Upload
geralders
View
42
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
fgh
Citation preview
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL
TERHADAP KEHAMILAN RESIKO TINGGI
DI POLIKLINIK RSUP Prof.R.D KANDOU MANADO
Oeh :
Flora Debby Ngolo
Pembimbing :
Dr.John Wantania, Sp.OG-IBCLC
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS – I
BAGIAN/SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI
RSUP Prof.Dr.R.D KANDOU MANADO
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan adalah proses yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan
beresiko adalah suatu kondisi terdapat gangguan dalam kehamilan yang berdampak pada ibu
maupun bayi yang dikandungnya. Kehamilan beresiko terbagi atas resiko rendah, resiko tinggi,
dan resiko sangat tinggi. (Varney, 2007) Taylor, Shelley E. Health psychology, s"' edition. New
York: McGraw Hill. 2003; 247-88
Menurut Survey Demografi Kesehatan Nasional (SKDI), Angka Kematian Ibu (AKI)
termasuk yang tertinggi di Asia Tenggara. Angka kematian ibu merupakan salah satu target
yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millennium yaitu meningkatkan kesehatan ibu
dimana target yang akan dicapai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah
kematian ibu. Indonesia sebagai Negara berkembang masih memiliki angka kematian ibu yang
cukup tinggi. Berdasarkan SKDI tahun 2011 AKI Indonesia sebesar 233 per 100.000 kelahiran
hidup. Demikian pula dengan angka kematian bayi (AKB) yang tinggi, apabila dibandingkan
dengan Negara ASEAN lainnya. (SKDI, 2011)
Di dalam rencana strategic nasional Making Pregnancy Safe (MPS) di Indonesia 2011-
2015 disebutkan bahwa dalam konteks rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat
2015, visi MPS adalah kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung aman, serta bayi yang
dilahirkan hidup dan sehat. Salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2015 adalah
menargetkan angka kematian bayi menurun menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran hidup (Dinkes,
2010) Departemen kesehatan. Lima strategi operasional turunkan angka kematian
ibu.lndonesia[cited2012may1].Availablefrom:http://vvvvvv.depkes.go.id/index.php/
component^conteni/article/43-newsslider/1387-limastratcgi-operasional-turunkan-angka-
kematian-ibu.html
Suatu kehamilan resiko tinggi dipengaruhi oleh faktor usia, medis, dan non medis. Salah
satu faktor yang turut berperan penting dan sering diabaikan adalah tingkat pengetahuan dan
sikap ibu hamil dalam menjaga kehamilannya. Di Negara-negara berkembang terdapat lima
penyebab utama kematian ibu, diantaranya adalah perdarahan, sepsis, hipertensi akibat
kehamilan, aborsi yang tidak aman, dan persalinan macet. Kejadian AKI paling banyak adalah
saat persalinan sebesar 49,52%, kemudian disusul saat nifas sebesar 30,36% dan saat hamil
sebesar 20,42%. (BKKBN, 2011) Manuaba IBG. Penuntun kepaniteraan klinik obstetri &
ginekologi, edisi 2. Jakarta: EGC, 2004;34-8p Benson RC, Pemoll ML.Buku saku obstetri &
ginekologi, Edisi 9. Jakarta: EGC. 2009; 201-5
Komplikasi kehamilan resiko tinggi yang dapat terjadi diantaranya adalah perdarahan
hebat post partum, persalinan lama, eklampsi, infeksi, keguguran dan kematian ibu. Pada bayi
dapat menyebabkan terjadinya fetal distress, kelahiran premature, berat lahi rendah, kelainan
kongenital dan kematian dalam kandungan. Setiap menit dan setiap hari, seorang ibu meninggal
dunia akibat komplikasi yang muncul selama masa hamil dan persalinan. (Depkes, 2012)
Departemen kesehatan. Pencapaian MDGS butuh inovasi dan daya ungkit tinggi.Indonesia[cited
2012 may l].Available from: http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1895-
pencapaian-mdgs-butuhinovasi-dan-daya-ungkit-tinggi.html
Pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan bagi ibu hamil sangat mutlak untuk
diketahui, karena dengan mengetahui tanda bahaya kehamilan, segala resiko yang akan terjadi
dapat terantisipasi dengan baik. (Ayurai, 2011)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dari penelitian
ini sebagai berikut “Bagaimana Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil terhadap
Kehamilan Resiko Tinggi di Poliklinik RSUP Prof.R.D Kandou Manado?”
1.3 Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamikl terhadap
kehamilan resiko tinggi di poliklinik RSUP Prof.R.D Kandou Manado.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan
resiko tinggi berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, dan informasi yang diperoleh
ibu.
b. Untuk menidentifikasi tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi
berdasarkan kriteria baik, cukup dan kurang.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi ilmu pengetahuan
Sebagai bahan referensi dan sumber pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi
2. Bagi Peneliti
Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman penelitian tentang hubungan tingkat
pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi.
3. Bagi Institusi
Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut
tentang hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap kehamilan resiko
tinggi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Definisi
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca
indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba
melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan adalah segala sesuatu yang
diketahui dan kepandaian.
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo (2007),
adalah:
1. Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan
prilaku positif yang meningkat. Pendidikan digolongkan sebagai berikut :
a. Tamat SD
b. Tamat SLTP
c. Tamat SLTA
d. Tamat Perguruan Tinggi
2. Pengalaman
Adalah sesuatu yang pernah dialami seseorang dimana akan menambah pengetahuan
dan dapat menjadi sumber pengetahuan yang bersifat informal.
3. Informasi
Yaitu melalui berbagai media cetak maupun elektronik, sehingga dapat diterima oleh
masyarakat.
4. Budaya
Budaya dan kondisi politik yang ada di masyarakat juga mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang.
5. Sosial Ekonomi
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin tinggi potensi tingkat
pengetahuannya.
6. Umur
Adalah lamanya waktu hidup seseorang yang dihitung sejak dilahirkan sampai
berulang tahun terakhir. Semakin banyak umur seseorang, semakin banyak
pengetahuan yang didapatkan selama hidupnya.
2.1.3 Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan seseorang berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat
intelektual (cara berpikir, berinteraksi, analisis, memecahkan masalah dan lain-lain).
Urutan tingkat pengetahuan adalah sebagai berikut :
1. Tahu (Knowledge)
Kemampuan mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah
berhasil dihimpun atau dikenali.
2. Memahami (Comprehension)
Kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan suatu materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi (Application)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi sebenarnya.
4. Analisis (Analysis)
Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-
komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu
sama lain.
5. Sintesis (Synthesis)
Kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru.
6. Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau objek yang didasarkan pada suatu kriteria.
2.2 Sikap
Merupakan reaksi/respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
stimulus/objek. Manifestasi sikap ini tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan
terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Newcomb, seorang ahli psikologis sosial
menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan untuk bertindak dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu.
Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan
predisposisi tindakan suatu perilaku. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan,
pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan yang penting. Seperti halnya dengan
pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan,yaitu:
1. Menerima (receiving) diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek).
2. Merespon (responding), memberi jawaban bila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3. Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan sesuatu masalah.
4. Bertanggung jawab (responsible), bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
telah dipilihnya dengan segala risiko.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara
langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap
suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan
hipotesis. Aspek-aspek sikap yang dinilai pada kehamilan risiko tinggi meliputi:
1. Manfaat pemeriksaan kehamilan yang teratur.
2. Bahaya kehamilan usia muda dan usia tua.
3. Peranan KB dalam mencegah kehamilan risiko tinggi.
4. Penyuluhan kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil
5. Keterlambatan mencari pertolongan.
6. Pemanfaatan fasilitas kesehatan untuk deteksi pasien risiko tinggi.
2.3 Kehamilan
2.3.1 Definisi
Kehamilan adalah suatu kejadian yang fisiologis dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari dihitung dari hari pertama
haid terakhir. Dengan adanya individu yang tumbuh dan berkembang di dalam janin,
tubuh mengadakan perubahan, member tempat, kesempatan dan jaminan untuk tumbuh
kembangnya sampai saatnya dilahirkan.
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar
dapat berlangsung dengan baik karena berkaitan dengan kehidupan ibu maupun janin.
2.3.2 Kehamilan Resiko Tinggi
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya
dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya selama
kehamilan, persalinan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan, persalinan dan
nifas normal.
2.3.3 Menentukan Kehamilan Resiko Tinggi
Cara penentuan KRT dapat dengan memakai criteria dan juga dikelompokkan
berdasarkan skoring atau nilai. Kriteria yang dikemukakan oleh peneliti-peneliti dari
berbagai institut berbeda, namun dengan tujuan yang sama mencoba mengelompokkan
kasus-kasus resiko tinggi.
Rochyati,dkk mengemukakan criteria KRT adalah : primimuda, primitua, umur
35 tahun atau lebih, tinggi badan kurang dari 145 cm,grandemulti, riwayat persalinan
yang buruk, bekas seksio sesaria, pre-eklampsia, hamil serotinus, perdarahan antepartum,
kelainan letak, kelainan medis, dan lain-lain. Daely (Medan) memakai kriteria kehamilan
risiko tinggi terbagi berdasarkan:
a. Komplikasi Obstetrik :
• Umur (≤19 tahun atau > 35 tahun)
• Paritas (primigravida atau para lebih dari 6)
• Riwayat kehamilan yang lalu :
- ≥ 2 kali abortus
- ≥ 2 kali partus prematur
- Kematian janin dalam kandungan atau kematian perinatal
- Perdarahan paska persalinan
- Pre-eklampsi dan eklampsi
- Kehamilan mola
- Pernah ditolong secara obstetri operatif
- Pernah operasi ginekologik
- Pernah inersia uteri
• Disproporsi sefalo pelvik, perdarahan antepartum, pre-eklampsi dan eklampsi,
kehamilan ganda, hidramnion, kelainan letak pada hamil tua, dismaturitas,
kehamilan pada infertilitas, persalinan terakhir ≥ 5 tahun, inkompetensi serviks,
postmaturitas, hamil dengan tumor (mioma atau kista ovarii), uji serologis lues
positif.
b. Komplikasi medis
• Anemia, hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus, obesitas, penyakit
saluran kencing, penyakit hati, penyakit paru dan penyakitpenyakit lain dalam
kehamilan.
2.3.4 Faktor Resiko
Faktor resiko merupakan situasi dan kondisi serta keadaan umum ibu selama
kehamilan, persalinan dan nifas akan memberikan ancaman pada kesehatan dan jiwa ibu
maupun janin yang dikandungnya. Keadaan dan kondisi tersebut bisa digolongkan
sebagai faktor medis dan non medis.
Faktor non medis antara lain adalah kemiskinan, ketidaktahuan, adat, tradisi,
kepercayaan, dan lain-lain. Hal ini banyak terjadi terutama pada negara berkembang,
yang berdasarkan penelitian ternyata sangat mempengaruhi morbiditas dan mortalitas.
Yang termasuk faktor non medis adalah sosial ekonomi rendah, kebersihan lingkungan,
kesadaran memeriksakan kehamilan secara teratur, fasilitas dan sarana kesehatan yang
terbatas.
Faktor medis antara lain adalah penyakit-penyakit ibu dan janin, kelainan
obstetri, gangguan plasenta, gangguan tali pusat, komplikasi persalinan, penyakit
neonatus dan kelainan genetik.
2.3.5 Klasifikasi Kehamilan Beresiko
Kehamilan beresiko adalah setiap faktor yang berhubungan dengan
meningkatnya kesakitan dan kematian maternal. Kehamilan beresiko dapat
dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
1. Kehamilan beresiko rendah
2. Kehamilan beresiko sedang pada ibu hamil yang tidak langsung dapat menimbulkan
kematian ibu, antara lain:
a. TB<145cm
b. Pendidikan ibu / keluarga rendah
c. Tingkat sosial ekonomi rendah
d. Hb rendah < 8g%
e. Hipertensi (TD 130/90)
f. Jarak antara kehamilan / kelahiran <2 tahun
g. Partus lebih dari 5 kali
h. Primigravida pada usia < 20 tahun dan > 35 tahun
3. Kehamilan beresiko tinggi dapat menyebabkan :
a. Keguguran
b. Kematian ibu dan janin
c. Persalinan premature
d. Kelahiran dengan berat badan rendah
e. Penyakit janin atau bayi neonatus