Upload
virganantabintangsandiputra
View
194
Download
32
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Filter DSB SSB VSB LPF HPF BPF
Citation preview
FILTER
Makalah
Ditujukan sebagai Persyaratan Ketuntasan Penilaian
Mata Kuliah Sistem Pemancar
Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014
Oleh:
Chairunnisa Rizki Alfi Firnandi ( 7711 030 042 )
Virgananta Bintang Sandi Putra ( 7711 030 050 )
Tsani Sirojul Munir ( 7711 030 051 )
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MULTIMEDIA DAN
BROADCASTING
DEPARTEMEN MULTIMEDIA KREATIF
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2014
FILTER
Makalah
Ditujukan sebagai Persyaratan Ketuntasan Penilaian
Mata Kuliah Sistem Pemancar
Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014
Oleh:
Chairunnisa Rizki Alfi Firnandi ( 7711 030 042 )
Virgananta Bintang Sandi Putra ( 7711 030 050 )
Tsani Sirojul Munir ( 7711 030 051 )
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MULTIMEDIA DAN
BROADCASTING
DEPARTEMEN MULTIMEDIA KREATIF
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2014
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan HidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah kami dengan topik
“Filter” ini dengan baik.
Pembuatan makalah dengan topik “Antena” ini merupakan bagian dari
tugas mata kuliah Sistem Pemancar yang bertujuan untuk menerapkan dan
mengembangkan ilmu yang sudah kami pelajari sekaligus mencari tambahan
pengetahuan kami.
Dalam pengerjaan makalah ini kami tidaklah sendirian, akan tetapi
ada beberapa pihak yang terlibat. Oleh karenanya disini kami ucapkan banyak
terimakasih kepada :
1. Dr. Zainal Arief, ST., MT., selaku Direktur Politeknik Elektronika
Negeri Surabaya;
2. Citra Devi Murdaningtyas, S.T., MT., selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem Pemancar;
3. Kedua orang tua kami, dan;
4. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu
persatu.
Kami juga menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini
melainkan Allah SWT, begitu juga dengan makalah kami yang tidak luput dari
ketidaksempurnaan tersebut. Oleh karenanya kami mohon maaf apabila ada
kesalahan dalam penyusunan makalah kami ini. Kami berharap makalah kami ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi kami penulis.
Surabaya, Juni 2014
ii
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Filter..........................................................................................................3
2.2 Crystal Filter..............................................................................................10
2.3 Implementasi Filter....................................................................................11
BAB III PENUTUP.............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini merupakan era di mana alat komunikasi dan teknologi
sangatlah urgen dibutuhkan oleh manusia. Berbagai peralatan canggih untuk
berkomunikasi bermunculan dengan berbagai spesifikasi, bentuk, dan juga
kegunaan. Adanya berbagai alat dan media komunikasi ini pun tidak
melupakan peranan perangkat teknologi pendukung berlangsungnya
komunikasi itu sendiri. Perangkat teknologi pendukung yang sangat berperan
penting adalah perangkat sistem pemancar dalam teknologi tersebut. Untuk
membentuk sebuah sistem pemancar diperlukan berbagai elemen pendukung.
Seperti halnya rangkaian filter, exciter, amplifier, antena, dan berbagai
elemen pendukung lainnya. Filter merupakan rangkaian selektif pada
frekuensi. Sedikit pengertian tersebut sudah menggambarkan seberapa
pentingnya rangkaian filter dalam sebuah sistem pemancar, oleh sebab itu
pemahaman lebih terhadap elemen penyusun rangkaian sistem pemancar
sangatlah diperlukan untuk bisa lebih memahami sistem pemancar itu sendiri.
Oleh karena hal tersebut, maka di sini kami buatlah sebuah makalah
dengan sub bahasan “filter” untuk menambah pemahaman mengenai macam-
macam dan kegunaan filter dalam sebuah sistem pemancar, dengan harapan
disini kami bisa membuat bahan bacaan dan media berbagi ilmu, serta
mendapatkan ketuntasan penilaian dalam mata kuliah Sistem Pemancar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami rumuskan masalah-
masalah yang akan kami bahas sebagai berikut :
1. Apakah filter itu?
1
2. Apakah Crystal Flter itu?
3. Bagaimanakan Implementasi Filter dalam Sistem Pemancar?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan kami membuat makalah ini adalah membuat media baca
dan berbagi ilmu dengan bahasan utamanya yaitu filter fungsi, dan macam-
macamnya.
1.4 Manfaat
Manfaat yang kami harapkan adalah pembaca bisa mengerti dengan
definisi Antena berikut dengan macam-macam Antena yang diterapkan dalam
teknologi komunikasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Filter
Filter adalah suatau rangkaian yang dipergunakan untuk membuang
tegangan output pada frekuensi tertentu Atau dengan kata lain,
memungkinkan kita untuk menerima atau menghalangi sinyal atau frekuensi
sesuai dengan yang kita inginkan. Contohnya adalah filter pada power supply.
Frekuensi pada power supply biasanya berkisar antara 50 atau 100 Hertz. DC
dapat dikatakan memiliki frekuensi nol Hertz. Jadi tujuan adanya filter dalam
sebuah power supply adalah untuk menolak frekuensi diatas nol Hertz.
Sebuah filter dalam power supply biasanya disebut dengan low-pass filter.
Filter ini dapat menyalurkan DC (nol Hertz) tetapi menolak atau mempersulit
frekuensi yang lebih tinggi untuk lewat. Untuk merancang filter dapat
digunakan komponen pasif (R,L,C) dan komponen aktif (om-amp, transistor).
Dengan demikian filter dapat dikelompokkan menjadi filter aktif dan filter
pasif.
Pada dasarnya filter dapat dikelompokkan berdasarkan response frekuensinya menjadi 4 jenis, yaitu :
1. Low Pass Filter(LPF) / Filter lolos rendah
2. High Pass Filter(HPF) / Filter lolos tinggi
3. Band Pass Filter (BPF) / Filter lolos rentang
4. Band Stop Filter / Filter tolak tolak rentang
3
Gambar 1 Tipe Filter dan Responnya
2.1.1 LPF (Low Pass Filter)
Low Pas Filter merupakan rangkaian yang tidak sama sekali
melemahkan frekuensi di bawah frekuensi cutoff melainkan
menghilangkan semua sinyal dengan frekuensi di atas cutoff secara
penuh. Low Pass Filter terkadang juga disebut dengan High Cut Filter.
Kurva respon ideal untuk sebuah Low Pass filter ditunjukkan
pada Figure 1. Dalam praktiknya, kurva respon ini tidak dapat
direalisasikan. Dalam rangkaian praktisnya, bahkan pada sebuah transisi
yang tajam sekalipun pada frekuensi cutoff, terdapat sebuah transisi
bertahap yang lebih antara sedikit atau tidak ada sama sekali atenuasinya
dan atenuasi maksimum.
4
-23 dB
-9 dB6 dB
-3 dB
Vout(max)(0 dB)
0.707 Vout(max)
6 dB/octave or20 dB/decade rate
Hzfco12006006 kHz
20 dB
Figure 1 Low Pass Filter
Bentuk paling simpel dari rangkaian LPF adalah rangkaian RC
yang ditunjukkan pada Figure 2. Sirkuit tersebut membentuk sebuah
pembagi tegangan yang simpel dengan satu komponen frekuensi sensitif,
dalam hal ini adalah kapasitor. Pada frekuensi yang sangat rendah,
kapasitor memiliki reaktansi yang sangat tinggi yang dibandingkan pada
resistansi dan oleh karenanya atenuasi menjadi minim. Saat frekuensi
meningkat, reaktansi kapasitif berkurang. Ketika reaktansi menjadi lebih
kecil daripada resistansi, atenuasi meningkat dengan cepat. Respon
frekuensi pada rangkaian dasar, diilustrasikan pada Figure 1. Frekuensi
cutoff pada filter ini adalah dimana R dan XC adalah sama. Frekuensi
cutoff juga dikenal sebagai frekuensi kritis, yang ditentukan dengan
pernyataan
f co=1
2πRC
Sebagai contoh, jika R = 4.7 Ω dan C = 560 pF, frekuensi cutoff nya
adalah
f co=1
2 π (4700)(560 ×10−12)=60.469 Hz atau60.5 kHz
5
C
Vin
Vout
R
XC = R
Pada frekuensi cutoff, keluaran amplitudo adalah 70,7 % dari
masukan amplitudo pada frekuensi lebih rendah. Inilah yang disebut
Figure 2 Low Pass Filter Circuit
dengan 3-dB down Point. Dengan kata lain, filter ini memiliki sebuah
keuntungan tegangan (Voltage gain) sebesar – 3 dB pada frekuensi
cutoff. Pada frekuensi-frekuensi di atas frekuensi cutoff, amplitudo
menurun pada tingkat linear pada 6 dB per oktaf atau 20 dB per dekade.
Sebuah oktaf didefinisikan sebagai sebuah kelipatan atau separuh dari
frekuensi, dan sebuah dekade mewakili sepersepuluh atau 10 kali lipat
relasi. Asumsikan jika sebuah filter memiliki sebuah cutoff 600Hz. Jika
frekuensinya berlipat hingga 1200 Hz, atenuasinya akan meningkat
menjadi 6dB, atau dari 3 dB pad cutoff menjadi 9 dB pada 1200Hz.
Pada intinya, LPF akan melewatkan frekuensi rendah dari
frekuensi cut off atau dengan kata lain low pass filter akan memberikan
tegangan keluaran yang konstan dari DC hingga frekuensi cutoff
(frekuensi 0.707 atau frekuensi -3dB) dan menyalurkan semua frekuensi
rendah ke atas sampai frekuensi tertentu hingga atenuasi (redaman) yang
signifikan mulai terjadi.
2.1.2 HPF (High Pass Filter)
High-pass Filter merupakan filter yang melewatkan frekuensi-
frekuensi di atas frekuensi cutoff dengan sedikit atau tidak sama sekali
atenuasi tetapi melemahkan sinyal-sinyal di bawah cutoff. Kurva respon
ideal dari High-pass Filter ditunjukkan pada Figure 3. Kurva perkiraan
6
Frekuensi
passband
fCOO
utpu
t
Frekuensi
-3 dB
0 dB
6 dB/oktaf atau20 dB/dekade
fCO
respon ideal yang ditunjukkan pada Figure 4 bisa diperoleh dengan jenis
filter RC dan LC.
Figure 3 Kurva respon ideal pada High-pass Filter
Figure 4 Kurva respon praktis pada High-pass Filter
Rangkaian RC High-pass Filter dasar ditunjukkan pada Figure
5. Sekali lagi, rangkaian tersebut tidaklah lebih dari sebuah pembagi
tegangan dengan kapasitor yang bekerja sebagai komponen frekuensi-
sensitif dalam sebuah pembagi tegangan. Pada frekuensi rendah, XC
sangatlah tinggi. Ketika XC jauh lebih tinggi dibandingkan R, maka efek
dari pembagi tegangan adalah memberikan atenuasi tinggi pada sinyal
frekuensi rendah. Ketika frekuensi meningkat, reaktansi kapasitif
7
R
C
menurun. Ketika reaktansi kapasitif sama dengan atau kurang dari
resistansi, maka pembagi tegangan memberikan sedikit atenuasi. Oleh
karenanya, frekuensi tinggi bisa dilewatkan dan tidak di atenuasi.
Frekuensi cutoff pada filter ini sama dengan rangkaian low-pass
dan berasal dari tata cara XC sama dengan R dan penyelesaian
frekuensinya adalah:
f co=1
2πR C
Jangka roll-off adalah 6 dB per oktaf atau 20 dB per dekade.
Sebuah High-pass filter juga bisa diimplementasikan dengan
sebuah kawat dan sebuah resistor, seperti yang ditunjukkan dalam Figure
6. Frekuensi cutoff nya adalah
f co=R
2 πL
Kurva respon dari filter ini sama seperti yang ditunjukkan dalam
Figure 4. Nilai atenuasinya adalah 6 dB per oktaf atau 20 dB per dekade,
seperti yang terjadi dengan low-pass filter. Sekali lagi, meningkatkan
atenuasi bisa diperoleh dengan melewatkan ke bagian filter.
Figure 5 Rangkaian RC High-pass Filter
Ringkasnya, High-pass Filter adalah filter yang keluarannya
hanya melewatkan frekuensi di atas frekuensi cuttoff. High Pass Filter
melewatkan frekuensi di atas frekuensi cutoff dengan atenuasi sedikit
8
L
R
atau tidak sama sekali tetapi sangat melemahkan sinyal-sinyal di bawah
cutoff.
Figure 6 Rangkaian RL High-pass Filter
2.1.3 BPF (Band Pass Filter)
Band Pass Filter akan melewati sinyal dengan frekuensi di
dalam Band spesifikasinya dan menekan sinyal dengan frekuensi di luar
Band tersebut atau Band Pass hanya melewatkan jalur tengah dan
meredam frekuensi rendah dan frekuensi tinggi. Untuk meredam
frekuensi tertentu digunakan sebuah rangkaian resonansi LC paralel yang
digabungkan dengan rangkaian seri. Batas-batas dari frekuensi yang
dilewatkan pada bpf adalah FL sampai dengan FH, sedangkan tegangan
antara FL dan FH adalah frekuensi resonansi atau frekuensi Cutoff.
Untuk membuat filter lolos rentang dapat dilakukan dengan
menggunakan LPF + HPF atau HPF + LPF. Diharapkan berikutnya
memiliki beban yang lebih besar, artinya :
- Bila dipilih LPF +HPF meka beban (impedansi) harus lebih besar
dibandingkan dengan LPF
- Bila dipilih HPF + LPF maka beban (impedansi) hars lebih besar
dibandingkan dengan HPF
9
2.1.4 BSF (Band Stop Filter)
Band Stop Filter yaitu meredam frekuensi tertentu dan
melewatkan frekuensi luar band dengan semua frekuensi dapat
diaslurkan dengan atenuasi (redaman) minimal.
2.2 Crystal Filter
Kristal kuarsa memiliki dua frekuensi resonansi. Sebuah frekuensi
resonansi seri, dan sebuah frekuensi resonansi parallel. Sebuah kristal kuarsa
beroperasi pada frekuensi resonansi paralel yang memiliki aturan seperti
rangkaian LC paralel, memiliki impedansi tinggi pada frekuensi ini dan hanya
pada frekuensi ini saja. Sebuah kristal kuarsa beroperasi pada frekuensi
resonansi seri memiliki aturan seperti rangkaian seri LC, ia memiliki
impedansi rendah pada frekuensi ini dan hanya pada frekuensi ini saja.
Keuntungan praktis kristal kuarsa adalah bahwa ia memiliki Q yang sangat
tinggi dan karena itu membuat filter memiliki daya selektivitas tinggi yang
sangat baik. Mereka jauh lebih mahal dari pada sirkuit LC dan tidak bisa
menanganni jumlah daya yang sama.
10
Filter kisi Kristal, Sharp band-pass (eg SSB Filter)
Salah satu aplikasi yang paling jelas dari filter kristal yang telah kita
bahas sebelumnya, adalah filter kristal dalam penerima SSB. Filter ini adalah
filter band-pass dengan lebar sekitar 2,8 kHz dan sangat tajam (selektif). Hal
ini meminta banyak dari band-pass filter untuk menghapus sideband tunggal
dan menolak yang lain, cara terbaik untuk melakukan ini adalah dengan filter
kristal kuarsa. Susunan kristal kuarsa yang terhubung untuk membentuk filter
sering disebut filter jaringan kisi kristal.
Filter kisi kristal ditunjukkan pada gambar 6 adalah filter band-pass,
cocok untuk digunakan sebagai filter sideband dalam pemancar penerima
SSB atau transmitter. X1 dan X2 adalah resonansi seri di pusat sideband yang
diperlukan, sedangkan X3 dan X4 adalah resonansi paralel pada frekuensi
yang sama.
2.3 Implementasi Filter
2.3.1 Implementasi Filter dalam Sistem Pemancar
a. Pemancar FM
Tujuan dari pemancar FM adalah untuk merubah satu atau lebih
sinyal input yang berupa frekuensi audio (AF) menjadi gelombang
termodulasi dalam sinyal RF (Radio Frekuensi) yang dimaksudkan sebagai
output daya yang kemudian diumpankan ke sistem antena untuk dipancarkan.
Dalam bentuk sederhana dapat dipisahkan atas modulator FM dan sebuah
power amplifier RF dalam satu unit. Sebenarnya pemancar FM terdiri atas
rangkaian blok subsistem yang memiliki fungsi tersendiri, yaitu:
11
1. FM exciter merubah sinyal audio menjadi frekuensi RF yang sudah
termodulasi
2. Intermediate Power Amplifier (IPA) dibutuhkan pada beberapa pemancar
untuk meningkatkan tingkat daya RF agar mampu menghandle final stage
3. Power Amplifier di tingkat akhir menaikkan power dari sinyal sesuai yang
dibutuhkan oleh sistem antena
4. Catu daya (power supply) merubah input power dari sumber AC menjadi
tegangan dan arus DC atau AC yang dibutuhkan oleh tiap subsistem
5. Transmitter Control System memonitor, melindungi dan memberikan
perintah bagi tiap subsistem sehingga mereka dapat bekerja sama dan
memberikan hasil yang diinginkan
6. RF lowpass filter membatasi frekuensi yang tidak diingikan dari output
pemancar
7. Directional coupler yang mengindikasikan bahwa daya sedang dikirimkan
atau diterima dari sistem antenna.
b. Penguat RF
Penguat RF yang ditala biasanya digunakan untuk memberikan
penguatan dan selektifitas ujung depan pada pesawat penerima radio untuk
memisahkan sinyal-sinyal yang masuk dari antenna, sehingga diperoleh
penyaringan (filter) band pass yang tepat yang diperlukan pada penguat-
penguat frekuensi antara (IF) pada pesawat penerima tersebut,dan
menyediakan penyaringan untuk menghilangkan harmonisa pada
rangkaian pemancar. Pada gambar dibawah ditunjukkan sebuah penguat
RF yang ditala.
12
Gambar penguat RF ala tunggal
c. Mixer
Mixer digunakan untuk konversi frekuensi dan merupakan
komponen penting dalam frekuensi radio modern (RF) sistem.Sebuah
mixer mengkonversi daya RF pada satu frekuensi menjadi daya pada
frekuensi lain untuk membuat pemrosesan sinyal lebih mudah dan juga
murah. Alasan mendasar untuk konversi frekuensi adalah untuk
memungkinkan amplifikasi sinyal yang diterima pada frekuensi selain dari
RF, atau audio, frekuensi. Setiap alat linier dapat berperan sebagai mixer
(penyampur).sifat tidak linier diperlukan untuk menghasilkan frekuensi-
frekuensi yang tidak ada pada masukan. Pemilihan rancangan didasarkan
kepada anggapan-anggapan tentang perolehan,noise,figure
stabilitas,daerah dinamis dan kemungkinan pembangkitan komponen
frekuensiyang tidak diinginkan yang dapat menghasilkan distorsi
intermodulasi dan distorsi modulasi silang. Keluaran dari penyampur
biasanya langsung diteruskan ke sebuah penguat IF (amplifier IF) yang
berfungsi sebagai suatu filter band pass yang lebarnya cukup untuk
melewatkan jalur sisi sekitar IF dan memberikan perolehan yang
diperlukan untuk meningkatkan sinyal hingga ke tingkat detaksi terakhir.
1. Mixer Penambahan
Penyampur penambahan terjadi bila sinyal masukan ditambahkan
begitu saja pada keluaran sebuah osilator lokal dan kemudian diteruskan
13
lewat sebuah alat dengan fungsi transfer yang tidak linier seperti misalnya
dioda.
Diagram Blok Penyampur Pemnambahan
Sinyal masukan Vs dengan frekuensi fs mengandung jalur sisi
modulasi yang ditambahkan secara langsung pada keluaran dari osilator
lokal Vopada frekuensi fo. Sinyal-sinyal yang telah
ditambahkan,diteruskan melalui sebuah alat tak linier misalnya dioda yang
keluarannya mengandung suatu komponen yang sebanding dengan kuadrat
dari masukannya. Keluaran dari penyampur mengandung banyak
komponen-komponen sinyal,termasuk frekuensi selisih (fo-fs),frekuensi
jumlah (fo+fs) dan frekuensi kedua masukan yaitu f0 dan fs serta beberapa
harmonisa dari masing-masing komponen. Komponen yang dihasilkan
penyampur dilewatkan ke penguat IF yang berfungsi sebagai filter band
pass untuk memperoleh keluaran frekuensi selisih.
2. Penyampur perkalian
Penyampur perkalian terjadi bila transkonduktasni rangkaian
penyampur dibuat untuk berubah dengan tegangan osilator lokal,sehingga
arus keluaran menjadi suatu fungsi dari hasil kali Vo dan Vs.
14
Diagram Blok Penyampur Perkalian
2.3.2 Implementasi Filter Analog
Merealisasikan Filter Analog ada dua cara :
Dengan komponen pasif (R-L-C), rangkaian filter pasif.
Berikut merupakan rangkaian Implementasi Filter Pasif (R-C) :
a. LPF orde ke1
b. HPF orde ke1
Berikut merupakan rangkaian Implementasi Filter Pasif (L-R) :
a. LPF orde ke1
15
b. HPF orde ke 1
Dengan komponen aktif (Om-Amp / transistor), rangkaian filter aktif.
a. LPF orde ke1
b. LPF orde ke2
c. HPF orde ke1
16
d. HPF orde ke 2
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Filter adalah suatu rangkaian yang digunakan untuk membuang tegangan output
pada frekuensi tertentu.
2. Tapis pelewat rendah atau tapis lolos rendah (low-pass filter) digunakan untuk
meneruskan sinyal berfrekuensi rendah dan meredam sinyal berfrekuensi tinggi.
3. High pass filter adalah jenis filter yang melewatkan frekuensi tinggi, tetapi
mengurangi amplitudo frekuensi yang lebih rendah daripada frekuensi cutoff.
4. Sebuah band-pass filter merupakan perangkat yang melewati frekuensi dalam
kisaran tertentu dan menolak frekuensi di luar kisaran tersebut.
5. Dalam pemrosesan sinyal, filter band-stop atau band-penolakan filter adalah
filter yang melewati frekuensi paling tidak berubah, tetapi attenuates mereka
dalam rentang tertentu ke tingkat yang sangat rendah
3.2 Saran
Sekian yang dapat kami paparkan mengenai materi Filter dalam Sistem
Pemancar yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya. Penulis banyak berharap para pembaca
17
memberikan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini
dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya, juga para pembaca pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Frenzel, Louis E, (2003). Principles of Electronic Communication Systems.
Columbus, Amerika: Penerbit The McGraw-Hill Companies
[2] Universitas Sumatera Utara. Sistem Komunikasi.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19142/4/Chapter%20II.pdf.
Diakses pada 6 Juni 2014.
[3] Ir. Pramudijanto Jos, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS. Sistem
pengaturan Waktu Rill – Teknik Akuisisi Data (2).
http://personal.its.ac.id/files/material/3209-jos-ee-Riil_S108%20-%2002a
%20Akusisi%20Data.pdf. Diakses pada 9 Juni 2014.
[4] Wijaya, Sastra Kusuma . FISIKA FMIPA UI. BAB III Filter Pasif .
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/sastra.kusuma/material/03filterpasif.pd
f . Diakses pada 6 Juni 2014.
[5] Gedney. University of Kentuky. Electronic Filters.
http://www.engr.uky.edu/~gedney/courses/ee221/slides/Filters_v3.pdf.
Diakses pada 9 Juni 2014.
[6] Rouse, Margaret. Filter. http://whatis.techtarget.com/definition/filter. Diakses
pada 6 Juni 2014.
18
19