28
PROSES PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH OLEH DPRD DAN PRODUK HUKUM DAERAH DI LINGKUNGAN DPRD Berdasarkan Permendagri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah OLEH KABAG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIRO HUKUM SETDA PROVINSI NTT PRODUK HUKUM DAERAH Sesuai dengan Permendagri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah, Produk Hukum daerah berdasarkan sifatnya dibagi atas 2 jenis yaitu Produk hukum daerah bersifat: a. pengaturan/regeling; dan b. penetapan/beschikking. Produk hukum daerah pengaturan/regeling berbentuk: a. Perda atau nama lainnya; b. Perkada; c. PB KDH; dan d. Peraturan DPRD Perda atau nama lainnya terdiri atas: a. Perda provinsi; dan b. Perda kabupaten/kota. Perda provinsi memiliki hirarki lebih tinggi dari pada Perda kabupaten/kota; Perda provinsi memuat materi muatan untuk mengatur kewenangan provinsi dan/atau dapat mengatur kewenangan kabupaten/kota.

Makalah Proses Pembentukan Produk Hukum Daerah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Permendagri nomor 59 tahun 2007

Citation preview

PROSES PEMBENTUKANPRODUK HUKUM DAERAH OLEH DPRD DAN PRODUKHUKUM DAERAH DI LINGKUNGAN DPRDBerdasarkanPermendagri Nomor 1 Tahun 2014tentangPembentukan Produk Hukum DaerahOLEHKABAG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGANBIRO HUKUM SETDA PROVINSI NTTPRODUK HUKUM DAERAHSesuai dengan Permendagri Nomor 1 Tahun 2014 tentang PembentukanProduk Hukum Daerah, Produk Hukum daerah berdasarkan sifatnyadibagi atas 2 jenis yaitu Produk hukum daerah bersifat: a. pengaturan/regeling; dan b. penetapan/beschikking. Produk hukum daerah pengaturan/regeling berbentuk: a. Perda atau nama lainnya; b. Perkada; c. PB KDH; dan d. Peraturan DPRD Perda atau nama lainnyaterdiri atas: a. Perda provinsi; dan b. Perda kabupaten/kota. Perda provinsi memiliki hirarki lebih tinggi dari pada Perdakabupaten/kota; Perda provinsi memuat materi muatan untuk mengatur kewenanganprovinsi dan/atau dapat mengatur kewenangan kabupaten/kota. Perda provinsi dapat mengatur kewenangan kabupaten/kota apabilaterdapat pengaturan yang materi muatannya terkait kabupaten/kota. Perkada terdiri atas: a. Peraturan gubernur; dan b. Peraturan bupati/walikota. PB KDH terdiri atas: a. Peraturan bersama gubernur; dan b. Peraturan bersama bupati/walikota. Peraturan DPRD terdiri atas: a. Peraturan DPRD Provinsi; dan b. Peraturan DPRD kabupaten/kota. Produk hukum daerah yang bersifat penetapan/beschikking berbentuk: a. Keputusan Kepala Daerah; b. Keputusan DPRD; c. Keputusan Pimpinan DPRD; dan d. Keputusan Badan Kehormatan DPRD. BAB I PEMBENTUKAN PERDABAGIAN 1PERENCANAANPenyusunan Program Pembentukan Perda dilaksanakan oleh pemerintahdaerah dan DPRD. Penyusunan Progam pembentukan Perda berdasarkan atas: a. perintah peraturan perundang-undangan lebih tinggi; b. rencana pembangunan daerah; c. penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan; dan d. aspirasi masyarakat daerah. Paragraph 1Program Pembentukan Perdadi Lingkungan Pemerintah DaerahKepala daerah memerintahkan pimpinan SKPD menyusun Programpembentukan Perdadi lingkungan pemerintah daerah. Program Pembentukan Perda ditetapkan untuk jangka waktu 1 (satu)tahun berdasarkan skala prioritas pembentukan Rancangan Perda. Penyusunan dan penetapan Program Pembentukan Perda dilakukansetiap tahun sebelum penetapan Rancangan Perda tentang APBDprovinsi dan APBD kabupaten/kota. Penyusunan Program Pembentukan Perda di lingkungan pemerintahdaerah dikoordinasikan oleh biro hukum provinsi atau bagian hukumkabupaten/kota. Penyusunan Program Pembentukan Perdadapat mengikutsertakaninstansi vertikal terkait. Instansi vertikal terkait diikut sertakan apabila sesuai dengan: a. kewenangan; b. materi muatan; atau c. kebutuhan dalam pengaturan. Hasil penyusunan Program Pembentukan Perda diajukan biro hukumprovinsi atau bagian hukum kabupaten/kota kepada kepala daerahmelalui sekretaris daerah. Kepala daerah menyampaikan hasil penyusunan Program PembentukanPerda di lingkungan pemerintah daerah kepada Badan Pembentuk Perdamelalui pimpinan DPRD. Paragraf 2Program Pembentukan Perda di Lingkungan DPRDBadan pembentuk Perdamenyusun Program Pembentukan Perda dilingkungan DPRD. Program Pembentukan Perdaditetapkan untuk jangka waktu 1 (satu)tahun berdasarkan skala prioritas pembentukan Rancangan Perda. Penyusunan dan penetapan Program Pembentukan Perda dilakukansetiap tahun sebelum penetapan Rancangan Perda tentang APBDprovinsi dan APBD kabupaten/kota. Penyusunan Program Pembentukan Perda antara pemerintah daerah danDPRD dikoordinasikan oleh DPRD melalui Badan Pembentukan Perda. Hasil penyusunan Program Pembentukan Perda antara pemerintahdaerah dan DPRD disepakati menjadi program pembentukan Perda danditetapkan dalam rapat paripurna DPRD. Program Pembentukan Perda ditetapkan dengan keputusan DPRD. Program Pembentukan Perda Kumulatif TerbukaDalam Program pembentukan Perda di lingkungan pemerintah daerahdan DPRD dapat dimuat daftar kumulatif terbuka yang terdiri atas: a.akibat putusan Mahkamah Agung; b.APBD; c.pembatalan atau klarifkasi dari Menteri DalamNegeri atauGubernur; dan d.perintah dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggisetelah Program pembentukan Perdaditetapkan. Selain tersebut di atas Program Pembentukan Perda kabupaten/kotadapat memuat daftar kumulatif terbuka mengenai: a.pembentukan, pemekaran dan penggabungan kecamatan atau namalainnya; dan/atau b.pembentukan, pemekaran dan penggabungan desa atau namalainnya. Dalam keadaan tertentu, DPRD atau kepala daerah dapat mengajukanRancangan Perda di luar Prolegda: a.untuk mengatasi keadaan luar biasa, keadaan konfik, atau bencanaalam; b.akibat kerja sama dengan pihak lain; dan c.keadaan tertentu lainnya yang memastikan adanya urgensi atas suatu Rancangan Perda yang dapat disetujui bersama oleh Ba Pembentukan Perda dan biro hukum provinsi atau bagian hukum kabupaten/kota. BAGIAN 2PENYUSUNAN PERDADI LINGKUNGAN DPRDPenyusunan produk hukum daerah yang bersifat pengaturan berbentuk Perdaatau nama lainnya dilakukan berdasarkan Program Pembentukan Perda. 1.Rancangan Perda yang berasal dari DPRD dapat diajukan olehanggotaDPRD, komisi, gabungan komisi, atau Badan Pembentuk Perda. 2.Rancangan Perda tersebut disampaikan secara tertulis kepada pimpinanDPRD disertai dengan penjelasan atau keterangan dan/atau naskahakademik. Dalam hal Rancangan Perda mengenai: a. APBD; b. pencabutan Perda; atau c. perubahan Perda yang hanya terbatas mengubah beberapa materi, disertai dengan penjelasan atau keterangan yang memuat pokok pikirandan materi muatan yang diatur. Rancangan Perda yang disertai naskah akademik telah melalui pengkajian dan penyelarasan, yang terdiri atas: a. latar belakang dan tujuan penyusunan; b. sasaran yang akan diwujudkan; c. pokok pikiran, ruang lingkup, atau objek yang akan diatur; dan d. jangkauan dan arah pengaturan. Naskah akademik disusun, dengan sistematika sebagai berikut: 1. Judul 2. Kata pengantar 3. Daftar isi terdiri dari: a.BAB I:Pendahuluan b. BAB II:Kajian teoritis dan praktik empiris c. BAB III :Evaluasi dan analis peraturan perundang-undangan terkait d. BAB IV :Landasan flosofs, sosiologis dan yuridis e. BAB V:Jangkauan, arah pengaturan dan ruang lingkup materi muatan Perda f. BAB VI :Penutup 3.Rancangan Perda yang berasal dari DPRD yang disusun oleh anggotaDPRD, komisi, gabungan komisi, atau Balegda disampaikan kepadapimpinan DPRD.4.Pimpinan DPRD menyampaikan Rancangan Perda prakarsa DPRDtersebut kepada Badan Pembentuk Perda untuk dilakukankajian.Pengkajian tersebut dilakukan untuk pengharmonisasian, pembulatandan pemantapan konsepsi Rancangan Perda. 5.Pimpinan DPRD menyampaikan hasil pengkajian Perda tersebut dalamrapat paripurna DPRD. 6.Pimpinan DPRD menyampaikan Rancangan Perda tersebut kepadasemua anggota DPRD paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapatparipurna DPRD. Dalam rapat paripurna DPRD tersebut di atas: a.pengusul memberikan penjelasan; b.fraksi dan anggota DPRD lainnya memberikan pandangan; dan c.pengusul memberikan jawaban atas pandangan fraksi dan anggotaDPRD lainnya. d.Rapat paripurna DPRD memutuskan usul Rancangan Perdatersebut, berupa: 1.persetujuan; 2.persetujuan dengan pengubahan; atau 3.penolakan. 7.Dalam hal persetujuan dengan pengubahan, pimpinan DPRD menugasikomisi, gabungan komisi, Badan Pembentuk Perda, atau panitiakhusus untuk menyempurnakan Rancangan Perda tersebut. 8.Penyempurnaan rancangan Perda tersebut disampaikan kepadaPimpinan DPRD. 9.Rancangan Perda yang telah disiapkan oleh DPRD disampaikan dengansurat pimpinan DPRD kepada kepala daerah untuk dilakukanpembahasan. Apabila dalamsatu masa sidang kepala daerah dan DPRDmenyampaikan Rancangan Perda mengenai materi yang sama, makayang dibahas Rancangan Perda yang disampaikan oleh DPRD,sedangkan Rancangan Perda yang disampaikan oleh kepala daerahdigunakan sebagai bahan untuk dipersandingkan. BAGIAN 3PEMBAHASAN PERDA1.Rancangan Perda yang berasal dari DPRD atau kepala daerahdibahas oleh DPRD dan kepala daerah untuk mendapatkanpersetujuan bersama. Pembahasan tersebut, dilakukan melalui 2(dua) tingkat pembicaraan, yaitu pembicaraan tingkat I danpembicaraan tingkat II. 2.Pembicaraan tingkat Imeliputi: a.Tingkat paripurnaDalam hal Rancangan Perda berasal dari kepala daerah dilakukandengan: 1.penjelasan kepala daerah dalam rapat paripurna mengenaiRancangan Perda; 2.pemandangan umum fraksi terhadap Rancangan Perda; dan 3.tanggapan dan/atau jawaban kepala daerah terhadappemandangan umum fraksi. Dalam hal Rancangan Perda berasal dari DPRD dilakukandengan: 1.penjelasan pimpinan komisi, pimpinan gabungan komisi,pimpinan Balegda, atau pimpinan panitia khusus dalam rapatparipurna mengenai Rancangan Perda; b. pendapat kepala daerah terhadap Rancangan Perda; c. dan tanggapan dan/atau jawaban fraksi terhadap pendapat kepaladaerah. d. Pembahasan dalam rapat komisi, gabungan komisi, atau panitia khususyang dilakukan bersama dengan kepala daerah atau pejabat yangditunjuk untuk mewakilinya. 3.Pembicaraan tingkat II meliputi: a. pengambilan keputusan dalam rapat paripurna yang didahuluidengan: 1.penyampaian laporan pimpinan komisi/pimpinan gabungankomisi/pimpinan panitia khusus yang berisi pendapat fraksidan hasil pembahasan dalam rapat komisi, gabungan komisi,atau panitia khusus yang dilakukan bersama dengan kepaladaerah atau pejabat yang ditunjuk untuk mewakilinya; dan 2.permintaan persetujuan dari anggota secara lisan olehpimpinan rapat paripurna.Dalamhal persetujuan tidak dapat dicapai secaramusyawarah untuk mufakat, keputusan diambil berdasarkansuara terbanyak.b. pendapat akhir kepala daerah. Dalam hal rancangan Perda tidak mendapat persetujuan bersama antara DPRD dan kepala daerah, Rancangan Perda tersebut tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan DPRD masa itu. Rancangan Perda dapat ditarik kembali sebelum dibahas bersama oleh DPRDdan kepala daerah. 1.Penarikan kembali Rancangan Perda oleh kepala daerah, disampaikandengan surat kepala daerah disertai alasan penarikan. 2.Penarikan kembali Rancangan Perda oleh DPRD, dilakukan dengankeputusan pimpinan DPRD dengan disertai alasan penarikan. Rancangan Perda yang sedang dibahas hanya dapat ditarik kembaliberdasarkan persetujuan bersama DPRD dan kepala daerah. 1.Penarikan kembali Rancangan Perda yang sedang dibahashanya dapatdilakukan dalam rapat paripurna DPRD yang dihadiri oleh kepala daerah. 2.Rancangan Perda yang ditarik kembali tidak dapat diajukan lagi pada masasidang yang sama. Rancangan Perda yang telah disetujui bersama oleh DPRD dan kepaladaerah disampaikan oleh pimpinan DPRD kepada kepala daerah untukditetapkan menjadi Perda. 1.Penyampaian Rancangan Perda oleh pimpinan DPRD kepada kepaladaerah dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hariterhitung sejak tanggal persetujuan bersama. 2.Kepala daerah menetapkan Rancangan Perda dengan membubuhkantanda tangan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak Rancangan Perdadisetujui bersama oleh DPRD dan kepala daerah. 3.Dalam hal kepala daerah tidak menandatangani Rancangan Perda yangtelah disetujui bersama, Rancangan Perda tersebut sah menjadi Perda danwajib diundangkan dalam lembaran daerah. 4.Rancangan Perdayang sah tanpa ditandatangani tersebut, dinyatakansah dengan kalimat pengesahannya berbunyi: Perda ini dinyatakan sah. 5.Kalimat pengesahan yang berbunyi harus dibubuhkan pada halamanterakhir Perda sebelum pengundangan naskah Perda ke dalam lembarandaerah. 6.Perda yang berkaitan dengan APBD, pajak daerah, retribusi daerah,dan tata ruang daerah sebelum diundangkan dalam lembaran daerahharus dievaluasi oleh gubernur sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan. ------------------------------------------------BAB IIPEMBENTUKAN PERATURAN DPRDPeraturan DPRD merupakan peraturan DPRD yang dibentuk untukmelaksanakan fungsi, tugas dan wewenang serta hak dan kewajiban DPRD.Peraturan DPRD dapat terdiri atas: a. Peraturan DPRD tentang tata tertib; b. Peraturan DPRD tentang kode etik; c. Peraturan DPRD tentang tata beracara di badan kehormatan; dan/atau d. Peraturan DPRD lainnya sesuai kebutuhan. Materi muatan Peraturan DPRD tentang Tata Tertib berisi ketentuanmengenai:1.tata cara pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang DPRD, 2.hak DPRD dan anggota DPRD; serta 3.kewajiban anggota DPRD. 1.Materi muatan Peraturan DPRD tentang Kode Etik paling sedikit memuat:1.pengertian kode etik; 2.tujuan kode etik; 3.pengaturan mengenai: a.sikap dan perilaku anggota DPRD; b.tata kerja anggota DPRD; c.tata hubungan antar penyelenggara pemerintahan daerah; d.tata hubungan antar anggota DPRD; e.tata hubungan antara anggota DPRD dengan pihak lain; f. penyampaian pendapat, tanggapan, jawaban, dan sanggahan; g.kewajiban anggota DPRD; h.larangan bagi anggota DPRD; i.hal-hal yang tidak patut dilakukan oleh anggota DPRD; j.sanksi dan mekanisme penjatuhan sanksi; dan k.rehabilitasi. 2.Materi muatan Peraturan DPRD tentang tata beracara di badankehormatan paling sedikit memuat: 1.ketentuan umum; 2.materi dan tata cara pengaduan; 3.penjadwalan rapat dan sidang; 4.verifkasi, meliputi: a) sidang verifkasi; b)pembuktian;c) verifkasi terhadap pimpinan dan/atau anggota badan kehormatan;d) alat bukti; dan e)pembelaan; 5.keputusan; 6.pelaksanaan keputusan; dan 7.ketentuan penutup. 3.Peraturan DPRD lainnya sesuai kebutuhan merupakan peraturanselain tersebut I atas yang materi muatannya antara laindiperintahkan oleh peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi,kebutuhan dalam pengaturan dan/atau untuk menyelesaikan masalah.1.Rancangan Peraturan DPRD disusun dan dipersiapkan oleh BadanPembentuk Perda. 2.Rancangan Peraturan DPRDdibahas oleh panitia khusus. 3.Pembahasan Rancangan Peraturan DPRD, dilakukan melalui 2 (dua)tingkat pembicaraan, yaitu pembicaraan tingkat I dan pembicaraantingkat II. 1) Pembicaraan tingkat I meliputi: a. penjelasan mengenai Rancangan Peraturan DPRD olehPimpinan DPRD dalam rapat paripurna; b. pembentukan dan penetapan pimpinan dan keanggotaanpanitia khusus dalam rapat paripurna; c. pembahasan materi Rancangan Peraturan DPRD olehpanitia khusus. 2)Pembicaraan tingkat II berupa pengambilan keputusan dalam rapatparipurna, meliputi: a.penyampaian laporan pimpinan panitia khusus yang berisiproses pembahasan, pendapat fraksi dan hasil pembicaraantingkat I; dan b.permintaan persetujuan dari anggota secara lisan olehpimpinan rapat paripurna.c.Dalam hal persetujuan dari anggota tidak dapat dicapai secaramusyawarah untuk mufakat, keputusan diambil berdasarkansuara terbanyak. Peraturan DPRD dilarang bertentangan dengan kepentinganumum, kesusilaan, dan/atau peraturan perundang-undanganyang lebih tinggi. Peraturan DPRD kabupaten/kota disampaikan kepada gubernur,paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan nntuk dilakukanklarifkasi. ---------------------------------------------BAB IIIPENYUSUNAN PRODUK HUKUM BERSIFAT PENETAPAN DI LINGKUNGAN DPRDProduk hukum daerah yang bersifat penetapandi lingkungan DPRD meliputi: a.Keputusan DPRD; b.Keputusan Pimpinan DPRD; dan c.Keputusan Badan Kehormatan DPRD. BAGIAN IPEMBENTUKAN KEPUTUSAN DPRD1.Keputusan DPRD yang berupa penetapan untuk menetapkan hasilrapat paripurna. 2.Keputusan DPRD tersebutberisi materi muatan hasil dari rapatparipurna. 3.Untuk menyusun Keputusan DPRD dapat dibentuk panitia khususatau menetapkan Keputusan DPRD secara langsung dalam rapatparipurna. 4.Ketentuan mengenai penyusunan Peraturan DPRD berlaku secaramutatis mutandis terhadap penyusunan, pembahasan danpenetapan Rancangan Keputusan DPRD. Dalam hal Keputusan DPRD ditetapkan secara langsung dalam rapatparipurna, Rancangan Keputusan DPRD disusun dan dipersiapkanoleh Sekretariat DPRD dan pengambilan keputusan dilakukandengan: a. penjelasan tentang Rancangan Keputusan DPRD oleh Pimpinan DPRD; b. pendapat fraksi terhadap Rancangan Keputusan DPRD; dan c. persetujuan atas Rancangan Keputusan DPRD menjadi KeputusanDPRD. BAGIAN 2PMBENTUKAN KEPUTUSAN PIMPINAN DPRD 1.Keputusan Pimpinan DPRDyang berupa penetapan untukmenetapkan hasil rapat Pimpinan DPRD. 2.Keputusan Pimpinan DPRD berisi materi muatan penetapan hasilrapat Pimpinan DPRD dalam rangka menyelenggarakan tugas fungsiDPRD yang bersifat teknis operasional. 3.Rancangan Keputusan Pimpinan DPRD disusun dan dipersiapkan olehSekretariat DPRD. 4.Keputusan Pimpinan DPRD yang ditetapkan oleh Pimpinan DPRDdalam rapat Pimpinan DPRD. BAGIAN 3PEMBENTUKAN KEPUTUSAN BADAN KEHORMATAN DPRD 1.Keputusan Badan Kehormatan DPRDadalah dalam rangka penjatuhansanksi kepada anggota DPRD. 2.Keputusan Badan Kehormatan harus dilaporkan dalam rapat paripurnaDPRD. 3.Keputusan Badan Kehormatan berisi materi muatan penjatuhansanksi kepada anggota DPRD yang terbukti melanggar Peraturan DPRDtentang Tata Tertib dan/atau Peraturan DPRD tentang Kode Etik. 4.Rancangan Keputusan Badan Kehormatan disusun dan dipersiapkanoleh Badan Kehormatan. 5.Keputusan Badan Kehormatan disusun berdasarkan hasil penelitianterhadap dugaan pelanggaran yang dilakukan anggota DPRD terhadapPeraturan DPRD tentang Tata Tertib dan/atau Peraturan DPRDtentang Kode Etik. 6.Keputusan Badan Kehormatan menetapkan penjatuhan sanksi sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan. 7.Keputusan Badan Kehormatan tersebut disampaikan oleh pimpinanDPRD kepada anggota DPRD yang bersangkutan, pimpinan fraksi, danpimpinan partai politik yang bersangkutan. Keputusan BadanKehormatan dilaporkan dalam rapat paripurna DPRD. ---------------------BAB IVLAIN-LAINBAGAIN KESATUPENGESAHAN, PENOMORAN,PENGUNDANGAN, DAN AUTENTIFIKASIPRODUK HUKUM DAERAH DI LINGKUNGAN DPRDParagraf 1PRODUK HUKUM YANG BERSIFAT PENGATURANPENGESAHAN1.Penandatangan produk hukum daerah yang bersifat pengaturan berupaPerda atau nama lainnya, Perkada, PB KDHdilakukan oleh kepaladaerah.Dalam hal kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berhalangan sementara atau berhalangan tetap penandatangandilakukan oleh pelaksana tugas, pelaksana harian atau penjabatkepala daerah. 2.Penandatangan produk hukum daerah yang bersifat pengaturan berupa Peraturan DPRDdilakukan oleh Ketua DPRD atau wakil Ketua DPRD.PENDOKUMENTASIANPenandatanganan produk hukum daerah yang bersifat pengaturan berbentukPerda atau nama lainnya dibuat dalam rangkap 4 (empat). Pendokumentasian naskah asli Perda oleh: a.DPRD b.Sekretaris daerah; c.biro hukum provinsi atau bagian hukum kabupaten/Kota berupaminute; dan d.SKPD pemrakarsa. Penandatangan produk hukum daerah yang bersifat pengaturan dalam bentukPeraturan DPRD paling sedikit dibuat rangkap 4 (empat). Pendokumentasian naskah asli peraturan DPRD oleh: a. sekretaris daerah; b. sekretaris DPRD; c. alat kelengkapan DPRD pemrakarsa; dan d. bagian hukum kabupaten/kota. Paragraf 2PRODUK HUKUM YANG BERSIFAT PENETAPANPenandatangan produk hukum daerah yang bersifat penetapan dalam bentuk:a.keputusan DPRD dan keputusan pimpinan DPRD dilakukan oleh KetuaDPRD atau wakil Ketua DPRD. b.keputusan Badan Kehormatan DPRD dilakukan oleh Ketua BadanKehormatan DPRD. Penandatangan produk hukum daerah yang berupa penetapan dalam bentukkeputusan DPRD paling sedikit dibuat rangkap 3 (tiga). Pendokumentasian naskah asli keputusan DPRD oleh: a.Pimpinan DPRD; b.alat kelengkapan DPRD pemrakarsa; dan c.sekretaris DPRD. Penomoran produk hukum daerah terhadap Peraturan DPRD, KeputusanDPRD, Keputusan Pimpinan DPRD dan Keputusan Badan Kehormatandilakukan oleh Sekretaris DPRD. Penomoran produk hukum daerah yang berupa pengaturan menggunakannomor bulat. Penomoran produk hukum daerah yang berupa penetapan menggunakannomorkode klasifkasi. Perda yang telah ditetapkan, diundangkan dalam lembaran daerah. Lembaran daerah merupakan penerbitan resmi pemerintah daerah. Pengundangan merupakan pemberitahuan secara formal suatu Perda,sehingga mempunyai daya ikat pada masyarakat. Perda yang telah diundangkan disampaikan kepada gubernur untukdilakukan klarifkasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Tambahan lembaran daerah memuat penjelasan Perda. Tambahan lembaran daerah dicantumkan nomor tambahan lembaran daerah. Tambahan lembaran daerah, ditetapkan bersamaan dengan pengundanganPerda. Nomor tambahan lembaran daerah merupakan kelengkapan danpenjelasan dari lembaran daerah Perkada, PB KDH dan Peraturan DPRD yangtelah ditetapkan diundangkan dalam berita daerah. Peraturan DPRD mulai berlaku dan mempunyai kekuatan mengikat padatanggal diundangkan kecuali ditentukan lain di dalam peraturan perundang-undangan yang bersangkutan. Peraturan DPRD kabupaten/kota yang telah diundangkan disampaikankepada gubernur untuk dilakukan klarifkasi. Sekretaris Daerah mengundangkan peraturan DPRD. Peraturan DPRD dimuat dalam Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum. Produk hukum daerah yang telah ditandatangani dan diberi penomoranselanjutnya dilakukan autentifkasi. Autentifkasi dilakukan oleh Sekretaris DPRD untuk Peraturan DPRD,Keputusan DPRD, Keputusan Pimpinan DPRD, dan Keputusan BadanKehormatan. Penggandaan dan pendistribusian produk hukum daerah di lingkungan DPRDdilakukan oleh Sekretaris DPRD. BAGIAN KEDUAEVALUASI DAN KLARIFIKASI PERDAPRODUK HUKUM DAERAHEvaluasi PerdaBupati/walikota menyampaikan Rancangan Perda kabupaten/kota tentangAPBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawaban APBD,dan pajak daerah,retribusi daerah serta tata ruang daerah paling lama 3 (tiga) hari setelahmendapat persetujuan bersama dengan DPRD termasuk rancangan peraturanbupati/walikota tentang penjabaran APBD/penjabaran perubahan APBDkepada gubernur untuk mendapatkan evaluasi. Gubernur membentuk tim evaluasi untuk melakukan evaluasi terhadapRancangan Perda kabupaten/kota, yang keanggotaannya terdiri atas SKPDsesuai kebutuhan. Tim evaluasi tersebut ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. Timevaluasi tersebut melaporkan hasil evaluasi Rancangan Perdakabupaten/kota kepada gubernur. Hasil evaluasi tersebut dimuat dalam berita acara untuk dijadikan bahankeputusan gubernur. Gubernur melakukan evaluasi Rancangan Perda tentang pajak daerah danretribusi daerah terlebih dahulu berkoordinasi dengan Menteri Keuangan dantentang tata ruang daerah dengan Menteri yang membidangi urusan tataruang. Hasil evaluasi tersebut dijadikan bahan Keputusan Gubernur. Gubernur menyampaikan hasil evaluasi Rancangan Perda kabupaten/kotakepada bupati/walikota paling lambat 15 (lima belas) hari kerja terhitungsejak diterimanya rancangan dimaksud. Bupati/walikota menindaklanjuti hasil evaluasi tersebut paling lambat 7(tujuh) hari kerja sejak diterimanya hasil evaluasi. Apabila bupati/walikota tidak menindaklanjuti hasil evaluasi dan tetapmenetapkan menjadi Perda atau peraturan bupati/walikota, gubernurmembatalkan Perda dan/atau peraturan bupati/walikota dengan peraturangubernur. Klarifkasi PerdaParagraf 1Klarifkasi Hasil EvaluasiBupati/walikota menyampaikan Perda kabupaten/kota dan peraturanbupati/walikota kepada gubernur dan kepada Menteri Dalam Negeri melaluiSekretaris Jenderal paling lama 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan untukmendapatkan klarifkasi. Gubernur membentuk tim klarifkasi yang keanggotaannya terdiri atas SKPDsesuai kebutuhan. Tim klarifkasi ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. Tim klarifkasi melakukan klarifkasi Perda kabupaten/kota dan Peraturanbupati/walikota. Hasil klarifkasi Perda kabupaten/kota dapat berupa: a.hasil klarifkasi yang sudah sesuai dengan kepentingan umum dan/atauperaturan yang lebih tinggi; dan b.hasil klarifkasi yang bertentangan dengan kepentingan umum dan/atauperaturan yang lebih tinggi. Hasil klarifkasi peraturan bupati/walikota yang bertentangan dengankepentingan umum, Perda dan peraturan perundangan yang lebih tinggiuntuk dijadikan bahan usulan gubernur kepada Menteri Dalam Negeri untukpembatalan. Sekretaris Daerah provinsi atas nama gubernur menerbitkan surat kepadabupati/walikota yang berisi pernyataan telah sesuai atas hasil klarifkasi. Gubernur menerbitkan surat kepada bupati/walikota yang berisi rekomendasiagar pemerintah daerah melakukan penyempurnaan Perda dan/ataumelakukan pencabutan Perda. Tindak lanjut terhadap penyempurnaandan/atau pencabutan Perda, Perkada dan Peraturan DPRD dalam bentukperubahan peraturan daerah, perubahan Perkada dan perubahan PeraturanDPRD dengan mekanisme sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.Dalam hal pemerintah daerah kabupaten/kota tidak melaksanakan hasilklarifkasi, Gubernur melalui Menteri Dalam Negeri mengusulkan kepadaPresiden untuk pembatalan. Apabila Presiden paling lama 60 (enam puluh) hari tidak mengeluarkanPeraturan Presiden untuk membatalkan Perda tersebut, Perda dimaksuddinyatakan berlaku. Pembatalan tersebut terhadap sebagian atau seluruh materi Perdakabupaten/kota ditetapkan dengan Peraturan Presiden. Sebagian materi Perda kabupaten/kota berupa pasal dan/atau ayat. Pembatalan tersebutdisertai dengan alasan. Alasan pembatalan tersebut dengan menunjukkan pasal dan/atau ayat yangbertentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Pembatalan ditetapkan paling lama 60 (enam puluh) hari sejak diterimanyaPerda kabupaten/kota. Paling lama 7 (tujuh) hari setelah diterimanya peraturan pembatalan kepaladaerah harus menghentikan pelaksanaan Perda dan selanjutnya DPRDbersama kepala daerah mencabut Perda dimaksud. Dalam hal kabupaten/kota tidak dapat menerima keputusan pembatalanPerda, kepala daerah dapat mengajukan keberatan kepada Mahkamah Agung. Apabila keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, putusan MahkamahAgung menyatakan Peraturan Presiden menjadi batal dan tidak mempunyaikekuatan hukum. Paragraf 2Klarifkasi Peraturan DPRDPimpinan DPRDKabupaten/Kota menyampaikan Peraturan DPRDKabupaten/Kota kepada Gubernur paling lambat 7 (tujuh) hari setelahditetapkan untuk mendapatkan klarifkasi dengan tembusan disampaikankepada bupati/walikota. Ketentuan mengenai klarifkasi perda di atasberlaku secara mutatismutandis terhadap klarifkasiPeraturan DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota.BAGIAN KETIGANOMOR REGISTERBupati/walikota wajib menyampaikan rancangan Perda kabupaten/kotakepada Gubernur paling lama 7 (tujuh) hari setelah disetujui bersama dalamrapat paripurna untuk mendapatkan nomor register Perda. Gubernur memberikan Nomor register rancangan Peraturan Daerah kepadaBupati/Walikota paling lama 2 (dua) hari sejak rancangan perda diterima. Pemberian nomor register tersebut dilaksanakan oleh Kepala Biro HukumProvinsi. Guna memperoleh Nomor registrasi, Rancangan perda dapat disampaikandengan cara: a. secara langsung disertai dengan softcopy raperda; b. pengiriman melalui pos surat disertai dengan softcopy raperda; dan/atau c. Pengiriman melalui pesan elektronik/email. Rancangan perda kabupaten/kota menggunakan Noreg nama perdakabupaten/Kota, nama provinsi: nomor urut dan tahun; nomor seri dan/atauhuruf ditetapkan oleh Biro Hukum Kementerian Dalam Negeri dan BiroHukum Provinsi.Pemantauan dan PelaporanGubernur melakukan pemantauan terhadap tindaklanjut hasil evaluasi danklarifkasi Perda kabupaten/kota peraturan bupati/walikota dan peraturanDPRD kabupaten/kota. Gubernur melaporkan pemantauan hasil evaluasi dan klarifkasi Perdakabupaten/kota, peraturanbupati/walikota danPeraturanDPRDkabupaten/kota serta laporan Perda Kabupaten/Kota yang sudahmendapatkan nomor register kepada Menteri Dalam Negeri melalui SekretarisJenderal. Laporan tersebutdisampaikan paling sedikit 3 (tiga) bulandan/atau sewaktu-waktu jika diperlukan. BAGIAN KEEMPATPENYEBARLUASANPenyebarluasan dilakukan oleh DPRD dan Pemerintah Daerah sejakpenyusunan Program Pembentukan Perda , penyusunan Rancangan Perda,pembahasan Rancangan Perda, hingga Pengundangan Perda. Penyebarluasandilakukan untuk dapat memberikan informasi dan/ataumemperoleh masukan masyarakat dan para pemangku kepentingan. Penyebarluasan Prolegda dilakukan bersama oleh DPRD dan pemerintahdaerah yang dikoordinasikan oleh Balegda. Penyebarluasan Rancangan Perda yang berasal dari DPRD dilaksanakan olehalat kelengkapan DPRD. Penyebarluasan Rancangan Perda yangberasal dari kepala daerahdilaksanakan oleh sekretaris daerah. Penyebarluasan Perda yang telah diundangkan dilakukan bersama oleh DPRDdan pemerintah daerah. Penyebarluasan Perkada, PB KDH dan Keputusan Kepala Daerah yang telahdiundangkan dan/atau diautentifkasi dilakukan oleh pemerintah daerah. Penyebarluasan Peraturan DPRD, Keputusan DPRD, Keputusan PimpinanDPRD dan Keputusan Badan Kehormatan DPRD yang telah diundangkandan/atau diautentifkasi dilakukan oleh DPRD. Naskah produk hukum daerah yang disebarluaskan harus merupakansalinan naskah yang telah diautentifkasi dan diundangkan dalamLembaran Daerah, Tambahan Lembaran Daerah, dan Berita Daerah. BAGIAN KELIMAPARTISIPASI MASYARAKATMasyarakat berhak memberikan masukan secara lisan dan/atau tertulisdalam pembentukan Perda, dan/atau Peraturan DPRD. Masukan secara lisan dan/atau tertulis dapat dilakukan melalui: a. rapat dengar pendapat umum; b. kunjungan kerja; c. sosialisasi; dan/atau d. seminar, lokakarya, dan/atau diskusi. Masyarakat merupakan orang perseorangan atau kelompok orang yangmempunyai kepentingan atas substansi Rancangan Perda, Perkada, PB KDHdan/atau Peraturan DPRD. Untuk memudahkan masyarakat dalam memberikan masukan secara lisandan/atau tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setiap RancanganPerda, Perkada, PB KDH dan/atau Peraturan DPRD harus dapat diaksesdengan mudah oleh masyarakat. BAGIAN KEENAMBENTUK FISIK PRODUK HUKUMPenulisan produk hukum daerah diketik dengan menggunakan jenis hurufBookman Old Style dengan huruf 12. Produk Hukum Daerah dicetak dalam kertas yang bertanda khusus. Kertas bertanda khusus dengan ketentuan sebagai berikut: a.menggunakan nomor seri dan/atau huruf, yang diletakan padahalaman belakang samping kiri bagian bawah; dan b.menggunakan ukuran F4 berwarna putih. Penetapan nomor seri dan/atau huruf dilkukan dengan ketentuan sebagaiberikut: a.Perda Provinsi, Perkada, PB KDH, Keputusan Gubernur oleh Birohukum. b.Perda Kabupaten/Kota, Perkada, PB KDH, Keputusan Bupati/walikotaoleh Bagian Hukum; dan c.Peraturan DPRD, Keputusan DPRD, Keputusan pimpinan DPRD danKeputusan Badan Kehormatan DPRD oleh Sekretaris DPRD. Nama provinsi dicantumkan pada halaman pertama di bawah kop lambangNegara terhadap Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Nama provinsi dicantumkan pada halaman pertama di bawah kop lambangDPRD terhadap Peraturan DPRD, Keputusan DPRD, Keputusan PimpinanDPRD, dan Keputusan Badan Kehormatan Kabupaten/Kota. Setiap tahapan pembentukan Perda, dan Peraturan DPRD mengikutsertakanperancang peraturan perundang-undangan. Selain perancang peraturan perundang-undangan tahapan pembentukanPerda, dan Peraturan DPRD mengikutsertakan peneliti dan tenaga ahli. Pemerintahan daerah dan/atau DPRD dapat mengkonsultasikan materimuatan dan teknik penyusunan Perda, dan Peraturan DPRD sebelumditetapkan. Konsultasi diberikan oleh Kementerian Dalam Negeri dan/atau Kementerianlainnya sesuai tugas fungsi. ---------------------------------------------------------KEPALA BAGIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGANBIRO HUKUM SETDA PROVINSI NTTANDREAS NAHAK,SH