45
Hubungan Faktor-Faktor yang berkaitan dengan Kepatuhan Berobat dalam kasus MDR pada Pasien TB Pendahuluan 1,2 Penyakit Tuberkulosis paru (TB) telah dikenal lebih dari satu abad yang lalu, yakni sejak diketemukannya kuman penyebab Tuberkulosis oleh Robert Koch tahun 1882, namun sampai saat ini penyakit Tuberkulosis (TB) masih tetap menjadi problema kesehatan di seluruh dunia dan sebagai penyebab kematian utama yang diakibatkan oleh penyakit infeksi. Pada April 1993 WHO menyatakan TB sebagai suatu problema kesehatan masyarakat yang sangat penting dan serius di seluruh dunia serta merupakan penyakit yang menyebabkan kedaruratan global (Global Emergency), karena satu dari 3 penduduk dunia diperkirakan telah terinfeksi dengan Mycobacterium tuberculosis (disebut juga Basil Tahan Asam(BTA)) sebagai kuman penyebab TB yang dibuktikan dengan pemeriksaan mantoux tes. Sekitar 95% penderita TB terdapat di negara sedang berkembang dengan sosioekonomi rendah termasuk Indonesia dan 75% dari penderita TB tersebut terjadi pada usia produktif. Setiap tahun terdapat sekitar 4 juta penderita baru TB paru menular di dunia. Menurut WHO diperkirakan pada tahun 2000 terdapat 8,74 juta penderita baru TB dan akan menjadi 10,2 juta penderita baru TB pada tahun 2005. Di kawasan Asia Tenggara diduga terjadi lebih dari 3,5 juta penderita baru TB dan lebih dari 1,3 juta kematian akibat penyakit ini, dan 1

Makalah 26.2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Enjoy it

Citation preview

Hubungan Faktor-Faktor yang berkaitan dengan Kepatuhan Berobat dalam kasus MDR pada Pasien TB

Pendahuluan1,2Penyakit Tuberkulosis paru (TB) telah dikenal lebih dari satu abad yang lalu, yakni sejak diketemukannya kuman penyebab Tuberkulosis oleh Robert Koch tahun 1882, namun sampai saat ini penyakit Tuberkulosis (TB) masih tetap menjadi problema kesehatan di seluruh dunia dan sebagai penyebab kematian utama yang diakibatkan oleh penyakit infeksi. Pada April 1993 WHO menyatakan TB sebagai suatu problema kesehatan masyarakat yang sangat penting dan serius di seluruh dunia serta merupakan penyakit yang menyebabkan kedaruratan global (Global Emergency), karena satu dari 3 penduduk dunia diperkirakan telah terinfeksi dengan Mycobacterium tuberculosis (disebut juga Basil Tahan Asam(BTA)) sebagai kuman penyebab TB yang dibuktikan dengan pemeriksaan mantoux tes.Sekitar 95% penderita TB terdapat di negara sedang berkembang dengan sosioekonomi rendah termasuk Indonesia dan 75% dari penderita TB tersebut terjadi pada usia produktif. Setiap tahun terdapat sekitar 4 juta penderita baru TB paru menular di dunia. Menurut WHO diperkirakan pada tahun 2000 terdapat 8,74 juta penderita baru TB dan akan menjadi 10,2 juta penderita baru TB pada tahun 2005. Di kawasan Asia Tenggara diduga terjadi lebih dari 3,5 juta penderita baru TB dan lebih dari 1,3 juta kematian akibat penyakit ini, dan diperkirakan pada tahun 2005 terdapat 3 juta penderita baru TB.Pemberantasan TB di Indonesia telah dilaksanakan secara nasional sejak tahun 1969 melalui Program Pemberantasan Tuberkulosis (P2TB) oleh DepKes, dan sejak tahun 1994 lebih diintensifkan dengan cara pengobatan yang mempergunakan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) yang direkomendasikan oleh WHO. Namun pada kenyataan setelah berjalan 10 tahun program DOTS, angka keberhasihan pengobatan masih belum mencapai target yang ditetapkan DepKes yaitu dapat menyembuhkan 85% dari penderita TB dengan BTA(+) yang diobati. Dari hasil surveillance secara global dilaporkan telah terjadi resistensi kuman TB terhadap OAT pada penderita TB untuk satu jenis OAT (DR-TB,Drug Resistant-TB) sebesar 12,6% dan untuk lebih dari 2 jenis OAT (MDR-TB,Multi Drug Resistant-TB) sebesar 2,2%.KasusPuskesmas K pada pelaksanaan Mikro planning bulan lalu didapatkan data bahwa banyak pasien yang telah didiagnosis TB paru dan diobati dengan sistem DOTS tidak kembali lagi mengambil obat. Sementara itu angka kejadian Multi drugs resistance (MDR) semakin meningkat. Kepala Puskesmas ingin melakukan peneltian untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan kunjungan follow up pasien TB tidak kembali. Berdasarkan beberapa literatur diduga faktor-faktor yng berhubungan dengan keteraturan berobat antara lain: usia pasien, tingkat pendidikan, social ekonomi, pekerjaan, jarak rumah dengan Puskesmas, efek samping obat, lamanya minum obat, dan faktor-faktor lainnya.PembahasanUraian permasalahan penelitian3Masalah adalah kesenjangan yang terjadi antara harapan dengan kenyataan. Setelah itu, kita lakukan proses identifikasi masalah untuk menemukan masalah penelitian. Sebagaimana diketahui, bahwa penelitian itu pasti berangkat dari masalah dan punya tujuan untuk memecahkan masalah. Dari semua sumber masalah di atas, tentu ada pedoman untuk kemudian memilih suatu sebagai sebuah masalah penelitian. Setidaknya, ada tiga karakteristik yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi masalah, yaitu:1. Masalah tersebut layak diteliti; artinya pengkajian terhadap masalah tersebut dapat dilakukan dengan cara terukur secara empiris melalui pengumpulan data dan pengolahan data. Dengan demikian, masalah-masalah yang berkaitan dengan isu-isu filosofis, etika, moral atau nilai-nilai ideal tidak bisa dijadikan masalah karena sulit diukur.2. Sifat dari masalah tersebut, yaitu mempunyai nilai teoritis dan praktis; artinya masalah tersebut diangkat dan ada teorinya yang kuat dan mempunyai dampak praktis.3. Masalah tersebut realistis; arti realistis di sini sangat luas, di antaranya masalah itu terjangkau oleh kemampuan, baik dari segi keilmuan, penguasaan konsep atau teori, waktu, tenaga dan biaya, dll.Dalam kasus yang menjadi meningkatnya angka MDR karena ketidakpatuhan berobat pada pasien TB.Tujuan Penelitian3,4Setelah diidentifikasi dan perumusan masalah, tindakan selanjutnya adalah menentukan tujuan dengan kalimat yang singkat dan jelas yang meliputi apa yang dituju, waktu penelitian, lokasi penelitian, sasaran dan lain-lain. Dalam menuliskan tujuan sering dinyatakan sebagai tujuan umum dan khusus. Tujuan umum merupakan harapan peneliti yang ingin dicapai, tetapi hendaknya ditulis secara realistis, sedangkan tujuan khusus merupakan janji peneliti untuk melaksanakan hal-hal yang berkaitan langsung dengan masalah penelitian.Tujuan umum: Mengetahui faktor yang berhubungan dengan keteraturan berobat terkait dengan meningkatnya angka MDR pada pasien TB paru.Tujuan khusus Diketahuinya usia pasien berkaitan dengan keteraturan berobat dalam kasus MDR TB Diketahuinya tingkat pendidikan pasien terkait keteraturan berobat dalam kasus MDR TB Diketahuinya kehidupan sosioekonomi pasien terkait keteraturan berobat dalam kasus MDR TB Diketahuinya pekerjaan pasien terkait keteraturan berobat dalam kasus MDR TB Diketahuinya hubungan jarak rumah dengan puskesmas pada pasien terkait keteraturan berobat dalam kasus MDR TB Diketahuinya efek samping obat dan lama minum obat pada pasien terkait keteraturan berobat dalam kasus MDR TB

Tinjauan Pustaka5Tinjauan Pustaka sangat diperlukan untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan dalam usulan penelitian. Studi kepustakaan yang baik akan menyediakan dasar untuk menyusun kerangka teoritis yang komprehensif. Tinjauan Pustaka pada dasarnya mencakup 2 hal, yaitu : Tinjauan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Hal ini dimaksudkan agar para peneliti mempunyai wawasan yang luas sebagai dasar untuk mengembangkan atau mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti. Disamping itu, tinjauan teori ini juga dimaksudkan agar peneliti dapat mengidentifikasi masalah yang ingin diteliti dalam konteks ilmu pengetahuan yang relevan. Oleh karena itu, tinjauan pustaka ini menjadi dasar dalam merumuskan kerangka teori yang selanjutnya menjadi dasar untuk mengembangkan kerangka konsep penelitian. Tinjauan dari penelitian lain yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Hal ini penting, selain akan memperluas pandangan dan pengetahuan peneliti, juga dapat untuk menghindari pengulangan penelitian yang telah dilakukan orang lain (menjaga originalitas penelitian). Dalam tinjauan kepusakaan ini, peneliti hanya mencoba meninjau atau mereview teori-teori & hasil-hasil penelitian orang lain, dengan apa adanya saja.

Metodologi penelitian5,6Desain penelitian epidemiologi Secara sederhana, studi epidemiologi dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu epidemiologi deskriptif dan analitik.Desain epidemiologi deskriptifEpidemiologi deskriptif mendeskripsikan distribusi penyakit pada populasi, berdasarkan karakteristik dasar individu: seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, kelas sosial, status perkawinan, tempat tinggal. Epidemiologi deskriptif juga dapat digunakan untuk mempelajari perjalanan alamiah penyakit. Dari komponen penting yang ada dalam epidemiologi yang termasuk kedalam desain studi epidemiologi deskriptif yaitu frekuensi masalah penyebaran masalah kesehatan.Desain epidemiologi analitikA. Cross sectionalSurvey cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasional atau pengumpukan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variable subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama. Penelitian cross sectional ini sering juga disebut penelitian transversal, dan sering digunakan dalam penelitian-penelitian epidemiologi. Dibandingkan dengan penelitian-penelitan yang lain, metode penelitian ini merupakan yang paling lemah karena penelitian ini paling mudah dilakukan dan sangat sederhana. Pengertian-pengertian yang perlu dipahami dalam penelitian cross sectional, dan juga untuk jenispenelitian analitik yang lain, di antaranya ialah : penyakit, atau efek. faktor resiko untuk terjadinya penyakit tersebut. agen penyakit (penyebab penyakit).Faktor risiko ialah faktor-faktor atau keadaan-keadaan yang mempengaruhi mempengaruhi perkembangan suatu penyakit atau status kesehatan tertentu. Ada dua macam faktor risiko, yaitu : Faktor risiko yang berasal dari organisme itu sendiri (faktor risiko intrinsik). Ada dua macam faktor risiko, yaitu : Faktor jenis kelamin dan usia. Beberapa penyakit tertentu berkaitan atau cenderung diderita oleh seseorang dengan jenis atau usia tertentu. Faktor nutrisi Faktor risiko yang berasal dari lingkungan (faktor risiko ekstrinsik) yang memudahkan seseorang terjangkit suatu penyakit tertentu.Berdasarkan jenisnya faktor ekstrinsik ini dapat berupa : keadaan fisik, kimiawi, biologik, psikologik, maupun social budaya dan perilaku.

Kelebihan Keuntungan yang utama dari desain cross sectional adalah memungkinkan penggunaan populasi dari masyarakat umum, tidak hanya yang mancari pengobatan, hingga generaliasinya cukup memadai. Desain ini relative mudah, murah, dan hasilnya cepat dapat diperoleh Dapat dipakai untuk meneliti sekaligus banyak variabel Dapat dimasukkan kedalam tahapan pertama suatu penelitian kohort atau eksperimen, tanpa atau dengan sedikit sekali menambah biaya. Dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian berikutnya yang lebih konklusif.Kekurangan Sulit untuk menentukan sebab dan akibat karena pengambilan data risiko dan efekdilakukan pada saat yang bersamaan (temporal relationship tidak jelas). Akibatnya sering tidak mungkin ditentukan mana yang sebab dan mana akibat. Studi prevalens lebih banyak menjaring subjek yang mempunyai masa sakit yang panjang dari pada mereka yang mempunyai masa sakit yng pendek. Hal ini disebabkan karena individu yang cepat sembuh atau cepat meninggal akan mempunyai kesempatan yang relative kecil untuk terjaring dalam studi ini. Bila karakteristik pasien yang cepat sembuh atau cepat meninggal itu berbeda dengan mereka yang mempunyai masa sakit yang panjang, maka akan terdapat terjadi salah interpretasi dari hasil temuan studi tersebut. Dibutuhkan subjek yang cukup besar, terutama bila variabel yang dipelajari banyak. Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insidens, maupun prognosis. Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang, misalnya kanker lambung. Mungkin terjadi bias prevales atau bias insiden karena efek suatu faktor risiko selama selang waktu tertentu disalah tafsirkan sebagai efek penyakit.Studi Kasus KontrolPenelitian Case Control adalah suatu penelitian (survey) analitik yang menyangkut bagaimana faktor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatanretrospektif. Dengan kata lain, efek (penyakit atau status kesehatan) diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor risiko diidentifikasi adanya atau terjadinya pada waktu yang lalu.Kelebihan Menguntungkan untuk mempelajari masalah kesehatan yang jarang terjadi. Menguntungkan untuk mempelajari penyakit yang masa latennya lama. Lebih murah dibandingkan kohort karena masa studi yang relative pendek Memerlukan subyek yang lebih sedikit. Hasil dapat diperoleh dengan cepat Memungkinkan untuk mengidentifikasi berbagai faktor risiko sekaligus.Kekurangan Sulit memastikan apakah kasus dan kontrol sebanding dalam hal faktor resiko Bias mungkin terjadi karena data paparan diperoleh dari catatan atau ingatan dari sampel diteliti. Tidak dapat digunakan untuk menentukan inciden rate penyakit secara langsung pada kelompok terpapar, kecuali jika studi berbasis populasi. Tidak dapat digunakan untuk menentukan kemungkinan efek paparan yang lain (lebih dari satu variabel dependent) tetapi hanya memperhatikan satu kesudahan. Validasi mengenai informasi kadang-kadang sukar diperoleh.Studi KohortPenelitian cohortatau sering disebut penelitian prospektif adalah suatu penelitian survey (non eksperimen) yang paling baik dalam mengkaji hubungan antara risiko dengan efek (penyakit). Seperti telah diuraikan sebelumnya penelitian cohortadalah suatu penelitian yang digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor risiko dengan efek melalui pendekatan longitudinal ke depan atau prospektif. Artinya, faktor resiko yang akan dipelajari diidentifikasi penyakit salah satu indikator status kesehatan. Kesimpulan hasil penelitian ini akan membandingkan proporsi subjek yang menjadi sakit (efek positif) antara kelompok subjek yang diteliti dengan faktor risiko positif dengan kelompok subjek dengan faktor risiko negative (kelompok kontrol).

Ciri-ciri penelitian kohort Merupakan penelitian prospektif Bersifat observasional Pengamatan dilakukan dari sebab akibat Disebut juga studi insiden Intervensi dilakukan oleh alam atau yang bersangkutan Terdapat kelompok kontrol Terdapat hipotesis spesifik

Kelebihan Merupakan desain yang terbaik dalam menentukan insiden dan perjalanan penyakit atau efek yang diteliti Memungkinkan uraian secara lengkap mengenai pengalaman seseorang setelah terkena paparan termasuk perjalanan alamiah penyakit. Memberikan urut-urutan waktu yang jelas antara paparan dan penyakit. Memberikan peluang bagus untuk mempelajari paparan yang jarang. Memungkan penilaian kesudahan yang majemuk (risiko dan manfaat) yang mungkin terkait dengan paparan tertentu Memungkinkan estimasi angka kejadian masalah kesehatan secara langsung dan resiko relative yang ada hubungannya dengan paparan yang diteliti. Menyajikan informasi yang umumnya lebih mudah dimengerti oleh mereka yang bukan ahli epidemiologi.

Kekurangan Dibutuhkan subyek yang besar untuk penyakit yang jarang. Relative lebih mahal. Tidak lanjut mungkin sulit dan kehilangan pada tindak lanjut dapatmempengaruhi hasil penelitian. Status paparan mungkin berubah selama pelaksanaan penelitian.

Menentukan Populasi dan Sampel penelitian7Populasi PenelitianPopulasi adalah keseluruhan dari semua variabel yang menyangkut masalah yang diteliti

SampelSampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan teknik sampling tertentu untuk bisa mewakili atau memenuhi populasi. Teknik sampling dengan purposive sampel yaitu dalam memilih sampel dari populasi dilakukan secara tidak acak dan didasarkan dalam suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

Kriteria Inklusi dan Ekslusi dari Sampel7Kriteria inklusiKriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel.

Kriteria eksklusiKriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel.

Menentukan Lokasi dan Waktu Penelitian7Lokasi penelitian: tempat dimana diadakan penelitian. Berikan tentang gambaran umum demografi, karakteristik sosioekonomi penduduk daerah tersebut.Waktu penelitian: kapan diadakan penelitian tersebut.

Variabel penelitian4,5Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu. Misalnya : umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dsb.Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel X atau variabel bebas atau variabel independen, dan yang disebut variabel Y atau variabel terikat atau variabel dependen.

Macam Variabel dalam penelitian:A. VariabelIndependenVariable ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent, variabel pengaruh, variabel perlakuan, kausa, treatment, risiko, atau variable bebas. Dalam SEM (Structural Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan Struktural, variabel independen disebut juga sebagai variabel eksogen. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dinamakan sebagai variabel bebas karena bebas dalam mempengaruhi variabel lain.Contoh: dalam kasus usia pasien, tingkat pendidikan, sosial ekonomi, pekerjaan, jarak rumah dengan puskesmas, efek samping obat, lamanya minum obat.B. VariabelDependenSering disebut sebagai variabel out put, kriteria, konsekuen, variabel efek, variabel terpengaruh, variabel terikat atau variabel tergantung. Dalam SEM (Structural Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan Struktural, variabel dependen disebut juga sebagai variabel endogen. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang terjadi akibat karena adanya variabel bebas. Disebut Variabel terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas/variabel independent.Contoh hubungan antara variabel independen dengan dependen XYKepatuhan berobat MDRC. VariabelModeratorVariabel Moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Contoh hubungan variabel independen-moderator-dependen: Pada hubungan kepatuhan berobat dengan MDR, angka kejadian akan tinggi apabila PMO (Pengawas Minum Obat) tidak melakukan tugasnya dengan baik, dan hubungan semakin rendah bila PMO berperan baik dalam mengawasi pasien TB.D. VariabelKontrolVariabel Kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Contoh: : pasien TB dengan tingkat pendidikan yang setara

Skala pengukuran6,7Untuk mengukur suatu variabel dalam rumusan masalah penelitian, dibutuhkan skala pengukuran.Macam-macam skala pengukuran : Skala nominal Skala ordinal Skala interval Skala ratioSkala nominalSkala nominal adalah skala pengukuran paling sederhana. Skala yang memungkinkan peneliti mengelompokkan objek, individual atau kelompok kedalam kategori tertentu dan disimbolkan dengan label atau kode tertentu, selain itu angka yang diberikan kepada obyek hanya mempunyai arti sebagai label saja dan tidak menunjukan tingkatan.Skala nominal bersifat mutually excusive atau setiap objek hanya memiliki satu kategori.Contoh umum yang biasa dipakai yaitu variabel jenis kelamin . Dalam hal ini hasil pengukuran tidak dapat diurutkan (wanita lebih tinggi dari pada lak-laki, atau sebaliknya), tetapi lebih pada perbedaan keduanyaSkala OrdinalSkala ordinal memungkinkan untuk mengurutkan seseorang atau objek sesuai dengan banyak atau kuantitas dari karakteristik yang dimilikinya. Pada skala ordinal, dimungkinkan untuk melakukan penghitungan (kuantifikasi) variabel-variabel yang diuji sehingga dapat memberikan informasi yang lebih substansial dibandingkan dengan skala nominal. Contoh:dalam kelas kepelatihan yang terdiri dari beberapa trainee Adi, Budi, Susi, Eka, Fitri, dan Gina. Eka adalah siswa yang paling tinggi, diikuti kemudian oleh Adi dan Susi, sedangkan Gina adalah siswa yang paling pendek, yang agak tinggi Budi, dan diikuti kemudian oleh Fitri. Dalam analisis data, ada kemungkinan seorang pengembang ingin mengurutkannya dari variabel paling tinggi ke yang paling rendah, atau sebaliknya dari yang paling rendah sampai ke yang paling tinggi. Untuk tujuan itu, mereka dapat melakukan analisis pada para trainee, kemudian diurutkan sesuai dengan keperluannya. Hasil yang dicapai di antaranya menjadi seperti berikut: Eka, Adi, Susi, Fitri, Budi, dan Gina.Skala IntervalSkala interval adalah suatu skala pemberian angka pada klasifikasi atau kategori dari objek yang mempunyai sifat ukuran ordinal, ditambah satu sifat lain yaitu jarak atau interval yang sama dan merupakan ciri dari objek yang diukur. Sehingga jarak atau intervalnya dapat dibandingkan.Skala interval bisa dikatakan tingkatan skala ini berada diatas skala ordinal dan nominal. Selanjutnya skala ini tidak mempunyai nilai nol mutlak sehingga tidak dapat diinterpretasikan secara penuh besarnya skor dari rasio tertentu.Contoh skala interval : kepuasan seseorang terhadap pelayanan suatu jasa dapat diberi skala interval 1-2-3-4-5. Dimana nilai: 1: sangat tidak puas 2: tidak puas 3: biasa 4: puas 5: sangat puas Skala RatioSkala rasio adalah skala yang memiliki nilai dasar, dan memiliki titik 0 absolute. Skala ini merupakan skala tertinggi dari tiga skala sebelumnya.Contoh skala rasio adalah jumlah anak, suhu ruangan, jumlah pendapatan, dllPengumpulan data3,4Klasifikasi data:Berdasarkan bentuknya: 1. Data diskret: misalnya jumlah anak, jumlah pasien2. Data kontinyu: tinggi badan, kadar Hb.Berdasarkan jenis1. Data kuantitatif : data berupa angka-angka2. Data kualitatif : data berupa keterangan Berdasarkan sumber1. Data primer: hasil pengukuran sendiri.2. Data sekunder: data dari instansi misalnya puskesmas, rumah sakit3. Data tersier: data dari textbookUntuk mengumpulkan data dari sampel penelitian, harus dilakukan dengan metode tertentu sesuai dengan tujuannya. Terdapat 5 metode yang sering digunakan oleh seorang peneliti, yaitu wawancara, pengamatan (observasi), kuesioner (angket), documenter dan survey. Metode yang dipilih untuk setiap variabel tergantung pada berbagai faktor terutama jenis data dan ciri responden. Metode pengumpulan data ini tergantung pada karakteristik data variabel, maka metode yang digunakan tidak selalu sama, untuk di setiap variabelnya. Data yang dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan, karena data yang diperoleh akan dijadikan landasan dalam mengambil kesimpulan, dan data yang dikumpulkan haruslah data yang benar.Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam pengumpulan data, yang akan dibahas di bawah ini: Pengamatan (Observasi)Pengamatan atau observasi adalah metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung kepada objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.

SurveiSurvei adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan instrumen untuk meminta tanggapan dari responden tentang sampel. WawancaraWawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Wawancara juga merupakan suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu: pewawancara, responden, pedoman wawancara dan situasi wawancara. Pewawancara adalah petugas pengumpuk informasi yang diharapkan dapat menyampaikan pertanyaan dengan jelas dan merangsang responden untuk menjawab semua pertanyaan dan mencatat semua informasi yang dibutuhkan dengan benar. Responden adalah pemberi informasi yang diharapkan dapat menjawab semua pertanyaan dengan jelas dan lengkap. Pedoman wawancara berisi tentang uraian penelitian yang biasanya dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat berjalan dengan baik. Situasi wawancara ialah berhubungan dengan waktu dan tempat wawancara. Kuesioner (Angket)Kuesioner (angket) adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang yang bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna. Kuesioner atau angket hanya berbeda dalam bentuknya. Pada kuesioner, pertanyaan disusun dalam bentuk kalimat tanya. Sedangkan pada angket, pertanyaan disusun dalam kalimat pertanyaan dengan opsi jawaban yang telah tersedia. DokumenterDokumenter adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu. Semua dokumen yang berhubungan dengan penelitian yang bersangkutan perlu dicatat sebagai sumber informasi.

Instrument Penelitian5Adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Sangat bergantung pada jenis data yang ingin dikumpulkan. Ada dua syarat utama yang harus dipenuhi oleh alat ukur untuk memperoleh suatu pengukuran yang cermat, yaitu validitas dan releabilitas.Validitas artinya alat ukur yang digunakan dalam pengukuran, dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.Uji validitas dimaksudkan untuk menguji ketepatan item-item dalam kuesioner, apakah item-item yang ada mampu menggambarkan dan menjelaskan variabel yang diteliti. Jadi validitas adalah seberapa jauh alat dapat mengukur hal atau subjek yang ingin diukur.Validitas diusahakan dengan pikiran logis, meminta pendapat orang yang ahli, menggunakan kelompok yang telah diketahui sifatnya,kriteria independen. Item yang digunakan dalam penelitian ini untuk selanjutnya diuji reliabilitasnya.Reliabilitas artinya memiliki sifat dapat dipercaya, yaitu apabila alat ukur digunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau oleh peneliti lain tetap memberikan hasil yang sama.Jadi reliabilitas adalah seberapa jauh konsistensi alat ukur untuk dapat memberikan hasil yang sama dalam mengukur hal dan subjek yang sama.

Reliabilitas mengandung 3 makna yaitu: tidak berubah-ubah, konsisten, dapat diandalkan.Macamnya instrument : Observasi /pengamatan : reaksi obat, data kesehatan lingkungan rumah Alat ukur scientific (termometer, timbangan, stopwatch, dll) untuk mengukur data quantitatif. Wawancara untuk mengetahui persepsi, pendapat,sikap dari responden. Questionare: alat ukur yang dikembangkan untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku responden. Dokumen/ status: jika menggunakan data sekunder, maka semua data yang ada pada dokumen merupakan hasil pengukuran dari variabel yang ingin diteliti. Partisipasi: si peneliti ikut serta dalam komunitas penelitian.Pengolahan Data dengan StatistikStatistika Deskriptif sebagai Alat Analisis: Statistika Deskriptif merupakan metode atau alat analisis yang biasa digunakan untuk menyederhanakan data agar mudah dipahami. Penyajiannya bisa dalam bentuk tabel, baik tabel frekuensi maupun tabel silang atau dalam bentuk diagram dan grafik seperti diagram batang, kurva, histogram, pie, box plot dll. Statistika deskriptif dapat diterapkan baik untuk data yang berasal dari sampel maupun populasi, juga untuk sampel yang diambil dengan sampling probabilitas maupun non probabilitas, serta bisa digunakan untuk semua skala pengukuran dari mulai yang paling lemah (nominal) hingga skala rasio. Statistika Deskriptif sering digunakan untuk mengukur gejala pemusatan ,dan dispersi atau simpangan data . Termasuk ukuran gejala pusat antara lain: modus, median, persentil, mean atau rata-rata. Tergolong ukuran dispersi data antara lain: rentang (maksimum - minimum), deviasi standard, koefisien variasi. Jika dikaitkan dengan skala pengukuran dari data yang dianalisis, statistika deskriptif yang cocok digunakan adalah: 1. Skala Nominal : Modus, Frekuensi 2. Skala Ordinal : Median, Persentil, Rentang 3. Skala Interval : Mean, Deviasi Standard 4. Skala Rasio : Mean, Koefisien Variasi (ukuran dispersi relatif)

Statistik InferensialUbah hipotesis penelitian menjadi hipotesis statistik yang memuat hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1).Lakukan uji normalitas menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov atau Shapiro-Wilk untuk setiap data variabel penelitian pada taraf signifikansi yang dipilih (biasanya = 0,05)Rumusan hipotesis uji:Ho : Data berdistribusi normalH1 : Data tidak berdistribusi normal

Kriteria pengujian menggunakan SPSS (Uji Kolmogorof-Smirnov atau Shapiro-Wilk)Terima Ho: Data berdistribusi normal, jika nilai Sig Terima H1 :Data tidak berdistribusi normal, jika nilai Sig < Pada pengujian hipotesis (selain uji normalitas dan uji homogenitas),biasanya:Jika nilai sig0.05. Tidak adanya hubungan antara dukungan keluarga terhadap kesembuhan TB bisa disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya belum maksimalnya kuesioner untuk faktor keluarga, informasi dukungan keluarga yang tidak didapat langsung dari anggota keluarga pasien yang bersangkutan, dan masih rendahnya reliabilitas untuk variabel faktor sarana. Dukungan keluarga sebagai PMO adalah pandangan dan penilaian penderita TB terhadap interaksi dengan keluarga berupa informasi, perhatian, dorongan, dan bantuan dari PMO sehingga memunculkan kualitas hubungan yang dapat mempengaruhi kesembuhan penderita.Hasil diatas menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan antara keluarga dengan keberhasilan pengobatan TB. Meskipun begitu, peran keluarga tetap dibutuhkan dalam jalannya pengobatan TB. Fungsinya untuk membentuk manusia yang sehat secara biologi, psikologi, sosial, dan kultural.

Laporan Penelitian6,7Laporan penelitian menggambarkan: Sejarah dan/atau latar belakang sesuatu fenomena, isu, projek Proses, keadaan sesuatu fenomena, isu, projek Bahan untuk rujukan akan datang Pembuatan kesimpulan berdasarkan proses sesuatu perkara, projek Hubungan sebab dan akibatnya (keberhasilan atau kegagalan projek) Penemuan/Hasil sesuatu kajian

Umumnya laporan yang baik mempunyai susunan (pattern) berikut: Judul Abstrak Pendahuluan TinjauanPustaka Metoda Hasil dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Daftar Pustaka

Kesimpulan

Daftar Pustaka1. Aditama TY. MOTT dan MDR. J Respir Indo 2005;24:157-9.2. Departemen Kesehatan RI. Penanggulangan TB kini lebih baik. Available from http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1348penanggulangan-tb-kini-lebih baik.html.3. Swarjana K. Metodologi penelitian kedokteran. Yogyakarta: Andi Offset;2012.h.91-109.4. Goddart W, Stuart M. Research methodology. India: Berne;2007.p.32-46.5. Kothary CR. Methods and techniques of methodology. India :New Age International Publisher; 2006.p. 149-58.6. Bhattacharyya DK. Research methodology. India: Excel Book;2006.p.25-38.7. Laken B, Benestad HB, Olsen BR. Research methodology in the medical and biological sciences.London: Gyldendal Norsk Forlag;2007.p.35-48.8. Santoso S. Mastering SPSS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo; 2010.9. Syahril. Diagnostic & screening. USU Respiratory 2005: 1-7.10. Widjanarko B, Prabamurti PN, Widayat E. Pengatuh karatkerisitik, pengetahuan, dan sikap petugas pemegang program tuberkulosis paru puskesmas terhadap penemuan suspek TB paru di kabupaten Blora. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Januari 2006; 1(1): 3-5.11. Chandra HR. Faktor-faktor yang mempengaruhi program strategi DOTS (directly observed treatment shortcourse) pada pengobatan tuberculosis di kabupaten Sleman. Jurnal Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2013: 4-7.12. Nurmala. Faktor-faktor yang mempengaruhi program penanggulangan TB paru di puskesmas Medan Helvetia. USU Respiratory 2009: 14-6.

1