinan klien "saya menerima keyakinan anda" disertai

ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung disertai ekspresi

ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham klien.

- Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi: katakan

perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat yang aman,

gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian.

- Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatan

diri

b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki

Tindakan :

- Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.

- Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan

saat ini yang realistis.

- Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk

melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari - hari dan

perawatan diri).

- Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan

waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.

c. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi

Tindakan :

- Observasi kebutuhan klien sehari-hari.

- Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah

maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah).

- Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.

- Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan

memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).

- Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan

wahamnya.

Page 7: LP dan SP Waham

d. Klien dapat berhubungan dengan realitas

Tindakan :

- Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat dan

waktu).

- Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.

- Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien

e. Klien dapat menggunakan obat dengan benar

Tindakan :

- Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan

efek samping minum obat.

- Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar (nama pasien,

obat, dosis, cara dan waktu).

- Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang

dirasakan.

- Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.

f. Klien dapat dukungan dari keluarga

Tindakan :

- Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang: gejala

waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat.

- Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga

- Diagnosa II : gangguan konsep diri : harga diri rendah

Tujuan umum : Klien dapat mengendalikan waham.

Tujuan khusus :

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

b. Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip komunikasi

terapeutik :

- Sapa klien dengan ramah secara verbal dan nonverbal

- Perkenalkan diri dengan sopan

- Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien

- Jelaskan tujuan pertemuan

- Jujur dan menepati janji

- Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

Page 8: LP dan SP Waham

- Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien

c. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

- Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.

- Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien.

- Utamakan memberi pujian yang realistik.

d. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.

- Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan.

- Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.

e. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

- Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari.

- Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.

- Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.

f. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.

- Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah

direncanakan.

- Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah

g. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

- Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien

dengan harag diri rendah.

- Bantu keluarga memberiakn dukungan selama klien dirawat.

- Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.

- Diagnosa III : harga diri rendah.

Tujuan umum : Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.

Tujuan khusus :

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

b. Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip komunikasi

terapeutik :

- Sapa klien dengan ramah secara verbal dan nonverbal

- Perkenalkan diri dengan sopan

Page 9: LP dan SP Waham

- Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien

- Jelaskan tujuan pertemuan

- Jujur dan menepati janji

- Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

- Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien

c. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

- Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.

- Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien.

- Utamakan memberi pujian yang realistik.

d. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.

- Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan.

- Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.

e. Klien dapat merencanakn kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

- Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari.

- Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.

- Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.

f. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.

- Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah

direncanakan.

- Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah

- Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

- Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara mearwat klien

dengan harag diri rendah.

- Bantu keluarga memberiakn dukungan selama klien dirawat.

- Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.

DAFTAR PUSTAKA

Keliat Budi A. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 1. EGC : JakartaKeliat Budi A. 2009. Model Praktik Keperawatan Professional Jiwa. EGC : Jakarta

Page 10: LP dan SP Waham

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATANPERUBAHAN ISI PIKIR : WAHAM

Pertemuan : IHari/tanggal : ……………Nama Klien : Tn. ……..Ruangan : …………….

Page 11: LP dan SP Waham

A. Proses Keperawatan1. Kondisi Klien

S : Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang bos yang kaya dan mempunyai toko emas yang banyak.

O : Klien tampak mendominasi pembicaraan, isi pembicaraan tidak sesuai dengan realitas.

2. Diagnosa KeperawatanGangguan proses pikir : waham

3. Tujuan Keperawatan :1) Membina hubungan saling percaya dengan klien2) Membantu orientasi realita pada klien3) Membantu pasien memenuhi kebutuhannya

4. Tindakan Keperawatan- Bina hubungan saling percaya dengan klien- SP I :

1) Bantu orientasi realita pada klien2) Diskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi oleh klien3) Bantu pasien memenuhi kebutuhannya4) Anjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Tindakan 1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik : “Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Devi, saya mahasiswa

keperawatan dari Stikes Banyuwangi yang akan praktek di ruangan ini selama 2 minggu ke depan. Saya hari ini dinas pagi dari pukul 07.00-14.00, saya yang akan merawat Bapak pagi ini.”

a. Evaluasi/validasi :

“Bagaimana perasaan bapak hari ini ? Nama Bapak siapa?Senangnya dipanggil apa?”

b. Kontrak

Topik : “Pak K, bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang Pak K rasakan sekarang?”

Tempat : “Bapak mau kita berbincang-bincang di mana?”Waktu : “Berapa lama Pak K mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau

15 menit?”

2. Fase Kerja “Saya mengerti Pak K merasa bahwa Pak K adalah seorang…., tapi yang Bapak rasakan tidak dirasakan oleh orang lain” “Tampaknya Bapak gelisah sekali, bisa Bapak ceritakan apa yang Bapak rasakan?”“O... jadi bang B merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak untuk mengatur diri abang sendiri?”“Siapa menurut Bapak yang sering mengatur-atur diri Bapak?”“Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur Bapak, juga kakak dan adik Bapak yang lain?”

Page 12: LP dan SP Waham

“Kalau Bapak sendiri inginnya seperti apa?”“O... bagus Bapak sudah punya rencana dan jadwal untuk diri sendiri” “Coba kita bersama-sama tuliskan rencana dan jadwal tersebut”“Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya Bapak ingin ada kegiatan diluar rumah karena bosan kalau di rumah terus ya”

3. Fase Terminasi a. Evaluasi Subyektif

“ Bagaimana perasaan bapak… setelah kita berbincang-bincang ?b. Evaluasi Obyektif

“Coba bapak sebutkan hal apa saja yang tadi sudah kita perbincangkan.”c. Rencana Tindak lanjut

“ karena waktu kita sudah habis kali ini, bagaimana kalau kita lanjutkan besog pagi.”

d. Kontrak Topik : Bagaimana kalau besok kita berbicara tentang hobi bapak?. Tempat : mau dimana kita diskusi ? Waktu : “Besog jam 9 pagi y pak, kalau begitu saya pamit dulu. Selamat

Pagi pak.”

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATANPERUBAHAN ISI PIKIR : WAHAM

Pertemuan : IIHari/tanggal : ……………Nama Klien : Tn. ……..Ruangan : …………….

A. Proses Keperawatan1. Kondisi Klien

S : Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang bos yang kaya dan mempunyai toko emas yang banyak.

O : Klien tampak mendominasi pembicaraan, isi pembicaraan tidak sesuai dengan realitas.

2. Diagnosa KeperawatanGangguan proses pikir : waham

3. Tujuan Keperawatan :1) Melatih kemampuan yang dimiliki klien

4. Tindakan Keperawatan- Pertahankan saling percaya dengan klien- SP II :

1) Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien2) Diskusikan tentang kemampuan yang dimiliki3) Latih kemampuan yang dimiliki

Page 13: LP dan SP Waham

C. Strategi Tindakan 1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik : “Selamat pagi pak, kita bertemu lagi hari ini ya pak.”

b. Evaluasi/validasi : “Bagaimana perasaan bapak hari ini ? Bagus!”

c. KontrakTopik : “Apakah Bapak sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau

kegemaran Bapak? Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?”

Tempat : “Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi Bapak tersebut?”

Waktu : “Berapa lama Bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit tentang hal tersebut?”

2. Fase Kerja 1) “Apa saja hobi bapak? Saya catat ya Pak, terus apa lagi?”2) “Wah.., rupanya Bapak pandai main volley ya, tidak semua orang bisa bermain

volley seperti itu lho Pak”3) “Bisa Bapak ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main volley, siapa

yang dulu mengajarkannya kepada Bapak, dimana?”4) “Bisa Bapak peragakan kepada saya bagaimana bermain volley yang baik itu?”5) “Wah..baik sekali permainannya”6) “Coba kita buat jadwal untuk kemampuan bapak ini ya, berapa kali

sehari/seminggu Bapak mau bermain volley?”7) “Apa yang Bapak harapkan dari kemampuan bermain volley ini?”8) “Ada tidak hobi atau kemampuan Bapak yang lain selain bermain volley?”

3. Fase Terminasi a. Evaluasi Subyektif

“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan kemampuan Bapak?”

e. Evaluasi Obyektif“Setelah ini coba Bapak lakukan latihan volley sesuai dengan jadwal yang telah kita buat ya?”

f. Rencana Tindak lanjut“Oya Pak, karena sudah 20 menit, apakah mau kita akhiri percakapan ini. Nanti kita bertemu lagi ya pak.”

g. Kontrak Topik : “Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus

Bapak minum, setuju?” Tempat : “Di kamar makan saja, ya setuju?” Waktu : “Bagaimana kalau nanti sebelum makan siang? “Kalai begitu,

saya pamit Pak ya..Selamat Pagi”

Page 14: LP dan SP Waham

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATANPERUBAHAN ISI PIKIR : WAHAM

Pertemuan : IIIHari/tanggal : ……………Nama Klien : Tn. ……..Ruangan : …………….

A. Proses Keperawatan1. Kondisi Klien

S : Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang bos yang kaya dan mempunyai toko emas yang banyak.

O : Klien tampak mendominasi pembicaraan, isi pembicaraan tidak sesuai dengan realitas.

2. Diagnosa KeperawatanGangguan proses pikir : waham

3. Tujuan Keperawatan :1) Melatih pasine menggunakan obat secara teratur

4. Tindakan Keperawatan- Pertahankan saling percaya dengan klien- SP III :

1) Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien2) Berikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur3) Anjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Tindakan 1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik : “Selamat pagi pak.”

b. Evaluasi/validasi : “Bagaimana bang sudah dicoba latihan volley? Bagus sekali”

c. Kontrak Topik : “Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau

sekarang kita membicarakan tentang obat yang Bapak minum?” Tempat : “Dimana kita mau berbicara? Di kamar makan?” Waktu : “Berapa lama Bapak mau kita berbicara? 20 atau 30 menit?

2. Fase Kerja 1) “Bapak berapa macam obat yang diminum per Jam berapa saja obat diminum?”2) “Bapak perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang”3) “Obatnya ada tiga macam Pak, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar

tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang merah jambu

Page 15: LP dan SP Waham

ini namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini diminum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam”.

4) “Bila nanti setelah minum obat mulut Bapak terasa kering, untuk membantu mengatasinya abang bisa banyak minum dan mengisap-isap es batu”.

5) “Sebelum minum obat ini Bapak dan ibu mengecek dulu label di kotak obat apakah benar nama B tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar”

6) “Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi sebaiknya Bapak tidak menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan dokter”.

3. Fase Terminasi a. Evaluasi Subyektif

“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat yang bang B minum?

b. Evaluasi Obyektif“Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?”

h. Rencana Tindak lanjut“Mari kita masukkan ke jadwal kegiatan Bapak? Jangan lupa minum obatnya dan nanti saat makan minta sendiri obatnya pada suster”

i. Kontrak Topik : “Pak, besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan

yang telah dilaksanakan. Tempat : “Bagaimana kalau kita bertemu di tempat yang sama?” Waktu : “Bagaimana kalau seperti biasa, jam 10? Kalau begitu saya

pamit dulu Pak, Selamat Pagi”