Click here to load reader
Upload
deni-cahlam
View
264
Download
19
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ni tugas susah boy
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Instrumen keuangan yang dapat diperjualbelikan di pasar modal
diantaranya surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, dan instrumen
lainnya. Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling
populer dan banyak dipilih investor karena mampu memberikan tingkat
keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan
modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan. Menerbitkan
saham yang diperjualbelikan dipasar modal merupakan salah satu pilihan
perusahaan ketika perusahaan memutuskan untuk mendapatkan pendanaan dan
pasar modal juga dijadikan sebagai sarana untuk berinvestasi bagi investor.
(Anonim, 2009)
Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan
pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator trend pasar yang
mampu menggambarkan kondisi pasar pada suatu waktu. Pergerakan indeks juga
menjadi indikator penting bagi para investor dalam memberikan suatu keputusan
untuk menjual, menahan, atau membeli saham.
Di Bursa Efek Indonesia (BEI) terdapat tujuh jenis indeks antara
lain
(Anonim, 2009):
1. Indeks Individual, menggunakan indeks masing−masing saham terhadap harga
dasarnya atau indeks masing−masing saham yang tercatat di BEI.
2. Indeks Harga Saham Sektoral, manggunakan semua saham yang termasuk
dalam masing−masing sektor.
3. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau Composite Stock Price Index,
menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen perhitungan
indeks.
4. Indek LQ 45, yaitu indeks yang terdiri 45 saham pilihan yang mengacu
kepada 2 variabel yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar.
1
5. Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Index), merupakan indeks yang
terdiri 30 saham mengakomodasi syariat investasi dalam islam.
6. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan, yaitu indeks harga saham yang
secara khusus didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu
kelompok papan utama dan papan pengembangan.
7. Indeks KOMPAS 100, merupakan indeks harga saham hasil kerjasama
Bursa Efek Indonesia dengan harian KOMPAS.
Untuk mengetahui bagaimana kegiatan ekonomi bergerak, naik atau
turun, banyak orang akan melihatnya dari sisi indeks yang dicapai pada saat itu.
Di surat−surat kabar yang memuat berita paling aktual, tidak ketinggalan juga
akan dicantumkan bagaimana pergerakan indeks saham, khususnya Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari perdagangan terakhir. Saham di sini
dipakai sebagai ukuran karena saham merupakan instrumen pasar modal yang
paling banyak diminati oleh investor. Bahkan saat ini, kegiatan politik pun juga
dihubungkan dengan pergerakan harga saham yang terjadi dan terlihat dari
indeks harga saham. Banyak analisis menghubungkan suhu politik yang terjadi
ternyata
juga berpengaruh terhadap kegiatan investasi di pasar modal. Ukuran
yang dipakai juga indeks harga saham. Seringkali indeks harga saham yang
mengalami kenaikan dijadikan juga indikator yang menandai kebangkitan
ekonomi di masyarakat.
Pada makalah ini digunakan data Indeks Harga Saham Gabungan. IHSG
ini termasuk saham yang fluktuatif yang berpengaruh terhadap
perkembangan ekonomi dunia. IHSG mengalami perubahan tiap harinya.
Perubahan dipengaruhi oleh beberapa faktor, secara garis besar yaitu kondisi
makro dan mikro. Kondisi ekonomi mikro yaitu meliputi harga saham frekuensi
transaksi IHSG yang terjadi di BEI, laporan keuangan dan isu pembagian
deviden atas laba yang diperoleh perusahaan emiten yang menjadi anggota IHSG
dan jumlah saham IHSG yang diperjualbelikan di BEI . Sedangkan kondisi
ekonomi makro meliputi stabilitas ekonomi dan politik di Indonesia dan
inflasi serta situasi moneter. Volatilitas sebuah pasar menggambarkan fluktuasi
2
atau perubahan harga pada pasar tersebut, yang sekaligus juga menunjukkan
resikonya (Suseno, 2008).
Berdasarkan latar belakang diatas bahwa nilai IHSG selalu mengalami
fluktuasi yang disebabkan oleh beberapa hal diatas. Dalam analisis data runtun
waktu ekonomi dan keuangan, yang menjadi pusat perhatian adalah
fluktuasi harga yang menunjukkan naik turunnya harga. Volatilitas yang tinggi
ditunjukkan oleh suatu fase dengan fluktuasi relatif tinggi dan kemudian diikuti
fluktuasi yang rendah. Dengan kata lain data mempunyai rata-rata dan varian
yang tidak konstan. Model Volatilitas yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
dan memprediksi fluktuasi harga adalah model Autoregresive Conditional
Heteroscedasticity (ARCH) yang dikenalkan oleh Robert Engle pada tahun 1982
atau model Generalized Aautoregressive Conditional Heteroskedasticity
(GARCH) oleh Bollerslev pada tahun 1986 yang dirancang secara khusus untuk
menghasilkan model dan melakukan peramalan yang disebabkan adanya
conditional variance.
Dalam makalah ini penulis tertarik untuk mengetahui seberapa besar
pergerakan harga saham gabungan.
1.2 Permasalahan
Dari uraian pada latar belakang muncul sebuah permasalahan khususnya
yaitu IHSG Sepi pemicu ambil Untung.
1.3 Pembatasan Masalah
Agar dapat memfokuskan dalam analisa yang dilakukan maka perlu
diadakan pembatasan terhadap masalah yaitu pembahasan dan analisis
difokuskan pada data IHSG .
1.4 Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah, penulisan tugas ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pertumbuhan IHSG untuk periode mendatang.
2. Mengetahui merosotnya IHSG 0,93% untuk periode mendatang
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Menurut Sunariyah (2006:142) Indeks Harga Saham Gabungan seluruh
saham adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja gabungan
seluruh saham yang tercatat di suatu bursa efek. Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) di BEI meliputi pergerakan-pergerakan harga untuk saham
biasa dan saham preferen. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pertama kali
diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan harga
saham yang tercatat di bursa. Hari dasar perhitungan indeks adalah tanggal
10 Agustus 1982 dengan nilai 100 dengan jumlah emiten yang tercatat
sebanyak 13 emiten. Jumlah emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
sampai dengan dengan ini mencapai 398 emiten. (BEI, 2010:4) IHSG mencapai
level tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia yang ditutup pada level
2.830,263.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat dihitung menggunakan
rumus berikut: (Halim, 2005:13)
IHSGtNPtND
x 100
Keterangan simbol:
IHSGt = Indeks harga saham gabungan pada hari ke-t
NPt = Nilai pasar pada hari ke-t, dari jumlah lembar saham yang tercatat
di bursa dikalikan dengan harga pasar per lembar
ND = Nilai dasar, BEI memberi nilai dasar IHSG 100 pada tanggal
10 Agustus 1982
2.2 Pengaruh Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Pasar Modal
Faktor-faktor internal dan eksternal merupakan variabel ekonomi makro
yang terjadi baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Menurut
Sunariyah (2006:20) perubahan atau perkembangan yang terjadi pada berbagai
variabel ekonomi suatu negara akan memberikan pengaruh kepada pasar modal.
4
Apabila suatu indikator ekonomi makro jelek, maka akan berdampak buruk bagi
perkembangan pasar modal. Tetapi apabila suatu indikator ekonomi baik, maka
akan memberi pengaruh yang baik pula terhadap kondisi pasar modal. Siegel
(1991) dalam Tandelilin (2010:341) menyimpulkan adanya hubungan yang kuat
antara harga saham dan kinerja ekonomi makro dan menemukan bahwa
perubahan pada harga saham selalu terjadi sebelum terjadinya perubahan
ekonomi.
Harga emas dunia memiliki pengaruh terhadap pergerakan IHSG. Emas
merupakan salah satu instrumen investasi yang masih diminati di masyarakat
karena memiliki sifat zero inflation. Harga emas dunia yang kian naik dari tahun
ke tahun dapat menarik minat investor untuk berinvestasi emas sehingga
mengurangi investasinya di pasar modal dan berakibat IHSG mengalami
penurunan karena maraknya aksi jual saham yang dilakukan oleh para investor.
Kurs rupiah yang melemah terhadap dolar AS juga ikut mempengaruhi
IHSG. Selain para investor dapat berinvestasi di pasar modal, mereka juga dapat
berinvestasi di pasar valas. Melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS akan
menarik minat investor untuk berinvestasi di pasar valas. Selain itu,
melemahnya kurs rupiah akan berdampak pada menurunnya laba bersih yang
diperoleh oleh emiten sehingga mengakibatkan harga sahamnya juga ikut
menurun. Pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS akan memicu terjadinya
inflasi di masyarakat.
Penyebab terjadinya inflasi bisa disebabkan karena adanya tarikan
permintaan dan desakan biaya. Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation)
terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan di mana biasanya dipicu
oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi
dan memicu perubahan pada tingkat harga. Sedangkan inflasi desakan biaya
(cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi atau kelangkaan
distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat
secara signifikan. Pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS dapat memicu
terjadinya inflasi desakan biaya karena meningkatnya biaya produksi akibat
penggunaan bahan baku impor.
5
Salah satu tugas bank sentral pada suatu negara adalah mengendalikan laju
inflasi melalui kebijakan moneter. Bank sentral dapat mengurangi jumlah uang
yang beredar di masyarakat melalui penjualan SBI dan menentukan tingkat suku
bunga simpanan dan pinjaman. BI rate yang telah ditetapkan oleh Bank
Indonesia dapat dijadikan sebagai suku bunga acuan oleh bank-bank yang ada
di Indonesia dalam menentukan besarnya suku bunga simpanan dan pinjaman
serta digunakan oleh Bank Indonesia sebagai sasaran suku bunga SBI yang
diinginkan untuk pelelangan pada masa periode tertentu. Tinggi rendahnya
BI rate ini akan mempengaruhi investasi di pasar modal karena investor dapat
mengalihkan dana investasinya dalam bentuk simpanan di bank lokal dan
pembelian SBI di pasar uang sehingga berdampak pada merosotnya IHSG di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
Inflasi desakan biaya juga dapat disebabkan oleh adanya kenaikan harga
minyak mentah di dunia. Bahan Bakar Minyak (BBM) banyak digunakan
sebagai bahan bakar industri sehingga dimasukkan sebagai komponen biaya
produksi suatu produk. Kenaikan harga BBM mengakibatkan kenaikan biaya
produksi sehingga produsen kemudian menaikkan harga jual produknya dan
memicu terjadinya inflasi di masyarakat. Bagi perusahaan-perusahaan
penambangan dan pengolahan minyak bumi, kenaikan harga minyak
mentah ini akan meningkatkan laba bersih sehingga menyebabkan harga
sahamnya ikut naik di bursa efek. Naik turunnya harga saham perusahaan-
perusahaan tersebut menyebabkan naik turunnya IHSG di bursa efek akibat aksi
ambil untung (profit taking) yang dilakukan oleh para investor.
Ringkasan mengenai pengaruh beberapa variabel ekonomi terhadap
pasar modal dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel 1.
Ringkasan Variabel Ekonomi dan Pengaruhnya Terhadap Pasar Modal
No. Variabel Ekonomi Penjelasan
1 Pertumbuhan PDBMeningkatnya PDB akan berpengaruh positifterhadap pasar modal.
2 Pertumbuhan produksi industriNaiknya indeks produksi akan memberikanpengaruh positif terhadap pasar modal.
6
3 InflasiInflasi yang tinggi mempunyai pengaruhnegatif terhadap pasar modal.
4 Tingkat bungaTingkat bunga yang tinggi akan berpengaruhnegatif terhadap pasar modal.
5 Kurs rupiahMenurunnya kurs rupiah terhadap mata uangasing memiliki pengaruh negatif terhadap pasar modal.
6 PengangguranMeningkatnya pengangguran akan memberikandampak negatif terhadap pasar modal.
7 Anggaran defisitAnggaran defisit akan meningkatkan jumlahuang yang beredar sehingga akan menyebabkan terjadinya inflasi.
8 Bursa-bursa regionalPerkembangan yang terjadi pada bursa-bursa diAS berpengaruh positif terhadap bursa-bursa diAsia.
Sumber: Dirangkum dari Sunariyah (2006:20-22), Tandelilin (2010:341-345)
.[
2.3 Cara menghitung IHSG
Secara umum, ada dua cara untuk menghitung indeks saham. Cara pertama
adalah dengan Price Weight / Simple Average. Rumusnya adalah sebagai berikut:
indeks = ∑P / Nd
Keterangan ;
P adalah harga saham.
Nd adalah nilai dasar, yaitu nilai yang dibentuk berdasarkan jumlah saham yang
tercatat dalam suatu waktu tertentu.
Metode ini dipakai untuk menghitung indeks saham Dow Jones (Dow Jones
Industrial Average/DJIA). Jadi jumlah harga 30 saham langsung dibagi nilai
dasar. Indeks ini tidak menggunakan Pengkoreksian pada masing-masing saham
karena karena DJIA merupakan indeks 30 saham terpilih di bursa New York.
Sebanyak 30 saham yang masuk dalam DJIA diasumsikan telah memiliki bobot
yang setara, sehingga penghitungan bobot dianggap tidak perlu lagi. Sebagai
catatan, 30 saham ini boleh dibilang mewakili setiap industri di Amerika Serikat
(AS) dan memiliki likuiditas transaksi yang tinggi.
Cara kedua adalah dengan menggunakan Capitalization Weight / Weighted
Average. Cara inilah yang digunakan untuk menghitung IHSG dan S&P500.
Rumusnya adalah:
7
indeks = (∑P x Q) / Nd x 100
keterangan ;
P adalah harga saham di pasar reguler.
Q adalah bobot atau jumlah masing-masing saham.
Nd adalah nilai dasar, yaitu nilai yang dibentuk berdasarkan jumlah saham yang
tercatat dalam suatu waktu. Nilai dasar ini bisa berubah jika ada aksi korporasi
yang menyebabkan jumlah saham berkurang atau bertambah.
Sederhananya, setiap saham dihitung terlebih dahulu kapitalisasi pasarnya.
Kemudian dijumlahkan seluruh kapitalisasi pasar untuk semua saham, lalu dibagi
dengan nilai dasar, kemudian dikalikan dengan 100. Menurut informasi,
kapitalisasi pasar yang dijumlahkan ini berbeda dengan nilai kapitalisasi pasar
seluruh saham di BEI, karena ada saham-saham yang tidak perhitungkan dalam
penghitungan indeks. Kenapa demikian? Saham-saham yang tidak diperhitungkan
ini menjadi rahasia BEI. Pihak BEI memiliki kriteria sendiri atas saham-saham
yang bisa dimasukkan dalam penghitungan IHSG.
Contoh kasus ; Misalnya saham PR Astra Internasional (ASII) di tahun 2012 memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 277,31 triliun. Nilai ini merupakan 7% dari seluruh kapitalisasi pasar BEI sebesar Rp 3.916 triliun. Dengan kapitalisasi pasar sebesar itu, kenaikan atau penurunan sedikit saja bisa memberi dampak lumayan pada IHSG. Oleh sebab itu, jika IHSG naik atau turun tajam, dapat dipastikan perubahan tersebut didorong oleh kenaikan harga-harga saham berkapitalisasi besar atau yang lebih dikenal sebagai Big Cap.
8
BAB IIII
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Karena Pengkoreksian tersebut, kenaikan atau penurunan IHSG sangat
bergantung pada pergerakan saham-saham berkapitalisasi besar. Karena itulah
muncul istilah beberapa saham yang disebut-sebut sebagai motor penggerak
IHSG.
Jadi IHSG sangat manfaat sebagai pedoman para penjual maupun pembeli saham.
Berikut ini adapun fungsinya:
FUNGSI IHSG
Indeks harga saham mempunyai tiga manfaat utama. Yaitu: sebagai penanda arah
pasar, pengukur tingkat keuntungan, dan tolok ukur kinerja portofolio.
1. Penanda Arah Pasar
Boleh dibilang, Indeks merupakan nilai representatif atas rata-rata dari
sekelompok saham. Karena menggunakan harga hampir semua saham di BEJ
dalam perhitungannya, IHSG menjadi indikator kinerja bursa saham paling utama.
Gampangnya, jika ingin melihat kondisi bursa saham saat ini, kita tinggal melihat
pergerakan angka IHSG.
Jika IHSG cenderung meningkat seperti yang terjadi akhir-akhir ini, artinya
harga-harga saham di BEI sedang meningkat. Sebaliknya, jika IHSG cenderung
turun, artinya harga-harga saham di BEI sedang merosot. Sekedar catatan,
persentase kenaikan atau penurunan IHSG akan berbeda dibanding dengan
kenaikan atau penurunan harga masing-masing saham. Kadang ada kalanya
peningkatan atau penurunan harga saham melebihi atau bahkan berlawanan
dengan pergerakan angka IHSG.
2. Pengukur Tingkat Keuntungan
Misalnya kita dapat menghitung secara rata-rata berapa keuntungan berinvestasi
di pasar saham. Sekarang di tahun 2013, IHSG bernilai 4400. Lima tahun lalu
IHSG bernilai 1400. Kita dapat menghitung secara sederhana berinvestasi selama
5 tahun dari tahun 2008-2013 menghasilkan keuntungan (4400-1400)/1400*100%
= 214%. Secara rata-rata per tahun keuntungan berinvestasi di pasar saham adalah
9
214%. Berarti per tahun 42,8%. Angka tersebut belum termasuk keuntungan dari
dividen.
Komentar Positif :
1. Membaiknya bursa saham global belum cukup kuat mengerek pertumbuhan
IHSG maka akan ada usaha untuk lebih baik lagi.
Komentar Negatif :
1. Dengan adanya informasi ini kita perlu waspada dengan Aksi profit taking
atau ambil untung untuk para investor yang melantai di bursa saham.
2. hawa profit taking masih dimungkinkan terjadi di pekan depan seiring belum
adanya trigger positif, terutama dari dalam negeri.
3. IHSG diperkirakan bakal berada pada rentang support 4.975-4.980
4. selama sepekan, bursa saham lokal merosot 1,92%.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://market.bisnis.com/read/20141108/189/271393/prediksi-ihsg-indeks-sepi-pemicu.-waspadai-aksi-ambil-untung
http://teorionline.wordpress.com/2012/03/03/jenis-jenis-indeks-saham-di-bei/
11