Upload
ida-ayu
View
225
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
biostat
Citation preview
Lembar Tugas MahasiswaNoor Rochmah Ida Ayu Trisno Putri, 1506707455
Peminatan Komunitas
TEORI PROBABILITAS
1. Dasar ProbabilitasProbabilitas atau sering disebut dengan peluang merupakan suatu keputusan yang ada dalam statistik untuk memberikan kemungkinan benar atau salah, dan memberikan kesimpulan tentang terjadinya suatu. Nilai peluang dinyatakan dalam bentuk desimal misalnya 0.5, o.3 dan umumnya terletak antara angka 0 dan 1 ( 0 ≤ P ≤ 1). Apabila peluang bernilai kecil maka kita dapat menyimpulkan bahwa tidak terjadi sesuatu, apabila nilai peliang sebesar 0.5 maka perlu dilakukan alat uji yang sesuai. 3 pendekatan yang ada pada teori peluang:a) Pendekatan klasik/ probabilitas teoritis/pendekatan apiori dimana besar peluang
dapat ditentukan dengan pemikiran logis/ dari teori sebelumnya.peluang dihitung dengan sebuah kejadian (n) dibagi dengan jumlah kemungkian yang terjadi (N). P(e) = n/N. Contoh kejadian kelahiran bayi laki-laki berpeluang sama dengan kelahiran bayi perempuan, maka dapat dituliskan P (laki-laki) = 1 / (1+1) = 0.5.
b) Pendekatan frekuensi relatif / pandangan empiris adalah dimana peluang kejadian yang akan datang ditentukan berdasar frekuensi kejadian di masa lalu, contohnya kejadian masa lalu orang yang sukses pengobatan TB adalah 300.000, terdapat 300 yang membutuhkan pengangan extra, sehingga estimasi peluang seseorang yang sukses pengobatan dan membutuhkan penanganan ekstra sebesar 0,001. Apabila kejadian berulang dalam jumlah yang banyak maka akan dikatakan stabil dan mendekati peluang relatifnya. Kesalahan akan terjadi jika jumlah percobaan terlalu sedikit. Pandangan klasik menggunakan rumus P (E) = lim X/N dan untuk mengetahui hubungan pandangan klasik dan pandangan empiris P (E) = X/N dan P (E) = lim X/N akan sama besar bila nilai N ~.
c) Pendekatan Subejektif, dimana besarnya peluang berdasarkan pertimbangan / pengalaman pribadi terhadap kejadian masa lalu/menebak, digunakan pada kejadian yang jarang. Contoh perawat yang harus memberikan asuhan keperawatan untuk penyakit yang belum pernah ditemui, maka pilihan lain dengan pendekatan subjektif terhadap besarnya peluang kesembuhan.
2. Hukum PerkalianHukum perkalian dilakukan jika terdapat kejadian bebas dan kejadian bersyarat untuk menentukan nilai probabilitas kejadian (intersect/irisan) diantara keduanya. a) Peristiwa bebas / independent merupakan ada / tidaknya kejadian yang
mempengatuhi kejadian lain dengan menggunakan mutuallly exclusive untuk membedakan. Mutually exclusive dilakukan pada independet kejadian yang tidak dapat mempengaruhi kejadian lain, dan pada dua kejadian yang tidak terdapat bias pada saat muncul bersama. P (AB) = P (A) x P (B). Contoh: 1) dadu dilempar 2 kali, peluang keluar angka 5 untuk kedua kalinya adalah: P
(55) = 1/6 x 1/6 = 1/36. 2) Dadu dan koin dilemparkan bersama, peluang keluar hasil lambungan dengan
nilai 3 pada dadu dan sisi H pada koin adalah: P (H) = ½ P (3) = 1/6P (H3) = ½ x 1/6 = 1/12
b) Peristiwa tidak bebas/ bersyarat/ conditional probability apabila kejadian/ketidakjadian mempengaruhi kejadian lain. Peristiwa bersayart
1
disimbolkan dengan P (B | A) .... probabilitas B pada kondisi A/ probabilitas B ketika kejadian A sudah terjadi. Probabilitas bersyarat tidak terdapat pada peristiwa P(A) = P (AB) dan P(B) = P (BA) sehingga dapat dirumuskan : P (AB) = P (A) x P (BA)Contoh: dua kartu yang ditarik dari 1 set kartu memiliki peluang untuk tertarik kartu As keduanya adalah sebagai berikut:Peluang as I adalah 4/52 P (as I) = 4/52
Peluang as II dengan syarat as I sudah tertarik adalah 3/51 P (as IIas I) = 3/51Jadi P (as I as II) = P (as I) x P (as IIas I) = 4/52 x 3/51 = 1/221
3. Hukum Penjumlahan, dimana kedua kejadian saling meniadakan atau terjadi secara bersama dan sering disebut dengan mutual exclusive atau non mutually exclusive. Dua peristiwa dikatakan mutual exclusive apabila satu kejadian yang terjadi akan meniadakan kejadian yang lain untuk terjadi atau saling meniadakan contoh kelahiran anak laki-laki atau perempuan pada ibu dengan kehamilan tunggal. Kejadian A dan kejadian B adalah suatu gabungan antara keduanya tanpa terdapat irisan.
Contoh: terdapat 5 orang untuk dikirim ke tempat KLB diare ( orang A, B, C, D, dan
E) tetapi yang akan dikirim hanya 1 orang. Maka probabilitas D / E yang akan dikirim
adalah P (D E) = 1/5 + 1/5 = 2/5
Kejadian non mutually exclusive merupakan dua kejadian yang dapat terjadi bersama
tetapi tidak selalu terus menerus bersama. Kejadian A dan B adalah gabungan
keduanya, gabungan kejadian A dan B perlu dikurangi jika A dan B punya item yang
sama. Probabilitas pada kondisi dimana terdapat item yang sama antara A dan B
probabilitas A / B adalah probabilitas A ditambah dengan probabilitas B dan
dikurangi probabilitas item yang sama pada kedua kejadian:
P (AB) = P(A) + P(B) – P (AB)
Contoh:
Pada penarikan satu kartu dari satu set kartu bridge, peluang akan terambil kartu as
dan berlian adalah:
P (as) = 4/52
P (berlian) = 13/52
Ada sebuah kartu as dan berlian : P (as berlian) = 1/52
2
P (A B) = P (A) + P (B)P (A B) = 0
A B =
A BAB
A B
P (as berlian) = P (as)+P (berlian) – P (as berlian) = 4/52 + 13/52 – 1/52 =
16/52
Berikut merupakan gambaran tiga peristiwa yang terjadi antara peristiwa A,
B, dan C di mana terdapat beberapa elemen yang sama antara A dan B, A dan C,
begitu pula dengan B dan C. Antara A, B, dan C juga terdapat elemen yang sama
sehingga untuk probabilitas pada ketiga peristiwa ini adalah probabilitas A
ditambah probabilitas B ditambah probabilitas C dikurangi probabilitas elemen
yang sama antara A dan B, dikurangi probabilitas elemen yang sama antara A dan
C, dikurangi probabilitas elemen yang sama antara B dan C dikurangi probabilitas
elemen yang sama antara A, B dan C.
4. Joint probabilitas dan Marginal probabilitas
Dalam keadaan sehari-hari dua variabel yang elemennya joint (kejadian joint,
patungan, irisan, interaksi) biasa disusun di dalam tabel yang disebut tabel kontingensi
(tabel silang). Pada keadaan seperti ini akan terdapat probabilitas joint dan probabilitas
marginal.
Tabel 1 Jumlah pengunjung puskesmas “PQR” menurut jenis kelamin dan umur
Kelamin
UmurWanita
Laki-laki Jumlah
< 30 tahun 60 50 110
> 30 tahun 80 10 90
Jumlah 140 60 200
Probabilitas pengunjung wanita adalah 140/200 = 0,7 (probabilitas marginal).
3
A B
C
P (ABC) = P (A) + P (B) + P (C) – P (AB) – P(AC) – P (CB)+P (ABC)
Probabilitas pengunjung berumur < 30 tahun adalah 110/200 = 0,55 (probabilitas
marginal).
Probabilitas seorang pengunjung wanita dan berumur < 30 tahun adalah 60/200 (joint
probabilitas = interaksi).
5. Probabilitas bersyarat bukan probabilitas joint
Dari tabel di atas, peluang seorang pengunjung adalah wanita dengan syarat berumur <
30 tahun adalah
P (Wberumur < 30 tahun) …………….. ingat rumus probabilitas bersyarat
P (AB) = P (A) x P (BA) P (BA) = P (AB) / P(A)
P (Wberumur < 30 tahun) = (60/200)/(140/200) = 60/140
6. Permutasi dan kombinasi
Dalam menghitung probabilitas dari beberapa kejadian, pertama kita harus
mengetahui beberapa kemungkinan terjadinya peristiwa tersebut. Contohnya terdapat
pada diagram pohon di bawah ini. Pada pelemparan 2 kali 2 mata uang, beberapa
kemungkinan kombinasi dari kedua mata uang tersebut? H=head T=tail. Pada diagram
pohon di bawah ini kemungkinan kombinasi ccdua mata uang tersebut adalah muncul
empat macam: HH, HT, TH, TT.
H T
H T H T
HH HT TH TT
DALIL I: (Kaidah umum pergandaan)
Kalau suatu step (langkah) dari suatu eksperimen menghasilkan (outcome) k hasil
yang berbeda dan step 2 menghasilkan m hasil yang berbeda, maka kedua langkah
eksperimen akan menghasilkan k x m hasil.
Contoh:
Satu koin dilambungkan 2 kali, maka hasilnya adalah 2 x 2 (ruang sampel)
Sebuah dadu dilambungkan 3 kali, maka hasil ruang sampelnya adalah 6 x 6 x6
4
Untuk sampai k egerbang UI Depok seorang mahasiswa dapat melakukannya
dengan 3 cara (bus, kereta, angkot). Dari gerbang UI sampai ke fakultas ada 4
cara (jalan kaki, bus kuning, ojek, menumpang teman), maka cara seorang
mahasiswa akan sampai di fakultas adalah 3 x 4 = 12 cara.
DALIL II Permutasi
Urutan dipentingkan
P = Jumlah permutasi (urutannya dipentingkan)
n = Banyaknya objek
r = Jumlah anggota pasangan
! = Faktorial (3! = 3x2x1), 0! = 1, 1! = 1
Contoh:
Ada tiga cara yang efektif untuk pengobatan pasien Ca yakni bedah (B), radiasi
(Penyinaran = P), dan kemoterapi (obat = O). Ada berapakah cara pengobatan terhadap
pasien Ca apabila kepada masing-masing pasien hanya dua macam terapi yang bias
diberikan?
Penyelesaian:
Untuk pengobatan ini urutan diperlukan karena seseorang yang mendapat terapi bedah
dan penyinaran (B, P) akan berbeda dengan yang mendapat penyinaran lebih dahulu
lalu dibedah (P, B).
Jadi, jumlah cara yang dapat dilaksanakan adalah : BP, BO, PB, PO, OB, OP.
5
DALIL III Kombinasi
Urutan tidak dipentingkan
C = jumlah kombinasi (yang urutannya tidak penting)
n = banyaknya objek
r = jumlah anggota pasangan
Contoh:
Tiga orang pasien digigit ular dan dibawa ke puskesmas. Di puskesmas hanya tersedia
dua dosis antiracun ular. Berapa kemungkinan pasangan yang akan diberikan 2 dosis
tersebut (pasiennya A, B, C)?
Penyelesaian:
2 orang yang berpasangan disini, misalnya A dan B sama saja dengan B dan A. Jadi, di
sini urutannya tidak ada artinya. Maka dalam hal ini pasangan yang terjadi adalah:
Mereka adalah : AB, AC, BC
6
Daftar Pustaka
Budiarto, E. (2001). Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta:
EGC.
Pagano, M. & Gauvreau, K. (1993). Principles of biostatistic. California: Duxbury Press.
Sabri, L. & Hastono, S.P. (2006). Statistika kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers.
7