33
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan industri kosmetik, detergen, produk-produk perawatan diri (personal care products) semakin meningkat, dimana meningkatnya produk-produk tersebut mengakibatkan kebutuhan bahan aktif seperti surfaktan semakin meningkat pula. Surfaktan (surface active agent) merupakan salah satu oleokimia turunan yang merupakan senyawa aktif yang mampu menurunkan tegangan permukaan dan tegangan antaramuka suatu cairan. Surfaktan memiliki gugus hidrofilik (biasa disebut bagian kepala, dan yang suka air) dan hidrofobik (yang disebut bagian ekor, yang tidak suka air). Sifat surfaktan inilah, sehingga surfaktan dapat digunakan sebagai bahan penggumpal, pembusaan, dan emusifier oleh industri farmasi, kosmetik, kimia, pertanian dan pangan serta industri produk perawatan diri (personal care product). Perkembangan industri kosmetik, detergen, produk- produk perawatan diri (personal care) semakin meningkat. Dimana meningkatnya produk-produk

Makalah Anti Foaming

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Mohammad Rizky Maku

Citation preview

Page 1: Makalah Anti Foaming

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini, perkembangan industri kosmetik, detergen,  produk-produk

perawatan diri (personal care products) semakin meningkat, dimana

meningkatnya  produk-produk tersebut mengakibatkan kebutuhan bahan aktif

seperti  surfaktan semakin meningkat pula.  Surfaktan (surface active agent)

merupakan salah satu oleokimia turunan yang merupakan senyawa aktif yang

mampu menurunkan tegangan permukaan  dan tegangan antaramuka suatu

cairan.   Surfaktan memiliki gugus  hidrofilik  (biasa disebut bagian kepala,

dan yang suka air) dan  hidrofobik (yang disebut bagian ekor, yang tidak suka

air).  Sifat  surfaktan  inilah, sehingga surfaktan  dapat digunakan sebagai

bahan penggumpal, pembusaan, dan  emusifier oleh industri farmasi,

kosmetik, kimia, pertanian dan pangan serta industri produk perawatan diri

(personal care product). 

Perkembangan industri kosmetik, detergen, produk-produk perawatan diri

(personal care) semakin meningkat. Dimana meningkatnya produk-produk

tersebut mengakibatkan kebutuhan bahan aktif seperti surfaktan meningkat

pula.

Detergen berasal dari bahasa latin yaitu detergere yang berarti

membersihkan. Detergen merupakan penyempurnaan dari produk sabun.

Detergen sering disebut dengan istilah detergen sintetis yang mana detergen

berasal dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan produk

terdahulu yaitu sabun, detergen mempunyai daya cuci yang lebih baik serta

tidak berpengaruh terhadap kesadahan air.

Kebutuhan detergen meningkat dengan adanya dua kelemahan sabun.

Pertaman, sabun merupakan garam dari asam lemah, arutannya agak basa

karena adanya hidrolisis parsial. Masaah kedua ialah bahwa sabun biasa

membentuk garam dalam air sadah yang mengandung kation logam-logam

Page 2: Makalah Anti Foaming

tertentu seperti Ca, Mg, Fe, dan kation-kation tersebut menyebabkan garam-

garam natrium atau kalium dari asam karboksilat yang semula larut menjadi

garam-garam karboksilat yang tidak larutmengakibatkan warna cokelat pada

pakaian. Masalah sabun dapat dapat dikurangi dengan menciptakan detergen

Kosmetik dan personal care merupakan suatu kebutuhan bagi konsumen,

mulai dari remaja sampai yang tua dimana mempunyai fungsi masing-

masing. Secara umum kosmetik dan personal tersebut memberikan manfaat

sebagai Pembersih (rambut & kulit), Perlindungan kulit,  penahan air,

Penghilang bau. Sebagai pengguna konsumen, tentunya menilai produk dari

segi warna, bau, tekstur, keamanan, dan aplikasi produk itu sendiri.  Salah

satu dari penentuan faktor-faktor produk itu berkualitas adalah dari

penggunaan surfaktan.

1.2.  Rumusan Masalah

Setiap hari kita pasti perlu menggunakan pakaian untuk menutupi aurat kita.

”DETERGEN” pasti kita sering mendengar kata tersebut, karena dengan

adanya  deterjen memudahkan kita untuk membersihkan pakaian kita yang

kotor setelah kita pakai Detergen adalah campuran berbagai bahan yang

digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan

turunan minyak bumi,dibanding dengan sabun, detergen mempunyai

keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak

terpengaruh oleh kesadahan air. Akan tetapi pemakaiannyapun dapat

menjadikan dampak negative pada lingkungan  kita.

Zat-zat yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari kebanyakan tidak dalam

keadaan murni, melainkan bercampur dengan dua atau lebih zat lainnya.

Campuran suatu zat akan mempertahankan sifat-sifat unsurnya. Oleh ksrena

itu suatu bahan kimia akan dipengaruhi oleh sifat, kegunaan, atau efek dari

zat-zat yang menyusunnya. Kekuatan pengaruh sifat masing-masing zat

bergantung pada kandungan zat dalam bahan bersangkutan. Banyak ragam

Page 3: Makalah Anti Foaming

bahan kimia yang ada dalam kehidupan sehari-hari.  Pada makalah ini akan

dibahas beberapa diantaranya.

1.3.  Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini untuk mengetahui jenis surfaktan yang

terdapat dalam detergen, kosmetik dan personal care yang berhubungan

dengan compounding dan dispensing.

 

Page 4: Makalah Anti Foaming

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.  Surfaktan

Istilah surfaktan (surface active agent) merupakan salah satu oleokimia

turunan yang merupakan senyawa aktif yang mampu menurunkan tegangan

permukaan dan tegangan antar muka  suatu cairan. Surfaktan memiliki gugus

hidrofilik (biasa disebut bagian kepala,  dan yang suka air) dan hidrofobik

(yang disebut bagian ekor dan yang tidak suka air. Sifat surfaktan inilah,

sehingga surfaktan dapat digunakan sebagai bahan penggumpal, pembusaan,

dan emusifier oleh industri farmasi, kosmetik, kimia, pertanian dan pengan

serta industri produk (personal care).

Surfaktan adalah senyawa yang molekul-molekulnya mempunyai

duaujung yang berbeda interaksinya dengan air, yakni ujung satu

(biasadisebut kepala) yang suka air dan ujung satunya (yang disebut

ekor)yang tidak suka air. surfaktan dibagi atas surfaktan anionik,

kationik,nonionik, dan amfoterik. Surfaktan akan berbusa dengan baik

disegala jenis air dan akan dapat dibilas dengan mudah dan sempurna. Dalam

sampo modern, sabun telah diganti dengan bahan aktif yang disebut surfaktan

Sebagian besar sampo kini dalam kemasan 2 in 1,bahan pembersih sekaligus

conditioner. Bahan pembersihnya akan membersihkan rambut dan kulit

kepala, sementara conditioner-nyaakan membuat rambut lebih mudah disisir

ketika basah dan akan membuat rambut ketika kering lebih tampak “berisi

(seolah lebihbesar volumenya)” tanpa tampak beterbangan Pasalnya,

kimiawan sebelum tahun 1980-an percaya penuh bahwa tidak

mungkinmencampurkan bahan pembersih dan conditioner, seperti disebut

diatas pembersihnya adalah surfaktan anionik, sedangkan conditoner-nya

adalah surfaktan kationik

Penggunaan surfaktan sangat bervariasi, seperti bahan deterjen, kosmetik,

farmasi makanan, tekstil, plastik dan lain-lain. Beberapa produk pangan

Page 5: Makalah Anti Foaming

seperti margarin, es krimdan lain-lain menggunakan surfaktan sebagai satu

bahannya. Syarat agar surfaktan dapat digunakan untuk produk pangan yaitu

bahwa surfaktan tersebut mempunyai nilai Hydrophyle Lypophyle Balance 

(HLB) antara 2-16, tidak beracun, serta tidak menimbulkan iritasi.

Penggunaan surfaktan terbagi atas tiga golongan, yaitu sebagai bahan

pembasah, bahan pengemulsi dan bahan pelarut. Penggunaan surfaktan

inibertujuan untuk meningkatkan kestabilan emulsi dengan cara menurunkan

tegangan antarmuka, antara fasa minyak dan fasa air. Surfaktan dipergunakan

baik berbentu emulsi minyak dalam air maupun berbentuk emulsi air dalam

minyak (Masyithah, 2010).

2.1.1 Pembagian Surfaktan

a) Anionik  yaitu  surfaktan yang bagian alkilnya  terikat pada suatu anion.

Contohnya Alkyl Benzene Sulfonate (ABS), Linier Alkyl Benzene

Sulfonate (LAS), Alpha Olein Sulfonate (AOS)

b) Kationik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya  terikat pada suatu kation.

Contohnya garam ammonium

c) Nonionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya tidak bermuatan contohnya

ester gliserin asam lemak, ester sorbiton asam lemak, ester sukrosa asam

lemak.

d) Amfoter yaitu surfaktan yang bagian alkilnya mempunyai muatan positif

dan negatif. Contohnya surfaktan yang mengandung asam amino.

e) Kandungan surfaktan didalam suatu produk deterjen biasanya sebanyak 8-

18%.

2.1.2.  Mekanisme kerja surfaktan pada detergen

Surfaktan merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai dua ujung

yang berbeda, ujunghidrofil (suka air) dan ujung hidrofob (benci air/suka

lemak). Zat aktif ini berfungsi menurunkantegangan permukaan sehingga

dapat melepaskan kotoran pada pakaian. Lemak yang dimaksudpada zat

aktif ini tidak selalu berupa lemak karena makanan tapi dapat berupa noda

Page 6: Makalah Anti Foaming

apa saja yangmengandung unsure C dan H. Pada awalnya surfaktan

membentuk misel dengan ujung hidrofil berikatan hydrogen dengan air,

sedangkan ujung hidrofobnya tertolak oleh air. Saat berdekatandengan noda

(mengandung unsure C dan H), ujung hidrofob akan menarik noda dari kain

danmembentuk misel baru. Mekanisme kerja surfaktan tidak melibatkan

pertukaran elektron sepertireaksi redoks. Yang terjadi pada mekanisme

kerja surfaktan adalah interaksi antara ekorhidrofolik dan hidrofobik dari

surfaktan.

2.2 Detergen

Deterjen pada umumnya mencekup setiap bahan pembersih termasuk

sabun, namun kebanyakan dihubungkan dengan deterjen sintetik. Deterjen

dapat mempunyai sifat tidak membentuk endapan dengan ion-ion logam

divalen dalam air sadah.

Deterjen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk

membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi.

Dibanding dengan sabun, deterjen mempunyai keunggulan antara lain

mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan

air. Deterjen merupakan garam natrium dari asam sulfonat (http//www.chem-

is-try.org).

Deterjen telah lama digunakan dalam stabilisasi emulsi dan deterjen ini

merupakan jenis pengemulsi yang paling efisien. Meskipun tindakan tersebut

dapat dikatakan sebagai pengemulsi, maka dapat diketahui bahwa bahan-

bahan yang dapat digunakan sama baiknya dalam memecahkan emulsi (Lata,

1976). 

Molekul dan ion yang diadsorpsi pada antarmuka dinamakan zat-aktif

permukaan, atau surfaktan. Pernyataan lain adalah amfifil, yang mengingatkan

bahwa molekul atau ion mempunyai afinitas tertentu  baik terhadap pelarut

polar maupun nonpolar, amfifil secara dominan (kuat) bisa hidrofilik (suka

air), lipofilik (suka minyak). Sebagai contoh, alkohol yang mempunyai rantai-

lurus, amina-amina dan asam-asam adalah amfifil yang berubah dari hidrofilik

Page 7: Makalah Anti Foaming

dominan menjadi lipofilik apabila jumlah atom karbon dalam rantai karbon

naik. Jadi, etil alkohol bercampur dengan air dalam segala perbandingan.

Sebagai bandingannya, kelarutan dalam air dari amil alkohol adalah sangat

kecil, sedang etil alkohol bisa dikatakan sangat lipofilik dan tidak larut dalam

air.

Amfifilik merupakan sifat dari zat aktif permukaan yang dapat

menyebabkan zat ini diadsorpsi pada antarmuka.  Jadi dalam suatu  dispersi

dalam air dari amil alkohol, gugus alkoholik polar dapat bergabung dengan

molekul-molekul air. Tetapi, bagian nonpolar ditolak karena gaya adhesif

yang dapat terjadi dengan air adalah kecil dibandingkan dengan gaya kohesif

antara molekul-molekul  air yang berdekatan. Akibatnya, amfifil tersebut

diadsorpsi pada antarmuka (Martin, 1993).

Pada antarmuka udara/air, rantai-rantai lipofilik diarahkan keatas masuk

dalam udara, pada antarmuka minyak/air mereka bergabung dengan fase

minyak. Dengan cara berorientasi demikian pada antarmuka minyak/air, maka

molekul-molekul surfaktan membentuk suatu jembatan antara fase polar dan

fase nonpolar yang menyebabkan terjadinya transisi antara kedua fase tersebut

lebih baik. Untuk membuat agar amfifil terkonsentrasi pada antarmuka, maka

amfifil harus seimbang, dengan pengertian dengan pengertian gugus-gugus

yang larut dalam air harus seimbang dengan gugus-gugusnya yang larut dalam

minyak (Moechtar, 1989). 

2.3. Formulasi kandungan deterjen

2.3.1. formulasi kandungan deterjen sebagai bahan pembentuk

Pembentuk berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan

cara menonaktifkan mineral penyebab kesadahan air. Contoh bahan

pembentuk yang terdapat dalam deterjen antara ialah Sodium Tri Poly

Phosphate (STPP), Sodium Phosphate, Nitriloacetic Acid (NTA), Ethylene

Diamine Tetra Acetate (EDTA). Secara umum kadar bahan pembentuk

sebanyak 20-45%.

Page 8: Makalah Anti Foaming

2.3.2. Formulasi kandungan deterjen sebagai bahan pengisi

Pengisi adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai

kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh

bahan yang digunakan ialah Sodium sulfate (Borax) dan Anti-Foaming

Agents,  yang memberikan gerak bebas pada deterjen dalam bentuk padat

bereaksi secara bebas di air serta  Anti-Foaming Agents berfungsi sebagai

pereduksi jumlah busa. Sodium Silikat juga digunakan sebagai bahan

penghambat korosi pada mesin cuci. Umumnya bahan Pengisi terkandung

didalam deterjen sebanyak 5-45%.

2.3.3. Formulasi kandungan deterjen sebagai bahan tambahan

Bahan tambahan ini biasanya ditambahkan  sebagai pelengkap dan tidak

berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen, misalnya pewangi,

pelarut, pemutih, pewarna dan lain-lain.  Bahan  tambahan yang 

ditambahkan lebih dimaksudkan untuk komersialisasi. Contoh bahan yang

sering ditambahkan yaitu Sodium Perkarbonat dan Sodium Perborat, suatu

bahan tambahan yang memiliki daya pemutih. Bahan lainnya yaitu  enzim,

yang berfungsi sebagai penghilang noda-noda yang besifat biologis seperti

darah.  Persentasi banyak bahan tambahan yang ada di dalam suatu deterjen

sebanyak 15-30%. 

Surfaktan merupakan bahan utama deterjen, sejak tahun 1960 surfaktan

AlkyBenzene Sulfonate (ABS) digunakan sebagai formula didalam

deterjen. Konsentrasi surfaktan di dalam air permukaan dengan gas (udara),

padatan (kotoran), dan cair (minyak) dapat menyebabkan pembasahan dan

menjadi media pembersih yang sangat baik. Ini dikarenakan surfaktan

memiliki struktur ampifilik, dimana salah satu bagian dari molekul

tergolong ionik atau polar dengan kekuatan tarik menarik pada air, dan

pada bagian lain termasuk golongan hidrokarbon dengan sifat menolak air.

Selain bahan-bahan diatas Lauril alkil sulfonat sangat dibutuhkan dalam

pembuatan detergen khususnya untuk detergen lunak dimana lebih ramah

terhadap lingkungan dan dapat dirusak oleh mikroorganisme.  Sumber

Page 9: Makalah Anti Foaming

utama lauril alkil sulfonat berasal dari industri perminyakan (Pratama,

2008).

2.4.  Kosmetik dan personal care

Kosmetik dan personal care merupakan suatu kebutuhan bagi konsumen,

dimana mempunyai fungsi masing-masing. Secara umum kosmetik dan

personal tersebut memberikan manfaat sebagai Pembersih (rambut & kulit),

Perlindungan kulit,  penahan air, Penghilang bau. Sebagai pengguna

konsumen, tentunya menilai produk dari segi warna, bau, tekstur, keamanan,

dan aplikasi produk itu sendiri.  Salah satu dari penentuan faktor-faktor

produk itu berkualitas adalah dari penggunaan surfaktan.

Syarat-syarat suatu kosmetik dalam aplikasinya :

a)       Memberikan kulit yang sehat

b)       Menjaga kelembaban

c)       Bebas dari kotoran dan tidak toksik

d)       Tidak memberikan efek iritasi

e)       Tidak menimbulkan alergi

Surfaktan merupakan senyawa yang dapat menurukan tegangan

permukaan suatu system, dimana adalah subtansi yang dalam keadaan rendah

mempunyai sifat dapat terabsorbsi pada sebagian atau seluruh antar muka

sistem. Surfaktan mempunyai  gugus hidrofil dan lipofil yang seimbang

sehingga mampu menjadi jembatan penghubung antara polar dan nonpolar

yang dapat menyebabkan terjadinya interaksi antara ke 2 fase tersebut dengan

baik.

Pada kosmetik dan personal care, surfaktan juga memiliki syarat-syarat.

Syarat –syaratnya seagai surfaktan :

Page 10: Makalah Anti Foaming

Syarat :

1. Anti alergi

2. Anti iritasi

3. Bau dan warna berlebihan tidak anjurkan

4. Reaksi yang merugikan diminimalkan

5. Bebas dari kotoran dan tidak toksik

Untuk meminimalkan risiko medis, pembuat kosmetik cenderung

menggunakan surfaktan polimer. Selain itu surfaktan anionik, kationik,

nonionik, dan amfoterik juga dapat digunakan. Beberapa penelitian

menggunakan surfaktan alami karena lebih aman untuk aplikasi.

Dan fungsi dari surfaktan yang berperan dalam kosmetik itu sendiri yaitu :

1. Surfactants, Cleansing Agents

2. Surfactants, Emulsifying Agents

3. Surfactants, Foam Boosters

4. Surfactants, Hydrotropes

5. Surfactants, Solubilizing Agents

6. Surfactants, Suspending Agents

 

2.4.1. Jenis-jenis surfaktan yang digunakan dalam kosmetik dan personal

care :

a) Surfaktan anionik

Surfaktan anionik adalah memiliki muatan negatif pada kepala. Termasuk

pada kelompok-kelompok seperti asam karboksilat, sulfat, asam sulfonat,

asam fosfat dan turunannya, dan berguna untuk aplikasi yang memerlukan

pembersihan (perlengkapan mandi dan busa).

Surfaktan Asam Karboksilat : stearat berguna untuk produk

seperti deodoran dan antiperspirant. Garam (natrium stearat)

membuat sabun yang sangat baik.

Page 11: Makalah Anti Foaming

Sulfat : natrium lauril sulfat (SLS), amonium sulfat lauril (ALS),

atau teretoksilasi, natrium sulfat laureth (SLES) dalam penggunaan

pembuatan sabun. Surfaktan tersebut pembuat foam sangat baik,

agen pembersih, dan relatif murah.

Asam sulfonat  : umumnya lebih ringan dibandingkan sulfat.

Mereka termasuk Taurates (berasal dari taurin), Isethionates

(berasal dari asam isethionic), sulfonat olefin, dan Sulfosuccinates.

Alasan mereka tidak digunakan lebih sering adalah bahwa mereka

lebih mahal untuk diproduksi.

b) Surfaktan kationik

Surfaktan kationik memiliki muatan positif pada kepala. Termasuk

kationik yaitu seperti Amin, Alkylimidazolines, Amin Alkoxylated, dan

Senyawa Amonium Quaternized (atau Quats).

Surfaktan kationik paling signifikan yang digunakan dalam

kosmetik yaitu Quats. Quats seperti klorida Cetrimonium dan Klorida

Stearalkonium memberikan dasar untuk kondisioner rambut banyak.

Masalah dari surfaktan kationik  biasanya tidak kompatibel dengan

surfaktan anionik. sulit untuk menghasilkan produk yang secara

bersamaan bersih. Surfaktan kationik juga bisa menyebabkan iritasi

sehingga ini harus dipertimbangkan ketika menggunakan kosmetik dengan

kationik.

c) Surfaktan amfoter

Contohnya termasuk Lauriminodipropionate Natrium dan

Lauroamphodiacetate Dinatrium.Amphoterics terutama digunakan dalam

kosmetik sebagai surfaktan sekunder. Amfoterik dapat membantu

meningkatkan busa,dan bahkan mengurangi iritasi. Juga digunakan untuk

shampoo bayi dan produk pembersih lain yang memerlukan kelembutan.

Kekurangan adalah bahwa mereka tidak memiliki sifat pembersihan yang

baik dan tidak berfungsi dengan baik sebagai emulsifier.

Page 12: Makalah Anti Foaming

d) Surfaktan Non ionik

Surfaktan yang tidak bermuatan. Paling sering digunakan sebagai

emulsifier, bahan pendingin, dan agen pelarut. Nonionics utama yang

digunakan untuk kosmetik termasuk alkohol, alkanolamides, ester, dan

oksida amina.

Surfaktan non ionik yang umum digunakan yaitu surfaktan

teretoksilasi tetapi surfaktan ini dapat bersifat karsinogenik.

Alkohol seperti setil alkohol atau stearil digunakan dalam krim dan

lotion untuk memberikan kelembutan pada kulit. Alkohol juga membantu

menstabilkan emulsi dan dapat mengurangi iritasi. Oksida amina seperti

oksida Cocamidopropylamine digunakan untuk meningkatkan busa dalam

produk pembersih. Ester polisorbat juga bahan pelarut yang sangat baik

untuk minyak wangi.

Pada kosmetik juga digunakan surfaktan yang alami karena dilihat

dari segi keamanannya. Berikut ini beberapa surfaktan alami yang

digunakan dalam kosmetik dan personal care :

Surfaktan natural : penggunaan surfaktan ini tidak terlalu banyak.

Contoh :

Dihasilkan dari lanolin (lemak wool), piotsteroid diekstrak dari variasi

tanaman dan sarang lilin lebah.

Kelas surfaktan alami lainnya adalah protein contoh kasein dalam susu.

2.4.2. Emulsi kosmetik

1. Emulsi air dalam minyak (W / O), dengan HLB berkisar 3-6

2. Emulsi minyak dalam air (O / W), dengan HLB berkisar 8-18

Karakteristik utama emulsi yang dalam kosmetik:

1. Pembentukan emulsi

2. Kestabilan emulsi

3. Reologi

Komponen utama emulsi yaitu :

Page 13: Makalah Anti Foaming

1. Fase air

2. Fase minyak

3. Pengemulsi

Contoh emulsifier : ester sorbitan, sorbitan gliseril ester, silikon kopolimer,

sukrosa ester, ester ortofosfat, polyglycerol ester, surfaktan polimer, protein

dan oksida amina.

a) Emulsi  kosmetik dalam skala industri

Teknik dalam pembuatan emulsi kosmetik : prinsip fase inversi

Contoh :

1. Untuk membuat emulsi O / W dimulai dengan emulsi W / O yang

dapat diperoleh pada suhu tinggi (di atas suhu HLB dari emulsi).

2. Kemudian  Emulsi W / O didinginkan dengan cepat untuk

menghasilkan emulsi O / W. Atau, emulsi W / O, melarutkan

surfaktan dalam fase minyak dan secara bertahap dan

menambahkan air saat pencampuran.

3. Ketika air  mencapai tingkat tertentu, inversi ke emulsi O / W

emulsi akan terjadi.

4. Emulsi ini memiliki distribusi ukuran lebih kecil dibandingkan

sistem yang diproduksi oleh langsung pengemulsi minyak menjadi

larutan surfaktan.

b) Nano emulsi dalam kosmetik

c) Mikroemulsi dalam kosmetik

Karena transparansi, mikroemulsi diaplikasikan formulasi kosmetik,

misalnya rambut styling gel, gel parfum, perlengkapan mandi, gel tabir

surya

Liposom (bilayers multilamellar) yang dihasilkan dari dispersi dari

fosfolipid, misalnya lesitin, dalam air dengan agitasi sederhana.

d) Emulsi ganda

Transparan dan  rangenya sekitar 50-200nm. nano-emulsi stabil terhadap

creaming atau sedimentasi, flokulasi dan koalesensi. Salah satu

Page 14: Makalah Anti Foaming

keuntungan dari nano-emulsi adalah film oklusif tinggi yang dapat

terbentuk pada aplikasi untuk kulit. Ukuran kecil dapat masuk ke

permukaan kulit. Aplikasi lain nano-emulsi adalah kemampuan untuk

meningkatkan penetrasi aktif (misalnya vitamin, antioksidan, dll) ke dalam

kulit. Ini karena  area permukaan yang lebih tinggi bila dibandingkan

dengan kasar emulsi. Lebih dikenal dengan emulsi dalam emulsi, yaitu

suatu emulsi tipe tertentu yang didispersikan lagi dalam suatu fase

pendispersi.

Emulsi ganda a/m/a atau w/o/w yaitu air dalam minyak dalam air.

Biasanya emulsi tersebut stabil bila menggunakan kombinasi surfaktan

hidrofilik dan surfaktan hidrofobik. Perbandingan jumlah surfaktan yang

digunakan sangat penting untuk mencapai emulsi ganda yang stabil

Kriteria utama dalam emulsi ganda :

Terdapat 2 pengemulsi, dimana satu dengan HLB yang rendah dan satunya

lagi dengan HLB yang tinggi.

Skema pembuatan emulsi ganda w/o/w

Beberapa variabel formulasi harus dipertimbangkan dalam pembuatan

emulsi ganda :

1. Pengemulsi w/o primer, HLB surfaktan yang digunakan rendah

Seperti : decaoleate decaglycerol; campuran triglycerol trioleate dan

sorbitan trioleate; kopolimer blok ABA dari PEO dan asam

polyhydroxystearic.

2. Fraksi volume Pemulsi primer W / O atau O / W: fraksi volume

biasanya antara 0,4 dan 0,6 yang dihasilkan, tergantung pada

persyaratan.

3. Sifat dari fase minyak: minyak parafin berbagai (misalnya

heptamethyl nonana), minyak silikon, kedelai dan minyak nabati

lainnya dapat digunakan

4. Pengemulsi sekunder O / W : HLB surfaktan tinggi atau polimer

dapat digunakan, misalnya Tween 20, poli (etilena oksida)-poli

(propilena oksida) kopolimer blok (Pluronics).

Page 15: Makalah Anti Foaming

5. volume fraksi  Sekunder: ini dapat bervariasi antara 0,4 dan 0,8,

tergantung pada konsistensi yang diperlukan.

6. sifat dan konsentrasi elektrolit: misalnya NaCl, CaCl2, MgCl2 atau

MgSO4.

7. pengental dan aditif lainnya: dalam pembuatan gel, misalnya poli

(asam metakrilat) karboksimetil selulosa

8. Proses: untuk membuat emulsi primer, kecepatan tinggi mixer

seperti Elado (Ystral), Ultraturrax atau Silverson dapat digunakan.

Untuk pembuatan emulsi sekunder, pencampuran geser rendah

diperlukan dalam pengaduk. Waktu pencampuran, kecepatan perlu

dioptimalkan.

2.4.3  Surfaktan polimer dalam kosmetik

Penggunaan surfaktan polimer sebagai emulsifier dan dispersan yang

diinginkan karena berat molekul tinggi tidak dapat menembus kulit dan

surfaktan ini tidak menyebabkan kerusakan pada aplikasinya. Selain itu

material dgn berat molekul tinggi seperti selulosa hidroksietil dan xanthan

digunakan dalam formulasi banyak sebagai pengatur reologi (untuk

mengontrol konsistensi produk) dan merupakan komponen penting untuk

stabilisasi emulsi dan suspensi.

Contoh : material silikon Seperti poli dimetil siloksan, Aminofunctional

silikon yang memberikan manfaat pada rambut.

2.5. Contoh industri formulasi personal care serta peran dari surfaktan

2.5.1. Pembuatan shaving (bahan pencukur)

Persiapan formulasi dalam mencukur :

1. Formulasi pencukuran basah

2. Formulasi pencukuran kering

3. Formulasi setelah pencukuran

Bahan pencukur : sabun (garam natrium atau kalium) sebagai pelunak

jenggot saat pencukuran. Surfaktan yang digunakan seperti sulfat dan

Page 16: Makalah Anti Foaming

natrium sulfat eter lauril dimasukkan untuk menghasilkan busa yang stabil.

Contoh lain : Humektan seperti gliserol juga dapat dimasukkan untuk

menahan kelembaban dan mencegah pengeringan busa selama mencukur.

dari jenis aerosol, dimana hidrokarbon propelan (misalnya butana)

digunakan untuk mengeluarkan busa. Non-aerosol namun  jarang

digunakan.

Dry shaving

Menggunakan pencukur elektrik dengan menggunakan losion sebagai

pelunak. Dimana losion tersebut mengandung ester asam lemak atau

asam miristat.

Formulasi setelah mencukur

untuk mengurangi kulit iritasi dan memberikan rasa nyaman. Dengan

adanya efek pendingin. Ditambahkan juga antiseptik  untuk menjaga kulit

bebas dari infeksi bakteri. Sebagian besar formulasi after-shave berbentuk

gel  gel, yang tidak berminyak dan mudah untuk digosokkan pada kulit.

2.5.2. Bar Soap

Formulasi awal yaitu : garam asam lemak sederhana, seperti natrium atau

kalium palmitat. Ditambahkan surfaktan seperti sulfat atau natrium eter

cocomonoglyceride cocoglyceryl sulfonat yang mencegah presipitasi

dengan ion kalsium.

Fungsi bahan dalam bar soap :

1. antibakteri,

2. deodoran,

3. peningkat busa,

4. anti-iritasi bahan,

5. vitamin,

6. Aditif bar soap termasuk antioksidan, agen chelating, agen opasitas

(titanium dioksida), brighteners optik, pengikat, peliat (untuk

kemudahan pembuatan), anticracking agen, pigmen pearlescent,

Page 17: Makalah Anti Foaming

fragrants  ditambahkan untuk memberikan bau yang menyenangkan

pada bar soap.

2.5.3.   Sabun tangan cair

Surfaktan yang digunakan  olefin sulfonat alfa, lauril sulfat atau

eter sulfat lauril. Bahan lain : Busa penguat seperti cocoamides, agen

pelembab seperti gliserin. Polimer seperti polyquaternium-7  untuk

pelembab. Poliglukosida alkil, bahan-bahan lain seperti protein, minyak

mineral, silikon, lanolin, untuk memberikan keharuman untuk sabun cair.

2.5.4.      Foam dalam Bahan mandi

Surfaktan dasar yang digunakan dalam formulasi mandi busa yang

anionik, nonionik atau amfoter bersama-sama dengan beberapa stabilisator

busa, fragrants dan solublisers cocok

2.5.5.   Produk perlindungan kulit

Fungsi-fungsi penting berikut:

1. Perlindungan fisik, melindungi terhadap ultraviolet (UV) radiasi.

2. Perlindungan terhadap bahan asing berbahaya, termasuk air dan mikro

organisme.

3. Mengendalikan kehilangan cairan, garam, hormon  Memberikan

termoregulasi tubuh oleh penguapan air (melalui kelenjar keringat).

Gliserin sebagai pelembab selain itu sorbitol, propilen glikol. Poli

etilen glikol (dengan berat molekul dalam kisaran 200-600 untuk liposom

atau vesikel, neosomes juga dapat digunakan sebagai pelembab kulit.

Emolien dapat digambarkan sebagai produk menghaluskan . Seperti, zat

hidrofilik seperti gliserin, sorbitol.

Page 18: Makalah Anti Foaming

2.5.6. Bahan pelindungan rambut

Fungsi :

1. Perawatan dan stimulasi metabolisme kulit kepala

2. Perlindungan dan perawatan batang rambut

Sampo

Fungsi utama dari sampo adalah membersihkan rambut dan kulit kepala

dari kotoran. Shampoo juga mengendalikan ketombe dan perlindungan

matahari.

Syarat :

a) bahan Aman (toksisitas rendah, sensitisasi rendah dan iritasi mata

yang rendah)

b) substantivitas rendah dari surfaktan;

c) tidak adanya bahan yang dapat merusak rambut.

Kondisioner pada sampo :

surfaktan kationik : amonium klorida seperti stearil dimetil benzil,

cetyltrimethylammonium klorida, amonium klorida distearyl dimetil atau

stearamidopropyldimethyl amina.

Rambut mudah terurai, meluruskan digunakan adalah kalsium

thioglycollate.

5.2.7. Sunscreens

Perlindungan terhadap sinar UV (UV A, UV B, UV C) dan dilakukan

pemberikan SPF.

Syarat :

a) penyerapan maksimum UV-B dan UV-A

b) efektifitas Tinggi pada dosis rendah.

c) agen Non-volatile stabilitas  terhadap fisik.

d) Kompatibilitas dengan bahan lain

e) kelarutan yang cukup, emolien atau dalam fase air.

f) Tidak adanya efek dermato-toxological  dengan kulit.

g) Resistensi terhadap hilang oleh keringat.

Page 19: Makalah Anti Foaming

Filter  UV-B : sinamat, benzofenon, p-aminobenzoic acid, salisilat,

kamper

derivatif dan benzimidazosulphonates fenil.

filter UV-A :  methanes dibenzoyl, anthranilates dan turunannya

kamper.

Beberapa bahan alami sunscreens, misalnya camomile atau ekstrak aleo,

asam caffeic.

2.5.8. Produk make up

kriteria untuk diterima oleh konsumen:

(1) Peningkatan, pembasahan penyebaran dan adhesi dari komponen warna.

(2) terasa lembut pada kulit.

(3) Perlindungan UV dan tidak adanya iritasi

Foundation dengan komposisi

Humektan sebagai pelembab , minyak mineral, ester seperti sebagai

isopropil miristat minyak silikon atau mudah menguap (misalnya

cyclomethicone), ester lesitin, surfaktan rendah HLB  atau fosfat sebagai

agen pembasahan. magnesium aluminium silikat, selulosa gusi, xanthan,

selulosa hidroksietil atau hydrophob sebagai agen pengental , pengawet

seperti metil paraben

Foundation cair

Cairan anhidrat pigmen / pengisi (40-50%), agen pembasah HLB rendah

(seperti polisorbat 85), seperti emolien sebagai dimethicone

dikombinasikan dengan alkohol lemak cair dan beberapa ester (misalnya

oktil palmitat). Lilin, seperti stearil dimethiicone atau mikrokristalin atau

carnuba lilin

2.5.9. Lipstik dengan komposisi

1. Pelarut hidrofilik seperti glikol atau alkohol tetrahydrofurfuryl.

2. Bahan baku untuk basis lipstik termasuk ozocerite (minyak penyerap

yang baik juga mencegah kristalisasi),

Page 20: Makalah Anti Foaming

3. mikrokristalin ceresin lilin (yang juga merupakan penyerap minyak

yang baik),

4. Vaseline(Yang membentuk sebuah film kedap air),

5.  lilin lebah(yang meningkatkan resistensi terhadap fraktur),

6. Miristil miristat (yang meningkatkan transfer ke kulit),

7.  laktat setil dan meristyl (Yang membentuk emulsi dengan kelembaban

pada bibir dan tidak lengket)

8. Carnuba lilin (pengikat minyak yang meningkatkan titik leleh dasar dan

memberikan permukaan kilau),

9. lanolin derivatif, olyl alkohol dan isopropil miristat.

2.5.10. Maskara dan eyeliner

Anhidrat dengan pelarut suspensi,emulsi  w/o dan emulsi o/w.

Tahan terhadap air dengan penambah;an polimer emulsi, misalnya poli

(vinil asetat).

Page 21: Makalah Anti Foaming

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

 

3.1.  Kesimpulan

1)      Surfaktan  dapat digunakan sebagai bahan penggumpal, pembusaan, dan 

emusifier oleh industri farmasi, kosmetik, kimia, pertanian dan pangan serta

industri produk perawatan diri (personal care product). 

2)      Kosmetik dan personal care merupakan suatu kebutuhan bagi konsumen,

mulai dari remaja sampai yang tua dimana mempunyai fungsi masing-masing.

Secara umum kosmetik dan personal tersebut memberikan manfaat sebagai

Pembersih (rambut & kulit), Perlindungan kulit,  penahan air, Penghilang bau.

Sebagai pengguna konsumen, tentunya menilai produk dari segi warna, bau,

tekstur, keamanan, dan aplikasi produk itu sendiri.  Salah satu dari penentuan

faktor-faktor produk itu berkualitas adalah dari penggunaan surfaktan.

3)      Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk

membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi.

Dibanding dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan antara lain

mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.

3.2.  Saran

1)      Salah satu dari penentuan faktor-faktor produk itu berkualitas adalah dari

penggunaan surfaktan. Untuk itu cermati produk kosmetik dan personal care

sebelum penggunaannya.

2)      Sebaiknya menggunakan detergen daripada sabun cuci biasa karena

detergen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih

baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.

Page 22: Makalah Anti Foaming

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17135/4/Chapter%20II.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17135/5/Chapter%20I.pdf

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53021/BAB%20II

%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=3

http://eprints.undip.ac.id/3102/1/jurnalku.pdf

http://id.scribd.com/doc/89252784/surfaktan-makalah

http//www.chem-is-try.org

http://gochemistgirl.wordpress.com/2012/02/17/surfaktan-dalam-kosmetik-dan-

personal-care/

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46818/BAB%20I

%20Pendahuluan_%202011sai.pdf?sequence=4