24
HIPOTALAMUS dan SISTEM LIMBIK Lilian Anggrek / 102010002* Fakultas Kedokteran – Universitas Kristen Krida Wacana Email : [email protected] PENDAHULUAN Konsep emosi mencakup perasaan emosional subyektif dan suasana hati (misalnya marah, takut, kegemberiaan) plus respon fisik nyata yang berkaitan dengan persaan – persaan tersebut. Emosi mempunyai komponen mental dan fisik. Ia melimbatkan kognisi, kesadaran akan sensasi dan biasanya penyebabnya; afek, perasaan itu sendiri; konasi, desakan bertindak; dan perubahan fisik seperti hipertensi, takikardia dan berkeringat. Hypothalamus dan sistem limbik berhubungan erat dengan ekspresi emosi dan pembentukan emosi. PEMBAHASAN 1. Hypothalamus Hypothalamus merupakan bagian ujung anterior diechephalon yang terletak dibawah sulcus hypothamalus dan di depan nuclei interpedunculares. 1 Hipothalamus terletak tepat di bawah talamus dan dibatasi oleh sulcus hipothalamus. Hipothalamus berlokasi di dasar diencephalon dan sebagian dinding lateral ventrikel III. Hipotalamus meluas ke

Makalah HYPOTALAMUS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah HYPOTALAMUS

HIPOTALAMUS dan SISTEM LIMBIK

Lilian Anggrek / 102010002*

Fakultas Kedokteran – Universitas Kristen Krida Wacana

Email : [email protected]

PENDAHULUAN

Konsep emosi mencakup perasaan emosional subyektif dan suasana hati (misalnya marah,

takut, kegemberiaan) plus respon fisik nyata yang berkaitan dengan persaan – persaan tersebut.

Emosi mempunyai komponen mental dan fisik. Ia melimbatkan kognisi, kesadaran akan sensasi

dan biasanya penyebabnya; afek, perasaan itu sendiri; konasi, desakan bertindak; dan

perubahan fisik seperti hipertensi, takikardia dan berkeringat. Hypothalamus dan sistem limbik

berhubungan erat dengan ekspresi emosi dan pembentukan emosi.

PEMBAHASAN

1. Hypothalamus

Hypothalamus merupakan bagian ujung anterior diechephalon yang terletak dibawah sulcus

hypothamalus dan di depan nuclei interpedunculares.1

Hipothalamus terletak tepat di bawah talamus dan dibatasi oleh sulcus hipothalamus.

Hipothalamus berlokasi di dasar diencephalon dan sebagian dinding lateral ventrikel III.

Hipotalamus meluas ke bawah sebagai kelenjar hipofise yang terletak di dalam sela tursika os

sfenoid. Hipothalamus ini berkaitan dengan pengaturan rangsangan dari sistem susunan saraf

otonom perifer yang menyertai ekspresi tingkah laku dan emosi.1

Bagian anterior hipothalamus adalah suatu substansi yang disebut substansi abu – abu atau

substansi grisea yang menyelubungi kiasma optik, yang merupakan persilangan dari saraf optik.

Sedangkan bagian tengah hipothalamus terdiri dari infundibulum (berbentuk batang) kelenjar

hipofisis posterior tempat melekatnya kelenjar hipofisis.1

Hipothalamus adalah daerah otak yang paling jelas terlibat dalam pengaturan langsung

lingkungan internal. Contoh : jika kita merasa lapar, hipothalamus yang berfungsi sebagai

Page 2: Makalah HYPOTALAMUS

pemberitahu jika kita membutuhkan makan, maka dicetuskan rasa lapar. Daerah – daerah lain di

otak, misalnya korteks cerebrum, bekerja secara lebih tidak langsung untuk mengatur lingkungan

internal. Contoh : jika kita merasa lapar, daerah korteks cerebrum yang akan memberitahu kita

apa yang harus kita lakukan, lapar harus makan. Bahkan aktivitas perilaku volunter ini sangat

dipengaruhi oleh hipotalamus, yang sebagai bagian dari sistem limbik, berfungsi bersama

korteks untuk mengontrol emosi dan perilaku yang termotivasi.1,2

Hubungan dengan hypophysis

Ada hubungan saraf antara hypothalamus dan lobus posterior hypophysis serta hubungan

vaskular di antara hypothalamus dan lobus anterior. Secara embriologi hypophysis posterior

muncul sebagian evaginasi lantai ventriculus tertius. Sebagian besarnya dibentuk dari ujung

akson dari bada sel di dalam nuclei supraopticus dan paraventriculares serta berjalan ke

hypophysis posterior melalui tractus hipothalamohypophysialis. Pembuluh darah porta

hypophysialis membentuk hubungan vaskular langsung antara hypothalamus dan hypophysis

anterior. Ranting arteri dan arteria carotis dan circulus Willis membentuk jalinan kapiler

fenestrasi yang dinamai plexus primer pada permukaan ventral hypothalamus. Gelung kapiler

juga menembus eminentia medialis. Eminentia medialis didefinisikan sebagai bagian

hypothalamus ventralis, tempat muncul pembuluh darah porta. Daerah ini di luar sawar darah-

otak. Gelung kapiler juga menembus eminentia medialis. Kapiler mendrainase ke dalam

pembuluh porta sinusoid hypophysialis yang membawa darah menuruni infundibulum

hypophysis ke kapiler hypophysis anterior. Sistem ini dimulai dan berakhir di dalam kapiler

tanpa menuju jantung, sehingga suatu sistem porta sejati.1,2

Hubungan Aferen dan eferen hipothalamus

Kebanyakan serabut ini tak bermielin. Banyak yang menghubungkan hypothalamus ke sistem

limbik. Juga ada hubungan penting antara hypothalamus dan nuclei di dalam tegmentum

mesencephali, pons dan rhombencephalon.1

Neuron pensekresi norepinefrin bersama badan selnya di dalam rhombencephalon berakhir di

dalam banyak bagian hypothalamus berbeda. Neuron paraventricularis yang mungkin mensekresi

oksitosin dan vasopresin kemudian diproyeksikan ke rhombencephalon dan medula spinalis.

Neuron yang mensekresi epinefrin mempunyai badan selnya di dalam hypothalamus ventralis.

Ada sistem neuron pensekresi dopamin intrahypothalamus, yang mempunyai badan selnyaa di

Page 3: Makalah HYPOTALAMUS

dalam nucleus arcuata dan berakhir pada atau dekat kapiler yang membentuk pembuluh darah

porta di dalam eminentia medialis. Neuron yang mensekresi serotonin diproyeksikan ke

hypothalamus dari nuclei raphae.2

Fungsi hipothalamus

Fungsi Aferen Dari Area Intergasi

Regulasi suhu Reseptor dingin kulit; sel

sensitif suhu di dalam

hypothalamus.

Hypothalamus anterior,

berespon terhadap panas;

hypothalamus posterior,

berespon terhadap dingin.

Kontrol neuroendokrin

Katekolamin

Rangsangan emosi, mungkin

melalui sistem limbik

Hypothalamus dorsomedial dan

posterior

Vasopresin Osmoreseptor, “reseptor

volume”, lainnya

Nuclei supraoptici dan

paraventriculares

Oksitosin Reseptor raba di dalam

payudara, uterus, genitalis.

Nuclei supraoptici dan

paraventriculares

Reseptor suhu pada bayi,

mungkin lainnya.

Nuclei paraventriculares dan

area berdekatan

Hormon adrenokortikotropik

(ACTH) dan B-lipotropin (B-

LPH) melalui CRH

Sistem limbik (rangsangan

emosi; formatio reticularis

(rangsangan “sistemik”); sel

hypothalamus atau hypophysis

anterior yang sensitif terhadap

kadar kortisol darah yang

bersikulasi; nuclei

suprachiasmaticus.

Nuclei paraventriculares

Hormon perangsang folikel

(FSH) dan hormon luteinisasi

(LH) melalui LHRH

Sel hypothalamus sensitif

estrogen; mata, reseptor raba di

dalam kulit dan genitalia dari

Area preoptica, area lain

Page 4: Makalah HYPOTALAMUS

spesies berovulasi refleks.

Prolaktin melalui PIH dan PRH Reseptor raba di dalam

payudara, reseptor lain yang tak

diketahui

Necleus arcuata, area lain

(hypothalamus tidak

menghambat sekresi)

Hormon pertumbuhan melalui

somatosiatin dan GRH

Reseptor tidak diketahui Nucleus paraventriculares,

nucleusarcuata

Perilaku “nafsu”, Haus Osmoresptor, organ subfornix Hypothalamus superior lateralis

Lapar Sel “glukostat” sensitif terhadap

kecepatan penggunaan glukosa

Pusat kenyang ventromedial,

pusat lapar lateral, juga

komponen limbik

Perilaku seks Sel sensitif terhadap estrogen

dan androgen yang bersikulasi,

lainnya

Hypothalamus ventralis

anterior, ditambah cortex

piriformis pada pria

Reaksi pertahanan

Ketakutan, kemarahan

Orgab indera dan neocortex,

jaras tak di ketahui

Difus dalam sitem limbik dan

hypothalamus

Kendali berbagai endokrin dan

irama aktivitas

Retina melalui serabut

retinohypothalamicus

Nuclei suprachiasmaticus

Table 1.1. fungsi hipotalamus

Hubungan hipothalamus dengan fungsi autonom

Rangsangan hypothalamus menimbulkan respon autonom, tetapi sedikit bukti bahwa

hypothalamus dihubungkan dengan regulasi fungsi visera sendiri. Agaknya respon autonom yang

dicetuskan dalam hypothalamus merupakan bagian fenomena lebih rumit seperti kemarahan dan

emosi lain.2

2. Sistem Limbik

Anatomi

Istilah lobus limbik atau sistem limbik diberikan ke bagian otak yang terdiri dari tepi jaringan

cortex sekeliling hilus dari hemispherium cerebri dan sekelompok struktur profunda

berhubungan amygdala, hippocampus dan nuclei septal.2

Page 5: Makalah HYPOTALAMUS

Sistem ini merupakan suatu pengelompokan fungsional bukan pengelompokan anatomis yang

terdiri atas komponen serebrum, diencephalon, dan mesencephalon.2

Gambar 2.1 Sistem Limbik, terdiri dari beberapa komponen, seperti talamus, gyrus cinguli

fornix, amygdala, dan hipokampus.

(sumber http://hil4ry.files.wordpress.com/2007/07/brain_headborder.jpg)

Sistem limbik terdiri dari sekelompok struktur dalam cerebrum dan diensefalon yang terlibat

dalam aktivitas emosional dan terutama aktivitas perilaku tidak sadar (involuntar).

Bagian – bagian dari sistem limbik :2

1) gyrus cinguli, girus hipocampus, dan lobus piriformis merupakan bagian

sistem limbik dalam korteks serebral

2) forniks dan area septum pada bagian frontal otak dekat bagian radiks bulbus

olfaktorius adalah sub-kortikal sistem limbik

3) Bagian-bagian hipothalamus, badan mamilari, nukleus amigladoid, dan beberapa

nukleus talamius anterior tertentu juga termasuk sistem limbik.

Korteks Limbik. Bagian dari sistem limbik yang sedikit dimengerti adalah cincin korteks limbik,

yang mengelilingi struktur subkortikal limbik. Korteks ini memiliki fungsi sebagai zona

transisional yang dilewati oleh sinyal-sinyal yang dijalarkan oleh sisa korteks otak ke dalam

sistem limbik dan juga ke arah yang berlawanan. Oleh karena itu, korteks limbik berfungsi

sebagai area asosiasi serebral untuk mengatur perilaku.2

Page 6: Makalah HYPOTALAMUS

Korteks limbik ini dimulai dari otak area orbito frontalis pada permukaan ventral lobus

frontalis, menyebar ke atas ke dalam girus subkalosal, kemudian melewati ujung atas korpus

kolosum ke bagian medial hemisferum serebri dalam girus singulata, dan akhirnya berjalan di

belakang korpus kolosum dan ke bawah menuju permukaan ventromedial lobus temporalis ke

girus parahipokampal dan unkus. Lalu pada permukaan medial dan ventral dari setiap

hemisferum serebri ada sebuah cincin, terutama merupakan paleokorteks, yang mengelilingi

sekelompok struktur dalam yang sangat berkaitan dengan prilaku dan emosi. Sebaliknya, cincin

korteks ini juga berfungsi sebagai alat komunikasi dua arah dan merupakan tali penghubung

antara neokorteks dan struktur limbik yang lebih rendah.2

Histologi

Cortex limbik merupakan bagian cortex cerebri tertua secara filogenetik. Secara histologi ia

dibentuk dari jenis primitif jaringan cortex yang dinamai alcortex (yang mengelilingi hilus

hemispherium) dan cincin kedua dai jenis cortex transisional yang dinamai juxtallocortex di

antara allocortex dan bagian hemispherium cerebri lain. Jaringan cortext bagian hemispherium

cerebri lain. Jaringan cortex bagian non-limbik lain dari hemispherium dinamai neocortex dan

merupakan jenis yang berkembang paling tinggi. Luas sebenarnya area allocortex dan

juxtallocortex telah berubah sedikit sewaktu mammalia berkembang, tetapi daerah ini telah

dibelakangi oleh pertumbuhan neocortex yang besar sekali, yang mencapai perkembangan

terbesar dalam manusia.2,3

Hubungan Aferen dan Eferen

Fornix menghubungkan hippocampus dengan corpus mamillare, yang kemudian berhubungan

dengan nuclei anteriores thalami oleh fasciculus mamillothalamicus. Nuclei anteriores thalami

diproyeksikan ke cprtex cinguli dan dari cortex cinguli ada hubungan ke hippocampus, yang

melengkapi suatu sirkuit tertutup yang rumit ini. Sirkuit ini mula-mula digambarkan oleh Papez

dan telah dinamai sirkuit Papez.2

Hubungan antara struktur dan fungsi

Dari sifat sistem limbik, salah satunya tak adanya hubungan di antaranya dan neocortex. Nauta

secara tepat mengatakan bahwa “ neocortex duduk mengangkangi sistem limbik seperti seorang

penunggang seekor kuda tanpa kendali”. Sebenarnya ada sedikit hubungan dan dari sudut

Page 7: Makalah HYPOTALAMUS

pandang fungsional, aktivitas neocortex memodifikasi perilaku emosi dan sebalikya. Tetapi salah

satu sifat emosi bahwa ia tak dapat dihidupkan dan dimatikan semaunya.2

Sifat lain sirkuit limbik adalah pelepasan listrik susulannya yang lama setelah perangsangan. Hal

ini bisa menjelaskan sebagian fakta bahwa umumnya respon emosi memanjang ketimbang

menghilang dan lebih lama daripada rangsangan yang memulainya.2

Fungsi Limbik

Percobaan rangsangan dan ablasi menunjukkan bahwa di samping perannya dalam penciuman,

sistem limbik berhubungan dengan perilaku makan. Bersama dengan hypothalamus, ia juga

berhubungan dengan perilaku seks, emosi kemarahan dan ketakutan serta ketakutan.2

3. Saraf Otonom

Penataan sistem saraf otonom, seperti sistem saraf somatik, merupakan pentaan lengkung refleks.

Implus yang dimulai dari reseptor visera dihantarkan melalui jalur aferen otonom ke sistem saraf

pusat, diintergasikan di situ dalam berbagai tingkat, dan diteruskan melalui jaras eferen ke

efektor visela. Pengaturan ini perlu ditekankan karena komponen-komponen aferen yang

berperan penting sering diabaikan.3

Susunan anatomik persarafan otonom

Bagian motorik perifer sistem saraf otonom terdiri atas neuron preganglionik dan

pascaganglionik. Badan sel neuron preganglionik terletak di kolumna grisea intermediolateral

(eferen visera) medula spinalis atau di nukleus motorik homologus saraf-saraf otak. Akson-

aksonnya sebagian besar merupakan serat penghantar lambat B mielin. Akson-akson itu

bersinaps di badan sel neuron pascaganlionik yang terletak di luar sistem saraf pusat setiap akson

preganglionik terbagi menjadi sekitar 8-9 neuron pascaganglionik. Dengan demikian, persarafan

otonom bersifat difus. Akson neuron pascaganglionik, yang sebagian besar merupakan serat C

tak bermielin, berakhir di efektor visera.3

Secara anatomik, persarafan otonom dibagi menjadi 2 komponen : divisi simpatis dan

parasimpatis sistem saraf otonom. Banyak ahli fisiologi menambahkan sistem saraf enterik

sebagia bagian ketiga.3

Page 8: Makalah HYPOTALAMUS

Pusat parasimpatis

Rangsangan hypothalamus superior anterior kadang-kadang menyebabkan kontraksi vesica

urinaria, suatu respon parasimpatis. Terutama berdasarkan ini, sering dibuat pernyataan bahwa

ada “pusat parasimpatis” di dalam hypothalamus anterior. Tetapi kontraksi vesica urinaria dapat

juga dibangkitkan oleh rangsangan bagian lain hypothalamus dan rangsangan hypothalamus

menyebabkan sangat sedikit respon parasimpatis lain. Sehingga ada sangat sedikit bukti bahwa

ada “pusat parasimpatis” terlokalisata. Perangsang hypothalamus dapat menyebabkan aritmia

jantung dan ada alasan untuk percaya bahwa ia karena aktivitas serentak nervus vagus dan

simpatis terhadap jantung.2,3

Divisi Parasimpatis

Keluaran kranial divisi parasimpatis mempersarafi struktur visera di kepala melalui saraf

okulomotor, fasicial dan glosofaingeal, serta strukutur di toraks dan abdomen bagian atas melalui

saraf vagus. Keluaran sakral mempersarafi visera panggul melalui cabang pelvis saraf spinal

sakral kedua sampai keempat. Serat preganglionik di kedua keluaran tersebut berakhir di neuron

pascaganglionik pendek yang terletak pada atau dekat struktur visera tersebut.3

Respon Simpatis

Rangsangan berbagai bagian hypothalamus (terutama area lateral) menimbulkan peningkatan

tekanan darah, dilatasi pupil, piloreksi dan tanda lain pengeluaran noradrenergik difus.

Rangsangan yang mencentuskan pola respon ini dalam hewan utuh bukan implus regulasi dari

visera, tetapi rangsangan emosi, terutama kemarahan dan ketakutan. Respon noradrenergik juga

dicetuskan sebagai bagian reaksi yang menghemat panas.2,3

Rangsangan listrik voltase rendah pada bagian mediodorsalis hypothalamus menyebabkan

vasodilatasi dalam otot. Vasokonstriksi penyerta di dalam kulit dan tempat lain mempertahankan

tekanan darah pada tingkat yang cukup tetap. Observasi ini dan bukti lain menyokong

kesimpulan bahwa hypothalamus suatu stasiun jalan bagi yang dinamai sistem vasodilator

simpatis kolinergik, yang berasal di dalam cortex ceberi. Bisa sistem ini yang bertanggung jawab

bagi dilatasi pembuluh darah otot pada saat awal gerak badan.2,3

Rangsangan area hypothalamus posterior dan nuclei medialis dorsalis menimbulkan

peningkatkan sekresi epinefrin dan norepinefrin dari medulla adrenalis. Peningkatan sekresi

Page 9: Makalah HYPOTALAMUS

medulla adrenalis merupakan salah satu perubahan fisik yang menyertai kemarahan dan

ketakutan serta bisa timbul bla sistem vasodilator simpatis kolinergik diaktivasi. Telah diklaim

bahwa ada pusat hypothalamus terpisah bagi pengendalian sekresi epinefrin dan neropinefrin.

Sekresi diferensial satu katekolamin medulla adrenalis ini atau lainnya timbul dalam keadaan

tertentu, tetapi kecil peningkatan selektif.2,3

Divisi Simpatis

Akson neuron preganglionik simpatis meninggalkan medulla spinalis bersama radiks ventralis

saraf torakal pertama sampai saraf spinal lumbal ketiga atau keempat. Akson-akson ini berjalan

melalui ramil komunikans putih ke rantai ganglion simpatis paravertebra, dan sebagian besar

beraj]khir di badan sel neuron pascaganglionik. Akson sebagian neuron pascaganglionik berjalan

ke visera dalam berbagai saraf simpatis. Sebagaian lain masuk kembali ke dalam saraf spinal

melalui ramus komunikans kelabu dari rantai ganglion dan disebarkan ke efektor otonom di

daerah yang dipersarafi oleh saraf-saraf spinal tersebut. Saraf simpatis pascaganglionik untuk

kepala berasal dari ganglia superior, media dan stelata di perluasan kranial rantai ganglion

simpatis dan berjalan ke efektor bersama pembuluh darah. Sebagian neuron preganglionik

berjalan melalui rantai ganglion paravertebra dan berakhir pada neuron pascaganglionik yang

terletak di ganglion kolateral dekat visera tersebut. Sebagian uterus dan saluran kelamin pria

dipersarafi oleh suatu sistem khusus, neuron noradrenegrik pendek dengan badan sel di ganglion

yang terletak pada atau dekat organ tersebut, sedangkan serat preganglionik untuk neuron

pascaganglionik ini kemungkinan berjalan sampai ke organnya.3

Transmisi di Ganglion Simpatis

Setidaknya pada binatang percobaan, respons yang terbentuk di neuron pascaganglionik oleh

perangsangan neuron preganglionik mencangkup bukan saja depolarisasi cepat (ESPS cepat)

yang membangkitkan potensial aksi tetapi juga potesial postsinaptik inhibisi yang beralngsung

lama (IPSP lambat), ptensial postsinaptik eksitasi yang berlangsung lama (EPSP lambat) serta

EPSP lambat ikutan. EPSP lambat ikutan tersebut berlangsung sangat lama, beberapa menit,

bukan milidetik. Respon lambat ini tampaknya mengubah dan mengantur transmsi melalui

ganglio simpatis. Depolarisasi awal ditimbulkan oleh asetilkolin melalui reseptro nikotinik. IPSP

lambat mungkin ditimbulkan oleh dopamin, yang dihasilkan oleh intereneuron di dalam

ganglion. Interneuron ini dirangsang oleh penggiatan suatu reseptor muskarinik M1. Interneuron

Page 10: Makalah HYPOTALAMUS

yang mensekresikan dopamin merupakan sel-sel kecil yang berfluoresensi kuat (sel-sel SIF) di

ganglion. Pembentukan IPSP lambat tampaknya tidak diperantarai oleh AMP siklik, sehingga

diduga bahwa suatu reseptor D2 berperan. EPSP lambat ditimbulkan oleh asetilkolin yang bekerja

pada reseptor muskarinik di membran neuron pascaganglionik. EPSP lambat ikutan ditimbulkan

oleh GnRH atau suatu peptida yang sangat mirip dengannya.4,5

Transmisi kimiawi di hubungan otonom

Transmisi pada hubungan simpatik antara neuron pre dan pascaganglionik serta antara neuron

pascaganglionik dan efektor otonom diperantarai secara kimiawi. Transmiter utama yang

berperan adalah asetilkolin dan norepinefrin , meskipun dopamin juga disekresikan oleh

interneuron di ganglion simpatis, dan GnRH disekresikan oleh sebagian neuron preganglionik.

GnRH memerantai respons eksitasi lambat. Selain itu, terdapat kontransmiter di neuron otonom,

dan VIP dilepaskan bersama astetilkolin, sedangkan ATP dan neuropeptida Y bersama

neropinerfin. VIP menimbulkan bronkodilatasi, dan mungkin terdapat sistem saraf

nonadrenergik nonkolinegrik yang mensekresi VIP yang terpisah dan mempersarafi otot polos

bronkus.4,5

Ketakutan dan kemarahan

Ketakutan dan kemarahan dalam sejumlah cara berhubungan erat dengan emosi. Manifestasi luar

ketakutan, melarikan diri atau reaksi penghindaran pada hewan merupakan respon autonom

seperti berkeringat dan dilatasi pupil, gemetar ketakutan dan memalingkan kepalanya dari sisi ke

sisi lain untuk melepaskan diri. Reaksi menyerang, berkelahi atau kemarahan pada kucing

disertai dengan berdesis, menyembur, mengeram, piloereksi, dilatasi pupil serta mencakar dan

menggigit yang terarah baik. Kedua reaksi dan kadang-kadang campuran keduanya dapat

dihasilkan oleh rangsangan hypothalamus. Bila seekor hewan terancam, maka biasanya ia

berusaha melarikan diri. Jika terkepung, seekor hewan bertempur. Sehingga reaksi ketakutan dan

kemarahan mungkin berhubungan dengan respon perlindungan naluriah terhadap ancaman di

dalam lingkungan.5

Divisi kimia sistem saraf otonom

Berdasarkan mediator kimiawi yang dilepaskan, sistem saraf otonom dapat dibagimenjadi divisi

kolinegrik dan noradrenegerik. Neuron-neuron yang bersifat kolinergik adalah :5

Page 11: Makalah HYPOTALAMUS

1. Semua neuron preganglionik.

2. Neuron pascaganglionik parasimpatis secara anatomik.

3. Neuron pascaganglionik parasimpatis secara anatomik yang mempersarafi kelenjar

keringat.

4. Neuron-neuron yang secara anatomik adalah simpatis yang berakhir pada pembuluh

darah di otot rangka dan menimbulkan vasodilatasi bila dirangsang (saraf vasodilator

simpatis).

Neuron simpatis pascaganglionik lainnya bersifat noradrenergik. Medula adrenal sebenarnya

merupakan ganglion simpatis yang sel-sel pascaganglioniknya telah kehilangan aksonnya dan

mensekresikan norepinefrin, epinefrin dan sebagian dopamin langsung ke dalam aliran darah.

Dengan demikian, neuron preganglionik kolinegrik untuk sel-sel ini, menjadi memberikan saraf

sekretomotorik pada kelenjar ini.5

Respons organ efektor terhadap implus saraf otonom

Sifat-sifat umum :

Pengaruh perangsangan serta-serat saraf pascaganglionik noradrenegrik dan kolinegrik terhadap

visera. Otot polos di dinding visera yang beruang biasanya dipersafari oleh serat-serat

noradrenergik dan kolinergik, kegiatan di salah satu sistem ini meningkatkan kegiatan intrinsik

otot polos, sedangkan kegiatan di sistem yang lain, menurunkan kegiatan intriksik tersebut.

Meskipun demikian, tidak ada peraturan yang seragam mengenai istem mana yang merangsang

dan mana yang menghambat. Dalam hal otot sfinkter, baik adrenegrik maupun kolinegrik

bersifat eksitasi, tetapi yang satu menyarafi komponen konstriktor sfinkter, sedangkan yang lain

menyarafi komponen dilator sfinkter.5

Biasanya tidak terdapat astetilkolin dalam peredaran darah, dan pengaruh lepas muatan

kolinergik lokal pada umumnya tidak nyata dan hanya berlangsung sebentar, karena kadar

asetilkolinesterase yang tinggi pada ujung-ujung saraf kolinegrk. Norepinefrin menyebar lebih

jauh dan kerjanya lebih lama daripada asetilkolin. Norepinefrin, epinefrin dan dopanmin terdapat

dalam plasma. Epinefrin dan sebagai dopamin datang dari medula adrenal, tetapi sebagai besar

norepinefrin dan dopamin juga memasuki peredaran darah, sebagaian dari ujung-ujung saraf

simpatis dan sebagian dari sel-sel otot polos. Perlu diperhatikan bahwa meskipun MAO maupun

Page 12: Makalah HYPOTALAMUS

COMT dihambat, metabolisme norepinefrin tetap berlangsung cepat. Namun penghambatan

ambilan kembali, memperpanjang waktu paruhnya.5

Lepas muatan kolinergik

Secara umum, berbagai fungsi yang ditimbulkan oleh kegiatan sistem saraf otonom divisi

kolinergik adalah yang berkaitan dengan aspek-aspek vegetatif kehidupan sehari-hari. Misalnya,

kegiatan kolinergik membantu pencernaan dan absorpsi makanan dengan meningkatkan kegiatan

otot usus halus, meningkatkan sekresi lambung dan merelaksasi sfinkter pilorus. Karena itu, dan

untuk membedakan dengan efek “katabolik” noradrenergik, divisi kolinergik kadang-kadang

dinamakan sistem saraf anabolik.6

Fungsi VIP yang dilepaskan dari neuron-neuron pascaganglionik kolinergik tidak jelas, tetapi

terdapat bukti bahwa VIP mempermudah kerja asetilkolin postsinaptik. Karena VIP merupakan

vasodilator, maka mungkin juga meningkatkan aliran darah di organ-organ sasaran.6

Lepas muatan noraderenergik

Divisi noradrenergik melepaskan implus sebagai suatu unit dalam keadaan darurat. Pengaruh

pelepasan implus ini sangat berarti dalam menyiapkan individu mengatasi keadaan darurat,

meskipun penting menghindari pemikiran yang salah yang berkaitan dengan pernyataan bahwa

sistem ini melepaskan impuls untuk melaksanakan hal itu. Misalnya, kegiatan noradrenergik

menimbulkan relaksasi akomodasi dan menyebabkan dilatasi pupil (membiarkan lebih banyak

cahaya masuk ke dalam mata), mempercepat denyut jantung, dan meningkatkan tekanan darah

(memungkinkan perfusi lebih baik pada organ vital dan otot), serta menyempitkan pembuluh

darah kulit(yang membatasi perdarahan pada luka). Kegiatan noradrenergik juga menurunkan

ambang di formasi retikular (meningkatkan kewaspadaan) dan meningkatkan kadar glukosa

plasma serta asam lemak bebas (memberikan lebih banyak energi). Berdasarkan berbagai

pengaruh tersebut, Cannon menamakan kegiatan sistem saraf noradrenergik yang dipicu oleh

keadaan darurat itu sebagai “persiapan untuk lari atau melawan”.6

Penekanan pada lepas muatan masal pada situasi stres sebaiknya tidak merancukan kenyataan

bahwa serat sraf otonom noradrenegrik juga melayani berbagai fungsi lain. Misalnya, kegiatan

tonik noradrenergik pada arterila mempertahankan tekanan arteri, dan variasi pada kegiatan tonik

ini merupakan mekanisme yang mempengaruhi pengaturan umpan balik sinus karotis terhadap

Page 13: Makalah HYPOTALAMUS

tekanan darah. Di samping itu, lepas muatan simpatis menurun pada hewan yang puasa dan

meningkat bila hewan puasa itu diberi makan kembali. Perubhan-perubahan ini dapat

menerangkan penurunan tekanan darah dan kecepatan metabolisme yang disebabkan oleh puasa

serta perubahan yang berlawanan akibat pemberian makanan.6

Vesikel bergranula kecil di neuron-neuron pascaganglionik noradrenegrik mengandung ATP dan

norepinefrin, sedangkan vesikel bergranula besar mengandung neueopetida Y. Terdapat bukti

bahwa rangsang frekuensi rendah menyebabkan pelepasan ATP, sedangkan rangsang frekuensi

tinggi menyebabkan pelepasan neuropeptida Y. Namun, fungsi ATP dan neuropeptida Y yang

dilepaskan tidak jelas.6

Ketakutan

Reaksi ketakutan dapat dihasilkan dalam hewan sadar dengan merangsang hypothalamus dan

nuclei amygdaloid. Sebaliknya reaksi ketakutan serta manifestasi autonom dan endokrin tak ada

dalam keadaan normalnya ia akan dibangkitkan bila amygdalae dirusak. Contoh dramatisnya

reaksi monyet terhadap ular. Monyet normalnya ditakutkan oleh ular. Setelah lobektomi

temporalis bilateral, maka monyet mendekati ular tanpa ketakutan, mengambilnya dan bahkan

memakannya.7

Kemarahan dan plasiditas

Kebanyakan hewan (termasuk manusia) mempertahankan kesimbangan antara kemarahan dan

lawannya, keadaan emosi yang tanpa nama yang lebih baik dinamai disini sebagai plasiditas

(tenang). Iritasi utama membuat individu normal “kehilangan kesabrannya”, tetapi rangsangan

ringan diabaikan. Pada hewan dengan lesi otak tertentu, keseimbangan ini beubah. Sejumlah lesi

menimbulkan suatu keadaan, tempat kebanyakan rangsangan ringan membangkitkan episode

marah yang hebat; lainnya menimbulkan keadaan, tempat rangsangan yang membangkitkan

kemarahan dan paling traumatik gagal mengganggu ketenangan abnormal hewan ini.7

Respon kemarahan terhadap rangsangan ringan terlihat setelah pembuangan neocortex dan

setelah perusakan nuclei ventralis medialis hypothalamus dan nuclei septal pada hewan dengan

cortex cerebri utuh. Di pihak lain, perusakan bilateral nuclei amygdala dalam kucing

menimbulkan kemaraha. Plasiditas yang dihasilkan oleh lesi amygdaloid pada hewan diubah ke

kemarahan oleh perusakan berikutnya atas nuclei ventralis medialis hypothalamus.7

Page 14: Makalah HYPOTALAMUS

Kemarahan dapat juga dihasilkan oleh rangsangan suatu area yang meluas ke belakangan melalui

hypothalamus lateralis ke substansia grisea sentral mesencephalon dan respon kemarahan yang

biasanya dihasilkan oleh rangsangan amygdaloid digagalkan oleh lesi ipsilateral dalam

hypothalamus lateralis atau mesencephalon rostral.7

Hormon gonad tampak mempengaruhi perilaku agresif. Pada hewan jantan, agresi. Pada hewan

jantan, agresi menurun oleh kastrasi dan ditingkatkan oleh endrogen. Ia juga dipersiapkan oleh

faktor sosial; ia lebih menonjol dalam jantan yang hidup bersama betina dan meningkat sewaktu-

waktu sesuatu yang asing dimasukkan ke dalam wilayah hewan.7

Mula-mula dianggap bahwa serangan kemarahan dalam hewan dengan lesi diencephalon dan

prosencephalon hanya menunjukkan manifestasi fisik motorik kemarahan, sehingga reaksi ini

dinamai “pura-pura marah”. Sekarang tampak hal ini tak tepat. Walaupun serangan kemarahan

dalam hewan dengan lesi diencephalon diinduksi oleh rangsangan ringan, namun biasanya ia

diarahkan dengan ketepatan besar pada sumber iritasi. Lebih lanjut, rangsangan hypothalamus

yang menimbulkan reaksi ketakutan-kemarahan jelas tak memuaskan hewan, karena ia menjadi

persiapan ('conditioned') melawan tempat percobaan dilakukan dan mencoba menghindari

rangkaian percobaan. Ia dapat mudah diajarkan menekan tuas atau melakukan sejumlah lainnya

yang bertindak mencegah rangsangan hypothalamus yang menimbulkan manifestasi ketakutan

atau kemarahan. Sulit (jika bukan tak mungkin) melakukan respon refleks bersyarat ('conditioned

reflex') oleh rangsangan sistem motorik murni dan juga sulit jika rangsangan yang tidak

dipersiapkan tidak membangkitkan perasaan menyenangkan. Fakta bahwa rangsangan

hypothalamus suatu rangsangan kuat tak dipersiapkan bagi pembentukan respon penghindaran

dipersiapkan dan fakta bahwa respon penghindaran sangat menetap, menunjukkan bahwa

rangsangan tak menyenangkan. Sehingga ada sedikit keraguan bahwa serangan kemarahan

mencakup manifestasi mental maupun fisik kemarahan dan istilah “pura-pura marah” harus

dibuang.7

KESIMPULAN

Emosi yang di rasakan oleh seseorang, entah itu rasa takut, senang, sedih, dan perubahan

fisik seperti hipertensi, takikardia dan berkeringat memiliki hubungan dengan Hypothalamus dan

sistem limbic yang berhubungan erat dengan ekspresi emosi dan pembentukan emosi.

Page 15: Makalah HYPOTALAMUS

DAFTAR PUSTAKA

1. Sloane E. Anatomi dan Fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC, 2004

2. Guyton A.C. Buku Ajar Fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC, 2008

3. Jungueira LC, Carnero J. Histologi Dasar Teks dan Atlas. Jakarta : EGC, 2007

4. Lauralee S. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta : EGC, 2011

5. Lauralee S. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta : EGC, 2001

6. Muray KR, Granner KD, Rodwell WV. Biokimia Harper. Edisi 27. Jakarta : EGC,

2009

7. Jack de Groot. Neuroanatomi korelatif (correlative neuroanatomy). Edisi 24. Jakarta :

EGC, 2002