Upload
riyami
View
37
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pertanian
Citation preview
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Ketika mendengar kata botani, tentunya kita mengetahui bahwa botani merupakan
cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang tumbuhan yang meliputi struktur,
fungsi, dan pemanfaatannya. Itulah yang mendasari botani dipelajari juga
dibidang pertanian. Dalam botani, awalnya kita akan mempelajari mengenai
struktur tubuh tumbuhan sebelum mempelajari fungsi dan pemanfaatan dari
tumbuh-tumbuhan itu sendiri, yang mana struktur tubuh tumbuhan meliputi sel,
jaringan, organ, dan sistem organnya. Pada makalah ini, kami akan membahas
tentang jaringan tumbuhan.
Secara umum jaringan berarti gabungan atau koordinasi antar beberapa sel
yang mempunyai fungsi yang sama. Pada jaringan tumbuhan, terdapat beberapa
macam jaringan yang memiliki karakteristik dan fungsi yang terspesialisasi.
Untuk menguasai mata kuliah botani kita diharuskan mengetahui karakteristik dan
fungsi jaringan tersebut.
I.2. Rumusan Masalah
Dari paparan latar belakang tersebut, maka dapat ditarik beberapa rumusan
masalah untuk dibahas di bagian selanjutnya, yakni:
- Apakah yang dimaksud dengan jaringan tumbuhan?
- Bagaimana klasifikasi jaringan tumbuhan dan karakteristik dari setiap
jaringan tersebut?
I.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah
agar mahasiswa memahami materi mengenai jaringan tumbuhan, klasifikasi, dan
karakteristiknya. Selain itu, tujuan lain dari dibuatnya makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah yang bersangkutan.
1
II. PEMBAHASAN
II.1. Pengertian Jaringan Tumbuhan
Menurut Drs. Yayan Sutrian, yang dimaksud dengan jaringan adalah tiap-tiap
kumpulan protoplas yang mempunyai dinding atau merupakan suatu kumpulan sel
yang bentuk dan fungsinya sama.
Dengan batasan di atas, terutama tentang makna anak kalimat “suatu
kumpulan sel yang bentuk dan fungsinya sama” maka kita dapat mengetahui
tumbuhan ada yang mempunyai jaringan dan yang tidak mempunyai jaringan.
Pada tumbuhan yang uniselluler atau terdiri dari satu sel (bakteria) tentunya tidak
mempunyai jaringan, demikian pula tumbuh-tumbuhan yang rendah tingkat
perkembangannya belum mempuyai jaringan. Jaringan-jaringan umumnya
terdapat pada tumbuh-tumbuhan yang tinggi tingkat perkembangannya, semakin
tinggi tingkat perkembangannya semakin jelas pula adanya diferensiasi yang
membentuk alat-alat tumbuhan yang berlainan.
Dalam pengertian tentang sekumpulan sel itu, hendaknya kita tidak keliru
menafsirkannya, janganlah suatu tumbuhan yang mempunyai banyal sel selalu
ditafsirkan sebagai jaringan. Pada tumbuh-tumbuhan golongan Algae(ganggang)
tertentu misalnya, tumbuhan ini terdiri dari banyak sel. Akan tetapi masing-
masing selnya masih aktif dalam segala proses hidupnya, jadi hanya merupakan
individu-individu yang mengumpul atau katakanlah kumpulan sel-sel atau lazim
disebut koloni.
II.2. Klasifikasi Jaringan Tumbuhan dan Karakteristiknya Masing-Masing
Jaringan-jaringan tumbuhan secara umum dapat dibagi menjadi jaringan meristem
dan jaringan dewasa.
2.2.1. Jaringan meristem
Jaringan meristem adalah jaringan muda yang sel-selnya selalu membelah atau
bersifat embrional. Membran selnya demikian tipis, bentuknya menunjukkan
2
bentuk yang teratur, antara segiempat dan kubus, sedangkan ruang sel masih
penuh dengan protoplas serta vakuola yang kecil-kecil. Dalam kondisi demikian
ini sifat khusus dari jaringan muda yaitu sel-sel yang membentuknya selalu
mengadakan kegiatan-kegiatan untuk membelah” yang dalam istilah lainnya
disebut meristematis. Letak jaringan ini terdapat di ujung dari alat-alat tumbuhan.
Macam-macam meristem berdasarkan asal terjadinya yaitu:
a. Pomeristem, jaringan tumbuhan yang ada pada saat tumbuhan masih dalam
tingkat embrio.
b. Meristem primer, jaringan meristem yang sel-selnya merupakan
perkembangan langsung dari sel-sel embrional sehingga merupakan lanjutan
dari pertumbuhan embrio. Aktivitas meristem ini akan mengakibatkan batang
dan akar tumbuh memanjang, pertumbuhan ini disebut pertumbuhan primer.
c. Meristem sekunder, meristem yang berasal dari jaringan dewasa yang telah
mengadakan diferensiasi. Misalnya kambium dan kambium gabus yang terjadi
dari parenkim atau jaringan dasar dan kolenkim. Pertumbuhan ini
menyebabkan tubuh tumbuhan bertambah besar.
Menurut letaknya jaringan meristem dibagi menjadi:
a. Meristem apikal/meristem ujung, yaitu jaringan meristem yang meristem yang
terletak di ujung akar dan batang (titik tumbuh) yang berperan dalam
pertumbuhan primer tumbuhan.
b. Meristem lateral/meristem samping, terletak sejajar dgn permukaan organ
tempat jaringan ini ditemukan. Dapat berupa kambium pembuluh dan
kambium gabus. Pembesaran meristem lateral menyebabkan pembesaran
pada akar dan batang. Pembelahan meristem lateral disebut pertumbuhan
sekunder dan jaringan yg dibentuk disebut jaringan sekunder Meristem lateral
atau meristem samping adalah meristem yang menyebabkan pertumbuhan
skunder. Pertumbuhan sekunder adalah proses pertumbuhan yang
menyebabkan bertambah besarnya akar dan batang tumbuhan. Meristem
lateral disebut juga sebagai kambium. Kambium terbentuk dari dalam jaringan
3
meristem yang telah ada pada akar dan batang dan membentuk jaringan
skunder pada bidang yang sejajar dengan akar dan batang.
c. Meristem interkalar, yaitu jaringan meristem yang terletak diantara jaringan
meristem primer dan jaringan dewasa. Contoh tumbuhan yang memiliki
meristem interkalar adalah rumput-rumputan (graminae). Pertumbuhan
meristem interkalar menyebabkan perpanjangan batang lebih cepat, sebelum
tumbuhnya bunga.
2.2.2. Jaringan Permanen/Dewasa
Jaringan permanen (jaringan dewasa) adalah jaringan yang bersifat non
meristematik. Jaringan non meristematik yaitu jaringan yang sel-selnya tidak
membelah lagi. Jaringan permanen dibentuk dari hasil diferensiasi sel-l-sel
meristem, yang terdiri dari meristem primer dan meristem skunder. Yang
termasuk jaringan permanen : Jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan
penyokong, jaringan pengangkut, dan jaringan gabus. Berdasarkan topografinya,
Sachs (1875) membagi jaringan dewasa menjadi 3 sistem yaitu: sistem jaringan
dermal, sistem jaringan dasar, dan sistem jaringan pembuluh.
A. Sistem Jaringan Dermal
1) Jaringan Epidermis (Pelindung)
Ditinjau dari asal katanya, yaitu bahasa Yunani, epi berarti di atas, derma berarti
kulit, maka epidermis adalah lapisan-lapisan sel yang berada paling luar pada alat-
alat tumbuhan primer, seperti akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji.
Jaringan epidermis adalah kumpulan lapisan sel yang berada paling luar dan
berfungsi melindungi jaringan yang ada di bawahnya, sel-sel ini umumnya agak
pipih dan berlapis-lapis.
Menurut para ahli, epidermis ini biasanya tersusun atas satu lapisan sel saja
dan pada irisan permukaan sel-selnya tampak berbentuk macam-macam, seperti
isodiametris yang memanjang, berlekuk-lekuk, atau menampakkan bentuk
lainnya. Adanya protoplas walaupun hanya sedikit yang melekat pada dinding
selnya, menandakan sel-sel epidermis itu masih hidup. Vakuolanya yang besar
4
terdapat di bagian tengah, berisi cairan sel yang berwarna atau dapat pula tidak
berwarna, adapun cairan yang berwarna ini disebut antosian, jelasnya warna
antosian ini menutupi warna hijau jaringan di bawahnya.
Penebalan-penebalan yang berlangsung pada dinding sel epidermis biasanya
merupakan penebalan sekunder yang terdiri dari selulosa. Dinding sel yang telah
mengalami penebalan selulosa juga akan mengandung zat kutin dan jaringan
kutikula sehingga menyebabkan penguapan pada saat suhu tinggi bisa dibatasi.
2) Jaringan Gabus
Hasil penelitian telah menampakkan adanya sejenis jaringan tertentu yang sifatya
lebih kuat dari epidermis, yang dikenal sebagai jaringan gabus. Biasanya jaringan
ini berada di bagian tepi dari alat-alat tumbuhan, teristimewa pada tumbuhanyang
erumur panjang.
Keberadaan jaringan gabus di bagian perifir dari alat-alat tumbuhan dapat
dikatakan tidak mutlak, karena kadang-kadang jaringan gabus ini terdapat pula di
bagian dalam dari tumbuhan, yang fungsinya selain menggantikan peran
epidermis juga berfungsi sebagai pembatas antara jaringan-jaringan di dalam
tumbuhan. Selain itu jaringan gabus tidak selalu tepat jika dikatakan bersifat
sekunder melainkan ada yang bersifat primer, karena jaringan gabus dibentuk oleh
kambium gabus atau phellogen (sifat sekunder), dan dinding selnya mengandung
suberin atau zat gabus serta kitin sebagai sifat utamanya.
B. Sistem Jaringan Dasar
1) Jaringan parenkim
Jika ditinjau secara filogenetis, jaringan parenkim dapat dianggap sebagai
jaringan-jaringan pada tumbuhan yang tersusunnya merupakan pemula. Sebab,
jika kita perhatikan tumbuhan yang primitif, tubuhnya itu hanya terdiri dari sel-sel
parenkim. Jadi sesuai dengan pengertiannya yaitu sebagai jaringan dasar (jaringan
pemula), demikian pula anggapan bahwa jaringan-jaringan dewasa pada
tumbuhan tingkat tinggi berasal dari jaringan parenkim tersebut.
Jaringan parenkim terbentuk dari sel-sel parenkim, dengan demikian dapat
diartikan bahwa sel-sel parenkim itu merupakan massa (sel-sel) yang menyebar
5
luas pada seluruh organ dari tumbuhan. Parenkim merupakan jaringan heterogen,
karena telah terjadi asosiasi antara sel-sel parenkim dengan sel-sel dari tipe lain.
Karena asosiasi dan kemampuan sel-sel parenkim yang meluas maka jaringan
parenkim umumnya terdapat pada empulur dan korteks batang, akar, jaringan-
jaringan fotosintesis, mesofil daun, daging daun serta endosperm biji dan dalam
buah.
Sifat-sifat yang dimiliki jaringan-jaringan parenkim antara lain yang
sementara telah dapat dikemukakan oleh para ahli sebagai hasil penelitiannya,
yaitu:
- Dinding selnya tipis, jika terjadi penebalan akan tipis pula dan dinding selnya
jarang sekali mengandung lignin, kecuali jaringan yang lebih tua.
- Dinding selnya yang telah menebal biasanya mempunyai noktah-noktah yang
dapat menjamin lancarnya pertukaran zat-zat yang diperlukan tumbuhan.
- Sel-sel parenkim merupan sel-sel yang masih hidup, di bagian tengahruang
selnya terdapat sentra vakuola yang besar, yang penuh terisi cadanga
makanan.
- Plastida-plastida berupa leukoplas ataupun kloroplas berada dalam
protoplasnya, dalam protoplas ini terdapat butir-butir tepung, dapat pula
berupa khromoplas.
- Terdapat intercellular apaces yang melakukan peranan bagi pertukaran atau
peredaran gas-gas.
- Bentuk selnya kebanyakan adalah segibanyak yang diameternya bervariasi
(polihedra).
Jaringan parenkim berfungsi menyimpan makanan cadangan seperti halnya
pada endosperm jagung atau biji-biji tumbuhan lainnya. Sebagai tempat
berlangsungnya fotosintesis seperti halnya pada mesofil daun dan berfungsi
sebagai penyokong tbuh apabila vakuolanya berisi air, seperti pada tumbuhan
lunak. Berikut ini akan dipaparkan macam-macam jaringan parenkim, yakni:
1. Parenkim asimilasi
6
Menurut hasil penelitian parenkim asimilasi ini terdiri dari sel-sel yang banyak
mengandung klorofil. Parenkim ini sangat bermanfaat bagi berlangsungnya
fotosintesis (sintesis karbohidrat), yang tentunya pula akan terletak pada bagian
tepi dari alat-alat tumbuhan, mengingat bahwa bagi keperluan fotosintesis sangat
dibutuhkan radiasi. Parenkim asimilasi ini mengandung kloroplas dan dalam
kloroplas sering berisi butir-butir tepung asimilasi. Karena banyak berisi klorofil,
maka parenkim asimilasi ini biasa disebut juga klorenkhim.
2. Parenkim makanan
Parenkim ini adalah tempat penyimpanan cadangan makanan yang berbentuk zat-
zat yang dapat larut dalam cairan sel (dalam vakuola) dan berwujud bahan-bahan
padat. Bahan-bahan ini merupakan bahan-bahan ergastik (mati) seperti butir-butir
tepung, kristalloid,, protein, lemak, ataupun tetes-tetes minyak.
3. Parenkim air
Parenkim air digunakan sebagai jaringan penyimpan air, dimana air ini terikat
dalam vakuola dari sel-selnya secara aktif. Pada beberapa tumbuh-tumbuhan
tertentu seperti Cactae, Alow, Agave, sel-sel parenkim yang terdapat dalam alat-
alat fotosintesanya tidak mengandung klorofil, melainkan dipenuhi oleh air
sehingga tampak sebagai jaringan air. Jaringan air ini terdiri dari sel-sel yang aktif
yang berukuran besar dan biasanya mempunyai dinding sel yang tipis. Sel-selnya
sering tampak berupa serangkaian sel yang memanjang bagaikan sel-sel pagar
(palisade).
4. Parenkim tanin
Parenkim tanin terdiri dari sel-sel parenkim yang berisi zat penyamak.
Berdasarkan hasil penelitian, bahwa sel-sel yang berisi zat-zat penyamak dalam
alat-alat tumbuhan dapat merupaka suatu sistem, sehingga terselenggaranya
hubungan antara sel-sel satu sama lainnya. Sel-sel tanin dalam daun misalnya
selalu tersebar pada zona-zona tertentu, sehingga dengan demikian dapat
menyebabkan kurangnya/tidak adanya hubungan di antara sel-sel yang satu
7
dengan yang lainnya. Sedangkan dalam batang tumbuhan, sel-sel tanin tampak
terpusat pada zona tertentu.
5. Parenkim udara
Parenkim ini disebut aerenchym yang mempunyai ruang-ruang antar sel
(intercellular spaces) yang cukup besar. Dalam ruang ini terdapat udara.
6. Parenkim pengangkut
Parenkim pengangkut ini terdiri dari sel-sel memanjang dengan letak menurut
arah pengangkutan. Dalam hal ini kita mengenal adanya parenkim jari-jari
empulur yang berguna sebagai alat pengangkut yang menghubungkan jaringan-
jaringan sebelah luar dan dalam. Yang dimaksud dengan parenkim jari-jari
empulur ini ialah sel-sel parenkim yang bentuknya panjang dan terdapat pada jari-
jari empulur.
2) Jaringan Penguat
Di dalam tubuh tumbuhan terdapat jaringan-jaringan yang berfungsi memberi
kekuatan, melakukan perimbangan-perimbangan bagi pertumbuhan dan jaringan-
jaringan demikian disebut jaringan mekanik atau jaringan penguat. Dapat
diakatakan bahwa tanpa jaringan mekanik maka kekuatan perlindungan pada
tumbuh-tumbuhan tidak akan ada.
Manfaat jaringan penguat dapat dikemukakan sebagai berikut:
a) Tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di darat alat-alatnya berada di atas tanah
memerlukan kekuatan.
b) Tumbuh-tumbuhan ini sesua dengan perkembangannya akan menjadi dewasa,
dengan batang dan ranting-ranting yang cukup besar dan pohonnyapun akan
tinggi.
c) Dengan keadaan dan pertumbuhan demikian, jaringan penguat akan dapat
memberikan kekuatan sehingga terjadi perimbangan dalam pertumbuhannya,
yang artinya tumbuh-tumbuhan akan hidup dengan baik.
8
Jaringan yang khusus ini terdiri dari sel-sel yang bentuk, susunan dan sifatnya
memilki kekhususan pula. Dengan adanya jaringan penguat ini, pertumbuhan alat-
alat dari tmbuhan dapat ditunjang. Jaringan mekanik ini umunya terdiri dari sel-
sel yang berdinding tebal, mengandung lignin dan zat-zat lainnya yang memberi
sifat keras pada dinding selnya.
Memperhatikan bentuk dan sifat dari jaringan mekanik ini, maka jaringan tersebut
dapat dibagi atas kolenkim dan sklerenkim.
1. Kolenkim, merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda dan organ tua
pada tumbuhan lunak. Terletak di bawah epidermis, ada pula yang dipisahkan
dari epidermis oleh parenkim. Kolenkim merupakan jaringan yang homogen,
yang tersusun dari satu macam sel yaitu sel kolenkim. Sel-selnya ternyata
berdinding sel yang tidak berlignin dan jelas sel-selnya ini masih aktif. Sedang
bentuknya dapat lebih panjang dan ataupun dapat lebih dai sel-sel parenkim.
Akan tetapi dalam hal tertentu sel-sel kolenkim berisi kloroplas. Adanya
kloroplas ini menunjukkan bahwa kolenkim dapat berfungsi pada fotosintesis.
2. Sklerenkim, adalah jaringan pelindung yang sel-selnya mengalami penebalan
sekunder yang terdiri dari zat-zat lignin. Jaringan sklerenkim hanya terdapat
pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan
perkembangan, jadi pada organ tumbuhan yang telah tetap. Dengan
terdapatnya jaringan ini pada tumbuhan, akan memungkinkan alat-alat
tumbuhannya bertahan menghadapi segala macam tekanan dan desakan tanpa
menimbulkan akibat atau berpengaruh pada sel-sel/jaringan yang keadaannya
lebih lemah.
C. Sistem Jaringan Pembuluh (Vaskuler)
Jaringan pembuluh/pengangkut merupakan jaringan khusus, yang berfungsi
mengangkut zat-zat mineral (zat-zat hara dan air) yang diserap oleh akar dari
tanah atau zat-zat makanan yang telah dihasilkan pada daun untuk disalurkan ke
bagian-bagian lain untuk hidup dan berkembang.
Jaringan pengangkut terbentuk dari sel-sel yang kedudukan atau letaknya
membentang menurut arah pengangkutan. Kedudukan atau letak yang demikian
9
tampak bagaikan untaian atau rangkaian sel. Letaknya yang demikian berfungsi
utuk memperlancar jalannya pengangkutan mengingat dinding sel-sel tersebut
merupakan sekat-sekat dalam pembuluh dengan lubang-lubang yang kecil. Dalam
organ tumbuhan, pembuluh, pembuluh itu tampak seperti pipa-pipa kecil yang
panjang, laetaknya antara satu dengan yang lainnya berhubungan, mewujudkan
suatu sistem jaringan.
Berdasarkan bentuk dan sifat-sifatnya, jaringan pengangkut dapat dibagi atas
xylem dan phloem.
1. Xylem, merupakan jaringan kompleks yang terdiri atas beberapa tipe sel baik
sel mati maupun sel hidup yang dindingnya mengalami penebalan,
mengandung lignin. Sehingga para ahli beranggapan bahwa fungsi xilem
selain sebagai jaringan pengangkut air dan zat-zat hara adalah juga sebagai
jaringan penguat. Pengangkutan air dan zat-zat mineral berlangsung dari
bagian bawah (akar) ke bagian atas (daun-daunan).
2. Floem, adalah jaringan kompleks yang terdiri dari beberapa unsur dan tipe,
yaitu buluh tapisan, sel pengiring, parenkim, serabut dan sklereid. Floem
berfungsi mengangkut dan menyebarkan zat-zat makanan yang merupakan
hasil fotosintesis dari bagian atas (daun) ke bagian-bagian lain yang ada di
bawahnya atau di atasnya.
10
III. PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Dari pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
- Jaringan tumbuhan secara umum dibagi menjadi jaringan muda (meristem)
dan jaringan dewasa (permanen). Jaringan muda (meristem) adalah
jaringan yang sel-selnya terus aktif membelah atau bersifat embrional
(meristematik). Sedangkan, jaringan dewasa (permanen) adalah jaringan
yang sel-selnya tidak membelah lagi atau bersifat nonmeristematik.
- Jaringan muda/meristem berdasarkan asal terbentuknya dibagi menjadi 3
yaitu: pomeristem, meristem primer, dan meristem sekunder. Sedangkan
berdasarkan letaknya, jaringan meristem dibagi menjadi: meristem apikal,
meristem lateral, dan meristem interkalar.
- Jaringan dewasa/permanen dibagi menjadi: Jaringan epidermis, jaringan
parenkim, jaringan penyokong, jaringan pengangkut, dan jaringan gabus.
Jaringan-jaringan tersebut kemudian digolongkan menjadi 3 sistem
jaringan, yaitu: sistem jaringan dermal yang terdiri atas jaringan epidermis
dan gabus, sistem jaringan dasar yang terdiri atas jaringan parenkim dan
penyokong (kolenkim dan sklerenkim), serta sistem jaringan
pembuluh/vaskuler yang terdiri atas xylem dan floem.
III.2. Saran
Materi jaringan tumbuhan ini akan mudah dipahami jika didukung dengan sumber
referensi yang memadai, dalam artian kualitas dan kuantitasnya. Untuk pembuatan
makalah selanjutnya, kami menyarankan untuk lebih banyak menambah referensi.
Selain itu, kami siap menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca
agar karya kami bisa lebih baik lagi.
11
12