Upload
septian-muna-barakati
View
44
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Tugas : Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Apras
Dosen : Wa Opi Faana, SST
IMUNISASI DPT
OLEH : KELOMPOK IV
1. ILAWATI
2. ISRAN ESRA
3. ISNAWATI
4. MUDMAINNA AKSAN
5. IRMAYANI
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan Puji dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Ridho
dan Rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ASUHAN KEBIDANAN
NEONANATUS, BAYI, BALITA DAN APRAS yang berjudul “IMUNISASI DPT”
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun
kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan dan bimbingan dari beberapa pihak, serta beberapa sumber referensi sebagai
pedoman pembuatan makalah ini, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi.
Kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaanya
makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan dan dapat menjadikan bantuan ini
sebagai ibadah dan pelajaran untuk kami. Amin yaa robbal ‘alamiin.
Semoga makalah ini bermanfaat.
Raha, 23 September 2014
Penulis
KELOMPOK IV
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Rumusan masalah......................................................................................
C. Tujuan Penulisan........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Imunisasi..................................................................................
B. Imunisasi Aktif Dan Pasif..........................................................................
C. Manfaat Imunisasi......................................................................................
D. Cara Pemberian Imunisasi..........................................................................
E. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).........................
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian DPT..................................................................................
B. Tujuan Dari Imunisasi DPT...............................................................
C. Waktu Pemberian Imunisasi DPT......................................................
D. Cara Pemberian Imunisasi DPT.........................................................
E. Alat Dan Bahan Imunisasi DPT.........................................................
F. Prosedur Kerja Imunisasi DPT...........................................................
G. Efek Samping Imunisasi DPT............................................................
H. Kontraindikasi Imunisasi DPT...........................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program imunisasi merupakan cara yang penting untuk melindungi anak. Tapi ini
bukan jalan satu –satunya. Imunisasi harus di berikan dengan bijaksana (Biddulph,
398:1999)Penyakit yang Dapat di Cegah dengan Imunisasi(PD3I) seperti TBC, Dipteri,
Pertusis, Campak, Tetanus, Polio, Hepatitis b, merupakan salah satu penyebab kematian anak
di negara – negara berkembang termasuk indonesia. Diperkirakan 1,7 juta kematian anak,5%
pada balita di Indonesiaadalah PD3I (Profil Kesehatan, DepkesSumbar 2005).Agar target
nasional dan global untuk mencapai eradikasi, eliminasi, harus di pertahankan tinggi dan
merata sampai mencapai tingkat kekebalan masyarakat yang tinggi. Kegagalan untuk
menjaga tingkat cakupan imunisasi yang tinggi dan merata dapat menimbulkan Kejadian
Luar Biasa (KLB) PD3I. Program nasional imunisasi anak ini menargetkan peningkatan
cakupan imunisasi di Indonesia menjadi 80,5% yang di ukur melalui peningkatan imunisasi
Dpt dan Campak pada bayi dan anak.
Tujuan penyelengaraan peningkatan angka cakupan imunisasi membangun komitmen
yang kuat dari berbagai pemangku kepentingan terhadap program peningkatan cakupan
imunisasi. Lebih memasyarakatkan program peningkatan cakupan imunisasi sebagai salah
satu program peningkatan kesehatan masyarakat lebih meluas dalam rangka pencapaian visi
masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat, dimana salah satu target nya untuk menurun kan
angka kematian bayi (ProfilKesehatan, DepkesSumbar 2005).
Dalam kegitan imunisasi yang dipakai sebagai indikator imunisasi lengkap adalah
imunisasi campak berdasarkan laporan yang diterima cakupan imunisasi campak rata – rata
telah melebihi target yang ditetapkan. Sehingga target Universal Child Imunization (UCI)
pada tingkat kabupaten dan kota masih dapat dipertahankan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah inii adalah :
1. Apa pengertian dari imunisasi DPT ?
2. Apa tujuan dari pemberian imunisasi DPT ?
3. Kapan waktu pemberian imunisasi DPT ?
4. Bagaimana cara pemberiann imunisasi DPT ?
5. Apa alat dan bahan dari imunisasi DPT ?
6. Bagaimana prosedur pemberian imunisasi DPT ?
7. Apa efek samping dari pemberian imunisasi DPT ?
8. Apa kontraindikasi dari pemberian imunisasi DPT ?
C. Tujuan Penulisan
Untuk menjelaskan tentang :
1. Pengertian DPT
2. Tujuan dari imunisasi DPT
3. Waktu Pemberian imunisasi DPT
4. Cara Pemberian imunisasi DPT
5. Alat dan Bahan imunisasi DPT
6. Prosedur kerja imunisasi DPT
7. Efek samping imunisasi DPT
8. Kontraindikasi imunisasi DPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang
mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal
atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau
resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan
imunisasi lainnya. Vaksin ialah suatu bahan yang terbuat dari kuman atau racunnya yang
telah dilemahkan atau dimatikan. Pemberian vaksin akan merangsang tubuh anak untuk
membuat antibody.
B. Imunisasi Aktif dan Imunisasi Pasif
Ada 2 jenis imunisasi, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Berikut ini akan
diuraikan arti dan perbedaan kedua jenis imunisasi tersebut.
Berbagai jenis vaksin yang dikemukakan di atas bila diberikan pada anak anda
merupakan contoh pemberian imunisasi aktif. Dalam hal ini tubuh anak akan membuat
sendiri zat anti setelah suatu rangsangan antigen dari luar tubuh, misalnya rangsangan virus
yang telah dilemahkan pada imunisasi polio atau imunisasi campak. Setelah rangsangan ini
kadar anti dalam tubuh anak akan meningkat, sehingga anak menjadi imun atau kebal.
Jelaslah bahwa pada imunisasi aktif, tubuh anak sendiri secara aktif akan menghasilkan zat
anti setelah adanya rangsangan vaksin dari luar tubuh.
Berlainan halnya dengan imunisasi pasif. Dalam hal ini imunisasi dilakukan dengan
penyuntikan sejumlah zat anti, sehingga kadarnya dalam darah akan meningkat. Zat anti yang
disuntikkan tadi biasanya telah dipersiapkan pembuatannya di luar tubuh anak, misalnya zat
anti yang terdapat dalam serum kuda yang telah dimurnikan. Jadi pada imunisasi pasif, kadar
zat anti yang meningkat dalam tubuh anak itu bukan sebagai hasil produksi tubuh anak
sendiri, tetapi secara pasif diperoleh karena suntikan atau pemberian dari luar tubuh. Contoh
imunisasi pasif ialah pemberian ATS (Anti Tetanus Serum) pada anak yang mendapat luka
kecelakaan. Serum anti tetanus ini diperoleh dari darah kuda yang mengandung banyak zat
anti tetanus. Contoh imunisasi pasif lain terjadi pada bayi baru lahir. Bayi itu menerima
berbagai jenis zat anti dari ibunya melalui darah uri (plasenta), misalnya zat anti terhadap
penyakit campak ketika bayi masih dalam kandungan ibu.
Perbedaan yang penting antara jenis imunisasi aktif dan imunisasi pasif ialah:
1. Untuk memperoleh kekebalan yang cukup, jumlah zat anti dalam tubuh harus
meningkat; pada imunisasi aktif diperlukan waktu yang agak lebih lama untuk
membuat zat anti itu dibandingkan dengan imunisasi pasif.
2. Kekebalan yang terdapat pada imunisasi aktif bertahan lama (bertahun-tahun),
sedangkan pada imunisasi pasif hanya berlangsung untuk 1 – 2 bulan.
3. Imunisasi aktif: tubuh anak sendiri membuat zat anti yang akan bertahan selama
bertahun-tahun.
4. Imunisasi pasif: tubuh anak tidak membuat sendiri zat anti. Si anak mendapatnya dari
luar tubuh dengan cara penyuntikan bahan/serum yang telah mengandung zat anti.
5. Kekebalan yang diperoleh dengan imunisasi pasif tidak berlangsung lama.
Kadang-kadang imunisasi aktif dan pasif diberikan dalam waktu yang bersamaan,
misalnya pada penyakit tetanus. Bila seorang anak terluka dan diduga akan terinfeksi kuman
tetanus, maka ia memerlukan pertolongan sementara yang harus cepat dilakukan. Saat itu
belum pernah mendapat imunisasi tetanus, karena itu ia diberi imunisasi pasif dengan
penyuntikan serum anti tetanus. Untuk memperoleh kekebalan yang langgeng, saat itu juga
sebaiknya mulai diberikan imunisasi aktif berupa penyuntikan toksoid tetanus. Kekebalan
pasif yang diperoleh dengan penyuntikan serum anti tetanus hanya berlangsung selama 1 – 2
bulan.
C. Manfaat Imunisasi
1. Manfaat untuk anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat
atau kematian.
2. Manfaat untuk keluarga
Menghilangkan kecemasan dan biaya pengobatan bila anak sakit.
Mendorong keluarga kecil apabila si orang tua yakin bahwa anak-anak akan
menjalani masa anak-anak dengan aman.
3. Manfaat untuk Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal sehat
untuk melanjutkan pembangunan negara dan memperbaiki citra bangsa Indonesia
diantara segenap bangsa di dunia.
D. Cara pemberian imunisasi
Teknik atau cara pemberian imunisasi umumnya dilakukan dengan melemahkan virus
atau bakteri penyebab penyakit lalu diberikan kepada seseorang dengan cara suntik atau
minum / telan. Setelah bibit penyakit masuk ke dalam tubuh kita maka tubuh akan terangsang
untuk melawan penyakit tersebut dengan membantuk antibodi. Antibodi itu uumnya bisa
terus ada di dalam tubuh orang yang telah diimunisasi untuk melawan penyakit yang
mencoba menyerang.
E. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
1. Difteri
Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri corynebacterium
diphtheria.Penyebarannya adalah melalui kontak fisik dan pernafasan
2. Pertusis
Disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari adalah penyakit pada saluran
pernafasan yang disebabkan oleh bakteri bordetella pertusis. Penyebarab
pertusis adalah melalui percikan ludah yang keluar dari batuk atau bersin.
Komplikasi pertusis adalah pneumonia yang dapat menyebabkan kematian.
3. Tetanus
Adalah penyakit yang disebabkan oleh clostridium tetani yang menghasilkan
neurotoksin.penyakit ini tidak menyebar dari orang keorang tetapi melalui
kotoran yang masuk kedalam luka yang dalam.
4. Tuberculos.
Adalah penyakit yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosa. Penyakit
ini menyebar melalui pernafasan lewat bersin atau batuk. Tuberculosis dapat
menyebabkan kelemahan dan kematian.
5. Campa
Adalah penyakit yang disebabkan virus myxovirus viridae
measles. Disebarkan melalui udara (percikan ludah) sewaktu bersin atau batuk
dari penderita. Komplikasi campak adalah diare hebat, peradangan pada
telinga pneumonia.
6. Poliomyelitis
Adalah penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh satu dari tiga
virus yang berhubungan yaitu virus polio tipe 1, 2, atau 3. Penyebaran
penyakit adalah melalui kotoran manusia yang terkontaminasi.
7. Hepatitis
Hepatitis B (penyakit kuning) adalah yang disebabkan oleh virus hepatitis B
yang merusak hati. Penularan penyakit adalah secara horizontal yaitu dari
darah dan produknya melalui suntikan yang tidak aman melalui tranfusi darah
dan melalui hubungan seksual. Sedangkan penularan secara vertical yaitu dari
ibu ke bayi selama proses persalinan.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian imunisasi DPT
Imunisasi DPT suatu kombinasi vaksin penangkal difteri, pertusis,dan
tetanus.Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis
dan tetanus.
Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat
menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Difteri disebabkan oleh C.
diphteriae, s e r i n g t i m b u l d i n e g a r a d e n g a n keadaan kesehatan lingkungan tidak baik;
jarang timbul di negara-negara industri.
D a l a m t a h u n 1 9 8 9 d i l a p o r k a n 4 6 . 8 0 0 k a s u s d i 1 6 0 n e g a r a ,
k i r a - k i r a 1 0 % diantaranya meninggal dunia. Penderita dapat menulari orang lain melalui
kontak perorangan setelah sakit selama 4 minggu atau lebih. Gejala meliputi demam,
tak enak badan dan sakit tenggorokan. Basil difteri di tenggorokan
mengeluarkant o k s i n y a n g d a p a t b e r a k i b a t f a t a l b a g i j a n t u n g d a n s u s u n a n
s a r a f . I m u n i s a s i lengkap DPT pada bayi di dunia, mencapai ± 47%.
Pertusis (batuk rejan) adalah infeksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan
batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis berlangsung
selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak
dapat bernafas, makan atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius,
seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak. P e r t u s i s d i s e b a b k a n o l e h B.
pertussis. D i p e r k i r a k a n k a s u s p e r t u s i s sejumlah 51 juta dengan kematian lebih dari
600;000 orang; namun hanya 1,1 juta penderita dilaporkan dari 163 negara dalam tahun 1983.
Hampir 80% anak-anak yang tidak diimunisasi menderita sakit pertusis sebelum umur 5
tahun. Kematiank a r e n a p e r t u s i s , 5 0 % t e r j a d i p a d a b a y i ( u m u r < 1 t a h u n ) .
P e r t u s i s d i t u l a r k a n melalui kontak dari orang ke orang, dan penderita dapat
menularkan penyakitsejak timbulnya gejala awal. Masa inkubasi penyakit 6 – 12
hari. Gejala awal p e r t u s i s m e n y e r u p a i i n f l u e n s a , y a k n i p i l e k , b e r s i n -
b e r s i n , b a t u k d a n d e m a m (stadiumcatarrhalis) kemudian diikuti stadium spasmodic dan
konvalesen.
Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta
kejang. Tetanus neonatorum disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan
alat y a n g t i d a k s t e r i l , a t a u m e n u t u p i n y a d e n g a n b a h a n - b a h a n s e p e r t i
a b u , l u m p u r sehingga terinfeksi dengan bakteri tetanus. Kasus tetanus di dunia
diperkirakan 30 mengenai 800.000 bayi yang baru lahir setiap tahun. Pada tahun 1983
dilaporkan10.000 tetanus neonatorum dari 74 negara. Hampir 100% bayi yang
menderitatetanus neonatorum, meninggal dunia. Penyakit tetanus ditandai
dengan kejang-kejang yang berkembang ke seluruh tubuh. Saat ini hanya ± 14%
ibu hamil didunia ini yang mendapatkan imunisasi TT dua dosis. Bayi yang
dilahirkan olehibu yang telah mendapatkan vaksinasi tetanus toxoid (IT) pada waktu hamil,
akanmendapatkan kekebalan selama 12 minggu dari sejak ia dilahirkan.
B. Tujuan imunisasi DPT
1. Mencegah penyakit difter
Difteri adalah penyakit yang bermula dari infeksi pada hal ini terkadang nyaris
tanpa disertai radang tenggorokan yang menyebabkan saluran pernapasan tersumbat,
kerusakan jantung dan kematian. Serta bisa menyebabkan infeksi paru-paru dan
kerusakan otak .
2. Mencegah terjadinya pertussis
Penyakit batuk biasanya banyak terjadi pada anak balita. Penyebab penyakit
ini adalah kuman Haemophylus pertusis. Kuman ini biasanya berada di saluran
pernafasan. Bila anak-anak dalam keadaan daya tahan tubuhnya melemah, maka
kuman tersebut mudah sekali menyerang dan menimbulkan penyakit. Penularannya
melalui cairan yang keluar dari hidung yang tersembur keluar waktu batuk atau
bersin. Perawatan dan pencegahan penyakit ini tidak terlalu sulit. Bila anak tidak
begitu menderita dan cuaca cukup baik, boleh ia dibawa keluar agar dapat menghirup
udara segar dan bersih. Makanan sebaiknya diberikan yang ringan-ringan dan cukup
bergizi. Pencegahan penyakit ini dengan imunisasi DPT .
3. Mencegah Tetanus
Tetanus adalah manifestasi sistemik tetanus disebabkan oleh absorbsi
eksotoksin sangat kuat yang dilepaskan oleh clostridiumtetani pada masa
pertumbuhan aktif dalam tubuh manusia. Penyebab penyakit
ini adalahclostridiumtetani yang hidup anaerob, berbentuk spora selama di luar tubuh
manusia, tersebar luas di tanah dan mengeluarkan toksin bila dalam kondisi
baik.Toksin ini dapat menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit dan
merupakantetanosporasmin yaitu toksinyang neurotropik yang dapat menyebabkan
ketegangan dan spasme otot.
C. Waktu Pemberian imunisasi DPT
Booster pertama biasanya diberikan pada umur sekitar 2 sampai 11 bulan dan
yang selanjutnya diberikan pada usia sekitar 4-5 tahun (Alimul, 2003 :72). Imunisasi
dasar vaksin DPT diberikan setelah berusia 2 bulan sebanyak 3 kali (DPT I, II dan III)
dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi DPT ulangan diberikan satu
tahun sejak imunisasi DPT III, kemudian saat masuk sekolah (5 – 6 tahun) dan saat
meninggalkan sekolah dasar (12 tahun). Menurut program dilanjutkan dengan TT
dikelas 2 dan 3 SD.
D. Cara Pemberian imunisasi DPT
Imunisasi DPT diberikan dengan cara injeksi intra muskuler (IM) pada paha
sebanyak 0,5 ml. Pemberian dilakukan 3 kali dengan interval 4 minggu.
E. Alat dan Bahan imunisasi DPT
1. Spuit disposibel 2,5 cc dan jarumnya
2. Vaksin DPT dan pelarutnya dalam termos es
3. Kapas alcohol
4. Sarung tangan
F. Prosedur kerja imunisasi DPT
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Jelaskan kepada orang tua prosedur yang akan dilakukan
4. Ambil vaksin DPT dengan spuit sesuai dengan program /anjuran, yaitu 0,5 ml
5. Atur posisi bayi (bayi dipangku ibunya, tangan kiri ibu merangkul bayi, meyangga
kepala bahu, dan memegang sisi luar tangan kiri bayi. Tangan kanan bayi
melingkar ke belakang tubuh ibu dan tangan kanan ibu memegang kaki bayi
dengan kuat).
6. Lakukan desinfeksi 1/3 area tengah paha bagian luar yang akan diinjeksi dengan
kapas alcohol
7. Regangkan daerah yang akan diinjeksi
8. Lakukan injeksi dengan memasukkan jarum ke intramuskular di daerah femur
9. Lepaskan sarung tangan
10. Cuci tangan
11. Catat reaksi yang terjadi
G. Efek samping imunisasi DPT
1. Panas
Kebanyakan anak akan menderita panas pada sore hari setelah mendapat
imunisasi DPT, tapi panas ini akan sembuh dalam 1 – 2 hari. Anjurkan agar jangan
dibungkus dengan baju tebal dan dimandikan dengan cara melap dengan air yang
dicelupkan ke air hangat.
2. Rasa sakit di daerah suntikan
Sebagian anak merasa nyeri, sakit, kemerahan, bengkak.
3. Peradangan
Bila pembengkakan terjadi seminggu atau lebih, maka hal ini mungkin
disebabkan peradangan, mungkin disebabkan oleh jarum suntik yang tidak steril
karena:
Telah tersentuh,
Sebelum dipakai menyuntik jarum diletakkan diatas tempat yang tidak steril,
Sterilisasi kurang lama,
Pencemaran oleh kuman.
H. Kontraindikasi imunisasi DPT
Imunisasi DPT tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah, pernah menderita
kejang atau pada penyakit gangguan kekebalan (defisiensi imunologik). Sakit batuk, pilek,
demam atau diare yang sifatnya ringan, bukan merupakan kontraindikasi yang mutlak.
Dokter akan mempertimbangkan pemberian imunisasi, seandainya anak anda sedang
menderita sakit ringan.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Imunisasi DPT suatu kombinasi vaksin penangkal difteri, pertusis,dan
tetanus.Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis
dan tetanus. Imunisasi dasar vaksin DPT diberikan setelah berusia 2 bulan sebanyak 3 kali
(DPT I, II dan III) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi DPT diberikan
dengan cara injeksi intra muskuler (IM) pada paha sebanyak 0,5 ml. Pemberian dilakukan 3
kali dengan interval 4 minggu. Efek samping imunisasi DPT yaitu panas, rasa sakit di daerah
suntikan, dan peradangan.
B. SARAN
Agar orang tua khususx para ibu ikut berperan serta dalam memberikan imunisasi
kepada anaknya dengan cara membawa anaknya mengikuti setiap imunisasi yang diadakan
diposyadu dan menjelaskan penting nya imunisasi dilakukan dengan tujuan memberikan
kekebalan dan mencegah suatu penyakit tertentu mulai dari imunisasi Hepatitis, BCG, DPT,
Polio dan Campak.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, aziz Alimul A. 2008. Buku Saku Praktikum Anak. Jakarta :
EGChttp://www.artikelkedokteran.com/540/pengertian-dasar-imunisasi.html. Diakses pada
tanggal 21 Maret 2012
http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/2dpt.pdf. Diakses pada tanggal 21 Maret 2012
http://www.bayisehat.com/immunization-mainmenu-36/357-imunisasi-pada-anak-i.html.
Diakses pada tanggal 21 Maret 2012
http://www.smallcrab.com/anak-anak/713-efek-samping-imunisasi. Diakses pada tanggal 21
Maret 2012