3
Penanganan : pada penderita yang mengalami serangan sianosis maka terapi ditujukkan untuk memutus patofisologi serangan tersebut, antara lain dengan cara :\ 1. Posisi lutut kea rah dada agar aliran darah ke paru bertambah.(non-medikamentosa) 2. morphinsulfat 0,1-0,2 mg/kg secara IM atau IV untuk menekan pusat pernapasan dan mengatasi takipneu. 3. bikarbonasnatrikus 1Meq/Kg BB IV untuk mengatasi asidosis. 4. oksigen dapat diberikan, dan bila sianosis tetap terjadi maka dapat diberikan : a) Propanolol 0,01-0,25 mg/kg IV perlahan-lahan untuk menurunkan denyut jantung sehingga serangan dapat diatasi. b) Ketamin 1-3 mg/kg IV perlahan. Obat ini bekerja meningkatkan resistensi vaskuler sistemik dan juga sedative. c) Penambahan volume cairan tubuh dengan infuse cairan dapat efektif dalam penanganan serangan sianotik yang berlanjut. Penambahan voume cdarah juga dapat meningkatkan curah jantung.

Makalah Kv Penanganan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalahkardiovaskularpenanganan

Citation preview

Penanganan :

Penanganan :

pada penderita yang mengalami serangan sianosis maka terapi ditujukkan untuk memutus patofisologi serangan tersebut, antara lain dengan cara :\

1. Posisi lutut kea rah dada agar aliran darah ke paru bertambah.(non-medikamentosa)

2. morphinsulfat 0,1-0,2 mg/kg secara IM atau IV untuk menekan pusat pernapasan dan mengatasi takipneu.

3. bikarbonasnatrikus 1Meq/Kg BB IV untuk mengatasi asidosis.

4. oksigen dapat diberikan, dan bila sianosis tetap terjadi maka dapat diberikan :

a) Propanolol 0,01-0,25 mg/kg IV perlahan-lahan untuk menurunkan denyut jantung sehingga serangan dapat diatasi.

b) Ketamin 1-3 mg/kg IV perlahan. Obat ini bekerja meningkatkan resistensi vaskuler sistemik dan juga sedative.

c) Penambahan volume cairan tubuh dengan infuse cairan dapat efektif dalam penanganan serangan sianotik yang berlanjut. Penambahan voume cdarah juga dapat meningkatkan curah jantung. Sehingga aliran darah ke paru bertambah dan aliran darah sistemik membawa oksigen ke seluruh tubuh juga meningkat.

Tindakan pembedahan :

Bedah paliatif

Bedah paliatif yang biasa dilakukan adalah operasi B-T ( Blalock-Taussig) shunt yang bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi pulmonal dengan menghubungkan a.subklavia dengan a.pulmonalis yang ipsilateral. Umumnya operasi paliatif dilakukan pada bayi kecil atau dengan hipoplasia a.pulmonalis dan pasien yang sering mengalami sianotik, selain BT shunt dapat pula ports shunt, Waterston shunt dan glenn shunt, tetapi BT shunt merupakan yang paling sering digunakkan karena memberikan hasil yang paling baik. Tetapi BT shunt juga menimbulkan beberapa komplikasi walaupun angka kejadiannya sangat kecil.