30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya penemuan bahan restorasi di bidang kedokteran gigi serta teknik penumpatan yang bermacam- macam akan mempermudah penumpatan kavitas gigi. Restorasi di bidang kedokteran gigi terbagi atas dua yaitu restorasi plastis dan restorasi rigid. Restorasi plastis yaitu bahan restorasi yang dimasukan kedalam kavitas masih dalam keadaan plastis dan masih dapat dibentuk dan kelak mengeras menjadi rigid, contohnya amalgam, komposit, dan semen ionomer kaca. Sedangkan restorasi rigid adalah restorasi yang dibentuk diluar mulut dari bahan yang rigid dan kemudian disemenkan kedalam gigi yang telah dipreparasi yang tentu saja tidak boleh mempunyai undercut. Salah satu contoh restorasi rigid adalah inlay. Inlay adalah restorasi tidak langsung yang terbuat dari emas atau porselen yang dimasukkan kedalam kavitas dan kemudian disemenkan. Perkembangan restorasi tuang modern adalah atas jasa seorang dokter gigi Amerika, Dr. William H. Taggart, yang pada tahun 1907 menguraikan satu tekhnik pembuatan emas tuang yang lepas dengan gigi yang telah dipreparasi dengan presisi yang baik. Tekhnik yang diuraikannya dikenal sebagai the lost wax process. Inlay terbuat dari logam tuang dan porselen yang memiliki keuntungan dan kerugian terhadap 1

Makalah Inlay

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fiykhgiu

Citation preview

Page 1: Makalah Inlay

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berkembangnya penemuan bahan restorasi di bidang kedokteran gigi serta

teknik penumpatan yang bermacam-macam akan mempermudah penumpatan

kavitas gigi. Restorasi di bidang kedokteran gigi terbagi atas dua yaitu restorasi

plastis dan restorasi rigid. Restorasi plastis yaitu bahan restorasi yang dimasukan

kedalam kavitas masih dalam keadaan plastis dan masih dapat dibentuk dan kelak

mengeras menjadi rigid, contohnya amalgam, komposit, dan semen ionomer kaca.

Sedangkan restorasi rigid adalah restorasi yang dibentuk diluar mulut dari bahan

yang rigid dan kemudian disemenkan kedalam gigi yang telah dipreparasi yang

tentu saja tidak boleh mempunyai undercut. Salah satu contoh restorasi rigid

adalah inlay.

Inlay adalah restorasi tidak langsung yang terbuat dari emas atau porselen

yang dimasukkan kedalam kavitas dan kemudian disemenkan. Perkembangan

restorasi tuang modern adalah atas jasa seorang dokter gigi Amerika, Dr. William

H. Taggart, yang pada tahun 1907 menguraikan satu tekhnik pembuatan emas

tuang yang lepas dengan gigi yang telah dipreparasi dengan presisi yang baik.

Tekhnik yang diuraikannya dikenal sebagai the lost wax process. Inlay terbuat

dari logam tuang dan porselen yang memiliki keuntungan dan kerugian terhadap

kekuatan, ketahanan terhadap abrasi, penampilan, versatilitas, biaya dan

penyemenan. Pembahasan tentang restorasi inlay, akan kami uraikan lebih jelas

pada bab selanjutnya

1.2 Tujuan

a. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi penggunaan inlay

b. Untuk mengetahui macam-macam bahan/material yang biasa digunakan

sebagai inlay.

c. Untuk mengetahui keuntungan serta kerugian penggunaan inlay

dibandingkan dengan restorasi biasa.

d. Untuk mengetahui prosedur klinis , tahap-tahap pembuatan, dan

pemasangan inlay.

1

Page 2: Makalah Inlay

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Inlay

Dental Inlay adalah restorasi gigi yang digunakan untuk memperbaiki gigi

yang rusak ringan hingga sedang. Inlay juga dapat digunakan untuk

mengembalikan gigi yang retak atau patah jika kerusakan tidak cukup parah untuk

memerlukan mahkota gigi. Inlay biasanya terbuat dari porselen, resin komposit,

dan kadang-kadang dari emas. Inlay disebut juga restorasi intrakorona , yaitu

restorasi yang terdapat di dalam kavitas oklusal. Restorasi ini dibentuk di luar

mulut dari bahan yang rigid dan kemudian disemenkan ke dalam gigi yang telah

dipreparasi, yang tentu saja tidak boleh mempunyai undercut.

Inlay serupa dengan onlay, yaitu tambalan yang dibuat di dental lab

kemudian dicekatkan ke gigi pasien dengan semen kedokteran gigi. Umumnya

gigi yang dibuatkan inlay atau onlay adalah gigi yang karies dan sudah berlubang

besar atau gigi dengan tambalan yang kondisinya sudah buruk dan harus diganti,

bila ditambal secara direct dengan amalgam ataupun resin komposit

dikhawatirkan tambalan tersebut tidak akan bertahan lama karena patah atau

lepas.

Beberapa restorasi intrakorona (inlay) yang sering digunakan adalah:

a. inlay logam tuang dengan teknik direk

b. inlay dan onlay logam tuang dengan teknik indirek

c. inlay porselen

2.2 Bahan yang digunakan

a. Logam tuang

Logam tradisional bagi inlay adalah emas. Emas murni (24 karat, 100

persen atau 1000 fine) jarang sekali digunakan karena merupakan bahan yang

sangat lunak. Logam lain lalu ditambahkan kedalamnya untuk meningkatkan sifat

fisiiknya dan karena itu bahan yang digunakan dalam inlay ”emas” tradisional

adalah suatu aloi emas. Aloi tersebut ada yang terdiri dari 60 persen emas atau

lebih dan ada pula yang hanya mengandung 20 persen emas. Aloi-aloi lain sama

2

Page 3: Makalah Inlay

sekali tidak mengandung emas tetapi hanya mengandung kombinasi-kombinasi

logam-logam lain, sehingga sering disebut sebagai logam cor.

b. Porselen

Inlay dan vinir porselen dibuat dengan salah satu dari dua teknik yang

sangat berbeda. Pada teknik pertama,cetakan gigi dicor dalam bahan refraktori

yang dapat dipanaskan sampai suhu tinggi sekali tanpa mengalami kerusaka.

Bubuk porselen dicampur dengan cairan sampai menjadi pasta dan dimasukkan ke

dalam kavitas inlay atau ke dalam permikaan labial model refraktori ini, kemudian

dibakar dalam tungku pembakaran sampai partikel-partikel porselennya menyatu.

Proses diulang beberapa kali hingga restorasi menjadi berbentuk dan berwarna

seperti yang diinginkan. Model refraktori kemudian dibuka,biasanya dengan sand

blasting atau glass bead blasting.

Teknik kedua adalah mengecor suatu batangan kaca yang layak cor ke

dalam mould dengan lost wax technique. Restorasi kaca ini kemudian dimasukkan

ke dalam tungku pembakaran keramik yang akan mengubah bahan menjadi

keramik yang kemudian diwarnai dan dibakar untuk mengubah penampilannya.

Kedua teknik menghasilkan restorasi keramik (biasanya disebut porselen

walaupun sebetulnya tidak akurat), tetapi bahan-bahan ini agak berbeda sifatnya.

2.3 Keuntungan dan kerugian restorasi logam tuang dan porselen

a. Kekuatan

Pada daerah yang tipis, logam cor lebih kuat daripada amalgam, komposit,

atau semen ionomer kaca dan mempunyai kesanggupan melawan kekuatan tensil

yanglebih besar. Oleh karena itu, bahan ini merupakan bahan pilihan untuk

melindungi tonjol gigi yang telah melemah, yang dengan ketebalan logam 1,0 mm

atau kurang sudah cukup dibandingkan dengan ketebalan minimal amalgam yang

3mm. Sifatnya yang kuat walau dalam potongan tipis juga membuat bahan ini

lebih ideal bagi restorasi vinir ekstrakorona seperti onlay, dan mahkota lengkap

atau sebagian. Bergatung pada aloi logam yang digunakannya, logam cor bersifat

agak duktil, yang memungkinkan tepi restorasi diburnis agar adaptasinya lebih

baik. Untuk itu, preparasi diakhiri dengan bevel atau bahu pada tepi agar ujung

logam nya bisa tipis.

3

Page 4: Makalah Inlay

Di pihak lain, porselen mempunyai kekuatan kompresif yang tinggi tetapi

rendah dalam kekuatan tensilnya. Ini berarti bahan ini relative getas dalam

potongan tipis, paling sedikit sampai bahan ini disemenkan pada gigi dan

mendapatkan dukungan dari jaringan gigi. Oleh karena itu restorasi porselen

jangan diberi bevel, dan diperlukan ketebalan minimal agar restorasi tidak pecah.

Bagi porselen konvensional, ketebalan ini minimal sekitar 1,5mm, tapi bagi vinir

porselen yang tidak terkena tekanan oklusal, 0,5mm atau kurang sudah memadai.1

b. Ketahanan terhadap abrasi

Walaupun amalgam menyerupai email dalam ketahananya terhadap abrasi,

baik komposit maupun semen ionomer kaca cenderung aus dengan lebih cepat

dari pada email, terutama dipermukaan oklusal. Logam tuang dan porselen paling

sedikit sama kuatnya dengan email dalam menahan abrasi, dan memang ada

keyakinan bahwa porselen lebih resisten daripada email sehingga restorasi

porselen berantagonis dengan gigi asli, gigi aslinya itu yang akan aus lebih cepat.

Ini akan benar-benar terjadi jiuka pengupaman (glazing) porselen tidak sempurna

atau tidak terkikis. Jika terdapat kavitas abrasi dileher gigi, komposit atau semen

ionomer mungkin sudah cukup menahan abrasi selanjutnya. Kadang-kadang

untuk mengulangi hal ini dipakai inlay porselen atau inlay logam cor.

c. Penampilan

Pernah suatu saat, ketika pilihan restorasi adalah amalgam, emas atau

silikat. Emas sering merupakan bahan yang paling disukai untuk alasan estetika

karena lebih menarik daripada amalgam dan tidak rusak seperti silikat. Selain itu,

dilingkungan masyarakat tertentu, emas di anggap sebagai symbol status jika

diletakkan di depan atau di pinggir mulut. Dengan di perkenalkannya bahan

restorasi sewarna dengan gigi yang lebih andal, mode tersebut lambat laun

menghilang dan kini relative sedikit pasien yang meminta tambalan emas.

d. Versatilitas

Logam cor merupakan bahan yang sangat serbaguna. Dengan teknik

indirek, restorasi oklusal dan konturaksial serta daerah kontaknya dapat di bentuk

dengan akurat di laboratorium. Jika restorasi tuang di buat pada pasien yang harus

juga di buatkan gigi tiruan sebagian lepas, bidang pemandu, dudukan test,dan

4

Page 5: Makalah Inlay

reciprocal ledge dapat sekaligus di bentuk pada restorasinya sewaktu dalam tahap

laboratorium.

e. Biaya

Biaya merupakan kelemahan terbesar dari restorasi logam tuang dan

porselen. Penyebab tingginya biaya adalah jumlah waktu yang harus dialokasikan.

Selalu ada tahap laboratorium sehingga minimal harus ada dua perjanjian klinis

dengan pasien. Pertama untuk preparasi gigi dan pencetakan, dan kedua untuk

pengepasan restorasi setelah dibuat di laboratorium. Waktu ekstra yang harus di

keluarkan oleh dokter gigi dan peteknik gigi tak terhindarkan lagi menyebabkan

biaya yang beberapa kali lebih mahal dari pada restorasi plastisnya yang setara.

f. Penyemenan

Factor yang lemah pada setiap restorasi yang di semenkan adalah

penyemenan. Tepi suatu restorasi yang tepat-rapat sekalipun masih mempunyai

celah beberapa micrometer (10-16 mikrometer) dari dinding kavitas. Kerapatan

tepi restorasi dengan demikian bergantung seluruhnya pada semen.

Secara ringkas, keuntungan dan kekurangan inlay dirangkum di bawah ini:

Inlay akan menambah kekuatan gigi lebih besar daripada tumpatan biasa

Inlay lebih kuat dan tahan lama daripada tumpatan biasa.

Lebih sederhana dibanding crown  karena lebih sedikit jaringan gigi yang

diambil.

Karena melalui proses laboratorium, inlay lebih mahal dibanding

tambalan biasa.

2.4 Indikasi dan Kontraindikasi

a. Indikasi

Kerusakan sudah meliputi setengah atau lebih permukaan gigi yang

digunakan untuk menggigit (pada gigi belakang)

Untuk menggantikan tambalan lama, terutama bila jaringan gigi

yang tersisa sedikit (pada gigi belakang).4

5

Page 6: Makalah Inlay

b. Kontraindikasi:

Permukaan oklusal yang berat

Restorasi keramik dapat patah pada saat kurangnya bagian yang besar

untuk mencukupi tekanan oklusal yang erlebihan. Seperti pasien yang memilki

bruxism atau kebiasaan clenching. Meihat permukaan oklusal dapat emnjadi

indikasi apakah gigi pasien bruxism/clenching.

Ketidakmampuan untuk memeliharanya

Meskipun beberapa penelitin memberitahukan bahwa dental adhesive

dapat menetralkan berbagai kontraindikasi, adhesive teknik memerlukan real-

perfect moisture control.yang menjamin keberhasilan kliniknya.

Preparasi subgingival yang tajam

Walupun ini tidak menjadi kontraindikasi yang absolute preparasi dengan

kedalaman tepi gingival harus dihindari. Tepi akan sulit dan mempengaruhi

cetakan dan akan sulit untuk di selesaikan.

Dibawah ini diuraikan secara lebih lengkap mengenai indikasi yang paling sering

bagi setiap restorasi Indikasi:

a. Inlay logam tuang direk

Teknik inlay logam tuang secara direk hanya dapat diterapkan pada

kavitas yang sangat kecil. Dengan demikian, sifat kuatnya suatu logam tuang tidak

termanfaatkan dengan maksimal. Hanya sedikit inlay logam tuang direk yang

dibuat dan ini pun biasanya diindikasikan bersama-sama dengan beberapa

restorasi lain.

b. Inlay logam tuang indirek

Teknik indirek memungkinkan dibuatnya variasi desain preparasi yang

lebih banyak. Tipe yang paling sering dipakai adalah inlay yang juga melindungi

tonjol gigi dengan jalan menutup permukaan oklusal, yang biasa disebut onlay.

Indikasi kedua yang paling sering untuk inlay indirek adalah sebagai bagian dari

suatu jembatan atau piranti lain yang menggantikan gigi hilang.

c. Inlay porselen

6

Page 7: Makalah Inlay

Inlay atau onlay porselen memiliki keuntungan dalam hal penampilannya

yang lebih alamiah dibandingkan dengan inlay logam tuang dan lebih tahan abrasi

daripada komposit. Oleh karena itu, porselen cocok untuk permukaan oklusal gigi

posterior yang restorasinya luas dan penampilannya diperlukan. Selain itu,

porselen dapat juga dipakai di permukaan bukal yang terlihat baik di gigi anterior

maupun posterior. Porselen tidak sekuat logam tuang tetapi jika sudah berikatan

dengan permukaan email melalui sistem etsa asam tampaknya akan menguatkan

gigi dengan cara yang sama seperti pada restorasi berlapis komposit atau semen

ionomer-resin komposit.

2.5 Prosedur Klinis Pembuatan Inlay

2.5.1 Inlay Logam Tuang Direk

a. Teknik preparasi

Karakteristik utama untuk preparasi inlay ini adalah tidak boleh ada

undercut walaupun harus tetap retentif. Secara teoritis sudut antara dinding-

dinding kavitas harus antara 7-10 derajat, tetapi hal ini hampir mustahil

dilaksanakan secara klinis, sehingga sudut 20 derajat secara rata-rata dapat

diterima. Jika garis-garis internal terlihat jelas sekali, maka berarti dinding kavitas

terlalu divergen ke oklusal. Sebaliknya, jika satu dinding selalu hilang dari

pandangan, maka berarti kavitasnya memiliki undercut. Dinding-dinding kavitas

harus dihaluskan agar pola direknya dapat dikeluarkan.

Aloi yang digunakan hendaknya aloi yang duktil dan tepi kavitas dibevel

sehingga inlay dapat diburnis untuk meningkatkan adaptasi tepinya. Bevel dapat

dibuat dengan memakai kecepatan tinggi dengan bur karbida tungsten kecepatan

tinggi atau dengan kecepatan rendah . kavitas ini dapat dilapik dengan semen

EBA atau semen ionomer. Pada kavitas yang sangat dalam, diperlukan subpelapik

hidroksida kalsium.

b. Pola direk

Untuk membuat pola malam direk, permukaan preparasi mula-mula dilumas

dulu dengan lapisan tifis parafin cair atau larutan sabun. Sebatang malam inlay

dilunakkan dan dibentuk mengerucut dengan jalan memanaskan unjung malam

7

Page 8: Makalah Inlay

secara hati-hati di atas api spiritus. Malam jangan sampai dipanaskan terlalu tinggi

hingga mencair dan menetes. Ujung malam yang sudah lunak dibentuk sampai

berbentuk kerucut memakai ibu jari dan telunjuk. Kerucut malam yang lunak

tersebut kemudian ditekankan ke kavitas dan tetap ditekan sampai malamnya

mendingin.

Jika sudah keras, malam diukir dengan instrumen panas atau tajam sambil hati-

hati dalam membentuk bevel sudut tepi kavitas dan kontur. Permukaan malam

dapat dihaluskan dengan butira kapas. Kapas ini dibasahi dahulu dengan air dan

diletakkan di atas nyala api sampai airnya hampir mendidih. Ini dapat dipakai

untuk menghaluskan kekasaran-kekasaran kecil.

Tahap selanjutnya adalah memberikan sprue pada pola malam. Sprue terbuat

dari kawat bulat lurus berdiameter sekitar 1 mm dan panjang 15 mm. Sprue

dipanaskan dan setelah ditambah selapis malam inlay disekelilingnya, sprue

ditusukkan di tengan pola dan dibiarkan sampai dingin. Sprue berfungsi ganda;

sebagai pegangan untuk menarik pola malam dari kavitas dan membentuk saluran

tempat mengalirnya logam setelah pola ditanamkan dan spruenya diangkat.

Pola malam diangkat dari kavitas dengan memegang sprue dengan jari dan

periksalah baik-baik permukaan dalamnya. Pola malam yang baik seharusnya

mencerminkan reproduksi yang tajam dari rincian permukaan internal kavitas.

Tambalam sementara diperlukan untuk melindungi dentin terbuka, sampai

inlaynya selesai dicor. Tambalan ini bisa berupa semen OSE walaupun tidak ideal

karena akan sukar dibuka tanpa merusak preparasi. Lebih disukai memai akrilik

untuk mahkot adan jembatan sementara karena dapat dibuka dalam satu kesatuan.

Akrilik dicampur samapi konsistensinya kental, dimasukkan ke dalam kavitas dan

dibentuk dengan instrumen plastis datar. Ketika hampir mengeras inlay sementara

dikeluarkan kemudian dimasuk-keluarkan beberapa kali sampai mengeras. Ini

akan menghindarkan inlay sementara menempel pada kavitas. Inlay sementara

kemudian disemenkan dengan semen sementara OSE.

c. Tahap Laboratorium

8

Page 9: Makalah Inlay

Tahap laboratorium akan bervariasi bergantung pada bahan pola dan logam

yang digunakan. Singkat kata, sprue dan pola diletakkan pada cone-shaped form,

ditutup dengan bumbung tuang lalu dituangi dengan bahan investmen dan

dibiarkan mengeras. Jika telah mengeras, cone-shaped form dan sprue diangkat

dengan pinset. Bumbung tuang kemudian dipanaskan dalam tungku sampai

malam meleleh dan menguap atau akriliknya terbakar habis lalu logam cair

dicorkan dan dibiarkan mengeras. Ketika masih panas bumbung tuang dicelupkan

ke dalam air sehingga investmen akan pecah dan mudah dibuka. Sprue dipotong,

biasanya disisakan sedikit sebagai pegangan ketika mencoba inlay dalam kavitas.

Inlay direk yang kecil biasanya tidak dipoles sampai dicobakan di dalam mulut.1

d. Kunjungan Klinis Kedua

Inlay sementara dibuka dan kavitas dibersihkan serta diperiksa dari sisa-sisa

tambalan sementara. Sebelum dicobakan di dalam kavitas, permukaan dalam inlay

harus diperiksa dengan teliti, jika terdapat sedikit benjolan kacil emas dapat

dihilangkan dengan ekskavator, tetapi jika defek in ibesar dan banyak, pola malam

harus dibuat ulang.

Selanjutnya inlay dicobakan ke dalam kavitas. Jika duduknya tidak baik,

kemungkinan terdapat sisa-sisa tambalan sementara atau adanya undercut dalam

kavitas dan pola malam yang distorsi. Dalam keadaan seperti ini, kavitasnya harus

dimodifikasi dan pola dibuat kembali. Akhirnya bevelnya yang diperiksa, karena

bevel yang tidak cukup akan juga memerlukan pembuatan pola malan yang baru.

Jika restorasinya telah pas, tepi inlay diburnis dengan burniser tangan dengan

gerakan dari inlay ke gigi. Suatu daerah tepi yang tampak terlalu tebal dapat

dikurangi dengan bur pengakhir baja bulat dan kecil atau dengan stone putih

kecepatan rendah. Instrumen harus digunakan dengan tekanan ringan dan diputar

dari emas ke gigi sehingga berefek kerja dari emas ke gigi.

Tepi inlay kini dipoles di alam mulut sejauh mungkin, memakai poin karet

pumis dan caret. Akhirnya inlay diangkat dan sprue dipotong. Sisa permukaan

dipoles dengan roda karet abrasif. Selanjutnya inlay disemenkan dengan semen

ionomer kaca tipe penyemen atau semen Zn. Fosfat yang dicampur samapi

9

Page 10: Makalah Inlay

konsistensinya seperti krim. Semen ionomer kaca lebih disukai karena lebih

adhesif ke dentin dan kurang iritatif terhadap pulpa. Semen dicapur sesuai

instruksi pabrik. Semen yang telah dicampur diulaskan ke permukaan dalam inlay,

dimasukkan ke dlam kavitas, ditekan sampai posisinya baik dengan burniser

berberntuk buah pir. Jika semen telah benar-benar mengeras, gunakan ekskavator

atau sonde untuk menghilangkan kelebihan semen. Jika semen ionomer yang

dipakai, tepinya harus dilapisi dua lapis pernis. Restorasi kemudian dipoles akhir

dengan poin karet pumis dan tepinya dipernis ulang.

2.5.2 Inlay logam tuang indirek

a. Preparasi bagi inlay MOD dengan perlindungan tonjol

Ini merupakan macam inlay yang paling umum dilakukan. Prinsi-prinsip

ini di aplikasikan agak berbeda untuk memperhitungkan sifat-sifat bahan yang

digunakan, tetapi secara prinsip sama dengan prinsip untuk restorasi plastis ,

yaitu:

Memperoleh akses ke karies atau membuang restorasi lama.

Membuang karies.

Mempertimbangkan dengan seksama langkah berikutnya.

Desain untuk inlay harus dipertimbangkan kembali ditahap ini dan jika

keputusannya telah dikonfirmasikan maka rencanakan rincian desain.

Mempreparasi kavitas sehingga retentive dan resisten.

Mempreparasi perlindungan tonjolnya.

Mengecek undercut.

Mempreparasi garis-garis akhir.

Melapik kavitas.

b. Retensi bagi kavitas inlay

Retensi diperoleh dengan mempreparasi dinding yang saling

berhadapan menjadi separalel mungkin dan tanpa undercut. Hal ini

memungkinkan diperolehnya jalan masuk inlay dengan baik dari arah

oklusal, dan paling mudah dibuat dengan menggunakan bur fissure karbida

10

Page 11: Makalah Inlay

tungsten lurus mengguncup pada kecepatan tinggi. Agar dinding-dinding

kavitas bias separalel mungkin, bur harus diatur kembali letaknya ketika

berpindah dari sisi bukal ke sisi lingual kavitas. Hilangnya retensi diarah

lain dicegah dengan keberadaan tonjol dan kunci oklusal dalam cara yang

sama dengan retensi bagi amalgam.1

c. Perlindungan tonjol

Aspek penting dari desain dan alasan utama untuk memilih tipe

restorasi ini adalah guna melindungi tonjol yang lemah agar tidak patah

karena tekanan oklusal. Untuk melakukan ini, tonjol yang lemah dikurangi

ketinggiannya, sejajar dengan lereng tonjol. Dasar pengasahan tergantung

keadaan tetapi umumnya tidak lebih dari 0,5mm. untuk beberapa kasus,

pengasahan mungkin harus dilakukan lebih banyak (sampai 1,5 mm),

terutama jika tonjol yang akan di lindungi berkontak pada gerak lateral

mandibula (tonjol fungsional)dank arena itu rawan terhadap tekanan lateral.1

d. Pemeriksaan undercut

Kavitas harus bebas dari undercut agar semua garis (line angle) yang

kecil dan titik sudut (point angle) bias dilihat sekaligus. Undercut bias dicek

dengan melihatnya langsung pada kavitas, atau dengan kaca mulut

(khususnya yang mempunyai permukaan pemantul), pada arah pelepasan

inlay. Tanpa memindahkan posisi kepala, operator bisa memasukkan sonde

dari pandangan, berarti sonde masuk kedaerah undercut. Tindakan ini perlu

dilakukan dengan hati-hati pada kavitas MOD, agar daerahnya bebas

undercut. Semua undercut yang ada harus dihilangkan, baik dengan

mempreparasi lagi gigi tersebut atau jika undercut didukung dengan baik

oleh dentin, dengan menutupinya dengan menggunakan semen.1

e. Garis pengakhir

Beberapa bentuk bevel atau chamfer merupakan garis pengakhir

yang umum dilakukan untuk restorasi tuang intrakorona. Penggunaan

bentuk ini menghasilkan sudut tepi kavitas (cavo-surface) 1350 dan sudut

11

Page 12: Makalah Inlay

tepi logam 450. Jika inlay dipasang, tepi logam yang tipis ini bisa diburnis

ke email.

f. Pelapikan kavitas

Pada kavitas yan dalam harus digunakan sub pelapik dari semen

yang mengandung hidroksida kalsium. Bahan pelapik kedua selanjutnyya

diletakkan diatas sub pelapik untuk menutup setiap undercut, mendatarkan

lantai oklusal dan dinding pulpa, dan sebagai isolator panas bagi pulpa.

Semen ionomer kaca merupakan bahan pilihan untuk pelapik structural ini

karena adhesive terhadap dentin.1,7

g. Pencetakan

Sendok cetak khusus

Sendok mendukung bahan disekitar gigi, ini berarti bahan di

sekitar gigi; ini berarti bahwa bahan cetak yang digunakan makin sedikit

dan bisa diperoleh ketebalan bahan yang konsisten. Jika diperlukan dapat

pula dibuat sendok cetak khusus dari resin akrilik pada model studi.

Sendok harus menutupi semua gigi didalam lengkung dan diperluas 2mm

melebihi tepi gingival. Sendok harus berjarak 1-2mm dari gigi-gigi tetapi

berkontak dengan 3 gigi disepanjang rahang sehingga bisa dipasang

dengan tepat tanpa menyentuh gigi yang dipreparasi. Bahan adhesive yang

tepat untuk pencetakkan diulaskan pada bagian dalam sendok dan sekitar

tepi-tepinya, kemudian dibiarkan mongering sebelum dilakukan

pencetakkan.1

Pengisolasian gigi; retraksi gingival

Bahan cetak elastomer bersifat hidrofobik dank arena itu,

permukaan gigi yang dipreparasi harus kering. Gigi diisolasi dengan

gulungan kapas dan disertai penghisap saliva. Jaringan gingival harus

dalam keadaan sehat sebelum dilakukan preparasi. Jika tepi preparasi

diperluas ke atau dibawah tepi gingival, tepi gingival perlu diretraksi

sebelum pencetakan agar diperoleh cetakan bagian tepi yang akurat.

12

Page 13: Makalah Inlay

Untuk tujuan ini digunakan benang retraksi gingival yang dibasahi larutan

stiptik seperti alumanium klorida atau vasikonstriktor misalnya adrenalin.

Benang ditekan perlahan-lahan ke leher gingival dengan alat plastic datar,

dibiarkan 1-2menit sebelum dilakukan pencetakkan.

Pembuatan cetakan

Bahan cetak diaduk merata sesuai petunjuk pabrik. Benang retraksi

dilepas dan bahan cetak yang encer disuntikan kedalam preparasi dan

sekitar gigi. Bahan cetak yang lebih kental atau berbentuk padat diletakkan

pada sendok cetak dan sendok cetak ditempatkan diatas bahan encer yang

belum mengeras. Ini membantu bahan cetak beradaptasi kesemua daerah

preparasi dan leher gingiva. Sendok cetak ditahan sampai bahan cetak

mengeras dan dikeluarkan dari mulut.

Pemeriksaan cetakan

Cetakan hasil preparasi harus diperiksa rinciannya untuk melihat

apakah semua bagian tepi terlihat dan tidak ada lubang kosong karena

gelembung udara yang terjebak. Rincian permukaan okusal dari seluruh

cetakan harus diperiksa karena akibat gelembung udara nantinya akan

terisi gip dan menghalangi oklusi model.1

2.5.3 Inlay Sementara

Sementara Inlay tuangnya dibuat, dibutuhkan restorasi sementara yang

kuat untuk:

1. Melindungi pulpa

2. Mencegah pertumbuhan kedalam dari jaringan gingiva

3. Mencegah perubahan kontak oklusal dan aproksimal

4. Merestorasi penampilan dan kenyamanan

Untuk ini, dibutuhkan inlay yang kuat yang bisa disemen dengan

bahan semen sementara tetapi mudah dilepas pada kunjungan berikut.

Bahan untuk mahkota sementara bisa dipergunakan sebagai bahan inlay

sementara.1

13

Page 14: Makalah Inlay

Kavitas dilumasi dengan Vaselin dan pita matriks dipasang pada

gigi. Pita diburnish untuk memperoleh kontak aproksimal yang akurat dan

baji dipasang untuk memperolah adaptasi servikal yang baik. Resin diaduk

dan setelah mencapai kekentalan seperti dempul, diletakkan di dalam

preparasi.

Ketika resin mengeras, resin akan kehilangan plastisitasnya dan

pita serta inlay sementara sekarang sudah bisa dilepas. Inlay harus

dipasang dengan hati-hati dan dilepas beberapa kali sampai semen

mengeras. Kelebihan resin dibersihkan dari inlay diluar mulut, dengan bur

baja dan henpis. Akhirnya inlay dipasang dan oklusi dicek dengan kertas

artikulasi serta disesuaikan sampai akurat apada posisi intercuspal dan

gerak lateral. Inlay sementara akahirnya dihaluskan dengan roret sebelum

disemen dengan semen sementara oksida-seng eugenol. Sewaktu semen

mengaras, kelebihannya dibuang dengan sonde.

Tahap Laboratorium

Pada dasarnya, cetakan kerja diisi dengan gips keras disertai pin

runcing atau alat lain agar model gigi yang dipreparasi bisa dipotong

terpisah dari bagian model yang lain. Sedemikian rupa sehingga bisa

dipasang kembali keposisi yang sama. Inilah yang disebut die. Pola malam

dibuat pada die yang sudah dilumasi dan karena die dilepas dari model

induk, maka bisa diperoleh pola malam direct dengan adaptasi tepi gingiva

proksimal dan titik kontak yang lenih akurat. Pola malam kemudian diberi

sprue seperti biasa, tetapi biasanya digunakan sprue malam atau plastik,

bukan logam dan dicor. Sprue dilepas dan inlay dipoles di laboratorium

sebelum dikembalikan ke klinik.

Oklusi di cek sewaktu pola malam dibuat dan selama pemolesan,

dengan mengartikulasikan model kerja dengan model antagonisnya. Ini

14

Page 15: Makalah Inlay

bisa dilakukan dengan tangan, tapi lebih baik bila model dioklusi dengan

artikulator sederahana. Keuntungannya adalah bila menggunakan tangan

sebagian besar gigi akan saling berkontak meskipun pola malam kurang

baik, tetapi dengan artikulator, kontak yang terlalu tinggi dengan pola

malam akan membuat gigi lain tidak berkontak sehingga penyimpangan

oklusi bisa dilihat dengan jelas.1

Kunjungan klinis kedua

Sebelum pasien datang, periksa lebih dulu ketepatan hasil

pengecoran pada die dan permukaan cekatnya kalau-kalau ada kelebihan

kecil yang bisa membuat restorasi sulit dipasang.

- Melepas inlay sementara

Pada pemasangan restorasi perlindungan tonjol, pemakaian

isolator karet agak menggangu karena oklusi perlu dicek secermat

mungkin. Walaupun demikian, bisa digunakan gulungan spon basah,

yakni spon kupu-kupu untuk mencegah agar inlay tidak tertelan atau

terhirup. Skeler digunakan untuk melepas inlay sementara dan semua

sisa semen sementara dibersihkan dengan sonde.

- Mencoba restorasi tuang

Setelah memastikan bahwa spon kupu-kupu melindungi

faring, pasanglah restorasi tuangnya dan periksa tepinya dengan

sonde tajam kalau-kalau ada bahan yang kurang atau ada

ketidakteraturan. Jika restorasi tidak mau duduk dengan baik, carilah

penyebab kesalahan dengan urutan sebagai berikut:

1. Kotoran atau semen sementara masih ada dalam preparasi

2. Pertumbuhan berlebih dari gingiva kedalam preparasi

3. Kontur proksimal terlalu besar

4. jika restorasi tidak bisa juga dipasang mungkin penyebabnya

adalah perubahan bentuk pola malam atau cetakannya.

15

Page 16: Makalah Inlay

Jika ketepatan bagian tepi baik tetapi titik kontak kurang memadai,

keadaan ini bisa diperbaiki dengan menambah solder logam pada daerah

tersebut. Setelah restorasi terpasang, spon bisa dikeluarkan dan oklusi

dicek pada semua gerak mandibula. Gunakanlah kertas artikulasi untuk

memeriksa titik kontak prematur. Sebelum melepas inlay untuk untuk

memperbaiki kontak ini, pasang kembali spon kupu-kupu. Jika oklusi

sudah diperbaiki, inlay dikeluarkan, dihaluskan dan dipoles.

Akhirnya, sebelum disemenkan, tepi restorasi harus diburnish ke

email dengan menggunakan instrumen genggam atau burnisher protatif.

Instrumen harus selalu digerakkan dari logam kearah gigi.1

Sementasi restorasi

Inlay bisa disemenkan dengan semen ionomer kaca atau seng

fosfat. Untuk ini kuadran rahang harus direstorasi dan dikeringkan. Serta

semen diaduk menurut petunjuk pabrik.6,7

Semen seng fosfat diaduk perlahan sampai seperti krim. Semen

ionomer kaca diaduk dengan cepat sampai konsistensinya agak kental.

Kavitas diisi dengan semen, menggunakan instrumen plastik datar, dan

inlay diletakkan dengan cepat dan ditekan. Pasien diminta untuk menggigit

gulungan kapas agar diperoleh tekanan yang mantap sementara semen

mengeras. Kelebihan semen baru boleh dibersihkan setelah semen

mengeras dan dilakukan hati-hati agar jangan ada semen yang terjungkit

dari tepi gingiva.1

2.5.4 Inlay Porselen

Inlay atau onlay porselen yang modern mempunyai permukaan

dalam (pit surface) yang dietsa atau sekurang-kurangnya dikasarkan. Inlay

ini disemenkan dengan semen komposit terhadap email yang sudah dietsa

atau ke basis semen ionomer kaca yang dietsa. Jadi, desain retentif dari

kavitas kurang penting dibandingkan untuk inlay logam tuang

konvensional. Disini karies dan restorasi yang lama harus dibuang, tetapi

16

Page 17: Makalah Inlay

basis ionomer kaca umumnya dibuat cukup tebal, kadang-kadang di atas

subpelapik hidroksida kalsium, dan berfungsi sebagai pembonding dan

penguat dentin yang masih ada pada tonjol gigi. Inlay atau onlay porselen

disini terutama berfungsi untuk memberikan lapisan permukaan oklusal

yang tahan keausan.1,3,6

Prinsip desain kavitasnya adalah harus masih ada cukup email atau

permukaan ionomer kaca untuk dietsa dan tepinya tidak dibevel. Teknik

pencetakannya sama untuk logam tuang indirek. Untuk penyemenan

digunakan resin komposit khusus. Inlay dikembalikan dari laboratorium

dengan permukaan dalam yang telah dietsa menggunakan asam

hidrofluorik atau hanya dibiarkan kasar setelah dilepas dari die refraktori

dengan cara sandblasting. Gigi diisolasi dengan isolator karet, inlay

sementara dilepas, dan email serta setiap semen ionomer kaca yang

membentuk bagian preparasi dietsa, dicuci dan dikeringkan. Resin

kemudian diaplikasikan menurut petunjuk pabrik. Pada pemakaian

beberapa semen perekat reaksi pengerasan bisa dipercepat dengan

penyinaran dan reaksi pengerasan akan berlanjut secara kimia. Kelebihan

semen akan lebih mudah dibersihkan pada saat semen belum mengeras

sempurna. Jika semen sudah mengeras, isolator karet dilepas dan oklusi

dicek dengan kertas artikulasi serta diasah dengan bur intan kecil.

Permukaan yang diasah bisa dipoles dengan disk pemoles komposit atau

dengan roret dan poin yang khusus dibuat untuk memoles porselen.1

17

Page 18: Makalah Inlay

BAB 3

KESIMPULAN

Inlay adalah restorasi gigi yang digunakan untuk memperbaiki gigi yang

rusak ringan hingga sedang. Inlay disebut juga restorasi intrakorona , yaitu

restorasi yang terdapat di dalam kavitas oklusal. Restorasi ini dibentuk di luar

mulut dari bahan yang rigid dan kemudian disemenkan ke dalam gigi yang telah

dipreparasi, yang tentu saja tidak boleh mempunyai undercut.1

Inlay serupa dengan onlay, yaitu tambalan yang dibuat di dental lab

kemudian dicekatkan ke gigi pasien dengan semen kedokteran gigi. Umumnya

gigi yang dibuatkan inlay atau onlay adalah gigi yang karies dan sudah berlubang

besar atau gigi dengan tambalan yang kondisinya sudah buruk dan harus diganti,

bila ditambal secara direct dengan amalgam ataupun resin komposit

dikhawatirkan tambalan tersebut tidak akan bertahan lama karena patah atau

lepas.4 Inlay biasanya terbuat dari porselen, resin komposit, dan kadang-kadang

dari emas.2 Inlay terbuat dari logam tuang dan porselen yang memiliki keuntungan

dan kerugian terhadap kekuatan, ketahanan terhadap abrasi, penampilan,

versatilitas, biaya dan penyemenan.1,3

Indikasi penggunaan inlay dirangkum di bawah ini:4

Kerusakan sudah meliputi setengah atau lebih permukaan gigi yang

digunakan untuk menggigit (pada gigi posterior)

Untuk menggantikan tambalan lama, terutama bila jaringan gigi

yang tersisa sedikit.

18

Page 19: Makalah Inlay

Keuntungan dan kekurangan inlay dirangkum di bawah ini:3-4

Inlay akan menambah kekuatan gigi lebih besar daripada tumpatan

biasa

Inlay lebih kuat dan tahan lama daripada tumpatan biasa.

Lebih sederhana dibanding crown  karena lebih sedikit jaringan

gigi yang diambil

Karena melalui proses laboratorium, inlay lebih mahal dibanding

tambalan biasa.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kidd, AM., Smith, BGN., & Pickard, HM. (2000). Manual Konservasi

Restoratif. Ed 6. ( Narlan Sumawinata, Penerjemah). Jakarta: Widya

Medika.

2. http://www.silomdental.com/dental_inlays-onlays.html

3. Sturdevant, CM. (2006) The Art and Science of Operative Dentistry, ed.5.

St Louis Mosby.

4. http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/common/stofriend.aspx?

x=General+Dentist+Consultation&y=cybermed

%7C0%7C0%7C64%7C49

5. http://gigi.klikdokter.com/subpage.php?id=4&sub=14

6. Baum L. dkk. (1985). Textbook of Operative Dentistry, Philadelphia: W.

B. Saunders.

19

Page 20: Makalah Inlay

7. Anusavice, Kenneth J. (2003). Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.

(Johan Arief Budiman & Susi Purwoko, Penerjemah). Jakarta: EGC.

20