Upload
helena-eka-mora-ambarita
View
627
Download
81
Embed Size (px)
DESCRIPTION
HelenaD3 Teknik KimiaPoliteknik Negeri Bandung
Citation preview
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang layak penulis haturkan selain puji serta syukur ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas segala rahmat dan limpahan anugerah serta hidayah – Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Unsur-Unsur Golongan VI A” tepat pada
waktunya. Penulisan karya ilmiah ini dimaksudkan untuk melengkapi salah satu tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia.
Penyusunan karya tulis ini tentunya mengalami proses yang tidak terlepas dari berbagai
kesulitan dan hambatan. Akan tetapi, berkat bantuan, motivasi, semangat, dan dukungan maka
kesulitan dan hambatan pun dapat teratasi.
Penulis juga menyadari bahwa karya tulis ini tidak terlepas dari kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik, saran, dan masukan yang konstruktif dalam rangka
meningkatkan kualitas dan penyempurnaan karya tulis ini untuk ke depannya. Penulis juga
berharap agar karya tulis ini dapat menjadi kontribusi bagi masyarakat dan negara tercinta ini
untuk menyelesaikan persoalan mengenai daerah tertinggal dan bermanfaat pula bagi
khasanah ilmu pengetahuan.
Bandung, Mei 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengetahuan tentang unsur dan senyawanya sudah sedemikian luas dan semuanya
hanya dipelajari dengan menggunakan sistem periodik unsur. Pada saat ini tidak mungkin lagi
untuk mempelajari lagi sifat masing-masing unsur dan se-nyawanya satu demi satu secara
terpisah tetapi berdasarkan golongan unsur. Beberapa aspek tentang unsur, seperti ukuran
atom, potensi elektroda dan sebagainya dapat digunakan untuk memahami sifat unsur dan
senyawanya.
Golongan VIA atau yang biasa disebut dengan golongan kalkogen terdiri dari oksigen,
sulfur, selenium, telerium dan polonium. Unsur-unsur tersebut memiliki beberapa perbedaan
baik itu berdasarkan sifat fisika, sifat kimia, maupun ikatannya. Perbedaan tersebut juga dapat
mempengaruhi sifat kereaktifannya untuk membentuk persenyawaan dengan atom lain,
sehingga dengan demikian terdapat juga perbedaan ikatannya dan kegunaannya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka dapat disusun rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah sifat-sifat dari unsur Oksigen, Sulfur, Selenium, dan Tellurium?
2. Bagaimana cara Pembuatan unsur Oksigen, Sulfur, Selenium, dan Tellurium?
3. Seperti apakah pengklasifikasian Paduan unsur Oksigen, Sulfur, Selenium, dan
Tellurium?
4. Bagaimana dampak dan penanggulangan bahaya yang ditimbulkan unsur Oksigen,
Sulfur, Selenium, dan Tellurium bagi manusia dan lingkungan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui sifat-sifat dari unsur Oksigen, Sulfur, Selenium, dan Tellurium.
2. Memahami cara pembuatan unsur Oksigen, Sulfur, Selenium, dan Tellurium.
3. Mengetahui aplikasi dan kegunaan unsur Oksigen, Sulfur, Selenium, dan Tellurium.
4. Mengetahui dampak Penanggulangan bahaya yang ditimbulkan unsur Oksigen, Sulfur,
Selenium, dan Tellurium.
1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis. Secara
teoritis untuk menambah wawasan yang dapat memberikan informasi tentang tentang unsur
golongan VIA. Penelitian ini juga diharapkan dapat menumbuhkan kembali rasa ingin tahu
mahasiswa dan publik dalam memanfaatkan material sekitar dan dapat dijadikan dasar untuk
penelitian selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN UNSUR-UNSUR GOLONGAN VI A
Berdasarkan sifatnya, Oksigen, Sulfur dan Selenium bersifat non-logam. Telurium bersifat
semi logam, sedangkan Polonium menunjukkan sifat logam dan juga bersifat radioaktif.
Perubahan sifat ini yang menyebabkan titik leleh cenderung meningkat dari atas ke bawah
meskipun tidak teratur. Kecuali Oksigen, unsur-unsur segolongannya mempunyai bilangan
oksidasi genap +6, +4, +2, -2 dan membentuk ikatan kovalen.
Jika membentuk ikatan dengan unsur yang sangat elektronegatif, kesemua unsur
bertindak sebagai ion positif, dalam hal ini, Oksigen hanya dapat berikatan dengan Fluorin,
membentuk OF2 karena tidak adalagi unsur lain yang lebih elektronegatif dibanding Oksigen.
Unsur Golongan VI A
Sifat-sifat unsur yang masuk pada golongan VI A (O, S, Se, Te, Po) adalah sebagai berikut :
Dapat membentuk anion X2- dengan kecenderungan semakin ke bawah semakin sulit.
Kecuali O, dapat membentuk ikatan tetravalen atau heksavalen.
Dapat berikatan dengan F dengan membentuk XF6 dengan kecenderungan semakin ke
bawah semakin sulit.
Dapat membentuk asam lemah dengan berikatan dengan hidrogen dengan
kecenderungan semakin ke bawah semakin kuat.
Kecuali H2O, senyawa H2X bersifat racun dan berbau tak sedap.
Kecuali Te2O, senyawa H2X larut dalam air.
2.1. OKSIGEN
A. Pengertian
Oksigen merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi
dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida). Pada Temperatur dan tekanan
standar, dua atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik dengan
rumus O2 yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Oksigen merupakan unsur paling
melimpah ketiga di alam semesta berdasarkan massa dan unsur paling melimpah di kerak Bumi.
Gas oksigen diatomik mengisi 20,9% volume atmosfer bumi.
Semua kelompok molekul struktural yang terdapat pada organisme hidup,
seperti protein, karbohidrat, dan lemak, mengandung oksigen. Demikian pula senyawa
anorganik yang terdapat pada cangkang, gigi, dan tulang hewan. Oksigen dalam bentuk
O2 dihasilkan dari air olehsianobakteri, ganggang, dan tumbuhan selama fotosintesis, dan
digunakan pada respirasi sel oleh hampir semua makhluk hidup.
Pada temperatur dan tekanan standar, oksigen berupa gas tak berwarna dan tak berasa
dengan rumus kimia O2, di mana dua atom oksigen secara kimiawi berikatan dengan konfigurasi
elektron triplet spin. Ikatan ini memiliki orde ikatan dua dan sering dijelaskan secara sederhana
sebagai ikatan ganda ataupun sebagai kombinasi satu ikatan dua elektron dengan dua ikatan
tiga elektron.
Oksigen triplet merupakan keadaan dasar molekul O2. Konfigurasi elektron molekul ini
memiliki dua elektron tak berpasangan yang menduduki dua orbital molekul yang
berdegenerasi. Kedua orbital ini dikelompokkan sebagai antiikat (melemahkan orde ikatan dari
tiga menjadi dua), sehingga ikatan oksigen diatomik adalah lebih lemah daripada ikatan
rangkap tiganitrogen.
Dalam bentuk triplet yang normal, molekul O2 bersifat paramagnetikoleh
karena spin momen magnetik elektron tak berpasangan molekul tersebut dan energi
pertukaran negatif antara molekul O2 yang bersebelahan. Oksigen cair akan tertarik
kepada magnet, sedemikiannya pada percobaan laboratorium, jembatan oksigen cair akan
terbentuk di antara dua kutub magnet kuat.
Oksigen singlet, adalah nama molekul oksigen O2 yang kesemuaan spin elektronnya
berpasangan. Ia lebih reaktif terhadap molekul organikpada umumnya. Secara alami, oksigen
singlet umumnya dihasilkan dari air selama fotosintesis. Ia juga dihasilkan di troposfer melalui
fotolisis ozon oleh sinar berpanjang gelombang pendek, dan oleh sistem kekebalan tubuh
sebagai sumber oksigen aktif. Karotenoid pada organisme yang berfotosintesis (kemungkinan
juga ada pada hewan) memainkan peran yang penting dalam menyerap oksigen singlet dan
mengubahnya menjadi berkeadaan dasar tak tereksitasi sebelum ia menyebabkan kerusakan
pada jaringan.
B. Sifat sifat
1. Sifat Fisika
Oksigen adalah unsur yang sangat umum diantara unsur-unsur golongan 6 yang
beranggotakan O, S, Se, Te,dan Po. Unsur ini mempunyai konfigurasi elektron s2p4dalam
tingkat energi yang tertinggi. Atom unsur ini dapat membentuk ikatan ion dan ikatan
kovalen.
Oksigen mengembun pada 90,20 K (−182,95 °C, −297,31 °F), dan membeku pada
54.36 K (−218,79 °C, −361,82 °F). Baik oksigen cair dan oksigen padat berwarna biru langit.
Hal ini dikarenakan oleh penyerapan warna merah. Oksigen cair dengan kadar kemurnian
yang tinggi biasanya didapatkan dengandistilasi bertingkat udara cair; Oksigen cair juga
dapat dihasilkan dari pengembunan udara, menggunakan nitrogen cair dengan pendingin.
Oksigen merupakan zat yang sangat reaktif dan harus dipisahkan dari bahan-bahan yang
mudah terbakar.
Massa atom relative 15,9944 g/mol
Konfigurasi electron 1s2 2s2 2s4
Jai-jari atom 60 pm
Jari-jari kovalen 73 pm
Keelektronegatifan 3,44(skala Pauling)
Energi Ionisasi (I) 1313,9 kJ/mol
Energi Ionisasi (II) 3388,3 kJ/mol
Energ Ionisasi (III) 5300,5 kJ/mol
Kerapatan 1,27 padatan
Titik Beku -218,9°C
Titik leleh -182,9°C
Potensial Elektroda +0,401
Massa jenis (0°C;101,325kPa)
1,429 g/L
Sifat magnetik Paramagnetik
2. Sifat Kimia
Suatu sifat khas yang jelas pada unsur-unsur grup VI A adalah, bahwa atom-atom
mereka hanya memerlukan dua elektron lagi untuk mencapai konfigurasi s2 p6dari gas mulia.
Karena itu mereka sering bereaksi sebagai zat pengoksid dengan mencapai keadaan oksidasi -2.
Oksigen adalah zat pengoksid yang paling kuat.
Oksigen membentuk senyawa dengan semua unsur, kecuali gas-gas mulia ringan.
Biasanya oksigen bereaksi dengan logam membentuk ikatan yang bersifat ionik dan bereaksi
dengan bukan logam membentuk ikatan yang bersifat kovalen sehingga akan membentuk
oksida.
Terdapat enam macam oksida, yaitu:
Oksida asam
Oksida asam adalah oksida dari unsur nonlogam dan oksida unsur blok d dengan
bilangan oksidasi besar.
Oksida netral
Oksida ini tidak bereaksi dengan asam maupun basa, misal NO, N2O, dan CO.
Oksida campuran
Oksida ini merupakan campuran dari oksida sederhana, misalnya P3O4 merupakan
campuran PbO (dua bagian) dan PbO2 (satu bagian).
Peroksida dan superperoksida
Oksigen membentuk peroksida H2O2, N2O2 dan BaO2 dengan bilangan oksidasi
oksigen –1 serta RbO2, CsO2 dengan bilangan oksidasi oksigen –1/2.
3. Isotop
Oksigen yang dapat ditemukan secara alami adalah 16O, 17O, dan 18 O , dengan 16O
merupakan yang paling melimpah (99,762%). Isotop oksigen dapat berkisar dari yang
bernomor massa 12 sampai dengan 28.
Kebanyakan 16O di disintesis pada akhir proses fusi heliumpada bintang, namun ada
juga beberapa yang dihasilkan pada proses pembakaran neon. 17O utamanya dihasilkan dari
pembakaran hidrogen menjadi helium semasa siklus CNO, membuatnya menjadi isotop
yang paling umum pada zona pembakaran hidrogen bintang. Kebanyakan 18O diproduksi
ketika14 N (berasal dari pembakaran CNO) menangkap inti 4 He , menjadikannya bentuk isotop
yang paling umum di zona kaya helium bintang.
Empat belas radioisotop telah berhasil dikarakterisasi, yang paling stabil adalah 15O
dengan umur paruh 122,24 detik dan14O dengan umur paruh 70,606 detik. Isotop radioaktif
sisanya memiliki umur paruh yang lebih pendek daripada 27 detik, dan mayoritas memiliki
umur paruh kurang dari 83 milidetik. Modus peluruhan yang paling umum untuk isotop
yang lebih ringan dari16O adalah penangkapan elektron, menghasilkan nitrogen, sedangkan
modus peluruhan yang paling umum untuk isotop yang lebih berat daripada 18O
adalah peluruhan beta, menghasilkan fluorin.
C. REAKSI DENGAN OKSIGEN
1. Reaksi logam dengan oksigen
Pembentukan oksida logam yang berasal dari reaksi antata logam dengan oksigen
adalah kejadian biasa. Malah dalam bentik karatan merupakan asal kerugian ekoomi
dalam dunia modern ini. Besi akan bereaksi dengan oksigen bila ada uap air membentuk
karatan yaitu oksida besi yang kristalnya mengandung meleku;l air dalam jumlah
beragam.
2Fe(s) + O2 (g) + xH2O(l) Fe2O3.xH2O(s)
Alumunium, juga akan membentuk oksida bila bereaksi dengan oksigen di udara.
2Al(s) + O2(g) Al2O3
Tetapi kadang-kadang reaksi antara logam dan oksigen dapat lebih cepat dan akan
mengeluarkan banyak panas dan cahaya. Reaksi logam dengan oksigen semacam ini
disebut pembakaran.
2. Reaksi nonlogam dengan oksigen
Oksigen dapat juga bergabung secara langsung dengan kebanyakan nonlogam dan
membentukoksida kovalen. Conth yang sudah kita kenala adalah reaksi O2 dengan
karbon (dalam bentuk arang). Dengan adanya jumlah O2 berlebih maa hasilnya adalah
karbon dioksida.
C(s) + 2O2(g) CO2(g)
Bila oksigennya kurang, maka yang akan terbentuk adalah karbonmonoksida.
2C(s) + O2(g) 2CO2(g)
Dua zat nonlogam lainnya yang mudah bereaksi dengan oksigen adalah belerang dan
fosfor. Belerang bila dibakar d udara member warna nyala biru dan hasilnya sulfur
oksida, suatu gas yang menyengar serta pengap.
S(s) + O2(g) SO2(g)
Alotropi dari fosfor yaitu fosfor merah dan fosfor putih. Keduanya bila dibakar dalam
oksigen menghasilkan P4O10, walaupun reaksi dari fosfor putih spontan. P4 akan terbakar
sendiri bila diletakkan di udara.
P4(s) + 5O2(g) P4O10(s)
Tak semua zat nonlogam dapat beraksi dengan oksigen, contohnya nitrogen. Karena
itu udara kita yang merupakan campuran nitrogrn dan oksigen tetap stabil.
3. Reaksi senyawa organik dengan oksigen
Senyawa organic pada umumnya adalah senyawa karbon. Senyawa organic yang
paling sederhana disebut hidrokarbon, senyawa yang hanya terdiri dari karbon dan
hydrogen. Hidrokarbon yang paling sederhana adalah metana, CH4. Metana dan
hiodrokarbon lainnya mudah terbakar dalam udara. Bila tersedia oksigen yang cukup,
hasil pembakarannya adalah karbon dioksidan dan air.
CH4 + 2O2 CO2 + H2O
Tetapi, bila oksigen yang tersedia tidak cukup, hasilnya dapat mengandung karon
monoksida.
2CH4 + 3O2 2CO + 4H2O
Sedangkan bila oksigennya sedikit sekali, maka hanya hydrogen yang bereaksi
dengan oksigen membentuk air.
CH4 + O2 C + 2H2O
Senyawa organic sering mengandung unsure-unsur tambahan selain karbon dan
hydrogen. Bila mengandung oksigen, maka pada pembakaran menjadi CO2 dan H2O.
misalnya pada pembakaran metal alcohol.
2CH3OH + 3O2 2CO2 + 3H2O
D. KEBERADAAN OKSIGEN DI BUMI
Menurut massanya, oksigen merupakan unsur kimia paling melimpah di biosfer,
udara, laut, dan tanah bumi. Oksigen merupakan unsur kimia paling melimpah ketiga di alam
semesta, setelah hidrogen dan helium. Sekitar 0,9% massa Matahari adalah oksigen. Oksigen
mengisi sekitar 49,2% massa kerak bumi dan merupakan komponen utama dalam samudera
(88,8% berdasarkan massa). Gas oksigen merupakan komponen paling umum kedua
dalam atmosfer bumi, menduduki 21,0% volume dan 23,1% massa (sekitar 1015 ton)
atmosfer. Bumi memiliki ketidaklaziman pada atmosfernya dibandingkan planet-planet
lainnya dalam sistem tata surya karena ia memiliki konsentrasi gas oksigen yang tinggi di
atmosfernya. Bandingkan dengan Marsyang hanya memiliki 0,1% O2 berdasarkan volume
dan Venus yang bahkan memiliki kadar konsentrasi yang lebih rendah. Namun, O2 yang
berada di planet-planet selain bumi hanya dihasilkan dari radiasi ultraviolet yang menimpa
molekul-molekul beratom oksigen, misalnya karbon dioksida.
Konsentrasi gas oksigen di Bumi yang tidak lazim ini merupakan akibat dari siklus
oksigen. Siklus biogeokimia ini menjelaskan pergerakan oksigen di dalam dan di antara tiga
reservoir utama bumi : atmosfer, biosfer, dan litosfer. Faktor utama yang mendorong siklus
oksigen ini adalah fotosintesis. Fotosintesis melepaskan oksigen ke atmosfer,
manakala respirasidan proses pembusukan menghilangkannya dari atmosfer.
Dalam keadaan kesetimbangan, laju produksi dan konsumsi oksigen adalah sekitar
1/2000 keseluruhan oksigen yang ada di atmosfer setiap tahunnya. Oksigen bebas juga
terdapat dalam air sebagai larutan. Peningkatan kelarutan O2 pada temperatur yang rendah
memiliki implikasi yang besar pada kehidupan laut. Lautan di sekitar kutub bumi dapat
menyokong kehidupan laut yang lebih banyak oleh karena kandungan oksigen yang lebih
tinggi. Air yang terkena polusi dapat mengurangi jumlah O2 dalam air tersebut. Para
ilmuwan menaksir kualitas air dengan mengukur kebutuhan oksigen biologis atau
jumlah O2 yang diperlukan untuk mengembalikan konsentrasi oksigen dalam air itu seperti
semula.
E. MANFAAT OKSIGEN
O2 merupakan kunci segala kehidupan. Kita bisa hidup beberapa hari tanpa makanan
dan air, tetapi tidak dapat hidup selama 4 menit saja tanpa oksigen. Bahkan sel-sel Otak kita
akan mati bila dalam waktu 15 detik tanpa adanya Oksigen. Setiap sel didalam tubuh manusia
membutuhkan Oksigen, untuk membelah, untuk bertumbuh dan uintuk sel tetap hidup.
Manfaat Oksigen :
Meningkatkan daya ingat dan kecerdasan otak.
Menegah kanker, asthma dan berbagai penyakit.
Meningkatkan metabolisme.
Mengurangi racun dalam darah.
Menstabilkan tekanan darah.
Memperkuat jantung dan sistem kekebalan tubuh.
Mencegah stress dan gugup.
Mempercantik kulit dan mencegah penuaan dini.
Dengan Oksigen tubuh akan mampu meregenerasi sel, membantu memperbesar daya absorbsi
vitamin dan nutrisi, meningkatkan sitem kekebalan tubuh dan menetralkan zat-zat beracun
dalam aliran darah.
Secara rata-rata, dalam daur hidupnya setiap pohon bisa mencukupi oksigen (O2) untuk
kebutuhan 18 (delapan belas) orang dan menyerap karbondioksida (CO2) dari mobil yang
berjalan sekitar 41.834 km. Pohon besar menyerap kira-kira sebesar 120-240 pounds partikel
kecil tau gas polutan. Hanya tumbuhanlah yang menghasilkan oksigen di bumi ini (Jalal 2007).
Menurut Bernatzky (1978) pohon dengan tinggi 25 m dan diameter batang 15 m, akan
mempunyai luas tutupan batang 160 m² dan luas permukaan daun sebesar 1600 m², akan
menghasilkan oksigen sebanyak 1712 gram. Sedangkanuntuk 1 hektar lahan hijau dengan total
luas permukaan daun 5 hektar akan membutuhkan 900 kg CO2 untuk melakukan fotosintesis
selama 12 jam, dan pada waktu yang sama akan menghasilkan 600 kg O2.
2.2. BELERANG (S)
Belerang atau sulfur merupakan unsur non logam yang dalam bentuk padatnya
berwarna kuning, rapuh, tak berasa, dan tak berbau.
Semua bentuk belerang tidak larut dalam air, tetapi dalam bentuk kristal (padatan), belerang
dapat larut dalam karbon disulfida.
Belerang dapat membentuk senyawa dengan unsur-unsur lain, seperti besi sulfida (FeS),
belerang dioksida (SO2), barium sulfat (BaSO4), hidrogen sulfida (H2S), belerang monoklorida
(S2CI2), asam sulfat (H2SO4), kalium sulfit (K2SO3) dan lain-lain.
2.2.1. Keberadaan di alam
Di alam, belerang terdapat dalam bentuk unsur bebas dan dalam bentuk senyawa-senyawa
sulfida, seperti timbal sulfida atau galena (PbS), zinc blende (ZnS), tembaga pyrit (Cu,Fe)S2),
cinnabar (HgS), stibnit (Sb2S3) dan besi pyrit (FeS2). Selain itu juga terdapat dalam bentuk
senyawa-senyawa sulfat seperti barit (BaSO4) celestit (SrSO4), dan grypsum (CaSO42H2O) serta
dalam bentuk molekul-molekul pada beberapa bahan organik, mustard, telur, rambut, protein
dan bawang putih.
Untuk memperoleh belerang dari alam umumnya dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
a. Cara Sisila (untuk memperoleh belerang yang ada di permukaan tanah)
b. Cara Frash (untuk memperoleh belerang yang ada di bawah permukaan tanah).
Belerang sangat penting untuk kehidupan. Belerang adalah penyusun lemak, cairan
tubuh dan mineral tulang, dalam kadar yang sedikit.
Belerang cepat menghilangkan bau. Belerang dioksida adalah zat berbahaya di atmosfer,
sebagai pencemar udara.
2.2.2. Data Penting Tentang Belerang :
Simbol: S
Penemunya tidak diketahui secara
pasti (sudah ada sejak jaman
prasejarah)
Mempunyai massa atom 32,066 sma
Mempunyai nomor atom 16
Mempunyai konfigurasi elektron 2 8
6
Dalam senyawa mempunyai
bilangan oksidasi -2, +2, +4 dan +6
Konfigurasi Elektron: [Ne]3s2p4
Mempunyai volum atom 15,50
cm3/mol
Mempunyai struktul kristal
orthorombik
Mempunyai titik didih 717, 82 K
Mempunyai titik lebur 392,2
Mempunyai massa jenis 2,07 gram /
cm3
Mempunyai kapasitas panas 0,710
J/g K
Mempunyai potensial ionisasi
10,360 volt
Mempunyai elektronegativitas 2,58
Mempunyai konduktivitas listrik 5 x
10-10 ohm-1 cm-1
Mempunyai konduktivitas kalor
0,269 W/mK
Mempunyai harga entalpi
pembentukan 1,73 kJ / mol
Mempunyai harga entalpi
pembentukan 1,73kJ/mol
Mempunyai harga entalpi
penguapan 10kJ/mol
2.2.3. Sejarah
Menurut Genesis, belerang sudah lama dikenal oleh nenek moyang sebagai batu
belerang. Belerang ditemukan dalam meteorit. R.W. Wood mengusulkan bahwa terdapat
simpanan belerang pada daerah gelap di kawah Aristarchus.
2.2.4. Sumber
Belerang terjadi secara alamiah di sekitar daerah pegunungan dan hutan tropis. Sulfir
tersebar di alam sebagai pirit, galena, sinabar, stibnite, gipsum, garam epsom, selestit, barit dan
lain-lain.
2.2.5. Pembuatan
Belerang dihasilkan secara komersial dari sumber mata air hingga endapan garam yang
melengkung sepanjang Lembah Gulf di Amerika Serikat. Menggunakan proses Frasch, air yang
dipanaskan masuk ke dalam sumber mata air untuk mencairkan belerang, yang kemudian
terbawa ke permukaan.
Belerang juga terdapat pada gas alam dan minyak mentah, namun belerang harus
dihilangkan dari keduanya. Awalnya hal ini dilakukan secara kimiawi, yang akhinya membuang
belerang. Namun sekarang, proses yang baru memungkinkan untuk mengambil kembali
belerang yang terbuang. Sejumlah besar belerang diambil dari ladang gas Alberta.
2.2.6. Sifat-sifat
Belerang berwarna kuning pucat, padatan yang rapuh, yang tidak larut dalam air tapi
mudah larut dalam CS2 (karbon disulfida). Dalam berbagai bentuk, baik gas, cair maupun padat,
unsur belerang terjadi dengan bentuk alotrop yang lebih dari satu atau campuran. Dengan
bentuk yang berbeda-beda, akibatnya sifatnya pun berbeda-beda dan keterkaitan antara sifat
dan bentuk alotropnya masih belum dapat dipahami.
Pada tahun 1975, ahli kimia dari Universitas Pensilvania melaporkan pembuatan polimer
belerang nitrida, yang memiliki sifat logam, meski tidak mengandung atom logam sama sekali.
Zat ini memiliki sifat elektris dan optik yang tidak biasa.
Belerang dengan kemurnian 99.999% sudah tersedia secara komersial.
Belerang amorf atau belerang plastik diperoleh dengan pendinginan dari kristal secara
mendadak dan cepat. Studi dengan sinar X menunjukkan bahwa belerang amorf memiliki
struktur helik dengan delapan atom pada setiap spiralnya. Kristal belerang diduga terdiri dari
bentuk cincin dengan delapan atom belerang, yang saling menguatkan sehingga memberikan
pola sinar X yang normal.
2.2.7. Isotop
Belerang memiliki sebelas isotop. Dari empat isotop yang ada di alam, tidak satupun
yang bersifat radioaktif. Belerang dengan bentuk yang sangat halus, dikenal sebagai bunga
belerang, dan diperoleh dengan cara sublimasi.
2.2.8. Senyawa - senyawa
Senyawa organik yang mengandung belerang sangat penting. Kalsium sulfur, ammonium
sulfat, karbon disulfida, belerang dioksida dan asam sulfida adalah beberapa senyawa di antara
banyak senyawa belerang yang sangat penting.
2.2.9. Beberapa Kegunaan Belerang :
Digunakan untuk membuat beberapa senyawa penting dalam industri, seperti asam
sulfat, asam sulfit, belerang dioksida, dan lain sebagainya.
Asam Sulfat (H2SO4) digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pembersih logam,
bahan baku industri dan sebagai cairan pengisi akumulator
Digunakan dalam bidang kedokteran sebagai obat sulfa
Digunakan dalam industri korek api, vulkanisasi karet, obat celup, dan bubuk mesiu
(bahan peledak)
Dicampur dengan kapur digunakan sebagai fungsiida
Senyawa garam natrium tiosulfat (Na2S2O3.5H2O) yang sering disebut hypo digunakan
dalam fotografi
Digunakan untuk pembuatan kertas sulfit dan kertas lainnya
Untuk mensterilkan alat pengasap
Untuk memutihkan buah kering
2.3. SELENIUM (Se)
2.3.1. Data Penting Tentang Belerang :
Simbol: Se
Radius Atom: 1.4 Å
Volume Atom: 16.5 cm3/mol
Massa Atom: 78.96
Titik Didih: 958 K
Radius Kovalensi: 1.16 Å
Struktur Kristal: Heksagonal
Massa Jenis: 4.79 g/cm3
Konduktivitas Listrik: 8 x 106 ohm-
1cm-1
Elektronegativitas: 2.55
Konfigurasi Elektron: [Ar]3d10 4s2p4
Formasi Entalpi: 5.54 kJ/mol
Konduktivitas Panas: 2.04 Wm-1K-1
Potensial Ionisasi: 9.752 V
Titik Lebur: 494 K
Bilangan Oksidasi: -2,4,6
Kapasitas Panas: 0.32 Jg-1K-1
Entalpi Penguapan: 26.32 kJ/mol
2.3.2. Sejarah
Ditemukan oleh Berzellius pada tahun 1817, yang menemukannya bergabung bersama
tellurium (namanya diartikan sebagai bumi)
2.3.3. Produksi
Selenium ditemukan dalam beberapa mineral yang cukup langka seperti kruksit dan
klausthalit. Beberapa tahun yang lalu, selenium didapatkan dari debu cerobong asap yang
tersisa dari proses bijih tembaga sulfida. Sekarang selenium di seluruh dunia dihasilkan dari
pemurnian kembali logam anoda dari proses elektrolisis tembaga. Selenium diperoleh dari
memanggang endapan hasil elektrolisis dengan soda atau asam sulfat, atau dengan meleburkan
endapan tersebut dengan soda dan niter (mineral yang mengandung kalium nitrat).
2.3.4. Sifat-sifat
Selenium berada dalam beberapa bentuk allotrop, walaupun hanya dikenal tiga bentuk.
Selenium bisa didapatkan baik dalam struktur amorf maupun kristal. Selenium amorf bisa
berwarna merah (bentuk serbuk) atau hitam (dalam bentuk seperti kaca). Selenium kristal
monoklinik berwarna merah tua. Sedangkan selenium kristal heksagonal, yang merupakan jenis
paling stabil, berwarna abu-abu metalik.
Selenium menunjukkan sifat fotovoltaik, yakni mengubah cahaya menjadi listrik, dan
sifat fotokonduktif, yakni menunjukkan penurunan hambatan listrik dengan meningkatnya
cahaya dari luar (menjadi penghantar listrik ketika terpapar cahaya dengan energi yang cukup).
Sifat-sifat ini membuat selenium sangat berguna dalam produksi fotosel dan exposuremeter
untuk tujuan fotografi, seperti sel matahari. Di bawah titik cairnya, selenium adalah
semikonduktor tipe p dan memiliki banyak kegunaan dalam penerapan elektronik .
Selenium telah dikatakan non toksik, dan menjadi kebutuhan unsur yang penting dalam
jumlah sedikit. Namun asam selenida dan senyawa selenium lainnya adalah racun, dan reaksi
fisiologisnya menyerupai arsen.
2.3.5. Isotop
Selenium di alam mengandung enam isotop stabil. Lima belas isotop lainnya pun telah
dikenali. Unsur ini termasuk dalam golongan belerang dan menyerupai sifat belerang baik
dalam ragam bentuknya dan senyawanya.
2.3.6. Kegunaan
Selenium digunakan dalam xerografi untuk memperbanyak salinan dokumen, surat dan
lain-lain. Juga digunakan oleh industri kaca untuk mengawawarnakan kaca dan untuk membuat
kaca dan lapisan email gigi yang berwarna rubi. Juga digunakan sebagai tinta fotografi dan
sebagai bahan tambahan baja tahan karat.
2.3.7. Penanganan
Asam selenida pada konsentrasi 1.5 ppm tidak boleh ada dalam tubuh manusia.
Selenium dalam keadaan padat, dalam jumlah yang cukup dalam tanah, dapat memberikan
dampak yang fatal pada tanaman pakan hewan. Terpapar dengan senyawa selenium di udara
tidak boleh melebihi kadar 0.2 mg/m3 (selama 8 jam kerja perhari-40 jam seminggu).
2.4. TELURIUM
2.4.1. Sejarah
Ditemukan oleh Muller von Reichenstein pada tahun 1782; diberi nama oleh Klaproth,
yang telah mengisolasinya pada tahun 1798.
2.4.2. Sumber
Telurium kadang-kadang dapat ditemukan di alam, tapi lebih sering sebagai senyawa
tellurida dari emas (kalaverit), dan bergabung dengan logam lainnya. Telurium didapatkan
secara komersil dari lumpur anoda yang dihasilkan selama proses pemurnian elektrolisis
tembaga panas. Amerika Serikat, Kanada, Peru dan Jepang adalah penghasil terbesar unsur ini.
2.4.3. Sifat-sifat
Telurium memiliki warna putih keperak-perakan, dan dalam keadaan murninya
menunjukkan kilau logam. Cukup rapuh dan bisa dihaluskan dengan mudah. Telurium amorf
ditemukan dengan pengendapan telurium dari larutan asam tellurat. Bentuk dari senyawa ini
adalah amorf atau terbentuk dari Kristal. Pada dasarnya telurium merupakan unsur yang stabil,
tidak dapat larut dalam air dan dalam asam hidroklorik tetapi dapat larut dengan baik dalam
asam sitrat dan air raja (aqua regia).
Unsur telurium dapat bereaksi dengan unsur-unsur lain yang membentuk beberapa
senyawa, seperti telurium diklorida (TeCl2), telurium dioksida (TeO2), telurium tetraklorida
(TeCl4), hidrogen telurida (H2Te), natrium telurida (Na2Te), dan beberapa senyawa lainnya.
Telurium adalah semikonduktor tipe-p, dan menunjukkan daya hantar yang lebih tinggi pada
arah tertentu, tergantung pada sifat kerataan atom. Daya hantarnya bertambah sedikit ketika
unsur ini terpapar dengan sinar matahari. Telurium bisa diberi dopan perak, tembaga, emas,
timah atau unsur lainnya. Di udara, telurium terbakar dengan nyala biru kehijau-hijauan,
membentuk senyawa dioksida. Telurium cair mengkorosi besi, tembaga dan baja tahan karat.
2.4.4. Penanganan
Telurium dan senyawanya kemungkinan beracun dan harus ditangani dengan hati-hati.
Hanya boleh terpapar dengan telurium dengan konsentrasi serendah 0.01 mg/m3, atau lebih
rendah, dan pada konsentrasi ini telurium memiliki bau khas yang menyerupai bau bawang
putih.
2.4.5. Isotop
Ada 30 isotop telurium yang telah dikenali, dengan massa atom berkisar antara 108
hingga 137. Telurium di alam hanya terdiri dari delapan isotop.
2.4.6. Kegunaan
a. Telurium memperbaiki kemampuan tembaga dan baja tahan karat untuk
digunakan dalam permesinan.
b. Penambahan telurium pada timbal dapat mengurangi reaksi korosi oleh asam
sulfat pada timbal, dan juga memperbaiki kekuatan dan kekerasannya.
c. Telurium digunakan sebagai komponen utama dalam sumbat peleburan, dan
ditambahkan pada besi pelapis pada menara pendingin.
d. Telurium juga digunakan dalam keramik.
e. Bismut telurrida telah digunakan dalam peralatan termoelektrik.
f. Digunakan dalam penelitian ilmiah semikonduktor.
g. Dalam campurannya dengan bahan-bahan organik digunakan pada proses
vulkanisasi karet sintesis.
h. Digunakan sebagai bahan insektisida, germisida, dan fungisida.
i. Digunakan untuk memberi warna biru dalam proses pembuatan kaca.
2.4.7. Beberapa data penting dari telurium yaitu
Simbol : Te
Radius Atom : 1.42 Å
Volume Atom : 20.5 cm3/mol
Massa Atom : 127.6
Titik Didih : 1261 K
Radius Kovalensi : 1.36 Å
Struktur Kristal : Heksagonal
Massa Jenis : 6.24 g/cm3
Konduktivitas Listrik : 2 x 106 ohm-1cm-1
Elektronegativitas : 2.1
Konfigurasi Elektron : [Kr]4d10 fs2p4
Formasi Entalpi : 17.49 kJ/mol
Konduktivitas Panas : 2.35 Wm-1K-1
Potensial Ionisasi : 9.009 V
Titik Lebur : 722.72 K
Bilangan Oksidasi : -2,4,6
Kapasitas Panas : 0.202 Jg-1K-1
Entalpi Penguapan : 50.63 kJ/molNama, Lambang, Nomor atom : Tellurium, Te, 52
Deret kimia : Metalloids
Golongan, Periode, Blok : 16, 5, p
silvery lustrous gray
Massa atom : 127.60 (3) g/mol
Jumlah elektron tiap kulit : 2, 8, 18, 18, 6
2.5. POLONIUM (Po)
Polonium merupakan unsur yang terdapat dalam deretan uranium-radium yang bersifat
radioaktif.
Polonium terdapat dalam kandungan biji radium dan ditemukan dalam bentuk isotop
yang mempunyai rentang nomor massa antara 192 sampai 218. polonium 209 atau yang
disebut dengan radium-F merupakan isotop polonium alam yang mempunyai waktu paruh 138
hari. Pada umumnya unsur polonium meluruh dengan memancarkan partikel-partikel alfa (α).
2.5.1. Data Penting Tentang Polonium :
Mempunyai massa atom (209) sma
Simbol: Po
Radius Atom: 1,67 Å
Mempunyai nomor atom 84
Mempunyai jari-jari atom 1,67 A
Mempunyai konfigurasi elektron 2 8
18 32 18 6
Dalam senyawa mempunyai
bilangan oksidasi +4, +2, dan +6
Konfigurasi Elektron: [Xe]4f14 5d10
6s2p4
Mempunyai volum atom 22,70
cm3/mol
Mempunyai struktur kristal
monoklinik
Mempunyai titik lebur 527 K
Mempunyai massa jenis 9,3 gram /
cm3
Mempunyai potensial ionisasi 8,42
volt
Mempunyai elektronegativitas 2,0
Mempunyai konduktivitas listrik 0 x
106 ohm-1 cm-1
Mempunyai konduktivitas kalor 20
W/mK
Mempunyai harga entalpi
pembentukan 13kJ/mol
Mempunyai harga entalpi
penguapan 120kJ/mol
2.5.2. Sejarah
Polonium, juga dikenal sebagai Radium F, adalah unsur pertama yang ditemukan oleh
Marie Curie dan Pierre Curie pada tahun 1898 ketika sedang mencari penyebab radioaktivitas
pada mineral pitchblende (mineral uranium) dari Joachimsthal, Bohemia. Elektroskop
menunjukkan pemisahannya dengan bismut.
2.5.3. Sumber
Polonium adalah unsur alam yang sangat jarang. Bijih uranium hanya mengandung
sekitar 100 mikrogram unsur polonium per tonnya. Ketersediaan polonium hanya 0.2% dari
radium.
Pada tahun 1934, para ahli menemukan bahwa ketika mereka menembak bismut alam
(209Bi) dengan neutron, diperoleh 210Bi yang merupakan induk polonium. Sejumlah milligram
polonium kini didapatkan dengan cara seperti ini, dengan menggunakan tembakan neutron
berintensitas tinggi dalam reaktor nuklir.
2.5.4. Sifat - sifat
Polonium 210 memiliki titik cair yang rendah, logam yang mudah menguap, dengan 50%
polonium menguap di udara dalam 45 jam pada suhu 55oC. Merupakan pemancar alpha dengan
masa paruh waktu 138,39 hari. Satu milligram memancarkan partikel alfa seperti 5 gram
radium.
Energi yang dilepaskan dengan pancarannya sangat besar (140 W/gram), dengan sebuah
kapsul yang mengandung setengah gram polonium mencapai suhu di atas 500oC. Kapsul ini juga
menghasilkan sinar gamma dengan kecepatan dosisnya 0,012 Gy/jam. Sejumlah curie (1 curie =
3.7 x 1010Bq) polonium mengeluarkan kilau biru yang disebabkan eksitasi di sekitar gas.
Polonium mudah larut dalam asam encer, tapi hanya sedikit larut dalam basa. Garam
polonium dari asam organik terbakar dengan cepat, halida amina dapat mereduksi nya menjadi
logam.
2.5.5. Isotop
Ada 25 isotop polonium yang diketahui, dengan massa atom berkisar dari 194 – 218.
Polonium-210 adalah yang paling banyak tersedia. Isotop dengan massa 209 (masa paruh
waktu 103 tahun) dan massa 208 (masa paruh waktu 2,9 tahun) bisa didapatkan dengan
menembakkan alfa, proton, atau deutron pada timbal atau bismut dalam siklotron, tapi proses
ini terlalu mahal.
Logam polonium telah dibuat dari polonium hidroksida dan senyawa polonium dengan
adanya ammonia cair anhidrat atau ammonia cair pekat. Diketahui ada dua modifikasi alotrop.
2.5.6. Beberapa Kegunaan Polonium :
Digunakan untuk menghasilkan radiasi sinar alfa (α)
Digunakan dalam penelitian ilmiah tentang nuklir
Digunakan pada peralatan mesin cetak dan fotografi
Digunakan pada alat yang dapat mengionisasi udara untuk menghilangkan akumulasi
muatan-muatan listrik
Digunakan sebagai sumber panas yang ringan sebagai sumber energi termoelektrik ada
satelit angkasa
Polonium dapat dicampur atau dibentuk alloy dengan berilium untuk menghasilkan
sumber neutron
Untuk menghilangkan muatan statis dalam pemintalan tekstil dan lain-lain
2.5.7. Penanganan
Polonium-210 sangat berbahaya untuk ditangani meski hanya sejumlah milligram atau
mikrogram. Diperlukan peralatan khusus dan kontrol yang ketat untuk menanganinya.
Kerusakan timbul dari penyerapan energi partikel alfa oleh jaringan makhluk hidup.
Batas penyerapan polonium maksimum lewat jalan pernafasan yang masih diizinkan
hanya 0,03 mikrocurie, yang sebanding dengan berat hanya 6.8 x 10 -12 gram. Tingkat toksisitas
polonium ini sekitar 2,5 x 1011 kali daripada asam sianida. Sedangkan konsentrasi senyawa
polonium yang terlarut yang masih diizinkan adalah maksimal 2 x 10-11 mikrocurie/cm3.
BAB III
SIMPULAN
Dari penulisan makalah ini kami dapat menyimpulkan bahwa :
1. Sifat-sifat dari unsur Oksigen, Sulfur, Selenium, dan Tellurium.
Dapat membentuk anion X2- dengan kecenderungan semakin ke bawah semakin sulit.
Kecuali O, dapat membentuk ikatan tetravalen atau heksavalen.
Dapat berikatan dengan F dengan membentuk XF6 dengan kecenderungan semakin ke
bawah semakin sulit.
Dapat membentuk asam lemah dengan berikatan dengan hidrogen dengan
kecenderungan semakin ke bawah semakin kuat.
2. Cara-cara pembuatan unsur Oksigen, Sulfur, Selenium, dan Tellurium.
3. Pengaplikasian dan kegunaan unsur Oksigen, Sulfur, Selenium, dan Tellurium.
4. Dampak-dampak dan penanggulangan bahaya yang ditimbulkan unsur Oksigen,
Sulfur, Selenium, dan Tellurium.
DAFTAR PUSTAKA
Sita, Airin. Manfaat Oksigen. http://www.scribd.com/doc/36572317/Manfaat-oksigen.
Oksigen. http://id.wikipedia.org/wiki/Oksigen.
Susanti, Elsa. Sifat Fisika dan Kimia Unsur Utama dan Transisi Terlengkap. http://elsa-
susanti.blogspot.com/2012/01/sifat-sifat-fisika-dan-kimia-unsur.html.
Rifhani, Destri. Makalah Oksigen. http://destririfhani.blogspot.com/2011/05/makalah-oksigen.html.
Rijal, Samsul. Makalah Oksigen. http://rijal-justtry.blogspot.com/2012/01/makalah-oksigen.html.
Suhartini, Titin. Makalah Oksigen. http://daftartitinsuhartinizaka.blogspot.com/2012/11/makalah-
oksigen.html.
Anonim, A. 2013. Telurium.http://id.wikipedia.org/wiki/Telurium (Diakses 22 Mei 2013)
Oriza Rose, dkk.2012. UNSUR UNSUR GOLONGAN VI A.
http://kimiabisa.blogspot.com/2012/12/unsur-unsur-golongan-vi-a.html (Diakses
22 Mei 2013)
Redaksi chem-is-try.org. 2008. Telurium. http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/telurium/#
(Diakses 22 Mei 2013)
Le pank. 2011. Pengertian Tellurium. http://www.lepank.com/2012/08/pengertian-
tellurium.html (Diakses 22 Mei 2013)
Anonim, B. 2013. Tellurium. http://en.wikipedia.org/wiki/Tellurium (Diakses 22 Mei 2013)
Susanto. 2011. Selenium dan Telurium. http://susantojk.blogspot.com/2011/02/selenium-
dan-telurium.html (Diakses 22 Mei 2013)