Upload
rezkiyana-mulya-halim
View
243
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kimia klinik dasar.
Citation preview
MAKALAH KIMIA KLINIK DASAR
“GLUKOSA”
OLEH:
NAMA : NOER FAUZIAH RAHMAN
NIM : 70100110081
KELOMPOK : I (SATU)
GELOMBANG : III (TIGA)
LABORATORIUM KIMIA FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat
terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan.
Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal
bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama
pada industri pangan.
Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana dalam
biologi. Banyak alasan untuk kita kaji mengapa glukosa, dan bukan
monosakarida lain seperti fruktosa, yang begitu banyak digunakan. Glukosa
dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga akan mudah
tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi organisme
tingkat atas adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula
heksosa lainnya, yang tidak mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus
amino suatu protein. Reaksi ini (glikosilasi) mereduksi atau bahkan merusak
fungsi berbagai enzim. Rendahnya laju glikosilasi ini dikarenakan glukosa
yang kebanyakan berada dalam isomer siklik yang kurang reaktif. Meski
begitu, komplikasi akut seperti diabetes, kebutaan, gagal ginjal, dan
kerusakan saraf periferal (‘’peripheral neuropathy’’), kemungkinan
disebabkan oleh glikosilasi protein.
A. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud glukosa dan glukosa darah
2. Bagaimana metabolisme dan absorbs glukosa darah
3. Bagaiman pemeriksaan glukosa darah dan nilai rujukan serta interpretasi
hasil.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Glukosa
Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat
terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh.
Glukosa merupakan prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain di dalam
tubuh seperti glikogen, ribose dan deoxiribose dalam asam nukleat, galaktosa
dalam laktosa susu, dalam glikolipid, dan dalam glikoprotein dan
proteoglikan (Murray R. K. et al., 2003).
Karbohidrat glukosa merupakan karbohidrat terpenting dalam kaitannya
dengan penyediaan energi di dalam tubuh. Hal ini disebabkan karena semua
jenis karbohidrat baik monosakarida, disakarida maupun polisakarida yang
dikonsumsi oleh manusia akan terkonversi menjadi glukosa di dalam hati.
Glukosa ini kemudian akan berperan sebagai salah satu molekul utama bagi
pembentukan energi di dalam tubuh. Berdasarkan bentuknya, molekul
glukosa dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu molekul D-Glukosa dan L-
Glukosa. (Irawan. 2007)
Faktor yang menjadi penentu dari bentuk glukosa ini adalah posisi
gugus hidrogen (-H) dan alkohol (–OH) dalam struktur molekulnya. Glukosa
yang berada dalam bentuk molekul D & L-Glukosa dapat dimanfaatkan oleh
sistem tumbuh-tumbuhan, sedangkan sistem tubuh manusia hanya dapat
memanfaatkan DGlukosa. (Irawan. 2007)
Di dalam tubuh manusia glukosa yang telah diserap oleh usus halus
kemudian akan terdistribusi ke dalam semua sel tubuh melalui aliran darah.
Di dalam tubuh, glukosa tidak hanya dapat tersimpan dalam bentuk glikogen
di dalam otot & hati namun juga dapat tersimpan pada plasma darah dalam
bentuk glukosa darah (blood glucose). Di dalam tubuh selain akan berperan
sebagai bahan bakar bagi proses metabolisme, glukosa juga akan berperan
sebagai sumber energi utama bagi kerja otak. Melalui proses oksidasi yang
terjadi di dalam sel-sel tubuh, glukosa kemudian akan digunakan untuk
mensintesis molekul ATP (adenosine triphosphate) yang merupakan molukel
molekul dasar penghasil energi di dalam tubuh. Dalam konsumsi keseharian,
glukosa akan menyediakan hampir 50—75% dari total kebutuhan energi
tubuh. (Irawan. 2007)
Untuk dapat menghasilkan energi, proses metabolisme glukosa akan
berlangsung melalui 2 mekanisme utama yaitu melalui proses anaerobik dan
proses aerobik. Proses metabolisme secara anaerobik akan berlangsung di
dalam sitoplasma (cytoplasm) sedangkan proses metabolisme anaerobik akan
berjalan dengan mengunakan enzim ysebagai katalis di dalam mitochondria
dengan kehadiran Oksigen (O2).(Irawan. 2007)
B. Glukosa Darah
Kadar glukosa darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat
glukosa di dalam darah. Konsentrasi glukosa darah, atau tingkat glukosa
serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Umumnya tingkat glukosa darah
bertahan pada batas-batas yang sempit sepanjang hari (70-150 mg/dl).
Tingkat ini meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah
pada pagi hari, sebelum orang makan (Henrikson J. E. et al., 2009).
Ada beberapa tipe pemeriksaan glukosa darah. Pemeriksaan glukosa
darah puasa mengukur kadar glukosa darah selepas tidak makan setidaknya 8
jam. Pemeriksaan glukosa darah postprandial 2 jam mengukur kadar glukosa
darah tepat selepas 2 jam makan. Pemeriksaan glukosa darah ad random
mengukur kadar glukosa darah tanpa mengambil kira waktu makan terakhir
(Henrikson J. E. et al., 2009).
C. Metabolisme Glukosa Darah
Glukosa darah setelah diserap oleh dinding usus akan masuk dalam
aliran darah masuk ke hati, dan disintesis menghasilkan glikogen kemudian
dioksidasi menjadi CO2 dan H2O atau dilepaskan untuk dibawa oleh aliran
darah ke dalam sel tubuh yang memerlukannya. Kadar gula dalam tubuh
dikendalikan oleh suatu hormon yaitu hormon insulin, jika hormon insulin
yang tersedia kurang dari kebutuhan, maka glukosa darah akan menumpuk
dalam sirkulasi darah sehingga glukosa darah meningkat. Bila kadar glukosa
darah ini meninggi hingga melebihi ambang ginjal, maka glukosa darah akan
keluar bersama urin ( glukosuria ). (Depkes RI, 1999)
D. Absorbsi Glukosa Darah
Tubuh setelah mendapat intake makanan yang mengandung gula akan
melakukan proses pencernaan, dan absorbsi akan berlangsung terutama di
dalam duodenum dan jejunum proksimal, setelah absorbsi akan terjadi
peningkatan kadar glukosa darah untuk sementara waktu dan akhirnya
kembali pada kadar semula baseline. ( Sylvia Anderson Price, 1996 )
Besarnya kadar gula yang diabsorbsi sekitar 1 gram/kg BB tiap jam.
Kecepatan absorbsi gula di dalam usus halus konstan tidak tergantung pada
jumlah gula yang ada atau kadar dimana gula berada. Untuk mengetahui
kemampuan tubuh dalam memetabolisme karbohidrat dapat ditentukan
dengan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO). ( Sylvia Anderson Price, 1996 )
E. Pemeriksaan Glukosa Darah
1. Pra Analitik
a. Persiapan pasien
GDP (Glukosa Darah Puasa)
1) Pasien dipuasakan 8-12 jam sebelum tes
2) Semua obat dihentikan dulu, bila ada obat yang harus diberikan
ditulis pada formulir permintaan tes.
GD2PP (Glukosa 2 jam Post Prandial)
1) Dilakukan 2 jam setelah tes GDP
2) Pasien dianjurkan makan makanan yang mengandung 100 gram
karbohdrat sebelum tes dilakukan.
TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral)
1) Selama 3 hari sebelum tes, pasien dianjurkan makan makanan
yang mengandung karbohidrat seperti biasanya, tidak merokok,
tidak minum kopi/alcohol.
2) Puasa 10-16 jam sebelum tes
3) Tidak boleh olahraga dan minum obat sebelum dan selama tes
4) Awasi kemungkinan terjadinya hipoglikemia (lemah, gelisah,
keringatan, haus dan lapar).
b. Persiapan sampel
1) Pengambilan sampel sebaiknya pagi hari. Pada sore hari glukosa
darah lebih rendah.
2) Untuk sampel plasma , stabil selama kurang dari 1 jam
3) Untuk sampel serum stabil selama kurang dari 2 jam.
c. Prinsip
Metode tes : GDP, GD2PP, TTGO : Metode enzimatik (Glukose
axidase/ hexokinase)
UV Test
1) Sampel ditambahkan R1 (buffer/ATPNADP)
2) Tambahkan R2 (HK/G-6-PDH) dengan reaksi sbb:
Glukosa + ATP HK G-6-P + ADP
Hexokinase mengkatalisasi fosforilase glukosa menjadi glukosa 6
posfat oleh ATP.
G-6-P + NADP HK gluconate-6-P + NADPH +H
Konsentrasi glukosa diukur dengan fotometer.
d. Alat dan bahan
1) Cara Automatik
Alat: pipet mikro, tabung mikro, rak tabung, rak sampel, alat
automatic Cobas Mira Plus.
Bahan: Sampel serum, plasma (EDTA), reagen (R1
Buffer/ATP/NADP dan R2 HK/G-6-PDH)
2) Cara semiautomatic
Alat: Tarex 4 buah, pipet mikro 10ml, 1000ml, dan fotometer
4020 System Boehringer Mannheim
Bahan: sama dengan cara automatic
e. Nilai Rujukan
Tes (mg/dl)
GDS
-Darah vena
-Darah kapiler
<110
<90
GDP
-Darah vena
-Darah kapiler
<100
<90
GD2PP
-Darah vena
-Darah kapiler
<140
<120
2. Pasca Analitik
Kriteria diagnostic DM, Perkeni, Konsensus DM 1998
a. Kadar GDS darah vena ≥200mg/dl
b. Kadar GDP darah vena ≥126mg/dl
Interpretasi Tes GDS, GDP dan GD2PP
Tes Bukan DM Belum pasti DM DM
GDS
-Darah vena
-Darah kapiler
<110
<90
110-199
90-199
≥200
≥200
GDP
-Darah vena
-Darah kapiler
<100
<90
110-125
90-109
≥126
≥110
GD2PP
-Darah vena
-Darah kapiler
<140
<120
140-200
120-200
>200
>200
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting
yang digunakan sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh.
Ada beberapa tipe pemeriksaan glukosa darah. Pemeriksaan glukosa darah
puasa, pemeriksaan glukosa darah postprandial 2 jam, dan pemeriksaan
glukosa darah sewaktu.
Nilai rujukan pemeriksaan glukosa darah adalah:
GDS
-Darah vena
-Darah kapiler
<110
<90
GDP
-Darah vena
-Darah kapiler
<100
<90
GD2PP
-Darah vena
-Darah kapiler
<140
<120
B. Saran
Ketersediaan alat dan bahan akan lebih membantu jalannya praktikum dengan
baik.