13
Pengakuan Pengakuan dalam akuntansi merupakan pengklasifikasian unsur informasi keuangan berdasarkan beberapa kriteria yang relevan agar dapat diklasifikasikan dalam salah satu pos di dalam laporan keuangan. Dari pengertian tersebut, maka pengakuan dalam tiap aset pun mempunyai kriteria yang berbeda tergantung bentuk dari aset tersebut. A. Pada Aset Lancar didasarkan pada: 1. Mempunyai biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal. 2. Memenuhi kriteria pada psak 1 yaitu: Entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk menjual atau menggunakanya dalam siklus operasi normal Entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan. Entitas mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan Kas atau setara kas (seperti yang dinyatakan dalam psak 2: laporan arus kas) kecuali aset tersebut dibatasi pertukaranya atau penggunaanya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan. Dalam aset lancar ini antara lain, Kas, Persediaan, Piutang, dll B. Pada aset tidak lancar didasarkan pada 1. Paragraf 64-65 psak 1 yang menyatakan bahwa entitas mengklasifikasikan aset selain dari yang memenuhi kategori aset lancar, sebagai aset tidak lancar. Dimana istilah aset

Makalah PAK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

impairment

Citation preview

Page 1: Makalah PAK

Pengakuan

Pengakuan dalam akuntansi merupakan pengklasifikasian unsur informasi keuangan

berdasarkan beberapa kriteria yang relevan agar dapat diklasifikasikan dalam salah satu pos

di dalam laporan keuangan. Dari pengertian tersebut, maka pengakuan dalam tiap aset pun

mempunyai kriteria yang berbeda tergantung bentuk dari aset tersebut.

A. Pada Aset Lancar didasarkan pada:

1. Mempunyai biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal.

2. Memenuhi kriteria pada psak 1 yaitu:

Entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk menjual atau

menggunakanya dalam siklus operasi normal

Entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan.

Entitas mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan setelah

periode pelaporan

Kas atau setara kas (seperti yang dinyatakan dalam psak 2: laporan arus kas) kecuali

aset tersebut dibatasi pertukaranya atau penggunaanya untuk menyelesaikan liabilitas

sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.

Dalam aset lancar ini antara lain, Kas, Persediaan, Piutang, dll

B. Pada aset tidak lancar didasarkan pada

1. Paragraf 64-65 psak 1 yang menyatakan bahwa entitas mengklasifikasikan aset selain dari

yang memenuhi kategori aset lancar, sebagai aset tidak lancar. Dimana istilah aset tidak

lancar mencakup didalamnya aset tetap, aset tak berwujud, dan aset keuangan bersifat

jangka panjang.

2. Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan.

3. Mempunyai biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal.

Untuk aset tidak lancar termasuk didalamnya aset tetap, aset tak berwujud, dan aset

keuangan yang bersifat jangka panjang.

C. Untuk aset tetap, didasarkan pada

1. Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan.

2. Mempunyai biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal.

3. Memenuhi definisi psak 16 “aset berwujud yang:

Page 2: Makalah PAK

Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk

direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif, dan

Diperkirakan untuk digunakan selama lebihdari satu periode”

Dalam aset tetap antara lain: gedung, tanah, bangunan, dll

D. Pada aset tidak berwujud didasarkan pada

1. Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan.

2. Mempunyai biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal

3. Memenuhi definisi dalam psak 19 “aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud

fisik”

Dalam aset tak berwujud ini antara lain goodwill, merk, dll.

E. Pada Aset keuangan bersifat jangka panjang merupakan instrumen keuangan yang

diklasifikasikan dalam aset yang mempunyai manfaat yang dapat dinikmati lebih

dari satu periode akuntansi.

Jadi dapat dikatakan sebuah aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan

yang memenuhi kategori aset sebagai berikut:

1. Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan.

2. Mempunyai biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal.

Yang menjadi aset keuangan jangka ini investasi jangka panjang, surat obligasi jsngks

panjang(yang dimiliki sampai jatuh tempo, dll.

Penyajian

Penyajian merupakan bagaimana penempatan sebuah pos keuangan disesuaikan

dengan kriteria dan definisi yang sesuai dengan karakteristiknya untuk ditempatkan dalam

laporan keuangan untuk mendapatkan karakteristik pokok kualitatif yang dipenuhi laporan

keuangan.

Penempatan Aset dalam laporan keuangan ditempatkan di bagian aktiva(bagian

sebelah kiri dari laporan posisi keuangan). Posisi ini menggambarkan bagaimana penggunaan

dana dari sumber dana yang ditempatkan di pasiva(sebelah kanan laporan posisi keuangan).

Dan diklasifikasikan berdasarkan definisi dan kriteria yangs esuai dengan karakteristik dari

Page 3: Makalah PAK

ASET TETAP/BERWUJUD

ASET TIDAK LANCAR

ASET LANCAR

ASET ASET TIDAK BERWUJUD

ASET KEUANGAN BERSIFAT JANGKA PANJANG

masing-masing pos aset. Berikut merpakan pembagian aset yang ditempatkan dalam

laporan posisi keuangan.

Gambaran Umum Laporan Posisi Keuangan

PT ABCLaporan Posisi Keuangan

Aset xxx Liabilitas xxx

Ekuitas xxx

xxx xxx

Pengukuran

Pengukuran merupakan kriteria penilaian untuk menentukan nilai moneter yang andal

dari sebuah pos keuangan.

Pada psak 55 tentang instrumen keuangan:pengakuan dan pengukuran. Pada aset

keuangan, pengukuran awal di dasarkan pada biaya transaksi kecuali aset keuangan tersebut

dicatat berdasarkan nilai wajar.

Aset Lancar

Pada aset lancar, pengukuran didasarkan pada,

Biaya Transaksi

Biaya transaksi tersebut biasanya terdapat biaya tambahan yang biasanya berbentuk

fee atau komisi. Biaya tambahan ini ditambahkan pada jumlah pengakuan awal. Sehingga

Page 4: Makalah PAK

diperoleh biaya perolehan dari sebuah aset keuangan tersebut. Dan pada aset keuangan yang

tersedia untuk dijual, ketika terdapat penilaian ulang, maka biaya transaksi tersebut akan

diakui dalam pendapatan komprehensif lain.

Dan apabila aset keuangan tersebut mempunyai pembayaran yang tidak tetap dan

jangka waktu yang tidak terbatas, maka jika terjadi penurunan nilai atau dihentikan

pengakuanya, akan diakui dalam Laporan Laba/Rugi.

Nilai Wajar

Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara

pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi

dengan wajar.

Misal penggunaan nilai transaksi dan nilai wajar ini, pada persidaan terdapat dua

metode penilaian yang diperbolehkan oleh psak, yaitu metode perpetual yang mewakili

penilaian dengan biaya perolehan dan net realizable value yang mewakili nlai wajar.

Aset Tidak Lancar

Aset tetap

Biaya Perolehan

Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar

dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan

Biaya perolehan aset tetap adalah setara dengan nilai tunai yang diakui pada saat

terjadinya. Jika pembayaran suatu aset ditangguhkan hingga melampaui jangka waktu kredit

normal, perbedaan antara nilai tunai dengan pembayaran total diakui sebagai beban bunga

selama periode kredit kecuali dikapitalisasi

Satu atau lebih aset tetap mungkin diperoleh dalam pertukaran aset nonmoneter, atau

kombinasi aset moneter dan nonmoneter. Pembahasan berikut mengacu pada pertukaran satu

aset nonmoneter dengan aset nonmoneter lainnya, tetapi hal ini juga berlaku untuk semua

pertukaran yang dijelaskan dalam kalimat sebelumnya. Biaya perolehan dari suatu aset tetap

diukur pada nilai wajar kecuali:

transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial; atau

nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal.

Page 5: Makalah PAK

Aset yang diperoleh diukur dengan cara seperti di atas bahkan jika entitas tidak dapat

dengan segera menghentikan pengakuan aset yang diserahkan. Jika aset yang diperoleh tidak

dapat diukur dengan nilai wajar, maka biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari

aset yang diserahkan.

Model biaya dari aset dijelaskan sebagai berikut:

Model Biaya

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi

akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset.

Model Revaluasi

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal

harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi

akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal

revaluasi. Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk

memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan

dengan menggunakan nilai wajar pada akhir periode pelaporan.

Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu aset tetap yang

direvaluasi. Jika nilai wajar dari aset yang direvaluasi berbeda secara material dari jumlah

tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu dilakukan. Beberapa aset tetap mengalami

perubahan nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara

tahunan. Revaluasi tahunan seperti itu tidak perlu dilakukan apabila perubahan nilai wajar

tidak signifikan. Namun demikian, aset tersebut mungkin perlu direvaluasi setiap tiga atau

lima tahun sekali.

Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi

diperlakukan dengan salah satu cara berikut ini:

disajikan kembali secara porposional dengan perubahan dalam jumlah tercatat bruto

aset sehingga jumlah tercatat aset setelah revaluasi sama dengan jumlah

revaluasiannya. Metode ini sering digunakan apabila aset direvaluasi dengan cara

memberi indeks untuk menentukan biaya pengganti yang telah disusutkan.

Page 6: Makalah PAK

dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto aset dan jumlah tercatat neto setelah

eliminasi disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset tersebut. Metode ini

sering digunakan untuk bangunan.

Jumlah penyesuaian yang timbul dari penyajian kembali atau eliminasi akumulasi

penyusutan membentuk bagian dari kenaikan atau penurunan dalam jumlah tercatat.

Aset-aset dalam suatu kelompok aset tetap harus direvaluasi secara bersamaan untuk

menghindari revaluasi aset secara selektif dan bercampurnya biaya perolehan dan nilai

lainnya pada saat yang berbeda-beda. Namun, suatu kelompok aset dapat direvaluasi secara

bergantian (rolling basis) sepanjang revaluasi dari kelompok aset tersebut dapat diselesaikan

secara lengkap dalam waktu yang singkat dan sepanjang revaluasi dimutakhirkan.

Aset tidak berwujud

Pada aset tidak berwujud, penjelasan didasarkan dalam psak 19: aset tak berwujud.

Pengukuran secara umum didasarkan pada

Model biaya

Setelah pengakuan awal, suatu aset tidak berwujud harus dinilai pada biaya

perolehanya dikurangi oleh akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian atas penurunan

nilai.

Model revaluasi

Setelah pengakuan awal, suatu aset tidak berwujud harus dinilai atas nilai

revaluasinya, dicatat pada nilai pasar pada tanggal revaluasi dikurangi nilai akumulasi

penyusutan selanjutnya dan akumulasi kerugian penurunan nilai aset selanjutnya. Untuk

tujuan revaluasi berdasarkan Pernyataan ini, nilai wajar harus ditentukan dengan

menggunakan referensi dari sebuah pasar aktif. Revaluasi harus dilakukan secara rutin pada

tiap akhir periode pelaporan sehingga jumlah tercatat aset tidak memiliki perbedaan yang

material dengan nilai wajarnya.

Model revaluasi tidak memperbolehkan:

Revaluasi aset tidak berwujud yang sebelumnya belum pernah diakui sebagai aset;

atau

Pengakuan awal aset tidak berwujud pada jumlah (tertentu) selain dari biayanya.

Page 7: Makalah PAK

Model revaluasi muncul setelah sebuah aset telah diakui awalnya dengan metode

biaya. Namun, jika hanya sebagian biaya dari aset tidak berwujud diakui sebagai aset karena

aset tersebut tidak memenuhi kriteria pengakuan sampai pertengahan proses, model revaluasi

dapat diterapkan untuk keseluruhan aset. Di samping itu, model revaluasi dapat diterapkan

atas sebuah aset tidak berwujud yang diperoleh melalui hibah pemerintah dan diakui pada

jumlah nominal.

Sebuah entitas harus menilai apakah masa manfaat suatu aset tidak berwujud terbatas

atau tak terbatas dan, jika terbatas, jangka waktu atau jumlah produksi atau jumlah unit

serupa yang dihasilkan, selama masa manfaat. Suatu aset tidak berwujud diakui entitas

memiliki masa manfaat tak terbatas jika, berdasarkan analisis dari seluruh faktor relevan,

tidak ada batas yang terlihat pada saat ini atas periode yang mana aset diharapkan

menghasilkan arus kas neto bagi entitas.

Aset tidak berwujud dengan umur manfaat terbatas

Terdapat berbagai metode amortisasi untuk mengalokasikan jumlah penyusutan suatu

aset atas dasar yang sistematis sepanjang masa manfaatnya. Metode-metode tersebut

meliputi:

metode garis lurus,

metode saldo menurun dan

metode unit produksi.

Metode yang digunakan dipilih berdasarkan pola konsumsi manfaat ekonomi masa

depan yang diharapkan dan diterapkan secara konsisten dari periode ke periode lainnya,

kecuali terdapat perubahan dalam perkiraan pola konsumsi tersebut. Pada umumnya akan

sulit ditemukan bukti yang mendukung suatu metode amortisasi aset tidak berwujud dengan

masa manfaat terbatas menghasilkan jumlah akumulasi amortisasi lebih rendah daripada

akumulasi amortisasi berdasarkan metode garis lurus.

Aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas

Sesuai psak 19, Suatu aset tidak berwujud dengan masa manfaat tak terbatas tidak boleh

diamortisasi. Melainkan dengan menguji aset tidak berwujud dengan masa manfaat tak

terbatas untuk penurunan nilai dengan membandingkan jumlah terpulihkan dengan jumlah

tercatatnya.

Page 8: Makalah PAK

setiap tahun; dan

Kapanpun apabila terdapat indikasi bahwa aset tidak berwujud mengalami penurunan

nilai.

Untuk mengetahui nilai manfaat dari aset tak berwujud dapat dilakukan dengan

mengacu psak 19 yaitu, Masa manfaat suatu aset tidak berwujud yang tidak diamortisasi

harus ditelaah setiap periode untuk menentukan apakah kejadian atau keadaan dapat terus

mendukung masa manfaat aset tetap tak terbatas. Jika tidak, perubahan masa manfaat yang

muncul dari tak terbatas menjadi terbatas harus dibukukan atau sesuai dengan perubahan

dalam perkiraan akuntasi sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi

Akuntansi, dan Kesalahan.

Aset Keuangan Yang Bersifat Jangka Panjang

Pengukuran pada aset keuangan jangka panjang didasarkan pada psak 55: tentang

intrumen keuangan: pengakuan dan pengukuran.

Pada saat pengakuan awal aset keuangan atau liabilitas keuangan, entitas mengukur

pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai

wajar melalui laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat

diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas

keuangan tersebut.

Pengungkapan

Pengungkapan merupakan informasi yang harus dicakup ketika entitas menyampaikan

sebuah informasi keuangan sehingga didapat informasi yang andal dan mudah dipahami oleh

pengguna laporan keuangan.

Seperti contoh, apabila entitas melaporkan aset tetapnya, maka entitas juga wajib

mencakup informasi depresiasi, metode depresiasi yang digunakan, apakah terjadi revaluasi

atau tidak, dan apakah ada impairment atau tidak.

Pengungkapan aset disebut dalam psak 1 paragraf 77 yaitu:

Rincian yang tercakup dalam sub-klasifikasi, tergantung pada persyaratan SAK serta

ukuran, sifat, dan fungsi dari jumlah dari masing-masing pos yang bersangkutan. Entitas juga

menggunakan faktor-faktor yang diuraikan pada paragraf 56 untuk menentukan dasar bagi

subklasifikasi. Pengungkapan dapat berbeda untuk setiap pos, misalnya:

pos-pos aset tetap dipisahkan sesuai dengan PSAK 16;

Page 9: Makalah PAK

piutang dipisahkan ke dalam jumlah piutang dagang, piutang dari pihak-pihak yang

mempunyai hubungan istimewa, pembayaran di muka dan jumlah lainnya;

persediaan dipisahkan sesuai dengan PSAK 14: Persediaan, ke dalam kelompok

barang dagangan, barang produksi, bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi;

Selain itu untuk aset keuangan dibahas juga dalam psak 60 terkait intrumen keuangan

dan pengungkapanya.

“Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan

keuangan untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja

keuangan.” Dari kutipan psak tersebut terkandung didalamnya aset keuangan.