24
ABSTRAK Total Quality Management (TQM) adalah sebuah konsep manajemen strategi pencapaian sukses jangka panjang yang berorientasi pada kepuasan konsumen. Organisasi atau perusahaan yang menggunakan filosofi Total Quality Management (TQM) pasti akan selalu mengutamakan kepuasaan pelanggan. Kebijakan pemasaran yang efektif juga harus mendasarkan pada prinsip Total Quality Management (TQM) dan berfokus pada pelanggan, sehingga secara terus-menerus dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Quality Function Deployment (QFD) adalah salah satu alat perencanaan yang dapat menerjemahkan kebutuhan konsumen ke dalam spesifikasi produk. Oleh karena kepuasaan konsumen merupakan salah satu tujuan TQM, maka QFD dapat dijadikan alat bagi penerapan TQM dan program perbaikan mutu (quality improvement). Konsep dasar Quality Function Deployment (QFD) adalah suatu cara pendekatan untuk mendesain produk agar dapat memenuhi keinginan konsumen. Tujuan dari prinsip QFD adalah untuk memastikan bahwa kebutuhan dan keinginan pelanggan dapat terpenuhi dalam proses penurunan suatu produk atau jasa. Quality Function Deployment (QFD) digunakan untuk memperbaiki proses, perencanaan, mengatasi permasalahan dalam suatu tim, serta membantu mengadakan perbaikan terhadap budaya perusahaan atau organisasi. QFD terdiri dari empat tahapan yaitu tahap perencanaan produk (House of Quality), tahap perencanaan komponen (Part Deployment), tahap perencanaan proses (Proces Deployment), dan tahap perencanaan produksi (Manufacturing/Production Planning). Tahapan perencanaan dari QFD melibatkan tim yang terdiri dari 8-15 orang. Tahapan tersebut merupakan kunci kesuksesan pengembangan QFD. Manfaat utama dari penerapan QFD adalah mengurangi biaya produksi, meningkatkan pendapatan, dan mengurangi waktu produksi Kata Kunci : TQM, QFD, tahapan, perencanaan

makalah jmp

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: makalah jmp

ABSTRAK

Total Quality Management (TQM) adalah sebuah konsep manajemen strategi pencapaian sukses jangka panjang yang berorientasi pada kepuasan konsumen. Organisasi atau perusahaan yang menggunakan filosofi Total Quality Management (TQM) pasti akan selalu mengutamakan kepuasaan pelanggan. Kebijakan pemasaran yang efektif juga harus mendasarkan pada prinsip Total Quality Management (TQM) dan berfokus pada pelanggan, sehingga secara terus-menerus dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.

Quality Function Deployment (QFD) adalah salah satu alat perencanaan yang dapat menerjemahkan kebutuhan konsumen ke dalam spesifikasi produk. Oleh karena kepuasaan konsumen merupakan salah satu tujuan TQM, maka QFD dapat dijadikan alat bagi penerapan TQM dan program perbaikan mutu (quality improvement). Konsep dasar Quality Function Deployment (QFD) adalah suatu cara pendekatan untuk mendesain produk agar dapat memenuhi keinginan konsumen. Tujuan dari prinsip QFD adalah untuk memastikan bahwa kebutuhan dan keinginan pelanggan dapat terpenuhi dalam proses penurunan suatu produk atau jasa.

Quality Function Deployment (QFD) digunakan untuk memperbaiki proses, perencanaan, mengatasi permasalahan dalam suatu tim, serta membantu mengadakan perbaikan terhadap budaya perusahaan atau organisasi. QFD terdiri dari empat tahapan yaitu tahap perencanaan produk (House of Quality), tahap perencanaan komponen (Part Deployment), tahap perencanaan proses (Proces Deployment), dan tahap perencanaan produksi (Manufacturing/Production Planning).

Tahapan perencanaan dari QFD melibatkan tim yang terdiri dari 8-15 orang. Tahapan tersebut merupakan kunci kesuksesan pengembangan QFD. Manfaat utama dari penerapan QFD adalah mengurangi biaya produksi, meningkatkan pendapatan, dan mengurangi waktu produksi

Kata Kunci : TQM, QFD, tahapan, perencanaan

Page 2: makalah jmp

PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN

The American Society For Quality (ASQ) menggambarkan mutu

sebagai suatu kondisi hubungan antara dua belah pihak (produsen dan

konsumen) yang memiliki karakteristik masing-masing. Secara garis besar

dalam pandangan teknis, konsep mutu menurut ASQ terbagi menjadi dua

prinsip sebagai berikut :

Karakteristik produk maupun jasa pelayanan dilihat dari seberapa besar

kemampuan produk maupun jasa pelayanan memberikan nilai pada

kebutuhan, harapan, dan kepuasan konsumen.

Suatu produk atau jasa pelayanan yang bebas dari nilai-nilai

defisiensi. Bebas defisiensi dimaksudkan sebagai pemberian layanan total

kepada konsumen secara konsisten yang dimulai dari prapenjualan sampai

dengan pascapenjualan.

Menurut James R. Evans yang dikutip dalam Hidayat (2007)

peningkatan mutu pada mulanya berfokus pada pengurangan cacat dan

kesalahan pada barang dan jasa, perbaikan yang bertahan lama tidak dapat

tercapai tanpa perhatian yang sungguh-sungguh terhadap suara konsumen,

serta keterlibatan partisipasi para karyawan. Kesadaran ini menjadi konsep

Manajemen Mutu Total (Total Quality Management/TQM) yang didasarkan

pada tiga prinsip utama yaitu fokus pada pelanggan, perbaikan berkelanjutan,

dan partisipasi serta pendayagunaan karyawan. Pada dasarnya TQM adalah

sebuah konsep manajemen strategi pencapaian sukses jangka panjang yang

berorientasi pada kepuasan konsumen, dengan dukungan dan partisipasi dari

seluruh anggota organisasi kerja internal maupun eksternal, peningkatan

proses, kinerja produk, kinerja pelayanan, dan faktor-faktor kultural (Evans

dan Lindsay, 2007). Organisasi atau perusahaan yang menggunakan filosofi

Total Quality Management (TQM) pasti akan selalu mengutamakan

kepuasaan pelanggan.

1

Page 3: makalah jmp

Quality Function Deployment (QFD) adalah suatu metode yang

digunakan dalam mendukung dan melaksanakan filosofi TQM. QFD

digunakan dalam berbagai perencanaan, dimana semua anggota tim dapat

mengambil keputusan secara sistematik untuk memprioritaskan berbagai

tanggapan yang mungkin terhadap sekelompok tujuan tertentu. QFD

digunakan untuk memperbaiki proses, perencanaan, mengatasi permasalahan

dalam suatu tim, serta membantu mengadakan perbaikan terhadap budaya

perusahaan atau organisasi.

Kebijakan pemasaran yang efektif juga harus mendasarkan pada prinsip

Total Quality Management (TQM) dan berfokus pada pelanggan, sehingga

secara terus-menerus dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.

Quality Function Deployment (QFD) merupakan alat atau kendaraan bagi

penerapan TQM dan program perbaikan mutu (quality improvement).

B. TUJUAN

Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu mengetahui konsep dasar

Quality Function Deployment (QFD) dan tahapan penyusunannya

2

Page 4: makalah jmp

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

Quality Function Deployment (QFD) telah diakui sejak tahun 1960-an di

dunia sebagai salah satu alat perencanaan yang sesuai untuk menerjemahkan

kebutuhan konsumen ke dalam spesifikasi produk. Beberapa definisi dari

QFD, yaitu :

1. Nasution (2001) yang dikutip oleh Rahmatika (2008)

QFD merupakan suatu proses atau mekanisme terstruktur untuk

memenuhi kebutuhan konsumen dan menerjemahkannya ke dalam

kebutuhan teknis yang relevan dimana masing-masing area fungsional

dan tingkat organisasi dapat mengerti dan bertindak.

2. Garvin (1988) yang dikutip oleh Zairi dan Youssef (1995)

QFD dapat didefinisikan sebagai suatu matriks kompleks yang

menerjemahkan persepsi mutu ke dalam karakteristik produk lalu ke

dalam pabrikasi dan kebutuhan produksi.

3. Mazur (2003) yang dikutip oleh Rahmatika (2008)

QFD merupakan satu-satunya sistem mutu bersifat komprehensif yang

bertujuan secara spesifik, yaitu memaksimalkan kepuasaan konsumen

dengan mencari kebutuhan konsumen, baik yang jelas maupun yang

terucap oleh konsumen. Kebutuhan konsumen tersebut diterjemahkan ke

dalam tindakan dan rancangan dalam perusahaan.

Konsep dasar Quality Function Deployment (QFD) adalah suatu cara

pendekatan untuk mendesain produk agar dapat memenuhi keinginan

konsumen. Tujuan dari prinsip QFD adalah untuk memastikan bahwa

kebutuhan dan keinginan pelanggan dapat terpenuhi dalam proses penurunan

suatu produk atau jasa, karena QFD bermula dari suara pelanggan (VOC/

Voice of Customer) dan sering disebut sebagai customer-driven product

development atau customer-fucosed design. Sasaran pertama dari QFD adalah

selalu menghindari market misses produk, jatuh di pasaran akibat kalah

3

Page 5: makalah jmp

bersaing.  Sasaran kedua QFD adalah  untuk meningkatkan laju dan efisiensi

dari proses pengembangan produk.

Dalam desain produk atau jasa, alat optimasi yang terpenting adalah

Taguchi’s Robust Design Method. QFD dapat membantu mengidentifikasi

produk atau proses yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Kemampuan

prioritasi QFD akan membantu dalam pengembangan untuk memutuskan

dimanakah penerapan Taguchi yang terbaik. Model QFD dapat diterapkan

untuk pengembangan tipe produk atau jasa dan membantu kelompok

pelayanan internal untuk mengembangkan strategi untuk mencapai kepuasaan

pelanggan.

B. HIERARKHI MATRIK QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

Metodologi QFD dalam proses perancangan dan pengembangan produk

terdapat empat jenis tahapan yang disebut oleh Cohen (1995) sebagai empat

fase model QFD, yaitu :

1. Tahap Perencanaan Produk (House of Quality). Tahapan ini menjelaskan

tentang customer needs, technical requirements, co-relationship,

relationship, customer competitive evaluation, competitive technical

assement, dan targets.

2. Tahap Perencanaan Komponen (Part Deployment). Tahap ini merupakan

faktor-faktor teknis yang critical terhadap pengembangan produk.

3. Tahap Perencanaan Proses (Proces Deployment). Tahap ini merupakan

matriks proses pembuatan pengembangan suatu produk.

4. Tahap Perencanaan Produksi (Manufacturing/Production Planning).

Tahap ini memaparkan tindakan yang perlu diambil didalam perbaikan

kualitas produk.

4

Page 6: makalah jmp

Gambar 1. Tahapan QFD.

House of Quality

House of Quality (HOQ) merupakan tahap pertama QFD. Secara garis besar,

matriks ini adalah upaya untuk mengkonversi voice of costumer secara

langsung terhadap persyaratan spesifikasi teknis dari produk atau jasa yang

dihasilkan. Perusahaan akan berusaha mencapai persyaratan teknis yang

sesuai dengan target yang telah ditetapkan, dengan sebelumnya melakukan

benchmarking terhadap produk pesaing. Benchmarking dilakukan untuk

mengetahui posisi-posisi relatif produk kompetitor yang ada di pasaran.

Matriks dari HOQ dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Struktur matrik House of Quality

5

Page 7: makalah jmp

a. Bagian A

Berisikan data atau informasi yang diperoleh dari penelitian pasar atas

kebutuhan dan keinginan konsumen. “Suara konsumen” ini merupakan

input dalam HOQ. Metode identifikasi kebutuhan konsumen yang biasa

digunakan dalam suatu penelitian adalah wawancara, baik secara grup atau

perorangan. Melalui wawancara, perancang dapat dengan bebas mengetahui

lebih jauh kebutuhan konsumen. Wawancara secara perorangan dapat

dianggap mencukupi, dalam arti cukup menggambarkan kebutuhan

konsumen sampai sekitar 90% adalah sebanyak 30 wawancara. Ini

berdasarkan pada penelitian untuk suatu produk picnic coolers oleh Griffin

dan Houser (Ulrich & Eppinger, 1995 yang dikutip dalam Maulana, 2008).

b. Bagian B

Berisikan tiga jenis data yaitu :

1) Tingkat kepentingan dari tiap kebutuhan konsumen.

2) Data tingkat kepuasan konsumen terhadap produk-produk

yang dibandingkan.

3) Tujuan strategis untuk produk atau jasa baru yang akan

dikembangkan.

c. Bagian C

Berisikan persyaratan-persyaratan teknis terhadap produk atau jasa baru

yang akan kembangkan. Data persyaratan teknis ini diturunkan berdasarkan

“suara konsumen” yang telah diperoleh pada bagian A. Untuk setiap

persyaratan teknis ditentukan satuan pengukuran, Direction of Goodness

dan target yang harus dicapai. Direction of Goodness terdiri dari 3, yaitu:

1) The More the Better, target maksimal tidak terbatas.

2) The Less the Better, target maksimal adalah nol.

3) Target is Best atau target maksimalnya adalah sedekat mungkin dengan

suatu nilai nominal dimana tidak terdapat variasi disekitar nilai tersebut

d. Bagian D

Berisikan kekuatan hubungan antara persyaratan teknis dari produk atau

jasa yang dikembangkan (bagian C) dengan “suara konsumen” (bagian A)

yang mempengaruhinya. Kekuatan hubungan ditunjukkan dengan symbol

6

Page 8: makalah jmp

tertentu atau angka tertentu. Berikut ini hubungan antara kepuasan

pelanggan dengan persyaratan teknis, ada empat kemungkinan korelasi

yaitu :

1) Not linked (Blank) diberi nilai nol. Perubahan pada persyaratan teknis,

menurut direction of goodness-nya, tidak akan berpengaruh terhadap

kepuasan pelanggan.2.

2) Possibly linked, diberi nilai 1. Perubahan yang relatif besar pada

persyaratan teknis, menurut direction of goodness-nya akan memberi

sedikit perubahan pada kepuasan pelanggan.

3) Moderate linked, diberi nilai 3. Perubahan yang relatif besar pada

persyaratan teknis, menurut direction of goodness-nya, akan

memberikan pengaruh yang cukup berarti pada kepuasan pelanggan.

4) Strongly linked, diberi nilai 9. Perubahan yang relatif kecil pada

persyaratan teknis, menurut direction of goodness-nya, akan

memberikan pengaruh yang cukup berarti pada kepuasan pelanggan.

e. Bagian E

Berisikan keterkaitan antar persyaratan teknis yang satu dengan persyaratan

teknis yang lain yang terdapat pada bagian C. Korelasi antar persyaratan

teknis tergantung pada direction of goodness dari setiap persyaratan teknis,

ada lima kemungkinan :

1) Strong Possitive Impact : perubahan pada persyaratan teknis 1 ke arah

direction of goodness-nya, akan menimbulkan pengaruh positif kuat

terhadap direction of goodness persyaratan teknis 2.

2) Moderate Possitive Impact : perubahan pada persyaratan teknis 1 ke

arah direction of goodness-nya, akan menimbulkan pengaruh positif

yang sedang terhadap direction of goodness persyaratan teknis 2.

3) No Impact : perubahan pada persyaratan teknis 1 ke arah direction of

goodness-nya, tidak akan menimbulkan pengaruh terhadap direction of

goodness persyaratan teknis 2.

4) Moderate Negative Impact (x) : perubahan pada persyaratan teknis 1

kearah direction of goodness-nya, akan menimbulkan pengaruh negatif

yang sedang terhadap direction of goodness persyaratan teknis 2.

7

Page 9: makalah jmp

5) Strong Negative Impact (xx) : perubahan pada persyaratan teknis 1 ke

arah direction of goodness-nya, akan menimbulkan pengaruh negatif

kuat terhadap direction of goodness persyaratan teknis 2.

f. Bagian F

Beriskan tiga macam jenis data, yaitu:

1) Tingkat kepentingan (ranking) persyaratan teknis.

2) Technical benchmarking dari produk yang dibandingkan.

3) Target kinerja persyaratan teknis dari produk yang dikembangkan.

Ada beberapa langkah dalam mempersiapkan pelaksanaan HOQ, antara lain :

1. Menentuan karakteristik produk atau jasa

Karakteristik produk atau jasa yang dimaksud adalah karakteristik

yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan, yang meliputi

antara lain desain, komposisi, proses pemberian produk atau jasa, mutu,

dan sebagainya.

2. Mengadakan penilaian atas karakteristik produk yang telah ditetapkan

pada langkah pertama

Penilaian ini digunakan untuk dapat menterjemahkan apa yang

diinginkan pelanggan menjadi suatu rangkaian pemrosesan terhadap

produk atau jasa yang dimaksud.

3. Menentukan variabel performansi para pemasok

Pemasok yang dimaksud adalah para pemasok bahan baku bagi

perusahaan untuk perusahaan manufaktur dan pemberi jasa bagi

perusahaan jasa. Selain variabel performansi pemasok, variabel

performansi perusahaan atau organisasi juga harus ditentukan, misalnya

ketepatan penyerahan produk atau jasa, pembuatan desain produk atau

proses pemberian jasa, dan sebagainya.

4. Mengadakan penilaian terhadap performansi pemasok maupun perusahaan

atau organisasi kita, apa saja yang merupakan kekuatan maupun

kelemahan perusahaan atau organisasi kita dan apa yang dapat kita

andalkan dari pemasok perusahaan atau organisasi kita.

5. Menentukan hubungan antar variabel-variabel performansi tersebut

6. Menyusun target performansi yang akan dicapai.

8

Page 10: makalah jmp

Part Deployment

Part Deployment merupakan tahapan kedua dalam metode QFD. Gambar 3

menunjukkan struktur matrik pada Part Deployment

Gambar 3. Struktur matrik Part Deploymenta. Bagian A

Bagian ini berisi persyaratan teknis yang diperoleh dari QFD tahapan 1.

b. Bagian B

Bagian ini berisi hasil normalisasi kontribusi persyaratan teknis yang

diperoleh dari QFD tahapan 1.

c. Bagian C

Bagian ini berisi:

1) Persyaratan part yang berhubungan dan bersesuaian dengan

persyaratan teknis yang diperoleh pada QFD tahapan 1.

2) Direction of goodness dari masing-masing persyaratan part.

d. Bagian D

Bagian ini menggambarkan hubungan diantara persyaratan part dan

persyaratan teknis. Sehingga hubungan ini didasarkan pada dampak

persyaratan part terhadap persyaratan teknis.

e. Bagian E

Bagian ini berisi;

1) Part spesification merupakan satuan dari persyaratan part.

2) Column weight merupakan kontribusi dari persyaratan part

3) Target. Spesifikasi yang ingin dicapai oleh masing-masing persyaratan

part dalam rangka pengembangan.

9

Page 11: makalah jmp

Process Deployment

Bentuk dari matrik ini tidak berbeda jauh dengan matrik part

deployment. Namun, lebih ringkas dan mendalam karena menjelaskan proses-

proses yang kritis untuk membuat karakteristik produk yang sesuai dengan

keinginan konsumen. Terdapat 4 bagian utama di dalam matriks ini, yaitu :

a. The “whats” (Critical part requirement and target spesification)

Bagian ini terletak pada sisi kiri matriks kedua dan akan diisi oleh

technical descriptor yang ada pada matriks pertama. Setiap elemen

technical descriptor ini akan didata beserta dengan target pencapaian dan

derajat kepentingan.

b. The “hows” (Critical process requirement)

c. “Relationship”

Merupakan matriks hubungan antara process requirement dan critical part

requirement yang sesuai dengan matriks kedua. Simbol-simbol yang

digunakan dalam matriks hubungan ini sama dengan yang ada dalam

matriks hubungan House of Quality dan Part Deployment.

d. “How much”

Bagian ini menjelaskan mengenai spesifikasi dari setiap critical process

requirement. Pengisian bagian ini sangat bergantung pada pengetahuan

dan pengalaman teknis yang dimiliki oleh perusahaan.

C. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN QUALITY FUNCTION

DEPLOYMENT (QFD)

Perencanaan yang baik dalam proyek QFD merupakan kunci

kesuksesan dalam pengembangan The House of Quality. Perencanaan tersebut

yang memerlukan informasi dari para pelanggan dan melibatkan antara 8-15

orang anggota. Langkah-langkah perencanaan yang diperlukan antara lain :

1. Menyusun dukungan organisasi

Dukungan organisasi merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan QFD.

Elemen kunci yang menunjukkan dukungan organisasi antara lain :

Dukungan manajemen, yang menunjukkan komitmen oleh top

10

Page 12: makalah jmp

management dalam organisasi yang menyediakan dan mengalokasikan

sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan QFD.

Dukungan fungsional, yang menunjukkan komitmen dari kelompok

fungsional untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan QFD dan

menghormati semua keputusan tim QFD.

Dukungan teknik, yang menunjukkan sumbangan keahlian yang penting

dalam menerapkan QFD.

2. Menentukan tujuan atau sasaran pelaksanaan QFD

QFD memberikan petunjuk mengenai keunntungan yang dapat diperoleh

anggota tim yang menggunakannya.

3. Menentukan pelanggan mana yang akan diuji

Selama proses pelaksanaan QFD, tim akan membuat berbagai

pertimbangan. Mereka akan memperkirakan hubungan antara

kemampuan produk dan jasa dengan kebutuhan pelanggan. Beberapa

orang beranggapan bahwa pelanggan addalah orang yang membuat

keputusan untuk membeli atau tidak membeli. Namun, ada beberapa

orang yang beranggapan bahwa pelanggan adalah orang yang

menyebarkan isu mengenai produk atau jasa yang ditawarkan dan akan

mempengaruhi pelanggan lain untuk membeli atau tidak membeli.oleh

karena itu, tim QFD harus jeli dalam menilai pelanggan mana yang perlu

dijadikan responden atau tidak.

4. Menentukan waktu atau penjadwalan

Penentuan waktu atau penjadwalan pelaksanaan QFD akan membantu

proses perencanaan tersebut lebih baik dan mampu membantu

mengkomunikasikan hasilnya dengan baik pula.

5. Menentukan lingkup produk atau lingkup pengujian

Sebelum pelaksanaan QFD, perlu ditentukan terlebih dahulu sampai

seberapa jauh kebutuhan dan harapan pelanggan terhadap produk atau

jasa yang ditawarkan. Apakah hanya produk atau jada yang sesuai

dengan harapan pelanggan atau sampai dengan pelayanannya atau sampai

dengan purna jualnya.

6. Menentukan tim proyek pelaksaan QFD.

11

Page 13: makalah jmp

Tim yang ideal harus mampu menggambarkan semua fungsi penting

yang meliputi perencanaan, pengembangan, pembuatan, penyampaian

atau penyerahan, dan reparasi atau perbaikan produk yang ditawarkan.

7. Melatih tim proyek QFD

Sebelum memulai pelaksanaan QFD, terlebih dahulu seluruh anggota tim

diberi penjelasan dan pelatihan mengenai asas-asas atau dasar QFD.

Anggota tim juga harus mengetahui berbagai alat dan teknik yang

digunakan dalam membantu pelaksanaan QFD serta cara kerja QFD.

Pelaksanaan langkah-langkah perencanaan yang telah disebutkan

sebelumnya, harus memperhatikan beberapa hal, yaitu orientasi pada kerja

tim, sistematik, adanya semangat keterbukaan, kesabaran, dan dapat

berkomunikasi.

Inti pelaksanaan QFD yang paling penting adalah mengadaptasikannya

sebagai budaya organisasi. Dalam pelaksanaan QFD diperlukan teknik-teknik

lain sebagai alat bantu, yaitu Analytical Hierarchy Process (AHP) dan

Benchmarking. AHP digunakan untuk pembuatan keputusan dengan banyak

kriteria (multi-criteria decision making) dengan membuat berbagai prioritas

variabel alternatif. QFD digunakan untuk menerjemahkan kebutuhan dan

harapan pelanggan ke dalam kegiatan atau proses-proses organisasi. input

yang kreatif, kesepakatan atau konsensus manajemen, dan komitmen dari

semua anggota merupakan tiga faktor utama dalam menggunakan teknik AHP

dan QFD. Benchmarking merupakan proses belajar dari yang tebaik dalam

hal strategi, proses, dan operasi bisnis. Benchmarking digunakan untuk

membantu para pengambil keputusan untuk mengetahui kondisi pasar dan

kondisi para pesaingnya, sehingga perusahaan dapat memberikan yang terbaik

bagi pelanggannya.

D. MANFAAT PENGGUNAAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

(QFD)

Manfaat utama yang dapat diperoleh perusahaan apabila menggunakan

metode QFD, yaitu :

1. Mengurangi biaya

12

Page 14: makalah jmp

Hal ini dapat terjadi karena produk yang dihasilkan benar-benar

sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan, sehingga tidak ada

pengurangan pekerjaan atau pembuangan bahan baku, pengurangan biaya

yang overhead atau pengurangan upah, penyederhaan proses produksi,

dan pengurangi pemborosan (waste).

2. Meningkatkan pendapatan

Dengan pengurangan biaya, maka hasil yang kita terima akan lebih

meningkat. Dengan QFD produk dan jasa yang dihasilkan akan lebih

dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.

3. Mengurangi waktu produksi

Adapun manfaat lainnya yang dapat diperoleh dari penerapan QFD meliputi :

1. Costumer-focused, yaitu mendapatkan input dan umpan balik dari

pelanggan mengenai kebutuhan dan harapan pelanggan. Hal ini penting

karena performasi suatu organisasi tidak akan terlepas dari pelanggan,

apalagi bila para pesaing juga melakukan hal yang sama.

Time-efficient, yaitu mengurangi waktu pengembangan produk. Dengan

menerapan QFD maka proses pengembangan produk akan memfokuskan

pada kebutuhan dan harapan pelanggan.

Time-oriented. QFD menggunakan pendekatan yang berorientasi pada

kelompok. Semua keputusan didasarkan pada konsensus dan keterlibatan

semua orang dalam diskusi dan pengambilan keputusan dengan teknik

brainstorming.

Documentation-oriented. QFD menggunakan data dan dokumentasi yang

berisi semua proses dan seluruh kebutuhan dan harapan pelanggan.

13

Page 15: makalah jmp

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Konsep dasar Quality Function Deployment (QFD) adalah suatu cara

pendekatan untuk mendesain produk agar dapat memenuhi keinginan

konsumen. Tujuan dari prinsip QFD adalah untuk memastikan bahwa

kebutuhan dan keinginan pelanggan dapat terpenuhi dalam proses penurunan

suatu produk atau jasa. Penerapan utama QFD adalah pada perencanaan,

pengelolaan, dan pengembangan produk. Dengan menggunakan metodologi

QFD dalam proses perancangan dan pengembangan produk, maka terdapat

empat jenis tahapan yang disebut oleh Cohen (1995) sebagai empat fase model

QFD. Keempat tahapan tersebut yaitu tahap Perencanaan Produk (House of

Quality), tahap Perencanaan Komponen (Part Deployment), tahap

Perencanaan Proses (Proces Deployment), tahap Perencanaan Produksi

(Manufacturing/Production Planning).

Perencanaan yang baik dalam proyek QFD merupakan kunci

kesuksesan dalam pengembangan The House of Quality yang memerlukan

informasi dari para pelanggan. Perencanaan proyek QFD melibatkan antara 8-

15 orang anggota tim pelaksana QFD.

B. SARAN

Perencanaan QFD dilakukan sebaik mungkin karena seperti yang telah

disebutkan sebelumnya bahwa perencanaan merupakan kunci kesuksesan

proyek QFD. Selain itu, Fokus kepada pelanggan merupakan hal yang

penting untuk diperhatikan, karena pelanggan yang puas terhadap produk

dapat menjadi salah satu produk tersebut berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

14

Page 16: makalah jmp

Ariani, D.W. 1999. Manajemen Kualitas. Universitas Atmajaya, Yogyakarta.

Evans dan Lindsay. 2007. An Introduction to Six Sigma and Process Improvement. Salemba Empat, Jakarta.

Hidayat, Anang. 2007. Peta Pengembangan Kualitas dan Kinerja Bisnis. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Karuniawati, Fardiana. 2009. Desain layanan IPTV dengan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) untuk wilayah Bandung. Di dalam http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article& catid=25%3Aindustri&id=444%3Aquality-function-deployment-qfd&option=com_content&Itemid=15. [15 Desember 2009].

Lou Cohen. 1995. Quality Function Deployment. Prentice Hall PTR

Maulana, Dwi. 2008. Usulan pengembangan kualitas layanan pos express dengan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) untuk wilayah Bandung . Di dalam http://www.ittelkom.ac.id/library /index.php ?option=com_content&view=article&id=247:quality- function-deploymen&catid=25:industri&Itemid=15. [15 Desember 2009].

Rahmatika, N.H. 2008. Penerapan quality function deployment (QFD) untuk mengetahui tingkat kepuasaan konsumen produk biskuit di PT. Arnott’s Indonesia. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Zairi, M. dan M.A. Youssef. 1995. Quality function deployment. The International Journal of Qulaity & Reliability Management. 12: 9-23.

15