Upload
yunida
View
479
Download
14
Embed Size (px)
Citation preview
MACAM – MACAM ALIRAN SENI LUKIS NUSANTARA
1. Kubisme
Kubisme adalah sebuah gerakan modern seni rupa pada awal abad ke-20 yang
dipelopori oleh Picasso dan Braque. Prinsip dasar yang umum pada kubisme yaitu
menggambarkan bentuk objek dengan cara memotong, distorsi, overlap, penyederhanaan,
transparansi, deformasi, menyusun dan aneka tampak. Gerakan ini dimulai pada media
lukisan dan patung melalui pendekatannya masing-masing Bentuk-bentuk karyanya
menggunakan bentuk geometri (segitiga, segiempat, kerucut, kubus, lingkaran). Seniman
kubisme sering menggunakan teknik kolase, misalnya menempelkan potongan kertas
surat kabar atau gambar poster.
Kubisme sebagai pencetus gaya non-imitatif muncul setelah Picasso dan Braque
menggali sekaligus terpengaruh bentuk kesenian primitif, seperti patung suku bangsa
Liberia, ukiran timbul (basrelief) bangsa Mesir, dan topeng-topeng suku Afrika. Juga
pengaruh lukisan Paul Cezanne, terutama karya “still life” dan pemandangan, yang
mengenalkan bentuk geometri baru dengan mematahkan perspektif zaman Renaisans. Ini
membekas pada keduanya sehingga meneteskan aliran baru.
Istilah Kubis itu sendiri tercetus berkat pengamatan beberapa kritikus. Louis
Vauxelles (kritikus Prancis) setelah melihat sebuah karya Braque di Salon des
Independants, berkomenmtar bahwa karya Braque reduces everything to little cubes
(menempatkan segala sesuatunya pada bentuk kubus-kubus kecil). Gil Blas menyebutkan
lukisan Braque sebagai bizzarries cubiques (kubus ajaib). Sementara itu, Henri Matisse
menyebutnya sebagai susunan petits cubes (kubus kecil). Maka untuk selanjutnya dipakai
istilah Kubisme untuk memberi ciri dari aliran seperti karya-karya tersebut.
Perkembangan awal Seni Lukis Kubisme
Dalam tahap perkembangan awal, Kubisme mengalami fase Analitis yang
dilanjutkan pada fase Sintetis. Pada 1908-1909 Kubisme segera mengarah lebih kompleks
dalam corak yang kemudian lebih sistematis berkisar antara tahun 1910-1912. Fase awal
ini sering diberi istilah Kubisme Analitis karena objek lukisan harus dianalisis. Semua
elemen lukisan harus dipecah-pecah terdiri atas faset-fasetnya atau dalam bentuk kubus.
Objek lukisan kadang-kadang setengah tampak digambar dari depan persis, sedangkan
setengahnya lagi dilihat dari belakang atau samping. Wajah manusia atau kepala binatang
yang diekspos sedemikian rupa, sepintas terlihat dari samping dengan mata yang
seharusnya tampak dari depan.
Pada fase Kubisme Analitis ini, para perupa sebenarnya telah membuat
pernyataan dimensi keempat dalam lukisan, yaitu ruang dan waktu karena pola perspektif
lama telah ditinggalkan. Bila pada pereiode analitis Braque maupun Picasso masih
terbelenggu dalam kreativitas yang terbatas, berbeda pada fase Kubisme Sintetis. Kaum
Kubis tidak lagi terpaku pada tiga warna pokok dalam goresan-goresannya. Tema karya-
karya mereka pun lebih variatif. Dengan keberanian meninggalkan sudut pandang yang
menjadi ciri khasnya untuk beranjak ke tingkat inovatif berikutnya.
Perkembangan karya kaum Kubis selanjutnya adalah dengan perhatian mereka
terhadap realitas. Dengan memasukkan guntingan-guntingan kata atau kalimat yang
diambil dari suratpaper colle. kabar kemudian direkatkan pada kanvas sehingga
membentuk satu komposisi geometris. Eksperimen tempelan seperti ini lazim disebut
teknik kolase atau paper colle.
Mengamati perkembangan dunia seni lukis sekarang ini yang bisa dibilang begitu
revolusioner, paling tidak Kubisme telah memberi andil dalam kelahiran aliran-aliran
baru. Hal ini sekaligus meratakan jalan bagi pengekspresian kreativitas yang tiada batas.
Lukisan kubisme mengedepankan bentuk-bentuk germetris. Tokoh kubisme yang sangat
terkenal adalah Picasso dan Paul Cezanne, tetapi di samping kedua tokoh ini masih
banyak tokoh lain yg menganut Kubisme seperti Juan Gris, Paul Cezane, Pablo
Picasso ,George Braque, Metzinger, Albert Glazez,, But Mochtar, Moctar Apin, Fajar
Sidik, Andre Derain.
Aliran kubisme di Indonesia diperkenalkan oleh Ries Mulder di ITB Bandung
selaku dosen instruktur senior di perguruan itu, sedangkan Ries Mulder berguru dari Jack
Louis Villon kelompok kubisme di Paris. Pablo Ruiz Picasso (25 Oktober 1881 – 8 April
1973) adalah seorang seniman yang terkenal dalam aliran kubisme dan dikenal sebagai
pelukis revolusioner pada abad ke-20
2. Naturalisme
Yaitu suatu bentuk karya seni lukis (seni rupa) dimana seniman berusaha
melukiskan segala sesuatu sesuai dengan nature atau alam nyata, artinya disesuaikan
dengan tangkapan mata kita. Supaya lukisan yang dibuat benar-benar mirip atau persis
dengan nyata, maka susunan, perbandingan, perspektif, tekstur, pewarnaan serta gelap
terang dikerjakan seteliti mungkin, setepat-tepatnya. Di dalam seni rupa adalah usaha
menampilkan objek realistis dengan penekanan setting alam. Hal ini merupakan
pendalaman labih lanjut dari gerakan realisme pada abad ke-19 sebagai reaksi atas
kemapanan romantisme.
Salah satu perupa naturalisme di Amerika adalah William Bliss Baker, yang
lukisan pemandangannya dianggap lukisan realis terbaik dari gerakan ini. Salah satu
bagian penting dari gerakan naturalis adalah pandangan Darwinisme mengenai hidup dan
kerusakan yang telah ditimbulkan manusia terhadap alam.
Tokoh-tokoh Naturalisme antara lain Rembrant, William Hogart dan Frans Hall.
Di Indonesia yang menganut corak ini diantaranya Raden Saleh, Abdullah Sudrio
Subroto, Basuki Abdullah, Gambir Anom dan Trubus.
3. Realisme
Realisme di dalam seni rupa berarti usaha menampilkan subjek dalam suatu karya
sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atau
interpretasi tertentu. Maknanya bisa pula mengacu kepada usaha dalam seni rupa unruk
memperlihatkan kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk sekalipun.
Pembahasan realisme dalam seni rupa bisa pula mengacu kepada gerakan
kebudayaan yang bermula di Perancis pada pertengahan abad 19. Namun karya dengan
ide realisme sebenarnya sudah ada pada 2400 SM yang ditemukan di kota Lothal, yang
sekarang lebih dikenal dengan nama India.
Realisme sebagai gerakan kebudayaan
Realisme menjadi terkenal sebagai gerakan kebudayaan di Perancis sebagai reaksi
terhadap paham Romantisme yang telah mapan di pertengahan abad 19. Gerakan ini
biasanya berhubungan erat dengan perjuangan sosial, reformasi politik, dan demokrasi.
Realisme kemudian mendominasi dunia seni rupa dan sastra di Perancis, Inggris,
dan Amerika Serikat di sekitar tahun 1840 hingga 1880. Penganut sastra realisme dari
Perancis meliputi nama Honoré de Balzac dan Stendhal. Sementara seniman realis yang
terkenal adalah Gustave Courbet dan Jean François Millet.
Perupa realis selalu berusaha menampilkan kehidupan sehari-hari dari karakter,
suasana, dilema, dan objek, untuk mencapai tujuan Verisimilitude (sangat hidup). Perupa
realis cenderung mengabaikan drama-drama teatrikal, subjek-subjek yang tampil dalam
ruang yang terlalu luas, dan bentuk-bentuk klasik lainnya yang telah lebih dahulu populer
saat itu.
Dalam pengertian lebih luas, usaha realisme akan selalu terjadi setiap kali perupa
berusaha mengamati dan meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat. Sebagai contoh,
pelukis foto di zaman renaisans, Giotto bisa dikategorikan sebagai perupa dengan karya
realis, karena karyanya telah dengan lebih baik meniru penampilan fisik dan volume
benda lebih baik daripada yang telah diusahakan sejak zaman Gothic.
Kejujuran dalam menampilkan setiap detail objek terlihat pula dari karya-karya
Rembrandt yang dikenal sebagai salah satu perupa realis terbaik. Kemudian pada abad
XIX, sebuah kelompok di Perancis yang dikenal dengan nama Barbizon School
memusatkan pengamatan lebih dekat kepada alam, yang kemudian membuka jalan bagi
berkembangnya impresionisme. Di Inggris, kelompok Pre-Raphaelite Brotherhood
menolak idealisme pengikut Raphael yang kemudian membawa kepada pendekatan yang
lebih intens terhadap realisme.
Teknik Trompe l'oeil, adalah teknik seni rupa yang secara ekstrim
memperlihatkan usaha perupa untuk menghadirkan konsep realisme.
Nikolai Ge. Conscience: Judas
Beberapa pelukis realism yang antara lain Karl Briullov, Ford Madox Brown, Jean
Baptiste Siméon Chardin, Camille Corot, Gustave Courbet, Honoré Daumier, Edgar
Degas (juga seorang Impressionis), Thomas Eakins, Nikolai Ge, Aleksander Gierymski,
William Harnett (spesialis trompe l'oeil), Louis Le Nain, Édouard Manet (berhubungan
pula dengan Impressionisme), Jean-François Millet, Ilya Yefimovich Repin
4. Impresionisme
Impresionisme adalah sebuah aliran yang berusaha menampilkan kesan-kesan
pencayaan yang kuat, dengan penekanan pada tampilan warna dan bukan bentuk. Aliran
Impresionisme muncul dari abad 19 yang dimulai dari Paris pada tahun 1860an. Nama ini
awalnya dikutip dari lukisan Claude Monet, "Impression, Sunrise" ("Impression, soleil
levant"). Kritikus Louis Leroy menggunakan kata ini sebagai sindiran dalam artikelnya di
Le Charivari.
Karakteristik utama lukisan impresionisme adalah kuatnya goresan kuas, warna-
warna cerah (bahkan banyak sekali pelukis impresionis yang mengharamkan warna hitam
karena dianggap bukan bagian dari cahaya), komposisi terbuka, penekanan pada kualitas
pencahayaan, subjek-subjek lukisan yang tidak terlalu menonjol, dan sudut pandang yang
tidak biasa.
Penjelasan
Seniman impresionisme pada awalnya terinspirasi oleh teori-teori Eugene
Delacroix yang mulai merasakan ketidakpuasan terhadap perkembangan seni akademis
pada masa itu yang terlalu berkonsentrasi kepada mahzab seni lukis klasik. Ia
berpendapat bahwa lukisan tidak selamanya dibentuk dengan pengolahan garis secara
berlebihan seperti dikembangkan oleh Ingres selama bertahun-tahun. Sebaliknya
pengolahan bidang-bidang warna dengan penuh perhitungan akan menghasilkan bentuk
lukisan yang tidak kalah menariknya.
Perkembangan selanjutnya dari impresionisme adalah penemuan bahwa yang
lebih penting daripada teknik impresionisme sendiri adalah pembedaan dalam sudut
pandang. Impresionisme sebenarnya adalah seni pergerakan, pose, dan komposisi dari
permainan kesan cahaya yang dituangkan dalam warna-warna cerah dan bervariasi.
Pada akhir abad 19, masyarakat mulai mempercayai bahwa impresionisme adalah
cara pandang yang jernih dan jujur terhadap kehidupan, meskipun secara artisitik
bukanlah pendekatan yang benar dalam pembuatan karya.
Puncak gerakan seni impresionisme di Perancis terjadi hampir bersamaan dengan
di negara lain, antara lain di Italia dengan pelukis Macchiaioli, dan Amerika Serikat
dengan pelukis Winslow Homer.
Impresionisme menjadi pelopor berkembangnya aliran-aliran seni modern lain
seperti Post-Impresionisme, Fauvisme, and Kubisme.
Akademi mengadakan pameran tahunan Salon de Paris, dan pelukis yang terpilih
akan memenangkan sejumlah hadiah dan penugasan yang kemudian akan menjamin
keberlangsungan karya-karya pelukis tersebut. Secara tidak langsung, hal inilah yang
mendorong terbentuknya standardisasi lukisan yang tercermin dari pilihan para juri.
Secara kebetulan, pada masa keemasan impresionisme, ditemukan pula
penggunaan teknik fotografi. Pada awalnya fotografi dianggap bisa memusnahkan
keberadaan seni lukis. Namun tujuan utama impresionisme yang menangkap kesan sesaat
justru membuat fotografi menjadi alat bantu utama yang sangat bermanfaat. Pelukis
menjadi bisa mengeksplorasi hal-hal yang biasanya hanya terjadi sesaat, seperti langkah
kuda saat berlari, suasana kota yang dinamis.
Selain itu teori warna juga sangat berkembang dan membantu pengembangan
aliran impresionisme.
Ciri khas seni lukis impresionisme:
Goresan kuas pendek dan tebal dengan gaya mirip sketsa, untuk memberikan
kemudahan pelukis menangkap esensi subjek daripada detailnya.
Warna didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran pigmen cat yang digunakan.
Diharapkan warna tercampur secara optis oleh retina.
Bayangan dibuat dengan mencampurkan warna komplementer (Hitam tidak
digunakan sebagai bayangan).
Cat tidak ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna berikutnya.
Pengolahan sifat transparansi cat dihindari.
Meneliti sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari suatu objek untuk kemudian
diterapkan di dalam lukisan.
Dikerjakan di luar ruangan (en plein air)
Sebenarnya ciri ini hampir bisa ditemui di aliran-aliran lain, tetapi hanya
impresionisme lah yang memiliki ciri tersebut secara keseluruhan dengan sengaja.
Post-Impresionisme
Post-Impresionisme merupakan gerakan seni rupa pada tahun 1880-an. Sesuai
dengan namanya, gerakan itu merupakan kelanjutan dari Impresionisme. Seniman-
seniman Post-Impresionisme pertama-tama mendapat pengaruh dari gerakan
Impresionisme, namun kemudian menolaknya, kecuali beberapa unsurnya yang mendasar
seperti penggunaan warna yang cemerlang atau penggunaan warna-warna cerah.
Pelukis-pelukis yang tergolong dalam aliran impresionisme antara lain: Frédéric
Bazille, Jean Beraud, Eugène Boudin, Mary Cassatt
5. Ekspresionisme
Ekspressionisme adalah kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi
kenyataan dengan efek-efek emosional. Ekspresionisme bisa ditemukan di dalam karya
lukisan, sastra, film, arsitektur, dan musik. Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada
jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia.
Pelukis Matthias Grünewald dan El Greco bisa disebut ekspresionis. "View of
Toledo" oleh El Greco (1595-1610) dipercaya memiliki pengaruh besar terhadap
ekspresionisme abad 20, meskipun sebenarnya lukisan ini beraliran manerisme.
Perupa dari abad 20 yang tergolong ekspresionis adalah:
1. Jerman: Heinrich Campendonk, Emil Nolde, Rolf Nesch, Franz Marc, Ernst Barlach,
Wilhelm Lehmbruck, Erich Heckel, Karl Schmidt-Rottluff, Ernst Ludwig Kirchner,
Max Beckmann, August Macke, Elfriede Lohse-Wächtler, Ludwig Meidner, Paula
Modersohn-Becker, Gabriele Münter, dan Max Pechstein.
2. Austria: Egon Schiele dan Oskar Kokoschka
3. Russia: Wassily Kandinsky dan Alexei Jawlensky
4. Netherlands: Charles Eyck, Willem Hofhuizen, Jaap Min, Jan Sluyters, Jan Wiegers
dan Hendrik Werkman
5. Belgia: Constant Permeke, Gust De Smet, Frits Van den Berghe, James Ensor, Floris
Jespers, dan Albert Droesbeke.
6. Perancis: Gen Paul dan Chaim Soutine
7. Norwegia: Edvard Munch
8. Swiss: Carl Eugen Keel
9. Indonesia: Affandi, Otto Djoyo, Kusnadi
6. Futurisme
Futurisme berasal dari bahasa Prancis, futur atau bahasa inggris future yang
keduanya berarti “masa depan” adalah aliran seni yang avant-garde, atau sebelum
masanya, terutama pada tahun 1909 Masehi.
Futurisme merupakan suatu paham dari beberapa orang atau sekelompok
orang yang percaya atau yakin akan adanya masa mendatang yang lebih baik, dalam
arti lebih modern, lebih konkrit, bahkan diyakini bahwa manusia akan mampu
menguasai jagad raya dengan tehnologi yang dimilikinya nanti.
Gerakan Futurisme diproklamirkan pada tahun 1909 oleh seorang penulis dan
penyair Italia, Filippo Tommaso Marinetti. Futurisme adalah sebuah gerakan seni
murni Italia dan sebuah pergerakan kebudayaan pertama dalam abad ke-20 yang
diperkenalkan secara langsung kepada masyarakat luas. Futurisme ini muncul dari
situasi yang ditimbulkan akibat Perang Dunia I, dengan tujuan meninggalkan
kenangan pahit, nostalgia, pesimistis,kemudian melepaskan materi-materi, elemen-
elemen, dan nilai-nilai lama. Nilai-nilai dari kaum Futuris, dimaksudkan untuk
mengiringi dan mengimbangi pergeseran kebudayaan, kekuatan dinamis pasar yang
luas, era permesinan, dan komunikasi global yang menurut argumentasi mereka
tengah merubah alam realitas dari kebudayaan dunia. Maka khayalan-khayalan kaum
Futuris memakai pola-pola geometris untuk mewakili arah gerak dan makna dari
pergerakan itu sendiri. Para seniman dan desainer Futurisme biasanya memanfaatkan
hari-hari petang untuk berkumpul, menuliskan manifesto, puisi dan musik. Sifat
agresif dan perilaku yang individualis dari kaum Futuris ini lambat laun dimanfaatkan
untuk menyebarkan paham Fasisme. Salah seorang Futuris mempublikasikannya
dalam surat kabar Perancis, “le Figaro” bertanggal 20 Februari 1909, dengan
membuat pencampuran atau perpaduan yang tidak mudah di dalam memenuhi
kepentingan nasionalisme Italia, kemiliteran dan kepercayaan baru terhadap mesin
yang selanjutnya dijelmakan dalam produk mobil dan pesawat terbang. Di samping
itu, dengan terjadinya Revolusi Industri berpengaruh pula pada Futurisme ini. The
Machine Aesthetics atau estetika mesin muncul mempengaruhi ciri-ciri penyusunan
tipografi baik pada poster, sampul buku, dan aneka bentuk grafis lain.
Ciri Futurisme :
1. Penyatuan karakter dari elemen-elemen yang berbeda-beda dalam sebuah acuan,
dan penyusunannya karyanya sebagai suatu kesatuan.
2. Memiliki ide-ide seperti ketertutupan, ketidaksabaran, ekstrim dalam hubungan
langsung dengan nilai-nilai futurisme.
3. Karakteristiknya juga meliputi garis-garis yang tidak rata yang
mengkomunikasikan energi dari gerakannya.
4. Pandangan karya yang mementingkan masa depan.
Futurisme banyak mempengaruhi bidang kesenian seperti: seni lukis, seni
patung, seni musik, desain dan arsitektur. Dalam dunia arsitektur Futurisme biasa
berpangaruh pada bagian-bagian dari bangunan seperti pintu masuk, lantai, bentuk
bangunan, ornamen, dsb. Futurisme juga berpengaruh pada perkembangan tipografi.
Selain itu futurisme yang memanfaatkan tipografi banyak dipakai dalam
mengungkapkan perasaan dalam berpuisi.
Futurisme juga banyak mempengaruhi aliran seni pada abad ke 20 seperti Art
Deco, Konstruktifisme, Dadaisme, dan Surealism.
Tokoh-tokoh pelukis futurisme yang terkenal antara lain:
7. Dadaismeisme
Dadaisme merupakan aliran pemberontak di antara seniman dan penulis. Dan
memiliki semangat yaitu menolak frame berpikir “seni adalah sesuatu yang tinggi,
yang mahal, yang serius, rumit, dan eksklusif“. Mereka membenci frame berpikir
“seni tinggi” karena seni semacam itu adalah milik kaum menengah ke atas yang
memiliki estetika semu.
Dadaisme tidak memiliki karakteristik/ kesatuan bentuk seperti yang dimiliki
oleh gerakan-gerakan lainnya. Dadaisme seringkali diartikan seperti mengeluarkan
ide-ide celaan dan kemarahan besar lalu memasukkannya ke dalam seni,
menjadikannya sangat nyata. Meski demikian dadaisme tetap merupakan apresiasi
besar hasil karya manusia.
Dadaisme berkembang di Zurich pada tahun 1915 oleh sekumpulan pelukis,
seperti Hans Arp dan ahli puisi Rumania, Tristan Tzara, yang kemudian banyak
mempengaruhi seni modern.
Tokoh-tokoh Dadaismeisme diantaranya Marcel Duchamp, Raoul Hausmann,
Tristan Tzara (1896-1963), Hugo Ball, Salvador Dali (Spain), Max Ernst, Marcel
Janco, Man Ray, Hans Richter, Kurt Schwitters, Sophie Tauber, dan Hans Arp.
Karya-karya Dadaisme meliputi bermacam-macam media atau multimedia,
seperti pengertiannya bahwa Seni adalah cara berekspresi yang tidak dibatasi oleh
medium. Karya-karya Dadaisme diantaranya adalah: Nude Descending a Staircase
(by Marcel Duchamp), Die Ägypterin (Hans Arp), La Tentation de Saint Antoine
(Salvador Dali), dsb.
Pergerakan seni Dadaisme antara tahun 1915 hingga tahun 1922 adalah
pergerakan yang berlaku hanya sementara dan diteruskan dengan pergerakan
Surrealisme. Seni Dadaisme, walaupun temponya seketika, meninggalkan kesan
hingga hari ini.
8. Surealisme
Surealisme, adalah sebuah aliran seni dan kesusastraan yang menjelajahi dan
merayakan alam mimpi dan pikiran bawah sadar melalui penciptaan karya visual,
puisi, dan film. Surealisme diluncurkan secara resmi di Paris, Perancis, pada tahun
1924, ketika penulis Perancis Andre Breton menulis manifesto pertama surealisme,
mengguratkan ambisi-ambisi akan kelahiran gerakan baru. (Breton menuliskan dua
lagi manifesto surealis, pada tahun 1930 dan 1942). Gerakan tersebut segera
menyebar ke wilayah lain di Eropa, juga ke wilayah Amerika Utara dan Selatan. Di
antara kontribusi-kontribusi yang paling penting dari gerakan surealis adalah
penemuan teknik artistik baru yang terhubung ke alam pikiran bawah sadar seniman.
Asal Mula Surealisme
Surealisme, dalam banyak karakteristik, merupakan kelanjutan dari gerakan
seni pendahulunya yang dikenal sebagai Dada, yang didirikan di tengah
berkecamuknya Perang Dunia I (1914-1918). Terhentak oleh kenyataan kehancuran
besar-besaran dan melayangnya begitu banyak nyawa yang diakibatkan perang,
motivasi-motivasi para Dadais secara kuat bersifat politis: untuk mengejek
kebudayaan, pemikiran, teknologi, bahkan seni. Mereka percaya bahwa keyakinan
apapun akan kemampuan kemanusiaan untuk mengembangkan diri melalui seni dan
kebudayaan, khususnya setelah penghancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya
akibat perang, adalah naif dan tidak realistis. Sebagai akibatnya, para Dadais
menciptakan karya menggunakan ketidaksengajaan, kemungkinan, dan apapun yang
menekankan pada irasionalitas kemanusiaan: contohnya, menulis puisi-puisi dengan
serpihan-serpihan cukilan dari koran yang dipilih secara acak, berbicara dengan kata-
kata tak masuk akal keras-keras, dan mendaulat obyek sehari-hari sebagai karya seni.
Program surealis adalah pengembangan dari Dada, tapi menaruh lebih banyak
pandangan positif secara esensial pada pesan negatif Dada .
Sebuah strategi yang digunakan para surealis untuk mengangkat gambaran-
gambaran dari alam bawah sadar disebut “Exquisite Corpse”. Dalam bentuk seni
kolaborasi ini, sehelai kertas dilipat menjadi empat bagian lipatan, dan empat seniman
berbeda memberi kontribusi berupa representasi gambarannya tanpa melihat
kontribusi seniman-seniman lainnya. Yang pertama menggambar kepala, melipat lagi
kertasnya lalu menyerahkannya kepada seniman lainnya, yang menggambar bagian
atas tubuh; yang ketiga menggambar kedua kaki, dan yang keempat, menggambar
bagian bawah tubuh. Para seniman itu lalu membuka lipatan kertas untuk mempelajari
dan menginterpretasikan kombinasi gambar tersebut.
Max Ernst, surealis Jerman, menemukan teknik lain yang menggunakan
kemungkinan dan ketidaksengajaan: frottage (bahasa Perancis untuk “menggosok”).
Dengan menempatkan kepingan-kepingan kayu atau logam yang kasar di bawah
kanvas dan selanjutnya melukis atau menggambar dengan pensil di atasnya, sang
seniman mentransfer motif kasar dari permukaan tersebut ke dalam karya-jadi. Dalam
“Laocoon, Father and Sons” (1926, Menil Collection, Houston, Texas), Ernst meracik
motif kasar kemungkinan dengan cara menggosok, sambil merujuk juga pada tokoh
mitos Yunani, Laocoon, seorang imam Troya yang bergulat dengan piton-piton
raksasa.
Beberapa surealis, diantaranya Ernst, Yves Tanguy dari Perancis, dan Roberto
Matta dari Chili, menggunakan kombinasi teknik-teknik tersebut untuk menyiratkan
keadaan alam mimpi atau untuk menghasilkan perbendaharaan abstrak dari bentuk-
bentuk.
Surealisme dinilai sebagai salah satu dari gerakan-gerakan seni yang paling
penting dan berpengaruh di Eropa pada paruh pertama abad 20. Banyak surealis,
termasuk Breton, Masson, Ernst, and Matta, menghabiskan waktu di Amerika Serikat
selama Perang Dunia II (1939-1945). Kehadiran mereka terbukti penting bagi
perkembangan para pelukis abstrak-ekspresionis, terutama bagi karya Arshile Gorky,
Robert Motherwell, dan Jackson Pollock. Surrealism juga meninggalkan pengaruh
kekal pada seni Amerika Latin, dalam karya seniman-seniman seperti Frida Kahlo
dari Meksiko dan Wifredo Lam dari Kuba.
9. Pointilisme
Pointilisme adalah teknik lukisan dengan memanfaatkan titik-titik kecil
berwarna ke media gambar. Istilah "Pointillism" sebenarnya diciptakan oleh para
kritikus untuk gaya lukisan ini pada tahun 1880-an.
Pointillisme adalah salah satu teknik dalam lukisan yang memanipulasi
ketidaksensitifan mata dalam meneliti detail kumpulan titik hingga mampu
memberikan kesan keberadaan bidang atau warna baru. Biasanya warna-warna yang
bukan merupakan warna primer dibentuk secara visual dengan mendekatkan beberapa
warna primer. Metode ini disebut Divisionisme. Tetapi pointillisme bisa pula
mengacu kepada lukisan satu warna atau hitam putih saja. Efek dari perbedaan
kerapatan titik bisa menciptakan halusinasi gradasi warna.
Contoh yang paling terkenal dari Pointillism dapat ditemukan dalam lukisan
Sunday Afternoon on the Island of La Grande Jatte, dilukis oleh Georges Seurat di
akhir 1880-an.
Karya Pointilisme butuh ketelatenan dalam pengerjaannya, selain
mempertahankan besar titik yang dibuat juga pembuatan gradasi warna harus tepat
sehingga bentuknya menjadi sempurna.
Karya semacam ini bagi sebagian besar anak remaja kurang populer
mengingat pengerjaannya yang tidak bisa "instan". Tapi jika bisa membuatnya pasti
ada suatu kepuasan tersendiri. Meski demikian, ukisan pointillisme menjadi inspirasi
teknologi fotografi dan layar warna. Pada layar CRT ataupun LCD, warna-warna juga
tidak digabungkan langsung, tetapi dengan mendekatkan tiga bintik merah, biru, dan
hijau dengan komposisinya masing-masing hingga dihasilkan warna baru.
10. Abstrak
Seni abstrak dalam seni lukis ialah seni yang berusaha mengambil obyek yang
berasal dari dunia batin. Obyek itu bisa fantasi, imajinasi dan mungkin juga intuisi
para seniman. Karena timbul dari dalam batin. Dalam seni abstrak terbagi dua
katagori besar yaitu :
Abstrak Ekspresionism
Amerika abstrak ini terdapat dua kecenderungan yaitu yang pertama Color
Field Painting, yaitu lukisan yang menampilkan bidang-bidang lebar dan warna yang
cerah. Pelopornya adalah Mark Rothko, Clyfford Stll, Adolf Got lieb, Robert
Montherwell dan Bornet Newman.
Kecenderungan kedua adalah Action Painting, yaitu lukisan yang tidak
mementingkan bentuk yang penting adalah aksi atau cara dalam melukiskannya.
Tokohnya adalah : Jackson Polack, Willem de Koning, Frans Kliner dan adik
Twarkov.
Di Perancis abstrak ekspresionesme diikuti oleh : H. Hartum Gerard
Schneider, G. Mathiew dan Piere Souloges. Kemudian yang diberi nama Technisme
dipelopori : Wols Aechinsky dan Asger Yorn.
Abstrak Geometris
Abstrak Geometris disebut juga seni non obyektif. Dipelopori oleh Kandinsky.
Setelah itu bermunculan abstrak geometris yang lain dengan nama berbeda antara
lain:
Suprematisme, yaitu lukisan yang menampilkan abstraksi bentuk-bentuk
geometris mumi dengan tokohnya adalah Kasimir Malevich.
Konsiruktivisme, sebuah corak seni rupa 3 dimensi yang berusaha menampilkan
bentuk-bentuk abstrak dengan menggunakan bahan-bahan modem seperti kawat,
besi, kayu dan plastik.
Tokohnya pelukis abstrak antara lain Vladimir Tatlin, Antonic Pevner, Naum
Gabo dan A. Rodehenko. Alexander Calder karena patungnya dapat bergerak disebut
Mobilisme di Amerika patung yang dapat bergerak disebut Kinetic Sculpture.
Minimal Art juga termasuk dalam kelompok konstruktivisme. Seni ini lahir karena
situasi teknologi industri yang tinggi dan karyanya cenderung kearah aristektual.
Neo Plastisisme (De Stijil), yaitu corak seni abstrak yang menampilkan
keuniversalan ilmu pasti. Aliran ini berusaha mengembalikan pewarna kepada warna
pokok dan bentuk yang siku-siku Tokohnya ialah Piet Mondarian, Theo Van
Daesburg dan Bart Van Leck.
Lukisan abstrak paling sukar untuk ditafsir. Oleh itu lukisan abstrak perlu
memiliki kepekaan tinggi untuk komposisi dan untuk warna. Jadi, lukisan abstrak itu
adalah seni yang lebih pada pengertian cara berpikir kerana Seniman melihat sesuatu
dari kedalaman bentuk melalui objek, dengan begitu akan mendapatkan idea,
inspirasi, serta semangat untuk mewujudkan sesuatu karya.
Salah satu ciri seni abstrak itu adalah yang mana bentuknya tidak pernah
wujud, bentuk abstrak tidak berhubungan dengan bentuk apapun yang pernah kita
lihat, namun bila diamati akan terlihat seperti sesuatu. warna dan bentuk serta bahan
tambahan dalam melukis abstrak adalah subjek lukisan abstrak untuk terlihat lebih
unik. Dalam penghasilan karya abstrak, lukisan abstrak cukup peka dalam komposisi
warna dan lebih banyak menggunakan cat air
Seni abstrak yang menggunakan teknik water colour juga umumnya
diklasifikasikan sebagai seni abstrak figuratif dan lukisan yang merupakan hal-hal
yang tidak visual, seperti emosi, suara, atau pengalaman spiritual. abstraksi figuratif
adalah abstraksi atau penyederhanaan realistik.
11. Primitif
Seni primitif berkembang pada zaman prasejarah, yang mana tingkat
kehidupan manusia pada masanya sangat sederhana sekali dan sekaligus merupakan
ciri utama, sehingga manusianya disebut orang primitif. Hal ini berpengaruh dalam
kebudayaan yang mereka hasilkan. Mereka menghuni goa-goa, hidup berpindah-
pindah (nomaden) dan pekerjan berburu binatang. Di bidang kesenian, karya seni
yang dihasilkan juga sangat sederhana, namun memiliki nilai tinggi sebagai ungkapan
ekspresi mereka. Peninggalan karya seni yang dihasilkan berupa lukisan binatang
buruan, lukisan cap-cap tangan yang terdapat pada dinding goa, seperti pada dinding
goa Leang-leang di Sulawesi Selatan, goa-goa di Irian Jaya, dan pada dinding goa
Almira Spanyol. Selain karya lukisan, terdapat juga hiasan-hiasan pada alat-alat
perburuan mereka yang berupa goresan-goresan sederhana. Karya seni yang
dihasilkan hanya merupakan ekspresi perasaan mereka terhadap dunia misterius atau
alam gaib yang merupakan simbolis dari perasaan-perasaan tertentu, seperti perasaan
takut, senang dan perdamaian. Ciri-ciri lain dari seni premitif yaitu goresannya
spontannitas, tanpa perspektif, dan warna-warnanya terbatas pada warna merah,
coklat, hitam, dan putih.
Aliran ini diikuti oleh pelukis Henri Rousseau (1844 – 1910), Moris Utrillo
dan Marval.