Upload
deny-hadi
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 Lp Jiwa Halusinasi
1/16
8/17/2019 Lp Jiwa Halusinasi
2/16
c" /embesaran 1entrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan terjadinya
atropiyang signi#ikan pada otak manusia. /ada anatomi otak klien dengan
ski0i#renia kronis, ditemukan pelebaran lateral 1entrikel, atropi korteks bagian
depan dan atropi otak kecil (cerebellum". emuan kelainan anatomi otak tersebut
didukung oleh otopsi (postmortem".
2. /sikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respond an kondisi
psikologis klien. $alah satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan
orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup
klien.
3. $osial budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti kemiskinan,
kon#lik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam" dan kehidupan yangterisolasi disertai stress.
#. Faktor Pre!"ta!
$ecara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya
hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan
tidak berdaya. /enilaian indi1idu terhadap stressor dan masalah koping dapat
mengidenti#ikasikan kemungkinan kekambuhan (Dr.Budi Anna Keliat, 24". *enurut
$tuart (2+", #aktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi adalah
!. Biologis
'angguan dalam komunikasi dan putaran balikotak, yang mengatur proses in#ormasi
serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk secara selekti# menanggapi stimulus yang diterima oleh otak
untuk diinterpretasikan.
2. $tress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor lingkungan
untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
3. $umber koping
$umber koping mempengaruhi respon indi1idu dalam menanggapi stressor.
$. Meka%!&e Ko"%'*ekanisme koping yang sering digunakan pada klien dengan halusinasi adalah
!. 5egresi menghindari stress, kecemasan dan menampilkan perilaku kembali seperti
pada perilaku perkembangan anak atau berhubungan dengan masalah proses
in#ormasi dan upaya untuk menanggulangi ansietas.
8/17/2019 Lp Jiwa Halusinasi
3/16
2. /royeksi keinginan yang tidak dapat ditoleransi mencurahkan emosi pada orang lain
karena kesalahan yang dilakukan diri sendiri (sebagai upaya untuk menjelaskan
kerancuan persepsi".
3. -solasi sosial reaksi yang ditampilakn dapat berupa reaksi #isik maupun psikologis,
reaksi #isik yaitu indi1idu pergi atu lari menghindar sumber stressor, misalnya
menjauhi polusi, sumber in#eksi, gas beracun dan lainlain. $edangkan reaksi
psikologis indi1idu menunjukan perilaku apatis, mengisolasi diri, tidak berminat,
sering disertai rasa takut dan bermusuhan.
d. Re%ta%' Re!"o%
Dari de#inisi yang telah djelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa halusinasi
merupakan persepsi yang nyata tanpa adanya stimulus. 'angguan sensori persepsi
halusinasi disebabkan oleh #ungsi otak yang terganggu. 5espon indi1idu terhadap
gangguan orientasi ber#okus sepanjang rentang respon dari adapti# sampai yang
maladapti#, dapat dilihat dalam gambar dibawah ini
Re%ta%' Re!"o% Nero#oo'!
5espons Adapti# 5espons *aladapti#
!. /ikiran %ogis !. Kadang proses pikir !. 6aham
2. /ersepsi akurat 2. -lusi 2. Halusinasi
3. 7mosi konsisten 3. 7mosi 3. Ketidakmampuan
8/17/2019 Lp Jiwa Halusinasi
4/16
8. /erilaku sesuai 8. /erilaku ganjil 8. Ketidakteraturan
&. Hubungan social &. *enarik diri &. -solasi sosial
( $tuart and %araia, 2+"
5espon adapti# adalah respon yang dapat diterima oleh normanorma social dan budaya
secara umum yang berlaku didalam masyarakat, dimana indi1idu menyelesaikan
masalah dalam batas normal yang meliputi
a" /ikiran logis adalah segala sesuatu yang diucapkan dan dilaksanakan oleh indi1idu
sesuai dengan kenyataan.
b" /ersepsi akurat adalah penerimaan pesan yang disadari oleh indra perasaan, dimana
dapat membedakan objek yang satu dengan yang lain dan mengenai kualitasnya
menurut berbagai sensasi yang dihasilkan.
c" 7mosi konsisten dengan pengalaman adalah respon yang diberikan indi1idual sesuai
dengan stimulus yang datang.
d" /rilaku sesuai dengan cara berskap indi1idu yang sesuai dengan perannya.
e" Hubungan social harmonis dimana indi1idu dapat berinteraksi dan berkomunkasi
dengan orang lain tanpa adanya rasa curiga, bersalah dan tidak senang.
$edangkan maladapti# adalah suatu respon yang tidak dapat diterima oleh normanorma
sosial dan budaya secara umum yang berlaku dimasyarakat, dimana indi1idu dalam
menyelesaikan masalah tidak berdasarkan norma yang sesuai diantaranya a" 'angguan proses pikir 9 waham adalah ketidakmampuan otak untuk memproses data
secara akurat yang dapat menyebabkan gangguan proses pikir, seperti ketakutan,
merasa hebat, beriman, pikiran terkontrol, pikiran yang terisi dan lainlain.
b" Halusinasi adalah gangguan identi#ikasi stimulus berdasarkan in#ormasi yang
diterima otak dari lima indra seperti suara, raba, bau, dan pengelihatan.
c" Kerusakan proses emosi adalah respon yang diberikan -ndi1idu tidak sesuai dengan
stimulus yang datang.
d" /erilaku yang tidak terorganisir adalah cara bersikap indi1idu yang tidak sesuai
dengan peran.e" -solasi sosial adalah dimana indi1idu yang mengisolasi dirinya dari lingkungan atau
tidak mau berinteraksi dengan lingkungan.
e. Fa!e * Fa!e Ha!%a!
Halusinasi berkembang melalui lima #ase, yaitu sebagai berikut
a" :ase /ertama
8/17/2019 Lp Jiwa Halusinasi
5/16
Disebut sleep disorder adalah #ase awal seseorang sebelum muncul halusinasi. Klien
merasa banyak masalah, ingin menghindar dari lingkungan, takut diketahui orang
lain bahwa dirinya banyak masalah. *asalah semakin teasa sulit karena berbagai
stressor terakumulasi, misalnya kekasih hamil, terlibat narkoba, dihianati kekasih,
utang, drop out, dll.
*asalah terasa menekan karena terakumulasi sedangkan support system kurang dan
persepsi terhadap masalah sangat buruk. $ulit tidur berlangsung secara terusmenerus
sehingga terbiasa mengkhayal. Klien menganggap lamunanlamunan awal tersebut
sebagai pemecahan masalah.
b" :ase KeduaDisebut juga dengan fase comforting yaitu #ase menyenangkan. /ada tahap ini masuk
dalam golongan nonpsikotik. Karakteristik klien mengalami stress, cemas, perasaan
perpisahan, rasa bersalah, kesepian yang memuncak, dan tidak dapat diselesaikan.
Klien mulai melamun dan memikirkan halhal yang menyenangkan, cara ini hanya
menolong sementara./erilaku klien tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, menggerakan bibir tanpa
suara, pergerakan mata cepat, respon 1erbal yang lambat jika sedang asyik dengan
halusinasinya, dan suka menyendiri.
c" :ase Ketiga
Disebut juga fase condemming atau ansietas berat yaitu halusinasi menjadi
menjijikan. ermasuk dalam psikotik ringan. Karakteristik pengalaman sensori
menjijikan dan menakutkan, kecemasan meningkat, melamun, dan berpikir sendiri
menjadi dominan. *ulai dirasakan ada bisikan yang tidak jelas. Klien tidak ingin
orang lain tahu, dan ia tetap dapat mengontrolnya.
/erilaku klien meningkatnya tandatanda system syara# otonom seperti peningkatan
denyut jantung dan tekanan darah. Klien asyik dengan halusinasinya dan tidak bias
membedakan realitas.
d" :ase KeempatAdalah fase controlling atau ansietas berat yaitu pengalaman sensori menjadi
berkuasa. ermasuk dalam gangguan psikotik. Karakteristik bisiskan, suara, isi
halusinasi semakin menonjol, menguasai dan mengontrol klien. Klien menjadi
terbiasa dan tidak berdaya terhadap halusinasinya.
8/17/2019 Lp Jiwa Halusinasi
6/16
/erilaku klien kemauan dikendalikan halusinasi, rentang perhatian hanya beberapa
menit atau detik. andatanda #isik berupa klien berkeringat, tremor, dan tidak
mampu mematuhi perintah.
e" :ase Kelima
Adalah fase conquering atau panik yaitu klien lebur dengan halusinasinya. ermasuk dalam psikotik berat. Karakteristik halusinasinya berubah menjadi mengancam,
memerintah, dan memarahi klien. Klien menjadi takut, tidak berdaya, hilang control,
dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain di lingkungan.
/erilaku klien perilaku terror akibat panic, potensi bunuh diri, perilaku kekerasan,
agitasi, menarik diri atau katatonik, tidak mampu merespon terhadap perintah
kompleks, dan tidak mampu berespon lebih dari satu orang.
+. Ka!+ka! Je%! Da% S+at Ma!aa,
Je%! Ha!%a! Data S#-ekt+ Data O#-ekt+ Halusinasi Dengar
(Auditoryhearing
1oices or souns"
• *endengar suara
menyuruh melakukan
sesuatu yang berbahaya
• *endengar suara atau
bunyi
• *endengar suara yang
mengajak bercakapcakap
• *endengar seseorang
yang sudah eninggal
• *endengar suara yang
mengancam diri klien
atau orang lain atau
suara lain yang
membahayakan
• *engarahkan telinga pada
sumber suara
• Bicara atau tertawa sendiri
• *arahmarah tanpa sebab
• *enutup telinga
• *ulut komatkamit
• Ada gerakan tangan
Halusinasi
/englihatan
(;isualseeing
persons or thing"
• *elihat seseorang yang
sudah meninggal, melihat
makhluk tertentu, melihat
bayangan, hantu atau
sesuatu yang
menakutkan, cahaya.
• atapan mata pada tempat
tertentu
• *enunjuk kearah tertentu
• Ketakutan pada objek yang
dilihat
8/17/2019 Lp Jiwa Halusinasi
7/16
8/17/2019 Lp Jiwa Halusinasi
8/16
otak, atau sensasi
pembentukan urin dalam
tubuhnya, perasaan
tubuhnya melayang di
atas bumi (Kusumawati, :arida dan @udi Hartono.2!. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.akarta$alemba *edika"
III. A. Po,o% Ma!aa,
. Ma!aa, Ke"era/ata% Da% Data Ya%' Per Dka-
!" 'angguan $ensori persepsi Halusinasi pendengaran
D$ Klien mengatakan sering mendengar suarasuara aneh di telinga
Klien mengatakan suarasuara itu datang pada malam hari
Klien mengatakan suara yang di dengarnya adalah suara perempuan
D
8/17/2019 Lp Jiwa Halusinasi
9/16
8/17/2019 Lp Jiwa Halusinasi
10/16
5encana tindakan
!. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik
• $apa klien dengan ramah baik 1erbal maupun non 1erbal
• /erkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perawat berkenalan• anyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien
• Buat kontrak yang jelas
• unjukan sikap jujur dan menempati janji setiap kali interaksi
• unjukan sikap empati dan menerima apa adanya
• Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
• anyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
• Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien.
T"e% 3 2 $etelah dilakukan interaksi selama C= , klien mampu mengenal halusinasi
pendengaran dan perabaan. Kriteria hasil
a. Klien mampu menyebutkan waktu, isi, #rekwensi munculnya halusinasi
b. Klien mampu menyebutkan prilaku yang biasa dilakukan saat halusinasi munculc. Klien mampu menyebutkan akibat dari prilaku yang biasa dilakukan saat
halusinasi terjadiAdakan kontak sering dan singkat secara bertahap
!.
8/17/2019 Lp Jiwa Halusinasi
11/16
!. Diskusikan bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi (tidur, marah, menyibukan diri dll"2. Diskusikan cara yang digunakan klien
a" ika cara yang digunakan adapti# beri pujian
b" ika cara yang digunakan maladapti# diskusikan kerugian cara tersebut.
3. Diskusikan cara baru untuk memutus9mengontrol timbulnya halusinasi.8. Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanya.&. Beri kesempatan untuk melakukan apa yang dipilih dan dilatih.
4. /antau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih, jika berhasil beri pujian.+. Anjurkan klien mengikuti terapi akti1itas kelompok, orientasi realita,
stimulasi persepsi.
T"e% 5 2 $etelah di lakukan interaksi selama C..= dengan keluarga klien dapat
dukungan dalam mengendalikan halusinasi pendengaran dan perabaan.
Kriteria Hasil
a. Keluarga dapat mambina hubungan saling percaya dengan perawat
b. Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda, dan tindakan untuk mengatasi
halusinsi
5encana indakan
!. Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan (waktu,tempat, dan topik"
2. Diskusikan dengan keluarga (pada saat pertemuan keluarga9 kunjungan
ramah"3. /engertian, tanda gejala, proses terjadinya, cara yang dapat dilakukan klien
dan keluarga untuk menmutus, obatobatan, cara anggota keluarga mencegah
halusinasi.
8. Beri in#ormasi waktu kontrol ke 5umah $akit dan bagaimana cara mencari
bantuan jika halusinasi tidak di atasi.
T"e% 6 2 $etelah di lakukan interaksi selama C.= , Klien dapat meman#atkan obat
dengan baik. Kriteria Hasil
a. Klien dam keluarga dapat menyebutkan man#aat dosis, e#ek samping obat, dan
nama warna dan dosis
b. Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar c. Klien dan keluarga memahami akibat berhenti minum obat tanpa rekomendasi.
5encana indakan
!. Diskusikan dengan klien tentang man#aat dan kerugian tidak minum obat,
nama, warna, dosis, cara, e#ek terapi dan e#ek samping penggunaan obat.
2. /antau klien saat penggunaan obat.
8/17/2019 Lp Jiwa Halusinasi
12/16
3. Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar.
8. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter.
Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter9 perawat jika terjadi halhal
yang tidak diinginkan.
2. Diagnosa Keperawatan 5esiko perilaku kekerasan halusinasi pendengaran.
ujuan umum idak terjadi perilaku kekerasan yang diarahkan kepada diri sendiri,
orang lain dan lingkungan.
ujuan khusus
K !
Klien dapat membina hubungan saling percaya. 7kspresi wajah bersahabat, klien
nampak tenang, mau berjabat tangan, membalas salam, mau duduk dekat
perawat.
-nter1ensi
!. Bina hubungan saling percaya dengan klien dengan menggunakan9 komunikasi
terapeutik yaitu sapa klien dengan ramah, baik secara 1erbal maupun non 1erbal,
perkenalkan nama perawat, tanyakan nama lengkap klien dan panggilan yang
disukai, jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan menepati janji, bersikap empati dan
menerima klien apa adanya.
2. Dorong klien mengungkapkan perasaannya.
3. Dengarkan klien dengan penuh perhatian dan empati.
K 2
• Klien dapat mengenal halusinasinya.
• Klien dapat membedakan antara nyata dan tidak nyata.
-nter1ensi
1. Adakan kontak sering dan singkat.
2.
8/17/2019 Lp Jiwa Halusinasi
13/16
6. Diskusikan dengan klien #aktor predisposisi terjadinya halusinasi.
K 3
• Klien dapat mengontrol halusinasi.
• Klien dapat menyebutkan tindakan yang dapat dilakukan apabila
halusinasinya timbul.
-nter1ensi!. Diskusikan dengan klien tentang tindakan yang dilakukan bila halusinasinya
timbul.
2. Klien akan dapat menyebutkan cara memutuskan halusinasi yaitu dengan
melawan suara itu dengan mengatakan tidak mau mendengar, lakukan kegiatan
menyapu9mengepel, minum obat secara teratur, dan lapor pada perawat pada saat
timbul halusinasi.
3. Diskusikan dengan klien tentang cara memutuskan halusinasinya.
8. Dorong klien menyebutkan kembali cara memutuskan halusinasi.&. Berikan rein#orcement positi# atas keberhasilan klien menyebutkan kembali cara
memutuskan halusinasinya.
K 8
• Klien dapat meman#aatkan obat dalam mengontrol halusinasinya.
• Klien mau minum obat dengan teratur.
-nter1ensi
!. Diskusikan dengan klien tentang obat untuk mengontrol halusinasinya.K &
• Klien mendapat sistem pendukung keluarga dalam mengontrol
halusinasinya.• Klien mendapat sistem pendukung keluarga.
-nter1ensi
!. Kaji kemampuan keluarga tentang tindakan yg dilakukan dalam merawat klien
bila halusinasinya timbul.
2. Diskusikan juga dengan keluarga tentang cara merawat klien yaitu jangan biarkan
klien menyendiri, selalu berinteraksi dengan klien, anjurkan kepada klien untuk
rajin minum obat, setelah pulang kontrol ! = dalam sebulan.
3. Diagnosa Keperawatan -solasi sosialE menarik diri
ujuan umum
Klien dapat berhubungan dengan orang lain tanpa merasa rendah diri.
ujuan khusus
K !
8/17/2019 Lp Jiwa Halusinasi
14/16
• Klien dapat membina hubungan saling percaya.
• 7kspresi wajah bersahabat, klien nampak tenang, mau berjabat tangan,
membalas salam, mau duduk dekat perawat.
-nter1ensi
!. Bina hubungan saling percaya dengan klien dengan menggunakan9 komunikasi
terapeutik yaitu sapa klien dengan ramah, baik secara 1erbal maupun non 1erbal,
perkenalkan nama perawat, tanyakan nama lengkap klien dan panggilan yang
disukai, jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan menepati janji, bersikap empati dan
menerima klien apa adanya.
2. Dorong klien mengungkapkan perasaannya.
3. Dengarkan klien dengan penuh perhatian dan empati.
K 2
• Klien dapat mengiden#ikasi kemampuan dan sisi positi# yang dimiliki.
• Klien dapat menyebutkan citacita dan harapan sesuai dengan
kemampuannya.
-nter1ensi
!. Diskusikan dengan klien tentang ideal dirinya apa harapan klien bila pulang
nanti dan apa yg menjadi citacitanya.
2. Bantu klien mengembangkan antara keinginan dengan kemampuan yang
dimilikinya.
K 3
• Klien dapat menyebutkan keberhasilan yang pernah dialaminya.
• Klien dapat menge1aluasi dirinya.
-nter1ensi
!. Diskusikan dengan klien keberhasilan yg pernah dialaminya.
2. Klien dapat menyebutkan kegagalan yang pernah terjadi pada dirinya
3. Diskusikan dengan klien kegagalan yang pernah terjadi pada dirinya.
8. Beri rein#orcement positi# atas kemampuan klien menyebutkan keberhasilan dan
kegagalan yang pernah dialaminya.
K 8
8/17/2019 Lp Jiwa Halusinasi
15/16
• Klien dapat membuat rencana yang realistis.
• Klien dapat menyebutkan tujuan yang ingin dicapai.
-nter1ensi
1. Bantu klien merumuskan tujuan yang ingin di capai.
2. Klien dapat membuat keputusan dalam mencapai tujuan.
a. *oti1asi klien untuk melakukan kegiatan yang telah dipilih.
b. Berikan pujian atas keberhasilan yang telah dilakukan.
K &
• Klien dapat meman#aatkan system pendukung keluarga.
• Keluarga memberi dukungan dan ujian.
-nter1ensi
1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentan cara merawat klien dengan harga
diri rendah.
2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.
3. Keluarga memahami jadwal kegiatan harian klien.
a. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
b. elaskan cara pelaksanaan jadwal kegiatan klien di rumah.
c. Anjurkan memberi pujian pada klien setiap berhasil.
DAFTAR PUSTAKA
!. Keliat A. Budi, Akemat. 2!. *odel /raktik Keperawatan /ro#esional iwa. akarta
7'>.2. $tuart ? $undeen. 2&. Buku $aku Keperawatan iwa. akarta 7'>
3. im Direktorat Keswa. $tandar Asuhan Keperawatan iwa, 7disi !, Bandung 5$/
Bandung 2
8/17/2019 Lp Jiwa Halusinasi
16/16