11
MATERI GEOTEKNIK SERTA PERAN GEOFISIKA DALAM GEOTEKNIK MAKALAH Diajukan untuk memenuhi syarat-syarat guna pelaksanaan Tugas Oleh : ULUL AZMI 1204107010005 PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH 2015

MAKALAH GEOTEKNIK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Peran Geofisika dalam Geoteknik

Citation preview

  • MATERI GEOTEKNIK SERTA PERAN GEOFISIKA DALAM

    GEOTEKNIK

    MAKALAH

    Diajukan untuk memenuhi syarat-syarat guna pelaksanaan Tugas

    Oleh :

    ULUL AZMI

    1204107010005

    PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SYIAH KUALA

    BANDA ACEH

    2015

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

    rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah sebagai

    pelengkap nilai Mata Kuliah Geoteknik , terimakasih kepada dosen pengajar Mata

    Kuliah Geoteknik yang telah mengajarkan beberapa materi sehingga dapat

    dituliskan dalam sebuah makalah yang sederhana ini. Sekian

  • iii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

    1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1

    1.2. Tujuan .................................................................................................... 1

    BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 2

    2.1. Pengertian Geoteknik .......................................................................... 2

    2.2. Tanah ................................................................................................... 2

    2.3. Penyelidikan Tanah ............................................................................... 4

    2.4. Teknik Pondasi ..................................................................................... 6

    2.5. Struktur Tanah ...................................................................................... 6

    2.6. Peran Geofisika Dalam Geoteknik ....................................................... 6

    BAB III PENUTUP ............................................................................................. 8

    3.1. Kesimpulan .......................................................................................... 8

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Geoteknik hadir sebagai bagian dari ilmu praktis teknik sipil dalam

    perancangan awal disain bangunan. Ilmu geoteknik mempelajari perilaku tanah

    dan batuan sebagai tumpuan pondasi maupun sebagai studi material konstruksi.

    Ilmu ini mulai berkembang pada awal abad ke-20 berkat karya Karl Terzaghi dan

    rekan- rekannya. Pada saat studi perancangan kontruksi, peranan ahli geoteknik

    itu meliputi: menentukan lokasi bangunan, menentukan kekuatan bangunan untuk

    jangka waktu lama, menentukan stabilitas bangunan dibandingkan dengan potensi

    gempa regional dan resonansi, mengkalkulasi dan menganalisis potensi deformasi

    (penurunan) bangunan, menentukan metode pelaksanaan, pemilihan material, dan

    monitoringnya. Oleh karena itu, diperlukan berbagai survei lapangan untuk

    melihat kondisi tanah, lapisan tanah, jenis tanah, dan lain sebagainya.

    Dalam perkembangannya, geoteknik tidak lagi hanya dilakukan oleh

    insinyur sipil saja. Banyak data petrophysical properties yang diperlukan ahli sipil

    dalam studi kelayakan bangunannya seperti porositas, permeabilitas, densitas

    lapisan bawah permukaan. Data-data tersebut diperoleh dari survei geofisika yang

    dilakukan oleh seorang Geophysicist.

    Metode survei geofisika disesuaikan dengan tujuan kontruksi, misalnya

    ketika ingin membuat bendungan dilakukan survei geolistrik untuk menentukan

    tapak bendungan, survei ini bertujuan untuk mengetahui sampai kedalaman

    berapa terdapat air tanah dan menentukan besar kekuatan basement (batuan dasar

    yang kuat untuk pondasi). Lain halnya jika untuk membuat jembatan atau sebuah

    gedung, metoda yang dipakai biasanya seismik untuk menentukan besarnya

    kecepatan gelombang permukaan dan menemukan lapisan aquifer dekat

    permukaan.

    1. 2 Tujuan

    Tujuan dari makalah ini adalah :

    Sebagai persyaratan untuk memenuhi nilai Ujian Akhir Semester pada mata kuliah Geoteknik.

    Agar penulis mampu memahami ilmu Geoteknik secara baik.

  • 2

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian Geoteknik

    Geoteknik adalah suatu bagian dari cabang ilmu Teknik Sipil. Didalamnya

    diperdalam pembahasan mengenai permasalahan kekuatan tanah dan

    hubungannya dengan kemampuan menahan beban bangunan yang berdiri

    diatasnya. Pada dasarnya ilmu ini tergolong ilmu tua yang berjalan bersamaan

    dengan tingkat peradaban manusia, dari mulai pembangunan piramid di mesir,

    candi Borobudur hingga pembangunan gedung pencakar langit sekarang ini. Salah

    satu contohnya ialah kemiringan menara pisa di italy disebabkan oleh kekurangan

    kekuatan dukung tanah terhadap menara tersebut.

    2.2 Tanah

    Tanah di alam terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

    tanpa kandungan bahan organik. Butiran-butiran tersebut dapat dengan mudah

    dipisahkan satu sama lain dengan kocokan air. Material ini berasal dari pelapukan

    batuan, baik secara fisik maupun kimia. Sifat-sifat teknis tanah, kecuali oleh sifat

    batuan induk yang merupakan material asal, juga dipengaruhi oleh unsur-unsur

    luar yang menjadi penyebab terjadinya pelapukan batuan tersebut.

    Istilah-istilah seperti kerikil, pasir, lanau, dan lempung digunakan dalam

    Teknik Sipil untuk membedakan jenis-jenis tanah. Pada kondisi alam, tanah dapat

    terdiri dari dua atau lebih campuran jenis-jenis tanah dan kadang-kadang terdapat

    pula kandungan bahan organik. Material campurannya kemudian dipakai sebagai

    nama tambahan di belakang material unsur utamanya. Sebagai contoh, lempung

    berlanau adalah tanah lempung yang mengandung lanau dengan material

    utamanya adalah lempung dan sebagainya.

  • 3

    Gambar 2.1 Komponen tanah

    Tanah terdiri dari 3 komponen, yaitu udara, air, dan bahan padat. Udara

    dianggap tidak mempunyai pengaruh teknis, sedangkan air sangat mempengaruhi

    sifat-sifat teknis tanah. Ruang di antara butiran-butiran, sebagian atau seluruhnya

    dapat terisi oleh air atau udara. Bila rongga tersebut terisi air seluruhnya, tanah

    dikatakan dalam kondisi jenuh. Bila rongga terisi udara dan air, tanah pada

    kondisi jenuh sebagian (partially saturated). Tanah kering adalah tanah yang tidak

    mengandung air sama sekali atau kadar airnya nol.

    Definisi tanah secara mendasar dikelompokkan dalam tiga definisi, yaitu:

    (1) Berdasarkan pandangan ahli geologi

    (2) Berdasarkan pandangan ahli ilmu alam murni

    (3) Berdasarkan pandangan ilmu pertanian.

    1. Menurut ahli geologi (berdasarkan pendekatan Geologis)

    Tanah didefiniskan sebagai lapisan permukaan bumi yang berasal dari

    bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya

    alam, sehingga membentuk regolit (lapisan partikel halus).

    2. Menurut Ahli Ilmu Alam Murni (berdasarkan pendekatan Pedologi)

    Tanah didefinisikan sebagai bahan padat (baik berupa mineral maupun

    organik) yang terletak dipermukaan bumi, yang telah dan sedang serta terus

    mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor: bahan induk,

    iklim, organisme, topografi, dan waktu.

    3. Menurut Ahli Pertanian (berdasarkan pendekatan Edaphologi)

    Tanah didefinisikan sebagai media tempat tumbuh tanaman.

  • 4

    2.3 Penyelidikan Tanah

    Salah satu tahapan paling awal yang perlu dilakukan dalam perencanaan

    pondasi adalah penyelidikan tanah. Uji penyelidikan tanah diperlukan untuk

    mengetahui daya dukung dan karateristik tanah serta kondisi geologi, seperti

    mengetahui susunan lapisan tanah/sifat tanah, mengetahui kekuatan lapisan tanah

    dalam rangka penyelidikan tanah dasar untuk keperluan pondasi bangunan, jalan,

    jembatan dan lain-lain, kepadatan dan daya dukung tanah serta mengetahui sifat

    korosivitas tanah. Penyelidikan tanah dilakukan untuk mengetahui jenis pondasi

    yang akan digunakan untuk konstruksi bangunan, selain itu dari hasil

    penyelidikan tanah dapat ditentukan perlakuan terhadap tanah agar daya dukung

    dapat mendukung konstruksi yang akan dibangun. Penyelidikan tanah yang

    dilakukan di lapangan yaitu Sondir (DCP), pengeboran tanah, pengujian Standard

    Penetration Test (SPT) dan lain-lain. Dari sampel tanah yang diambil di lapangan

    untuk mengetahui sifat-sifat dan karakteristik tanah maka dilakukan uji

    laboratorium.

    2.3.1 Penyelidikan Tanah Dengan Uji Sondir (Cone Penetration Test-CPT)

    Komponen utama dari uji sondir adaolah konus yang dimasukkan kedalam

    tanah dengan cara ditekan. Tekanan pada ujung konus pada saat konus bergerak

    kebawah karena ditekan dan tekanan geser pada dinding konus pada saat dinding

    konus bergeser kebawah karena ditekan, diukur dan pada manometer diatas

    permukaan tanah pada setiap kedalaman tertentu didalam tanah.

    Uji sondir ini relatif murah dan cepat memberikan hasil dibanding dengan

    uji geoteknik lapangan lainnya. Di Indonesia, uji sondir telah dikenal sejak tahun

    1950-an, dan di Indonesia pula konus Begemann pertama ditemukan oleh Prof.

    Begemann yang saat itu adalah dosen di ITB.

    Sampai sekarang ini hasil uji sondir dipakai untuk tujuan-tujuan seperti di

    bawah ini :

    1). Evaluasi kondisi tanah bawah pemukaan di lapangan,

    atau stratigrafi (menduga struktur lapisan tanah bawah permukaan),

    klasifikasi lapisan tanah (menduga jenis-jenis tanah di bawah permukaan),

    kekuatan lapisan-lapisan tanah, kedalaman lapisan keras dan lain-lain.

    2). Menentukan lapisan tanah yang harus dibuang dan diganti dengan tanah

    yang lebih baik lalu dipadatkan serta kontrol pemadatan.

    3). Perencanaan fondasi, baik fondasi dangkal maupun tiang pancang dan

    perhitungan settlement.

    4). Perencanaan lereng dan timbunan dan lain-lain.

    Keterbatasan uji sondir yang paling jelas adalah jika konus bertemu

    dengan butir batu yang cukup besar atau pasir padat akan menunjukkan tekanan

  • 5

    konus yang cukup besar dan bahkan tidak dapat diteruskan, seolah-olah pada

    kedalaman tersebut terdapat lapisan tanah keras atau pasir padat yang luas dan

    merata. Selain hal tersebut, kalau dijumpai lapisan keras dan uji sondir

    menunjukkan tekanan yang besar, uji sondir terhenti, dan dapat dikatakan bahwa

    pada kedalaman tersebut dijumpai lapisan keras; tetapi tidak dapat memberi

    informasi berapa tebal lapisan tersebut; apa jenis batuan lapisan keras

    tersebut; dan apakah di bawah lapisan keras tersebut terdapat lapisan tanah yang

    terus keras atau ada lapisan lunak.

    2.3.2 Penyelidikan Tanah Dengan Uji Penetrasi (Penetration Test)

    Uji penetrasi yang banyak digunakan adalah uji penetrasi baku (standart

    penetration test). Uji penetrasi baku ini telah diatur menurut ASTM D-1586.

    Yang dimaksud dengan N pada SPT adalah jumlah tumbukan yang diperlukan

    untuk memasukkan tabung Split Spoon kedalam tanah sedalam 12 inchi disebut

    nilai N SPT.

    Yang disebut tabung Split Spoon adalah tabung yang berdiameter 2 in dan

    diameter dalam 1,5 in panjang 18 s/d 30 in yang dibelah menjadi dua bagian

    kearah memanjangnya. Peralatan lainnya adalah palu pancang atau hammer yang

    beratnya 63,5 kg dan tinggi jatuhnya selama menunggu adalah 30 in.

    Cara kerja SPT sebagai berikut :

    Lakukan pemboran sampai kedalaman dimana akan diuji SPT. Kemudian

    bersihkan lubang bor dari tanah lepas.

    Pasang Split Spoon pada pipa bor, dan masukkan kedalam tanah hasil

    pengeboran diatas.

    Pada bagian atas pipa bor, pasangkan hammer beserta bagian-bangian

    pelengkapnya.

    Lakukan penumbukan, sehingga split spoon masuk (terpenetrasi) sedalam

    3 x 6 in dan hitung jumlah tumbukan untuk penetrasi pertama, kedua dan

    ketiga.

    Jumlah tumbukan untuk penetrasi 2 x 6 in, kedua dan ketiga disebut nilai

    N (SPT).

    2.3.3 Penyelidikan Tanah Dengan Sumur Uji (Test Pit)

    Biasanya sumur uji dimaksudkan untuk melihat secara langsung kondisi

    tanah di lapangan: caranya dengan menggali lubang yang cukup besar sehingga

    orang bisa masuk sampai kedalaman air tanah atau sampai kedalaman 1 2 m

    saja, dapat juga dilakukan dengan mesin seperti BackHoe dan Shovel. Dari

    pengamatan pada bidang vertikal di dalam lubang dapat diidentifikasi jenis-jenis

    tanah, warna, bau, kedalamam muka air tanah dan struktur umumnya dapat juga

    diambil contoh tanah asli dengan memasukkan tabung sampler ke dalam tanah. Di

    dalam lubang dapat juga dilakukan uji penetrasi dengan alat pocket penetrometer.

  • 6

    2.4 Teknik Pondasi

    Teknik pondasi adalah suatu upaya teknis untuk mendapatkan jenis dan

    dimensi fondasi bangunan yang efisien, sehingga dapat menyangga beban yang

    bekerja dengan baik. Teknik fondasi merupakan bagian dari ilmu geoteknik.

    2.4.1 Jenis-jenis fondasi

    Pondasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis:

    Pondasi dangkal: kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya

    beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan

    ialah pondasi menerus yang biasa pada rumah-rumah,dibuat dari beton atau

    pasangan batu, meneruskan beban dari dinding dan kolom bangunan ke tanah

    keras. Di dalamnya terdiri dari:

    Pondasi setempat

    Pondasi penerus

    Pondasi pelat

    Pondasi dalam. Digunakan untuk menyalurkan beban bangunan melewati

    lapisan tanah yang lemah di bagian atas ke lapisan bawah yang lebih keras.

    Contohnya antara lain tiang pancang, tiang bor, kaison, dan semacamnya.

    Penyebutannya dapat berbeda-beda tergantung disiplin ilmu atau

    pasarannya.contohnya: fondasi tiang pancang.

    2.5 Struktur Tanah

    Tanah tersusun dari butiran tanah ataupartikel lainnya dan rongga-rongga

    atau pori di antara partikel butiran tanah. Rongga-rongga terisi sebagian atau

    seluruhnya dengan air atau zat cair lainnya. Rongga-rongga tanah yang tidak terisi

    oleh air atau zat cair akan terisioleh udara atau bentuk lain dari gas. Volume yang

    ditempati oleh bagian besar tanah pada umumnya termasuk bahan penyusun

    lainnya yaitu bagian padat, cair, dan gas (udara) yang selanjutnya dikenal sebagai

    sistem tiga fase tanah (three-phase systems). Sifat-sifat mekanis penting tanah,

    seperti kekuatan (strength) dan pemampatan (compressibility), secara langsung

    berhubungan dengan atau paling tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor dasar seperti

    rapat masa (density), berat volume (unit weight), angka pori (void ratio), dan

    derajat kejenuhan (degree of saturation).

    2.6 Peran Geofisika Dalam Geoteknik

    Peranan ilmu geofisika sangatlah penting. Karena diantara sekian banyak

    ilmu yang dipelajari, ada metode yang bisa menentukan factor-faktor dari

    kestabilan struktur tanah. Metode gravitimeter, mengidentifikasi densitas ( rapat

    massa ) batuan dari tanah. Jika suatu tanah berdensitas tinggi, bisa diasumsikan

    rapat massanya tinggi dan tingkat kestabilannya juga semakin tinggi. Metode ini

  • 7

    juga bisa digunakan dalam menentukan bentuk tubuh batuan pembentuk daratan

    tanah di bagian bawah. Sehingga kita bisa menentukan daerah mana saja yang ada

    kemungkinan terjadinya longsoran bawah tanah ( subsidence ).

    Metode lain adalah metode seismic. Baik metode seismic dalam ( refleksi

    ) maupun seismic dangkal ( refraksi ), keduanya bisa menjadi sangat urgen

    dalam menentukan daerah tanah dengan porositas dan permeabilitas yang baik

    atau buruk. Jika mayoritas porositas batuan dari daratan tanah buruk, maka daya

    serap tanah terhadap air juga buruk, sehingga bisa diasumsikan daerah tersebut

    sudah tak layak lagi untuk dijadikan tempat tinggal yang aman. Karena, jika tiba-

    tiba curah hujan deras yang tinggi melanda, maka daerah tersebut tidak bisa

    menampung air secara massif. Selanjutnya, tinggal menunggu daerah tersebut

    untuk longsor. Ini terbukti pada daerah-daerah yang terkena bencana longsor,

    dimana daya serap air yang rendah membuat batuan pembentuk tanah tersebut

    tidak kuat menahan angka curah hujan yang tinggi.

    Selain itu ada lagi metode geolistrik, yang dengan cara ini, kita bisa

    melakukan determinasi terhadap keberadaan jalur-jalur air bawah tanah. Sehingga

    daerah yang dekat dengan jalur ini dan kebetulan struktur tanahnya rawan bisa

    dihindari, karena daerah daratan jenis ini juga mengandung potensi bencana

    longsor.

    Begitu juga peranannya dalam meminimalisir efek gempa bumi. Gempa

    bumi memang tak dapat dicegah, tapi efeknya merusaknya dapat kita antisipasi

    dengan ilmu-ilmu geofisika. Baik gempa vulkanik maupun tektonik, keduanya

    bisa mempunyai daya hancur yang besar. Gempa vulkanik bahkan bisa

    diperkirakan waktu kejadiannya dengan melakukan perhitungan statistic terhadap

    frekuensi kejadian. Gempa jenis ini juga bisa diidentifikasi terlebih dahulu

    sebelum terjadi gempa besarnya dengan metode micro gravity.

    Metode-metode di atas juga digunakan untuk menentukan daerah-daerah

    rawan gempa maupun daerah rawan longsor akibat efek gempa.hal in penting

    untuk menentukan daerah layak pemukiman atau tidak.

  • 8

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Geoteknik adalah suatu bagian dari cabang ilmu Teknik Sipil. Didalamnya

    diperdalam pembahasan mengenai permasalahan kekuatan tanah dan

    hubungannya dengan kemampuan menahan beban bangunan yang berdiri

    diatasnya.

    Penyelidikan tanah dilakukan untuk mengetahui jenis pondasi yang akan

    digunakan untuk konstruksi bangunan, selain itu dari hasil penyelidikan

    tanah dapat ditentukan perlakuan terhadap tanah agar daya dukung dapat

    mendukung konstruksi yang akan dibangun. Penyelidikan tanah yang

    dilakukan di lapangan yaitu Sondir (DCP), pengeboran tanah, pengujian

    Standard Penetration Test (SPT) dan lain-lain.

    Geofisika harus mempelajari ilmu geoteknik karena metode geofisika

    banyak berhubungan dengan konstruksi seperti pembuatan bendungan

    maka dilakukan kegiatan geofisika untuk menentukan pondasi bendungan

    dan menentukan besar kekuatan batuan dasar dan lainnya.