Upload
angg-cekkiidot
View
407
Download
13
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehubungan dengan perambahan nuansa global, yang lebih tepatnya era
atau abad 21 kondisi fisik maupun nonfisik serta aspek pemikiran setiap personal
mulai mengarah pada kehidupan yang serba bebas, leluasa memiliki hak yang
besar di tiap-tiap kehidupannya. Padahal secara tidak langsung, hal tersebut sama
seperti kita bagai berjalan di labirin tanpa cahaya dan di ujung-ujung lorong
terdapat jurang yang terjal dan berduri didasarnya, karena pada hakikatnya semua
kehidupan bebas, pemikiran bebas, sudut pandang leiberal masih dikemas oleh
agama dan kebudayaan, yang memberi pijakan serta cahaya dalam kita melangkah
agar selamat sampai tujuan.
Kebudayaan adalah suatu alat yang digunakan untuk menghaluskan
budi pekerti, karena jika mengenal budaya tentunya akan tahu apa itu suatu pesan
yang ‘adi luhung’ dan tinggi, yakni dalam suatu proses dan kejadian dimana akan
mengetahui setiap pesan dan makna filosofis yang diwariskan oleh generasi
sebelumnya melalui berbagai hal dan berbagai media yang tidak asing bagi kita,
melainkan tanpa kita sadari telah lama ada pada sekeliling kita. Karena pada
dasarnya kebudayaan adalah buah karya dari suatu agamayang mencerminkan
sesuatu yang tinggi, luhur, serta tidak bisa dirasa tanpa adanya rasa percaya di
setiap personal. Hal-hal yang sebenarnya bermanfaat bagi kita makin kita anggap
senbagai suatu hal yang aneh lebih buruknya lagi hal yang mengancam. Kita lebih
suka terhibur dari pada berfikir secara pragmatis dengan kondisi kehidupan yang
semakin tidak karuan, tatanan kehidupan dihancurkan, nilai dan moral dianggap
sesuatu yang usang,
B. Rumusan masalah
Apakah yang menjadi penyebab pudarnya nilai moral dan
spiriual ?
Apakah filosofis yang tersirat dalam lirik lagu Ilir-Ilir sunan kali
jaga ?
BAB II
PEMBAHASAN
C. Isi
a. Lir-ilir, lir-ilir
tandure wis sumilir
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar
Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore
Mumpung padhang rembulane mumpung jembar kalangane
Yo surako… surak hiyo…
b. Sayup-sayup bangun (dari tidur)
Pohon sudah mulai bersemi,
Demikian menghijau bagaikan gairah pengantin baru
Anak penggembala, tolong panjatkan pohon blimbing itu,?
walaupun licin(susah) tetap panjatlah untuk mencuci pakaian
Pakaian-pakaian yang koyak(buruk) disisihkan
Jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore
Mumpung terang rembulannya
Mumpung banyak waktu luang
Mari bersorak-sorak ayo…
c. ilir, judul dari tembang di atas. Bukan sekedar tembang dolanan
biasa, tapi tembang di atas mengandung makna yang sangat
mendalam. Tembang karya Kanjeng Sunan ini memberikan hakikat
kehidupan dalam bentuk syair yang indah. Carrol McLaughlin,
seorang profesor harpa dari Arizona University terkagum kagum
dengan tembang ini, beliau sering memainkannya. Maya Hasan,
seorang pemain Harpa dari Indonesia pernah mengatakan bahwa
dia ingin mengerti filosofi dari lagu ini. Para pemain Harpa seperti
Maya Hasan (Indonesia), Carrol McLaughlin (Kanada), Hiroko
Saito (Jepang), Kellie Marie Cousineau (Amerika Serikat), dan
Lizary Rodrigues (Puerto Rico)
d. Lir-ilir, lir-ilir tembang ini diawalii dengan ilir-ilir yang artinya
bangun-
bangun atau bisa diartikan hiduplah (karena sejatinya tidur itu
mati) bisa juga diartikan sebagai sadarlah. Tetapi yang perlu dikaji
lagi, apa yang perlu untuk dibangunkan, Apa yang perlu
dihidupkan, hidupnya Apa , Ruh, / kesadaran , Pikiran? terserah
kita yang penting ada sesuatu yang dihidupkan, dan jangan lupa
disini ada unsur angin, berarti cara menghidupkannya ada gerak..
(kita fikirkan ini)..gerak menghasilkan udara. ini adalah ajakan
untuk berdzikir. Dengan berdzikir, maka ada sesuatu yang
dihidupkan.
e. tandure wus sumilir, Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar.
Bait ini mengandung makna kalau sudah berdzikir maka disitu
akan didapatkan manfaat yang dapat menghidupkan pohon yang
hijau dan indah. Pohon di sini artinya adalah sesuatu yang
memiliki banyak manfaat bagi kita. Pengantin baru ada yang
mengartikan sebagai Raja-Raja Jawa yang baru memeluk agama
Islam. Sedemikian maraknya perkembangan masyarakat untuk
masuk ke agama Islam, namun taraf penyerapan dan
implementasinya masih level pemula, layaknya penganten baru
dalam jenjang kehidupan pernikahannya.
f. Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi. Mengapa kok “Cah
angon”
Bukan “Pak Jendral” , “Pak Presiden” atau yang lain. Mengapa
dipilih “Cah angon” ? Cah angon maksudnya adalah seorang yang
mampu membawa makmumnya, seorang yang mampu
“menggembalakan” makmumnya dalam jalan yang benar.
Lalu,kenapa “Blimbing” ? Ingat sekali lagi, bahwa blimbing
berwarna hijau (ciri khas Islam) dan memiliki 5 sisi. Jadi blimbing
itu adalah isyarat dari agama Islam, yang dicerminkan dari 5 sisi
buah blimbing yang menggambarkan rukun Islam yang merupakan
Dasar dari agama Islam. Kenapa “Penekno” , ini adalah ajakan
para wali kepada Raja-Raja tanah Jawa untuk mengambil Islam
dan dan mengajak masyarakat untuk mengikuti jejak para Raja itu
dalam melaksanakan Islam.
g. Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro. Walaupun dengan
bersusah payah, walupun penuh rintangan, tetaplah ambil untuk
membersihkan pakaian kita. Yang dimaksud pakaian adalah taqwa.
Pakaian taqwa ini yang harus dibersihkan.
h. Dodotiro dodotiro, kumitir bedah ing pinggir. Pakaian taqwa harus
kita bersihkan, yang jelek jelek kita singkirkan, kita tinggalkan,
perbaiki, rajutlah hingga menjadi pakain yang indah ”sebaik-baik
pakaian adalah pakaian taqwa“.
i. dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore. Pesan dari para
Wali bahwa suatu ketika kamu akan mati dan akan menemui Sang
Maha Pencipta untuk mempertanggungjawabkan segala
perbuatanmu. Maka benahilah dan sempurnakanlah ke-Islamanmu
agar kamu selamat pada hari pertanggungjawaban kelak.
j. Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane. Para
wali mengingatkan agar para penganut Islam melaksanakan hal
tersebut ketika pintu hidayah masih terbuka lebar, ketika
kesempatan itu masih ada di depan mata, ketika usia masih
menempel pada hayat kita.
k. Yo surako surak hiyo. Sambutlah seruan ini dengan sorak sorai
“mari kita terapkan syariat Islam” sebagai tanda kebahagiaan. Hai
orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan
Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi
kehidupan kepada kamu (Al-Anfal :25)
BAB III
PENUTUP
D. Kesimpulan
Kebudayaan adalah suatu alat yang digunakan untuk menghaluskan
budi pekerti, karena jika mengenal budaya tentunya akan tahu apa itu suatu pesan
yang ‘adi luhung’ dan tinggi, yakni dalam suatu proses dan kejadian dimana akan
mengetahui setiap pesan dan makna filosofis yang diwariskan oleh generasi
sebelumnya melalui berbagai hal dan berbagai media yang tidak asing bagi kita,
melainkan tanpa kita sadari telah lama ada pada sekeliling kita. Karena pada
dasarnya kebudayaan adalah buah karya dari suatu agamayang mencerminkan
sesuatu yang tinggi, luhur, serta tidak bisa dirasa tanpa adanya rasa percaya di
setiap personal. Hal-hal yang sebenarnya bermanfaat bagi kita makin kita anggap
senbagai suatu hal yang aneh lebih buruknya lagi hal yang mengancam. Kita lebih
suka terhibur dari pada berfikir secara pragmatis dengan kondisi kehidupan yang
semakin tidak karuan, tatanan kehidupan dihancurkan, nilai dan moral dianggap
sesuatu yang usang,
lokal daerah tidak akan lepas terkait tentang bagaimana suatu kebudayaan dan generasi penerus masih dipertanyakan. Sebagian besar semua terpengaruh dan terlena dengan kemampuan iptek dalam mengubah setiap pandangan tentang bagaimana dan apa itu materi, kita akan selalu terancam dengan suatu tatanan kapitalis jika tidak menyaring kebudayaan barat dengan kebudayaan kita, yang alangkah baiknya bisa terfilter dengan filosofis-filosofis jawa yaitu” ajining diri soko lathi, ajining rogo soko busana” (Ki Hajar Dewantara).
MAKNA LUHUR FILOSOFI LIRIK LAGU ILIR-ILIR SUNAN KALI JAGA (JAWA TENGAH)
Disusun untuk Memenuhi Tugas HarianMata Kuliah Kapita Selekta Budaya Nusantara
Dosen Pembina Bpk. Hariyanto
OLEH :MUHAMMAD ARIF RAHMAN HAKIM
NIM 108251416402
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS SASTRA
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SENIRUPAMEI 2011