16
BAB I PENDAHULUAN Masalah mendasar dalam mencapai pelayanan kesehatan yang optimal adalah adanya kesenjangan antara das sollen (cita-cita ideal akan pelayanan yang baik) dengan das sain (kondisi nyata yang ada di lapangan). Cita-cita model pelayanan kesehatan ideal seringkali terbentur pada kenyataan bahwa perspektif pembuat kebijakan, profesional kesehatan, institusi akademis, manajer kesehatan masyarakat dan komunitas, seringkali berbenturan karena perbedaan sisi pandang (yang kadangkala politis sifatnya). Seperti yang sudah banyak ditulis bahwa masalah yang sedang dihadapi saat ini adalah: 1 1. Terbatasnya dana. 2. Biaya kesehatan naik dengan cepat sejalan dengan banyaknya penyakit yang tidak dapat ditanggulangi. 3. Adanya kesenjangan antara kebutuhan dan keinginan. 4. Pelayanan jasa yang tidak efisien. Banyak upaya yang sudah dikerjakan untuk mengatasimasalah tersebut. Deklarasi Alma Alta 1978 sebagai contohnya dengan visi Primary Health Care for All. WHO Eropa, 1998 dengan visi Improving Health System: The Role of Family Medicine. Atau yang terakhir, dan menjadi rujukan sampai saat ini adalah kolaborasi antara WHO dan WONCA yang menghasilkan Vision of Family Medicine. Kurangnya pelayanan kesehatan yang komprehensif yang kemudian menciptakan kerjasama WHO dan WONCA menuju kesatuan di bidang kesehatan dalam proyek WHO – WONCA TUFH (Towards Unity For Health) di seluruh dunia. Dalam proyek ini, dokter pelayanan primer/dokter umum bekerja dengan visi yang sama dalam jasa pelayanan kesehatan. Dalam WHO-WONCA Working Paper, “Membuat Praktek dan Pendidikan Medis Relevan dengan Kebutuhan Manusia: Kontribusi Kedokteran Keluarga”, hasil dari konferensi di Ontario, Kanada tahun 1994 dan juga WHO Eropa tahun 1998 dalam “Kerangka Perkembangan Dokter Keluarga/Dokter Umum”. 1

Makalah IKMAS Dokter Keluarga

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah

Citation preview

Page 1: Makalah IKMAS Dokter Keluarga

BAB I

PENDAHULUAN

Masalah mendasar dalam mencapai pelayanan kesehatan yang optimal adalah adanya kesenjangan antara das sollen (cita-cita ideal akan pelayanan yang baik) dengan das sain (kondisi nyata yang ada di lapangan). Cita-cita model pelayanan kesehatan ideal seringkali terbentur pada kenyataan bahwa perspektif pembuat kebijakan, profesional kesehatan, institusi akademis, manajer kesehatan masyarakat dan komunitas, seringkali berbenturan karena perbedaan sisi pandang (yang kadangkala politis sifatnya). Seperti yang sudah banyak ditulis bahwa masalah yang sedang dihadapi saat ini adalah:1

1. Terbatasnya dana.2. Biaya kesehatan naik dengan cepat sejalan dengan banyaknya penyakit

yang tidak dapat ditanggulangi.3. Adanya kesenjangan antara kebutuhan dan keinginan.4. Pelayanan jasa yang tidak efisien.

Banyak upaya yang sudah dikerjakan untuk mengatasimasalah tersebut. Deklarasi Alma Alta 1978 sebagai contohnya dengan visi Primary Health Care for All. WHO Eropa, 1998 dengan visi Improving Health System: The Role of Family Medicine. Atau yang terakhir, dan menjadi rujukan sampai saat ini adalah kolaborasi antara WHO dan WONCA yang menghasilkan Vision of Family Medicine. Kurangnya pelayanan kesehatan yang komprehensif yang kemudian menciptakan kerjasama WHO dan WONCA menuju kesatuan di bidang kesehatan dalam proyek WHO – WONCA TUFH (Towards Unity For Health) di seluruh dunia. Dalam proyek ini, dokter pelayanan primer/dokter umum bekerja dengan visi yang sama dalam jasa pelayanan kesehatan. Dalam WHO-WONCA Working Paper, “Membuat Praktek dan Pendidikan Medis Relevan dengan Kebutuhan Manusia: Kontribusi Kedokteran Keluarga”, hasil dari konferensi di Ontario, Kanada tahun 1994 dan juga WHO Eropa tahun 1998 dalam “Kerangka Perkembangan Dokter Keluarga/Dokter Umum”. Semangat WHO-WONCA Working paper ini, menjadi ilham berbagai negara untuk mulai mengembanglan praktik dokter berbasis dokter keluarga di Indonesia.2,3

Sejak 1978 ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memulai programnya “Health for All in 2000”, pelayanan kesehatan primer menjadi salah satu hal yang utama dalam pengembangan perencanaan pemerintah. Program tersebut menitikberatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif. Pada Januari 1995 Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) dan Organisasi Dokter Keluarga Dunia (WONCA) telah merumuskan sebuah visi global dan rencana tindakan (action plan) untuk meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat yang tertuang dalam tulisan “Making Medical Practice and Education More Relevant to People’s Needs: The Role of Family Doctor”. Ilmu Kedokteran Keluarga kemudian masuk dalam Kurikulum Inti Pendidikan Dokter di Indonesia (KIPDI II) pada tahun 1993, yang merupakan bagian dari Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu Kesehatan Masyarakat.3

1

Page 2: Makalah IKMAS Dokter Keluarga

Dokter keluarga adalah setiap dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang profesi kedokteran maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan khusus di bidang kedokteran keluarga yang mempunyai wewenang untuk menjalankan praktek dokter keluarga. Dokter Keluarga diharapkan dapat member pelayanan kesehata medis yang didukung oleh pengetahuan kedokteran terkini secara menyeluruh (holistik), paripurna (komprehensif) terpadu, berkesinambungan untuk menyelesaikan semua keluhan dari pengguna jasa/pasien sebagai komponen keluarganya dengan tidak memandang umur, jenis kelamin dan sesuai dengan kemampuan sosialnya2,3.Dalam makalah ini akan membahas lebih dalam mengenai konsep Dokter Keluarga.

2

Page 3: Makalah IKMAS Dokter Keluarga

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Dokter Keluarga

Wawasan ilmu kedokteran telah dikemukakan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Komisi Bidang Ilmu Kedokteran pada tahun 1995, yaitu: mencakup ilmu-ilmu pengetahuan yang mempelajari proses tumbuh kembang manusia mulai dari saat pembuahan sampai dengan akhir hayat, serta berbagai konsep yang melandasi hidup dan kehidupan mulai pada tingkat molekuler sampai dengan tingkat individu utuh. Jadi bidang garapan utama studi ilmu kedokteran adalah perubahan, penyimpangan atau keadaan tidak optimalnya fungsi organ tubuh secara terpadu pada tingkat individu utuh sampai tingkat molekuler, dan adanya faktor genetik. Sedangakan untuk Ilmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mempelajari tentang:1,4

a. Dinamika kehidupan keluarga dalam lingkungannya.b. Pengaruh penyakit dan keturunan terhadap fungsi keluarga.c. Pengaruh fungsi keluarga terhadap timbul dan berkembangnya penyakit

serta permasalahan kesehatan keluarga.d. Berbagai cara pendekatan kesehatan untuk mengembalikan fungsi

keluarga dalam keadaan normal.

Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya. Pelayanan dalam bidang Dokter Keluarga melibatkan Dokter Keluarga (DK) sebagai penyaring di tingkat primer, dokter Spesialis (DSp) di tingkat pelayanan sekunder, rumah sakit rujukan, dan pihak pendana yang kesemuanya bekerja sama dibawah naungan peraturan dan perundangan.Secara singkat dapat didefinisikan sebagai dokter yang berprofesi  khusus sebagai dokter praktik umum yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat primer dengan menerapkan prinsip-prinsip kedokteran keluarga. Penjabaran tersebut adalah sebagai berikut:1,4,5

a. Berprofesi khusus karena dididik secara khusus untuk mencapai standar kompetensi tertentu

b. Dokter praktik umum, yaitu dokter yang dalam praktiknya menampung semua masalah yang dimiliki pasien tanpa memandang jenis kelamin, status sosial, jenis penyakit, golongan usia, ataupun sistem organ.

c. Pelayanan kesehatan tingkat primer ujung tombak pelayanan kesehatan tempat kontak pertama dengan pasien untuk selanjutnya menyelesaikan semua masalah sedini dan sedapat mungkin atau mengkoordinasikan tindak lanjut yang diperlukan pasien. 

d. Prinsip-prinsip kedokteran keluarga, adalah pelayanan yang komprehensif, kontinyu, koordinatif (kolaboratif), mengutamakan pencegahan, menimbang keluarga dan komunitasnya.

3

Page 4: Makalah IKMAS Dokter Keluarga

Adapun karakteristik yang harus dipenuhi oleh Dokter Keluarga menurut para ahli

dan organisasi kesehatan. Karakteristik dokter keluarga itu adalah:2,3

Lynn P. Carmichael (1973).2

a. Mencegah penyakit dan memelihara kesehatan

b. Pasien sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat

c. Pelayanan menyeluruh, mempertimbangkan pasien dan keluarganya

d. Handal mendiagnosis, tanggap epidemiologi dan terampil menangani

penyakit

e. Tanggap saling-aruh faktor biologik-emosi-sosial, dan mewaspadai

kemiripan penyakit.

Debra P. Hymovic & Martha Underwood Barnards (1973).2

a. Pelayanan responsif dan bertanggung jawab

b. Pelayanan primer dan lanjut

c. Diagnosis dini, capai taraf kesehatan tinggi

d. Memandang pasien dan keluarga

e. Melayani secara maksimal

Ikatan Dokter Indonesia (1982).2

a. Memandang pasien sebagai individu, bagian dari keluarga dan masyarakat

b. Pelayanan menyeluruh dan maksimal

c. Mengutamakan pencegahan, tingkatan taraf kesehatan

d. Menyesuaikan dengan kebutuhan pasien dan memenuhinya

e. Menyelenggarakan pelayanan primer dan bertanggung jawab atas

kelanjutannya

Tujuan dan Tugas Dokter Keluarga

4

Page 5: Makalah IKMAS Dokter Keluarga

Tujuan pelayanan dokter keluarga mencakup bidang yang amat luas. Jika

disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :2,4,5

a. Tujuan Umum

Tujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan tujuan pelayanan

kedokteran dan atau pelayanan kesehatan pada umumnya, yakni terwujudnya

keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga.

b. Tujuan Khusus

Sedangkan tujuan khusus pelayanan dokter keluarga dapat dibedakan

atas dua macam. Pertama adalah terpenuhinya kebutuhan keluarga akan

pelayanan kedokteran yang lebih efektif. Dibandingkan dengan pelayanan

kedokteran lainnya, pelayanan dokter keluarga memang lebih efektif. Ini

disebabkan karena dalam menangani suatu masalah kesehatan, perhatian tidak

hanya ditujukan pada keluhan yang disampaikan saja, tetapi pada pasien

sebagai manusia seutuhnya, dan bahkan sebagai bagian dari anggota keluarga

dengan lingkungannya masing-masing. Dengan diperhatikannya berbagai

faktor yang seperti ini, maka pengelolaan suatu masalah kesehatan akan dapat

dilakukan secara sempurna dan karena itu penyelesaian suatu masalah

kesehatan akan dapat pula diharapkan lebih memuaskan.4,5

Tujuan khusus yang kedua adalah terpenuhinya kebutuhan keluarga akan

pelayanan kedokteran yang lebih efisien. Dibandingkan dengan pelayanan

kedokteran lainnya, pelayanan dokter keluarga juga lebih mengutamakan

pelayanan pencegahan penyakit serta diselenggarakan secara menyeluruh,

terpadu dan berkesinambungan. Dengan diutamakannya pelayanan pencegahan

penyakit, maka berarti angka jatuh sakit akan menurun, yang apabila dapat

dipertahankan, pada gilirannya akan berperan besar dalam menurunkan biaya

kesehatan. Hal yang sama juga ditemukan pada pelayanan yang menyeluruh,

terpadu dan berkesinambungan. Karena salah satu keuntungan dari pelayanan

yang seperti ini ialah dapat dihindarkannya tindakan dan atau pemeriksaan

kedokteran yang berulang-ulang, yang besar peranannya dalam mencegah

penghamburan dana kesehatan yang jumlahnya telah diketahui selalu bersifat

terbatas.4,5

Tugas Dokter Keluarga adalah menyelesaikan masalah kesehatan keluarga secara

menyeluruh, hal itu meliputi :2

1. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan

bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan,

5

Page 6: Makalah IKMAS Dokter Keluarga

2. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,

Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat

dan sakit,

3. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya,

4. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf

kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi,

5. Menangani penyakit akut dan kronik,

6. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit,

7. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau

dirawat di RS

8. Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,

9. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,

10. Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,

11. Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,

12. Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan

ilmu kedokteran keluarga secara khusus.

Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik

1. Standar pelayanan paripurna

Sifat paripurna pada kedokteran keluarga yaitu termasuk pemiliharaan dan peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan kesehatan (curative) , pencegahankecacatan (disability limitation) , dan rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation) denganmemperlihatkan kemampuan sosial serta sesuai dengan mediko legal etika kedokteran.2,3

a. Pelayanan medis strata pertama untuk semua orangb. Memiliki izin pelayanan dokter keluarga dan surat persetujuan tempat praktikc. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pasien dan keluarganyad. Pencegahan penyakit dan proteksi khususe. Deteksi dini terhadap penyakit dan melakukan pentalaksanaan yang tepatterhadap

pasien dan keluarganyaf. Kuratif medic ,melaksanakan pemulihan kesehatan dan pencegahan kecacatan

pada strata pelayanan tingkat pertama, termasuk kegawatdaruratan medik, atau perujukan

g. Rehabilitasi medik dan sosial pada pasien dana atau keluarganyaSetelah mengalami masalah kesehatan baik dari segi fisik, jiwa maupun sosial

h. Kemampuan sosial keluarga, pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memeprhatikan kondisisosial pasien dan keluarganya

6

Page 7: Makalah IKMAS Dokter Keluarga

2. Standar pelayanan medis (standard of medical care)

 Pelayanan sebuah dokter keluarga harus sesuai dengan lege artis.4

a. Anamnesis

Dengan pendekatan  patient centered approach dalam rangka memperolehkeluhan utama pasien, kekhawatiran dan harapan pasien mengenai keluhannyatersebut, serta memperoleh keterangan untuk dapat menegakkan diagnosis.4

b. Pemeriksaan fisik, penunjang serta diagnosis dan diagnosis banding.

Melakukan secara diagnosis holistik.4

c. Konseling

Untuk membantu pasien dan keluarga menentukan pilihan terbaik penatalaksanaan untuk pasien konsultasi saat diperlukan, dokter keluarga melakukan konsultasi ke dokter yang dianggap lebih piawai dan atau berpengalaman.4

3. Standar pelayanan bersinambung (standard of continuum care)

 Pelayanan yang diberikan dokter keluarga merupakan pelayanan bersinambung yangmelaksanakan pelayanan kedokteran secara efektif efisien, proaktif dan terusmenerus demi kesehatan pasien.4

a. Rekam medik berkesinambung

Informasi riwayat kesehatan pasien sebelumnya pada saat datang digunakan untuk memastikan bahwa penatalaksanaan yang diterapkan telah sesuai.4

b. Pelayanan efektif efisien

Pelayanan dokter keluarga menyelenggarakan pelayanan rawat jalan efektifefisien bagi pasien, menjaga kualitas, sadar mutu dan biaya.4

c. Pendampingan

Saat dilaksanakan konsultasi dana atau rujukan, dokter keluarga menawarkankemudian melakasanakan pendampingan pasien, demi kepentingan pasien.4

d. Pelayanan proaktif

Pelayanan dokter keluarga menjaga kesinambungan.4

4. Standar pelayanan menyeluruh (standard of holistic of care)

Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu peduli bahwa pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, social dan spiritual, serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan sosialnya.4

a. Pasien adalah manusia seutuhnya

Pelayanan dokter keluarga memiliki system untuk memandang pasien sebagaimanusia yang seutuhnya.4

7

Page 8: Makalah IKMAS Dokter Keluarga

b. Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya

Pealyanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memandang pasien sebagai bagian dari keluarga pasien, dan memperhatikan bahwa keluarga pasien dapat mempengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kesehatan pasien.4

c. Pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya

Pelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar kehidupan pasien untuk meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan keluarganya.4

5. Standar pelayanan terpadu (standard of integration of care)

Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat terpadu, selain merupkankemitraan antara dokter dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis, jugamerupakan kemitraan lintas program dengan berbagai institusi yang menunjang pelayanan kedokteran baik dari formal maupun informal. koordinator penatalaksanaan pasien kerja sama dengan dokter pasien -keluarga, maupun bersama antara dokter pasien dokter spesialis / rumahsakit.4

a. Mitra dokter pasien saat proses pentalaksanaan medis

Mitra lintas sektoral medik Dokter keluarga bekerja sebahgai mitra penyedia pelayanan kesehatan dengan berbagai sektor pelayanan kesehatan formal di sekitarnya.4

b. Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimenter medik

Dokter keluarga memperdulikan dan memperhatikan kebutuhan dan perliaku pasien dan kelaurganya sebagai masyarakat yang menggunakan berbagai pelayanan kesehatan nonformal di sekitarnya.4

Perilaku Profesional Dalam Praktek

Standar perilaku dalam praktek (standard of behaviour in practice).5

a. Standar perilaku terhadap pasien

Dokter keluarga menyediakan kesempatan bagi pasien untuk menyampaikan kekhawatiran dan masalah kesehatannya, serta memberikan kesempatan kepada pasien untuk memperoleh penjelasan yang dibutuhkan guna dapat memutuskan pilihan penatalaksanaan yang akan dilaksanakannya.5

b. Informasi memperoleh pelayanan

Dokter keluarga memberikan keterangan yang adekuat mengenai cara untukmemperoleh pelayanan yang diinginkan.5

c. Masa konsultasi

Menyediakan waktu konsultasi untuk menjelaskan keluhan dan keinginanannya.5

8

Page 9: Makalah IKMAS Dokter Keluarga

d. Informasi medik menyeluruh

Dokter keluarga memberikan informasi yang jelas kepada pasien mengenaikeadaan dan tindakan terhadap pasien, sehingga memungkin pasien dapatmemutuhkan tindakan yang akan dilakukan terhadapnya.5

Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik (standard of partners relationship in practive)

Menghormati hak dan kewajiban pasien dan dokter baik dengan klinik, tim, sejawat, pegawai klinik, pemimpin klinik.5

Pengembangan ilmu dan ketrampilan

- Dapat memanfaatkan sumber pelayanan primer dengan memperhitungkan potensi yangdimiliki pengguna jasa pelayanan untuk menyelesaikanmasalahnya.

- Menyelenggarakanpelayan kedokteran keluarga yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan. Memberikan pelayanan kedokteran berdasarkan etika moral dan spritual

- Memiliki pengetahuan dan ketrampilan di bidang pengelolaan pelayanan kesehatan termasuk sistem pembiayaan (Asuransi Kesehatan/JPKM).

Pengelolaan Praktek

Pengelolaan sumber daya manusia

Tenagapelaksana-Tenagapelaksana yang dibutuhkan pada praktek dokter keluarga pada dasarnya tidaklah berbeda dengan tenaga pelaksana pelbagai pelayanan kedokteran lainnya.Tenagapelaksana yang dimaksud secaraumum dapat dibedakan atas tigamacam :

a. Tenagamedis

Tenagamedis yang dimaksudkan disini ialah para dokter keluarga.

b. Tenagaparamedis. Disarankan tenaga paramedis tersebut yang telah mendapatkan pendidikan dan latihan prinsip-prinsip pelayanan dokterkeluarga, baik aspekmedis dan ataupun aspek non medis.Jumlah tenaga paramedis yang diperlukan tergantung dari jumlah dokterkeluarga yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga secara umum disebutkan untuk setiap satu orang dokter keluarga, diperlukan 2 sampai 3 tenaga paramedis terlatih.

c. Tenaga non-medis.

9

Page 10: Makalah IKMAS Dokter Keluarga

Padaumumnya ada dua katagori tenaga non-medistersebut.Pertama, tenaga administrasi yang diperlukan untuk menangani masalah–masalaha dministrasi.Kedua, pekerjasosial (social worker) yang diperlukan untuk menangai program penyuluhan/nasehatkesehatan dan atau kunjungan rumah misalnya.Jumlah tenaga non medis yang diperlukan tergantung darijumlahd okter keluarga.

Menejemen keuangan dan klinik

- sistem pembiayaan klinik dokter keluarga dapat berasal dari asuransi sosial, asuransi komersial, dan out of pocket. Model pembiayaan yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan.

Fasilitas dan peralatan klinik dan penunjang medic- Peralatan yang dibutuhkan pada praktek dokterkeluarga pada

dasarnya tidak berbeda dengan peralatan berbagai pelayanan kedokteranlainnya. Jika pelayanan dokter keluarga tersebut dilaksanakan dalam bentuk klinik dokter keluarga, makaperalatan yang dibutuhkansecara umum. Peralatanmedis Karena praktek dokter keluarga melayani beberapa tindakan spesialistis sederhana, maka pada praktek dokter keluarga perlu disediakan berbagai peralatanmedis dibutuhkan berbagai peralatan pemeriksaan penunjang sertapertolongan gawat darurat, Peralatan yang dimaksudjugamencakup pula laboratoriumklinis, rontgenfoto, EKG, minor surgery set, sigmoiskop, audiometer, otoskop, visual chart, tonometer danophtalmoskop.

10

Page 11: Makalah IKMAS Dokter Keluarga

PENUTUP

Dokter keluarga merupakan profesi dokter yang dapat mencegah terjadinya pembengkakkan biaya dengan cara memperhatikan riwayat daripada suatu keluarga. Dengan tindakan seperti itulah dokter keluarga dapat mencegah penyakit yang akan timbul. Dan ini pula yang dilewati oleh dokter praktek umum.

Pelayanan Dokter Berbasis Dokter Keluarga di Indonesia bukanlah barang baru. Wacana ini semakin bergulir sejak WHO dan WONCA mengintroduksi “Kerangka Perkembangan Dokter Keluarga/Dokter Umum” (hasil dari konferensi di Ontario, Kanada tahun 1994). Dari sisi keilmuan dan idealisme pelayananan, pelayanan dokter keluarga akan sangat bermanfaat untuk menyehatkan masyarakat. Hal ini dikarenakan konsep dokter keluarga bekerja jauh ke hulu, yaitu menjaga masyarakat sehat agar tetap sehat dan tidak jatuh sakit. Kalaupun masyarakat sakit, early diagnosis berjalan baik, dan angka pelayanan kedokteran di strata kedua dan ketiga dapat dikurangi.

11

Page 12: Makalah IKMAS Dokter Keluarga

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. Sistem Kesehatan Nasional 2004. Jakarta, 2004.2. WHO-WONCA working paper. Making medical practice and education relevant to

people’s needs: the contribution of family doctor. November 1994; Ontario, Canada3. Gooh Lee Gan, et. all, a Primer on Family Medicine Practice, Singapore

International Foundation, 20044. Departemen Kesehatan RI: Sistem Kesehatan Nasional, DEPKES RI, Jakarta.

20025. Departemen Kesehatan RI (1986): Survai Nasional Kesehatan Rumah

Tangga, DEPKES RI, Jakarta.2002

12