36
1 MAKALAH NUZULUL QURAN DAN ASAB AN-NUZUL Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Ulumul Quran Dosen : Bapak H. Muhsin An. Syadilie Disusun oleh : Ai Ninda Sari Mila Solihati Tanti Renita PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TASIKMALAYA 2015

Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

  • Upload
    ivannet

  • View
    314

  • Download
    15

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kalau mau bentuk Doc (Ms Office) salin link "http://adf.ly/1P50QM" (tanpa tanda petik) ini ke browser anda. Tunggu 5 detik lalu klik Skip di atas kanan layar anda. dan Klik download.

Citation preview

Page 1: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

1

MAKALAH

NUZULUL QURAN DAN ASAB AN-NUZUL

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Ulumul Quran

Dosen : Bapak H. Muhsin An. Syadilie

Disusun oleh : Ai Ninda Sari

Mila Solihati

Tanti Renita

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TASIKMALAYA

2015

Page 2: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada ALLAH SWT, atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyusun makalah berjudul NUZULUL

QURAN dan ASBAB AN-NUZUL. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah

satu tugas kelompok Mata Kuliah Ulumul Quran.

Sholawat dan salam semoga tercurah limpah kepada Nabi kita Muhammad

SAW, tak lupa kepada keluarganya, para sahabatnya, dan kepada kita selaku

umatnya yang mudah-mudahan bisa ta’at sampai akhir zaman.

Kami mengakui bahwa apa yang kami sajikan kedalam makalah ini masih

banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, kritik dan

saran dari para pembaca yang budiman sangat diharapkan untuk perbaikan

selanjutnya.

Tasikmalaya, September 2015

Penyusun,

Page 3: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………….. 2

DAFTAR ISI……………………………………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG….……………………………….. 4

B. RUMUSAN MASALAH……….……………………….. 5

C. TUJUAN………………….……………………………… 5

BAB II PEMBAHASAN

A. NUZULUL QUR’AN…………………………………… 6-20

B. ASAB AN-NUZUL……………………………………… 20-33

BAB III KESIMPULAN

KESIMPULAN…………………………………………………. 34

BAB IVPENUTUP

PENUTUP……………………………………………………….. 35

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam makalah yang akan kami sampaikan yakni nuzulul quran dan

asbabun nuzul quran membahas tentang pengertian-pengertian nuzulul quran dan

asbabun nuzul yang mengenai turunnya al-quran serta sebab-sebab turunnya al-

quran. Al quran adalah bacaan atau himpunan. Di dalamnya terhimpun ayat yang

menjelaskan berbagai perkara meliputi soal tauhid, ibadat, jinayat, muamalat,

sains teknologi dan sebagainya. Perlunya mengetahui asbabun nuzul, al-wahidi

berkata: ”tidak mungkin kita mengetahui penafsiran ayat al-qur’an tanpa

mengetahui kisahnya dan sebab turunnya ayat adalah jalan yang kuat dalam

memahami makna Al-qur’an”. Ibnu Taimiyah berkata: mengetahui sebab turun

ayat membantu untuk memahami ayat Al-qur’an. Sebab pengetahuan tentang

“sebab” akan membawa kepada pengetahuan tentang yang disebabkan (akibat).

Namun sebagaimana telah diterangkan sebelumnya tidak semua Al-qur’an harus

mempunyai sebab turun, ayat-ayat yang mempunyai sebab turun juga tidak

semuanya harus diketahui sehingga, tanpa mengetahuinya ayat tersebut bisa

dipahami, ahmad adil kamal menjelaskan bahwa turunnya ayat-ayat al-qur’an

melalui tiga cara:Pertama ayat-ayat turun sebagai reaksi terhadap pertanyaan yang

dikemukakan kepada nabi.

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk

urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS.

Al-Isra’ : 85)

Al-Qur’an sendiri dalam proses penurunannya mengalami banyakproses,

yang mana dalam penurunannya itu berangsur-angsur dan bermacam-macam nabi

menerimanya.Sebagaimana dalam perjalanan pembukuan Al-Qur’an yang

mengalami hambatan sampai para penghafal al-qu’an meninggal, maka dalam

Page 5: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

5

proses aplikasi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya juga sangat banyak

kendalanya. Maka dari permasalahan diatas tercetus dalam benak kami ingin

mengulas tentang Nuzulul Qur’an dan Asbab an-nuzul. Maka untuk itu pertanyaan

ini akan mengantarkan pembahasan kami tentang al-qur’an.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian Nuzulul Quran?

2. Bagaimana tahapan turunnya Al-Quran?

3. Apa hikmah turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur?

4. Pengertian Asbab An-Nuzul?

5. Bagaimana ruang lingkup pembahasan Asbab An-Nuzul?

6. Darimana sumber dan cara mengetahui peristiwa Asbab An-Nuzul?

7. Bagaimana metode penelitian dan peranan akal Asbab An-Nuzul?

8. Apafungsi dan kegunaan Asbab An-Nuzul?

C. TUJUAN

1. Mengetahui pengertian Nuzulul Quran

2. Mengetahui tahapan turunnya Al-Quran

3. Mengetahui hikmah turunnya Al-Quran

4. Mengetahui pengertian Asbab An-Nuzul

5. Mengetahui ruang lingkup pembahasan Asbab An-Nuzul

6. Mengetahui sumber dan cperistiwa Asbab An-Nuzul

7. Mengetahui Menelitian dan peranan akal Asbab An-Nuzul

8. Mengetahui fungsi dan kegunaan Asbab An-Nuzul

Page 6: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

6

BAB II

PEMBAHASAN

NUZULUL QUR’AN

A. Pengertian Nuzulul Qur’an

Nuzulul Qur’an yang secara harfiah berarti turunnya Al Qur’an adalah

istilah yang merujuk kepada peristiwa penting penurunan wahyu Allah pertama

kepada nabi dan rasul terakhir agama Islam yakni Nabi Muhammad SAW. Wahyu

pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah surah al-Alaq ayat 1-5.

Saat wahyu ini diturunkan, Nabi Muhammad sedang ber-tahannus (menyendiri) di

Gua Hira. Ketika itu, tiba-tiba Malaikat Jibril datang menyampaikan wahyu

tersebut.

Tidak ada malam yang sangat istimewa dalam perjalanan Islam kecuali

malam ini. Di malam inilah berkumpul kejadian-kejadian istimewa; sesuatu yang

istimewa yang sangat diperlukan sebagai penuntun umat manusia turun, yaitu

Alquran.Terjadi pelantikan dan pengukuhan manusia paling istimewa sebagai

pembawa risalah dan penjelas Alquran dan semua yang dikehendaki Allah Zat

Penguasa kehidupan, yaitu Nabi Muhammad SAW, serta dibentangkan malam

penentu keadaan yang ditaburi banyak kemuliaan yang satu malamnya bernilai

lebih baik dari seribu bulan, yaitu malam Lailatul Qadar.

Turunnya Alquran tidak hanya sebuah penegasan atas kemuliaannya dan

sekaligus yang menerimanya, yaitu Nabi Muhammad SAW,tetapi juga harus

diiringi semangat untuk kembali kepada Alquran dan sunah, mempelajari,

menghayati, dan berazam mengamalkannya.Antara Alquran dengan Nabi

Muhammad SAW adalah sesuatu yang tidak bisa dipisah. Bahkan, jika ingin

mengetahui bagaimana Alquran dalam penerapan terbaik, jawabannya ada pada

diri Nabi Muhammad SAW. Karena itu, Nuzulul Quran harusnya dimaknai

sebagai upaya untuk kembali mempelajari Alquran dan semua sirah Nabi.

Page 7: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

7

Kehadiran Nabi adalah penjelas dan penerjemah paling benar terkait informasi-

informasi Alquran.

Bahkan, ada yang menyebut kalimat sederhana terkait Alquran, Nabi Muhammad

SAW adalah Alquran yang berjalan. Memperingati Nuzulul Quran berarti

sesungguhnya bersiap kembali menghidupkan Alquran dan sunah Nabi. Tiada hari

dalam Ramadhan dan selepas Ramadhan kecuali bersama Alquran dan sunah Nabi

SAW.

Menurut bahasa, kata Al-Qur’an adalah bentuk masdar dari kata kerja iqro

yang berarti bacaan. “Quran” menurut pendapat yang paling kuat seperti yang

dikemukakan Dr. Subhi Al Salih berarti “bacaan”, asal kata qara’a. Kata Al

Qur’an itu berbentuk masdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru’ (dibaca).

Karena Al-Qur’an bukan saja harus di baca oleh manusia, tetapi juga karena

dalam kenyataannya selalu dibaca oleh yang mencintainya. Baik pada waktu

shalat maupun di luar shalat. Di dalam Al Qur’an sendiri ada pemakaian kata

“Qur’an” dalam arti demikian sebagai tersebut dalam ayat 17, 18 surah (75) Al-

Qiyaamah :

Artinya: ‘Sesungguhnya mengumpulkan Al Qur’an (didalam dadamu) dan

(menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggunggan kami. karena

itu jika kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikut bacaannya”.

Tujuan nuzulul Quran yaitu memberikan Petunjuk kepada semua makhluk ke

jalan yang lurus, sebagai adanya targhib dan tarhib, untuk dapat melaksanakan

syari’at Allah SWT. Sebagai Jawaban terhadap pertanyaan dan juga penjelasan

bagi mereka, seperti turunnya Al-Anfal 1, dan an-Nisa’ : 127

Adapun definisi Al-Qur’an menurut istilah ialah: “Kalam Allah SWT yang

merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad

SAW dan ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta

membacanya adalah ibadah”. Dengan definisi ini, kalam Allah yang diturunkan

kepada nabi-nabi selain Nabi Muhammad S.A.W. tidak dinamakan Al Qur’an

seperti Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s. atau Injil yang diturun

kepada Nabi Isa As. Dengan demikian pula Kalam Allah yang diturunkan kepada

Page 8: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

8

Nabi Muhammad S.A.W, seperti Hadis Qudsi, tidak pula dinamakan Al Qur’an.

Menurut Syaikh Muhammad Khudlari Beik, Al-Qur’an ialah firman Allah SWT

yang berbahasa arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk

difahami isinya dan diingat selalu, yang disampaikan kepada kita secara

mutawatir, yang sudah ditulis dalam mushaf, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan

diakhiri dengan surat An-Naas. Dalam definisi tersebut di atas bahwa Al-Qur’an

mengandung unsur –unsur Sebagai berikut :

1. Lafadz-lafadznya berbahasa arab

2. Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW

3. Disampaikan secara mutawatir

4. Ditulis dalam mushaf, dimulai dengan surat Al -Fatihah dan diakhiri

dengan surat An-Naas.

Dr. Subhi Al-Shalih dalam “Mabahits fi Ulum Al -Qur’an” merumuskan

definisi Al-Qur’an yang dipandang dapat diterima oleh mayoritas ulama terutama

ahli bahasa, ahli fiqih dan ahli ushul fiqih, sebagai berikut: “Al -Qur’an adalah

firman Allah SWT yang bersifat/berfungsi mu’jizat, yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad SAW, yang ditulis dalam mushaf-mushaf yang diriwayatkan dengan

jalan mutawatir dan yang dipandang beribadah membacanya. Dari definisi yang

dikemukanan di atas, bahwa pada intinya Al -Qur’an itu adalah merupakan firman

Allah. Perbedaan yang terjadi hanyalah dalam memberikan sifat-sifat dari firman

Allah tersebut sehingga menjadi lebih spesifik dan tidak tertukar dengan firman-

firman Allah selain Al-Qur’an.

B. Tahapan Nuzulul Qur’an

Turunnya Qur’an merupakan peristiwa besar yang sekaligus menyatakan

kedudukannya bagi penghuni langit dan bumi. Turunnya al-Quran yang pertama

kali pada malam lailatul qadar merupakan pemberitahuan kepada alam tingkat

tinggi yang terdiri dari malaikat-malaikat akan kemuliaan umat Muhammad.

Page 9: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

9

Umat ini telah dimuliakan oleh Allah dengan risalah baru agar menjadi umat

paling baik yang dikeluarkan bagi manusia. Turunnya Al-Quran yang kedua kali

secara bertahap, berbeda dengan kitab yang turun sebelumnya.

Allah menurunkan aAl-Quran kepada manusia melalui 3 kali tahap penurunan.

1. Di lauhil mahfudz yang semua orang tidak tau kapan, tangal, bulan,

tahunnya berapa ketika turun?Ibnu katsir lewat riwayat ibnu khatam:

“Ma min syai’in qodo allah al quran wama qoblahu wama ba’dahu illa

bil lauhil mahfudz”

Artinya: “Apapun yang di qodo’ Allah sebelum dan sesudah Al-Quran, semuanya

itu di letakkan di lauhil mahfudz dan tak tau dimana itu letaknya dan tidak

diijinkan siapaun tau tentang lauhil mahfudz. Adapun jumlahnya sekaligus atau

jumlatan wahidatan.

1. Dari lauhil mahfudz ke baitul ‘izza

Yaitu langit yang pertama yang tampak ketika dilihat di dunia ini namun tidak

diketahui letak persisinya. Adapun jumlahnya adalah semuanya (jumlatan

wahidatan) pada waktu lialatul qodar. Namun tanggalnya tidak diketahui, adapaun

bulannya sudah jelas pada bulan ramadhan.

Al-Qurtubi telah menukil dari Muqtil bin Hayyan riwayat tentang kesepakatan

(ijma’) bahwa turunnya al-qur’an sekaligus dari Lauhul Mahfuz ke Baitul ‘Izzah

di langit dunia.

Sebetulnya tidak hanya Al-Quran saja yang diturunkan pada bulan ramadhan,

namun juga :

1. Taurot : 6 Hari setelah Ramadhan

2. Suhuf Ibrohim : 1 Hari setelah Ramadhan

3. Injil : 13 Hari setelah Ramadhan

4. Zabur : 12 Hari setelah Ramadhan

Page 10: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

10

2. Dari baitul ‘izzah ke Rosulallah.

Penurunannya tidak sekaligus, namun diangsur-angsur selama dua puluh tiga

tahun berdasarkan kebutuhan, peristiwa, atau kejadian atau bahkan permintaan

lewat malaikat jibril. Adapun kitab-kitab samawi yang lain seperti: taurat, injil,

dan zabur turunnya sekaligus, tidak turun secara berangsur-angsur.Hal ini

sebagaimana ditunjukkan oleh firman-Nya dalam surah al-furqan ayat 32:

“Dan berkatalah orang-orang yang kafir: ‘mengapa Qur’an itu tidak diturunkan

kepadanya sekali turun saja?’ Demikianlah supaya kami perkuat hatimu

dengannya dan kami membacakannya kelompok demi kelompok”. (al-

furqon[25]:32).

Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa kitab-kitab samawi yang terdahulu itu turun

sekaligus.Dan inilah pendapat yang dijadikan pegangan oleh jumhur ulama.

Seandainya kitab-ktab itu turun secara berangsur-angsur,tentulah orang-orang

kafir tidak akan merasa heran terhadap Quran yang turun berangsur-angsur. Maka

kata-kata mereka, ”Mengapa Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus”

Seperti halnya kitab-kitab yang lain. Allah tidak menjawab mereka bahwa ini

adalah Sunnah-Nya didalam menurunkan kitab samawi sebagaimana Dia

menjawab kata-kata mereka dalam surah al-Furqan ayat 7:

” Dan mereka berkata: mengapa rasul ini memakan makanan dan berjalan

dipasar-pasar?” (Al-Furqon:7)

dengan jawaban:

“Dan kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu,melainkan mereka sungguh

memakan makanan dan berjalan dipasar-pasar.”

Tetapi Allah menjawab mereka dengan menjelaskan hikmah mengapa Qur’an

diturunkan secara bertahap dengan firman-Nya: ”Demikiannlah supaya kami

perkuat hatimu”, maksudnya: Demikianlah kami menurunkan Qur’an secara

bertahap dan pisah-pisah karena suatu hikmah, yaitu untuk memperkuat hati

Rasulullah SAW. ”Dan kami membacakannya kelompok demi kelompok”,

Page 11: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

11

maksudnya: Kami menentukannya seayat demi seayat atau bagian demi bagian

atau kami menjelaskannya dengan sejelas-jelasnya, karena turunnya yang

bertahap sesuai dengan peristiwa” itu lebih dapat memudahkan hafalan dan

pemahaman yang merupakan salah satu penyebab kemantapan (didalam hati).

Penelitan terhadap hadits-hadits sahih mengatakan bahwa Qur’an turun menurut

keperluan, terkadang turun 5 ayat, 10 ayat terkadang lebuh banyak dari itu.

C. Proses dan Hikmah Turunnya Alqur’an

Allah SWT menurunkan Al-Qur’an kepada Rasul Muhammad SAW untuk

memberi petujuk kepada manusia. Turunnya al-Qur’an merupakan peristiwa besar

yang sekaligus menyatakan kedudukannya bagi penghuni langit dan penghuni

bumi. Maka turunya Al-Qur’an dengan dua tahapan, yaitu :

Pertama : Al-Qur’an turun pada malam lailatul qadar pada malam kemulyaan,

merupakan pemberitahuan Allah SWT kepada alam tingkat tinggi yang terdiri dari

malaikat-malakat akan kemulyaan umat Nabi Muhamad SAW.

Kedua : Turunya Al-Qur’an secara bertahap ( munajaman ), dengan tujuan

menguatkan hati Rasul SAW dan menghibur serta mengikuti peristiwa dan

kejadian-kejadian sampai Allah SWT menyempurnakan agama ini dan mencukupi

nikmat-nikmat-Nya.

Perbedaan turunnya Al-Qur’an secara sekaligus dan berangsur-angsur disebabkan

karena merujuk kepada dua kata anzala dan nazala dalam ayat surat al-Isra’ : 105.

- -

Dan Raghib al-Asfahani mengatakan : perbedaan dua kata tersebut, kata inzal

dan tanzil, Yaitubahwa kata tanzil ( ) dimaksudkan berkenaan turunya

Al-Qur’an secara berangsur-angsur ( ), atau ( )Sedangkan kata inzal

ditujukan berkenaan turunnya al-qur’an secara sekaligus ( ).

Page 12: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

12

Dasar turunnya Al-Qur’an sekaligus

- –

“Sesungguhnya Kami menurunkan ( Al-Qur’an ) pada malam yang diberkahi

dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan “.( QS. Al-Dhukhan : 3)

Firman Allah SWTSurat Al-Baqarah : 185

- -

“ Bulan Ramadhan bulan yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai

petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda

antara yang hak dan yang bathil “ (QS. Al-Basqarah : 185).

Firman Allah SWT surat Al-Qadr : 1

– -

“ Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an pada malam kemulyaan “

( QS. Al-Qadr : 1 )

Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra, bahwa ia berkata :

.

“Allah menurunkan Al-Qur’an sekaligus ke langit dunia, tempat turunnya

secara berangsur-angsur.Lalu Dia menurunkannya kepada Rasul-Nya SAW

bagian demi bagian .“ ( HR. Al Hakim dan al-Baihaqi )

Dalam riwayat Ibnu Abbas ra yang lain, beliau berkata :

.

“Al-qur’an diturunkan pada malam lailatul Qadar pada bulan Ramadhan ke

langit dunia sekaligus, lalu ia menurunkan secara berangsur-angsur “. ( HR.

Al-Tabrani ).

Page 13: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

13

Dasar Turun nya Al-Qur’an berangsur-angsur

Firman Allah SWT surat al-Isra’ : 106

– _

“Dan Al-Qur’an telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur, agar kamu

membacanya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya

bagian-demi bagian . “ ( QS. Al-Isra’ : 106 ).

Dan Firman Allah SWT surat Al-Furqan : 32

– –

“Berkatalah orang-orang kafir : “ mengapa Al-Qur’an tidak dirunkan

kepadanya sekali turun saja ? Demikian supaya Kami perkuat hatimu

dengannya, dan Kami membacakannya kelompok demi kelompok “. ( QS.

Al-Furqon : 32 ).

-Hikmah Turunnya Al-Qur’an dengan beransur-angsur.

Pertama : Menguatkan dan meneguhkan hati Rasulullah SAW, dalam

rangka menyampaikan dakwahnya dalam menghadapi celaan orang-orang

musyrik. Sebagaimana Al-Qur’an Surat: Al-Furqan : 32

– -

Artinya : “Berkatalah orang-orang kafir:”Mengapa al-Qur’an itu tidak

diturunkan kepadanya sekali turun saja?”; demikianlah supaya Kami

perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur

dan benar). (QS.Al-Furqan / 25:32)

Kedua : Mempermudah hafalan dan pemahaman, karena Al-Qur’an

diturunkan ditengah-tengah umat yang ummi dan yang tidak pandai

membaca dan menulis. Sebagaiman Allah SWT menegaskan dalam Al-

Qur’an suratAl-Qamar : 17.

Page 14: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

14

- -

Ketiga : Sebagai pendidikan terhadap umat islam, dengan turunnya Al-

Qur’an dengan cara bertahap, pelajaran dengan sabar dan hati-hati dalam

menghadapi segala cobaan, dan bertahap dalam memahami hukum islam.

Keempat : Denga cara ini, turunnya ayat sesuai dengan peristiwa yang

terjadi akan lebih berkesan dihati, karena segala persoalan dapat ditanyakan

langsung kepada Nabi SAW, seperti yang terjadi, dan Al-Qur’an langsung

menjawabnya, dalam persoalan istri su’ad bin Rabi’ yang datang kepada

Rasulullah.

Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah, berkata : “ telah datang seorang istri

dari Su’ad bin Rabi’ kepada Rasul SAW dan bersamanya dua orang anak

perempuan, dan berkata : “ Ya Rasul ! kedua anak perempuan ini adalah

putri dari Su’ad yang terbunuh dalam perang Uhud, dan pamannya tidak

memberikan hak keduanya. Maka bersabda Rasulullah SAW dalam

persoalan tersebut dengan turunnya ayat, QS. Al-Nisa’ : 11.

-

-

Kelima : Bukti yang pasti ( mu’jizat ) bahwa Al-Qur’an adalah dari sisi

Allah SWT Yang Maha bijaksana dan Maha Terpuji. Ketika terjadi

pengingkaran terhadap Al-Qur’an itu, maka Allah untuk mendatangkan

yang serupa dengannya, maka sekali lagi Allah menegaskan tidak akan bisa

sebagaimana Allah SWT berfirman : QS. Al-Isra’ : 88, QS. Hud : 13, QS.

Al-Baqarah : 23.

Bukti Kemukjizatan

)

Page 15: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

15

)

)

Ayat yang pertama dan terakhir diturunkan.

Pertama : Berkata As-Suyutti, tentang yang pertama turunnya Al-Qur’an

sesuai dengan pendapat yang shahih, yaitu firman Allah SWT surat al-Alaq:

1-5

Kedua : Yang Terakhir Kali Ayat turun dari Al-Qur’an.

Perselisihan yang terjadi dikalangan para ulama tentang ayat yang terakhir

turun adalah berdasarkan dalil yangmarfu’, sehingga menyebabkan terjadinya

banyak perselisihan pendapat. Dan pendapat yang rajih (kuat) tentang yang

terakhir turun dalam Al-Qur’an adalahsurat Al-Baqarah : 281.[i]

- -

Cara turunnya wahyu ( al-Qur’an )

Pertama : Datang kepada Rasul SAW Malaikat seperti dencingan suara

lonceng yang amat kuat, dari musnad imam Ahmad, dari Abdullah bin Umar,

aku bertanya kepada Rasul, Apakah anda ya Rasul menyadari tetang turunnya

wahyu ?, Rasul Menjawab : aku mendengar suara dencingan lonceng,

kemudian aku diam, tiba-tiba aku tidak sadarkan diri, ternyata turunnya

wahyu. Dan cara ini adalah cara yang terberat, dan dikatakan demikian

diantara turunnya ayat berkenaan tetang janji dan ancaman.

Kedua : Malaikat datang kepada Rasul bagaikan seorang laki-laki, dan

menyampaikan wahyu, demikian sebagaimana hadits shahih. Dan cara yang

demikian adalah cara yang lebih ringan dari cara yang pertama. Karena cara

ini, Malaikat sebagaimana layaknya saudara saudara yang lain, dan berbicara

baik secara sadar seperti pada saat isra dan mi’raj, dan dalam keadaan tidur

seperti hadits Muaz bin Jabal.

Page 16: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

16

Al-Qur’an tidak diturunkan kepada Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam

sekaligus satu kitab tetapi secara berangsur-angsur, surat-persurat, ayat-perayat

menurut tuntutan peristiwa yang melatarinya. Lantas apa hikmahnya? Hikmah

atau tujuannya ialah:

1. Untuk menguatkan hati Nabi Shallahu ‘Alaihi wa Sallam .

Firman-Nya:

“Orang-orang kafir berkata, kenapa Qur’an tidak turun kepadanya sekali turun

saja? Begitulah, supaya kami kuatkan hatimu dengannya dan kami membacanya

secara tartil (teratur dan benar).” (Al-Furqaan: 32)

Kata Abu Syamah, ayat itu menerangkan bahwa Allah memang sengaja

menurunkan Qur’an secara berangsur-angsur. Tidak sekali turun langsung

berbentuk kitab seperti kitab-kitab yang diturunkan kepada rasul sebelumnya,

tidak. Lantas apa rahasia dan tujuannya? Tujuannya ialah untuk meneguhkan hati

Nabi Shallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sebab dengan turunnya wahyu secara bertahap

menurut peristiwa, kondisi, dan situasi yang mengiringinya, tentu hal itu lebih

sangat kuat menancap dan sangat terkesan di hati sang penerima wahyu tersebut,

yakni Muhammad. Dengan begitu turunnya melaikat kepada beliau juga lebih

intens (sering), yang tentunya akan membawa dampak psikologis kepada beliau;

terbaharui semangatnya dalam mengemban risalah dari sisi Allah. Beliau tentunya

juga sangat bergembira yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Karena itu saat-

saat yang paling baik di bulan Ramadhan, ialah seringnya perjumpaan beliau

dengan Jibril.

2. Untuk menantang orang-orang kafir yang mengingkari Qur’an

Karena menurut mereka aneh kalau kitab suci diturunkan secara berangsur-

angsur. Dengan begitu Allah menantang mereka untuk membuat satu surat saja

yang (tak perlu melebihi) sebanding dengannya. Dan ternyata mereka tidak

sanggup membuat satu surat saja yang seperti Qur’an, apalagi membuat langsung

satu kitab.

Page 17: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

17

3. Supaya mudah dihapal dan dipahami.

Memang, dengan turunnya Qur’an secara berangsur-angsur, sangatlah mudah bagi

manusia untuk menghafal serta memahami maknanya. Lebih-lebih bagi orang-

orang yang buta huruf seperti orang-orang arab pada saat itu; Qur’an turun secara

berangsur-angsur tentu sangat menolong mereka dalam menghafal serta

memahami ayat-ayatnya. Memang, ayat-ayat Qur’an begitu turun oleh para

sahabat langsung dihafalkan dengan baik, dipahami maknanya, lantas

dipraktekkan langsung dalam kehidupan sehari-hari. Itulah sebabnya Umar bin

Khattab pernah berkata:

“Pelajarilah Al-Qur’an lima ayat-lima ayat. Karena Jibril biasa turun membawa

Qur’an kepada Nabi Shallahu ‘Alaihi wa Sallam lima ayat-lima ayat.” (HR.

Baihaqi)

4. Supaya orang-orang mukmin antusias dalam menerima Qur’an dan giat

mengamalkannya.

Dengan begitu kaum muslimin waktu itu memang senantiasa menginginkan serta

merindukan turunnya ayat-ayat Qur’an. Apalagi pada saat memerlukannya karena

ada peristiwa yang sangat menuntut penyelesaian wahyu; seperti ayat-ayat

mengenai kabar bohong yang disebarkan oleh kaum munafik untuk memfitnah

bunda Aisyah, dan ayat-ayat tentang li’an.

5. Mengiringi kejadian-kejadian di masyarakat dan bertahap dalam

menetapkan suatu hukum.

Al-Qur’an turun secara berangsur-angsur; yakni dimulai dari masalah-masalah

yang sangat penting kemudian menyusul masalah-masalah yang penting. Nah,

karena masalah yang sangat pokok dalam Islam adalah masalah Iman, maka

pertama kali yang dipriorotaskan oleh Al-Qur’an ialah tentang keimanan kepada

Allah, malaikat, iman kepada kitab-kitbnya, para rasulnya, iman kepdada hari

akhir, kebangkitan dari kubur, dan surga neraka. Hal itu didukung dengan dalil-

dalil yang rasional yang tujuan untuk mencabut kepercayaan-kepercayaan

Page 18: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

18

jahiliyah yang berpuluh-puluh tahun telah menancap di hati orang-orang musyrik

untuk ditanami/diganti dengan benih-benih akidah Islamiyah.

Setelah akidah Islaminya itu tumbuh dan mengakar di hati, baru Allah

menurunkan ayat-ayat yang memerintah berakhlak yang baik dan mencegah

perbuatan keji dan mungkar untuk membasmi kejahatan serta kerusakan sampai

ke akarnya. Juga ayat-ayat yang menerangkan halal haram pada makanan,

minuman, harta benda, kehormatan, darah/pembunuh dan sebagainya. Begitulah

Qur’an diturunkan sesuai dengan kejadian-kejadian yang mengiringi perjalanan

jihad panjang kaum muslimin dalam memperjuangkan agama Allah di muka

bumi. Dan ayat-ayat itu tak henti-henti memotivasi mereka dalam perjuangan ini.

Mari kita simak contoh-contoh di bawah ini:

1. Surat Al An’am adalah surat makiyah karena turun di Mekah. Isinya

menjelaskan perkara iman, akidah tauhid, bahaya syirik, dan menerangkan

apa yang halal dan haram, firman:

“Katakanlah: “Marilah saya bacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh

Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu menyekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat

baiklah kepada kedua orang tuamu, dan janganlah kamu membunuh anak-

anakmu karena takut miskin. Kami yang akan memberi rizki kamu dan mereka.”

(Al An’am:152)

Kemudian, ayat-ayat yang menerangkan hukum-hukum secara rinci, baru

menyusul turun di Madinah; seperti tentang utang piutang dan pengharaman riba.

Juga tentang zina, itu diharamkan di Mekkah, yaitu ayat:

“Jangan kau mendekati zina. Karena sesungguhnya zina satu perbuatan keji dan

seburuk-buruk jalan.” (Al Isra:32)

Tapi, ayat-ayat yang merinci hukuman bagi orang yang melakukan zina turun di

Madinah kemudian.

Page 19: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

19

1. Tentang undang-undang pengharaman khamer, yang pertama kali turun

ialah ayat:

“Dan dari buah kurma serta anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan

rezeki yang baik…”(An-Nahl:67)

Kemudian yang turun berikutnya ialah ayat:

“Mereka bertanya kepadamu tentang khamer dan judi. Katakanlah bahwa pada

keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi

dosanya lebih besar dari pada manfaatnya.” (Al-Baqarah:219)

Di dalam ayat itu dikatakan bahwa khamer itu mengandung manfaat yang

temporal sifatnya, dan bahayanya lebih besar bagi tubuh, bisa merusak akal,

pemborosan harta benda, dan bisa menimbulkan berbagai macam masalah

kejahatan serta kemaksiatan di masyarakat. Setelah itu turun ayat yang melarang

mabuk ketika shalat.

“Hai orang-ornag yang beriman, janganlah kalian shalat ketika kalian dalam

keadaan mabuk sampai kalian mengerti apa yang kalian ucapkan.” (An-

Nisaa’:43)

Setelah mereka tahu dan menyadari bahwa mabuk saat shalat diharamkan,

kemudian turun ayat yang lebih tegas lagi:

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (minum) khamer, berjudi,

(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji

termasuk perbuatan setan. Oleh karena itu, jauhilah perbuatan-perbuatan itu

agar kamu mendapat keberuntungan.” (Al-Maidah: 90)

Untuk lebih menjelaskan lagi bahwa turunnya Qur’an secara berangsur-angsur,

ialah apa yang dikatakan Bunda Aisyah berikut:

“Sesungguhnya yang pertama kali turun ialah surat dari surat-surat mufashal

yang di dalamnya disebutkan perihal surga dan neraka, sehingga jika manusia

telah kembali/masuk Islam, maka turunlah surat yang menyebutkan tentang halal

Page 20: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

20

haram. Nah, sekiranya yang mula-mula turun ialah ayat yang berbunyi:

janganlah kamu minum khamer, pasti mereka berkata: kami tidak akan

meninggalkan kebiasaan minum khamer selama-lamanya. Dan seandainya yang

turun itu ayat yang berbunyi: jangan berzina, niscaya mereka menjawab: kami

tidak akan meninggalkan kebiasaan berzina selama-lamanya.” (HR.Bukhari)

ASBAB AN-NUZUL

A. Pengertian Istilah

Asbab an-nuzul adalah ilmu Al-Qur'an yang membahas mengenai latar

belakang atau sebab-sebab suatu atau beberapa ayat al-Qur'an diturunkan. Pada

umumnya, Asbabun Nuzul memudahkan para Mufassir untuk menemukan tafsir

dan pemahaman suatu ayat dari balik kisah diturunkannya ayat itu. Selain itu, ada

juga yang memahami ilmu ini untuk menetapkan hukum dari hikmah dibalik

kisah diturunkannya suatu ayat. Ibnu Taimiyyah mengemukakan bahwa

mengetahui Asbabun Nuzul suatu ayat dapat membantu Mufassir memahami

makna ayat. Pengetahuan tentang Asbabun Nuzul suatu ayat dapat memberikan

dasar yang kokoh untuk menyelami makna suatu ayat Al-Qur’an. Secara

etimologi, asbab an-nuzul ayat itu berarti turunnya ayat al-qur’an dari kata

“asbab” jamak dari”sababa” yang artinya sebab-sebab, nuzul yang artinya turun.

Dalam pengertian sederhana, turunnya suatu ayat disebabkan oleh suatu peristiwa,

sehingga tanpa adanya peristiwa itu, ayat tersebut tidak turun. Jika memang itu

pengertiannya, tidaklah sesuai denngan hakikat Al-Quran itu sendiri, sebab ayat

itu sudah ada dan lengkap di Lauh Mahfud diciptakan oleh Allah, dibawa oleh

Malaikat Jibril, dan disampaikan kepada Nabi. Maksud Allah menurunkan ajaran

itu dalam bentuk wahyu (ayat), tentu tidak diikat atau dihukum oleh alam yang

berbentuk peristiwa itu, sehingga tanpa sebab peristiwa alam ini, suatu ayat Al-

Quran itu tidak turun. Hal ini tidak sesuai dengan sifat Allah yang Maha Kuasa.

Allah tidak terikat alam atau makhluk dalam meyampaikan rencana dan

kehendak-Nya.

Page 21: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

21

Asbabun nuzul terdapat banyak pengertian, diantaranya:

1. Menurut Az-Zarqani: “Asbab an-Nuzul adalah hal khusus atau sesuatu

yang terjadi serta hubungan dengan turunnya ayat al-Qur’an yang

berfungsi sebagai penjelas hukum pada saat peristiwa itu terjadi”.

2. Menurut Ash-Shabuni: “Asbab an-Nuzul adalah peristiwa atau kejadian

yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat mulia yang

berhubungan dengan peristiwa dan kejadian tersebut, baik berupa

pertanyaan yang diajukan kepada Nabi atau kejadian yang berkaitan

dengan urusan agama”.

3. Menurut Subhi Shalih: “Asbabun Nuzul adalah sesuatu yang menjadi

sebab turunnya satu atau beberapa ayat al-Qur’an yang terkadang

menyiratkan suatu peristiwa sebagai respon atasnya atau sebagai penjelas

terhadap hukum-hukum ketika peristiwa itu terjadi”

4. Mana’ al-Qathan: “Asbab an-Nuzul adalah peristiwa yang menyebabkan

turunnya al-qur’an berkenaan dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik

berupa satu kejadian atau berupa pertanyaan yang diajukan kepada nabi”.

5. Nurcholis Madjid: “Asbab an-Nuzul adalah konsep, teori atau berita

tentang adanya sebab-sebab turunnya wahyu tertentu dari al-qur’an kepada

Nabi SAW baik berupa satu ayat, satu rangkaian ayat maupun satu surat.

Dari semua definisi diatas sedikit berbeda semua menyimpulkan bahwa

asbab an-nuzul adalah kejadian/peristiwa yang melatar belakangi turunnya ayat al-

qur’an dalam rangka menjawab, menjelaskan dan menyelesaikan masalah-

masalah yang timbul dari kejadian tersebut.

Dalam pengertian yang dikemukakan oleh Az-Zarqani tersebut tidak ada kata

“sebab”. Ini berarti bahwa ayat yang turun itu tidak disebabkan oleh peristiwa

yang terjadi, tetapi peristiwa itu hanya sebagai suatu kasus yang dapat

menjelaskan makna ayat atau ayat yang turun itu dapat memberi penjelasan pada

peristiwa yang menjadi kasus itu, sehingga jika ada kasus yang sama atau mirip

dengan itu, dapat pula dikenai penjelasan ayat tadi sebenarnya dapat juga

Page 22: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

22

dipahami bahwa ayat yang turun itu akan menjelaskansesuatu yang kasusnya

seperti peristiwa itu, yang terakhir ini lebih sesuai dengan maksud Al-Quran itu

sendiri sebagai tibyan li kulli syai yang kasusnya seperti peritiwa itu. Walaupun

tidak ada peristiwa ketika itu, ayat itu akan turun juga untuk menjelaskan sesuatu

yang mungkin akan terjadi. Tidak ada bukti yang tegas bahwa memang suatu

peristiwa menjadi penyebab turunnya ayat. Az-Zarkasyi menjelaskan dalam Al-

Burhan bahwa telah umumdikenal dari kebiasaan para sahabat dan tabi’in, bahwa

bila mereka berkata : “nazalat haaddzihil ayatu fiikadza” Maksudnya ayat ini

mengandung hukum ini, bukan menjadi sebab turunnya ayat.1 Meskipun

demikian, kasus dalam bentuk peristiwa itu, perlu dipahami oleh para penafsir dan

perumus ayat menjadi ajaran praktis yang dapat dan mudah diamalkan.

Mengutip pengertian dari Subhi shalih kita dapat mengetahui bahwa asbab an-

nuzul ada kalanya berbentuk peristiwa atau juga berupa pertanyaan, kemudian

asbab an-nuzul yang berupa itu sendiri terbagi menjadi 3 macam :

1. Peristiwa berupa pertengkaran

Seperti turunnya surat Ali Imran : 100

Yang bermula dari adanya perselisihan oleh kaum Aus dan Khazraj hingga

turun ayat 100 dari surat Ali Imran yang menyerukan untuk menjauhi

perselisihan.

2. Peristiwa berupa kesalahan yang serius

Seperti kisah turunnya surat An-Nisa : 43

Saat itu adaseorang imam shalat yang sedang dalam keadaan mabuk,

sehingga salah dalam mengucapkan surat Al-Kafirun, surat An-Nisa

dengan perintah untuk menjauhi shalat dalam keadaan mabuk.

3. Peristiwa berupa cita-cita/keinginan

Ini dicontohkan dengan cita-cita Umar bin Khattab yang menginginkan

maqam Ibrahim sebagai tempat shalat.

Sedangkan peristiwa yang berupa pertanyaan dibagi menjadi 3 macam, yaitu:

1. Pertanyaan tentang masa lalu

Page 23: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

23

“Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain.

Katakanlah: “Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya”. (QS. Al-

Kahfi: 83)

2. Pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang sedang berlangsung

pada waktu itu seperti ayat yang artinya :

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu

termasuk urusan Tuhan-Ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan

melainkan sedikit”. (QS. Al-Isra’ : 85)

3. Pertanyaan tentang masa yang akan datang

“(orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari

kebangkitan, kapankah terjadinya?”

Dilihat dari segi pemakaianistilah asbab an-nuzulayat Al-Quran ini, kita

belum akan menggantinya dengan istilah lain, karena sudah umum digunakan oleh

para ilmu tafsir. Bahkan penggunaan istilah ini sudah berkembang dalam berbagai

tulisan dan uraian. Meskipun asbab an-nuzul ini satu bagian saja dari ilmu tafsir

dan ilmu tafsir sendiri merupakan cabang pula dari ulum Al-Quran, ia sudah

mengarah menjadi ilmu yang berdiri demikian saja, tetapi dengan pengertian

“ilmu yang menbahas peristiwa-peristiwa yang terjadi, yang ada hubungannya

dengan turunnya ayat Al-Quran, yang dapat dijadikan kasus dalam penjelasan

ayat”.

Dari segi jumlah sebab dan ayat yang turun, asbabun nuzul dapat dibagi kepada

ta’addud al-asbab wa al-nazil wahid ( sebab turunnya lebih dari satu dan ini

persoalan yang terkandung dalam ayat atau kelompok ayat yang turun satu ) dan

ta’addud al-nazil wa al-sabab wahid (ini persoalan yang terkandung dalam ayat

atau kelompok ayat yang turun lebih dari satu sedang sebab turunnya satu ). sebab

turun ayat disebut ta’addud karena wahid atau tunggal bila riwayatnya hanya satu,

sebaliknya apabila satu ayat atau sekelompok ayat yang turun disebut ta’addud al-

nazil.

Page 24: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

24

B. Ruang Lingkup Pembahasan

Seusai dengan pengembangan ilmu pengetahuan, ruanglingkup

pembahasan asbab an-nuzul ini semakin bertambah luas dan mungkin dapat

bertambah luas lagi. Az-zarqani mengembangkan ruang lingkup pembahasan ilmu

asbab an-nuzul ini menjadi sebelas pembahasan :

1. Makna sebab nuzul;

2. Faedah mengetahui sebab-sebab nuzul;

3. Cara mengetahui sebab nuzul;

4. Ungkapan-ungkapan yang mengandung arti sebab nuzul;

5. Beberapa riwayat yang menerangkan turunnya satu ayat;

6. Satu riwayat yang menerangkan beberapa ayat yang turun;

7. Masalah ‘amdan khas yang terapat dalam lafal ayat dan hubungannya

dengan sebab turun ayat itu;

8. Masalah umum lafal dan khusus sebab;

9. Dalil-dalil jumhur dalam masalah ‘am dan khas itu;

10. Keragu-raguan orang yang tidak setuju dengan jumhur beserta dalil dan

uraiannya;

11. Sebab yang khas untuk lafal yang ‘am.2

Sedangkan yang akan menjadi sasaran utama dari pembahasan ini ialah,

peristiwa yang terjadi di tempat dan waktu ayat Al-qur’an diturunkan danada

hubungannya dengan ayat yang turun itu, baik peristiwa itu dijelaskan oleh ayat

hukumnya, ataupun peristiwa itu dianggap sebagai kasus bagi ketentuan yang

digariskan oleh ayat itu. Pekerjaan pokok ialah, meneliti apakah eristiwa itu

memang sebagai kasus, memang ada hubungannya dengan ayat. Kalo sebagai

kasus atau peristiwa yang diterangkan hukumnya oleh ayat, perlu diselidiki,

seberapa jauh ayat dan peristiwa itu saling memengaruhi. Apakah ayatitu hanya

berlaku unutk peristiwa itu saja? Apakah peristiwa seperti itu mungkin terjadi di

kemudian hari? Sejauh mana pengaruh situasi dan kondisi atau arti istilah dan

redaksi pada hubungan ayat dan kejadian? Jika peristiwa itu berwujud pertanyaan

Page 25: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

25

yang ditunjukan oleh ayat jawabannya, apakah pertanyaan itu benar-benar atau

main-main, atau bermaksud menghina dan mengejek? Dalam hal ini pembahasan

lebih banyak tertuju pada situasi, kondisi, dan penggunaan bahasa.

C. Sumber dan Cara Mengetahui Peristiwa

Bagi para sahabat Nabi, sumber itu tentunya diri sendiri atau Nabi

langsung memberi penjelasan. Sahabat sebagai sumber dia sendiri yang

mengamati atau menyaksikan peristiwa turunnya ayat itu. Atau para sahabat

yang tidak mengamati sendiri peristiwanya, ia menerima berita dari sahabat

lain yang mengamatinya, atau dia bertanya-tanya kepada orang yang

menyaksikannya. Bagi para Tabi’in, cerita sahabatlah yang dia pegang. Para

mufasir, selain dari para sahabat, mengambil sumber dari cerita sahabat, baik

dari kitab tafsir ataupun dari hasil wawancara, atau berita dari orang lain yang

memperolehnya dari sahabat. Tafsir Ibnu Abbas dan tafsir ilmu Mas’ud dapat

dipandang sebagai sumber yang dapat dikembangkan. Pengetahuan sejarah

dan cerita para sahabat Nabi yang mengamati atau mengetahui peristiwa

turunnya wahyu yang berbentuk ayat itu diperlukan dalam sebab nuzul ayat.

Biasanya cerita para sahabat tentang peristiwa turunnya wahyu itu dimuat

dalam kitab-kitab hadist, kitab-kitab tafsir, yang ditulis oleh para sahabat itu

sendiri seperti Abdullah ibn Abbas, Abdullah ibn Mas’ud , dll atau dapat juga

dilihat pada riwayat hidup para sahabat itu sendiri. Para mufasir berusaha

keras untuk mencari berita atau penjelasan para sahabat tentang peristiwa

turunnya satu ayat. Apabila mereka menemukan beberapa ayat, mereka

berusaha menggabugkannya atau memerincinya. Mungkin saja ayat itu turun

dua atau berapa kali sesuai dengan berita itu. Contoh ini dikemukakan oleh

Az-Zarkasyi tentang turunnya ayat: “wayas aluunaka ‘anirruuhi”

Ayat ini diturunkan dalam kasus pertanyaan orang Yahudi di Madinah,

padahal ayat itu ayat Makiyyah.3

Page 26: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

26

Sumber yang berbeda mungkin saja memuat berita yang berlainan. Untuk

itu, para mufasir dapat saja menggabungkan. Kalau tidak mungkin,

diusahakan men-tarjih-kannya.

D. Metode Penelitian dan Peranan Akal

Dilihat dari segi teksnya, susunan kalmat ayat Al-Quran itu ada yang jelas

makna yang ditunjukannya, ada pula yang tersembunyi atau kurang jelas.

Dalam melaksanakannya (mengamalkannya), yang sudah jelas ditunjuk oleh

teks ayat itu sendiri pun masih ada saja yang meragukan. Apalagi yang

ditunjukkannya agak tersembunyi. Misalnya, ayat yang menerangkan bahwa

pencuri harus dipotong tangannya. Dalam pengamalannya timbul kesulitan;

walaupun artinya jelas, dan yang ditujunya jelas, yaitu pencuri. Kesulitannya

ialah pencuri yang mana; pencuri arum pentul yang sangat murah harganya,

pencuri berlian ang sangat mahal harganya, tahukah pencuri kapan mayat yang

sudah berada dalam kubur? selain dari meminta bantuan dari hadis Nabi dan

pengetahuan bahasa, sebab nuzul ayat ini memegang peranan yang penting

untuk dapat menafsirkan dan merumuskan ketentuan hukumnya.

DR.Muhammad Adib Shalih sudah menguraikan panjng lebar dalam bukunya

Tafsir An-Nushush Al-Fiqh Al-Islami tentang cara memahami ayat Al-Quran

dan hadis Nabi untuk dirumuskan dalam hukum-hukum fiqih yang mudah

diamalkan. Ia membagi teks (Al-Quran dan hadis) itu menjadi dua macam :

1. Petunjuknya jelas sebagaimana ditunjukkan artinya. Ini tidak

membutuhkan sesuatu diluar teks itu untuk memahami makna yang

dimaksudnya, atau untuk melaksanakannya;

2. Maksud yang ditunjuknya tersembunyi. Ini membutuhkan bantuan

diluar teks itu untuk memahami apa yang dimaksud oleh teks itu.4

Cara memahami teks itu dibahas panjang lebar, sehingga kita melihat

bahwa pengetahuan sebab nuzul memegang peranan yang penting dalam

menjelaskan arti teks itu.

Page 27: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

27

Sebab-sebab nuzul ayat ini perlu di pelajari untuk memahami ayat yang turun

berkenaan dengan itu. Menurut Az-zarqani, tidak ada jalan lain untuk mengetahui

sebab-sebab nuzul itu kecuali naqlyang shahih.5

artinya dengan membaca dan

memahami penjelasan Nabi, sahabat atau tabi’in yang dipercaya wurud dan

rawinya. Kalau bukan dari mereka semua, orang tidak akan mengetahui sebab

nuzul itu. Oleh karena itu, seseorang tidak boleh bercerita tentang sebab nuzul

kecuali ada riwayat dari mereka, atau mendengar sendiri dari orang yang

menyaksikannya, atau melihat sendiri peristiwa turunnya ayat itu. Wahidi lebih

tegas lagi menyatakan bahwa seseorang tidak boleh berkata tentang sebab nuzul

kitab Al-Quran itu, kecuali dengan riwayat dan mendengar orang yang

menyaksikan turunnya ayat dan berpegang pada sebab itu, menyelidiki ilmunya,

dan bersungguh mencari beritanya.6

Az-Zarqani menambahkan bahwa jika

sahabat Nabi itu benar telah menceritakan seba nuzul suatu ayat, itu diterima saja,

karena ini sudah dianggap langsung dari pengamat peristiwanya. Atau ini sama

dengan hadis marfu’, dan tidak ada tempat bagi otak untuk berijtihad tentang

berita itu. Artinya, akal tidak boleh dikerahkan untuk menerima atau tidak, sebab

peranan akal tidak diperlukan disini. Berita sahabat itu harus diterima begitu saja,

karena peristiwanya tidak akan berulang kembali, pengamatnyapun tidak mungkin

diganti. Akan tetapi, riwayat itu berstatus seperti hadis mursal, seperti sahabat

yang meriwayatkannya tidak dikenal, maka riwayat itu tidak dapat diterima

sebagai riwayat nuzul.7

Berita disampaikan oleh sahabat Nabi tentang turunnya wahyu itu tidak

mungkin diteliti dengan menguji kebenarannya. Kejadian itu sudah berlalu dan

tidak mungkin akan berulang kembali. Untuk mencari saksi yang akan

membenarkan berita itu pun tidk mungkin. Paling-paling diteliti, sahabat man

yang membawa berita itu; apakah sahabat itu sendiri yang menyaksikan peristiwa

itu atau mendengar dari sahabat lain. Selanjutnya, dapat juga diteliti sanad dan

rawimya, tabi’in (rawi) mana yang menceritakannya; apakah rawi yang memenuhi

rawi yang umum digunakan oleh para ahli hadis? Apakah berita itu dibuat dalam

kitab hadis sahih yang mu’tabar (kutub as-sittah)? Para ahli hadis yang

Page 28: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

28

meriwayatkan berita sebab nuzul ini berhati-hati dalam menerima berita atau

keterangan tentang berita dari sahabat yang menceritakan sebab nuzul itu. Para

ahli tafsir yang menulis kiab tafsir dengan susah-payah juga mengumpulkan

riwayat yang berisi sebab nuzul ayat ini. Mereka mengambilnya dari kitab-kitab

tafsir shahabiy seperti tafsir Ibn Abbas dan tafsir Ibn Mas’ud. Mereka mengambil

pula dari kitab-kitab hadis Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Turmudzi, Nasa’I, Ibn

Majah, dan lain-lain. Mereka juga mengambil dari riwayat hidup para sahabat

Nabi. Jika mereka menjumpai riwayat tertulis, mereka melakukan wawancara

dengan para ulama yang ali dalam bidang ini. Muhammad Adib Shahih

menjelaskan bahwa para imam dan ulama hadis telah membuat ketentuan yang

teliti untuk membedakan hadis sahih dan yang tidak sahih. Mereka telah

merumuskan kaidah-kaidah untuk menguji dan menilai setiap perawi hadis.

Dengan menggunakan kaidah itulah, para perawi dinilai keahlian dan

kedudukannya.8

Selain dengan meneliti para perawi, dapat juga diperhatikan redaksi

hubungan antara peristiwa dan ayat yang turun ketika itu. Ada sahabat yang

menegaskan bahwa ayat itu turun dengan sebab itu. Redaksi ini biasanya

menggunakan kalimat ( sababun nuzuulil ayati kadza ) atau setelah menyebutkan

peristiwa (sebab) langsung diiringi dengan ( fa anzala ) atau ( fayuuhi ) atau yang

sama dengan itu. Contohnya ialah perkataan Jabir: orang Yahudi berkata:

“Man ata imro’atan minduburiha (fiqubuliha) ja’alwaladu ahwalu.

Faanzalallohu : nisaa ukum hartsulakum fa’tu hartsakum anna syi’tum”

Ada lagi redaksi dari sahabat yang tidak tegas menunjukkan bahwa

peristiwa itu langsung menjadi sebab nuzul. Misalnya, perkataan Ibn Umar:

“Anzalat : nisaa ukum hartsulakum-fi ityaaninnisaai fi adbaarihinna”

Page 29: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

29

Penelitian tentang sebab nuzul ayat ini pada zaman sekarang tidaklah

sesulit zaman dahulu, karena sudah banyak kitab tafsir yang menerangkannya juga

sudah banyak kitab hadis yang menceritakannya. Hampir semua kitab tafsir besar

telah memuat peristiwa sebab nuzul itu, terutama pada ayat-ayat hukum.

Tentunya, seseorang tinggal meneliti apakah berita tentang sebab nuzul itu

diberitakan oleh perawi yang dapat dipercaya. Apakah betul sahabat yang

menceritakan demikian? Apakah peristiwa itu betul-betul merupakan kasus yang

dapat dibandingkan dengan yang terjadi pada zaman sekarang?

Jika orang setuju dengn kaidah-kaidah yang disusun oleh ahli ilmu tafsir

tentang ketentuan redaksional, syarat rawi, dan berbagai syarat yang berkaitan

dengan asbab an-nuzul itu, tinggal diperiksa dan diteliti teks perawi yang terdapat

dalam kitab-kitab tafsir dan hadis. Untuk melengkapinya, tinggal meneliti buku-

buku riwayat para sahabat dan rijal al-hadis (tokoh-tokoh hadis) yang sudah ada.

Meskipun hadis-hadis (sebenarnya atsar sahabat) yang meriwayatkan sebab nuzul

ayat itu seluruhnya mauquf (tidak sampai pada Rosul, hanya sampai pada sahabat

saja), namun untuk membantu memahami makna ayat-ayat Al-Quran, dapat

digunakan. Ia dapat dipandang sebagai hadis marfu’ (hadis yang sanadnya sampai

kepada Nabi). Sikap ini dipegang oleh para mufasir secara umum, karena ditangan

para sahabat itulah riwayat sanad yangpaling tinggi dan berakhir untuk riwayat

sebab nuzul. Apalagi riwayat sebab nuzul yang mereka bawakan itu hanya

sekadar membantu memahami maksud ayat, bukan sebagai sumber hukum; ia

jelas tidak setingkat dengan hadis Nabi. Riwayat mereka pun tidak membentuk

hukum.

E. Fungsi dan Kegunaan

Dengan memerhatikan pengertian, ruang lingkup pembahasan dan materi

yang dibahas, kita dapat menentukan fungsi asbab an-nuzul ini dalam ilmu

tafsir; yaitu sebagai pengetahuan pembantu dalam memahami, menafsirkan

serta memformulasikan ayat Al-Quran menjadi ajaran praktis yang dapat dan

Page 30: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

30

mudah diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.rumusan ini didukung oleh

kenyataan bahwa para fuqaha menyusun hukum-hukum fiqih berpedoman

pada kitab-kitab tafsir yang menggunakan berita sebab nuzul itu, di samping

memerhatikan hadis Nabi yang banyak menceritakan sebab nuzul itu, serta

diceritakan pula asbab al-wurud-nya. Demikian pula, tentang penusunan ilmu

tauhid, ilmu kalam, dan akhlak.9

Adapun kegunaanya banyak disebutkan oleh para ahli ilmu tafsir. Dalam

kitab Al-Itqan dapat kit abaca enam faedah, yaitu:

1. Mengetahui hikmah yang timbul ketika Allah mensyariatkan ajaran

dengan ayat yang diturunkan itu.

2. Kekhususan hukum pada peristiwa (sebab) turunny ayat (ini bagi mereka

yang berpendapat bahwa yang dipegang ialah kekhususan sebab, bukan

keumuman lafazh).

3. Bahwa kadang-kadang teks ayat menggunakan lafazh yang umum dan

sebab nuzul, merupakan kekhususan sebagai satu contoh.

4. Ibn Daqiqil ‘id berpendapat bahwa penjelasan sebab nuzul itu merupakan

cara yang kuat dalam memahami makna Al-Quran.

5. Ibnu Taimiyah menganggap bahwa pengetahuan sebab nuzul itu

menjelaskan pemahaman ayat, karena tahu sebab, akan mengakibatkan

tahu pula penyebabnya.

6. Menolak keraguan pada kekhususan arti yang terdapat dalam teks ayat.10

Az-Zarqani menuturkan faedah yang hampir sama dengan yang ada dalam

Al-Itqan dengan sedikit perbedaan redaksi dan tambahan. Faedah yang

dikemukakan oleh Zarqani itu adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui hikmah Allah secara jelas dalam mensyariatkan hukum

melalui ayat yang diturunkan-Nya itu.

2. Menolong untuk memahami ayat dan mengurangi, kesulitan

memahaminya.

3. Menolak keragu-raguan pada kekhususan arti yang tersebut dalam ayat.

Page 31: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

31

4. Mengetahui kekhususan hukum pada sebab (peristiwa) yang menyebabkan

ayat itu turun.

5. Mengetahui peristiwa yang menjadi sebab nuzul ayat itu, hukumnya tidak

keluar dari yang dimaksud oleh ayat.

6. Mengetahui orang yang menjadi sebab diturunkannya ayat itu secara jelas.

7. Memudahkan untuk menghapal dan memahami ayat yang turun itu.11

Al-Qasimi mengutip perkataan Syatibi dalam Al-Muwafaqat yang

menegaskan bahwa pengetahuan sebab nuzul itu perlu bagi orang yang

menginginkan ilmu Al-Quran… pengetahuan sebab nuzul akan

menghilangkan setiap kesulitan semacam itu.pengetahuan ini merupakan suatu

yang penting dalam memahami Al-Quran. Mengetahui sebab berarti

mengetahui kemestiannya (yaitu ayat yang turun karenanya)… tidak tahu

sebab nuzul akan menempatkan seseorang dalam keragu-raguan dan kesulitan

(memahami ayat).12

Walaupun orang mengetahui arti ayat, tetapi tidak tahu

dalam hubungan apa ayat itu diturunkan, ia mungkin akan keliru dalam

merumuskan ketentuan dalam pengamalan; atau keliru dalam

mengamalkannya. Kekeliruan ini pernah terjadi pada para sahabat sendiri.

Pernah ditanyakan kepada Ibn Abbas, bagaimana orang berselisih tentang

ajaran agama ini, padahal nabinya satu, kiblatnya satu, dan Al-Quran satu?

Menurut Ibn Abbas,”Al-Quran diturunkan kepada kami, kami baca, kami

pahami, dan kami tahu dalam kaitan apa ayat itu diturunkan. Mungkin sesudah

kami ini aka nada orang-orang yang juga membaca Al-Quran itu dan mengerti

arti lafalnya, tetapi tidak memahami maksudnya. Mereka kembali hanya

kepada arti lafal dan makna uslub. Akhirnya, mereka berbeda pendapat,

berselisih, berperang dan saling membunuh”.13

Apa yang dikatakan Ibn Abbas

ini sebenarnya menunjukkan pentingnya faedah tentang pengetahuan sebab

nuzul. Demikian pentingnya ilmu ini, para ulama sudah berusaha

mengembangkannya dan mungkin saja menjadi subdisiplin ilmu yang berdiri

sendiri. Demikian banyak materi yang dibahas dalam ruang lingkup yang luas,

wajar kalau ilmu ini berkembang, apalagi dalam masa pengembangan ilmu

Page 32: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

32

sekarang ini. Hal ini sangat dirasakan pentingnya dalam rangka

memformulasikan kembali ajaran agama yang praktis dapat diterapkan dalam

dunia modern yang disibukkan oleh pengaruh modernisasi, kemajuan ilmu dan

teknologi

.

F. Kesimpulan

1. Asbab an-nuzul ialah suatu pengetahuan yang memuat dan membicarakan

peristiwa yang berkaitan langsung dengan turunnya ayat Al-Quran yang

dapat digunakan sebagai suatu keterangan tentang ayat yang diturunkan

itu.

2. Asbab an-nuzul mempunyai ruang lingkup pembahasan yang berkaitan

langsung dengan peristiwa diturunkannya ayat Al-Quran, terutama dalam

hubungan peristiwa dan ungkapan kata; baik teks ayat ataupun redaksi

rawi.

3. Sumber yang digunakan ialah berita dari Nabi sendiri, dari para sahabat

dan sekarang dari tulisan-tulisan yang sudah ada, baik buku tafsir, hadis,

riwayat hidup para sahabat Nabi dan tarikh islam pada zaman klasik.

4. Sebelum dibukukan, para sahabat mengamati sendiri peristiwa turunnya

wahyu itu, kemudian mereka menceritakannya, baik kepada sesama

sahabat, atau kepada para tabi’in, yang selanjutnya dibukukan dalam buku

tafsir atau hadis, dan lain-lain; sehingga orang yang hidup setelah mereka

dapat mempelajarinya.

5. Para perawi dan kita sekarang dapat membaca dan meneliti keabsahan

berita tentang turunnya ayat-ayat Al-Quran itu, dan dengan demikian,

dapat memahami Al-Quran dengan baik; selanjutnya dapat berusaha

merumuskannya dalam bentuk ajaran praktis yang dapat dan mudah

diamalkan.

6. Apabila penelitian sudah sampai pada kebenaran sahabat dalam

mengamati dan memberitakan sebab nuzul itu, pada situasi dan kondisi

Page 33: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

33

tertentu,maka ijtihad tidak perlu digunakan lagi. Dan akal tidak boleh

bercampur dalam menilai berita itu.

7. Pengetahuan sebab nuzul ini menduduki fungsi yang penting dan sangat

berguna dalam menafsirkan ayat Al-Quran dan merumuskan ajaran islma

supaya mudah diamalkan.

8. Asbab an-nuzul ini mungkin dan dapat berkembang menjadi ilmu yang

berdiri sendiri dalam rumpun ilmu tafsir pada kelompok ilmu Al-Quran.

Catatan Kaki

1. Badruddin Muhammad Ibn Abdullah Az-Zarkasyi, Al-Burhan fi Ulumul

Al-Quran, Jl. I, Cet. I (Mesir: Dar Ihya’ Al Kutub Al-Arabiya, 1957), hlm.

31; Lih. Muhammad Jamaluddin Al-Qasami, Mahasin At-Takqwil, Jl. I

Cet. I (Mesir: Dar Ihya Kutub Al-Arabiyah, 1957), hlm. 27

2. Zarqani, Loc. Cit.

3. Zarkasyi, Op. Cit. hlm. 30

4. Muhammad Adib Shalih, Tafsir An-Nushush Al-Fiqh Al-Islami, Cet. I

(Damsyiq: Mathba’ah Jami’ah, 1964), hlm. 85

5. Zarqani, Op. Cit. hlm. 107.

6. Abu Al-Hasan Ali Ibn Ahmad Wahidi, Asbab an-nuzul,Cet. I, (Mesir:

Syarikah Mathbaah wa Mathba’ah Musthafa Al-Babi Al-Halabi wa

auladuh, 1959), hlm.4

7. Zarqani, Loc. Cit.

8. Muhammad Adib Shaleh, Mashadir Al-Tasyn” Al-Islami, Cet. I

(Mathba’ah Jami’ah Dimasyq, 1968), hlm.93.

9. Zarqani, Op. Cit hlm. 108

10. Suyuthi Op. Cit hlm. 28,29. Lihat Zarkasyi, Op. Cit. hlm. 22. 23

11. Zarqani, Op. Cit. hlm. 106

12. Al-Qasimi, Op. Cit. hlm. 27, 28

13. Ibid.

Page 34: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

34

BAB III

KESIMPULAN

Al Qur’an ialah kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan

(diwahyukan) kepada Nabi Muhammad dan yang ditulis di mushaf dan

diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah. Dari sejarah

diturunkannya Al-Quran, dapat diambil kesimpulan bahwa Al-Quran mempunyai

tiga tujuan pokok :

1. Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang

tersimpul dalam keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan akan

kepastian adanya hari pembalasan.

2. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan

normanorma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam

kehidupannya secara individual atau kolektif.

3. Petunjuk mengenal syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-

dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan

Tuhan dan sesamanya. Atau dengan kata lain yang lebih singkat, “Al-

Quran adalah petunjuk bagi seluruh manusia ke jalan yang harus ditempuh

demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.”

Page 35: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

35

BAB IV

PENUTUP

Demikianlah makalah ini kami buat, kami sadar dalam makalah ini masih banyak

kesalahan dalam penulisan maupun dalam penyampaiannya. Untuk itu, kritik dan

saran yang membangun sangat kami perlukan guna memperbaiki makalah kami

selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin

Page 36: Makalah Nuzulul Quran Dan Asab an Nuzul

36

DAFTAR PUSTAKA

(Kamis, 17 September 2015 pukul 09.00 WIB)

Syafe’I, Rachmat. 2010. Pengantar ilmu fiqih. Bandung: Pustaka Setia

(Sabtu, 19 September 2015 pukul 10.30 WIB)

http://senyumkudakwahku.blogspot.co.id/2013/07/makalah-nuzulul-quran.html

http://mmawardi6.blogspot.co.id/2013/10/asbabun-nuzul-dan-nuzulul-quran-

makalah.html

(Senin, 21 September 2015 pukul 11.30 WIB)

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/15/07/03/nqwdwf-keistimewaan-

malam-nuzulul-quran

(Selasa, 22 September 2015 pukul 13.30 WIB)

https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=573480519370282&id=22682027

0702977

(Minggu, 27 September 2015 pukul 10.00 WIB)

Excellent165.blogspot.ca/2012/11/makalah-matakuliah-study-quran-asbabun.html?m=1