Lumpuh

  • Upload
    laras

  • View
    39

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANGSel saraf atau neuron berfungsi untuk menerima, meneruskan, dan memproses stimulus. Sel saraf ini juga banyak bagian-bagiannya. Fungsi dari sel saraf ini adalah memicu aktivitas sel tertentu dan pelepasan neurotransmiter dan molekul informasi lainnya. Sel saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor, yang terletak di tubuh baik eksternal maupun internal. Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis yang kemudian akan menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus, sehingga respons terhadap informasi bisa terjadi.Sel saraf ini sendiri terdiri dari banyak bagian-bagian yang kecil dan berfungsi untuk menopang atau mendukung kinerja dari sel saraf itu sendiri. Ketika satu fungsi dari sel saraf ini tidak berfungsi, maka akan menimbulkan efek yang buruk pula bagi tubuh.

1.2 TUJUAN

Adapun tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana anatomi, fisiologi dari otak dan mekanisme kerjanya.

BAB IIPEMBAHASAN

1.1. SKENARIOLUMPUHSeorang laki-laki 18 tahun dibawa ke IGD setelah mengalami kecelakaansepeda motor. Saat masuk ke IGD pasien masih kaget karena baru kecelakaan dan berkeringat dingin serta dada berdebar-debar. Pada pemeriksaan didapatkan pasien masih dalam kondisi sadar tetapi pasien tidak dapat menggerakan kedua tungkai sama sekali dan tidak merasakan sensasi di kulitkedua tungkai. Pemeriksaan refleks KPR dan APR menurun dan refels patologis meningkat.

1.2. TERMINOLOGI1. Reflek patella (KPR) Posisi: Dapat dilakukan dengan duduk atau berbaring terlentang. Cara: Ketukan pada tendon patella. Respon : Ekstensi tungkai bawah karena kontraksim.quadricepsfemoris.2. Reflek achiles Posisi : Pasien duduk dengan posisi kaki menggantung ditepi meja atau dengan berbaring terlentang dengan posisi kaki di atas kaki yang lain. Cara : Ketukan hammer pada tendon achilles. Respon : Plantar fleksi kaki krena kontraksi m.gastroenemius.

1.3. PERMASALAHAN SKENARIO1.Mekanisme sinaps?2.Mekanisme gerak refleks?3.Apa saja yang termasuk refleks fisiologi dan patologi?4. anatomi medulla spinalis?5. Peta dermatom?6. anatomi dan fisiologi neuron?1.4. JAWABAN PERMASALAHAN SKENARIOA. Mekanisme Sinaps1.POTENSIAL MEMBRAN.Membrane sel neuron ( yang tebalnya 50-100 angstrom ) bekerja sebagai suatu sekat pemisah yang amat efektif dan selektif anatara cairan ekstraselular dan cairan intraselular atau intraneuronal (neuroplasma). Didalam ruangan ekstraselular disekitar neuron terdapat cairan dengan kadar ion-ion natrium (Na+) dan chloride (cl-) yang tinggi, sedangkan didalam cairan intraneuronal kadar ion-ion kalium (K+) dan protein (anion) adalah lebih tinggi (Gb. 3). Perbedaan kadar ion-ion tersebut disebabkan oleh karena adanya dua factor: (1) permeabilitas membran neuron yang bersifat selektif terhadap ion-ion tertentu. Ion natrium sukar melalui membran plasma neuron, sedangkan ion kalium relatif lebih mudah mengadakan difusi keluar atau masuk neuron maupun axon; dan (2) adanya suatu pompa metabolic (pompa natrium) yang dapat secara aktif mengeluarkan ion-ion natrium dari dalam sel. Pompa ini memerlukan energy yang dapat diperoleh dari persenyawaan-persenyawaan fosfat yang mengandung energi yang tinggi, adenosine trifosfat dan keratin fosfat.Ion natrium kira-kira 30 persen lebih kecil daripada ion kalium. Strukur molekuler yang menyebabkan ion-ion yang lebih besar dapat melalui membran sel mudah daripada ion-ion yang lebih kecil, masih belum diketahui. Akan tetapi prinsip-perinsip umum yang mendasari sifat diskriminatif pada membran sel ini sudah dipahami. Sifat diskriminatif ini meliputi interaksi antara ion-ion dan bagian-bagian struktur saluran natrium dan kalium di dalam membran sel. Jadi dalam hal ini dikenal mekanisme pembukaan dan penutupan pintu saluran-saluran natrium dan kalium di dalam membran sel (stevens, 1979).Perbedaan komposisi dan kadar ion-ion di dalam dan di luar sel neuron mengakibatkan timbulnya suatu potensial listrik pada permukaan membran neuron (axon), yang disebut potensial membran. Cairan di dalam axon atau sel neuron adalah kira-kira 70 milivolt negative terhadap cairan di luar sel. Ini berarti dalam keadaan istirahat, cairan ekstraselular adalah elektropositif dan cairan intraselular adalah elektro-negatif.Gelombang Depolarisasi atau Impuls SarafSuatu rangsangan pada membran neuron setempat dapat mengakibatkan perubahan-perubahan permeabilitas membran, dengan akibat ion-ion natrium sekarang dapat mengadakan difusi masuk ke dalam sel neuron atau axon. Masuknya ion-ion natrium (yang bermuatan listrik positif) kedalam sel neuron atau axon menyebabkan membran tersebut menjadi positif di dalam dan negatif di luar, sehingga dengan demikian terjadi suatu keadaan yang sebaliknya daripada keadaan istirahat dan peristiwa ini disebut depolarisasi. Proses depolarisasi setempat ini dapat menjalar ke dua arah sebagai gelombang-gelombang depolarisasi (aksi-aksi potensial, impuls-impuls saraf). Dengan kata lain, suatu serat saraf dapat mengantarkan suatu impuls saraf dalam salah satu saraf, yaitu ke arah tubuh sel (dendrit) atau menjauhi tubuh sel neuron (axon), tergantung pada tempat rangsangan.Proses Repolarisasi MembranSegera sesudah suatu gelombang depolarisasi melintasi suatu serat saraf, maka cairan intraneuronal akan bermuatan positif, sebab ada sejumlah besar ion-ion natrium masuk ke dalam serat saraf tersebut. Akan tetapi, ion-ion kalium masih tetap dapat lebih leluasa mengadakan difusi keluar sel (keluar serat saraf tersebut) dengan membawa muatan listrik seperti sediakala, yaitu elektronegatif di sebelah dalam dan elektropositif di sebelah luar membran sel; proses ini disebut repolarisai. Proses repolarisasi ini biasanya juga bermula di daerah yang sama pada serat saraf, tempat proses depolarisasi sebelumnya dimulai. Apabila suatu impuls sedang berjalan melalui suatu serat saraf, maka serat saraf tersebut tidak dapat mengantarkan impuls lainnya sebelum proses repolarisasi terjadi, walalupun digunakan suatu rangsangan yang kuat. Fase ini disebut fase refrakter (yang berkisar antara 1/2500 detik pada serat saraf yang tebal sampai 1/250 detik padaserat saraf halus). Pengembalian Keseimbangan Ion Sesudah Pengantaran Suatu ImpulsSesudah suatu sera saraf mengalami proses repolarisasi, maka ion-ion natrium yang telah bergerak masuk ke dalam dan ion-ion kalium yang telah mengadakan difusi keluar membran sel, harus kembali ke sisi-sisi membran sel asalnya. Pengeluaran ion-ion natrium selanjutnya dari dalam keluar membran sel dilaksanakan melalui suatu mekanisme pompa natrium, seperti telah diuraikan di atas. Pengeluaran ion-ion kalium ke dalam serat saraf (sel) kembali.Akan tetapi perlu ditekankan di sini bahwa pada keadaan-keadaan pompa natrium itu tidak bekerja, sejumlah besar impuls masih tetap dapat diantarkan melalui serat saraf tersebut, sebelum pengantaran impuls-impuls itu berhenti samasekali. Hal ini disebabkan karena ada sejumlah kecil ion natrium yang memasuki serat saraf itu pada saat pengantaran satu impuls, sehingga diperlukan pengantaran jumlah impuls berikutnya yang sangat besar untuk dapat memasukkan cukup banyak ion-ion natrium ke dalam serat saraf supaya dapat menimbulkan terhentinya pengantaran samasekali. . 2. Mekanisme gerak refleks dalam tubuhMekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi secara tiba-tiba diluar kesadaran kita. Refleks fleksor, penarikan kembali tangan secara refleks dari rangsangan yang berbahaya, merupakan suatu reaksi perlindungan. Refleks ekstersor (polisinaps), rangsangan dari reseptor perifer yang mulai dari fleksi pada anggota badan dan juga berkaitan dengan ekstensi anggota badan. Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan pada tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar. Misalnya, menutup mata pada saat terkena debu.Untuk terjadinya gerak refleks maka dibutuhkan struktur sebagai berikut : organ sensorik yang menerima inspuls misalnya kulit. Serabut saraf sensorik yang menghantarkan inpuls tersebut menuju sel-sel ganglion radiks posterior dan selanjutnya serabut sel-sel akan meneruskan impuls-impuls menuju subtansi pada kornu posterior medula spinalis. Sumsum tulang belakang menghubungkan antara impuls menuju kornu medula spinalis. Sel saraf motorik menerima impuls dan menghantar impuls-impuls ini melalui serabut motorik. Organ motorik melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh impuls saraf motorik.Kegiatan sistem saraf pusat ditampilkan dalam bentuk kegiatan refleks. Dengan kegiatan refleks dimungkinkan terjadinya hubungan kerja yang baik dan tepat antara berbagai organ yang terdapat dalam tubuh manusia dan hubungan dengan keadaan sekelilingnya. Refleks adalah respons yang tidak berubah terhadap perangsangan yang terjadi diluar kehendak. Rangsangan ini merupakan reaksi organisme terhadap perubahan lingkungan baik di dalam maupun di luar organisme yang melibatkan sistem saraf pusat dalam memberikan jembatan (respons) terhadap rangsangan. Refleks dapat berupa peningkatan maupun penurunan kegiatan, misalnya kontraksi atau relaksasi otot, kontraksi atau dilatasi pembuluh darah. Dengan adanya kegiatan refleks, tubuh mampu mengadakan reaksi yang cepat terhadap berbagai perubahan diluar maupun didalam tubuh disertai adaptasi terhadap perubahan tersebut. Dengan demikian seberapa besar peran sistem saraf pusat dapat mengatur kehidupan organisme.3. REFLEK FISIOLOGIS DAN PATOLOGISRefleks adalah respon yang tidak berubah terhadap perangsangan yang terjadi di luar kehendak, atau dengan kata lain refleks adalah respon yang terjadi secara otomatis tanpa usaha sadar. Rangsangan ini merupakan reaksi organisme terhadap perubahan lingkungan baik di dalam maupun di luar organisme yang melibatkan sistem saraf pusat dalam memberikan jembatan (respons) terhadap rangsangan. Jalur jalur saraf saraf yang berperan dalam pelaksanaan aktivitas refleks dikenal sebagai lengkung refleks. Secara sederhana lengkung refleks terdiri dari organ reseptor, neuron aferen, neuron efektor dan organ efektor. Sebagai contoh ialah refleks patella. Pada otot terdapat serabut intrafusal sebagai organ reseptor yang dapat menerima sensor berupa regangan otot, lalu neuron aferen akan berjalan menuju medula spinalis melalui ganglion posterior medulla spinalis. Akson neuron aferen tersebut akan langsung bersinaps dengan lower motor neuron untuk meneruskan impuls dan mengkontraksikan otot melalui serabut ekstrafusal agar tidak terjadi overstretching otot. Namun begitu lengkung refleks tidak hanya menerima respon peregangan saja, sebagai contoh respon sensorik kulit, aponeurosis, tulang, fasia, dll. Gerakan reflektorik dapat dilakukan oleh semua otot seran lintang (Martini, 2006;Snell, 2002).Refleks dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu reflek fisiologis dan reflek patologis. Reflek fisiologis merupakan reflek yang terjadi pada orang yang normal, sedangkan reflek patologi merupakan reflek yang terjadi akibat adanya gangguan pada sistem saraf.

A. REFLEK FISIOLOGISReflek Fisiologis merupakan reflek yang terdapat pada orang yang normal. Pemeriksaan reflek fisiologis merupakan satu kesatuan dengan pemeriksaan neurologi lainnya, dan terutama dilakukan pada kasus-kasus mudah lelah, sulit berjalan, kelemahan/kelumpuhan, kesemutan, nyeri otot anggota gerak, gangguan trofi otot anggota gerak, nyeri punggung/pinggang gangguan fungsi otonom.Interpretasi pemeriksaan refleks fisiologis tidak hanya menentukan ada/tidaknya tapi juga tingkatannya. Adapun kriteria penilaian hasil pemeriksaan refleks fisiologis adalah sebagai berikut:Tabel 1. Skala Penilaian Reflek TendonTendon Reflex Grading Scale

GradeDescription

0Absent

+/1+Hypoactive

++/2+Normal

+++/3+Hyperactive without clonus

++++/4+Hyperactive with clonus

Suatu refleks dikatakan meningkat bila daerah perangsangan meluas dan respon gerak reflektorik meningkat dari keadaan normal. Rangsangan yang diberikan harus cepat dan langsung, kerasnya rangsangan tidak boleh melebihi batas sehingga justru melukai pasien. Sifat reaksi setelah perangsangan tergantung tounus otot sehingga otot yang diperiksa sebaiknya dalam keadaan sedikit kontraksi, dan bila hendak dibandingkan dengan sisi kontralateralnya maka posisi keduanya harus simetris.Terdapat banyak jenis reflek fisiologis, namun dalam tulisan ini di jabarkan beberapa reflek yang sering digunakan atau sering di lakukan tes terhadap reflek tersebut. Dalam tulisan ada 2 kategori reflek fisiologis yang akan dijabarkan, yaitu: reflek fisiologis pada bayi dan reflek fisiologis secara umum atau pada orang dewasa.1. Jenis-jenis Reflek Fisiologis Pada Bayi Flexor WithdrawalPosisi: terlentang, kepala mid position, tungkai ekstensi Stimulasi: pada telapak kakiReaksi: menarik tungkai kearah fleksi Normal: hingga umur 2 bulan. Extensor ThrustPosisi: terlentang, kepala mid position, satu tungkai fleksi Stimulasi: pada telapak kaki yang fleksi Reaksi: mendorong tungkai kearah ekstensi Normal: hingga umur 2 bulan. Crossed ExtensionPosisi: terlentang, kepala mid position, satu tungkai fleksi Stimulasi: fleksi kan tungkai yang lurus Reaksi: tungkai lain akan ekstensi Normal: hingga umur 2 bulan ATNR (Asymetric Tonic Neck Reflex)Posisi: terlentang, kepala mid position, lengan tungkai lurus Stimulasi: putar kepala kesamping Reaksi: ekstensi lengan tungkai homolateral, fleksi lengan tungkai heterolateral Normal: hingga umur 4-6 bulan. STNR (Symetric Tonic Neck Reflex)Posisi: terlentang, kepala mid position, lengan tungkai lurus Stimulasi: fleksi kan kepala Reaksi: ekstensi tungkai, fleksi lengan Normal: hingga umur 4-6 bulan. Tonic Labyrinthine SupinePosisi: terlentang, kepala mid position, lengan tungkai lurus Stimulasi: lengan/tungkai diflesikan Reaksi: tonus ekstensor dominan Normal: hingga umur 4 bulan. Tonic Labyrinthine PronePosisi: terlungkup. Stimulasi: lengan/tungkai diluruskan Reaksi: tonus ekstensor dominan Normal: hingga umur 4 bulan. Reaksi AsosiasiPosisi: terlentang.Stimulasi: disuruh meremas Reaksi: tangan/lengan yg berlawanan ikut kontraksi Normal: umur lebih dari12 bulan. Positif Supporting ReactionPosisi: pasien disangga saat berdiri menggantung.Stimulasi: tekankan tungkai pd lantai sesaat Reaksi: tonus ekstensor knee, plantar fleksor meningkat Normal: umur kurang dari 4 bulan. Negatif Supporting ReactionPosisi: pasien disangga posisi berdiri menggantung.Stimulasi: tekankan tungkai pada lantai sesaat kemudian diangkat kembali Reaksi: tonus fleksor tungkai meningkat Normal: umur kurang dari 4 bulan. Neck RightingPosisi: terlentang, kepala mid position, lengan tungkai lurus Stimulasi: putar kepala satu sisi Reaksi: badan ikut rotasi Normal: umur kurang dari 10 bulan Body Righting Action On The BodyPosisi: terlentang, kepala mid position, lengan tungkai lurus Stimulasi: putar kepala satu sisi Reaksi: rotasi segmental trunk diawali dari shoulder hingga pelvicNormal: umur kurang dari 6 bulan Reaksi Keseimbangan pada KepalaPosisi: tengkurap, badan disangga dengan mata tertutup Stimulasi: biarkan beberapa detik Reaksi: kepala terangkat kepss normalNormal: Umur sekitar 2-3 bulan Optical Righting Posisi: tengkurap, badan disangga dengan mata tertutup Stimulasi: biarkan beberapa detik Reaksi: kepala terangkat dan memandang kedepanNormal: umur sekitar 2-3 bulan Amphibian ReactionPosisi: tengkurap Stimulasi: angkat pelvic satu sisi Reaksi: lengan tungkai otomatis fleksiNormal: umur lebih dari 6 bulan MoroPosisi: terlentang Stimulasi: buat kejutan Reaksi: lengan abd dan ekstensi atau terjadi gerakan badan yang lainNormal: umur 0-4 bulan

Landau Posisi: dada disangga dengan posisi tengkurap Reaksi: ekstensor meningkat Normal: umur 6 24 bulan Parachute Posisi: tengkurep lengan diatas kepala Stimulasi: angkat os pada pelvisnya dan dorong kedepan Reaksi: ekstensi lengan dan jari membuka.Normal: Umur lebih dari 6 bulan Reaksi Keseimbangan ( lebih dari 6 bulan) 1. Posisi: terlentang/terlungkup pd lengan tungkai lurus Stimulasi: angkat papan pada satu sisi Reaksi: lengan abduksi dan ekstensi lengan dan tungkai 2. Posisi: merangkak/duduk/berdiri disangga lutut/berdiri Stimulasi: dorong keberbagai arah Reaksi: kepala bertahan pada posisi tegak, ekstremitas berlawanan terangkat untuk keseimbangan atau ekstremitas bereaksi utk menyangga.

2. Jenis-jenis Reflek Fisiologis Secara Umuma. Reflek Biceps: Posisi: Dilakukan dengan pasien duduk, dengan membiarkanlengan untuk beristirahat di pangkuan pasien, atau membentuk sudut sedikit lebih dari 90 derajat di siku. Minta pasien memflexikan di siku sementara pemeriksa mengamati dan meraba fossa antecubital. Tendon akan terlihat dan terasa seperti tali tebal. Cara : Ketukan pada jari pemeriksa yang ditempatkan pada tendon m.biceps brachii, posisi lengan setengah diketuk pada sendi siku. Respon : Fleksi lengan pada sendi siku.

b. Reflek Triceps Posisi: Dilakukan dengan pasien duduk. dengan Perlahan tariklengan keluar dari tubuh pasien, sehingga membentuk sudut kanan di bahu. atau Lengan bawah harus menjuntai ke bawah langsung di siku.Cara: Ketukan pada tendon otot triceps, posisi lengan fleksi padasendi siku dan sedikit pronasi.Respon: Ekstensi lengan bawah pada sendi siku.

c. Reflek brachioradialis Posisi: Dapat dilakukan dengan duduk. Lengan bawah harusberistirahat longgar di pangkuan pasien (hampir sama dengan posisi pada reflek biceps).Cara : Ketukan pada tendon otot brachioradialis (Tendon melintasisisi ibu jari pada lengan bawah) jari-jari sekitar 10 cm proksimal pergelangan tangan. posisi lengan fleksi pada sendi siku dan sedikit pronasi. Respon: Fleksi pada lengan bawah, supinasi pada siku dan tangan.

d. Reflek patellaPosisi: Dapat dilakukan dengan duduk atau berbaring terlentang. Cara : Ketukan pada tendon patella.Respon : Ekstensi tungkai bawah karena kontraksim.quadricepsfemoris.

e. Reflek achiles Posisi : Pasien duduk dengan posisi kaki menggantung di tepi mejaatau dengan berbaring terlentang dengan posisi kaki di atas kaki yang lain.Cara : Ketukan hammer pada tendon achilles. Respon : Plantar fleksi kaki krena kontraksi m.gastroenemius.

f. Withdrawl ReflekReflek withdrawl merupakan salah satu reflek yang memiliki fungsi sebagai proteksi tubuh ketika ada stimulus yang dapat mengancam atau membahayakan kita. Ketika terdapat stimulus yang mengancam, secara tidak sadar tubuh akan segera menghindar dari stimulus tersebut.Posisi: Salah satu cara untuk mengetes reflek withdrawl ini adalahdengan pasien dalam keadaan duduk, letakkan tangan pasien di atas meja dalam keadaan siku posisi ekstensi.Cara: Alihkan fokus pasien agar tidak tertuju pada lengan, setelahitu berikan stimulus dengan jarum steril pada lengan.Respon: Berupa fleksi lengan menjauhi stimulus yang diberikan.B. REFLEK PATOLOGIS Reflek Patologis merupakan reflek yang terjadi karena adanya gangguan atau kerusakan sistem saraf pusat. Kondisi seperti ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan sistem saraf.Jenis-jenis Reflek Patologis : a. Reflek Babinski: Posisi: Pasien diposisikan berbaring terlentang dengan kedua kakidiluruskan, posisi tangan kiri pemeriksa memegang pergelangan kaki pasien agar kaki tetap pada tempatnya.Cara: Lakukan penggoresan telapak kaki bagian lateral dariposterior ke anterior.Respon: Positif apabila terdapat gerakan dorsofleksi ibu jari kaki danpengembangan jari kaki lainnya.

b. Reflek Chaddok Cara: Penggoresan kulit dorsum pedis bagian lateral sekitarmaleolus lateralis dari posterior ke anterior.Respon: Positif apabila ada gerakan dorsofleksi ibu jari, disertaipengembangan jari-jari kaki lainnya (reflek seperti babinski).

c. Reflek Schaeffer Cara: Menekan tendon achilles. Respon: Amati ada tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari kaki,disertai mekarnya (fanning) jari-jari kaki lainnya.

d. Reflek Oppenheim Cara: Penggoresan atau pengurutan dengan cepat krista anteriortibia dari proksiml ke distal.Respon: Amati ada tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari kaki,disertai mekarnya (fanning) jari-jari kaki lainnya. e. Reflek Gordon Cara: Memberi penekanan pada musculus gastrocnemius (ototbetis).Respon: Amati ada tidaknya gerakan dorsofleksi ibu jari kaki,disertai mekarnya (fanning) jari-jari kaki lainnya.

f. Ankle ClonusPosisi: Pasien tidur terlentang atau setengah duduk.Cara: Lutut dalam posisi fleksi, dan dengan cara manual lakukangerakan dorsofleksi secara kejut.Respon: Positif bila terjadi gerakan dorsi/plantar fleksi yang terusmenerus.

g. Knee ClonusPosisi: Pasien dalam posisi duduk di tepi bed.Cara: Dilakukan ketukan dengan reflek hammer pada tendonPatella.Respon: Positif bila terjadi terjadi gerakan fleksi/ekstensi yang terusmenerus pada lututnya.

4.ANATOMI MEDULA SPINALISMedula spinalis adalah suatu silinder panjang langsing jaringan saraf yang berjalan dari batang otak. Struktur ini memiliki panjang 45 crn (18 inci) dan garis tengah 2 cm (seukuran jempol tangan anda).Medula spinalis berjalan melalui kanalis vertebralis dan dihubungkan dengan nervus spinalis. Medula spinalis, yang keluar melalui sebuah lubang besar di dasar tengkorak dan dibungkus oleh kolumna vertebralis protektif sewaktu turun melalui kanalis vertebralis. Dari medula spinalis keluar pasangan-pasangan nervus spinalis melalui ruang-ruang yang terbentuk antara lengkung tulang berbentuk sayap vertebra-verteb yangberdekatan. Nervus spinalis diberi nama sesuai bagian dari kolumna vertebralis tempat keluarnya. terdapat 8 pasang nervus servikalis (leher) (yaitu Cl - C8), 12 pasang nervus torakalis (dada),5 pasang nervus lumbalis (perut), 5 pasang nervus sakralis, dan I pasang nervus koksigeus (tulang ekor). Medula spinalis itu sendiri memanjang hanya setinggi vertebra lumbalis perrama atau kedua (sekitar pinggang) sehingga akar-akar saraf sisanya sangat memanjang. Berkas tebal akar-akar sarafyang memanjang di dalam kanalis vertebralis bawah ini disebut kauda ekuina ("ekor kuda') karenapenampilannya.

(Sherwood,Lauralee.2002.Fisiologi Manusia Dari sel ke system.Edisi 6.Jakarta: Buku Kedokteran EGC)

Substansia alba medula spinalis tersusunmembentuk jaras-jaras.Meskipun terdapat sedikit variasi regional, namun anatomi potong-lintang medula spinalis umumnya sama di seluruh panjang medula. Berbeda dari substansia grisea yang membentuk selubung luar pembungkus substansia alba di otak, substansia grisea di medula spinalis membentuk suatu regio berbentuk kupu-kupu di sebelah dalam dikelilingi oleh substansia alba di sebelah luar. Seperti di otak, substansia grisea medula terutama terdiri dari badan sel neuron dan dendrit-dendritnya, antarneuron pendek, dan sel glia. Substansia alba tersusun membentuk banyak jaras (traktus), yaitu berkas serat-serat saraf (akson antar neuron yang panjang) dengan fungsi serupa. Berkas-berkas tersebut berkelompok menjadi kolom (kolumna) yang berjalan di sepanjang medula. Masing-masing jaras ini berawal atau berakhir di daerah tertentu di otak, dan masing-masing menyalurkan jenis informasi tertentu. Sebagian adalah traktus asendens (medula spinalis ke otak) yang menyalurkan sinyal dari masukan aferen ke otak. Yang lain adalah traktus desendens (otak ke medula spinalis) yang menyampaikan pesan dari otak ke neuron eferen. Traktus biasanya dinamai berdasarkan asal dan terminasinya. Sebagai contoh, traktus spinoserebelaris ventralis adalah jalur asendens yang berasal dari medula spinalis dan berjalan di tepi ventral (ke arah depan) medula dengan beberapa sinaps sepanjang perjalanannya sampai akhirnya berakhir di serebelum. Tiaktus ini membawa informasi yang berasal dari reseptor-reseptor regang otot yang telah disalurkan ke medula spinalis oleh serat-serat aferen untuk digunakan oleh spinoserebelum. Sebaliknya, traktus kortikospinalis ventralis adalah jalur desendens yang berasal dari regio motorik korteks serebri, kemudian turun di bagian ventral medula spinalis, serta berakhir di medula spinalis di badan sel neuron-neuron motorik eferen yang menyarafi otot rangka. Karena berbagai jenis sinyal dibawa di traktus-traktus yang berbeda di dalam medula spinalis maka kerusakan di bagian tenenru medula dapat mengganggu sebagian fungsi sementara fungsi lain tidak terganggu.

Masing-masing tanduk (kornu) substansia griseamedula spinalis mengandung jenis badan sel neuron yang berbeda.Substansia grisea yang terletak sentral juga tersusun secara fungsional (Gambar 5-29). Kanalis sentralis, yang terisi oleh CSS, terletak di bagian tengah substansia grisea. Masingmasing belahan substansia grisea terbagi menjadi tanduk (kornu) dorsal (posterior; ke arah punggung), tandukventral (anterior), dan tanduk lateral. Tanduk dorsal mengandung badan sei antarneuron tempat berakhirnya neuron aferen. Thnduk ventral mengandung badan sel neuron motorik eferen yang menyarafi otot rangka. Serat-serat saraf otonom yang menyarafi otot jantung dan otot polos serta kelenjar eksokrin berasal dari badan sel yang terletak di tanduk lateral.

5.PETA DERMATOMDermatom adalah area kulit yang dipersarafi terutama oleh satu saraf spinalis. Ada 8 saraf servikal, 12 saraf torakal, 5 saraf lumbal dan 5 saraf sakral. Masing masing saraf menyampaikan rangsangan dari kulit yang dipersarafinya ke otak.Sepanjang dada dan perut dermatom seperti tumpukan cakram yang dipersarafi oleh saraf spinal yang berbeda.Sepanjang lengan dan kaki, pola ini berbeda: dermatom berjalan secara longitudinal sepanjang anggota badan. Meskipun pola umum sama pada semua orang, daerah yang tepat dari inervasi merupakan keunikan untuk individu sebagai sidik jari.Manfaat KlinikDermatom sangat bermanfaat dalam bidang neurologi untuk menemukan tempat kerusakan saraf saraf spinalis. Karena kesakitan terbatas dermatom adalah gejala bukan penyebab dari dari masalah yang mendasari, operasi tidak boleh sekalipun ditentukan oleh rasa sakit. Sakit di daerah dermatom mengindikasikan kekurangan oksigen ke saraf seperti yang terjadi dalam peradangan di suatu tempat di sepanjang jalur saraf.Virus yang menginfeksi saraf tulang belakang seperti infeksi herpes zoster (shingles), dapat mengungkapkan sumbernya dengan muncul sebagai lesi pada dermatom tertentu . Herpes zoster merupakan virus yang dormant di dalam ganglion dorsalis, bermigrasi sepanjang saraf spinalis dan hanya mempengaruhi daerah kulit yang dipersarafi oleh saraf tempat virus tersebut menetap. Gejala biasanya unilateral tetapi dalam keadaan kekebalan tubuh menurun, mereka lebih cenderung menjadi bilateral dan simetris, yang berarti bahwa virus ada pada kedua ganglia dari ganglion dorsalis.Pembagian Dermatom Tubuh C2 - posterior half of the skull cap C3 - area correlating to a high turtle neck shirt C4 - area correlating to a low-collar shirt C6 - (radial nerve) 1st digit (thumb) C7 - (median nerve) 2nd and 3rd digit C8 - (ulnar nerve) 4th and 5th digit, also the funny bone T4 - nipples. T5 - Inframammary fold. T6/T7 - xiphoid process. T10 - umbilicus (important for early appendicitis pain) T12 - pubic bone area. L1 - inguinal ligament L4 - includes the knee caps S2/S3 - genitalia

6.Anatomi dan Fisiologi Neuron

Image via Wikipedia

Anatomi dan FisiologiSel saraf atau neuron berfungsi untuk menerima, meneruskan, dan memproses stimulus; memicu aktivitas sel tertentu; dan pelepasan neurotransmiter dan molekul informasi lainnya. Sel saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor, yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor somatik) maupun internal (reseptor viseral). Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di sepanjang saraf sampai ke otakdan medulla spinalis yang kemudian akan mengintepretasi dan mengintegrasi stimulus, sehingga respons terhadap informasi bisa terjadi. Impuls dari otak dan medula spinalis memperoleh respons yang sesuai dari otot dan kelenjar tubuh, yang disebut efektor.Kebanyakan neuron terdiri atas 3 bagian yaitu:1. Dendrit Merupakan cabang panjang yang dikhususkan menerima stimulus dari lingkungan sel-sel epitel sensorik atau dari neuron lain. Dendrit umumnya pendek dan bercabang-cabang mirip pohon. Dendrit menerima banyak sinaps dan merupakan tempat penerimaan sinyal dan pemrosesan utama neuron. Kebanyakan sel saraf memiliki banyak dendrit yang sangat memperluas daerah penerimaan sel. Percabangan dendrit memungkinkan sebuah neuron untuk menerima dan mengintegrasi sejumlah besar akson terminal dari sel saraf lain. Diperkirakan bahwa sejumlah 200.000 akson terminal membentuk hubungan fungsional dengan dendrit sel purkinje di serebelum. Jumlah tersebut mungkin lebih besar lagi dari sel saraf lain. Neuron bipolar, dengan hanya satu dendrit, tidak banyak dijumpai dan hanya terdapat pada tempat khusus.berbeda dari akson yang memiliki diameter tetap dari satu ujung ke ujung lain, dendrit makin mengecil setiap kali bercabang. Komposisi sitoplasma di basis dendrit, dekat dengan badan neuron, mirip dengan komposisi sitoplasma perikarion namun tak mengandung kompleks golgi. Kebanyakan sinaps yang berkontak dengan neuron terdapat di spina (ujung-ujung) dendrit, yang umumnya merupakan struktur berbentuk jamur (bagian kepala membesar, dihubungkan pada batang dendrit oleh bagian leher yang lebih sempit), spina berfungsi penting dan berjumlah banyak, yaitu sekitar 1014 untuk korteks serebri manusia. Spina dendrit merupakan tempat pemrosesan pertama bagi sinyal sinaptik yang tiba di neuron. Peralatan pemrosesan terdapat dalam suatu kumpulan protein yang melekat pada permukaan sitosoldari membran pascasinaptik jauh sebelum fungsinya diketahui. Spina dendrit ikut serta dalam perubahan plastis yang mendasari proses adaptasi belajar dan mengingat. Spina-spina tersebut merupakan struktur dinamis dengan plastisitas morfologi berdasarkan protein aktin sitoskeleton yang berhubungan dengan perkembangan sinaps dan adaptasi fungsionalnya pa orang dewasa.

2. Badan Sel (Perikarion) Badan akson yang merupakan pusat trofik untuk keseluruhan sel saraf dan juga berfungsi menerima stimulus. Badan sel yang disebut juga perikarion adalah bagian neuron yang mengandung inti dan sitoplasma di sekelilingnya dan tidak mencakup cabang-cabang sel. Badan sel terutama merupakan pusat trofik, meskipun struktur ini juga dapat menerima impuls. Perikarion di kebanyakan neuron menerima sejumlah besar ujung saraf yang membawa stimulus eksitatorik atau inhibitorik yang datang dari sel saraf lain.Kebanyakan sel saraf memiliki inti eukromatik bulat dan sangat besar dengan anak inti yang sangat nyata. Sel saraf binukleus terlihat dalam ganglia simpatis dan sensorik. Kromatin halus tersebar merata yang menggambarkan tingginya aktivitas sintesis di sel-sel ini.Badan sel mengandung suatu retikulum endoplasma kasar yang berkembang sangat baik, berupa kelompok-kelompok sisterna paralel. Di dalam sitoplasma diantara sisterna terdapat banyak poliribosom yang memberi kesan bahwa sel-sel ini menyintesis protein struktural dan protein transpor. Bila dipulas dengan pewarnaan yang cocok, retikulum endoplasma kasar dan ribosom bebas tampak sebagai daerah bergranul basofilik di bawah mikroskop cahaya yang disebut badan nissl. Jumlah badan nissl bervariasi sesuai jenis neuron dan keadaan fungsionalnya. Badan nissl sangat banyak dijumpai dalam sel saraf besar seperti neuron motorik. Kompleks golgi hanya terdapat dalam badan sel dan terdiri atas banyak deretan paralel sisterna licin yang tersusun disekitar tepi inti. Mitokondria banyak dijumpaikhususnya dalam akson terminal. Mitokondria tersebar dalam sitoplasma badan sel.Neurofilamen (filamen intermediet berdiameter 10 nm) banyak dijumpai dalam perikarion dan cabang sel. Neurofilamen bergabung sebagai akibat darikerja bahan fiksasi tertentu. Bila diimpregnasi dengan perak, neurofilamen akan membentuk neurofibril, yang akan tampak dengan mikroskop cahaya. Neuron juga mengandung mikrotubulus yang identik dengan mikrotubulus yang terdapat pada banyak sel lain. Sel saraf kadang-kadang mengendung inklusi pigmen, seperti lipofuksin, yakni suatu residu materi yang tak tercerna oleh lisosom

3. AksonYang merupakan suatu cabang tunggal yang dikhususkan untuk menciptakan atau menghantarkan impuls saraf ke sel-sel lain (sel saraf, sel otot, dan sel kelenjar). Akson dapat juga menerima informasi dari neuron lain; informasi ini terutama memodifikasi transmisi potensial aksi ke neuron lain. Bagian distal dari akson umumnya bercabang dan membentuk ranting-ranting terminal. Setiap cabang ranting berakhir pada sel berikutnya berupa pelebaran yang berinteraksi dengan neuron atau sel selain neuron, dan membentuk struktur yang disebut sinaps. Sinaps meneruskan informasi ke sel berikutnya dalam sirkuit.Kebanyakan neuron hanya memiliki satu akson; ada sejumlah kcil yang tidak mempunyai akson sama sekali. Sebuah akson merupakan cabang silindris dengan panjang dan diameter yang bervariasi, sesuai jumlah neuronnya. Meskipun ada neuron dengan akson pendek, akson umumnya berukuran panjang. Misalnya akson sel motorik di medula spinalis yang mempersarafi otot kaki harus memiliki panjang sampai 100 cm (sekitar 40 inci). Semua akson berasal adri daerah berbentuk piramida pendek, yaitu muara akson, yang umumnya muncul dari perikarion. Membrn plasma di akson disebut aksolemma, isinya dikenal sebagai aksoplasma.Pada neuron yang membentuk akson bermielin, bagian akson diantara muara akson dan titik awal mielinisasi disebut segmen inisial. Segmen ini merupakan tempat berkumpulnya berbagai stimulus yang merangsang dan menghambat pada neuron, yang dijumlahkan secara aljabar, dan menghasilkan keputusan untuk meneruskan atau tidak meneruskan suatu potensial aksi atau impuls saraf. Diketahui bahwa beberapa jenis kanal tersebut penting untuk mengadakan perubahan potensial listrik yang membentuk potensial aksi. Berbeda dengan dendrit, akson memiliki diameter yang tetap dan tidak bercabang banyak. Kadang-kadang segera setelah keluar dari badan sel, akson menghasilkan sebuah cabang yang kembali ke daerah badan sel saraf. Semua cabang akson dikenal sebagai cabang kolateral. Sitoplasma akson (aksoplasma) mengandung mitokondria, mikrotubulus neurofilamen dan sejumlah sisterna retikulum endoplasma halus. Tidak ada poliribosom dan retikulum endoplasma kasar memperjelas ketergantungan akson pada perikarion untuk mempertahankan diri. Jika akson dipotong, bagian perifernya akan berdegenerasi dan mati. Terdapat lalu lintas dua arah yang sibuk dari molekul besar dan kecil di sepanjang akson.Makromolekul dan organel yang disintesis di dalam badan sel akan diangkut secara kontinu oleh suatu aliran anterograd disepanjang akson ke bagian terminalnya. Aliran anterograd berlangsung dengan 3 kecepatan yang berbeda. Aliran lambat (beberapa milimeter per hari) mengangkut protein dan mikrofilamen. Aliran dengan kecepatan sedang mengangkut mitokondria dan aliran cepat (100 kali lebih cepat) mengangkut zat yang ditampung dalam vesikel, yang diperlukan di akson terminal selama transmisi saraf berlangsung.Bersamaan dengan aliran anterograd, aliran retrograd dalam arah berlawanan mengangkut sejumlah molekul ke badan sel, termasuk zat yang masuk melalui endositosis (meliputi virus dan toksin). Proses ini digunakan untuk mempelajari jalur-jalur neuron; peroksidase atau zat penanda yang lain disuntikkan ke daerah dengan akson terminalnya, dan penyebarannya diikuti dalam selang waktu tertentu.Protein motorik yang terkait dengan aliran akson meliputi dinein, suatu protein dengan aktivitas ATPase yang terdapat dalam mikrotubulus (berhubungan dengan aliran retograd) dan kinesin, yakni suatu mikrotubulus yang teraktivasi-ATPase yang mempercepat aliran anterograd dalam akson ketika melekat pada vesikel.

Klasifikasi NeuronBerdasarkan jumlah prosesusnya neuron diklasifikasikan menjadi:1. Neuron Unipolar. Neuron unipolar mempunyai satu tonjolan yang kemudian bercabang dua dekat dengan badan sel. Satu cabang menuju ke perifer sedangkan cabang yang lain berjalan menuju SSP.Contoh: neuron sensorik saraf spinal.

2. Neuron Bipolar.Neuron bipolar mempunyai dua tonjolan satu akson dan satu dendrit, contohnya neuron bipolar antara lain adalah sel batang dan kerucut retina.

3. Neuron Multipolar.Neuron multipolar mempunyai beberapa dendrit dan satu akson yang dapat bercabang-cabang banyak sekali. Kebanyakan neuron SSP merupakan neuron multipolar. Salah satu contoh sel jenis ini adalah neuron motorik yang berasal dari kornu ventral medula spinalis dengan aksonnya yang menjulur sampai ke otot rangka.Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).a. Sel saraf sensorikFungsi sel saraf sensorik adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).b. Sel saraf motorikFungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.c. Sel saraf intermedietSel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.Sel NeurogliaBiasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang tarnbahan pada SSP yang berfungsi sebagai jaringan ikat. Tidak seperti neuron, sel glial dapat menjalani mitosis selama rentang kehidupannya dan bertanggung jawab atas terjadinya tumor sistem saraf (Gambar 9-3). 1. Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang, sebagian besar melekat pada dinding kapilar darah melalui pedikel atau "kaki vaskular." a. Sel ini memberikan penopang struktural dan mengatur transpor materi di an tara darah dan neuron. b. Kaki vaskular dipercaya berkontribusi terhadap barier darah-otak, atau tingkat kesulitan makromolekul tertentu pada plasma darah untuk masuk ke jaringan otak. c. Astrosit fibrosa terletak di substansi putih otak dan medulla spinalis; astrosit protoplasma ditemukan pada substansi abu-abu.

2. Oligodendroglia (oligodendrosit) menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek. a. Oligodendrosit dalam SSP analog dengan sel Schwann pada saraf perifer. b. Bagian ini membentuk lapisan mielin untuk melapisi akson dalam SSP. 3. Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya memi!iki peran fagositik. Sel glia berukuran kecil dan prosesusnya lebih sedikit dart jenis sel glial lain.

4. Sel ependimal membentuk membran epitelial yang melapisi rongga serebral (otak) dan rongga medulla spinalis.

Reseptor SensorikKlasifikasi reseptor sebagai berikut :1. Berdasarkan tipe stimulus: Chemoreceptor : respon terhadap zat kimia Thermoreceptor : respon terhadap suhu (panas dan dingin) Nociceptor : reseptor rasa sakit, misalnya adanya respon terhadap trauma. Mechanoreceptor : respon terhadap perubahan posisi fisik. Photoreceptor : respon terhadap cahaya

2. Berdasarkan asal stimulus : Interoceptor : deteksi stimulus pada bagian internal organ Proprioceptor : deteksi stimulus dari posisi dan pergerakan tubuh ataubagiannya. Exteroceptor : deteksi stimulus dari luar tubuh.

3. Berdasarkan distribusi reseptor di tubuh : General (somesthetic) sense : yaitu reseptor yang t erdistribusi luas pada kulit, otot, tenson, joint capsule, dan viscera. Special sense : merupakan reseptor yang terbatas pada kepala dan bagian yang diinervasi oleh nervus cranialis. Yang termasuk spesial sense yaitu penglihatan, pendengaran, pengecapan, dan penghiduan. Reseptor pada kulit sendiri termasuk pada general sense, yang nantinya akan tersusun atas beberapa klasifikasi reseptor :SinapsSinaps berasal dari bahasa Yunani synapsis yang artinya penyatuan adalah tempat neuron-neuron saling berkontak atau antara neuron dan sel efektor lainnya (otot dan sel kelenjar). Sinaps sangat berperan pada penghantaran satu arah dari implus saraf. Hampir semua sinaps menghantarkan implus lewat pelepasan neurotransmitter pada terminal akson, berupa substansi kimiawi yang menginduksi perpindahan implus saraf ke neuron lainnya atau ke sebelah sel efektor. Sinaps dibentuk oleh suatu terminal akson (terminal prasinaps) yang menghantarkan implus, bagian lain tempat impuls baru dibentuk (terminal pascasinaps) dan suatu celah sempit intraseluler yang disebut celah sinaps (gambar).Sinaps berdasarkan perhubungannya dapat dibedakan menjadi: sinaps aksosomatik, bila akson membentuk sinaps dengan sel tubuh; aksodendritik, bila akson membentuk sinaps dengan dendrite; aksoaksonik, bila akson membentuk sinaps dengan sesama akson (gambar).Sinaps terdiri atas dua jenis: Sinaps listrik dan sinaps kimiawi

Anatomi Fisiologi SinapsSinaps akan membentuk celah sinaps melalui kontak antara akson dari satu neuron dengan dendrit (akso-dendritik) atau perikarion (akso-somatik) dari neuron lain, kadang-kadang antar dendrit (dendro-dendritik) atau antar akson (akson-aksonik). Pada ujung neuron presinaps terdapat knop kecil (knob sinaps) yang bentuknya menyerupai tombol bulat atau bujur telur. Ujung presinaps ini dipisahkan dari membran sel neuron postsinaps oleh suatu celah sinaps (synaptic cleft) yang mempunyai lebar 200-300 amstrong. Ujung presinaps mempunyai 2 struktur interna , yang berfungsi untuk penerusan rangsang ( excitatory) atau penghambatan sinaps, yaitu :1)Kantong transmitter (synaptic vesicle) mengandung bahan transmitter yang bila dilepaskan ke celah sinaps, dapat merangsang atau menghambat neuron postsinaps.2)Mitokondria menyediakan adenosin trifosfat, yang mensuplai energi untuk mensintesis bahan transmiter baru Membran presinaps : membran sel yang menutupi ujung presinaps, mengandung banyak sekali saluran kalsium (Ca) yang berpintu gerbang voltase (voltage-gated calsium channel)

Sinaps ListrikSinaps listrik memungkinkan potensial aksi merambat secara langsung dari sel presinaps ke sel pascasinaps. Sel-sel itu dihubungkan oleh persambungan longgar, yaitu saluran antar sel yang mengalirkan ion potensial aksi lokal agar mengalir antar neuron. Hal ini memungkinkan implus merambat dari satu neuron ke neuron lain tanpa penundaan dan tanpa kehilangan kekuatan sinyal. Senapsis listrik dalam SSP vertebrata menyelaraskan aktivitas neuron yang bertanggung jawab atas semua pergerakan yang cepat dan luas.

Sinaps KimiawiPada sinaps kimiawi, sebuah ce;ah sempit, celah sinaptik (synaptic cleft), memisahkan sel prasinaptik dari sel pascasinaptik. Adanya celah tersebut menyebabkan sel-sel tidak dapat dikopel secara elektrik, dan potensial aksi yang terjadi pada sel prasinaptik tidak dapat dirambatkan secara langsung ke membran sel pascasinaptk. Karnanya, maka terjadilah suatu rangkaian kejadian yang mengubah sinyal listrik potensial aksi yang tiba di terminal sinaptik menjadi sinyak kimiawi yang mengalir melewati sinapsis, kemudian sinyal kimiawi tersebut diubah kembali menjadi sinyal listrik pada sel pascasinaptik.Hampir semua sinaps merupakan sinaps kimiawi dan menghantarkan implus saraf melalui neurotransmitter. Sangat sedikit sinaps menghantarkan implus melalui hubungan celah (gap junction) yang melewati membrane pre- dan pasca sinaps, sinaps listrik, ion-ion melewati hubungan celah dengan bebas dan menghantarkan implus saraf secara langsung. Sinaps memiliki struktur yang kaku, hal ini disebabkan karena membran plasma pada daerah pre- dan pasca sinaps diperkuat dan tmpak lebih tebal dari membrane yang berdekatan dengan sinaps. Pada beberapa keadaan membrane pre- dan pasca sinaps diikat oleh jembatan pada tempat sinaps. Terminal prasinaps selalu mengandung vesikel-vesikel sinaps dan banyak mitokondria. Mitokondria berfungsi menyediakan energi untuk aktivitas sinaps. Vesikel mengandung neurotransmitter.

SINAPS INHIBITORIK

Di sinaps inhibitorik, pengikatan neurotransmiter yang berbeda dengan reseptornya meningkatkan permeabilitas membran subsinaps terhadap K. atau Cl. Pada keadaan tersebut kasus, perpindahan ion yang terjadi biasanya menyebabkan hiperpolarisasi hecil nevon pascasinaps-yaitu, negativitas bagian dalam yang lebih besar. Pada peningkatan P**, lebih banyak muatan positif keluar dari sel melalui efluks K., meninggalkan muatan lebih negatif di bagian dalam sel. Untuk menimbulkan hiperpolarisasi membran pada peningkatan P.,-, lebih banyak muatan negatif masuk ke sel dalam bentuk ion Cl', karena konsentrasi Cl- di luar sel jauh lebih tinggi, daripada yang terdorong keluar oleh gradien listrik yang terbentuk oleh potensial membran istirahat Pada keduanya, hiperpolarisasi kecil ini membawa potensial membrane semakin jauh dari ambang memperkecil kemungkinan bahrna neuron pascasinaps akan mencapai ambang dan mengalami potensial atr