52
BAB I PEMBAHASAN 1.1. Pengertian Manajemen Manajemen menurut Donnelly, Gibson dan Ivancevich (1971:4) adalah sebagai suatu proses di mana usaha individu dan kelompok dikoordinasikan untuk mencapai tujuan bersama Menurut Stoner dan Freeman (1992), manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengawasi pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi yang dinyatakan dengan jelas. Sedangkan menurut Oei Liong Lee, manajemen adalah ilmu merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan serta mengevaluasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan bersama. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses merencanakan, pengorganisasian, memimpin dan mengawasi untuk mencapai tujuan organisasi bersama. 1.2 Tujuan manajemen pendidikan 1

makalah pelope

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: makalah pelope

BAB I

PEMBAHASAN

1.1. Pengertian Manajemen

Manajemen menurut Donnelly, Gibson dan Ivancevich (1971:4) adalah

sebagai suatu proses di mana usaha individu dan kelompok dikoordinasikan

untuk mencapai tujuan bersama

Menurut Stoner dan Freeman (1992), manajemen adalah suatu proses

perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengawasi pekerjaan

anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi yang

tersedia untuk mencapai tujuan organisasi yang dinyatakan dengan jelas.

Sedangkan menurut Oei Liong Lee, manajemen adalah ilmu

merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan serta

mengevaluasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai

tujuan bersama.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

manajemen adalah suatu proses merencanakan, pengorganisasian, memimpin

dan mengawasi untuk mencapai tujuan organisasi bersama.

1.2 Tujuan manajemen pendidikan

Dilakukan manajemen agar pelaksanaan suatu usaha terencana secara

sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat, dan lengkap sehingga

mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif dan efesien.

1) Produktivitas adalah perbandingan terbalik antara hasil yang diperoleh

(output) dengan jumlah sumber yang digunakan (input). Produktivitas dapat

dinyatakan secara kuantitas maupun kualitas. Kuantitas output berupa

jumlah tamatan dan kuantitas input berupa jumlah tenaga kerja dan

sumberdaya selebihnya (uang, peralatan, perlengkapan, bahan, dsb.).

produktivitas dalam ukuran kualitas tidak dapat diukur dengan uang,

produktivitas ini digambarkan dari ketepatan menggunakan metode atau

1

Page 2: makalah pelope

cara dan alat yang tersedia dengan waktu yang tersedia dan mendapat

respons positif dan bahkan pujian dari orang lain atas hasil kerjanya. Kajian

terhadap produktivitas secara lebih komprehensif adalah keluaran yang

banyak dan bermutu dari tiap-tiap fungsi atau peranan penyelenggaraan

pendidikan.

2) Kualitas menunjukkan kepada suatu ukuran penilaian atau penghargaan

yang diberikan atau dikenakan kepada barang atau jasa tertentu berdasarkan

pertimbangan objektif atas bobot atau kinerjanya. Jasa/pelayanan atau

produk tersebut harus menyamai atau melebihi kebutuhan atau harapan

pelanggannya. Dengan demikian mutu adalah jasa atau produk yang

menyamai bahkan melebihi harapan pelanggan sehingga pelanggan

mendapat kepuasan.

3) Efektivitas adalah ukuran keberhasilan tujuan organisasi. Etzioni

mengatakan bahwa “keefektifan adalah derajat dimana organisasi mencapai

tujuannya” atau menurut Sergiovani yaitu “keseuaian hasil yang dicapai

organisasi dengan tujuan” (Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2009:

89). Efektivitas dapat ditelaah dari : (1) masukan yang merata, (2) keluaran

banyak dan bermutu tinggi, (3) ilmu yang merata, (4) pendapatan tamatan

yang memadai.

4) Efisiensi. Suatu kegiatan dikatakan efisien apabila tujuan dapat dicapai

secara optimal dengan penggunaan atau pemakaian sumber daya yang

minimal. Efisiensi pendidikan adalah bagaimana tujuan itu dicapai dengan

memiliki tingkat efisiensi waktu, biaya, tenaga, dan sarana.

1.3 Prinsip Manajemen

Fattah dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI (2009:93)

mengklasifikasikan prinsip manajemen ke dalam tiga ranah yaitu:

Prinsip manajemen berdasarkan sasaran; bahwa tujuan adalah sangat

esensial bagi organisasi. Hendaknya organisasi merumuskan tujuan dengan

tepat sesuia dengan arah organisasi, tuntutan zaman dan nilai-nilai yang

berlaku. Tujuan suatu organisasi dapat dijabarkan dalam bentuk visi, misi

2

Page 3: makalah pelope

dan sasaran-sasaran. Ketiga bentuk tujuan itu harus dirumuskan dalam satu

kekuatan tim yang memiliki komitmen terhadap kemajuan dan masa depan

organisasi.

Prinsip manajemen berdasarkan orang; keberadaan orang sangat

penting dalam organisasi. Karena tanpa orang organisasi bukanlah apa-

apa. Orang adalah penggerak organisasi yang perlu diperhatikan secara

manusiawi kebutuhannya, tuntutannya, keinginannya, aspirasinya,

perkembangannya, dan juga keluhan-keluhannya. Manajemen pendidikan

berdasarkan orang adalah suatu aktivitas manajemen yang diarahkan

pada pengembangan sumber daya manusia. Aplikasi prinsip ini adalah

memberikan peluang yang besar kepada staf untuk meningkatkan

kemampuan melalui pelatihan/penataran atau studi lanjut.

Prinsip manajemen berdasarkan informasi; banyak aktivitas

manajemen yang membutuhkan data dan informasi secara cepat, lengkap

dan akurat. Suatu aktivitas pengambilan keputusan sangat didukung oleh

informasi begitupun untuk melaksanakan kegiatan rutin dan incidental

diperlukan informasi yang telah dirancang sedemikian rupa sehingga

memudahkan manajer dan pengguna mengakses dan mengolah informasi.

1.4 Konsep Strategi

Menurut Glueck dalam Eti Rochaety (2008:27), Strategi adalah suatu kesatuan

rencana yang komprehensif dan terpadu yang menghubungkan kekuatan strategi

organisasi dengan lingkungan yang dihadapinya, kesemuanya menjamin agar

tujuan organisasinya tercapai.

Menurut Robson masih dalam Eti Rochaety, strategi merupakan pola

keputusan dari alokasi sumber yang dibuat untuk mencapai tujuan organisasi.

Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan pokok bahwa strategi

pertama, merupakan satu kesatuan rencana organisasi yang komprehensif dan

terpadu yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi; kedua, penyusunan

strategi diperlukan analisis lingkungan karena lingkungan akan menentukan

3

Page 4: makalah pelope

kekuatan dan kelemahan organisasi; ketiga, pencapaian tujuan organisasi

dihadapkan pada berbagai pilihan alternatif strategi yang harus dipertimbangkan;

keempat, strategi yang telah dipilih akan diimplementasikan oleh organisasi dan

memerlukan evaluasi.

1.5 Klasifikasi Strategi

Menurut teori manajemen strategi, strategi perusahaaan antara lain dapat

diklasifikasikan berdasarkan jenis perusahaan. Strategi-strategi yang

dimaksud adalah strategi generik yang akan dijabarkan menjadi strategi

utama/induk. Strategi induk ini selanjutnya dijabarkan menjadi strategi di

tingkat funsional perusahaan, yang sering disebut dengan strategi

fungsional.

Strategi Generik

a. Strategi Stabilitas. Pada prinsipnya strategi ini menekankan pada

tidak bertambahnya produk, pasar, dan fungsi-fungsi perusahaan lain,

karena perusahaan berusaha untuk meningkatkan efisiensi di segala

bidang dalam rangka meningkatkan kinerja dan keuntungan.

b. Strategi Ekspansi. Pada prinsipnya, strategi ini menekankan pada

penambahan/ perluasan produ, pasar, dan fungsi-fungsi perusahaan

lainnya, sehingga aktivitas perusahaan meningkat.

c. Strategi Penciutan. Pada prinsipnya, strategi ini dimaksudkan untuk

melakukan pengurangan atas produk yang dihasilkan atau

pengurangan atas pasar maupun fungsi-fungsi dalam perusahaan.

Strategi ini biasanya diterapkan pada bisnis yang berada pada tahap

menurun.

Strategi Utama

1) Kelompok Strategi Pertumbuhan

a. Strategi Pertumbuhan Konsentrasi. Merupakan strategi di mana

perusahaan berkonsentrasi dan bertumbuh kembang pada semua

4

Page 5: makalah pelope

atau hampir semua sumber daya sejenis. Strategi ini memiliki dua

cara, yaitu:

Horizontal. Dari sisi internal, hendaknya segmen pasar

diperluas untuk mengurangi potensi persaingan, sehingga

skala ekonomi menjadi lebih besar. Dari sisi eksternal,

perusahaan dapat melakukan akuisisi atau joint venture

dengan perusahaan lain pada industry yang sama.

Vertikal. Strategi ini dapat dilakukan dengan cara mengambil

alih fungsi yang sebelumnya disediakan oleh pemasok atau

distributor. Dengan kata lain, terdapat satu atau lebih bisnis

yang selama ini disediakan oleh perusahaan lain.

b. Strategi Pertumbuhan Diversivikasi. Strategi ini menuntut

perusahaan untuk tumbuh dengan cara menambahkan produk atau

divisi yang berbeda dengan produk atau divisi yang telah ada.

Strategi ini terdiri dari beberapa cara, yaitu terpusat dan

konglomerasi.

Terpusat. Melakukan penambahan produk atau divisi yang

sudah ada pada perusahaan sebelumnya, dilakukan dengan

cara yang masih sama dengan produk atau jasa yang sudah

ada.

Konglomerasi. Melakukan penambahan produk atau divisi

yang tidak ada hubungannya dengan lini produk atau jasa

yang telah dimiliki sebelumnya.

2) Kelompok Strategi Stabilitas

a. Strategi Istirahat. Strategi ini tepat dilakukan sebagai strategi

sementara agar perusahaan dapat mengkonsolidasikan sumber

daya yang ada setelah menghadapi pertumbuhan cepat.

5

Page 6: makalah pelope

b. Strategi waspada. Perusahaan tetap menjalankan usahanya dengan

hati-hati karena adanya faktor-faktor penting yang berubah pada

lingkungan eksternal, seperti peraturan pemerintah.

c. Strategi tanpa perubahan. Pada strategi ini perusahaan tidak perlu

melakukan perubahan-perubahan yang berarti. Di sini perusahaan

tetap melakukan usaha-usaha yang dijalankan, dan hanya

melakukan sedikit penyesuaian.

d. Strategi Laba. Strategi ini lebih mengutamakan keuntungan saat

ini walau memiliki resiko besar dengan mengorbankan

pertumbuhan masa depan.

3) Kelompok Strategi Penciutan

a. Strategi Perubahan Haluan. Strategi ini dianjurkan untuk

digunakan pada saat daya tarik industry sedang tinggi walaupun

perusahaan sebenarnya mengalami kesulitan walaupun belum

kritis.

b. Strategi Memikat Perusahaan Lain. Pada startegi ini, beberapa

aktivitas dari bagian tertentu yang kurang menarik perlu

dikurangi, kemudian diusahakan agar funsi-fungsi lain menjadi

lebih menarik. Dengan demikian, diharapkan ada calon investor

mau menginvestasikan modalnya di perusahaan ini.

c. Strategi Jual/Ditutup. Jika perusahaan tidak mampu melakukan

strategi di atas, perusahaan terpaksa harus dijual dan investor

segera meninggalkan bisnis seperti ini, asalkan saham-saham

perusahaan yang akan dijual tidak jatuh, sehingga tidak

merugikan para pemegang saham.

d. Strategi Pelepasan (Bankruptcy) . Strategi ini dapat membantu

perusahaan menghindar dari tanggung jawab atau utang-utang dan

juga dapat menyatakan tidak berlakunya kontrak-kontrak kerja

yang telah disetujui. Sebelum kondisi pailit ini ditentukan,

6

Page 7: makalah pelope

perusahaan dapat berusaha terlebih dahulu menghasilkan

sebanyak-banyaknya uang tunai dari penjualan asset-aset.

e. Strategi Likuidasi. Strategi terakhir yang dapat dilakukan oleh

manajemen karena perusahaan sudah relatif tidak memiliki

prospek lagi.

Strategi Fungsional

a. Strategi di Bidang Pemasaran

Strategi fungsional di bidang pemasaran adalah penuntun agar

aktivitas pemasaran konsisten bukan hanya terhadap strategi utama

yang telah ditentukan, melainkan juga terhadap strategi berbagai

bidang fungsional lainnya.

Dalam bidang pemasaran, manajemen pemasaran dikelompokkan

dalam empat aspek yang sering dikenal dengan marketing mix atau

bauran pemasaran. Aspek-aspek tersebut adalah aspek produk, harga,

promosi, dan distribusi

b. Strategi di Bidang Keuangan

Sebagaimana diketahui, manajemen keuangan merupakan bagian

dari perusahaan (sekolah) yang fungsinya adalah mengorganisasikan

perolehan dana, menggunakan dana, dan sekaligus mengendalikan

dana tersebutdalam rangka memaksimalisasi nilai perusahaan Dana

dapat diperoleh dari berbagai sumber, yaitu dari sumber internal dan

eksternal. Selanjutnya dana yang didapat tersebut dikendalikan

melalui manajemen kas, yang pada tahapan selanjutnya dana tersebut

akan diinvestasikan baik untuk investasi jangka pendek maupun

jangka pendek untuk memperoleh laba.

c. Strategi di Bidang SDM

Dalam strategi di bidang SDM hendaknya tergambar bentuk dan

jenis langkah yang akan diambil pada tingkat manajemen operasional

7

Page 8: makalah pelope

berdasarkan strategi utama yang menyangkut MSDM serta telah

ditetapkan pada tingkat manajemen yang lebih tinggi. Seluruh

kegiatan MSDM berkisar pada pengadaan, penggunaan, pemeliharaan

SDM sedemikian rupa sehingga mendukung penampilan kinerja

organisasi yang memuaskan.

Kegiatan MSDM terbagi atas tiga kelompok besar, yaitu: proses

karyawan masuk ke dalam organisasi, proses karyawan di dalam

organisasi dan proses karyawan mengundurkan diri dari organisasi.

Selama pegawai bekerja, hendaknya perusahaan memperhatikan

hak-hak pegawai seperti kompensasi, perencanaan karier,

keselamatan kerja dan kesehatan, serta pelatihan dan pengembangan.

Dengan terpenuhinya hak-hak mereka, diharapkan produktivitas dan

prestasi kerja mereka akan menghasilkan laba bagi perusahaan.

Selanjutnya, setelah pegawai bekerja, mau tidak mau suatu saat ia

harus berhenti.

d. Strategi di Bidang Produksi/Operasi

Perumusan dan penetapan strategi di bidang produksi/operasi

penting dilakukan untuk dijadikan sebagai tuntunan kerja para

manajer. Pengalaman menunjukkan bahwa ada dua komponen yang

biasanya menjadi perhatian utama. Yang pertama adalah Sarana dan

Prasarana kerja. Komponen ini menyangkut berbagai keputusan,

misalnya tentang alokasi usaha, besaran usaha, pemakaian fasilitas

kerja, dan penggantiannya. Kedua adalah cara pengadaan sarana dan

prasarana. Pada umumnya terdapat dua jenis pilihan dalam hal

pengadaan sarana dan fasilitas kerja, yaitu dengan menyewa atau beli.

Pilihan mana yang akan digunakan diukur berdasarkan pada biaya.

Masing-masing memiliki kebaikan dan keburukan. Oleh karena itu,

rincian yang lebih jelas perlu dibuat dan dimasukkan sebagai bagian

strategi fungsional dan operasional.

8

Page 9: makalah pelope

e. Strategi di Bidang Sistem Informasi

Strategi dalam bidang sistem informasi hendaknya dapat

mengarahkan kinerja sistem secara terintegrasi untuk menghasilkan

informasi yang dapat dijadikan sebagai masukan untuk pengambilan

keputusan manajemen.

Cara penyampaian pendekatan integrasi dalam perkembangan

sistem adalah dengan menggunakan strategi utama. Bekerja menurut

cetak biru jangka panjang sangat diperlukan. Sesungguhnya, alasan

yang sama untuk perencanaan bisnis dapat pula berlaku untuk

strategi di bidang sistem informasi. Empat alasan utama perlunya

strategi di bidang ini dipaparkan berikut ini.

a. Mengurangi ketidakpastian. Banyak organisasi yang telah tertinggal jauh di belakang dibandingkan potensi mereka yang sebenarnya dalam memproses informasi yang diperlukan. Ini bisa terjadi misalnya karena kurangnya informasi untuk memilih teknologi komputer yang tepat dan sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Dengan demikian, perlu dibuat rencana pengembangan yang baik agar dapat mengurangi ketidakpastian pada system informasi terintegrasi yang diharapkan.

b. Meningkatkan keuntungan dari operasional. Merencanakan pendekatan sistem secara menyeluruh dan terintegrasi akan mengurangi biaya operasional. Uang dapat dihemat dan prestasi dapat ditingkatkan dengan suatu keterkaitan yang efektif antara fungsi-fungsi yang berdekatan melalui rencana yang baik dan dalam desain sistem yang terintegrasi.

c. Memusatkan perhatian pada tujuan. Sesungguhnya, jika kita meninjau dasar-dasar proses perencanaan, kita akan menemukan bahwa perencanaan tidak dapat berjalan di setiap daerah usaha sebelum tujuan yang memadaidi tetapkan terlebih dahulu. Dengan demikian, pengembangan rencana system induk menghendaki dilakukannya penelitian untuk menetapkan sasaran.

d. Menyediakan sarana guna mengendalikan operasi. Jika kegiatan pengembangan system informasi di dalam proyek diorganisasikan dengan sasaran spesifik yang harus dicapai dalam jangka waktu

9

Page 10: makalah pelope

tertentu dan dengan biaya yang telah ditentukan, maka tujuan ini dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk mengukur keberhasilan selanjutnya.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya

strategi bidang system informasi, berarti hal-hal yang harus

diterapkan oleh manajemen tidak dibiarkan berjalan sendiri-sendiri.

Prioritas untuk pengembangan subsistem, jika manajemen

menganggapnya sesuai, harus diterapkan dan dilaksanakan

berdasarkan manfaatnya.

1.6 Karakteristik Strategi Pendidikan

Misi dasar pola pendidikan yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan

masyarakat, harus memiliki karakteristik khusus, yaitu sebagai berikut.

a. Pengutamaan kemampuan dasar

Pendidikan pertama-tama harus mampu membekali peserta didik dengan

tiga kemampuan dasar yang fungsional bagi kehidupan dan untuk belajar

lebih lanjut, yaitu membaca, menulis, dan berhitung. Ketiga kemempuan ini

dikembangkan peserta didik sejak peserta didik berada di tingkat pendidikan

dasar. Selanjutnya di samping tiga kemampuan dasar tersebut, peserta didik

diharapkan memiliki sejumlah kompetensi dasar untuk semua bidang

akademik dan nonakademik sebagaimana telah dirumuskan dalam

kurikulum.

b. Penguasaan kompetensi umum

Arus globalisasi semakin deras sehingga sulit untuk dihindari. Dalam rangka

mengantisipasi globalisasi, kiranya perlu sekali setiap siswa pada semua

jenjang , jenis, dan jalur pendidikan untuk memiliki kompetensi generic

yang meliputi keterampilan mengatur diri , keterampilan berkomunikasi,

kemampuan menangani orang dan tugas, dan kemampuan memobilisasi

inovasi dan perubahan.. kompetensi ini diharapkan mampu membekali

10

Page 11: makalah pelope

peserta didik untuk beradaptasi dan hidup di tengah masyarakatnya dan

bahkan dalam lingkungan global.

c. Penyelenggaraan program studi dengan kualifikasi yang dapat dipasarkan

(Marketable)

Sejauh ini program pendidikan yang dikembangkan oleh institusi negeri

lebih bersifat konvensional, konservatif, dan cenderung lebih berorientasi

kepada supply driven. Untuk batas-batas tertentu, pemerintah bertanggung

jawab untuk kepentingan pengembangan, misalnyaprogram studi yang

diharapkan menjadi penopang kepentingan pengembangan, misalnya

program studi ilmu murni. Berbeda dengan institusi pendidikan negeri,

institusi pendidikan swasta lebih proaktif mengembangkan program-

program alternative untuk memenuhi kebutuhan pasardengan orientasi yang

cenderung demand-driven. Hal ini sangat dimaklumi karena kelangsungan

institusi pendidikan swasta sangat tergantungkepada para peserta didiknya

(siswa, mahasiswa, warga belajar). Apabila institusi swasta mengabaikan

tuntutan pasar atau pengguna jasa pendidikan, lambat laun institusi itu akan

mengalami kemunduran. Oleh karena itu, lembaga pendidikan swasta harus

berusaha mengembangkan jenis-jenis program yang benar-benar dapat

dipasarkan.

d. Pendidikan yang memiliki kepedulian terhadap teknologi informasi

Di era teknologi informasi ini, setiap individu dituntut untuk memilliki

kepedulian terhadap munculnya teknologi informasi yang sangat pesat dan

turut memiliki pengetahuan dasar/prinsip-prinsip dasar dan proses

penggunaan teknologi informasi dan dampaknya terhadap kehidupan

manusia. Tanpa memiliki kepedulian terhadap perkembangan teknologi

informasi, diyakini kita tidak akan dapat mengikuti perkembangan

pengetahuan maupun teknologi, bahkan tidak dapat menggunakan teknologi

informasi tersebut sebagai sarana dalam mengembangkan pendidikan. Oleh

11

Page 12: makalah pelope

karena itu, setiap pendidik dituntut memiliki kepedulian tersebut agar dapat

meletakkan dasar-dasar pengetahuan kepada peserta didik.

e. Pendidikan agama, moral, dan budi pekerti

Akhir-akhir ini kehidupan bangsa Indonesia banyak diwarnai oleh berbagai

penyimpangan perilaku yang keluar dari kaidah-kaidah agama, nilai-nilai

moral, dan budi pekerti yang dijunjung tinggi oleh budaya bangsa. Berbagai

ketegangan mental akibat krisis ekonomi dan akumulasi frustasi sosial dari

masa lalu ditambah dengan iklim keterbukaan yang terjadi sejak bergulirnya

reformasi, telah memicu terjadinya berbagai masalah sosial yang frekuensi

dan intensitasnya belum pernah dialami sebelumnya oleh bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, harus segera diatasi dengan mengintensifkan pendidikan

agama, moral maupun budi pekerti agar penyimpangan perilaku ini tidak

berkelanjutan dan tidak merusak masa depan anak bangsa.

f. Pendidikan multikultural dan perdamaian

Keragaman etnik, bahasa local, dan tradisi budaya Indonesia merupakan

kekayaan yang sangat berharga apabila dapat dipelihara dan dimanfaatkan

untuk memperkuat bangunan bangsa ini sebagai bangsa yang berbudaya,

atau keberagaman dalam satu atau kesatuan dalam keberagaman.

Keberagaman yang sesungguhnya dapat dijadikan petunjuk yang

mendorong kreativitas bangsa, proses pengayaan intelektual, dan

pengembangan sikap yang tpleran terhadap perbedaan. Namun, karena tidak

terdapat pengelolaan yang baik, akhir-akhir ini wacana budaya yang kaya

tersebut menjadi beban bahkan menjadi pemicu terjadinya berbagai tragedi

nasional dalam bentuk konflik horizontal antara kelompok masyarakat yang

berbeda latar belakangnya, yang selama ini populer dengan nama SARA

(suku, agama, ras, dan antargolongan). Dalam upaya membangun kembali

bangsa yang majemuk ini maka pendidikan dituntut untuk memainkan

peranan yang strategis melalui pengembangan pendidikan multicultural dan

12

Page 13: makalah pelope

pendidikan perdamaian. Pada prinsipnya tujuan pendidikan ini bertujuan

mengembangkan kesadaran untuk bersatu dalam keberagaman, bahwa

perbedaan-perbedaan yang timbul hendaknya diselesaikan dengan cara-cara

yang beradab dan damai.

1.7 Konsep Manajemen Strategi

Menurut Glueck, manajemen strategi adalah sejumlah keputusan dan

tindakan yang mengarah pada penyusunan strategi atau sejumlah strategi

yang efektif untuk membantu mencapai sasaran organisasi.

Manajemen strategi merupakan keputusan memilih strategi dan

bagaimana merencanakan strategi tersebut, agar memberikan dampak pada

kemajuan organisasi melalui aktivitas analisis, pemilihan dan implementasi

strategi yang telah ditetapkan (Johnson and Scholes dalam Eti Rochaety

(2008:28))

Manajemen strategik adalah serangkaian keputusan dan tindakan

mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh

seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi

tersebut (Sondang, 2004 : 15).

Menurut Pearce dan Robinson (1997 : 20), manajemen strategik

didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang

menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi)

rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan.

Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan

pengendalian keputusan-keutusan dan tindakan-tindakan perusahaan yang

berkaitan dengan strategi.

Manajemen strategis menurut Hunger dan Wheelen (2003: 4) adalah

serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja

perusahaan dalam jangka panjang.

Menurut Hadari Nawawi (2005:148-149) “manajemen strategik

adalah perencanaan berskala besar (disebut Perencanaan Strategik) yang

berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut VISI), dan

13

Page 14: makalah pelope

ditetapkan sebagai keputusan manajemen puncak (keputusan yang bersifat

mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara

efektif (disebut MISI), dalam usaha menghasilkan sesuatu (Perencanaan

Operasional) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi

pencapaian tujuan (disebut Tujuan Strategik) dan berbagai sasaran (Tujuan

Operasional) organisasi.” Pengertian yang cukup luas ini menunjukkan

bahwa Manajemen Strategik merupakan suatu sistem yang sebagai satu

kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling

mempengaruhi, dan bergerak secara serentak ke arah yang sama pula.

Komponen pertama adalah Perencanaan Strategik dengan unsur – unsurnya

yang terdiri dari Visi, Misi, Tujuan Strategik organisasi. Sedang komponen

kedua adalah Perencanaan Operasional dengan unsur – unsurnya adalah

Sasaran atau Tujuan Operasional, Pelaksanaan Fungsi – fungsi manajemen

berupa fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi

penganggaran, kebijaksanaan situasional, jaringan kerja Internal dan

eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen

strategik adalah serangkaian keputusan yang berorientasi pada jangkauan

masa depan, dirumuskan oleh manajer dan dilaksanakan oleh seluruh

komponen suatu organisasi atau lembaga tertentu untuk mencapai suatu

tujuan.

Dalam manajemen strategik pada dunia bisnis dimanfaatkan untuk

memprediksi kecenderungan pasar dan peluang-peluang memperoleh

keunggulan bersaing. Sementara itu, dunia pendidikan menggunakan konsep

strategik untuk lebih mengefektifkan pengalokasian sumber daya yang ada

dalam pencapaian tujuan pendidikan

14

Page 15: makalah pelope

1.8 Diagram manajemen strategik

15

Page 16: makalah pelope

1.9 Karakteristik Manajemen Strategik

a. Manajemen Strategik diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala

besar dalam arti mencakup seluruh komponen di lingkungan sebuah

organisasi yang dituangkan dalam bentuk Rencana Strategik (RENSTRA)

yang dijabarkan menjadi Perencanaan Operasional (RENOP), yang

kemudian dijabarkan pula dalam bentuk Program –program kerja.

b. Rencana Strategik berorientasi pada jangkauan masa depan ( 25 – 30

tahun). Sedang Rencana Operasionalnya ditetapkan untuk setiap tahun

atau setiap lima tahun.

c. VISI, MISI, pemilihan strategik yang menghasilkan Strategi Utama

(Induk) dan Tujuan Strategik Organisasi untuk jangka panjang, merupakan

acuan dalam merumuskan RENSTRA, namun dalam teknik

penempatannya sebagai keputusan. Manajemen Puncak secara tertulis

semua acuan tersebut terdapat di dalamnya. RENSTRA dijabarkan

menjadi RENOP yang antara lain berisi program – program operasional.

d. Penetapan RENSTRA dan RENOP harus melibatkan Manajemen Puncak

(Pimpinan) karena sifatnya sangat mendasar dalam pelaksanaan seluruh

misi organisasi.

e. Pengimplementasian Strategi dalam program – program untuk mencapai

sasarannya masing – masing dilakukan melalui fungsi – fungsi manajemen

yang mencakup pengorganisasian, pelaksanaan, penganggaran dan kontrol.

Berdasarkan karakteristik dan komponen Manajemen Strategik sebagai

sistem, terlihat banyak faktor yang mempengaruhi tingkat intensitas dan

formalitas pengimplementasiannya di lingkungan organisasi non profit

(pendidikan).

Berdasarkan karakteristik dan komponen Manajemen Strategik sebagai

sistem, terlihat banyak faktor yang mempengaruhi tingkat intensitas dan

formalitas pengimplementasiannya di lingkungan organisasi non profit

(pendidikan). Beberapa faktor tersebut antara lain adalah ukuran besarnya

organisasi, gaya manajemen dari pimpinan, kompleksitas lingkungan ideologi,

16

Page 17: makalah pelope

sosial politik, sosial ekonomi, sosial budaya. termasuk kependudukan, peraturan

pemerintah dsb. sebagai tantangan eksternal. Tingkat intensitas dan formalitas itu

dipengaruhi juga oleh tantangan internal, antara lain berupa kemampuan

menterjemahkan strategi menjadi proses atau rangkaian kegiatan pelaksanaan

pekerjaan sebagai pelayanan umum yang efektif, efisien dan berkualitas (dalam

bidang pendidikan misalnya menetapkan model/sistem instruksional, sumber –

sumber belajar, media pembelajaran dll).

1.10 Komponen model manajemen strategik

A. Misi perusahaan

Misi suatu perusahaan adalah tujuan unik yang membedakannya dari

perusahaan-perusahaan lain yang sejenis dan mengidentifikasi cakupan

operasinya.

B. Profil perusahaan

Profil perusahaan menggambarkab kualitas sumber daya keuangan,

manusia, dan fisik perusahaan. Profil ini juga menilai kekuatan dan

kelemahan manajemen dan struktur organisasi perusahaan. Akhirnya,

profil perusahaan membandingkan keberhasilan masa lalu perusahaan

serta titik perhatian tradisionalnya dengan kemampuan perusahaan saat

ini guna mengidentifikasi kemampuan masa depan perusahaan.

C. Lingkungan ekstern

Lingkungan ekstern perusahaan terdiri dari semua keadaan dan kekuatan

yang mempengaruhi pilihan strategiknya dan menentukan situasi

persaingannya.

D. Analisis dan pilihan strategik

Penilaian secara simultan atas lingkungan ekstern dan profil perusahaan

memungkinkan perusahaan mengidentifikasi berbagai peluang interaktif

yang mungkin menarik. Peluang-peluang ini adalah jalur investasi yang

mungkin. Tetapi, mereka harus disaring berdasarkan misi perusahaan

guna menghasilkan sekumpulan peluang yang mungkin dan

dikehendaki. Proses penyaringan ini menghasilkan kumpulan opsi yang

17

Page 18: makalah pelope

nantinya akan menghasilkan pilihan strategik. Proses ini dimaksudkan

untuk menyediakan kombinasi sasaran jangka dan strategi umum yang

secara optimal akan memposisikan perusahaan dalam lingkungan

eksternnya untuk mencapai misi perusahaan.

E. Sasaran jangka panjang

Hasil yang diharapkan suatu organisasi dalam kurun waktu beberapa

tahun dinamakan sasaran jangka panjang. Sasaran seperti itu biasanya

meliputi beberapa atau seluruh bidang berikut: kemampulabaan, laba

atas investasi, posisi bersaing, kepemimpinan teknologi, produktivitas,

hubungan karyawan, tanggung jawab sosial, dan pengembangan

karyawan.

F. Strategi umum

Rencana umum dan menyeluruh mengenai tentang tindakan-tindakan

utama yang akan dilakukan perusahaan untuk mencapai sasaran jangka

panjangnya dalam suatu lingkungan yang dinamik dinamakan strategi

umum, pernyataan(rumusan), tentang cara ini mengungkapkan

bagaimana sasaran-sasaran tersebut akan dicapai.

G. Sasaran tahunan

Hasil yang ingin dicapai organisasi dalam kurun waktu satu tahun

dinamakan sasaran tahunan atau sasaran jangka pendek. Sasaran seperti

ini mencakup bidang-bidang yang sama dengan bidang yang dicakup

dalam sasaran jangka panjang. Perbedaan antara sasaran jangka pendek

dan jangka panjang utamanya terletak pada rincian yang lebih besar dan

diperlukan dalam sasaran jangka pendek.

H. Strategi fungsional

Dalam kerangka besar strategi umum, setiap fungsi bisnis atau divisi

membutuhkan rencana tindakan yang spesifik dan terpadu. Kebanyakan

manager strategi berusaha mengembangkan suatu strategi operasional

untuk setiap perangkat sasaran tahunan terkait. Strategi operasional

adalah rumusan rinci mengenai cara-cara yang akan digunakan untuk

mencapai sasaran tahunan berikutnya.

18

Page 19: makalah pelope

I. Kebijakan

Kebijakan adalah keputusan bersifat umum yang telah ditetapkan

sebelumnya yang menjadi pedoman atau menjadi pengganti bagi

pengambilan keputusan manajerial yang bersifat repetitif (berulang).

Kebijakan memedomani pemikiran, keputusan, dan tindakan manajer

dan pada bawahan mereka dalam mengimplementasikan strategi

organisasi. Kebijakan memberikan penuntun untuk menetapkan dan

mengendalikan proses operasi perusahaan yang sedang berjalan sesuai

dengan sasaran strategic perusahaan.

J. Pengendalian dan evaluasi

Implementasi startegi harus dipantau untuk mengetahui sejauh mana

sasaran perusahaan tercapai. Betapapun diusahakan obyektif, proses

perumusan strategi sebagian besar bersifat subyektif. Jadi, ujian penting

pertama terhadap suatu strategi hanya dapat dilakukan setelah

implementasi.

1.11 Proses Manajemen Strategik

Manajemen strategik menurut Yuwono dan Ikhsan dalam Syaiful

Sagala (2007:128) biasanya dihubungkan dengan pendekatan manajemen dan

integratif yang mengedepankan secara bersama-sama seluruh elemen seperti

planning, implementing, dan controlling.

Model manajemen strategik menurut Sharplin dalam Syaiful Sagala

(2007: 129) memerlukan dua fase besar masing-masing terdiri dari beberapa

tahapan, yakni fase “strategy formulation” yang mencakup tahapan penetapan

misi organisasi, assessment lingkungan, menetapkan arah dan sasaran, dan

menentukan strategi. Sementara fase kedua adalah “strategy implementation”

yang terdiri dari menggerakkan strategi, melakukan evaluasi strategik, dan

control strategik. Bagaimana posisi formulasi strategik dan implementasi

strategik dapat dilihat skema yang dikemukakan Sonhaji.

19

Page 20: makalah pelope

Perumusan visi dan misi

Asesmen lingkungan

Perumusan tujuan khusus

Penentuan strategi

Pengendalian Strategi

Evaluasi Strategi

Aktivitas Strategi

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa proses

manajemen strategik meliputi formulasi strategi, implementasi strategi dan

evaluasi strategi.

1) Formulasi Strategik

Dalam menentukkan strategi harus dipahami bahwa hal yang pokok dari

formula strategi adalah menyusun perencanaan yang berkelanjutan.

Terdapat lima langkah formula strategi, yaitu

1. Perumusan misi yaitu pencitraan bagaimana sekolah seharusnya

bereksistensi

2. Asesmen lingkungan eksternal yaitu mengakomodasi kebutuhan

lingkungan akan mutu pendidikan yang dapat disediakan oleh

sekolah.

3. Asesmen organisasi yaitu merumuskan dan mendayagunakan sumber

daya sekolah secara optimal

4. Perumusan tujuan khusus yaitu penjabaran dari pencapaian misi

sekolah yang ditampakkkan dalam tujuan sekiolah dan tujuan tiap-

tipa mata pelajaran

5. Penentuan strategi yaitu memilih strategi yang paling tepat untuk

mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan dengan menyediakan

anggaran, sarana dan prasarana maupun fasilitas yang dibutuhkan

untuk itu.

Faktor yang harus diperhatikan dalam merumuskan suatu strategi:

20

Page 21: makalah pelope

1. Strategi berarti menentukan misi pokok suatu organisasi karena

manajemen puncak menyatakan secara garis besar apa yang menjadi

pembenaran keberadaan organisasi, filosifi yang bagaimana yang akan

digunakan untuk menjamin keberadaan organisasi tersebut dan sasaran apa

yang ingain dicapai. Strategi merupakan keputusan dasar yang dinyatakan

secara garis besar.

2. Dalam merumuskan dan menetapkan strategi mamajemen puncak

mengembangkan profil tertentu bagi organisasi.

3. Pengenalan lingkungan dimana organisasi akan berinteraksi, terutama

situasi yang membawa suasana persaingan yang mau tidak mau harus

dihadapi organisasi apabila organisasi tersebut ingin mempertahankan

eksistensi dan produktifitasnya.

4. Suatu strategi harus merupakan analisis yang tepat tentang kekuatan dan

kelemahan yang dimiliki oleh organisasi, peluang yang harus

dimanfaatkan, dan ancaman yang diperkirakan akan dihadapi.

5. Mengidentifikasikan beberapa pilihan yang wajarditelaah lebih lanjut dari

berbagai alternatif yang tersedia dikaitkan dengan keseluruhan upaya yang

akan dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran organisasi

6. Menjatuhkan pilihan pada satu alternatif yang dipandang paling tepat

dengan kondisi internal organisasi

7. Suatu sasaran jangka panjang

8. Memperhatikan pentingnya operasionalisasi keputusan dasar yang dibuat

dengan memperhitungkan kemampuan organisasi dibidang anggaran,

sarana, prasarana, dan waktu.

9. Mempersiapkan tenaga kerja yang memenuhi berbagai persyaratan

10. Seleksi teknologi yang akan dimanfaatkan

21

Page 22: makalah pelope

11. Memperhitungakan bentuk, tipe, dan struktur organisasi yang akan

digunakan

12. Menciptakan suatu system pengawasan

13. System penilaian behasil tidaknya pelaksanaan strategi yang dilakukan

berdasarkan kriteria yang rasional dan objektif

14. Menciptakan suatu system umpan balik

Dari pembahasan diatas, pada dasarnya yang dimaksud bagi manajemen

organisasi ialah rencana berskala besar yang berorientasi jangkauan masa

depan yang jauh serta ditetapkan sedemikian rupa sehingga memunngkinkan

organisasi berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya dalam kondisi

persaingan yang kesemuanya diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan

dan berbagai sasaran organisasi yang bersangkutan.

Strategi yang digunakan dalam manajemen sekolah diatur sedemikian

rupa, yaitu perencanaan strategis sekolah berkaitan dengan operasi sekolah

dalam menyelenggarakan programnya, sedangkan untuk memperkuat

kemampuan sekolah menghindari masalah dan dapat mencapai tujuan sesuai

mutu yang dipersyaratkan, maka akan diuji kemampuan kepala sekolah

menentukan kebijakan. Manajemen strategik khususnya pada strategi

kebijakan dapat dilakukan jika keputusan merupakan keputusan bersama,

bukan keputusan sepihak dan keputusan itu dipilih dari alternative terbaik.

Karena keterlibatan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru,

konselor, tenaga kependidikan, wali kelas, dan personel sekolah lainnya

dalam dalam pengambilan keputusan akan meningkatkan pemahaman mereka

terhadap keputusan sekolah dan meningkatkan motivasi dalam bekerja.

Konsep strategi ini melibatkan secara langsung semua manager di semua level

dalam planning dan implementasinya.

Sebab itu, menurut Ansoff dalam Syaiful Sagalan (2007:130)

manajemen strategik disebut juga dengan pembuatan keputusan partisipatif,

dan ini menurut Pearce dan Robinson, memiliki keuntungan yakni (1)

22

Page 23: makalah pelope

kegiatan formulasi strategi memperkuat kemampuan perusahaaan

menghindari masalah; (2) keputusan strategik berdasarkan kelompok niscaya

merupakan keputusan alternatif terbaik; (3) keterlibatan pegawai dalam

memformulasikan keputusan akan meningkatkan pemahaman mereka dan

meningkatkan motivasi dalam bekerja; (4) tumpang tindih kegiatan akan

terkurangi karena partisipasi dalam memformulasikan strategi turut

mengklarifikasi berbagai perbedaan; dan (5) resistansi terhadap perubahan

akan terkurangi.

2) Implementasi Strategi

Impelementasi srtategi dalam manajemen sekolah melibatkan upaya

besar yang bertujuan mentransformasi tujuan strategic kedalam aksi yaitu

menyelenggaraan program sekolah. Menurut Sharplin(1985:9) strategy

implementation merupakan vase kedua dari model manajemen strategic.

Implementasi strategi ini terdiri dari menggerakkkan strategi,melakukan

evaluasi strategic,dan mengontrol atau pengawasan strategic. Penggerakkkan

strategic dapat didinamiskan dengan memperhatikan struktur, kebijakan, dan

komitmen sumber daya.lebih lengkap dalam menggerakkan strategi ini perlu

memperhatikan bagian- bagian antara lain penempatan dalam struktur

organisasi, isi arahan dan kebijakan, komitmen sumber daya, kepemimpinan

dalam organisasi, aplikasi motivasi menjadi kegiatan strategic,penggunaan

dasar-dasar kekuatan dan politik. Evalusi strategic dengan penuh kedisiplinan

sangat diperlukan untuk memastikan apakan implementasi sesuai dengan

perencanaan yang disepakati.

Tujuan utama dari evalusi strategik ini memonitor dan mengevaluasi

perkembangan organisasi dalam mencapai tujuan atau sasaran dengan

menggunakan standar tertentu, yang selanjutnya dapat memberikan koreksi

atau mempertimbangkan kemungkinan mengubah metode yang lebih sesuai

dengan tujuan.melakukan control strategic sebagai langkah sesuai yang terkait

langsung dengan evaluasi dengan maksud memberikan koreksi atau

bimbingan,hasil dari koreksi itu dapat diambil kebijakan selanjutnya. Menurut

23

Page 24: makalah pelope

Schendel dan Hofer, implementasi dicapai melalui alat administrasi yang

dapat dikelompokan dalam 3 katagori:

1. Struktur yaitu siapa yang bertanggungjawab terhadap apa,kepala

sekolah bertanggung jawab kepada siapa.

2. Proses yaitu bagaimana tugas dan tanggungjawab itu dikerjakan

masing-masing personal.

3. Tingkah laku yaitu perilaku yang menggambarkan

motivasi,semangat kerja,penghargaan,disiplin,etika dst.

1.12 Faktor-faktor yang berpengaruh dalam rancang bangun sistem

manajemen strategik

1. Tipe dan struktur organisasi

Setiap organisasi memiliki “kepribadian” yang khas. Tipe dan

struktur yang dipilih untuk digunakan harus dikaitkan dengan

“kepribadian” yang dimaksud. Secara tradisional, tipe dan struktur yang

paling banyak digunakan adalah tipe yang hierarkikal atau pyramidal.

Struktur organisasi tidak sekedar wadah dimana berbagai kegiatan

berlangsung, akan tetapi sebagai wahana yang efektif bagi para

anggotanya untuk berinteraksi dan saling berhubungan.

Pentingnya perhatian ditunjuk pada struktur terletak pada

kenyataan bahwa:

a. Dalam struktur tergambar hierarki kekuasaan dan kewenangan yang

berlaku meskipun dewasa ini para pakar makin menonjolkan pentingnya

penciptaan struktur yang lebih datar, bukan yang hierarkis piramidal;

b. Dalam struktur tergambar hubungan antara satu satuan kerja dengan

satuan-satuan kerja yang lain , sekaligus menunjukan bentuk dan jenis

interaksi dan interpendensi yang harus terjadi;

c. Struktur organisasi memaparkan jaringan informasi yang ada dan dapat

dimanfaatkan;

24

Page 25: makalah pelope

d. Dalam struktur organisasi terlihat berbagai saluran komunikasi yang

tersedia;

e. Struktur organisasi menggambarkan cara yang digunakan oleh manajemen

puncak membagi tugas dan tanggung jawab satu-satuan kerja yang ada

dalam organisasi tersebut.

Dali kelima alasan tersebut kiranya terlihat dengan jelas betapa

pentingnya pemilihan tipe dan struktur organisasi yang tepat guna

mengoprasionalkan strategi yang telah ditentukan.

2. Gaya manajerial

Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang situasional.

Gaya manajerial yang tepat ditentukan oleh tingkat kedewasaan atau

kematangan para anggota organisasi. Jika anggota organisasi

menunjukan kedewasaan dan sikap yang matang, gaya partisipatif-lah

yang tepat untuk digunakan. Akan tetapi jika anggota organisasi

menunjukan sikap yang kurang dewasa, sangat mungkin gaya manajerial

yang cocok digunakan adalah paternalistic atau bahkan otoriter.

3. Kompleksitas lingkungan eksternal

Lingkungan eksternal organisasi selalu bergerak dinamis yang tentu

sangat berpengaruh pada cara mengelola organisasi, termasuk daam

merumuskan dan menetapkan strategi. Karena tidak ada organisasi yang

dapat membebaskan diri dari dampak dinamika lingkungan eksternal,

maka dinamika tersebut harus dikenali, diperhitungkan dan bahkan

dimanfaatkan demi pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi.

4. Hakikat permasalahan yang dihadapi

Manajemen puncak harus merupakan orang-orang yang cekatan

memecahkan masalah. Pendekatan dan teknik yang digunakan untuk

memecahkan masalah harus berhasil mencabut akar permasalahan dan

tidak sekedar mengobati gejala-gejalanya saja.

25

Page 26: makalah pelope

Strategi manajemen dimaksudkan agar organisasi menjadi satuan

yang mampu menampilkan kinerja tinggi karena organisasi yang berhasil

adalah organisasi yang tingkat efektivitas dan produktivitasnya makin lama

makin tinggi sehingga tujuan dan sasaran tercapai dengan memuaskan.

1.13 Dimensi-Dimensi Manajemen Strategik

a. Dimensi Waktu dan Orientasi Masa Depan

Manajemen Strategi dalam mempertahankan dan mengembangkan

eksistensi suatu organisasi berpandangan jauh ke masa depan, dan

berperilaku proaktif dan antisipatif terhadap kondisi masa depan yang

diprediksi akan dihadapi. Antisipasi masa depan tersebut dirumuskan dan

ditetapkan sebagai Visi organisasi yang akan diwujudkan 25 – 30 tahun

lebih di masa depan. Menurut Hadari Nawawi (2005 : 155), Visi

dapatdiartikan sebagai “kondisi ideal yang ingin dicapai dalam eksistensi

organisasi di masa depan”. Sehubungan dengan itu Lonnie Helgerson yang

dikutip oleh J. Salusu dalam bukunnya Hadari Nawawi mengatakan bahwa :

“Visi adalah gambaran kondisi masa depan dari suatu organisasi yang belum

tampak sekarang tetapi merupakan konsepsi yang dapat dibaca oleh setiap

orang (anggota organisasi). Visi memiliki kekuatan yang mampu

mengundang, memanggil, dan menyerukan pada setiap orang untuk

memasuki masa depan. Visi organisasi harus dirumuskan oleh manajemen

puncak organisasi”. Masih menurut J. Salusu yang mengutip pendapat

Naisibit : “Visi merupakan gambaran yang jelas tentang apa yang akan

dicapai berikut rincian dan instruksi setiap langkah untuk mencapai tujuan.

Suatu visi dikatakan efektif jika sangat diperlukan dan memberikan

kepuasan, menghargai masa lalu sebagai pengantar massa depan”. Masih

dalam Hadari Nawawi, menurut Kotler yang juga dikutip oleh J. Salusu

dikatakan bahwa : “Visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi

yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan,

26

Page 27: makalah pelope

kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani,

nilai-nilai yang diperoleh, serta aspirasi dan cita – cita masa depan.

Sehingga secara sederhana Visi organisasi dapat diartikan sebagai sudut

pandang ke masa depan dalam mewujudkan tujuan strategi organisasi, yang

berpengaruh langsung pada misinya sekarang dan di masa depan.

Sehubungan dengan itu Misi organisasi pada dasarnya berarti keseluruhan

tugas pokok yang dijabarkan dari tujuan strategi untuk mewujudkan visi

organisasi.

b. Dimensi Internal dan Eksternal

Dimensi Internal adalah kondisi organisasi non profit (pendidikan) pada saat

sekarang, berupa kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan yang harus

diketahui secara tepat. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan evaluasi diri

antara lain dengan menggunakan Analisis Kuantitatif dengan menggunakan

perhitungan – perhitungan statistik, menggunakan data kuantitatif yang

tersedia di dalam Sistem Informasi Manajemen (SIM). Namun kerap kali

data kuantitatif tidak memadai, karena lemahnya SIM dalam mencatat,

mencari, melakukan penelitian dan mengembangkan data pada masa

lalu. Oleh karena itu Evaluasi Diri tidak boleh tergantung sepenuhnya pada

data kuantitatif, karena dapat juga dilakukan dengan Analisis Kualitatif

dengan menggunakan berbagai informasi kualitatif atau sebagian data

kuantitatif dan sebagian lagi data kualitatif. Untuk Analisis Kualitatif dapat

dilakukan dengan menggunakan Analisis SWOT. Dimensi lingkungan

eksternal pada dasarnya merupakan analisis terhadap lingkungan sekitar

organisasi (sekolah), yang terdiri dari Lingkungan Operasional,

Lingkungan Nasional dan Lingkungan Global, yang mencakup berbagai

aspek atau kondisi, antara lain kondisi sosial politik, sosial ekonomi, sosial

budaya, kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi, adat istiadat,

agama, dll. Pengimplementasian Manajemen Strategi perlu mengidentifikasi

dan mendayagunakan kelebihan atau kekuatan dan mengatasi hambatan atau

kelemahan organisasi.

27

Page 28: makalah pelope

c. Dimensi Pendayagunaan Sumber – Sumber.

Manajemen strategi sebagai kegiatan manajemen tidak dapat melepaskan

diri dari kemampuan mendayagunakan berbagai sumber daya yang dimiliki,

agar secara terintegrasi terimplementasikan dalam fungsi – fungsi

manajemen ke arah tercapainya sasaran yang telah ditetapkan di dalam

setiap RENOP, dalam rangka mencapai Tujuan Strategi melalui pelaksanaan

Misi untuk mewujudkan Visi Organisasi (sekolah). Sumber daya yang ada

terdiri dari Sumber Daya Material khususnya berupa sarana dan prasarana,

Sumber Daya finansial dalam bentuk alokasi dana untuk setiap

program, Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Teknologi dan Sumber

Daya Informasi. Semua sumberdaya ini dikategorikan dalam sumber daya

internal, yang dalam rangka evaluasi diri (Analisis Internal) harus diketahui

dengan tepat kondisinya.

d. Dimensi Keikutsertaan Manajemen Puncak (Pimpinan)

Manajemen strategi yang dimulai dengan menyusun Rencana Strategi

merupakan pengendalian masa depan organisasi, agar eksistensi sesuai

dengan visinya dapat diwujudkan. Rencana Strategi harus mampu

mengakomodasi seluruh aspek kehidupan organisasi yang berpengaruh pada

eksistensinya di masa depan merupakan wewenang dan tanggung jawab

manajemen puncak. Rencana Strategi sebagai keputusan utama yang

prinsipil, tidak saja ditetapkan dengan mengikutsertakan, tetapi harus

dilakukan secara proaktif oleh manajemen puncak, karena seluruh kegiatan

untuk merealisasikannya merupakan tanggung jawabnya.

e. Dimensi Multi Bidang

Manajemen Strategi sebagai Sistem, pengimplementasiannya harus didasari

dengan menempatkan organisasi sebagai suatu sistem. Dengan demikian

berarti sebuah organisasi akan dapat menyusun RENSTRA dan RENOP jika

tidak memiliki keterikatan atau ketergantungan sebagai bawahan pada

28

Page 29: makalah pelope

organisasi lain sebagai atasan. Dalam kondisi sebagai bawahan (sekolah

merupakan bawahan Dinas P & K) berarti tidak memiliki kewenangan

penuh dalam memilih dan menetapkan visi, misi, tujuan dan strategi.

Sekolah hanya berperan sebagai penyusun RENOP dan program

tahunan. Dari uraian tersebut jelas bahwa RENSTRA dan RENOP bersifat

multi dimensi, terutama jika perumusan RENSTRA hanya dilakukan pada

banyak organisasi non profit termasuk pendidikan yang tertinggi. Dengan

dimensi yang banyak tersebut, maka mudah terjadi tidak seluruh dimensi

dapat diakomodasi.

1.14 Keunggulan dan Manfaat Manajemen Strategik Bagi Organisasi

Pendidikan

a. Keunggulan Implementasi Manajemen Strategik

Keunggulan implementasi manajemen strategik dapat dievaluasi dengan

menggunakan

tolok ukur sebagai berikut :

1) Profitabilitas

Keunggulan ini menunjukkan bahwa seluruh pekerjaan diselenggarakan

secara efektif dan efisien, dengan penggunaan anggaran yang hemat dan

tepat, sehingga diperoleh profit berupa tidak terjadi pemborosan.

2) Produktivitas Tinggi

Keunggulan ini menunjukkan bahwa jumlah pekerjaan (kuantitatif) yang

dapat diselesaikan cenderung meningkat. Kekeliruan atau kesalahan dalam

bekerja semakin berkurang dan kualitas hasilnya semakin tinggi, serta

yang terpenting proses dan hasil memberikan pelayanan umum (siswa dan

masyarakat) mampu memuaskan mereka.

3) Posisi Kompetitif

Keunggulan ini terlihat pada eksistensi sekolah yang diterima, dihargai

dan dibutuhkan masyarakat. Sifat kompetitif ini terletak pada produknya

(mis : kualitas lulusan) yang memuaskan masyarakat yang dilayani.

29

Page 30: makalah pelope

4) Keunggulan Teknologi

Semua tugas pokok berlangsung dengan lancar dalam arti pelayanan

umum dilaksanakan secara cepat, tepat waktu, sesuai kualitas berdasarkan

tingkat keunikan dan kompleksitas tugas yang harus diselesaikan dengan

tingkat rendah, karena mampu mengadaptasi perkembangan dan kemajuan

teknologi.

5) Keunggulan SDM

Di lingkungan organisasi pendidikan dikembangkan budaya organisasi

yang menempatkan manusia sebagai faktor sentral, atau sumberdaya

penentu keberhasilan organisasi. Oleh karena itu SDM yang dimiliki terus

dikembangkan dan ditingkatkan pengetahuan, ketrampilan, keahlian dan

sikapnya terhadap pekerjaannya sebagai pemberi pelayanan kepada siswa.

Bersamaan dengan itu dikembangkan pula kemampuan memecahkan

masalah yang dihadapi oleh sekolah pada masa sekarang dan untuk

mengantisipasi masalah – masalah yang timbul sebagai pengaruh

globalisasi di masa yang akan datang.

6) Iklim Kerja

Tolok ukur ini menunjukkan bahwa hubungan kerja formal dan informal

dikembangkan sebagai budaya organisasi berdasarkan nilai – nilai

kemanusiaan. Di dalam budaya organisasi pendidikan, setiap SDM sebagai

individu dan anggota organisasi terwujud hubungan formal dan hubungan

informal antar personil yang harmonis sesuai dengan posisi, wewenang

dan tanggung jawab masing – masing di dalam dan di luar jam kerja.

7) Etika dan Tanggung Jawab Sosial

Tolok ukur ini menunjukkan bahwa dalam bekerja terlaksana dan

dikembangkan etika dan tanggung jawab sosial yang tinggi, dengan selalu

mendahulukan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara di atas

kepentingan pribadi, kelompok dan/atau organisasi. Tolok ukur keunggulan

tersebut di atas sangat penting artinya bagi kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara sekarang dan di masa mendatang. Untuk itu

diperlukan kerjasama dan dukungan masyarakat dalam

30

Page 31: makalah pelope

menumbuhkembangkan organisasi dalam mengimplementasikan

Manajemen Strategik secara optimal, agar keunggulan – keunggulan di atas

dapat diwujudkan yang hasilnya akan menguntungkan masyarakat pula.

b. Manfaat Manajemen Strategik

Secara terinci manfaat manajemen strategik bagi organisasi non profit

(pendidikan) adalah :

1) Organisasi pendidikan (sekolah) sebagai organisasi kerja menjadi dinamis,

karena RENSTRA dan RENOP harus terus menerus disesuaikan dengan kondisi

realistic organisasi (analisis internal) dan kondisi lingkungan (analisis eksternal)

yang selalu berubah terutama karena pengaruh globalisasi. Dengan kata lain

Manajemen Strategik sebagai pengelolaan dan pengendalian yang bekerja secara

realistik dalam dinamikanya, akan selalu terarah pada Tujuan Strategik dan Misi

yang realistic pula.

2) Implementasi Manajemen strategik melalui realiasi RENSTRA dan RENOP

berfungsi sebagai pengendali dalam mempergunakan semua sumber daya yang

dimiliki secara terintegrasi dalam pelaksanaan fungsi – fungsi manajemen, agar

berlangsung sebagai proses yang efektif dan efisien. Dengan demikian

berartiManajemen Strategik mampu menunjang fungsi kontrol, sehingga seluruh

proses pencapaian Tujuan Strategik dan perwujudan Visi berlangsung secara

terkendali.

3) Manajemen Strategik diimplementasikan dengan memilih dan menetapkan

strategi sebagai pendekatan yang logis, rasional dan sistematik, yang menjadi

acuan untuk mempermudah perumusan dan pelaksanaan program kerja. Strategi

yang dipilih dan disepakati dapat memperkecil dan bahkan meniadakan perbedaan

dan pertentangan pendapat dalam mewujudkan keunggulan yang terarah pada

pencapaian tujuan strategik.

4) Manajemen Strategik dapat berfungsi sebagai sarana dalam

mengkomunikasikan gagasan, kreativitas, prakarsa, inovasi dan informasi baru

serta cara merespon perubahan dan perkembangan lingkungan operasional,

nasional dan global, pada semua pihak sesuai dengan wewenang dan tanggung

31

Page 32: makalah pelope

jawabnya. Dengan demikian akan memudahkan dalam menyepakati perubahan

atau pengembangan strategi yang akan dilaksanakan, sesuai dengan atau tanpa

merubah keunggulan yang akan diwujudkan oleh organisasi.

5) Manajemen Strategik sebagai paradigma baru di lingkungan organisasi

pendidikan, dapat mendorong perilaku proaktif semua pihak untuk ikut serta

sesuai posisi, wewenang dan tanggungjawab masing – masing. Dengan demikian

setiap unit dan atau satuan kerja akan berusaha mewujudkan keunggulan di

bidangnya untuk memperkuat keunggulan organisasi.

6) Manajemen Strategik di dalam organisasi pendidikan menuntut semua yang

terkait untuk ikut berpartisipasi, yang berdampak pada meningkatnya perasaan

ikut memiliki (sense of belonging), perasaan ikut bertanggungjawab (sense of

responsibility), dan perasaan ikut berpartisipasi (sense of participation). Dengan

kata lain manajemen strategik berfungsi pula menyatukan sikap bahwa

keberhasilan bukan sekedar untuk menajemen puncak, tetapi merupakan

keberhasilan bersama atau untuk keseluruhan organisasi dan bahkan untuk

masyarakat yang dilayani.

Daftar Pustaka

Hunger, J.D and Wheelen, T.L. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi

Rochaeti, Eti dan Pontjorini Rahayuningsih. 2005. Sistem Informasi Manajemen

Pendidikan. Jakarta: Bumi Akasara

32

Page 33: makalah pelope

Sagala, Syaiful dan Antilan Purba. 2007. Manajemen Strategik dalam

Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Siagian, Sondang P. 2008. Manajemen Stratejik. Jakarta: Bumi Aksara

Umar, Husein. 2001. Strategic Management in Action. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama

33