Upload
romansa-tan
View
165
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan objeknya, ekologi dapat diklasifikasikan menjadi: ekologi hewan,ekologi tumbuhan, ekologi gulma,
ekologi parasit, ekologi mikrobia, dansebagainya. Definisi dari ekologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajarihubungan
timbal balik antara tumbuhan dengan lingkungannya. Lingkunganhidup tumbuhan dapat dibagi atas dua kelompok yaitu
lingkungan biotik danabiotik. Dari lingkungan abiotik tumbuhan memperoleh sumber daya cahaya,hara mineral, dan
sebagainya. Sedangkan dari lingkungan biotiknya, tumbuhanmelakukan interaksi baik intra spesies maupun inter spesies.
Kekurangan,kelebihan atau ketidakcocokkan baik dalam lingkungan abiotik maupunlingkungan biotik akan menyebabkan
terjadinya cekaman (stres) pada tumbuhan.
Dalam konsep ekologi tumbuhan, definisi populasi adalah kumpulan satu jenis / spesies yang ditemukan pada
suatu wilayah dan waktu tertentu (Krebs,1972). Kelompok organisme yang membentuk populasi tidak lain adalah
individu-individu dari spesies yang sama baik secara genetik maupun secara morfologi.Oleh karena itu, bila kita
membicarakan populasi kita harus menyebutkan jenisindividu (spesies) yang dibicarakan dan juga diperlukan batas waktu
dan bahkankuantitas. (Syamsurizal, 1999 : 12).
Populasi pada dasarnya memiliki dua ciri dasar yaitu ciri biologis yangmerupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh
individu-individu pembangun populasi itudan ciri statistik yang merupakan ciri unik suatu tumbuhan sebagai himpunan
ataukelompok individu-individu yang berinteraksi satu dengan lainnya Faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan
populasi tumbuhan dengan dinamikanya antaralain: Kondisi lingkungan, Ketersediaan sumber daya, Kompetisi,
Gangguan,Ketersediaan propagul (biogeografi).
Populasi tumbuhan tidaklah statis karena dipengaruhi oleh pertambahan atau pengurangan anggota populasi
sepanjang waktu. Pengetahuan tentang dinamika populasi menyadarkan orang untuk mengendalikan populasi dari
pertumbuhan meledak ataupun mengalami penyusutan sehingga mengakibatkan kepunahan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Konsep dan karakteristik populasi?
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika populasi
(pertumbuhan dan penyusutan populasi)?
3. Pengukuran dinamika populasi?
1.3 . Tujuan
1.Memahami konsep dan karakteristik populasi tumbuhan.
2.Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika populasi.
3.Menjelaskan pengukuran dinamika populasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep dan Karakteristik Populasi
Dalam konsep ekologi tumbuhan; populasi adalah kumpulan satu jenis /spesies yang ditemukan pada suatu
wilayah dan waktu tertentu (Krebs, 1972).Secara sederhana, populasi diartikan sebagai suatu kelompok organisme yang
mampu melakukan persilangan diantaranya dan menempati suatu ruang/kawasan tertentu. Kelompok organisme yang
membentuk populasi tidak lain adalah individu-individu dari spesies yang sama baik secara genetik maupun secara
morfologi. Oleh karena itu, bila kita membicarakan populasi kita harus menyebutkan jenis individu (spesies) yang
dibicarakan dan juga diperlukan batas waktu dan bahkan kuantitas. (Syamsurizal, 1999 : 12).Ada dua ciri dasar populasi,
yaitu ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh individu-individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri
statistik, yang merupakan ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok individu-individu yang berinteraksi satu dengan
lainnya.
1. Ciri-ciri biologi yaitu ciri yang dimiliki oleh individu-individu penyusun populasi, antara lain:
Mempunyai struktur dan organisasi tertentu baik yang bersifat konstan mapun berfluktuasi seturut berjalannya
waktu (umur).
Ontogenetik yaitu mempunyai sejarah kehidupan (lahir, tumbuh, berdiferensiasi, menjadi tua = senessens,
dormansi dan mati).
Dapat dikenai dampak lingkungan dan memberikan respons terhadap perubahan lingkungan.
Mempunyai hereditas /faktor genetic.
Terintegrasi oleh faktor- fektor herediter (genetik) dan ekologi(termasuk dalam hal ini adalah kemampuan
beradaptasi,kemampuan reproduktif dan persistensi. Persistensi dalam hal ini adalah adanya kemungkinan
untuk mempertahankan keturunannya untuk waktu yang lama.
1. Ciri- ciri statistik merupakan ciri- ciri kelompok yang tidak dapat diterapkan pada individu, melainkan merupakan
hasil interaksi dari ciri- cirri individu itu sendiri, antara lain:
Kerapatan (kepadatan) atau ukuran besar populasi berikut parameter- parameter utama yang
mempengaruhi seperti natalitas, mortalitas, migrasi, imigrasi, emigrasi.
Sebaran (agihan, struktur) umur.
Komposisi genetik (“gene pool” = genangan gen)
Dispersi (sebaran individu intra populasi)
2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dinamika Populasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan populasi tumbuhan dengan dinamikanya antara lain:
Kondisi lingkungan,
Kompetisi,
Gangguan,
Ketersediaan propagul (biogeografi)
Kondisi Lingkungan / Faktor Abiotik
faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem dan
populasi tumbuhan adalah sebagai berikut:
Suhu
Suhu berpengaruh terhadap populasi karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup dan
melakukan reaksi metabolisme. Suhu terbaik untuk hidup pada suatu organisme dikenal dengan istilah suhu
optimum.
Cahaya matahari
Cahaya matahari merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
Air .
Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan,dan penyebaran biji.
Tanah.
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup
didalamnya juga berbeda.Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama
tumbuhan.
Ketinggian.
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda
akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
Angin.
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.
Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung
menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis
lintang tertentu saja.
Kompetisi Interaksi spesies anggota populasi merupakan suatu kejadian yang wajar di dalam suatu
komunitas, dan kejadian tersebut mudah dipelajari (Irwan,1992).
Interaksi yang terjadi antar spesies anggota populasi akan memengaruhi terhadap kondisi populasi karena
tindakan individu dapat memengaruhi kecepatan pertumbuhan ataupun kehidupan populasi.
Menurut Odum (1993), setiap anggota populasi dapat memakan anggota-anggota populasi lainnya,
bersaing terhadap makanan,mengeluarkan kotoran yang merugikan lainnya, dapat saling membunuh, dan interaksi
tersebut dapat searah ataupun dua arah(timbal balik). Oleh karena itu, dari segi pertumbuhan atau
kehidupan populasi, interaksi antarspesies anggota populasi dapat berupa interaksi yang positif, negatif dan nol.
Dengan kata lain, anggota-anggota populasi saling bersaing dan berkompetisi untuk mempertahankan kehidupan
untuk eksis pada tempat tertentu.
Kompetisi antara tanaman tersebut terjadi karena faktor tumbuh yang terbatas. Faktor yang
dikompetisikan antara lain hara, cahaya, CO2, cahaya dan ruang tumbuh.
Besarnya daya kompetisi tumbuhan kompetitor tergantung pada beberapa faktor antara lain jumlah
individu dan berat tanaman.kompetitor, siklus hidup tanaman kompetitor, periode tanaman, dan jenis tanaman.
Gangguan
Dapat berupa hama yang menganggu pada pertumbuhan dengan caramemakan bagian dari tumbuhan
tersebut dan penyakit yang mengganggu pertumbuhan yang disebabkan serangan mikroorganisme pada bagian
atau keseluruhan tubuh tumbuhan yang dapat menyebabkan kematian. Selain itu, ulah manusia juga dapat
menjadi gangguan bagi pertumbuhan dan populasi tumbuhan.
Ketersediaan Propagul (biogeografi)
Propagul adalah bagian-bagian tumbuhan yang nantinya berkembang menjadi tumbuhan baru. Misalnya:
biji, batang (pada perbanyakan stek batang). Propagul dapat beradaptasi untuk penyebaran jarak dekat maupun
jauh.Distribusi dan kelimpahan tumbuhan dalam ruang dan waktu merupakan problema bagi ekologi populasi
tumbuhan, karena tumbuhan mampu menghasilkan individu baru melalui:
. Aseksual : Kaitan reproduksi tumbuhan yang dapat dilakukan dengan aseksual (Ramet) maka batasan
populasi tidak hanya sekedar pada individu baru namun juga percabangan, ataupun perangkat organ baru
yang mampu merespon lingkungan tempat hidupnya,sehingga populasi tumbuhan tidak hanya dilihat dari
distribusi dan dinamika individu tumbuhan, tetapi juga termasuk pertumbuhan dinamik individu tumbuhan
sendiri, seperti cabang, ranting, ataupun propagul.
. Seksual : Keterkaitan reproduksi tumbuhan yang dilihat dari cara reproduksi seksual (genet) maka
dinamika dan distribusi tumbuhan diamati dari pertambahan individu.
Berdasarkan batasan diatas apakah dapat reproduksi seksual dan aseksual dibedakan jelas dalam suatu
vegetasi.
2.3. Pengukuran Dinamika Populasi
Secara umum dinamika struktur populasi tumbuhan dapat diukur dengan menggunakan: distribusi suatu populasi (
meliputi kepadatan dan pola distribusi), pengukuran demografi tumbuhan ( meliputi perubahan dalam ukuran dan
struktur populasi tumbuhan seturut waktu), dan distribusi populasi yang sesuai dengan lingkungannya ( metapopulasi ).
Kerapatan populasi/density adalah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang (area), yang
umumnya diteliti dan dinyatakan sebagai jumlah(cacah) individu dan biomasa persatuan luas, persatuan isi( volume)
atau persatuan berat medium lingkungan yang ditempati. Misalnya, 50 individu tikussawah per hektar, 300 individu
keratela sp (zooplankton) per meter kubik air, 3ton udang per hektar luas permukaan tambak, atau 50 individu afik( kutu
daun) per daun.
Kerapatan populasi ditentukan oleh :
. Energy/produktifitas lingkungan.
. Tropic level organisme yang menyusunnya.
. Besar atau kecepatan metabolisme.
Homeostatic mechanisme yaitu suatu mekanisme dimana adanya kecenderungan faktor biotis mengadakan
keseimbangan. (Dalim,1999 : 83-84). Kerapatan kotor (Crude density) merupakan banyaknya individu(biomassa) yang
terdapat dalam satuan ruangan keseluruhan. Misalnya jumlah spesies per hektar hutan tropik basah.
Kerapatan ekologis berarti banyaknya individu (biomassa) persatuan habitat atau banyaknya individu menempati
per satuan/volume yang tersedia. Batas atas kerapatan populasi ditentukan oleh arus energy dalam ekosistem, tingkat
tropic organisme, ukuran individu dan kerapatan metabolisme individu organism tersebut. Batas bawah kerapatan
populasi lebih sulit ditemukan, kecuali pada suatu ekosistem yang memiliki mekanisme homoeostatis yang bekerja untuk
menjaga kerapatan organisme secara umum dan organisme yang dominan. Makin rendah tingkat tropik makin tinggi
kerapatanya dan pada tingkat tertentu makin besar individu makin besar biomassanya.
A. Pola distribusi pada suatu populasi dapat dibagi menjadi tiga:
Acak / Random : Pola penyebaran secara acak dapat dilihat dari jarak , lokasi,
sembarang tumbuhan, tidak mempunyai arah dan posisi terhadap lokasi spesies yang sama.
Mengelompok / Clumped: Pola penyebaran mengelompok (Agregated atau undispersed),
menunjukan bahwa hadirnya suatu tumbuhan akan memberikan indikasi untuk menemukan
tumbuhan yang sejenis.
Anggota tumbuhan yang ditemukan lebih banyak ditemukan secara mengelompok dikarenakan ada
beberapa alasan :
1. Reproduksi tumbuhan. menggunakan reuner / rimpangi.
Reproduksi tumbuhan yang menggunakan biji cenderung jatuh di sekitar induk.
2. Lingkungan /habitat mikro pada tiap spesies yang mempunyai kesamanan pada anggota spesies. Habitat dikatakan
homogen pada lingkungan makro, namun pada lingkungan mikro sangat berbeda. Mikrositus yang paling cocok
untuk suatu spesies cenderung ditempati lebih padat untuk spesies yang sama.
3. Teratur / regular: dapat ditemui pada perkebunan, agrikultur yang lebih diutamakan efektifitas dan efisiensi lahan.
Gb1. Pola distribusi pada suatu populasi
B. Pola pertumbuhan
Suatu populasi mengalami pertumbuhan, apabila laju kelahiran di dalam populasi itu lebih besar dari laju
kematian. Dikenal dua macam bentuk pertumbuhan populasi, yakni bentuk pertumbuhan eksponensial dan bentuk
pertumbuhan sigmoid
1.Pertumbuhan Eksponensial: Pertumbuhan populasi bentuk eksponensial ini terjadi bilamana populasi ada dalam
sesuatu lingkungan ideal baik,yaitu ketersediaan makanan, ruang dan kondisi lingkungan lainnya tidak
beroperasi membatasi, tanpa adanya persaingan/ kompetisi, dan lain sebagainya. Pada pertumbuhan populasi
yang demikian kerapatan bertambah dengan cepat secara eksponensial dan kemudian berhenti mendadak saat
berbagai faktor pembatas mulai berlaku mendadak.
2. Pertumbuhan Sigmoid: Pada pertumbuhan populasi yang berbentuk sigmoid ini, populasi mula-mula meningkat
sangat lambat (fase akselerasi positif). Kemudian makin capet sehingga mencapai laju peningkatan secara
logaritmik (fase logaritmik), namun segera menurun lagi secara perlahan dengan makin meningkatnya
pertahanan lingkungan, misalnya yang berupa persaingan intra spesies (fase akselerasi negatif) sehingga
akhirnya mencapai suatu tingkat yang kurang lebih seimbang (fase keseimbangan).
Metapopulasi adalah sekumpulan populasi lokal dari spesies yang sama dan melakukan perkawinan yang
dihubungkan oleh migrasi. Definisi lain dari Metapopulasi adalah suatu gabungan dari beberapa sub populasi yang
terhubungsatu dengan yang lain dimana dimungkinkan adanya aliran gen. Viabilitas metapopulasi tergantung pada laju
kepunahan lokal dan koloniasi dan ketidaksinkronan di dalam dinamika populasi lokal. Interaksi di antara spesies dalam
populasi tunggal, atau dalam metapopulasi tergantung pada skala migrasi dan tingkat percampuran dengan populasi-
populasi tetangganya. Misalnya populasi tumbuhan pada suatu single patch dapat mendukung populasi lain.Stabilitas
sistem ini secara keseluruhan tergantung pada struktur populasi setiap spesies.Populasi yang terkontrol merupakan sesuatu
yang secara teratur mengarah pada kemampuan lingkungan untuk mendukung individu-indivudu. Daya dukung ini bisa
berubah menurut waktu, oleh karena ketersediaan sumber menjadi kritis, perubahan umur struktur genetic populasi, atau
perubahan sumber kematian eks-ternal. Densitas populasi terkontrol mungkin berubah dalam pola yang bertahap(tracking)
dengan berubahnya daya dukung lingkungan. Tracking dari fluktuasi yang besar membutuhkan hubungan timbal balik
yang kuat dan cepat antaraorganisme dengan lingkungan.
Hubungan tersebut akan menentukan kecepatan perubahan populasi terkontrol sebagai respon terhadap fluktuasi
lingkungan( McNaughton, 2000: 509).Populasi dapat tumbuh cepat atau lambat. Kecepatan pertumbuhan populasi di
tentukan dengan perbedaan angka kelahiran dan angka kematian.Kecepatan pertumbuhan populasi itu di pengaruhi oleh
jumlah kematian sebelum mencapai umur reproduktif, dan ketahanan hidup pada umur tertentu. Kajian tentang populasi
tumbuhan yang memiliki definisi kumpulan spesies sejenis yang terdapat dalam suatu tempat dan waktu tertentu penting
untuk dipelajari karena berkaitan dengan keragaman hayati terutama tumbuhan dalam wilayah tertentu.
C. Parameter utama dalam demografi populasi tumbuhan antara lain:
.Natalitas : Merupakan kemampuan populasi untuk bertambah atau untuk meningkatkan jumlahnya, melalui
produksi individu baru yang melalui aktifitas perkembangan.
Laju natalitas: jumlah individu baru per individu atau per betina persatuan waktu.
Ada dua aspek yang berkaitan dengan natalitas ini antara lain :
a. Fertilitas tingkat kinerja perkembangbiakan yang direalisasikan dalam populasi, dan tinggi rendahnya
aspek ini diukur dari jumlah biji yang dihasilkan atau jumlah individu hasil reproduksivegetatif.
b. Fekunditas tingkat kinerja potensial populasi itu untuk menghasilkan individu baru.
Dalam ekologi dikenal dua macam natalitas yaitu:
1. Natalitas maksimum/ mutlak (absolut) / fisiologis: banyaknya jumlah maksimum individu-individu baru
dalam kondisi ideal(tidak ada factor pembatas ekologis, hanya factor pembatasfisiologis). Nilai natalitas
maksimum ini untuk populasi adalah konstan.
2. Natalitas ekologi menyatakan peningkatan populasi dalam kondisi lingkungan yang sebenarnya atau
kondisi spesifik lingkungan.
Mortalitas Menunjukkan kematian individu dalam populasi, sehinggadapat mengurangi jumlah populasi /
penyusutan populasi. Juga dapat dibedakan dalam dua jenis yakni
a) mortalitas ekologik = mortalitas yang direalisasikan yakni, matinya individu dibawah kondisi lingkungan
tertentu.
b) mortalitas minimum (teoritis), yakni matinya individu dalam kondisi lingkungan yang ideal, optimum dan
mati semata- mata karena usia tua.
Migrasi : tumbuhan tidak bisa melakukan migrasi. Migrasi pada tumbuhan bisa dianalogikan dengan pemencaran
(dispersi). Pemencaran dan perpindahan merupakan dua aktivitas yang berlainan, walaupun mempunyai kaitan
yang erat. Pemencaran hanya melibatkan diseminasi dari induk dan penyebaran (dalam arti yang dinamik) ke
suatu tempat yang baru, sedang perpindahan mencakup pula keberhasilan pertumbuhan dan penghunian yang
tetap (esesis).
Pemencaran merupakan proses esesnsial yang mendahului migrasi, yang sesungguhnya hanya dapat tercapai
dengan penghunian tetap di tempat baru. Di alam hanya sebagian kecil bagian tubuh tumbuhan yang dapat
dipencarkan dan yang dapat dengan tepat disebut sebagai diseminul (diaspora), benar-benar tumbuh tetap disuatu
tempat dan benar-benar melakukan migrasi. Bukan hanya sebagian besar telah mati awal (prematur) atau jatuh di
tanah gundul, atau terhenti di tempat yang tidak memberi kesempatan bagi mereka untuk mulai dengan suatu
kehidupan baru, atau gagal untuk mempertahankan diri dalam perjuangan melawan pesaing yang lebih kuat, tetapi
kondisi ekologi dan reaksi fisiologi harus terletak dalam batas-batas yang sempit untuk keberhasilan
terakhir.Struktur Umur Populasi: Teori demografi klasik memakai umur sebagai dasar untuk perkiraan kesuburan
dan survivorship. Namun, umur bukan merupakan indicator status reproduktif dalam tumbuhan.
Ada dua alasan pokok untuk ini, yaitu:
a) Ukuran tumbuhan tidak berkolerasi dengan umur
b) Bebarapa spesies tumbuhan akan berbunga bila mereka mencapai ukuran tertentu, tanpa
memandang umurnya.Banyak tumbuhan mempunyai berbagai plastisitas morfologi, sehingga
analisis demografi lengkap memerlukan data pada kedua stadia perkembangan dan umur.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Populasi tumbuhan adalah individu-individu sejenis yang menempatitempat dan pada waktu tertentu. batasan dari
populasi adalah spesiessejenis, ruang dan waktu tertentu, serta kuantitas dari spesies sejenis.
Populasi tumbuhan memiliki ciri dasar, yaitu: ciri biologis, yangmerupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh individu-
individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri statistik, yang merupakan ciri uniknya sebagaihimpunan atau
kelompok individu-individu yang berinteraksi satu denganlainnya.
Populasi tumbuhan bersifat dinamis sehingga mengalami perubahan.Faktor yang mempengaruhinya antara lain:
natalitas, mortalitas, migrasi(dispersi), serta faktor lingkungan baik abiotik maupun biotik.
Pertumbuhan populasi tumbuhan terjadi jika laju natalitas > mortalitas dankemampuan dispersi tinggi.
Penyusutan populasi tumbuhan terjadi jika laju mortalitas> laju natalitasdan kemampuan dispersi rendah.
Populasi dapat tumbuh cepat atau lambat. Kecepatan pertumbuhan populasi di tentukan dengan perbedaan angka
kelahiran dan angkakematian. Kecepatan pertumbuhan populasi itu di pengaruhi oleh jumlahkematian sebelum
mencapai umur reproduktif, dan ketahanan hidup padaumur tertentu.
Metapopulasi membahas tentang hubungan antar populasi dan peranansetiap populasi dalam ekosistem.
3.2 . Saran
1. Metode penghitungan populasi belum dijabarkan secara rinci sehingga perlu dijabarkan dalam penulisan makalah
selanjutnya.
2. Hubungan antar faktor masih beruba paparan, belum menggambarkan interaksi yang rinci dari setiap faktor
penentu dinamika populasi sehingga memerlukan kajian lebih lanjut.