Upload
karaengandipettaraja-nackdaeng-asliandirwansyah-djoesoef
View
87
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
DEPARTEMEN KEMENTERIAN DALAM NEGERI
2012
PRAKTEK KEHUMASAN
Konsultan Humas
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN JUDUL .................................................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2
A. Pengertian Konsultan Humas .......................................................................................... 2
B. Konsultan Public Relation (PR ....................................................................................... 2
C. Tugas Seorang Konsultan Kehumasan ........................................................................... 3
D. Macam-macam Bentuk Jasa yang Disediakan ................................................................ 4
E. Memantapkan Hubungan Dengan Konsultan ................................................................. 4
F. Pelaksanaan Layanan Konsultasi .................................................................................... 6
G. Berakhirnya Hubungan Klien dengan Konsultan ........................................................... 8
H. Tarif Jasa Konsultan ....................................................................................................... 8
I. Kelebihan dan Kekurangan Pengguna Konsultan......................................................... 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 11
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Praktek Kehumasan : Konsultan Humas”.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritikdan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada :
1. Ibu Dosen Pengajar mata pelatihan Praktek Kehumasan yang telah meluangkan waktu, tenaga
dan pkiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian
penyusunan makalah ini
2. Rekan-rekan semua di Kelas F-13,14, dan 15 Fakultas Politik Pemerintahan Institut
Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan baik
berupa bantuan moril maupun materil dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah
memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, AmiinYaaRobbal
„Alamiin.
Jatinangor, 26 April 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Semua organisasi baik profit maupun non profit menginginkan reputasi yang baik dan
pengelola reputasi dalam organisasi seharusnya dijalankan oleh Publik Relations (PR). Tetapi pada
kenyataannya tidak semua organisasi memiliki PR karena pada dasarnya ada beberapa pertimbangan
apabila sebuah organisasi atau perusahaan ingin mendirikan sebuah departemen baru dalam
organisasinya. Tidak menutup mata bahwa di Indonesia masih banyak perusahaan atau organisasi
yang belum sadar akan kebutuhan PR bagi dirinya. Hal ini terjadi karena bisa jadi cara pandang
tentang pengoperasian sebuah organisasi berbeda-beda.
Di sisi lain keinginan untuk mendirikan sebuah departemen baru terhalang oleh biaya atau
mungkin bisa jadi juga karena pertimbangan keraguan apakah departemen yang baru tersebut dapat
secara efektif beroperasi. Berdasarkan hal tersebut ada baiknya sebuah perusahaan mencoba
menjajagi pentingnya fungsi PR dan apa hasil yang dapat diraih dengan melaksanakan fungsi PR
tersebut. Oleh karena itu jalan tengah yang dapat disarankan adalah menyewa konsultan PR untuk
membantu mewujudkan harapan akan reputasi positif sekaligus menepis serta menyakinkan bahwa
PR adalah penting dan bermanfaat bagi oragnisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsultan Humas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsultan adalah ahli yang tugasnya memberi
petunjuk, pertimbangan, atau nasihat dalam suatu kegiatan (penelitian, dagang, dsb); penasihat.
Konsultan adalah sparring partner untuk pembuat keputusan (decision maker) dalam
menjalankan tugas-tugasnya. Sparring partner ini bisa berarti si konsultan memberikan pertimbangan
atas berbagai alternatif tindakan (seperti pertimbangan risiko), atau memberikan suatu analisis yang
mendalam atas suatu fenomena untuk diberikan kepada si pembuat keputusan, dan bisa juga
menjabarkan suatu keputusan ke dalam bentuk yang lebih konkrit atau detail sesuai dengan
kebutuhan.
Jadi, seorang konsultan itu memberikan analisis atau kajian, opini atau pendapat, serta
penjabaran (detail) atas suatu fenomena yang menjadi fokus perhatian seorang pembuat keputusan
atau sebuah organisasi. Satu hal yang pasti, konsultan tidak pernah membuat keputusan untuk klien,
dia hanya memberikan analisis, opini, dan penjabaran. Keputusan tetap di tangan si klien. Seorang
konsultan bukanlah pembuat keputusan untuk si klien.
Konsultan humas adalah praktek pemberian jasa pelayanan kreatif dan teknik-teknik khusus
yang dilakukan oleh individual atau lembaga yang berhak melakukannya berdasarkan pengalaman,
kemampuan, keahlian, kepemilikan, identitas, atau berbadan hukum, untuk tujuan usaha jasa
konsultan.
B. Konsultan Public Relation (PR)
Mendapatkan konsultan yang baik dapat dilakukan dengan cara membaca dengan detail
layanan yang pernah dilakukan dengan melihat track recordnya. Perlu pula mempertimbangkan atau
mendapatkan referensi dari pihak lain tentang reputasi konsultan yang akan disewa serta perlu
mengecek keberadaan konsultan tersebut apakah mereka tercatat dalam professional body karena
biasanya dari merekalah akreditasi atau sertifikasi konsultan diperoleh. Tentu saja dalam memilih
harus disesuaikan dengan kebutuhan dasar dari perusahaan dan dana yang ada.
Berikut ini beberapa dasar pertimbangan mengapa konsultan dibutuhkan:
· Pada saat kita membutuhkan pengelola program yang sifatnya hanya jangka pendek dan adalah
proyek – proyek yang spesifik
· Kebutuhan akan pengerjaan pekerjaan yang fluktuatuif (tidak tetap terkadang rendah tetapi di
saat tertentu tinggi)
· Membutuhkan pekerjaan dengan ketrampilan khusus, dan ketrampilan ini tidak dimiliki oleh
karyawan yang ada
· Memerlukan objektifitas tinggi. Konsultan dapat mengerjakan pekerjaan tanpa terimbas oleh
kepentingan – kepentingan tertentu.
· Jika membutuhkan tangan dan kaki untuk melaksanakan sebuah pekerjaan. Apabila kita
merencanakan banyak program atau pekerjaan dan membutuhkan sumber daya manusia yang
banyak untuk menyelesaikan masalah tersebut. Konsultan mampu menyediakan tim yang untuk
melakukan rencana – rencana tersebut ( Macnamara; 1996, 240 -241)
C. Tugas Seorang Konsultan Kehumasan
1. Memfasilitasi hubungan perusahaan/lembaga publik/pemerintah daerah/organisasi
profesi/pengusaha dengan redaksi/perusahaan/bagian iklan media cetak dan elektronik.
2. Penanganan krisis citra, penanganan suatu keadaan dimana kepercayaan
masyarakat/konsumen/konstituen politik terhadap lembaga publik/perusahaan mengalami
kemerosotan atau kemunduran dan bahkan kehilangan kepercayaan dikarenakan kejadian
peristiwa negatif tertentu, yang mendapat perhatian publik, media cetak dan media
elektronik.
3. Analisis media, membantu klien agar tidak dirugikan akibat pemberitaan yang salah dan bias
disebabkan oleh: sudut pandang wartawan yang negatif dalam penulisan berita, pilihan
bahasa dan cara penyampaian oleh wartawan yang kurang tepat, prasangka tersembunyi,
bias waktu, kesalahan wartawan memahami konteks, perspektif wartawan yang dangkal, dan
berbagai bentuk interes kepentingan sehingga dalam menonjolkan isu dan fakta tidak
berimbang dan merugikan klien.
4. Penulisan siaran pers (press release), berita jadi layak siar/muat, karangan khas (features),
artikel/opini, wawancara khusus untuk publikasi media cetak dan elektronik, surat pembaca,
surat keluhan konsumen/pengaduan, dsb.
5. Penulisan naskah pidato; tema ekonomi-bisnis, politik, sosial-budaya dsb untuk
perseorangan, pemimpin bisnis, politisi, pemimpin daerah, pemimpin organisasi nirlaba,
pemuka masyarakat, dsb.
D. Macam-macam bentuk jasa yang disediakan
Secara umum bentuk pelayanan konsultan adalah:
1. Pemberian jasa konsultif seperti pemberian nasihat.
2. Layanan jasa terintegrasi yang luas dalam bentuk eksekusi dalam bantuannya.
3. Gabungan dari jasa konsultif dan eksekusi, hingga evaluasi program kerja humas.
E. Memantapkan Hubungan dengan Konsultan
Hubungan antara klien dan konsultan biasanya meliputi tiga tahap yaitu kontak awal,
melakukan pertemuan dan menentukan kontak. Berikut ini akan dibahas satu persatu mengenai hal
tersebut:
1) Kontak Awal
Hubungan antara klien dan konsultan biasanya dapat terjadi langsung maupun secara tidak
langsung. Secara langsung misalnya secara pertemanan meminta konsultan untuk membantu
organisasi untuk memberikan pelatihan, mengelola pelatihan atau secara khusus sebagai praktisi
diundang untuk memberikan masukan kepada organisai. Kontak klien secara tidak langsung dapat
terjadi misalnya dari pembaca tulisan, buku, artikel yang dikeluarkan oleh konsultan. Ketertarikan
pembaca akan konsep yang dipaparkan ditindaklanjuti dengan mengundang konsultan tersebut.
2) Pertemuan Awal
Ketika kontak sudah terjadi, langkah berikutnya adalah mengadakan pertemuan antara klien
dan konsultan. Pada pertemuan ini pihak konsultan hendaknya memberikan presentasi yang menarik.
Presentasi yang menarik diharapkan dapat menjual, biasanya membahas hal-hal sebagai berikut:
1. Kepemilikan konsultan, termasuk badan hukum yang menaungi.
2. Klien–klien yang pernah ditangani termasuk di dalamnya, kasus–kasus yang pernah
diselesaikan
3. Besaran nilai kegiatan yang pernah dicapai
4. Pengalaman yang mendukung
5. Komitmen konsultasi pada pengembangan profesional
6. Tim yang akan melakukan pekerjaan
7. Bagaimana mekanisme pelaporannya termasuk di dalamnya monitoring anggaran dan prosedur
pelaporannya
8. Pengelolaan dana
9. Biaya konsultansi dan biaya tim admisnistrasi termasuk juga kesepakatan charge biaya
operasional misalnya penggunaan telepon, internet, dll
10. Evaluasi kinerja
11. Beberapa hal yang mungkin perlu dijaga kerahasiaan, hak cipta, dll
3) Menyusun Kontrak
Jika kesepakatan telah terjadi langkah berikutnya yang dilakukan adalah menyusun
kontrak. Kontrak pada dasarnya memuat komitmen kedua belah pihak dan harapan yang ingin
dicapai. Wister dalam Goldhaber mengatakan bahwa kontrak adalah pertukaran harapan secara
eksplisit, bagian dari dialog, bagian dari dokumen tertulis yang menjelaskan hal–hal yang disepakati
oleh klien dan konsultan meliputi tiga hal berikut:
1. Apa yang ingin dicapai dari hubungan tersebut,
2. Berapa lama investasi tersebut disepakati, kapan dan berapa biaya yang disepakati,
3. Dasar aturan yang digunakan untuk melandasi hubungan kedua belah pihak. Termasuk di
dalamnya mengenai batas waktu laporan serta dasar hukum dan kesepakatan penyelesaian
masalah serta pihak mana yang harus dilibatkan untuk penyelesaian masalah.
F. Pelaksanaan Layanan Konsultasi
Menurut Goldhaber dikenal 3 model konsultasi yaitu
1. Purchase Model
Pada model ini klien mendefinisikan apa yang dibutuhkan berdasarkan diagnosa terhadap
sistem yang ada. Kemudian klien melakukan pendekatan kepada konsultan untuk membeli layanan
dan informasi berdasarkan kebutuhan tersebut. Pada model ini baik klien maupun konsultan berada
pada posisi linier. Contoh misalnya konsultan diminta untuk memberikan pelayanan sementara tujuan
dari pelatihan tersebut dibuat atas permintaan klien. Klien menginginkan informasi atau konsultasi
mengenai masalah komunikasi atasan bawahan di organisasi (klien tahu masalah yang terjadi di
organisasinya sehingga topik yang ingin dibahas adalah masalah yang sudah teridentifikasi
sebelumnya),dll
Menurut Schein dalam Goldhaber keberhasilan dari model ini sangat tergantung dari akurasi
diagnosa klien terhadap masalah, mengkomunikasikannya kepada konsultan, melakukan asesment
terhadap konsultan apakah mereka mampu menangani hal ini atau tidak.
2. Doctor Patient Model
Klien bertindak sebagai orang sakit, mendeskripsikan gejalanya kepada konsultan tanpa tahu
apa masalah yang terjadi padanya. Para konsultan disini adalah mendiagnosa penyakit yang diderita
pasien dan membuat resep apa yang seharusnya dilakukan. Pada model ini biasanya konsultan disewa
untuk melihat kondisi organisasi. Perbedaan utama antara model ini dengan model sebelumnya adalah
sumber dari diagnosa. Pada purchase model sumber diagnose berasal dari klien sedangkan pada
doctor patient model, diagnose bersumber dari konsultan.
Proses ini dapat gagal apabila konsultan tidak dapat melakukan diagnosa secara jeli terhadap
klien. Ini dapat terjadi apabila klien tidak mau menerima resep dari konsultan, hal ini biasa terjadi
pada organisasi-organisasi yang defensive dimana karyawan atau manajer tidak mau bekerjasama
dengan konsultan untuk memaparkan kondisi yang sesungguhnya terjadi.
3. Process Model
Pada model ini konsultan dan klien duduk bersama menggali masalah. Melakukan intervensi
dan menyelesaikan masalah bersama – sama. Menurut Schein tugas utama konsultan di sini adalah
membuat klien menerima, memahami, dan bertindak berdasarkan proses yang berlandaskan kondisi
yang terjadi pada lingkungan klien. Pada proses ini diharapkan dan diasumsikan adanya keinginan
para anggota anggota untuk pengembangan organisasi ke arah yang lebih baik. Manajer tidak tahu apa
yang salah, tidak tahu bagaimana penyelesaian masalahnya, tulus menginginkan organisasi menjadi
baik, dan akan dapat menjadi efektif apabila mereka dapat belajar mendiagnosa masalahnya sendiri.
Dari pihak konsultan diasumsikan mereka mampu bekerjasama dengan anggota organisasi, mampu
menyediakan alternatif penyelesaian masalah, memiliki kemampuan mendiagnosa masalah dan
memberikan jalan keluarnya. Pada model ini konsultan membantu organisasi agar dapat mampu
menggunakan sumber dayanya untuk menyelesaikan masalah.
Masing–masing model memiliki kelebihan dan kekurangannya masing– masing, sehingga
model mana yang akan digunakan dikembalikan lagi kepada organisasi masing – masing yang akan
menggunakan jasa konsultan.
Turner dalam Goldhaber menyarankan 8 hal mendasar tujuan konsultansi yaitu:
· Menyediakan informasi bagi klien
· Menyelesaikan masalah klien
· Membuat diagnosa, yang diturunkan dari analisis permasalahan
· Membuat rekomendasi berdasarkan diagnosa tersebut
· Membantu implementasi solusi yang direkomendasikan
· Membangun konsensus serta komitmen melalui tindakan aksi dan koreksi
Memfasilitasi pembelajaran klien, mengajari klien dalam menyelesaikan masalah yang sama di
kemudian hari
· Meningkatkan efektifitas organisasi secara permanen.
G. Berakhirnya Hubungan Klien dengan Konsultan
Konsultan komunikasi apabila merasa ketrampilan yang dikembangkan meningkat dan berhasil,
maka sudah saatnya untuk mengakhiri hubungan antara konsultan dan klien. Keputusan ini
merupakan bagian dari proses model yang merupakan niat dari kedua belah pihak. Memulai
pemutusan hubungan bukan berarti konsultan tidak akan kembali lagi ke organisasi tersebut. Metode
yang berhasil biasanya jika dilakukan perlahan – lahan dalam tenggang waktu tertentu. Sebagai
contoh konsultan mengurangi keterlibatannya dengan organisasi dari 2 hari per minggu menjadi 1 hari
per minggu dan seterusnya sampai hubungan tersebut akhirnya berakhir.
Konsultan atas dasar kesadarannya dapat dua kali setahun mengontak organisasi tersebut untuk
melihat perkembangannya bukan berarti menjual produk/jasanya. Memang konsultan dan kliennya
memiliki hak untuk mengakhiri hubungan apabila syarat–syarat di dalam kontrak dilanggar. Apabila
proses ini terjadi (pelanggaran kontrak) konsultan harus menjadwalkan pertemuan dengan top
manajemen, mendiskusikan alasan pengakhiran hubungan ini. Apabila manajemen yang berinisiatif
memutuskan hubungan dengan konsultannya, mereka juga harus menyebutkan alasan-alasan dari
kontrak yang dilanggar.
H. Tarif Jasa Konsultan
Konsultan dibayar untuk
1. Profesional fee (meliputi waktu berkonsultasi)
2. Production fee (meliputi cetakan, fotografi, dll)
3. Biaya Umum meliputi biaya pengiriman, fax, telephone, biaya perjalanan, dll
Biaya produksi dan biaya umum biasanya ditagihkan pada item tertentu yang harus dilampiri
persetujuan dari klien. Kebanyakan konsultan PR membuat tarif profesional Fee nya melalui tiga
metode yaitu:
Basis Masa (biaya dibayarkan secara bulanan)
Berbasis Proyek berdasarkan nilai suatu proyek
Berbasis Jam.
Dalam setiap kasus, konsultasi yang terpercaya mereka membuat time sheet yang digunakan
untuk penagihan. Tahun 1995, perusahaan PR menetapkan tarif 80-300$/jam sekitar Rp. 700.000-
2.700.000,- per jam (kasus di Amerika). Berdasarkan informasi dari konsultan yang ada di Indonesia,
tahun 2004 biaya konsultasi adalah sekitar Rp. 3.500.000,- hingga Rp. 5.000.000,- per jam
Konsultan PR, memiliki nilai jual utama untuk memberi nasehat, menulis, koordinasi,
mengelola kampanye dengan beberapa biaya produksi untuk produk yang dihasilkan sebagai bagian
dari nilai program. Penetapan biaya berbasis jam jarang digunakan pada kebanyakan konsultan karena
konsultan dan klien dalam kondisi tidak saling mengetahui keadaannya masing–masing dalam arti
konsultan belum tahu apa yang harus dikerjakan maupun kemampuan finansial klien dan klien belum
mengetahui seberapa masalah yang dihadapi dan belum tahu mengenai kemampuan konsultan.
(Macnamara, 1985:255)
Jika menggunakan biaya berbasis waktu Kim Harrison menyatakan bahwa konsultan harus
mengisi time sheet setiap hari. Time sheet inilah yang akan dijadikan patokan penagihan. Biasanya
pembayaran setiap bulan dengan menyertakan aktifitas bulanan (melalui rekap keuangan). Apabila
seorang konsultan senior digunakan, proporsi mereka ditempatkan pada admninistrasi, aktifitas
networking. (Harrison; 2001, 111)
Apabila perusahaan ingin konsultan PR nya terus melakukan pekerjaan baginya, tidak bekerja
pada kompetitor, terus bersedia bekerja bagi perusahaan tersebut setiap saat, maka digunakan basis
retainer (sebagian biaya dibayarkan sebelum jatuh tempo).
Biaya berbasis proyek biasanya digunakan apabila pekerjaannya dikerjakan dalam kerangka
waktu dan lingkungan yang sudah dapat diidentifikasi/diprediksikan. Contohnya bagi kegiatan
launching product lebih mudah dibuat pembiayaannya sebagai biaya proyek karena mempunyai awal
maupun akhir pekerjaan. Demikian juga untuk konferensi, seminar, pameran, dll biasanya
menggunakan pembiayaan berbasis proyek. Harus dimengerti bahwa biaya berbasis proyek ataupun
biaya berbasis masa meliputi
seluruh waktu konsultasi, tetapi tidak termasuk biaya-biaya tetap (kurir, surat menyurat, fax, dll) biaya
produksi (cetakan, fotografi, desain, dll). Beberapa konsultan PR membuat penagiahan terpisah untuk
biaya-biaya perjalanan atau pertemuan dengan klien (Macnamara, 1985:256).
I. Kelebihan dan Kekurangan Pengguna Konsultan
Setelah secara detail memahami konsultan dan proses – proses yang ada di dalamnya. Perlu
juga diketahui kelebihan dan kelemahan sebuah organisasi menggunakan jasa konsultasi. Hal ini perlu
disampaikan sebagai dasar pertimbangan sebelum memutuskan untuk menggunakan konsultan atau
mendirikan sebuah departemen baru. Adapun kelebihan dan kelemahannya adalah sebagai berikut:
Kim Harrison memaparkan kelebihan dan kelemahan adalah
Kelebihan/Keuntungan
Klien dapat dianalisis dengan lebih objektif
Konsultan memiliki ketrampilan dan pengalaman yang beragam
Konsultan (pada umumnya yang besar ) memiliki akses pada sumberdaya yang besar
Konsultan yang baik memiliki akses yang baik dengan media, pemuka pendapat,
pemerintah,dll
Kelemahan/Kekurangan
Kekurangmampuan memahami masalah klien yang uni (yang khas miliki sebuah organisasi)
Kurang komitmen terhadap waktu (tidak dapat penuh waktu)
Perlu waktu penyesuaian dengan klien baru
Rasa tidak suka dari staf PR internal
Membutuhkan tingkat kepercayaan yang sangat tinggi
Biaya konsultansi mahal
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ø Menurut kamus besar bahasa Indonesia, konsultan ahli yang tugasnya memberi petunjuk,
pertimbangan, atau nasihat dl suatu kegiatan (penelitian, dagang, dsb); penasihat
Ø Konsultan humas adalah praktek pemberian jasa pelayanan kreatif dan teknik-teknik khusus
yang dilakukan oleh individual atau lembaga yang berhak melakukannya berdasarkan
pengalaman, kemampuan, keahlian, kepemilikan, identitas, atau berbadan hukum, untuk
tujuan usaha jasa konsultan.
Ø Mendapatkan konsultan yang baik dapat dilakukan dengan cara membaca dengan detail
layanan yang pernah dilakukan dengan melihat track recordnya. Perlu pula
mempertimbangkan atau mendapatkan referensi dari pihak lain tentang reputasi konsultan
yang akan disewa serta perlu mengecek keberadaan konsultan tersebut apakah mereka tercatat
dalam professional body karena biasanya dari merekalah akreditasi atau sertifikasi konsultan
diperoleh.
Ø Macam-macam bentuk jasa yang disediakan
Secara umum bentuk pelayanan konsultan adalah:
1. Pemberian jasa konsultif seperti pemberian nasihat.
2. Layanan jasa terintegrasi yang luas dalam bentuk eksekusi dalam bantuannya.
3. Gabungan dari jasa konsultif dan eksekusi, hingga evaluasi program kerja humas.
Ø Tarif Jasa Konsultan
Konsultan dibayar untuk
1. Profesional fee (meliputi waktu berkonsultasi)
2. Production fee (meliputi cetakan, fotografi, dll)
3. Biaya Umum meliputi biaya pengiriman, fax, telephone, biaya perjalanan, dll
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Konsultan
http://megistra.blogspot.com
http://publicrelationsidaananda.blogspot.com/2009/02/berkenalan-dengan-jasa-konsultan.html
http://pksm.mercubuana.ac.id
http://ririsatria40.wordpress.com/2010/04/18/konsultan/