8
MAKALAH HASIL STUDI LAPANGAN DI BENGKEL BATU DAN BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FT UNY Oleh: Dwi Sisilia Saputri W.A (14702251083) PTK Vokasi Pend. Teknik Sipil & Perencanaan A. Pendahuluan Kegiatan pembelajaran yang efektif salah satunya dapat tercapai apabila didukung oleh perencanaan prasarana dan sarana yang baik dan memadai. Dalam hal ini, prasarana dan sarana menjadi suatu penggerak yang akan menuntun bagaimana proses pembelajaran peserta didik dapat terselenggara dengan lancar, tenang, dan nyaman sehingga peserta didik dapat belajar dengan focus dan konsentrasi, serta tetap dalam suatu kondisi lingkungan kelas yang nyaman. Untuk itu, sekolah atau lembaga pendidikan yang memiliki sistem perencanaan tata ruang prasarana dan sarana yang baik tentunya akan berpotensi besar dalam mencetak lulusan yang cerdas, berkompeten, khususnya bagi lulusan teknik yang diharapkan mampu memiliki skill yang baik dan mampu bersaing secara global. Makalah ini bertujuan untuk memberikan hasil pengamatan penulis terhadap kondisi lapangan yang terjadi di lingkungan kampus jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY, dengan melakukan tinjauan dan pengkajian terhadap kondisi prasarana dan sarana serta kemungkinan bahaya dan resiko yang terjadi di Bengkel Batu dan Beton. Dari hasil studi lapangan ini tentunya akan memberikan suatu pengetahuan tambahan dan bahan pertimbangan bagi kita dalam merancang suatu tata ruang yang baik dalam hal prasarana dan sarana serta dapat meminimalisir kemungkinan bahaya dan resiko yang terjadi pada saat kegiatan praktik berlangsung. B. Kajian Standar Prasarana Sarana Menurut Permendiknas No. 40/2008 1. Prasarana Bengkel Batu dan Beton FT UNY Prasarana bengkel batu dan beton yang dibangun tepat di jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY terdiri dari 2 bagian bangunan yang memisah. Bangunan yang berada di sisi selatan berfungsi sebagai ruang kegiatan pembelajaran teori, ruang instruktur dan ruang penyimpanan alat, sedangkan yang berada di sisi utara merupakan ruang praktik kerja batu dan beton serta ruang penyimpanan bahan praktik yang biasa digunakan mahasiswa setelah mendapatkan instruksi pengerjaan dari dosen. Ruang praktik bengkel batu dan beton berfungsi 1 | Page

Makalah Hasil Study Lapangan Di Bengkel Batu Dan Beton

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dwi sisilia

Citation preview

MAKALAH HASIL STUDI LAPANGAN DI BENGKEL BATU DAN BETONJURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FT UNY

Oleh:Dwi Sisilia Saputri W.A(14702251083) PTK Vokasi Pend. Teknik Sipil & PerencanaanA. Pendahuluan

Kegiatan pembelajaran yang efektif salah satunya dapat tercapai apabila didukung oleh perencanaan prasarana dan sarana yang baik dan memadai. Dalam hal ini, prasarana dan sarana menjadi suatu penggerak yang akan menuntun bagaimana proses pembelajaran peserta didik dapat terselenggara dengan lancar, tenang, dan nyaman sehingga peserta didik dapat belajar dengan focus dan konsentrasi, serta tetap dalam suatu kondisi lingkungan kelas yang nyaman. Untuk itu, sekolah atau lembaga pendidikan yang memiliki sistem perencanaan tata ruang prasarana dan sarana yang baik tentunya akan berpotensi besar dalam mencetak lulusan yang cerdas, berkompeten, khususnya bagi lulusan teknik yang diharapkan mampu memiliki skill yang baik dan mampu bersaing secara global.Makalah ini bertujuan untuk memberikan hasil pengamatan penulis terhadap kondisi lapangan yang terjadi di lingkungan kampus jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY, dengan melakukan tinjauan dan pengkajian terhadap kondisi prasarana dan sarana serta kemungkinan bahaya dan resiko yang terjadi di Bengkel Batu dan Beton. Dari hasil studi lapangan ini tentunya akan memberikan suatu pengetahuan tambahan dan bahan pertimbangan bagi kita dalam merancang suatu tata ruang yang baik dalam hal prasarana dan sarana serta dapat meminimalisir kemungkinan bahaya dan resiko yang terjadi pada saat kegiatan praktik berlangsung.B. Kajian Standar Prasarana Sarana Menurut Permendiknas No. 40/20081. Prasarana Bengkel Batu dan Beton FT UNYPrasarana bengkel batu dan beton yang dibangun tepat di jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY terdiri dari 2 bagian bangunan yang memisah. Bangunan yang berada di sisi selatan berfungsi sebagai ruang kegiatan pembelajaran teori, ruang instruktur dan ruang penyimpanan alat, sedangkan yang berada di sisi utara merupakan ruang praktik kerja batu dan beton serta ruang penyimpanan bahan praktik yang biasa digunakan mahasiswa setelah mendapatkan instruksi pengerjaan dari dosen. Ruang praktik bengkel batu dan beton berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang meliputi pekerjaan dasar konstruksi bangunan, pekerjaan pasangan batu, pekerjaan konstruksi beton sederhana, pekerjaan bekisting dan perancah, serta konstruksi beton bertulang.Berdasarkan Permendiknas no. 40 Tahun 2008, luas minimum ruang praktik Program Keahlian Teknik Batu dan Beton yang dipersyaratkan adalah 304 untuk menampung 32 peserta didik, yang meliputi: area kerja batu dan beton 128, ruang kerja pemasangan dan finishing 128, serta ruang penyimpanan dan instruktur 48 . Dari hasil studi lapangan di bengkel Batu dan Beton, luas total bengkel 326 yang menampung 20 orang mahasiswa dengan rincian luas area kerja batu dan beton 125 , ruang kerja pemasangan dan finishing 129 , serta ruang penyimpanan dan instruktur 72 dengan luasan ruang penyimpanan sebesar 54 dan luasan ruang instruktur yang terdiri dari 2 orang instruktur serta 1 orang dosen sebesar 18 . Adapun luas masing-masing area ruangan didapat dari hasi perhitungan berdasarkan denah berikut.

Gambar 1. Denah Area Ruang Kerja, Ruang Kerja Pemasangan, Ruang Penyimpanan dan Instruktur pada Bengkel Kerja Batu dan Beton

Apabila dari masing-masing luasan ruang hasil pengamatan tersebut dianalisis besar rasio luasannya per masing-masing mahasiswa dan instruktur termasuk dosen, maka didapat hasil perhitungan sebagai berikut:Tabel 1. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Prasarana Ruang Praktik Program Keahlian Teknik Batu dan BetonNoJenisRasio BerdasarkanDeskripsi

PermendiknasPengamatanPermendiknasPengamatan

1Area kerja batu dan beton8 /siswa6.25 /siswaKapasitas= 16 siswaL min= 128 Lebar min = 8 mKapasitas= 20 siswaL = 125 Lebar memenuhi

2Ruang kerja pemasangan batu dan beton8 /siswa6.45 /siswaKapasitas= 16 siswaL min= 128 Lebar min = 8 mKapasitas= 20 siswaL = 129 Lebar memenuhi

3Ruang penyimpanan dan instruktur4 / instruktur6.45 /SiswaL min= 48 Lebar min = 6 mL = 72 Lebar memenuhi

Berdasarkan tabel perbandingan jenis, rasio dan deskripsi standar prasarana dengan hasil studi lapangan, terdapat selisih pada rasio dan luasan ruang. Untuk standar area kerja batu dan beton belum memenuhi standar luas minimum yang dipersyaratkan; untuk standar ruang kerja sudah memenuhi standar luas minimum yang ditentukan; serta untuk standar ruang penyimpanan dan instruktur juga sudah memenuhi. Dengan meninjau ruang gerak yang siswa butuhkan di sekitar area kerja dan ruang kerja pemasangan batu dan beton berdasarkan jenis kegiatan praktik yang memungkinkan, dengan rasio 6.25 untuk area kerja dan rasio 6.45 untuk ruang kerja pemasangan sudah cukup baik dalam memberikan ruang gerak yang leluasa. Hal ini karena jenis peralatan yang digunakan memiliki ukuran rata-rata relatif kecil, seperti : cethok, palu, ember, dsb. Serta untuk bahan praktek seperti halnya scaffolding dan kayu masih dapat leluasa dipindahtempatkan mengingat dalam kegiatan praktik ini selalu dilakukan dalam formasi berkelompok.2. Sarana Bengkel Batu dan Beton FT UNYSarana yang tersedia di Bengkel Batu dan Beton berfungsi untuk menunjang kegiatan mata kuliah Batu dan Beton, baik ketika Dosen sedang memberikan teori maupun tugas praktik ke Mahasiswa. Sarana yang tersedia pada masing-masing ruangan di Bengkel Batu dan Beton dikelompokkan menjadi tiga jenis, yakni ditinjau berdasarkan perabot, peralatan, media pendidikan dan perlengkapan lainnya. Berikut hasil kajian berdasarkan masing-masing area:Sarana yang tersedia pada area kerja batu dan beton yang terdiri dari perabot (meja kerja, kursi kerja, lemari simpan alat dan bahan) sudah memenuhi standar yang ditetapkan dengan ketersediaan 1 set masing-masing perabot sesuai dengan kapasitas kebutuhan. Jenis peralatan (pekerjaan penanganan pekerjaan batu dan beton) sudah memenuhi standar yang ditetapkan dengan ketersediaan 1 set masing-masing perabot sesuai dengan kapasitas kebutuhan. Pada bengkel Batu dan Beton FT UNY memiliki ketersediaan alat yang menangani kebutuhan pekerjaan batu dan beton. Dalam hal ini, jenis dan jumlah alat yang tersedia sudah cukup lengkap dan dalam kondisi yang baik. Jenis media pendidikan (Papan tulis) yang tersedia di bengkel Batu dan Beton sudah memenuhi syarat minimal yang ditetapkan, yakni 2 set papan tulis per area. Untuk perlengkapan lain, misalnya kotak kontak dan tempat sampah juga sudah memenuhi syarat. Jenis dan jumlah sarana yang tersedia di bengkel Batu dan Beton FT UNY ini ditetapkan untuk mendukung kegiatan pembelajaran Mahasiswa dengan jumlah 20 orang.

Gambar (2) dan (3). Area Kerja Ruang Teori pada Bengkel Batu dan Beton

Sarana yang tersedia pada ruang kerja pemasangan batu dan beton yang terdiri dari perabot (meja kerja, kursi kerja, lemari simpan alat dan bahan) tidak tersedia di Bengkel Batu dan Beton. Hal ini karena penggunaan ruang kerja pemasangan dikhususkan untuk kegiatan praktik mahasiswa. Ruang kerja pemasangan Batu dan Beton berisi suatu ruangan dengan space yang besar dimana hanya terdapat ruang penyimpanan bahan praktik yang disediakan sebagai kebutuhan praktik mahasiswa. Untuk meja kerja, kursi kerja dan lemari hanya tersedia di area kerja saja yang mana difungsikan sebagai tempat dosen dalam memberikan bahan ajar teori dalam memberikan instruksi serta pengetahuan Mahasiswa sebelum melakukan praktik. Jenis peralatan untuk pekerjaan pemasangan Batu dan Beton juga sudah tertata dengan baik dan rapi, serta terdapat 1 set papan tulis yang berfungsi sebagai papan workshop. Jenis perlengkapan lainnya, seperti kotak kontak hanya tersedia 1 buah di ruang kerja pemasangan. Hal ini karena kegiatan praktik yang dilakukan tidak memungkinkan banyaknya dibutuhkan aliran listrik, sehingga cukup disediakan 1 stop kontak. Sedangkan tempat sampah plastik sudah tersedia 1 buah untuk menampung sampah- dengan ukuran kecil, sementara untuk sampah hasil pembersihan kegiatan praktik dengan ukuran besar, dibuang di tempat penampungan limbah dari kegiatan praktikum yang sudah tidak layak pakai. Jenis dan jumlah sarana yang tersedia di bengkel Batu dan Beton FT UNY ini ditetapkan untuk mendukung kegiatan pembelajaran Mahasiswa dengan jumlah 20 orang.

Gambar (4) dan (5). Ruang Kerja Pemasangan pada Bengkel Batu dan Beton

Sarana yang tersedia pada ruang penyimpanan dan instruktur terdiri dari perabot (meja kerja, kursi kerja, rak alat dan bahan, lemari simpan alat dan bahan) sudah tersedia dan tertata rapi. Jenis peralatan yang dibutuhkan di ruang penyimpanan dan instruktur juga sudah tersedia (misalnya jadwal rencana kegiatan praktik mingguan, computer, modul, dsb). Untuk media pendidikan berupa papan data juga sudah disediakan, yang mana tiap kelompok diberikan 1 papan data untuk digunakan sebagai media menulis hasil kegiatan praktik sementara. Selain itu, untuk kotak kontak dan tempat sampah juga sudah memenuhi standar minimum yang sudah ditetapkan. Tetapi, yang berbeda disini adalah bahwa kebutuhan ruang penyimpanan dan instruktur paling tidak digunakan untuk 3-4 orang saja yang terdiri dari instruktur dan dosen. Sedangkan pada Permendiknas, untuk jumlah minimum 12 instruktur dirasa sudah tidak efisien lagi. Hal ini mengingat bahwa tiap mahasiswa tidak perlu didampingi secara ketat karena sudah diberikan penjelasan dan petunjuk jobsheet oleh Dosen yang mengajar.

Gambar (6) dan (7). Ruang Penyimpanan Alat dan Bahan pada Bengkel Batu dan Beton

C. Kemungkinan Bahaya dan Resiko

Berdasarkan hasil kajian tentang prasarana dan sarana yang mendukung kegiatan pembelajaran, kita juga perlu memahami bahaya dan resiko apa saja yng mungkin terjadi pada saat kegiatan praktik di Bengkel Batu dan Beton dilaksanakan. Diantaranya adalah:1. Mengalami luka parah akibat kejatuhan/tertimpa benda-benda penunjang kegiatan praktik. Diantaranya: Palu, Gergaji, Papan Kayu, dsb.2. Mengalami cidera akibat kurang fokus dan berkonsentrasi dalam melakukan kegiatan praktik. Misalnya: pada saat memaku kayu secara tidak sengaja pukulan paku mengenai jari tangan.3. Melukai teman secara tidak sengaja dikarenakan melakukan kegiatan praktik dengan tidak serius. Misalnya: pada saat bercanda dan ingin menggelitik temannya, teman bergerak mundur lalu menabrak balok kayu, scaffolding dsb.4. Mata mengalami iritasi karena pada saat praktik memotong besi tulangan, peserta didik tidak menggunakan alat pelindung mata.5. Kondisi bengkel yang kotor dan berdebu menyebabkan peserta didik mengalami gangguan pernapasan. Misalnya: batuk-batuk, ISPA, dsb.Berdasarkan berbagai bahaya dan resiko yang mungkin terjadi, hal-hal berikut perlu diperhatikan agar kegiatan praktik dapat berjalan dengan lancar, aman dan selamat, yakni:1. Tempatkan bahan dan peralatan dekat dengan lokasi pekerjaan sehingga mudah dalam pemakaian dan tidak menghambat berlangsungnya pekerjaan.2. Peralatan yang tidak sedang digunakan hendaknya dimasukkan dalam kotak peralatan. 3. Gunakan perlatan sesuai dengan fungsi atau kegunaannya. 4. Pekerjaan harus dilakukan sesuai dengan rencana, hati-hati dan penuh konsentrasi.5. Gunakan pelindung tangan (sarung tangan), pelindung mata dan peralatan keselamatan lainnya sebelum memulai pekerjaan.6. Bersihkan peralatan dan lokasi pekerjaan setelah pekerjaan tersebut selesai.D. KesimpulanBerdasarkan hasil studi lapangan di Bengkel Batu dan Beton disimpulkan bahwa prasarana dan sarana yang tersedia di bengkel telah memenuhi standar umum. Bahaya dan resiko yang mungkin terjadi pada saat praktik juga sangat jarang ditemukan, walaupun dalam pelaksanaannya mahasiswa jarang menggunakan sarung tangan dan alat pelindung mata. Hal yang perlu menjadi perhatian adalah bahwa prasarana yang tersedia tidak didukung oleh kebersihan dan kenyamanan ruang kerja pemasangan Bengkel Batu dan Beton. Ruang ini terlihat sangat berantakan, benda-benda seperti sapu, sapu lidi, sekop, dsb tidak dikumpulkan dan diletakkan menjadi satu di satu tempat. Selain itu tatanan alat dan bahan yang tersedia juga perlu dirapikan lagi demi kemudahan dan keamanan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktik.5 | Page