17
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA : RESIKO BUNUH DIRI Disusun guna memenuhi tugas Keperawatan Jiwa Disusun Oleh : Lilik Budi Setiawan PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS PSIK STIKES WIDYA HUSADA

Lp Resiko Budir

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

asuhan keperawatan pada pasien risiko bunuh diri

LAPORAN PENDAHULUANKEPERAWATAN JIWA : RESIKO BUNUH DIRIDisusun guna memenuhi tugas Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :

Lilik Budi SetiawanPROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

PSIK STIKES WIDYA HUSADA

SEMARANG

2013LAPORAN PENDAHULUAN

A. MASALAH UTAMA

Resiko bunuh diriB. PROSES TERJADINYA MASALAH

1. Pengertian

Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk mengakhiri kehidupannya. Menurut Maris, Berman, Silverman, dan Bongar (2000), bunuh diri memiliki 4 pengertian, antara lain:

1) Bunuh diri adalah membunuh diri sendiri secara intensional

2) Bunuh diri dilakukan dengan intensi

3) Bunuh diri dilakukan oleh diri sendiri kepada diri sendiri

4) Bunuh diri bisa terjadi secara tidak langsung (aktif) atau tidak langsung (pasif), misalnya dengan tidak meminum obat yang menentukan kelangsungan hidup atau secara sengaja berada di rel kereta api.

Tanda dan gejala 1) Sedih2) Marah

3) Putus asa

4) Tidak berdaya

5) Memeberikan isyarat verbal maupun non verbal2. PenyebabSecara universal : karena ketidakmampuan individu untuk menyelesaikan masalah. Terbagi menjadi :1) Faktor Genetik2) Faktor Biologis lain3) Faktor Psikososial & LingkunganFaktor genetik (berdasarkan penelitian) :1) 1,5 3 kali lebih banyak perilaku bunuh diri terjadi pada individu yang menjadi kerabat tingkat pertama dari orang yang mengalami gangguan mood/depresi/ yang pernah melakukan upaya bunuh diri.

2) Lebih sering terjadi pada kembar monozigot dari pada kembar dizigot.

Faktor Biologis lain :

Biasanya karena penyakit kronis/kondisi medis tertentu, misalnya:

1) Stroke

2) Gangguuan kerusakan kognitif (demensia)

3) DiabetesPenyakit arteri koronaria

4) Kanker

5) HIV / AIDS

Faktor Psikososial & Lingkungan:

1) Teori Psikoanalitik / Psikodinamika: Teori Freud, yaitu bahwa kehilangan objek berkaitan dengan agresi & kemarahan, perasaan negatif thd diri, dan terakhir depresi.

2) Teori Perilaku Kognitif: Teori Beck, yaitu Pola kognitif negatif yang berkembang, memandang rendah diri sendiri

3) Stressor Lingkungan: kehilangan anggota keluarga, penipuan, kurangnya sistem pendukung sosial3. Akibat Klien dengan resiko bunuh diri dapat melakukan tindakan-tindakan berbahaya atau mencederai dirinya, orang lain maupun lingkungannya, seperti menyerang orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah, dll.

Tanda dan gejala:

a. Memperlihatkan permusuhan.

b. Keras dan menuntut.

c. Mendekati orang lain dengan ancaman.

d. Memberi kata-kata ancaman.

e. Menyentuh orang lain dengan cara menakutkan.

f. Rencana melukai diri sendiri dan orang lain

C. POHON MASALAH

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Resiko bunuh diri

Harga diri rendah D. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI1. Masalah keperawatan 1) Gangguan konsep diri : harga diri rendah

2) Resiko bunuh diri3) Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan2. Data yang perlu dikaji 2) Resiko bunuh diriDS : menyatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja, tak ada gunanya hidup. DO : ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri, pernah mencoba bunuhdiri. 3) Gangguan konsep diri : harga diri rendaha. Data subjektif

a) Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya

b) Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli

c) Mengungkapkan tidak bisa apa-apa

d) Mengungkapkan dirinya tidak berguna

e) Mengkritik diri sendirib. Data objektif

a) Merusak diri sendiri

b) Merusak orang lain

c) Menarik diri dari hubungan sosial

d) Tampak mudah tersinggung

e) Tidak mau makan dan tidak tidur4) Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

a. Data subyektif

Klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang lain, ingin membunuh, ingin membakar atau mengacak-acak lingkungannya.

b. Data obyektif

Klien mengamuk, merusak dan melempar barang-barang, melakukan tindakan kekerasan pada orang-orang disekitarnya.

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko bunuh diri

2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah (HDR)

F. RENCANA TINDAKAN KEPERAWTANDiagnosa 1: Resiko bunuh diriTujuan umum: Klien tidak melakukan percobaan bunuh diri Tujuan khusus:

1) Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan:a. Perkenalkan diri dengan klien b. Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal.c. Bicara dengan tegas, jelas, dan jujur.d. Bersifat hangat dan bersahabat.e. Temani klien saat keinginan mencederai diri meningkat.2) Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri

Tindakan : a. Jauhkan klien dari benda benda yang dapat membahayakan (pisau, silet, gunting, tali, kaca, dan lain lain).b. Tempatkan klien di ruangan yang tenang dan selalu terlihat oleh perawat.c. Awasi klien secara ketat setiap saat.3) Klien dapat mengekspresikan perasaannyaTindakan:a. Dengarkan keluhan yang dirasakan.b. Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan dan keputusasaan.c. Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana harapannya.d. Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaan, kematian, dan lain lain.e. Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukkan keinginan untuk hidup.4) Klien dapat meningkatkan harga diri

Tindakan:a. Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.

b. Identifikasi aspek positif yang dimiliki

c. Dorong klien untuk berfikir positif terhadap diri

d. Dorong klien untuk menghargai diri sebagai individu yang berharga.

e. Bantu mengidentifikasi sumber sumber harapan (misal: hubungan antar sesama, keyakinan, hal hal untuk diselesaikan).5) Klien dapat menggunakan koping yang adaptif

Tindakan:

a. Ajarkan untuk mengidentifikasi pengalaman pengalaman yang menyenangkan setiap hari (misal : berjalan-jalan, membaca buku favorit, menulis surat dll.)

b. Bantu untuk mengenali hal hal yang ia cintai dan yang ia sayang, dan pentingnya terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan tentang kegagalan dalam kesehatan.c. Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang mempunyai suatu masalah dan atau penyakit yang sama dan telah mempunyai pengalaman positif dalam mengatasi masalah tersebut dengan koping yang efektifDiagnosa 2: Gangguan konsep diri : harga diri rendahTujuan umum: meningkatkan kepercayaan diri pasienTujuan khusus:1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Tindakan:

1.1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi.

1.2. Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.

1.3. Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.Tindakan:

2.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

2.2 Hindari penilaian negatif disetiap pertemuan klien

2.3 Utamakan pemberian pujian yang realitas

3. Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan untuk diri sendiri dan keluargaTindakan:

3.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

3.2 Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah

4. Klien dapat merencanakan kegiatan yang bermanfaat sesuai kemampuan yang dimilikiTindakan :4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.

4.2. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang klien lakukan.

4.3. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan

Tindakan :

5.1. Beri klien kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

Tindakan :

6.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien

6.2 Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat

6.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah

6.4 Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluargaDAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan Jiwa.Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGCKeliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGCKeliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGCNurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta : MomediaPerry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah Keperawatan. Jakarta : CV Sagung SetoStuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGCSantosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 2006. Jakarta : Prima Medika.Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Perawatan Psikiatri edisi 3. Jakarta. EGC

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

RESIKO BUNUH DIRIPertemuan

: pertama (1)Kondisi Klien

:

Diagnosa Keperawatan: Resiko Bunuh Diri

Tujuan 1. Tujuan umumKlien dapat terhindar dari resiko bunuh diri2. Tujuan khusus

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Klien mendapat perlindungan dari lingkungannyac. Klien dapat mengungkapkan perasaanyaIntervensi 1. Sapa klien dengan ramah sambil berjabat tangan

2. Perkenalkan diri dengan pasien

3. Temani pasien sampai dia dapat dipindahkan ketempat yang aman

4. Jauhkan semua benda yanga berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas, tali pinggang)

5. Jelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi pasien sampai tidak ada keinginan bunuh diri6. Eksplor keluhan yang dirasa klien

7. Beri dorongan untuk mengungkapkan harapannya

8. Masukkan dalam jadwal harian.Strategi PelaksanaanA. Fase Orientasi1. Salam TerapeutikSelamat pagi mbak, kenalkan saya , biasa di pangil ., saya mahasiswa Keperawatan Stikes Widya Husada Semarang yang bertugas di ruang ini, saya dinas pagi dari jam 7 pagi 2 siang .Nama mbak siapa? kalau boleh saya tahu mbak senang dipanggil siapa? asalnya darimana?

2. Evaluasi/ validasiBagaimana perasaan A hari ini? 3. Kontraka. Topik Bagaimana kalau kita bercakap cakap tentang apa yang A rasakan selama ini?

b. WaktuBerapa lama kita akan berbincang- bincang? Bagaimana kalau 15 menit?c. TempatBagaimana kalau ditempat ini? bagaimana A? bersediakah?B. Fase KerjaBagaimana perasaan A setelah ini terjadi? Apakah dengan bencana ini A paling merasa menderita di dunia ini? Apakah A pernah kehilangan kepercayaan diri? Apakah A merasa tidak berharga atau bahkan lebih rendah dari pada orang lain? Apakah A merasa bersalah atau mempersalahkan diri sendiri? Apakah A sering mengalami kesulitan berkonsentrasi? Apakah A berniat unutuk menyakiti diri sendiri? Ingin bunuh diri atau berharap A mati? Apakah A pernah mencoba bunuh diri? Apa sebabnya, bagaimana caranya? Apa yang A rasakan?Baiklah, tampaknya A membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan untuk mengakhiri hidup. Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar A ini untuk memastikan tidak ada benda benda yang membahayakan A)Karena A tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup A, saya tidak akan membiarkan A sendiriApa yang A lakukan jika keinginan bunuh diri muncul?Kalau keinginan itu muncul, maka akan mengatasinya A harus langsung minta bantuan kepada perawat di ruangan ini dan juga keluarga atau teman yang sedang besuk. Jadi A jangan sendirian ya, katakan kepada teman perawat, keluarga atau teman jika ada dorongan untuk mengakhiri kehidupan.Saya percaya A dapat mengatasi masalah.C. Fase Terminasi1) Evaluasia. SubyektifBagaimana perasaan A sekarang setelah mengetahui cara mengatasi perasaan ingin bunuh diri?b. Obyektif Coba A sebutkan lagi cara tersebut!2) Rencana Tindak Lanjut

Saya akan menemani A terus sampai keinginan bunuh diri hilang. (jangan meninggalkan pasien).

3) Kontrak pertemuan selanjutnya : topic, waktu dan tempat

Topik : A, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi membahas tentang perasaan A secara lanjut yaitu apakah A masih ada keinginan untuk bunuh diri?

Waktu: Kira-kira waktuya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 09.30 WIB, bisa?

Tempat: Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok dimana ya, apa masih disini atau cari tempat lain? Sampai jumpa.