13
DAFTAR ISI I. PENGERTIAN DAGING............................................. .................... II. STRUKTUR DAN KOMPOSISI DAGING .................................... III. UJI FISIK DAGING SAPI............................................... ................. IV. PENYIMPANGAN DALAM PENGOLAHAN DAGING SAPI..... Daftar Pustaka................................................ ............................................. 1

Makalah Daging Sapi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

uji klinis daging sapi

Citation preview

DAFTAR ISI

I. PENGERTIAN DAGING.................................................................

II. STRUKTUR DAN KOMPOSISI DAGING ....................................

III. UJI FISIK DAGING SAPI................................................................IV. PENYIMPANGAN DALAM PENGOLAHAN DAGING SAPI.....

Daftar Pustaka.............................................................................................DAGING SAPI

I. PENGERTIAN DAGING

Daging merupakan bahan pangan yang penting dalam memenuhi kebutuhan gizi. Keunggulan daging adalah 1. Mutu proteinnya tinggi, sebab pada daging terdapat pula kandungan asam amino esensial yang lengkap dan seimbang. 2. Protein daging lebih mudah dicerna ketimbang yang berasal dari nabati.3. Bahan pangan ini juga mengandung beberapa jenis mineral dan vitamin

Daging adalah salah satu komoditi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat-zat gizi protein dimana protein daging mengandung susunan asam amino yang lengkap. Daging didefinisikan sebagai urat daging (otot) yang melekat pada kerangka. Hewan penghasil daging : 1. Sapi sapi perah jantan sapi potong : ras Shorthorn, Hereford, Brahman, Ongola, sapi madura, sapi bali 2. Domba : biasanya untuk produksi bulu dan atau produksi daging : Rambrillet, East Frisian Sheep, Karakul, Romnev, Shoutdown 3. Babi : Tipe Lard : Hampshire, Berkshire, Bacon : Tomworth , Yorkshire, , lemak rendah : Polland China dan babi asli Indonesia 4. Kambing : Angora, Anglo Saanen dan Frence-Alpine 5. Kerbau

6. Kuda

7. Unggas (ayam, bebek, itik, kalkun, dll)

II. STRUKTUR DAN KOMPOSISI DAGING

Jaringan tubuh hewan terdiri dari komponen-komponen fisik, seperti kulit, jaringan lemak, jaringan otot, jaringan ikat, tulang, jaringan pembuluh darah dan jaringan syaraf. Jaringan otot, jaringan lemak, jaringan ikat, tulang dan tulang rawan merupakan komponen fisik yang utama. Jaringan otot merupakan komponen yang terbanyak dalam karkas (berupa daging yang belum dipisahkan dari tulang atau kerangkanya) yaitu 35 sampai 65 persen dari berat karkas atau 35 sampai 40 persen dari berat hewan hidup. Otot ini melekat pada kerangka, tetapi ada yang langsung melekat pada tulang rawan dan kulit. Jaringan lemak yang terdapat pada daging dibedakan menurut lokasinta yaitu subkutan, intermuskular, intramuskular dan intracelulair. Jaringan lemak subkutan dipermukaan luar jaringan otot, langsung dibawah permukaan kulit. Jaringan lemak intermuskular terletak diantara jaringan otot, jaringan intramuskular yaitu jaringan di dalam otot, sedangkan jaringan lemak intracelulair yaitu jaringan di dalam sel. Jaringan ikat memiliki fungsi sebagai pengikat bagian-bagian daging serta mempertautkannya ke tulang. Jaringan ikat yang penting adalah serabut kolagen, serabut elastin, dan retikulin. Serabut kolagen terutama mengandung protein kolagen yang berwarna putih dan bersifat terhidrolisa oleh panas, banyak terdapat pada tendon (jaringan ikat yang menghubungkan daging dan tulang). Erabut elastin yang komponen utamnya adalah protein elastin, berwarna kuning, tidak dapat terdegradasi oleh panas akan tetapi kehadirannya tidak mempengaruhi kualitas daging, karena biaanya dalam jumlah kecil. III. UJI FISIK DAGING SAPI1. Warna Daging Warna daging yang baik untuk daging sapi adalah jika daging tersebut berasal dari sapi dewasa, warna daging yang baik adalah merah terang. Sedangkan untuk daging sapi muda, warna daging yang baik adalah kecokelatan merah muda. Menurut Purdue University Animal Sciences (2012), ada beberapa faktor yang mempengaruhi warna daging mentah. Beberapa faktor tersebut adalah spesies, usia, jenis kelamin hewan, cara memotong daging, waterholding(air yang dikandung )kapasitas daging, pengeringan pada permukaan daging, pembusukan pada permukaan daging, dan cahaya yang mengenai permukaan daging. Warna daging sapi yang baru diiris biasanya merah ungu gelap. Warna tersebut berubah menjadi terang (merah ceri) bila daging dibiarkan terkena oksigen. Perubahan warna merah ungu menjadi terang tersebut bersifat reversible (dapat balik). Namun, bila daging tersebut terlalu lama terkena oksigen, warna merah terang akan berubah menjadi cokelat. Mioglobin merupakan pigmen berwarna merah keunguan yang menentukan warna daging segar. Mioglobin dapat mengalami perubahan bentuk akibat berbagai reaksi kimia. Bila terkena udara, pigmen mioglobin akan teroksidasi menjadi oksimioglobin yang menghasilkan warna merah terang. Oksidasi lebih lanjut dari oksimioglobin akan menghasilkan pigmen metmioglobin yang berwarna cokelat. Timbulnya warna cokelat menandakan bahwa daging telah terlalu lama terkena udara bebas, sehingga menjadi rusak. Warna daging anak sapi lebih terang daripada warna daging sapi dewasa, serta tulang-tulangnya lebih berwarna merah muda. Warna daging kambing lebih gelap (merah tua) daripada warna daging sapi, sedangkan warna daging babi adalah merah mawar.

Gb. Daging sapi segar

Gb. Perbandingan daging babi dengan daging sapi

2. Tekstur Tekstur daging sapi memiliki serabut daging halus tapi tidak mudah hancur dan sedikit berlemak. Tekstur lunak dan lembut, serat agak kasar dan jelas batasnya . Konsistensi liat, jika saat dicubit seratnya terlepas maka daging sudah tidak baik. Kesan keempukan daging secara keseluruhan meliputi tekstur dan melibatkan tiga aspek yaitu pertama, kemudahan awal penetrasi gigi ke dalam daging; kedua, mudahnya daging dikunyah menjadi fragmen/potongan-potongan yang lebih kecil, dan ketiga jumlah sisa fragmen/potongan yang tertinggal setelah pengunyahan. Keempukan dan tekstur daging kemungkinan besar merupakan penentu yang paling penting pada kualitas daging. Faktor yang mempengaruhi keempukan daging digolongkan menjadi faktor antemortem seperti genetik dan termasuk bangsa, spesies dan fisiologi, faktor umur, managemen, jenis kelamin dan stress. Faktor postmortem antara lain meliputi metode pelayuan (chilling), refrigerasi dan pembekuan termasuk faktor lama dan temperatur penyimpanan serta metode pengolahan termasuk metode pemasakan dan penambahan bahan pengempuk. Jadi keempukan bisa bisa bervariasi diantaranya spesies, bangsa, ternak dalam spesies yang sama, potongan karkas dan diantara otot serta otot yang sama.3. Perlemakan (marbling)Marbling adalah garis-garis tipis dan bintik-bintik lemak putih pada potongan daging. Marbling dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk pola makan, genetika,kondisi, dan lokasi tempat ternak tersebut berada. Pakan ternak yang kaya akan nutrisi menghasilkan marbling terbaik, dan sapi yang dibesarkan dalam kondisi ideal sejak lahir cenderung memiliki marbling yang unggul. Lemak daging yang berasal dari sapi muda akan berwarna putih kekuningan, sedangkan lemak yang berasal dari sapi tua akan berwarna kekuningan. Jumlah marbling yang dihasilkan menentukan kelembutan, intensitas rasa ,dan juiciness saat dimasak (Pollan, 2006). Alasannya adalah marbling membuat asam lemak dalam daging sapi mengalami perubahan kimia yang kompleks bila terkena panas. Perubahan kimia tersebut berinteraksi dengan asam lemak, berkembang didaging, dan menimbulkan cita rasa yang enak. Lemak tersebut juga memberikan aroma khas daging sapi ketika dimasak dan juiciness yang disebabkan oleh lemak yang meleleh di daging.Gb. Perlemakan daging sapi banding daging babi

4. Rasa Pengertian dari rasa atau taste adalah penerjemahan otak atas sensasi yang diterima oleh indera pengecap yang ditimbulkan oleh senyawa yang larut dan berinteraksi dengan reseptor pada lidah. Hingga saat ini terdapat5 rasa yang dianggap rasa dasar yang dapat dikenali oleh lidah manusia yaitu manis, pahit, asam, asin dan umami(rasa gurih). Bahan pangan yang memiliki rasa gurih memiliki komponen utama berupnukleotiddaasam amino seperti glutamatdan aspartat. Senyawa glutamat merupakan salah satu asam amino yang banyak ditemukan pada tomat, keju,susu,terasi, dan lainnya. Dalam dunia kuliner Indonesia, rasa gurih sangat kuat terasa pada gulai, sup, kaldu, soto, dan masakan tradisional lainnya. Untuk merasakan gurih, diyakini diperlukan beberapa reseptor yang berbeda. Sebuah riset fisiologis saraf juga membuktikan bahwa rasa gurih yang sempurna dapat tercipta apabila dikombinasikan dengan aroma gurih tertentu. Daging sapi yang berkualitas baik mempunyai rasa yang relatif gurih ,enak dan aroma yang sedap yang dapat pula dijabarkan sebagai tasty.Rasa daging juga dapat berasal dari juiceness yaitu kandungan air di dalam daging dan lemak daging ataupun bumb- bumbu yang ditambahkan. Sehingga semakin banyak kandungan air di dalam daging m aka rasadaging akan semakin juicy.5. Aroma Daging sapi memiliki bau dan rasa aromatis yang khas. Faktor yang mempengaruhi rasa adalah aroma yang terdeteksi oleh hidung. Aroma pada daging sapi dipengaruhi oleh jenis pakan yang diberikan pada saat sapi hidup. Aroma yang tidak normal biasanya akan segera tercium sesudah hewan dipotong. Hal itu dapat disebabkan oleh adanya kelainan antara lain hewan sakit dan hewan dalam pengobatan. Hewan yang sakit, terutama yang menderita radang bersifat akut pada organ dalam, akan menghasilkan daging yang berbau seperti mentega tengik. Sedangkan hewan dalam masa pengobatan terutama dengan pemberian antibiotika, akan menghasilkan daging yang berbau obat-obatan.IV. PENYIMPANGAN DALAM PENGOLAHAN DAGING SAPI1. Daging Sapi Glonggongan Adalah daging yng berasal dari hewan yang di beri air minum sebanyak banyaknya dengan cara pemaksaan (biasanya dlakukan 2-4 jam sebelum pemotongan). Motif dari praktek ini yaitu untuk menamah berat daging tanpa memperhatikan kesejahteraan hewan dan ketentuan yang berlaku sehingga konsumen dirugikan . ciri- ciri nya antara lain : Tidak dibubuhi cap daging

Berwarna pucat kusam

Kadang agak kehijauan atau kebiruan setelah lebih dari 4 jam dengan disertai lendir dan bau busuk

Konsistensi lembek

Permkaan daging basah

Jika ditempatkan dimeja ada genangan air di sekelilingnya

Jika digantung akan meneteskan air, sehingga kebanyakan penjual tidak menggantungnya

Jika diiris pada bagian bawah lemak terdapat banyak air

Pelaksanaan pemotongan biasanya diluar rumah pemotongan hewan

Kerugian yang ditimbulkan : kandungan air tinggi, daging lebih berat tetapi setelah direbus daging mengkerut, daging lebih alot, jika dimasak prteinya terlarut, rasa dan arma dagingnya hilang sehingga terasa hambar dan mudah busuk .

Gb. Daging sapi glonggongan

2. Daging sapi Rekondisi

Daging sapi rekondisi sebenarnya adalh daging yang telah busuk sehingga tidak layaklagi untuk dikonsumsi. Kemudian oleh oknum nakal yang ingin mendapat keuntungan , daging busuk tersebut diulap menjadi mirip daging segar dengan disiram dengan darah segar, ada juga yang menambahkan pewarna. Daging rekondisi ini memiliki ciri khas yaitu baunya menyengat (sudah busuk ) meski warna dan tekstur nya sama dengan daging segar. DAFTAR PUSTAKA

http://.portalgaruda.org/article.php?article=193633&val=6506&title=ANALISA%20PERBANDINGAN%20KUALITAS%20FISIK%20DAGING%20SAPI%20IMPOR%20DAN%20DAGING%20SAPI%20LOKALNurhadi M, 2012. Kesehatan masyarakat Veteriner. Gosyen Publishing : Yogyakarta

1