Upload
resti-yuliyanti
View
26
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PEMBAHASAN
1.1. Pengertian Manajemen
Manajemen menurut Donnelly, Gibson dan Ivancevich (1971:4) adalah
sebagai suatu proses di mana usaha individu dan kelompok dikoordinasikan
untuk mencapai tujuan bersama
Menurut Stoner dan Freeman (1992), manajemen adalah suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengawasi pekerjaan
anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi yang
tersedia untuk mencapai tujuan organisasi yang dinyatakan dengan jelas.
Sedangkan menurut Oei Liong Lee, manajemen adalah ilmu
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan serta
mengevaluasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai
tujuan bersama.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
manajemen adalah suatu proses merencanakan, pengorganisasian, memimpin
dan mengawasi untuk mencapai tujuan organisasi bersama.
1.2 Tujuan manajemen pendidikan
Dilakukan manajemen agar pelaksanaan suatu usaha terencana secara
sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat, dan lengkap sehingga
mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif dan efesien.
1) Produktivitas adalah perbandingan terbalik antara hasil yang diperoleh
(output) dengan jumlah sumber yang digunakan (input). Produktivitas dapat
dinyatakan secara kuantitas maupun kualitas. Kuantitas output berupa
jumlah tamatan dan kuantitas input berupa jumlah tenaga kerja dan
sumberdaya selebihnya (uang, peralatan, perlengkapan, bahan, dsb.).
produktivitas dalam ukuran kualitas tidak dapat diukur dengan uang,
produktivitas ini digambarkan dari ketepatan menggunakan metode atau
1
cara dan alat yang tersedia dengan waktu yang tersedia dan mendapat
respons positif dan bahkan pujian dari orang lain atas hasil kerjanya. Kajian
terhadap produktivitas secara lebih komprehensif adalah keluaran yang
banyak dan bermutu dari tiap-tiap fungsi atau peranan penyelenggaraan
pendidikan.
2) Kualitas menunjukkan kepada suatu ukuran penilaian atau penghargaan
yang diberikan atau dikenakan kepada barang atau jasa tertentu berdasarkan
pertimbangan objektif atas bobot atau kinerjanya. Jasa/pelayanan atau
produk tersebut harus menyamai atau melebihi kebutuhan atau harapan
pelanggannya. Dengan demikian mutu adalah jasa atau produk yang
menyamai bahkan melebihi harapan pelanggan sehingga pelanggan
mendapat kepuasan.
3) Efektivitas adalah ukuran keberhasilan tujuan organisasi. Etzioni
mengatakan bahwa “keefektifan adalah derajat dimana organisasi mencapai
tujuannya” atau menurut Sergiovani yaitu “keseuaian hasil yang dicapai
organisasi dengan tujuan” (Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2009:
89). Efektivitas dapat ditelaah dari : (1) masukan yang merata, (2) keluaran
banyak dan bermutu tinggi, (3) ilmu yang merata, (4) pendapatan tamatan
yang memadai.
4) Efisiensi. Suatu kegiatan dikatakan efisien apabila tujuan dapat dicapai
secara optimal dengan penggunaan atau pemakaian sumber daya yang
minimal. Efisiensi pendidikan adalah bagaimana tujuan itu dicapai dengan
memiliki tingkat efisiensi waktu, biaya, tenaga, dan sarana.
1.3 Prinsip Manajemen
Fattah dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI (2009:93)
mengklasifikasikan prinsip manajemen ke dalam tiga ranah yaitu:
Prinsip manajemen berdasarkan sasaran; bahwa tujuan adalah sangat
esensial bagi organisasi. Hendaknya organisasi merumuskan tujuan dengan
tepat sesuia dengan arah organisasi, tuntutan zaman dan nilai-nilai yang
berlaku. Tujuan suatu organisasi dapat dijabarkan dalam bentuk visi, misi
2
dan sasaran-sasaran. Ketiga bentuk tujuan itu harus dirumuskan dalam satu
kekuatan tim yang memiliki komitmen terhadap kemajuan dan masa depan
organisasi.
Prinsip manajemen berdasarkan orang; keberadaan orang sangat
penting dalam organisasi. Karena tanpa orang organisasi bukanlah apa-
apa. Orang adalah penggerak organisasi yang perlu diperhatikan secara
manusiawi kebutuhannya, tuntutannya, keinginannya, aspirasinya,
perkembangannya, dan juga keluhan-keluhannya. Manajemen pendidikan
berdasarkan orang adalah suatu aktivitas manajemen yang diarahkan
pada pengembangan sumber daya manusia. Aplikasi prinsip ini adalah
memberikan peluang yang besar kepada staf untuk meningkatkan
kemampuan melalui pelatihan/penataran atau studi lanjut.
Prinsip manajemen berdasarkan informasi; banyak aktivitas
manajemen yang membutuhkan data dan informasi secara cepat, lengkap
dan akurat. Suatu aktivitas pengambilan keputusan sangat didukung oleh
informasi begitupun untuk melaksanakan kegiatan rutin dan incidental
diperlukan informasi yang telah dirancang sedemikian rupa sehingga
memudahkan manajer dan pengguna mengakses dan mengolah informasi.
1.4 Konsep Strategi
Menurut Glueck dalam Eti Rochaety (2008:27), Strategi adalah suatu kesatuan
rencana yang komprehensif dan terpadu yang menghubungkan kekuatan strategi
organisasi dengan lingkungan yang dihadapinya, kesemuanya menjamin agar
tujuan organisasinya tercapai.
Menurut Robson masih dalam Eti Rochaety, strategi merupakan pola
keputusan dari alokasi sumber yang dibuat untuk mencapai tujuan organisasi.
Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan pokok bahwa strategi
pertama, merupakan satu kesatuan rencana organisasi yang komprehensif dan
terpadu yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi; kedua, penyusunan
strategi diperlukan analisis lingkungan karena lingkungan akan menentukan
3
kekuatan dan kelemahan organisasi; ketiga, pencapaian tujuan organisasi
dihadapkan pada berbagai pilihan alternatif strategi yang harus dipertimbangkan;
keempat, strategi yang telah dipilih akan diimplementasikan oleh organisasi dan
memerlukan evaluasi.
1.5 Klasifikasi Strategi
Menurut teori manajemen strategi, strategi perusahaaan antara lain dapat
diklasifikasikan berdasarkan jenis perusahaan. Strategi-strategi yang
dimaksud adalah strategi generik yang akan dijabarkan menjadi strategi
utama/induk. Strategi induk ini selanjutnya dijabarkan menjadi strategi di
tingkat funsional perusahaan, yang sering disebut dengan strategi
fungsional.
Strategi Generik
a. Strategi Stabilitas. Pada prinsipnya strategi ini menekankan pada
tidak bertambahnya produk, pasar, dan fungsi-fungsi perusahaan lain,
karena perusahaan berusaha untuk meningkatkan efisiensi di segala
bidang dalam rangka meningkatkan kinerja dan keuntungan.
b. Strategi Ekspansi. Pada prinsipnya, strategi ini menekankan pada
penambahan/ perluasan produ, pasar, dan fungsi-fungsi perusahaan
lainnya, sehingga aktivitas perusahaan meningkat.
c. Strategi Penciutan. Pada prinsipnya, strategi ini dimaksudkan untuk
melakukan pengurangan atas produk yang dihasilkan atau
pengurangan atas pasar maupun fungsi-fungsi dalam perusahaan.
Strategi ini biasanya diterapkan pada bisnis yang berada pada tahap
menurun.
Strategi Utama
1) Kelompok Strategi Pertumbuhan
a. Strategi Pertumbuhan Konsentrasi. Merupakan strategi di mana
perusahaan berkonsentrasi dan bertumbuh kembang pada semua
4
atau hampir semua sumber daya sejenis. Strategi ini memiliki dua
cara, yaitu:
Horizontal. Dari sisi internal, hendaknya segmen pasar
diperluas untuk mengurangi potensi persaingan, sehingga
skala ekonomi menjadi lebih besar. Dari sisi eksternal,
perusahaan dapat melakukan akuisisi atau joint venture
dengan perusahaan lain pada industry yang sama.
Vertikal. Strategi ini dapat dilakukan dengan cara mengambil
alih fungsi yang sebelumnya disediakan oleh pemasok atau
distributor. Dengan kata lain, terdapat satu atau lebih bisnis
yang selama ini disediakan oleh perusahaan lain.
b. Strategi Pertumbuhan Diversivikasi. Strategi ini menuntut
perusahaan untuk tumbuh dengan cara menambahkan produk atau
divisi yang berbeda dengan produk atau divisi yang telah ada.
Strategi ini terdiri dari beberapa cara, yaitu terpusat dan
konglomerasi.
Terpusat. Melakukan penambahan produk atau divisi yang
sudah ada pada perusahaan sebelumnya, dilakukan dengan
cara yang masih sama dengan produk atau jasa yang sudah
ada.
Konglomerasi. Melakukan penambahan produk atau divisi
yang tidak ada hubungannya dengan lini produk atau jasa
yang telah dimiliki sebelumnya.
2) Kelompok Strategi Stabilitas
a. Strategi Istirahat. Strategi ini tepat dilakukan sebagai strategi
sementara agar perusahaan dapat mengkonsolidasikan sumber
daya yang ada setelah menghadapi pertumbuhan cepat.
5
b. Strategi waspada. Perusahaan tetap menjalankan usahanya dengan
hati-hati karena adanya faktor-faktor penting yang berubah pada
lingkungan eksternal, seperti peraturan pemerintah.
c. Strategi tanpa perubahan. Pada strategi ini perusahaan tidak perlu
melakukan perubahan-perubahan yang berarti. Di sini perusahaan
tetap melakukan usaha-usaha yang dijalankan, dan hanya
melakukan sedikit penyesuaian.
d. Strategi Laba. Strategi ini lebih mengutamakan keuntungan saat
ini walau memiliki resiko besar dengan mengorbankan
pertumbuhan masa depan.
3) Kelompok Strategi Penciutan
a. Strategi Perubahan Haluan. Strategi ini dianjurkan untuk
digunakan pada saat daya tarik industry sedang tinggi walaupun
perusahaan sebenarnya mengalami kesulitan walaupun belum
kritis.
b. Strategi Memikat Perusahaan Lain. Pada startegi ini, beberapa
aktivitas dari bagian tertentu yang kurang menarik perlu
dikurangi, kemudian diusahakan agar funsi-fungsi lain menjadi
lebih menarik. Dengan demikian, diharapkan ada calon investor
mau menginvestasikan modalnya di perusahaan ini.
c. Strategi Jual/Ditutup. Jika perusahaan tidak mampu melakukan
strategi di atas, perusahaan terpaksa harus dijual dan investor
segera meninggalkan bisnis seperti ini, asalkan saham-saham
perusahaan yang akan dijual tidak jatuh, sehingga tidak
merugikan para pemegang saham.
d. Strategi Pelepasan (Bankruptcy) . Strategi ini dapat membantu
perusahaan menghindar dari tanggung jawab atau utang-utang dan
juga dapat menyatakan tidak berlakunya kontrak-kontrak kerja
yang telah disetujui. Sebelum kondisi pailit ini ditentukan,
6
perusahaan dapat berusaha terlebih dahulu menghasilkan
sebanyak-banyaknya uang tunai dari penjualan asset-aset.
e. Strategi Likuidasi. Strategi terakhir yang dapat dilakukan oleh
manajemen karena perusahaan sudah relatif tidak memiliki
prospek lagi.
Strategi Fungsional
a. Strategi di Bidang Pemasaran
Strategi fungsional di bidang pemasaran adalah penuntun agar
aktivitas pemasaran konsisten bukan hanya terhadap strategi utama
yang telah ditentukan, melainkan juga terhadap strategi berbagai
bidang fungsional lainnya.
Dalam bidang pemasaran, manajemen pemasaran dikelompokkan
dalam empat aspek yang sering dikenal dengan marketing mix atau
bauran pemasaran. Aspek-aspek tersebut adalah aspek produk, harga,
promosi, dan distribusi
b. Strategi di Bidang Keuangan
Sebagaimana diketahui, manajemen keuangan merupakan bagian
dari perusahaan (sekolah) yang fungsinya adalah mengorganisasikan
perolehan dana, menggunakan dana, dan sekaligus mengendalikan
dana tersebutdalam rangka memaksimalisasi nilai perusahaan Dana
dapat diperoleh dari berbagai sumber, yaitu dari sumber internal dan
eksternal. Selanjutnya dana yang didapat tersebut dikendalikan
melalui manajemen kas, yang pada tahapan selanjutnya dana tersebut
akan diinvestasikan baik untuk investasi jangka pendek maupun
jangka pendek untuk memperoleh laba.
c. Strategi di Bidang SDM
Dalam strategi di bidang SDM hendaknya tergambar bentuk dan
jenis langkah yang akan diambil pada tingkat manajemen operasional
7
berdasarkan strategi utama yang menyangkut MSDM serta telah
ditetapkan pada tingkat manajemen yang lebih tinggi. Seluruh
kegiatan MSDM berkisar pada pengadaan, penggunaan, pemeliharaan
SDM sedemikian rupa sehingga mendukung penampilan kinerja
organisasi yang memuaskan.
Kegiatan MSDM terbagi atas tiga kelompok besar, yaitu: proses
karyawan masuk ke dalam organisasi, proses karyawan di dalam
organisasi dan proses karyawan mengundurkan diri dari organisasi.
Selama pegawai bekerja, hendaknya perusahaan memperhatikan
hak-hak pegawai seperti kompensasi, perencanaan karier,
keselamatan kerja dan kesehatan, serta pelatihan dan pengembangan.
Dengan terpenuhinya hak-hak mereka, diharapkan produktivitas dan
prestasi kerja mereka akan menghasilkan laba bagi perusahaan.
Selanjutnya, setelah pegawai bekerja, mau tidak mau suatu saat ia
harus berhenti.
d. Strategi di Bidang Produksi/Operasi
Perumusan dan penetapan strategi di bidang produksi/operasi
penting dilakukan untuk dijadikan sebagai tuntunan kerja para
manajer. Pengalaman menunjukkan bahwa ada dua komponen yang
biasanya menjadi perhatian utama. Yang pertama adalah Sarana dan
Prasarana kerja. Komponen ini menyangkut berbagai keputusan,
misalnya tentang alokasi usaha, besaran usaha, pemakaian fasilitas
kerja, dan penggantiannya. Kedua adalah cara pengadaan sarana dan
prasarana. Pada umumnya terdapat dua jenis pilihan dalam hal
pengadaan sarana dan fasilitas kerja, yaitu dengan menyewa atau beli.
Pilihan mana yang akan digunakan diukur berdasarkan pada biaya.
Masing-masing memiliki kebaikan dan keburukan. Oleh karena itu,
rincian yang lebih jelas perlu dibuat dan dimasukkan sebagai bagian
strategi fungsional dan operasional.
8
e. Strategi di Bidang Sistem Informasi
Strategi dalam bidang sistem informasi hendaknya dapat
mengarahkan kinerja sistem secara terintegrasi untuk menghasilkan
informasi yang dapat dijadikan sebagai masukan untuk pengambilan
keputusan manajemen.
Cara penyampaian pendekatan integrasi dalam perkembangan
sistem adalah dengan menggunakan strategi utama. Bekerja menurut
cetak biru jangka panjang sangat diperlukan. Sesungguhnya, alasan
yang sama untuk perencanaan bisnis dapat pula berlaku untuk
strategi di bidang sistem informasi. Empat alasan utama perlunya
strategi di bidang ini dipaparkan berikut ini.
a. Mengurangi ketidakpastian. Banyak organisasi yang telah tertinggal jauh di belakang dibandingkan potensi mereka yang sebenarnya dalam memproses informasi yang diperlukan. Ini bisa terjadi misalnya karena kurangnya informasi untuk memilih teknologi komputer yang tepat dan sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Dengan demikian, perlu dibuat rencana pengembangan yang baik agar dapat mengurangi ketidakpastian pada system informasi terintegrasi yang diharapkan.
b. Meningkatkan keuntungan dari operasional. Merencanakan pendekatan sistem secara menyeluruh dan terintegrasi akan mengurangi biaya operasional. Uang dapat dihemat dan prestasi dapat ditingkatkan dengan suatu keterkaitan yang efektif antara fungsi-fungsi yang berdekatan melalui rencana yang baik dan dalam desain sistem yang terintegrasi.
c. Memusatkan perhatian pada tujuan. Sesungguhnya, jika kita meninjau dasar-dasar proses perencanaan, kita akan menemukan bahwa perencanaan tidak dapat berjalan di setiap daerah usaha sebelum tujuan yang memadaidi tetapkan terlebih dahulu. Dengan demikian, pengembangan rencana system induk menghendaki dilakukannya penelitian untuk menetapkan sasaran.
d. Menyediakan sarana guna mengendalikan operasi. Jika kegiatan pengembangan system informasi di dalam proyek diorganisasikan dengan sasaran spesifik yang harus dicapai dalam jangka waktu
9
tertentu dan dengan biaya yang telah ditentukan, maka tujuan ini dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk mengukur keberhasilan selanjutnya.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya
strategi bidang system informasi, berarti hal-hal yang harus
diterapkan oleh manajemen tidak dibiarkan berjalan sendiri-sendiri.
Prioritas untuk pengembangan subsistem, jika manajemen
menganggapnya sesuai, harus diterapkan dan dilaksanakan
berdasarkan manfaatnya.
1.6 Karakteristik Strategi Pendidikan
Misi dasar pola pendidikan yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan
masyarakat, harus memiliki karakteristik khusus, yaitu sebagai berikut.
a. Pengutamaan kemampuan dasar
Pendidikan pertama-tama harus mampu membekali peserta didik dengan
tiga kemampuan dasar yang fungsional bagi kehidupan dan untuk belajar
lebih lanjut, yaitu membaca, menulis, dan berhitung. Ketiga kemempuan ini
dikembangkan peserta didik sejak peserta didik berada di tingkat pendidikan
dasar. Selanjutnya di samping tiga kemampuan dasar tersebut, peserta didik
diharapkan memiliki sejumlah kompetensi dasar untuk semua bidang
akademik dan nonakademik sebagaimana telah dirumuskan dalam
kurikulum.
b. Penguasaan kompetensi umum
Arus globalisasi semakin deras sehingga sulit untuk dihindari. Dalam rangka
mengantisipasi globalisasi, kiranya perlu sekali setiap siswa pada semua
jenjang , jenis, dan jalur pendidikan untuk memiliki kompetensi generic
yang meliputi keterampilan mengatur diri , keterampilan berkomunikasi,
kemampuan menangani orang dan tugas, dan kemampuan memobilisasi
inovasi dan perubahan.. kompetensi ini diharapkan mampu membekali
10
peserta didik untuk beradaptasi dan hidup di tengah masyarakatnya dan
bahkan dalam lingkungan global.
c. Penyelenggaraan program studi dengan kualifikasi yang dapat dipasarkan
(Marketable)
Sejauh ini program pendidikan yang dikembangkan oleh institusi negeri
lebih bersifat konvensional, konservatif, dan cenderung lebih berorientasi
kepada supply driven. Untuk batas-batas tertentu, pemerintah bertanggung
jawab untuk kepentingan pengembangan, misalnyaprogram studi yang
diharapkan menjadi penopang kepentingan pengembangan, misalnya
program studi ilmu murni. Berbeda dengan institusi pendidikan negeri,
institusi pendidikan swasta lebih proaktif mengembangkan program-
program alternative untuk memenuhi kebutuhan pasardengan orientasi yang
cenderung demand-driven. Hal ini sangat dimaklumi karena kelangsungan
institusi pendidikan swasta sangat tergantungkepada para peserta didiknya
(siswa, mahasiswa, warga belajar). Apabila institusi swasta mengabaikan
tuntutan pasar atau pengguna jasa pendidikan, lambat laun institusi itu akan
mengalami kemunduran. Oleh karena itu, lembaga pendidikan swasta harus
berusaha mengembangkan jenis-jenis program yang benar-benar dapat
dipasarkan.
d. Pendidikan yang memiliki kepedulian terhadap teknologi informasi
Di era teknologi informasi ini, setiap individu dituntut untuk memilliki
kepedulian terhadap munculnya teknologi informasi yang sangat pesat dan
turut memiliki pengetahuan dasar/prinsip-prinsip dasar dan proses
penggunaan teknologi informasi dan dampaknya terhadap kehidupan
manusia. Tanpa memiliki kepedulian terhadap perkembangan teknologi
informasi, diyakini kita tidak akan dapat mengikuti perkembangan
pengetahuan maupun teknologi, bahkan tidak dapat menggunakan teknologi
informasi tersebut sebagai sarana dalam mengembangkan pendidikan. Oleh
11
karena itu, setiap pendidik dituntut memiliki kepedulian tersebut agar dapat
meletakkan dasar-dasar pengetahuan kepada peserta didik.
e. Pendidikan agama, moral, dan budi pekerti
Akhir-akhir ini kehidupan bangsa Indonesia banyak diwarnai oleh berbagai
penyimpangan perilaku yang keluar dari kaidah-kaidah agama, nilai-nilai
moral, dan budi pekerti yang dijunjung tinggi oleh budaya bangsa. Berbagai
ketegangan mental akibat krisis ekonomi dan akumulasi frustasi sosial dari
masa lalu ditambah dengan iklim keterbukaan yang terjadi sejak bergulirnya
reformasi, telah memicu terjadinya berbagai masalah sosial yang frekuensi
dan intensitasnya belum pernah dialami sebelumnya oleh bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, harus segera diatasi dengan mengintensifkan pendidikan
agama, moral maupun budi pekerti agar penyimpangan perilaku ini tidak
berkelanjutan dan tidak merusak masa depan anak bangsa.
f. Pendidikan multikultural dan perdamaian
Keragaman etnik, bahasa local, dan tradisi budaya Indonesia merupakan
kekayaan yang sangat berharga apabila dapat dipelihara dan dimanfaatkan
untuk memperkuat bangunan bangsa ini sebagai bangsa yang berbudaya,
atau keberagaman dalam satu atau kesatuan dalam keberagaman.
Keberagaman yang sesungguhnya dapat dijadikan petunjuk yang
mendorong kreativitas bangsa, proses pengayaan intelektual, dan
pengembangan sikap yang tpleran terhadap perbedaan. Namun, karena tidak
terdapat pengelolaan yang baik, akhir-akhir ini wacana budaya yang kaya
tersebut menjadi beban bahkan menjadi pemicu terjadinya berbagai tragedi
nasional dalam bentuk konflik horizontal antara kelompok masyarakat yang
berbeda latar belakangnya, yang selama ini populer dengan nama SARA
(suku, agama, ras, dan antargolongan). Dalam upaya membangun kembali
bangsa yang majemuk ini maka pendidikan dituntut untuk memainkan
peranan yang strategis melalui pengembangan pendidikan multicultural dan
12
pendidikan perdamaian. Pada prinsipnya tujuan pendidikan ini bertujuan
mengembangkan kesadaran untuk bersatu dalam keberagaman, bahwa
perbedaan-perbedaan yang timbul hendaknya diselesaikan dengan cara-cara
yang beradab dan damai.
1.7 Konsep Manajemen Strategi
Menurut Glueck, manajemen strategi adalah sejumlah keputusan dan
tindakan yang mengarah pada penyusunan strategi atau sejumlah strategi
yang efektif untuk membantu mencapai sasaran organisasi.
Manajemen strategi merupakan keputusan memilih strategi dan
bagaimana merencanakan strategi tersebut, agar memberikan dampak pada
kemajuan organisasi melalui aktivitas analisis, pemilihan dan implementasi
strategi yang telah ditetapkan (Johnson and Scholes dalam Eti Rochaety
(2008:28))
Manajemen strategik adalah serangkaian keputusan dan tindakan
mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh
seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi
tersebut (Sondang, 2004 : 15).
Menurut Pearce dan Robinson (1997 : 20), manajemen strategik
didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang
menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi)
rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan.
Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan
pengendalian keputusan-keutusan dan tindakan-tindakan perusahaan yang
berkaitan dengan strategi.
Manajemen strategis menurut Hunger dan Wheelen (2003: 4) adalah
serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja
perusahaan dalam jangka panjang.
Menurut Hadari Nawawi (2005:148-149) “manajemen strategik
adalah perencanaan berskala besar (disebut Perencanaan Strategik) yang
berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut VISI), dan
13
ditetapkan sebagai keputusan manajemen puncak (keputusan yang bersifat
mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara
efektif (disebut MISI), dalam usaha menghasilkan sesuatu (Perencanaan
Operasional) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi
pencapaian tujuan (disebut Tujuan Strategik) dan berbagai sasaran (Tujuan
Operasional) organisasi.” Pengertian yang cukup luas ini menunjukkan
bahwa Manajemen Strategik merupakan suatu sistem yang sebagai satu
kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi, dan bergerak secara serentak ke arah yang sama pula.
Komponen pertama adalah Perencanaan Strategik dengan unsur – unsurnya
yang terdiri dari Visi, Misi, Tujuan Strategik organisasi. Sedang komponen
kedua adalah Perencanaan Operasional dengan unsur – unsurnya adalah
Sasaran atau Tujuan Operasional, Pelaksanaan Fungsi – fungsi manajemen
berupa fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi
penganggaran, kebijaksanaan situasional, jaringan kerja Internal dan
eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen
strategik adalah serangkaian keputusan yang berorientasi pada jangkauan
masa depan, dirumuskan oleh manajer dan dilaksanakan oleh seluruh
komponen suatu organisasi atau lembaga tertentu untuk mencapai suatu
tujuan.
Dalam manajemen strategik pada dunia bisnis dimanfaatkan untuk
memprediksi kecenderungan pasar dan peluang-peluang memperoleh
keunggulan bersaing. Sementara itu, dunia pendidikan menggunakan konsep
strategik untuk lebih mengefektifkan pengalokasian sumber daya yang ada
dalam pencapaian tujuan pendidikan
14
1.8 Diagram manajemen strategik
15
1.9 Karakteristik Manajemen Strategik
a. Manajemen Strategik diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala
besar dalam arti mencakup seluruh komponen di lingkungan sebuah
organisasi yang dituangkan dalam bentuk Rencana Strategik (RENSTRA)
yang dijabarkan menjadi Perencanaan Operasional (RENOP), yang
kemudian dijabarkan pula dalam bentuk Program –program kerja.
b. Rencana Strategik berorientasi pada jangkauan masa depan ( 25 – 30
tahun). Sedang Rencana Operasionalnya ditetapkan untuk setiap tahun
atau setiap lima tahun.
c. VISI, MISI, pemilihan strategik yang menghasilkan Strategi Utama
(Induk) dan Tujuan Strategik Organisasi untuk jangka panjang, merupakan
acuan dalam merumuskan RENSTRA, namun dalam teknik
penempatannya sebagai keputusan. Manajemen Puncak secara tertulis
semua acuan tersebut terdapat di dalamnya. RENSTRA dijabarkan
menjadi RENOP yang antara lain berisi program – program operasional.
d. Penetapan RENSTRA dan RENOP harus melibatkan Manajemen Puncak
(Pimpinan) karena sifatnya sangat mendasar dalam pelaksanaan seluruh
misi organisasi.
e. Pengimplementasian Strategi dalam program – program untuk mencapai
sasarannya masing – masing dilakukan melalui fungsi – fungsi manajemen
yang mencakup pengorganisasian, pelaksanaan, penganggaran dan kontrol.
Berdasarkan karakteristik dan komponen Manajemen Strategik sebagai
sistem, terlihat banyak faktor yang mempengaruhi tingkat intensitas dan
formalitas pengimplementasiannya di lingkungan organisasi non profit
(pendidikan).
Berdasarkan karakteristik dan komponen Manajemen Strategik sebagai
sistem, terlihat banyak faktor yang mempengaruhi tingkat intensitas dan
formalitas pengimplementasiannya di lingkungan organisasi non profit
(pendidikan). Beberapa faktor tersebut antara lain adalah ukuran besarnya
organisasi, gaya manajemen dari pimpinan, kompleksitas lingkungan ideologi,
16
sosial politik, sosial ekonomi, sosial budaya. termasuk kependudukan, peraturan
pemerintah dsb. sebagai tantangan eksternal. Tingkat intensitas dan formalitas itu
dipengaruhi juga oleh tantangan internal, antara lain berupa kemampuan
menterjemahkan strategi menjadi proses atau rangkaian kegiatan pelaksanaan
pekerjaan sebagai pelayanan umum yang efektif, efisien dan berkualitas (dalam
bidang pendidikan misalnya menetapkan model/sistem instruksional, sumber –
sumber belajar, media pembelajaran dll).
1.10 Komponen model manajemen strategik
A. Misi perusahaan
Misi suatu perusahaan adalah tujuan unik yang membedakannya dari
perusahaan-perusahaan lain yang sejenis dan mengidentifikasi cakupan
operasinya.
B. Profil perusahaan
Profil perusahaan menggambarkab kualitas sumber daya keuangan,
manusia, dan fisik perusahaan. Profil ini juga menilai kekuatan dan
kelemahan manajemen dan struktur organisasi perusahaan. Akhirnya,
profil perusahaan membandingkan keberhasilan masa lalu perusahaan
serta titik perhatian tradisionalnya dengan kemampuan perusahaan saat
ini guna mengidentifikasi kemampuan masa depan perusahaan.
C. Lingkungan ekstern
Lingkungan ekstern perusahaan terdiri dari semua keadaan dan kekuatan
yang mempengaruhi pilihan strategiknya dan menentukan situasi
persaingannya.
D. Analisis dan pilihan strategik
Penilaian secara simultan atas lingkungan ekstern dan profil perusahaan
memungkinkan perusahaan mengidentifikasi berbagai peluang interaktif
yang mungkin menarik. Peluang-peluang ini adalah jalur investasi yang
mungkin. Tetapi, mereka harus disaring berdasarkan misi perusahaan
guna menghasilkan sekumpulan peluang yang mungkin dan
dikehendaki. Proses penyaringan ini menghasilkan kumpulan opsi yang
17
nantinya akan menghasilkan pilihan strategik. Proses ini dimaksudkan
untuk menyediakan kombinasi sasaran jangka dan strategi umum yang
secara optimal akan memposisikan perusahaan dalam lingkungan
eksternnya untuk mencapai misi perusahaan.
E. Sasaran jangka panjang
Hasil yang diharapkan suatu organisasi dalam kurun waktu beberapa
tahun dinamakan sasaran jangka panjang. Sasaran seperti itu biasanya
meliputi beberapa atau seluruh bidang berikut: kemampulabaan, laba
atas investasi, posisi bersaing, kepemimpinan teknologi, produktivitas,
hubungan karyawan, tanggung jawab sosial, dan pengembangan
karyawan.
F. Strategi umum
Rencana umum dan menyeluruh mengenai tentang tindakan-tindakan
utama yang akan dilakukan perusahaan untuk mencapai sasaran jangka
panjangnya dalam suatu lingkungan yang dinamik dinamakan strategi
umum, pernyataan(rumusan), tentang cara ini mengungkapkan
bagaimana sasaran-sasaran tersebut akan dicapai.
G. Sasaran tahunan
Hasil yang ingin dicapai organisasi dalam kurun waktu satu tahun
dinamakan sasaran tahunan atau sasaran jangka pendek. Sasaran seperti
ini mencakup bidang-bidang yang sama dengan bidang yang dicakup
dalam sasaran jangka panjang. Perbedaan antara sasaran jangka pendek
dan jangka panjang utamanya terletak pada rincian yang lebih besar dan
diperlukan dalam sasaran jangka pendek.
H. Strategi fungsional
Dalam kerangka besar strategi umum, setiap fungsi bisnis atau divisi
membutuhkan rencana tindakan yang spesifik dan terpadu. Kebanyakan
manager strategi berusaha mengembangkan suatu strategi operasional
untuk setiap perangkat sasaran tahunan terkait. Strategi operasional
adalah rumusan rinci mengenai cara-cara yang akan digunakan untuk
mencapai sasaran tahunan berikutnya.
18
I. Kebijakan
Kebijakan adalah keputusan bersifat umum yang telah ditetapkan
sebelumnya yang menjadi pedoman atau menjadi pengganti bagi
pengambilan keputusan manajerial yang bersifat repetitif (berulang).
Kebijakan memedomani pemikiran, keputusan, dan tindakan manajer
dan pada bawahan mereka dalam mengimplementasikan strategi
organisasi. Kebijakan memberikan penuntun untuk menetapkan dan
mengendalikan proses operasi perusahaan yang sedang berjalan sesuai
dengan sasaran strategic perusahaan.
J. Pengendalian dan evaluasi
Implementasi startegi harus dipantau untuk mengetahui sejauh mana
sasaran perusahaan tercapai. Betapapun diusahakan obyektif, proses
perumusan strategi sebagian besar bersifat subyektif. Jadi, ujian penting
pertama terhadap suatu strategi hanya dapat dilakukan setelah
implementasi.
1.11 Proses Manajemen Strategik
Manajemen strategik menurut Yuwono dan Ikhsan dalam Syaiful
Sagala (2007:128) biasanya dihubungkan dengan pendekatan manajemen dan
integratif yang mengedepankan secara bersama-sama seluruh elemen seperti
planning, implementing, dan controlling.
Model manajemen strategik menurut Sharplin dalam Syaiful Sagala
(2007: 129) memerlukan dua fase besar masing-masing terdiri dari beberapa
tahapan, yakni fase “strategy formulation” yang mencakup tahapan penetapan
misi organisasi, assessment lingkungan, menetapkan arah dan sasaran, dan
menentukan strategi. Sementara fase kedua adalah “strategy implementation”
yang terdiri dari menggerakkan strategi, melakukan evaluasi strategik, dan
control strategik. Bagaimana posisi formulasi strategik dan implementasi
strategik dapat dilihat skema yang dikemukakan Sonhaji.
19
Perumusan visi dan misi
Asesmen lingkungan
Perumusan tujuan khusus
Penentuan strategi
Pengendalian Strategi
Evaluasi Strategi
Aktivitas Strategi
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa proses
manajemen strategik meliputi formulasi strategi, implementasi strategi dan
evaluasi strategi.
1) Formulasi Strategik
Dalam menentukkan strategi harus dipahami bahwa hal yang pokok dari
formula strategi adalah menyusun perencanaan yang berkelanjutan.
Terdapat lima langkah formula strategi, yaitu
1. Perumusan misi yaitu pencitraan bagaimana sekolah seharusnya
bereksistensi
2. Asesmen lingkungan eksternal yaitu mengakomodasi kebutuhan
lingkungan akan mutu pendidikan yang dapat disediakan oleh
sekolah.
3. Asesmen organisasi yaitu merumuskan dan mendayagunakan sumber
daya sekolah secara optimal
4. Perumusan tujuan khusus yaitu penjabaran dari pencapaian misi
sekolah yang ditampakkkan dalam tujuan sekiolah dan tujuan tiap-
tipa mata pelajaran
5. Penentuan strategi yaitu memilih strategi yang paling tepat untuk
mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan dengan menyediakan
anggaran, sarana dan prasarana maupun fasilitas yang dibutuhkan
untuk itu.
Faktor yang harus diperhatikan dalam merumuskan suatu strategi:
20
1. Strategi berarti menentukan misi pokok suatu organisasi karena
manajemen puncak menyatakan secara garis besar apa yang menjadi
pembenaran keberadaan organisasi, filosifi yang bagaimana yang akan
digunakan untuk menjamin keberadaan organisasi tersebut dan sasaran apa
yang ingain dicapai. Strategi merupakan keputusan dasar yang dinyatakan
secara garis besar.
2. Dalam merumuskan dan menetapkan strategi mamajemen puncak
mengembangkan profil tertentu bagi organisasi.
3. Pengenalan lingkungan dimana organisasi akan berinteraksi, terutama
situasi yang membawa suasana persaingan yang mau tidak mau harus
dihadapi organisasi apabila organisasi tersebut ingin mempertahankan
eksistensi dan produktifitasnya.
4. Suatu strategi harus merupakan analisis yang tepat tentang kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki oleh organisasi, peluang yang harus
dimanfaatkan, dan ancaman yang diperkirakan akan dihadapi.
5. Mengidentifikasikan beberapa pilihan yang wajarditelaah lebih lanjut dari
berbagai alternatif yang tersedia dikaitkan dengan keseluruhan upaya yang
akan dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran organisasi
6. Menjatuhkan pilihan pada satu alternatif yang dipandang paling tepat
dengan kondisi internal organisasi
7. Suatu sasaran jangka panjang
8. Memperhatikan pentingnya operasionalisasi keputusan dasar yang dibuat
dengan memperhitungkan kemampuan organisasi dibidang anggaran,
sarana, prasarana, dan waktu.
9. Mempersiapkan tenaga kerja yang memenuhi berbagai persyaratan
10. Seleksi teknologi yang akan dimanfaatkan
21
11. Memperhitungakan bentuk, tipe, dan struktur organisasi yang akan
digunakan
12. Menciptakan suatu system pengawasan
13. System penilaian behasil tidaknya pelaksanaan strategi yang dilakukan
berdasarkan kriteria yang rasional dan objektif
14. Menciptakan suatu system umpan balik
Dari pembahasan diatas, pada dasarnya yang dimaksud bagi manajemen
organisasi ialah rencana berskala besar yang berorientasi jangkauan masa
depan yang jauh serta ditetapkan sedemikian rupa sehingga memunngkinkan
organisasi berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya dalam kondisi
persaingan yang kesemuanya diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan
dan berbagai sasaran organisasi yang bersangkutan.
Strategi yang digunakan dalam manajemen sekolah diatur sedemikian
rupa, yaitu perencanaan strategis sekolah berkaitan dengan operasi sekolah
dalam menyelenggarakan programnya, sedangkan untuk memperkuat
kemampuan sekolah menghindari masalah dan dapat mencapai tujuan sesuai
mutu yang dipersyaratkan, maka akan diuji kemampuan kepala sekolah
menentukan kebijakan. Manajemen strategik khususnya pada strategi
kebijakan dapat dilakukan jika keputusan merupakan keputusan bersama,
bukan keputusan sepihak dan keputusan itu dipilih dari alternative terbaik.
Karena keterlibatan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru,
konselor, tenaga kependidikan, wali kelas, dan personel sekolah lainnya
dalam dalam pengambilan keputusan akan meningkatkan pemahaman mereka
terhadap keputusan sekolah dan meningkatkan motivasi dalam bekerja.
Konsep strategi ini melibatkan secara langsung semua manager di semua level
dalam planning dan implementasinya.
Sebab itu, menurut Ansoff dalam Syaiful Sagalan (2007:130)
manajemen strategik disebut juga dengan pembuatan keputusan partisipatif,
dan ini menurut Pearce dan Robinson, memiliki keuntungan yakni (1)
22
kegiatan formulasi strategi memperkuat kemampuan perusahaaan
menghindari masalah; (2) keputusan strategik berdasarkan kelompok niscaya
merupakan keputusan alternatif terbaik; (3) keterlibatan pegawai dalam
memformulasikan keputusan akan meningkatkan pemahaman mereka dan
meningkatkan motivasi dalam bekerja; (4) tumpang tindih kegiatan akan
terkurangi karena partisipasi dalam memformulasikan strategi turut
mengklarifikasi berbagai perbedaan; dan (5) resistansi terhadap perubahan
akan terkurangi.
2) Implementasi Strategi
Impelementasi srtategi dalam manajemen sekolah melibatkan upaya
besar yang bertujuan mentransformasi tujuan strategic kedalam aksi yaitu
menyelenggaraan program sekolah. Menurut Sharplin(1985:9) strategy
implementation merupakan vase kedua dari model manajemen strategic.
Implementasi strategi ini terdiri dari menggerakkkan strategi,melakukan
evaluasi strategic,dan mengontrol atau pengawasan strategic. Penggerakkkan
strategic dapat didinamiskan dengan memperhatikan struktur, kebijakan, dan
komitmen sumber daya.lebih lengkap dalam menggerakkan strategi ini perlu
memperhatikan bagian- bagian antara lain penempatan dalam struktur
organisasi, isi arahan dan kebijakan, komitmen sumber daya, kepemimpinan
dalam organisasi, aplikasi motivasi menjadi kegiatan strategic,penggunaan
dasar-dasar kekuatan dan politik. Evalusi strategic dengan penuh kedisiplinan
sangat diperlukan untuk memastikan apakan implementasi sesuai dengan
perencanaan yang disepakati.
Tujuan utama dari evalusi strategik ini memonitor dan mengevaluasi
perkembangan organisasi dalam mencapai tujuan atau sasaran dengan
menggunakan standar tertentu, yang selanjutnya dapat memberikan koreksi
atau mempertimbangkan kemungkinan mengubah metode yang lebih sesuai
dengan tujuan.melakukan control strategic sebagai langkah sesuai yang terkait
langsung dengan evaluasi dengan maksud memberikan koreksi atau
bimbingan,hasil dari koreksi itu dapat diambil kebijakan selanjutnya. Menurut
23
Schendel dan Hofer, implementasi dicapai melalui alat administrasi yang
dapat dikelompokan dalam 3 katagori:
1. Struktur yaitu siapa yang bertanggungjawab terhadap apa,kepala
sekolah bertanggung jawab kepada siapa.
2. Proses yaitu bagaimana tugas dan tanggungjawab itu dikerjakan
masing-masing personal.
3. Tingkah laku yaitu perilaku yang menggambarkan
motivasi,semangat kerja,penghargaan,disiplin,etika dst.
1.12 Faktor-faktor yang berpengaruh dalam rancang bangun sistem
manajemen strategik
1. Tipe dan struktur organisasi
Setiap organisasi memiliki “kepribadian” yang khas. Tipe dan
struktur yang dipilih untuk digunakan harus dikaitkan dengan
“kepribadian” yang dimaksud. Secara tradisional, tipe dan struktur yang
paling banyak digunakan adalah tipe yang hierarkikal atau pyramidal.
Struktur organisasi tidak sekedar wadah dimana berbagai kegiatan
berlangsung, akan tetapi sebagai wahana yang efektif bagi para
anggotanya untuk berinteraksi dan saling berhubungan.
Pentingnya perhatian ditunjuk pada struktur terletak pada
kenyataan bahwa:
a. Dalam struktur tergambar hierarki kekuasaan dan kewenangan yang
berlaku meskipun dewasa ini para pakar makin menonjolkan pentingnya
penciptaan struktur yang lebih datar, bukan yang hierarkis piramidal;
b. Dalam struktur tergambar hubungan antara satu satuan kerja dengan
satuan-satuan kerja yang lain , sekaligus menunjukan bentuk dan jenis
interaksi dan interpendensi yang harus terjadi;
c. Struktur organisasi memaparkan jaringan informasi yang ada dan dapat
dimanfaatkan;
24
d. Dalam struktur organisasi terlihat berbagai saluran komunikasi yang
tersedia;
e. Struktur organisasi menggambarkan cara yang digunakan oleh manajemen
puncak membagi tugas dan tanggung jawab satu-satuan kerja yang ada
dalam organisasi tersebut.
Dali kelima alasan tersebut kiranya terlihat dengan jelas betapa
pentingnya pemilihan tipe dan struktur organisasi yang tepat guna
mengoprasionalkan strategi yang telah ditentukan.
2. Gaya manajerial
Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang situasional.
Gaya manajerial yang tepat ditentukan oleh tingkat kedewasaan atau
kematangan para anggota organisasi. Jika anggota organisasi
menunjukan kedewasaan dan sikap yang matang, gaya partisipatif-lah
yang tepat untuk digunakan. Akan tetapi jika anggota organisasi
menunjukan sikap yang kurang dewasa, sangat mungkin gaya manajerial
yang cocok digunakan adalah paternalistic atau bahkan otoriter.
3. Kompleksitas lingkungan eksternal
Lingkungan eksternal organisasi selalu bergerak dinamis yang tentu
sangat berpengaruh pada cara mengelola organisasi, termasuk daam
merumuskan dan menetapkan strategi. Karena tidak ada organisasi yang
dapat membebaskan diri dari dampak dinamika lingkungan eksternal,
maka dinamika tersebut harus dikenali, diperhitungkan dan bahkan
dimanfaatkan demi pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi.
4. Hakikat permasalahan yang dihadapi
Manajemen puncak harus merupakan orang-orang yang cekatan
memecahkan masalah. Pendekatan dan teknik yang digunakan untuk
memecahkan masalah harus berhasil mencabut akar permasalahan dan
tidak sekedar mengobati gejala-gejalanya saja.
25
Strategi manajemen dimaksudkan agar organisasi menjadi satuan
yang mampu menampilkan kinerja tinggi karena organisasi yang berhasil
adalah organisasi yang tingkat efektivitas dan produktivitasnya makin lama
makin tinggi sehingga tujuan dan sasaran tercapai dengan memuaskan.
1.13 Dimensi-Dimensi Manajemen Strategik
a. Dimensi Waktu dan Orientasi Masa Depan
Manajemen Strategi dalam mempertahankan dan mengembangkan
eksistensi suatu organisasi berpandangan jauh ke masa depan, dan
berperilaku proaktif dan antisipatif terhadap kondisi masa depan yang
diprediksi akan dihadapi. Antisipasi masa depan tersebut dirumuskan dan
ditetapkan sebagai Visi organisasi yang akan diwujudkan 25 – 30 tahun
lebih di masa depan. Menurut Hadari Nawawi (2005 : 155), Visi
dapatdiartikan sebagai “kondisi ideal yang ingin dicapai dalam eksistensi
organisasi di masa depan”. Sehubungan dengan itu Lonnie Helgerson yang
dikutip oleh J. Salusu dalam bukunnya Hadari Nawawi mengatakan bahwa :
“Visi adalah gambaran kondisi masa depan dari suatu organisasi yang belum
tampak sekarang tetapi merupakan konsepsi yang dapat dibaca oleh setiap
orang (anggota organisasi). Visi memiliki kekuatan yang mampu
mengundang, memanggil, dan menyerukan pada setiap orang untuk
memasuki masa depan. Visi organisasi harus dirumuskan oleh manajemen
puncak organisasi”. Masih menurut J. Salusu yang mengutip pendapat
Naisibit : “Visi merupakan gambaran yang jelas tentang apa yang akan
dicapai berikut rincian dan instruksi setiap langkah untuk mencapai tujuan.
Suatu visi dikatakan efektif jika sangat diperlukan dan memberikan
kepuasan, menghargai masa lalu sebagai pengantar massa depan”. Masih
dalam Hadari Nawawi, menurut Kotler yang juga dikutip oleh J. Salusu
dikatakan bahwa : “Visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi
yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan,
26
kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani,
nilai-nilai yang diperoleh, serta aspirasi dan cita – cita masa depan.
Sehingga secara sederhana Visi organisasi dapat diartikan sebagai sudut
pandang ke masa depan dalam mewujudkan tujuan strategi organisasi, yang
berpengaruh langsung pada misinya sekarang dan di masa depan.
Sehubungan dengan itu Misi organisasi pada dasarnya berarti keseluruhan
tugas pokok yang dijabarkan dari tujuan strategi untuk mewujudkan visi
organisasi.
b. Dimensi Internal dan Eksternal
Dimensi Internal adalah kondisi organisasi non profit (pendidikan) pada saat
sekarang, berupa kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan yang harus
diketahui secara tepat. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan evaluasi diri
antara lain dengan menggunakan Analisis Kuantitatif dengan menggunakan
perhitungan – perhitungan statistik, menggunakan data kuantitatif yang
tersedia di dalam Sistem Informasi Manajemen (SIM). Namun kerap kali
data kuantitatif tidak memadai, karena lemahnya SIM dalam mencatat,
mencari, melakukan penelitian dan mengembangkan data pada masa
lalu. Oleh karena itu Evaluasi Diri tidak boleh tergantung sepenuhnya pada
data kuantitatif, karena dapat juga dilakukan dengan Analisis Kualitatif
dengan menggunakan berbagai informasi kualitatif atau sebagian data
kuantitatif dan sebagian lagi data kualitatif. Untuk Analisis Kualitatif dapat
dilakukan dengan menggunakan Analisis SWOT. Dimensi lingkungan
eksternal pada dasarnya merupakan analisis terhadap lingkungan sekitar
organisasi (sekolah), yang terdiri dari Lingkungan Operasional,
Lingkungan Nasional dan Lingkungan Global, yang mencakup berbagai
aspek atau kondisi, antara lain kondisi sosial politik, sosial ekonomi, sosial
budaya, kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi, adat istiadat,
agama, dll. Pengimplementasian Manajemen Strategi perlu mengidentifikasi
dan mendayagunakan kelebihan atau kekuatan dan mengatasi hambatan atau
kelemahan organisasi.
27
c. Dimensi Pendayagunaan Sumber – Sumber.
Manajemen strategi sebagai kegiatan manajemen tidak dapat melepaskan
diri dari kemampuan mendayagunakan berbagai sumber daya yang dimiliki,
agar secara terintegrasi terimplementasikan dalam fungsi – fungsi
manajemen ke arah tercapainya sasaran yang telah ditetapkan di dalam
setiap RENOP, dalam rangka mencapai Tujuan Strategi melalui pelaksanaan
Misi untuk mewujudkan Visi Organisasi (sekolah). Sumber daya yang ada
terdiri dari Sumber Daya Material khususnya berupa sarana dan prasarana,
Sumber Daya finansial dalam bentuk alokasi dana untuk setiap
program, Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Teknologi dan Sumber
Daya Informasi. Semua sumberdaya ini dikategorikan dalam sumber daya
internal, yang dalam rangka evaluasi diri (Analisis Internal) harus diketahui
dengan tepat kondisinya.
d. Dimensi Keikutsertaan Manajemen Puncak (Pimpinan)
Manajemen strategi yang dimulai dengan menyusun Rencana Strategi
merupakan pengendalian masa depan organisasi, agar eksistensi sesuai
dengan visinya dapat diwujudkan. Rencana Strategi harus mampu
mengakomodasi seluruh aspek kehidupan organisasi yang berpengaruh pada
eksistensinya di masa depan merupakan wewenang dan tanggung jawab
manajemen puncak. Rencana Strategi sebagai keputusan utama yang
prinsipil, tidak saja ditetapkan dengan mengikutsertakan, tetapi harus
dilakukan secara proaktif oleh manajemen puncak, karena seluruh kegiatan
untuk merealisasikannya merupakan tanggung jawabnya.
e. Dimensi Multi Bidang
Manajemen Strategi sebagai Sistem, pengimplementasiannya harus didasari
dengan menempatkan organisasi sebagai suatu sistem. Dengan demikian
berarti sebuah organisasi akan dapat menyusun RENSTRA dan RENOP jika
tidak memiliki keterikatan atau ketergantungan sebagai bawahan pada
28
organisasi lain sebagai atasan. Dalam kondisi sebagai bawahan (sekolah
merupakan bawahan Dinas P & K) berarti tidak memiliki kewenangan
penuh dalam memilih dan menetapkan visi, misi, tujuan dan strategi.
Sekolah hanya berperan sebagai penyusun RENOP dan program
tahunan. Dari uraian tersebut jelas bahwa RENSTRA dan RENOP bersifat
multi dimensi, terutama jika perumusan RENSTRA hanya dilakukan pada
banyak organisasi non profit termasuk pendidikan yang tertinggi. Dengan
dimensi yang banyak tersebut, maka mudah terjadi tidak seluruh dimensi
dapat diakomodasi.
1.14 Keunggulan dan Manfaat Manajemen Strategik Bagi Organisasi
Pendidikan
a. Keunggulan Implementasi Manajemen Strategik
Keunggulan implementasi manajemen strategik dapat dievaluasi dengan
menggunakan
tolok ukur sebagai berikut :
1) Profitabilitas
Keunggulan ini menunjukkan bahwa seluruh pekerjaan diselenggarakan
secara efektif dan efisien, dengan penggunaan anggaran yang hemat dan
tepat, sehingga diperoleh profit berupa tidak terjadi pemborosan.
2) Produktivitas Tinggi
Keunggulan ini menunjukkan bahwa jumlah pekerjaan (kuantitatif) yang
dapat diselesaikan cenderung meningkat. Kekeliruan atau kesalahan dalam
bekerja semakin berkurang dan kualitas hasilnya semakin tinggi, serta
yang terpenting proses dan hasil memberikan pelayanan umum (siswa dan
masyarakat) mampu memuaskan mereka.
3) Posisi Kompetitif
Keunggulan ini terlihat pada eksistensi sekolah yang diterima, dihargai
dan dibutuhkan masyarakat. Sifat kompetitif ini terletak pada produknya
(mis : kualitas lulusan) yang memuaskan masyarakat yang dilayani.
29
4) Keunggulan Teknologi
Semua tugas pokok berlangsung dengan lancar dalam arti pelayanan
umum dilaksanakan secara cepat, tepat waktu, sesuai kualitas berdasarkan
tingkat keunikan dan kompleksitas tugas yang harus diselesaikan dengan
tingkat rendah, karena mampu mengadaptasi perkembangan dan kemajuan
teknologi.
5) Keunggulan SDM
Di lingkungan organisasi pendidikan dikembangkan budaya organisasi
yang menempatkan manusia sebagai faktor sentral, atau sumberdaya
penentu keberhasilan organisasi. Oleh karena itu SDM yang dimiliki terus
dikembangkan dan ditingkatkan pengetahuan, ketrampilan, keahlian dan
sikapnya terhadap pekerjaannya sebagai pemberi pelayanan kepada siswa.
Bersamaan dengan itu dikembangkan pula kemampuan memecahkan
masalah yang dihadapi oleh sekolah pada masa sekarang dan untuk
mengantisipasi masalah – masalah yang timbul sebagai pengaruh
globalisasi di masa yang akan datang.
6) Iklim Kerja
Tolok ukur ini menunjukkan bahwa hubungan kerja formal dan informal
dikembangkan sebagai budaya organisasi berdasarkan nilai – nilai
kemanusiaan. Di dalam budaya organisasi pendidikan, setiap SDM sebagai
individu dan anggota organisasi terwujud hubungan formal dan hubungan
informal antar personil yang harmonis sesuai dengan posisi, wewenang
dan tanggung jawab masing – masing di dalam dan di luar jam kerja.
7) Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Tolok ukur ini menunjukkan bahwa dalam bekerja terlaksana dan
dikembangkan etika dan tanggung jawab sosial yang tinggi, dengan selalu
mendahulukan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi, kelompok dan/atau organisasi. Tolok ukur keunggulan
tersebut di atas sangat penting artinya bagi kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara sekarang dan di masa mendatang. Untuk itu
diperlukan kerjasama dan dukungan masyarakat dalam
30
menumbuhkembangkan organisasi dalam mengimplementasikan
Manajemen Strategik secara optimal, agar keunggulan – keunggulan di atas
dapat diwujudkan yang hasilnya akan menguntungkan masyarakat pula.
b. Manfaat Manajemen Strategik
Secara terinci manfaat manajemen strategik bagi organisasi non profit
(pendidikan) adalah :
1) Organisasi pendidikan (sekolah) sebagai organisasi kerja menjadi dinamis,
karena RENSTRA dan RENOP harus terus menerus disesuaikan dengan kondisi
realistic organisasi (analisis internal) dan kondisi lingkungan (analisis eksternal)
yang selalu berubah terutama karena pengaruh globalisasi. Dengan kata lain
Manajemen Strategik sebagai pengelolaan dan pengendalian yang bekerja secara
realistik dalam dinamikanya, akan selalu terarah pada Tujuan Strategik dan Misi
yang realistic pula.
2) Implementasi Manajemen strategik melalui realiasi RENSTRA dan RENOP
berfungsi sebagai pengendali dalam mempergunakan semua sumber daya yang
dimiliki secara terintegrasi dalam pelaksanaan fungsi – fungsi manajemen, agar
berlangsung sebagai proses yang efektif dan efisien. Dengan demikian
berartiManajemen Strategik mampu menunjang fungsi kontrol, sehingga seluruh
proses pencapaian Tujuan Strategik dan perwujudan Visi berlangsung secara
terkendali.
3) Manajemen Strategik diimplementasikan dengan memilih dan menetapkan
strategi sebagai pendekatan yang logis, rasional dan sistematik, yang menjadi
acuan untuk mempermudah perumusan dan pelaksanaan program kerja. Strategi
yang dipilih dan disepakati dapat memperkecil dan bahkan meniadakan perbedaan
dan pertentangan pendapat dalam mewujudkan keunggulan yang terarah pada
pencapaian tujuan strategik.
4) Manajemen Strategik dapat berfungsi sebagai sarana dalam
mengkomunikasikan gagasan, kreativitas, prakarsa, inovasi dan informasi baru
serta cara merespon perubahan dan perkembangan lingkungan operasional,
nasional dan global, pada semua pihak sesuai dengan wewenang dan tanggung
31
jawabnya. Dengan demikian akan memudahkan dalam menyepakati perubahan
atau pengembangan strategi yang akan dilaksanakan, sesuai dengan atau tanpa
merubah keunggulan yang akan diwujudkan oleh organisasi.
5) Manajemen Strategik sebagai paradigma baru di lingkungan organisasi
pendidikan, dapat mendorong perilaku proaktif semua pihak untuk ikut serta
sesuai posisi, wewenang dan tanggungjawab masing – masing. Dengan demikian
setiap unit dan atau satuan kerja akan berusaha mewujudkan keunggulan di
bidangnya untuk memperkuat keunggulan organisasi.
6) Manajemen Strategik di dalam organisasi pendidikan menuntut semua yang
terkait untuk ikut berpartisipasi, yang berdampak pada meningkatnya perasaan
ikut memiliki (sense of belonging), perasaan ikut bertanggungjawab (sense of
responsibility), dan perasaan ikut berpartisipasi (sense of participation). Dengan
kata lain manajemen strategik berfungsi pula menyatukan sikap bahwa
keberhasilan bukan sekedar untuk menajemen puncak, tetapi merupakan
keberhasilan bersama atau untuk keseluruhan organisasi dan bahkan untuk
masyarakat yang dilayani.
Daftar Pustaka
Hunger, J.D and Wheelen, T.L. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi
Rochaeti, Eti dan Pontjorini Rahayuningsih. 2005. Sistem Informasi Manajemen
Pendidikan. Jakarta: Bumi Akasara
32
Sagala, Syaiful dan Antilan Purba. 2007. Manajemen Strategik dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Siagian, Sondang P. 2008. Manajemen Stratejik. Jakarta: Bumi Aksara
Umar, Husein. 2001. Strategic Management in Action. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
33