23
Large Volume Parenteral (I.V Infus dan Total Parenteral Nutrition) A. Pengertian Parenteral Volume Besar Suatu sediaan steril berupa larutan bebas pirogen sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah yang disuntikkan langsung ke dalam vena dalam volume relatif banyak yang dikemas dalam wadah kapasitas 100-1000 ml. yang digunakan untuk memperbaiki gangguan elektrolit cairan tubuh yang serius yang menyediakan nutrisi dasar dan digunakan sebagai pembawa untuk bahan-bahan obat. B. Syarat-syarat Parenteral Volume Besar 1. Steril 2. Bebas Pirogen 3. Bebas dari bahan pertikulat jernih, karena dapat menyebabkan emboli. 4. Dikemas dalam wadah dosis tunggal 5. Tidak mengadung bahan baktersid karena volume cairan terlalu besar. 6. Isotonis dan isohidris C. Klasifikasi Parenteral Volume Besar 1

Makalah Large Volume Parenteral

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tugas mahasiswa farmasi sanata dharma, silahkan di unduh dengan gratis tis

Citation preview

Page 1: Makalah Large Volume Parenteral

Large Volume Parenteral

(I.V Infus dan Total Parenteral Nutrition)

A. Pengertian Parenteral Volume Besar

Suatu sediaan steril berupa larutan bebas pirogen sedapat mungkin dibuat isotonis

terhadap darah yang disuntikkan langsung ke dalam vena dalam volume relatif banyak yang

dikemas dalam wadah kapasitas 100-1000 ml. yang digunakan untuk memperbaiki gangguan

elektrolit cairan tubuh yang serius yang menyediakan nutrisi dasar dan digunakan sebagai

pembawa untuk bahan-bahan obat.

B. Syarat-syarat Parenteral Volume Besar

1. Steril

2. Bebas Pirogen

3. Bebas dari bahan pertikulat jernih, karena dapat menyebabkan emboli.

4. Dikemas dalam wadah dosis tunggal

5. Tidak mengadung bahan baktersid karena volume cairan terlalu besar.

6. Isotonis dan isohidris

C. Klasifikasi Parenteral Volume Besar

Secara umum, parenteral volume besar dibagi menjadi 5 jenis diantaranya

1. Cairan Infus

2. Parenteral Total Nutrisi

3. Intravena Antibiotik

4. Analgesik Pasien kontrol

5. Cairan dialisis

6. Larutan Irigasi

1

Page 2: Makalah Large Volume Parenteral

D. Tujuan penggunaan infus

Cairan intravena umumnya digunakan untuk sejumlah kondisi klinik. Ini meliputi:

• Memperbaiki gangguan keseimbangan elektrolit

• Memperbaiki gangguan dalam cairan

• Bahan untuk menyediakan nutrisi dasar

• Bahan untuk praktek penyediaan nutrisi parenteral total

• Digunakan sebagai pembawa untuk bahan obat lain

E. Contoh Formula I.V Infus

R/ NaCl 0,8

KCl 0,03

CaCl2 . 2H2O 0,04

MgCl2 0,02

Dekstrosa qs (ad isotonis)

Aqua pi ad 500 ml

*dibuat 1000 mL

R/ Na laktat 0.31

NaCl 0.6

KCl 0.03

CaCl2.2H20 0.01

Aqua p.i ad 100.0 mL

*dibuat 500.0 mL tiap botol

Fungsi bahan yang digunakan antara lain :

•Sodium ( Natrium/ Na+)

Natrium berfungsi mempertahankan keseimbangan air, pengatur utama volume cairan

ekstraseluler, mempengaruhi volume cairan intraseluler, sebagai hantaran impuls saraf dan

kontraksi otot.

•Potassium ( Kalium/ K+ )

Kalium berfungsi sebagai pengatur aktivitas enzim sel dan komponen dari cairan sel.

Berperan vital pada proses transmisi dari impuls listrik dan kontraksi syaraf, jantung, otot,

intestinal, dan jaringan paru; metabolisme protein dan karbohidrat.

2

Page 3: Makalah Large Volume Parenteral

•Calsium ( Kalsium / Ca 2+)

Berfungsi untuk transmisi impuls syaraf dan pembekuan darah, katalisatos kontraksi otot dan

kekuatan kontraksi otot. Dibutuhkan untuk absorpsi vitamin B12 dan kekuatan tulang dan

gigi.

•Magnesium ( Mg2+)

Berfungsi pada aktivitas enzim, metabolisme karbohidrat dan protein.

•Chlorida (Klorida/ Cl-)

Berfungsi mempertahankan tekanan osmotik darah.

•Laktat

Berfungsi sebagai sumber energi yang melalui proses glukoneogenesis untuk menjadi

glukosa

•Dekstrosa (Glukosa )

Merupakan karbohidrat yang digunakan sebagai sumber energi dan menjadi pengisotonis

pada formula ini

Perhitungan Tonisitas untuk formula

R/ NaCl 0,8

KCl 0,03

CaCl2 . 2H2O 0,04

MgCl2 0,02

Dekstrosa qs (ad isotonis)

Aqua pi ad 500 ml

*dibuat 1000 mL

Larutan yang isotonis yaitu NaCl 0,9% (0,9 gram dalam 100 ml)

Larutan dibuat pada 1000 mL, maka isotonisitasnya :

0,9% x 1000mL = 9 g

3

Page 4: Makalah Large Volume Parenteral

Ekuivalensi isotonisitas bahan dengan NaCl

Kadar NaCl pada formula = 8,524

Bobot NaCl yang harus ditambahkan

= kadar isotonis – kadar NaCl

= ( 9 – 8,524 ) gram

= 0,476 gram

Jadi, 1 gr dekstrosa setara dengan 0,18 gr NaCl, maka 0,476 gram NaCl setara

dengan = (0,476 /0,18) x 1 = 2,644 gram dekstrosa yang harus ditambahkan untuk

menggantikan NaCl 0,476 gram

Cara Pembuatan

1. Skala Laboratorium

Tonisitas formula dihitung, jika masih hipotonis, dihitung banyaknya dekstrosa yang

dibutuhkan untuk menjadi isotonis

Semua bahan dilarutkan dalam aqua panas

pH diatur antara 5-7

Sisa aqua ditambahkan sampai volume yang diinginkan

4

Page 5: Makalah Large Volume Parenteral

Larutan dimasukkan kedalam botol infus, ditutup dan disegel, lalu disterilisasi dengan

autoclave pada suhu 121C selama 20 menit

Setelah sterilisasi berakhir, botol dikeluarkan dan diberi etiket

Sediaan dievaluasi pH, kebocoran, adanya partikel

2. Skala Industri

Infus diisi dengan metode blow-fill-seal

Sterilisasi final (autoclaving)

Evaluasi (pH, partikel asing, kebocoran, endotoksin/pirogen)

Diberi label yang sesuai

F. Kombinasi Parenteral dengan Obat/Sediaan Obat

Pemberian infuse jarang diberikan sendiri tetapi biasa sebagai pembawa, tetapi biasa

dikombinasikan dengan sediaan parenteral yang mengandung obat. Penambahan obat lain ke

dalam cairan infuse perlu diperhatikan masalah kestabilan dan tak tercampurkannya. Selain

incompabilitasnya, juga masalah presipitan yang dapat mengiritasi vena.

Incompabilitas Intravena

Incompabilitas Farmakologik, jika 2 atau 3 jenis obat diberikan bersamaan sehingga

menyebabkan antagonis atau memberikan efek sinergis. Antagonis, misalnya

kloramfenikol dan penisilin, penisilin dan kortison. Atau sinergis, seperti ion kalsium

dan digoxin. Hal ini tidak dianjurkan untuk mencampur di infus atau suntik dengan

obat lain: seperti adrenomimetiki, garam natrium ampicillin, Amfoterisin B, Asam

askorbat, Vitamin B, phytomenadione, dipyridamole (kurantil), natrium

oksiferriskorbon, fenotiazina derivatif (chlorpromazine, dan lain-lain.), furosemid,

etamsylate, aminofilin (aminofilin). Zat ini dinyatakan oleh reaktivitas. Interaksi

mereka dengan bahan lain yang mengarah ke inaktivasi.

5

Page 6: Makalah Large Volume Parenteral

Incompabilitas Fisis, terjadi perubahan penampakan larutan larutan seperti perubahan

warna, kekeruhan atau endapan, terbentuk gas, dan lain-lain. Misalnya garam kalsium

mengendapkan Natrium Bikarbonat, garam asam seperti Dramamin-HCl akan

mengendap dalam pH alkali.

Incompabilitas kimiawi, yaitu terjadi degradasi, hidrolisis, oksidasi-reduksi, atau

reaksi kompleks, seperti perubahan suasana asam-basa larutan/sediaan.

G. Pengertian Nutrisi Parenteral Total

Nutrisi parenteral total atau yang lebih dikenal dengan istilah TPN (total parenteral

nutrition) digunakan untuk memberikan dukunagn nutrisi dalam jangka waktu lama bagi

pasien-pasien yang tidak mampu mengkonsumsi makan per oral dan tidak dapat menjalani

pemberian nutrisi enteral. Karena TPN merupakan cara pemberian nutrisi yang mahal,

memerlukan monitoring yang terus menerus dan berpotensi untuk menimbulkan komplikasi

infeksi, metabolic serta mekanis, tindakan ini hanya dilakukan bila cara pemberian nutrisi

yang lain (oral atau enteral) tidak adekuat atau merupakan kontraindikasi sementara

dukungan nutrisi dalam waktu yang lama sangat dibutuhkan

Pertimbangan dalam pemberian TPN:

- Meningkatkan “clinical outcome”

- Meningkatkan status nutrisi penderita

- Memberikan kesempatan untuk melakukan tindakan bedah/tindakan medis lainnya

- Diberikan hanya bila ada indikasi

- Diberikan sesuai dengan kebutuhan penderita

- Diberikan seaman mungkin/bebas komplikasi

- Dibuat komposisi yg semurah mungkin

Perbedaan PPN dan TPN

Peripheral (PPN) Central atau Total (TPN)

Bantuan parenteral jangka pendek (sampai 2 minggu) Untuk penggunaan jangka panjang,

Larutan hipotonik (≤900 mOsm/L) Larutan hipertonik (>900 mOsm/L) dapat menyebabkan

flebitis sehingga harus membatasi osmolalitas larutan TPN

Intravenous Sites :

6

Page 7: Makalah Large Volume Parenteral

- PPN diberikan melalui peripheral vena.

Intravenous Sites :

- Diberikan melalui central venous,bila konsentrasi > 10% glukosa.

- Subclavian atau internal vena jugularis digunakan dalam waktu singkat sampai < 4minggu. -

Jika > 4 minggu,diperlukan permanent cateter seperti implanted vascular access device.

Energi dan protein disediakan oleh PPN terbatas karena dekstrosa dan asam amino

berkontribusi signifikan terhadap osmolaritas, Elektrolit juga berkontribusi untuk osmolaritas

Dapat menambah larutan yang lebih tinggi osmoralitasnya ke dalam vena sentral.

Indikasi Total Parenteral Nutrisi

1) Malnutrisi berat dengan penurunan berat badan sebesar 10% atau lebih

2) Kelainan saluran cerna: obstruksi, peritonitis, ganguan pencernaan dan absorpsi,

fistula enterokutaneus, muntah-muntah dan diare yang kronis, ileus paralitik yang

lama, enteritis radiasi, reseksi usus halus yang luas serta pancreatitis akut yang berat.

3) Kebutuhan suplementasi jika asupan oral tidak mencukupi pada pasien-pasien kanker

yang menjalani terapi yang agresif (terapi radiasi maupun kemoterapi).

4) Sesudah pembedahan atau cedera, khususnya luka bakar yang luas, fraktur multiple

atau sepsis.

5) Gagal jantung, hati, ginjal yang akut dengan perubahan kebutuhan akan asam amino.

6) Pasien penyakit AIDS (acquired immunodeficiency syndrome)

7) Transplantasi sumsum tulang.

Kontraindikasi Total Parenteral Nutrisi

1. Saluran GI berfungsi dan dapat dilalui

2. Pasien mengambil diet oral

3. Prognosis tidak menjamin dukungan gizi yang agresif (sakit parah)

4. Resiko melebihi manfaat

5. Pasien diharapkan untuk memenuhi kebutuhan dalam waktu 14 hari

Komposisi Total Parenteral Nutrition

7

Page 8: Makalah Large Volume Parenteral

TPN ditujukan untuk menyediakan semua nutrisi yang dibutuhkan seperti pada diet

normal. Penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan pasien secara individual. TPN terdiri

dari air, protein, karbohidrat, lemak, elektrolit, trace elements, dan vitamin.

1. Air

Kebutuhan air pada dewasa normal adalah 30-35 ml/kg/hari. Pasien dengan kondisi tertentu

seperti diare, muntah, berkeringat, dan demam memerlukan jumlah air yang lebih besar.

Kebutuhan air juga dipengaruhi oleh beberapa penyakit seperti gangguan jantung, saluran

pernafasan, hati, dan ginjal.

2. Energi dan Nitrogen

Kebutuhan energi pada pasien sulit ditentukan dan kemungkinan dapat mencapai

12000 kJ/hari. Kebutuhan energi meningkat pada pasien dengan luka bakar, sepsis,

pireksia dan trauma sehingga pasien perawatan intensif membutuhkan energi dalam

jumlah besar.

§ Sumber energi

Glukosa adalah sumber karbohidrat yang paling banyak dipilih. Larutan glukosa pekat

diberikan untuk memenuhi kebutuhan kalori dan diberikan dalam bentuk infus melalui vena

sentral untuk menghindari trombosis. Emulsi lemak menyediakan asam lemak esensial bagi

tubuh dan berguna sebagai pembawa vitamin larut lemak. Intralipid adalah emulsi lipid/water

yang menyediakan sumber energi 4600 kJ/L (10%) atau 8400 kJ/L (20%). Meskipun lipid

tidak lazim digunakan sebagai sumber energi, sebaiknya diberikan setidaknya tiap minggu

untuk mencegah defisiensi asam lemak.

§ Sumber nitrogen

Satu gram nitrogen setara dengan 6,25 gram protein, yang setara dengan 5-6 gram

asam amino. Albumin dibutuhkan jika terjadi hipoalbuminemia yang sering terjadi pada

pasien dalam kondisi sakit kritis.

3. Nutrisi mikro

8

Page 9: Makalah Large Volume Parenteral

Elektrolit, vitamin, mineral, dan trace elements penting untuk menyediakan sumber

nutrisi menyeluruh dan mencegah ketidakseimbangan atau defisiensi yang mungkin timbul.

Larutan elektrolit untuk nutrisi parenteral mengandung Na, K, Ca, Mg, Cl, dan asetat

dalam berbagai konsentrasi, atau berupa garam elektrolit tunggal. Larutan asam amino dapat

mengandung klorida dan asetat, atau fosfat, dan ada yang mengandung berbagai jenis

elektrolit. Jumlah tiap-tiap elektrolit yang ditambahkan bersifat individual bergantung

kebutuhan pasien.

Vitamin dibutuhkan tubuh dalam proses metabolisme. Vitamin-vitamin larut air

seperti asam askorbat, vitamin B6, niasin, riboflavin, dan vitamin B12 biasanya tersedia

dalam bentuk injeksi tunggal. Sedangkan vitamin larut lemak, seperti vitamin A, D, E, K

dapat ditambahkan ke dalam formulasi nutrisi parenteral.

Trace elements esensial dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang kecil, yaitu zink, tembaga,

mangan, besi, krom, molibdenum, dan selenium. Trace elements ini berperan sebagai

kofaktor dalam sistem enzim.  

4. Bahan tambahan lain

Insulin dibutuhkan bila glukosa hipertonik diberikan terkait insulin endogen yang

tidak memadai atau adanya resistensi insulin.

Parenteral nutrisi total dibagi 2 formula yaitu

1. Larutan TPN 2-in-1 ( Karbohidrat dan Asam Amino )

2. Larutan TPN 3-in-1 ( Karbohidrat , Asam Amino dan Lipid )

Larutan TPN 2-in-1 ( Karbohidrat dan Asam Amino )

9

Page 10: Makalah Large Volume Parenteral

Larutan TPN 3-in-1 ( Karbohidrat , Asam Amino dan Lipid )

Larutan TPN 3 in 1 ini sering digunakan dengan komposisi :

10

Page 11: Makalah Large Volume Parenteral

Contoh Formulasi TPN

Contoh yang ada dipasaran dimana tiap kandungan aqua p.i ad 1000 cc sebagai berikut:

R/ Aminofusin L-600

Asam amino = 50 gram

Karbohidrat = 100 gram

Na+ = 40 mmol

K+ = 30 mmol

Osmolaritas = 1.100 mOsm

R/ Pan Amin G:

Asam amino = 27,2 gram

Karbohidrat = 50 gram

Na+ dan K+ = tidak ada

Osmolaritas = 507 mOsm

H. Konsep Formulasi LVP

Parameter fisologis

Beberapa komponen penunjang fisologis tubuh dapat diberikan dalam bentuk sediaan

parenteral volume besar seperti kebutuhan tubuh akan air, elektrolit, karbohidrat, asam

amino, vitamin dan mineral.

Faktor fisiologi perlu diperhatikan karena dapat berpengaruh pada formulasi. Tekanan

osmosa atau osmolaritas merupakan faktor fisiologi yang dimana tekanan osmosa adalah

perpindahan pelarut dan zat terlarut melalui membran permeabel yang memisahkan 2

komponen, dinyatakan dalam osmole per kilogram = osmolarita.

Kasus ini dapat dibuktikan dengan cara menaruh RBC di dalam larutan injeksi

natrium klorida 0,9% dan diamati di bawah mikroskop, apakah ada perubahan RBC secara

fisika. Dari pengamatan tidak terlihat adanya perubahan secara fisika sehingga larutan

dinamakan isotonis. Beberapa terminologi yang sering digunakan dalam menilai tonisitas

larutan dapat dilihat pada Tabel:

Osmolaritas (mosmol/liter) Tonisitas

>350 Hipertonis

329-350 Agak hipertonis

270-328 Isotonis

250-269 Agak hipotonis

0-249 Hipotonis

11

Page 12: Makalah Large Volume Parenteral

Tonisitas seperti yang dinyatakan dalam bentuk angka, hanyalah salah satu

pertimbangan karena ada pula masalah lain yang dapat berpengaruh. Sebagai contoh, larutan

1,85% urea adalah isotonis, akan tetapi sangat tidak sesuai (tidak boleh) diberikan pada

kecepatan pemberian infus normal karena dapat menyebabkan hemolisis yang akan merusak

kesetimbangan nitrogen dalam tubuh. Suatu larutan asam amino yang hipertonis pada 850 m

osm/liter diperlukan untuk memperpanjang hidup dan masalah tonisitas dapat diatasi jika

larutan infus diberikan secara perlahan-lahan ke dalam vena besar di mana tersedia cukup

volume darah untuk menjamin pengenceran. Larutan hiper dan hipotonis dapat digunakan

jika diberikan secara perlahan-lahan. Kecepatan perpindahan air ke dalam atau ke luar sistem

vaskular ditentukan oleh kecepatan pemberian, kecepatan difusi solut, dan tonisitas dari

larutan.

Parameter fisika-kimia

1. Kelarutan

Pada umumnya obat-obatan yang digunakan untuk membuat sediaan parenteral

volume besar mudah larut.

2. pH

pH perlu diperhatikan mengingat pH yang tidak tepat dapat berpengaruh pada darah.

pH darah normal 7.5-7.45.

3. Pembawa

Umumnya digunakan pembawa air, tetapi dapat juga dipakai emulsi lemak intravena

yang diberikan sendiri atau kombinasi dengan asam amino atau dekstrose. Zat

pembawa yang digunakan dalam sediaan infus yaitu zat yang berbentuk larutan (air)

atau yang biasa digunakan dalam pembuatan sediaan steril adalah aqua pro injeksi

untuk melarutkan zat aktif dan zat tambahan.

Semua komponen dilarutkan, dan hasil larutan air yang diperoleh haruslah

jernih dan biasanya tidak berwarna. Larutan emulsi intravena, yang merupakan suatu

LVP yang dapat diberikan dalam bentuk tersendiri ataupun kombinasi dengan asam

amino dan dekstrosa dan diberikan untuk nutrisi total secara parenteral, adalah

kekecualian (ada batasan ukuran partikel emulsi). Asam amino esensial, fosfolipid

telur, gliserin, dan air untuk injeksi dihomogenisasi untuk menghasilkan emulsi yang

stabil dengan ukuran partikel sekitar 0,05 µm dapat pula diberikan dalam bentuk

infus.

12

Page 13: Makalah Large Volume Parenteral

4. Cahaya dan suhu

Cahaya dan suhu mempengaruhi kestabilan obat. Contohnya yaitu vitamin yang harus

disimpan dalam wadah terlindung cahaya.

5. Faktor kemasan

Bahan wadah berpengaruh terhadap kestabilan obat parenteral volume besar seperti

gelas, plastik dan tutup karet.

Stabilisasi LVP

Untuk bahan penambah seperti dapar, antioksidan, komplekson, jarang ditambahkan

pada sediaan parenteral volume besar. Semua aditif yang ditambahkan hanyalah yang

diperlukan saja, untuk menjaga efektivitas produk dan tidak boleh membahayakan pasien.

Beberapa logam seperti besi, tembaga, atau kalsium yang dapat diikat oleh agen pengkhelat

membentuk senyawa larut atau akan membentuk senyawa yang akan mengendap selama

tahap pemurnian, kadang-kadang berada dalam jumlah yang kecil dalam kompenen larutan

LVP. Antioksidan seperti natriumbisulfit atau natriummetabisulfit, adakalanya ditambahkan

untuk melindungi bahan aktif dari kerja oksigen dari dalam larutan atau ruang udara di bagian

atas kontener. Keberadaan oksigen walaupun dalam jumlah kecil dapat mempercepat

pembentukan warna atau penguraian 5% dekstrose dalam Infus Ringer Laktat atau larutan

asam amino. Karena itu, ada kalanya sangat diperlukan menghilangkan oksigen dari dalam

air atau pada ruangan bagian atas kemasan dengan cara mengganti atau mengalirkan udara

inert nitrogen selama proses pembuatan.

I. Kondisi Pasien Yang Mempengaruhi Formulasi LVP

a. Gangguan kardiovaskular dan plumonar dari peningkatan dalam volume cairan sistem

sirkulasi mengikuti pemberian cepat volume cairan dalam jumlah besar .

b. Perkembangan potensial trombophlebitis

c. Kemungkinan infeksi lokal atau sistemik dari kontaminasi larutan atau teknik injeksi

septik

J. Pertimbangan Dalam Admixture LVP

a) Jenis-jenis cairan yang dibuat harus lebih banyak dan bahkan bahan tambahan banyak

digunakan melalui intravena daripada melalui subkutan

b) Cairan yang disuntik pada volume besar harus relative lebih cepat

c) Pembuatan cairan dapat segera dicapai efek sistemik

13

Page 14: Makalah Large Volume Parenteral

d) Level darah dari obat yang terus menerus disiapkan

e) Harus secara langsung karena untuk membuka vena pada pemberian obat rutin dan

mampu digunakan dalam situasi darurat

K. Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Sistem Produksi LVP

1. Viskositas

Viskositas sangat berpengaruh karena jika sediaan infus terlalu kental maka akan

susah menetes, distribusi obat dalam darah akan lambat, sehingga ketercapaian efek terapi

yang diinginkan akan lambat pula .

2. Kelarutan

Kebanyakan solut yang digunakan dalam larutan LVP sangat larut

dibandingkan dengan konsentrasi terapeutik yang diperlukan. Jadi, masalah kelarutan

jarang menimbulkan masalah dalam formulasi, dan begitu sudah berada dalam

larutan, komponen formulasi masih akan tetap berada dalam bentuk terlarut pada

kondisi penyimpanan dan penanganan normal. Akan tetapi, ada laporan tentang

terjadinya kristalisasi dalam larutan yang sangat pekat seperti manitol. Hal ini

disebabkan oleh terjadinya penurunan kelarutan jika botol infus didinginkan, dan

kristal akan segera terlarut kembali jika botol dihangatkan. Kelarutan manitol adalah

13 gram per 100 mL air pada suhu 14°C, dan pada leaftlet kemasan untuk larutan

perlu diberi catatan/ peringatan bahwa bila larutan melebihi 15% kemungkinan akan

menunjukkan tendensi kristalisasi.

3. Pengontrolan pH

Pengontrolan pH sangat penting ditinjau dari segi: efek pada tubuh jika obat infus

diberikan; efek terhadap stabilitas produk; efek pada sistem kontener-penutup; dan

kemungkinan penguraian pada obat yang ditambahkan (dicampurkan). pH serum darah

biasanya adalah 7,35 – 7,45 dan efek langsung larutan infus yang diberikan secara intravena

di luar rentang pH ini tergantung pada kapasitas dapar larutan dan jumlah asam lemah atau

basa yang merupakan bagian dari formulasi.

Larutan diencerkan dengan cepat oleh aliran darah, dan sistem dapar tubuh dapat

menjaga pH yang tepat apabila diberikan larutan LVP dengan pH tinggi atau pH rendah. Hal

tersebut tidak selalu mudah, terutama jika larutan didapar. Masalah yang perlu pula

14

Page 15: Makalah Large Volume Parenteral

diperhatikan adalah daya tahan dinding vena terhadap aliran larutan yang belum diencerkan.

Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya iritasi oleh larutan dengan pH tinggi atau pH

rendah terhadap dinding vena. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa adakalanya lokasi

infusi perlu dipindah-pindah selama terapi iv jangka panjang. Larutan dengan nilai pH

mendekati atau lebih dari 7,0 mempercepat serangan terhadap gelas (botol infus) dan karena

itu harus dikemas dalam botol gelas tipe 1.

4. Kerapatan

Kerapatan berpengaruh terhadap ukuran partikel bahan obat. Dalam sediaan LVP

ukuran partikel harus kecil karena sediaan infus pemberiannya langsung ke dalam vena.

5. Tekanan Uap

Tekanan uap berkaitan dengan suhu dan cahaya. Suhu dan cahaya mempengaruhi

kestabilan obat sehingga dalam hal penyimpanan obat sangat diperhatikan karakteristik dari

obat atau bahan obat yang akan disimpan

L. Bahan Aditif Yang Diperlukan Dalam Formulasi LVP

1. Pengawet

Pengawet dalam sediaan steril biasanya digunakan untuk mengawetkan sediaan

tersebut. Akan tetapi untuk sediaan infus dosis tunggal kemungkinan terjadinya kontaminasi

mikroba sangat kecil dan tidak perlu menggunakan pengawet.

2. Pengisotonis

Tonisitas sediaan = % NaCl sudah termasuk di dalam batas toleransi normal tubuh

yaitu 0,7 – 1,5 %. Maka iritasi tubuh dan konsekuensi hipotonis atau lisis sel-sel jaringan

tubuh tidak terjadi. NaCl digunakan sebagai larutan pengisotonis agar sediaan infus setara

dengan 0,9% larutan NaCl atau glukosa, dimana larutan tersebut mempunyai tekanan osmosis

yang sama dengan cairan tubuh. Pengisotonis lain yang bisa digunakan ialah glukosa, gliserin

dan KCl.

15

Page 16: Makalah Large Volume Parenteral

Daftar Pustaka

Boylan, James C., 1988, Encyclopedia of pharmaceutical Technology, volume 11, Marcel

Dekker, New York. Pp.201-203, 206, 224-225.

Ferrie, S., etc, 2011, Parenteral Nutrition Manual for Adults in Health Care Facilities,

Dietitians Association of Australia, Australia, p. 9-18.

James-Chatgilaou, 1998, G. Intensive Care. In: Hughes, J. Donelly, R., James-Chatgilaou, G.

(Eds.). Clinical Pharmacy : A Pharmaceutical Approach. South Yarra : Macmillan

Education Australia Pty Ltd.

Lacmann, Leon, 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri, UI Press, Jakarta. Hal. 641, 1296,

1294.

Lucas, stefanus, 2006, Formulasi Steril, Penerbit Andi, Yogyakarta. Hal.62-65, 81, 83-84.

Rollins, C.J.,2002, Basic of Enteral and Parenteral Nutrition. In: Wolinsky, I. and Williams,

L. (Eds.). Nutrition in Pharmacy Practice. Washington D.C. : American harmaceutical

Association.

Torce, Salvatore dan Robert S King, 1974, Sterile Dosage Form, Lea Febinger,

Philadelphia.pp.194-196.

Winfield, A. J., Richards, R. M., 2004, Pharmaceutical Practice, Churchill Livingstone,

Philadelphia, p. 258.

16