13
KAIDAH DASAR BIOETIK Shanodolf 102012029 Ratih Ratna Sari Putri 102012037 Maria Oce Yea ST 102012119 Arya Darmadi 102012174 Letidebora Enjuvina T 102012300 Bramulya Tri Subagyo 102012305 Margie Soflyta 102012388 Nyoman Nugraha Surya Wibawa 102012454 Ninanda Widakdo 102012469 Nik Nur Nabila Izzati binti Nik Zumaihan 102012506 A 3 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana ,Jalan Arjuna Utara Nomor 6 Kebon Jeruk – Jakarta Barat 11510

Makalah Pleno Bioetik A3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Pleno Bioetik A3

KAIDAH DASAR BIOETIK

Shanodolf 102012029Ratih Ratna Sari Putri 102012037Maria Oce Yea ST 102012119Arya Darmadi 102012174Letidebora Enjuvina T 102012300Bramulya Tri Subagyo 102012305Margie Soflyta 102012388Nyoman Nugraha Surya Wibawa 102012454Ninanda Widakdo 102012469Nik Nur Nabila Izzati binti Nik Zumaihan 102012506

A3

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana

,Jalan Arjuna Utara Nomor 6 Kebon Jeruk – Jakarta Barat 11510

Page 2: Makalah Pleno Bioetik A3

DAFTAR ISI

Cover................................................................................................... i

Daftar isi.............................................................................................. ii

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................... 1

1.2 Tujuan.................................................................................... 1

PEMBAHASAN

2.1 Pembahasan Masalah............................................................. 1-2

2.2.1 Beneficence........................................................................... 2-3

2.2.2 Non-maleficence.................................................................... 3

2.2.3 Autonomy.............................................................................. 4

2.2.4 Justice.................................................................................... 4-5

2.2.5 Pelanggaran........................................................................... 5-6

PENUTUP

Kesimpulan...................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 7

Page 3: Makalah Pleno Bioetik A3

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bioetika adalah hal yang sangat penting di dalam dunia kedokteran. Bioetika

merupakan pedoman bagi seorang dokter dalam bagaimana memperlakukan seorang

pasien. Bioetika berasal dari dua kata Yunani yakni ‘bios” yang berarti hidup dan

“ethos’ yang berarti adat istiadat atau moral. Pada tahun 1971, van Reseller Potter,

seorang onkolog (pakar tumor) Amerika Serikat dan juga penulis Bioethics : Bridge to

the Future, mengabadikan istilah bioetika. Potter melukiskan bioetika sebagai ilmu

pengetahuan untuk mempertahankan hidup dan tepusat pada penggunaan ilmu-ilmu

biologis untuk memperbaiki mutu hidup. Dia menginginkan bioetika menjadi sebuah

ilmu baru berdasarkan tinjauan biologis.1 Sedangkan arti bioetika menurut Francesc

Abel yang diterjemahkan oleh Bertens adalah studi interdisipliner tentang problem-

problem yang disebabkan oleh kemajuan dalam ilmu biologi dan kedokteran, baik

pada taraf mikrososial maupun makrososial, dan tentang akibat-akibat yang dalam hal

ini disebabkan dalam suatu masyarakat dengan sistem nilainya pada masa kini dan

dalam masa depan dekat maupun jauh. 2 Ada empat kaedah dasar bioetika yakni

beneficence, non-maleficence,autonomy dan justice. Keempat hal ini harus selalu

dipegang dan dipraktekkan oleh dokter dalam menangani pasien.

1.2 Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah agar mahasiswa fakultas kedokteran

khususnya FK Ukrida mengetahui,mengerti dan bisa menerapkan kaedah-kaedah

dasar bioetika ini dalam praktiknya nanti di masyarakat.

PEMBAHASAN

2.1 Pembahasan Masalah

Kaidah Dasar Bioetik merupakan dasar yang harus dipegang teguh oleh

seorang dokter. Hal tersebutlah yang menentukan tindakan alternatif yang harus

Page 4: Makalah Pleno Bioetik A3

diambil dokter dalam menangani pasien. Seorang dokter wajib menerapkan prinsip-

prinsip bioetik dalam profesinya. Dalam sebuah kasus kadang-kadang dapat ditemui

beberapa prinsip yang mengacu pada kasus tersebut, tetapi dokter harus bisa lebih

memprioritaskan prinsip mana yang lebih dominan sehingga dalam pelaksaannya

tidak jarang prinsip yang lain tidak diambil. Tindakan seperti itu dikenal dengan

sebutan Prima Facie (pemilihan 1(satu) KDB terabsah sesuai data/konteks pada

kasus).

4 (empat) Kaidah Dasar Bioetik antara lain :

Beneficence

Autonomy

Non-maleficance

Justice

2.2.1 Beneficence

Beneficence adalah tanggung jawab untuk melakukan kebaikan yang

menguntungkan pasien dan menghindari perbuatan yang merugikan atau

membahayakan pasien.3 Beneficence memiliki beberapa prinsip yakni mengutamakan

alturisme ( Menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan orang lain),

Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia, memandang

pasien/keluarga/sesuatu tidak hanya sejauh menguntungkan dokter, mengusahakan

agar kebaikan/manfaat lebih banyak dibandingkan dengan keburukannya,

paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayang, menjamin kehidupan-baik-minimal

manusia, pebatasan “goal based”, maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi

pasien, minimalisasi akibat buruk, kewajiban menolong pasien gawat darurat,

menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan, tidak menarik honorarium di luar

kepantasan, maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan, mengembangkan

profesi secara terus menerus, memberikan obat berkhasiat namun murah, menerapkan

Golden Rule Priciple.

Dalam kasus dokter Bagus ini, ada beberapa hal yang dilakukan oleh dokter

Bagus yang mencerminkan prinsip-prinsip beneficence. Pertama, dokter Bagus

Page 5: Makalah Pleno Bioetik A3

mengobati pasien kapan saja (kalimat 3 paragraf 1). Pada bagian ini, dokter Bagus

menerapkan prinsip beneficence yaitu mengutamakan altruisme. Kedua, dokter Bagus

memberikan macam-macam obat dan nasehat pada pasiennya (kalimat 4 paragraf 2).

Pada bagian ini, dokter Bagus menerapkan prinsip beneficence diantaranya

mengusahakan agar kebaikan / manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan

keburukannya dan menjamin kehidupan baik minimal manusia. Ketiga, dokter Bagus

membuat surat rujukan karena mencurigai adanya kemungkinan penyakit jantung

pada pasien di paragraf ke 6. Dalam hal ini, juga menerapkan prinsip beneficence

mengusahakan agar kebaikan / manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan

keburukannya.

2.2.2 Non-maleficence

Non-maleficence adalah prinsip etik tidak melakukan sesuatu yang

membahayakan orang lain. 4 Prinsip utama non-maleficence adalah Primum non

Nocere ( Above all {or first} do no harm) yang memiliki arti “yang paling utama

jangan merugikan”. Kaedah dasar bioetik ini biasanya digunakan dalam keadaan

darurat atau pasien dalam keadaan tidak sadarkan diri dimana diharuskan untuk

mengambil keputusan yang bersifat mendesak. Karena apabila ditunda akan

menimbulkan bahaya yang lebih lagi. Non-Maleficence memiliki beberapa prinsip-

prinsip yaitu menolong pasien emergency, mengobati pasien yang luka, tidak

membunuh pasien, tidak menghina / mencaci maki / memanfaatkan pasien, tidak

memandang pasien sebagai objek, mengobati secara tidak proprosional, mencegah

pasien dari bahaya, menghindari misrepresentasi dari pasien, tidak membahayakan

kehidupan pasien karena kelalaian, memberikan semangat hidup, melindungi pasien

dari serangan, tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan/kerumah-

sakitan yang merugikan pihak pasien / keluarganya.

Pada skenario yang diberikan, dokter Bagus sudah menerapkan prinsip-prinsip

non-maleficence. Pertama adalah dokter Bagus mendahulukan pasien darurat

( kalimat 2 paragraf 4 ). Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip non-maleficence yaitu

mendahulukan pasien emergensi, mengobati pasien yang luka, dan mencegah pasien

dari bahaya.

Page 6: Makalah Pleno Bioetik A3

2.2.3 Autonomy

Autonomy berasal dari bahasa yunani yaitu autos (diri sendiri) dan nomos

(hukum)5. Autonomy adalah hak manusia untuk menentukan keputusannya sendiri.

Maksudnya, dokter harus menghormati kemampuan yang dimiliki pasien untuk

mengambil keputusan mandiri.6

Autonomy memiliki prinsip-prinsip, yaitu menghargai hak menentukan nasib

sendiri, menghargai martabat pasien; tidak mengintervensi pasien dalam membuat

keputusan(pada kondisi elektif); berterus terang; menghargai privasi; menjaga rahasia

pasien; menghargai rasionalitas pasien; melaksanakan informed consent; membiarkan

pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri; tidak mengintervensi atau

menghalangi autonomi pasien; mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam

membuat keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri; sabar menunggu keputusan

yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi; tidak berbohong kepada pasien

meskipun demi kebaikan pasien; menjaga hubungan ( kontrak).

Dalam kasus dokter Bagus, dokter bagus telah menerapkan beberapa prinsip

autonomy pada kesehariannya. Pertama, dokter Bagus menjaga hubungan dengan

pasien dengan melakukan control ( kalimat 5, paragraf 3 ). Pada kesempatan ini

dokter Bagus melaksanakan prinsip autonomy yakni menjaga hubungan (kontrak).

Kedua, dokter Bagus juga menerapkan prinsip autonomy lainnya yakni

berterus terang dan melaksanakan informed consent. Hal ini terbukti karena dokter

Bagus menyerahkan keputusan kepada keluarga pasien pada kasus di paragraf 5.

Selain itu, dokter Bagus juga berterus terang pada kasus pasien ketiga dimana dokter

Bagus menjelaskan secara rinci penyakit apa yang diderita oleh pasien itu kepada

orang tuanya.

2.2.4 Justice

Justice merupakan sikap dokter untuk memerlakukan setiap orang sama (tidak

diskriminatif) dalam memperoleh haknya.6 Justice memiliki prinsip prinsip, yaitu

memberlakukan segala sesuatu secara universal; mengambil porsi terakhir dari proses

Page 7: Makalah Pleno Bioetik A3

membagi yang telah ia lakukan; memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi

dalam posisi yang sama; menghargai hak sehat pasien ( affordability, equality,

accesbility, availability, quality); menghargai hak hukum pasien; menghargai hak

orang lain; menjaga kelompok rentan (yang paling merugikan); tidak membedakan

pelayanan pasien atas dasar SARA, status sosial, dll; tidak melakukan

penyalahgunaan wewenang; memberikan kontribusi yang relatif sama dengan

kebutuhan pasien; meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya; kewajiban

mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi) secara adil;

mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten; tidak

memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah/tepat; menghormati hak

populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan kesehatan; bijak dalam

makroalokasi.

Pada kasus dokter Bagus, dalam kalimat, “Dokter Bagus memeriksa pasien

sesuai nomor urut pendaftaran, hal ini dilakukannya agar pemeriksaan pasien berjalan

tertib teratur.” (paragraf 2) menunjukan bahwa dokter Bagus sudah menerapkan

prinsip-prinsip justice yaitu memberlakukan segala sesuatu secara universal dan tidak

membedakan pelayanan pasien atas dasar status sosial, SARA,dll.

Dokter Bagus juga menerapkan prinsip-prisip justice pada kasus pasien darurat

di paragraf 5. Prinsip yang dimaksud adalah memberi kesempatan yang sama terhadap

pribadi dalam posisi yang sama yang tercermin pada sikap dokter Bagus yang

mendahulukan pasien darurat atau membutuhkan penanganan yang secepatnya.

Prinsip lainnya adalah mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat

dan kompeten yang terlihat pada sikap dokter Bagus yang menyerahkan keputusan

pada keluarga pasien.

2.2.5 Pelanggaran

Dalam prakteknya, dokter Bagus juga tidak luput dari pelanggaran-

pelanggaran yang dilakukannya. Hal ini terjadi pada kasus pasien kelima. Pada kasus

itu, dokter Bagus tidak menanggapi dari pasien dan langsung membuat surat rujukan

untuk ibu itu ke LAB KLINIK yang letaknya jauh dari puskesmas tempat dokter

Bagus praktek. Di sini, dokter Bagus melanggar kaedah bioetik justice pada prinsip

dokter Bagus menghargai hak hukum pasien dan memberikan kesempatan yang sama

Page 8: Makalah Pleno Bioetik A3

terhadap pribadi dalam posisi yang sama karena ia tidak mendengarkan keluhan ibu

muda tersebut.

PENUTUP

Kesimpulan

Dari skenario yang didapat, dapat disimpulkan bahwa dokter Bagus

merupakan dokter yang baik. Ia sudah menerapkan keempat kaidah dasar bioetik

yakni beneficence, non-maleficence, autonomy dan justice dalam kesehariannya

sebagai dokter di sebuah desa. Namun, ia juga tidak luput dari pelanggaran yang

dilakukannya. Terlepas dari itu, dokter Bagus merupakan seorang dokter yang dapat

menjadi panutan atas pengabdiannya selama 25 tahun di desa tersebut.

Dari skenario di atas dapat kita pahami bahwa 4 kaidah dasar bioetik ini

adalah hal yang sangat vital karena keempat hal ini menentukan sikap kita dalam

melayani pasien, mengambil sebuah tindakan, dan menjaga hubungan baik dengan

pasien. Berdasarkan pembahasan, hipotesis diterima.

Page 9: Makalah Pleno Bioetik A3

DAFTAR PUSTAKA

1. Chang, William. 2009. Bioetika Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kanisius.

2. Bertens, Kees. 2009. Perspektif Etika Baru. Yogyakarta: Kanisius.

3. Priharjo, Robert. 1995. Pengantar Etika Keperawatan. Yogyakarta: Kanisius

4. Brooker, Chris. 2005. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

5. Beauchamp, Tom L. ,& Childress, James F. (1994).Priciples of Biomedical Ethic.New

York: Oxford University Press.

6. Hanafiah, M. Jusuf,& Amri, Amri.(2007).Etika Kedokteran & Hukum

Kesehatan.Jakarta: Buku Kedokteran EGC.