39
MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN “MANAJEMEN PESERTA DIDIK” Dosen Pengampu: SIGIT ARI PRABOWO S.Pd, M.Pd. DISUSUN OLEH KELOMPOK 1: DEDE YULHAM YAHYA (11431031) ROSALIA ANGGRAINI (11431038) SEPTIANA DWI MAYANGSARI (11431044) ERNY PURWATI (11431050) EDI HARTONO (11431056) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS PRNDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM IKIP PGRI MADIUN 2013

Makalah Manajemen Peserta Didik Kel. 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah manajemen peserta didik

Citation preview

iii

MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKANMANAJEMEN PESERTA DIDIK

Dosen Pengampu: SIGIT ARI PRABOWO S.Pd, M.Pd.

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1:

DEDE YULHAM YAHYA

(11431031)

ROSALIA ANGGRAINI

(11431038)

SEPTIANA DWI MAYANGSARI

(11431044)

ERNY PURWATI

(11431050)

EDI HARTONO

(11431056)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PRNDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

IKIP PGRI MADIUN

2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan dan karunia sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah untuk mata kuliah Manajemen pendidikan di IKIP PGRI Madiun ini.

Tugas pembuatan makalah diberikan pada mahasiswa semester lima untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen pendidikan. Mengingat pentingnya hal ini, kami mengambil satu tema yaitu Manajemen Peserta Didik.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun format penulisannya. Kami mengharapkan pada para pemerhati maupun dosen yang terkait dapat memberikan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan makalah ini. Ucapan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat sebagai sumber informasi maupun sumber bacaan, dan semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhai hal ini. Terima kasih.

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.iKATA PENGANTAR.iiDAFTAR ISI.iiiBAB I PENDAHULUAN.1A. Latar Belakang Masalah1B. Rumusan Masalah.3C. Tujuan..3BAB II ISI4A. Pengertian Manajemen Peserta Didik....4B. Tujuan, Fungsi, dan Prinsip dari Manajemen Peserta Didik...5C. Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik8BAB III PENUTUP20Kesimpulan20SUMBER RUJUKAN

BAB I

PENDAHULUANA. Latar BelakangDi lingkungan sekolah, peserta didik merupakan unsur inti kegiatan pendidikan. Karena itu jika tidak ada peserta didik, tentunya tidak akan ada kegiatan pendidikan. Lebih-lebih di era persaingan antarlembaga pendidikan yang begitu ketat seperti sekarang, sekolah harus berjuang secara sungguh-sungguh. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan. Secara sosiologis, peserta didik mempunyai kesamaan-kesamaan. Kesamaan-kesamaan itu dapat ditangkap dari kenyataan bahwa mereka sama-sama anak manusia, dan oleh karena itu mempunyai kesamaan-kesamaan unsur kemanusiaan. Fakta menunjukkan bahwa tidak ada anak yang lebih manusiawi dibandingkan dengan anak lainnya dan tidak anak yang kurang manusiawi dibandingkan dengan anak yang lainnya. Adanya kesamaan-kesamaan yang dipunyai anak inilah yang melahirkan kensekuensi samanya hak-hak yang mereka punyai. Di antara hak-hak tersebut, yang juga tidak kalah pentingnya adalah hak untuk mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu.

Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, pada BAB V pasal 12 dijelaskan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:

a. mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama

b. mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat,minat, dan kemampuannya

c. mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya

d. mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya

e. pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara

f. menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpag dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.

Samanya hak-hak yang dimiliki oleh anak itulah, yang kemudian melahirkan layanan pendidikan yang sama melalui sistem persekolahan (schooling). Dalam sistem demikian, layanan yang diberikan diaksentuasikan kepada kesamaan-kesamaan yang dipunyai oleh anak. Pendidikan melalui sistem schooling dalam realitasnya memang lebih bersifat massal ketimbang bersifat individual. Keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh sistem schooling memang lebih memberi porsi bagi layanan atas kesamaan dibandingkan layanan atas perbedaan. layanan yang lebih diaksentuasikan kepada kesamaan anak ini, kemudian digugat. Gugatan demikian, berkaitan erat dengan pandangan psikologis mengenai anak. Anak-anak manusia tersebut diyakini mempunyai kesamaan-kesamaan, ternyata jika dilihat lebih jauh sebenarnya berbeda. Pandangan ini kemudian menunjukkan bukti-bukti yang meyakinkan, bahwa di dunia ini tak ada dua anak atau lebih yang benar-benar sama. Dua anak atau lebih yang kelihatan samapun, misalnya saja si kembar, pada hakekatnya adalah berbeda. Oleh karena berbeda, maka mereka membutuhkan layanan-layanan pendidikan yang berbeda. Layanan atas kesamaan yang dilakukan oleh sistem schooling tersebut dipertanyakan, dan sebagai responsinya kemudian diselipkan layanan-layanan yang berbeda pada sistem schooling tersebut. Ada dua tuntutan, yakni aksentuasi pada layanan kesamaan dan perbedaan anak itulah, yang melahirkan pemikiran pentingnya pengaturan. Manajemen peserta didik, adalah kegiatan yang bermaksud untuk mengatur bagaimana agar tuntutan dua macam layanan tersebut dapat dipenuhi di sekolah.

Baik layanan yang teraksentuasi pada kesamaan maupun pada perbedaan peserta didik, sama-sama diarahkan agar peserta didik berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Sebagai akibat dari adanya perbedaan bawaan peserta didik, maka akan ada peserta didik yang lambat dan ada peserta didik yang cepat perkembangannya. Kompetisi yang sehat akan memungkinkan jika ada usaha dan kegiatan manajemen, ialah manajemen peserta didik. Demikian juga peserta didik yang bermasalah sebagai akibat dari adanya kompetisi akan dapat ditangani dengan baik manakala manajemen peserta didik-nya baik.

Dalam upaya mengembangkan diri tersebut, ada banyak kebutuhan yang sering kali tarik-menarik dalam hal pemenuhan pemrioritasnnya. Di satu sisi, para peserta didik ingin sukses dalam hal prestasi akademiknya, di sisi lain, ia ingin

sukses dalam hal sosialisasi dengan sebayanya. Bahkan tidak itu saja, dalam hal mengejar keduanya, ia ingin senantiasa berada dalam keadaan sejahtera. Pilihan-pilihan yang tepat atas ketiga hal yang sama-sama menarik tersebut, tidak jarang menimbulkan masalah bagi para peserta didik. Oleh karena itu diperlukan layanan tertentu yang dikelola dengan baik. manajemen peserta didik berupaya mengisi kebutuhan tersebut.B. Rumusan Masalah1. Apakah Manajemen Peserta Didik itu?2. Apa tujuan, fungsi, dan prinsip dari Manajemen Peserta Didik?3. Bagaimana ruang lingkup Manajemen Peserta Didik?

C. Tujuan

1. Mengetahui Pengertian Manajemen Peserta Didik itu.2. Mengetahui tujuan, fungsi, dan prinsip dari Manajemen Peserta Didik.3. Mengetahui ruang lingkup Manajemen Peserta Didik.

BAB IIMANAJEMEN PESERTA DIDIKA. Pengertian Manajemen Peserta DidikPeserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu (UUSPN: 2003). Sedangkan manajemen peserta didik adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses PBM dengan efektif dan efisien.

Dari pengertian beberapa ahli, bisa dikatakan bahwa peserta didik adalah orang/individu yang mendapat pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan agar tumbuh dan berkembang dengan baik serta mempunyai kepuasan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh pendidiknya.

Demikian juga Hamalik menambahkan bahwa siswa adalah suatu organisme yang hidup, di dalam dirinya beraneka ragam kemungkinan potensi yang hidup dan berkembang.

Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Manajemen Peserta Didik atau Pupil Personnel Administration adalah layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti penggembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah.

Manajemen Peserta Didik juga dapat diartikan sebagai suatu proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolah mulai dari perencanaan, penerimaan siswa, pembinaan yang dilakukan selama siswa berada di sekolah, sampai dengan siswa menyelesaikan pendidikannya di sekolah.

Dengan kata lain manajemen kesiswaan merupakan keseluruhan proses penyelenggaraan usaha kerjasama dalam bidang kesiswaan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah.

Dengan demikian Manajemen peserta didik itu bukanlah dalam bentuk kegiatan-kegiatan pencatatan peserta didik saja, melainkan meliputi aspek yang lebih luas, yang secara operasional dapat dipergunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan.

Tiga (3) pilar manajemen pembinaan kesiswaan, yaitu

1. Berwawasan masa depan, maksudnya mendidik para siswa untuk optimis, aktif, dan berfikir positif untuk mampu membina diri menuju kwalitas hidup yang lebih baik. Dalam konteks ini siswa di bina guna mengedepankan sikap rasional daripada emosional. Siswa dapat memandang masa depan apa yang diinginkan dan bagaimana yang akan dihadapinya.

2. Memilki keteraturan pribadi (self regulation), maksudnya adalah membina para siswa untuk memiliki kehidupan yang terarah dan terprogram. Para siswa harus menyadari akan pentingnya perhatian terhadap makna waktu. Dengan Self Regulation diharapkan terbentuk manusia yang terbiasa dan bekerja keras, berprestasi berkompetisi saling berlomba untuk mencapai yang terbaik.

3. Kepedulian social (holy social sense), maksudnya membina siswa untuk memiliki rasa kepedulian social yang baik. Siswa diarahkan untuk peduli kepada lingkungan sosialnya dan pada orang-orang disekitarnya.Mau membantu orang-orang yang membutuhkannya dan tidak menjadi manusia individualis. Dengan holy social sense siswa diarahkan memahami dirinya serta memiliki empati.B. Tujuan, Fungsi dan Prinsip Manajemen Peserta Didik1. Tujuan umum manajemen peserta didik adalah: mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah; lebih lanjut, proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.

Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah sebagai berikut:

a) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta didik.

b) Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat peserta didik.

c) Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.d) Dengan terpenuhinya 1, 2, dan 3 di atas diharapkan peserta didik dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.2. Fungsi manajemen peserta didik secara umum adalah: sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosialnya, segi aspirasinya, segi kebutuhannya dan segi-segi potensi peserta didik lainnya.

Fungsi manajemen peserta didik secara khusus dirumuskan sebagai berikut:

a. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik, ialah agar mereka dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa banyak terhambat. Potensi-potensi bawaan tersebut meliputi: kemampuan umum (kecerdasan), kemampuan khusus (bakat), dan kemampuan lainnya.

b. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik ialah agar peserta didik dapat mengadakan sosialisasi dengan sebayanya, dengan orang tua dan keluarganya, dengan lingkungan sosial sekolahnya dan lingkungan sosial masyarakatnya. Fungsi ini berkaitan dengan hakekat peserta didik sebagai makhluk sosial.

c. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik, ialah agar peserta didik tersalur hobi, kesenangan dan minatnya. Hobi, kesenangan dan minat peserta didik demikian patut disalurkan, oleh karena ia juga dapat menunjang terhadap perkembangan diri peserta didik secara keseluruhan.

d. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik ialah agar peserta didik sejahtera dalam hidupnya. Kesejahteraan demikian sangat penting karena dengan demikian ia akan juga turut memikirkan kesejahteraan sebayanya.Ada 3 macam pendekatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan dan fungsi manajemen peserta didik diatas yaitu :

1) Pendekatan kuantitatif (The kuantitative approach).

Pendekatan ini lebih menitik beratkan pada segi-segi administrasi dan birokratif lembaga pendidikan. Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan dapat memenuhi tuntutan-tuntutan dan harapan-harapan lembaga pendidikan tempat peserta didik itu berada.

Wujud pendekatan ini pada manajemen peserta didik secara operasional adalah dengan mengharuskan kehadiran secara mutlak bagi peserta didik di sekolah, memperketat presensi, penuntutan disiplin yang tinggi, dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, dengan demikian diharapkan peserta didik menjadi mampu.2) Pendekatan kualitatif (The kualitative approach).

Dibandingkan dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan membuat peserta didik menjadi mampu, pendekatan ini bertujuan untuk membuat peserta didik menjadi senang dan sejahtera. Asumsi pendekatan ini adalah jika peserta didik senang dan sejahtera, maka mereka dapat belajar dengan baik, selain itu mereka juga akan senang mengembangkan dirinya sendiri di lembaga pendidikan yang mereka tempati. Pendekatan ini juga menekankan perlunya penyediaan iklim yang kondusif dan menyenangkan bagi pengembangan diri secara optimal.3. Yang dimaksudkan dengan prinsip adalah sesuatu yang harus dipedomani dalam melaksanakan tugas. Jika sesuatu tersebut sudah tidak dipedomani lagi, maka akan tanggal sebagai suatu prinsip. Prinsip manajemen peserta didik mengandung arti bahwa dalam rangka memanaj peserta didik, prinsip-prinsip yang disebutkan di bawah ini haruslah selalu dipegang dan dipedomani. Adapun prinsip-prinsip manajemen peserta didik tersebut adalah sebagai berikut:a. Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian dari keseluruhan manajemen sekolah. Oleh karena itu, ia harus mempunyai tujuan yang sama dan atau mendukung terhadap tujuan manajemen secara keseluruhan. Ambisi sektoral manajemen peserta didik tetap ditempatkan dalam kerangka manajemen sekolah. Ia tidak boleh ditempatkan di luar sistem manajemen sekolah.

b. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi pendidikan dan dalam rangka mendidik para peserta didik. Segala bentuk kegiatan, baik itu ringan, berat, disukai atau tidak disukai oleh peserta didik, haruslah diarahkan untuk mendidik peserta didik dan bukan untuk yang lainnya.

c. Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan punya banyak perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik, tidak diarahkan bagi munculnya konflik di antara mereka melainkan justru mempersatukan dan saling memahami dan menghargai.

d. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik. Oleh karena membimbing, haruslah terdapat ketersediaan dari pihak yang dibimbing. Ialah peserta didik sendiri. Tidak mungkin pembimbingan demikian akan terlaksana dengan baik manakala terdapat keengganan dari peserta didik sendiri.

e. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu kemandirian peserta didik. Prinsip kemandirian demikian akan bermanfaat bagi peserta didik tidak hanya ketika di sekolah, melainkan juga ketika sudah terjun ke masyarakat. Ini mengandung arti bahwa ketergantungan peserta didik haruslah sedikit demi sedikit dihilangkan melalui kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik.

f. Apa yang diberikan kepada peserta didik dan yang selalu diupayakan oleh kegiatan manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta didik baik disekolah lebih-lebih di masa depan.C. Ruang Lingkup Manajemen Peserta DidikSecara rinci, ruang lingkup peserta didik adalah sebagai berikut :1. Perencanaan peserta didikPerencanaan peserta didik adalah suatu aktivitas memikirkan di muka tentang hal hal yang harus dilakukan berkenaan dengan peserta didik di sekolah, baik sejak peserta didik akan memasuki sekolah maupun mereka akan lulus dari sekolah.

Peserta didik harus direncanakan, karena dengan adanya perencanaan peserta didik, banyak hal-hal yang akan dihadapi dalam manajemen peserta didik telahh diestimasi sebelumnya Dengan demikian, masalah masalah yang muncul akan dapat ditangani sesegera mungkin.a. Langkah langkah perencanaan peserta didik, yaitu :

1) PerkiraanYang dimaksud dengan perkiraan adalah menyusun suatu perkiraan kasar dengan mengantisipasi ke depan. Ada tiga dimensi waktu yang disertakan dalam hal ini, yakni dimensi kelampauan, dimensi terkini dan dimensi keakanan.2) Perumusan tujuan

Tujuan adalah sesuatu yang hanya sekedar dapat dituju, dan oleh karena itu ia tidak akan dapat dicapai. Supaya dapat dicapai, umumnya tujuan tersebut dijawarkan ke dalam bentuk target-target.3) Kebijakan

Kebijakan adalah mengidentifikasi aktiviitas-aktivitas yang dapat dipergunakan untuk mencapai target atau tujuan di atas.4) Pemograman

Penyusunan program adalah suatu aktivitas yang bermaksud memilih kegiatan kegiatan yang sudah diidentifikasi sesuati dengan langkah kebijakan.

5) Langkah-langkah

Yang dimaksud dengan langkah-langkah adalah merumuskan langkah-langkah. Ada tiga aktivitas dalam hal; ini yaitu pembuatan skala prioritas, pengurutan dan penyusunan.6) Penjadwalan

Penjadwalan yaitu kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan urutan prioritasnya dan langkah-langkahnya agar jelas pelaksanaannya, dan dimana dilaksanakan.7) Pembiayaan

Ada dua hal yang harus dilakukan dengan pembiayaan, yaitu mengalokasikan biaya dan menentukan sumber biaya.2. Penerimaan peserta didik

Penerimaan peserta didik baru sebenarnya adalah salah satu kegiatan manajemen peserta didik yang sangat penting. Dikatakan demikian karena kalau tidaka da peserta didik yang diterima di sekolah, berarti tidak ada yang harus ditangani dan diatur. Pada penerimaan peserta didik meliputi: kebijaksanaan penerimaan peserta didik, sistem penerimaan peserta didik, kriteria peserta didik, dan prosedur penerimaan peserta didik.a. Kebijakan Penerimaan Peserta didikMemuat aturan mengenai jumlah peserta didik yang dapat diterima di suatu sekolah dan juga membuat system pendaftaran.b. Sistem peserta didik

Cara penerimaan peserta didik baru, ada dua macam system penerimaan peserta didik baru yaitu dengan cara promosi dan dengan cara system seleksi.c. Kriteria peserta didik

Kriteria merupakan patokan patokan yang menentukan bisa atau tidaknya seseorang untuk diterima sebagai peserta didik. Seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) tersebut berdasarkan ketentuan yang berlaku.Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah:

Melalui tes atau ujian

Melalui penelusuran bakat kemampuan

Berdasarkan nilai STTB/SKHU atau nilai UANd. Prosedur penerimaan peserta didik

Merupakan pembentukan panitia penerimaan peserta didik baru, Langkah-langkah penerimaan siswa baru adalah sebagai berikut:

a.membentuk panitia penerimaan murid,

b.merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima

c.menentukan syarat pendaftaran calon,

d. menyediakan formulir pendaftaran,

e. pengumuman pendaftaran calon,

f. menyediakan buku pendaftaran,

g.waktu pendaftaran,

h. penentuan calon yang diterima.

i. menyusun progam kegiatan kesiswaan3. Orientasi Peserta didik

Kegiatan ini merupakan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah kepada peserta didik baru, baik lingkungan fisik sekolah maupun lingkungan sosial sekolah.

Tujuan dari orientasi peserta didik baru yaitu : a. Agar peserta didik mengenal lebih dekat mengenai diri mereka sendiri di tengah tengah lingkungan barunya.b. Agar peserta didik mengenal lingkungan sekolah baik lingkungan fisiknya maupun sosialnya,

c. Pengenalan lingkungan sekolah demikian sangat penting bagi peserta didik.

d. Menyiapkan peserta didik secara fisik, mental dan emosional agar siap menghadapi lingkungan baru Pekan orientasi Peserta didik Mencakup layanan-layanan dari lingkungan sekolah yang dikenalkan secara rinci, diantaranya :a.Layanan bimbingan dan konseling.

Layanan BK merupakan proses pemberian bantuan terhadap siswa agar perkembangannya optimal, sehingga anak didik bisa mengarahkan dirinya dalam bertindak dan bersikap sesuai tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.

b.Layanan perpustakaan.

Keberadaan perpustakaan pada lembaga pendidikan sangat penting, sebab perpustakaan merupakan penunjang proses pembelajaran di sekolah dengan memberi layanan informasi yang dibutuhkan melalui koleksi bahan pustaka yang dimiliki.

c.Layanan kantin.

Salah satu kebutuhan peserta didik adalah makanan yang bergizi, bersih, dan higienis, olehnya itu keberadaan kantin di setiap sekolah sangat dibutuhkan untuk menjamin peserta didik mendapatkan asupan makanan yang tidak berbahaya bagi kesehatan selama berada di lingkungan sekolah.

d.Layanan kesehatan.

Layanan kesehatan di sekolah biasanya di bentuk dalam wadah yang diberi nama usaha kesehatan sekolah (UKS), sasaran utama UKS adalah untuk meningkatkan dan membina kesehatan siswa dan lingkungan sekitarnya.

e.Layanan transportasi.

Layanan ini biasanya hanya diperlukan pada jenjang pendidikan prasekolah seperti PAUD atau TK, dan jenjang pendidikan dasar seperti SD untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran.

f.Layanan asrama.

Bagi beberapa peserta didik, layanan asrama sangat berguna khususnya peserta didik yang lokasi tempat tinggalnya jauh dari lembaga pendidikan, biasanya lembaga pendidikan yang menyediakan layanan asrama adalah tingkat sekolah menengah dan perguruan tinggi.

4. Mengatur kehadiran dan tidak kehadiran peserta didikKetidak hadiran pesertadidik di sekolah sangat penting, karena jika peserta didik tidak hadir di sekolah tentu aktivitas belajar mengajar di kelas tidak akan terlaksan. Kehadiran peserta didik di sekolah adalah suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya interaksi belajar mengajar. Peserta didik yang hadir lebih memungkinkan untuk terlibat aktif dalam interaksi tersebut dan tidak demikian bagi peserta didik yang tidak hadir.5. Mengatur pengelompokan peserta didik

Pengelompokan adalah pengelompokan peserta didik berdasarkan karakteristik-karakteristiknya. Karakteristik demikian perlu digolongkan, agar mereka berada dalam kondisi yang sama. Adanya kondisi yang sama ini bias memudahkan pemberian layanan yang sama. Oleh karena itu, pengelompokkan ini lazim dengan istilah pengklasifikasian.Jenis jenis pengelompokan berdasarkan karakteristik individu :

a. Pengelompokan berdasarkan minatb. Pengelompokan berdasarkan kebutuhan khusus

c. Pengelompokan beregu

d. Pengelompokan tutorial

e. Pengelompokan penelitian

f. Pengelompokan kelas utuhg. Pengelompokan kombinasi6. Mengatur evaluasi peserta didika. Tujuan dan Fungsi dari evaluasi

Evaluasi hasil belajar terhadap peserta didik perlu dilakukan agar diketahui perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu. Evaluasi hasil belajar peserta didik dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana perserta didik telah dapat menampilkan performa sesuai yang diharapkan. Tujuan dari evaluasi menurut Bukhori (1980) yaitu :1) Untuk mengetahui kemajuan anak didik setelah si terdidik menyadari selama jangka waktu tertentu.

2) Untuk mengetahui efisiensi metode pendidikan yang dipergunakan selama jangka waktu tertentu.Sedangkan fusngi dari evaluasi itu menurut Sahertian (1979) :

1) Untuk memberikan motivasi terhadap hal belajar mengajar

2) Untuk melengkapi informasi mengenai kemajuan peserta didik dan sebagai bahan pertimbangan sebagai penentu kenaikan kelas.3) Untuk menentukan murid dalam suatu kemajuan tertentu.

4) Untuk memperoleh data bagi pekerjaan bimbingan dan penyuluhan.

5) Untuk memberikan informasi kepada guru, murid dan orang tua tentang apa dan sampai di mana hasil kemajuan yang dicapai murid-murid di sekolah.

b. Teknik evaluasiSecara garis besar teknik evaluasi dapat dibedakan menjadi dua golongan besar, yakni tes dan teknik nontes. Segala jenis teknik evaluasi yang tidak dapat digolongkan ke dalam tes, dapat dikategorikan menjadi nontes.1) Teknik tes

Ada 2 macam tes yang dapat dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta didik dilihat dari waktu pelaksanaannya yaitu :

Tes formatif.

Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu, jenis penilaian ini juga berfungsi untuk memperbaiki proses belajar mengajar.

Tes sumatif.

Tes ini dilakukan setelah pemberian sekelompok program atau pokok bahasan berakhir. Jenis penilaian ini berfungsi untuk menentukan angka kemajuan hasil belajar peserta didik.

Jika dilihat dari segi bentuknya dibagi menjadi 2 yaitu tes subjektif dan objektif : Tes Subjektif

Terdiri atas tes uraian bebas, tes urain terbatas, dan tes isian. Tes Objektif

Terdiri atas benar-salah, pilihan ganda, dan menjodohkan.

2) Teknik nontesMeliputi :

Observasi

Wawancara

Angket

Sosiometri

Skala penilaian

c. Tindak lanjut evaluasi Evaluasi peserta didik tidak untuk evaluasi itu sendiri melainkan harus ditindak lanjuti. Tindak lanjut tersebut meliputi :1) Mengadakan pengayaanJika pada program remedial yang menjadi sasaran adalah peserta didik yang memiliki kesulitan belajar, justru pada program pengayaan yang menjadi sasaran adalah peserta didik yang tidak mengalami kesulitan belajar dan bahkan cepat menerima pelajaran.

Ada 2 strategi yang dapat dilakukan untuk melakukan program pengayaan yaitu :

a) Pengayaan yang memiliki hubungan dengan topik modul pokok

b) Pengayaan yang tidak memiliki hubungan dengan topik modul pokok2) Mengadakan remidiAda beberapa alasan yang menjadi alasan perlunya dilakukan remedial terhadap peserta didik yaitu sebagai berikut :

a) Masih banyak peserta didik yang menunjukkan belum dapat mencapai prestasi yang diharapkan.

b) Guru bertanggung jawab atas keseluruhan prises pendidikan, yang berarti bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui pencapaian standar kompetensi yang diharapkan.

c) Pengajaran remedial diperlukan dalam rangka melaksanakan proses belajar yang sebenarnya, yaitu sebagai proses perubahan tingkah laku secara keseluruhan.

d) Pengajaran remedial merupakan salah satu bentuk pelayanan bimbingan dan penyuluhan melalui interaksi belajar mengajar.

Secara umum tujuan pelaksanaan remedial adalah untuk menyembuhkan atau membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar agar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan, baik dalam segi kepribadian peserta didik maupun dalam segi proses belajar mengajar.

Sedangkan secara khusus, tujuan remedial adalah untuk :

a) Peserta didik memahami dirinya sendiri.

b) Peserta didik dapat mengubah/memperbaiki cara-cara belajar ke arah yang lebih sesuai dengan kesulitan yang dialaminya.

c) Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.

d) Dapat mengatasi hambatan belajar yang menjadi latar belakang kesulitannya.

e) Dapat mengembangkan sikap-sikap dan kebiasaan yang baru yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang lebih baik.

f) Peserta didik dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan.

Teknik-teknik yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan remedial adalah sebagai berikut :

Dengan memberikan tugas/soal pekerjaan rumah bagi peserta didik yang lambat menerima pelajaran.

Dengan memberikan tugas/soal yang dikerjakan di kelas pada jam pelajaran tersebut berlangsung, sedangkan peserta didik lain melanjutkan proses pembelajaran.3) Mengulangi pelajaran

Penyajian pelajaran perlu diulangi, jika peserta didik sebagaian besar belum paham berdasarkan hasil evaluasi. Sebab kalau tidak, dikhawatirkan menyulitkan peserta didik sendiri pada materi materi berikutnya.

4) Mengadakan promosi, kenaikan dan kelulusan

Salah satu tindak lanjut evaluasi yang penting adalah mengadakan promosi, kenaikan dan kelulusan. Dari hasil evaluasi.

5) Pelaporan

Pelaporan hasil evaluasi dapat dilakukan oleh guru kepada peserta didik sendiri, kepala sekolah dan orang tua. Peserta didik sendiri perlu mendapatkan laporan hasil dilakukan evaluasi afar mereka mendapatkan umpan balik mengenai hasil belajarnya.7. Mengatur kenaikan tingkat peserta didik

Sistem tingkat dan system tanpa tingkat sebenarnya dilandasi oleh pemikiran mengenai pengajaran klasikal dan pengajaran individual. a. Sistem tingkat

Semua peserta didik memang mempunyai hak yang sama untuk naik tingkat ke tingkat tertentu. Tetapi ada persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipertimbangkan. Beberapa pertimbangan dalam kenaikan tingkat meliputi :1) Prestasi yang bersangkutan

2) Waktu kenaikan tingkat

3) Persyaratan administratif sekolah seperti kecukupan hadir peserta didik dalam pengajaran yang dilaksanakan sekolah.Kelebihan-kelebihan system tingkat adalah sebagai berikut :

Dapat dijadikan sebagai alat untuk merekayasa belajar peserta didik. Efisien

Rasa social peserta didik tetap tinggi Pengadministrasiannya mudah

Adapun kekurangan system tingkat ini adalah sebagai berikut : Peserta didik yang tidak naik tingkat akan menghadapi persoalan akademik dan psikologis.

Peserta didik yang pandai tidak sabar menununggu peserta didik lain yang kemampuannya lebih rendah. Kurang adanya kompetisi diantara peserta didik

Hanya menguntungkan perkembangan peserta didik.

b. Sistem Tanpa tingkatMerupakan antitesa dari system tingkat. Ini muncul didasari oleh rasa ketidak puasan dengan adanya system tingkat. System ini dikembangkan didasari oleh pandangan psikologis, bahwa meskipun peserta didik berada dalam kondisi sama tetapi dalam realitasnya tidak ada yang persis sama. Selalu ada perbedaan diantara peserta didik yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu tanpa tingkat ini umumnya menggunakan pembelajaran yang lebih individual.Adapun kelebihan dari system tanpa tingkat yaitu :

1) Peserta didik dapat berkembang seoptimal mungkin tanpa terhambat oleh peserta didik lainnya.2) Peserta didik dapat mengambil paket program sesuai minat dan kesempatan

3) Peserta didik yang pandai akan lebih cepat menyelesaikan program sehingga lebih cepat pula melanjutkan studi.4) Melatih kemandirian peserta didikAdapun kekurangannya, sebagai berikut :

1) Peserta didik sejak dini banyak memacu prestasi secara individual2) Oleh karena peserta didik diharuskan mengambil keputusan secara mandiri mengenai paket program yang akan diambil, makan diperlukan penasehat akademik.3) Sangat sulit pengadministrasiannya.

8. Mengatur peserta didik yang mutasi dan drop outMutasi dan drop out seringkali membawa masalah didunia pendidikan. Oleh karena itu, keduanya harus ditangani dengan baik, agar tidak mengakibatkan keruwetan yang berlarut-larut, yang pada akhirnya akan menggangu aktivitas sekolah secara keseluruhan.a. Peserta didik yang mutasi

Mutasi adalah perpindahan peserta didik dari kelas yang satu kekelas yang lainnya yang sejajar atau dari sekolah satu kesekolah lain. Mutasi ini dapat dilakukan oleh peserta didik, karena mereka berhak untuk mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan yang dibutuhkan dan diminati. Macam-macam mutasi iatu dibagi menjadi dua, yang pertama mutasi intern, dan mutasi ekstern. Mutasi Intern

Mutasi ini merupakan perpindahan peserta didik dalam suatu sekolah misalnya kenaikan kelas bagi peserta didik yang telah memenuhi persyaratan untuk naik kelas.

Mutasi Ektern

Mutasi ini adalah perpindahan peserta didik dari sekolah yang satu ke sekolah yang lain, tujuan dilakukannya mutasi ekstern adalah :

1)Mutasi dilakukan agar peserta didik dapat mengikuti pendidikan di sekolah sesuai dengan keadaan dan kemampuan peserta didik serta keadaan lingkungan yang mempengaruhinya.

2)Memberikan perlindungan kepada sekolah tertentu untuk dapat tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan keadaan, kemampuan sekolah serta lingkungan yang mempengaruhinya.Banyak penyebab dari peserta didik yang mengalami mutasi antara lain :1) Yang bersangkutan tidak kuat mengikuti pelajaran2) Tidak suka dengan sekolah tersebut

3) Malas

4) Ketinggalan dalam pelajaran

5) Bosan dengan sekolahnya

6) Mengikuti orang tua pindah

7) Orang tua meminta pindah

8) Orang tua merasa keberatan

9) Mengikuti orang tua pindah rumah

10) Fasilitas kurang lengkap

11) Guru sering tidak masuk

12) Kebijakan sekolah yang memberatkan

13) Sekolah dibubarkan

14) Jarak sekolah yg sulit dijangkau

15) Tidak cocok dengan teman

16) Diancam oleh teman

17) Usia lebih tua

18) Adanya bencana alam

19) Sekoalh dianggap tidak bermutu,

20) Adanya kerusakan sekolah,dllb. Peserta didik yang drop out

Yang dimaksud dengan drop out adalah keluar dari sekolah belum waktunya, atau sebelum lulus. Penangan dari drop out tidak bia dilaksanakan hanya sekolah tetapi juga melibatkan lingkungan keluarga dan masyarakat. Sebab sebab dari drop out yaitu :1) Ketidakmampuan mengikuti pelajaran

2) Tidak memiliki biaya untuk sekolah

3) Sakit parah

4) Membantu orang tua diladang

5) Di drop out oleh sekolah

6) Keinginan dari peserta didik itu sendiri

7) Kasus pidana

8) Sekolah tidak dianggap menarik oleh peserta didik9. Mengatur kode etik, pengadilan dan peningkatan disiplin peserta didik

Pendidikan selain mengemban misi instruksional sebenarnya juga mengemban misi normative. Misi normative ini menjadi norma-norma yang menjadi tradisi di lembaga pendidikan maupun yang termuat dalam aturan-aturannya.a. Kode etik peserta didik

Kode etik peserta didik adalah aturan aturan, yang dikenakan kepada peserta didik, berisi sesuatu yang menyatakan boleh-tidak boleh, benar-tidak benar, layak-tidak layak, dengan maksud agar ditaati oleh peserta didik. Aturan-aturan tersebut bias berupa yang tertulis dan tidak tertulis.

Tujuan dari kode etik itu sendiri sebagai berikut :1) Agar terdapat suatu standar tingkah laku tertentu yang dapat dijadikan sebagai pedoman bagi peserta didik di sekolah tertentu.

2) Agar terdapat kesamaan bahasa dan gerak langkah anatara sekolah dengan orang tua peserta didik serta masyarakat dalam menangani peserta didik.

3) Agar dapat menjunjung tinggi citra peserta didik dimata masyarakat4) Agar tercipta suatu aturan yang dapat ditaati bersama

b. Disiplin peserta didikDisiplin peserta didik adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki oleh peserta didik di sekolah, tanpa ada pelangaran-pelanggaran yang merugikan. Ada tiga macam disiplin. Pertama, disiplin yang dibangun berdasarkan konsep ototarian. kedua, disiplin yang dibangun berdasarkan konsep permissive. Dan yang ke tiga, disiplin yang dibangun dengan konsep kebebasan terkendali atau kebebasan yang bertanggung jawab.BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan1. Manajemen Peserta Didik adalah sebagai suatu proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolah mulai dari perencanaan, penerimaan siswa, pembinaan yang dilakukan selama siswa berada di sekolah, sampai dengan siswa menyelesaikan pendidikannya di sekolah.

2. Tujuan umum manajemen peserta didik adalah: mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah; lebih lanjut, proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.

Fungsi manajemen peserta didik secara umum adalah: sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosialnya, segi aspirasinya, segi kebutuhannya dan segi-segi potensi peserta didik lainnya.3. Ruang lingkup pada manajemen peserta didik1. Perencanaan peserta didik

2. Penerimaan peserta didik

3. Orientasi Peserta didik

4. Mengatur kehadiran dan tidak kehadiran peserta didik

5. Mengatur pengelompokan peserta didik

6. Mengatur evaluasi peserta didik

7. Mengatur kenaikan tingkat peserta didik

8. Mengatur peserta didik yang mutasi dan drop out

9. Mengatur kode etik, pengadilan dan peningkatan disiplin peserta didik

SUMBER RUJUKANImron, Ali.2011.Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta : PT Bumi AksaraMulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sudiyono. 2004. Manajemen Pendidikan Tinggi. Jakarta: PT Rineka CiptaSoni. Makalah Manajemen Pendidikan. http://soni-guruidaman.blogspot.com/2012/05/makalah-manajemen-peserta-didik.htmlTony Grf, Manajemen peserta didik, http://studentgoblog.blogspot.com/2012/04/manajemen-peserta-didik.htmlSudrajat Akhmad. Konsep dasar manajemen peserta didik. http://akhmadsudrajat. wordpress.com/2010/02/14/konsep-dasar-manajemen-peserta-didik/

Trisakti Yayasan. 2009. Dasar-dasar manajemen. Jakarta: Grasindo.

Penjadwalan

Perkiraan

Langkah-langkah

Pemograman

Kebijakan

Perumusan Tujuan

Pembiayaan

PERENCANAAN PESERTA DIDIK