Makalah Pbl Blook 11

Embed Size (px)

DESCRIPTION

blok 11

Citation preview

Balita Kurus, Lemah, dan KelaparanMelisa Pongtiku*10 2010 291Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA

*Alamat Korespondensi :Melisa PongtikuFakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No. 06 Jakarta 11510No Telp ( 021) 5694-2051 email : [email protected] Pendahuluan Asupan karbohidrat, lemak, dan protein menyediakan energi yang dapat digunakan untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh atau di simpan untuk penggunaan selanjutnya. Kestabilan berat badan dan komposisinya selama waktu yang lama membutuhkan keseimbangan masukan energi dan pengeluarannya. Bila seseorang makan berlebihan dan masukan energi melebihi pengeluarannya, kebanyakan energi berlebih tersebut akan disimpan sebagai lemak dan berat badan akan meningkat; sebaliknya kehilangan massa tubuh dan kelaparan terjadi bila masukan energi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolisma tubuh.Walaupun jaringan lebih mengutamakan penggunaan karbohidrat untuk energi daripada lemak maupun protein, jumlah cadangan karbohidrat yang biasanya di simpan oleh tubuh hanya beberapa ratus gram dan cadangan ini dapat menyediakan energi yang dibutuhkan untuk fungdi tubuh barangkali hanya untuk setengah hari. Oleh karena itu kecuali beberapa jam pertama kelaparan, efek yang utama adalah penyusutan progresif jaringan lemak dan protein. Karena lemak merupakan sumber utama energi, kecepatan penyusutan lemak selanjutnya tidak terelakkan .

KarbohidratMerupakan sumber energi utama untuk makhluk hidup dan terdapat di beras/nasi, umbi, tepung, dll. Klasifikasi karbohidrat: monosakarida, disakarida, dan polisakarida.1,2Sumber energi bagi jaringanSUMBERJARINGAN

GlukosaEritrosit, leukosit, medula renalis, otak, otot skelet, jaringan fetus, mukosa intestinal

Asam Lemak BebasHati, korteks ginjal, otot jantung dan skelet

Zat KetonOtot jantung, dan skelet, otak, korteks ginjal

Pencernaan karbohidrat selanjutnya adalah dioksidasi sebagai sumber energi, diubah menjadi glikogen, dan diubah menjadi lemak. Oksidasi sebagai sumber energi melalui glikolisis Embden Meyer, HMP Shunt, dan GAP. Karbohidrat tidak diekskresi karena hasil akhirnya CO2+H2O, tetapi sebenarnya secara normal ada sedikit diekskresikan. Glukosa dalam darah didapat dari absorpsi usus, glikogenolisis, glukoneogenesis, dan siklus Cori. Faktor yang berperan pada homeostasis glukosa yaitu sekresi insulin, stimulasi uptake glukosa oleh otot dan jaringan splanknikum, dan penekanan produksi glukosa oleh hati.1,2Fungsi karbohidrat1. Sumber energi tubuh2. Protein Sparring Effect (mencegah pemecahan protein sebagai sumber energi)3. Metabolisme lemak4. Glukuronat Phosphate Pathway5. Integritas dari sel-sel syaraf pusat6. Laktosa: faktor khusus sebagai sumber energi bagi bayi (galaktosa)7. Selulosa: untuk peristaltik8. Zat prekursor: asam nukleat9. Bahan makanan: protein, vitamin, mineral1 gram karbohidrat: 4 kalori10. Simpanan karbohidrat glikogen di hati dan otot (bertahan sampai 12-14 jam11.Karbohidrat sisa akan disimpan dalam bentuk lemak.1,2

Hormon yang berhubungan dengan karbohidrat:1. Insulin: memasukkan glukosa ke dalam sel dan sel lemak, pembentukan glikogen (glikogenesis). Insulin menurunkan kadar glukosa darah.2. Glukagon: pemecahan glikogen menjadi glukosa (glikogenolisis).3. Epinefrin/ Nor/ Adrenalin: meningkatkan kadar gula darah untuk energi pada keadaan stress.4. Hormon pertumbuhan/ GH: konsebtrasi glukosa pada waktu pertumbuhan/ gestasi meningkat.1,2ProteinStruktur sel dan akitvitas sel tergantung pada protein karena 50% adalah komposisi sel, jadi bervariasi pada ukuran, bentuk, dan sifat-sifat fisik. Peranan fisiologis protein beragam, maka penggolongan protein berdasarkan fungsi yang penting untuk mempelajari metabolisme pada manusia.1,2 Penggolongan berdasarkan fungsi protein:1. Pengatur:a. Enzim: Jumlahnya sangat banyak Merupakan katalisis reaksi kimiab. Hormon peptida: Mengendalikan faktor-faktor tubuh dengan mengatur sintesis dan aktivitas enzim. Penting dalam ilmu gizi dan metabolisme manusia Contohnya: 1. Insulin2. Glukagon3. Paratiroid4. ACTH5. IGF (Insulin Growth Factor) = Somatomedin (suatu peptida)6. GH (growth Hormone) = Somatotropin7. ADH (anti Diuretic Hormone) = Vasopresin1,2

2. Kekebalan (imunitas):Globulin immunoglobulin

3. Protein dengan fungsi structural:a. Protein kontraktil otot: aktin dan myosinb. Protein fibrous: kolagen, keratin, elastin.1

4. Protein pengangkut (transport protein):a. Albuminb. Hemoglobinc. Transferind. Seruloplasmine. Retinol Binding Protein.1,2

Penggolongan berdasarkan struktur kimia:

1. Simple protein: Mengandung hanya asam amino dan derivat-derivatnya.Contohnya : Albumin : Laktalbumin dalam susu Serum albumin dalam darah Globulin : Avoglobulin dalam telurSerum globulin dalam darah1,2

2. Compound/conjugated protein : terdiri dari simple protein dan non protein groupContohnya : Nukleoprotein : kompleks satu atau lebih protein + asam nukleatMisal : purine yang banyak terdapat pada jaringan kelenjar Lipoprotein : kompleks protein + trigliserida/lipid lain seperti fosfolipid dan kolestrol Glikoprotein dan mukoprotein : kompleks protein + karbohidratMisal : mucin, hasil sekresi membrane mukosa Fosfoprotein : kompleks protein + gugus yang mengandung fosfor selain asam nukleat dan fosfolipid.1,2Klasifikasi asam amino

Klasifikasi asam amino berdasarkan 2 faktor :1. Dapat/tidaknya tubuh membuat asam amino tertentu.2. Apakah asam amino tersebut penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas dalam diet yang diketahui kekurangan 1 macam asam amino, maka bila pertumbuhan normal terhenti maka asam amino yang tidak terdapat dalam makanan tersebut adalah asam amino essensial. Bila pertumbuhan tetap berjalan normal, maka asam amino tersebut termasuk asam amino non essensial, dimana tubuh dapat membuat asam amino lain. Asam amino essensial adalah treonin, lusin, isoleusin, valin, lisin, metionin, fenilalanin, triptofan. Sedangkan asam amino non essensial adalah glisin, alanin, asam aspartat, asam glutamate, prolin, hidroksiprolin, sistin, tirosin, serin, arginin, histidin. AArginin dan histidin disebut juga asam amino semi essensial karena keduanya penting terdapat dalam makanan semasa pertumbuhan (anak-anak dan masa pubertas). Tiga asam amino yang lain : sistin, sitrulin, dan hidroksi lisin dapat ditambahkan pada daftar non essensial secara alami. Bentuk ini tidak ditemukan, tetapi bentuk ini secara metabolic terdapat aktif di dalam tubuh. Protein di absorpsi dalam bentuk asam amino di jejunum proksimal.1,2

Faktor yang mempengaruhi penggunaan protein :1. Pola asam amino2. Kebutuhan energy3. Imobilitas4. Stress fisik5. Stress emosional

Pengaruh hormonal pada metabolisme proteinAnabolisme dan ketabolisme protein diatur oleh hormone-hormon tertentu, Pituitary Growth Hormone, androgens, insulin dan hormone tiroid dalam jumlah normal mempunyai efek anabolic.1,2Growth Hormone menstimulir sel-sel tubuh untuk menahan protein dan memelihara keseimbangan nitrogen yang positif. Hormon ini juga memungkinkan sintesis protein lebih banyak pada waktu pertumbuhan.1,2Androgens (gonadotropin) terutama testosterone menstimulasi pertumbuhan jaringan pada saat pubertas terutama pada jaringan organ reproduksi.1,2Insulin diperlukan oleh Growth Hormone untuk efek sintesis protein dan bersifat antagonis terhadap efek glukoneogenik dari hormone-hormon adrenocortical. Dalam jumlah normal, hormone tiroid bekerja sama dengan Growth Hormone menstimulir sintesis protein. Steroid dan adrenal dan hormone tiroid yang berlebihan mempunyai efek katabolic. Steroid dari adrenal seperti glukokortikoid (kortison, dan hidrokortison) menstimulir glukoneogenesis, deaminasi dari asam amino dan mengubah hasilnya menjadi glukosa atau glikogen.1,2Dengan cara ini steroid secara tidak langsung bertindak sebagai catabolic agent bagi protein. Hormon tiroid dalam jumlah besar akan menstimulir katabolisme dari jaringan otot secara berlebihan. Efek ini berlawanan dengan keadaan normal.1,2

Fungsi protein Fungsi protein yang utama adalah untuk membentuk jaringan atau bagian tubuh yang lain. Setiap sel terdiri dari protein.1. Untuk pertumbuhan (bayi, anak, pubertas)Untuk mengganti jaringan yang rusak/maintenance (dewasa)Untuk membentuk sel darahUntuk membentuk hormone, antibody, dan lain-lain.1,22. Memberi tenaga bila karbohidrat dan lemak tidak mencukupi kebutuhan tubuh akan tenaga, maka protein akan dibongkar untuk dijadikan tenaga. Hal ini dapat merugikan terutama pada masa pertumbuhan.1,23. Sebagai pengatur Ada beberapa bentuk protein yang turut serta dalam pengaturan metabolisme dalam tubuh. Misalnya : sebagai enzim, hormone, dan precursor dari beberapa vitamin.1,2Bahan makanan sumber proteinI. Protein hewani :1. Susu (kadar protein 1-4 %)2. Telur (kadar protein 12 %)3. Bangsa ikan (kadar protein 10-20 %)4. Bangsa daging (kadar protein 18-20 %)II. Protein nabati :1. Bangsa kacang-kacangan (kadar protein 15-25 %)2. Bahan makanan yang dibuat dari ad. 1. Contohnya : tahu, tempe, oncom, taucoo, emping melinjo, santan murni)1,2

Kebutuhan tubuh akan protein

Jumlah protein yang dibutuhkan tubuh ditentukan oleh berbagai faktor yaitu :1. Umur (pertumbuhan)2. Berat badan3. Nilai hayati4. Hamil/laktasi5. Keadaan sakit yang disertai kerusakan jaringan/stress yang kita alami sehari-hari (infeksi/trauma ringan)1,2

LipidMerupakan suatu kelompok senyawa heterogen yang berhubungan dengan asam lemak, baik secara actual maupun potensial. Sifat-sifatnya relative tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic seperti eter, kloroform, dan benzena. 1,2

Klasifikasi lemak:A. Lipid sederhana1. Lemak netral : monogliserida, digliserida, trigliserida.= ester asam lemak dengan gliserol. Lemak dalam keadaan cair = minyak2. Lilin : ester asam lemak dengan alcohol monohidrat yang mempunyai BM yang lebih tinggi daripada gliserol.3. Free fatty acid (sterol ester dan nonsterol ester)B. Lipid kompleks1. Fosfolipid : campuran senyawa asam lemak, fosfat dan basa nitrogen. Contohnya lesitin, sefalin, sfingomielin2. Glikolipid : senyawa asam lemak dengan karbohidrat dan basa nitrogen. Contohnya serebrosida dan gangliosida3. Lipid kompleks lainnya : sulfolipid dan lipoprotein (LDL. HDL. VLDL, IDL)C. Prekursor dan derivat lipidAsam lemak, gliserol, steroid, aldehida, lemak, benda keton, vitamin-vitamin yang larut dalam lemak.1,2

Lemak dalam makanan terdiri dari trigliserida, kolestrol dan fosfolipid. Trigliserida : merupakan ester dari gliserol, suatu alcohol trihidrat dengan 3 molekul asam lemak. Digliserida : bila hanya ada 2 molekul asam lemak yang terikat dengan gliserol. Monogliserida : 1 molekul asam lemak.1,2

Transport lemak Lipid diangkut dalam sirkulasi setelah berikatan dengan apoprotein (apolipoprotein) membentuk lipoprotein yang larut dalam air. Beberapa asam lemak bebas yang dilepaskan pada hidrolisis trigliserida di usus masuk ke dalam plasma, berikatan dengan albumin menjadi free fatty aci (FFA)-albumin dan diangkut ke jaringan-jaringan. Trigliserida, derivat-derivat kolestrol dan fosfolipid diangkut sebagai partikel-partikel lipoprotein plasma.1,2

Asam lemak essensial1. Terdiri dari : Asam linoleat (2 ikatan rangkap) Asam linolenat (3 ikatan rangkap) Asam arachidonat (4 ikatan rangkap). Ternyata asam arachidonat dapat disintesis tubuh dari asam linoleat (dengan cara elongasi).1,22. Fungsi : 1. Membantu pertumbuhan dan reproduksi pada binatang.2. Untuk integritas kulit.3. Diperlukan oleh sel-sel retina dan sinaps saraf-saraf otak.4. Terdapat dalam molekul kolestrol ester dan fosfolipid ddi dalam plasma.5. Transport lipid.6. Memelihara fungsi dan integritas membrane sel.7. Prekursor senyawa-senyawa mirip hormone yaitu : Eikosanoid : prostasiklin, prostaglandin, leukotrien, tromboksan Pembentukan eikosanoid dari asam lemak omega 3 dan omega 6.1,2Peran/ fungsi lemak :1. Dalam makanan : Sumber energi : 1 gram lemak = 9 kal. Memberi rasa puas. Makanan berlemak memperlambat pengosongan lambung (dapat sampai 3,5-4 jam setelah makan karena ada CCK yang menyebabkan penyempitan pylorus sehingga makanan tertahan. Menyediakan asam-asam lemak essensial (selain trigliserid). Membantu transport dan absorpsi vitamin-vitamin yang larut dalam lemak : vitamin A, D, E, dan K. Meningkatkan rasa enak. Lemak merubah texture dan flavor makanan.1,22. Dalam tubuh : Unsur essensial dari membrane seluruh sel-sel dalam tubuh. Cadangan energy, disimpan dalam bentuk trigliserida di dalam sel-sel lemak (adiposit, jaringan adipose). Pengatur fungsi-fungsi dalam tubuh.1,2

Lipoprotein

Struktur lipoprotein plasma : Terdapat 4 fraksi lipoprotein plasma yaitu kilomikron, VLDL, LDL, HDL Bila protein lebih banyak, densitas (kerapatan) lebih tinggi Komponen proteinnya adalah apolipoprotein (apoprotein) 4 kelas apoprotein : A, B, C, dan E, disintesis di dalam hati dan usus. Tiap kelas mempunyai apoprotein berkaitan.1,2

VitaminVitamin merupakan senyawa organic, essensial untuk reaksi metabolic spesifik, diperlukan dalam jumlah kecil, harus didapat dari luar tubuh, tidak dapat disintesis oleh sel tubuh dan beberapa berperan sebagai ko-enzim.1,2Vitamin larut lemak : Diabsorpsi dengan lemak, absorpsi lebih efisien membutuhkan empedu dan cairan pancreas. Ditransport ke hati seperti lipoprotein melalui pembuluh limfe Normal : tidak diekskresikan ke dalam urin Termasuk ini : Vit A, D, E, K.1,2

Vitamin AManusia mendapat vitamin A dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Dalam bahan makanan hewani, preformed vitamin A terutamadalam bentuk ester dari retinol dengan beberapa jenis asam lemak (asam palmitat, asam stearat dan sedikit asam oleat). Bentuk aldehida terdapat dalam telur, unggas/ ikan, sedangkan bentuk asam (retinoic acid) tidak terdapat secara alami.1,2Bahan makanan (preformed vit A) terdapat dalam bentuk ester berkonjugasi dengan protein, ikatan ini lemah sekali dan mudah lepas sehingga sampai duodenum sudah berbentuk ester. Penyerapan vitamin A dari lumen merupakan penyerapan aktif yang perlu energi.1,2 Vitamin A dalam sel hati mengalami 2 jenis nasib yaitu ditimbun sebagai cadangan dalam parenkim hati, dan terikat pada protein transport (RBP = Retinol Binding Protein).

Fungsi vitamin A :1. Proses melihat : membantu pembentukan sel-sel rodopsin yang berfungsi untuk melihat cahaya terang2. Memelihara jaringan epitel3. Memperkuat tulang dan gigi

Defisiensi vit A :1. Night blindness2. Gangguan metabolisme mukosa3. Xerophtalmia4. Gangguan pertumbuhan.1,2Kelebihan vit A :1. Kulit jadi kuning/ orange karena banyak makan wortel dan papaya2. Kerusakan tulang dan hati3. Diplopia (melihat rangkap)4. Rambut rontokKebutuhan : Perempuan dewasa 7500g Laki-laki dewasa 9000g Bayi 90g.1,2

Vitamin D Vitamin ini lebihdikenal sebagai prohormon, tidak perlu disuplai dari luar tubuh. Metabolik aktifnya berbentuk calcitriol dan ercalcitriol yang diproduksi oleh ginjal dan berfungsi sebagai hormone. Dengan intestine dan tulang sebagai target organnya. Penyinaran UV mula-mula menimbulkan aktivitas vit D tetapi bila terlalu kuat dan terlalu lama akan terjadi pengrusakan zat aktif tersebut. Sumber berasal dari penyinaran UV pada kulit dan sumber hewani.1,2

Fungsi vit D :1. Meningkatkan absorpsi Ca dan PO4 dari usus halus2. Mendorong pembentukan garam kalsium di dalam jaringan yang membutuhkan yang dibutuhkan untuk memperkuat struktur jaringan seperti tulang, gigi.1,2

Defisiensi vit. D :1. Rakitis : pada anak gangguan pembentukan dan peletakkan garam kalsium pada tulang. 2. Osteomalacia pada dewasa.1,2

Vitamin larut dalam air :Vitamin adalah zat organic yang diperlukan oleh tubuh dari makanan sehari-hari dalam jumlah kecil, mempunyai aktivitas biologis tinggi untuk menjamin berlangsungnya proses faali dalam tubuh sehingga dapat mempertahankan kesehatan tubuh. Vitamin yang larut dalam air : B1, B2, B3, B6, B12, asam pantotenat, asam folat, biotin, PABA, C. Sumber berasal dari wheat germ dan wheat germ oil, sayuran hijau, telur dan mentega.1,2

Vitamin B1 (thiamin)Diabsorpsi di duodenum dan didistribusikan ke seluruh tubuh. Tidak dapat disimpan, diekskresikan melalui urin. Fungsinya untuk metabolisme karbohidrat, alcohol, lemak, piruvat, mempertahankan fungsi saraf.1,2Sumber : 1. Nabati : padi-padian, ragi, bekatul, kacang polong.2. Hewani : jerohan, hati, ginjal, daging.

Defisiensi :1. Beri-beri2. Wernicke-Korsakof syndrome (muntah-muntah) orangnya apatis, gangguan daya ingat

Vitamin B2 (riboflavin)Fungsi untuk proses reduksi oksidasi jaringan tubuh. Diabsorpsi di usus halus bagian proksimal. Sumber dari susu (terutama), hati, ginjal, jantung, kuning telur, daging, ikan, sayur.

Defisiensi : 1. Inflamasi bibir dan lidah.2. Pecah-pecah pada sudut mulut3. Mata nyeri dan sensitive cahaya.1,2

Vitamin B3 (niasin)Fungsi sebagai komponen enzim proses metabolisme dan enersi. Sumbernya dari ragi, sereal, roti, daging, hati, ginjal, ikan, jagung.

Defisiensi :1. + defisiensi kelompok vit. B2. Gejala awal : berat badan dan nafsu makan berkurang3. Defisiensi lama : pellagra (3D) Dermatitis : pigmen merah kecoklatan (daerah terpapar) Diare : inflamasi GIT Dementia : perubahan mental

Vitamin B6 (piridoksin)Fungsi kofaktor enzim asam amino untuk metabolisme protein, pirodiksin + piridoksal, piridoksamin + P. Sumber berasal dari hati, sereal, daging, ikan, pisang, sayuran. Defisiensi jarang, pada wanita hamil pridoksal fosfat menurun. Absorpsinya pasif (diabsorpsi jika dibutuhkan).1,2

Vitamin B12 (sianokobalamin)Fungsinya untuk metabolisme protein. Satu-satunya protein yang dapat dibentuk oleh tubuh. Sumber terutama dari bahan makanan hewani, hati, ginjal, terasi, udang. Absorpsi terjadi di ileum.1,2

Fungsi : 1. Menyembuhkan anemia pernisiosa tidak tepat karena hanya memperbaiki sel darah tanpa pengaruh terhadap pencegahan kelainan neurologis.2. Transfer single carbon (kelompok metal) antar zat metionin, serin, histidin etanomilase.3. Sintesis : purin dan pirimidin.1,2

Defisiensi :1. Anemia pernisiosa2. Sprue3. Degeneratif saraf (peran metabolisme karbohidrat)Sebab defisiensi karena intake kurang, gangguan absorpsi, dan kebutuhan meningkat

Asam pantotenatFungsinya untuk produksi energi. Sumber terbaik pada ragi, hati, ginjal, telur, susu skim. Fungsi : koenzim dari koenzim A1. Mengaktifkan asam asetat2. Mengaktifkan asam lemak3. Mengaktifkan asam amino4. Membentuk kolestrol5. Sintesis heme.1,2Asam lipoidBersama dengan vit. B1 (dalam metabolisme karbohidrat). Jarang dan larut dalam lemak. Sumber : ragi, hati.1,2

Asam folat (vit. B9)Merupakan senyawa 3 asam yaitu glutamate, paraamino benzoic acid, asam pteridine. Sifatnya mudah larut air, tak tahan cahaya, dalam larutan asam yang encer tahan pada suhu 100C. Diabsorpsi dalam usus halus. Sumber dari roti dan sayuran hijau. Jika defisiensi akan mengalami anemia megaloblastik.1,2

Fungsi :1. Biosintesis purin dan pirimidin untuk pembentukan sel2. Metabolisme protein (pembentukan tiamin)3. Pembentukan heme (protein yang mengandung Fe dalam Hb).1,2

Biotin (vit. H)Sifatnya larut dalam air, tahan panas, tak tahan asam/ basa, ko-enzim dalam karbohidrat, lemak, protein. Absorpsi sel mengandung biotin terbanyak di hati dan ginjal. Avidin terdapat pada telur mentah. SUmber berasal dari hati, ginjal, ragi, gandum, beras. Defisiensi pada manusia dermatitis seboroika, dan eritroderma deskuamativa.1,2

Asam askorbat (vit. C)Sifat-sifat kimia : dapat disintesis dari glukosa tubuh pada beberapa spesies, mudah larut dalam air, bereaksi dengan ion metal Fe, dan Cu, mudah rusak terutama bila dipanaskan dalam larutan basa. Diserap usus halus ke jaringan tubuh, dan dapat diekskresikan melalui urin bila berlebih, resiko diare dan Kristal oksalat di ginjal. Sumber dari buah segar ( jeruk, anggur, tomat, lemon), dan sayuran segar (kol, brokoli, bayam).1,2

Defisiensi : Scorbut : 1. inflamasi, perdarahan mukosa2. Perdarahan dibawah kulit3. Kelainan degeneratif pada tulangMineral3% dari berat badan. Konstituen penting untuk1. Jaringan lunak2. Cairan3. Skelet4. Ca, P, K, S, Na, Cl, Fe, F, Cu, Zn, I, Co, Mn, Mg, Cr, Se, Mo.Mineral dalam makanan didapat dari garam.

Fungsi :1. Tulang dan gigi (Ca, P, Mn)2. Mengontrol cairan tubuh : Na dan Cl : CES dan darahK, Mg, dan P : CIS3. Tidak bergabung dengan enzim dan protein.1,2

Struktur sel pulau langerhans Pulau pulau langerhans adalah kumpulan sel berbentuk ovoid, berukuran 76 x 175 um tersebar di seluruh pancreas, walaupun lebih banya ditemukan d kauda (ekor) daripada kaput (kepala) dan korpus (badan) pancreas. Pada manusia terdapat 1 2 juta pulau. Yang besar; dan darah dari pulau langerhans, seperti darah dari saluran cerna tetapi tidak seperti darah dari organ endokrin lain, mengalir ke vena porta hepatica.1,2Sel sel dalam pulau dapat di bagi menjadi beberapa jenis bergantung pada sifat pewarnaan dan morfologinya. Pada manusia paling sedikit terdapat empat jenis sel : sel A, B, D, dan F. sel A, B, dan D, juga di sebut sel alfa, beta, dan delta. Sel A menyekresikan glucagon, sel B menyekresikan insulin, sel D menyekresikan somatosin, dan sel F menyekresikan polipeptida pancreas. Sel B yang merupakan sel terbanyak dan membentuk 60 70 % sel dalam pulau, umumnya terletak di bagian tengah pulau. Sel sel ini cenderung di kelilingi sel A, yang membentuk 20 % dari sel total, serta sel D dan F yang lebih jarang di temukan. 1,2

Hormon-hormon yang dihasilkan pankreasInsulinBiosintesis dan SekresiInsulin terbentuk di RE sel B. Insulin kemudian dipindahkan ke aparatus golgi, tempat akan mengalami pengemasan dalam granula berlapis membran. Granula ini bergerak ke membran plasma melalui suatu proses yang melinbatkan mikrotubulus, dan isi granula dikeluarkan melalui eksositosis. Insulin kemudian melintasi lamina basal sel B serta kapiler dan endotel kapiler yang berpori untuk mencapai aliran darah.3,4Insulin disintesis sebagai bagian dari parahormon yang berukuran besar. Pada manusia, gen untuk insulin terletak di lengan pendek kromosom 11. Praproinsulin memiliki peptida sinyal 23 asam amino yang dikeluarkan sewaktu molekul ini memasuki RE. Molekul sisanya kemudian berlipat, lalu terbentuk ikatan disulfida sehingga akhirnya terbentuk proinsulin. Segmen peptida yang menghubungkan rantai A dan B, peptida C, mempermudah melipatnya molekul dan kemudian terlepas dari granula sebelum sekresi. Proinsulin sejauh ini belum menunjukkan adanya aktivitas fisiologik. Dalam keadaan normal, 90-97% produk yang dilepaskan dari sel B adalah insulin disertai peptida C. Sisanya (3%) sebagian besar adalah proinsulin.3,4MetabolismeWaktu paruh insulin dalam sirkulasi manusia adalah sekitar 5 menit. Insulin berikatan dengan reseptor insulin lalu sebagian mengalami internalisasi. Insulin dirusak di dalam endosom yang terbentuk melalui proses endositosis. Enzim utama yang berperan adala insulin protease, suatu enzim di membran sel yang mengalami internalisasi bersama insulin. Reseptor insulin banyak ditemukan di banyak sel dalam tubuh selain sel-sel peka insulin yang klasik dimana hormon meningkatkan ambilan glukosa. Hampir semua jaringan tubuh bisa memetabolismekan insulin, namun, 80% dari insulin yang dikeluarkan secara normal diuraikan oleh ginjal dan hati.3,4Efek InsulinEfek insulin pada berbagain jaringan di dalam tubuh bersifat luas dan kompleks. Efek akhir dari hormon ini sendiri sebenarnya adalah untuk penyimpanan karbohidrat, protein, dan lemak.3,4 Efek insulin pada berbagai jaringan:Jaringan AdiposaMeningkatkan masuknya glukosa,meningkatkan sintesis asam lemak, meningkatkan sintesis gliserol fosfat,mengaktifkan lipoprotein lipase,meningkatkan penyimpanan trigliserida (TG),menghambat lipase peka-hormon dan meningkatkan ambilan K+.3,4OtotMeningkatkan masuknya glukosa, sintesis glikogen, dan sintesis protein, meningkatkan ambilan asam amino, menurunkan katabolisme protein, menurunkan pelepasan asam-asam amino glukoneogenik dan meningkatkan pengambilan keton dan K+.3,4HatiMenurunkan ketogenesis, meningkatkan sintesis protein dan lipid dan menurunkan pengeluaran glukosa akibat penurunan glukoneogenesis dan peningkatan sintesis glikogen.3,4Efek Insulin pada GLUTGlukosa masuk ke dalam sel melalui difusi terfasilitas atau, di usus dan ginjal dengan transport aktif sekunder dengan Na+. Di otot, jaringan lemak dan sebagian jaringan lainnya, insulin berguna dalam mempermudah masuknya glukosa ke dalam sel dengan meningkatkan jumlah glukosa transporter (GLUT) di membran sel.3,4GLUT berperan pada difusi terfasilitasi glukosa ke dalam sel dan dipengaruhi dari hormon insulin sendiri. Bila reseptor insulin di dalam sel aktif, maka vesikel GLUT akan dengan cepat bergerak ke membran sel yang ditandai dengan pengaktifan fosfoinositid 3-kinase. Saat kerja insulin terhambat, bercak membran yang mengandung GLUT mengalami endositosis, dan vesikel GLUT siap terpajan untuk rangsangan insulin selanjutnya. Dari beberapa jenis GLUT yang ditemukan di dalam tubuh, ada beberapa jenis dari GLUT yang ternyata tidak peka terhadap insulin itu sendiri. Sehingga untuk GLUT yang tidak peka terhadap insulin tetap berada di bagian membran sel.3,4Insulin dengan KaliumInsulin menyebabkan K+ masuk ke dalam sel disertai penurunan konsentrasi K+ ekstrasel. Pemberian infua insulin dan glukosa secara bermakna menurunkan kadar K+ plasma pada orang normal dan sangat efektif untuk mengatasi hiperkalemia secara temporer pada penderita gagal ginjal. Penyebab dari mugrasi intrasel K+ masih belum diketahui, namun insulin meningkatkan aktivitas Na+-K+ ATPase di membran sel, sehingga lebih banyak K+ dipompa ke dalam sel.3,4MEKANISME KERJAReseptor InsulinReseptor insulin ditemukan di berbagai jenis sel dalam tubuh, termasuk sel-sel yang ambilan glukosanya tidak ditingkatkan oleh insulin. Sewaktu berikatan dengan reseptornya, insulin menggumpal dalam becak-bercak dan dimasukkan ke dalam sel melalui proses endositosis yang diperantarai reseptor. Akhirnya kompleks insulin reseptor masuk ke dalam lisosom, tempat reseptor diperkirakan terurai atau didaur ulang. Jumlah atau afinitas reseptor insulin, atau keduanya, dipengaruhi oleh insulin dan hormon lain, olahraga, makanan, dan faktor lainnya. Pajanan ke insulin dalam jumlah yang meningkat akan menurunkan konsentrasi resptor, dan pajanan ke insulin dalam jumlah menurun akan meningkatkan afinitas reseptor. Jumlah reseptor per sel meningkat pada kelaparan dan menurun pada obesitas dan akromegali. Afinitas reseptor meningkat pada insufisiensi adrenal dan menurun oleh kelebihan glukokortikoid. 3,4GlukagonGlukagon pada manusia dihasilkan oleh sel A pulau-pulau Langerhans pankreas dan saluran cerna pada bagian atas, Semua glukagon pada mamalia tampaknya memiliki struktur yang hampir sama. Praproglukagon manusia adalah suatu polipeptida 179 asam amino yang dijumpian di sel otak A, di sel L di saluran cerna bagian bawah, dan di otak. Praproglukagon pada sel A paling dominan diolah menjadi glukagon, sedangkan di sel L diubah menjadi glisentin (suatu polipeptida yang terdiri dari glukagon yang diperpanjang oleh residu asam amino tambahan di salah satu ujungnya). 3,4Efek GlukagonGlukagon dalam tubuh bersifat glikogenolitik, glukoneogenetik, lipolitik, dan ketogenik. Hormon ini berkerja pada reseptor serpentine. Di hati hormon ini bekerja dengan protein Gs untuk mengaktifkan adenilil siklase dan meningkatkan cAMP intrasel. Hal ini akan menyebabkan pengaktifan fosforilase melalui protein kinase A sehingga terjadi peningkatan pemecahan glikogen dan peningkatan glukosa plasma. Di hati, glukagon jugabekerja di reseptor glukagon yang berbeda untuk mengaktifkan fosforilase C, sehingga meningkatkan Ca+ sitoplasma yang juga merangsang glikogenolitik. Protein kinase A juga bekerja dalam menurunkan metabolisme glukosa-6-fosfat dengan menghambat perubahan fosfoenolpiruvat menjadi piruvat. Selain itu juga menurunkan konsentrasi fruktosa 2,6-bifosfat yang menghambat perubahan glukosa-6-fosfat menjadi fruktosa 1,6-difosfat. Sehingga terjadi peningkatan penimbunan glukosa-6-fosfat yang menyebabkan peningkatan pelepasan glukosa.3,4Glukagon tidak akan menyebabkan terjadinya glikogenilisis di otot. Homon ini akan meningkatkan glukoneogenesis dari asam amino yang tersedia di hati dan meningkatkan taraf metabolik. Glukagon juga meningkatkan pembentukan benda keton dengan menurunkan kadar malonil koA di hati. Efek kalorigenik glukagon tidak disebabkan hanya oleh hiperglikemia tetapi mungkin oleh peningkatan deaminasi asam amino di hati.3,4MetabolismeGlukagon memiliki waktu paruh dalam disirkulasi 5-10 menit. Hormon ini dipecah oleh banyak jaringan, tetapi terutama oleh hati. Karena glukagon diekskresi ke dalam vena porta dan mencapai hati sebelum mencapai sirkulasi perifer, maka kadar glukagon di darah perifer relatif rendah. Apabila ada peningkatan kadar glukagon di darah perifer, diakibatkan karena adanya rangsangan eksitasi pada penderita sirosis, mungkin karena penurunan penguraian hormon tersebut oleh hati. 3,4Pengaturan SekresiBanyak sekali faktor yang mempengaruhi sekresi dari glukagon ini sendiri. Stimulator dari glukagon adalah asam amino yang glukogenik; seperti alanin, serin, threonin, glisin. Selain itu, kortisol, CCK, gastrin, teofilin dan asetilkolin juga ikut menstimulasi glukagon. Untuk faktor luar, olahraga, infeksi, dan stres juga meningkatkan glukagon. Untuk penghambat dari glukagon ada seperti kada glukosa yang meingkat, somatostatin, sekretin, FFA, keton, insulin, fenitoin, dan juga GABA.3,4Sel B, yang menghasilkan insulin, mengandung GABA yang dilepaskan dan bekerja pada sel A untuk menghambat sekresi glukagon dengan mengaktifkan reseptor GABAA. Reseptor GABAA adalah saluran Cl- dan influks Cl- yang terjadi menyebabkan hiperpolarisasi sel A.3,4Sekresi dari glukagon ditingkatkan oleh rangsangan saraf simpati pada pankreas, dan efek simpatis ini diperantarai oleh reseptor adrenergik-beta dan cAMP. Efek stimulatorik berbagai stres dan mungkin olahraga dan infeksi diperantarai paling sedikit oleh sistem saraf simpatis. Rangsangan vagus juga meningkatkan sekresi glukagon.3,4Hormone lain yang mempengaruhi glukosa darah Kelenjar hipofisis anterior menyekresikan hormone-hormon yang cenderung meningkatkan kadar glukosa darah sehingga melawan kerja insulin. Hormone-hormon ini adalah hormone pertumbuhan, ACTH (kortikotropin) dan mungkin hormone diabetogenik lain. Sekresi hormone pertumbuhan dirangsang oleh hipoglikemia; hormone ini menurunkan penyerapan glukosa di otot. Sebgaian efek ini dapat bersifat tidak langsung karna hormone ini merangsang mobilisasi asam lemak bebas dari jaringan adipose yang menghambat pemakaian glukosa. Glukokotikoid disekresikan oleh korteks adrenal dan juga disintesis dijaringan adipose tanpa diregulasi.3,4Hormone ini bekerja dengan meningkatkan glukoneogenesis melalui peningkatan katabolisme asam amino dihati akibat induksi pada amino transferase serta enzim-enzim kunci pada glukoneogenesis. Selain itu glukokortikoid menghambat pemakaian glukosa dijaringan ekstrahepatik. Dalam semua efek ini glukokortikoid bekerja secara antagonistic terhadap insulin. Sejumlah sitokin yang disekresikan oleh makrofag yang menginfiltrasi jaringan adipose juga memiliki efek melawan kerja insulin; bersama dengan glukokortikoid yang disekresikan oleh jaringan adipose. Hal ini menjelaskan mengapa resistensi insulin sering dijumpai pada orang obesistas.3,4Epenefrin disekresikan oleh medulla adrenal akibat rangsangan yang menimbulkan stress dan menyebabkan glikogenelisis dihati dan otot karna stimulasi fosforilase melalui pembentukan cAMP. Diotot, glikogenolisis menyebabkan peningkatan glikolisis, sedangkan dihati hal ini menyebabkan pembebasan glukosa kedalam aliran darah.3,4

GlikolisisPada tahap-tahap awal penelitian tentang glikolisis disadari bahwa fermentasi di ragi serupa dengan pengurainan glikogen di otot. Diketahui bahwa jika suatu otot berkontraksi dalam medium anaerob, yaitu medium dengan oksigen yang telah dikeluarkan, glikogen akan lenyap dan muncul laktat. Namun, jika kontraksi berlangsung dengan aerob, pemimbunan laktat tidak terjadi dan piruvat adalah produk akhir utama glikolisis. Piruvat dioksidasi lebih lanjut menjadi CO2 dan air. 5Reaksi Glikolisis Memerlukan Jalur Utama Pemakaian GlukosaSemua enzim glikolisis ditemukan didalam sitosol. Glukosa memasuki glikolisis melalui fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat yang dikatalisis oleh heksokinase dengan mengunakan ATP sebagai donor fosfat. Dalasm kondisi fisiologis, fosforilasi glukosa menjadi glukosa 6-fosfat dapat dianggap bersifat ireversibel. Heksokinase dapat dihambat secara alosterik oleh produknya, yaitu glukosa 6-fosfat.5Di jaringan selain hati (dan sel pulau- pankreas), ketersediaan glukosa untuk glikolisis (atau sintesis glikogen di otot dal lipogenesis di jaringan adiposa) dikontrol oleh transport ke dalam sel yang selanjutnya diatur oleh insulin. Heksokinase memiliki afinitas tinggi (Km rendah untuk glukosa, dan di hati dalam kondisi normal enzim ini mengalami saturasi sehingga bekerja dengan kecepatan tetap untuk menghasilkan glukosa 6-fosfat untuk memenuhi kebutuhan sel. Sel hati juga mengandung suatu isoenzim heksokinase, glukokinase yang memiliki Km yang jauh lebih tinggi daripada konsentrasi glukosa intrasel normal. Fungsi glikokinase di hati adalah untuk mengeluarkan glukosa dari darah setelah makan dan menghasilkan glukosa 6-fosfat yang melebihi kebutuhan untuk glikolisis, yang digunakan untuk sintesis glikogen dan lipogenesis.5Glukosa 6-fosfat adalah suatu senyawa penting yang berada di pertemuaan beberapa jalur metabolik : glikolisis, glukoneogenesis, jalur pentosa fosfat, glikogenesis, dan glikogeonolisis. Pada glikolisis senyawa ini diubah menjadi fruktosa 6-fosfat oleh fosfoheksosa isomerase yang melibatkan suatu isomerasi aldosa-ketosa. Reaksi ini diikuti oleh fosforilasi lain yang dikatalisis oleh enzim fosfofruktokinase (fosfofruktokinase-1) untuk membentuk fruktosa 1,6-bifosfat. Fruktosa 1,6-bifosfat dipecah oleh aldolase (fruktosa 1,6-bifosfat aldolase) menjadi 2 triosa fosfat, gliseraaldehida 3-fofat dan dihidroksiaseton fosfat. Gliseraldehida 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat dapat salaing terkonversi oleh enzim fosfotriosa isomerase.5 Glikolisis berlanjut dengan oksidasi gliseraldehida 3-fosfat menjadi 1,3-bifosfogliserat. Enzim yang mengkatalisis reaksi oksidasi ini, gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase, bersifat dependen-NAD. Secara struktural, enzim ini terdiri dari empat polipeptida identik (monomer) yang membentuk suatu tetramer. Empat gugus SH terdapat di masing-masing polipeptida dan berasal dari residu sistein didalam rantai polipeptida. Salah satu gugus SH terdapat di tempat/bagian aktif enzim . substrat yang pada awalnya berikatan dengan gugus SH ini, membentuk suatu tiohemiasetal yang dioksidasi menjadi suatu ester tiol; hydrogen yang dikeluarkan dalam oksidasi ini dipindahkan ke NAD+. Ester tiol kemudian mengalami fosforolisis; fosfat anorganik (Pi) ditambahkan yang membentuk 1,3-bisfosfogliserat, dan gugus SH direkonstitusi. Dalam reaksi berikutnya yang dikatalisis oleh fosfogliserat kinase, fosfat dipindahkan dari 1,3-bisfosfogliserat ke ADP, membentuk ATP (fosforilasi tingkat substrat) dan 3-fosfogliserat. 5Karena untuk setiap molekul glukosa yang mengalami glikolisis dihasilkan dua molekul triosa fosfat, pada tahap ini dihasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa yang mengalami glikolisis. Toksisitas arsen terjadi karena kompetisi arsebat dengan fosfat anorganik (Pi) dalam reaksi di atas untuk menghasilkan 1-arseno-3-fosfogliseratm yang mengalami hidrolisis spontan menjadi 3-fosfogliserat tanpa membentuk ATP. 3-fosfogliserat mengalami isomerasi menjadi 2-fosfogliserat oleh fosfogliserat mutase. Besar kemungkinannya bahwa 2,3-bisfosfogliserat (difosfogliserat, DPG) merupakan zart antara dalam reaksi ini.5 Langkah berikutnya dikatalisis oleh enolase dan melibatkan suatu dehidrasi yang membentuk fosfoenolpiruvat. Enolase dihambat oleh fluorida dan jika pengambilan sampel darah untuk mengukur glukosa dilakukan, tabung penampungan darah tersebut diisi oleh fluoride untuk menghambat glikolisis. Enzim ini juga bergantung pada keberadaan Mg2+ atau Mn2+. Fosfat pada fosfoenolpiruvat dipindahkan ke ADP oleh piruvat kinase untuk membentuk dua molekul ATP per satu molekul glukosa yang dioksidasi. 5Keadaan redoks jaringan kini menentukan jalur mana dari dua jalur yang diukuti. Pada kondisi anaerob, NADH tidak dapat direoksidasi melalui rantai pernapasan menjadi oksigen. Piruvat direduksi oleh NADH menjadi laktat yang dikatalisis oleh laktat dehidrogenase. Terdapat berbagai isoenzim laktat dehidrogenase spesifik-jaringan yang penting secara klinis. Reoksidasi NADH melalui pembentukan laktat memungkinkan glikolisis berlangsung tanpa oksigen dengan mengahsilkan cukup NAD+ untuk siklus berikutnya dari reaksi yang dikatalis oleh gliseraldehida-3-fosfat dehidrogenase. Pada keadaan aerob, piruvat diserap kedalam mitokondria, dan setelah menjalani dekarboksilasi oksidatif menjadi asetil KoA, dioksidasi menjadi CO2 oleh siklus asam sitrat. Ekuivalen pereduksi dari NADH yang dibentuk dalam glikolisis diserap ke dalam mitokondria. 5

Glikolisis diatur di tiga tahap dan melibatkan reaksi tidak setimbangMekipun kebanyakan reaksi glikolisis bersifat rversibel, namun tiga reaksi jelas bersifat eksergonik dank arena itu harus dianggap ireversibel secara fisiologis. Ketiga reaksi tersebut, yang dikatalisis oleh heksokinasem (dan glukokinase), fosfofruktokinase, dan piruvat kinase, adalah tempat utama pengendalian glikolisis. Fosfofruktokinase secara signifikan dihambat oleh ATP dalam kosentrasi intasel normal. Hamabtan ini dapat cepat di hilangkan oleh 5 AMP yang terbentuk sewaktu ADP mulai menumpuk, yang memberi sinyal akan perlunya peningkatan laju glikolisis. Sel-sel yang mampu melakukan glukoneogenesis (melibatkan jalur glikolisis) memiliki enzim-enzim berbeda yang mengkatalisis reaksi untuk membalikkan tahap-tahap ireversibel. Glukosa 6-fosfat, fruktosa 1,6-bisfosfatase, dan untuk membalikkan reaksi piruvat kinase, piruvat karboksilase dan fosfoenolpiruvat karboksikinase. Fruktosa masuk ke jalur glikolisis memlalui fosforilasi menjadi fruktosa 6-fosfat, dan tidak melalui tahap-tahap regulatorik utama sehingga dihasilkan lebih banyak piruvat (dan asetil-KoA) daripada piruvat yang dibutuhkan untuk membentuk ATP.5

Oksidasi Piruvat menjadi Asetil-KoAPiruvat yang terbentuk di sitosol diangkut ke dalam mitokondria oleh suatu simporter proton. Di dalam mitokondria, piruvat mengalami dekarboksilasi oksidatif menjadi asetik-KoA dan suatu kompleks multienzim yang terdapat di membrane dalam mitokondria. Kompleks piruvat dehidrogenase ini analog dengan kompleks -ketoglutarat dehidrogenase pada siklus asam sistrat. Piruvat mengalami dekarboksilasi oleh komponen piruvat dehidrogenase pada kompleks enzim tersebut menjadi turunan hidroksietil cincin tiazol tiamin fosfat, yang kemudian bereaksi dengan lipoamida teroksidasi, yakini gugus prostetik pada dihidrolipoil transasetilase, untuk membentuk asetil lipoamida. Tiamin adalah vitamin B1 dan jika jumlahnya kurang, metabolism glukosa akan tergantung dan mungkin terjadi asidosis laktat dan piruvat yang signifikan. Asetil lipoamida bereaksi dengan koenzim A untuk membentuk asetil-KoA dan lipoamida tereduksi. Reaksi ini tuntas jika lipoamida yang tereduksi tersebut direoksidasi oleh suatu flavoprotein yaitu dihidrolipoil dehidrogenase, yang mengandung FAD.5Kompleks piruvat dehidrogenase terdiri atas sejumlah rantai polipeptida dari masing-masing ketiga enzim komponen, dan zat-zat antaranya tidak berdisosiasi, tetapi tetap terikat enzim. Kompleks enzim semacam ini, dengan substrat yang dipindahkan dari satu enzim ke enzim lain meningkatkan laju reaksi dan menghilangkan reaksi-reaksi samping sehingga efisiensi keseluruhan meningkat.5

Piruvat dehidrogenase diatur oleh inhibitor produk akhir dan modifikasi kovalenPiruvat dehidrogenase dihambat oleh produknya, yaitu asetil-KoA dan NADH. Enzim ini juga diatur melalui fosforilasi oleh suatu kinase tiga residu serin pada komponen piruvat dehidrogenase kompleks multienzim sehingga aktivitas enzim menuun, dan menyebabkan peningkatan aktivitas melalui defosforilasi oleh suatu fosfatase. Kinase diaktifkan oleh peningkatan rasio ATP/ADP, asetil-KoA, dan NADH/NAD+. Oleh sebab itu, piruvat dehidrogenase, dan dengan demikian glikolisis, dihambat jika tersedia ATP dan jumlah memadai (dan berkurangnya koenzim untuk membetnuk ATP) dan jika asam lemak teroksidasi.5

Siklus asam sitrat : Katabolisme asetil Ko-ASiklus asam sitrat adalah serangkaian reaksi di mitokondria yang mengoksidasi gugus metil pada asetil Ko-A dan mereduksi koenzim yang ter-reoksidasi melalui rantai transpor elektron yang berhubungan dengan pembentukan ATP. Siklus asam sitrat adalah jalur bersama terakhir untuk oksidasi karbohidrat, lipid dan protein karena glukosa, asam lemak, dan sebagian besar asam amino dimetabolisme menjadi asetil-KoA atau zat-zat antara siklus ini. Siklus ini juga berperan sentral dalam glukoneogenesis, lipogenesis dan interkonversi asam-asam amino. Banyak proses ini di sebagian besar jaringan, tetapi hati adalah satu-satunya jaringan tempat semuanya berlangsung dengan tingkat yang signifikan. Jadi akibat yang timbul dapat parah jika contohnya sejumlah besar sel hati rusak seperti pada hepatitis atau diganti oleh jaringan ikat(seperti pada sirosis). Beberapa defek genetik pada enzim-enzim siklus asam sitrat yang pernah dilaporkan menyebabkan kerusakan saraf berat karena sangat terganggunya pembentuka ATP di sistem saraf pusat.5Siklus asam sitrat menghasilkan substrat untuk rantai respiratorikSiklus diawali dengan reaksi antara gugus asetil pada Asetil KoA dan asam dikarboksilat empat karbon oksaloasetat yang membentuk asam trikarboksilat enam karbon yaitu sitrat. Pada reaksi-reaksi berikutnya, terjadi pembebasan dua molekul CO2 dan pembentukan ulang oksaloasetat. Hanya sejumlah kecil oksaloasetat yang dibutuhkan untuk mengoksidasi asetil KoA dalam jumlah besar;senyawa ini dapat dianggap memiliki peran katalitik. Siklus asam sitrat adalag bagian internal dari proses penyediaan energi dalam jumlah besar yang dibebaskan selama oksidasi bahan bakar terjadi. Selama oksidasi Asetil-KoA, kownzim-koenzim mengalami reduksi dan kemudian direoksidasi di rantai respiratorik yang dikaitkan dengan pembentukan ATP. Proses ini bersifat aerob yang memerlukan oksigen sebagai oksidan terakhir dari koenzim-koenzim yang tereduksi. Enzim-enzim pada siklus asam sitrat terletak di matriks mitokondria, baik bebas maupun terikat membran dalam mitokondria serta membran krista, tempat enzim-enzim rantai respiratorik berada.5Reaksi siklus asam sitrat membebaskan ekuivalen pereduksi dan CO2 Reaksi awal antara Asetik KoA dan oksaloasetat untuk membentuk sitrat dikatalisis oleh sitrat sintase yang membentuk ikatan karbon ke karbon antara karbon metil pada Asetil KoA dan karbonil pada oksaloasetat. Ikatan tioester pada sitril KoA yang terbentuk menngalami hidrolisis dan membebaskan sitrat dan koASH-suatu reaksi eksotermik. Sitrat mengalami isomerasi menjadi isositrat oleh enzim akonitase;terjadi dalam dua tahap: dehidrasi menjadi cis-akonitat dan rehidrasi menjadi isositrat. Meskipun sitrat adalah suatu molekul simetris, namun akonitasi bereaksi dengan sitrat secara asimetris sehingga dua atom karbon yang lenyak dalam reaksi-reaksi berikutnya pada siklus bukanlah atom karbon yang ditambahkan dari Asetil KoA. Perilaku asimetris ini terjadi karena channelling- pemindahan produk sitrat sintase secara langsung ke bagian aktif akonitase, tanpa memasuki larutan bebas. Hal ini menghasilkan integrasi aktivitas siklus asam sitrat dan penyediaan sitrat di sitosol sebagaai sumber Asetil KoA untuk sintsis asam lemak. Racun fluoroasetat bersifat toksik karena fluoroasetil KoA berkondensasi dengan oksaloasetat untuk membentuk fluorositrat, yang menghambat akonitase sehingga terjadi penimbunan sitrat.5Isositrat mengalami dehidrogenasi yang dikatalisis oleh isositrat dehidrogenase untuk membentuk oksalosuksinat pada awalnya, yang tetap terikat pada enzim dan mengalami dekarboksilasi menjadi -ketoglutarat. Dekarboksilasi ini memerlukan ion Mg++ atau Mn++ . terdapat tiga isoenzim isositrat dehidrogenase. Salah satunya yang menggunakan NAD+, hanya terdapat di mitokondria. Dua lainnya menggunakan NADP+ dan ditemukan di mitokondria dan sitosol. Oksidasi isositrat terkait rantai respiratorik berlangsung hampir sempurna melalui enzim yang dependen-NAD. -ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oksidatif dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh suatu kompleks multienzim yang berperan dalam dekarboksilasi oksidatif piruvat. Kompleks -ketoglutarat dehidrogenase memerlukan kofaktor yang sama dengan kofaktor yang diperlukan kompleks piruvat dehidrogenase-tiamin difosfat. Lipoat, NAD+ , FAD, dan KoA serta serta menyebabkan terbentuknya suksinil KoA. Kesetimbangan reaksi ini jauh lebih menguntungkan pembentukan suksinil KoA sehingga secara fisiologis reaksi ini harus dianggap berjalan satu arah. Seperti halnya oksidasi piruvat, arsenit menghambat reaksi ini yang menyebabkan akumulasi substrat yaitu -ketoglutarat.5Suksinil KoA diubah menjadi suksinat oleh enzim suksinat tiokinase. Reaksi ini adalah satu-satunya contoh fosforilasi tingkat substrat dalam siklus asam sitrat. Jaringan tempat terjadinya glukoneogenesis mengandung dua isoenzim suksinat tiokinase, satu spesifik untuk GDP dan yang lain untuk ADP dan GDP yang terbentuk digunakan untuk dekarboksilasi oksaloasetat menjadi fosfoenolpiruvat dalam glukoneogenesis dan menghasilkan hubungan regulatorik antara aktivitas siklus asam sitrat dan penghentian oksaloasetat untuk glukoneogensis. Jaringan nonglukoneogenik hanya memiliki isoenzim yang menggunakan ADP. Jadi metabolisme badan keton terjadi di jaringan ekstrahepatik, terdapat suatu reaksi alternatif yang dikaltalisis oleh suksinil KoA transferase yang melibatkan pemindahan KoA dari suksinil KoA ke asetoasetat dan membentukasetoasetil KoA. Metabolisme suksinat yang menyebabkan terbentuknya oksaloasetat, memiliki rangkaian reaksi kimia yang sama seperti yang terjadi pada oksidasi- asam lemak : dehidrogenasi untuk membentuk ikatan rangkap karbon ke karbon, penambahan air untuk membentuk gugus hidroksil dan dehidrogenasi lebih lanjut untuk menghasilkan gugus oski pada oksaloasetat.5Reaksi dehidrogenase pertama yang memebentuk fumarat dikatalisis oleh suksinat dehidrogenase yang terikat pada permukaan dalam membran dalam mitokondria. Enzim ini mengandung FAD dan protein besi-sulfur da secara langsung mereduksi ubikuinon dalam rantai transpor elektron. Fumarase mengkatalisis penambahan air pada ikatan rangkap fumarata sehingga menghasilkan malat. Malat diubah menjadi oksaloasetat oleh malat dehidrogenase, suatu reaksi yang memerlukan NAD+ . Meskipun keseimbangan reaksi ini jauh menguntungkan malat, namun aliran netto reaksi tersebut adalah ke oksaloasetat karena oksaloasetat terus dikeluarkan serta reoksidasi NADH terjadi secara kontinu.5Satu putaran siklus asam sitrat menghasilkan dua belas ATPAkibat oksidasi yang dikatalisis oleh berbagai dehidrogenase pada siklus asam sitrat dihalikan tiga molekul NADH dan satu FADH2 untuk setiap molekul asetil KoA yang dikatabolisme per satu kali putaran siklus. Ekuivalen pereduksi ini dipindahkan ke rantai respiratorik, tempat reoksi masing-masing NADH menghasilkan pembentukan 3 ATP dan FADH2 2 ATP. Selain itu terbentuk 1 ATP melalui fosforilasi tingkat substrat yang dikatalisis oleh suksinat tiokinase.5Vitamin berperan penting dalam siklus asam sitratEmpat vitamin B merupakan faktor esensial dalam siklus asam sitrat sehingga juga penting dalam metabolisme penghasil energi: riboflavin, dalam bentuk flavin adenin dinukleotida (FAD) suatu kofaktor untuk suksinat dehidrogenase, niasin, dalam bentuk nikotinamid adenin dinukleotida (NAD) akseptor elektron untuk isositrat dehidrogenase, tiamin, sebagai tiamin difosfat, koenzim untuk dekarboksilasi dalam reaksi ketoglutarat dehidrogenase; dan asam pantotenat sebagai bagian dari koenzim A, kofaktor yang melekat pada residu asam karboksilat aktif, misalnya Asetil KoA dan suksinil KoA.5Siklus asam sitrat berperan penting dalam metabolismeSiklus asam sitrat tidak saja merupakan jalur untuk oksidasi unit dengan dua-karbon, tetapi juga merupakan jalur utama untuk pertukaran berbagai metabolit yang berasal dari transaminasi dan deaminasi asam amino serta menghasilkan substrat untuk sinstesis asam amino melalui transaminasi, serta glukoneogenesis dan sintesis asam lemak. Karena fungsinya dalam proses oksidatif dan sintesis, siklus ini bersifat amfibolik.5

Siklus asam sitrat ikut serta dalam glukoneogenesis, transaminasi dan deaminasiSemua zat antara pada siklus berpotensi glekogenik karena dapat menghasilkan oksaloasetat, dan karenanya mampu menghasilkan glukosa. Enzim kunci yang mengkatalisis pemindahan netto keluar keluar siklus untuk menuju glukoneogenesis adalah fosfoenolpiruvat karboksikinase yang mengkatalisis dekarboksilasi oksaloasetat menjadi fosfoenol piruvat dengan GTP yang bekerja sebagai donor posfat. Pemindahan netto ke dalam siklus terjadi melalui beberapa reaksi. Di anatara berbagai reaksi anaplerotik tersebut, yang terpenting adalah pembentukan oksaloasetat melalui karboksilasi piruvat yang dikatalisis oleh piruvat karboksilase. Reaksi ini penting dalam mempertahankan konsentrasi oksaloasetat yang memadai untuk reaksi kondensasi dengan Asetil KoA. Jika terjadi penimbunan asetil KoA, zat ini akan berfungsi sebagai aktivator alosterik piruvat karboksilase dan inhibitor piruvat dehidrogenase, sehingga pasokan oksaloasetat terjamin. Laktat, suatu substrat penting untuk glukoneogenesis memasui siklus melalui oksidasi menjadi piruvat dan kemusian mengalami karboksilasi menjadi oksaloasetat.5Reaksi-reaksi amino transferase membentuk piruvat dari alanin. Oksaloasetat dari aspartat dan -ketoglutarat dari glutamat. Karena reaksi-reaksi ini bersifat reversibel, siklus asam sitrat juga berfungsi sebagai sumber rangka karbon untuk membentuk asam-asam amino ini. Asam-asam amino lain berperan dalam glukoneogenesis karena rangka karbonnya menghasilkan zat-zat anatara siklus asam sitrat. Alanin, sistein, triptofan menghasilkan pirovat; arginin, glutamin dan prolin menghasilkan -ketoglutarat; isoleusin, metionin, dan valin menghasilkan suksinil KoA; tirosin dan fenilalanin menghasilkan fumarat. Pada hewan pemamah baik dengan bahan bakar metabolik utama berupa asam lemak rantai pendek yang dibentuk oleh fermentasi bakteri , perubahan propionat, produk glukogenik utama fermentasi rumen menjadi suksinil KoA melalui metilmalonil KoA sangat penting.5Siklus asam sitrat berperan penting dalam sintesis lemakAsetil KoA yang dibentuk dari piruvat oleh kerja piruvat dehidrogenase adalah substrat utama untuk sintesis asam lemak rantai panjang pada hewan bukan pemamahbiak. Piruvat dehidrogenase adalah enzim mitokondria dan sintesis asam lemak berlangsung di sitosol; membran mitokondria bersifat impermeabel terhadap asetil KoA. Asetil KoA disediakan di sitosol dari sitrat yang disintesis di mitokondria di pindahkan ke sitosol dan dipecah dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh ATP-sitrat liase. Sitrat yang tersedia untuk pengangkutan keluar mitokondria ketika akonitase mengalami saturase oleh substratnya dan sitrat tidak dapat disalurkan langsung dari sitrat sintase ke akonitase. Hal ini menjamin agar sitrat digunakan untuk sintesis asam lemak hanya jika jumlahnya adekuat untuk menjamin kontinuitas aktivitas siklus.5

Di Eritrosit, tahap pertama glikolisis untuk membentuk ATP dapat dipintasDi eritrosit, reaksi yang dikatalisis oleh fosfogliserat kinase dapat di pintas dalam batas tertentu oleh reaksi bisfosfogliserat mutasem yang mengkatalisis perubahan 1,3-bisfosfogliserat menjadi 2,3-bisfosfogliserat fosfatase. Jalur alternative ini tidak menghasilkan ATP dari glikolisi. Namun, jalur ini berfungsi menyediakan 2,3-bisfosfogliserat, yang berikatan dengan hemoglobin dan menurunkan afinitasnya tehadap oksigen sehingga oksigen lebih mudah disalurkan di jaringan.5

Jalur utama untuk sintesis DE NOVO asam lemak (lipogenesis) berlangsung di sitosol Sistem ini terdapat di banyak jaringan, meliputi hati, ginjal, otak, paru, kelenjar mamaria dan jaringan adiposa. Kebutuhan kofaktornya mencakup NADPH, ATP, MN2+, Biotin dan HCO3- (sebagai sumber CO2). Asetil koA adalah substrat langsungnya, dan palmitat bebas adalah produk akhirnya. 5Pembentukan Malonil koA adalah Tahap Awal dan Pengendali dalam Sintesis Asam LemakBikarbonat sebagai sumber CO2 diperlukan dalam reaksi awal untuk karboksilasi asetil KoA menjadi malonil KoA dengan keberadaan ATP dan asetil KoA karboksilase. Asetil KoA karboksilase memerlukan vitamin biotin. Enzim ini adalah suatu protein multienzim yang mengandung subunit-subunit identik jumlah yang bervariasi, masing-masing mengandung biotin, biotin karboksilase, pembawa biotin karboksil, dan transkarboksilase, serta tempat alosterik regulatorik. Reaksi ini berlangsung dalam 2 tahap: (1) karboksilasi biotin yang melibatkan ATP dan (2) pemindahan karboksil ke asetil-KoA untuk membentuk malonil Ko-A. 5

Kompleks Asam Lemak Sintase Adalah Suatu Polipeptida yang Mengandung Tujuh aktivitas enzim.Pada ragi, mamalia, dan unggas sistem sintase adalah suatu kompleks polipeptida multienzim yang memasukkan ACP dan mengambil alih peran Ko-A. Kompleks ini mengandung vitamin asam pantotenat dalam bentuk 4-fosfopantetein. Pemakaian satu unit fungsional enzim memiliki keunggulan berupa tercapainya efek kompartementalisasi proses di dalam sel tanpa perlu membentuk sawar permeabilitas., dan sintesis semua enzim di kompleks tersebut terkoordinasi karena dikode oleh satu gen.5Pada mamalia, kompleks asam lemak sintase adalah suatu dimer yang terdiri dari dua monomer yang identik, masing-masing mengandung ketujuh aktivitas enzim asam lemak sintase pada satu rantai polipeptida. Pada awalnya suatu molekul priming asetil Ko-a berikatan dengan gugus SH sistein yang dikatalisis oleh asetil transasilase. Malonil Ko-A b erikatan dengan SH di dekatnya pada 4-fosfopantetein ACP di monomer yang lain yang dikatalisis oleh malonil transasilase untuk membentuk asetil (asil)-malonil enzim. Gugus asetil menyerang gugus metilen di residu malonil yang dikatalisis oleh 3-ketoasil sintase dan membebaskan CO2, membentuk 3 ketoasil enzim(asetoasetil enzim), membebaskan gugus SH sistein. Dekarboksilasi memungkinkan reaksi tersebut berlangsung tuntas, dan menarik sekuens reaksi keseluruhan ke arah selanjutnya. Gugus 3- ketoasetil akan tereduksi, terhidrasi, dan kembali tereduksi untuk membentuk enzim asil-S jenuh. Molekul malonil Ko-a baru berikatan dengan SH pada 4-fosfopantetein, menggeser residu asil jenuh ke gugus SH sistein bebas. Reaksi ini diulang sampai terbentuk radikal asil 16 karbon (palmitil) yang jenuh. 5Senyawa ini dibebaskan dari kompleks enzim ketujuh di kompleks, yaitu tioesterase. Palmitat bebas harus diaktifkan menjadi asil Ko-A sebelum dapat diproses lebih lanjut melalui jalur metabolik lain. Biasanya palmitat ini mengalami esterifikasdi menjadi asilgliserol, pemanjangan rantai atau desaturasi, atau esterifikasi menjadi ester kolesteril.5Asetil Ko-A yang digunakan sebagai primer membentuk atom karbon 15 dan 16 pada palmitat. Penambahan seluruh unit C2 selanjutnya adalah melalui malonil Ko-A. Propionil Ko-A bekerja sebagai primer untuk sintesis asam lemak rantai panjang dengan jumlah atom karbon ganjil yang ditemukan terutama di susu dan lemak hewan pemamah biak.5

Sumber Utama NADPH untuk Lipogenesis adalah Jalur Pentosa FosfatNADPHberperan sebagai donor ekuivalen pereduksi pada reduksi 3-ketoasil dan turunan 2-3 asil tak jenuh. Reaksi oksidatif jalur pentosa fosfat adalah sumber utama hidrogen yang diperlukan untuk sintesis reduktif asam-asam lemak. Sumber lain NADPH adalah reaksi yang mengubah malat menjadi piruvat yang dikatalisis oleh enzim malat (NADP malat dehidrogenase) dan reaksi isositrat dehidrogenase yang terjadi di luar mitkondria.5Asetil Ko-A adalah Bahan Baku utama Asam LemakAsetil Ko-A dibentuk dari glukosa melalui oksidasi piruvat di dalam mitokondria. Namun, zat ini tidak mudah berdifusi keluar mitokondria (sitosol), yaitu tempat utama terjadinya sintesis asam lemak. Sitrat yang terbentuk setelah kondensasi asetil Ko-a dengan oksaloasetat di siklus asam sitrat di dalam mitokondria, dipindahkan ke dalam kompartemen ekstramitokondria melalui pengangkut trikarboksilat. Dengan keberadaan Koa dan ATP zat ini kemudian mengalami penguraian menjadi asetil KoA dan oksaloasetat yang dikatalisis oleh ATP-sitrat liase yang aktivitasnya meningkat dalam keadaan kenyang. Asetil KoA kemudian tersedia untuk membentuk malonil KoA dan sintesis palmitat. Oksaloasetat yang terbentuk dapat membentuk malat melalui malat dehidrogenase terkait NADH, diikuti oleh pembentukan NADPH oleh pembentukan NADPH melalui enzim malat. NADPH kemudian dapat digunakan untuk lipogenesis, dan piruvat dapat digunakan untuk membentuk kembali asetil KoA setelah diangkut ke dalam mitokondria. Jalur ini adalah cara untuk memindsahkan ekuivalen pereduksi dari NADH ekstramitokondria ke NADP. Cara lain adalah malat itu sendiri dap[at diangkut ke dalam mitokondriauntuk kembali membentuk oksaloasetat.5Pemanjangan Rantai Asam Lemak Terjadi di Retikulum Endoplasma Jalur ini memperpanjang asil Ko-A jenuh dan tak jenuh (dari C10 ke atas) oleh dua karbon dengan menggunakan malonil Ko-A sebagai donor asetil Ko-A sebagai donor asetil dan NADPH sebagai reduktan, dan dikatalisis oleh sistem fatty acid elongase di mikrosom. Pemanjangan stearil Ko-A di otak meningkat dengan cepat sewaktu mielinisasi untuk menghasilkan asam lemak C22 dan C24 untuk sfingolipid.5

Status Nutrisi Mengatur LipogenesisPada banyak hewan, kelebihan karbohidrat akan disimpan dalam bentuk lemak sebagai bentuk antisipasi dalam menghadapi masa-masa defisiensi kalori, misalnya kelaparan, hibernasi, dan sebagainya. Simpanan ini juga menghasilkan energi untuk digunakan diantara waktu makan pada hewan, termasuk manusia yang makan dengan interval tertentu. Lipogenesis mengubah kelebihan glukosaa dan zat-zat antara, misalnya piruvat, laktat, dan asetil Ko-A menjadi lemak yang membantu fase anabolik siklus makanan tersebut. Status ni=utrisi oirganisme merupsksn fsktor utama yang mengatur laju lipogenesis. Oleh sebab itu, laju ini tinggi pada hewan yang mendapat makanan cukup dan mengandung proporsi karbohidrat yang tinggi. Lipogenesis berkurang pada asupan kalori yang terbatas, diet tinggi lemak, atau defisiensi insulin seperti pada diabetes melitus.5 Lipogenesis Diatur oleh Mekanisme Jangka Pendek dan Jangka Panjang Sintesis asam lemak rantai panjang dikontrol dalam jangka pendek oleh modifikasi alosterik dan kovalen enzim serta dalam jangka-panjang oleh perubahan ekspresi gen-gen yang mengatur laju sintesis enzim.5 Asetil-KoA Karboksilase adalah Enzim Terpenting pada Pengaturan Lipogenesis Asetil-KoA karboksilase adalah suatu enzim alosterik dan diaktifkan oleh sitrat yang konsentrasinya meningkat pada keadaan kenyang dan merupakan indikator banyaknya pasokan asetil-KoA. Sitrat mengubah enzim ini dari bentuk dimer tidak aktif menjadi bentuk polimer aktif dengan massa molekuler beberapa juta. Inaktivasi terjadi melalui fosforilasi enzim dan melalui molekul asil KoA rantai panjang, yakni suatu contoh inhibisi umpan balik negatif oleh produk reaksi. Oleh karena itu, jika asil Koa menumpuk karena zatini tidak cukup cepat diesterifikasi atau karena peningkatan lipolisis atau influks asam lemak bbebas ke dsalam jaringan, zat ini akan secara otomatis mengurangi sintesis asam lemak baru. Asil Koa juga mnghambat pengangkut trikarboksilat mitokondria sehingga mencegah pengaktifan enzim oleh perpindahan sitrat dari mitokondria ke dealam sitosol. 5Asetil KoA karboksilase juga diatur oleh hormon, seperti glukagon, epinefrin, dan insulin melaalui perubahan pada fosforilasinya.

Piruvat Dehidrogenasi Juga Diatur oleh Asil-KoAAsil-KoA menyebabkan inhibisi piruvat dehidrogenase dengan menghambat pengangkut pertukaran ATP-ADP di membran dalam mitokondria. Hal ini menyebabkan peningkatan rasio [ATP/ADP] intramitokondria sehingga konversi piruvat dehidrogenase aktif menjadi inaktif juga meningkat. Inhibisi piruvat dehidrogenase oleh Asil KoA ini mengatur kesediaan asetil KoA untuk lipogenesis. Selain itu, oksidasi asil KoA karena peningkatan kadar asam lemak bebas dapat meningkatkan rasio [asetil-KoA]/[KoA] dan [NADH]/[NAD+] di mitokondria sehingga piruvat dehidrogenase terhambat.5

Insulin Juga mengatur Lipogenesis Melalui Mekanisme LainInsulin merangsang lipogenesis melalui beberapa mekanisme lain serta dengan meningkatkan aktivitas asetil-KoA karboksilase. Hormon ini meningkatkan transpor glukosa ke dalam sel (misalnya di jaringan adiposa), dan meningkatkan ketersediaan baik piruvat untuk sintesis asam lemak maupun gliserol 3-P untuk esterefikasi asam lemak yang terbentuk, serta juga mngubah bentuk inaktiv piruvat dehidrogenase menjadi bentuk aktiv di jaringan adiposa tetapi tidak di hati. Insulin juga dengfan kemampuannya menekan kadar cAMP intrasel- menghambat lipolisis di jaringan adiposa sehingga mengurangi kadar asam lemak bebas dalam plasma dan asil-KoA rantai panjang, yakni suatu inhibitor lipogenesis berkurang. 5

Sintesis Asam Lemak Tak-Jenuh Ganda Melibatkan Sistem Enzim Desaturase & ElongaseIkatan-ikatan rangkap tambahan yang disisipkan ke dalam asam lemak tak jenuh tunggal yang sudah ada selalu dipisahkan satu sama lain oleh satu gugus metilen kecuali pada bakteri. Karena memiliki 9 desaturase, hewan dapat famili 9 (asam oleat) asam lemak tak jenuh secara lengkap dengan cara kombinasi pemanjangan dan desaturasi rantai. Namun asam linoleat (6) atau -linolenat (3) yang diperlukan untuk sintesis anggota lain famili 6 atau 3 harus dipasok dari makanan. Linoleat dapat diubah menjadi arakidonat melalui -linolenat .sistem desaturasi dan pemanjangan rantai sangat berkurang pada keadaan kelaparan sebagai respon terhadap pemberian glukagon dan epinefrin, dan jika tidak terdapat insulin seperti pada mellitus tipe 1.5Eikosanoid Dibentuk Dari Asam Lemak Tak-Jenuh Ganda C20Arakidonat dan beberapa asam lemak tak jenuh ganda C20 lainnya menghasilkan eikosanoid, yaitu senyawa yang secara fisiologis dan farmakologis aktif dan dikenal sebagai prostaglandin (PG), tromboksan (TX), leukotrien (LT), dan lipoksin (LX). Secara faali, senyawa golongan ini dianggap bekerja sebagai hormon lokal yang berfungsi melalui reseptor terkait protein g untuk menimbulkan efek biokimiawinya.5Terdapat tiga kelompok eikosanoid yang disintesis dari asam eikosanoat C20 yang berasal dari asam lemak essensial linoleat dan -linolenat, atau secara langsung dari eikosapentaenoat dan arakidonnat dalam makanan. Arakidonat (dapat diperoleh dari makanan, tetapi biasanya berasal dari posisi 2 fosfolipid di membran plasma oleh kerja fosfolipase A2 adalah substrat untuk membentuk PG, seri TX2 (prostanoid) melalui jalur siklo-oksigenase, atau seri LT4 dan LX4 melalui jalur lipoksigenase, dengan jalur jalur yang bersaing memperebutkan substrat arakidonat. 5

Metabolisme Asilgliserol & Sfingolipid Asilgliserol membentuk mayoritas lipid di didalam tubuh. Triasilgliserol adalah lipid utama di timbunan lemak dan di dalam makanan. Sifat amfipatik fosfolipid dan sfingolipid menyebabkan keduanya sangat cocok digunakan sebagai komponen utama membran. Fosfolipid juga ikut serta dalam metabolisme banyak lipid lainnya. Sebagian fosfolipid memiliki fungsi khusus, misalnya dilpamitoil lesitin adalah komponen utama surfaktan paru yang ketiadaanya menyebabkan sindrom distress pernapasan pada neonatus. Fosfolipid inositol di membran sel berfungsi sebagai prekursor second massanger hormon, sedangkan platelet activating factor (faktor penggiat trombosit) adalah suatu alkilfosfolipid. Glikosfingolipid yang mengandung sfingosin dan gula serta asam lemak dan dijumpai diluar membran plasma dengan rantai oligosakaridanya yang menghadap keluar, membentuk bagian glikokaliks permukaan sel dan penting (1) dalam perlekatan sel dan pengenalan sel; (2) sebagai reseptor untuk toksin bakteri (mis. Toksin yang menyebabkan kolera); (3) sebagai zat golongan darah ABO. 5Hidrolisis Mengawali Katabolisme TriasilgliserolTriasilgliserol harus dihidrolisis oleh lipase menjadi unsur pokoknya, yaitu assam lemak dan gliserol sebelum dapat dikatabolisme lebih lanjut. Sebagian besar proses hidrolisis (lipolisis) ini terjadi di jaringan adiposa disertai pembebasan asam lemak bebas ke dalam plasma, tempat asam-asam lemak ini berikatan dengan albumin serum. Hal ini diikuti oleh penyerapan asam lemak bebas olh jaringan (termasuk hati, jantung, ginjal, otot, paru, testis, dan jaringan adiposa, tetapi otot tidak) tempat asam-asam ini dioksidasi atau mengalami re-esterifikasi. Pemakaian gliserol bergantung apakah pada jaringan memiliki gliserol kinase yang dijumpai dalam jumlah bermakna dalam hati, ginjal, usus, jaringan adiposa cokelat, dan kelenjar mamalia laktasi.5

Triasilgliserol & Fosfogliserol Dibentuk Melalui Asilasi Triosa FosfatZat-zat yang penting, seperti triasilgliserol, fosfatidilkolin, fosfatidiletanolamin, fosfatidilinositol, dan kardiolipin, yang suatu unsur pokok membran mitokondria dibentuk dari gliserol-3-fosfat. Dari dihidroksiaseton fosfat dihasilkan fosfogliserol yang mengandung satu ikatan eter (-C-O-C-), yang paling dikenal adalah plasmalogen dan faktor utama penggiat trobosit (PAE). Gliserol 3 fosfat dan dihidroksiaseton fosfat adalah zat-zat antara dalam glikolisis, dan menjadikan keduanya penghubung yang sangat penting antara metabolisme karbohidrat dan lipid. 5Fosfatidat Adalah Prekursor Bersama Dalam Biosintesis Triasilgliserol, Banyak Fosfogliserol, & KardiolipinBaik gliserol maupun asam lemak harus diaktifkan oleh ATP sebelum dapat dibentuk menjadi asilgliserol. Gliserol kinase mengkatalisis pengaktifan gliusero menjadi sn-gliserol 3- fosfat. Jika aktivitas enzim ini rendah, seperti di jaringan adiposa atau otot, sebagian besar gliserol 3 fosfat dibentuk dari dihidroksiaseton fosfat oleh gliserol-3-fosfat dehidrogenase.5A. Biosintesis TriasilgliserolDua molekul asil-KoA yang dibentuk melalui pengaktifan asam lemak oleh asil KoA sintase berikatan dengan gliserol 3 fosfat untuk membentuuk fosfatidat (1,2-diasilgliserol fosfat). Hal ini berlangsung dalam dua tahap, yang dikatalisis oleh gliserol 3 fosfat asiltransfarase dan 1-asilgliserol-3-fosfat asiltransfarase. Fosfatidat diubah oleh fosfatidat fosfohidrolase dan diasilgliserol asiltransfarase (DGAT) menjadi 1,2 diasilgliserol dan kemudian triasilgliserol. DGAT menkatalisis satu-satunya tahap yang spesifik untuk sintesis triasilgliserol dan diperkirakan menentukan laju reaksi pada sebagian besar keadaan. Di mukosa usuus, monoasilgliserol asiltransfarase mengubah monoasilgliserol menjadi 1,2- diasilgliserol di jalur monoasilgliserol. Sebagian besar aktivitas enzim-enzim ini dijumpai di retikulum endoplasma, tetapi sebagian dijumpai di mitokondria. Fosfatidat fosfohidrolase terutama ditemukan di sitosol, tetapi bentuk aktif enzim ini diterikat dengan membran. 5Dalam biosintesis fosfatidilkolin dan fosfatidiletanolamin, kolin dan etanolamin mula-mula harus diaktifkan melalui fosforilasi oleh ATP diiukti oleh pengikatan ke CTP. CDP-kolin dan CDP- etanolamin yang terbentuk, bereaksi dengan 1,2-diasligliserol, masing-masing untuk membentuk fosfatidilkolin atau fosfatidiletanolamin. Fosfatidilserin dibentuk dari fosfatidiletanolaminb secara langsung melalui reaksi dengan serin. Fosfatidilserin dapat membentuk kembali fosfatidiletanolamin melalui dekarboksilasi. Jalur alternatif di hati memungkinkan fosfatidiletanolamin menghasilkna fosfatidilkolin secara langsung melalui metilasi progresif residu etanolamin.5 Pengaturan biosintesis triasilgliserol, fosfatidilkolin, dan fosfatidiletanolamin didorong oleh ketersediaan asam l;emak bebas. Asam-asam lemak yang lolos dari oksidasi umumnya diubah menjadi fosfolipid, dan jika kebutuhan ini terpenuhi maka asam-asam tersebut digunakan untuk sintesis triasilgliserol.5Suatu fosfolipid yang terdapat di mitokondria adalah kardiolipin. Senyawa ini dibentuk dari fosfatidilgliserol yang kemudian disintesis dari CDP-diasilgliserol dan gliserol-3-fosfat. Kardiolipin yang ditemukan di membran mitokondria bagian dalam, memiliki peranan kunci dalam struktur dan fungsi mitokondriabdan juga diperkirakan berperan dalam kematian sel terprogram (apoptosis).5B. Biosintesis Gliserol Eter Fosfolipid Jalur ini terdapat di peroksisom. Dihidroksiaseton fosfat adalah prekursor gugus fosfolipid gliserol pada gliserol eter. Senyawa ini berikatan dengan asil-KoA untuk menghasilkan 1-asildihidroksiaseton fosfat. Ikatan eter dibentuk reaksi berikutnya., dan menghasilkan 1-alkildihidroksiaseton fosfat yang kemudian diubah menjadi 1-alkilgliserol-3-fosfat. Setelah asilasi selanjutnya di posisi 2, 1-alkil-2-asilglisserol 3 fosfat yang terbetuk dihidrolisis untuk menghasilkan turunan gliserol bebas. Plasmalogen yang membentuk sebagian besar fosfolipid di mitokondria dibentuk melalui desaturasi turunan 3-fosfoetanolamin. Platelet activating factor (PAF), (faktor penggiat trombosit, 1-alkil-2-asetil-sn-gliserol-3-fosfokolin) disintesis dari turunan 3-fosfokolin.senyawa ini dibentuk di banyak sel darah dan jaringan lain serta menyebabkan agegasi trombosit pada konsentrasi serendah 10-11 mol/L. Senyawa ini juga memilikiefek hipotensif dan ulsoregenik serta berperan dalam berbagai respon biologis, termasuk peradangan, kemotaksis, dan fosforilasi protein.5Fosfolipase memungkinkan Penguraian & Remodeling FosfogliserolFosfolipid mengalami pergantian pada kecepatan yang berbeda-beda, misalnya waktu pergantian gugus fosfat berbeda dengan waktu pergantian gugus 1-asil. Hal ini disebabkan adanya enzim yang memungkinkan degradasi parsial yang diikuti oleh resistensis. Fosfolipase A2 mengatalissi hidrolisis gliserofosfolipid untuk membentuk asam lemak bebas dan lisofosfolipid yang pada gilirannya mungkin direalisasi oleh asil KoA dengan keberadaan asiltransfarase. Cara lainnya lisofosfolipid diserang oleh lisofosfolipase., yang membentuk basa gliserol fosforil yangg pada gilirannya dapat dipecah oleh suatu hidrolase yang membebaskan gliserol3 P dan basa. Fosfolipase A2 ditemukan di cairan pankreas dan bisa ular serta di banyak sel,; fosfolipase C adalah satu toksin utama yang dikeluarkan oleh bakteri; dan fosfolipase D dikenal terlibat dalam transduksi sinyal mamalia.5Lisolesitin (lisofosfatidilkolin) Dapatdibentuk melalui suatu rute alternatif yang melibatkan lesitin:kolesterol asiltransfarase (LCAT). Enzim ini ditemukan di plasma, mengkatalisis pemindahan satu residu asam lemak dari posisi kedua lesitin ke kolesterol untuk membentuk ester koleteril dan lisolesitin dianggap menentukan sebagian besar ester kolesteril dalam lipoprotein plasma.asam lemak jenuh rantai panjang ditemukan terutama di posisi 1 fosfolipid, sedangkan asam lemak tak-jenuh ganda lebih sering bergabung dengan posisi 2. Masuknya asam lemak ke lesitin terjadi melalui sintesis lengkap fosfolipid, melalui asilasi langsung lisolesitin oleh asil-KoA. Oleh karena itu, dapat terjadi pertukaran asam lemak secara terusmenerus, terutama kaitannya dengan masuknya asam lemak esesnsial ke dalam fosfolipid. 5

Semua Sfingolipid Dibentuk Dari SeramidSeramid (seramida) disintesis di retikulum endoplasma dari asam amino serin. Seramid adalah molekul penyalur sinyal penting (second massanger) yang mengatur berbagai jalur termasuk kematian sel terprogram (apoptosis), siklus sel, serta diferensiasi dan penuaan sel. Sfingomielin adalah fosfolipid dan dibentuk ketika seramid bereaksi dengan fosfatidilkolin untuk membentuk sfingomielin dan diasilgliserol. Hal ini terutama terjadi di aparatus Golgi dan dalam tingkatan yang lebih kecil di membran plasma.5

Glikosfingolipid adalah kombinasi seramid Dengan Satu atau lebih Residu GulaGlikosfingolipid yang paling sederhana (serebrosida) adalah galaktoseramid (GalCer) dan glukosilseramid (GlcCer). GalCer adalah lipid utama pada mielin, sedangkan GlcCer adalah glikosfingolipid utama di luar saraf serta prekursor sebagian besar glikosfingolipid yang lebih kompleks. GalCer dibentuk dalam suatu reaksi antara seramid dan UDPGal (dibentuk melalui epimerisasi UDP-Glc). Sulfogalaktosilseramid dan sulfolipid lain, misalnya sulfo(galakto)-gliserolipid dan steroid sulfat dibentuk setelah reaksi-reaksi lebih lanjut yang melibatkan 3-fosfoadenosin-5-fosfosulfat (PAPS: sulfat aktif). Gangliosida disintesis dari seramid melalui penambahan bertahap gula-gula aktif (mis.UDPGlc dan UDP Gal) dan asam sialat, biasanya asam N-asetil-neurominat. Sejumlah besar gangliosida dapat terbentuk dengan berat molekulk yang semakin besar. Sebagian besar enzim yang memindahkan gula dari gula nukleotida (glikosil transfarase)ditemukan di aparatus golgi. 5Glikosfingolipid adalah unsur pokok lembar luar membran plasma dan penting dalam perlekatan sel dan pengenalan sel. Beberapa diantanya adalah antigen, mis. Substansi golongan darah ABO.

Katabolisme protein dan nitrogen dari asam aminoProtease dan peptidase menguraikan protein menjadi asam aminoKerentanan suatu protein terhadap penguraian dinyatakan sebagai waktu paruhnya (t1/2), yakni waktu yang diperlukan untuk menurunkan konsentrasinya menjadi separuh konsentrasi awal. Waktu paruh protein hati berkisar antara kurang dari 30 menit sampai lebih dari 150 jam. Enzim-enzim rumah tangga tipikal memiliki t1/2 lebih dari 100 jam. Sebaliknya banyak enzim regulatorik kunci memiliki t1/2 0,5-2 jam. Sekuens PEST, regio-regio yang kaya prolin(P), glutamat(E), serin(S), dan treonin (T), menargetkan beberapa protein untuk diuraikan secara cepat. Protease intrasel menghidrolisis ikatan-ikatan peptida internal. Peptida-peptida yang terbentuk kemudian diuraikan menjadi asam amino oleh endopeptidase dan karboksipeptidase yang menegluarkan asam amino secara sekuensial masing-masing dari terminal amino dan karboksil. Penguraian pepetida dalam darah, misalnya hormon terjadi setelah lenyapnya gugus asam sialat dari ujung-ujung nonreduktif rantai oligosakarida hormon tersebut. Asialoglikoprotein mengalami internalisasi oleh reseptor asialoglikoprotein sel hati dan diuraikan oleh protease lisosom yang disebut katepsin.5Protein-preotein ekstrasel, protein yang terikat membran, dan protein intrasel yang berumur panjang diuraikan di lisosom menjadi proses-proses yang tidak memerlukan ATP. Sebaliknya pengurain protein yang berumur pendek dan abnormal terjadi di sitosol serta memerlukan ATP dan ubikuitin. Ubikuitin yang dinamai demikian karena terdapat di semua sel eukariot, adalah suatau protein kecil yang menargetkan banyak protein intrasel untuk diuraikan. Struktur primer ubikuitin tidak berupah selama evolusi. Hanya 3 dari 76 residu yang berberda antara ubikuitin ragi dan manusia. Beberapa molekul ubikuitin melekat ke protein sasaran melalui ikatan non -peptida yang terbentuk antara terminal karboksil ubikuitin dan gugu -amino residu lisil dari protein sasaran. Residu yang terdapat di terminal amino mempengaruhi apakah protein mengalami ubikuitinasi. Met atau ser asam amino menahan, sedangkan Asp atau Arg mempercepat ubikuitinasi. Penguraian terjadi di kompleks multikatalitik protease yang dikenal proteasom.5Biosintesis ureaBioseintesis urea berlangsung dalam empat tahap: transaminasi, deaminasi oksidatif glutamat, transpor amonia dan reaksi siklus ureaTransaminasi memindahkan nitrogen -amino dan asam -keto. Semua asam amino protein keculai lisin, treonin, prolin dan hidroksiprolin ikut serta dalam transaminasi. Transaminasi berlangasung secara reversibel, dan aminotransferase juga berfungsi dalam sintesis asam amino. Koenzim piridoksal posfat (PLP) terdapat di bagian katalitik aminotransferase dan banyak enzim lain yang bekerja pada asam amino. PLP, suatu turunan vitamin B6 , membentuk suatu zat anatara basa schiff enzim yang dapat mengalami tata ulang dengan berbagai cara. Sewaktu trnsaminasi, PLP yang terikat berfungsi sebagai pembawa gugus amino. Tata ulang tersebut membentuk suatu asam -keto dan piridoksamin fosfat terikat enzim-enzim membentuk basa schiff dengan basa keto kedua.5 Alanin piruvat aminotransferase dan glutamat -ketoglutarat aminotransferase mengkatalisis pemindahan gugus amino ke piruvat atau -ketoglutarat. Masing masing amino transferase bersifat spesifik untuk satu pasangan substrat, tetapi tidak spesifik untuk pasangan lain. Karena alanin juga merupakan suatu substrat untuk glutamat aminotransferase, semua nitrigen amino dari asam amino yang mengalami transaminasi dapat terkonsentrasi dalam glutamat. Hal ini penting karena L-glutamat adakah satu-satunnya asam amino yang menjalani deaminasi oksidatif dengan laju yang cukup tinggi di jaringan mamalia. Jadi pembentukan amonia dari gugus -amino terjadi terutama melalui nitrogen -amino L-glutamat. Transaminasi tidak tebatas pada gugus -amino.5

L-glutamat dehidrogenase menempati posisi sentral dalam metabolisme nitrogenPemindahan nitrogen amino -ketoglutarat membentuk L-glutamat. Pembebasan nitrogen ini sebagai amonia kemudian dikatalisis oleh L-glutamat dehidrogenase hati, yang dapat menggunakan NAD+ atau NADP+. Perubahan nitrogen -amino menjadi amonia oleh kerja terpadu glutamat aminotransferase dan GDH sering disebut transdeaminasi. Aktivitas GDH hati secara alosterik dihambat oleh ATP, GTP, dan NADPH serta diaktifkan oleh ADP. Reaksi yang dikatalisin oleh GDH bersifat reversibel sepenuhnya dan juga berfungsi dalam biosintesis asam amino.5Asam amino oksidase juga mengeluarkan nitrogen sebagai amoniaMeskipun peran fisiologisnya belum jelas, namun L-amino oksidase di hati dan ginjal mengubah asam amino menjadi suatu asam -imino yang mengalami dekompiosisi menjadi asam -keto disertai pembebasan ion amonium . flavin tereduksi mengalami reoksidasi oleh oksigen molekular, dan membentuk hidrogen peroksida yang kemudian teruai menjadi O2 dan H2O oleh katalase.5 Intoksikasi amonia dapat mengancam nyawaAmonia yang dihasilkan oleh bakteri usus dan diserap dalam darah vena porta dan amonia yang dihasilkan oleh jaringan cepat disingkirkan oleh sirkulasi oleh hati dan diubah menjadi urea. Karena itu hanya sedikit yang normalnya terdapat dalam perifer. Hal ini sangat penting karena amonia bersifat toksik bagi susunan saraf pusat. Seandainya darah porta memintas hati, kadar amonia darah sistemik dapat meningkat ke kadar toksik. Hal ini terjadi pada gangguan fungsi hati yang parah atau terjadinya hubungan kolateral antara vena porta dan vena sistemik pada sirosis. Gejala intoksikasi amonia mencakup tremor, berbicara pelo, penglihatan kabur, koma dan akhirnya kematian. Amonia dapat bersifat toksik bagi otak, sebagian karena zat ini bereaksi dengan -ketoglutarat untuk membentuk glutamat. Kadar -ketoglutarat yang menurun ini kemudian mengganggu fungsi siklus asam trikarboksilat (TCA) di neuron.5Urea adalah produk akhir utama katabolisme nitrogen pada manusiaSintesis 1 mol urea memerlukan 3 mol ATP plus 1 mol ion amonium dan 1 mol nitrogen -amino aspartat. Dari enam asam amino yang ikut serta, N-asilglutamat hanya berfungsi sebagai aktivator enzim. Asam amino lain berfungsi sebagai pembawa atom yang akhirnya menjadi urea. Sintesis urea adalah suatu proses siklik. Karena ornitin yang dikonsumsi dalam reaksi 2 di bentuk kembali di reaksi 5, tidak terdapat penambahan aatau pengurangan netto ornitin, sitrulin, argininosuksinat atau arginin. Namun ion amonium, CO2, ATP, dan aspartat dikonsumsi. Beberapa reaksi pada sintesis urea berlangsung di matriks mitokondria dan reaksi yang lain berlangsung di sitosol.5Karbamoil fosfat sintase 1 memulai biosintesis ureaKondensasi CO2, amonia, dan ATP untuk membentuk karbamoil fosfat sintase 1 mitokondria. Bentuk sitosolik enzim ini, yaitu karbamoil fosfat sintase II, menggunakan glutamin dan bukan amonia sebagai donor nitrogen dan berfungsi dalam biosintesis pirimidin. Karbamoil fosfat sintase I, enzim pembatas kecepatan pada siklus urea, hanya aktif jika terdapat aktivator alosteriknya , yaitu N-asetilglutamat yang meningkatkan afinitas sintase terhadap ATP. Pembentukan karbamoil fosfat memerlukan 2 mol ATP , yang salah satunya berfungsi sebagai donor fosforil. Perubahan ATP kedua menjadi AMP dan pirofosfat yang digabungkan dengan hidrolisis pirofosfat menjadi ortofosfat. Dengan demikian, kerja terpadu GDH dan karbamoil fosfat sintase I memindahkan nitrogen ke dala karbamoil fosfat, yakni suatu senyawa yang memiliki kemampuan besar untuk memindahkan gugus. Reaksi tersebut berlangsung secara bertahap. Reaksi bikarbonat dengan ATP membentuk karbonil fosfat dan ADP. Amonia kemudian menggeser ADP yang membentuk karbamoil fosfat.5 Karbamoil fosfat plus ornitin membentuk sitrulinL-ornitin transkarbamoilase menkatalisis pemindahan gugus karbamoil pada karbamoil fosfat ke ornitin yang membentuk sitrulin dan ortofosfat. Sementara reaksi tersebut terjadi di matriks mitokondria baik pembentukan ornitin maupun metabolisme sitrulin selanjutnya berlangsung di sitosol. Oleh karena itu masuknya ornitin ke dalam mitokondria dan keluarnya sitrulin dari mitokondria melibatkan sistem pengangkut di membran dalam mitokondria.5Sitrulin plus aspartat membentuk angininosuksinatAngininosuksinat sintase menghubungakn aspartat dengan dengan sitrulin melalui gugus amino aspartat dan menghasilkan nitrogen kedua pada urea. Reaksi ini memerlukan ATP dan melibatkan pembentukan zat antara sitrulil-AMP. Penggantian selanjutnya AMP oleh aspartat kemudian membentuk sitrulin.5Penguraian argininosuksinat menghasilkan arginin dan fumaratPenguraian argininosuksinat yang dikatalisis oleh argininosuksinase berlangsung dengan terjadi retensi nitrogen di arginin dan pembebasan rangka aspartat sebagai fumarat. Penambahan air ke fumarat membentuk L-malat, dan oksidasi malat selanjutnya membentuk oksaloasetat. Kedua reaski ini analog dengan reaksi siklus sam sitrat, tetapi dikatalisis oleh fumarase dan malat dehidrogenase di sitosol. Transaminasi oksaloasetat oleh glutamat aminotransferase kemudian membentuk kembali aspartat. Karena itu, rangka karbon aspartat-fumarat berfungsi sebagai pembawa nitrogen glutamat menjadi prekursor urea.5Penguraian arginin membebaskan urea dan membentuk kembali ornitinPengurain hidrolitik gugus guanidino arginin yang dikatalisis oleh argianase hati, membebaskan urea. Produk lain, ornitin, masuk kembali ke dalam mitokondria hati untuk memulai sintesis urea. Ornitin dan lisin adalah inhibitor kuat arginase yang bersaing dengan arginin. Arginin juga berfungsi ssebagai prekursor pelemas otot poten nitrogen oksida (NO) dalam suatu reaksi dependen Ca2+ yang dikatalisis oleh NO sintase.5Karbamoil fosfat sintase I adalah enzim pemacu pada siklus ureaAktivitas karbamoil fosfat sintase I ditentukan oleh N-asetilglutamat, dengan kadar steady sate yang ditentukan oleh laju sintesisnya dari asetil KoA dan glutamat serta laju hidrolisisnya menjadi asetat dan glutamat. Reaksi-reaksi ini masing-masing dikatalisis oleh N-asetilglutamat sintase dan N-asetilglutamathidrolase. Perubahan besar dalam diet dapat meningkatkna konsentrasi masing-masing enzim dan siklus urea sebesar 10-20 kali lipat. Kelaparan contohnya meningkatkan kadar enzim yang mungkin untuk menghadapi peningkatanp roduksi amonia yang disebabakan oleh peningkatan penguraian protein.5

Kesimpulan Dalam skenario, balita kurus, lemah, dan kelaparan disebabkan karena kurangnya asupan gizi. Gizi sangat penting bagi tubuh kita karena gizi merupakan sumber energi utama bagi tubuh kita. Gizi bisa diperoleh dari konsumsi makanan sehari-hari. Makanan yang kita makan akan mengalami proses dalam tubuh yang akan menghasilkan energi. Apabila kita tidak makan, maka akan menimbulkan kelaparan dan membuat tubuh menjadi lemah. Kelaparan dapat terjadi bila masukan energi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.Daftar Pustaka1. Barasi ME. At a glace ilmu gizi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2007.h.20-5.2. Prof. Dr. Sediaoetama Achmad Djaeni. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jilid I. Jakarta: Dian Rakyat; 2009. P. 78 229.3. Ganong F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 22. Jakarta: EGC; 2008.h.309-10.4. Guyton AC and Hall EJ. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC;2008.h.909-14.5. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokoimia harper. Edisi ke-27. Jakarta: EGC; 2009.h.204-17.

26