14
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KEHAMILAN RESIKO TINGGI DI POLIKLINIK RSUP Prof.R.D KANDOU MANADO Oeh : Flora Debby Ngolo Pembimbing : Dr.John Wantania, Sp.OG-IBCLC PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS – I BAGIAN/SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Makalah Dr.flora

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fgh

Citation preview

Page 1: Makalah Dr.flora

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL

TERHADAP KEHAMILAN RESIKO TINGGI

DI POLIKLINIK RSUP Prof.R.D KANDOU MANADO

Oeh :

Flora Debby Ngolo

Pembimbing :

Dr.John Wantania, Sp.OG-IBCLC

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS – I

BAGIAN/SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI

RSUP Prof.Dr.R.D KANDOU MANADO

2013

Page 2: Makalah Dr.flora

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah proses yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan

beresiko adalah suatu kondisi terdapat gangguan dalam kehamilan yang berdampak pada ibu

maupun bayi yang dikandungnya. Kehamilan beresiko terbagi atas resiko rendah, resiko tinggi,

dan resiko sangat tinggi. (Varney, 2007) Taylor, Shelley E. Health psychology, s"' edition. New

York: McGraw Hill. 2003; 247-88

Menurut Survey Demografi Kesehatan Nasional (SKDI), Angka Kematian Ibu (AKI)

termasuk yang tertinggi di Asia Tenggara. Angka kematian ibu merupakan salah satu target

yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millennium yaitu meningkatkan kesehatan ibu

dimana target yang akan dicapai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah

kematian ibu. Indonesia sebagai Negara berkembang masih memiliki angka kematian ibu yang

cukup tinggi. Berdasarkan SKDI tahun 2011 AKI Indonesia sebesar 233 per 100.000 kelahiran

hidup. Demikian pula dengan angka kematian bayi (AKB) yang tinggi, apabila dibandingkan

dengan Negara ASEAN lainnya. (SKDI, 2011)

Di dalam rencana strategic nasional Making Pregnancy Safe (MPS) di Indonesia 2011-

2015 disebutkan bahwa dalam konteks rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat

2015, visi MPS adalah kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung aman, serta bayi yang

dilahirkan hidup dan sehat. Salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2015 adalah

menargetkan angka kematian bayi menurun menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran hidup (Dinkes,

2010) Departemen kesehatan. Lima strategi operasional turunkan angka kematian

ibu.lndonesia[cited2012may1].Availablefrom:http://vvvvvv.depkes.go.id/index.php/

component^conteni/article/43-newsslider/1387-limastratcgi-operasional-turunkan-angka-

kematian-ibu.html

Suatu kehamilan resiko tinggi dipengaruhi oleh faktor usia, medis, dan non medis. Salah

satu faktor yang turut berperan penting dan sering diabaikan adalah tingkat pengetahuan dan

Page 3: Makalah Dr.flora

sikap ibu hamil dalam menjaga kehamilannya. Di Negara-negara berkembang terdapat lima

penyebab utama kematian ibu, diantaranya adalah perdarahan, sepsis, hipertensi akibat

kehamilan, aborsi yang tidak aman, dan persalinan macet. Kejadian AKI paling banyak adalah

saat persalinan sebesar 49,52%, kemudian disusul saat nifas sebesar 30,36% dan saat hamil

sebesar 20,42%. (BKKBN, 2011) Manuaba IBG. Penuntun kepaniteraan klinik obstetri &

ginekologi, edisi 2. Jakarta: EGC, 2004;34-8p Benson RC, Pemoll ML.Buku saku obstetri &

ginekologi, Edisi 9. Jakarta: EGC. 2009; 201-5

Komplikasi kehamilan resiko tinggi yang dapat terjadi diantaranya adalah perdarahan

hebat post partum, persalinan lama, eklampsi, infeksi, keguguran dan kematian ibu. Pada bayi

dapat menyebabkan terjadinya fetal distress, kelahiran premature, berat lahi rendah, kelainan

kongenital dan kematian dalam kandungan. Setiap menit dan setiap hari, seorang ibu meninggal

dunia akibat komplikasi yang muncul selama masa hamil dan persalinan. (Depkes, 2012)

Departemen kesehatan. Pencapaian MDGS butuh inovasi dan daya ungkit tinggi.Indonesia[cited

2012 may l].Available from: http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1895-

pencapaian-mdgs-butuhinovasi-dan-daya-ungkit-tinggi.html

Pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan bagi ibu hamil sangat mutlak untuk

diketahui, karena dengan mengetahui tanda bahaya kehamilan, segala resiko yang akan terjadi

dapat terantisipasi dengan baik. (Ayurai, 2011)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dari penelitian

ini sebagai berikut “Bagaimana Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil terhadap

Kehamilan Resiko Tinggi di Poliklinik RSUP Prof.R.D Kandou Manado?”

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamikl terhadap

kehamilan resiko tinggi di poliklinik RSUP Prof.R.D Kandou Manado.

2. Tujuan Khusus

Page 4: Makalah Dr.flora

a. Untuk mengetahui karakteristik tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan

resiko tinggi berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, dan informasi yang diperoleh

ibu.

b. Untuk menidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi

berdasarkan kriteria baik, cukup dan kurang.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

Sebagai bahan referensi dan sumber pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi

2. Bagi Peneliti

Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman penelitian tentang hubungan tingkat

pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi.

3. Bagi Institusi

Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut

tentang hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap kehamilan resiko

tinggi.

Page 5: Makalah Dr.flora

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Definisi

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca

indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba

melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan adalah segala sesuatu yang

diketahui dan kepandaian.

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo (2007),

adalah:

1. Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan

prilaku positif yang meningkat. Pendidikan digolongkan sebagai berikut :

a. Tamat SD

b. Tamat SLTP

c. Tamat SLTA

d. Tamat Perguruan Tinggi

2. Pengalaman

Adalah sesuatu yang pernah dialami seseorang dimana akan menambah pengetahuan

dan dapat menjadi sumber pengetahuan yang bersifat informal.

Page 6: Makalah Dr.flora

3. Informasi

Yaitu melalui berbagai media cetak maupun elektronik, sehingga dapat diterima oleh

masyarakat.

4. Budaya

Budaya dan kondisi politik yang ada di masyarakat juga mempengaruhi tingkat

pengetahuan seseorang.

5. Sosial Ekonomi

Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin tinggi potensi tingkat

pengetahuannya.

6. Umur

Adalah lamanya waktu hidup seseorang yang dihitung sejak dilahirkan sampai

berulang tahun terakhir. Semakin banyak umur seseorang, semakin banyak

pengetahuan yang didapatkan selama hidupnya.

2.1.3 Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan seseorang berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat

intelektual (cara berpikir, berinteraksi, analisis, memecahkan masalah dan lain-lain).

Urutan tingkat pengetahuan adalah sebagai berikut :

1. Tahu (Knowledge)

Kemampuan mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah

berhasil dihimpun atau dikenali.

2. Memahami (Comprehension)

Kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan suatu materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Application)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi sebenarnya.

4. Analisis (Analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-

komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu

sama lain.

Page 7: Makalah Dr.flora

5. Sintesis (Synthesis)

Kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru.

6. Evaluasi (Evaluation)

Kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu kriteria yang ditentukan

sendiri atau objek yang didasarkan pada suatu kriteria.

2.2 Sikap

Merupakan reaksi/respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu

stimulus/objek. Manifestasi sikap ini tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan

terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Newcomb, seorang ahli psikologis sosial

menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan untuk bertindak dan bukan merupakan

pelaksanaan motif tertentu.

Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan

predisposisi tindakan suatu perilaku. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan,

pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan yang penting. Seperti halnya dengan

pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan,yaitu:

1. Menerima (receiving) diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespon (responding), memberi jawaban bila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3. Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan sesuatu masalah.

4. Bertanggung jawab (responsible), bertanggung jawab atas segala sesuatu yang

telah dipilihnya dengan segala risiko.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara

langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap

suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan

hipotesis. Aspek-aspek sikap yang dinilai pada kehamilan risiko tinggi meliputi:

1. Manfaat pemeriksaan kehamilan yang teratur.

Page 8: Makalah Dr.flora

2. Bahaya kehamilan usia muda dan usia tua.

3. Peranan KB dalam mencegah kehamilan risiko tinggi.

4. Penyuluhan kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil

5. Keterlambatan mencari pertolongan.

6. Pemanfaatan fasilitas kesehatan untuk deteksi pasien risiko tinggi.

2.3 Kehamilan

2.3.1 Definisi

Kehamilan adalah suatu kejadian yang fisiologis dimulai dari konsepsi sampai

lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari dihitung dari hari pertama

haid terakhir. Dengan adanya individu yang tumbuh dan berkembang di dalam janin,

tubuh mengadakan perubahan, member tempat, kesempatan dan jaminan untuk tumbuh

kembangnya sampai saatnya dilahirkan.

Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar

dapat berlangsung dengan baik karena berkaitan dengan kehidupan ibu maupun janin.

2.3.2 Kehamilan Resiko Tinggi

Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya

dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya selama

kehamilan, persalinan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan, persalinan dan

nifas normal.

2.3.3 Menentukan Kehamilan Resiko Tinggi

Cara penentuan KRT dapat dengan memakai criteria dan juga dikelompokkan

berdasarkan skoring atau nilai. Kriteria yang dikemukakan oleh peneliti-peneliti dari

berbagai institut berbeda, namun dengan tujuan yang sama mencoba mengelompokkan

kasus-kasus resiko tinggi.

Rochyati,dkk mengemukakan criteria KRT adalah : primimuda, primitua, umur

35 tahun atau lebih, tinggi badan kurang dari 145 cm,grandemulti, riwayat persalinan

yang buruk, bekas seksio sesaria, pre-eklampsia, hamil serotinus, perdarahan antepartum,

Page 9: Makalah Dr.flora

kelainan letak, kelainan medis, dan lain-lain. Daely (Medan) memakai kriteria kehamilan

risiko tinggi terbagi berdasarkan:

a. Komplikasi Obstetrik :

• Umur (≤19 tahun atau > 35 tahun)

• Paritas (primigravida atau para lebih dari 6)

• Riwayat kehamilan yang lalu :

- ≥ 2 kali abortus

- ≥ 2 kali partus prematur

- Kematian janin dalam kandungan atau kematian perinatal

- Perdarahan paska persalinan

- Pre-eklampsi dan eklampsi

- Kehamilan mola

- Pernah ditolong secara obstetri operatif

- Pernah operasi ginekologik

- Pernah inersia uteri

• Disproporsi sefalo pelvik, perdarahan antepartum, pre-eklampsi dan eklampsi,

kehamilan ganda, hidramnion, kelainan letak pada hamil tua, dismaturitas,

kehamilan pada infertilitas, persalinan terakhir ≥ 5 tahun, inkompetensi serviks,

postmaturitas, hamil dengan tumor (mioma atau kista ovarii), uji serologis lues

positif.

b. Komplikasi medis

• Anemia, hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus, obesitas, penyakit

saluran kencing, penyakit hati, penyakit paru dan penyakitpenyakit lain dalam

kehamilan.

2.3.4 Faktor Resiko

Faktor resiko merupakan situasi dan kondisi serta keadaan umum ibu selama

kehamilan, persalinan dan nifas akan memberikan ancaman pada kesehatan dan jiwa ibu

maupun janin yang dikandungnya. Keadaan dan kondisi tersebut bisa digolongkan

sebagai faktor medis dan non medis.

Faktor non medis antara lain adalah kemiskinan, ketidaktahuan, adat, tradisi,

Page 10: Makalah Dr.flora

kepercayaan, dan lain-lain. Hal ini banyak terjadi terutama pada negara berkembang,

yang berdasarkan penelitian ternyata sangat mempengaruhi morbiditas dan mortalitas.

Yang termasuk faktor non medis adalah sosial ekonomi rendah, kebersihan lingkungan,

kesadaran memeriksakan kehamilan secara teratur, fasilitas dan sarana kesehatan yang

terbatas.

Faktor medis antara lain adalah penyakit-penyakit ibu dan janin, kelainan

obstetri, gangguan plasenta, gangguan tali pusat, komplikasi persalinan, penyakit

neonatus dan kelainan genetik.

2.3.5 Klasifikasi Kehamilan Beresiko

Kehamilan beresiko adalah setiap faktor yang berhubungan dengan

meningkatnya kesakitan dan kematian maternal. Kehamilan beresiko dapat

dikelompokkan menjadi 3, yaitu :

1. Kehamilan beresiko rendah

2. Kehamilan beresiko sedang pada ibu hamil yang tidak langsung dapat menimbulkan

kematian ibu, antara lain:

a. TB<145cm

b. Pendidikan ibu / keluarga rendah

c. Tingkat sosial ekonomi rendah

d. Hb rendah < 8g%

e. Hipertensi (TD 130/90)

f. Jarak antara kehamilan / kelahiran <2 tahun

g. Partus lebih dari 5 kali

h. Primigravida pada usia < 20 tahun dan > 35 tahun

3. Kehamilan beresiko tinggi dapat menyebabkan :

a. Keguguran

b. Kematian ibu dan janin

c. Persalinan premature

d. Kelahiran dengan berat badan rendah

e. Penyakit janin atau bayi neonatus