Upload
rifka-amilia
View
207
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
biologi
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Protista (“yang paling pertama”) berasal dari teori asal-usul makhluk
hidup yang di kemukakan oleh Aristoteles “Makhluk hidup berasal dari benda
mati”. Protista merupakan organisme eukariotik uniseluler yang hidup soliter atau
berkoloni.Protista dapat digolongkan menjadi protista mirip hewan (protozoa),
protista mirip tumbuhan(alga) dan protista mirip jamur (jamur lendir/slame mold).
Berdasarkan cara memperoleh nutrisi, protista digolongkan menjadi protista
autotrof dan protista heterotrof.
Protista memiliki cara makan yang berbeda-beda, dan dapat digolongkan dalam
tiga kategori:
1. Protista autototrof, yaitu protista yang memiliki klorofil sehingga
mampu berfotosintesis. Contohnya : Alga
2. Protista menelan makanan, dengan cara fagositosis melalui membran
sel. Contohnya:Protozoa3. Protista saprofit dan parasit, mencerna
makanan di luar sel dan menyerap sari-sarimakanannya. Contoh:
jamur
Protista mirip Tumbuhan disebut juga alga atau ganggang .Alga
merupakan kelompok organisme yang bervariasi baik bentuk, ukuran, maupun
komposisi senyawa kimianya. Alga ini ada berbentuk uniseluler (contoh
Chlorococcus sp), koloni (Volvox sp), benang (filamen) (contoh Spyrogyra sp)
serta bercabang atau pipih (contoh Ulva sp, Sargasum sp dan Euchema sp). Alga
ini tidak memiliki akar, batang dan daun sejati. Tubuhseperti ini dinamakan talus.
Itulah sebabnya alga tidak dapat digolongkan sebagai tumbuhan (plantae). Di
dalam sel alga terdapat berbagai plastida yaitu organel sel yang mengandung
zatwarna (pigmen). Plastida yang terdapat pada alga terutama kloroplas
mengandung pigmen klorofil yang berperan penting dalam proses fotosintesis.
Sehingga alga bersifat autrotof karena dapat menyusun sendiri makanannya
berupa zat organik dan zat-zat anorganik.
Dalam makalah ini akan membahas tentang protista mirip tumbuhan yang
mencangkup ciri-ciri umum, klasifikasi , serta peran postif dan negatif dalam
kehidupan manusia dari Protista Mirip Tumbuhan (Ganggang/ Alga).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana diskripsi dari protista mirip tumbuhan?
2. Bagaimana klasifikasi protista mirip tumbuhan?
3. Bagaimana peran protista mirip tumbuhan?
C. Tujuan Pembelajaran
1. Dapat menjelaskan bagaimana diskripsi dari protista mirip tumbuhan
2. Dapat menjelaskan bagaimana klasifikasi protista mirip tumbuhan
3. Dapat menjelaskan bagaimana peran protista mirip tumbuhan
BAB II
PEMBAHASAN
Para ahli biologi awalnya mendeskripsikan protista adalah seluruh hewan-
hewan eukariotik bersel tunggal (Protozoa). Perkembangan selanjutnya Whitaker,
1969 memasukkan alga/ Ganggang dan jamur lendir dan jamur air ke dalam
protista sehingga protista memilki cakupan pembahasan yang cukup luas meliputi
eukariotik bersel satu (uniseluler) sampai organisme eukariotik bersel banyak
(multiseluler) dengan bentuk sederhana.Alga masuk dalam kingdom protista,
karena mempunyai ciri-ciri tubuh tersusun dari satu atau banyak sel, yang tidak
berdiferensiasi membentuk jaringan khusus. Alga disebut protista mirip tumbuhan
dikarenankan memiliki pigmen warna yang memungkinkan untuk terjadinya
fotosintesis.
Ciri-ciri umum protista mirip tumbuhan:
1. Merupakan organisme eukariotik, yaitu organisme yang memiliki
membran inti.
2. Ada yang uniseluler (terdiri dari satu sel) dan ada yang multiseluler (terdiri
dari beberapa sel).
Alga memiliki bentuk yang bermacam macam, diantaranya:
soliter (contoh Chlorococcus sp),
koloni (Volvox sp),
benang atau filamen (contoh Spyrogyra sp)
bercabang atau pipih (contoh Ulva sp, Sargasum sp dan Euchema
sp)
3. Memiliki klorofil, sehingga bersifat autotrof.
Selain klorofil, alga juga memiliki pigmen lain, seperti:
a. fikosianin (warna biru),
b. fikoeritrin (warna merah),
c. fikosantin (warna coklat),
d. xantofil (warna kuning)
e. karotena (warna keemasan-orange ).
f. Klorofil (warna hijau)
g. Phycoerythrin ( merah)
4. Tubuh alga/ganggang tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan
daunsejati.
Tubuhnya berupa thalus, maka sering juga di klasifikasikan dalam
kelompok Thallophyta bukan Kormophyta itulah sebabnya alga tidak
dapat digolongkan sebagai tumbuhan (Plantae)
5. Reproduksi secara aseksual (dengan fragmentasi, pembelahan,
pembentukan spora) maupun seksual (dengan anisogami dan isogami).
a. Dengan pembelahan biner yaitu sel induk ganggang membleah
menjadi dua bagian yang sama kemudian tumbuh menjadi
ganggang baru.
b. Dengan fragmentasi yaitu filamen atau talus yang putus dapat
tumbuh menjadi ganggang baru.
c. Dengan pembentukan spora yaitu dengan cara pembelahan dinding
sel induk kemudian spora akan keluar setelah dinding sel induk
pecah dan kemudian tumbuh menjadi ganggang baru yang haploid.
d. isogami terjadi jika antara sel betina dan sel kelamin jantan
mempunyai ukuran yang sama dan sulit dibedakan.
e. anisogami terjadi jika antara sel kelamin jantan dan sel kelamin
betina mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda dan mudah
dibedakan.
6. Habitat di perairan (tawar – laut), tempat lembab.
Ada yang menempel pada batuan (epilitik), tanah/lumpur/pasir (epipalik),
menempel pada tumbuhan sebagai (epifitik), dan menempel pada tubuh
hewan (epizoik).
Klasifikasi Protista Mirip Tumbuhan
Berdasarkan macam klorofil dan pigmen lain yang dominan, alga dibagi menjadi:
1 Chlorophyta (Alga Hijau)
Chlorophyta (Yunani, chloros = hijau) adalah ganggang yang berwarna hijau
karena memiliki pigmen dominan klorofil a dan klorofil b, serta pigmen tambahan
karoten (kuning kemerahan) dan xantofil (kuning). Klorofil b adalah jenis klorofil
yang terdapat pada tumbuhan dan tidak dimiliki oleh ganggang lain, kecuali
Chlorophyta dan Euglenophyta. Chlorophyta memiliki dinding sel dan selulosa.
Cadangan makanannya disimpan dalam bentuk amilum, protein, dan minyak
Ganggang hijau yang umum di daerah di mana cahaya berlimpah, seperti air dan
pasang dangkal kolam renang. Alga hijau kurang umum di laut daripada ganggang
coklat dan merah.
Sebagian besar Chlorophyta hidup secara fotoautotrof di air tawar, beberapa jenis
lainnya hidup di laut sebagai fitoplankton. Ada pula yang hidup di tanah yang
lembap, tembok basah, di salju, atau menempel di tubuh tumbuhan atau hewan.
Namun, ada pula yang hidup bersimbiosis mutualisme dengan organisme
eukariotik lainnya. Contoh Chlorophyta yang bersimbiosis dengan jamur
membentuk lichen (lumut kerak), yaitu Trebouxia dan Pseudotrebouxia.
Chlorophyta ada yang uniseluler soliter atau berkoloni dan multiseluler.
Chlorophyta uniseluler yang memiliki flagela dapat bergerak aktif (motil).
Chlorophyta multiseluler berbentuk benang, lembaran, atau seperti tumbuhan
tingkat tinggi
Chlorophyta bereproduksi secara aseksual atau seksual. Reproduksi secara
aseksual dengan membelah diri menghasilkan zoospora, dan fragmentasi,
sedangkan reproduksi secara seksual dengan konjugasi dan peleburan gamet
jantan dengan gamet betina.
Ciri-Ciri Chlorophyta
a. Ada yang bersel satu, bersel banyak,
b. berkoloni,
c. berbentuk benang, dan lembaran.
d. Selnya eukaryot.
e. Punya klorofil a dan b, dan pigmen tambahan karoten.
f. Cara hidup bebas, sebagai epifit atau fitoplankton.
g. Reproduksi aseksual dengan pembelahan sel (bersel tunggal),
fragmentasi (koloni dan filamen), pembentukan zoospora (sel
berflagel dua), aplanospora (spora yang tidak bergerak), dan
autospora (aplanospora yang mirip dengan sel induk).
h. Reproduksi seksual dengan isogami (peleburan dua gamet yang
bentuk dan ukurannya sama), anisogami (peleburan dua gamet,
yaitu yang ukurannya tidak sama) dan oogami (peleburan
dua gamet, yaitu sperma dan sel telur).
Klasifikasi Chlorophyta
Berdasarkan dapat tidaknya bergerak, Chlorophyta digolongkan
menjadi beberapa genus, yaitu:
a. Alga hijau bersel satu tidak bergerak
Contoh: Chlorococcum (bulat, punya pirenoid), Chlorella (bulat, kloroplas
berbentuk mangkuk, punya pirenoid sebagai sumber protein sel tunggal).
b. Alga hijau bersel satu dapat bergerak
Contoh: Chlamydomonas
c. Alga hijau berkoloni tidak bergerak
Contoh: Hydrodictyon (koloni berbentuk jala inti, dan pirenoid banyak).
d. Alga hijau berbentuk koloni bergerak
Contoh: Volvox (koloni bulat, berisi beribu-ribu sel).
Berdasarkan bentuk, Chlorophyta digolongkan menjadi beberapa
genus, yaitu:
a. Alga hijau berbentuk benang (filamen)
Contoh: Spirogyra (benang tidak bercabang, inti tunggal, kloroplas berbentuk
pita tersusun spiral, pirenoid banyak) dan Oedogonium (filamen tidak
bercabang, kloroplas berbentuk jala, pirenoid banyak, inti satu besar).
b. Alga hijau berbentuk thalus
Contoh: Ulva lactua (selada laut), bentuk lembaran seperti daun.
Terdapat sekitar 7.000 spesies Chlorophyta yang sudah diidentifikasi, antara lain
sebagai berikut.
Chlamydomonas nivalis, hidup soliter di air tawar, uniseluler, dan
memiliki dua flagela. Kloroplas Chlamydomonas nivalis berbentuk seperti
magkok, serta memiliki bintik mata dan pirenoid. Chlamydomonas nivalis
bereproduksi aseksual dengan zoospora, dan reproduksi seksual dengan
singami.
Chlorella, uniseluler, sel berbentuk seperti bola-bola kecil, kloroplas
berbentuk seperti mangkok, dan hidup di air tawar. Dinding sel Chlorella
terbentuk dari selulosa dan tidak berflagela. Reproduksi terjadi secara
vegetatif dengan membelah diri dan membentuk spora. Chlorella dapat
berkembang biak dengan cepat dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi
sehingga dibudidayakan untuk diolah menjadi makanan suplemen dan
kosmetik. Chlorella dikenal sebagai PST (protein sel tunggal) dan
mengandung 45% protein, 20% lemak, 20% karbohidrat, dan 10% vitamin
(riboflavin, vitamin B12, karoten).
Chlorococcum, hidup di air tawar, bersifat uniseluler, dan soliter.
Kloroplas Chlorococcum berbentuk seperti mangkok.
Volvox, koloni berbentuk bola yang tersusun dari sekitar 500 sel dengan
dua flagela dan terangkai oleh benang sitoplasma. Volvox memiliki alat
kelamin (anteridium dan oogoniurn) dan sel-sel yang membesar, yang
terletak di bagian permukaan koloni. Fertilisasi ovum oleh spermatozoid
menghasilkan zigot yang akan tumbuh dan membentuk koloni anak.
Scenedesmus, memiliki flagela, dikenal sebagai PST (protein sel tunggal)
dan dimanfaatkan untuk produksi makanan suplemen.
Hydrodictyon, hidup di air tawar (sering ditemukan di sawah), tidak
memiliki flagela dan membentuk koloni seperti jala, kloroplas juga
berbentuk jala. Panjang koloni dapat mencapai 30 cm. Hydrodictyon
mengalami reproduksi aseksual dengan membentuk zoospora, dan melepas
sel koloninya untuk membentuk koloni baru. Reproduksi secara seksual
dengan konjugasi.
Spirogyra, hidup di air tawar (misalnya kolam), berbentuk benang
bersekat, dan berlendir. Kloroplas Spirogyra berbentuk spiral. Reproduksi
aseksual dengan fragmentasi, dan seksual dengan konjugasi yang
menghasilkan zigospora.
Caulerpa taxifolia, hidup di laut, ditemukan di zona pasang surut hingga
zona subtidal, merupakan alga yang mengisi ekosistem padang lamun,
tinggi mencapai sekitar 10-15 cm, dan bisa tumbuh pada substrat pasir
maupun pada batu karang. Pada umumnya ikan tidak memakan alga ini
karena mengandung racun.
Ulothrix, berbentuk benang, hidup di air tawar atau laut, melekat pada
medium dengan holdfast, dan bereproduksi secara aseksual dengan
fragmentasi.
Cladophora, hidup di air tawar (sawah, kolam, selokan, sungai), melekat
pada medium dengan menggunakan holdfast, berbentuk seperti benang
bersekat-sekat dan bercabang, dan kloroplas berbentuk jala. Talus
Cladophora lebih kasar dibandingkan Spirogyra.
Oedogonium, hidup di air tawar, berbentuk benang, dan kloroplas
berbentuk seperti jala. Reproduksi Oedogonium secara aseksual dengan
zoospora, dan seksual dengan fertilisasi ovum oleh spermatozoid. Ovum
dihasilkan oleh oogonium yang berbentuk menggembung, sedangkan
spermatozoid dihasilkan oleh anteridium yang berbentuk pipih.
Anteridium dan oogonium yang berada pada talus yang sama disebut
homotalus, sedangkan anteridium dan oogonium yang berada pada talus
yang berbeda disebut heterotalus.
Ulva, hidup di daerah pasang surut laut atau melekat di substrat padat.
Ulva berbentuk lembaran dan mengalami metagenesis isomorfik
(sporofit/talus diploid dan gametofit/talus haploid secara stuktural identik).
Ulva sering dimanfaatkan untuk sayuran.
Halimeda borneensis, berbentuk talus bersegmen, tinggi sekitar 7 cm, dan
memiliki struktur yang keras karena banyak mengandung kalsium
karbonat. Halimeda borneensis dapat ditemukan di pantai pulau
Kalimantan pada kedalaman laut 1 – 5 meter.
Caulerpa racemosa, dimanfaatkan untuk sayuran dan lalapan.
Chara braunii dan Nitella, hidup di air tawar, bentuk talus beruas ruas dan
bercabang mirip tumbuhan tingkat tinggi. Reproduksi aseksual dengan
fragmentasi dan reproduksi secara seksual dengan fertilisasi ovum oleh
spermatozoid. Ovum dihasilkan oleh nukul, sedangkan spermatozoid
dihasilkan oleh globul. Nukul dan globul terdapat pada ruas-ruas talus.
2 Phaeophyta (Alga Coklat)
Phaeophyta (Yunani, phaios cokelat) adalah jenis ganggang yang hidup di laut,
berwarna cokelat karena mengandung pigmen dominan fukosantin (cokelat) yang
menutup pigmen lainnya, yaitu klorofil a, klorofil c, dan xantofil. Phaeophyta
menyimpan cadangan makanan berupa minyak laminarin. Dinding selnya
mengandung pektin dan asam alginat. Phaeophyta merupakan ganggang
multiseluler yang berbentuk benang atau talus (menyerupai tumbuhan tingkat
tinggi). Mereka melekat di batuan dengan bantuan holdfast, atau mengapung
karena memiliki alat pelampung yang terdapat di dekat blade. Reproduksi secara
aseksual dengan fragmentasi dan secara seksual dengan isogami atau anisogami.
Phaeophyta mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) antara generasi
sporofit dengan generasi gametofit.
Seperti ganggang lainnya, penyebaran ganggang coklat sangat luas, dari iklim
tropis sampai ke zona kutub. Ganggang coklat dapat ditemukan di zona pasang
surut, dekat terumbu karang dan perairan yang lebih dalam.
Ciri-ciri
a. Tubuh menyerupai tumbuhan tinggi.
b. Mempunyai klorofil, pigmen tambahan xantofil dan fikosantin.
c. Habitat sebagian besar di laut.
d. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi, zoospora.
e. Reproduksi seksual dengan oogami, sel telur dihasilkan oleh
oogonia, dan sperma dihasilkan oleh anteridia.
Contoh: Laminaria sp (penghasil asam alginat yang dibutuhkan
untuk produksi tekstil, makanan, dan kosmetik), Sargassum sp,
Fucus, Turbinaria decurens, Macrocystis.
3 Chrysophyta (Alga Keemasan)
Nama Chrysophyta diambil dari bahasa Yunani, yaitu Chrysos yang
berarti emas. Ganggang keemasan atau Chrysophyta adalah salah satu kelas dari
ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Ganggang ini berwarna
keemasan karena kloroplasnya mengandung pigmen karoten dan xantofil dalam
jumlah banyak dibandingkan dengan klorofil. Pigmen lainnya adalah fukoxantin,
klorofil a dan klorofil c.
Pada umumnya berflagel yang tidak sama panjang dan bentuk sehingga
kadang-kadang disebut Heterokontae (alga yang flagelnya tidak sama panjang)
dan tubuhnya biasanya berbentuk seperti benang. Sel-sel ganggang keemasan
memiliki inti sejati (eukarion), dinding sel umumnya mengandung silika (SiO2)
atau kersik. Tubuh ganggang ini ada yang terdiri atas satu sel(uniseluler) dan ada
yang terdiri atas banyak sel (multiseluler).
Ganggang yang bersel satu bisa hidup sebagai komponen fitoplankton
yang dominan. Ganggang yang multiseluler berupa koloni atau berbentuk filamen.
Ganggang keemasan hidup secara fotoautotrof, artinya dapat mensintesis makanan
sendiri dengan memiliki klorofil untuk berfotosintesis.
Ganggang keemasan sebagian besar hidup di air tawar tetapi ada juga yang
hidup di air laut dan ada yang hidup di tanah. Meskipun ada anggota chrysophyta
yang hidup di laut, reproduksinya dilakukan secara aseksual dengan pembelahan
biner. Pada ganggang uniseluler reproduksi atau perkembangbiakan dilakukan
dengan pembentukan spora. Sedangkan pada ganggang yang multiseluler
reproduksi seksualnya dilakukan melalui penyatuan dari jenis gamet.
Habitat Chrysophyta biasanya terdapat ditempat-tempat yang basah, air laut, air
tawar dan di tanah yang lembab. Untuk xantophyceae hidup di air tawar, air laut
dan tanah dan chrysophyceae hidupnya di air laut dan air tawar sedangkan
bacillariopphyceae di air laut, di air tawar ataupun pada tanah- tanah yang lembab.
Alga ini digolongkan ke dalam 3 kelas, yaitu Kelas alga Hijau-Kuning
(Xanthophyceae), Kelas alga keemasan (Chrysophyceae), Kelas Diatom
(Bacillariophyceae).
1. Kelas alga Hijau-Kuning (Xanthophyceae)
Alga ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen kuning)
karena itu warnanya hijau kekuning-kuningan. Contoh: Vaucheria.
Vaucheria tersusun atas banyak sel yang berbentuk benang, bercabang tapi
tidak bersekat. Filamen mempunyai banyak inti dan disebut Coenocytic.
Berkembangbiak secara seksual yaitu dengan oogami artinya terjadi peleburan
spermatozoid yang dihasilkan anteridium dengan ovum yang dihasilkan oogonium
membentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi filamen baru.
Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk zoospora. Zoospora
terlepas dari induknya mengembara dan jatuh di tempat yang cocok menjadi
filamen baru.
Ciri-ciri kelas xantophyceae, yaitu:
a. Susunan Tubuh
Berbentuk sel tunggal, contoh: botrydiopsis
Berbentuk tubular, contoh: vaucheria
Berbentuk filament, contoh: tribonema
2. Kelas Alga Coklat-Keemasan (Chrysophyceae)
Alga ini memiliki pigmen keemasan (karoten) dan klorofil. Tubuh ada yang bersel
satu, contohnya Ochromonas dan bentuk koloni, contohnya Synura.
Genus-genus yang mempunyai peranan penting ialah Coccolith , Synura ,
dan Chrysamoeba.
Genus Coccolith berukuran sangat kecil (0,5 mm), berdinding kapur, dan
dapat ditemukan sebagai tanah kokolit yang tebal pada dasar laut yang tidak
begitu dalam, sebagai makanan ikan tidak begitu penting.
Genus Synura merupakan koloni kecil yang terdiri dari sel-sel yang
berflagel.
Synura (berbentuk koloni).
Klasifikasi:
Divisi : Chrysophyta
Class : Chrysophyceae
Ordo : Synurales
Family : Synuraceae
Genus : Synura
Species : Synura sp
Genus Chrysamoeba, bentuknya seperti Amoeba yang mempunyai sedikit
klorofil dan hidup seperti Amoeba biasa, dapat mengambil makanan seperti
Rhizopoda
Perkembangbiakan dilakukan secara:
Vegetatif dengan membelah secara longitudinal dan fragmentasi. Fragmentasi ada
2 macam, yaitu:
Koloni memisah menjadi dua bagian atau lebih.Sel tunggal melepaskan
diri dari koloni kemudian membentuk koloni yang baru.
Sporik, dengan membentuk zoospore (untuk sel-sel yang tidak memiliki
flagel) dan statospora. Statospora yaitu tipe spora paling unik yang diketemukan
pada chrysophyta, khususnya pada kelas-kelas chrysophyceae dengan bentuk
sporis dan bulat. Dinding spora bersilia, tersusun oleh dua bagian yang saling
tumpang tindih, mempunyai lubang atau pora yang ditutupi oleh sumbat yang
mengandung gelatin.
3. Kelas Diatom (Bacillariophyceae)
Umumnya diatom berwarna kuning abu-abu, kuning emas atau hijau
muda. Warna ini disebabkan karena proporsi yang sangat banyak dari karotin atau
terdapatnya pigmen tambahan coklat yang disebut diatomin. Xantofil dalam hal
ini fukosantin atau isofukosantin merupakan pigmen karakteristik dari alga coklat
(Pheophyta) sehingga diatom oleh ahli alga dimasukan dalam Phaeopyta. Ahli
lain menganggap bahwa pigmen coklat pada diatom adalah diatomin tidak sama
dengan fukosantin pada alga coklat sehingga diatom dipisahkan dari Phaeophyta
menjadi Divisi tersendiri.
4 Euglenophyta
Euglenophyta atau Euglenoid (Yunani, eu = sejati, gleen = mata) adalah
divisi kecil dari kerajaan Protista, terdiri dari ganggang air yang sebagian besar
uniseluler, memiliki bintik mata berwarna merah (stigma), tidak memiliki dinding
sel, memiliki flagela, dan dapat bergerak aktif (motil) seperti hewan, tetapi
memiliki klorofil dan dapat berfotosintesis seperti tumbuhan. Euglenophyta
memiliki klorofil a, klorofil b, dan pigmen karoten. Hasil fotosintesis disimpan
sebagai cadangan makanan berupa polisakarida paramilon. Euglenophyta hidup
sebagai organisme fotoautotrof melalui fotosintesis. Namun bila keadaan kurang
mendukung, misalnya tidak ada cahaya matahari, maka Euglenophyta dapat juga
hidup sebagai organisme heterotrof, yaitu dengan memakan sisa-sisa bahan
organik.
Euglenophyta memiliki habitat di air tawar, misalnya air kolam, sawah, danau,
dan banyak ditemukan di parit-parit peternakan yang banyak mengandung kotoran
hewan. Euglenophyta bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner
membujur. Pembelahan sel hanya terjadi dalam keadaan tertentu.
1) Ciri-ciri
a. Memiliki klorofil
b. Bentuk tubuh sel oval memanjang,
c. pada mulut sel terdapat cambuk atau flagel dan digunakan untuk
bergerak.
d. Dekat mulut terdapat bintik mata (stigma) yang gunanya untuk
membedakan gelap dan terang
e. Dapat hidup di perairan, misalnya air tawar dan air tergenang.
f. Berkembangbiak dengan pembelahan biner.
g. Bersifat aututrof dan heterotrof
Contoh : Euglena viridis
5 Phyrrophyta (Alga Api)
Anggota ganggang api sering disebut juga Dinoflagellata. Tubuhnya
tersusun atas satu sel, dapat bergerak aktif. Di sebelah luar sel terdapat celah dan
alur, masing-masing mengandung satu flagel. Dinding sel berupa lempengan
selulosa berbentuk poligonal, yang bersambungan sangat rapat. Di dalam sel
terdapat plastida yang mengandung klorofil dan pigmen cokelat kekuning-
kuningan. Berkembang biak dengan membelah diri. Umumnya hidup dilaut,
sebagian kecil hidup di air tawar. Yang hidup di laut bersifat fosforesensi, yaitu
memiliki fosfor yang memendarkan cahaya. Oleh karena itu, disebut ganggang
api.
Contoh : Noctiluca sp, Ceratium sp, Gonyaulax sp, Perridium sp.
6 Rodhophyta (Alga Merah)
Rhodophyta (Yunani, rhodos = merah) adalah ganggang yang berwarna merah
karena mengandung pigmen dominan fikobilin yang terdiri atas fikoeritrin
(merah) dan fikosianin (biru), serta pigmen lain yaitu klorofil a, klorofil d, dan
karoten. Pigmen fikoeritrin dan fikosianin membantu ganggang yang hidup di
perairan dalam untuk dapat menangkap gelombang cahaya matahari yang tidak
dapat ditangkap oleh klorofil. Rhodophyta yang hidup di laut dalam berwarna
merah kehitaman. Rhodophyta yang hidup di laut dengan kedalarnan sedang
berwarna merah cerah. Rhodophyta yang hidup di laut dangkal berwarna merah
kehijauan karena fikoeritrin yang menutupi klorofil berjumlah lebih sedikit.
Ganggang merah hidup subur di perairan dangkal bersuhu hangat di laut tropis.
Ada Rhodophyta yang dapat hidup di perairan dengan kedalaman hingga 260
meter. Beberapa jenis Rhodophyta ada yang hidup di air tawar atau tanah yang
basah.
Alga ini sering dimanfaatkan untuk bahan makanan (agar-agar) dan kosmetika.
1) Ciri-ciri
a. Bersifat multiseluler,
b. memiliki piqmen fikobilin yang terdiri dari fikoreitrin (merah) dan
fikosianin (biru), klorofil.
c. habitat di dasar laut, seperti rumput sehingga sering disebut dengan
rumput laut (sea weed). Reproduksi secara Vegetatif dengan
pembentukan spora, dan secara generatif dengan peleburan antar
ovum dan spermatozoid.
Terdapat sekitar 5.200 spesies Rhodophyta, antara lain sebagai berikut.
• Palmaria palmata, disebut juga dulse, banyak terdapat di pantai utara laut
Atlantik dan Pasifik. Dulse banyak dimanfaatkan untuk makanan sop, salad,
dan pizza. Dulse kaya akan vitamin B6, B12, zat besi, fluor, dan kalium.
• Chondrus crispus, berwarna ungu kemerahan, banyak terdapat di pesisir laut
Atlantik, Irlandia dan Inggris. Talus Chondrus crispus berbentuk pipih, dapat
dimakan, serta banyak mengandung albumin, mineral, iodin, dan belerang.
• Gigartina mamillosa dan Gigartina acicularis, talus pipih, berwarna
kemerahan, untuk pembuatan jeli, agar-agar, dan es krim.
• Mastocarpus stellatus, sama seperti Chondrus crispus sering digunakan untuk
makanan dan minuman. Mastocarpus stellatus banyak ditemukan di Irlandia
dan Skotlandia.
• Porphyra, umumnya tumbuh di daerah intertidal, di Jepang biasa digunakan
untuk membuat non sebagai pembungkus sushi.
• Coralina officinalis, berwarna merah muda hingga kekuningan, tetapi
berubah putih bila kering dan terkena cahaya matahari. Talus beruas-ruas dan
banyak mengandung zat kapur, tetapi mudah patah. Coralina officinalis
digunakan dalam industri kosmetik.
• Eucheuma spinosum, berwarna kemerahan, hijau atau kuning, hidup di
pantai yang dangkal, dan banyak dibudidayakan untuk bahan pembuatan agar-
agar.
• Gelidium robustum, banyak mengandung bahan agar-agar (tepung florid).
Contoh : Euchema spinosum, Glacilaria sp, Gelidium sp, Gigartina
mammilosa, Erytrophylum sp,Macrocladia sp.
7 Bacillariophyta (Diatom)
Diatom banyak ditemukan dipermukaan tanah basah misal, sawah. Tanah
yang mengandung diatom berwarna kuning keemasan. Tubuh ada yang uniseluler
dan koloni. Dinding sel tersusun atas dua belahan yaitu kotak (hipoteca) dan tutup
(epiteca).Contohnya: Navicula, Pannularia dan Cyclotella.
Ciri kharakteristik dari Bacillariophyceae
1. Thallus diploid
2. Sel dibungkus oleh dinding yang terdiri dari 2 bagian (epiteka dan
hipoteka) yang saling overlap/tumpang tindih.
3. Cadangan makanan berupa minyak dan Chrysolaminarin atau protein yang
disebut volutin
4. Stadium motil (sperma) dengan 1 flagel kadang 2 flagel
5. Perbanyakan yang unik dengan tipe spora yang dikenal
sebagai auksospora
6. Memiliki klorofil a dan c bersama dengan diatomin sebagai pigmen
fotosintesis.
Klasifikasi
Diatom (Bacillariophyta hanya terdiri dari 1 classis yaitu
Bacillariophyceae) diatom uniseluler terdapat dalam bermacam bentuk. Menurut
bentuknya dibagi dalam 2 ordo :
Centrales diatom
Mempunyai bentuk radial simetri. Centrales terlihat dari atas (Valve view)
dapat berbentuk lingkaran kadang segitiga. Sedang kenampakan samping (girdle
view) bagian overlap terlihat.
Pennales diatom
Mempunyai bentuk bilateral simetri. Terlihat dari atas dapat berbentuk
garis, lancet, elip atau ovoid.
Berdasarkan cara hidupnya diatom dikelompokkan menjadi dua kelompok besar,
yaitu :
a. Diatom Bentos
Diatom bentos pada umumnya hidup bercampur dengan lumpur atau menempel
pada substrat di dasar perairan, misalnya Cymbella, Gomphonema,
Cocconeis, danEunotia.
b. Diatom Plankton
Diatom plankton biasanya hidup melayang-layang bebas di perairan, baik air
tawar maupun air laut. Di air tawar diatom dapat ditemukan di sungai, danau,
kolam, rawa-rawa, dan ada juga yang bisa ditemukan di perairan yang suhunya
mencapai 450C. Beberapa diatom hidup sebagai epifit pada alga lain atau tanaman
air
Contoh :
Navicula
Klasifikasi :
Divisi : Chrysophyta
Class : Bacillariophycea
Ordo : Naviculales
Family : Naviculaceae
Genus : Navicula
Species : Navicula gysingensis
Melosira
Klasifikasi :
• Divisi :Bacillariophyta
• Kelas :Bacillariophyceae
• Bangsa:Centrales
• Suku :Melosiraceae
• Marga :Melosira
• Jenis :Melosira moniliformis
Nitzchia
Klasifikasi :
Divisi :Bacillariophyta
Kelas :Bacillariophyceae
Bangsa :Pennales
Suku :Nitzschiaceae
Marga :Nitzschia
Jenis :Nitzschia mediocris
Cocconeis
Kasifikasi :
Divisi :Bacillariophyta
Kelas :Bacillariophyceae
Bangsa :Pennales
Suku :Achnanthaceae
Marga :Cocconeis
Jenis :Cocconeis disculus
Synedra filiformis
Klasifikasi:
Divisi : Chrysophyta
Class : Fragilariophyceae
Ordo : Fragilariales
Family : Flagilariaceae
Genus : Synedra
Species : Synedra filiformis
Diatoma vulgare
Klasifikasi:
Divisi : Chrysophyta
Class : Fragilariophyceae
Ordo : Fragilariales
Family : Flagilariaceae
Genus : Diatoma
Species : Diatoma vulgare
Peranan Protista Mirip Tumbuhan Yang Menguntungkan:
- Sebagai sumber makanan yang dapat dikonsumsi langsung (chlorella,
ulva, eucheuma)
- Sebagai bahan campuran berbagai produk industri (diatom)
Peranan Protista Mirip Tumbuhan Yang Merugikan:
- Entamoeba histolytica hidup di dalam liang usus manusia, menyebabkan
kerusakan jaringan pada usus dan diare.
- Entamoeba hartmani hidup di dalam liang usus manusia, penyebab disentri
tetapi efeknya tidak lebih parah dari Entamoeba histolytica.
- Entamoeba gingivalis hidup di dalam rongga mulut manusia, ada disela-
sela gigi atau di leher gigi, tenggorokan, dan tonsil. Tidak bersifat
patotenik akan tetapi dapat memperparah terjadinya radang gusi.
- Trypanosoma evansi menyebabkan penyakit surrah pada ternak sapi, kuda,
dan kerbau. Banyak berjangkit di daerah tropis termasuk Indonesia. Vektor
perantaranya adalah lalat dari genus Tabanus.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Protista merupakan organisme eukariot pertama atau paling sederhana.
2. Protista mirip tumbuhan disebut juga ganggang/ alga.
3. Ganggang (alga) adalah protista yang bersifat fotoautrotof karena memiliki
kloroplas yang mengandung klorofil atau plastida yang berisi berbagai
pigmen fotosintetik lainnya.
4. Ganggang merupakan tumbuhan yang hidup di berbagai tempat. Misalnya;
air tawar, air laut, air sungai di dataran rendah dan pegunungan.
5. Bentuk-bentuk ganggang beraneka ragam di antaranya: bentuk filamen,
bulatan, lembaran, mangkok, sabuk, dan bentuk cakram.
6. Pengklasifikasian ganggang didasarkan atas zat pigmen yang terdapat pada
ganggang tersebut, yaitu Euglenophyta, Chrysophyta (ganggang keemasan),
Pyrrhophyta (ganggang api), Chlorophyta (ganggang hijau), Phaeophyta
(ganggang cokelat) dan Rhodophyta (ganggang merah).
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah, dkk. 2007. Biologi 1.Jakarta: Esis Erlangga.
Campbel, dkk. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
H. Fried, George, J. Hademenos George. 2006. Biologi Edisi 2. Jakarta: Erlangga.
Situs Web:
http://ruslismun2.blogspot.com/2011/11/protista-mirip-jamur.html
http://padlan14.blogspot.com/2012/07/makalah-protista.html
http://aslam02.wordpress.com/materi/biologi-kelas-x/protista
www.wikipedia.com
http://biologi-indonesia.blogspot.com/2013/11/penjelasan-tentang-protista-
mirip.html
http://www.slideshare.net/ciumam/alga-diatomae
http://reskinuralam.blogspot.com/2013/05/sekilas-tentang-diatomeae.html
http://hermankaendafpik.blogspot.com/2012/10/diatom.html
alga chlorella alga Volvox Spirogyra