Upload
nur-rezki-hajar
View
194
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Klasifikasi, dampak, pencernaan dan penyerapan, metabolisme
Citation preview
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberi kekuatan dan kesempatan
kepada kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang di harapkan
walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana, dimana makalah ini membahas
tentang “LIPID”
Makalah ini kami susun sebagai salah satu tugas untuk mengikuti mata kuliah biokimia.
Dengan makalah ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pengetahuan kita tentang lipid.
Selain itu kami juga berharap semua dapat mengetahui dan memahami tentang materi ini, karena
akan meningkatkan mutu individu kita
Kami sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih sangat minim,
sehingga saran dari dosen pengajar serta kritikan dari semua pihak masih kami harapkan demi
perbaikan makalah ini. Makalah ini tidak terlepas dari kerjasama kelompok. Kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Makassar, 2 Mei 2013
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... 1
DAFTAR ISI .................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .................................................................................................... 3B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 3C. Tujuan ................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Lipid ................................................................................................. 5B. Sumber Lipid .....................................................................................................C. Fungsi Lipid .......................................................................................................D. Klasifikasi Lipid .................................................................................................E. Pencernaan Lipid ...............................................................................................F. Penyerapan Lipid ...............................................................................................G. Metabolisme Lipid .............................................................................................H. Dampak Kelebihan dan Kekurangan Lipid ........................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................B. Saran ..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan,
hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah
lipid. Lipid terdapat dalam semua bagian tubuh manusia terutama dalam otak,
mempunyai peran yang sangat penting dalam proses metabolism secara umum.
Sebagian besar lipid sel jarinan terdapat sebagai komponen utama membrane sel
dan berperan mengatur jalannya metabolisme didalam sel. Untuk memberikan
definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk lipid
tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi
biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian para ahli biokimia bersepakat
bahwa lemak dan senyawa organik yang mempunyai sifat fisika seperti lemak,
dimasukkan dalam kelompok yang disebut lipid. Adapun sifat fisika yang
dimaksud ialah: (1) tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dalam
satu pelarut organic misalnya etel, aseton, klorofom, benzene yang sering juga
disebut “pelarut lemak”; (2) ada hubungan dengan asam-asam lemak atau
esternya; (3) mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup. Jadi
berdasarkan pada sifat fisika tadi, lipid dapat diperoleh dari hewan atau tumbuhan
dengan cara ekstraksi menggunakan alcohol panas, eter atau pelarut lemak yang
lain.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang kami angkat yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan lipid ?
2. Bagaimana klasifikasi lipid?
3. Apa fungsi dari lipid?
4. Apa saja sumber-sumber makanan yang mengandung lipid?
5. Bagaimana mekanisme penyerapan, pencernaan, dan metabolisme lipid
dalam tubuh?
6. Apa dampak kelebihan dan kekurangan lipid?
4
C. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan pengertian lipid.
2. Menerangkan klasifikasi lipid.
3. Menyebutkan apa saja yang menjadi fungsi dari lipid.
4. Menjelaskan sumber-sumber makanan yang mengandung lipid.
5. Menjelaskan mekanisme penyerapan, pencernaan, dan metabolism lipid
dalam tubuh.
6. Menjelaskan dampak dari kekurangan maupun kelebihan lipid.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN LIPID
Lipid ialah sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak minyak, steroid,
malam (wax), dan senyawa terkait, yang berkaitan lebih karena sifat fisiknya daripada
sifat kimianya (Buku Biokimia Harper : hal 128). Lipid bersifat amfifilik, yaitu lipid
mampu membentuk struktur seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam
lingkungan basah.
Lipid biologis seluruhnya atau sebagiannya berasal dari dua jenis sub satuan atau
blok bangunan biokimia yaitu, gugus ketoasil dan gugus isoprena. Istilah lipid merujuk
ke zat-zat yang dapat diekstraksi dari materi hidup dengan menggunakan pelarut
hidrokarbon, seperti ligroin, benzena, etil etar, atau klorofom.
B. KLASIFIKASI LIPID
Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalam beberapa golongan.Ada
beberapa cara penggolongan yang dikenal yakni : (1) lipid sederhana,yaitu ester asam lemak
dengan berbagai alkohol,contohnya lemak atau gliserida ( ester asam lemak dengan gliserol) dan
lilin/waxes (ester asam lemak dengan alkohol monohidrat berberat molekul tinggi); (2) lipid
kompleks yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan selain alkohol dan asam
lemak,contohnya fosfolipid ( lipid yang mengandung suatu residu asam fosfor,selain asam lemak
dan alkohol) lipid ini sering memiliki basa yang mengandung nitrogen dan substituen lain
misalnya alkohol pada gliserofosfolipid ialah gliserol dan alkohol pada sfingofosfolipid ialah
sfingosin,glikolipid/glikosfingolipid (lipid yang mengandung asam lemak,sfingosin,dan
karbohidrat),dan lipid kompleks lain seperti sulfolipid dan aminolipid.Lipoprotein juga dapat
dimasukkan ke dalam kelompok ini;(3)Prekursor dan lipid turunan : kelompok ini mencakup
asam lemak dan badan keton,hidrokarbon,vitamin larut lemak dan hormon. Karena tidak
bermuatan,asilgliserol (gliserida),kolestrol,dan ester kolestril disebut lipid netralDi samping itu
berdasarkan sifat kimia yang penting,lipid dapat dibagi dalam dua golongan besar,yakni lipid
yang dapat disabunkan,yakni dapat dihidrolisis dengan basa,contohnya lemak dan lipid yang
tidak dapat disabunkan contohnya steroid.
6
Dalam uraian berikut ini akan dibahas beberapa golongan berdasarkan struktur kimianya,yaitu :
1.Asam Lemak
Asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester trigliserida atau lemak,baik
yang berasal dari hewan atau tumbuhan.Asam lemak adalah asam karboksilat dengan jumlah
atom karbon banyak. Asam lemak terutama terdapat sebagai ester dalam minyak dan lemak
alami tetapi terdapat dalam bentuk tak-teresterifikasi sebagai asam lemak bebas,yakni suatu
bentuk transpor yang terdapat dalam plasma.Asam lemak yang terdapat dalam lemak alami
biaasanya adalah turunan rantai lurus yang mengandung atom karbon berjumlah genap yaitu 4-
24. Rantai tersebut dapat jenuh (tidak mengandung ikatan rangkap) contohnya asam stearat dan
asam palmitat atau tidak jenuh (mengandung satu atau lebih ikatan rangkap) contohnyaasam
oleat.Ester gliserol yang terbentuk dari asam lemak tak jenuh dinamakan minyak, sedangkan
yang berasal dari asam lemak jenuh dinamakan lemak. Titik leleh lemak lebih tinggi daripada
minyak, sehingga minyak cenderung mencair pada suhu kamar.
Asam lemak tidak jenuh mengandung satu ikatan rangkap atau lebih.Asam oleat
mengandung satu ikatan rangkap. Adanya ikatan rangkap ini memungkinkan terjadinya isomer
sis-trans.Asam lemak tidak jenuh yang terdapat dalam alam adalah isomer sis.Asam linoleat
mempunyai dua ikatan rangkap, sedangkan asam linolenat mempunyai tiga ikatan rangkap. Titik
leleh asam lemak karbon berjumlah genap meningkat seiring dengan panjang rantai dan menurun
sesuai ketidakjenuhannya. Suatu triasilgliserol yang mengandung tiga asam lemak jenuh dengan
12 karbon atau lebih bersifat padat pada suhu tubuh,sedangkan jika residu asam lemaknya 18:2
lemak ini berbentuk cair hingga di bawah 0˚C.
Apabila dibandingkan dengan asam lemak jenuh,asam lemak tidak jenuh mempunyai
titik lebur lebih rendah. Asam oleat mempunyai rantai karbon sama panjang dengan asam
stearat,akan tetapi suhu kamar asam oleat berupa zat cair. Di samping itu makin banayk jumlah
ikatan rangkap,makin rendah titik leburnya. Hal ini tampak pada titik lebur asam linoleat yang
lebih rendah dari titik lebur asam oleat.
Asam butirat larut dalam air. Kelarutan asam lemak dalam air berkurang dengan
bertambah panjangnya rantai karbon. Asam kaproat larut sedikit dalam air, sedangkan asam
palmita,stearat,oleat, dan linoleat tidak larut dalam air. Asam linoleat mempunyai kelarutan
dalam air sangat kecil. Umumnya asam lemak larut dalam eter atau alkohol panas.Asam lemak
adalah asam lemah. Apabila dapat larut dalam air molekul asam lemak akan terionisasi sebagian
7
dan melepaskan ion H+. Dalam hal ini pH larutan tergantung pada konstanta keasaman dan
derajat ionisasi masing-masing asam lemak.
Garam natrium atau kalium yang dihasilkan oleh asam lemak dapat larut dalam air dan
dikenal sebgai sabun. Sabun kalium disebut sabun lunak dan digunakan sebagai sabun untuk
bayi. Asam lemak yang umunya digunakan untuk sabun adalah asam palmitat atau stearat.
Dalam industri,sabun tidak dibuat asam lemak tetapi langsung dari minyak yang berasal dari
tumbuhan. Minyak adalah ester asam lemak tidak jenuh dengan gliserol. Melaui proses
hidrogenasi dengan bantuan katalis logam Pt atau Ni, asam lemak tidak jenuh diubah menjadi
asam lemak jenuh ,dan melalui proses penyabunan dengan basa NaOH atau KOH akan terbentuk
sabun dan gliserol.
2.Lemak
Lemak merupakan ester asam lemak dengan gliserol melaui reaksi dehidrasi. Dalam
pembentukan lemak, tiga asam lemak masing- masing berikatan dengan gliserol melalui ikatan
ester, suatu ikatan antara gugus hidroksil dengan gugus karboksil. Karena itu, lemak disebut juga
triasilgliserol; di samping nama lain trigliserida.
Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat dalam suhu ruangan, sedangkan lemak
yang berasal dari tumbuhan berupa zat cair. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi
mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak cair atau yang biasa disebut minyak
mengandung asam lemak tidak jenuh. Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai susunan asam
lemak yang berbeda-beda.Untuk menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak yang
8
terkandung di dalamnya diukur dengan bilangan iodium.iodium dapat bereaksi dengan ikatan
rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul iodium mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan
rangkap. Oleh karenanya makin banyak ikatan rangkap,makin banyak pula iodium yang dapat
bereaksi.
Seperti halnya lipid pada umumnya, lemak atau gliserida asam lemak pendek dapat larut
dalam air, sedangkan gliserida asam lemak panjang tidak larut. Semua gliserida larut dalam ester,
kloroform atau benzena. Alkohol panas adalah pelarut lemak yang baik.
Dengan proses hidrolisis lemak akan terurai menjadi asam lemak dan gliserol.
Proses ini dapat berjalan dengan menggunakan asam,basa atau enzim tertentu. Proses hidrolisis
yang menggunakan basa menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Oleh karena
itu proses hidrolisis yang menggunakan basa disebut proses penyabunan. Jumlah mol basa yang
digunakan dalam proses penyabunan ini tergantung pada jumlah mol asam lemak. Besarnya
bilangan penyabunan tergantung pada berat molekul lemak tersebut.
Di samping asam atau basa,lemak juga dapat terhidrolisis oleh enzim. Lemak yang kita
makan akan terhidrolisis oleh enzim lipase yang terdapat dalam cairan pankreas.Pada umunya
lemak apabila dibiarkan lama di udara akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak enak. Hal ini
disebabkan oleh proses hidrolisis yang menghasilkan asam lemak bebas. Di samping itu dapat
pula terjadi proses oksidasi terhadap asam lemak tidak jenuh yang hasilnya akan menambha bau
dan rasa yang tidak enak. Oksidasi asam lemak tidak jenuh akan menghasilkan peroksida dan
selanjutnya akan terbentuk aldehida.
Gliserol yang diperoleh dari hasil penyabunan lemak atau minyak adalah suatu zat cair
yang tidak berwarna dan mempunyai rasa yang agak manis. Gliserol larut baik dalm air dan tidak
larut dalam eter. Apabila gliserol dicampur dengan KHSO4 dan dipanaskan hati-hati,akan timbul
bau yang tajam khas seperti bau lemak yang terbakar yang disebabkan oleh terbentuknya
akrilaldehida atau akrolein. Reaksi ini telah dijadikan reaksi untuk menentukan adanya gliserol
seperti lemak atau minyak.
3.Malam/Lilin
Jenis yang mirip dengan fosfolipid dan lemak adalah malam (wax) merupakan suatu ester
yang mirip dengan fosfolipid. Perbedaannya, malam melibatkan monohidroksi alkohol dalam
gliserolnya yang mempunyai rantai panjang antara 14 sampai 34 atom karbon. Sebagaicontoh
alkohol panjang adalah setilalkohol dan mirisilalkohol. Lilin dapat diperoleh antara lain dari
9
lebah madu dan ikan paus atau lumba-lumba. Lilin lebah dikeluarkan oleh lebah madu untuk
membentuk sarang tempat menyimpan madu. Lilin lebah adalah campuran beberapa senyawa
terutama mirisilpalmitat. Lilin yang terdapat pada bagian kepala ikan paus atau lumba-lumba
disebut spermaseti yang sebagian besar terdiri atas setilpalmitat.
Lilin tidak larut dalam air,tetapi larut dalam pelarut lemak. Oleh karena itu lilin yang
terdapat pada tumbuhan berfungsi sebagai lapisan pelindung terhadap air misalnya yang terdapat
pada daun dan buah. Demikian pula lilin memegang peranan penting sebagai penahan air pada
binatang misalnya domba,burung,dan serangga. Lilin tidak mudah terhidrolisis seperti lemak dan
tidak dapat diuraikan oleh enzim yang menguraikan lemak. Oleh karenanya lilin tidak berfungsi
sebagai bahan makanan.
4.Fosfolipid
Fosfolipid serupa dengan lemak, yaitu merupakan suatu ester gliserol, tetapi, phosfolipid
hanya mengandung dua asam lemak, yang terikat pada atom C nomor 1 dan nomor 2 dari
gliserol, sedangkan atom C nomor tiga diesterkan oleh asam phosfat, yang telah mengikat gugus
alkohol jenis lain, seperti kolin, etanolamin, serin, dan inositol. Karena itu, phosfolipid diberi
nama menurut gugus alkohol yang terikat pada asam phosfatnya, misalnya phosfatidilkolin
(gugus alkohol mengikat kolin), phosfatidil etanolamin (mengikat etanolamin), phosfatidil serin,
dan nama lainnya. Dengan demikian senyawa yang termasuk fosfolipid ialah fosfatidilkolin,
fosfatidilletanolamina, fosfatidilserin, dan fosfatidilinositol.
Fosfolipid atau fosfatidat ialah suatu gliserida yang mengandung fosfor dalam bentuk
ester asam fosfat. Oleh karenanya fosfolipid ialah suatu fosfogliserida. Senyawa-senyawa dalam
golongan fosfogliserida ini dapat dipandang sebagai derivat asam α.fosfatidat.Pada umumnya
fosfolipid terdapat dalam sel tumbuhan,hewan, dan manusia. Pada tumbuhan fosfolipid terdapat
dalam kedelai. Adapun pada manusia atau hewan terdapat dalam otak,hati,ginjal,pankreas,paru-
paru,dan jantung.
Fosfatildilkolin atau lesitin mula-mula diperoleh dari kuning telur (lekhytos) oleh karena
itu diberi nama lesitin. Asam lemak yang terdapat pada lesitin antara lain adalah aasam palmitat,
stearat, oleat, linoleat, dan linolenat. Asam lemak yang mengikat pada atom karbon nomor 1
pada umumnya adalah asam lemak jenuh dan yang terikata pada atom karbon nomor 2 adalah
10
asam lemak tidak jenuh. Lesitin berupa zat padat lunka seperti lilin, berwarna putih dan dapat
diubah menjadi coklat bila kena cahaya dan bersifat higroskopik dan bila dicampur denga air
membentuk larutan koloid. Lesitin larut dalam semua pelarut lemak kecuali aseton.
Sefalin adalah fosfogliserida yang tidak larut dalam aseton dan alkohol. Yang termasuk
sefalin ialah fosfatidiletanolamina dan fosfatidilserin. Kedua jenis senyawa ini terdapat dalam
berbagai jaringan dan sel, terutama banyak terdapat dalam sel otak dan sel syaraf lainnya
bersama-sama dengan lesitin.
Fosfafitidiletanolamina dan fosfatidilserin dapat dihidrolisis sempurna, sehingga di
samping menghasilkan asam lemak, gliserol dan fosfat, juga menghasilkan etanolamina dan
fosfatidilserin menghasilkan juga serin. Hidrolisis parsial dapat dilakukan dengan menggunakan
enzim fosfatidase tertentu , sehingga asam lemak pada atom karbon nomor 2 dapat diuraikan dan
menghasilkan lisosefalin. Fosfatidilinositol terdapat dalam semua sel dan jaringan hewan,
sedangkan dalam tumbuhan terdapat dalam kedelai.
5. Sfingolipid
Senyawa yang termasuk golongan ini dapat dipandang sebagai derivat sfingosin atau
yang mempunyai struktur yang mirip misalnya dihidrosfingosin. Seramida adalah derivat
sfingosin yang mengandung gugus asli dari asam lemak. Gugus ini terikat pada gugus amino
dalam bentuk amida. Senyawa-senyawa yang termasuk dalam kelompok ini dibedakan satu dari
yang lain pada asam lemak yang terdapat pada molekulnya. Seramida terdapat dalam jumlah
kecil pada jaringan tumbuhan maupun hewan.
Sfingomielin adalah kelompok senyawa yang mempunyai rumus dan merupaka satu-
satunya sfingolipid yang mengandung fosfat. Sfingomielin terutama terdapat dalam jaringan
syaraf. Dalam otak juga terdapat sfingomielin yang mengandung sfingosin dengan beberapa
ikatan rangkap. Di samping kelompok seramida dan sfingomielin ada senyawa dalam golongan
sfingolipid yang mengandung karbohidrat. Kelompok ini disebut glikolipid dan salah satu contoh
senyawa tersebut ialah serebrosida.
Serebrosida terdapat terutama pada jaringan syaraf. Dengan hidrolisis serebrosida akan
menghasilkan molekul sfingosin , asam lemak dan heksosa , terutama galaktosa, dan kadang-
kadang glukosa. Perbedaan antara masing-masing senyawa yang termasuk serebrosida ini ialah
11
pada jenis asam lemak yang terikat. Sebagai contoh kerasin mengandung asam lignoserat dan
serebron mengandung asam hidroksilignoserat atau asam serebronat.
6. Terpen
Dalam alam banyak terdapat senyawa yang molekulnya dapat dianggap terdiri atas
beberapa molekul isoprena ( 2-metilbutadienal) atau mempunyai hubungan struktual denga
isoprena. Senyawa-senyawa tersebut dikelompokkan dalam golongan terpen. Molekul senyawa
yang termasuk terpen ini kebanyakan terdiri atas kelipatan dari lima atom karbon. Yang termsuk
terpen antara lain sitral,pinen,geraniol,kamfer,karoten,vitamin A,fitol, dan skualen.
Sitral, pinen, dan geraniol terdapat dalam minyak atsiri (minyak yang mudah menguap)
yang berasal dari tumbuhan, misalnya terpentin dan minyak mawar. Sitronelal terdapat dalam
minyak sereh. Kamfer dalam alam terdapat dalam pohon kamfer ( chinnamomum camphora ).
Wortel yang kita kenal sehari-hari berwarna merah kekuning-kuningan mengandung banyak
karoten yang merupakan pembentuk vitamin A. Vitamin A sendiri dapat diperoleh dari ikan
paus. Fitol adalah salah satu hasil hidrolisis klorofil, sedangkan skualen dapat diperoleh dari
minyak ikan hiu.
7. Steroid
Ada sejumlah besar senyawa lipid yang mempunyai struktur dasar yang sama dan dapat
dianggap sebagai derivat perhidrosiklopentanofenantrena,yang terdiri atas tiga cincin
sikloheksana terpadu seperti bentuk fenantrena dan sebuah cincin siklopentana yang tergabung
pada ujung cincin sikloheksanatersebut. Senyawa-senyawa tersebut termasul dalam suatu
kelompok yang disebut steroid.
Banyak steroid yang dikenal dengan nama trivial atau nama biasa, misalnya androsteron,
progesteron, estron, dan lain-lain. Untuk memberikan nama kepada steroid digunakan
patokan,yaitu beberapa jenis hidrokarbon yang mempunyai rumus tertentu sebagai senyawa asal,
misalnya etiokolana, alopregnana, androstana, pregnana, dan estrana.Adapun senyawa penting
yang termasuk golongan steroid, yaitu :
a. Kolesterol
Kolesterol adalah salah satu sterol yang penting dan terdapat banyak di alam. Kolesterol
terdapat pada hampir semua sel hewan dan semua manusia. Kolesterolmerupakan bahan
12
awal untuk pembentukan asam empedu, hormon steroid, dan vitamin D. Pada tubuh
manusia kolesterol terdapat dalam darah, empedu, kelenjar adrenal bagian luar ( adrenal
cortex ) dan jaringan syaraf. Mula-mula kolesterol diisolasi dari batu empedu karena
kolesterol ini merupakan komponen utama batu empedu tersebut. Kolesterol dapat larut
dalam pelarut lemak, misalnya eter, kloroform, benzena, dan alkohol panas. Apabila
terdapat dalam konsentrasi tinggi, kolesterol akan mengkristal yang tidak berwarna, tidak
berasa, dan tidak berbau, dan mempunyai titik lebur 150-151˚C. Walaupun kolesterol
esensial bagi mahluk hidup, tapi berimplikasi terhadap pembentukan ‘plek’ atau endapan
pada dinding pembuluh nadi (suatu proses yang disebut arteosclerosis, atau pengerasan
pembuluh), yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah karena pembuluh darah
menjadi makin tebal bahkan dapat mengakibatkan penyumbatan. Hal ini mengakibatkan
berkurangnya elastisitas atau kelenturan pembuluh darah. Dengan penyempitan
pembuluh darah, maka aliran darah terganggu dan untuk mengatasi gangguan ini jantung
harus memompa darah lebih keras sehingga jantung akan bekerja lebih keras daripada
biasanya. Penyumbatan pada pembuluh ini menimbulkan kerusakan jantung, yang pada
gilirannya dapat menimbulkan kematian akibat serangan jantung.
Adanya kolesterol dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa reaksi warna. Salah
satu diantaranya ialah reaksi Salkwoski. Apabila kolesterol dilarutkan di dalam kloroform
dan larutan ini dituangkan di atas larutan asam sulfat pekat dengan hati-hati, maka bagian
asam berwarna kekuningan dengan fluoresensi hijau bila dikenai cahaya. Bagian
kloroform akan berwarna biru dan yang berubah menjadi merah dan ungu. Larutan
kolesterol dalam kloroform bila ditambah anhidrida asam asetat dan asam sulfat pekat,
maka larutan tersebut mula-mula akan berwarna merah, kemudia biru dan hijau. Ini
disebut reaksi Lieberman Burchard. Warna hijau yang terjadi ini ternyata sebanding
dengan konsentrasi kolesterol. Karenanya reaksi Lieberman Burchard dapat digunakan
untuk menetukan kolesterol secara kuantitatif. Dalam darah manusia normal terdapat
kolesterol antara 150-200 miligram tiap ml darah.
b. 7-Dehidrokolesterol
Senyawa ini terdapat di bawah kulit dan hanya berbeda sedikit dari kolesterol yaitu
terdapat ikatan rangkap C = C antara atom C nomor 7 dan nomor 8. Senyawa ini terdapat
13
bersama dengan kolesterol dalam jaringan-jaringan. Dengan sinar ultraviolet, 7-
Dehidrokolesterol dapat diubah menjadi vitamin D yang sangat berguna bagi tubuh.
Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan kerapuhan pada tulang. Oleh karena sinar
matahari mengandung sinar ultraviolet, maka berjemur di sinar matahari oada pagi hari
sangat bermanfaat bagi tubuh.
c. Ergosterol
Sterol ini mempunyai struktur inti sama dengan 7-dehidrokolesterol, tetapi berbeda pada
rantai sampingnya. Ergosterol dapat juga membentuk vitamin D apabila dikenai sinar
ultraviolet. Ergosterol maupun 7-dehidrokolesterol disebut provitamin D.
d. Asam-asam empedu
Cairan empedu dibuat oleh hati dan disimpan dalam kantung empedu yang kemudian
dikeluarkan ke dalam usus dua belas jari (duodenum ) untuk membantu proses
pencernaan makanan. Cairan empedu ini mengandung bilirubin yaitu zat warna yang
terjadi dari penguraian hemoglobin, asam-asma empedu dalam bentuk garam empedu dan
kolesterol. Asam-asam empedu yang terdapat dalam cairan empedu antara lain ialah asam
kolat, asam deoksikolat, dan asam litokolat. Asam-asam empedu dibuat di dalam hati dari
kolesterol melalui serangkaian reaksi-reaksi kimia.
Dalam empedu, asam deoksikolat bergabung dengan glisin membentuk asam
glikodeoksikolat, sedangkan asam litokolat bergabung dengan taurin membentuk asam
taurolitokolat. Kedua asam ini terdapat dalam bentuk garam dan merupakan komponen
utama dalam empedu. Garam-garam empedu ini berfungsi sebagai emulgator, yaitu suatu
zat yang menyebabkan kestabilan suatu emulsi. Dengan demikian garam-garam empedu
membantu proses pencernaan lipid atau lemak dalam ususdan absorpsi hasil-
hasilpencernaan melaui dinding usus dan dibawa kembali ke hati.
e. Hormon kelamin
Hormon seks yang penting pada laki-laki adalah testoteron dan androsteron. Testoteron
merupakan hormon yang mengendalikan pertumbuhan reproduksi organ dan rambut,
serta untuk mengembangkan struktur otot dan suara khas laki-laki. Adapun androsteron
terdapat pada urine dan merupakan hasil perubahan kimia atau metabolisme
testosteron.Sedangkan dua jenis hormon seks perempuan, terutama progesteron dan
golongan estrogen ( contohnya estrol, estradiol, dan estriol ). Hormon-hormon ini
14
menyebabkan perubahan berkala dalam sel telur dan uterus yang bertanggung jawab
terhadap siklus menstruasi. Selama kehamilan, progesteron berada pada tingkat yang
tinggi, dan dipertahankan untuk mencegah ovulation. Dan sebagai kendali terhadap
kelahiran menggunakan progesteron jenis tertentu yang disebut etinodiol diasetat.Adapun
hasil metabolisme progesteron adalah pregnandiol.
C. FUNGSI LIPID
Ada beberapa fungsi lipid di antaranya:
1. Sebagai penyusun struktur membran sel
Dalam hal ini lipid berperan sebagai barier untuk sel dan mengatur aliran
meterial-material. Fungsi utama yang dijalankan oleh lipid pada semua
jenis sel berakar dari kemampuannya membentuk membrane yang
berbentuk seperti lembaran.
2. Sebagai cadangan energi
Lipid disimpan sebagai jaringan adipose (jaringan lemak). Jaringan lemak
terdapat di seluruh bagian tubuh, yaitu di bawah kulit disekitar persendian
dan di sekitar organ bagian dalam seperti ginjal dan jantung. lipid paling
banyak mengandung energy potensial yaitu 9,3% kkal/mol, dibandingkan
dengan karbohidrat dan protein yang masing-masing mengandung energi
potensial sekitar 4,3 kkal/mol.
3. Sebagai hormon dan vitamin
Hormon mengatur komunikasi antar sel, sedangkan vitamin membantu
regulasi proses-proses biologis
4. Sebagai isolator suhu
Beberapa organ tubuh berfungsi sebaga pengantar impuls / rangsangan
selalu dibungkus oleh lipid sebagai isolator, misalnya pada organ syaraf
hewan-hewan tingkat tinggi/manusia. Lipid juga sebagai peredam / kedap
suhu karena itu lipid juga berfungsi sebagai isolator suhu.
15
5. Sebagai pelindung, baik selular maupun aselular
Pelindung selular karena lipid merupakan bagia integral dari membran sel,
di mana membran sel adalah pelindung utama sel. Sebagai pelindung
aselular, lipid dikatakan sebagai pelindung organisme. Lipid sebagai
pelindung organism dalam bentuk jaringan integument karena jaringan
integument banyak mengandung lipid, lipid tesebut membungkus kuncup-
kuncup daun, bunga, buah, dan putik terutama dari serangan air dan racun-
racun serangga.
6. Alat angkut vitamin larut lemak
Lipid membantu transportasi dan absorbsi vitamin larut lemak yaitu A, D,
E, dan K. Karena vitamin-vitamin tersebut hanya dapat dicerna,
diadsorbsi, dan diedarkan dengan bantuan lemak.
7. Sebagai pengawet
Zat atau senyawa yang dilindungi oleh lipi akan kedap air dan akan lebih
awet, karena itu puka lipid dikatakan sabagai pengawet.
8. Sebagai pelindung organ tubuh
Lapisan lemak yang mnyelubungi organ-organ tubuh, seperti jantung, hati
dan ginjal. Membantu menahan ogan-organ tersebut tetap di temptnya dan
melindunginya terhadap benturan dan bahaya lain.
9. Sumber zat untuk sintese bagi hormon, kelenjar empedu serta menunjang
proses pemberian signal transducing.
10. Sumber asam lemak esensial
D. SUMBER-SUMBER MAKANAN YANG MENGANDUNG LIPID
Sumber lemak dibagi menjadi:
Tumbuhan
Minyak tumbuhan(kelapa, kelapasawit, kacangtanah, kedele, jagung)
margarin dan buah alpukat
Hewan
Mentega, daging sapi, ayam, susu, ikan basah, minyak ikan, keju, dan
telur.
16
E. MEKANISME PENCERNAAN LIPID
Diagram sistem pencernaan
manusia
1. Pelenjaran ludah
2. Parotis
3. Submandibularis (bawah
rahang)
4. Sublingualis (bawah
lidah)
5. Rongga mulut
6. Tekak / Faring
7. Lidah
8. Kerongkongan /
Esofagus
9. Pankreas
10. Lambung
11. Saluran pankreas
12. Hati
13. Kantung empedu
14. Usus dua belas jari
(duodenum)
15. Saluran empedu
16. Usus besar / Kolon
17. Kolon datar (transverse)
18. Kolon naik (ascending)
19. Kolon turun (descending)
20. Usus kecil (ileum)
21. Sekum
22. Umbai cacing
17
23. Poros usus / Rektum
24. Anus
(1) Pencernaan Mekanik
Bahan makanan yang telah mengalam penguraian sebaian besar di mulut, melalui
tenggorokan (esophagus) masuk ke dalam lambung. Disini kerja enzim amilase dalam air
ludah diberhentikan dengan adanya asam klorida yang dikeluarkan oleh lambung. Dalam
keadaan normal bahan makanan tinggal untuk beberapa jam di dalam lambung, sementara
asam klorida dan pepsin menguraikan protein dan karbohidrat yang terkandung dalam zat
makanan tersebut menjadi oligopeptida dan oligosakarida. Berbeda dengan amilase dan
enzim lainnya, pepsin bekerja pada suasana sangat asam, pH 1,0-2,5, sesuai dengan kondisi
asam cairan lambung.
(2) Selanjutnya, proses pencernaan berlangsung di dalam usus halus yang mengeluarkan
berbagai enzim dan zat pencerna dari berbagai organ tubuh. Kandung empedu mengeluarkan
asam empedu untuk mengemulsi senyawa lipid; kelenjar pankreas mengeluarkan cairan
yang mengandung amilase; menguraikan ligosakarida menjadi maltosa; tripsin dan
kimotripsin menguraikan oligopeptida menjadi peptida kecil; lipase menguraikan trigliserida
menjadi asam lemak dan gliserol; kolesterol estrase menguraikan senyawa ester sengan
kolesterol. Selain itu masih ada lainnya yang dikeluarkan oleh usus halus untuk
menyempurnakan proses penguraian sedemikian rupa sehingga dihasilkan senyawa
monosakarida, mononukleotida, asam lemak, asam mino dan senyawa senyawa kecil satuan
pembentuk molekul lainnya yang siap untuk diserap olehdinding usus halus selanjutnya
dibawa oleh a;iran darah atau limpa ke seluruh bagian tubuh.
(3) Bagian makanan yang tidak mengalami penguraian secara tuntas bersama bakteri yang
terdapat di dalam usus halus masuk ke dalam usus besar untuk selanjutnya dikeluarkan
tubuh melalui anus
F. MEKANISME PENCERNAAN LIPID
18
Penyerapan atau absorpsi merupakan suatu proses masuknya zat makanan ke darah dan
limpa melalui dinding usus halus. Seperti telah dierangkan sebelumnya,, proses pencernaan
diperlukan untuk menghasilkan molekul kecil yang mudah larut dalam air dan dapat diserap
melalui dinding usus halus juga untuk mengurangi kemungkinan adanya zat racun yang masuk
ke dalam tubuh.
Pada proses enyerapan asam lemak mengalami proses sintesis ulang menjadi lemak yang
kemudian masuk ke dalam aliran darah dan limpa. Usus halus merupakan empat utama
terjadinya proses penyerapan zat makanan yang panjangnya ± 8 m dan berlipat-lipat, dimana zat
makanan terdapat disini selama 5-8 jam merupakan tempat yang baik sekali untuk terjadinya
proses penyerapan. Mekanisme penyeran usus halus ini adalah khas. Sebagian molekul dapat
diserap dan sebagian lagi tidak, dan kecepatan penyerapannya dapat diatur untuk tiap macam
molekul : Ergosterol yang mempunyai struktur kimia tidak jauh berbeda dari kolesterol tidak
diserap, sedangkan kolesterol dapat diserap; klorida dan posfat diserap, sedangkan sulfat tidak;
heksosa pada umumnya mudah diserap, sedangkan pentosa sukar, meskipun pentosa berukuran
molekul yang lebih kecil. Dalam mulut, lambung, dan tenggorokan hampir tidak terjadi
penyerapan kecuali beberapa senyawa organik, obat-obatan dan alkohol yang masing-masing
mengalami penyerapan di mulut dan lambung. Sedangkan air diserap dalam usus besar.
Molekul yang masuk ke dalam tubuh, yang diserap melalui dinding usus halus,
selanjutnya mengalami salah satu ari dua macam reaksi metabolisme: reaksi katabolisme dan
anabolisme. Reaksi anabolisme membutuhkan energi yang disebut reaksi endergonik, sedangkan
katabolisme menghasilkan energi disebut reaksi eksegonik.
G. MEKANISME METABOLISME LIPID
Pada metabolisme lipid merupakan komponenbahan makanan yang masuk ke dalam
tubuh hewan, dimulai dengan proses pencernaannya di dalam usus halus. Enzim lipase yang
terdapat di dalam lambung tidak dapat melakukan tugasnya karena suasana keasaman lambung
yang terlalu tinggi, pH 1,2 – 2,5. Enzim lipase yang dikeluakan oleh kandung empedu, pankreas,
dan sel usus halus, mengkatalis proses hidrolisis ikatan esterpada trigliserida menghasilkan asam
lemak bebas dan gliserol. Dua golongan lipidlainnya fosfolipida dan kolesterol ester, mengalami
19
proses hidrolisis dengan dikatalis oleh berbagai macam enzim lipase, seperti fosfolipase –A, –B,
–C, –D dan kolesterol esterase.a
Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu
trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid
adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid. Karena
larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam lemak rantai
pendek juga dapat melalui jalur ini.
Struktur miselus. Bagian polar berada di sisi luar, sedangkan bagian non polar berada di sisi
dalam
Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka
diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke dalam sel
epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera dibentuk
menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron.
Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena
kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian ditransportasikan
menuju hati dan jaringan adiposa.
20
Struktur kilomikron. Perhatikan fungsi kilomikron sebagai pengangkut trigliserida
Simpanan trigliserida pada sitoplasma sel jaringan adiposa
Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi asam-
asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut, dibentuk
kembali menjadi simpanan trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini dinamakan
esterifikasi. Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah
menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi
menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak
tersebut ditransportasikan oleh albuminke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai
asam lemak bebas (free fatty acid/FFA).
Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak
dan gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak
mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai
cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari
karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika harus
memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan trigliserida ini dinamakan
lipolisis.
Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA.
Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein, asetil
KoA dari jalur ini pun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi.
Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat mengalami
lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida.
21
Kolesterol
Aseto asetat
hidroksi butirat Aseton
Steroid
Steroidogenesis
Kolesterogenesis
Ketogenesis
Diet
Lipid
Karbohidrat
Protein
Asam lemak
Trigliserida
Asetil-KoA
Esterifikasi Lipolisis
Lipogenesis Oksidasi beta
Siklus asam sitrat
ATP
CO2
H2O
+ ATP
Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami
kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis
membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak juga berpotensi
menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton). Proses ini
dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan gangguan keseimbangan
asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian.
Ikhtisar metabolisme lipid
Metabolisme gliserol
Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber energi. Gliserol ini
selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis. Pada tahap awal,
Gliserol
22
gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP membentuk gliserol 3-fosfat. Selanjutnya
senyawa ini masuk ke dalam rantai respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu
produk antara dalam jalur glikolisis.
Reaksi-reaksi kimia dalam metabolisme gliserol
Oksidasi asam lemak (oksidasi beta)
Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses yang dinamakan
oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak harus diaktifkan
terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Dengan adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak
diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase).
Aktivasi asam lemak menjadi asil KoA
23
Membran mitokondria internaKarnitin palmitoil transferase IIKarnitin
Asil karnitintranslokase
KoA Karnitin
Asil karnitin Asil-KoA
Asil karnitin
Beta oksidasi
Membran mitokondria eksterna
ATP + KoA AMP + PPi
FFA Asil-KoA
Asil-KoA sintetase(Tiokinase)
Karnitin palmitoil transferase I
Asil-KoA KoA
Karnitin Asil karnitin
Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang. Asam lemak
rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan senyawa
karnitin, dengan rumus (CH3)3N+-CH2-CH(OH)-CH2-COO-.
Mekanisme transportasi asam lemak trans membran mitokondria melalui mekanisme
pengangkutan karnitin
Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan sebagai berikut:
Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh enzim
tiokinase.
Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin palmitoil
transferase I yang terdapat pada membran eksterna mitokondria menjadi asil karnitin.
Setelah menjadi asil karnitin, barulah senyawa tersebut bisa menembus membran interna
mitokondria.
24
Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil karnitin translokase yang
bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan karnitin keluar.
Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan KoA dengan
dikatalisir oleh enzim karnitin palmitoiltransferase II yang ada di membran interna
mitokondria menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan.
Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam proses
oksidasi beta.
Dalam oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam rangkaian siklus dengan 5 tahapan proses
dan pada setiap proses, diangkat 2 atom C dengan hasil akhir berupa asetil KoA. Selanjutnya
asetil KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat. Dalam proses oksidasi ini, karbon β asam
lemak dioksidasi menjadi keton.
Oksidasi karbon β menjadi keton
Keterangan:
25
Frekuensi oksidasi β adalah (½ jumlah atom C)-1
Jumlah asetil KoA yang dihasilkan adalah (½ jumlah atom C)
Oksidasi asam lemak dengan 16 atom C. Perhatikan bahwa setiap proses pemutusan 2 atom C
adalah proses oksidasi β dan setiap 2 atom C yang diputuskan adalah asetil KoA.
Aktivasi asam lemak, oksidasi beta dan siklus asam sitrat
Telah dijelaskan bahwa asam lemak dapat dioksidasi jika diaktifkan terlebih dahulu menjadi
asil-KoA. Proses aktivasi ini membutuhkan energi sebesar 2P. (-2P)
Setelah berada di dalam mitokondria, asil-KoA akan mengalami tahap-tahap perubahan
sebagai berikut:
1. Asil-KoA diubah menjadi delta2-trans-enoil-KoA. Pada tahap ini terjadi rantai respirasi
dengan menghasilkan energi 2P (+2P)
2. delta2-trans-enoil-KoA diubah menjadi L(+)-3-hidroksi-asil-KoA
26
3. L(+)-3-hidroksi-asil-KoA diubah menjadi 3-Ketoasil-KoA. Pada tahap ini terjadi rantai
respirasi dengan menghasilkan energi 3P (+3P)
4. Selanjutnya terbentuklah asetil KoA yang mengandung 2 atom C dan asil-KoA yang telah
kehilangan 2 atom C.
Dalam satu oksidasi beta dihasilkan energi 2P dan 3P sehingga total energi satu kali oksidasi
beta adalah 5P. Karena pada umumnya asam lemak memiliki banyak atom C, maka asil-
KoA yang masih ada akan mengalami oksidasi beta kembali dan kehilangan lagi 2 atom C
karena membentuk asetil KoA. Demikian seterusnya hingga hasil yang terakhir adalah 2
asetil-KoA.
Asetil-KoA yang dihasilkan oleh oksidasi beta ini selanjutnya akan masuk siklus asam sitrat.
Penghitungan energi hasil metabolisme lipid
Dari uraian di atas kita bisa menghitung energi yang dihasilkan oleh oksidasi beta suatu
asam lemak. Misalnya tersedia sebuah asam lemak dengan 10 atom C, maka kita
memerlukan energi 2 ATP untuk aktivasi, dan energi yang di hasilkan oleh oksidasi beta
adalah 10 dibagi 2 dikurangi 1, yaitu 4 kali oksidasi beta, berarti hasilnya adalah 4 x 5 = 20
ATP. Karena asam lemak memiliki 10 atom C, maka asetil-KoA yang terbentuk adalah 5
buah.
Setiap asetil-KoA akan masuk ke dalam siklus Kreb’s yang masing-masing akan
menghasilkan 12 ATP, sehingga totalnya adalah 5 X 12 ATP = 60 ATP. Dengan demikian
sebuah asam lemak dengan 10 atom C, akan dimetabolisir dengan hasil -2 ATP (untuk
aktivasi) + 20 ATP (hasil oksidasi beta) + 60 ATP (hasil siklus Kreb’s) = 78 ATP.
Sebagian dari asetil-KoA akan berubah menjadi asetoasetat, selanjutnya asetoasetat berubah
menjadi hidroksi butirat dan aseton. Aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton dikenal sebagai
badan-badan keton. Proses perubahan asetil-KoA menjadi benda-benda keton dinamakan
ketogenesis.
27
Proses ketogenesis
Lintasan ketogenesis di hati
Sebagian dari asetil KoA dapat diubah menjadi kolesterol (prosesnya dinamakan
kolesterogenesis) yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan untuk disintesis menjadi
steroid (prosesnya dinamakan steroidogenesis).
28
Gambar Lintasan kolesterogenesis
Sintesis asam lemak
Makanan bukan satu-satunya sumber lemak kita. Semua organisme dapat men-sintesis asam
lemak sebagai cadangan energi jangka panjang dan sebagai penyusun struktur membran.
Pada manusia, kelebihan asetil KoA dikonversi menjadi ester asam lemak. Sintesis asam
lemak sesuai dengan degradasinya (oksidasi beta).
Sintesis asam lemak terjadi di dalam sitoplasma. ACP (acyl carrier protein) digunakan
selama sintesis sebagai titik pengikatan. Semua sintesis terjadi di dalam kompleks multi
enzim-fatty acid synthase. NADPH digunakan untuk sintesis.
Tahap-tahap sintesis asam lemak ditampilkan pada skema berikut.
29
Tahap-tahap sintesis asam lemak
H. DAMPAK KEKURANGAN DAN KELEBIHAN LIPID
Kelebihan Lipid
Obesitas
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak
tubuh yang berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk
menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi
lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan
pria. Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan
sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk).
o Pengobatan/ treatment
Tanaman obat atau pelangsing memilii sifat diuretikum dapat membantu
pembuangan lemak melalui urine, melarutkan lemak sehingga mempercepat proses
pembakaran lemak, mampu mengurangi penyerapan lemak karena sifat
adstringengt, sementara sifat laksan mengurangi penyerapan lemak dan karbohidrat
sehingga baik dalam meningkatkan pembuangan lemak.
Hiperlipidemia
Yang dimakud dengan Hiperlipidemia adalah suatu keadaan yang ditandai
oleh peningkatan kadar lipid/lemak darah. Berdasarkan jenisnya, hiperlipidemia
dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Hiperlipidemia Primer
30
Banyak disebabkan oleh karena kelainan genetik. Biasanya kelainan ini
ditemukan pada waktu pemeriksaan laboratorium secara kebetulan. Pada
umumnya tidak ada keluhan, kecuali pada keadaan yang agak berat
tampak adanya xantoma (penumpukan lemak di bawah jaringan kulit).
2. Hiperlipidemia Sekunder
Pada jenis ini, peningkatan kadar lipid darah disebabkan oleh suatu penyakit
tertentu, misalnya : diabetes melitus, gangguan tiroid, penyakit hepar &
penyakit ginjal. Hiperlipidemia sekunder bersifat reversibel (berulang). Ada
juga obat-obatan yang menyebabkan gangguan metabolisme lemak, seperti:
Beta-blocker, diuretik, kontrasepsi oral (Estrogen, Gestagen).
Hiperlipidemia dapat meningkatkan resiko terkena aterosklerosis, penyakit
jantung koroner, pankreatitis (peradangan pada organ pankreas), diabetes
melitus, gangguan tiroid, penyakit hepar & penyakit ginjal. Yang paling sering
adalah resiko terkena penyakit jantung.
o Anjuran
Kolesterol LDL dikenal sebagai kolesterol jahat, karena dapat menyebabkan
terjadinya penyempitan pembuluh koroner. Maka, usahakan untuk selalu rendah
kadar kolesterol LDL anda (<130) dan rendah kolesterol total (<200 mg/dl).
Kolesterol HDL dikenal sebagai kolesterol baik, karena bersifat proteksi terhadap
terjadinya penyakit jantung koroner. Maka, usahakan selalu tinggi kadar kolesterol
HDL anda (> 45 mg/dl). Untuk menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol
LDL selain diet dan obat-obatan yaitu dengan menurunkan berat badan. Sedangkan
untuk kolesterol HDL, semakin besar lingkar pinggang, akan diikuti dengan
merendahnya kadar kolesterol HDL. Untuk meningkatkan kadar kolesterol HDL,
selain obat-obatan yaitu dengan meningkatkan aktifitas fisik dan menurunkan berat
badan.
Tubuh sendiri memproduksi kolesterol sesuai kebutuhan melalui hati. Bila
terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolesterol, maka kadar
kolesterol dalam darah bisa berlebih (disebut hiperkolesterolemia). Kelebihan kadar
kolesterol dalam darah akan disimpan di dalam lapisan dinding pembuluh darah
arteri, yang disebut sebagai plak atau ateroma (sumber utama plak berasal dari
31
LDL-Kolesterol. Sedangkan HDL membawa kembali kelebihan kolesterol ke dalam
hati, sehingga mengurangi penumpukan kolesterol di dalam dinding pembuluh
darah). Ateroma berisi bahan lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan
lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat.
Apabila makin lama plak yang terbentuk makin banyak, akan terjadi suatu
penebalan pada dinding pembuluh darah arteri, sehingga terjadi penyempitan
pembuluh darah arteri. Kejadian ini disebut sebagai aterosklerosis (terdapatnya
aterom pada dinding arteri, berisi kolesterol dan zat lemak lainnya). Hal ini
menyebabkan terjadinya arteriosklerosis (penebalan pada dinding arteri &
hilangnya kelenturan dinding arteri). Bila ateroma yangterbentuk semakin tebal,
dapat merobek lapisan dinding arteri dan terjadi bekuan darah (trombus) yang dapat
menyumbat aliran darah dalam arteri tersebut.
Hal ini yang dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah serta suplai zat-
zat penting seperti oksigen ke daerah atau organ tertentu seperti jantung.
Bila mengenai arteri koronaria yang berfungsi mensuplai darah ke otot jantung
(istilah medisnya miokardium), maka suplai darah jadi berkurang dan
menyebabkan kematian di daerah tersebut (disebut sebagai infark miokard).
Konsekuensinya adalah terjadinya serangan jantung dan menyebabkan timbulnya
gejala berupa nyeri dada yang hebat (dikenal sebagai angina pectoris). Keadaan ini
yang disebut sebagai Penyakit Jantung Koroner (PJK).
Kekurangan Lipid
Lemahnya penyerapan vitamin
Tubuh juga membutuhkan lemak untuk menyerap vitamin yang berguna untuk
pertumbuhan. Terlalu banyak menguras lemak dalam tubuh dan mengkonsumsi
makanan rendah lemak akan menyebabkan vitamin yang berharga seperti A, D, E, dan
K terganggu penyerapannya. Vitamin diatas tersimpan di dalam organ hati dan jaringan
32
lemak. Penyerapan vitamin larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K rendah jika
makanan sehari-hari mengandung sedikit lemak. Kandungan vitamin-vitamin tersebut di
dalam hidangan makanan rendah lemak mungkin juga sedikit.
Eczemas (Eksim)
Eksim (dikenal atopic dermatitis) yaitu beragam jenis ruam kulit yang aneh yang
berkisar dari satu bagian kecil dari kulit terasa sedikit gatal, agak kering dan teriritasi
hingga seluruh tubuh kemerahan dan membengkak dengan parah, kulit kehilangan
kelembabannya, kulit menebal dan terasa sangat gatal. Walaupun ada kesamaan, eksim
bisa terlihat dan terasa berbeda antar satu orang dengan orang lain. Eksim timbul pada
area lipatan tangan dan kaki, belakang leher, punggung tangan, punggung kaki, dan
pergelangan tangan.
Penurunan pada pertumbuhan otak
Kekurangan asam lemak esensial (Omega -3 dan Omega -6) pada masa janin
mengakibatkan penurunan pada pertumbuhan otak. Pertumbuhan otak yang terganggu
akan mengakibatkan penurunan fungsi otak, yaitu kemampuan kognitif rendah, yang
tidak dapat diperbaiki kemudian.
Depresi
Kekurangan lemak tidak hanya mengancam kesehatan fisik tetapi juga dapat
menyebabkan gangguan mental. Asam lemak dan omega 3 berperan dalam proses
perilaku dan kondisi perasaan. Asam lemak dan omega 3 ini adalah pembentuk hormon
dan senyawa kimia dalam otak. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa rendahnya
asupan lemak terkait dengan gangguan mental seperti depresi, gangguan bipolar,
skizofrenia, gangguan makan dan ADHD.
33
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Lipid ialah sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak minyak, steroid,
malam (wax), dan senyawa terkait, yang berkaitan lebih karena sifat fisiknya
daripada sifat kimianya.
Klasifikasi lipid berdasarkan struktur kimianya, lipid di klasifikasikan menjadi 7
yaitu asam lemak, lemak, lilin, fosfolipid, sfingolipid, terpen, dan steroid.
Fungsi dari lipid diantaranya adalah sebagai penyusun struktur membran sel,
sebagai cadangan energi, sebagai hormon dan vitami, sebagai isolator suhu,
sebagai pelindung, baik selular maupun aselular, alat angkut vitamin larut
lemak, sebagai pengawet, sebagai pelindung organ tubuh, sumber zat untuk
sintese bagi hormon, kelenjar empedu serta menunjang proses pemberian signal
transducing, sumber asam lemak esensial.
Sumber lemak dibagi menjadi: Tumbuhan : Minyak tumbuhan(kelapa,
kelapasawit, kacangtanah, kedele, jagung) margarin dan buah alpukat dan
Hewan : Mentega, daging sapi, ayam, susu, ikan basah, minyak ikan, keju, dan
telur.
Mekanisme Penyerapan Lipid, mekanisme pencernaan lipid, metabolisme lipid.
Dampak kelebihan lemak diantaranya terjadi obesitas dan hiperlipidemia
sedangkan dampak kekurangan lemak yaitu lemahnya penyerapan vitamin,
eczemas, penurunan pada pertumbuhan otak, serta dapat menimbulkan depresi.
34
DAFTAR PUSTAKA
Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. 2009. Biokimia Harper, Edisi 27. Jakarta : EGC
Page, David. S dan R. Soendoro. 1989. Prinsip-prinsip Biokimia. Jakarta:
Erlangga.
Poedjiadi, Anna. I994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia-
Press.
Wirahadikusuma, Muhamad. 1985. Biokimia: metabolisme energi, karbohidrat,
dan lipid. Bandung: ITB.
http/:/www.google.com