17
Mega Melita 102010398 F 10 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta 2014 Abstrak en!akit "e#a# $erdara% "engue & "$" ' ( "e#a# )e#oragik Fever & ")F ' #eru*akan *en!akit ende#is di +ndonesia dan sa#*ai saatini#asi% #eru*akan #asala%uta#a kese%atan #as!arakat, en!akit "e#a# $erdara% disebabkan ole% in-eksi virus "engue !ang akut dan dit dengan *anas #endadak sela#a 2 . / %ari tan*a sebab !ang elas disertai dengan #ani-estasi se*erti *etekie e*istakis kadang disertai #unta% dara% berak dara% kesadaran #enurun Pendahuluan en!akit "e#a# $erdara% "engue adala% *en!akit !ang disebabkan ole% virus den !ang ditularkan #elalui gigitan n!a#uk aedes aeg!*ti dan aedes albo*!ctus, Faktor . !ang #e#*engaru%i ke adian "e#a# $erdara% "engue sangat ko#*leks antara lain ikli# *ergantian #usi# ke*adatan *enduduk #obilitas *enduduk dan trans*ortasi, ebara *enular de#a# berdara% dengue kebersi%an lingkungan !ang tidak #e#adai serta -actor keganasan virusn!a, $erdasarkan ke adian dila*angan da*at diidenti-ikasikan -actor uta#a adala% kurangn!a *er%atian sebagian #as!arakat ter%ada* kebersi%an lingkungan te#*a e%ingga ter adi genangan air !ang #en!ebabkan berke#bangn!an!a#uk, +nsiden dan *revalensi *en!akit "e#a# $erdara% "engue #eni#bulkan kerugian *ada indivi dan #as!arakat, Kerugian ini berbentuk ke#atian *enderitaan kesakitan dan %ilan *rodukti-, Kedua enis n!a#uk ini terda*at %a#*ir di seluru% *elosok +ndo te#*at te#*at ketinggian lebi% dari 1000 #eter di atas *er#ukaan air laut, karena kesadaran akan kebersi%an lingkungan dan sebagian lagi #engangga* karena *e#erinta% dala# #engantisi*asi dan #eres*on kasus ini 1 2 , Ala#at Kores*ondensi 5 Mega Melita 102010398 Jl, Ar una Utara Jakarta barat e#ail 6 #egata#bunan9997!a%oo,co# 1

makalah 12

Embed Size (px)

DESCRIPTION

@

Citation preview

Mega Melita102010398F 10Fakultas KedokteranUniversitas Kristen Krida WacanaJakarta 2014AbstrakPenyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD ) / Demam Hemoragik Fever ( DHF ) merupakan penyakit endemis di Indonesia dan sampai saat ini masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Penyakit Demam Berdarah disebabkan oleh infeksi virus Dengue yang akut dan ditandai dengan panas mendadak selama 2 7 hari tanpa sebab yang jelas disertai dengan manifestasi perdarahan, seperti petekie, epistakis kadang disertai muntah darah, berak darah, kesadaran menurun, dan syok. Pendahuluan Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopyctus. Faktor faktor yang mempengaruhi kejadian Demam Berdarah Dengue sangat kompleks, antara lain iklim dan pergantian musim, kepadatan penduduk, mobilitas penduduk dan transportasi. Sebaran nyamuk penular demam berdarah dengue, kebersihan lingkungan yang tidak memadai serta factor keganasan virusnya. Berdasarkan kejadian dilapangan dapat diidentifikasikan factor utama adalah kurangnya perhatian sebagian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan tempat tinggal. Sehingga terjadi genangan air yang menyebabkan berkembangnya nyamuk. Insiden dan prevalensi penyakit Demam Berdarah Dengue menimbulkan kerugian pada individu, keluarga dan masyarakat. Kerugian ini berbentuk kematian, penderitaan, kesakitan, dan hilangnya waktu produktif. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. karena kurangnya kesadaran akan kebersihan lingkungan dan sebagian lagi menganggap karena pemerintah lambat dalam mengantisipasi dan merespon kasus ini1,2.Alamat Korespondensi ; Mega Melita, 102010398,Jl. Arjuna Utara, Jakarta baratemail : [email protected]. ANAMNESISAnamnesis merupakan suatu istilah yang dapat diartikan sebagai wawancara terhadap pasien. Tehnik anamnesis yang baik hendaknya disertai dengan empati. Empati mendorong keinginan pasien agar sembuh karena rasa percaya terhadap dokter. Anamnesis dapat langsung dilakukan pada pasien (auto-anamnesis) atau terhadap keluarganya (alo-anamnesis) bila keadaan pasien tidak memungkinkan untuk diwawancarai, misalnya pasien dalam keadaan gawat darurat, pasien dibawa dalam keadaan tidak sadarkan diri, atauafasia akibat stroke. Yang dapat ditanyakan adalah2 :a. Identitas : meliputi nama lengkap pasien, umur dan tanggal lahir, jenis kelamin, nama orang tua/ istri/ suami/ penanggungjawab, alamat, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, dan agama. b. Keluhan utama atau chief complaint : keluhan yang dirasakan pasien yang membawa pasien tersebut pergi ke dokter atau mencari pertolongan. Dalam menuliskan keluhan utama, harus disertai dengan indikator waktu atau berapa lama pasien mengalami hal tersebut.1c. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) : merupakan cerita yang kronologis, terinci dan jelas mengenai kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama sampai pasien datang berobat. Hal yang harus ditanyakan adalah:-Waktu dan lamanya keluhan berlangsung-Sifat dan beratnya serangan-Lokalisasi dan penyebarannya, menetap, menjalar, atau berpindah-pindah-Keluhan-keluhan yang menyertai serangan, misalnya keluhan yang mendahului serangan, atau keluhan lain yang bersamaan dengan serangan- Apakah keluhan baru pertama kali atau sudah berulang kali- Apakah ada saudara sedarah, atau teman dekat yang menderita keluhan yang sama-Riwayat perjalanan ke daerah yang endemis untuk penyakit tertentu- Perkembangan penyakit, kemungkinan telah terjadi komplikasi atau gejala sisa- Upaya yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya, jenis-jenis obat yang telah diminum oleh pasien; juga tindakan medik lain yang berhubungan dengan penyakit yang saat ini diderita2d. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) : bertujuan untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan adanya hubungan antara penyakit yang pernah diderita oleh pasien dengan penyakitnya sekarang.e. Riwayat Keluarga : untuk mencari kemungkinan penyakit herediter, familial, atau penyakit infeksi. f. Riwayat Pribadi : meliputi data-data lingkungan sosial, ekonomi, pendidikan, dan kebiasaan sehari-hari pasienII. PEMERIKSAAN FISIKBagi pasien demam dengue saja tidak ditemukan kelainan. Bagi pasien Demam Berdarah Dengue (DBD), nadi pasien mula-mula cepat dan kemudian menjadi normal dan melambat pada hari ke 4 dan 5. Brakinardi dapat menetap selama beberapa hari selama masa penyembuhan. Dapat juga ditemukan lidah kotor dan mengalam kesulitan dalam buang air besar. Pada mata terdapat pembengkakan, injeksi, konjungtiva, lakrimasi dan fototobia. Eksantem dapat muncul di awal demam yang terlihat jelas di muka dan dada, berlangsung beberapa jam lalu akan muncul kembali pada hari ke 3 hingga 6 dan berupa bercak di lengan dan kaki lalu di seluruh tubuh.3Pada DBD, dapat terjadi gejala pendarahan pada hari ke 3 hingga 5 berupa ptekiae, purpura, ekimosis, hemotemesis, melena dan epistaksis. Hati umumnya membesar dan terdapat nyeri tekan yang tak sesuai dengan beratnya penyakit. Pada Sindrom Syok Dengue (SSD), gejala renjatan ditandai dengan kulit yang terasa lembab dan dingin, sianosis perifer yang terutama tampak pada ujung hidung, jari-jari tangan dan kaki, serta penurunan tekanan darah. Renjatan biasanya terjadi pada waktu demam atau saat sengan turun antara hari ke3 dan hari ke 7 penyakit.3

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG LaboratoriumPemeriksaan darah rutin dilakukan untuk menapis pasien tersangka demam dengue adalah melalui pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah trombosit, dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya limfositosis relative disertai gambaran limfosit plasma biru. Saat ini tes serologis yang menditeksi adanya antibody spesifik terhadap dengue berupa antibody total, IgM maupun IgG lebih banyak. Parameter laboratoris yang dapat diperiksa antara lain3,4:- Leukosit : dapat normal atau menurun. Mulai hari ketiga dapat ditemui limfosit relative (>45% dari total leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (LPB) >15% dari jumlah total leukosit yang pada fase syok akan meningkat.- Trombosit : umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8- Hematokrit : kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya peningkatan hematokrit > 20% dari hematokrit awal, umumnya mulai pada hari ketiga demam.- Hemostasis : dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, D-Diner, atau FDP pada keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan darah.- Protein/albumin : dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma.- SGOT/SGPT dapat meningkat- Ureum,kreatinin : bila didapatkan gangguan fungsi ginjal- Elektrolit : sebagai parameter pemantauan pemberian cairan- Golongan darah dan cross match : bila diberikan transfuse darah atau komponen darah.- Imunoserologi dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadap dengue.IgM : terditeksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke-3, menghilang setelah 60-90 hari.IgG : pada infeksi primer, IgG mulai terditeksi pada hari ke 14, pada infeksi sekunder IgG mulai terditeksi pada hari ke 2 Pemeriksaan radiologisPada foto dada didapatkan efusi pleura terutama pada hemitoraks kanan tetapi apabila terjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura dapat dijumpai pada kedua hemitoraks. Pemeriksaan rongen dada sebaiknya dalam posisi lateral dekubitus kananan (pasien tidur pada sisi badan sebelah kanan). Asites dengan efusi pleura dapat pula dideteksi dengan pemeriksaan USG.4

IV. DEFINISI Demam Dengue adalah demam virus akut yang disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi, dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam. Demam berdarah dengue atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah demam dengue yang disertai pembesaran hati dan manifestasi perdarahan. Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Family Flaviviridae, dengan genusnya adalah Flavivirus. Virus mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda tergantung dari serotipe virus dengue. Morbiditas penyakit DBD menyebar di negara-negara tropis dan sub tropis. Disetiap negara penyakit DBD mempunyai manifestasi klinik yang berbeda4.V. EPIDEMIOLOGIDemam berdarah dengue di Indonesia pertama kali dicurigai terjangkit di Surabaya pada tahun 1968, tetapi kepastian virologiknya baru diperoleh pada tahun 1970. Demam berdarah dengue pada orang dewasa dilaporkan pertama kali oleh Swandana (1970) yang kemudian secara drastis meningkat dan menyebar ke seluruh Dati I di Indonesia4.Faktor yang mempengaruhi peningkatan dan penyebaran kasus Demam Berdarah Dengue sangat kompleks, yaitu (1) Pertumbuhan penduduk yang tinggi (2) Urbanisasi yang tidak terencana dan tidak terkendali (3) Tidak ada kontrol vektor nyamuk yang efektif di daerah endemis dan (4) Peningkatan sarana transportasi4.Di Indonesia, karena suhu udara dan kelembaban tidak sama di setiap tempat, maka pola terjadinya penyakit agak berbeda untuk setipa tempat. Di Jawa pada umumnya infeksi virus dengue terjadi mulai awal Januari, meningkat terus sehingga kasus terbanyak terdapat pada sekitar bulan April Mei setiap tahun4.

VI. ETIOLOGI Penyebab terjadinya demam berdarah adalah virus yang ditularkan melalui sel darah yang terdapat pada nyamuk aedes aegepti. plasmodium vivax dimana penderita merasakan demam muncul setiap hari ketiga. demam, menggigil, pegal atau nyeri persendian, dan kadang sampai muntah, tampak pucat/anemis, hati dan limpa membesar, air kencing tampak keruh/pekat karena mengandung Hemoglobin (Hemoglobinuria) terasa geli pada kulit dan mengalami kekejangan. Namun demikian, tanda klasik ditampakkan adalah adanya perasaan tiba-tiba kedinginan yang diikuti dengan kekakuan dan kemudian munculnya demam dan banyak mengeluarkan keringat setelah 4-6 jam kemudian, hal ini berlangsung tiap 2 hari, diantara masa tersebut, mungkin penderita merasa sehat seperti sediakala4,5.

VII. PATOFISIOLOGI

Virus dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk dan infeksi pertama mungkin memberi gejala sebagai demam dengue. Reaksi yang amat berbeda akan tampak bila seseorang mendapat infeksi yang berulang dengan tipe virus dengue yang berlainan.Hipotesis infeksi sekunder (the secamdary heterologous infection/ the sequential infection hypothesis) menyatakan bahwa demam berdarah dengue dapat terjadi bila seseorang setelah terinfeksi dengue pertama kali mendapat infeksi berulang dengue lainnya. Re infeksi ini akan menyebabkan suatu reaksi amnestif antibodi yang akan terjadi dalam beberapa hari mengakibatkan proliferasi dan transformasi limsofit dengan menghasilkan titik tinggi antibodi Ig G antidengue5.Disamping itu replikasi virus dengue terjadi juga dalam limsofit yang bertransformasi dengan akibat terdapatnya virus dalam jumlah banyak. Hal ini akan mengakibatkan terbentuknya virus kompleks antigen antibody (virus antibody complex) yang selanjutnya akan mengakibatkan aktivasi sistem komplemen pelepasan C3a dan C5a akibat aktivasi C3 dan C5 menyebabkan peningkatan permeabilitis dinding pembuluh darah dan merembesnya plasing dari ruang intravascular ke ruang ekstravascular, gambar 3.15.

Gambar 3.1Sumber: www.google.com

VIII. MANIFESTASI KLINIK Infeksi oleh virus dengue menimbulkan variasi gejala mulai sindroma virus nonspesifik sampai perdarahan yang fatal. Gejala demam dengue tergantung pada umur penderita, pada balita dan anak-anak kecil biasanya berupa demam, disertai ruam-ruam makulopapular. Pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa, bisa dimulai dengan demam ringan, atau demam tinggi ( > 39 derajat C ) yang tiba-tiba dan berlangsung 2-7 hari, disertai sakit kepala hebat, nyeri di belakang mata, nyeri sendi dan otot, mual-muntah, dan ruam-ruam5. Bintik-bintik pendarahan di kulit sering terjadi, kadang-kadang disertai bintik-bintik pendarahan dipharynx dan konjungtiva. Penderita juga sering mengeluh nyeri menelan, tidak enak di ulu hati, nyeri di tulang rusuk kanan ( costae dexter ), dan nyeri seluruh perut. Kadang-kadang demam mencapai 40-41 derajat C, dan terjadi kejang demam pada balita Infeksi virus dengue dapat bermanifestasi pada beberapa luaran, meliputi demam biasa, demam berdarah (klasik), demam berdarah dengue (hemoragik), dan sindrom syok dengue5.

Demam berdarah (klasik) Demam berdarah menunjukkan gejala yang umumnya berbeda-beda tergantung usia pasien. Gejala yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak adalah demam dan munculnya ruam. Sedangkan pada pasien usia remaja dan dewasa, gejala yang tampak adalah demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri pada sendi dan tulang, mual dan muntah, serta munculnya ruam pada kulit. Penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia) dan penurunan keping darah atau trombosit (trombositopenia) juga seringkali dapat diobservasi pada pasien demam berdarah. Pada beberapa epidemi, pasien juga menunjukkan pendarahan yang meliputi mimisan, gusi berdarah, pendarahan saluran cerna, kencing berdarah (haematuria), dan pendarahan berat saat menstruasi (menorrhagia)5. Demam berdarah dengue (hemoragik) Pasien yang menderita demam berdarah dengue (DBD) biasanya menunjukkan gejala seperti penderita demam berdarah klasik ditambah dengan empat gejala utama, yaitu demam tinggi, fenomena hemoragik atau pendarahan hebat, yang seringkali diikuti oleh pembesaran hati dan kegagalan sistem sirkulasi darah. Adanya kerusakan pembuluh darah, pembuluh limfa, pendarahan di bawah kulit yang membuat munculnya memar kebiruan, trombositopenia dan peningkatan jumlah sel darah merah juga sering ditemukan pada pasien DBD. Salah satu karakteristik untuk membedakan tingkat keparahan DBD sekaligus membedakannya dari demam berdarah klasik adalah adanya kebocoran plasma darah. Fase kritis DBD adalah seteah 2-7 hari demam tinggi, pasien mengalami penurunan suhu tubuh yang drastis. Pasien akan terus berkeringat, sulit tidur, dan mengalami penurunan tekanan darah. Bila terapi dengan elektrolit dilakukan dengan cepat dan tepat, pasien dapat sembuh dengan cepat setelah mengalami masa kritis. Namun bila tidak, DBD dapat mengakibatkan kematian5. Sindrom Syok Dengue Sindrom syok adalah tingkat infeksi virus dengue yang terparah, di mana pasien akan mengalami sebagian besar atau seluruh gejala yang terjadi pada penderita demam berdarah klasik dan demam berdarah dengue disertai dengan kebocoran cairan di luar pembuluh darah, pendarahan parah, dan syok (mengakibatkan tekanan darah sangat rendah), biasanya setelah 2-7 hari demam. Tubuh yang dingin, sulit tidur, dan sakit di bagian perut adalah tanda-tanda awal yang umum sebelum terjadinya syok. Sindrom syok terjadi biasanya pada anak-anak (kadangkala terjadi pada orang dewasa) yang mengalami infeksi dengue untuk kedua kalinya. Hal ini umumnya sangat fatal dan dapat berakibat pada kematian, terutama pada anak-anak, bila tidak ditangani dengan tepat dan cepat. Durasi syok itu sendiri sangat cepat. Pasien dapat meninggal pada kurun waktu 12-24 jam setelah syok terjadi atau dapat sembuh dengan cepat bila usaha terapi untuk mengembalikan cairan tubuh dilakukan dengan tepat. Dalam waktu 2-3 hari, pasien yang telah berhasil melewati masa syok akan sembuh, ditandai dengan tingkat pengeluaran urin yang sesuai dan kembalinya nafsu makan. Masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue, dan Kira-kira 1 minggu setelah menghisap darah penderita, nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain (masa inkubasi eksentrik). Virus akan tetap berada di dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya6.

Manifestasi klinis DBD sangat bervariasi, WHO (1997) membagi menjadi 4 derajat, yaitu: Derajat I:Demam disertai gejala-gejala umum yang tidak khas dan manifestasi perdarahan spontan satu-satunya adalah uji tourniquet positif. Derajat II :Gejala-gejala derajat I, disertai gejala-gejala perdarahan kulit spontan atau manifestasi perdarahan yang lebih berat. Derajat III:Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menyempit (< 20 mmHg), hipotensi, sianosis disekitar mulut, kulit dingin dan lembab, gelisah. Derajat IV :Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur.

VI. PENATA LAKSANAAN1. Tirah baring2. Diet makanan lunak, atau makanan biasa tanpa bahan perangsang.3. Infus Ringer Lactate atau Ringer Acetate atau NaCl 0,9% dengan tetesan 20 cc /Kg BB/ Jam diguyur, atau secara praktis :1 1,5 liter di guyur (cor),selanjutnya 5 cc / Kg BB/ Jamatau 50 cc/ Kg BB / 24 jam, atau secara praktis40tetes/menit, sebagai kebutuhan cairan rumatan.Cairan oral sebanyak mungkin.Larutan Oralit lebih baik4. Keadaan klinis di monitor : TD, Nadi, Pernafasan tiap 30 menit, Suhu ( minimal 2kali sehari, pagi dan sore dan dicatat pada grafik suhu pada status), jumlah urine perjam (sebaiknya 50 cc / jam).5. Obat-obat simtomatik hanya diberikan bila benar-benar diperlukan, seperti parasetamol atau Xylomidon/Novalgin injeksi bila suhu tubuh 38,5C dan Metoklopramide bila terjadi muntah-muntah. 6. Bila TD sistolik menurun 20 mmHg, atau Nadi 110 x / menit, atau tekanan nadi (TD sistol TD diastol 20 mmHg), atau jumlah urine 40 cc / jam, pertanda adanya kebocoran plasma (plasma leakage) tambahkan cairan infus guyur 5 cc / KgBB / Jam sampai keadaan kembali stabil. Setelah Tekanan darah dan nadi stabil, kembali ke tetesan rumatan6. 7. Monitor Laboratoriumtergantung keadaan klinis. Bila terjadi penurunan TD, peningkatan Nadi, atau penurunan volume urine yang berlanjut, atau terjadi perdarahan masif, atau penurunan kesadaran, perlu di periksa Hb, Ht, Trombosit. Penurunan jumlah trombosit perlu dipantau secara laboratoriumdan kondisi klinis. Dan bila diperlukan periksa Haemorrhagic test. 8. Bila selama pemantauan lebih dari 12 jam,keadaan klinis makin memberat atau respons pemberian cairan minimal, makapenderita dinyatakan untuk dirujuk (bila dirawat di Puskesmas atau klinik atau rumah sakit daerah) atau dilakukan tindakan yang lebih intensif, kalau perlu di rawat di ICU6. 9. Infus trombosit diberikan bila ada penurunan jumlah trombosit yang menyolok disertai dengan tanda-tanda perdarahan masif. Bila terjadi perdarahan yang masif dengan penurun kadar Hbdan Ht, segera beri tansfusi Whole blood. 10. Bila keadaan syok masih belumteratasi dengan pemberian cairan yang cukup sesuai perhitungan, tanda-tanda perdarahan tidaknyata, dan pemantauan laboratoriumtidak menunjukkan perbaikan, maka pilihan kita adalah pemberian FFP (Fresh Frozen Plasma) atau Plasmabiasa. 11. Bila keadaan klinis stabil, pemeriksaan ulangan laboratoriumpada fase penyembuhan. VII. KOMPLIKASI1. Sindrom Syok Dengue (SSD)Seluruh kriteria Demam Berdarah Dengue (DBD) disertai kegagalan sirkulasi dengan manifestasi6: - Nadi yang cepat dan lemah- Tekanan darah turun ( 20 mmHg)- Hipotensi (dibandingkan standar sesuai umur)- Kulit dingin dan lembab- GelisahSindrom syok dengue, menurut sumber lain: pada penderita DBD yang disertai syok, setelah demam berlangsung selama beberapa hari, keadaan umum penderita tiba-tiba memburuk. Pada sebagian besar penderita ditemukan tanda kegagalan peredaran darah yaitu kulit teraba lembab dan dingin, sianosis sekitar mulut, nadi menjadi cepat dan lemah, kecil sampai tidak dapat diraba. Tekanan darah menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, dan tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau lebih rendah. Penderita kelihatan lesu, gelisah, dan secara cepat masuk dalam fase kritis syok. Penderita seringkali mengeluh nyeri di daerah perut sesaat sebelum syok timbul. Nyeri perut hebat seringkali mendahului perdarahan gastrointestinal, dan nyeri di daerah retrosternal tanpa sebab yang dapat dibuktikan memberikan petunjuk terjadinya perdarahan gastrointestinal yang hebat. Syok yang terjadi selama periode demam biasanya mempunyai prognosis buruk. Tatalaksana sindrom syok dengue sama dengan terapi DBD, yaitu pemberian cairan ganti secara adekuat. Pada sebagian besar penderita, penggantian dini plasma secara efektif dengan memberikan cairan yang mengandung elektrolit, ekspander plasma, atau plasma, memberikan hasil yang baik. Nilai hematokrit dan trombosit harus diperiksa setiap hari mulai hari ke-3 sakit sampai 1-2 hari setelah demam menjadi normal. Pemeriksaan inilah yang menentukan perlu tidaknya penderita dirawat dan atau mendapatkan pemberian cairan intravena.2. Ensefalopati Dengue Pada umumnya ensefalopati terjadi sebagai komplikasi syok yang berkepanjangan dengan pendarahan, tetapi dapat juga terjadi pada DBD yang tidak disertai syok. Gangguan metabolik seperti hipoksemia, hiponatremia, atau perdarahan, dapat menjadi penyebab terjadinya ensefalopati. Melihat ensefalopati DBD bersifat sementara, maka kemungkinan dapat juga disebabkan oleh trombosis pembuluh darah otak, sementara sebagai akibat dari koagulasi intravaskular yang menyeluruh. Dilaporkan bahwa virus dengue dapat menembus sawar darah-otak. Dikatakan pula bahwa keadaan ensefalopati berhubungan dengan kegagalan hati akut6.Pada ensefalopati cenderung terjadi udem otak danalkalosis, maka bila syok telah teratasi cairan diganti dengan cairan yang tidak mengandung HC03- danjumlah cairan harus segera dikurangi. Larutan laktat ringer dektrosa segera ditukar dengan larutan NaCl (0,9%) : glukosa (5%) = 1:3. Untuk mengurangi udem otak diberikan dexametason 0,5 mg/kg BB/kali tiap 8 jam, tetapi bila terdapat perdarahan saluran cerna sebaiknya kortikosteroid tidak diberikan. Bila terdapat disfungsi hati, maka diberikan vitamin K intravena 3-10 mg selama 3 hari, kadar gula darah diusahakan > 80 mg. Mencegah terjadinya peningkatan tekanan intrakranial dengan mengurangi jumlah cairan (bila perlu diberikan diuretik), koreksi asidosis dan elektrolit. Perawatan jalan nafas dengan pemberian oksigen yang adekuat. Untuk mengurangi produksi amoniak dapat diberikan neomisin dan laktulosa. Usahakan tidak memberikan obat-obat yang tidak diperlukan (misalnya antasid, anti muntah) untuk mengurangi beban detoksifikasi obat dalam hati. Transfusi darah segar atau komponen dapat diberikan atas indikasi yang tepat. Bila perlu dilakukan tranfusi tukar. Pada masa penyembuhan dapat diberikan asam amino rantai pendek6.

3. Kelainan ginjal Gagal ginjal akut pada umumnya terjadi pada fase terminal, sebagai akibat dari syok yang tidak teratasi dengan baik. Dapat dijumpai sindrom uremik hemolitik walaupun jarang. Untuk mencegah gagal ginjal maka setelah syok diobati dengan menggantikan volume intravaskular, penting diperhatikan apakah benar syok telah teratasi dengan baik. Diuresis merupakan parameter yang penting dan mudah dikerjakan untuk mengetahui apakah syok telah teratasi. Diuresis diusahakan > 1 ml / kg berat badan/jam. Oleh karena bila syok belum teratasi dengan baik, sedangkan volume cairan telah dikurangi dapat terjadi syok berulang. Pada keadaan syok berat sering kali dijumpai acute tubular necrosis, ditandai penurunan jumlah urin dan peningkatan kadar ureum dan kreatinin.4. Udem paru Udem paru adalah komplikasi yang mungkin terjadi sebagai akibat pemberian cairan yang berlebihan. Pemberian cairan pada hari sakit ketiga sampai kelima sesuai panduan yang diberikan, biasanya tidak akan menyebabkan udem paru oleh karena perembesan plasma masih terjadi. Tetapi pada saat terjadi reabsorbsi plasma dari ruang ekstravaskuler, apabila cairan diberikan berlebih (kesalahan terjadi bila hanya melihat penurunan hemoglobin dan hematokrit tanpa memperhatikan hari sakit), pasien akan mengalami distress pernafasan, disertai sembab pada kelopak mata, dan ditunjang dengan gambaran udem paru pada foto rontgen dada6. Komplikasi demam berdarah biasanya berasosiasi dengan semakin beratnya bentuk demam berdarah yang dialami, pendarahan, dan shock syndrome. Komplikasi paling serius walaupun jarang terjadi adalah sebagai berikut:- Dehidrasi- Pendarahan- Jumlah platelet yang rendah- Hipotensi- Bradikardi- Kerusakan hatiPembesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan penyakit, bervariasi dari hanya sekedar dapat diraba (just palpable) sampai 2-4 cm di bawah lengkung iga kanan, derajat pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit. Untuk menemukan pembesaran hati ,harus dilakukan perabaan setiap hari. Nyeri tekan di daerah hati sering kali ditemukan dan pada sebagian kecil kasus dapat disertai ikterus. Nyeri tekan di daerah hati tampak jelas pada anak besar dan ini berhubungan dengan adanya perdarahan.5. Gangguan neurogik (kejang, ensephalopati).VIII. DIAGNOSIS BANDINGDemam berdarah dengueDemam chikungunyaDemam TifoidMalaria

EtiologiAedes aegypti ( virus DEN 1-4, Arboviridae)Aedes aegypti ( virus CHIKV, Togaviridae)Salmonella typhiiPlasmodium sp

Pemeriksaan fisik Ruam pada kulit Nyeri tekan abdomen tanpa ikterus Nyeri hebat pada persendian. Nyeri otot ruam Konjungtiva anemia lidah kotor, abdomen nyeri tekan. konjungtiva atau telapak tangan tampak pucat, splenomegali, hepatomegali.

Gejala Klinis Demam ( 2-7 hari, turun hari ke 3,naik lagi hari ke 6 7) Malaise Mual Perdarahan Hepatomegali Syok Gangguan kesadaran Demam (2-4 hari) Mual, muntah Nyeri kepala

demam (10-14 hari)me sore/malam. nyeri kepala, pusing myalgia anoreksia, mual,muntah, lidah berselaput hepatomegali splenomegali gangguan kesadaran. Demam(stadium mengigil, panas, berkeringat), mual, muntah, anoreksia, splenomegali, Anemia, ikterus, black water fever.

Pemeriksaan penunjang trombositopenia Ht uji serologik uji hambatan aglutinasi (HI), & IgM capture ELISA. hanya u/ epidemiologi, penelitian SADT Pem.kuman melalui isolasi/biakan uji serologis uji WIDAL

SADT tropozoit bentuk cincin

keteranganRiwayat kebersihan & gaya hidup kurang hygenis.Riwayat bepergian ke daerah endemis

XI. PROGNOSISPrognosis DBD berdasarkan kesuksesan dalam tetapi dan penetalaksanaan yang dilakukan. Terapi yang tepat dan cepat akan memberikan hasil yang optimal. Penatalaksanaan yang terlambat akan menyebabkan komplikasi dan penatalaksanaan yang tidak tapat dan adekuat akan memperburuk keadaan7. Kematian karena demam dengue hampir tidak ada. Pada DBD/SSD mortalitasnya cukup tinggi. Penelitian pada orang dewasa di Surabaya, Semarang, dan Jakarta menunjukkan bahwa prognosis dan perjalanan penyakit umumnya lebih ringan pada orang dewasa dibandingkan pada anak-anak. DBD Derajat I dan II akan memberikan prognosis yang baik, penatalaksanaan yang cepat, tepat akan menentukan prognosis. Umumnya DBD Derajat I dan II tidak menyebabkan komplikasi sehingga dapat sembuh sempurna. DBD derajat III dan IV merupakan derajat sindrom syok dengue dimana pasien jatuh kedalam keadaan syok dengan atau tanpa penurunan kesadaran. Prognosis sesuai penetalaksanaan yang diberikan Dubia at bonam7,8.X. PENCEGAHAN

Sumber : www.google.coPenutupKESIMPULANDemam berdarah dengue (DBD) ialah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk pada hari kedua.Virus dengue tergolong dalam grup Flaviviridae dengan 4 serotipe, DEN 3, merupakan serotie yang paling banyak.Vektor utama dengue di Indonesia adalah Aedes Aegypti. Gejala utama demam berdarah dengue (DBD) adalah demam, pendarahan, hepatomegali dan syok. Kriteria diagnosis terdiri dari kriteria klinis dan kriteria laboratoris. Dua criteria klinis ditambah trombosipenia dan peningkatan hmatokrit cukup untuk menegakkan diagnosis demam berdarah dengue

Daftar Pustaka1. WHO. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue. Jakarta: WHO & Departemen Kesehatan RI; 2003.2. Lestari K. Epidemiologi Dan Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)Di Indonesia. Farmaka. Desember 2007; Vol. 5 No. 3: hal . 12-29.3. Kusriastuti R. Kebijaksanaan Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Indonesia. Jakarta: Depkes R.I; 2005.4. Weissenbock H, Hubalek Z, Bakonyi T, Noowotny K. Zoonotic Mosquito-borne Flaviviruses: Worldwide Presence of Agent with Proven Pathogenesis and Potential candidates of Future Emerging Diseases. Vet Microbiol. 2010;Vol 140:271-80.5. Kurane I. Dengue Hemorrhagic Fever with Spesial Emphasis on Immunopathogenesis. Comparative Immunology, Microbiology & Infectious Disease. 2007; Vol 30:329-40.6. Chuansumrit A, Tangnararatchakit K. Pathophysiology and Management of Dengue Hemorrhagic Fever. Bangkok: Department of Pediatrics, Faculty of Medicine, Ramathibodi Hospital, Mahidol University; 2006.7. Malavinge G, Fernando S, Senevirante S. Dengue Viral Infection. Postgraduate Medical Journal. 2004;Vol 80:p. 588-601.8. Depkes RI. Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah dengue di Indonesia. Jakarta: Depkes RI; 2005.

17