39
MAKALAH ETIKA PROFESI KONSEP DASAR PERILAKU Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Profesi Disusun oleh : 1. Arlinda Novitasari P07133111002 2. Fitri Wulandari P07133111015 3. Nur Hidayati P07133111028 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA 1

makalah etika profesi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: makalah etika profesi

MAKALAH ETIKA PROFESI

KONSEP DASAR PERILAKU

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Profesi

Disusun oleh :

1. Arlinda Novitasari P07133111002

2. Fitri Wulandari P07133111015

3. Nur Hidayati P07133111028

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

2012

1

Page 2: makalah etika profesi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang tak pernah berhenti memberikan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah

Epidemiologi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda

Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan umatnya yang masih istiqomah di jalan

beliau.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak lepas bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penyusun menyampaikan rasa terima kasih

kepada:

1. Tuntas Bagyono, SKM, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kesehatan

Lingkungan Politeknik Kesehatan Yogyakarta.

2. H. Sardjito Eko Windarso,SKM,MP, selaku pengampu mata kuliah Etika

Profesi Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Yogyakarta.

3. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan motivasi serta bantuan baik

secara moral maupun spiritual.

4. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah hini.

Penyusun menyadari bahwa “tak ada jalan yang tak berkelok, tak ada gading

yang tak retak”, begitu pula dengan makalah ini yang masih jauh dari kesempurnaan.

Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari semua pihak

demi karya yang lebih baik. Akhir kata dengan segala kerendahan hati semoga

makalah ini bermanfaat untuk semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, September 2012

Penyusun

2

Page 3: makalah etika profesi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. 1

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 4

A. Latar Belakang.............................................................................................. 4

B. Tujuan .......................................................................................................... 5

C. Ruang Lingkup............................................................................................ 5

D. Manfaat ....................................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Perilaku.................................................... 6

B. Pengertian Perilaku..................................................................................... 6

C. Domain Perilaku ........................................................................................ 7

D. Taksonomi Perilaku.................................................................................... 13

E. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku……………………………………. 16

F. Strategi Menghadapi Perubahan Perilaku……………………………….. 20

BAB III 22

A. Kesimpulan………………………………………………………………. 22

B. Saran........................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24

3

Page 4: makalah etika profesi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia hidup tidak lepas dari kegiatan dan aktifitas yang

mengiringinya. Bangun tidur, mandi, sarapan kemudian bekerja ada yang

menuntut ilmu, bermain, menonton tv lalu ketika malam menjelang (manusia)

beristirahat, tidur atau sekedar mengobrol santai dengan orang-orang terdekat

dan tentunya masih banyak kegiatan dan aktifitas lainnya yang dilakukan, dan

individu satu dengan individu lain pasti sangat berbeda. Kegiatan (manusia)

inilah yang disebut dengan perilaku.

Perilaku dianggap sebagai sesuatu yang sulit diukur. Kaitannya dengan

psikologi, ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan dan perilaku manusia.

Perilaku dapat digolongkan menjadi dua, yaitu perilaku yang kasat mata atau

bisa dilihat (duduk, tidur, berbicara, dll) dan perilaku yang tak kasat mata

(motivasi, obsesi, sikap, dll). Perilaku tersebut menunjukkan keberadaan

manusia, yakni berupa interaksi antar sesama manusia dan interaksi manusia

dengan lingkungannya.

Perilaku adalah segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi

dengan lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak sampai yang

tidak tampak, dari yang paling dirasakan sampai yang paling tidak dirasakan

kaitannya dengan perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Perilaku manusia beraneka macam dan beragam . setiap individu

manusia memiliki perilaku yang bermacam – macam dan beragam. Ada yang

memiliki perilaku positif dan negatif,manusia yang memiliki perilaku positif

akan berdampak positif bagi kehidupanya dan lingkungan sekitarnya begitu

juga manusia yang mempunyai perilaku negatif maka akan berdampak negatif

bagi kehidupannya dan lingkungannya.

Perilaku manusia sangat berkaitan erat dengan lingkungan,maka perlu

juga memahami ilmu lingkungan. Karena bagaimanapun juga segala tingkah

4

Page 5: makalah etika profesi

laku manusia berhubungan erat dengan lingkungan di sekitarnya. Antara

perilaku dan lingkungan ini sendiri memiliki hubungan timbal balik dan

mempengaruhi satu sama lain.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan mempelajari perilaku manusia

dalam kaitannya dengan lingkungannya adalah untuk mengetahui

pengaruh hubungan antara tingkah laku manusia serta dampak perilaku

manusia tersebut terhadap lingkungan untuk kepentingan manusia itu

sendiri dan lingkungannya.

B. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami pengertian dan ruang lingkup perilaku.

2. Mengetahui dan memahami pengertian perilaku.

3. Mengetahui dan memahami domain perilaku.

4. Mengetahui dan memahami taksonomi perilaku.

5. Mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku.

6. Mengetahui dan memahami strategi menghadapi perubahan perilaku.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pembahasan dalam makalah ini adalah bidang etika profesi

tentang melakukan kegiatan penyuluhan.

D. Manfaat

Dengan membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat lebih mudah untuk

memahami faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perilaku

seseorang dengan sebelumnya kita mengetahui apa yang dimaksud dengan

perilaku, domain perilaku, dan taksonomi perilaku, sehingga kita dapat

mengetahui cara dan strategi untuk menghadapi perubahan perilaku

seseorang.

5

Page 6: makalah etika profesi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Perilaku

Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk

berpendapat, berfikir, bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan refleksi

dari berbagai macam aspek, baik fisik maupun non fisik. Perilaku juga

diartikan sebagai suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya, reaksi

yang dimaksud digolongkan menjadi 2, yakni dalam bentuk pasif (tanpa

tindakan nyata atau konkrit), dan dalam bentuk aktif (dengan tindakan

konkrit), Pengertian lain dari perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari

manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain :

berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca,

dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang

diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

(Notoatmodjo, 2003).

B. Pengertian Perilaku

1. Menurut Ensiklopedi Amerika

Perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap

lingkungannya, hal ini berarti bahwa perilaku baru akan terwujud bila ada

sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut

rangsangan, dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu akan

menghasilkan perilaku tertentu pula.

2. Menurut Robert Y. Kwick (1972)

Perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat

diamati dan bahkan dipelajari.

3. Menurut Soekidjo Notoatmodjo, 1987:1

6

Page 7: makalah etika profesi

Perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh

makhluk hidup.

4. Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003)

Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau

rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses

adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut

merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus –

Organisme – Respon.

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat

dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

a. Perilaku tertutup (convert behavior)

Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam

bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi

terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,

pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang

menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh

orang lain.

b. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk

tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat

oleh orang lain.

C. Domain Perilaku

Perilaku manusia itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang

sangat luas. Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang

berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan

menjadi dua yakni:

7

Page 8: makalah etika profesi

1. Determinan atau faktor internal, yakni karakterisitik orang yang

bersangkutan yang bersifat given atau bawaan misalnya tingkat kecerdasan,

tingkat emosional, jenis kelamin.

2. Determinan atau faktor eksternal yaitu lingkungan baik lingkungan fisik,

sosial, budaya, ekonomi, politik. 

Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologis pendidikan membagi

perilaku manusia itu ke dalam 3 domain. Pembagian ini dilakukan untuk tujuan

pendidikan. Bahwa dalam suatu pendidikan adalah mengembangkan atau

meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yakni:

a. Kognitif (cognitive domain), yaitu peserta didik terhadap materi pendidikan

yang diberikan (knowledge).

b. Afektif (affective domain), yaitu sikap atau tanggapan peserta didik terhadap

materi pendidikan yang diberikan (attitude).

c. Psikomotor (psychomotor domain), yaitu praktik atau tindakan yang

dilakukan oleh seseorang sehubungan dengan materi pengetahuan yang

diterima (practice).

Dalam perkembangannya, Teori Bloom ini dimodifikasi untuk

pengukuran hasil pendidikan kesehatan yakni:

1) Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang

diberikan. (knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra

manusia yakni, indra penglihatan, pendengaran, penciuman, raba dan rasa.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang. Proses yang terjadi pada saat seseorang mengadopsi perilaku

baru secara berurutan ( Rogers, 1974), yaitu:

a) Awareness (kesadaran), orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

8

Page 9: makalah etika profesi

b) Interest (tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini sikap subjek

sudah mulai timbul.

c) Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

d) Trial (mencoba), subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa

yang dikehendaki oleh stimulus.

e) Adoption (berperilaku baru), subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Penerimaan perilaku baru yang didasari oleh pengetahuan akan

menyebabkan perilaku baru yang bersifat langgeng (long lasting).

Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak disadari oleh pengetahuan dan

kesadaran akan tidak berlangsung lama.

2) Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang

diberikan. (attitude)

Sikap masih merupakan reaksi tertutup, tidak dapat langsung dilihat ,

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak. Sikap belum

merupakan suatu tindakan atau aktivitas.

Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat

ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata

menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu.

Dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional

terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial,

menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk

bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu.

Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi

merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap itu masih merupakan

reaksi tertutup bukan merupakan reaksi terbuka tingkah laku yang terbuka.

Lebih dapat dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan reaksi terhadap objek di

lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

9

Page 10: makalah etika profesi

Sikap terdiri dari 3 komponen pokok, Allport (1954):

a) Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu obyek

b) Kehidupan emosional  terhadap suatu obyek

c) Kecenderungan untuk bertindak

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang

utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan,

berpikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Suatu contoh

seorang ibu telah mendengarkan penyakit polio (penyebabnya,

akibatnya, pencegahannya, dan sebagainya). Pengetahuan ini akan

membawa ibu untuk berpikir dan berusaha supaya anaknya tidak

terkena polio. Dalam berpikir ini, komponen emosi dan keyakinan ikut

bekerja sehingga ibu tersebut berniat akan mengimunisasikan anaknya

untuk mencegah supaya anaknya tidak terkena polio. Sehingga ibu ini

mempunyai sikap tertentu terhadap objek yang berupa penyakit polio

ini.

Tingkatan Sikap.

1. Menerima (receiving).

Orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang  diberikan (objek).

Misalnya : Sikap orang terhadap gizi dapat terlihat dari kesediaan dan

perhatian terhadap ceramah-ceramah tentang gizi.

2. Merespon (responding).

Merespon yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan. Usaha tersebut menunjukkan bahwa

orang  menerima ide.

3. Menghargai (valuing).

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah. Misalnya :  Seorang ibu mengajak ibu lainnya (tetangga, saudara

dsb) untuk pergi menimbangkan anaknya  ke posyandu. Berdasarkan

10

Page 11: makalah etika profesi

contoh diatas, ibu tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap  gizi

anak.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko. Bertanggung jawab merupakan sikap yang paling tinggi.

Misalnya:seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapat

tantangan dari mertua atau orang tuanya.

Pengukuran sikap :

1. Secara langsung  dapat ditanyakan bagaimana  pendapat atau

pernyataan responden terhadap suatu objek. Misalnya : bagaimana

pendapat Anda tentang pelayanan di Rumah Sakit ?

2. Secara tidak langsung dapat dibuat pernyataan-pernyataan hipotesis,

kemudian ditanyakan pendapat responden. Misalnya :Apabila rumah

ibu luas, apakah boleh dipakai untuk kegiatan  posyandu ?

3) Tindakan atau praktek yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan

materi pendidikan yang diberikan. (practice)

Tindakan merupakan suatu perbuatan nyata yang dapat diamati

atau dilihat. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam bentuk

tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu

perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang

memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.

Sikap ibu yang sudah positif terhadap imunisasi tersebut harus

mendapat konfirmasi dari suaminya, dan ada fasilitas imunisasi yang mudah

dicapai, agar ibu tersebut mengimunisasikan anaknya. Disamping faktor

fasilitas juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain, misalnya

suami atau isteri, orang tua atau mertua sangat penting untuk mendukung

praktek keluarga berencana.

Tingkatan praktek

11

Page 12: makalah etika profesi

1. Persepsi (perception)

Persepsi merupakan mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan

dengan tindakan  yang  akan diambil. Misalnya : Ibu dapat memilih

makanan yang bergizi untuk anak balitanya.

2. Respon terpimpin (guided response).

Respon terpimpin yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan

yang benar dan  sesuai dengan contoh. Misalnya : Ibu memasak sayur

dengan benar, yaitu mulai dari cara mencuci, memotong dan lamanya

memasak.

3. Mekanisme (mecanism).

Mekanisme yaitu dapat melakukan  dengan benar, secara otomatis/

kebiasaan. Misalnya : Mengimunisasikan bayinya tanpa  perintah atau

ajakan orang lain.

4. Adopsi (adoption).

Adopsi merupakan tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Dengan

kata lain, dapat memodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan

tersebut. Misalnya : ibu dapat memilih dan memasak makanan yang

bergizi tinggi berdasarkan bahan- bahan yang murah dan sederhana

Pengukuran praktek :

1. Tidak langsung : wawancara terhadap kegiatann yang telah dilakukan

beberapa jam,hari atau bulan yang lalu.

2. Langsung : mengobservasi  tindakan atau kegiatan  responden.

Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa

dimulai pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu lebih dahulu

terhadap stimulus yang berupa materi atau objek di luarnya. Oleh

karena itu menimbulkan pengetahuan baru pada subjek tersebut dan

selanjutnya menimbulkan respons batin dalam bentuk sikap si subjek

terhadap objek yang diketahui itu. Pada akhirnya, rangsangan yakni

objek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan

12

Page 13: makalah etika profesi

menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa

tindakan (action) terhadap atau sehubungan dengan stimulus atau objek

tadi. Akan tetapi, di dalam kenyataan stimulus yang diterima oleh subjek

dapat langsung menimbulkan tindakan, artinya, seseorang dapat bertindak

atau berperilaku baru dengan mengetahui terlebih dahulu terhadap makna

stimulus yang diterimanya. Dengan kata lain, tindakan (practice)seseorang

tidak harus disadari oleh pengetahuan atau sikap.

D. Taksonomi perilaku

Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan

pendidikan. Taksonomi ini pertama kali dikemukakan oleh Benjamin S.

Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi

beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi

kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan

secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana

sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap

tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang

lebih rendah.

1. Domain Kognitif

Bloom membagi domain kognisi ke dalam 6 tingkatan. Domain ini

terdiri dari dua bagian: Bagian pertama berupa adalah Pengetahuan (kategori

1) dan bagian kedua berupa Kemampuan dan Keterampilan Intelektual

(kategori 2-6)

a. Pengetahuan (Knowledge)

Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi,

fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb. Sebagai

contoh, ketika diminta menjelaskan manajemen kualitas, orang yg berada di

level ini bisa menguraikan dengan baik definisi dari kualitas, karakteristik

produk yang berkualitas, standar kualitas minimum untuk produk.

13

Page 14: makalah etika profesi

b. Aplikasi (Application)

Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan,

prosedur, metode, rumus, teori, dsb di dalam kondisi kerja. Sebagai contoh,

ketika diberi informasi tentang penyebab meningkatnya reject di produksi,

seseorang yg berada di tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan

menggambarkan penyebab turunnya kualitas dalam bentuk fish bone diagram.

c. Analisis (Analysis)

Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisis informasi yang

masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian

yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu

mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario

yg rumit. Sebagai contoh, di level ini seseorang akan mampu memilah-milah

penyebab meningkatnya reject, membanding-bandingkan tingkat keparahan

dari setiap penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab ke dalam tingkat

keparahan yg ditimbulkan.

d. Sintesis (Synthesis)

Satu tingkat di atas analisis, seseorang di tingkat sintesa akan mampu

menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak

terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk

menghasilkan solusi yg dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang

manajer kualitas mampu memberikan solusi untuk menurunkan tingkat reject

di produksi berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya

kualitas produk.

e. Evaluasi (Evaluation)

Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi,

gagasan, metodologi, dsb dengan menggunakan kriteria yang cocok atau

standar yg ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. Sebagai

contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas harus mampu menilai alternatif

14

Page 15: makalah etika profesi

solusi yg sesuai untuk dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai

manfaat, nilai ekonomis, dsb.

2. Domain Afektif

Pembagian domain ini disusun Bloom bersama dengan David

Krathwol.

a. Penerimaan (Receiving/Attending)

Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya. Dalam

pengajaran bentuknya berupa mendapatkan perhatian, mempertahankannya,

dan mengarahkannya.

b. Tanggapan (Responding)

Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi

persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan.

c. Penghargaan (Valuing)

Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek,

fenomena, atau tingkah laku. Penilaian berdasar pada internalisasi dari

serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan ke dalam tingkah laku.

d. Pengorganisasian (Organization)

Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di antaranya, dan

membentuk suatu sistem nilai yang konsisten.

e. Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or

Value Complex)

Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga menjadi

karakteristik gaya-hidupnya.

3. Domain Psikomotor

Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi oleh ahli lain

berdasarkan domain yang dibuat Bloom.

a. Persepsi (Perception)

Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan.

15

Page 16: makalah etika profesi

b. Kesiapan (Set)

Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.

c. Guided Response (Respon Terpimpin)

Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di

dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba.

d. Mekanisme (Mechanism)

Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan

meyakinkan dan cakap.

e. Respon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response)

Gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola

gerakan yang kompleks.

f. Penyesuaian (Adaptation)

Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam

berbagai situasi.

g. Penciptaan (Origination)

Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi atau

permasalahan tertentu.

E. Faktor yang mempengaruhi perilaku

1. Faktor Susunan Syaraf Pusat

2. Faktor Persepsi

3. Faktor Emosi

4. Faktor Proses Belajar

5. Faktor Keturunan dan Lingkungan

6. Faktor Intenal dan Eksternal

a. Faktor Internal

Tingkah laku manusia adalah corak kegiatan yang sangat dipengaruhi

oleh faktor yang ada dalam dirinya. Faktor-faktor intern yang dimaksud antara

16

Page 17: makalah etika profesi

lain jenis ras/keturunan, jenis kelamin, sifat fisik, kepribadian, bakat, dan

intelegensia. Faktor-faktor tersebut akan dijelaskan secara lebih rinci

seperti di bawah ini.

1) Jenis Ras/ Keturunan

Setiap ras yang ada di dunia memperlihatkan tingkah laku yang khas.

Tingkah laku khas ini berbeda pada setiap ras, karena memiliki ciri-ciri

tersendiri. Ciri perilaku ras Negroid antara lain bertemperamen keras,

tahan menderita, menonjol dalam kegiatan olah raga. Ras Mongolid

mempunyai ciri ramah, senang bergotong royong, agak tertutup/pemalu

dan sering mengadakan upacara ritual. Demikian pula beberapa ras lain

memiliki ciri perilaku yang berbeda pula.

2) Jenis Kelamin

Perbedaan perilaku berdasarkan jenis kelamin antara lain cara berpakaian,

melakukan pekerjaan sehari-hari, dan pembagian tugas pekerjaan.

Perbedaan ini bisa dimungkikan karena faktor hormonal, struktur fisik

maupun norma pembagian tugas. Wanita seringkali berperilaku

berdasarkan perasaan, sedangkan orang laki-laki cenderug berperilaku

atau bertindak atas pertimbangan rasional.

3) Sifat Fisik

Kretschmer Sheldon membuat tipologi perilaku seseorang berdasarkan

tipe fisiknya. Misalnya, orang yang pendek, bulat, gendut, wajah

berlemak adalah tipe piknis. Orang dengan ciri demikian dikatakan

senang bergaul, humoris, ramah dan banyak teman

4) Kepribadian

Kepribadian adalah segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun

dalam dirinya yang digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri

terhadap segala rangsang baik yang datang dari dalam dirinya maupun

dari lingkungannya, sehingga corak dan kebiasaan itu merupakan suatu

kesatuan fungsional yang khas untuk manusia itu. Dari pengertian

17

Page 18: makalah etika profesi

tersebut, kepribadian seseorang jelas sangat berpengaruh terhadap

perilaku sehari-harinya.

5) Intelegensia

Intelegensia adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan

bertindak secara terarah dan efektif. Bertitik tolak dari pengertian

tersebut, tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh intelegensia.

Tingkah laku yang dipengaruhi oleh intelegensia adalah tingkah laku

intelegen di mana seseorang dapat bertindak secara cepat, tepat, dan

mudah terutama dalam mengambil keputusan.

6) Bakat

Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkannya

dengan suatu latihan khusus mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan

keterampilan khusus, misalnya berupa kemampuan memainkan musik,

melukis, olah raga, dan sebagainya.

b. Faktor Eksternal

1) Pendidikan

Inti dari kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hasil dari

proses belajar mengajar adalah seperangkat perubahan perilaku. Dengan

demikian pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku

seseorang. Seseorang yang berpendidikan tinggi akan berbeda perilakunya

dengan orang yang berpendidikan rendah.

2) Agama

Agama akan menjadikan individu bertingkah laku sesuai dengan norma

dan nilai yang diajarkan oleh agama yang diyakininya.

3) Kebudayaan

Kebudayaan diartikan sebagai kesenian, adat istiadat atau peradaban

manusia. Tingkah laku seseorang dalam kebudayaan tertentu akan berbeda

dengan orang yang hidup pada kebudayaan lainnya, misalnya tingkah laku

orang Jawa dengan tingkah laku orang Papua.

18

Page 19: makalah etika profesi

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh untuk

mengubah sifat dan perilaku individu karena lingkungan itu dapat

merupakan lawan atau tantangan bagi individu untuk mengatasinya.

Individu terus berusaha menaklukkan lingkungan sehingga menjadi jinak

dan dapat dikuasainya.

5) Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya suatu

fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial

ekonomi ini akan mempengaruhi perilaku seseorang.

Sedangkan menurut Green faktor perilaku dibentuk oleh tiga faktor utama

yaitu :

1. Faktor predisposisi (predisposing factors), yaitu faktor

yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang

antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai dan

tradisi.

2. Faktor pemungkin (enabling factors), yaitu faktor yang memungkinkan atau

yang memfasilitasi perilaku atau tindakan antara lain umur, status sosial

ekonomi, pendidikan, prasarana dan sarana serta sumber daya.

3. Faktor pendorong atau penguat (reinforcing factors), faktor

yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku misalnya dengan

adanya contoh dari para tokoh masyarakat yang menjadi panutan.

Sedangkan menurut teori WHO menganalisis bahwa yang

menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah :

19

Page 20: makalah etika profesi

a. Pemikiran dan perasaan (thougts and feeling), yaitu dalam bentuk

pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang

terhadap objek (objek kesehatan).

b. Pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman

orang lain.

c. Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek.

Seseorang menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tanpa

adanya pembuktian terlebih dahulu.

d. Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek.

Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang

paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang

lain atau objek lain. Sikap positif terhadap tindakan-tindakan kesehatan

tidak selalu terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat

itu, sikap akan diikuti oleh tindakan mengacu kepada pengalaman orang

lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasar pada

banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.

e. Tokoh penting sebagai Panutan. Apabila seseorang itu penting untuknya,

maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh.

f. Sumber-sumber daya (resources), mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga

dan sebagainya.

g. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber-sumber

didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of

life) yang pada umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk

dalam waktu yang lama dan selalu berubah, baik lambat ataupun cepat

sesuai dengan peradapan umat manusia (Notoatmodjo, 2003)

F. Strategi menghadapi perubahan perilaku

Terdapat setidaknya 4 (empat) strategi perubahan : strategi politikal,

strategi informasional, strategi fasilitatif, dan strategi attitudinal.

20

Page 21: makalah etika profesi

1. Strategi politikal adalah cara menjalankan perubahan dari atas ke

bawah (top-down). Inisiatif perubahan datang dari atas, dari pemegang

kekuasaan tertinggi dalam organisasi dan kemudian “dijual” ke bawah.

Strategi politikal akan berjalan relatif cepat, namun apabila tidak

diikuti dengan strategi lain, dampaknya mungkin hanya di permukaan

saja. Strategi ini sering ditempuh apabila keadaan dirasakan sangat

mendesak sehingga perubahan harus dilakukan dengan cepat.

2. Strategi informasional adalah cara menjalankan perubahan dengan

memberikan informasi kepada warga institusi untuk menumbuhkan

dan menguatkan kebutuhan untuk melakukan perubahan dan

memperlemah perlawanan terhadap perubahan. Di sini diasumsikan

bahwa warga institusi akan tergugah untuk melakukan atau menerima

perubahan apabila mereka memiliki pengetahuan berdasarkan

informasi atau fakta tentang keadaan unstitusi di tengah-tengah para

pesaingnya atau di tengah-tengah lingkungan usaha yang lebih besar.

Strategi informasional berlangsung lebih lambat dari strategi politikal,

namun pengaruhnya lebih dalam.

3. Strategi fasilitatif adalah cara menjalankan perubahan dengan

membantu kelompok yang hendak berubah, supaya mereka lebih

mudah menghadapi keadaan baru. Bantuan ini dapat berbentuk

penyediaan sumber daya atau sarana, atau memberikan kesempatan

untuk memperoleh keahlian atau pengetahuan baru yang diperlukan

untuk menghadapi perubahan.

4. Strategi attitudinal adalah cara perubahan yang memprioritaskan

perubahan sikap, yang pada gilirannya akan mengubah tingkah laku.

Strategi attitudinal mengutamakan perubahan yang berdampak luas

dan berkelanjutan pada cara pandang dan tingkah laku.

21

Page 22: makalah etika profesi

Ada 3 (tiga) tahap dalam perubahan sikap ini, yaitu

tahap unfreezing, movement dan refreezing. Tahap unfreezing adalah tahap

menjauhkan diri atau melepaskan sikap lama.tahap movement adalah tahap

menerima dan menumbuhkan sikap baru, dan tahap refreezing adalah tahap

memantapkan, mengukuhkan, menstabilkan sikap baru. Strategi-strategi di

atas tidak mutually exclusive. Beberapa strategi dapat dijalankan secara

bersamaan, dan dapat saling melengkapi. Misalnya, strategi politikal segera

dapat diikuti dengan strategi informasional, dan seterusnya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas (manusia), baik yang dapat

diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar yang

merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan).

2. Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologis pendidikan membagi

perilaku manusia itu ke dalam 3 domain yaitu :

a. Kognitif (cognitive domain), yaitu peserta didik terhadap materi

pendidikan yang diberikan (knowledge).

b. Afektif (affective domain), yaitu sikap atau tanggapan peserta didik

terhadap materi pendidikan yang diberikan (attitude).

c. Psikomotor (psychomotor domain), yaitu praktik atau tindakan yang

dilakukan oleh seseorang sehubungan dengan materi pengetahuan

yang diterima (practice).

3. Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan

pendidikan. Setiap domain tersebut dibagi kembali menjadi beberapa

kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat),

22

Page 23: makalah etika profesi

mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling

kompleks.

4. Faktor yang mempengaruhi perilaku

a. Faktor Susunan Syaraf Pusat

b. Faktor Persepsi

c. Faktor Emosi

d. Faktor Proses Belajar

e. Faktor Keturunan dan Lingkungan

f. Faktor Intenal dan Eksternal

4. Terdapat setidaknya 4 (empat) strategi perubahan : strategi politikal, strategi

informasional, strategi fasilitatif, dan strategi attitudinal. Ada 3 (tiga) tahap

dalam perubahan sikap ini, yaitu tahap unfreezing, movement dan refreezing.

B. Saran

1. Dapat dengan jelas membedakan mana perbuatan yang baik dan mana

perbuatan yang buruk.

2. Dapat mengaplikasikan dan menerapkan perilaku yang baik dalam

kehidupan sehari-hari

3. Dapat mengadopsi perilaku positif dari lingkunganya.

4. Mampu memilah- milah perilaku yang ada di lingkungan dan dapat

membedakan antara perilaku positif dan negatif.

5. Belajar lebih tanggung jawab terhadap apa yang telah ditangguhkan

kepada diri kita.

23

Page 24: makalah etika profesi

Daftar Pustaka

1. www.wikipedia.com/pengertian-perilaku-manusia/ .

2. Dewasastra. 11 Maret 2012. Konsep dan Pengertian Perilaku.

http://dewasastra.wordpress.com/2012/03/11/konsep-dan-pengertian-

perilaku/. Diakses pada tanggal 12 September 2012.

3. Deni Arisandi. 11 Februari 2012. Pengertian Perilaku.

http://arisandi.com/pengertian-perilaku/. Diakses pada tanggal 12 September

2012.

4. Dentisha’a Blog. 8 Mei 2012.

http://luv2dentisha.wordpress.com/2010/05/08/domain-perilaku/. Domain

Perilaku. Diakses pada tanggal 12 September 2012.

5. Prasko.com. 3 Maret 2012. http://www.prasko.com/2012/03/ranah-domain-

perilaku.html. Diakses pada tanggal 12 September 2012.

6. Ghana Syakira Azzahy. Jum’at, 07 November 2008. http://syakira-

blog.blogspot.com/2008/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html. Faktor-

faktor yang mempengaruhi perilaku. Diakses pada tanggal 12 September

2012.

7. Karfianto 21 mei 2010 http://karfianto.wordpress.com/2010/05/21/strategi-

menghadapi-perubahan/ Diakses pada tanggal 16 September 2012.

24